1 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAUAN PERANGKAT SENTRAL TELEPON YANG TERPUSAT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. DIVISI REGIONAL-1 SUMATE...
LEMBAR PENGESAHAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAUAN PERANGKAT SENTRAL TELEPON YANG TERPUSAT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. DIVISI REGIONAL-1 SUMATERA
TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
oleh Zuharmen Muzar NIM. 980423083
Disetujui oleh Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
( Ir. Nazlina, MT. )
( Ir. Dini Wahyuni, MT. )
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin. Berkat limpahan rahmat dan izin Allah SWT. akhirnya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan riset yang dilaksanakan di PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera yang beralamat di jalan Prof. H.M. Yamin SH No.2 Medan., dengan judul “Perancangan dan Pengembangan Sistem Pemantau Perangkat Sentral Telepon yang Terpusat, di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional-1 Sumatera”.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi
kurikulum Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Banyak pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: 1.
Bapak-bapak Manajemen Telkom Sumatera
2.
Ibu Rosnani selaku Ketua Departemen Teknik Industri
3.
Ibu Nazlina dan Ibu Dini Wahyuni selaku dosen pembimbing yang sudah banyak memberikan waktu, pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini
4.
Bang Tumijo, Bang Bowo, Kak Dina, serta bapak-bapak dan ibu-ibu di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5.
Ibu, bapak, kakak dan adik-adikku yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas ini.
6.
Istriku tercinta, Velina Asrul, yang telah memacu semangat dan dengan sabar mendampingi dalam penyelesaian laporan ini.
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii DAFTAR ISI.................................................................................................................. v DAFTAR TABEL........................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. ix RINGKASAN................................................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN............................................................................................I-1 1.1.
Latar Belakang Masalah .................................................................................I-1
Tabel 3.1. Command / Tag yang umum digunakan di HTML .............................. III-9 Tabel 3.2. Command / Tag yang umum digunakan di ColdFusion ..................... III-11 Tabel 5.1. Daftar Lokasi Perangkat di Area Riau Kepulauan................................. V-1 Tabel 5.2. Obyek-obyek yang harus dimonitor ...................................................... V-3 Tabel 5.3. Perintah pada Modul ADR .................................................................... V-5
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Telkom Divisi Regional-1 Sumatera ......... II-11 Gambar 3.1. Skema Umum Sistem Catuan Perangkat Telekomunikasi ................. II-2 Gambar 3.2. Pola komputasi 2-Tier. ...................................................................... III-3 Gambar 3.3. Pola komputasi 3-Tier. ...................................................................... III-4 Gambar 3.4. Arsitektur Komunikasi SQL Server. ................................................. III-6 Gambar 4.1. Tahapan Proses Penelitian.................................................................IV-4 Gambar 5.1. Proses pengecekan perangkat ............................................................. V-2 Gambar 5.2. Skema modul ADR............................................................................. V-4 Gambar 5.3. Disain Sistem Pemantauan Perangkat ................................................ V-6 Gambar 5.4. Algoritma proses penentuan parameter-parameter............................. V-7 Gambar 5.5. Algoritma proses pengambilan data dari modul ADR dan penyimpanan ke database .......................................................................................................... V-8 Gambar 5.6. Algoritma proses konversi data mentah menjadi data siap saji.......... V-9 Gambar 5.7. Algoritma proses menampilkan data siap saji ke petugas ................ V-11 Gambar 6.1. Konfigurasi sistem.............................................................................VI-1 Gambar 6.2. Tampilan awal aplikasi pembaca data modul ADR ..........................VI-2 Gambar 6.3. Tampilan aplikasi setting parameter..................................................VI-3 Gambar 6.4. Tampilan aplikasi pembaca data modul ADR...................................VI-3 Gambar 6.5. Tampilan login dan password............................................................VI-4 Gambar 6.6. Tampilan rekap status semua lokasi ..................................................VI-4 Gambar 6.7. Tampilan kondisi perangkat di salah satu lokasi/site ........................VI-4 Gambar 6.8. Tampilan histori / data yang lalu dari salah satu perangkat (PLN) ...VI-5
RINGKASAN Sentral telepon merupakan perangkat utama sistem telekomunikasi yang berfungsi untuk menyambungkan pelanggan dengan pelangggan lain dalam suatu hubungan telekomunikasi. Sentral telepon ini harus bekerja dengan didukung oleh sumber catuan dan kondisi ruangan yang optimal. Untuk memastikan sumber catuan dan kondisi ruangan ini beroperasi secara optimal, petugas harus sering mengecek ke setiap lokasi. Mengingat lokasi perangkat cukup banyak dan tersebar di banyak lokasi, pekerjaan pengecekan perangkat ini membutuhkan waktu, petugas, dan biaya yang cukup besar. Sistem pemantauan perangkat yang diusulkan ini, mengoptimalkan jaringan komputer yang sudah terpasang di hampir seluruh lokasi sentral telepon di PT. Telkom Divre-1. Sistem ini menggunakan modul ADR yang mempunyai 32 port/terminal yang dihubungkan dengan sensor alarm di masing-masing perangkat. Software komputer membaca data dari masing-masing port pada modul ADR dalam siklus waktu tertentu dan menyimpan data ini ke database untuk dapat diakses oleh petugas untuk memantau kondisi perangkat. Sistem ini mendukung pengelolaan perangkat telekomunikasi yang lebih baik dan efisien. Perbaikan yang dilakukan sistem ini, petugas tidak perlu sering datang ke lokasi perangkat. Petugas cukup memonitor dari komputer dan datang ke lokasi jika menemukan indikasi gangguan perangkat. Frekuensi kunjungan ke lokasi perangkat bisa dikurangi. Dengan demikian, PT. Telkom akan menghemat beban perusahaan untuk kendaraan dinas operasional, BBM transportasi dan jumlah petugas. Sistem ini juga mendukung pemantauan perangkat secara bertingkat di level lokal dan regional untuk lebih menjamin performansi perangkat. Pada akhirnya, sistem ini akan memperbaiki citra PT. Telkom di mata pelanggan.
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, telekomunikasi menjadi suatu alat yang sangat penting. Di sisi lain, era kompetisi sudah dimulai, sehingga perusahaan-perusahaan di bidang telekomunikasi berlomba-lomba memberikan fasilitas dan kemudahan dalam berkomunikasi demi kepuasan pelanggan. Untuk mendapatkan hal itu semua, maka kualitas dan performansi perangkat telekomunikasi harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Salah satu perangkat utama yang harus dijaga kualitasnya, yang juga merupakan otak dari sistem telekomunikasi adalah sentral telepon. Sentral telepon merupakan perangkat utama sistem telekomunikasi yang berfungsi untuk menyambungkan pelanggan dengan pelangggan lain dalam suatu hubungan telekomunikasi. Sentral telepon ini harus bekerja dengan kondisi ruangan tertentu dan didukung oleh sumber catuan yang handal. Jika kondisi lingkungan tidak dipenuhi, misalnya suhu ruangan lebih dari 240C, sentral telepon tidak akan beroperasi normal. Demikian juga dengan catuan listrik. Jika catuan listrik utama tidak beroperasi dengan baik, sumber catuan cadangan harus dioperasikan segera. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional-1 Sumatera (PT. Telkom Divre-1) mempunyai wilayah pelayanan telekomunikasi yang sangat luas yang terbentang dari Sabang sampai Bakaheuni. Wilayah yang luas ini dilayani dengan lebih dari 200 unit sentral telepon.
Bagaimana pun kondisinya, semua lokasi perangkat
telepon ini tetap harus dipantau kondisi operasinya.
Keterbatasan jumlah petugas,
diantaranya karena program percepatan pensiun, harus disikapi secara bijaksana oleh
manajemen dengan pengelolaan perangkat secara lebih efisien dan efektif. Saat ini, perangkat yang tersebar di banyak lokasi ini, diperiksa secara berkala setiap minggu oleh petugas terkait. Akibatnya hampir semua waktu petugas tersita untuk kegiatan tersebut sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan pekerjaan lain. Kebutuhan kendaraan dinas dan biaya operasional juga tinggi. Hal lain yang dilakukan adalah mengoptimalkan tenaga Satpam yang ada di sebagian besar lokasi. Namun, mengingat kompetensi petugas Satpam yang terbatas dan tidak semua lokasi dijaga oleh Satpam, pemantauan perangkat ini menjadi kurang efektif. Akibatnya beberapa gangguan kecil terlambat diketahui oleh petugas yang akhirnya berdampak lebih besar. Di sisi lain, teknologi jaringan komputer yang diterapkan PT. Telkom berkembang dengan pesat yang ditandai dengan sudah terintegrasinya jaringan komputer di hampir seluruh lokasi sentral telepon di PT. Telkom Divre-1. Perkembangan jaringan komputer ini dapat dimanfaatkan untuk merancang dan mengembangkan sistem pemantauan perangkat sentral telpon yang terpusat dalam upaya mendukung pengelolaan perangkat telekomunikasi yang lebih efisien.
1.2. Perumusan Masalah Dibutuhkan suatu sistem yang mampu mengefisienkan pemantauan kondisi operasi perangkat telekomunikasi yang tersebar di banyak lokasi. Sistem ini harus dibuat semudah mungkin penggunaannya bagi petugas dan harus cukup fleksible sehingga petugas mudah memonitor perangkat tersebut.
Permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana merancang dan mengembangkan suatu sistem informasi yang mampu memantau kondisi perangkat sentral telepon secara terpusat, di PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional-1 Sumatera”.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk merancang sistem pemantauan perangkat sentral yang efektif untuk mengelola cukup banyak perangkat di area yang cukup luas. 2. Untuk mengembangkan sistem pemantauan tersebut sehingga bisa digunakan oleh PT. Telkom Divre-1 Sumatera.
1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus yang merupakan tahapan-tahapan pencapaian tujuan umum diatas adalah sebagai berikut : 1. Merancang disain sistem yang mampu memantau data kondisi perangkat 2. Menentukan interface yang akan digunakan untuk mewujudkan disain sistem yang sudah dirancang 3. Merancang dan mengembangkan program aplikasi dan database sesuai dengan disain sistem yang sudah dirancang 4. Mengujicoba program aplikasi dan database yang sudah dikembangkan
1.4. Manfaat Penelitian Dengan terlaksananya penelitian ini, diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut. 1. Bagi penulis, berupa penambahan wawasan, pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam bidang optimalisasi dan perbaikan sistem pemantauan perangkat sentral telepon, serta memberikan solusi untuk PT. Telkom Divre-1 2. Bagi perusahaan, diharapkan sistem yang dirancang ini bisa mengoptimalkan kegiatan pemantauan perangkat sentral telepon sehingga down time perangkat bisa dikurangi, performansi perangkat meningkat dan akan meningkatkan kualitas layanan PT. Telkom terhadap pelanggan. 3. Bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai implementasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam optimalisasi sistem operasi perangkat, serta sebagai masukan dan bahan pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan upaya perbaikan sistem operasi perangkat ataupun penelitian serupa dimasa yang akan datang.
1.5. Pembatasan Masalah Mengingat sistem yang direncanakan ini cukup luas cakupannya, maka pembahasan akan dibatasi pada: 1. Bagian software dari sistem ini yang menggunakan bahasa pemrograman visual basic dan pemrograman web dengan ColdFusion.
2. Obyek-obyek yang akan dimonitor dari perangkat sentral ini terdiri dari kondisi catuan PLN, kondisi operasi rectifier, Generator catuan (GENSET) dan suhu ruangan. 3. Mengingat luasnya lokasi kerja Kantor Divisi Regional-1 Sumatera, maka pembahasan ini dibatasi untuk area Riau Kepulauan yang meliputi semua lokasi di propinsi Kepulauan Riau.
1.6. Asumsi-asumsi Yang Digunakan Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Tidak ada perubahan organisasi yang cukup signifikan selama penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Tidak ada perubahan Bisnis Proses yang cukup signifikan selama penyusunan Tugas Akhir ini. 3. Tidak ada perubahan lokasi dan penambahan sentral telepon yang cukup signifikan selama penyusunan Tugas Akhir ini.
1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistem penulisan, urutan dan uraian penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I
Mengemukakan permasalahan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan serta sistematikan penulisan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Menampilkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yang bersumber dari beberapa buku acuan yang mendukung dan relevan dengan permasalahan yang dibahas.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Memuat penjelasan rancangan penelitian dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Memaparkan keseluruhan data yang dikumpulkan serta pengolahan data untuk merancang disain sistem yang direncanakan sebagai solusinya. BAB V
: ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Menganalisa sistem yang dikembangkan serta keuntungan sistem ini dibandingkan kondisi sebelumnya
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil akhir dari penelitian maka diambil kesimpulan yang diambil dari penelitian dan analisa, serta saran-saran yang diajukan untuk pengembangan perusahaan di masa datang.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Telkom adalah suatu Badan Usaha bernama Post – en Telegraafdlenst yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Staatsblad No.52. Penyelenggaraan Telekomunikasi di Hindia Belanda pada waktu itu pada mulanya diselenggarakan oleh swasta. Bahkan sampai tahun 1905 tercatat ada 38 perusahaan telekomunikasi, yang akhirnya pada tahun 1906 diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan Staatsblad No.395 tahun 1906.
Sejak itu berdirilah Post,
Telegraaf en Telefoondients atau disebut PTT-Dienst. PTT-Dienst ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan Staatsblad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijvenwet (I.B.W, Undang-undang Perusahaan Negara). Jawatan PTT ini berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang persyaratan suatu perusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu Perusahaan Negara (PN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 tahun 1961, tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 21B dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan Telekomunikasi). Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi 2 (dua) Perusahaan Negara yang berdiri sendiri.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965, maka
berdirilah Perusahaan Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan pendirian Perusahaan
Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965. PN Telekomunikasi inipun dikembangkan menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi melalui Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974. Dalam peraturan tersebut dinyatakan juga bahwa Perusahaan Umum Telekomunikasi sebagai
penyelenggara
jasa
telekomunikasi
untuk
telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.
umum,
baik
hubungan
Pada saat itu juga, hubungan
telekomunikasi luar negeri diselenggarakan oleh PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat), yang masih berstatus perusahaan asing, yakni dari American Cable & Radio Corporation, suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan negara bagian Delaware, Amerika Serikat. Pada tahun 1980 seluruh saham PT. Indosat dengan modal asing ini dibeli oleh Negara Republik Indonesia dari American Cable & Radio Corporation. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1980 tentang telekomunikasi untuk umum yang isinya tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1974. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum Internasional. Memasuki pembangunan
Repelita
V,
telekomunikasi
pemerintah di
Indonesia.
merasakan Di
sisi
perlunya lain,
percepatan
penyelenggara
telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu perlu menyesuaikan bentuk perusahaan penyelenggaranya.
Untuk itu, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum (PERUM)
dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No.9 tahun 1969. Sejak itulah berdiri Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia atau disebut juga TELKOM.
2.2. Restrukturisasi Internal Telkom Mengantisipasi era globalisasi dengan penerapan perdagangan bebas internasional dan regional, maka Telkom pada tahun 1995 telah melaksanakan tiga program besar secara silmultan.
Program-program tersebut adalah restrukturisasi
internal, penerapan Kerja Sama Operasi (KSO) dan persiapan Go Public / Internasional atau dikenal dengan Initial Public Offering. Restrukturisasi internal yang dilakukan dimaksudkan untuk menjadikan pengelolaan perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif, karena terjadi pemisahan antara bidang usaha utama (core bussiness) dengan bidang usaha terkait dan bidang usaha pendukung. Restrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus pengorgasisasiannya. Restruktusisasi internal yang penting dilakukan diantaranya adalah pembagian bidang usaha Telkom menjadi tiga bagian yaitu bidang usaha utama, bidang usaha terkait dan bidang usaha pendukung. Bidang usaha utama Telkom adalah menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri, sedangkan yang termasuk bidang terkait adalah menyelenggarakan jasa yang masih terkait dengan jasa telekomunikasi diantaranya Sistem Telepon Bergerak Selular (STBS), sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan jasa nilai tambah tertentu. Bidang usaha terkait ini ada yang diselenggarakan sendiri oleh Telkom dan
ada juga yang diselenggarakan bekerja sama dengan pihak ketiga melalui perusahaan patungan (Joint Venture atau anak perusahaan). Sedangkan bidang usaha pendukung adalah bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi, namun keberadaannya mendukung kelancaran bidang utama dan bidang terkait. Bidang usaha pendukung ini adalah pelatihan, sistem informasi, atelir, properti dan riset teknologi informasi. Untuk menampung bidang-bidang usaha tersebut, maka sejak 1 Juli 1995 Telkom telah menghapuskan struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi (WITEL) dan memulai era Divisi. Sebagai pengganti WITEL, bisnis bidang utama dikelola oleh 7 (tujuh) Divisi Regional dan 1 (satu) Divisi Network.
Divisi regional
menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Pembagian lingkup kerja Divisi Regional Telkom mencakup wilayah berikut. 1. Divisi Regional I, Sumatera 2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya 3. Divisi Regional III, Jawa Barat 4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogyakarta 5. Divisi Regional V, Jawa Timur 6. Divisi Regional VI, Kalimantan 7. Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Bali, Nusatenggara, Timor-Timur, Maluku dan Papua.
Sedangkan divisi penunjang terdiri dari : 1. Divisi Atelir (DIVAT) 2. Divisi Sistem Informasi (SISFO) 3. Divisi Pelatihan (DIVLAT) 4. Divisi Properti (DIVPROPERTI) 5. Divisi Riset Teknologi Informasi (DIVRisTI) Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tanggal 31 Desember 1996, Telkom menambah 2 (dua) divisi yaitu Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan. Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi Regional) dan pusat keuntungan (Divisi Network dan divisi lainnya), serta mempunyai laporan keuangan yang terpisah. Beralihnya kebijakan sentralisasi ke kebijakan dekonsetrasi dan desentralisasi kewenangan maka struktur dan fungsi Kantor Pusat juga mengalami perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi Kantor Perusahaan yang semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya (cost centre). Berlakunya kebijakan dekonsentrasi menjadikan jumlah sumber daya manusia di Kantor Perusahaan juga menjadi lebih sedikit.
2.3. Ruang Lingkup Divisi-divisi di Telkom Ruang lingkup masing-masing divisi adalah sebagai berikut. •
Divisi Network Divisi ini menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian transmisi jalur utama nasional (national back bone). Pelanggan
Divisi Network utamanya adalah untuk kepentingan internal Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani eksternal Telkom. •
Divisi Multimedia Divisi ini mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk melayani masyarakat, langganan dan internal Telkom, Internet Provider, Corporate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk melayani bisnis masa depan ditandai dengan adanya konvergensi telepon, televisi kabel dan internet.
•
Divisi Sistem Informasi Divisi ini menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan Telkom maupun pihak luar.
Produk-produk layanan yang dihasilkan diantaranya software,
Management Information System, Sistem Informasi Kastamer (SISKA), Billing Process, Corporate Database, Interkoneksi Billing dan Proses Telepon Selular. •
Divisi Properti Divisi ini mengelola jasa properties (tanah, gedung dan sarana lainnya) milik Telkom yang tidak berkaitan dengan alat produksi. Pengelolaan properties ini utamanya untuk kepentingan Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani pihak lain.
•
Divisi Riset Teknologi Informasi Divisi ini merupakan divisi yang melaksanakan Riset dan Pengembangan Teknologi Telekomunikasi dan Informasi untuk kepentingan internal Telkom. Riset ini mencakup riset pengembangan produk baru, standarisasi perangkat, grand scenario technology dan uji kaji laboratorium.
•
Divisi Atelir Divisi ini berfungsi sebagai Repair Center (Pusat Perbengkelan) bagi kepentingan Telkom, meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku cadang, perangkat dan konsultasi teknis.
Divisi ini menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Telkom untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan berintegritas. •
Divisi Pembangunan Divisi
ini
melaksanakan
pembangunan,
konstruksi
jaringan,
konsultasi
pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk kepentingan Telkom. Divisi Pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang menjadi tanggung jawab mitra KSO yang harus diselesaikan sesuai dengan target kontrak KSO. Kantor Perusahaan Telkom berdasarkan akte perubahan yang terakhir berkedudukan di Jl. Japati No.1 Bandung. Kantor Perusahaan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan unit kerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan divisi, Kantor Perusahaan hanyalah menetapkan
hal-hal
yang
strategis,
sedangkan
penjabaran
operasionalnya
dilaksanakan oleh masing-masing divisi. Struktur manajemen Telkom secara garis besar meliputi Kantor Perusahaan, Divisi Regional I s.d. VII, Divisi Network, dan divisi pendukung. Struktur Kantor Perusahaan sangat sederhana, hanya terdiri dari Dewan Direksi yang dibantu Kelompok Pengembangan Bisnis, Sekretaris Perusahaan, Kepala Internal Audit, serta beberapa Vice President.
2.4. Kerja Sama Operasi (KSO) Untuk mewujudkan percepatan pembangunan sarana telekomunikasi di seluruh Indonesia dan sekaligus untuk mengatasi masalah pendanaannya, maka Telkom mengikutsertakan swasta dalam pembangunan prasarana jaringan, penyediaan jasajasa khusus dan pelaksanaan operasionalnya.
dikenal dengan bentuk Pola Bagi Hasil (PBH), perusahaan patungan dan Kerja Sama Operasi (KSO). KSO ini merupakan suatu organisasi kemitraan yang tidak membentuk suatu badan hukum, namun tetap sebagai suatu Divisi dari Telkom. Divisi-divisi dari KSO meliputi semua divisi regional Telkom, kecuali Divisi Regional II dan V. Divisi KSO dikelola oleh mitra KSO yang merupakan konsorsium dari beberapa perusahaan dari dalam dan luar negeri. Mitra KSO untuk masing-masing divisi tersebut adalah sebagai berikut. o Divre-1 Sumatera bermitra dengan PT. Pramindo Ikat Nusantara o Divre-3 Jawa Barat bermitra dengan PT. Ariawest Internasional o Divre-4 Jawa Tengah & Jogyakarta bermitra dengan PT. Mitra Global Telekomunikasi Indonesia o Divre-6 Kalimantan bermitra dengan PT. Daya Mitra Malindo o Divre-7 Kalimantan bermitra dengan PT. Bukaka Singtel Internasional Masa KSO ditetapkan selama 15 tahun, dan pada akhir masa KSO seluruh hak, kepemilikan dan kepentingan mitra KSO yang berkaitan dengan sarana / jaringan baru dan semua pekerjaan yang sedang berjalan dialihkan kepada Telkom. Dari 5 juta sst yang harus dibangun selama PELITA VI, 2 juta sst akan dilaksanakan oleh mitra KSO.
2.5. Ruang Lingkup Divisi Regional-1 Sumatera Sebagai hasil restrukturisasi internal, ditentukan bahwa Divisi Regional-I mewakili wilayah usaha Sumatera yang mempunyai luas area daratan 4.735 Km persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 43 juta jiwa , sehingga dapat dikatakan mengelola
usaha pelayanan jasa telekomunikasi di wilayah Divre-1 hanya difokuskan untuk
wilayah Sumatera dan sekitarnya berupa penyelenggaraan pelayanan jasa telepon lokal dan mendapatkan bagian dari jasa telepon sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) dan sambungan internasional melaui perhitungan interkoneksi. Telkom Divre I Sumatera membawahi 8 Kantor Daerah Pelayanan Telekomunikasi (Kandatel) yaitu: a. Kandatel Aceh dengan area pelayanan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan sebagian daerah Provinsi Sumatera Utara (Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan); b. Kandatel Medan dengan area pelayanan Kotamadya Medan, sebagian besar Kabupaten Langkat dan sebagian daerah Kabupaten Deli Serdang (Tanjung Morawa, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Galang); c. Kandatel Sumatera Utara (Sumut) dengan area pelayanan Propinsi Sumatera Utara selain area pelayanan Kandatel Aceh dan Kandatel Medan; d. Kandatel Sumatera Barat (Sumbar) dengan area pelayanan Provinsi Sumatera Barat; e. Kandatel Riau Daratan (Ridar) dengan area pelayanan Provinsi Riau kecuali Riau Kepulauan; f. Kandatel Riau Kepulauan (Rikep) dengan area pelayanan Riau Kepulauan; g. Kandatel Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dengan area pelayanan Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung; h. Kandatel Lampung dengan area pelayanan Provinsi Lampung. Jumlah pelanggan Telkom Sumatera sampai dengan akhir Desember 2007 lebih dari 2 juta pelanggan dengan kapasitas sentral kurang lebih 2,3 juta satuan sambungan telepon (sst) dan jumlah karyawan sebanyak 5.781 orang.
operasional Telkom Divre I Sumatera dikendalikan oleh Kantor Divisi yang terletak di Jalan H.M. Yamin No. 2 - Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara.
2.6. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur organisasi PT. Telkom Kantor Divisi Regional-1 Sumatera dapat dilihat pada Gambar 2.1. di halaman berikut. Uraian Tugas dan tanggung jawab masing-masing unit kerja di PT. Telkom Kantor Divisi Regional-1 adalah sebagai berikut. 2.6.1. Kepala Divisi Regional I Sumatra / GM. KSO Unit-1 Kepala Divisi adalah pemegang jabatan tertinggi di PT. Telkom Divisi Regional-1 Sumatra. Tugas dan tanggung jawab Kepala Divisi adalah sebagai berikut. a. Menentukan arah kebijakan Divre I Sumatra (visi, misi, strategi) yang sejalan dengan arah kebijakan corporate. b. Membuat keputusan yang berhubungan dengan kebijakan mutu c. Melakukan koordinasi terhadap pembangunan fasilitas telekomunikasi di Divre I Sumatra dan memimpin manajemen review organisasi. d. Melakukan audiensi dengan lembaga pemerintah. e. Pertanggungjawaban kepada shareholder/stakeholder. f. Mewakili Divre I Sumatra dalam rapat koordinasi operasi dan pemasaran dengan Telkom Pusat
2.6.2. Deputy Kadivre I Sumatra / Deputy GM KSO Unit-1 Deputy Kadivre I adalah jabatan level kedua yang berhak mewakili PT. Telkom Divisi Regional-1 Sumatra jika Kepala Divisi berhalangan. Tugas dan tanggung jawab Deputy KaDivre I adalah sebagai berikut. a. Sebagai management representatif (MR) quality management system Telkom Divre I Sumatra. b. Membuat keputusan yang berhubungan dengan kebijakan mutu c. Melakukan kontrol terhadap pelaksanaan strategi operasional. d. Mengantisipasi perubahan teknologi dalam bidang telekomunikasi dan bidangbidang lainnya. e. Melakukan evaluasi terhadap teknologi yang digunakan. f. Memberikan
prioritas
terhadap
upaya
penyelesaian
permasalahan-
permasalahan yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. g. Melakukan koordinasi terhadap pembangunan fasilitas telekomunikasi di Divre I Sumatra. h. Melakukan audiensi dengan lembaga pemerintah. i. Pertanggungjawaban kepada shareholder/stakeholder. j. Memimpin provisional review organisasi. k. Mewakili Divre I Sumatra dalam rapat koordinasi operasi dan pemasaran dengan Telkom Pusat 2.6.3. Kepala Bidang Performansi Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Performansi adalah sebagai berikut. a. Menyusun proyeksi kinerja organisasi (Performance Projection) b. Menetapkan indicators, target & deployment to NKU/NKSU
c. Analisa & evaluasi : trend, growth, outlook/forecast lag & lead indicators d. Continous improvement plan e. Mengelola Sistem review manajemen f. Menyelenggarakan review/ provisional meeting g. Melakukan analisa dan balancing value creation h. Melakukan analisa kapabilitas, posisi organisasi, proges pencapaiannya. i. Memberikan masukan sebagai improvement plan. j. Memberikan masukan sebagai leadership system feedback. k. Mengembangkan strategic preventive, detection dan corrective fraud l. Melakukan analisas loss revenue: fraud m. Mengembangkan bank data/data ware house. n. Mengelola perubahan organisasi dan mengelola mutu 2.6.4. Kepala Bidang Pengembangan Bisnis Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Pengembangan Bisnis adalah sebagai berikut. a. Menyusun Busines Plan Divre I Sumatra b. Menyusun network, IT dan akses strategic Planning (Master Plan Technical Construction and Optimization Network , IT dan Akses) c. Menyusun RMO. d. Mengelola data bencmark, data macro & micro demand. e. Mengelola demand forecast RTBU & RFS f. Mengelola pengendalian data bisnis dan melakukan business intelligence: g. Kajian dan pengembangan bisnis (product,services,pasar, strategy) h. Management proyek infrastruktur dan integrasinya
i. Pengembangan infrastuktur Network Jaringan akses & IT j. Pengelolaan proyek research dan development (R&D). 2.6.5. Kepala Bidang Keuangan Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Keuangan adalah sebagai berikut. a. Menyusun financial strategic planning (Master Plan Keuangan) b. Pengelolaan anggaran dan perbendaharaan c. Pengembangan dan pelaksanaan sistem dan prosedur d. Penagihan dan administrasi piutang usaha (operating & non operating) 2.6.6. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia(SDM) Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang SDM adalah sebagai berikut. a. Menyusun Human Resources Strategic Planning (Master Plan SDM) b. Mengelola sistem karir, evaluasi organisasi dan work force planning. c. Mengelola performance appraisal system (SKI), sistem kompensasi, benefit, reward and recognition system (employee motivation system) d. Mengelola employee satisfaction survey untuk menghasilkan ESI e. Mengelola pendidikan, pelatihan, sharing skill dan knowledge organisasi f. Mengelolaan rekrutasi sesuai kewenangan divisi. 2.6.7. Kepala Bidang Wartelko Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Wartelko adalah sebagai berikut. a. Menyusun interkoneksi strategic Planning (Business Plan Interkoneksi dan Kemitraan) b. Menyusun public service strategic Planning (Business Plan Public service) c. Survei Pasar, Perencanaan dan Studi Kelayakan Wartel dan Telum (Wartelum)
d. Evaluasi dan monitoring Business Scheme Wartelum e. Policy dan penanganan OPHAR Perangkat Wartelum f. Policy dan monitoring collecting Wartelum g. Pengalokasian TUK & TUC h. Analisis perkembangan operator lain i. Penjabaran, analisis dan rekomendasi regulasi interkoneksi j. Pengawasan kebijakan interkoneksi k. Penyusunan pengembangan bisnis interkoneksi 2.6.8. Kepala Bidang Pemasaran Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Pemasaran adalah sebagai berikut. a. Menyusun marketing strategic planning (Master Plan Marketing) b. Menyusun Business Plan POTS dan Vallue Added Service. c. Mengelola Market Research Management d. Mengelola Brand Product/Service Management e. Mengelola Customer Relationship Management f. Melakukan Marketing intelligence g. Mengelola Marketing/sales management 2.6.9. Kepala Bidang Material Management Kepala Bidang Material Management memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. a. Menyusun MM strategic planning (Master Plan MM/Logistic) b. Perencanaan Persediaan/Rental/Leasing dan c. Pengadaan (Pembeliaan/Penyewaan/Leasing) d. Evaluasi dan pembinaan supplier/vendor
e. Material dan Assets Management serta Spare-part inventory system f. Replacement & Repairing Management 2.6.10. Kepala Bidang IT Operations Kepala Bidang Information Technology mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. a. Menyusun IT strategic Planning (Master Plan IT) b. Maintenance and development internal/ external SW applications c. Maintenance server & database d. Network (LAN/WAN), server & database security e. Contingency plan and disaster recovery network, server and database f. System analysis and design g. S/W and H/W selection and development 2.6.11. Kepala Bidang Network Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Network adalah sebagai berikut. a. Menyusun network strategic planning (Master Plan O&M Network) b. Mengkoordinir, menyelia dan mengevaluasi preventive dan corrective maintenance network element (sentral, transmisi dan catu daya). c. Memberikan dukungan teknik ke Kandatel, Integrasi network element ke alat kontrol, serta merencanakan kebutuhan dan kalibrasi alat ukur. d. Menyusun, menyelia dan mengevaluasi kebijakan dan strategi operasi dan pemeliharaan (ophar) network element. e. Analisa dan evaluasi performansi network element.
2.6.12. General Manager Unit Bisnis Call Center Tugas dan tanggung jawab General Manager Unit Bisnis Call Center adalah sebagai berikut. a. Menyusun Business Plan Service Call Center b. Merencanakan infrastruktur dan konfigurasi network seluruh call center di Divre I Sumatra c. Mengembangkan aplikasi dan database call center d. Membina hubungan dengan supplier e. Mengelola dan mengembangkan Telkom108, Telkom147, dan TelkomCCC 2.6.13. General Manager Unit Bisnis Cyber Tugas dan tanggung jawab General Manager Unit Bisnis Cyber adalah sebagai berikut. a. Menyusun Business Plan dan product management second curve/non POTS (aplication service provider, TV cable, internet) b. Marketing survey and analysis second curve. c. Mengelola kualitas layanan produk/service second curve. d. Proactive selling, monitoring, controlling, Product communication 2.6.14. Kepala Bidang Internal Audit Mengaudit pelaksanaan pengelolaan bisnis Telkom Divre I Sumatra meliputi: a. Menyusun internal audit strategic planning (Master Plan Internal Audit) b. Melaksanakan Audit Keuangan, Audit Information System dan Audit Khusus c. Melaksanakan Audit Operasional (termasuk internal audit TQMS:ISO dan Performance Excellence Baldrige Criteria assessment) ;
d. Memberikan alternatif solusi yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan kajian, analisis yang telah dilakukan. e. Memberikan bantuan untuk mempercepat proses penyelesaian masalah bagi manajemen apabila ditemui adanya hal-hal yang sulit dan memerlukan koordinasi antar unit kerja. f. Melaksanakan kegiatan atas program evaluasi yang dilakukan oleh auditor eksternal dan ikut membantu manajemen dalam rangka penyelesaian tindak lanjut dari hasil temuan pihak auditor eksternal. g. Mendorong peningkatan pelaksanaan pengawasan melekat (waskat) diseluruh jajaran perusahaan terutama oleh atasan langsung. 2.6.15. Kepala Safety & Security Tugas dan tanggung jawab Kepala Safety & Security adalah sebagai berikut. a. Menyusun S&S strategic planning (Master Plan Safety and Security) b. Mengelola klaim asuransi asset Kandatel/Bidang. c. Mengelola pengamanan sistem dan sarana telekomunikasi, sistem grounding, penghematan energi, pengamanan umum, dan resiko. 2.6.16. Kepala Sekretariat Divisi Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Sekretariat Divisi adalah: a. Menyusun kalender kegiatan Divre I Sumatra b. Mengelola dokumen surat masuk dan keluar c. Mengelola hukum dan perikatan d. Mengembangkan dan meningkatkan corporate image e. Mengelola komunikasi internal dan eksternal (media massa, masyarakat)
f. Mengelola dukungan internal (pemeliharaan & perbaikan gedung, inventaris kantor, kendaraan dinas) 2.6.17. Staf Ahli Staf ahli adalah suatu tim expert yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Kadivre dalam keputusan-keputusan tertentu serta tugas-tugas khusus. 2.6.18. Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. a. Penyusunan Program dan Strategi Kandatel sejalan dengan arah kebijakan Divre I Sumatra (Business Plan Kandatel) b. Membuat keputusan yang berhubungan dengan kebijakan mutu c. Melakukan koordinasi terhadap pembangunan fasilitas telekomunikasi di Kandatel.
2.7. Pemeliharaan Perangkat Telekomunikasi Sesuai dengan uraian pada struktur organisasi dan uraian tugas (poin 2.6.11.) tanggung jawab pemeliharaan perangkat telekomunikasi ada pada Bidang Network. Salah satu perangkat telekomunikasi tersebut adalah perangkat catu daya.
Oleh
karena itu, Bidang Network harus berupaya menyiapkan suatu sistem pemeliharaan perangkat catu daya ini. Kegiatan pemeliharaan yang sudah dilaksanakan adalah berupa pemeliharaan preventif secara mingguan, bulanan dan tahunan. Salah satu pemeliharaan preventif mingguan yang dilakukan adalah memeriksa kondisi operasi sistem catuan perangkat sentral dan pengkondisian ruangan (Air Conditioning / AC). Bila dari pemeliharaan preventif ini ditemukan adanya gangguan,
dilaksanakan berdasarkan informasi gangguan dari petugas Satpam sesuai dengan alarm yang terjadi di lokasi perangkat. Terkadang, petugas Satpam tidak mengetahui adanya gangguan. Di beberapa lokasi, bahkan tidak ada petugas Satpam. Akibatnya, informasi gangguan akan terlambat diketahui oleh petugas sehingga penanganannya juga akan terlambat.
3.1. Sistem Catuan Perangkat Telekomunikasi Sentral telepon merupakan perangkat utama sistem telekomunikasi yang berfungsi untuk menyambungkan pelanggan dengan pelangggan lain dalam suatu hubungan telekomunikasi. Untuk dapat beroperasi dengan baik, perangkat sentral telepon ini harus didukung oleh sistem catuan perangkat telekomunikasi.
Untuk
menjaga kuntinuitas layanan perangkat telekomunikasi, sistem catuan ini harus handal dan tidak boleh terputus atau dengan istilah lain “No Break System”. Sistem catuan perangkat telekomunikasi ini menggunakan minimal satu sumber catuan utama dan satu sumber catuan cadangan. Sumber catuan ini harus bisa segera dialihkan dari sumber utama ke sumber cadangan pada saat sumber catuan utama tidak berfungsi dengan baik. Pada saat pengalihan catuan utama ke catuan cadangan mungkin akan ada delay waktu, baik pada operasi otomatis apa lagi saat operasi manual. Hal ini tidak boleh terjadi. Untuk itu, digunakan batere sebagai penyimpan arus searah cadangan yang akan mencatu perangkat pada saat sumber catuan utama hilang. Secara umum sistem catuan perangkat telekomunikasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Skema Umum Sistem Catuan Perangkat Telekomunikasi
Pada gambar di atas terlihat bahwa Main Power Supply (PLN) merupakan sumber catuan utama perangkat telekomunikasi.
Disamping itu disediakan juga
sumber catuan cadangan (Backup Power Supply / Genset). Pemilihan sumber catuan ini ditentukan oleh Change Over Switch (COS) yang bisa beroperasi secara otomatis ataupun manual oleh petugas. Sumber catuan ini menggerakkan perangkat-perangkat Air Conditioner (AC) yang bekerja pada tegangan bolak-balik 220V.
Untuk
menggerakkan perangkat utama sentral dan transmisi, arus bolak-balik ini harus diubah menjadi arus searah dan tegangannya diturunkan menjadi 48V. Fungsi ini dikerjakan oleh perangkat rectifier. Batere digunakan untuk mencatu perangkat pada saat pengalihan catuan.
3.2. Pola Komputasi Pemrograman Komputer Secara umum pola komputasi pemrograman komputer dapat dibagi 4 sebagai berikut.
3.2.1. Pola stand alone Pola ini adalah generasi pertama dimana user-interface, Bussiness Logic dan Data Access terdapat di dalam satu program. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman seperti COBOL, Fortran, Pascal dan Foxpro. 3.2.2. Disk Server atau File Server Pola ini adalah perkembangan berikutnya dari pola komputasi.
Sistem
membutuhkan akses data secara bersamaan yang umumnya melalui teknologi jaringan. Contoh yang populer adalah Netware File Server. 3.2.3. Komputasi 2-Tier Pola ini berkembang dengan munculnya database server, konfigurasinya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Client
MS-SQL Database Server
Data base
Display komponen Process event If (…) then … end if instruksi SQL
Eksekusi instruksi SQL + INSERT, UPDATE, DELETE
Local Area Network (LAN)
Gambar 3.2. Pola komputasi 2-Tier. Database server menerima request (permintaan) berupa instruksi Structured Query Language (SQL). Selanjutnya database server memberikan jawaban berupa berhasil atau tidak perintah tersebut beserta hasil dari perintah yang diberikan (resultset). Dengan demikian lokasi pemrosesan terbagi 2, yaitu:
Komputer pertama mengolah input output ke pemakai (user interface), disebut juga “presentasi”. Di komputer ini, “program logic” berjalan dan berhubungan dengan user interface dan data interface (dalam bentuk SQL-request). Selanjutnya komputer ini disebut “client”.
2.
Komputer kedua menerima SQL-request, memprosesnya dengan mengakses database, dan memberikan hasilnya kembali. Selanjutnya komputer ini disebut server (database server).
Komputer client terdiri dari aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman Visual Basic, Delphi, Visual C++ dan lain-lain. Sedangkan database server yang sering digunakan adalah Oracle9i, Microsoft SQL Server (MS-SQL Server), MySQL dan lain-lain.
3.2.4. Komputasi 3-Tier Pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara “user interface” dan “bussiness logic”, yang dikenal dengan sistem 3-Tier. Sistem ini terlihat pada Gambar 3.3. Client / Browser
Web Server
MS-SQL Database Server
Data base
Display komponen Process event Send result to Application / web server
Tier 1 (presentasi) : Mengolah user interface dan berinteraksi dengan user. Contoh tier-1 ini adalah Netscape Browser, Internet Explorer, dan lain-lain.
2.
Tier 2 (aturan bisnis / bussiness logic) : Pemrograman alur data yang berhubungan dengan presentasi dan data server. Tier 2 ini merupakan aplikasi sebenarnya. Disini berlaku aturan-aturan pemrograman misalnya sistem keuangan, sistem personalia, sistem inventory dan sebagainya. Contoh tier-2 ini adalah web server (Internet Information Server), cold fusion server, dan lainlain.
3.
Tier 3 (manajemen data / data access) : Mengatur keluar masuknya data (record) dari dan ke tabel database, melakukan insert, update dan delete, mengolah transaksi secara benar dan menjaga konsistensi data. Contoh dari tier-3 ini adalah Oracle, MySQL server, MsSQL server dan lain-lain.
3.2.5. Komputasi N-Tier Rangkaian client server dapat diperpanjang, misalnya melalui “Transaction Server” sebagai tier ke-3 dan “AS/400 Database Server” sebagai tier ke-4.
Struktur data : tabel Terdiri atas baris (record atau row) dan setiap baris terdiri atas kolomkolom (coloumn atau field) yang didefinisikan dengan tipe data pada kolom tersebut.
2.
Integritas data Yang berarti bahwa data sesuai dengan kondisi “real”, misalnya sebuah field “umur”, maka nilai yang terjadi tidak boleh negatif.
3.
Manipulasi data Data yang tersimpan dapat dimanipulasi dengan bahasa pemrograman terstruktur seperti SQL (structured query languange).
3.3.2. Arsitektur Komunikasi SQL Server SQL server menggunakan layer (lapisan) komunikasi untuk mengisolasi aplikasi dengan jaringan (network) dan protokol jaringan. Arsitektur komunikasi ini bisa dilihat pada Gambar 3.4. Client Aplikasi Database Interface Network Library
Aplikasi Menggunakan API (Application Programmming Interface) atau Object Model. Untuk aplikasi, network yang digunakan adalah transparan.
•
Database Interface Digunakan oleh aplikasi untuk mengirim request dan menerima jawaban dari / ke server. Contoh ODBC (open database connectivity) dan OLE-DB (object linking and embedding database).
•
Network Libraries Komponen dalam bentuk software yang mendukung komunikasi antar proses dan jaringan seperti TCP/IP, Named Pipe dan lain-lain.
•
Open Data Service Stored Procedure / DLL (Data Link Libraries) yang digunakan oleh SQL server untuk berhubungan dengan jaringan (network connections).
3.3.3. Obyek Database Untuk setiap database yang dibentuk, SQL server menyiapkan obyek-obyek database berikut. 1. Diagrams : merupakan gambaran tentang relationship di dalam database. 2. Tables : merupakan media penyimpanan record (koleksi data). adalah komponen utama yang membentuk database.
Tabel
Baris (row) dan
kolom (column) pada tabel mengindikasikan data atau record. 3. Views : merupakan koleksi data dari satu atau beberapa tabel. 4. Stored Procedures : merupakan koleksi dari instruksi T-SQL yang dapat dieksekusi secara langsung maupun secara batch.
5. Trigger : merupakan bentuk khusus stored procedure yang dieksekusi secara otomatis jika kondisi tertentu terjadi (misal jika ada perubahan nilai pada tabel). 6. Users : daftar login pengguna SQL-server. 7. Roles : daftar otoritas user dalam bentuk peran. 8. Data Type : definisi dari tipe data yang diijinkan oleh SQL-server dan tipe data yang didefinisikan oleh user. 3.3.4. Tipe Data Tipe data yang berlaku di MS-SQL antara lain sebagai berikut. •
Char(n) : mendefinisikan string sepanjang n karakter
•
Varchar(n) : mendefinisikan string dengan panjang variabel namun maksimum sebanyak n karakter.
•
Datetime : mendefinisikan tanggal dengan resolusi sampai millisecond.
•
Smalldatetime : mendefinisikan tanggal dengan resolusi sampai menit.
•
Numeric(n,p) : mendefinisikan angka pecahan, dengan n adalah jumlah bytes total dan p adalah presisi angka di belakang koma.
•
Int : integer, bilangan bulat yang menampung angka sebanyak 4 byte.
•
Text : menyimpan teks sampai dengan 2GB.
•
Timestamp : menyimpan stempel waktu (datetime) setiap kali record dibuat atau diubah.
3.3.5. Structured Query Language (SQL) SQL adalah bahasa standar yang digunakan di dalam database relasional. SQL ini dibuat oleh International Standards Organizations (ISO) pada tahun 1983. Instruksi-instruksi yang digunakan dapat dibagi 2:
1. Data Definition Language (DDL) DDL adalah kelompok instruksi SQL yang digunakan untuk membuat, mengubah dan menghapus tabel. Instuksi-instruksi tersebut adalah: •
CREATE TABLE : untuk membuat tabel
•
ALTER TABLE : untuk memodifikasi tabel, dan
•
DROP TABLE : untuk menghapus tabel
2. Data Manipulation Language (DML) DML adalah kelompok instruksi SQL yang digunakan untuk mengatur, menghapus, dan memanipulasi data pada database. Instuksi-instruksi tersebut adalah : •
SELECT : untuk mencari record dari tabel / database
•
INSERT : untuk memasukkan record baru ke dalam sebuah tabel
•
UPDATE : untuk mengubah isi record yang sudah ada
•
DELETE : untuk menghapus record dari tabel
3.4. Pemrograman Web 3.4.1. Hyper Text Markup Language (HTML) HTML adalah bahasa standar pemrograman web.
Perintah-perintah pada
HTML dikenal dengan istilah tag. Tag standar yang digunakan di HTML dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Command / Tag yang umum digunakan di HTML Command / Tag
Fungsi
... ...
Membatasi dokumen HTML secara keseluruhan. Membatasi bagian head dari dokumen HTML. Mengindikasikan judul dokumen, digunakan di dalam tag
Membatasi isi dari dokumen HTML. Set paragraf, tanda () boleh tidak digunakan. Mengindikasikan baris baru. Mengindikasikan garis horizontal Mengindikasikan header level 1. Mengindikasikan header level 2 Membatasi 1 tabel Membatasi 1 baris di dalam tabel Membatasi 1 kolom di dalam 1 baris Membatasi 1 form untuk memasukkan data dari user Untuk input data, type bisa berupa text, password, checkbox, radio, submit atau reset
Disamping tag-tag tersebut diatas, cukup banyak tag-tag lain yang bisa digunakan dalam pemrograman HTML. Tag-tag lain ini bisa dilihat di dokumentasi pemrograman. Selanjutnya, format minimal untuk setiap dokumen HTML adalah sebagai berikut. <TITLE>Hello World Page Hello World!
Dengan demikian, format dasar pemrograman HTML adalah seperti contoh di atas. Selanjutnya dibutuhkan intuisi dan pengembangan dari setiap pemrogram untuk membentuk tampilan-tampilan dan proses-proses sesuai dengan alur proses pemrograman yang diinginkan. 3.4.2. ColdFusion ColdFusion adalah suatu produk application server dari Macromedia. ColdFusion sangat powerful untuk pemrograman web yang berinteraksi dengan database untuk menghasilkan aplikasi web yang dinamik.
Tag pada ColdFusion digunakan di dalam dokumen HTML bersamaan dengan tag-tag HTML. Penggunaan kedua jenis tag ini dengan baik akan menghasilkan aplikasi yang handal. Beberapa tag ColdFusion yang umum digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Command / Tag yang umum digunakan di ColdFusion Command / Tag
Fungsi
... SQL query… #parameter_x#
Menampilkan isi parameter ColdFusion ke halaman user Membatasi query untuk mengakses database. Query ini bisa untuk insert, update atau delete record di database Memberikan nilai kepada suatu parameter Menampilkan isi dari parameter_x
3.5. Langkah Perancangan Sistem Informasi Secara umum, langkah-langkah perancangan sistem informasi meliputi hal-hal berikut. 1. Investigasi sistem yang tujuannya untuk mengetahui sistem yang sudah ada. 2. Analisis sistem yang membahas lebih mendalam mengenai sistem yang sedang berjalan, penentuan kebutuhan sistem baru dan rancangan sistem baru 3. Perancangan (disain) sistem yang membahas rancangan dan spesifikasi teknis, pembuatan program-program aplikasi, dan training pengguna.
Pada tahap ini
dirancang output dan input sistem, struktur dan relasi database yang digunakan, serta penyusunan kode-kode program aplikasi. 4. Implementasi sistem yang meliputi pengetesan sistem baru, pemasangan dan pengalihan sistem serta review hasil implementasi.
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada periode semester kedua tahun 2007, sedangkan tempat pelaksanaannya adalah di unit kerja PT. Telekomunikasi Indonesia Unit Network Regional-1 Sumatera yang bertanggung jawab memonitor perangkat telekomunikasi di wilayah pulau Sumatera mulai dari propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai ke propinsi Lampung. 4.2. Rancangan Penelitian Studi pustaka dilakukan melalui dokumen referensi untuk dapat memperoleh lebih banyak informasi mengenai objek yang akan diteliti, agar memiliki gambaran yang lebih baik mengenai solusi permasalahan penelitian. Studi pustaka mencakup pencarian data mengenai interface yang bisa digunakan, spesifikasi perangkat, sistem informasi pemrograman, database dan lain-lain.
Studi pustaka dilakukan melalui
dokumentasi buku manual perangkat, buku-buku pendukung dan media internet. 4.3. Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan antara lain sebagai berikut. 4.3.1. Buku Manual Perangkat Manual book perangkat diperlukan untuk mempelajari sistem alarm dari perangkat yang akan dimonitor dan perangkat interface yang akan digunakan untuk pengintegrasian dengan sistem yang direncanakan.
4.3.2. Internet Media Internet digunakan untuk mencari informasi dan referensi tambahan mengenai perangkat, mencari sistem pembanding dan referensi dalam penyusunan program-program aplikasi.
4.4. Metode Pengumpulan Data Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan pekerjaan pemantauan perangkat serta mengumpulkan laporan-laporan yang terkait (data sekunder) yang ada di PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera untuk dianalisis lebih lanjut. b. Wawancara dengan karyawan yang kompeten untuk mendapatkan tambahan masukan demi sempurnanya penelitian ini. c. Studi kepustakaan (library research), yaitu teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan menelaah spesifikasi perangkat dari buku manual dan bukupedoman yang ada, serta laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.
4.5. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan merangkum dan saling membandingkan semua spesifikasi perangkat dari buku manual yang ada.
Selanjutnya dipelajari
bagaimana sistem yang akan dikembangkan mampu mengotomatisasikan proses yang harus dilaksanakan.
4.6. Analisis Data 4.6.1. Analisis disain sistem Dalam analisis disain sistem ini, data yang dibutuhkan berupa proses aliran informasi pemantauan perangkat sentral telepon, data dan spesifikasi perangkat yang dimonitor, data sistem interface yang digunakan, serta data obyek-obyek yang akan dimonitor, dianalisis lebih lanjut untuk menentukan disain sistem yang paling sesuai diterapkan yang mampu mengotomatisasikan proses yang harus dilaksanakan. Dalam analisis ini juga ditentukan disain database serta disain aplikasi yang akan digunakan. 4.6.2. Analisis pembandingan sistem Dalam analisis ini dilakukan pembandingan / komparasi antara sistem saat ini dengan sistem yang diusulkan. Disini akan diperlihatkan keuntungan-keuntungan dari penerapan sistem ini serta efisiensi yang bisa diperoleh PT. Telkom Divre-1 terhadap mekanisme kerja yang diterapkan.
4.7. Kesimpulan dan Saran Dari hasil pengolahan dan analisis data, selanjutnya diambil kesimpulan mengenai sistem yang dirancang serta saran-saran yang bisa diajukan untuk pengembangan sistem pada masa datang. Secara garis besar, tahapan penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini ditunjukkan Gambar 4.1.
5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Data lokasi Perangkat telekomunikasi Sesuai dengan batasan masalah, area yang akan dimonitor meliputi area Riau Kepulauan. Lokasi-lokasi perangkat di area Riau Kepulauan ini dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Daftar Lokasi Perangkat di Area Riau Kepulauan No.
STO Sekupang STO Bukit Dangas STO Sagulung STO Batam Center STO Lubuk Baja STO Kabil STO Nongsa Dlu Aviari Dlu Cendana STO Tanjung Uncang STO Batu Ampar STO Belakang Padang AP Batam (Pelita) Dlu Tunas Dlu Panbill Dlu Muka Kuning Dlu Tiban McDermott STO Tanjung Pinang STO Kijang STO Tanjung Uban Dlu KM 10 STO Dabo Singkep STDIK Terempa STDIK Ranai STO Tanjung Balai Karimun RDLU Sei Raya RDLU Moro STO Tanjung Batu
25 26 27 28
Kondisi PLN
Kondisi GENSET
Rectifier
Batere
Petugas CADA
Satpam
OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
OK OK OK OK OK OK OK NOK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
5.1.2. Aktivitas pengecekan kondisi perangkat Sebelum adanya sistem ini, pengecekan kondisi perangkat dilaksanakan secara manual dan berkala oleh petugas terkait. Mengingat banyaknya lokasi yang harus dicek, dibutuhkan petugas yang cukup banyak dan jadwal pengecekan yang cukup lama (mingguan). Proses pengecekan kondisi perangkat yang saat ini berjalan dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Mulai
Pengecekan kondisi perangkat ke setiap lokasi oleh petugas secara berkala
Tidak Ada indikasi gangguan?
Ya Perbaikan gangguan
Selesai
Gambar 5.1. Proses pengecekan perangkat Mengingat jadwal pengecekan ke setiap lokasi dilaksanakan secara mingguan, terkadang gangguan pada perangkat terlambat diketahui.
5.1.3. Obyek yang dimonitor Dengan memperhatikan spesifikasi perangkat, diinventarisir obyek-obyek penting yang harus dimonitor dari perangkat. Hasilnya bisa dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Obyek-obyek yang harus dimonitor NAMA OBYEK
KONDISI YANG HARUS DIMONITOR
KETERANGAN
Main Power (PLN)
ON / OFF
OFF atau Low Voltage
Backup Power (GENSET)
ON / OFF
Rectifier
Normal / Fault
Fault : semua kondisi yang mengakibatkan rectifier tidak bisa mencatu perangkat
Temperatur
Normal / High Temperature
High temperature berdasarkan nilai treshhold tertentu
5.1.4. Spesifikasi Interface Salah satu interface yang dapat digunakan untuk memonitor kondisi diskrit dan menyimpan datanya di komputer adalah modul Analog Digital RS-232 (ADR). Skema modul ADR ini dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Skema modul ADR Modul ADR ini memiliki 32 port yang dikelompokkan masing-masing 8 port sehingga terdapat 4 group yang didefinisikan sebagai group A (port 1-8), B (port 916), C (port 17-24) dan D (port 25-32). Setiap port di group ini mampu mendeteksi level tegangan listrik yang dihubungkan ke masing-masing port. Selanjutnya modul ADR ini mengubah informasi level tegangan listrik ini menjadi kondisi diskrit/data biner dengan konversi sebagai berikut. Ø Tegangan antara 0 – 3 volt dikonversikan ke kondisi 0 Ø Tengangan antara 3-5 volt dikonversikan ke kondisi 1 Kondisi diskrit ini bisa dibaca dari komputer melalui port serial yang ada di modul ADR ini dengan perintah tertentu. Perintah-perintah pada modul ADR dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Perintah pada Modul ADR Perintah Fungsi RPA
Membaca data port group A dengan Kondisi port 1-8 dengan urutan port format hasil 8 bit
RPB
terkecil pada bit paling kanan
Membaca data port group C dengan Kondisi port 17-24 dengan urutan port format hasil 8 bit
RPD
terkecil pada bit paling kanan
Membaca data port group B dengan Kondisi port 9-16 dengan urutan port format hasil 8 bit
RPC
Keterangan
terkecil pada bit paling kanan
Membaca data port group D dengan Kondisi port 25-32 dengan urutan port format hasil 8 bit
terkecil pada bit paling kanan
5.2. Pengolahan Data dan Disain Sistem Pada data obyek yang harus dimonitor dari perangkat telekomunikasi tersebut (tabel 5.2.) terlihat bahwa kondisi yang harus dimonitor dari masing-masing perangkat bisa dikonversikan ke kondisi diskrit (0 atau 1). Untuk itu, diperlukan suatu interface (perangkat antar muka) yang mampu membaca kondisi diskrit tersebut. Pada sistem yang akan dikembangkan, sensor pada masing-masing perangkat telekomunikasi ini akan dihubungkan dengan port-port pada interface yang digunakan. Selanjutnya, dengan menggunakan program komputer yang akan disusun, kondisi setiap perangkat ini akan dibaca secara otomatis setiap periode waktu tertentu. Hasil pembacaan ini akan disimpan ke database komputer dan dikonversikan menjadi data siap saji untuk petugas. Disain sistem yang akan dikembangkan ini bisa dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Disain Sistem Pemantauan Perangkat Komputer kerja petugas akan mengakses server web untuk melihat tampilan aplikasi.
Server web akan mengakses data yang dibutuhkan ke server database.
Semua hubungan antar komputer dan server ini menggunakan jaringan komputer.
5.3. Perancangan dan Pengembangan Aplikasi Tahap-tahap disain aplikasi ini dimulai dengan mendefinisikan diagram alir aplikasi, dilanjutkan dengan perancangan dan pembuatan database serta proses penyusunan program komputer agar sesuai dengan diagram alir yang sudah dirancang. 5.3.1. Diagram alir aplikasi Diagram alir aplikasi ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 proses utama sebagai berikut. 1. Proses penentuan parameter-parameter 2. Proses pengambilan dan penyimpanan data mentah dari modul ADR ke database.
3. Proses konversi data mentah di database menjadi data siap saji 4. Proses menampilkan data siap saji ke petugas. 5.3.1.1. Proses penentuan parameter-parameter Beberapa parameter harus ditentukan terlebih dahulu sehingga proses selanjutnya bisa berjalan dengan baik. Parameter-parameter yang harus ditentukan adalah sebagai berikut. 1.
Identitas modul ADR yang disesuaikan dengan lokasi.
2.
Data obyek yang dintegrasikan dengan port modul ADR,
3.
Data batas waktu durasi / siklus pengecekan
Algoritma proses penentuan parameter ini dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Mulai
Pembacaan data
identitas lokasi, obyek yang akan dimonitor, durasi siklus monitor
Perbaikan data ?
Ya Tidak Ganti data
Lanjutkan ke proses berikutnya
Selesai
Gambar 5.4. Algoritma proses penentuan parameter-parameter
5.3.1.2. Proses pengambilan data dari modul ADR dan penyimpanan ke database Data dari modul ADR dibaca oleh komputer melalui port serial. Untuk itu, dibuat program komputer yang secara berkala membaca data dari port modul ADR ini dan menyimpan ke database. Algoritma proses ini dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Mulai
Aktifkan counter waktu dan bandingkan dengan parameter durasi waktu pembacaan
Lanjutkan counter waktu
Tidak
Durasi waktu tercapai?
Ya Kirimkan perintah pembacaan port ke ADR
Tabel sementara
Terima data status port dari ADR, tambahkan data waktu pembacaan dan identitas modul ADR Simpan data di tabel sementara
Reset Counter
Gambar 5.5. Algoritma proses pengambilan data dari modul ADR dan penyimpanan ke database Keterangan: 1.
Aplikasi mengaktifkan counter waktu dan membandingkan dengan parameter durasi siklus pembacaan data
Apabila durasi waktu siklus sudah tercapai, aplikasi mengirimkan perintah pembacaan status port A dan menerima data status dari ADR selanjutnya menyimpan pada penyimpanan sementara di database. Data sementara ini dilengkapi dengan waktu pembacaan dan identitas modul ADR.
3.
Langkah kedua dilanjutkan untuk port berikutnya (B, C dan D).
4.
Selanjutnya aplikasi akan me-reset counter waktu dan kembali ke proses pertama.
5.3.1.3. Proses konversi data mentah di database menjadi data siap saji Data mentah hasil pembacaan dari modul ADR yang tersimpan di tabel sementara selanjutnya dikonversikan menjadi data siap saji. Algoritma proses ini dideskripsikan pada Gambar 5.6. Mulai
Memilahkan data hasil pembacaan port dimulai dari posisi bit paling kanan (LSB)
Tabel sementara hasil pembacaan port
Bandingkan data port dengan data teks
Data teks yang sudah diset
Bandingkan data port dengan kondisi dan hasil pembacaan sebelumnya untuk menentukan durasi
Data port hasil pembacaan sebelumnya
Simpan data hasil pembandingan ke database
Data status port yang sudah dibandingkan dengan data teks
Selesai
Gambar 5.6. Algoritma proses konversi data mentah menjadi data siap saji
Aplikasi membaca data mentah yang tersimpan di tabel sementara, yang terdiri dari data status port, waktu pembacaan, dan nomor identitas modul ADR.
2.
Data status port yang terdiri dari 8 digit dibaca berturut-turut dimulai dari posisi digit paling kanan (LSB=less significant bit) ke posisi digit paling kiri (MSB=most significant bit).
3.
Data status tiap port ini selanjutnya dibandingkan dengan tabel data teks yang sudah diset sebelumnya. Hasil konversi ini disimpan ke tabel penyimpanan data akhir.
4.
Data hasil pembacaan terakhir untuk masing-masing port ini dibandingkan juga dengan data pembacaan sebelumnya untuk menentukan durasi status dan kondisi sebelumnya.
5.3.1.4. Proses menampilkan data siap saji ke petugas Petugas bisa menampilkan data siap saji ini dengan menggunakan aplikasi berbasis web. Untuk bisa mengakses data siap saji ini, petugas harus menggunakan otorisasi tertentu yang terdiri dari user id dan password. Algoritma proses ini dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Algoritma proses menampilkan data siap saji ke petugas Keterangan: 1.
Petugas memasukkan data user id dan password tertentu yang sudah diregistrasi di aplikasi. Apabila user id dan password dinyatakan sah, petugas akan melihat tampilan rekap status alarm di beberapa lokasi yang sudah didaftarkan ke aplikasi.
2.
Selanjutnya petugas bisa memilih lokasi yang diinginkan untuk melihat status terakhir semua port di salah satu lokasi.
Petugas bisa juga melihat status masing-masing port yang sudah berlalu sebagai bahan analisa kondisi perangkat di lokasi tersebut.
5.3.2. Perancangan output dan input sistem 5.3.2.1. Perancangan output Tampilan output yang diharapkan dari sistem ini adalah sebagai berikut. 1. Rekap tampilan status perangkat di semua lokasi 2. Waktu dan durasi terjadinya gangguan serta level prioritas gangguan 3. Tampilan histori gangguan 4. Tampilan login ke sistem 5.3.2.2. Perancangan input Untuk mendapatkan output yang direncanakan, maka dibutuhkan input dari sistem ini berupa data bit-bit yang dihasilkan oleh modul ADR dan waktu pembacaan data modul. Selain itu dibutuhkan juga data lokasi perangkat, deskripsi perangkat, atribut perangkat (ON/OFF/FAULT), nama, identitas, user id, dan password petugas.
5.3.3. Perancangan Database Untuk mewujudkan aplikasi tersebut, digunakan tabel-tabel di database untuk menyimpan datanya. Untuk itu, dengan menggunakan software Microsoft SQL Server Manager dibuat suatu database “dbADR”. Tabel-tabel yang dibuat adalah sebagai berikut. 1. Tabel ”t_msg_text” untuk menyimpan data deskripsi perangkat yang dipantau. 2. Tabel ”t_last_status_dig” untuk menyimpan data status terakhir perangkat. 3. Tabel ”t_data_his” untuk menyimpan data histori/data lalu semua perangkat.
4. Tabel ”t_status_card” untuk menyimpan data lokasi modul ADR 5. Tabel “t_base_addr” merupakan data bantu untuk penomoran modul ADR 6. Tabel ”tp_site” yang berisi data lokasi perangkat dan rekap status alarm. 7. Tabel ”t_th_dig” yang berfungsi menyimpan data ambang batas durasi gangguan untuk penentuan level prioritas gangguan. 8. Tabel ”tp_type” dan ”tp_sub_type” merupakan tabel bantu untuk data jenis perangkat. 9. Tabel ”t_user” sebagai media penyimpanan data user. Struktur detal tabel-tabel yang digunakan dan relasi antar tabel dapat dilihat Lampiran 3. 5.3.4. Proses Penyusunan Program Aplikasi Proses penyusunan program aplikasi menggunakan Cold Fusion Studio dan Visual Basic sebagai aplikasi bantunya. Visual Basic digunakan untuk pembuatan program aplikasi pembacaaan data modul ADR dan penyimpanan ke database, sedangkan Cold Fusion Studio digunakan untuk pembuatan program aplikasi web untuk menampilkan data ke pengguna.
Kode-kode program aplikasi disesuaikan
dengan diagram alir yang sudah didefinisikan. Dalam proses penyusunan kode-kode program ini dibuat beberapa form untuk input dan manipulasi data serta beberapa halaman untuk menampilkan data. Daftar keseluruhan program web yang dibuat dapat dilihat pada Lampiran-1, sedangkan program Visual Basic dapat dilihap pada Lampiran-2.
6.1. Analisis Disain Sistem 6.1.1. Konfigurasi sistem Sistem
yang
dikembangkan
ini
prinsipnya
menyederhanakan
proses
pengecekan perangkat dengan bantuan sistem komputer yang terintegrasi. Sistem ini mengoptimalkan jaringan komputer yang saling terintegrasi yang sudah dimiliki oleh Telkom. Dengan sistem jaringan komputer ini, petugas bisa mengakses aplikasi dari lokasi mana saja yang terhubung dengan jaringan komputer. Konfigurasi sistem ini dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Detektor Suhu Detektor Suhu
PLN
PLN
GENSET DEG
Detektor Phasa
Rectifier Rect Fault Fault Maint Power Failure Failure Main Power Low Voltage Batt. RECTIFIER
Modul ADR Server Database Local Area Network
Komputer Mediasi Server Web
Gambar 6.1. Konfigurasi sistem Pada gambar di atas, terlihat bahwa sensor alarm dari perangkat diintegrasikan ke modul ADR yang terpasang pada suatu komputer mediasi. Pada komputer mediasi
ini, diaktifkan program aplikasi untuk membaca status port (lihat diagram alir pada bagian 5.3.1.2). Program aplikasi akan menyimpan data hasil pembacaan ke server database melalui jaringan komputer (Local Area Network). Pada server database ini, digunakan software Microsoft SQL Server sebagai media penyimpan data. Selanjutnya di server database ini, diaktifkan aplikasi yang meng-konversi data mentah menjadi data siap saji (lihat diagram alir pada bagian 5.3.1.3). Untuk dapat melihat data siap saji ini, petugas mengakses database melalui aplikasi web. Aplikasi web ini ditangani oleh server web. Pada server web ini, diaktifkan aplikasi yang dibuat berdasarkan diagram alir pada bagian 5.3.1.4.
6.1.2. Hasil uji coba Sebelum aplikasi diimplementasikan terlebih dahulu dilaksanakan ujicoba di server operasional dan simulasi penggunaan aplikasi. Hasil uji coba adalah sebagai berikut. 6.1.2.1. Tampilan aplikasi pembacaan data modul ADR Apabila aplikasi untuk membaca data modul ADR diaktifkan, akan muncul tampilan seperti pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2. Tampilan awal aplikasi pembaca data modul ADR
Untuk mengubah setting parameter, petugas meng-klik tombol “Setting Port”, sehingga terlihat tampilan seperti pada Gambar 6.3.
Gambar 6.3. Tampilan aplikasi setting parameter Selanjutnya aplikasi diaktifkan dengan menekan tombol “Start Service” seperti pada Gambar 6.4.
Gambar 6.4. Tampilan aplikasi pembaca data modul ADR
6.1.2.2. Tampilan data siap saji ke petugas Pada saat petugas mengaktifkan aplikasi, akan terlihat tampilan login dan password seperti pada Gambar 6.5.
Gambar 6.5. Tampilan login dan password Petugas harus mengetikkan user id dan password yang valid. Jika user id dan password yang diinputkan valid, aplikasi akan menampilkan tampilan rekap status alarm di semua lokasi yang dimonitor, seperti terlihat pada Gambar 6.6.
Gambar 6.6. Tampilan rekap status semua lokasi Untuk melihat kondisi perangkat di salah satu lokasi, petugas meng-klik lokasi yang diinginkan, seperti terlihat pada Gambar 6.7.
Gambar 6.7. Tampilan kondisi perangkat di salah satu lokasi/site
6.1.3. Pola komputasi yang digunakan Pola komputasi yang digunakan dalam sistem ini menggabungkan pola komputasi 2-tier dan 3-tier.
Penggabungan ini dipilih berdasarkan efisiensi dan
efektifitas aplikasi. 6.1.3.1. Aplikasi pembacaan modul ADR dan pengolahan data Aplikasi pembacaan modul ADR dan aplikasi pengolahan data dibuat dengan pola komputasi 2-tier atau dengan istilah lain “Client Server”. Bahasa pemrograman yang digunakan pada tier-1 adalah Visual Basic, sedangkan pada tier-2 menggunakan database Microsoft SQL Server sebagai media penyimpan data. Pada sistem ini, aturan-aturan pemrograman diterapkan pada aplikasi Visual Basic ini. Alasan pemilihan aplikasi client server ini adalah: 1. Perlu pemrosesan yang lebih cepat dan bekerja secara otomatis berdasarkan waktu siklus yang ditentukan. 2. Aplikasi harus membaca ke port serial komputer, ini lebih mudah dilakukan dengan bahasa pemrograman Visual Basic. 3. Pengguna aplikasi ini tidak banyak, sehingga tidak sulit melakukan perbaikan aplikasi.
6.1.3.2. Aplikasi menampilkan data siap saji Aplikasi ini dimulai dari proses autentikasi user id petugas sampai ke proses penampilan data siap saji. Aplikasi ini dibuat dengan pola komputasi 3-tier, dengan perincian sebagai berikut: Ø Tier-1, menggunakan Internet Explorer yang berfungsi untuk menampilkan data ke pengguna
Ø Tier-2, menggunakan Internet Information Server dan ColdFusion Server. Aturan-aturan
pemrograman
yang
berupa
perintah-perintah
SQL
diterapkan pada tier ini. Ø Tier-3, menggunakan Microsoft SQL Server yang mengatur keluar masuknya data, menyimpan data dan menjaga konsistensi data. Pertimbangan-pertimbangan pemilihan sistem ini adalah sebagai berikut. 1. Mempermudah petugas meng-akses aplikasi karena dengan aplikasi web ini petugas tidak perlu meng-instal aplikasi tertentu di komputer yang digunakan. 2. Pengembangan aplikasi dengan fitur-fitur tertentu lebih mudah digunakan. 3. Bandwidth jaringan LAN yang digunakan lebih efisien. 4. Tampilan aplikasi lebih user friendly
6.2. Analisis Pembandingan Sistem 6.2.1. Sistem yang baru menghemat biaya dan mengoptimalkan petugas yang ada Sistem yang dikembangkan ini mampu menyederhanakan dan mempermudah pekerjaan pengecekan kondisi perangkat. Jika dilihat dari dari daftar lokasi perangkat (Tabel 4.1), dengan jumlah petugas yang terbatas, namun harus datang ke lokasi secara rutin (mingguan), dibutuhkan lebih banyak petugas dan kendaraan dinas. Jarak antar lokasi yang cukup jauh juga akan menyita waktu dan menambah biaya BBM transportasi. Sistem yang diusulkan membutuhkan lebih sedikit petugas. Sebagian petugas bisa dialokasikan untuk stand by di satu lokasi untuk mengecek kondisi perangkat di
semua lokasi melalui aplikasi ini, sedangkan petugas yang lain bisa dioptimalkan untuk pekerjaan lain. Jika ada indikasi gangguan, petugas bisa segera bertolak ke lokasi. Dengan demikian, kebutuhan kenderaan dinas, BBM operasional dan jumlah petugas bisa diperhemat. 6.2.2. Gangguan lebih cepat diketahui Pada sistem yang lama, petugas secara berkala (mingguan) datang ke lokasi. Akibatnya gangguan perangkat yang mungkin terjadi, terlambat diketahui. Pada sistem yang baru, gangguan perangkat langsung dideteksi oleh sistem pemantauan ini.
Jika petugas aktif mengecek, gangguan akan segera diketahui,
sehingga petugas bisa segera menyelesaikan gangguan. Pengecekan gangguan juga bisa dilakukan secara berlapis, misalnya dengan pemantauan lokal di masing-masing area dan pemantauan secara terpusat di kantor regional. Cepatnya
gangguan
diketahui,
tentunya
akan
mempercepat
juga
penanganannya. Dengan demikian, potensi gangguan yang lebih besar dan kerugian lebih besar, bisa dihindari. 6.2.3. Evaluasi performansi perangkat lebih mudah Pada sistem sebelumnya, data kondisi perangkat didapat secara mingguan. Akibatnya indikasi penurunan performansi perangkat kurang terlihat. Dengan sistem yang baru ini, kondisi perangkat dicatat setiap saat oleh sistem dan disimpan di database. Data histori kondisi perangkat ini bisa di-download oleh petugas untuk bahan analisa.
Misalnya, dari data diketahui catuan PLN sering
terganggu pada waktu-waktu tertentu. Data ini bisa digunakan oleh Telkom untuk pengajuan klaim ke PLN mengenai performansi sumber catuan PLN.
7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan dilanjutkan dengan pengolahan data serta analisa, ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.
Sistem yang dikembangkan mampu menyederhanakan pekerjaan pemantauan kondisi perangkat.
2.
Sistem yang dikembangkan bisa mengurangi biaya operasional Telkom melalui penurunan kebutuhan kendaraan operasional, kebutuhan BBM dan kebutuhan jumlah petugas.
3.
Sistem ini akan mengefisienkan petugas yang ada sehingga petugas bisa dioptimalkan untuk pekerjaan lain.
4.
Dengan sistem ini gangguan akan lebih cepat diketahui sehingga potensi kerugian lebih kecil.
5.
Dengan sistem ini, evaluasi performansi perangkat bisa dilakukan dengan lebih cermat sehingga potensi gangguan lebih besar bisa dikurangi.
6.
Dengan berkurangnya gangguan yang terjadi dan percepatan penanganan gangguan, citra Telkom di mata pelanggan akan lebih baik.
7.2. Saran Untuk optimalisasi dan pengembangan sistem ini di masa datang, diajukan saran-saran sebagai berikut.
Sensor-sensor alarm perangkat harus dipastikan beroperasi dengan baik, misalnya dengan simulasi alarm secara berkala dan melihat perubahan status di aplikasi.
2.
Memperbaiki tampilan aplikasi sehingga mampu menampilkan kondisi perangkat sesuai dengan posisi geografis serta denah penempatan perangkat di masing-masing lokasi.
3.
Makin banyak lokasi dan perangkat yang diintegrasikan, isi database akan makin banyak. Untuk itu, harus dipastikan kapasitas penyimpanan database masih memungkinkan.
4.
Pengembangan sistem sehingga mampu memonitor suhu secara analog.
5.
Mengingat saat ini isu mengenai software bajakan cukup marak, dan untuk memperkecil biaya implementasi, sebaiknya aplikasi diarahkan untuk menggunakan software gratis yang bisa di-download di internet.
Muzar, Zuharmen, Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera Bidang Network, Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, 2003.