Modul ke:
13 Fakultas
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA EJAAN BAHASA INDONESIA
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
Akuntansi www.mercubuana.ac.id
SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
[email protected]
Pengertian Ejaan Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya Secara Teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ejaan van Ophuijsen Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin, yang disebut Ejaan van Ophuijsen (Charles Andrian van Ophuijsen) merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Opuijsen sbb: • Huruj j dipakai untuk menuliskan y: contoh: jang, pajah, sajang. • Huruf oe dipakai untuk menuliskan u: contoh: goeroe, itoe, oemoer. • Huruf dj dipakai untuk menuliskan j. contoh : Djaja, Djogja • Huruf tj dipakai untuk menuliskan c, contoh: Tjinta, tjanti’ • Huruf ch dipakai untuk menuliskan kh, contoh: Marchonah, Choesnoel • Tanda diakritik, seperti koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’.
Ejaan Soewandi Ejaan Soewandi diresmikan Pada tanggal 19 Maret 1947 , untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan penggantian Ejaan itu adalah sebagai berikut: 1. Huruf oe diganti dengan huruf u, seperti guru, itu, umur. 2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat. 3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, kebarat2-an. 4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti pada kata depan dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada kata ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo Pada akhir tahun 1959 sidang putusan Indonesia dan Melayu (Slamet mulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (MelayuIndonesia). Perkembangan politik selama tahuntahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan • Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia H.M. Soeharto, meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia Yang disempurnakan (EYD). Peresmian ejaan itu berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. • Pada 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum EyD & Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EYD sebagai berikut: Ejaan Soewandi
Ejaan Yang Disempurnakan
dj j nj sj tj ch
j y ny sy c kh
djalan, djauh pajung, laju njonja, bunji isjarat, masjarakat tjukup, tjutji tarich, achir
jalan, jauh payung, layu nyonya, bunyi isyarat, masyarakat cukup, cuci tarikh, akhir
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EYD sebagai berikut: Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya. • F maaf, fakir • V valuta, universitas • Z zeni, lezat Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksata tetap dipakai. • a:b=p:q • Sinar- X
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EYD sebagai berikut: Penulisan di- atau ke sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
di- (awalan)
di (kata depan)
ditulis dibakar dilempar dipikirkan
di kampus di rumah di jalan di sini
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EYD sebagai berikut:
• Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2. • Contoh: anak-anak, berjalan-jalan, meloncatloncat
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA Ejaan Van Ophuijsen (1901 - 1947)
choesoes Djoem’at ja’ni pajoeng tjoetjoe soenji
Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) (1947 - 1972)
chusus Djum’at jakni pajung tjutju sunji
Ejaan Yang Diesempurnakan (mulai 16 Agustus 1972)
khusus Jumat yakni payung cucu sunyi
EJAAN YANG BERLAKU SAAT INI • Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan tanggal 31 Juli 2009, Pemberlakuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam peng-gunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. • Dengan berlakunya Peraturan menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dinyatakan tidak berlaku.
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI) • Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, 26 November 2015, Pemberlakuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. • Dengan berlakunya Peraturan menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan tanggal 31 Juli 2009, Pemberlakuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dinyatakan tidak berlaku.
Ruang Lingkup EYD: 1. Pemakaian Huruf
A
• Abjad
B
• Vokal
C
• Konsonan
D
• Pemenggalan
E
• Nama Diri
Ruang Lingkup EYD: 2. Penulisan Huruf A Huruf Kapital B Huruf Miring C Huruf Tebal
Ruang Lingkup EYD: 3. Penulisan Kata a. Kata Dasar
b. Kata Turunan
c. Kata Ulang
d. Kata Gabung
e. Kata Ganti
f. Kata Depan
g. Kata Sandang
h. Partikel
i. Singkatan Akronim
j. Angka dan Lambang Bilangan
Ruang Lingkup EYD: 4. Penulisan Unsur Serapan
A
• Adopsi
B
•Adaptasi
Ruang Lingkup EYD: 4. Pemakaian Tanda Baca (Pungtuasi) a. Tanda Titik (.)
f. Tanda Pisah (-)
k. Tanda Kurung Siku ([…])
b. Tanda Koma (,)
g. Tanda Ellipsis (…)
l. Tanda Petik Ganda (“…”)
c. Tanda Titik Koma (;)
h. Tanda Tanya (?)
m. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
d. Tanda Titik Dua (:)
i. Tanda Seru (!)
n. Tanda Garis Miring (/)
e. Tanda Hubung (-)
j. Tanda Kurung ((…))
o. Tanda Penyingkat atau apostrof (‘)
Terima Kasih Supriyadi, S.Pd., M.Pd.