TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Teknologi Produksi Benih Semangka”
Disusun oleh: Nimas Ayu Kinasih
115040201111157
Dosen: Noer Rahmi
KELAS L PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah semangka (Citrullus vulgaris L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat digemari di segala lapisan masyarakat karena rasanya yang manis dan menyegarkan, terutama pada saat cuaca panas. Apalagi buah semangka tanpa biji yang nyaman ketika menyantapnya. Warna daging buahnya yang menarik dan harganya relatif terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, maka semakin menambah daya tarik semangka. Tidak hanya penampilan dan harganya yang relatif terjangkau, semangka juga memiliki berbagai manfaat, antara lain: sebagai buah meja atau makanan pencuci mulut dan sebagai bahan untuk membuat makanan yang lain, seperti kuaci dan acar. Selain itu menurut Profesor Yamazaki, seorang ahli kanker dari Universitas Tokyo menyatakan bahwa semangka dapat digunakan sebagai pencegah kanker karena mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-sel kanker. Manfaat semangka yang lain adalah dapat berfungsi sebagai diuretik karena kandungan kalori semangka yang sangat rendah. Semangka juga mengandung pigmen karotenoid jenis flavonoid yang menyebabkan warna merah atau kuning. Flavonoid dapat pula berperan sebagai anti alergi. Selain itu, buah semangka juga mengandung vitamin dan mineral. Semangka diperkirakan berasal dari daerah kering tropis dan sub tropis Afrika. Oleh karena termasuk ke dalam tanaman tropis, maka tanaman semangka menghendaki sinar matahari mutlak dalam budidayanya agar diperoleh produksi optimal. Semangka termasuk ke dalam keluarga Cucurbitaceae, yaitu masih ke dalam satu keluarga dengan melon (Cucumis melo L.), mentimun (Cucumis sativus L.), labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.), dan waluh (Cucurbita moschata Dutch ex Poir). Semangka merupakan tanaman semusim (annual), tumbuh merambat hingga panjangnya mencapai 3-5 meter. Batang semangka membulat, kecil, dan panjang serta seluruh permukaan tubuhnya tertutup bulu-bulu halus. Daunnya lebar menjari. Semangka merupakan tanaman yang mempunyai bunga berumah satu (monoceous), tetapi berkelamin satu (uniseksual), sehingga semangka termasuk menyerbuk silang (crossing) oleh lebah madu, lalat hijau, atau serangga perantara lainnya. Tetapi adapula semangka yang memiliki bunga sempurna (hermaprodit). Biasanya tanaman berbunga 45-60 hst dan jumlah bunga jantan lebih banyak dari bunga
betina. Varietas tanaman menyerbuk silang terdiri atas hibrida dan non-hibrida. Saat ini petani menyukai menanam varietas hibrida daripada varietas non-hibrida karena varietas hibrida dapat menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang kuat, produktivitas tinggi, seragam, tahan terhadap penyakit, dan rasa yang lebih manis. Karena banyak yang menggemari semangka dari berbagai kalangan berdasarkan rasa dan penampilan buah serta berbagai manfaat dari kandungan di dalam buah semangka, maka perlu dilakukan peningkatan terhadap teknologi produksi benih semangka. Apalagi terhadap buah semangka hibrida tanpa biji yang memberikan kenyamanan terhadap konsumen saat menyantapnya. Selain itu ada pula kendala dalam memproduksi benihnya, yaitu benih hanya dapat dipakai sekali saja dan tidak diperkenankan untuk ditanam kembali. Sebab jika dipaksakan untuk ditanam kembali sebagai benih, maka produksinya pasti berbeda dari yang pertama karena terjadi segregasi dan terjadi penurunan produksi. Itulah sebabnya jika menanam semangka kembali dianjurkan untuk membeli benih baru lagi agar stabilitas produksinya tetap terjaga. Oleh karena itu, dalam paper ini akan dibahas mengenai teknologi produksi benih semangka.
1.2. Tujuan Paper ini memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk memberikan pengetahuan tentang teknologi produksi benih semangka dan penjabaran mengenai tahap-tahap dalam memproduksi benih semangka dari pemanenan biji hingga sertifikasi benih semangka yang tepat sehingga dapat mempertahankan mutu benih serta menekan laju deteriorasi (kemunduran/penurunan mutu) selama pengolahan benih berlangsung.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Jenis-Jenis Semangka Saat ini di pasaran telah banyak jenis semangka yang beredar, baik semangka lokal maupun impor (hibrida). semangka lokal pada umumnya berukuran kecil, rasanya kurang manis, dan banyak mengandung biji. Semangka hibrida terbagi menjadi semangka hibrida haploid (berbiji) dan semangka hibrida triploid (tanpa biji). Varietas semangka hibrida berbiji contohnya Farmers Giant, New Dragon, South Crimson, Grand Baby, dan masih banyak lagi. Sedangkan semangka hibrida tanpa biji seperti Quality, Sky Bell, Orchid Sweet, Farmers wonderful, dan Fengshan No. 1. Pada umumnya benih-benih semangka hibrida tersebut masih impor dari negara-negara Jepang, Taiwan, dan Amerika (Cahyono, 1996).
Semangka hibrida tanpa biji Grand Baby
2.2. Produksi Benih Semangka Banyak benih semangka yang masih dihasilkan sendiri oleh para petani. Benih dipanen dari hasil penyeburkan sendiri di alam terbuka. Tetapi jika kegiatan ini terusmenerus dilakukan akan menurunkan kemurnian mutu benih. Benih akan kehilangan sifat jenisnya. Sedangkan untuk benih hibrida F1 atau hibrida triploid, biasanya petani
membeli benih di toko benih. Dan banyak benih yang dijual merupakan benih semangka hibrida impor. Pembenihan biasanya menggunakan sifat tanaman menyerbuk silang (heterosis) karena akan muncul peningkatan ketegaran dan apabila dua induk galur hibrid disilangkan, besar turunan F1 lebih besar daripada kedua induknya akibat dari berkumpulnya gen-gen dominan (heterozigositas). Untuk memproduksi benih semangka hibrida, para penangkar harus memiliki galur inbred induk jantan dan betina serta mengetahui
secara
pasti
sifat
masing-masing
pohon
induk
dan
kombinasi
persilangannya. Pohon induk yang berbiji banyak sebaiknya dikombinasikan dengan tipe tanaman yang mempunyai kualitas dan kuantitas produksi baik serta tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk menanggulangi pencemaran benih semangka, biasanya produksi pohon induk dilakukan dengan penyerbukan buatan. Produksi benih ini dilakukan untuk kebutuhan selama 8 tahun untuk menghindari terjadinya pencemaran benih jika diproduksi setiap tahun. Varietas unggul merupakan hasil usaha para pemulia tanaman untuk memanipulasi sifat genetik tetua-tetua varietas tanaman tertentu yang dilakukan dengan sangat teliti. Benih unggul baru inilah yang disebut benih penjenis (breeder seed). Pohon-pohon induk diseleksi secara individu. Penyerbukan dilakukan secara buatan, sedangkan isolasi tanaman dan pembijian dilakukan secara ketat dan teliti. Benih seperti inilah yang disebut dengan benih teras (nucleus seed) dan menjadi pohon induk bagi benih dasar. Terdapat 4 tahap pembenihan dalam ruang lingkup produksi benih penjenis sampai benih yang akan ditanam petani, yaitu: 1. Pembenihan benih penjenis (breeder seed) 2. Pembenihan benih dasar (foundation seed) 3. Pembenihan benih pokok (stock seed) 4. Pembenihan benih sebar (extension seed) (Kalie, 2008) Benih dasar diperbanyak oleh lembaga penelitian tempat pemulia bekerja. Perbanyakan ini masih di bawah pengawasan dan bimbingan para pemulia. Kemurnian varietas dijaga dengan teliti dan isolasi tanaman dilakukan dengan ketat. Benih dasar ini akan diumumkan ke balai-balai benih untuk dijadikan pohon induk benih pokok. Bila
industry benih ini telah berkembang, maka para penangkar atau pengusaha benih memulai produksi benihnya dari benih dasar ini. Benih pokok diumumkan ke kebun pembibitan, diperbanyak menjadi benih sebar. Perbanyakannya meliputi penyeleksian bentuk-bentuk yang menyimpang dan pengisolasian tanaman. Kemurnian varietasnya dijaga agar memenuhi ketentuan seperti yang telah ditetapkan. Benih sebar inilah yang dijual atau disebar kepada para petani.
Skema Umum Produksi Benih Semangka Benih yang tergolong ke dalam berkualitas tinggi atau benih elit adalah benih yang memiliki sifat genetik tertentu (identitas varietasnya jelas, mudah dikenal, dan seragam), tidak tercampur dengan benih varietas lain, maupun tidak tercampur dengan kotoran-kotoran lain, seperti kerikil dan ranting. Selain itu juga memiliki sifat fisiologis yang superior (unggul), yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuhnya lebih dari 80% serta bebas dari hama dan penyakit. Dalam pembenihan semangka yang perlu diperhatikan, antara lain: lokasi pembenihan harus bebas dari penyakit berbahaya; musim tanam diusahakan tepat agar diperoleh benih yang bernas (biji mampu tumbuh normal); selama masa pemasakan buah hingga pemrosesan biji tidak boleh ada hujan dan kelembaban udara harus rendah (cuaca harus panas dan kering) agar jumlah biji yang dihasilkan tidak menurun; apabila suasana mendung atau sinar matahari kurang baik, maka pertumbuhan bunga jantan maupun betina mengalami kemunduran, kesuburan menurun, mudah gugur, dan
kemasakan buah kurang sempurna; pertumbuhan tanaman dapat diatur kearah pertumbuhan generatif (produksi benih) saja, yaitu tanaman dan buah yang berukuran kecil, kurang subur, dan kurus akan menghasilkan biji yang lemah dan hampa, sehingga pemakaian pupuk N perlu dikurangi, sedangkan pupuk P dan K diberikan dalam jumlah yang
banyak;
isolasi
tanaman
(isolasi
bunga/pembungkusan
bunga,
isolasi
jarak/pengaturan jarak tanam, dan isolasi waktu/pengaturan waktu tanam) harus dapat dilakukan dengan cermat agar pencemaran (kontaminasi) terhadap benih semangka dapat dihindari dan dapat mencegah penularan penyakit; dilakukan penyeleksian atau pembuangan (roguing) tanaman yang menyimpang (off types) untuk mempertahankan kemurnian benih karena turunan dari tanaman yang menyerbuk silang tidak akan pernah seragam dan kemungkinan ada biji dari varietas lain yang ikut tumbuh (Kalie, 2008).
2.3. Panen Biji Semangka Buah semangka harus dipanen dengan hati-hati. Panen buah harus memilih yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan keinginan kita sebagai benih. Buah harus memiliki tingkat kematangan fisiologis yang tepat sesuai dengan kriteria varietas dan lingkungan tumbuhnya, daging buah harus manis, menarik, renyah, padat, serta diusahakan buah yang dipanen memiliki biji yang bernas. Ketentuan minimum yang harus dipenuhi dalam pemanenan buah, antara lain: utuh, padat, berpenampilan segar sesuai dengan karakteristik varietasnya, bersih dari hama dan penyakit, bebas dari kerusakan akibat temperatur dan aroma asing. Tetapi buah yang pertama sebaiknya tidak dibijikan karena kurang baik untuk benih.
2.4. Pengolahan Benih Semangka a. Pembersihan Benih dan Pemilihan Kemudian biji diekstraksi dengan cara memisahkan biji dari bagian buah lainnya. Pembersihan dan pemilihan benih dapat pula dilakukan secara manual. Biji semangka kemudian direndam di dalam aquades
yang bertujuan untuk
membersihkan biji dan memilih biji yang terbaik. Biji akan terbagi menjadi biji yang tenggelam, terapung, dan melayang. Pilih biji yang tenggelam dan melayang karena struktur biji lebih sempurna. Tetapi biji yang melayang perlu dilakukan pengujian dan pemilihan kembali untuk mendapatkan biji yang lebih berkualitas. Setalah itu, biji dibersihkan dengan byclean agar tidak tumbuh jamur. Selama pembersihan dengan byclean ini, biji dimasukkan ke dalam karung goni dan digosok hingga tidak terdapat lendir yang keluar. Setelah itu dibersihkan dengan aquades. b. Pengeringan Benih Biji dijemur di bawah sinar matahari hingga tidak keluar airnya dan kering agar kadar air biji berkurang (rendah). Pengeringan ini dapat dilakukan di lantai penjemuran benih. Tetapi pengeringan pada lantai ini tidak stabil sebab suhu lantai dapat meningkat dan dapat berpengaruh terhadap daya kecambah biji. Selain itu, pengeringan lantai juga terdapat dampak negatif, yaitu biji yang dijemur di lantai akan dirusak oleh tikus karena biji semangka sangat disenangi oleh tikus. Untuk menghindari gangguan tersebut, maka penjemuran dapat dilakukan dengan cara menyimpan biji di dalam karung yang digantungkan. Pengeringan biji dapat dilakukan juga pada malam hari dengan menggunakan blower. Setelah biji benar-benar kering, biji disimpan di dalam kaleng yang tertutup rapat. Kemudian diletakkan di dalam gudang penyimpanan yang memiliki suhu tinggi dan kelembaban rendah agar udara dan kandungan air di tempat penyimpanan tidak masuk ke dalam biji akibat sifat biji yang higroskopis (mudah menyerap dan mengeluarkan zat air dengan udara sekitar sampai kandungan airnya seimbang). c. Pengemasan Benih Pengemasan benih bertujuan utuk melindungi benih dengan baik. Bahan yang digunakan dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan luar maupunn dalam benih. Kemasan harus memenuhi syarat mutu dan higienis serta kemasan harus bebas dari bahan asing lainnya.
2.5. Pengujian Benih Semangka a. Pengujian Kemurnian Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan–kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen–komponen benih termasuk pula presentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih varietas lain, biji–bijian herba (weed seed) dan kotoran dari masa benih (Kartasapoetra, 2003). Pengujian kemurnian benih dilakukan dengan cara menyisihkan benih yang benar–benar tidak tercampur dengan benih lain, yaitu benih dari tanaman lain, biji– bijian herba, kotoran, atau benda mati. Setelah dikelompokkan, maka selanjutnya melakukan riset penanaman tanaman semangka untuk diuji keseragaman tanaman tersebut di lahan dan kemudian diamati pertumbuhannya, apakah sudah seragam atau belum. Keseragaman tersebut dapat meliputi bentuk buah dan keadaan tanaman. Apabila keseragaman tersebut sudah terpenuhi (85%), maka benih semangka yang dihasilkan dari tanaman tesebut dapat diproduksi untuk dipasarkan. b. Pengujian Kadar Air Cara pengujiankadar air secara garis besar dapat digolongkan atas metode dasar dan metode praktek. Metode dasar, antara lain: termasuk metode tungku (oven method), metode destilasi tolluene, metode Karl Fisher, dan lain–lain (Bass, 1975). c. Pengujian Daya Tumbuh Dalam pengujian di laboraturium, daya kecambah benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berapa presentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau yang mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Kartasapoetra, 2003). Pengujian daya tumbuh ini dilakukan pada suatu bok yang alasnya telah diberi koran yang telah dibasahi air, selanjutnya benih semangka diletakkan di atas koran dan disebarkan secara merata agar tidak terjadi penumpukan. Setelah selesai, maka dilakukan penutupan benih semangka tersebut dengan kertas koran yang telah dibasahi air dan untuk menjaga kelembannya, maka bok yang digunakan tersebut dibungkus dengan plastik hitam sebanyak 5 lapis dan diletakkan pada almari yang
diberi lampu neon 25 watt. Setelah semua perlakuan tersebut dilakukan, untuk mengetahui daya tumbuhnya dapat diamati setelah 3 atau 4 hari selama di bok. d. Pengujian Tetrazolium Tetrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat dan bersifat langsung, dalam jangka waktu hanya sekitar beberapa jam saja. Oleh karena itu tes ini sering disebut sebagai Quick Test. Tetrazolium adalah sejenis zat kimia yang dapat membedakan kemampuan benih tersebut yang masih memiliki kemampuan hidup (Copeland, 1977).
2.6. Penyimpanan Benih Semangka Penyimpanan benih memiliki arti yang luas, artinya penyimpanan sejak benih tersebut mencapai kematangan fisiologisnya sampai ditanam, yang dilakukan di gudang. Selama dalam penyimpanan ini benih akan mengalami kemunduran atau deteriorasi karena adanya perubahan pada struktur protein, berkurangnya cadangan makanan, pembentukan asam lemak, adanya aktivitas enzim, perubahan kromosom, kerusakan membran, dan terjadinya proses respirasi. Benih disimpan di dalam desikator dengan kalsium klorida, sehingga meskipun disimpan selama 8 tahun, tetapi daya kecambah benih masih tetap tinggi (di atas 70%).
2.7. Sertifikasi Benih Semangka Untuk menjamin dan melindungi kepentingan petani memperoleh benih yang berkualitas tinggi, maka perlu dilakukan sertifikasi dari pemerintah (instansi yang mengatur pembinaan mutu benih). Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara perbanyakan, produksi dan penyaluran benih yang sesuai dengan peraturan
yang
ditetapkan
oleh
Departemen
Pertanian
Republik
Indonesia
(Sutopo,1998). Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas tinggi dari varietas–varietas unggul yang selalu harus terpelihara dan dipertanggungjawabkan. Sertifikasi benih dapat pula dikatakan sebagai satu–satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih yang menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan, yang sebagian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya diperjual belikan di pasaran bebas (Kartasapoetra, 2003).
Sertifikasi benih dilakukan oleh BPSB (Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih). Tes yang dilakukan untuk sertifikasi ini adalah pemeriksaan pertanaman di lapangan dan pengujian contoh di laboratorium, berupa uji kadar air, daya tumbuh, vigor, dan kemurnian benih. Setelah dilakukan tes tersebut, maka selanjutnya dilakukan tes kelayakan, yaitu dengan melakukan percobaan penanaman tanaman semangka pada 3 area yang berbeda (berbeda daerah). Apabila tanaman semangka tersebut dapat tumbuh dengan baik dan memenuhi persyaratan, maka oleh BPSB akan menyatakan semangka tersebut layak dipasarkan dan memperoleh sertifikat. Untuk menjadi pengusaha benih, para penangkar harus mengajukan permohonan kepada instansi pemerintah pada Departemen Pertanian serta memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam permohonan itu harus disertakan nama varietas semangka yang diproduksi beserta pelaksanaannya, seperti lokasi dan areal produksi, fasilitas dan sarana produksi, serta tenaga dan alat yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Bass, L.M. 1975. Seed Moistore and Storage. National Seed Storage Laboratory, Agricultural Research Service. US Dept of Agriculture: Washington D.C. Cahyono, B. 1996. Budidaya Semangka Hibrida Jenis Semangka Unggul Berbiji dan Tidak Berbiji. CV. Aneka: Solo. 102 hal. Copeland, L.O. 1977. Principles of Seed. Sciences and Technologi, Burgess Publ. Comp. Minneapolis. Minnesota: USA. Kalie, Moehd. Baga. 2008. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya: Depok. Kartasapoetra, Ance. G. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta: Jakarta. Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada: Jakarta.