Umat Katolik Indonesia di Toronto & Sekitarnya
http://uki.ca
Mewartakan Iman dan Kasih
Setiap tgl. 2 November Gereja Katolik mengadakan peringatan untuk mereka yang telah dipanggil Tuhan dengan mengadakan Misa khusus dan juga tidak sedikit orang yang pada bulan ini mengadakan ziarah ke makam sanak-saudarinya. Persoalan yang muncul dari kebiasaan ini adalah: apa alasan Gereja Katolik meneruskan kebiasaan ini? Bukankah Yesus pernah berkata bahwa “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal” (Yohanes 6:47). Dari Sabda ini bisa disimpulkan bahwa orang yang percaya kepada Yesus pasti akan masuk ke Surga (bdk. Yohanes 14:1-7) dan mereka yang menolak Yesus akan masuk neraka (bdk Roma 6:23). Oleh karena itu, sebenarnya bisa disimpulkan bahwa kebiasaan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia itu tidak ada artinya dan sia-sia. Gereja Katolik tentu saja setuju bahwa orang yang percaya kepada Yesus akan masuk kedalam kemuliaan Allah di Surga dan berkat Sakramen Baptis seseorang diangkat menjadi Putera/i Allah. Akan tetapi persoalannya, siapakah di antara kita yang hidupnya tetap dalam keadaan suci sampai Tuhan memanggilnya ? Apalagi saat Tuhan memanggil itu tidak ada di antara kita yang mengetahuinya (bdk.Lukas 12:35-40). Lalu bagaimana dengan orang yang percaya kepada Tuhan, pada saat dia meninggal dalam keadaan berdosa? Atau pada saat dia meninggal tidak sempat menerima Sakramen Tobat (dan Sakramen Ekaristi + Minyak Suci)? Apakah orang yang semacam ini akan langsung dimasukkan ke dalam neraka? Orang ini walaupun dia percaya kepada Tuhan, pasti tidak akan langsung masuk Surga, sebab kita mempercayai bahwa Surga adalah tempat bagi mereka yang sungguhsungguh telah suci. Berangkat dari pemikiran sederhana ini, maka Gereja menyakini ada suatu tempat bagi mereka yang meninggal dalam keadaan masih berdosa “ringan”. Tempat itu pasti bukan Surga – Neraka, dan Gereja menyebutnya tempat itu sebagai Api Pencucian atau Purgatory yang merupakan keadaan pemurniaan sementara untuk mereka yang belum kudus sepenuhnya (Purgatory is a temporary state of purification for the imperfect saints; lihat Beginning Apologetics I, hal. 30). Praktek mendoakan orang yang sudah meninggal ini sebenarnya sudah berlangsung sejak jaman sebelum kedatangan Yesus. Hal ini bisa kita lihat misalnya dalam: Kejadian 50:10 (Yusuf mengadakan doa perkabungan selama 7 hari untuk arwah ayahnya); Bilangan
Nopember 2008 / No. 210
20:29 (bangsa Israel mendoakan Harun yang telah meninggal selama 30 hari dan hal yang sama dilakukan pada saat Musa meningggal dunia yang bisa dibaca dalam Ulangan 34:8); 2Makabe 12:43-45 (Yudas menyuruh anak buahnya mengumpulkan uang dan mengirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa bagi semua orang yang sudah meninggal); Kitab Sirakh 7:33 (suatu ajakan untuk memberi perhatian juga kepada mereka yang sudah meninggal). Kebiasaan mendoakan orang yang sudah meninggal ini didasari adanya suatu keyakinan yang kuat akan adanya kebangkitan badan yang terus berkembang, bahkan Yesus sendiri mengembangkan paham kebangkitan badan ini (Yohanes 11:23-26) yang kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh para rasul-Nya seperti yang bisa kita lihat dalam 1Petrus 3;18-20 (kebangkitan Yesus tidak hanya untuk jaman Gereja Perdana saja akan tetapi juga bagi jaman Nuh); IKorentus 15:29-30 (Paulus bersama jemaatnya mengadakan “baptisan” yang dimaksudkan untuk menebus dosa orang yang sudah mati sehingga mereka juga boleh mengalami kebangkitan). Kalau kita masih mau menelusuri ayat-ayat Kitab Suci, maka kita akan menemukan banyak ayat yang mendukung adanya kebiasaan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal ini dengan harapan agar mereka dapat bersatu dan mulia bersama Bapa di Surga. Yang jelas dengan tulisan ini hendak ditegaskan bahwa adalah suatu tindakan yang luhur kalau kita meluangkan waktu dan mendoakan mereka (orang-tua, sanak-family, sahabat, warga gereja) yang sudah meninggal dunia sebab mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena kematiannya. Mereka sungguh membutuhkan doa-doa dari kita agar Allah Bapa segera memberikan kemurahan-Nya dan melepaskan mereka dari Api Pencucian-Purgatory. Gereja Katolik memang menetapkan tgl. 2 November sebagai hari doa bagi mereka yang sudah meninggal, akan tetapi ini bukan berarti hanya tanggal itu saja kita melakukan kegiatan ini. Penetapan tanggal tersebut hendak mengungkapkan kebersamaan kita sebagai satu Gereja sedunia yang memiliki perhatian dan kasih kita kepada saudara/i yang masih ada di Api Pencucian. Ini berarti Gereja juga tetap mengharapkan agar kita melakukan kegiatan ini sepanjang bulan November dan sesering mungkin dan setiap saat. Ayo jangan ragu-ragu lagi untuk melakukan hal ini. Ingatlah, kita sekarang memang mendoakan mereka yang sudah meninggal dunia, akan tetapi sadarlah kelak giliran kita yang akan didoakan oleh saudara/i kita yang masih berjuang di dunia ini.□□□
salam dan berkatku, Rm. Aegi SCJ. 1
Gereja St. Anselm’s Church. 1MacNaughton Rd. (Bayview & South of Eglinton). Toronto. ON M4G 3H3. Ph: (416) 485-1792. Subway Stn: Davisville Redaksi Angelina Hanapie,
[email protected] Juliana Wibowo,
[email protected] Yusup Penasehat: Romo Aegidius M Warsito SCJ. Alamat Redaksi:c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd., Toronto, ON M6R 1M8 Pastor Pamong Deacon
: Rm. Aegidius M Warsito SCJ (416) 879-5944
[email protected] : Deacon Val Danukarjanto (416)497-2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA PERIODE 2007 - 2010 Koordinator Wakil Koordinator Sekretaris Bendahara Wilayah Timur Ketua Wilayah Seksi Liturgi Seksi Bina Iman Seksi Sosial Seksi Rumah Tangga Wilayah Barat Ketua Wilayah Seksi Liturgi Seksi Bina Iman Seksi Sosial Seksi Rumah Tangga Bidang Khusus Seksi Kesenian Mudika Pelaksana Khusus Children’s Liturgy Altar Server Usher Persekutuan Doa Sel KTM
: Irwandi Pranadjaja
[email protected] : Leo Gan
[email protected] : Angelina Hanapie
[email protected] : Lanny Hidajat
[email protected] : Christine Budihardjo
[email protected] : Catherine Hartono
[email protected] : Hendry Wijaya
[email protected] : Janto Solichin
[email protected] : Marina Sardjono
[email protected] : Albert Tee
[email protected] : Lenny Adisuria
[email protected] : Rudy S. Budihartono
[email protected] : Angela Tedjo
[email protected] : Sari Djunaedi
[email protected]
(905) 284-0595 (416)748-6638 (905) 814-5644 (905) 819-8697
Total penerimaan Kolekte Pengeluaran Rent St Anselm's Church Biaya Rumah Tangga SCJ / Romo/ Stipendium Seksi Liturgi Seksi Rumah Tangga Biaya Keperluan Sekretariat Seksi Sosial Seksi Bina Iman Senior Day
$ 5,301.77 $ 5,301.77
$
600.00
$
672.42
$ 203.56 $ 684.19 $ 79.10 $ 182.25 $ 221.93 $ 3,075.73
Total pengeluaran
$ 5,719.18
DEFISIT
$ (417.41)
Terima kasih atas sumbangan Anda, Tuhan memberkati.
(647) 895-7089
" aDVENT rECOLLECTION "
(416) 756-9555
SATURDAY, NOVEMBER 29. 2008 9:00 - 4:00 pm at: Epiphany of Our Lord Church 3200 Pharmacy Ave, Scarborough M1W 3J5
(905) 887-9546 (905) 948-9251 (416) 284-4707 (905) 824-1168 (905) 821-3385 (905) 814-8475
Speaker for adults group by rOY & wINNY sETJADI Speaker for youth group by hARTONI aSHALI Speaker for children group by Sr. eLIZABETH
(905) 816-0765 (647) 722-2272
: Bambang Micha Djaja (416) 733-7989
[email protected] : Sam Tagali (647) 866-7267
[email protected] : Angie Hanapie (Temporary)
[email protected] : Rudy Oentoro
[email protected] : Samsudin Tjokro
[email protected] : Iis Adisuria
[email protected] : Veronica Foe
[email protected]
Laporan Keuangan Bulan Oktober 2008
cOST, $ 6.00/ person. Youth and Children are free of charge! Please register your name to Rudy Budihartono (905) 814-8475 and Hendry Wijaya (905) 887-9546
(905) 814-5644 (416) 524-7839 (905) 770-3878 (905) 858- 4658 (905) 763-1522
COMMUNITY SERVICE HOURS for STUDENTS.Volunteers are always welcome and needed in this community to do work in and around the organization either before, during, after the mass or helping in secretarial work for mailing and stamping. Please contact Angelina Hanapie (Secretary) for requiring the hours.
2
(ketikan ulangan dari surat tulisan tangan) Pringsewu, 06 Oktober 2008 Bapak, Ibu, Saudara/i, Indonesia di Canada,
Adik-adik
masyarakat
Kami, keluarga besar Ibu Yohana Titik Sundari, mengucapkan banyak terimakasih atas: perhatian, doa, dan bantuan material - non material yang telah dicurahkan kepada keluarga kami. Ada pun bantuan material dalam bentuk dana yang kami terima sebesar Rp. 29.100.000,- Kami, keluarga besar Ibu Yohana Titik Sundari, hanya bisa mengucapkan syukur dan banyak terimakasih atas segala kasih dan perhatian yang luar biasa ini. Kiranya Tuhan sendiri yang akan membalas kemurahan hati warga UKI di Toronto. Dana kasih yang kami terima tersebut kami gunakan untuk pengobatan selama di rumah sakit dan di rumah (rawat jalan). Keadaan Ibu Yohana sampai saat ini perkembangannya sudah cukup banyak kemajuannya. Semangat untuk sembuh cukup tinggi dan sekarang sudah mulai belajar duduk sendiri dan berdiri. Untuk duduk sudah dapat tahan 30 menit tanpa dipapah, kalau berdiri baru bisa 2-3 menit tanpa dipapah. Komunikasi tetap masih parah. Ibu hanya bisa mendengar, bila diajak berbicara mengerti arah pembicaraannya. Reaksi selama berkomunikasi tertawa bila diajak bercanda, menggeleng, mengangguk dan berkata Ya, dan sudah bisa mengatakan kata Aku, serta menyebut nama cucunya (Ano dan Adi, serta nama menantu yang merawatnya setiap hari Yuni). Perkembangan untuk jantungnya cukup bagus. Analisa dari dokter jantung dan syaraf, Ibu dapat pulih kembali. Bapak, Ibu, Saudara/i dan Adik-adik, demikianlah sekilas perkembangan dari Ibu Yohana Titik Sundari saat ini. Sekali lagi, kami sekeluarga besar dari Ibu Yohana Titik Sundari mengucapkan banyak terimakasih atas kemurahan hati warga UKI di Toronto yang diungkapkan baik dengan bantuan dana maupun dukungan moril dan doa-doanya. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada keluarga Bapak Yoseph dan Ibu Maria L. Undyantara yang telah mengirimkan surat dan kartu ucapan, perhatian serta doanya.
Atas nama keluarga besar Ibu Yohana Titik Sundari ttd Heribertus Wibowo
Sight & Sound Theatre, Pennsylvania Tour 2008
UKI Childrens Choir Group
TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya: Min Tirtamulia (92 th) Ibu/Ibu mertua dari Hadi & Lily Santoso, Ada & Ray Suryadinata, Lusnard & Annie Dermawan di Scarborough. 14 Oktober 2008 Hedy Hardjana (55 th) Istri dari Sugiharto Utomo, Ibunda dari Felix Adrianto Utomo & Fransisca Indriani Utomo. di Scarborough. 18 Oktober 2008.
3
Renungan Kesaksian
Dengan pembukaan tahun
pelajaran yang baru banyak kenang2an di bidang pendidikan yang membawa nostalgia bagi saya. Ketika saya mengunjungi oleh Almarhumah Hedy Hardjana di Princess Margaret Hospital Maria Kho dan sempat berkumpul dengan sebagian anggota dari wilayah East ditambah lagi dengan commitment Bible Study bagian Barat saya merasa menyaksikan Katolik community spirit yang mendalam. Kesan2 saya dalam menilai dedication semua para anggota dari Masyarakat Katolik Indonesia dapatlah kita banggakan. Tentunya dimanapun selalu ada "room for improvements", tetapi berpedoman dengan semangat gotong royong kita secara menyeluruh dapat menyebabkan peningkatan mutu dalam penerapan Catholic Education baik di sekolahan maupun pengaruh masyarakat Paroki di Indonesia dan disini. Dalam pergaulan dengan anak2 yang berada disini dengan pendidikan agama berasal dari Indonesia, saya merasa kagum akan ketrampilan pengetahuan dibidang ayat2 penting dari Bible dan Katekismus Satu contoh kecil seorang anak high school yang mengikuti koor di paroki saya, secara iseng saya menanyakan apakah ada yang tahu isi John 3:16? Wah hanya satu orang anak yang dapat menjawab yaitu keluaran Katolik school Jakarta. Tentu ini hanya observation sepintas saja tetapi secara garis besarnya saya juga mengalami adanya keluhan2 orang tua masyarakat Catholic yang merasa anak2 lahiran maupun pendidikan dasar dari Negara Maple Leaf ini sangat hangat2 kuku ataupun tidak meresap. Kebanyakan anak2 tidak perduli akan keutamaan pentingnya filsafat hidup berdasarkan prinsip dari ajaran2 agama Katolik. Ini sebenarnya karena kurang awareness terhadap ber- macam2 faktor di negara ini. Bukan saja dari orang tua yang sibuk mencari nafkah, pengaruh Liberal media, secularism didunia Barat ini, tetapi saya merasa yang terutama kerena anggapan orang tua bila anak2 dimasukan ke Catholic School System pastilah prinsip ajaran agama Katolik akan meresap dijiwa anak2. Saya mengalami sendiri setelah berkecimpung dibidang pendidikan mengajar dinegara ini selama hampir tiga puluh tahun ( untuk tingkat elementary, junior dan high school) persoalan ini karena banyak orang tua yang menganggap dan berkesimpulan bahwa sistim pendidikan agama sudah mantap di sekolah Katolik. Guru2 akan membuat mereka mengerti akan ajaran2 ataupun contoh2 pergaulan teman2 disekolah Katolik sudah cukup. Memang dalam hal caring, discipline, solidaritas, academic saya memberi kredit bagi sistim sekolah Katolik disini tetapi 'Knowledge is Power" untuk mengerti tentang liberal, holistic sistim pendidikan anak2. Dengan ilusi 'complacent' ini walaupun segala alat2 yang mewah ada disediakan di sekolah2 disini; sebenarnya orang tua adalah kunci provider pertama dibidang pendidikan agama dan budi pekerti.
kurang substance akan inti Katekismus yang secara tegas tersurat dalam definisi prinsip ajaran agama. Disini diutamakan 'fun' nya didalam activities dikelas jadi sering prinsip yang tersirat didalam kegiatan2 murid2 sekolah itu sudah dicairkan tersiram banyak karena mengutamakan unsur2 'Fun' tersebut. Apalagi tidak dipentingkan sifat humility (rendah hati) karena filsafat 'self-confidence', 'mandiri', perasaan tersinggung dan (debat) melawan atasan sangat menguatkan (reinforced) sifat2 murid2 yang susah menerima kritik (human nature) yang membangun. Sangat banyak pengalaman dan ber-macam2 contoh2 negatif yang sebenarnya dapat diperbaiki dengan adanya awareness/ pengetahuan orang tua akan sistim "demokrasi", liberal education yang menurut pendapat saya harus ada disciplinenya; limitation in good measure berdasarkan standard prinsip Kekatolikan. Saya tidak menyalahkan banyak orang tua yang achirnya meng 'Home Schooling' ataupun memaksakan diri untuk membayar 'Private School" dengan anggapan akan mendapat pendidikan yang lebih baik dengan structured approach. Menurut pendapat saya dengan pendidikan, disipline, dan kesaksian didalam rumah tangga, persoalan ini dapat memperbaiki pendidikan agama dan budi pekerti anak2 yang ada di public system. Semenjak kecil jangan sampai terlambat. Memang sangat sulit sekali menyeimbangkan antara segala persoalan kehidupan dinegara ini. Tetapi sebagai santa Teresa dari Anak Jesus menganjurkan bagi kita semua adalah menjalankan hal2 yang kecil saja. Sebagai contoh yang tidak memerlukan banyak waktu tetapi sebagai 'incidental teaching'; ( agar jadi kebiasaan walaupun anak2 tidak hadir )misalnya: -
Sembahyang pagi, malam, sebelum /sesudah makan (juga di restoran); rosario, Traditional Catholic Devotional prayers.
-
Obrolan bila ada kesempatan dirumah untuk pembahasan kejadian setiap hari dengan menyelipkan prinsip2 agama; menulis kartu2 / arts untuk intensi2 orang2 yang perlu doa dan perhatian
-
Meletakkan majalah ( Catholic Insight, Liguorian, Immaculata, Interim, etc)., buku2 bahasan Santa/ Santo, buku2 Katolik yang Nihil Obstat ditempat2 yang banyak lalu lintas anak2 (even di WC)
-
Membuat tanda salib setiap lewat gereja Katolik sebagai kesaksian bahwa Tubuh Jesus ekaristi benar2 tinggal didalam tabernacle dengan doa kecil yang mengarahkan kesaksian akan True Presence.
-
Membuat salib kecil di kepala, bibir, dada diwaktu injil di Misa Kudus dengan doa mohon agar Roh Kudus membuat kita mengerti, mewartakan, dan menyimpan dihati sabda Allah. Berlutut hikmat setiap lintas tabernacle. (genuflects); Hikmat, diam, tenang dan body posture diwaktu konsekrasi. Bersambung ke halaman 7
Dari pengalaman saya dengan text book dan teacher's manual agama bukannya buruk tetapi sangat liberal dan 4
P
ada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus “ pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercaka-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalang-halangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia... Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.”(Lukas 24:13-16, 30-31) Setiap persitiwa penting menuntut suatu persiapan yang cocok. Misa, suatu kegiatan ibadat yang paling mulia, tak terkecuali. Pada Malam Perjamuan Terakhir, Tuhan kita melingkupi saat pengurbanan dengan upacara-upacara: Oleh: Rm Aegi SCJ perjamuan itu sendiri, penyucian kaki, suatu khotbah, dan sebuah kidung pujian. Gereja berbuat yang sama. Misa merupakan peristiwa liturgis tertinggi. Misa penuh dengan doa-doa, lambang-lambang, dan kegiatankegiatan yang membantu kita menciptakan kembali Perjamuan Terakhir. Misa pada zaman sekarang dalam ritus latin dibagi dalam dua bagian pokok, Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Liturgi Sabda terdiri dari upacara pembukaan, pembacaan Kitab Suci, homili mengenai Sabda Allah yang berasal dari Kitab Suci, dan Doa Umat. Liturgi Sabda mempersiapkan kita untuk Liturgi Ekaristi. Liturgi Ekaristi terdiri dari persiapan persembahan, persembahan itu sendiri, dan perjamuan kurban atau perjamuan Ekaristi. Masing-masing bagian pokok Misa mempunyai dua tema yang saling berhubungan. Dalam Liturgi Sabda, kita berbicara kepada Allah, kemudian Allah berbicara kepada kita. Dalam Liturgi Ekaristi, pertama-tama kita memberikan persembahan kepada Allah, kemudian Allah memberi kita. Suatu pemahaman mengenai dinamika dalam Misa ini akan membantu kita dalam menghargai Misa itu sendiri dan akan memungkinkan kita untuk ikut ambil bagian secara lebih penuh dalam liturgi. Dari mana asal-usul dari Liturgi Sabda? Dalam masa-masa awal Gereja, Misa mulai seperti Perjamuan Malam, dengan suatu perjamuan makan. Misa dirayakan pada sore hari di rumah-rumah umat. Kemudian Misa dipisahkan dari perjamuan makan dan kerap kali dirayakan pada pagi hari. Untuk mengganti perjamuan persiapan diadakan suatu adaptasi dari kebaktian Yahudi di sinagoga, yang tetap dipertahankan oleh orang Kristen pada masa awal Gereja. Pada awal mulanya bersama-sama dengan orang-orang Yahudi di sinagoga, kemudian mereka
POJOK KATEKESE Bab 25: Struktur Misa
adakan sendiri. Kebaktian doa dan pengajaran merupakan dasar dari Liturgi Sabda sekarang ini. Dalam abad-abad berikutnya, unsur-unsur lain ditambahkan dalam Liturgi Sabda. Bagaimana struktur Liturgi Sabda? a. Kita berbicara kepada Allah: * Upacara masuk. Ada berbagai macam cara yang bisa dipilih untuk memulai Liturgi. Bentuk yang biasa adalah menyanyikan suatu nyanyian ketika pemimpin upacara masuk. Kadang-kadang umat diperciki dengan air suci. Kita sekarang mengucapkan kata kita yang pertama kepada Allah, kita mengingat dosa-dosa kita, mengungkapkan sesal kita karena dosa-dosa itu dan mohon pengampunan. * Kemulian. Di sini kita mengucapkan kata-kata kita yang kedua, yang dihaturkan kepada Tritunggal Mahakudus. * Doa Pembukaan. Kita mengungkapkan kata-kata kita yang ketiga dan keempat, ucapan syukur karena karunia di masa lalu dan mohon karunia untuk masa mendatang. b. Allah berbicara kepada kita: * Bacaan Pertama, biasanya diambil dari salah satu perikop Kitab Perjanjian Lama. Kita mendengarkan bagian dari wahyu pertama Allah kepada umat yang telah dipilih-Nya. * Mazmur Tanggapan adalah suatu doa renungan yang melanjutkan salah satu tema dari bacaan. Ini merupakan suatu jawaban meditatif pada kata-kata Allah. Doa ini diucapkan bergantian antara Lektor dan Umat. * Bacaan Kedua (digunakan hanya pada hari Minggu dan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu atau Pesta Santo-Santa) biasanya diambil dari Surat-Surat (Epistola), Kisah Para Rasul, atau Kitab Wahyu. * Aklamasi Injil atau Alleluya adalah pengantar singkat kepada Injil hari itu. * Bacaan Injil melaporkan perbuatan dan kata-kata Penebus kita Yesus Kristus. * Homili atau Khotbah adalah suatu pengajaran oleh imam berdasarkan bacaan-bacaan Kitab Suci dari Misa. Allah berbicara dengan perantaraan imam, menerapkan pesan Kitab Suci pada masa sekarang ini. * Syahadat. Kita menjawab kata-kata Allah dengan perbuatan iman. Rumus kuno mengenai apa yang kita percaya ini adalah suatu daftar karya-karya Allah yang menyelamatkan. Kalau kita mendoakannya, kita dipersatukan dengan orang-orang Kristen di segala zaman yang juga telah menggunakannya untuk mengungkapkan dalil-dalil pokok iman kita. * Doa Umat adalah serangkaian doa-doa permohonan untuk kepentingan Gereja, pemerintahan sipil, dan seluruh umat manusia. Macam-macam bagian dalam Liturgi Sabda bukanlah doa-doa dan bacaan yang dipilih begitu saja. Kerap kali bacaan-bacaan dan Mazmur tanggapan mengembangkan suatu tema atau rencana dari hati itu. Masing-masing bagian terikat satu sama lain untuk memberikan pelajaran khusus bagi umat Kristen yang 5
berkumpul untuk menerapkannya dalam hidup mereka sehari-hari. Bagaimanakah struktur dari Liturgi Ekaristi? a. Kita memberi kepada Allah: * Persiapan persembahan dimulai oleh sekelompok anggota umat yang mewakili seluruh hadirin, membawa persembahan roti, anggur, dan air kepada pemimpin upacara. Persembahan lain seperti kolekte, derma untuk orang miskin dan persembahan simbolis lainnya boleh diikutsertakan. Di samping persembahan pokok berupa roti, anggur, dan air kita mempersembahkan diri kita kepada Allah Bapa. Kita berjanji untuk memperkukuh iman dan harapan kita lewat karya-karya kasih. Kolekte yang dikumpulkan waktu itu merupakan bagian dari perarakan. Kita hendaknya melihat bahwa yang kita persembahkan dalam kolekte adalah bagian dari persembahan kita kepada jemaat Kristen. * Doa Ekaristi atau Doa Syukur Agung. Ini merupakan bagian terpenting dalam Misa, yang diawali dengan suatu nyanyian syukur yang disebut Prefasi. Selama Doa Syukur Agung, Yesus dengan perantaraan imam, mempersembahkan kurban Tubuh dan Darah-Nya kepada Bapa-Nya. Sekali lagi Dia memperbaharui persembahan yang dilakukan terhadap hidup-Nya di salib. Konsekrasi terjadi di tengah-tengah Doa Syukur Agung. Pada saat itu, Yesus, dengan perantaraan imam, mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan DarahNya. Kemudian imam mengundang umat yang berkumpul untuk mewartakan iman mereka dalam kehadiran Yesus yang baru di altar. Sebelum dan sesudah saat kurban, Gereja berdoa untuk macam-macam orang: Paus, para Uskup-Imam dan Diakon, umat beriman yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, para pendosa, diri kita, dan hal-hal di bumi yang kita gunakan. Doa Syukur Agung berakhir dengan sangat indah. Kristus, Imam Agung kita, Perantara Allah dan manusia, seraya menarik semua hal kapada diri-Nya sendiri, mempersembahkannya kepada Bapa-Nya. “Dengan perantaraan Kristus dan bersama Dia, serta bersatu dalam Roh Kudus, kami menyampaikan kepada-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang masa.” Umat menjawab “Amin”, yang berarti kesediaan mereka dalam iman untuk melakukan apa yang baru saja dilakukan oleh Kristus, dengan penuh rasa syukur. “Amin” berarti “saya percaya”. Sekarang ini ada empat macam Doa Syukur Agung yang biasa, di samping dua Doa Syukur Agung untuk Rekonsiliasi dan tiga untuk anak-anak. b. Allah memberi kepada kita: * Doa Bapa Kami. Upacara komuni dimulai dengan doa yang diajarkan oleh Yesus kepada kita. Kita meminta roti yang adalah Tuhan kita, dan kita mengampuni mereka yang bersalah kepada kita, seperti halnya kita ingin agar Allah mengampuni kita. * Salam damai. Sebelum mendekati altar untuk menerima Yesus dalam Komuni Suci, kita hendaknya berdamai dengan keluarga kita dan sesama kita. Kita
mengikuti kebiasaan paroki setempat dan memberikan tanda perdamaian kepada orang yang ada di dekat kita, melambangkan perdamaian kita dengan semua orang. * Komuni Suci. Imam, kerap kali dibantu oleh para pelayan Ekaristi, sekarang memberikan kepada kita roti kehidupan yang sejati. Lewat perjamuan suci ini, kita secara erat dipersatukan dengan Yesus dan semua orang lain, yang ikut ambil bagian dalam perjamuan suci ini. * Penutup. Kita bersyukur atas apa yang telah kita terima dan diutus dengan berkat terakhir untuk menghayati pesan yang berasal dari Sabda dan Ekaristi. Apa pentingnya Komuni dalam Misa? Komuni adalah bagian dari Misa di mana persatuan kita satu-sama lain dan persatuan kita dengan Yesus secara paling mendalam dilambangkan dan dikembangkan. Misa, Perayaan Ekaristi, adalah suatu kurban perjamuan. Setiap anggota jemaat diundang untuk ambil bagian dalam Komuni pada waktu Misa. Tidak melakukan hal itu berarti tidak ikut ambil bagian secara penuh dalam kurban dan perjamuan. Apa maksud dari macam-macam peran yang dilaksanakan dalam perayaan Misa? Yang dimaksud dengan macam-macam kegiatan dan doa yang khusus, yang harus dilakukan dan dikatakan oleh macam-macam anggota umat selama Misa adalah: a. Pemimpin Upacara atau Imam yang memimpin umat. Dia meringkaskan permohonan umat dalam doa umat dan doa pembukaan. Dia mengkhotbahkan homili sesudah bacaan Injil. Dia menyiapkan roti dan anggur. Hanya dia sendirilah yang mengucapkan doa persembahan dalam Misa, Doa Syukur Agung, dan kata-kata konsekrekasi. b. Diakon, bila ada, membantu imam, membaca Injil, dan kadang-kadang memberikan homili. c. Lektor mewartakan Sabda Allah dari bacaan Misa hari itu kepada seluruh umat. d. Para pelayan Ekaristi membantu membagikan Komuni kepada umat. e. Para pemimpin koor dan solis membantu seluruh umat dalam menyanyikan bagian mereka dalam Misa dan menyiapkan musik yang membantu umat untuk berdoa dan merenung. f. Para Misdinar atau pelayan altar membantu imam di altar. d. Para Usher membantu untuk mempersiapkan persembahan. Apakah yang dimaksudkan dengan Misa Konselebrasi itu? Misa Konselebrasi adalah Misa dengan dua orang atau lebih imam yang berkumpul di altar yang sama untuk mempersembahkan atau merayakan Ekaristi bersama-sama. Mengapa imam menggunakan pakaian khusus dalam Misa? Pakaian yang dikenakan imam dalam Misa berbeda dengan pakain yang dikenakan dalam kebudayaan modern. Pakaian Misa bertujuan untuk mengingatkan kita semua akan kenyataan bahwa upacara yang kita saksikan bukanlah suatu yang biasa, tetapi sesuatu yang suci dan 6
bagian dari suatu tradisi yang sudah lama ada di dalam Gereja. Mengapa pakaian imam mempunyai warna yang berbeda-beda? Pakaian yang mempunyai warna berbeda-beda digunakan untuk menunjukkan masa dalam tahun liturgi atau untuk memperingati suatu pesta khusus. Misalnya: selama masa Adven dan Pra-Paska, pakaian yang dipakai berwarna ungu untuk mengungkapkan sikap pertobatan; selama masa Natal dan Paska, pakaian yang dipakai berwarna putih untuk mengungkapkan suasana sukacitasyukur-pesta; Pentakosta, pakaian yang dipakai berwarna merah untuk mengungkapkan kedatangan Roh Kudus; hari Minggu biasa, pakaian yang dipakai berwarna hijau untuk mengungkapkan kehidupan bersama Yesus. Apa yang harus disiapkan untuk mengikuti Misa? Bila kita datang untuk mengikuti Misa, kita hendaknya bersyukur kepada Allah karena berkat-Nya, minta ampun atas dosa-dosa kita dan mengajukan permohonan-permohonan khusus. Agar dapat siap untuk merayakan Misa, kita hendaknya merumuskan doa-doa tadi sebelum datang ke gereja. Jika kita mempunyai waktu, hendaknya kita membaca bacaan Kitab Suci pada hari itu sehingga kita akan lebih mudah untuk memahami maksud Sabda Allah pada saat dibacakan.
Galery Foto, Apresiasi Senior UKI - 2008
Sampai ketemu bulan depan Sambungan dari hal. 4 (Renungan Kesaksian) -
Sering2 membawa anak2 ke Adoration Chapel, kesadaran bahwa gedung gereja dengan altar & tabernacle adalah consecrated holy ground bukan tempat pesta atau mengobrol karena Jesus sendiri hadir disitu di-tengah2 kita.
-
Bila ada internet Life Site, Spirit Daily, Sr. Patricia Proctor, Catholic Insight, juga mendengar Ave Maria radio, St. Joseph radio, dll cobalah browsing and ikut aktif dibidang media.
-
Ikut partisipasi di dalam komunitas Katolik yang setia kepada Bapa Suci
Tentu anda banyak mempunyai macam2 cara sendiri untuk menguatkan kepribadian the young generation agar mereka dapat hidup bahagia didalam dunia dan akhirat jangan sampai terbawa arus yang sesat.
Berita kelahiran Puji syukur atas berkat dan perlindunganNya, telah lahir dengan selamat:
Jamine Maria Ho 14 Oktober 2008. Anak kedua/puteri pertama dari pasangan Catherine Christina Hartono & Michael Ho
Sekianlah sedikit renungan pengalaman saya semoga berguna bagi anda. Tak lupa saya mengucapkan syukur dan terima kasih atas doa2 warga UKI bagi kesehatan cucu saya bayi Keenan; ia sudah sehat tetapi saya mohon doa2 agar tidak ada side-effect untuk masa depan kesehatannya.□ ___________________________________________
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”. 1 Petrus 5:7 7
Galery Foto, Oktober2008
Pasangan Berbahagia merayakan Ulang Tahun Pernikahan dibulan Oktober.
... " Semoga Kasih Karunia Allah senantiasa melingkupi keluargamu" ...
Pasutri Marcus and Susana Pudjowargono
Pasutri Max and Theresia Steven
Pasutri Janto Solichin and Felicia Widjaja
Pasutri Robert and Sandra Hadisunjoto
8