Teknologi Produksi Benih Padi yang Unggul (Proyek Peningkatan Penanaman Padi di Provinsi Sumatra Barat Tahun 2015)
Laboratorium Pengujian Pertanian Prefektur Kagawa
Di Laboratorium Pengujian Pertanian Prefektur Kagawa...
Perkembangan Biakan dan Pendirian Metode Budidaya Padi 〇 Beras dengan kualitas tampilan baik(Rasio biji unggul 70% ke atas) 〇 Beras bernilai rasa baik(Kandungan protein 6,5 % ke bawah) 〇 Keadaan jumlah panen kini merupakan 5 ton Beras belum dipoles / ha.
Budidaya Benih 〇 Benih turunan murni yang memiliki karakteristik khas bagi biakan 〇 Benih yang tidak terkena penyakit atau hama yang infeksius via benih 〇 Benih dengan rasio pengecambahan tinggi (90 % ke atas)
Perkembangan Biakan Padi (Persilangan Buatan)
Kebiri benang sari dengan air hangat (43ºC)
Persilangan
Pemasangan kantong setelah persilangan
Mengembangkan biakan yang dibutuhkan oleh produsen dan konsumen.
Alur Pemuliaan Populasi kolektif Mempercepat generasi
Persilangan→F1→
F2→F3→F4→F5
(Generasi) Seleksi individu Seleksi galur
F10 ← F9 ← F8 ← F7 ← F6 Nomor lokal : “Kakei No. O”
Varietas baru
Studi karakteristik
Seleksi Biakan Padi (Pemeriksaan Rasa)
Pemeriksaan Sensorik Tingkat Kegurihan (Penampilan, aroma, cita rasa, kelengketan, kekerasan dinilai secara total) Komponen Kegurihan (Kandungan kaidah protein, amilosa dll. )
Memilih beras yang unggul dengan kemampuan penyesuaian budidaya, kualitas tampilan, dan tingkat kegurihan
Tgl. 7 Sep. 2015 Lab. Pengujian Pertanian Prefektur Kagawa
Hasil pe me riksaan rasa Nama Usia
Sangat jelekl
Wanita
Pria
10~14
15~19
20~24
25~29
30~34
35~39
40~44
45~49
50~54
55~59
60~64
65~
Je le k Jelek
Agak jelek
Stan dar
Agak baik
B aik Baik
Sangat baik
1.Penampilan 2.Aroma 3.Cita Rasa Tidak lengket
Ada lengket
Lembut
Keras
4.Pulen atau pera
5.Keras
6.Evaluasi menyeluruh Lain
Penampilan
IR36 OIDEMAI
1,50 * 0,00
Aroma
0,00 0,00
Tanda * menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tingkat 5%. Panelis adalah peserta pelatihan dari Provinsi Sumatra Barat.
Cita Rasa
0,67 0,00
Pulen atau pera
0,00 0,00
Keras
-0,50 0,00
Evaluasi menyeluruh
0,40 0,00
Produksi Benih (Budidaya Galur untuk Benih Penjenis)
①
②
③
⑤ ④
⑥
Penanaman Tali
⑦
⑧
⑨
⑩
⑪
⑫
Penanaman Penggaris
Menanam 1 tangkai untuk 12 galur per biakan, memantau pertumbuhan pada setiap satuan galur. ○ Galur yang menghasilkan individu mutasi dibuang. ○ Benih dari galur yang normal dikoleksi secara tercampur.
Galur 1
Sebagian individu Digunakan waktu berikutnya
○○ ○○ ○○ ○○
2
3
4
○○ ○○ ○○ ○○
○○ ? ○ ○ ? ○○
○○ ○× ×○ ○○
Benih penjenis
Membuang per galur
Pembenihan dengan mencampur galur yang dijadikan sampel
Diagram Pola : Lahan Benih Penjenis (Budidaya Galur)
Produksi Benih (Budidaya Benih untuk Pembiakan)
Pengelompokan di lokasi sesuai galur
Cabut tunggul yang berbeda
Pengendalian hama
Untuk menghindari persilangan alami, pisahkan dengan varietas yang periode masaknya sama ataupun varietas glutinous. ○ Tunggul varietas (mutan, biakan berbeda) dicabut. ○ Pengendalian hama disempurnakan.
Untuk menghindari persilangan alami, pisahkan dengan varietas yang periode masaknya sama ataupun varietas glutinous dan atur agar satu lahan untuk satu varietas yang sama.
○
○ △
○
○
○
Ambil tunggul yang berbeda di antara baris/tunggul
○
○ ×○ Ambil varietas yang berbeda
○ ? ○
○
○
Ambil tunggul yang berbeda karena perkawinan silang dan sebagainya
Diagram Pola : Lahan Benih Dasar (Menggunakan Benih Penjenis)
Penyakit blast
Pyricularia grisea
Hampir seluruh bagian dari padi dapat diinfeksi, nama panggilan berubah sesuai dengan lokasi terinfeksi, sebagai “penyakit blast bibit”, “penyakit blast daun”, dan “penyakit blast malai”.
Penyakit blast bibit
Penyakit blast daun
Sumber infeksi merupakan bibit terinfeksi yang dibawa dan jerami yang terinfeksi dari tahun sebelumnya. Jamur penyakit blast mudah bertumbuh apabila suhu 25-28ºC, dan kelembaban tinggi.
Apabila suhu 30ºC ke atas, daya imun padi meningkat, tidak mudah terjadi. Apabila nitrogen berlebih, mudah muncul.
Penyakit blast malai
Sebab infeksi via benih, steril biji benih dibutuhkan. Terhadap blast daun, pengendalian pada periode awal infeksi efektif. Terhadap blast malai, perlu dikendalikan secara lebih awal sebab ketika saat menemukan penyakit berarti terlambat.
Penyakit Hawar Pelepah
Thanatephorus cucumeris
Jamur penyakit hawar pelepah menyukai suasana suhu tinggi, dan mudah menyerang padi yang sudah bertumbuh. Pemasukan ke dalam padi sering terjadi pada saat suhu rata-rata 22ºC ke atas dan setelah tahap anakan maksimal. Apabila ditanam secara padat atau banyak anakan akan menyebabkan suasana lembab dan mudah terjadi. Setelah lesion terbentuk, dari sana memperpanjang miselia, dan menginfeksi sekunder ke tunggul yang berdekatan. Sklerotium yang berukuran 2-3 mm dan berwarna coklat terbentuk, jatuh ke tanah, lalu menjadi sumber infeksi untuk tahun berikut.
Ada hubungan antara pupuk dan infeksi, bahwa ketika ada banyak kalium, infeksi dapat ditekan. Sedangkan ketika banyak nitrogen diberi banyak menghasilkan penyakit akan lebih kritis. Selain itu, apabila padi jatuh tidur, antara tunggul menjadi lembab, menyebabkan hasil panen menurun. Pencegahan adalah menghindari kebanyakan pupuk dan penanaman padat Untuk pelaksanaan pengendalian, menuju bagian bawah agar obat menempel pada bagian pangkal dimana penyakit mengawali.
Tunggul yang terinfeksi tingkat lanjut
Penyakit Bakanae
Gibberella fujikuroi Batang dan daun memanjang, warna lebih pudar dari bibit normal.
Apabila suhu tinggi pada tingkat semai, terjadi lebih banyak. Selain itu, dapat sering terjadi ketika steril benih kurang lengkap. Tunggul yang terinfeksi akan menguning dan bertumbuh panjang kurus, akhirnya akan mati. Di dalam tunggul telah mati, banyak spora dibentukkan, lalu terhambur, dan masuk ke dalam gabah yang sedang berbunga dan mekar. Selain itu, apabila suhu tinggi dan banyak hujan setelah bermalai, kemungkinan benih untuk tahun mengandung jamur penyakit bakanae, meningkat.
Steril air panas, steril benih harus dilakukan.
Tunggul yang layu sebab Penyakit Bakanae
Penyakit Grain Rot
Burkholderia glumae
Banyak terjadi pada tahun dimana suhu bulan Juni – September terusmenerus agak tinggi. Selain itu, banyak hujan atau banyak pupuk pada periode bermalai mendukung terjadi penyakit tersebut pula. Apabila penyakit terjadi secara drastis, malai berdiri tegak lurus, menyebabkan panen menurun. Jumlah kasus penyakit busuk bibit meningkat secara drastis dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi.
Gejala Tingkat Semai Penyakit busuk bibit dikembangkan pada tingkat semai apabila terkontaminasi dengan bakteri. Bibit membusuk menjadi berwarna coklat, daun baru dapat dicabut dengan mudah.
Sebab infeksi melalui biji benih, harus dikoleksi dari sawah yang tidak terkontaminasi, serta mencuci dengan air garam dan melaksanakan steril benih. Perhatikan sehingga tidak terjadi suhu tinggi dalam tingkat semai.
Penyakit busuk bibit
Hama Putih Palsu Cnaphalocrocis medinalis Adalah hama tempat hangat berasal dari Asia Tenggara, dan diperkirakan datang berpindah melalui laut seperti wereng. Dewasa berada dan bertelur di belakang daun pada siang hari, sering menerbang menuju penerangan pada malam hari. Menyerang secara intesif di sawah yang pertumbuhan berlebih dengan warna daun yang padat. Jentik-jentik menyambung daun ke arah memanjang dan menyerang makan permukaan daun sehingga menjadi seperti motif ikat.
Kerugian lebih besar terjadi pada sawah yang menjadi lembek sebab banyak hujan dan sawah di mana efek pupuk berlangsung hingga akhir.
Dikendalikan pada tahap penetasan – tahap larva muda.
Apabila muncul secara massal, keseluruhan sawah tertampil putih.
Jenis Kepik Banyak Kerugian Disebabkan Oleh Jenis Kepik Beras Berbintik Terjadi Terutama Di Sawah Yang Terletak Samping Gunung Serta Di Sawah Dimana Banyak Rumput-rumput Poaceae Seperti Crabgrass Dapat Ditemukan Di Sekitarnya.
Akasuji-kasumi-kame
Kumoheri-kamemushi
Stenotus rubrovittatus
Leptocorisa chinensis
Dewasa maupun larva dari kepik menghisap cairan dari gabah padi dengan menusuk mulut berbentuk jarum pada gabah. Sebab memakan bagian puncak atau samping beras, akan menghasilkan beras berbintikbintik.
Tempat bersarang dari kepik
Lembing hijau
Nezara viridula
Pastikan memotong rumput yang bertumbuh di tepi sawah dan sawah yang diberakan, agar mengecilkan tempat bersarang kepik. Pengendalian berefek tinggi jika diselenggarakan pada tahap bermalai tahap endosperm mulai terisi secara sekaligus.
Keong Emas
Pomacea canaliculata
Masuk dari saluran irigasi, kerugian besar terjadi pada pengelolaan air dalam pada tahap awal untuk sawah.
・Sediakan saringan bermata ukuran 2mm pada pintu masuk saluran untuk mencegah keong masuk ke sawah. ・Selama 2-3 minggu setelah penanaman bibit, dikelola dengan menetapkan dangkal air (sekitar 1 cm), sehingga aktivitas keong dihambat. ・Keong dikumpulkan memakai sarung tangan dan dibuang. Gumpalan telur harus dihancurkan dengan menggiling. ・Gunakan insektisida yang berefek terhadap membunuh keong dan pencegahan kerugian karena dimakan (Besi fosfat).
Jenis Wereng Wereng batang punggung putih yang banyak muncul pada Juli – Agustus, Wereng coklat yang banyak muncul pada September – Oktober, Wereng Coklat Kecil dan Wereng Daun yang mentransfer virus penyakit bermuncul.
Wereng batang punggung putih (kiri)
Sogatella furcifera Wereng coklat kecil (kanan)
Laodelphax striatellus Layu sebagian sawah yang disebabkan oleh Wereng Coklat Wereng Daun Nilaparvata lugens Nephotettiz cincticeps
Kebijakan Pengendalian Hama (Prefektur Kagawa) Untuk mencegah hama melalui benih, diselenggarakan. Pada sawah induk, laksanakan untuk mencegah penyakit blast, penyakit hawar pelepah, dan serangan hama, pada saat ①penanaman bibit padi, ② periode mulai bermalai, dan ③ setelah bermalai. Apabila hama terjadi secara mendadak, laksanakan . Selain itu, dengan mengimplementasikan metode pengendalian ilmu pertanian, berupaya memelihara kondisi yang menyulitkan terjadi hama.
Pemilihan dengan air garam Pengeringa n dengan angin
Hama obyektif : Penyakit Blast, Penyakit Bakanae, Penyakit Grain Rot, Penyakit White Tip
●Steril air panas ○Harus menggunakan benih yang kering. ○Steril air panas ・Merendamkan benih di air suhu 60ºC selama 10 menit. ○Pendinginan ・Setelah proses air panas selesai, segera didinginkan dengan menyiram air dingin (5-10ºC) terus-menurus agar suhu benih diturunkan. ●Steril obat kimia ○①Ipconazole, wettable powder tembaga ②MEP Emulsion ○ ・Direndam di campuran selama 24 jam.
Pengendalian pada Tahap Sawah Utama (Contoh penggunaan Insektisida) Tahap Penanaman Biji : terhadap Penyakit Blast, Penyakit Hawar Pelepah, hama serangga Butiran Fipronil, Thifluzamide, Probenazole ↓ Wilayah dimana panyakit blast terjadi secara terus-menerus Butiran Probenazole atau Butiran Pyroquilon ↓ Tahap Permulaan Bermalai : terhadap Penyakit Blast, Penyakit Hawar Pelepah, hama serangga Butiran Dinotefuran Metominostrobin atau Bubuk basah Ethofenprox, Kasugamycin, Validamycin, Fthalide ↓ Tahap setelah bermalai : Jenis Kepik Beras Bintik dan hama serangga lain Butiran & bubuk larut air Dinotefuran
Keong Emas : Butiran Besi fosfat, Butiran Metaldehida Penyakit Blast : Bubuk basah Ferimzone, Fthalide, Butiran Probenazole Penyakit Hawar Pelepah : Bubuk Validamycin, Butiran Furametpyr Hama Putih Palsu : Butiran CARTAP & BPMC
Metode Pengendalian Ilmu Pertanian dll. • Pengoptimalan tanah untuk sawah – pengolahan tanah dan Penggunaan bahan perbaikan melalui analisa tanah • Penggunaan pupuk yang sesuai berdasarkan analisa pertumbuhan – Jangan sampai terlalu banyak pupuk • Jumlah penanaman per tunggul, serta kepadatan penanaman yang optimal – Jangan ditanam secara padat • Mengurangi area hidup untuk hama serangga – Memotong rumput • Penanggulangan terhadap kerugian hewan – Grouping sesuai lokasi melalui menyesuaikan waktu penanaman, pemasangan pagar, penangkapan hama hewan
Pencegahan Kontaminasi Benih & Pemeliharaan Daya Perkecambahan benih
Agar mencegah kontaminasi benih, pisahkan masing-masing biakan jika menggunakan mesin panen dan mesin pengering. Suhu angin panas saat pengeingan harus 40ºC atau kurang, agar memastikan rasio perkecambahan 90% ke atas.
Benih untuk pembiakan setelah dikeringkan, harus disimpan di gudang penyimpanan benih (yang dioptimalkan suhu 15ºC, serta kelembaban 50% atau kurang), sehingga dapat mencegah penurunan rasio perkecambahan benih.
Mari kita memproduksi benih galur murni yang tinggi rasio perkecambahan tanpa terserang oleh hama, bertujuan menghasilkan panen beras yang besar, bermutu tinggi, serta berasa gurih!
Harga Peralatan Utama (Perkiraan) Peralatan Steril Air Panas
200.000 yen
Mesin Penanam Bibit Tipe Berjalan (2-baris)
300.000 yen
Mesin Penanam Bibit Tipe Kendaraan (4- 6-baris)
1-3 Juta yen
Traktor (25PS)
2,5 Juta yen
Binder
300.000 yen
Mesin Pengirik
300.000 yen
Combine Tipe Pengirik Otomatis (3-baris)
2-3 Juta yen
Mesin Penering Tipe Sirkulasi (gabah 2t)
1 Juta yen
Detektor Butiran Gabah
1 Juta yen
Mesin Pengukur Rasa Kegurihan Beras Belum Dipoles 7 Juta yen Mesin Pengukur Rasa Kegurihan Beras telah Dipoles
Gudang Penyimpanan Benih (gabah 50t)
8 Juta yen
10 Juta yen