Modul ke:
12
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH
Fakultas
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
Akuntansi www.mercubuana.ac.id
SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
[email protected]
KUTIPAN • Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik.
2. Tujuan Kutipan memiliki fungsi sebagai: 1. Landasan teori 2. Penguat pendapat penulis 3. Penjelasan suatu uraian 4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Cara Menuliskan sumber Kutipan 1. Menggunakan data pustaka dalam teks (In note), digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya artikel di surat kabar. 1) Data Pustaka di awal teks 2) Data Pustaka diakhir teks 2. Menggunakan Catatan Kaki (Footnote), digunakan untuk menulis karangan yang lebih dari 10 halaman, misalnya makalah, skripsi, tesis, atau disertasi.
Jenis Kutipan 1. Kutipan langsung Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan. 2. Kutipan Tidak Langsung Kutipan Tidak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.
Cara Menuliskan Kutipan Langsung Kurang dari Lima Baris 1. 2. 3. 4.
Ditulis berintegrasi ke dalam teks, Spasi sama, pias (margin) juga sama, Diapit tanda petik, dan Tuliskan sumber kutipan (data pustaka dalam teks atau diberi nomor untuk catatan kaki)
Data Pustaka diawal teks Jika nama pengarang ditulis sebelum bunyi kutipan 1. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, 2. Tulislah nama akhir pengarang, 3. Cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, 4. Baru kutipan ditampilkan, baik dengan kalimat langsung maupun dengan kalimat tidak langsung.
Contoh Data Pustaka Diawal Teks
Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Sugono (2004: 23) menjelaskan
bahwa
“unsur
pinjaman
yang
pengucapan
dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”
Data Pustaka Diakhir Teks
Jika nama pengarang dituliskan sesudah bunyi kutipan 1. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, 2. Tampilkan kutipan yang anda kutip. 3. Tulislah nama akhir pengarang, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik
Data Pustaka Diakhir Teks Jika nama pengarang dituliskan sesudah bunyi kutipan 1. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, 2. Tampilkan kutipan yang anda kutip. 3. Tulislah nama akhir pengarang, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik
Data Pustaka Diakhir Teks Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa
“unsur
pinjaman
yang
pengucapan
dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya (Sugono, 2004: 23) ”.
Kutipan Langsung menggunakan Catatan Kaki (Foot Note) Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”1
___________________ 1Dendy
Sugono (Penanggung Jawab), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), Hlm. 23.
2. Kutipan langsung lima baris ke atas 1. Ditulis terpisah dari teks, 2. Spasi rapat (spasi satu), margin kiri masuk ke dalam lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan 3. Tuliskan sumber kutipan (data pustaka dalam teks atau diberi nomor untuk catatan kaki)
Contoh Kutipan langsung lebih dari lima baris Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Moeliono (1988: 13) menyebutkan bahwa: Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak. Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.
Contoh Kutipan langsung lebih dari lima baris menggunakan data pustaka diakhir teks Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa: Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat .... Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak (Moeliono, 1988: 13). Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.
Kutipan langsung lima baris ke atas menggunakan catatan kaki Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa: Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak.2 Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif. ____________ 2M.
Anton Moeliono (Ed), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Hlm.13.
2. Kutipan tidak langsung Kutipan tidak langsung dilakukan dengan cara menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Cara menyadur ada dua macam: 1. Meringkas yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. 2. Ikhtisar yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan.
Contoh ringkasan: Direktur strategi bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah perusahaan, PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif rendah. Kajian analisis, pilihan pertama menjual perusahaan berarti kerugian, mengingat produk perusahaan itu pada tahun 1990-2004 berkualifikasi standar internasional (ISO 9001) dan pelanggan sudah mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajeman tidak efisien. Pilihan kedua meminjam modal di bank sebesar lima miliar rupiah dengan perincian untuk pembenahan teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dan sisanya untuk pembenahan manajemen dan rekrutmen tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: menggunakan pilihan kedua.3 ___________ 3Direktur Strategi Bisnis, Laporan Pertanggungjawaban Strategi Bisnis, (Jakarta: PT Wringin, 2002), Hlm 1-20.
Contoh Ikhtisar Setelah mekalukan kajian yang mendalam laporan Direktur Strategi Bisnis PT Exelco, Direktur Utama beserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang lebih menguntungkan yaitu meminjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi dan sistem manajemen.4 ____________ 4Direktur Strategi Bisnis, Ibid., Hlm. 15.
Catatan: 1. Pengetikan Ringkasan dan ikhtisar adalah: spasi, huruf, dan margin sama dengan teks. 2. Setiap sumber data pustaka baik dalam teks maupun catatan kaki, selain disebutkan sumbernya dalam teks, harus dicantumkan pula dalam daftar pustaka pada akhir karangan.
Catatan Kaki (Footnote) • Menjelaskan pengertian catatan kaki, • Menjelaskancara menuliskan catatan kaki, • Menjelaskan penyingkatan catatan kaki (ibid., op.cit., loc.cit.)
Catatan Kaki (Footnote) Pengertian Catatan Kaki (Footnote) Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan (Keraf, 1994:193).
Fungsi Catatan Kaki A. Fungsi akademis 1. Memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian, 2. Pembuktian (rujukan) kutipan naskah, 3. Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah, 4. Penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya, 5. Menunjukan objektivitas kualitas karangan, 6. Memudahkan penilaian sumber data, 7. Memudahkan perbedaan data pustaka dan keterangan tambahan, 8. Mencegah pengulangan tulisan data pustaka, 9. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, 10. Memudahkan penyuntingan data pustaka, dan 11. Menunjukan kualitas kecerdasan akademis penulisnya.
Fungsi Catatan Kaki B. Fungsi etika (moral) 1. pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi, 2. menunjukan kualitas ilmiah yang lebih tinggi, 3. menunjukan kecermatan yang lebih akurat, 4. menunjukan kesantunan akademis pribadi penulisnya. C. Fungsi Estetika: 1. mempertinggi nilai keindahan perwajahan (halaman), 2. membentuk variasi format penulisan, 3. memberikan kesan dinamis sehingga lebih menarik, 4. menyenangkan pembacanya.
Contoh Catatan Kaki
Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”1 ___________________ 1Dendy
Sugono (Penanggung Jawab), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), Hlm. 23.
Penulisan Catatan Kaki 1. Dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama. 2. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi. 3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi. 4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin. 5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dengan nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan. 6. Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun, Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10.
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka Ditulis dengan cara berikut ini: 1. Nomor urut catatan kaki (tanpa diberi tanda apapun) 2. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma. 3. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki tidak mencantumkan gelar tersebut. 4. Judul karangan dicetak miring, diikuti koma. 5. Kota terbit, titik dua, Nama penerbit, koma, dan tahun terbit diapit tanda kurung, diikuti koma. 6. Nomor halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).
Contoh penulisan: 1Abraham
H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Iman, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), Hlm. 1-40.
2Hernowo,
Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
Ibid., Op.Cit., dan Loc.Cit. Singkatan ini digunakan untuk memendekan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang lazim.
Ibid. (Ibidum) – Ibid. singkatan kata ibidum berarti di tempat yang sama dengan di atasnya. – Ibid. ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. – Ibid. tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya. – Ibid. diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. – Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisannya: Ibid., koma, jilid, halaman.
Contoh Ibid. : 1Hernowo,
Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
2Ibid.,
hlm. 133-145.
3Jeff
Madura, Pengantar Bisnis terj. Saroyini W.R. Salib. (Jakarta: Salemba Empat), Hlm. 2-11.
4Ibid.,
Hlm. 15.
Op.Cit. (Opere Citato) • Op. Cit. Singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah disebut. • Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain. • Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik, dan • Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili, Op. Cit. nama buku, halaman.
Contoh Op.Cit.: 1Sacipto
Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, (Bandung: Alumni, 1976), Hlm. 111.
2Daniel
Goleman, Emotial Gramedia, 2001), Hlm. 161.
3Rahadjo,
Op.Cit., Hlm. 125.
4Goleman,
Op.Cit.
Inteligence,
(Jakarta:
Loc.Cit. (Loco Citato) – Loc.cit. singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan, – merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah, dan telah diselingi sumber lain. – Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit. tidak diikuti nomor halaman, – Jika halaman berbeda kata loc.cit. diikuti nomor halaman, dan – Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh Loc. Cit.: 1Sarwiji
Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), Hlm. 1-15. 2Abraham
H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Iman, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), Hlm. 1-40.
3Suwandi,
Loc.Cit.
Daftar Pustaka/Bibliografi A. Pengertian Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap.
Tujuan Penyusunan Daftar Pustaka • Penyusunan daftar pustaka bertujuan untuk mendaftar semua sumber bacaan baik yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat kabar, maupun yang belum dipublikasikan. • Melalui daftar pustaka ini pembaca dapat mengetahui sumber-sumber apa saja yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah itu tanpa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu.
Unsur-unsur pokok Daftar Pustaka 1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap 2. Judul Buku, termasuk judul tambahan 3. Data Publikasi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan nomor jilid buku tersebut 4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi)
• Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang setelah dibalik, tanpa nomor urut. • Judul buku dicetak miring. • Jarak antar butir buku dua spasi. • Jarak antar butir pustaka satu spasi. • Alenia menggantung (Indented).
Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi) • Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang setelah dibalik, tanpa nomor urut. • Judul buku dicetak miring. • Jarak antar butir buku dua spasi. • Jarak antar butir pustaka satu spasi. • Alenia menggantung (Indented).
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 1. Tulis Tajuk DAFTAR PUSTAKA (Huruf Kapital, Cetak Tebal, Centering) 2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. 3. Nama pengarang diurutkan menurut urutan alphabet (abjad). Nama disusun dari belakang ke depan, (nama dibalikkan), kecuali nama Tionghoa. 4. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis mencantumkan gelar. 5. Bila tidak ada nama pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alphabet.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 6. Bila buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, maka komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan nama pengarang. Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 7. Apabila untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikutsertakan tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan. Contoh: Finosa, Lamuddin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. _____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 8. Bila ada dua atau tiga karangan dari seorang pengarang yang dimasukkan dalam daftar pustaka, maka karangan itu disusun menurut tahun terbitnya. Contoh: Finosa, Lamuddin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. _____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 9. Bila ada dua karangan atau lebih dari seorang pengarang diterbitkan dalam tahun yang sama, maka di belakang tahun terbitnya diberi nomor urut a,b,c,d dan seterusnya. Contoh: Chaer, Abdul (Editor). 1993a. Gramatika Bahasa Indonesia. Ed. Ke-4. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 1993b. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 10. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi, tetapi jarak antara pustaka satu dengan pustaka yang lain adalah dua spasi. 11. Baris pertama dimulai dari margin kiri tanpa indensi. Baris kedua dan seterusnya digunakan indensi lima ketukan.
CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA 12. Jika tidak ada angka tahun, berilah angka tahun terakhir. Angka tahun terakhir biasanya terdapat pada sampul dalam buku. Jika tidak ada juga, berilah singkatan t.th. (tanpa tahun). 13. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan
Penyusunan Daftar Pustaka Urutan/susunannya: 1. nama pengarang (susunan: nama kedua, koma, nama pertama), titik, 2. tahun penerbitan, titik 3. judul karangan, buku (cetak miring) , jurnal, majalah, kumpulan esai, titik, 4. nama kota, titik dua, 5. nama penerbit, titik.
DAFTAR PUSTAKA Allen, Edward David and Rebecca M. Valette. 1977. Classroom Technique: Foreign Language and English as a second Language. New York: harcout javanich, Inc. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo. Crow, Lester and Alice Crow. 1999. Educational Psychology. New York: American Book Company.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Satu Pengarang Urutannya: Nama Penulis. Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Cetakan ke-4. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Dua Pengarang Urutannya: Nama Penulis (Nama Akhir1, Nama Awal1 dan Nama kedua tidak dibalik). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1999. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presendo. Darma, Yoce Aliah dan E. Kosasih. 2009. Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Tiga Pengarang Urutannya: Nama Penulis (Nama Akhir1, Nama Awal1. Nama kedua dan ketiga tidak dibalik). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit. Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Atosokhi, Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babasari. 2003. Character Building II Relasi Dengan Sesama. Jakarta: Elex Media Komputindo.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Lebih dari Tiga Pengarang Urutannya: Nama Akhir1, Nama Awal1 dkk. (et.al.). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit. Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Institusi (Lembaga) sebagi Penulis Urutannya: Nama Intansi/lembaga. Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit. Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Editor atau Penyunting Urutannya: Nama Penyunting (Ed.). Tahun. Judul. Tempat Terbit: Penerbit. Halim, Amran (ed). 1976. Politik Bahasa Nasional I. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kushartanti dkk. (Penyunting). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT SUN Printing.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Makalah dari Kumpulan Esai, Bunga Rampai Urutannya: Nama Penulis Makalah. Tahun Makalah Dibuat. “Judul Makalah”. Dalam Nama Penyunting (Ed.). Tahun Buku Dibuat . Budihardjo, Edi. 1982. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Cet. ke-2. Bandung: Alumni. Himpunan Perundang-undangan Bidang Pendidikan Tahun 2002 Buku 3. 2002. Jakarta: Navindo Pustaka Mandiri.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Buku Terjemahan Urutannya: Nama Penulis Asal. Tahun Terjemahan. Judul Terjemahan. Terjemahan oleh Nama Penerjemah dari Judul Buku Asal. (Tahun Buku Asal). Tempat Terbit: Penerbit. Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Para Juara Menerapkan Multiple Inteligency di Dunia Pendidikan, terj. Yudhi Martanto.Bandung: Kaifa. Maslow, Abraham H. 1994. Motivasi dan Kepribadian 2. terj. Nurul Imam. Jakarta: Pustaka Binaan Presindo.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Majalah sebagai sumber acuan. Artikel dalam Jurnal, Majalah. Urutannya: Nama pengarang.Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah. Nomor Majalah. Bulan Terbit (kalau ada). Tahun terbit yang keberapa (kalau ada). Arifin, Syamsul. 2004. “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesama.” Jurnal Character Building. 1:1, (Jakarta, Juli 2004). Hidayat, Nur. 2003. “Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Fiskal vs Laporan Keuangan Komersial”. Jurnal Perpajakan Indonesia. 1:10, 32-39. (Jakarta, Mei 2002).
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Surat Kabar Sebagai Acuan, (Tajuk Rencana, Artikel tanpa Nama), Urutannya: Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama surat kabar. Tanggal terbit. Tempat terbit. Tajuk Rencana. 2004. “Membangun Perangkat Lunak Demokrasi”. Dalam Kompas, 24 September 2004. Jakarta. Tabah, Anton. 1984. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Wawancara, Interview Radio, dan Televisi Natabaskara, Roni. 2004. Interview Televisi, “Pentingnya Penyuluhan untuk Membuat Masyarakat Berpikir Logis”. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Jakarta, 14 Agustus 2004. Sugianto, Bedjo. 2004. Interview Televisi, “Mahalnya Uang Pangkal di PTN bagi Calon Mahasiswa Baru”. Televisi Pendidikan Indonesia. Jakarta 15 Agustus 2004.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi Diterbitkan Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi atau Tugas Akhir”. Bentuk Tulisan. Tempat Terbit: Penerbit. Siwi, Purwani, 2004. Partisipasi Remaja dalam Penghijauan Kota: Survei pada Remaja di Kelurahan Sukapura Jakarta Utara. Disertasi Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Rineka Cipta.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi tidak Diterbitkan Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi atau Tugas Akhir”. Bentuk Tulisan. Tempat Terbit: Nama Perguruan Tinggi. Hartono, Rudi. 2008. “Pengaruh Dukungan Suporter pada Prestasi Atlet dalam Pertandingan di Luar Lingkungan Sendiri”. Skripsi Sarjana. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Jakarta. Hermana, Sumantri. 2000. “Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhinya”. Disertasi Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Referensi dari Sumber Elektronik/Internet Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul”. Alamat Situs (Waktu akses dilakukan). Hasibuan, Rusli. 2013. “Menanam Jengkol di Bukit Kapur”. http://www.duniatani.or.id/riset/rusli/palawija_jengkol.html (diakses tanggal 26 Agustus 2014). Kumaidi, Dedi. 1988. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, http//www.Malanga.go.id, (diakses 11 Desember 2014).
DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo. Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS. Chaer, Abdul. 1993a. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 1993b. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Finosa, Lamudin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. _____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Sugianto, Bedjo. 2004. Interview Televisi, “Mahalnya Uang Pangkal di PTN bagi Calon Mahasiswa Baru”. Televisi Pendidikan Indonesia. Jakarta 15 Agustus 2004.
Terima Kasih Supriyadi, S.Pd., M.Pd.