Mata Pelajaran
1
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaran ini, para peserta diharapkan mampu menjelaskan Kebijakan Pembangunan Jalan.
2
Indikator Hasil Belajar
1. Menjelaskan fungsi jalan dalam Pembangunan Nasional dan Wilayah;
2. Menjelaskan Rencana Pembangunan Jalan; 3. Menjelaskan Kebutuhan Pengadaan Tanah untuk Jalan; 4. Menjelaskan Kompetensi Aparatur Bidang Jalan dalam Pengadaan Tanah.
3
II. Fungsi Jalan Dalam Pembangunan Nasional dan Wilayah
4
1. JALAN SEBAGAI PRASARANA TRANSPORTASI
Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan nasional yg sangat vital perannya dlm ketahanan nasional Prasarana jalan di Indonesia mempunyai peran yg vital dlm transportasi nasional dg melayani sekitar 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang pd jaringan jalan yg ada. Pembangunan prasarana jalan memperlancar arus distribusi barang dan orang. Secara ekonomi makro, ketersediaan jasa pelayanan prasarana jalan mempengaruhi tingkat produktivitas marginal modal swasta. Sedangkan secara ekonomi mikro, prasarana jalan menekan ongkos transportasi yg berpengaruh thd pengurangan biaya produksi. 5
keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya thd pasar tenaga kerja. Hal ini sejalan dg tiga strategi pembangunan ekonomi: pro growth, pro jobs dan pro poor. Jaringan jalan sbg prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah harus dpt memberikan pelayanan transportasi secara efisien (lancar), aman (selamat) dan nyaman.Di samping itu jaringan jalan jg hrs dpt memfasilitasi peningkatan produktivitas masyarakat, shg secara ekonomi produk-produk yg dikembangkan menjadi lebih kompetitif. Pembangunan prasarana jalan harus memperhatikan secara bersamaan 3 aspek utama yg sangat penting yaitu: aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yg ada, karena jaringan jalan merupakan bagian dari interaksi tata ruang dan sistem transportasi yang ada di sekitarnya (Gambar-2). Dg memperhatikan aspek lingkungan, pembangunan infrastruktur jg mendukung salah satu strategi pembangunan pemerintah, pro green. 6
III. Rencana Pembangunan Jalan
7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM VISI Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Permukiman Yang Andal Untuk Indonesia Sejahtera 2025
MISI - 8 3) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dlm mendukung pertumbuhan ekonomi dan mening katkan kesejahteraan masyarakat dg penyediaan jaringan jalan yg andal, terpadu dan berkelanjutan. 8
Bagaimana dengan :
Ditjen. Bina Marga ? 9
VISI
Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial 10
MISI Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yg berkelanjutan dg
mobilitas, aksessibilitas dan keselamatan yg memadai, utk melayani pusat-pusat kegiatan di wilayah dan kawasan strategis nasional. Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar perkotaan dan diperkotaan yg memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yg menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional. Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkatkan dlm menyelenggarakan jalan daerah yg berkelanjutan dg mobilitas, aksesibilitas, dan keselamatan memadai. 11
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan : Meningkatkan daya saing logistik dan mobilitas antar moda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Sasaran Strategis : 1)Meningkatnya konektivitas nasional 2)Meningkatnya dukungan thd pertahanan keamanan, daerah tertinggal dan kawasan strategis nasional 3)Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan yg handal , berkeselamatan dan berwawasan lingkungan. 12
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Program Peningkatan Kapasitas : - Perlu adanya peningkatan kapasitas jaringan jalan dari 71 la-km ke 160 la-km. Atau peningkatan sampai 125% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. - Pada tahun 2030 jaringan jalan mencapai target proporsi : Expressway 20% 4 lajur 22% 7 m 50% 6 m 8%. 13
Peta RENSTRA DIITJEN BINA MARGA ( 2015 - 2019 ) Aspek anggaran dan tata : Proses pengadaan tanah yang cepat dan tuntas Proses administrasi pelelangan yg btransparan dan berkinerja tinggi Pengelolaan anggaran secara efektif dan tepat sasaran Penerapan tata kelola secara optimal (good governance)
Program penanganan jalan secara menyeluruh : Pembangunan jalan bebas hambatan Modernisasi jalan nasional Preservasi jalan nasional Penanganan jalan sub-nasional
14
Peta RENSTRA DIITJEN BINA MARGA ( 2015 - 2019 ) 1) Arah Kebijakan 1) Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda 2) Mempercepat pembangunan transportasi yg mendukung Sistem Logistik Nasional 3) Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yg berorientasi nasional dg transportasi yg berorientasi lokal dan kewilayahan 4) Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dg investasi untuk mendukung koridor ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri dan pusatpusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi
15
2) Sasaran
Sasaran Konsep RPJMN 2015-2019 bidang jalan disiapkan berdasarkan Isu Strategis, yaitu : (1) Ketimpangan yang cukup besar tersedianya Jalan Nasional dan Jalan Daerah (2) Kurangnya kapasitas jalan dlm menampung beban volume lalu lintas yg ada Sasaran Outcome nya adalah : Indikator : Kondisi mantap Jalan Nasional 100%, Jalan Propinsi 75%, Jalan Kab /Kota 60% Waktu rata-rata : 1,5 jam/100km. 16
FAKTOR KUNCI
Dalam penyelenggaraan jalan terdapat beberapa faktor kunci yg mendukung keberhasilannya. Faktor-faktorkunci tersebaut adalah : Jaringan jalan yg mendukung pengelolaan Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Alokasi anggaran yg tepat sasaran kinerja Delivery sistem yg mendukung strategi pencapaian kinerja jalan Pendekatan desain dan penerapan teknologi menjamin minimum life cycle cost Pelaksanaa tepat waktu, mutu dan target anggaran Pemeliharan jalan bersifat responsif dan preventif Penegakkan hukum dan peraturan penggunaan jalan Dengan berpegangan pd ke-tujuh faktor kunci tsb diharapkan misi penyelenggaraan jalan yg handal, efektif dan efisien dapat tercapai. 17
TANTANGAN DALAM KONEKTIFITAS Backlog dalam pengembangan jaringan jalan tol Tingginya biaya transportasi darat dan rendahnya konektivitas antar pusat kegiatan ekonomi Waktu tempuh yang tinggi di koridor utama (2,6 jam/100Km> target 1-1,5 jam/100 Km)
18
KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR Data Logistic Performance Index (LPI) 2012 (Studi 2012) didapat data bahwa tersedianya infrastruktur yang baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Asia, Ketersedian infra struktur di Indonesia di Asia masih sangat rendah
dibanding dengan negara lain yaitu di bawah : Jepang, Singapura, Korea Selatan, China, Malaysia, Thailand , India , Vietnamh, Philipina. Dan sedikit di atas : Laos dan Kambodia.
19
KEBUTUHAN SEKTOR LAINuntuk inter-regional, intermodal dan Jaringan Expressway konektivitas internasional Renewal/modernisasi jalan nasional Peningkatan kapasitas Peningkatan dalam pelaksanaan, kualitas dan efisiensi proyek
20
IMPLIKASI PERTUMBUHAN LALU LINTAS TERHADAP STANDAR LEBAR Jika laluJALAN lintas rendah (LT) maka diperlukan peningkatan jalan dari 6 m menjadi : 7 m untuk 20 tahun (low growth ) 4 LD setelah 15 tahun (high growth) Jika lalu lintas medium (MT), maka diperlukan peningkatan kapasitas jalan dari 6m menjadi : 4 LD untuk 20 tahun (low growth) 6 LD+ untuk 20 tahun (high /low growth) Catatan parameter : LG – 8% pertumbuhan per tahun HG – 11,5% pertumbuhan per tahun LT- 3000 kendaraan/hari MT- 8000 kendaraan /hari 21
IV. Kebutuhan Tanah Untuk Jalan
22
KEBUTUHAN TANAH UNTUK JALAN Indikasi Kebutuhan Tanah untuk Jalan. Adanya kebutuhan tanah untuk jalan pd waktu sekarang, dan khususnya pembangunan jalan ke depan terindikasi dari program strategis sbb : Pembangunan jalan bebas hambatan : Percepatan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan bebas hambatan di pulau Jawa dan Sumatera seluas 27.000 Ha Penyelesaian jalan bebas hambatan di pulau Jawa sepanjang 700 km (antara lain Jalan Tol Trans Jawa dan Jabodetabek; termasuk 6 ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta) untuk mendukung transportasi publik dan massal. Pembangunan jalan bebas hambatan di luar pulau Jawa sepanjang 500 km antara lain Trans Sumatera, Samarinda-Balikpapan dan jalan tol Menado-Bitung
23
Modernisasi jalan : Pembangunan jalan nasional baru sepanjang 2000km antara lain
untuk mendukung pertahanan dan keamanan di perbatasan Kalimantan, penuntasan missinglink di Aceh, Kalimantan dan Papua. Peningkatan dan pelebaran jalan nasional sepanjang 2700 km menuju lebar 7 m dan 14 m, menyesuaikan demand lalu lintas Penggantian jembatan pada jalan nasional sepanjang 12.000 m dan pembangunan jembantan bentang panjang 10.000 m di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
24
Pembangunan perlintasan tak sebidang Kereta Api sepanjang 46 km
pd 74 lokasi terutama untuk double track di pulau Jawa. Menstrukturkan sistem jaringan jalan lingkar dan radial di 9 kawasan megapolitan /metropolitan dalam rangka menghubungkan pusat kota dg kota satelit. Pembangunan jalan lingkar perkotaan sepanjang 774 km pd 24 titik di kawasan megapolitan/metropolitan dan kota besar. Pembangunan flyover dan underpass perkotaan sepanjang 14 km pd 32 lokasi di kawasan megapolitan/metropolitan dan kota besar Program peningkatan struktur jalan untuk meningkatkan umur layanan dari 10 tahun menjadi 20 tahun.
25
Isu Strategis Bidang Bina Marga Belum optimalnya konektivitas nasional, •
Lintas perbatasan belum terhubung
•
Jalan lintas belum sepenuhnya terhubung
Kinerja jaringan jalan yang belum optimal, •
Waktu tempuh yang masih tinggi (kurang lebih 2,7 jam/100 km pada koridor utama)
•
Terdapat kesenjangan kualitas jalan nasional dan jalan daerah
Kemacetan di kawasan perkotaan, kapasitas jalan yang belum mampu melayani pertumbuhan lalu lintas di kota besar / metropolitan Manajemen Proyek • Pemaketan Proyek yang relatif kecil yang tidak mendorong peningkatan mutu pekerjaan, karena Satker/PPK lebih disibukkan oleh administrasi Kontrak daripada urusan pengendalian mutu, proses dan produk. •
Penanganan jalan yang masih bersifat spot spot
•
Belum optimalnya kualitas pelaksanaan
27
Capaian Renstra 2010-2014 & Renstra 2015-2019 1.
Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda
2.
Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional
3.
Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan
4.
Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi
• 98 % mantap (47.002 km) • 3.057 km peningkatan kapasitas (pelebaran) • 15 km FO/UP (Perlintasan KA dan Metropolitan)
RPJMN 2015-2019 • Kemantapan jalan nasional 98 % • Kemantapan jalan daerah70% • Waktu tempuh koridor utama 2,2 jam / 100 km
• 94 % mantap (38.570 km) • 19.551 km peningkatan kapasitas • 22 km FO/UP
RENSTRA DJBM 20152019
RENSTRA DJBM 20102014
• 2.650 km pembangunan jalan • Jalan Bebas Hambatan 1.000 km • Dukungan jalan sub nasional 500 km
Nawacita Presiden RI
• 1.276 km pembangunan jalan • Jalan Bebas Hambatan konstruksi pemerintah 47.7 km (beroperasi 840 km)
28
PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR 2015-2019 Dukungan jalan terhadap Dukungan jalan terhadap
pembangunan 24 Pelabuhan baru Dukungan jalan terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi
pembangunan 15 Bandara baru Dukungan jalan terhadap intermoda dengan jalur KA
Restrukturisasi jaringan jalan perkotaan Pembangunan jalan lingkar perkotaan di Metropolitan dan kota besar
Dukungan jalan bagi pariwisata pada 25 KSPN prioritas
Dukungan jalan di 15 kawasan industri prioritas
Konstruksi jalan bebas hambatan (1.000 km)
Pembanguna n jalan nasional (2.650 km)
Pembangunan Jalan Strategis mendukung pariwisata
Pembangunan FO/UP pada perlitasan KA dan kota metropolitan (15.000 m)
Pemeliharaa n jalan nasional (47.002 km)
1.350 km Pembangunan missing link menuju Pelabuhan dan
Bandara 1.000 km Pembangunan lingkar 300 km
Alokasi RPJMN 20152019
Rp. 278 Triliun
Dukungan jalan sub-nasional (500 km)
TARGET JALAN TOL OPERASI S.D TAHUN 2019
Pekanbaru – Kandis – Dumai 46/135 km
Balikpapan – Samarinda 37/99 km
Semarang – Solo 50/73 km
Pemalang – Batang 39/39 km
Cikampek – Palimanan 117/117 km
Bakaheuni – Tb. Besar 38/138 km
Batang – Semarang 75/75 km
Pejagan Pemalang 58/58 km
Medan – Kualanamu – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi 62/62 km
Medan – Binjai 16/16 km
Solo – Mantingan – Ngawi 90/90 km
23 km (operasional)
Kayu Agung – Palembang - Betung 34/112 km
Banda Aceh Lhokseumawe
Medan
Ngawi – Kertosono 87/87 km
Manado Pekanbaru
Padang
2 km (operasional)
15 km (operasional)
Samarinda
Jambi
Mojokerto – Surabaya 34/36 km
Kertosono Mojokerto 26/41 km
Dumai
Palembang – Indralaya 22/22 km
Manado – Bitung 14/39 km
Balikpapan
Palembang Bengkulu Akses Tanjung 1. Cengkareng – Kunciran Priok 14/14 km 17/17 km – Serpong 2. Kunciran
:
Gempol – Pandaan 14/14 km
Lampung
:
11/11 km 3. Serpong – Cinere : 10/10 km 4. Cinere – Jagorawi : 11/15 km 5.Cimanggis – Cibitung : 25/25 km 5. Cibitung – Cilincing : 34/34 km 6. Depok – Antasari : 6/22 km 7. Bekasi – Kp. Melayu : 11/21 km 8. Sunter – Rawa Buaya : 20/20 km 1. Bogor Ring Road : 5/11 km Batu Ceper 2. Sunter Ciawi ––Sukabumi 9. Pulo Gebang : : 15/54 9/9 km km
Jakarta
Bandun g
Semaran g
Surabaya
Gempol – Pasuruan 21/34 km
Solo
Cileunyi – Sumedang – Dawuan 31/59 km Pasirkoja – Soreang 11/11 km
Pandaan – Malang 38/38 km
NO
PULAU
PANJANG (km)
TERBANGUN S.D 2014 ( km)
RENCANA PEMBANGUNAN + OPERASIONAL (TAHUN/Km) 2015
2016
-
-
-
1.292,89
91.42
214.84
a. TRANS JAWA
850,79
74.25
b. NON TRANS JAWA
442,10
17.17
3
KALIMANTAN
99,02
-
-
4
SULAWESI
39,00
-
-
1
SUMATERA
2
JAWA
361,19
2017
2018
2019
61.70
95.50
60.00
217.20
43.54
93.19
265.05
245.46
889.60
199.24
32.97
41.06
224.90
98.17
596.34
15.60
10.57
52.13
50.54
164.42
293.26
-
-
25.00
11.50
36.50
-
-
13.50
-
13.50
409.4
TOTAL
Jantho – Keumala 39 km
Geumpan g - Pameu 35 km
Sp. Mayang – Kuala Tanjung 3 km
RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 – 2019 : PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL 2650 KM (Pembangunan 1000 km Missing Link) Tj. Kelian – Petaling – Pkl. 1. Mamberamo-Tengon-Elelim 38 Pinang; Petaling – Namang – Tobali; Koba – Lbk. Besar – Tj. Berikat 46 km Akses Pel. Merbau – Sintete Tebas (Sambas) 28 km 3 km
Akses Pel. km Trisakti 2. Lereh – Tengon 3 km km Akses Saubeba Pelabuhan Woda Pelaihari 5 km 4 km Kelua Tanjung Matraman 8 km Jln Lingkar – Sei Ulin Jln Raja 15 km Lingkar Ampat Sorong – 10 km Pel. Arar 28 km
Akses Tayan 1 km Nanga Pinoh – Tumbang Samba 8 km
Akses Terminal Tipe A Padang 1,5 km Balinka – MaturNgarai Sihanouk (Jmbtn & 1. Sejajar Terowongan) RE Martadinata 1 km 15 km 2. Cimanggis Nagrag 3 Akses km Bandara Akses Pel. 3. Akses Dry Port 1 Blimbing Belang Belang km Sari 33 km 1. Arteri Akses Sejajar Std. Gede 8 4. Jln Bage Tol (JORR) 25 Lingkar 10 km km km Luar Terminal ALBN 2. Akses Tol Karawang Barat& Yogyakarta Ketamenanu Karawang Timur 16 29 km 1,5 km km 1. Frontage Akses Bandara Juanda (Sidoarjo) 3 Lintas Tengah Lb. Bajo – Boleng km NTT Terang 2. Akses Bandara Abd. Saleh (Malang) 10 15 km 24 km km
15
DepapreBongkrang 7 km Mameh – Ambuni 91 km Windesi – Bombera i 45 km Sumusuk – Bintuni 17 km
Windesi Wasior 8 km Marisa Tandia Tolinggula Yahour 15 km 20 km TimikaPalu – Parigi Urumuka 18 km 5 km Akses Pel. Enaratoli – Belopa Tiom 3 km 62 km Swatar-DekaiOksibil-Iwur – Waropko
Towe HitamUbrub 18 km
RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 – 2019 : PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL 2650 KM (Pembangunan Jalan Lingkar / Ring Road 300 km ) Tj. Pinang Kepri 32 km
Western Ring Road Thp III - Bali 2 km
Lingkar Pontianak 10 km
Lingkar Batu Licin 9 km
1. GORR I 30 km 2. GORR II 15 km
Lingkar Kota Palu 15 km
Padang By Pass 27 km
Bandar Jaya Lampung 16 km Lingkar Selatan Bandung 20 km Lingkar Malangbong 3 km
Lingkar Brebes 18 km Lingkar Pekalongan 15 km
Lingkar Barat Banyuwangi 7 km Lingkar Sumpiuh 6 km
Middle Ring Road Makassar 3 km
By Pass Mamminasata 31 km
Lingkar Kota Kendari 21 km
USULAN PENDANAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA 2016* Usulan pendanaan Ditjen Bina Marga sebesar Rp. 79.222.776 Juta yang terdiri dari APBN Murni (Rp. 69 T), SBSN (Rp. 5,9 T) & PHLN (Rp. 3,5 T) NO.
1
ALOKASI Baseline TA. 2016
Pemeliharaan Jalan
Target
47.002 km
1.a
Pemeliharaan Rutin
1.b
Pemeliharaan Rutin Kondisi
17.956,74 km
1.c
Pemeliharaan Preventif
10.938,74 km
1.d
Rehabilitasi Minor
7.059,95 km
1.e
Rehabilitasi Mayor
3.059,22 km
1.f
Rekonstruksi
2
Panjang jembatan yang terpelihara
3
Panjang jalan yang ditingkatkan
7.475,16 km
513,00 km
445.875 m 1.058 km
3.a
Pelebaran Jalan
1.056 km
3.b
Pembangunan FO/UP
2.048 m
4
Panjang jembatan yang ditingkatkan
5
Panjang jalan yang dibangun
6
Panjang jembatan yang dibangun
7
Panjang jalan bebas hambatan yang dibangun
39 km
8
Dukungan Jalan Sub Nasional
125 km
9
Pembebasan lahan
* Surat Menteri PUPR No.KU.01.01-Mn/ 270 tanggal 20 Maret 2015
7.563 m 1.000 km 4.310 m
5.980 ha
ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2016 A. EKSISTING ASET Preservasi jalan mengacu kepada pemuktahiran SK Menteri baru tentang Status dan Fungsi jalan sepanjang 47.002 KM (98% mantap diakhir 2019) Penambahan panjang jalan nasional 8.433 km (termasuk Provinsi Kalimantan Utara 585 km) Wilayah I total panjang SK 2015 13.708,05 km (bertambah 2.139,93 km) Penanganan preservasi jalan untuk menjaga dan menuju kondisi mantap pada tahun 2016 melalui: Penanganan sesuai kondisi jalan berupa pemeliharaan jalan termasuk perbaikan drainase dan penanganan Black Spot Penerapan nomenklatur baru untuk pemeliharaan jalan dengan sub output : Pemeliharaan Rutin, Rutin Kondisi, Preventive, Rehabilitasi Minor, Rehabilitasi Mayor dan Rekonstruksi Penanganan jalan untuk menurunkan waktu tempuh 2,7 jam / 100 km pada tahun 2016 melalui: Pelebaran jalan untuk pemenuhan lebar standar dilakukan bersamaan dengan Rekonstruksi Pelebaran setelah tingkat kejenuhan lalu lintas diatas 0,85 (VCR > 0,85) Peningkatan Geometrik pada titik kemacetan sehingga mempersingkat waktu tempuh Persiapan pembangunan jalan lingkar perkotaan apabila peningkatan kapasitas (pelebaran jalan) tidak dapat dilakukan karena tata guna lahan Seluruh jembatan harus diinventarisasi dan dilakukan penanganan, baik melalui pemeliharaan rutin, berkala/rehabilitasi atau penggantian jembatan. Khusus untuk
ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2016 B. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL Prioritas pembangunan jalan baru : Missing link Kawasan strategis (NAWACITA) : Perbatasan, akses menuju Pelabuhan, bandara, pariwisata, industri, dan railway crossing Metropolitan/kota besar : lingkar dan FO/UP Pembangunan Jalan bebas Hambatan Usulan pembangunan baru harus memenuhi kriteria kesiapan antara lain: Feasibility Study (FS); AMDAL, UKL/UPL; kesiapan lahan/tanah; dan DED Monitoring dilakukan untuk aspek fisik/keuangan, pembebasan lahan dan desain sehingga desain harus siap pada bulan Oktober untuk ditenderkan pada bulan November. C.
Peningkatan kualitas pekerjaan Penerapan TFAC (Technical and Financial Audit Consultant), seperti yang telah dilakukan proyek EINRIP dan WINRIP Setiap Balai mengusulkan paket APBN MYC dan bernilai besar sebagai sebagai Pilot Project TFAC
D. Dukungan terhadap jalan daerah Dukungan jalan daerah (insentif APBN dan DAK) dilakukan setelah mendapat insftruksi pimpinan Kementerian dan Presiden RI
ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2016 E. Multi Years Contract (MYC) dan PHLN Melaksanakan pekerjaan lanjutan/commited project (MYC) yang dibiayai Rupiah Murni maupun PHLN MYC yang diusulkan tahun 2016, harus disiapkan kandidat dan data pendukungnya Dana PHLN TA. 2016 untuk membiayai proyek-proyek on going dan proyek usulan TA. 2016 Cek kebutuhan PHLN per paket sesuai kebutuhan penyerapan pada TA. 2016 Indikasi PHLN TA. 2016 sebesar Rp. 3,5 triliun dengan dana pendamping Rp 506 miliar termasuk membiayai proyek proyek on going dan proyek usulan TA. 2016 F. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Balai mengidentifikasi paket-paket untuk diusulkan didanai dengan SBSN dengan kriteria sebagai berikut: Paket paket lanjutan SBSN 2015 Pembangunan baru dengan kesiapan proyek lengkap (dapat dilaksanakan TA 2016) Prioritas untuk Paket bernilai besar & MYC Program terdapat dalam Renstra Bina Marga 2015-2019 Balai menyiapkan kelengkapan data dukung usulan SBSN antara lain KAK dan dokumen studi kelayakan
INDIKASI KEGIATAN SBSN Wilayah II
Total 1 Pembangunan Akses Dryport
DKI Jakarta
Pembangunan Jalan Baru
0,3
KM
Alokasi 2016 2.305.438.460,0 55.000.000,0
2 Pembangunan Jalan Akses Gedebage
Jawa Barat
Pembangunan Jalan Baru
1,34
KM
259.957.000,0
3 Pembangunan Jalan Lingkar Sumpiuh I
Jawa Tengah
Pembangunan Jalan Baru
5,7
KM
47.000.000,0
Jawa Tengah
Pembangunan jalan bebas hambatan
118,7
KM
432.725.450,0
Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru
772
M
261.742.000,0
Jawa Timur Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru Pembangunan Jembatan Baru
276 286
M M
-
Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru
210
M
-
Kalimantan Timur
Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
11,5
KM
593.388.010,0
7 Pembangunan Jembatan Pulau Balang
Kalimantan Timur
Pembangunan Jembatan Baru
301
M
520.626.000,0
Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan 8 Trisakti (Pelabuhan Trisakti - Liang Anggang)
Kalimantan Selatan Pembangunan Jalan Baru
3,7
KM
135.000.000,0
No
Nama Kegiatan
Pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 1 (MYC) Pembangunan Jembatan di Provinsi 5 Jawa Timur Pembangunan Jembatan Sirnoboyo Pembangunan Jembatan Grindulu II Pembangunan Jembatan Sembayat Baru II (MYC) Pembangunan Jalan Tol Balikpapan 6 Samarinda 4
Provinsi
Jenis Penanganan
Panjang Satuan
Readiness Ciriteria Renstra FS/BD AMDAL DED Lahan 2015-2019
KEGIATAN LOAN No.
Nama Proyek Dalam NPPLN
Rencana Usulan TA 2016 (dalam Juta Rp) PLN RMP
ON- GOING (PINJAMAN LUAR NEGERI)
JICA 1 2 3
Tanjung Priok Access Road Construction Project Phase 1 Tanjung Priok Access Road Construction Project Phase 2 Aceh Reconstruction Project
4 5 6
Toll Road Development of Medan-Kualanamu Development of Cileunyi -Dawuan-Sumedang Toll Road Phase 1 Tayan Bridge Construction Project
CHINA
KOREA 7 WORD BANK 8 DFAT 9 SPANYOL
10
Padang Bypass Capacity Expansion Project
Western Indonesia National Roads Improvement Project (WINRIP) Eastern Indonesia National Improvement Project (EINRIP)
475.17 475.17 351,730.97 351,730.97 -
531,506.08
154,397.83
THE PROCUREMENT OF PREFABRICATED STEEL TRUSS BRIDGE MATERIAL SPANISH LOAN
ADB/IDB 11
336,054.32 100,000.00 200,000.00 36,054.32 442,831.53 352,831.53 90,000.00 70,222.11 70,222.11 855,989.92 855,989.92 -
Regional Roads Development Project
152,778.28
Regional Roads Development Project
378,727.80
154,397.83
PIPELINE 1 2 3 4 5
TOTAL
Development of Cileunyi -Dawuan-Sumedang Toll Road Phase 2 Toll Road Development of Solo - Kertosono Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Regional Roads Development Project II Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung
1,268,400.00 465,300.00 440,000.00 143,000.00 100.00 220,000.00
30.00 30.00 -
3,505,004.00
506,634.00
Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 24 Pelabuhan (Tol Laut)
Jalur rencana Pelabuhan Hub Jalur rencana Pelabuhan Feeder Pulau
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Pelabuhan 1. Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi: Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 10.Tanjung Emas 11.Sampit
12.Banjarmasin
Pulau
Pelabuhan 13.Samarinda
16.Kupang 17.Makasar )* 18.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )* 21.Ternate: A. Yani 22.Ambon 23.Sorong 24.Jayapura
Terdapat 19 pel abuhan yang diusulkan Kem enterian Perhubungan (Surat No. UM.208/1/14 PHB 2014): • Hanya 1 pelabuhan yang beririsan dengan 24 pelabuhan versi Trilatertal Meeting (Bappenas), yaitu Palaran (Samarinda) • 5 pelabuhan merupakan Pelabuhan Regional (PR) pada tahun 2015-2030 bukan kewenangan nasional • 1 pelabuhan merupakan PR pada tahun 2015 dam akan menjadi PP pada tahun 2019-2030 • 5 pelabuhan merupakan PP telah diakses jaringan jalan nasional (eksisting & penambahan) • 7 pelabuhan merupakan PP belum diakses jaringan jalan nasional
15.Pontianak
Sulawesi
Maluku Papua
(Permen PU No. 03/PRT/M/2012)
Dari 24 pelabuhan: • 21 pelabuhan telah diakses oleh jaringan jalan nasional eksisting (termasuk Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa) • 3 pelabuhan lainnya akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional, yaitu Batu Ampar, Kendari, dan Sorong
Kalimantan 14.Balikpapan: Kariangau
Bali-Nusra
Dukungan jaringan jalan nasional: Pelabuhan Utama (PU) dan Pelabuhan Pengumpul (PP)
Ket: )* Pelabuhan Hub
41
Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 15 Bandar Udara
Keterangan: Bandar Udara Pengumpul Rencana Pembangunan 15 Bandara
Pengembangan 9 Bandara Pelayanan Kargo Udara
Pulau Sumatera
Pulau
Bandar Udara 1.Letung 2.T ambelan
Jawa
3. Kerta Jati: Majalengka
BaliNusra
4. Kabir- Patar
5. Muara Teweh: Beringin 6. Tebelian: Susilo 7. Maratua Kalimanta 8. Samarinda Baru: Temindung/ Sungai n Siring 9. Buntu Kunik: Pontiku/ Tana Toraja Baru
Maluku
Papua
Bandar Udara 13. Namniwel: Namlea 14.Werur 15.Koroway Batu
Dukungan jaringan jalan nasional: bandar udara Pengumpul Primer (PP), Pengumpul Sekunder (PS), dan Pengumpul Tersier (PT) (Permen PU No. 03/PRT/M/2012)
Dari 15 bandar udara, hanya 3 bandar udara (Kertajati, Tebelian, Samarinda Baru) yang merupakan bandar udara pengumpul pada tahun 2020 – 2030 dan telah diakses oleh jaringan jalan nasional
Terdapat 20 bandar udara yang diusulkan Kementerian Perhubungan (Surat No. UM.208/1/14 PHB 2014): • Terdapat 13 bandar udara yang beririsan dengan 15 bandar udara versi Trilatertal Meeting (Bappenas), kecuali Namniwel dan Koroway Batu • Dari 20 bandar udara, hanya 5 bandar udara yang merupakan Bandar Udara Pengumpul (Primer/ Sekunder/ Tersier) s/d tahun 2020, yaitu: 3 bandar udara beririsan dengan 15 bandar udara 2 bandar udara (Kualanamu dan Nabire) telah didukung oleh jaringan jalan nasional (eksisting dan penambahan)
42
Dukungan Jalan terhadap 60 ASDP Kuala Tungkal
Jangkang
Penarik
Kep. Meranti
Mamuju
Penagi (P. Bunguran), Natuna
Telaga Punggur
Simanggaris
Teluk Batang
P. Sebuku
Lero
Kabonga
Karatung
Salawati
Sorong
Numfor
Meulaboh
Sintete
Manado Tua Ciremai
Bastiong
Nias Selatan
Folley Penajam
Malili
Tanjung Api-api
Sikeli
Pinrang
Gangga
Bombana
Pare-pare Maros Bakauheni
Weda
Gunaksa Padang Bai
Gilimanuk Merak
Wayaloar
P. Nyamuk, Karimun Jawa
Ketapang
Kayangan
Lembar
Poto Tano
Raha
Raijua
Dukungan jaringan jalan nasional : ASDP yang melayani angkutan penyeberangan antar provinsi Dari 60 ASDP: • 27 ASDP telah diakses oleh jaringan jalan nasional • 12 ASDP akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional
Kaladupa Kajadoi
Leti
Kaonda
Moa Wunlah
Toyando
Warem
39 ASDP (27 + 12) yang telah diakses oleh jaringan jalan nasional ASDP yang belum diakses
Terdapat 6 ASDP yang diusulkan Kementerian Perhubungan (Surat No. UM.208/1/14 PHB 2014): • Hanya 2 ASDP yang beririsan dengan 60 ASDP , yaitu Gunaksa dan Wailey telah didukung oleh jaringan jalan nasional (eksisting dan penambahan)
43
Dukungan Jalan terhadap 15 Kawasan Industri (KI) Prioritas 2015-2019 pada 10 Wilayah Pengembangan Industri (WPI)
Wilayah Pengembangan Industri (WPI): pengelompokan wilayah berdasarkan keterkaitan backward dan forward sumberdaya dan fasilitas pendukungnya, serta memperhatikan jangkauan pengaruh kegiatan pembangunan industri. Kawasan Industri (KI): kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Dari 15 KI, 10 KI telah diakses oleh jaringan jalan nasional. 5 KI lainnya akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional. Bitung Kuala Tanjung Sei Mangke
Palu Morowali Konawe Halmahera Timur Ketapang Landak
Batulicin
Teluk Bintuni
Tanggamus
Bantaeng
Sayung (Jatengland) JIIPE
Ket: KI Prioritas 2015-2019
44
Dukungan Jalan terhadap 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas 2015-2019 Sumber: PP No. 50 tahun 2011 tentang RIPKN Ket:
16 Prioritas 20122014 9 KSPN tambahan Prioritas 20152019 2 KSPN (diluar 25 KSPN Prioritas 20152019)
4 KSPN yang tidak beririsan dengan 25 KSPN Prioritas (Surat Kementerian Pariwisata)
TOGEAN
KARST PACITAN
UJUNG KULON – TJ. LESUNG
MOYO
25 KSPN prioritas (termasuk beberapa KSPN lainnya) telah didukung oleh jaringan jalan nasional Terdapat 20 KSPN yang diusulkan Kementerian Pariwisata (Surat No. UM.303/2/15 M.PAR/2014): • 16 KSPN yang beriris an dengan 25 KSPN Prioritas • 4 KSPN yang tidak beririsan: 2 KSPN (Ujung Kulon-Tj. Lesung dan Togean-Tomini) akan didukung oleh penambahan jaringan jalan nasional. 2 KSPN (Karst Pacitan dan Moyo) akan diprogramkan dalam Renstra 2015-2019 Sehingga 31 KSPN tersebut di atas telah didukung oleh jaringan jalan nasional
45
Seluas – Bts Kab Sanggau/Bengkaya ng 7 km Temajuk – Aruk 57 km
Relokasi Bts Kota Sanggau Sekadau 2 km Akses Jbtn Tayan 3,5 km
RENSTRA DITJEN BINA MARGA 2015 – 2019 : PEMBANGUNAN JALAN NASIONAL 2650 KM (Pembangunan Jalan Strategis 1350 km ) Bts Prov Kalbar –
Entikong – Ng. Badau 149 km
Ng. Badau – Bts Prov Kaltim 72 km
Long Nawang Malinau 163 km Malinau – Long Bawan – Long Midang 2,3 km
MensalongTou Lumbis 1,3 km
Akses Maloy III 6 km
Sofi Wayabula 27 km Sausafor - Arfu 71 km Teluk Bintuni 25 km
Sentul – Puncak 49 km Pantai Selatan Jawa Tengah Pantai Selatan Yogyakarta 1. Slarang – Ayah/Bodo 4 1. Bugel-Galur-Poncosaari km 4 2. Ayah/Bodo - Jladri 2 km km 2. Poncosari-Greges 3. Jladri - Wawar 3 km 4 km 3. Parangtritis-Girijati 3 km 4. Legundi-Kanigoro-Planjan 8 km
SingarajaMengwitani 5 km Pacitan 4 km Trenggalek 60 km Tulungagu ng 16 km Blitar 8 km
Malang 72 km Lumajang 63 km Jember 84 km Banyuwan gi 33 km
Lingkar Sumbawa Besar 30 km PemenangTanjung 10 km Jl. Gerung Patung Sapi (Mataram) 7 km
Malanuza Bajawa 17 km Laktutus – Motoain 123 km Laktutus Motomasin 41 km
Habema – Kenyam 17 km Kimibay Sarmi 93 km
KEGIATAN SBSN No
Nama Kegiatan
Provinsi
Jenis Penanganan
Readiness Ciriteria Renstra FS/BD AMDAL DED Lahan 2015-2019
Satuan
Pembangunan Fly Over
800
M
136.560.000,0
Pembangunan Jembatan Baru Pembangunan Jalan Baru
300 0,3
M KM
150.000.000,0 55.000.000,0
Jawa Barat
Pembangunan Jalan Baru
1,34
KM
259.957.000,0
Jawa Tengah
Pembangunan Jalan Baru
5,7
KM
47.000.000,0
Jawa Tengah
Pembangunan jalan bebas hambatan
118,7
KM
432.725.450,0 261.742.000,0
Total 1
Pembangunan Fly Over Sp. Surabaya
2 3
Pembangunan Jembatan Musi IV Pembangunan Akses Dryport
6
Pembangunan Jalan Akses Gedebage
7
Pembangunan Jalan Lingkar Sumpiuh I
Pembangunan Jalan Tol Solo 8 Kertosono Seksi 1 (MYC) Pembangunan Jembatan di Provinsi 9 Jawa Timur Pembangunan Jembatan Sirnoboyo Pembangunan Jembatan Grindulu II Pembangunan Jembatan Sembayat Baru II (MYC) Pembangunan Jalan Tol Balikpapan 11 Samarinda
Alokasi 2016 5.911.142.010,0 4.667.425.760,0
Panjang
Aceh Sumatera Selatan DKI Jakarta
Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru
772
M
Jawa Timur Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru Pembangunan Jembatan Baru
276 286
M M
-
Jawa Timur
Pembangunan Jembatan Baru
210
M
-
Kalimantan Timur
Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
11,5
KM
593.388.010,0
12 Pembangunan Jembatan Pulau Balang
Kalimantan Timur
Pembangunan Jembatan Baru
301
M
520.626.000,0
Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan 13 Trisakti (Pelabuhan Trisakti - Liang Anggang)
Kalimantan Selatan
Pembangunan Jalan Baru
3,7
KM
135.000.000,0
Nusa Tenggara Barat
Pembangunan Jalan Baru
9
KM
180.000.000,0
Nusa Tenggara Timur
Pembangunan Jembatan Baru
16
Pembangunan Jalan Talabiu - Bts. Kota Bima (4 Jalur) - Lanjutan
18 Pembangunan Jembatan Petuk I Pembangunan Interchange Manado 19 Bypass (MYC) 20
Pembangunan Jalan Lingkar Gorontalo (Gorontallo Ring Road/GORR)
21 Pembangunan Jembatan Teluk Kendari 22 23 24 25 26
Pembangunan Jalan Jayapura-WamenaMulia Pembangunan Jalan Enarotali-Mulia Pembangunan Jalan Dekai Oksibil Pembangunan Jembatan Holtekamp Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Arar - Lanjutan - Pembangunan Jembatan - Pembangunan Jalan Akses
190
M
146.616.000,0
Sulawesi Utara
Pembangunan Jalan Baru
67,15
M
53.900.000,0
Gorontalo
Pembangunan Jalan Baru
45
KM
210.000.000,0
Pembangunan Jembatan Baru
781
M
205.911.300,0
Papua
Pembangunan Jalan Baru
88,9
KM
190.000.000,0
Papua Papua Papua
Pembangunan Jalan Baru Pembangunan Jalan Baru Pembangunan Jembatan Baru
128,08 40 700
KM KM M
280.000.000,0 150.000.000,0 350.000.000,0
197 42,19
M KM
89.000.000,0 220.000.000,0
Sulawesi Tenggara
Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru Papua Barat Papua Barat
Pembangunan jembatan baru Pembangunan Jalan baru
RENCANA PENANGANAN JALAN PULAU JAWA TA. 2015-2019 Panjang Draft SK Menteri 2015 DKI Jakarta 53,31 km
Banten 2.002,08 km
Jawa Barat 1.791,37 km
Jawa Tengah 1.518,09 km
Jawa Timur 2.355,62 km
DI. Yogyakarta 247,91 km
Sera D ng Jakar K taI
Bante n
Bandung Jawa Barat
Semarang Jawa Tengah
Jawa Timur DI Yogyakart Y a
Surab aya
Rencana Paket-paket Strategis Pengembangan Jalan Bebas Hambatan • Penyelesaian Jalan Tol Trans Jawa • Pembangunan Jalan Tol Non trans Jawa • Pembebasan lahan untuk konstruksi Tol Trans dan Non Trans Jawa Missing Link • Pembangunan jalan arteri sejajara JORR 0.5 km • Akses Dry port 1 km • Cimanggis Nagrak 1.25 km • Akses Tol Krawang Barat 8 km • Akses Gede Bage 1.34 km • Akses Bandara Jbelimbing sari 2 km Jalan Strategis • Pembangunan Jalan Pantai Selatan Jawa Jawa Timur 190.73 km • Sentul – Puncak 20.5 km Jalan Perkotaan • Pembangunan lingkar • Brebes 13 km • Pembangunan FO/UP • FO Gaplek 400 m • UP Bulak Kapal 100 m • FO Kopo 30 m • FO Jati Ngaleh 20 m Peningkatan Kapasitas • Peingkatan Kapasitas Pacitan Tulungagung
RENCANA PENANGANAN JALAN PULAU KALIMANTAN TA. 2016
Long Bawan
Serudong Nunukan Sp. Simanggaris Malin au
Aruk
Tj. Harapan Sei Pinyuh Pontian
ak
Bts. Putussiba SerawakNg. Badau Entikong u Sangga Kalimant u an Barat
Kalimantan Timur
Ma. Kalimantan Teweh Tengah Palangkaraya
P. Karimata
Samarinda
Loa Janan
Kalimanta n Selatan Banjarmasin
Panjang Draft SK Menteri 2015 Kalimantan Tengah 2.002,08 km Kalimantan Utara 585 km
Kalimantan Barat 2.117,57km Kalimantan Selatan 1.204,30 km
Kalimantan Tmur 1.710,90 km
Rencana Paket-paket Strategis Pengembangan Jalan Bebas Hambatan • Pembangunan Jalan tol Balikpapan Samarinda • Pembebasan lahan untuk konstruksi Tol Balikpapan Samarinda Missing Link • Pembangunan Jalan lintas tengah Kalimantan Nangapinoh Tumbang Samba (Kalimantan Barat dan Tengah) 2 km • Lintas Selatan Kalbar Merbau Tebas 11 km • Akses Pelabuhan Pelihari 2 km • Akses Pelabuhan Trisakti 3.7 km • Kelua Tanjung 2 km Jalan Strategis • Pembangunan Jalan Paralel perbatasan Kalimantan • Kalbar 52.5 km • Kaltim 40 km • Kaltara 253 km Jalan Perkotaan • Pembangunan lingkar • Sei Ulin 5 km • Batu Licin 9 km Pembangunan Jembatan Bentang Panjang • Jembatan Pulau Balang Peningkatan Kapasitas • Tebelian Nagapinoh • Kota Baru Tanjung Serdang • Palangkaraya SP sei Asam • Tumbang Samba Sei asam
Keterpaduan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pada Pulau Jawa DKI Jakarta
Serang
8 1
Cikampek
4 2
Banten
6
I
5
14
3
7
Bogor
1
10
9
13
Kanci
12
28
Sukabumi
Ciranjang
II
Palimanan Semarang
(K)
11 Bandung
III
16
Pejagan Pemalang
Demak
15
2
3
Batang
4
17
Jawa Barat
V
Jawa Tengah
VI
5
24
Solo 20
7 6 21
Yogyakarta
DIY
25
9
Ngawi
19
18
23
26
Surabaya
Mojokerto
Kertosono 22 8 Gempol Pandaan
Pasuruan
VII
27
Probolinggo
IV
Jawa Timur
Malang Banyuwangi
Klaster industri Simpul Industri makanan-minuman Simpul Industri tekstil Simpul Manufaktur Mesin & Peralatan Transportasi
1 KP Cilegon
15 KP Semarang
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
KP Serang KP Tangerang KP DKI Jakarta KP Bogor KP Bekasi KP Karawang Jabodetabek KP Purwakarta KP Subang KP Bandung KP Cimahi KP Majalengka KP Indramayu
KP Pati KP Banyumas KP Cilacap KP Kulon Progo KP Sukoharjo KP Wonogiri KP Mojokerto KP Tuban KP Lamongan KP Gresik KP Surabaya KP Pasuruan KP Lebak
TOLL trans Jawa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cikampek – Palimanan
Pejagan - Pemalang Pemalang - Batang Batang - Semarang Semarang - Solo
Solo - Ngawi Ngawi - Kertosono Kertosono - Mojokerto Mojokerto-Surabaya
I. II. III.
WPS Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi WPS Jakarta-Cirebon-Semarang WPS Tanjung Lesung-SukabumiPangandaran IV. WPS Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang V. WPS Malang-Surabaya-Bangkalan VI. WPS Yogyakarta-Solo-Semarang VII. WPS Semarang-Surabaya
WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS I.
dan sub wilayah (Kawasan Strategis)
Wilayah Pengembangan Strategis Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi A. Kawasan Strategis Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi B. Kawasan Perkotaan JABODETABEK C. Kawasan Strategis Ciawi-Sukabumi
II.
Wilayah Pengembangan Strategis Jakarta-Cirebon-Semarang A. Kawasan Strategis Jakarta-Cirebon Semarang B. Kawasan Perkotaan Kedungsepur
C. Kawasan Strategis Cirebon
III. Wilayah Pengembangan Strategis Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran A. Kawasan Strategis Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran B. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung C. Kawasan Strategis Pangandaran
IV. Wilayah Pengembangan Strategis Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang A. Kawasan Strategis Yogyakarta-Malang -Pacitan-Trenggalek-Tulungagung-Blitar B. Kawasan Strategis Yogya C. Kawasan Strategis Yogya Malang (selatan) D. Kawasan Strategis Malang Raya
V.
Wilayah Pengembangan Strategis Malang-Surabaya-Bangkalan A. Kawasan Strategis Malang-Surabaya-Bangkalan B. Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila
VI. Wilayah Pengembangan Strategis Yogyakarta-Solo-Semarang VII. Wilayah Pengembangan Strategis Semarang-Surabaya
Keterpaduan Perencanaan Dalam Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pada Kawasan JABODETABEK KOTA INTI KOTA SEKITAR
A
KI CikupaKarawaci
1
22 3
KI Daan Mogot
KI Pulo Gadung
9
5
3
B
E
6 6
4
C
KI Cikarang
KI sekitar Jl Raya Bogor
7 D
Rencana Jalan Tol Jalan Tol Operasi
KAWASAN INDUSTRI
10 8
Legenda:
A. Kota Tangerang B. Kota Tangsel C. Kota Depok D. Kota Bogor E. Kota Bekasi
KI Bantar GebangCileungsiCiteureup
KAWASAN PERMUKIMAN BARU 1. Kota Baru Tigaraksa 2. 3. 4. 5.
Citra Raya Lippo Karawaci BSD Alam Sutera, Gading Serpong 6. Bintaro Jaya 7. Bukit Sentul 8. Kota Wisata, Kota Legenda, Citra Indah 9. Summarecon, Harapan Indah Bekasi 10. Lippo Cikarang, Kota Baru Cikarang
I
Wilayah Pengembangan Strategis Perbatasan Temanuk-Sebatik
Keterpaduan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pada Pulau Jalan & Rencana Jalan Nasional Kalimantan Sungai
II Kawasan Pusat Pertumbuhan dan
III IV
Hinterland Balikpapan-Samarinda-Maloy Wilayah Pengembangan Strategis Pusat Pertumbuhan dan Pengembangan Baru Banjarmasin-Batulicin-Palangkaraya Kawasan Pengembangan Pusat Longmidan Pertumbuhan dan Pengembangan g Baru Ketapang-PontianakLongbawan Singkawang-Sambas
I Balai Nanga Karangan Badau Entik ong
PKN PKW Kawasan Strategis Mensalon g
Simpul Kelapa Sawit
Simpul Batu Bara
Simpul Besi Baja
Simpul Bauksit/Alumina
Simpul Perkayuan
Simpul Migas
•
Keterpaduan infrastruktur wilayah dengan kawasan strategis
•
Pengembangan kawasan perbatasan melalui dukungan infrastruktur wilayah
•
Konektivitas kawasan-kawasan pinggiran Kalimantan melalui pembangunan jalan lintas selatan Kalimantan/lingkar pulau
•
Konektivitas kawasan inner Kalimantan (konektivitas radial) melalui pengembangan jaringan sungai untuk navigasi
Bts. Kaltara Bts.Kalbar Bts. Kaltim
Nanga Era
Long Pangahai
II IV
III
53
.
Keterpaduan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pada Pulau Bali dan Nusa Ibukota Provinsi/Pusat Ekonomi Tenggara dan wisata I Wilayah Pengembangan Strategis pusat pertumbuhan II
Metropolitan Sarbagita Wilayah Pengembangan Strategis konektivitas dan kawasan wisata Senggigi-Mataram (Pelabuhan Lombok Barat)-Kuta(Pelabuhan Lombok Timur)
III
Wilayah Pengembangan Strategis kawasan wisata aksesibilitas antar kawasan wisata (Pulau Sumbawa)
IV
Kawasan aksesibilitas pusat-pusat pengembangan kawasan wisata Labuan Bajo-Ende
V
Wilayah Pengembangan Strategis antar pusat pertumbuhan dengan hinterland dan pengembangan kawasan perbatasan Kupang-Atambua
Simpul kegiatan pariwisata Simpul kegiatan peternakan
Simpul kegiatan Perikanan Pelabuhan Bandar Udara
.
. I
II
III
IV
V .
dan
KOMPETENSI APARATUR BIDANG JALAN DALAM PENGADAAN TANAH PEMBINAAN SDM DI DITJEN. BINA MARGA Berdasarkan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, maka diperlukan upaya dan rencana untuk melakukan : Melakukan penataan kelembagaan agar Pemerintah memiliki fungsi dan kewenangan yg tepat, aturan main dan hubungan kerja inter dan antar Lembaga yg sinergis, serta didukung oleh kualitas ASN yg profesional dan berintegritas Kelembagaan organisasi harus sejalan dg Visi Pembangunan Nasional dan dpt melaksanakan kebijakan / rencana pembangunan dg efektif dan efisien Untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi , saat ini jumlah pegawai di lingkungan Ditjen. Bina Marga dan BPJT adalah 9.294 pegawai 55
Isu, Tantangan dan alternatif Solusi Kelembagaan Isu : Perlunya organisasi yg efektif dan efisien untuk mengantisipasi beban kerja dan tugas fungsi organisasi yg tumpang tindih Tantangan : Perkuatan organisasi (termasuk SDM) dalam rangka meningkatkan keinerja organisasi untuk mendukung penyelenggaraan jalan yg lebih efektif dan effisien Alternatif solusi : Pembinaan SDM berdasarkan kompetensi dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan/workshop Restrukturisasi organisasi (termasuk mengintegrasikan Pusat dan Balai) berdasarkan kebutuhan di masa mendatang yg dapat merepresentasikan proses bisnis.
56
Perlunya Pembinaan Kompetensi Pengadaan Tanah untuk Jalan. Pembangunan jalan di Indonesia dalam jangka panjang dan menengah, berdasarkan visi, misi, strategi, kebijakan dan program Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dan program Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota, merupakan program pembangunan infrastruktur yg sangat signifikan baik dalam skala volume pekerjaan maupun biaya. Pekerjaan ini meliputi pembangunan jalan baik jalan Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun jalan Tol. Pembangunan ini, terutama untuk jalan baru ataupun pelebaran jalan, akan memerlukan luasan tanah/lahan untuk Ruang Milik Jalan (Rumija) yg sangat besar. Keperluan akan tanah untuk Rumija, seperti kita ketahui tidaklah mudah dalam prosesnya. Hal ini memerlukan pejabat/petugas yg kompeten, agar pengadaan tanah tersebut dapat terwujud dg baik.
57
Dengan telah berlakuknya UU No.2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum beserta peraturan-peraturan pendukungnya, diharapkan proses pengadaan tanah dapat berjalan dengan lebih lancar.
58
Dengan dilandasi pd peraturan dan perundang-undangan
kepegawaian dan peraturan pemerintah terkait dg penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai, perlu dikembangkannya diklat berbasis kompetensi untuk pd pejabat/petugas dalam bidang pengadaan tanah.
59
Akhirnya tuntas juga untuk Modul KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN, selanjutnya adalah EVALUASI dulu ya......hanya 30 ‘.......... Besok dilanjutkan dengan MATA DIKLAT YANG LAIN 16/03/2017
by Nana Sudiana Raksadinata
60
EVALUASI 45 ‘ )
(
Seandainya Anda diangkat menjadi Satker/KPB/KPA. Apa yang seharusnya dilaku kan, apabila ada Tanah (BMN) yg ada diwilayah kekuasaan Anda diokupasi pihak lain seperti pd Gambar ini ? PERSIAPAN APA dan LANGKAH2 APA yg harus dilakukan ? Agar Anda tidak terkena SANKSI karena LALAI sbgmn SK MENTERI PUPR
16/03/2017
by Nana Sudiana Raksadinata
61
Semoga Bermanfaat
Sukses Selalu Sampai Ketemu Lagi 62
EVALUASI ( 45 ‘ ) Apabila salah satu Ruas Jalan di Satker anda belum
dibuat LEGER JALANnya. Apa yang akan Anda lakukan dalam tahap persiapan dan tahap pelaksanaannya, sehingga Ruas tersebut mempunyai DOKUMEN LEGER yang sah.
16/03/2017
by Nana Sudiana Raksadinata
63
SAMPAI JUMPA DI MODUL BUKU 3
64
TES ( 45 ‘ ) Jelaskan keterkaitan fungsi jalan dengan berbagai sektor lain dalam Pembangunan Nasional ? 2. Jelaskan yang menjadi dasar Rencana Pengadaan Tanah didasarkan pada kebijakan apa saja ? 1.
65