TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS ILMIAH
DOSEN PENGAMPU : Heny Dwi Arista, M.Pd
DISUSUN OLEH : Rini Nuraini
115130100111026
Oktalavia Dwi Noer R.
115130100111036
Dina Anisa Isnu Hidayati
115130100111046
Ricko Ardya Pradana
115130101111032
Septian Vidya Pangastuti
115130101111041
Tyar Jatu Almira
115130105111002
Redika Yudha Kurniadi
115130107111020
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 1|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia dengan judul Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini dengan sebaik-baiknya. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, tim penulis (Kelompok 2) dengan segala kerendahan hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan temanteman sekalian khususnya para calon dokter hewan.
Hormat Kami,
Kelompok 2
2|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
2
Daftar isi ...............................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
4
1.1 Latar Belakang................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
4
1.3 Tujuan .............................................................................................................
4
1.4 Manfaat ...........................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
6
2.1 Membaca Kritis ..............................................................................................
6
2.2 Menulis Ilmiah ................................................................................................
8
2.3 Teknik Mengenali Identitas Referensi dan Memilih Bahan Tulisan ..............
9
2.4 Teknik Menulis Kutipan .................................................................................
10
2.5 Teknik Menulis Daftar Rujukan .....................................................................
16
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
23
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
24
3|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan membaca kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan ilmiah. Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi persyaratan dan kebiasaan urnum. Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber informasi, baik itu melalui jurnal, artikel, buku, seminar, workshop, situs online dan lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik menggunakan referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan. Sehingga mahasiswa dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, sangat penting untuk mempelajari teknik-teknik dalam penulisan karya ilmiah untuk kepentingan penulisan skripsi, thesis, dan penelitian-penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah yang dimaksud dengan membaca kritis?
1.2.2
Apakah yang dimaksud dengan menulis ilmiah?
1.2.3
Bagaimana teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan?
1.2.4
Bagaimana teknik menulis kutipan?
1.2.5
Bagaimana teknik menulis daftar rujukan?
4|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
1.3
Tujuan 1.3.1
Untuk mengetahui tentang membaca kritis
1.3.2
Untuk mengetahui tentang menulis ilmiah
1.3.3
Untuk mengetahui teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan
1.4
1.3.4
Untuk mengetahui teknik menulis kutipan
1.3.5
Untuk mengetahui teknik menulis daftar rujukan
Manfaat Manfaat pembuatan makalah Membaca Kritis Untuk Menulis Ilmiah adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik – teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
5|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Membaca Kritis Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010). 2.1.1
Ragam Membaca Kritis Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981): 1. Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca. 2. Membaca cepat untuk informasi khusus Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita. 3. Membaca Teliti untuk Informasi Rinci Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
2.1.2 Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010). 6|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
1. Menggali tesis atau pernyataan masalah Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan. 2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan. 3. Memahami konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian, dan teori) Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan. 4. Menentukan bagian yang akan dikutip Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. 5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya,
apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya. 6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip. 2.1.3
Karakteristik Membaca Kritis Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
7|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
a. Menginterpretasi secara kritis b. Menganalisis secara kritis c. Mengorganisasi secara kritis d. Menilai secara kritis e. Menerapkan konsep secara kritis Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah sebagai berikut yaitu (Nurhadi, 1987): a. Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokohtokoh cerita dan sifat-sifatnya b. Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat c. Kemampuan menganalisis d. Kemampuan menilai isi bacaan
2.2
Menulis Ilmiah Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat tahap, yaitu (Badudu, 1981): A. Tahap Persiapan (Pra-Penulisan) Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,
mengamati dan lain-lain yang akan
memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya. B. Tahap Inkubasi Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah. C. Tahap Iluminasi Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tibatiba dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan atau tulisan yang diinginkan. 8|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
2.3
Teknik Mengenali Identitas Referensi dan Memilih Bahan Tulisan 2.3.1
Teknik Mengenali Identitas Referensi Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001). Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001). Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan. Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.
2.3.2
Cara menelaah buku yang telah ditemukan Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi, misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul buku Belajar di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).
9|Bahasa Indonesia (Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah)
2.4
Teknik Menulis Kutipan Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan dapat diperoleh dari kamus, ensiklopedi, artikel, jurnal, karya ilmiah, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian memperkuat pembuktian, dan kejujuran sumber penulisan (Widjono, 2007). Teknik menulis kutipan terdiri atas dua model, yaitu kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung berarti merujuk pada pendapat penulis lain melalui teks aslinya (salin-tempel teks). Kutipan tidak langsung berarti merujuk pendapat penulis lain melalui ide/gagasannya (salin-tempel ide). Adapun penjelasan dari kutipan langsung dan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut. 1. Kutipan Langsung Kegiatan kutipan langsung merupakan kegiatan copy-paste. Kewajiban atas kegiatan copy-paste ini adalah mencantumkan sumber rujukan. Hal ini dilakukan untuk member penghargaan kepada penulis aslinya. Kegiatan copy-paste memilik rasa bangga yang rendah bagi penulis. Kutipan langsung memiliki tiga model, yaitu (a) kutipan ringkas kurang dari 40 kata, (b) kutipan 40 kata atau lebih, dan (c) kutipan yang sebagian dihilangkan. Berikut ini penjelasan ketiga model kutipan tersebut dengan contoh teks di bawah ini. a.
Benefit (Keuntungan) dan Pelayanan
Benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan. Sedangkan pelayanan adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang tidak dapat secara mudah ditentukan. Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapun kriteria program benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab social, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk perusahaan, bantuan hokum, fasilitas ruang baca dan perpustakaan, pemberian makan siang, adanya fasilitas medis, dokter perusahaan, tempat parker, ada program rekreasi atau darmawisata. Sumber: Mangkunegara,A.P.2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung :Rosda
Gambar 1.1 Kutipan Teks
a. Kutipan Ringkas Kurang dari 40 kata Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda kutip. Kutipan langsung ditulis persis aslinya copy-paste teks. Kewajiban yang muncul karena tindakan ini adalah mencantumkan nama belakang penulis, tahun terbit, dan halaman.
10 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa “benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pagawai yang secara cepat dapat ditentukan”.
Model di atas ditulis dengan mencantumkan nama belakang penulis dengan huruf capital di awal, diikuti tahun dan halaman yang diberi tanda kurung dengan pemisah tanda titik dua (:) tanpa spasi. Selain model di atas, dapat juga menggunakan model berikut. “Benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pagawai yang secara cepat dapat ditentukan” (Mangkunegara ,2007:86).
Model di atas mencantumkan nama belakan penulis,tahun dan halaman di dalam tanda kurung. Nama belakang penulis ditulis huruf capital diakhiri tanda koma(,) diikuti spasi, lalu ditulis tahun, diikuti tanda titik dua (:) tanpa spasi dengan halaman buku. Catatan: Tanda kutipan tunggal („….‟) digunakan di dalam tanda kutip (“….”), misalkan Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ Ada hubungan yang erat antara rasa „PD‟ seseorang dengan totalitas pembacaan puisi.” b. Kutipan Ringkas 40 Kata atau lebih Kutipan ini ditulis dengan menggunakan spasi satu, menjorok ke dalam 1,27 cm (satu kali tab), ditulis rata kanan-kiri. Contoh: Mangkunegara (2009:86) memberikan penjelasan benefit yang lugas pada uraian berikut ini. Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapun kriteria program benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab social, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk perusahaan, bantuan hokum, fasilitas ruang baca dan
c. Kutipan Panjang dengan Sebagian Kalimat Dihilangkan Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda ellipsis (…). Tanda ini digunakan untuk menghilangkan bagian kalimat yang kurang diperlukan. Contoh: “Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapun kriteria program benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab social, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk perusahaan, bantuan 11 | B a h a s ahokum, I n d ofasilitas n e s i aruang ( Mbaca e m dan b a cperpustakaan, a K r i t i s pemberian u n t u k makan M e n siang, u l i s adanya I l m i afasilitas h) medis, dokter perusahaan, tempat parker, ada program rekreasi atau darmawisata” (Mangkunegara, 2009 86)
Perhatikan penggunaan tanda ellipsis di atas. Untuk menghilangkan sebagian kalimat, tanda ellipsis ditulis dengan menggunakan tanda titik (.) sebanyak tiga. Untuk titik ke empat , merupakan penanda akhir kalimat. 2. Kutipan Tidak Langsung Kutipan tidak langsung merupakan tindakan copy-paste ide. Kutipan ini ditulis dengan kalimat yang berbeda dengan kalimat aslinya tanpa mengubah ide. artinya penulis dapat merangkai kalimat sendiri yang berbeda dengan kalimat yang ditulis penulis aslinya. Contoh: Benefit adalah nilai keuangan untuk pegawai dapat ditentukan dengan cepat (Mangkunegara ,2007:86).
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa benefit adalah nilai keuangan untuk pagawai dapat ditentukan dengan cepat.
Selain teknik menulis kutipan seperti yang disebutkan diatas, terdapat pula jenis teknik menulis kutipan berdasarkan dari kutipan yang disertai catatan kaki dan kutipan yang tidak disertai dengan catatan kaki. A. Kutipan Disertai Catatan Kaki 1. Kutipan Langsung Kutipan langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya tanpa ada perubahan. a. Kutipan langsung kurang dari lima baris ditulis berintegrasi ke dalam teks, spasi, pias (margin), diapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi nomor untuk catatan kaki. Contoh kutipan langsung kurang dari lima baris :
12 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
b. Kutipan langsung lima baris ke atas ditulis dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki. Contoh kutipan langsung lima baris ke atas :
2. Kutipan Tidak Langsung Kutipan tidak langsung yaitu menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Penulisan dintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan disertai data pustaka sumber yang dikutip, dapat berupa catatn kaki atau data pustala dalam teks. Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya, yaitu: a. Meringkas Menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalma bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Proses meringkas karangan berdasarkan urutan sebagai berikut : 1. Bertolak dari karangan asli, dengan membaca secara cermat keseluruhan naskah asli dari tema sampai dengan kesimpulan, dan merangkum pikiran-pikiran utama 2. Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas dengan menyajikan pikiran-pikiran utama seluruh karangan dalam hubungan logis; memotong, memangkas, atau menghilangkan unsur-unsur berikut ini : a) Latar belakang b) Keindahan gaya bahasa 13 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
c) Ilustrasi d) Penjelasan, rincian, dan detal e) Kutipan f) Sumber kutipan g) Data pustaka h) Deskripsi data i) Contoh-contoh 3. Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian naskah : a) Pikiran pengarang b) Pendektana naskah c) Urutan pikiran d) Istilah-istilah e) Data yang sudah diolah (hasil analisis) f) Kesimpulan g) Sudut pandang pengarang asli Pengetikan : spasi, huruf, dan margin sama dengan uraian dalam teks pembuat ringkasan. Contoh ringkasan :
b. Ikhtisar Menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustrasi 14 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
untuk menjelaskan inti persoalan. Pengetikan : spasi, huruf, margin sama dengan teks. Contoh ikhtisar :
B. Kutipan Tanpa Disertai Catatan Kaki Artikel dan makalah pendek (kurang dari 10) yang tidak menggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks. Pemikiran yang mendasari penulisan tersebut, antara lain : 1) Artikel lazim dimuat dalam surat kabar dan majalah populer 2) Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas 3) Penulisan cenderung menggunakan ragam populer 4) Pembaca artikel bermacam-macam latar belakang ilmu pengetahuan 5) Pertimbangan akademis bukan unsur utama karena yang dipentingkan fungsi informasi 6) Surat kabar dan majalah mengutamakan efektivitas dan efisiensi, setiap baris atau kolom diperhitungkan secara komersial 7) Pemuatan catatan kaki dan bibliografi dinilai memboroskan ruang, yang dapat memperkecil nilai komersialnya. 8) Penulisan artikel yang pendek tidak menuntut catatan kaki dan bibliografi yang banyak Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya artikel di surat kabar. Data pustaka dapat ditempatkan pada awal kutipan (saduran) dan dapat pula pada akhir kutipan (saduran). Data pustaka yang dituliskan: pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahun, dan halaman. Contoh penulisan data pustaka dalam teks:
a) Data Pustaka pada Awal Kutipan
15 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
b) Data Pustaka pada Akhir Kutipan
Setiap sumber data pustaka baik dalam teks maupun catatan kaki, selain disebutkan sumbernya dalam teks, harus dicantumkan pula dalam bibliografi pada akhir karangan.
2.5
Teknik Menulis Daftar Rujukan Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahanbahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Jika sudah mengetahui buku-buku dan teks apa saja yang akan digunakan sebagai sumber data atau rujukan, penulis sudah dapat menyusun sebuah daftar pustaka. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah. Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penelitian atau laporannya. Semua bahan rujukan yang digunakan penulis, baik sebagai bahan penunjang maupun sebagai data, disusun dalam daftar pustaka tersebut. Fungsi daftar pustaka diantaranya adalah membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis, memberi informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam darpadai kutipan yang digunakan oleh
16 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
penulis, serta membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya (Brotowidjojo, 2002). Unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut. 1.
Nama penulis Dengan cara menuliskan nama belakang terlebih dahulu, kemudian nama depan. Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi. Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama yang lebih
dikenal
di
masyarakat,
melainkan
nama
belakangnya,
tanpa
memperhitungkan jenis nama itu merupakan nama keluarga atau bukan. Misalnya : Abdul Hamid ditulis : Hamid, Abdul. 2.
Tahun penerbitan
3.
Judul Sumber tertulis yang bersangkutan dengan digarisbawahi atau dicetak miring
4.
Kota tempat penerbit berada
5.
Nama penerbit Teknik penulisan daftar pustaka yakni baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam. Selanjutnya, jarak antar baris adalah 1,5 spasi. Daftar pustaka diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (akan tetapi, penulisan daftar pustaka amat bergantung pada bidang ilmu). Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis harus dicantumkan ulang. Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka seharusnya sumber penulisan
yang diacu oleh penulis, yang ditunjukkan sitasi yang dicantumkan dalam teks. Variasi dalam penulisan karena ada perbedaan dalam sumber pustaka yang dipakai, yaitu: buku teks, artikel jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian berupa laporan hasil penelitian, atau tesis. Ada beberapa format yang dapat dijadikan acuan dalam penulisan daftar pustaka. Format tersebut adalah: 1. The Modern Language Association (MLA) 2. American Psychological Association (APA) 3. The Chicago Manual Style (CMS) 4. Format Turabian 5. Format Dugdale. 17 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA menurut Hargiyarto (2012). JENIS
FORMAT
FORMAT
RUJUKAN
MLA
APA
SATU PENULIS
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta:
Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.
UI Press, 2000. DUA PENULIS
TIGA PENULIS
LEBIH DARI TIGA PENULIS
Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati.
Widyamartaya, Al., dan Sudiati , V. (1997).
Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana
Penerbit PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1997.
Indonesia.
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan
Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H.
Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan
(1989). Pembinaan Kemampuan Menulis
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1989.
Erlangga.
Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa
Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
dan Kebudayaan, 1993.
Pendidikan dan Kebudayaan.
ATAU
ATAU
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa
Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
dan Kebudayaan, 1993.
Pendidikan dan Kebudayaan.
LEBIH DARI
Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of
Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers
SATU EDISI
Research Papers. Ed. ke-5. New York: The
of Research Papers. (Ed. ke-5). New York:
Modern Language Association of America,
The Modern Language Association of
1999.
America.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.
PENULIS DENGAN BEBERAPA BUKU MLA:
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997. - - -. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
pencantuman buku
ATAU
didasarkan urutan
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
tahun terbit. APA:
Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982. - - -. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran
pencantuman buku
Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah,
didasarkan abjad
1997.
judul buku.
18 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
JENIS
FORMAT
FORMAT
RUJUKAN
MLA
APA
PENULIS TIDAK DIKETAHUI/ LEMBAGA
BUKU TERJEMAHAN
Fakultas Matematika dan Ilmu
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Pengetahuan Alam Universitas
Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan
Indonesia. (2002). Panduan Teknis
Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press,
Penyusunan Skripsi Sarjana Sains.
2002.
Jakarta: UI Press.
Creswell, John W. Research Design: Qualitative
Creswell, J. W. (2002). Research Design:
and Quantitative Approaches. Terj.
Qualitative and Quantitative Approaches.
Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama
(Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja
dengan Nur Khabibah. Eds. Chryshnanda
sama dengan Nur Khabibah). Eds.
DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK
Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto.
Press, 2002.
Jakarta: KIK Press.
ATAU
ATAU
DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto.
Creswell, J. W. (2002). Research Design:
Eds. Desain Penelitian: Pendekatan
Qualitative and Quantitative Approaches.
Kualitatif dan Kuantitatif terj. dr. John
(Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja
Creswell. Jakarta: KIK Press, 2002.
sama dengan Nur Khabibah). Jakarta: KIK Press.
BUKU DENGAN
Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi
PENYUNTING/
Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.
EDITOR
BERJILID
JURNAL
MAJALAH
Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.
ATAU
ATAU
Ihromi, T.O., ed. Pokok-pokok Antropologi
Ihromi, T.O. (ed.). (1981). Pokok-pokok
Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981. SERIAL/
Ihromi, T.O. (peny.). (1981). Pokok-pokok
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary
Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia. Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove
of Music and Musicians.Vol. 15. London:
Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15.
Macmillan, 1980.
London: Macmillan.
ATAU
ATAU
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary
Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove
of Music and Musicians. Vol. 15. London:
Dictionary of Music and Musicians (Vol. 15,
Macmillan, 1980.
hlm. 3-66). London: Macmillan.
Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores:
Molnar, A. (1998). Kemajemukan Budaya
Suatu Pendahuluan.” Antropologi Indonesia
Flores: Suatu Pendahuluan. Antropologi
56 (1998): 13-19.
Indonesia 56, 13-19.
Asa, Syu‟bah. “PKS: „Sayap Ulama‟ dan „Sayap Idealis‟.” Tempo, 5-11 Juli 2004, 38-39. Syifaa, Ika Nurul. “Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?” Femina, No. 30, 22-28 Juli
Asa, S. (2004, 5-11 Juli). PKS: „Sayap Ulama‟ dan „Sayap Idealis‟. Tempo, 38-39. Syifaa, I. N. (2004, 22-28 Juli). Klub Profesi, Perlukah Dimasuki? Femina, No. 30, 54-55.
2004, 54-55.
JENIS
FORMAT
FORMAT
19 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
RUJUKAN SURAT KABAR
MLA Suwantono, Antonius. “Keanekaan Hayati
organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.
Bangsa.” Kompas, 24 Des. 1995, 11.
(1995, 24 Desember). Kompas, 11.
NASKAH YANG BELUM DITERBITKAN
Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam
Dihantam Impor Komponen dan Disortasi
Impor Komponen dan Disortasi Pasar.
Pasar.” Kompas, 23 Des. 1995, 13.
(1995, Desember 23). Kompas, 13.
“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus
PEMERINTAH
Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-
Mikro-organisme: Menghargai Mikroba “Potret Industri Nasional: Tak Berdaya
DOKUMEN
APA
Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus
Kemitraan Deklarasi Bali.” Tajuk Rencana
Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana
(editorial). Kompas, 22 Des. 1995, 4.
(editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.
Biro Pusat Statistik. Struktur Ongkos Usaha
Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos
Tani Padi dan Palawija 1990. Jakarta: BPS,
Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.
1993.
Jakarta: BPS.
Ibrahim, M.D., P. Tjitropranoto, dan Y.
Ibrahim, M.D., Tjitropranoto, P., dan Slameka,
Slameka. “National Network of Information
Y. (1993). National Network of Information
Services in Indonesia: A Design Study.”
Services in Indonesia: A Design Study.
Makalah tidak diterbitkan, 1993.
Makalah tidak diterbitkan.
Budiman, Meilani. “The Relevance of
Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of
Multiculturalism to Indonesia”. Makalah
Multiculturalism to Indonesia. Makalah pada
pada Seminar Sehari tentang
Seminar Sehari tentang Multikulturalisme di
Multikulturalisme di Inggris, Amerika, dan
Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas
Australia, Universitas Indonesia, Depok,
Indonesia, Depok.
Maret 1996.
Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar). Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan buku, hanya tempat, nama, dan tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-unsur itu mengikuti tata cara penulisan di Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi Internet menurut Utorodewo (2004) adalah a) nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga, b) judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip, c) judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics), dan d) data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu akses dilakukan. Contoh pengutipan rujukan dari internet. 1. Dari WWW Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet. http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html (10 Feb. 1996)
20 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui FTP) Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996) 3. Dari ratron (surat electron, e-mail) Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.”
[email protected] (20 Des. 1994) 4. Dari
komunikasi
lisan
sinkronis
(chatting),
nama
teman
chatting
menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya, wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam tanda kurung. Marsha
s_Guest.
Personal
interview.
Telnet
daedalus.com
7777
(10 Feb 1996)
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam tesis atau disertasi dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir dari penulis pertama. Selanjutnya tentang penulisan nama, diatur sebagai berikut: 1. Nama orang Indonesia, jika lebih dari satu nama, maka nama terakhir yang ditulis atau nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis 2. Contoh Muhammad Sudomo ditulis Sudomo, M.; Franciscus G. Winarno ditulis Winarno, F.G. Apabila ragu-ragu boleh ditulis lengkap 3. Nama orang barat, nama keluarga terletak pada kata sebelah belakang. Misalnya: James Stewart ditulis Stewart, J. 4. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata yang terpisah, maka kata yang pertama adalah menunjukkan nama keluarga. Contoh: Gan Koen Han ditulis Gan, K.H. 5. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata dengan dua kata memakai garis penghubung, maka kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan nama keluarga). Sebagai contoh Hwa-wee Lee ditulis Lee, H. 6. Judul buku diketik tegak setiap kata (bukan kata sambung) diawali huruf besar. 7. Judul artikel di Jurnal diketik (tegak atau normal) dan huruf besar hanya diawali judul 8. Judul tesis diketik miring (italics) dan diawali kalimat huruf besar 9. Nama jurnal diketik miring (italics), nomer volume diketik tebal, nomor jurnal diketik dalam kurung, nomer halaman diketik titik dua (:). Contoh: Hidrobiologia 15 (4): 112-122. 21 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
10. Halaman untuk buku teks tidak diketik, sedang untuk artikel dalam buku teks diketik setelah nama editor (Ed) atau “editor” (eds) untuk jurnal 11. Pengetikan baris ke dua dalam penulisan pustaka masuk ke dalam 1,5 cm.
22 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
23 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia. Bayu.
2011.
Mengenali
data
referensi
dalam
sebuah
karya
ilmiah.
(http://mahasiswabelajar.wordpress.com/2011/08/17/mengenali-data-referensidalam-sebuah-karya-ilmiah/. Diakses pada tanggal 26 September 2014, pukul 16.30 WIB) Brotowidjojo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. Ed. ke-2. Jakarta: Akademika Pressindo Hargiyarto, Putut. 2012. Ragam Bahasa Indonesia, Tata Tulis Daftar Pustaka Dan Kutipan. (http://staff.uny.ac.id/system/files/pendidikan/Drs.%20Putut%20Hargiyarto,%20M. Pd./RAGAM%20BAHASA,%20TATA%20TULIS%20DAN%20KUTIPAN.pdf. Diakses pada tanggal 27 September 2014, pukul 13.45 WIB) Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo Rahardi kunjana, Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga Sophia, S. 2002. Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Utorodewo, Felicia N. 2004. Bahasa Indonesia : Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. Jakarta: UI Press. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi Catatn ke-2 Edisi Revisi Halaman 71-76. Jakarta: Penerbit PT Grasindo
24 | B a h a s a I n d o n e s i a ( M e m b a c a K r i t i s u n t u k M e n u l i s I l m i a h )