KURSUS GRATIS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JERUK
Oleh: Setiono, SP
BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JERUK PENDAHULUAN Jeruk merupakan salah satu komoditas tanaman buahbuahan yang menguntungkan untuk diusahakan. Di zona sentra produksi jeruk (Siam) di Indonesia (Jatim, Bali, Sulbar, Kalbar, Sumut dan Sumsel) nisbah R/C ratio mencapai antara 1.59 2.73. Agribisnis tanaman jeruk bukan hanya berkembangkan di lahan subur (tegal, kebun, sawah ) tetapi juga berkembang di lahan sub optmimal (lahan kering, lahan rawa /pasang surut) serta lahan marginal ( batu bertanah seperti di Tuban, Selayar dan Buton) . Agribisnis tanaman jeruk yang berkelanjutan dan kompetitif menuntut dukungan industri benih yang tangguh , yaitu menggunakan benih jeruk bermutu prima berlabel bebas penyakit berwarna biru , tersedia saat diperlukan petani pada musim tanam dan dijual dengan harga yang terjangkau petani. Pengertian benih jeruk bermutu ialah: bebas dari 5 pathogen sistemik , yaitu : CVPD: Citrus Vein Ploem Degeration, CTV: Citrus Tristeza Virus, CVEV: Citrus Vien Enation Virus, CEV:Citrus Exocortis Viroid dan CPsV: Citrus Psorosis Virus, dijamin kemurnian varietas batang atas dan batang bawahnya, proses produksinya berdasarkan program pengawasan dan sertifikasi benih yang berlaku. Benih jeruk bebas penyakit tidak berarti tahan terhadap 5 pathogen sistemik ( CVPD, CTV, CVEV, CEV dan CPsV), tetapi setelah ditanam dilapang dapat terinfeksi melalui serangga penular maupun peralatan yang digunakan dalam proses perbenihannya. Untuk menghasilkan benih jeruk bermutu diperlukan teknologi, serta memahami alur proses produksi pohon induk dan distribusi materi jeruk bebas penyakit yang sudah ditetapkan, yaitu: dimulai dari seleksi PIT–STG-BS-FS/BF- SS/BPMT sampai dengan Benih Sebar(BR). Teknologi yang dihasilkan selanjutnya di desiminasikan kepada pelaku/produsen/penangkar benih jeruk agar dapat di implementasikan dalam memproduksi benih jeruk dengan benar.
Pengertian Benih : UU No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman : bahwa yang dimaksud dengan benih adalah : hasil perkembangbiakan secara generatif maupun vegetatif yang akan digunakan untuk memperbanyak tanaman atau usahatani. Pengertian Bibit digunakan untuk ternak dan ikan. Permentan no.48/2012 : Benih hortikultura yang selanjutnya disebut BENIH adalah tanaman hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/mengembangbiakkan tanaman Proses Produksi Benih Jeruk Bebas Penyakit terdiri dari tahapan, yaitu : 1. Penyediaan Semai Batang Bawah
5
2. Penyediaan Mata Tempel 3. Penempelan (Okulasi) 4. Pemeliharaan Tanaman 5. Distribusi/Penyaluran benih 1. Penyediaan Semai Batang Bawah Tidak semua jenis jeruk dapat digunakan sebagai batang bawah, dipilih varietas yang kompatibel/sesuai kesalahan memilih varietas batang bawah akan berakibat merugikan petani karena batang bawah berperan sebagai pendukung batang atas , yaitu : berpengaruh terhadap cekaman lingkungan (kekeringan, penyakit busuk batang dan akar, genangan air , kadar garam, nematoda), produktivitas, mutu buah, awal panen dan bahkan umur tanaman Varietas batang bawah jeruk yang digunakan antara lain : Japansche Citroen (JC), Rough Lemon (RL), Volkameriana, Kunci-01, Poncirus trifoliata, Citumello 4475, Carrizo citrange dan Troyer citrange , seperti pada gambar berikut.
JC
Poncirus trifoliata
RL
Citrumello
Volkameriana
Carrizo citrange
Kunci-01
Troyer citrange
Biji untuk benih batang bawah dapat diperoleh dengan memanen buah jeruk pada kondisi masak (fisiologis – optimum), tidak memanen buah yang sudah jatuh karena sudah terinfeksi penyakit busuk akar (phytopthora sp), biji dipisahkan dari daging buah kemudian dihilangkan lendir dengan dicuci air dan menggunakan abu, kemudian biji direndam dalam air hangat pada suhu 52 C selama 10 menit dan atau direndam Benomyl 5
% selama satu menit untuk membunuh cendawan tular benih (rebah kecambah).
Buah masak fisiologis
Masak optimum
Perendaman biji dg Benomyl
Penyemaian benih batang bawah dapat menggunakan tempat/wadah berupa : polybag, keranjang plastik, kotak kayu atau rak semai, menggunakan media tumbuh pasir sungai/ tanah endapan , ditanam dengan sisitem baris dibuatkan alur, jarak tanam : 1-2 cm x 5 cm, posisi tanam biji dengan meletakkan bagian runcing benih menancap ke media/bawah agar pertumbuhan akar tunggang lurus.
semai biji ditata dengan sistem alur
semai biji disebar
Penyemaian idealnya diletakkan di rak ( minimal tinggi rak dari permukaan tanah 20 cm)yang berfungsi untuk mencegah percikan /masuknya air hujan/irigasi yang dapat menimbulkan serangan penyakit rebah kecambah dan diberi naungan atap plastik transparan. Transplanting (pindah tanam) semaian batang bawah dari rak persemaian ke polybag idividu dilakukan setelah semaian berdaun 4-6 helai atau berumur 2,5 – 3 bulan setelah berkecambah.. Biji jeruk dapat tumbuh menghasikan semaian lebih dari 1 kecambah, yang dikenal dengan istilah “poly embrional”. Semaian yang dipelihara adalah semaian vegetatif, sedangkan semaian generatif harus dibuang karena pertumbuhan semai menyimpang/tidak normal , tidak seragam, apabila diokulasi biasanya pertumbuhan tunas lambat/kerdil dan apabila ditanam dan sudah berproduksi akan terjadi penurunan produksi sebesar 11 % dibanding dengan semaian vegetatif.
Kecambah poly embryonal
vegetatif generatif
generatif
generatif
albino
Transplanting sebaiknya dilakukan pada saat semaian tidak tumbuh tunas, diseleksi semaian sehat, akar tunggang lurus tidak bengkok/melilit, perakaran tidak busuk, dan tidak albino (putih karena kehilangan klorofil).Untuk menghindari stagnasi pertumbuhan maka akar semaian dapat dicelup kedalam lumpur yang diberi larutan fungisida. Penanaman dilakukan di polybag ukuran tinggi 30 cm x diameter 10 cm yang menggunakan media tumbuh tanah endapan/sedimen atau bahan lain diantaranya
dapat berupa campuran antara humus/tanah +pasir/sekam+kompos/pupuk kandang (1:1:1 v/v). Untuk membuat lubang tanam semaian dapat menggunakan tugal dengan kedalaman lubang sesuai ukuran akar tunggang tanaman, kemudian disiram air secukupnya. Pemeliharaan semaian berupa penyiraman,mewiwil, pengendalian OPT maupun penyiangan disesuaikan dengan keperluannya. Pemupukan dengan larutan 5 gr NPK+2 gr ZA /liter air diberikan setiap 2- 3 minggu, dimulai ketika berumur 1 bulan setelah berkecambah sampai dengan
2. Penyediaan Mata Tempel Pohon induk sumber mata tempel ditanam di Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) merupakan varietas unggul yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian/terdaftar, komersial, sesuai dengan permintaan pasar. Pengertian Blok Penggandaan Mata Tempel adalah: bangunan rumah kasa (screen house) “ insec proof “ berpintu ganda : - Ditanami pohon induk jeruk bebas penyakit kelas Benih Pokok - Ditanam di bedengan dengan jarak tanam rapat 20-25 cm x 40-50 cm - Mata tempelnya berasal dari Pohon Induk Dasar di Blok Fondasi - Merupakan sumber mata tempel bagi Penangkasan Benih Sebar
Rumah kasa berpintu ganda
Tanaman di BPMT
Mata tempel bermutu yang digunakan berasal dari ranting dengan kriteria : 1. Umur tunas 3-4 bulan sejak pertunasan 2. Ukuran diameter (penampang) 0,5- 0,8 cm 3. Memiliki embrio aktif ( mata tunas menonjol) , belum tumbuh tunas 4. Berpenampang segitiga sampaI bulat, berwarna hijau dan berdaun 5. Berasal dari ranting yang tumbuhnya vertikal/tegak dan masih segar 6. Sebanyak 2-3 mata tunas pada pangkal ranting tidak digunakan 7. Telah diperlakukan dengan fungisida, pada kedua ujungnya telah ditutup dengan/parafin lilin cair dan dikemas dengan baik
Ranting mata tempel aktif
Diketahui tujuh cendawan yang mencemari ranting mata tempel, yaitu: Fusarium sp, Collectroticum sp., Cercosprora sp., Phytium sp., Alternaria sp., Aspergilus sp., dan Penicillum sp. yang apabila tidak dikendalikan dapat menurunkan kualitas mata tempel. Perlakuan untuk mengendalikan cendawan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ranting-ranting dipotong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
2. Ranting-ranting dicelup dalam larutan klorox 10% yang telah dipersiapkan sebelumnya (100 cc klorox + 900 cc air) selama 60 detik kemudian segera dikering-anginkan. Jika selama 15 menit ranting belum kering segera dibantu dengan kipas angin. Pencelupan dan proses pengeringan yang lama dapat merusak jaringan mata tempel. 3. Setelah itu dicelup dalam larutan 5% benomyl / Benlate (5 gram Benlate + 1000 cc Air) selama 60 detik dan kemudian dikering anginkan. Jika selama 15 menit ranting belum kering angin segera dibantu dengan kipas angin. 4. Ranting dimasukkan dalam kantong plastik transparan dan diikat rapat. Bungkusan ranting mata tempel seharusnya disegel oleh BPSB. Segel BPSB paling tidak memuat informasi tentang varietas, tanggal panenan, jumlah mata tempel dan kode blok/bedengan dari mana ranting mata tempel dipanen dan BPMT.
Pencelupan ranting dalam larutan clorox dan benomyl selama 1 menit
Pengemasan ranting mata tempel
3. Okulasi Salah satu kriteria benih jeruk bermutu bebas penyakit yang dihasilkan oleh penagkar adalah diterbitkannya label biru oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) setempat. Oleh karena itu apabila penangkar jeruk ingin mendapatkan label benih jeruk bebas penyakit harus melapor pada setiap pelaksanaan tahapan kegiatannya mulai dari okulasi s/d benih siap salur. Okulasi/penempelan merupakan metode perbanyakan yang umum digunakan oleh penangkar jeruk di Indonesia.Ada 3 metode okulasi yang sering digunakan, yaitu :
1. Okulasi Forkert
2. Okulasi Irisan Mata Berkayu (Chip Budding)
3. Okulasi bentuk huruf T
Cara okulasi diawali dengan membuat sayatan sesuai dengan metode yang dikehendaki yang dilakukan diantara ruas batang bawah jeruk yang terletak pada ketinggian 20-25 cm diatas permukaan leher tanaman,kemudian mata tempel disayat dengan bentuk sesuai dengan metode yang dikehendaki , disisipkan ke sayatan batang bawah dan diikat dengan tali plastik. Tali plastik pengikat okulasi dibuka setelah 14-21hari, kemudian dibiarkan 7 hari lagi dan selanjutnya dilakukan pemotongan batang bawah 1-2 cm diatas bidang okulasi. Tunas okulasi yang tumbuh diseleksi dan dipelihara satu tunas yang terbaik dan diusahakan tumbuh lurus dan tegak, boleh
dicabangkan apabila sudah mencapai ketinggian lebih dari 50 cm.
20 cm
Pelaksanaan okulasi menyisakan 1 tunas
menyisakan 1 tunas okulasi
pertumbuhan tunas lurus dan tegak
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi, diantaranya: kondisi fisiologis batang atas dan batang bawah, kondisi alat yang digunakan (ketajaman pisau, kebersihan pisau), keterampilan pelaksana/okulator( cara mengikat, pemilihan bahan untuk mengikat) , kondisi lingkungan (suhu <30º C, kelembaban>70 %). 4. Pemeliharaan Tanaman Sejak menyemai benih batang bawah sampai dengan benih siap distribusi/salur harus dilakukan pemeliharaan intensif. Selama dipesemaian, serangan cendawan rebah kecambah/ dumping off (lanas=bhs.jawa) menjadi kendala utama, tetapi dapat dikendalikan dengan mencabut kecambah yang terserang memberi fungisida dan memberii naungan atap plastik transparan.
Pemberian sungkup plastik untuk menghindari serangan penyakit rebah kecambah (dumping off) Serangan penyakit rebah kecambah (dumping off)
Penyakit Alternaria sp. menyerang tunas yang baru tumbuh, terutama tunas tanaman hasil okulasi sehingga mengakibatkan tunas tanaman busuk dimulai dari ujung tunas sampai ke pangkal kemudian tanaman mati. Serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong tunas yang terserang, menyemprot dengan fungisida dan atau memberi naungan atap plastik transparan. Serangan OPT lain seperti seranggan penular penyakir jeruk Diaphorina citri dan Toxophthera harus diwaspadai menjadi prioritas utama.
Diaphorina citri
Sekresi Diaphorina citri
Toxophthera sp.
Pemeliharaan lainnya seperti: pewiwilan, penyiangan , penyiraman serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) disesuaikan dengan kondisi di lapang. Pemberian unsur hara selama pertumbuhan dalam bentuk pupuk buatan dimulai sejak semaian umur 1 bulan setelah berkecambah sampai dengan benih siap salur/distribusi yang diberikan dalam bentuk larutan 5 gr NPK (15-15-15)+3 gr ZA /liter air dengan interval setiap 2-3 minggu terbukti mampu memberikan pertumbuhan yang baik. 5. Distribusi/Penyaluran Benih Rata-rata benih jeruk di polybag hasil okulasi sudah dapat didistribusikan setelah berumur 5 bulan sejak okulasi ,
pertumbuhan mengalami dua periode pertunasan dengan tinggi tanaman mencapai lebih 50 cm dari titik okulasi. Penyaluran benih jeruk harus disertakan label biru yang diikatkan pada setiap individu tanaman. Berdasarkan regulasi yang diterbitkan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura perihal Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Tahunan bahwa persyaratan teknis minimal benih jeruk hasil okulasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut : - Tinggi bidang okulasi dari leher akar = 20-25 cm - Tinggi tanaman 50 cm ( 25-30 cm dari titik okulasi) - Umur tanaman dari okulasi minimal 5 bulan - Sehat, bebas vektor penyakit utama tanaman jeruk, apabila persyaratan teknis minimal yang sudah ditentukan tidak tercapai maka tidak akan diterbitkan label biru.
Benih siap salur yang telah memenuhi persyaratan teknis minimal
Benih tidak dapat disalurkan karena tidak memenuhi persyaratn teknis minimal