Bermula mendapatkan sebuah proyek kecil untuk merevisi website salah satu kantor tur dan travel yang terletak di Larantuka, Flores Timur atas rekomendasi dari Wieger dan Anna yang berasal dari Belanda saat kedua pasangan itu backpackeran ke Pulau Flores. Perkenalan saya dengan Wieger dan Anna saat mereka berkunjung ke basecamp Taring Babi untuk tinggal sementara selama di Jakarta atas rekomendasi dari Natalia yang juga merupakan temannya Wieger dan Anna yang sebelumnya sudah berlabuh di basecamp Taring Babi. Wieger dan Anna berkunjung ke Indonesia dari Belanda dengan menggunakan sepeda dan membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk tiba di Jakarta melalui jalur Sumatra. Setelah beberapa minggu tinggal di Jakarta, Wieger dan Anna berkunjung ke Bandung untuk menemani orang tua Wieger yang sedang berkunjung ke Indonesia untuk berlibur, kemudian lanjut ke Bali untuk beberapa hari, setelah orang tua Wieger selesai berlibur di Indonesia, mereka melanjutkan perjalanan ke beberapa kota di Flores, sampai akhirnya mereka berlabuh di kota Larantuka dan membuka tenda kemping di taman kota Larantuka untuk bermalam.
Tidak lama kemudian salah satu penduduk Larantuka yang bernama Evy menghampiri tenda mereka dan mengajak mereka untuk tinggal di rumahnya, Wieger dan Anna menyambut baik ajakan Evy, sesampainya di rumah, Evy menceritakan tentang permasalahan website kantornya, dan Wieger merekomendasikan saya untuk merevisi website tersebut. Setelah mengelilingi Pulau Flores, Wieger dan Anna kembali ke basecamp Taring Babi, saat itu saya dan Boby (Bassist Marjinal) berada di lantai atas basecamp sedang menggunting stiker untuk produksi korek api gas. Rasa terkejut menyelubungi kami saat melihat mereka naik ke lantai atas basecamp dan menyapa kami. Mereka banyak menceritakan tentang perjalanannya dari Bali sampai Flores. Keesokan harinya mereka memberitahukan ke saya tentang pekerjaan revisi website, dengan senang hati saya menyambut kabar baik tersebut, lalu Anna menyarankan saya untuk membuat deal ke Evy untuk merevisi di kantornya, sebuah ide yang sangat bagus dari Anna. Lantas Anna langsung memberikan nomor kontak Evy dan menyarankan saya untuk segera menghubunginya dan memulai membicarakan hal tersebut. Saat itu juga saya menghubungi Evy melalui SMS dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian Evy menelpon saya dari kantornya dan membicarakan hal tersebut, proses pembicaraan yang 2
sangat alot dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuat keputusan, karena kesibukan Evy mengurus kantor tempat dia bekerja. Berbulanbulan saya menunggu kepastian dari pihak kantor Evy, dan akhirnya pada bulan maret Evy kembali menghubungi saya dan menginformasikan untuk siap berangkat ke Flores. Saya yang tadinya sudah hopeless dan tidak ada semangat lagi, tiba-tiba bagaikan kejatuhan durian montong, perasaan senang bercampur semangat kembali membara setelah mendapatkan kabar baik dari Evy, tiket gratis berkunjung ke Flores sudah di depan mata, saat itu juga saya segera mengatur jadwal keberangkatan dengan melihat kalender. “Bu berangkatnya tanggal 10 april saja ya”, pintaku. “Kebetulan nanti akan ada upacara Semana Santa”, ucap Evy. “Oh gitu bu...ya sudah saya siap berangkat” ucapku. “Baik der...nanti saya kirim tiket pesawatnya lewat email ya” jawab Evy. “Sms kan saja email kamu der”, ucap Evy “Baik bu, ucapku. Dengan segera saya memberitahukan email melalui SMS, perasaan senang hinggap di kepala saya dan secepatnya saya menyiapkan segalanya. Betapa beruntungnya saya bisa mengunjungi pulau yang dahulunya dikenal sebagai Pulau Nipa dan berubah nama menjadi Flores, karena pada bulan april akan 3
ada sebuah upacara ritual keagamaan umat Katolik di Larantuka. 2 hari sebelum keberangkatan, Evy mengirim tiket pesawat melalui email untuk berangkat ke Flores dengan tujuan Maumere menggunakan maskapai Sriwijaya Airlines, dengan jadwal keberangkatan pesawat pukul 05.54 WIB. Namun sebelum saya berangkat ke Flores, saya mencetak kaos sablonan terlebih dahulu untuk saya bawa sebagai bekal di perjalanan, karena saya berencana mau keliling Flores, Lombok dan Bali setelah pekerjaan selesai. Selama 2 hari saya tidak kemana-mana hanya fokus mencetak kaos sebanyak 2 lusin di rumah. Tanggal 09 April 2014, sialnya saat menjelang hari H, saya tidak mempunyai uang sama sekali, sudah berusaha kesana sini namun tidak dapat, akhirnya saya meminjam uang sama ibu sebesar Rp.200.000 untuk ongkos ke bandara naik taksi. Setelah mendapat pinjaman, saya segera packing barang dengan semangat yang sangat tinggi untuk berkunjung ke Flores, saya hanya membawa kaos 4 pcs, celana 2 pcs (pendek dan panjang), handuk kecil dan perlengkapan buat mandi, selain itu saya juga membawa kaos-kaos hasil sablonan sendiri untuk dijual selama berpetualang sebagai back up kalau tiba-tiba uang habis diperjalanan. 4
Pukul 19.00 WIB, karena jarak rumah saya yang sangat jauh untuk ke Bandara Soeharto Hatta, saya memutuskan untuk berangkat dari basecamp Taring Babi, sebelum berangkat saya ijin dan cium tangan ibu terlebih dahulu agar selamat selama diperjalanan dan juga agar selamat selama tinggal di daerah orang, setelah itu saya minta diantar oleh adik ipar yang kebetulan lagi ada di rumah ke basecamp Taring Babi dengan menggunakan sepeda motor sebagai titik awal keberangkatan untuk menghemat waktu, karena saya mendapatkan jadwal penerbangan pertama ke Maumere.
Tanggal 10 April 2014, pukul 02.00 WIB, saya sempat ketiduran karena mengantuk namun tidak lama kemudian terbangun, mata terasa panas, kepala pusing dan langsung melihat jam dengan sedikit panik, saya melihat ada teman yang sedang tidur di kursi, langsung saya bangunkan. “Ugay....bangun gay, bisa antarkan saya ke stasiun lenteng ?”, pintaku. “Ooh...iya der, sebentar cuci muka dulu”, ucap ugay yang sedikit terkejut. Saya segera berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu mengambil tas keril, memakai sepatu dan berjalan keluar, setelah itu Ugay segera menyalakan mesin sepeda motor kemudian mengantarkan saya 5
sampai depan stasiun Lenteng Agung untuk mencari taksi menuju bandara. Saat itu saya merasakan sebuah keajaiban, seolah-olah Tuhan memberkati perjalanan saya, di pinggir jalan pertigaan Lenteng Agung, sudah menunggu taksi yang supirnya sedang tidur, langsung saja saya mengetuk kaca taksi, dengan kagetnya sang sopir terbangun dan membuka jendela. “Mau kemana mas ?”, tanya sang sopir. “Ke bandara soekarno hatta penerbangan lokal Sriwijaya Air pak”, sahutku. Sang sopir segera membukakan pintu, saya lantas melambaikan tangan ke arah Ugay. “Makasih gay sudah nganterin”, ucapku. “Yoi....hati-hati der”, sahut ugay sambil melajukan sepeda motornya. Saya segera masuk ke dalam taksi dan sang sopir melajukan taksinya menuju bandara. Selama perjalanan menuju bandara, jalanan begitu sepi dan lengang, kemudian masuk ke jalan tol dan hanya menempuh 1 jam perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta.
6