Modul ke:
11 Fakultas
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA TATA PARAGRAF
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
Akuntansi www.mercubuana.ac.id
SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
[email protected]
• Pengertian Paragraf Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan mulai penulisannya dengan garis baru).
Harimukti kridalaksana, dalam Kamus Linguistik
Gorys Keraf, dalam komposisi
Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema atau bagian wacana. Dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan Paragraf yang disebutnya alinea, bukanlah suatu pembagian secara konvensional dari suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari satu kesatuan kalimat saja. Tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Pengertian Paragraf Djago Tarigan, dalam menulis paragraf
Soedjito dan Mansur Hasan, dalam ketrampilan Menulis ,
adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
Paragraf adalah bagian kerangka yang terdiri atas kalimat-kalimat yang terhubung secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Pengertian Paragraf y Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. y Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. y Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Ciri-ciri paragraf 1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah berbentuk formal, misalnya: makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. 2. Menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam bentuk kalimat topik. 3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. 4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
Fungsi Paragraf 1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan. 2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran. 3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
penulis,
dan
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuansatuan unit pikiran yang lebih kecil. 5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
Struktur Paragraf Berdasarkan fungsinya kalimat yang membangun paragraf dapat diklasifikasikan dua macam 1. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. 2. Kalimat penjelas berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf.
Syarat-syarat paragraf yang baik
Kesatuan
• dikatakan memilki satu kesatuan yang baik jika semua kalimat yang membangun paragraf tersebut secara bersama-sama mendukung satu pokok pikiran tertentu.
Kepaduan (koherensi)
• Jika hubungan antar kalimat dalam satu paragraf itu kompak, maka paragraf tersebut dinilai memiliki syarat kepaduan yang baik
Pengembangan
• Syarat yang berkaitan dengan keteraturan perincian dan pengurutan pokok pikiran ke dalam pikiranpikiran penjelasnya.
Fungsi Paragraf Memudahkan membaca memahami pikiran penulis Menampung dan mengelompokkan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam suatu karangan Memudahkan penulis mengembangkan pikiran secara sistematis
• Jenis Paragraf a Paragraf Deduktif
Paragraf
Menurut Posisi Kalimat Topiknya
b Induktif c Campuran d Penuh Kalimat Topik
Menurut Sifat dan Tujuannya
a. Paragraf Pembuka b Penghubung (inti) c Penutup
Menurut Sifat Isinya
a. Paragraf Persuasi b Argumentasi c Narasi d Deskripsi e Eksposisi
• Pola Pengembangan Paragraf
Contoh
pengembangan paragraf yang dilakukan dengan mengemukakan definisi formal terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan rincian-rincian yang berupa definisi dahulu, lalu rincian-rincian yang berupa definisi luas dari definisi formal tersebut.
(1) Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. (2) Mereka adalah orangorang yang berkewajiban mendidik anak-anak bangsa. (3) Kebahagiaan guru adalah jika mellihat anak-anak didiknya berhasil meraih cita-cita. (4) Mereka tidak pernah berharap apa-apa dari keberhasilan yang diraih oleh anak-anak didik mereka. (5) Guru sangat menentukan kecerdasan dan kemajuan bangsanya
• Pola Pengembangan Paragraf Pengembangan dengan
metode proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses, jika isi paragraf menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu..
Contoh
Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan terigu dicampur dengan telur dan gula. Kemudian, adonan dicetak dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu, “gelang-gelang” tadi digoeng sampai berwarna kuning kecoklatan. Lalu gorengan itu diolesi mentega, diberi butir-butir warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap untuk disantap.
• Pola Pengembangan Paragraf Pengembangan dengan
contoh
Pengembangan paragraf dilakukan dengan cara mengemukakan suatu pernyataan yang menjadi inti dari persoalan contoh dari penyataan tersebut
Contoh
(1) Di Indonesia, legenda perseorangan semacam ini banyak sekali. (2) satu contohnya adalah legenda Panji yang berasal dari Jawa Timur (3) Panji adalah seorang putra raja kerajaan Kuripan (Singasari) di Jawa Timur, yang senantiasa kehilangan istrinya. (4) Contoh lain legenda perseorangan ini adalah legenda Jayaprana yang berasal dari Bali. (5) Dia adalah seorang anak angkat yang binasa karena kelicikan ayah angkatnya.
• Pola Pengembangan Paragraf Pengembangan dengan
metode sebab-akibat
Contoh
Paragraf ini dipakai untuk menerangkan suatu kejadian atau akibat yang ditimbulkan atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia pada umumnya.
(1) seminggu yang lalu pak Dullah kehilangan pekerjaannya. (2) Akibatnya, Sunarti, anaknya yang paling besar bekerja untuk membantu biaya hidup keluarganya. (3) Ibu Dullah melakukan hal yang sama, dengan menjual kue-kue. (4) Suprapto dan Suprapti, anak-anaknya yang masih sekolah, harus berhenti karena tidak ada biaya.
• Pola Pengembangan Paragraf
Pengembangan dengan
metode umum-khusus
Dilakukan dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu baru kemungkinan diikuti dengan rincianrincian yang bersifat khusus.
• Pola Pengembangan Paragraf Pengembangan dengan
metode klasifikasi
Bila kita akan mengelompokkan benda atau non benda yang memiliki persamaan sifat, situasi, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah melakukan klasifikasi. Meski sebenarnya bukan ukuran khusus untuk persamaan factor tersebut, tetapi juga untuk perbedaan.
Contoh
Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berbeda di Asia, dengan Tokyo dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia. Demikian menurut kajian Economist Intelligent Unit. Kedua kota besar di Jepang itu ternyata 20% lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki Hongkong bersama Singapura dan Taipei yang juga tercatat sebagai kota termahal di dunia.
Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan 1. Paragraf Pembuka, isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. 2. Paragraf Pengembang, yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. 3. Paragraf Peralihan, yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. 4. Paragraf Penutup, Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan.
Paragraf Pembuka, Paragraf Pembuka, bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Fungsi paragraf pembuka adalah:
1.mengantar pokok pembicaraan; 2.menarik minat dan perhatian pembaca; 3.menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Paragraf pengembang, Paragraf pengembang, yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. Fungsi paragraf pengembang adalah: 1. mengemukakan inti persoalan; 2. memberi ilustrasi atau contoh; 3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya; 4. meringkas paragraf sebelumnya; 5. mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
Paragraf Peralihan Paragraf Peralihan, yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. Fungsinya sebagai penghubung antar paragraf utama, memudahkan pembaca beralih ke gagasan lain.
Paragraf Penutup, Paragraf Penutup, berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Alenia ini merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Peragraf Penutup Penyajiannya Harus Memperhatikan Hal Berikut: 1. sebagai penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang. 2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan seluruh uraian. 3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya
Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya 1. Paragraf Deduktif, bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf 2. Paragraf Induktif, bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf 3. Paragraf Deduktif-Induktif, bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. 4. Paragraf penuh kalimat topik, yaitu seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok-pokok permasalahan terlebih dahulu menyusul uraian terperinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh: Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter kini menjadi Rp2.000,00. Gula pasir yang semula Rp3.000,00/kg melonjak menjadi Rp4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp4.500,00/kg. Demikian juga bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai 100%.
Paragraf Induktif yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Contoh: Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian, dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada. Sehingga, kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan tersebut akan selalu ada.
Paragraf Deduktif-Induktif, Paragraf Deduktif-Induktif, bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal kalimat. Paragraf Campuran Dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.
Contoh Paragraf Deduktif-Induktif: Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orangorang suci mulai dari para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi.
Paragraf Persuasi Persuasi, jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Contoh Paragraf Persuasi: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.
Paragraf Argumentatif Argumentatif, jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh: Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
Paragraf Naratif Naratif, jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Contoh : Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
Paragraf Deskripsi • Deskripsi, jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Inti uraian atau pikiran utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut baru bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan menyimpulkannya.
Contoh Paragraf Deskripsi Letak kampus itu kurang lebih seratus meter dari sebuah bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohonpohon rindang tempat mahasiswa bersantai.
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula jenis-jenis buahbuahan. Pada bagian belakang kita menemukan berpuluhpuluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
Paragraf Ekspositoris Ekspositoris, jika isi paragraf memaparkan
sesuatu fakta atau kejadian tertentu. Contoh paragraf ekspositoris: Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari ratarata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI di Pasar Tanah Abang.
Pengembangan Paragraf Paragraf dapat dikembangkan dengan cara 1. pertentangan, 2. perbandingan, 3. analogi, 4. contoh, 5. sebab akibat, 6. definisi, 7. klasifikasi.
Cara Pertentangan Pengembangan dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti: berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Perhatikan Pertentangan “Orde 1998-2006” atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari “Orde 1967-1998.” Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hukum dalam kedua periode orde itu juga berbeda besar. Orde pemerintahan Soeharto memiliki kecenderungan kuat kearah sentralisme, otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski paraturan yang membolehkan campur tangan presiden ke dalam pengadilan dicabut dalam periode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto untuk mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.
Cara Perbandingan Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti: serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu. Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan dua hal, persamaan dan perbedaannya.
Cara Perbandingan Seruan “Kiri!” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke kiri. Seperti halnya di Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang diserukan yaitu “Muka”. Sementara itu, seruan “Minggir!” lazim digunakan di daerah Lampung untuk menandakan penumpang yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang digunakan “Siko Cieh!” yang berarti “Di Sini Satu!”.
Cara Analogi Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan. Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau mengumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat.
Contoh Cara Analogi Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar, kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncur di turunan yang licin.
Cara Contoh-contoh Kata seperti, misalnya, dan contohnya, yaitu ungkapanungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf. Contoh: Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih di arahkan ke luar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah mempengaruhi, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
Cara Sebab Akibat • Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. • Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau akibat dari pernyataan-pernyataan.
Contoh Cara Sebab Akibat Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai-sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang makin tandus, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman. Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan.
Cara Definisi Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, Yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.
Cara Definisi Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antara dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Cara Klasifikasi Cara klasifikasi yaitu pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciriciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu: dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan
Contoh Cara Klasifikasi Penyelidikan tentang temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerisi (banyak empedu kuning) yaitu manusia memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya, flogmatis (banyak lendirnya) yaitu manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam) memiliki sifat muram, tidak gembira dan pesimis.
Paragraf Perincian Paragraf Perincian Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian secara rinci. Panca indera adalah alat yang dimiliki manusia untuk mengenali sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal suara, hidung untuk mengenal baubauan, lidah untuk mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus atau kasarnya sesuatu.
Paragraf Kronologi Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara terperinci dari A sampai Z. Contoh: Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primata, muncul pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta tahun makhluk primata itu bercabangcabang di antaranya sejenis cabang yang disebut hominoid. Setelah menempuh waktu selama lima belas juta tahun, dari hominoid itu lahirlah sejenis kera yang disebut pongid. Setelah menempuh kurun waktu lima belas juta tahun lagi, dari pongid lahirlah makhluk baru yang disebut hominid (manusia).
Terima Kasih Supriyadi, S.Pd., M.Pd.