UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
MAKALAH NON-SEMINAR (TUGAS KULIAH)
ARTIKEL BISNIS INDUSTRI MEDIA TV ‘INDONESIA MENUJU BROADBAND, ANTARA HAMBATAN, TANTANGAN, DAN MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN’ (Tugas akhir semester mata kuliah Bisnis Industri Media TV oleh Amelia Hezkasari Day)
Diajukan Oleh :
Ryan Hasri 0906492120 Program Studi Industri Kreatif Penyiaran
Departemen Ilmu Komunikasi Program Sarjana Reguler Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Depok 2013
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan oleh
:
Nama
: Ryan Hasri
NPM
: 0906492000
Program Studi
: Industri Kreatif Penyiaran
Judul Artikel
: Indonesia Menuju Broadband “Antara Hambatan, Tantangan dan Kebutuhan Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa”
Diajukan sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada Program S1 Reguler Departemen Ilmu Komunikasi, Peminatan Industri Kreatif Penyiaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 28 Januari 2013
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ryan Hasri
NPM
: 0906492120
Program Studi
: Industri Kreatif Penyiaran
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Fakulta s
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Makalah Non-Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya saya yang berjudul: ARTIKEL “INDONESIA MENUJU BROADBAND, ANTARA HAMBATAN, TANTANGAN, DAN KEBUTUHAN MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BANGSA”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas saya ini selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok Pada tanggal : 28 Januari 2013
Yang menyatakan
(Ryan Hasri)
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ryan Hasri
NPM
: 0906492120
Program Studi
: Industri Kreatif Penyiaran
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Fakulta s
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Makalah Non-Seminar
dengan ini menyatakan bahwa karya saya yang berjudul: ARTIKEL “INDONESIA MENUJU BROADBAND, ANTARA HAMBATAN, TANTANGAN, DAN KEBUTUHAN MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BANGSA”
merupakan karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan ataupun plagiarism. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok Pada tanggal : 28 Januari 2013
Yang menyatakan
(Ryan Hasri)
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Program Sarjana Reguler
Ryan Hasri 0906492120
Peminatan Industri Kreatif Penyiaran
ABSTRAK
Pengetahuan kini diakui sebagai hal yang setidaknya sama pentingnya dengan modal fisik, modal keuangan, dan sumber daya alam sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Di abad millenium ini, pengetahuan telah dipandang sebagai salah satu prasyarat untuk menerapkan inovasi. Salah satu yang mendukung terwujudnya masyarakat yang memiliki kekuatan dalam bidang ilmu pengetahuan ialah melalui penyediaan informasi yang luas dan mampu menjangkau seluruh lapisan. Tersedianya akses informasi yang luas bagi masyarakat ini mampu diwujudkan dengan meratanya informasi tersebut dapat diperoleh. Broadband merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dibutuhkan. Melalui ketersediaan jaringan broadband, maka masyarakat dunia pada umumnya dan ndonesia secara khusus akan mampu menjawab tantangan milenium mengenai terwujudnya pemerataan kesejahteraan melalui pemerataan penyebaran ilmu pengetahuan bagi warganya yang akan melahirkan inovasi-inovasi berharga bagi bangsa ini.
Key Words : broadband; inovasi; informasi
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Program Sarjana Reguler
Ryan Hasri 0906492120
Peminatan Industri Kreatif Penyiaran
ABSTRACT
Knowledge is now recognized as being at least as important as physical capital, financial capital, and natural resources as a source of economic growth. In this millennium, knowledge has been regarded as one of the preconditions for implementing innovation. One that supports the realization of people which has strengths in science is through the provision of extensive information and be able to reach all layers. Providing broad access to information for the public is able to be realized by the spread evenly of such information can be obtained. Broadband is one of the many things that are needed. Through the availability of broadband networks, the community in general and Indonesia in particular will be able to answer the challenge of the millennium, the realization of equitable distribution of welfare through dissemination of knowledge for the citizens who will create valuable innovations for the nation.
Key Words : broadband; innovation; information
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, sedalamdalamnya penulis panjatkan karena berkat rahmat dan karuni-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini mengangkat mengenai pentingnya keberadaan teknologi internet pita lebar (broadband) bagi kemajuan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Keberadaan teknologi ini sendiri merupakan hal yang penting bagi kemajuan bangsa, dikarenakan pada era ini manusia diberbagai belahan dunia telah dihadapkan pada kenyataan bahwa kesejahteraan bukanlah lagi hanya urusan modal ekonomi, dan juga pembangunan fisik belaka. Akan tetapi, didalamnya terdapat peranan ilmu pengetahuan sebagai pilar utama pendiri kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa perlu menuliskan sebuah pemaparan mengenai teknologi broadband yang penulis beri judul ‘Indonesia Menuju Broadband, Antara Hambatan, Tantangan, dan Kebutuhan Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa’ Penulis ingin berterima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan paper ini terutama kepada Ibu Amelia Hezkasari Day selaku dosen mata kuliah Bisnis Industri Media TV yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam segala proses pengerjaan paper ini. Semoga paper ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi siapapun yang membacanya. Depok, Januari 2013
Ryan Hasri
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
1
A. Pendahuluan
2
B. Broadband dan Kesejahteraan Sosial
3
C. Infrastruktur
4
D. Apa yang Dibutuhkan Indonesia
5
E. Kesimpulan
6
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Indonesia Goes Broadband, Antara Kendala, Tantangan dan Kebutuhan untuk Kesejahteraan Negara (Between Barriers, Challenge, and Needs To Realize Nation Welfare)
A. PENDAHULUAN Fakta berbicara bahwa era kehidupan manusia terus berubah dari era yang belum mengenal komunikasi sampai ke era yang seluruh segi kehidupannya diatur dan terikat dengan komunikasi. Fakta juga berbicara bahwa perubahan era ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Sebuah fakta menarik bahwa dunia saat ini sebenarnya bukan lagi berada pada information age, akan tetapi saat ini dunia telah berada pada level yang lebih jauh dari itu, yaitu conceptual age dimana kini manusia tidak lagi hanya menjadi pihak yang mengindustrialisasi kekayaan yang dimilikinya tanpa memikirkan sekelilingnya.1 Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Daniel Pink sebagai berikut “Conceptual age workers must be able to “create artistic and emotional beauty, to detect patterns and opportunities, to craft a satisfying narrative, and to combine seemingly unrelated ideas into a novel invention…to empathize, to understand the subtleties of human interaction, to find joy in one’s self and elicit it in others” (p. 51). (Daniel Pink, A Whole New Mind. 2005) Di dalam conceptual age, manusia dihadapkan pada inovasi + skill + ilmu pengetahuan (knowledge) yang mendorong tejadinya peningkatan ekonomi namun mengedepankan kesetaraan. Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam conceptual age ialah knowledge infrastructure dengan jaringan komunikasi, sistem informasi, dan investasi sumber daya manusia sebagai pilar-pilar yang membuat tujuan pembangunan infrastruktur ilmu pengetahuan itu tercapai. Kesetaraan yang ingin dicapai dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan yang harus dimiliki manusia menwajibkan tiap negara di dunia mengedepankan pembangunan infrastruktur ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Data Human Development Index tahun 2011, menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 186 negara. Penilaian ini dilakukan berdasarkan pada kesetaraan
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
pendidikan, kesehatan, dan pendapatan yang diterima oleh warga negaranya. Pertumbuhan ekonomi indonesia yang meningkat sebesar 6,5% berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur yang memadai terutama untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini mengakibatkan belum adanya kesetaraan pendidikan bagi seluruh warga negara. Ini terlihat dari masih datarnya grafik pertumbuhan pendidikan indonesia 2010 – 2011. Hal ini menunjukkan masih ada kesenjangan pemerataan pendidikan di Indonesia sehingga juga ikut menyebabkan belum terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh warga negara. Karena dengan tidak meratanya pendidikan maka kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraan pun akan ikut terhambat. Teknologi internet sebagai salah satu penunjang pemerataan pendidikan dan pengetahuan di era modern telah menjadi pendorong kemajuan baik ekonomi, pendidikan maupun kesehatan di beberapa negara di dunia seperti Korsel, Swedia, Selandia Baru, dan Australia. Akan tetapi, kemajuan negara-negara lain didunia dengan dorongan teknologi IT yang dimilikinya ternyata tidak serta merta terjadi pula di indonesia. Jika melihat dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), saat ini terjadi peningkatan bisnis IT dengan pertumbuhan 13,2%. Hal ini didukung pula dengan pertumbuhan pengguna ponsel di tanah air yang mencapai 45 juta dimana sudah ada 19% dari jumlah tersebut menggunakan smartphone. Akan tetapi lagi-lagi kita harus menikmati kualitas layanan internet yang tersendat-sendat dikarenakan lambatnya pembangunan infrastrukur, terutama infratstrukur telekomunikasi. Untuk mencapai pemerataan dan semakin berkualitasnya internet di Indonesia yang dapat menunjang pula pemerataan kehidupan, maka solusinya ialah Indonesia harus mempercepat pembangunan infrastrukur internet Pita Lebar (Broadband).
B. BROADBAND DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
"for every one percentage point increase in broadband penetration in a state, employment is projected to increase by 0.2 to 0.3 percent per year” (brooking institute)
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Berdasarkan data statistik tahun 2008-2009, kesiapan Indonesia dalam dunia IT berada di atas Thailand, sedangkan dalam dunia teknologi komunikasi Indonesia menjadi negara pengguna handphone terbesar keenam di dunia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Wireless Inteligence. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia bukan lagi negara yang bisa meremehkan persoalan pengembangan teknologi Pita Lebar (broadband) ini sebagai salah satu pilar dalam mewujudkan Millenium Development Goals yang harus dicapainya. Sebuah studi yang dilakukan di Brazil menunjukkan bahwa negara ini mengalami peningkatan GDP sebesar 1,4% setelah melakukan penetrasi dalam bidang broadband.2 Di China, setiap penetrasi broadband sebanyak 10%, mengakibatkan peningkatan GDP sebesar 2,5%. Melihat fakta ini, negara-negara di dunia seharusnya sudah memiliki perancangan dan visi untuk mewujudkan teknologi broadband sebagai usaha untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam usaha untuk mewujudkan teknologi broadband ini, negara tidak boleh hanya menjadi penyelenggara tunggal tanpa adanya peranan dari sektor swasta, karena tanpa adanya kerjasama antara keduanya maka penetrasi broadband sebagai knowledge infrastructure yang dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya tidak akan terwujud.3 (KURANG DATA HDI vs GDP NEGARA LAIN, BERIKAN 2-3 NEGARA MAKMUR, LIHAT DI SINI http://www.allcountries.org/uscensus/communications_and_information_technology.html)
C. INFRASTRUKTUR Menurut data tahun 2009, jumlah pengguna teknologi broadband telah mencapai 500 juta pengguna dari total 6,75 miliar jiwa penduduk dunia saat ini. Dan peningkatan pengguna broadband juga terus terjadi sampai dengan tahun 2010. Selain itu, trend penggunaan mobile internet juga terus mengalami peningkatan.3 Dengan jumlah penduduk sebesar 237 juta jiwa4, dan jumlah pengguna internet mencapai 36 juta (peringkat 15 dunia – data 2008), Indonesia masih sangat tertinggal dalam penetrasi broadband yang hanya mencapai 1 %. Hal ini merupakan suatu kejadian yang ironis mengingat bahwa di Indonesia terdapat 11 operator yang enam di antaranya menyediakan service broadband dengan tingkat pertumbuhan penggunaan handphone nomor enam di dunia. Ini merupakan jumlah yang cukup untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat Indonesia mengenai teknologi broadband, namun lagi-lagi kita harus gigit
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
jari karena pada kenyataannya perkembangan teknologi broadband di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain. Wimax sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan “Indonesia Goes Broadband” masih belum dapat terealisasi karena perbedaan standar yang dimiliki oleh pemerintah dengan operator, sehingga belum dihasilkan regulasi yang memadai untuk mewujudkannya. Bahkan ada rumor yang menyatakan bahwa terkendalanya realisasi WiMax ini karena operator-operator yang melakukan investasi untuk mewujudkan teknologi 3G di Indonesia belum lagi balik modal sehingga enggan untuk berinvestasi dalam merealisasikan WiMax. Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dibawah payung Informasi dan Komunikasi Nasional
Dewan Teknologi
(untuk mewujudkan Indonesia Goes Broadband 2012
dengan penetrasi mencapai 20 % juga seperti terlambat dalam mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi mobile internet yang sudah mencapai 4G saat ini, sehingga membuat gadget-gadget canggih seperti iPhone, Android, dan WP 7 (Windows Phone) masih terlihat sebagai ponsel dungu dengan ketersediaan service broadband yang tersendat-sendat.5
D. APA YANG DIBUTUHKAN INDONESIA Sebagaimana yang dikatakan oleh Mc.Kinnsey bahwa salah satu dampak positif yang dimiliki oleh penetrasi broadband ialah pertumbuhan GDP sebesar 0,6% sampai 0,7 % per 10 % penetrasi broadband. Sementara itu, target pertumbuhan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebesar 7 % pada tahun 2014 juga merupakan hal yang dapat diakomodir dengan teknologi broadband.
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Statistik yang dihadirkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh OECD ini menunjukkan bagaimana broadband dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan GDP negaranya. Dalam grafik jelas terlihat bahwa besarnya penetrasi broadband yang dilakukan di Amerika Serikat mengakibatkan tingginya peningaktan GDP yang dialaminya. Bagi Indonesia, gaung mengenai besarnya pengaruh koneksi broadband bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sebenarnya sudah mendapatkan respon yang baik dari pemerintah untuk mendukung tujuan pembangunan global. Hal ini melalui pembangunan Ring Palapa yang merupakan jaringan serat optik yang mengelilingi seluruh kepulauan di Indonesia. Melalui pembangunan serat optik mengelilingi nusantara ini, Akan tetapi, lagi-lagi langkah ini terhambat karena pihak investor menarik diri sehingga penuntasan pembangunan jaringan Palapa Ring ini terhambat. Melihat lambatnya penetrasi broadband yang terjadi di Indonesia, membuat kita seharusnya lebih tersadar mengenai akan tertinggalnya kita sebagai warga negara dalam mengadopsi kemajuan teknologi di dunia. Di lain pihak, infrastruktur komunikasi ini merupakan jalur transaksi maya atau virtual transaction yang bisa menggerakan e-commerce.
INFRASTRUKTUR UNTUK TRANSAKSI The whole framework of the e-commerce infrastructure includes the realization of the functions of every part, communication relations of the parts, and the sub-system division.7 Koneksi E-commerce merupakan salah satu contoh bidang yang akan mengalami peningkatan penggunaan dalam tahun 2012. Pada saat itu, akan semakin banyak orang yang melakukan transaksi melalui internet karena manusia membutuhkan kecepatan dan juga efisiensi waktu dalam melakukan suatu transaksi sehingga akan sangat mendukung perluasan jaringan industri kecil (termasuk industri kreatif) yang selama ini menjadi agenda yang ingin dilakukan pemerintah untuk mengatai persoalan ketersediaan lapangan kerja. Dengan kemajuan ecommerce ini, maka diharapkan kemandirian masyarakat akan semakin terdorong sehingga akan meningkatkan kesejahteraan negara tersebut. Selain itu, melalui penyediaan teknologi broadband dan juga pendukungnya (gadget) akan meningkatkan efiensi usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan usaha menciptakan Indonesia sehat melalu e-health.
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Terkendalanya pembangunan Palapa Ring untuk mewujudkan Indonesia Goes Broadband seharusnya menjadi perhatian lebih bagi pemerintah untuk memiliki kebijakan yang lebih baik lagi dalam menjalin kerjasama dengan pihak swasta. Untuk mempercepat penetrasi broadband ini, pemerintah tiap tahunnya akan membutuhkan dana sebesar 2000 triliun rupiah dengan komposisi 20% dari pemerintah dan 80% dari pihak swasta.6 Untuk mengamankan 80% dana yang dibutuhkan ini, maka pemerintah harus mewujudkan kepercayaan yang lebih besar dari pihak swasta dengan melakukan reformasi birokrasi untuk menghapus berbagai praktek KKN yang dapat menghambat perwujudan penetrasi broadband di Indonesia. Selain itu, iklim investasi yang kondusif pun harus diwujudkan melalui penyederhanan prosedur perizinan bagi para investor, mewujudkan stabilitas makro-ekonomi serta dukungan pada ketahanan sosial yang meliputi peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan teknologi informasi. E-commerce Pembangunan Palapa Ring ini memiliki sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Salah satunya adalah untuk perluasan akses internet yang masih menjadi fokus pemerintah. Targetnya adalah 50 persen warga bisa mengakses internet dengan adanya pemerataan akses internet ini. Pemasangan serat optik ke daerah timur Indonesia, dari Manado hingga Manokwari diharapkan bisa untuk mempercepat akses internet bagi warga di sana (Rahardjo, 2012). Proyek jaringan fiber optik Palapa Ring juga akan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat konektivitas nasional dan memberikan akses bagi daerah pedesaan (Rahayu, 2011). Dengan adanya akses bagi penduduk di sejumlah daerah, kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan lebih efisien. Keberadaan fasilitas tersebut bisa juga mengundang orang-orang dari luar untuk melakukan bisnis dan semacamnya. Sejumlah negara seperti Australia dan Singapura memanfaatkan broadband untuk kemajuan ekonominya (Sinaga, 2009).
E. KESIMPULAN Conceptual Age sebagaimana yang harus dicapai oleh negara-negara di dunia dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi negaranya membutuhkan pemerataan pendidikan dan pengetahuan untuk menciptakan manusia yang mampu melakukan pemenuhan kesejahteraan bagi dirinya dan sesamanya.
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Untuk masuk ke era konseptual (conceptual age). Indonesia membutuhkan investasi dalam bidang infrastruktur pendidikan dan juga teknologi informasi sebagai pilar utama dalam mewujudkan hal ini. Broadband merupakan pendukung tersedianya informasi tak terbatas dan murah bagi seluruh warga negara. Investasinya yang besar akan sebanding dengan kemajuan kemakmuran yang akan diterima oleh warganya. Karena penetrasi sebesar satu persen saja mampu meningkatkan GDP negara sebesar 0,2 %. Berdasarkan pengukuran tingkat penetrasi broadband yang dilakukan oleh Komisi Broadband Dunia. Posisi Indonesia dengan 22,2% memang berada di bawah negara sekawasan, ASEAN, Singapura yang menempati peringkat pertama dengan 110.9 %. Dalam laporan yang diberi judul “The State of Broadband 2012 : Achieving Digital Inclusion for All” juga menyatakan bagaimana Indonesia juga masih tertinggal dalam hal rumah tangga yang memiliki koneksi internet. Pada laporan itu disebutkan bahwa Indonesia berada di posisi ke 74 di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Filipina. Ini jelas menjelaskan bagaimana Indonesia membutuhkan sebuah terobosan dalam mengembangkan pilar-pilar infrastrukrur ilmu pengetahuan melalui jaringan internet pita lebar (Broadband ini). Penulis menyimpulkan bahwa dibutuhkan pendekatan baru dalam mengatur implementasi broadband ini ke tengah masyarakat. Pendekatan baru ini sendiri diantaranya ialah, pemerintah bersama kementerian terkait harus mempertimbangkan untuk mengevaluasi dan memperbaharui kebijakan ICT (Information and Communication Technology) dengan mempertimbangkan pemberlakuan izin lisensi terpadu dan juga mengurangi pajak dan bea masuk perangkat dan jasa ICT sehingga mendorong terwujudnya internet murah karena pembiayaan pembangunan infrastrukur dan pendukung lainnya dapat berkurang melalui pengurangan pajak dan bea masuk tersebut. Selain itu sebagai usaha dalam menciptakan masyarakat yang memandang penting keberadaan teknologi broadband ini, pemerintah juga harus meningkatkan kebutuhan akan broadband ini melalui inisiatif pengembangan layanan pemerintahan secara elektronik (egovernment). Pemerintah bersama kementerian terkait juga harus terus memonitor perkembangan ICT sesuai indikator yang ditetapkan dengan mengedepankan prinsip berkesinambungan dalam menerapkan regulasi yang dibutuhkan untuk kemajuan broadband Indonesia.
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
SITUS WEB 1
see www.broadbandcommission.org/sharehouse
2
seminar The Acceleration Of Economic Development Through Fixed Broadband Network [Masyarakat Telematika Indonesia] 3
see http://angelofairwalk.blogspot.com/2010/03/development-mobile-broadband-in.html
[seminar Dani K.Kristandi, PT Huawei Tech Investment. 23 Maret 2010 di ITB] 4
Data BPS Hasil Sensus 2010, www.bps.go.id
5
see http://www.teknoup.com/news/6522/broadband-belum-puaskan-harapan-pendudukindonesia/ 6 7
Bappenas 2009 paparan RPJM, www.bappenas.go.id McKinsey & Company “Mobile Broadband for the Masses” (2009)
ARTIKEL SURAT KABAR ONLINE http://tekno.kompas.com/read/2012/02/23/11272673/Tifatul.Kenapa.Koneksi.Kita.Lemot diunduh 20 Februari 2013 pukul 14:30. Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI) 2011 Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nation Development Program/UNDP)
Berita Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 dapat diakses di http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013
Laporan Komisi Broadband Dunia 2012 “The State of Broadband 2012 : Achieving Digital Inclusion for All
Zheng Qin, Introduction to e-commerce, Springer, 1 Juni 2009, halaman 273 (books.google.com)
Kurnia, E. (2007). Proyek Palapa Ring Percepat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Indonesia Timur. Diakses pada 2 Mei 2012, dari http://www.telkom.co.id/pojok-media/siaran-pers/proyekpalapa-ring-percepat-pertumbuhan-ekonomi-kawasan-indonesia-timur.html
Indonesia menuju ..., Ryan Hasri, FIB UI, 2013