UJI DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI MI BASAH YANG DIMODIFIKASI DENGAN TEMPE DAN WORTEL (Daucus carota L.) Yohana Tetty Gultom1, Albiner Siagian2, Zulhaida Lubis3 1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat 2,3 Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia Email:
[email protected] Abstract
Noodle is one of the most popular foodstaple in the community. Nowdays, the noodle was made as a replacement food of other staple foods such as rice. Generally, raw material of noodle is flour. However, the flour can also be modified with other foods such as tempe and carrot. Based on its nutrient composition, tempe and carrot are potential as a source of nutrition, which contains proteins, fat, calcium, phosphorus, iron, vitamin A, tiamin , vitamin C, riboflavin, niasin and fiber. The purpose of this research is to know the nutrient content and acceptability from the noodle with addition of tempe and carrot. This research is a research experiment making wet noodle with addition of tempe and carrot by comparison (30% : 20%, 25% : 25%, 20% : 30%). Panelists in this study are university students of public healty in University North Sumatera , as many as thirty peoples. Acceptance of test data was analyzed by anova test and double Duncan test, and nutrient content is determined by using DKBM. The parameters analyzed include the lucrative nature of the organoleptic color, aroma, taste and texture of wet noodle. The results of this research showed that the organoleptic test of color, flavor, taste, and texture are the most preferred panelist is wet noodle by addition of 25% tempe and 25% carrot. Based on the analysis of varians, the addition of tempe and carrot in different concentration on the creation of a wet noodle gave different effects of calor, flavor, taste, texture of a wet noodle.
Keywords : wet noodle, tempe, carrot, organoleptic test, nutrient content PENDAHULUAN Masalah gizi utama di Indonesia masih tetap didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan anemia zat besi. Masalah gizi dapat diperbaiki dengan konsumsi pangan yang beragam. Setiap jenis makanan mempunyai cita rasa, tekstur, aroma dan daya cerna
tersendiri yang memberikan sumbangan gizi berbeda-beda yaitu dengan memanfaatkan tempe dan wortel. Tempe merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai yang menggunakan jamur Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Tempe dapat diperoleh dengan harga relatif lebih terjangkau dan lebih mudah diperoleh.
Tempe merupakan sumber gizi yang baik karena mengandung protein, asam amino esensial, asam lemak esensial, vitamin B kompleks, dan serat dalam jumlah cukup (Anonim,2012) Wortel merupakan sayuran yang kaya akan beta karoten sebagai antioksidan yang bisa mencegah penyakit jantung, kanker kulit dan penuaan dini. Wortel dikenal memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Wortel memiliki unsur lain seperti kalori, protein, kalsium, dan besi (Kumalaningsih, 2006). Mi merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah dan pengolahannya yang praktis. Mi memiliki kandungan gizi yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi, sehingga mi disukai masyarakat sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi yang mengenyangkan dan mi juga merupakan makanan favorit mulai anak – anak hingga lanjut usia. Saat ini berbagai jenis mi telah banyak dikonsumsi dan dijual di pasaran. Mi basah adalah salah satu bentuk mi yang mudah diolah oleh masyarakat umum dan bahan-bahan pembuatan ini pun mudah didapat, dimana kemungkinan setiap orang dapat membuatnya sendiri (Muhajir, 2007). Bahan utama pembuatan mi adalah tepung terigu yang mana selama ini mi yang biasa dikonsumsi hanya mengandung zat gizi makro saja yaitu karbohidrat, protein dan lemak, dan sangat sedikit atau bahkan tidak mengandung zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Sehingga diharapkan dengan penambahan tempe dan wortel dapat memperbaiki kandungan gizi mi basah yang mana pada tempe dan wortel kaya akan kandungan vitamin dan mineralnya dan juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu yang merupakan bahan impor dan menduduki porsi terbesar dalam pembuatan mi basah. Sehingga masyarakat yang mengganggap mi sebagai makanan
selingan, tidak hanya untuk mengenyangkan perut tetapi juga menambah asupan gizi pada mereka. Hastuti et al (1985) melaporkan bahwa terigu jenis “soft” cap kunci dapat disubstitusi dengan tepung sorgum sampai 10% dalam pembuatan mie kering dengan hasil yang masih disukai panelis. Royaningsih dan Pangloli (1988) melaporkan bahwa terigu jenis medium cap segitiga biru dapat disubstitusi dengan tepung sagu sampai 30% dalam pembuatan mie basah. Sedangkan penelitian Marzempi et al (1994) melaporkan bahwa jumlah maksimum tepung ubi kayu yang dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan mie adalah 20%. Khusus untuk pemanfaatan wortel sebagai bahan dasar pembuatan mi, Zuraidah Nasution (2005) telah melakukan penelitian substitusi bubur wortel terhadap terigu dan melaporkan bahwa bubur wortel dapat digunakan sebagai bahan substitusi tepung terigu pada pembuatan mie basah sebesar 20% dan mengandung vitamin A. Warna, aroma, penampilan, kekenyalan dan rasa mi yang dihasilkan disukai panelis. Dari penelitian yang pernah dilakukan, masing-masing penelitian terdapat keunggulan dan kelemahan sehingga tercetuslah ide untuk membuat mi basah dengan memanfaatkan tempe dan wortel dengan perbandingan sebesar (30% : 20%), (25% : 25%), dan (20% : 30%). Penetapan konsentrasi tempe dan wortel sebesar (30% : 20%), (25% : 25%), dan (20% : 30%) dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan dan menghasilkan adonan mi yang dapat dibentuk. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang diangkat dalam penilitian ini adalah bagaimana pengaruh penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah terhadap daya terima dan nilai gizinya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mi basah dan nilai gizi mi basah dengan penambahan tempe dan wortel. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam pembuatan mi basah yang bergizi ,sebagai salah satu upaya penganekaragaman bahan makanan dari tempe dan wortel, dan sebagai alternative untuk mengurangi pemakaian tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan mi basah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu tempe dan wortel. Uji statistika dilakukan secara ANOVA. Setelah dianalisa, maka Fhitung yang diperoleh dibandingkan dengan Ftabel. Langkah selanjutnya adalah menentukan perlakuan mana yang lebih baik melalui uji ganda Duncan. Alat yang digunakan yaitu timbangan, blender, alat pencetak mi (ampia), kompor, pisau, baskom, gelas ukur, talenan, tirisan, panci, sendok, dan kemasan mi. Bahan penelitian yang digunakan yaitu tepung terigu hard flour cap “cakra kembar”, tempe, wortel, telur, dan garam. Mi basah yang terbuat dari campuran tepung terigu, tempe dan ubi jalar merah ini terdiri atas empat perlakuan. Perlakuan pertama (E1), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 30%, 20%). Perlakuan kedua (E2), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 25%, 25%) dan perlakuan ketiga (E3), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 20%, 30%).
Tabel 1. Jenis dan Ukuran Bahan Penelitian Bahan Tepung terigu Tempe Wortel Garam Telur Sari wortel
Perlakuan E1 250 g
E2 250 g
E3 250 g
150 g 100 g 10 g 50 g 30 ml
125 g 125 g 10 g 50 g 30 ml
100 g 150 g 10 g 50 g 30 ml
Prosedur Penelitian Prosedur pembuatan mi basah meliputi 4 tahap, yaitu persiapan bahan baku, pencampuran bahan, pencetakan dan perebusan mi basah. Persiapan Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan adalah tepung terigu, tempe, wortel, telur, dan garam. Sebelum digunakan wortel dikupas kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian wortel dan tempe dipotong dan ditimbang beratnya sesuai dengan perlakuan. Kemudian tempe dan wortel di haluskan Pencampuran Bahan-bahan dalam pembuataan mi basah yang terdiri dari terigu, tempe dan wortel dengan perbandingan (50%:30% :20%), (50%:25%:25%), (50%:20%:30%), masing-masing dimasukkan kedalam baskom yang berbeda dan diaduk rata, kemudian ditambahkan garam, telur, dan sari wortel sedikit demi sedikit sambil diaduk rata hingga terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya diuleni sampai menjadi kenyal dan kalis. Pencetakan Tahapan pencetakan meliputi pembentukan lembaran dengan roll press dan pembentukan mi. Adonan dibentuk bulat kemudian dipipihkan dengan menggunakan roll press agar terbentuk lembaran tipis setebal ± 1.5 cm. Selanjutnya
mi ditipiskan dan diratakan menggunakan cetakan mi yang permukaannya halus dimulai dari ukuran terbesar/tebal sampai ukuran terkecil/tipis.. Lembaran mi selanjutnya dicetak menggunakan cetakan mi bergerigi untuk mendapatkan mi dengan ukuran yang seragam. Perebusan Mi yang sudah terbentuk selanjutnya di rebus selama 2 menit pada suhu 100ºC agar tekstur mi menjadi lebih baik dan warnanya seragam. Selanjutnya mi ditiriskan dan ditambahkan minyak goreng agar tekstur mi lebih mengkilap dan pita-pita mi tidak lengket. Prosedur pembuatan mi basah pada penelitian dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Tempe T1 = 30 % T2 = 25 % T3 = 20 %
Tepung terigu 50 %
Wortel W1 = 20 % W2 = 25 % W3 = 30 %
Pencampuran bahan
Pengulenan adonan 15 menit
Pembentukan lembaran
Bahan : Garam 10 g Telur 50 g Sari wortel 30 ml
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan keempat mi basah yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 2. Karakteristik Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Karak teris tik
Warna
Kuning pucat
Kuning muda
Aroma
Khas tempe Khas tempe Basah dan elastis
Khas tempe wortel Khas tempe wortel Basah dan elastis
Rasa Tekstur
Kuning sedikit kecoklatan Khas wortel Khas wortel Basah dan elastis
Uji Organoleptik Warna Tabel 3. Hasil Analisa Organoleptik Warna Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Rasa
Pembentukan mi dengan ampia
Perebusan 100ºC selama 2 menit
E2
Penirisan
E3
Mi basah Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Mi Basah dari Tempe dan Wortel
E3
Keterangan: E1 : tepung terigu 50%, tempe 30% dan wortel 20% E2 : tepung terigu 50%, tempe 25% dan wortel 25% E3 : tepung terigu 50%, tempe 20% dan wortel 30%
E1
Penambahan minyak
Mie basah E2
E1
Kriteria
S
KS
TS
Skor P S % P S % P S %
3 8 24
2 17 34
20 60
10 20
10 30
19 38
1 5 5 70 0 0 88,89 1 1 76,66
Keterangan : S : Suka KS : Kurang Suka TS : Tidak Suka
S P
Total 30 63 30 80 30 69
: Skor : Panelis
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi
yaitu 80 (88,89 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20% . Tabel 4. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan Rata-rata
E1 2,1
E3 2,3
E3 – E1= 2,3 – 2,1 = 0,2 < 0,29 E2 – E1= 2,67 – 2,1 = 0,57 > 0,30 E2 – E3=2,67 – 2,3 = 0,37 > 0,29
E2 2,67
Jadi E3 = E1 Jadi E2 E1 Jadi E2 E3
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung (7,75) > Ftabel (3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap warna mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,67) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis. Aroma Tabel 5. Hasil Analisa Organoleptik Aroma Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Aroma E1
E2
E3
Kriteria Skor P S % P S % P S %
Keterangan : S : Suka KS : Kurang Suka TS : Tidak Suka
S 3 14 42
KS 2 14 28
20 60
10 20
10 30
17 34
S P
TS 1 2 2 80 0 0 88,89 3 3 74,44
: Skor : Panelis
Total 30 72 30 80 30 67
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik aroma tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 80 (88,89%) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 20% dan wortel 30%. Tabel 6. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan Rata-rata
E3 2,23
E1 2,40
E1 – E3= 2,40 – 2,23 = 0,17 < 0,29 E2 – E3= 2,70 – 2,23 = 0,47 > 0,31 E2 – E1 = 2,70 – 2,40 = 0,30 > 0,29
E2 2,70
Jadi E1 = E3 Jadi E2 E3 Jadi E2 E3
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung 5,09 > Ftabel 3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap aroma mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,70) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis Rasa Tabel 7. Hasil Analisa Organoleptik Rasa Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Rasa E1
E2
E3
Kriteria Skor P S % P S % P S %
S 3 7 21
KS 2 15 30
17 51
13 26
6 18
18 36
TS 1 8 8 65,55 0 0 85,56 6 6 66,67
Total 30 59 30 77 30 60
Keterangan : S : Suka KS : Kurang Suka TS : Tidak Suka
S P
Aroma
: Skor : Panelis
E1
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik rasa tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 77 (85,56%) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mi basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20%. Tabel 8. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan Rata-rata
E1 1,97
E3 2
E3 – E1= 2 – 1,97 = 0,03 < 0,32 E2 – E1= 2,56 – 1,97 = 0,59 > 0,34 E2 – E3 = 2,56 – 2 = 0,56 > 0,32
E2 2,56
Jadi E3 = E1 Jadi E2 E1 Jadi E2 E3
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung (8,77) > Ftabel (3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap rasa mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,56) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis. Tekstur Tabel 9. Hasil Analisa Organoleptik Tekstur Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel
E2
E3
Kriteria Skor P S % P S % P S %
Keterangan : S : Suka KS : Kurang Suka TS : Tidak Suka
S 3 10 30
KS 2 18 36
17 51
13 26
9 27
18 36
S P
TS 1 2 2 75,55 0 0 85,56 3 3 73,33
Total 30 68 30 77 30 66
: Skor : Panelis
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik tekstur tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 77 (85,56 %) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mi basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20%. Tabel 10. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Tekstur Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan Rata-rata
E3 2,20
E1 2,26
E1 – E3= 2,26 – 2,20 = 0,06 < 0,29 E2 – E3= 2,57 – 2,20 = 0,37 > 0,30 E2 – E3 = 2,57 – 2,26 = 0,31 > 0,29
E2 2,57
Jadi E3 = E1 Jadi E2 E3 Jadi E2 E1
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung 3,59 > Ftabel 3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap tekstur mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,57) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis.
Nilai Gizi Mi Basah Nilai gizi mi basah dengan tambahan tempe dan wortel berdasarkan DKBM dalam 500 gram bahan dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini : Tabel 10. Kandungan Nilai Gizi Dalam 550 gram Bahan Mi Basah Berdasarkan DKBM Zat Gizi E1 Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Natrium (mg) Kalium (mg) Vitamin A (SI) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin C (mg) Air (g)
252,03 10,15 8,61 36,91 0,64 62,58 177,83 1,95 12,5 40,83 2105 0,1 0,06 0,33 3 39,91
Perlakuan E2 245,15 9,32 16,37 36,68 0,63 58 167,33 1,83 15,42 51,04 2402 0,1 0,06 0,38 3,75 41,36
E3 238,28 8,5 7,93 36,45 0,61 53,41 156,83 1,70 18,33 61,25 2698 0,1 0,06 0,42 4,5 42,80
Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah dapat meningkatkan nilai gizi mi basah yang dihasilkan. Mi basah yang paling banyak disukai oleh panelis adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% (E2). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), kandungan gizi mi basah dengan penambahan tempe 25 % dan wortel 25% menyumbang 245,15 kal energi, 9,32 g protein, 16,37 g lemak, 36,68 g karbohidrat, 0,63 g serat, 58 mg kalsium, 167,33 mg fosfor, 1,83 mg besi, 15,42 mg natrium, 51,04 mg kalium, 2402 SI vitamin A, 0,1 mg tiamin, 0,06 mg riboflavin, 0,38 mg niasin, 3,75 mg vitamin C.Dalam pembuatan mi basah melalui proses pemanasan pada wortel dan tempe diperkirakan bahwa nilai gizi mikro dalam
mie basah seperti vitamin A, vitamin B, dan vitamin C akan berkurang. Dengan mengkonsumsi mi basah yang terbuat dari 100 gram bahan ini diharapkan dapat menyumbangkan 9,6 % AKG energi, 15,53 % AKG protein, 400 % AKG vitamin A, 8,3 % AKG tiamin, 4,6 % AKG riboflavin, 2,3 % AKG niasin, 4,2 % AKG vitamin C, 6,38 % AKG kalsium, 27,8 % AKG fosfor, dan 14 % AKG zat besi pada laki-laki dewasa berusia 19 – 29 tahun dengan kategori aktivitas sedang. Sedangkan pada wanita dewasa dapat menyumbangkan 13 % AKG energi, 18,6 % AKG protein, 480 % AKG Vitamin A ,10 % AKG tiamin, 5,45 % AKG riboflavin, 2,7 % niasin, 5 % AKG vitamin C, 7,3 % AKG kalsium, 27,9 % AKG fosfor, dan 7,03 % AKG zat besi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap penilaian organoleptik baik dari segi warna, aroma, rasa, tekstur maupun kandungan zat gizi. 2. Berdasarkan indikator warna, aroma, rasa, dan tekstur, mi basah dengan penambahan tempe dan wortel yang disukai panelis adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% (E2). 3. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan protein tertinggi yaitu mi basah E1 9,53 gram, kandungan lemak tertinggi yaitu mi basah E2 14,46 gram, kandungan karbohidrat tertinggi yaitu mi basah E1 36,88 gram, kandungan serat tertinggi yaitu mi basah E1 0,64 gram. 4. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan vitamin seperti vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin C.
Mi Basah tempe wortel yang memiliki kandungan vitamin A tertinggi yaitu mi basah E3 2693 SI, kandungan tiamin terdapat pada mi basah E1 ,E2 , E3 yaitu 0,1 mg, kandungan riboflavin terdapat pada mi basah E1, E2 , E3 yaitu 0,05 mg kandungan niasin tertinggi yaitu E3 0,42 mg, kandungan vitamin C tertinggi yaitu mi basah E3 4,5 mg. 5. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan mineral seperti kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada mi basah. Mi basah tempe wortel memiliki kandungan kalsium tertinggi yaitu mi basah E1 58,28 mg, kandungan fosfor tertinggi yaitu mi basah E1 164,93 mg, kandungan natrium tertinggi yaitu mi basah E3 18,33 mg, kandungan kalium tertinggi yaitu mi basah E3 61,25 mg. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal yang dapat disarankan adalah: 1. Mi basah dengan penambahan tempe dan wortel cocok direkomendasikan bagi penderita diabetes melitus karena mengandung zat gizi karbohidrat dan lemak yang rendah. 2. Perlu dilakukan upaya untuk menyebarluaskan pembuatan mi basah dengan penambahan tempe dan wortel. 3. Perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dari mi basah untuk meningkatkan daya terimanya.
DAFTAR PASTAKA
Anonim. 2012. Tempe. http://repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2013 Hastuti, P.S., E. Sutriswati dan I.S. Utami. 1985. Tepung Sorgum (Sorgum vulgare) Sebagai Pengganti Tepung Gandum dalam Pembuatan Mie dan Roti Tawar. Jurnal. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta. Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas. Trubus Agisarana. Surabaya. Marzempi, D. Sastrodipuro, Azman dan Aswardi. 1994. Penggunaan Tepung Ubi Kayu Sebagai Bahan Substitusi Terigu dalam Pembuatan Mie Kering. Di dalam Nasrun, et al. (Ed). Risalah Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. Solok Muhajir. 2007. Peningkatan Gizi Mie Instan dari Campuran Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar Melalui Penambahan Tepung Tempe dan Tepung Ikan. Sumatera utara. Medan. Munarso dan Bambang. 2009. Perkembangan Teknologi Pengolahan Mie Diakses http://www.iptek.net.id. tanggal 10 Februari 2013 Royaningsih, S. dan P. Pangloli. 1988. Pembuatan Mie Basah (boiled noodle) dari Campuran Terigu dan Tepung Sagu. Di dalam E.S. Heruwati (Ed). Prosiding Seminar Penelitian Pasca Panen Pertanian. Balitbang Penelitian, Departemen Pertanian. Bogor.