Tugas Akhir Desain Produk Desain Static Baby Walker dengan Konsep Pendekatan Material Khas Alam Indonesia untuk Pertumbuhan Bayi Desita Rizky A, Ir. Baroto Tavip Desain Produk Industri, Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jln. Arif Rahman Hakim, Surabaya 60111
[email protected]
Abstrak— Baby walker merupakan alat bantu berjalan untuk bayi, sehingga hal ini membantu bayi untuk bergerak ke tempat lain. Baby walker merupakan sebuah tradisi bagi orang Indonesia terutama bagi masyarakat di pulau jawa sejak dahulu. Desain baby walker terdahulu masih memiliki fungsi yang sama dengan baby walker saat ini, namun dalam segi mekanisme bergerak dan materialnya sudah sangat jauh berbeda. Hal ini tentunya memicu para orang tua untuk membuat anaknya tetap pada tradisi yang diajarkan sejak dahulu, menggunakan baby walker dengan material dasar kayu, dan dengan dengan unsur alam Indonesia. Dalam penelitian Pediatrik anak di Indonesia menyimpulkan bahwa banyaknya kecelakaan pada anak pada usia 6 bulan diakibatkan belajar berjalan menggunakan baby walker. Selain itu oleh badan Consumer Product Safety Commision mengemukakan bahwa perlu diadakan standart untuk desain baby walker yang aman. Hal ini diupayakan guna untuk mengurangi angka kecelakaan yang terjadi pada bayi. Dalam desain baby walker ini selain mengutamakan material alam, juga mengutamakan keamanan pada bayi. Metode penyelesain masalah akan ditekankan pada penelitian dan survey akan penggunaan baby walker pada saat ini. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan memberikan nilai lebih bagi orang tua dan pertumbuhan bayi hingga dapat berjalan. Kata Kunci - Static Baby Walker, material alam
Pendahuluan Memakai baby walker untuk bayi yang sedang belajar berjalan sebenarnya telah menjadi “tradisi” sejak setidaknya pertengahan tahun 1600an, selain itu tradisi-tradisi kelahiran anak pun sampai saat ini menjadi suatu fenomena yang menarik bagi masyarakat Indonesia memiliki nilai historis dan kebudayaan tersendiri bagi setiap orang. Sehingga melahirkan banyak ragam tata upacara adat yang sarat dengan makna simbolik, diantaranya yang menandai siklus kehidupan manusia sejak masa pra kelahiran hingga saat bayi lahir.
Oleh sebab itu sangat diharapkan apabila seorang anak harus mampu berjalan saat usia 7-12 bulan. Keinginan orang tua untuk memberikan anaknya yang terbaik sesuai dengan norma-norma adat istiadat yang harus dilestarikan sejak dulu hingga sekarang selalu mengenalkan anak sedini mungkin dengan alam. Sebab hal ini sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan anak pada tahap mengenal. Salah satunya adalah mengenalkan anak pada baby walker yang alami, yang pada umumnya sudah dilakukan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Dengan menggunakan Alat tradisional yang terbuat dari 3 potong bambu ini mungkin waktu dulu banyak juga digunakan orang, namun saat ini alat tradisional semacam ini sudah mulai ditinggalkan yang mungkin sudah dianggap ketinggalan jaman atau tidak modern, tapi dalam segi kegunaan alat ini cukup efektif untuk membuat bayi merasa senang untuk berlatih berjalan. Dalam pertumbuhan anak Sangat baik anak belajar berjalan secara alami karena dapat melatih 100 persen serabut motorik otot. Mulai otot betis, paha, maupun pinggul. Bila keseluruhan serabut otot dilatih maka anak bisa berjalan dengan lebih baik. Secara medis lebih menguntungkan apabila memakai cara alami daripada cara penunjang baby walker yang membahayakan. Yang patut dicermati, sebaiknya latihan berjalan dilakukan dengan bertelanjang kaki. Cara ini akan melatih jari-jari kakinya agar lebih terkoordinasi. Tentu, lantainya pun harus bersih dari partikel atau benda yang dapat melukainya. Juga hindari lantai yang terlalu licin karena bisa membuatnya terpeleset yang mungkin saja membuat anak trauma dan takut dilatih berjalan. Didalam era globalisasi dunia yang semakin lama akan semakin meluas, hal ini tentunya akan memiliki dampak yang sedikit demi sedikit melupakan akan budaya Indonesia. Sementara itu seorang anak sedini mungkin harus didekatkan dengan alam sekitarnya. Didalam sebuah lingkungan (environment) meliputi semua kondisi dalam dunia yang yang secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Dalam perkembangannya, manusia akan berhadapan dengan lingkunagn sekitarnya, di lingkungan sekitar itulah manusia belajar mengenal dirinya dan alam. Dengan mengenalkan anak dengan
1
alam dan lingkungan sekitar sejak dini maka dengan harapan, anak dapat tumbuh dan bertingkah laku mencintai lingkunagn sekitarnya dan bersikap arif terhadap lingkungan dan budaya Indonesia sebagai bagian dari proses kehidupannya.
apa saja yang berpengaruh pada pembuatan produk desain sebuah Baby Walker. Pada pembuatan kuisioner secara subyektifitas apa saja yang dirasa atribut yang mempengaruhi pembuatan produk. Di bawah ini merupakan tabel atribut produk.
Gambar 1.1: Baby walker tradisional bambu. (sumber: http://indrakh.wordpress.com/
Dengan cara mengenalkan anak dengan material alam seperti bamboo dan kayu maka akan sama pentingnya dengan memilih sekolah yang terbaik untuk mereka. Dengan mengenalkan Mainan kayu edukatif akan membantu mengembangkan berbagai kemampuan & keterampilan motorik halus maupun kasar, sehingga tanpa terasa mereka bisa bermain sambil belajar. Mainan kayu ataupun peralatan kayu untuk anak edukatif biasanya memiliki konstruksi dan disain yang sederhana, sehingga anak-anak akan cenderung menggunakan banyak imajinasi saat memainkannya.
Metodologi Penelitian Dalam suatu proses riset atau penelitian diperlukan beberapa data yang akurat dan detail sebagai dasar dari pemecahan masalah. Sebagai metode dasar yang digunakan adalah metode kualitatif. Dari proses pengambilan data ini nantinya akan diolah untuk dicari kesimpulan akhir atas pemecahan yang ada. Metode kualitatif didapat dari observasi langsung dengan orang tua yang menggunakan baby walker untuk anaknya. Data yang digunakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder: Data Primer Data yang diperoleh untuk menghasilkan penelitian tentang penggunaan baby walker menggunakan Metode enthnography yang digunakan untuk mengidentifikasi Voice of Customer dengan membuat kuisioner yang kemudian disebarkan kepada pelanggan atau customer. Dimana dalam pembuatan kuisioner produk yang dikembangkan yakni Baby Walker ini membutuhkan data-data kualitatif dari pelanggan. Kemudian diberi penjelasan mengenai teknik penjaringan VoC seperti dibawah ini: - Pengumpulan data-data pelanggan Dalam mengumpulkan data-data kualitatif dengan menentukan atribut-atribut
Tabel 3.1 Atribut Produk
- Analisa data pelanggan Dimana atribut produk yang meliputi kesehatan, daya beli konsumen, umur produk, kenyamanan, fitur tambahan, keamanan, dan fleksibilitas untuk menentukan isi dari kuisioner yang akan di sebarkan pada pelanggan. Kuisioner tersebut akan menentukan analisa pelanggan terhadap prod uk yan g aka n dike mbangkan Static Baby Walker, Rekapan hasil kuisioner Tabel di bawah ini merupakan rekapan hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden
Tabel 3.2 Rekap hasil kuisioner
Dan terlihat tingkat kepentingan atribut yang paling tinggi adalah keamanan kemudian kenyamanan, umur produk dan fleksibilitas, kesehatan, dan yang paling rendah adalah fitur tambahan dan daya beli konsumen. Dalam rekapan hasil kuisioner di atas tingkat kepentingan atribut yang paling tinggi adalah keamanan, bagi customer keamanan suatu produk sangatlah penting dan fitur tambahan dengan daya beli konsumen tidaklah terlalu penting bagi customer untuk produk tersebut. Data Sekunder Pada dasarnya tiap-tiap bayi memiliki naluri alamiah untuk berjalan, hanya saja masing-masing
2
bayi berbeda tahapan perkembangan motoriknya. Ada bayi yang memiliki perkembangan motorik yang cepat dimana pada usia 9 bulan sudah mulai berjalan, ada juga yang mulai berjalan diusia 18 bulan atau lebih. Penggunaan Baby walker menurut beberapa ahli psikologi dan perkembangan anak tidak memicu bayi untuk cepat berjalan, karena bayi akan malas dan tidak melatih ototnya dalam bergerak. Sehingga, metode alami jauh lebih direkomendasikan. Namun demikian desain Baby Walkerpun juga mengalami perkembangan. Karena metode alami dalam belajar berjalan jauh lebih baik, disisi lain bunda membutuhkan kepraktisan dalam mengajari buah hatinya untuk berjalan, saat ini dapat ditemukan desain Baby Walker yang mendukung kedua alasan tersebut. Berbentuk seperti mesin pemotong rumput, Baby Walker ini berperan sebagai alat pegangan bayi saat belajar berjalan. Pegangan Baby Walker ini berperan sebagai tangan pengganti yang dipegang bayi saat di tetah Bayi akan terstimulus untuk menjaga keseimbangan, bergerak maju maupun mundur karena secara psikologis bayi merasa aman karena berpegangan pada sesuatu yang solid. Hingga saat ini produsen baby walker masih terus melakukan modifikasi baby walker yang aman, dan juga baik untuk tumbuh kembang anak. Hasil Penilitan Desain Alternatif menggunakan desain analisa yang terpilih dengan penambahan variasi dan garis yang mewakili bentuk utama dari konsep desain.
memiliki kelebihan lainnya yaitu bahan yang paling kebal terhadap zat kimia apapun. Kekurangan material ini adalah “material kaca rawan pecah”. Kini ada beberapa jenis inovasi untuk mengurangi resiko pecahnya botol kaca karena terjatuh. - Stainless Stainless steel adalah material yang banyak digunakan pada perlengkapan makan-minum kita. Penilaian orang terhadap stainless adalah material yang kuat bebas karat dan bisa digunakan diatas api (untuk menggoreng, dsb). Penggunaan stainless sendiri masih sedikit karena harga material dari produk ini tidak murah dan keberadaannya di pasaran juga tidak banyak. Kekurangan produk stainless adalah harga material yang relatif mahal serta stainless memiliki sifat yang tidak tembus pandang. Memilih stainless juga jangan asal karena stainless sendiri punya banyak tingkatan kualitas. Pilihlah stainless 18/8 atau kadang disebut 304. - Silicone Silicone terbuat dari mineral didalam pasir/batu. Penggunaan silicone pada alat makan-minum bayi bisa kita temui pada nipple/teat/dot. Silicone juga digunakan untuk operasi pada tubuh karena dianggap bahwa silicone tidak bereaksi dengan tubuh dan tidak berubah sifatnya seiring dengan waktu. Namun pada penelitian terbaru silicone harus diganti setelah 8 tahun digunakan (kasus operasi bagian tubuh yang menggunakan silicone).
a. Analisa Material b. Analisa Aktifitas - Bambu dan kayu Di Indonesia sebenarnya perlengkapan makan-minum dari kayu masih ada terutama pada peralatan tradisional. Kayu memiliki kelebihan kemampuan degradasi secara alami. Bahan kayu dan bambu jika kita buang / timbun maka dengan mudah partikelnya akan terurai kembali ke tanah. Hal yang perlu diperhatikan pada material bambu dan kayu adalah mudahnya tumbuh jamur jika proses cuci-kering kurang bagus. Oleh karena itu biasanya pengolahan bambu dan kayu dilakukan secara khusus. Di negara maju material kayu banyak digunakan pada industri mainan anak. - Kaca atau glass Material kaca sudah dikenal sejak lama dan luas bahwa material ini sangat aman. Gelas minum bahan kaca yang kita pakai sehari-hari apakah ada waktu kadaluarsa? tentu jawabannya tidak. Material kaca
c. Analisa Ergonomi Analisa ini bertujuan untuk mengetahui ukuran tubuh anak. Dari ukuran tubuh pengguna inilah dapat dibuat ukuran baby walker yang sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya.Baby walker ini digunakan oleh anak berumur 6-16 bulan. Ukuran tubuh bayi laki-laki dan perempuan yang digunakan
3
adalah 50 percentile bayi. Berikut dimensi ukuran tubuh bayi usia 6-16 bulan:
Hijau, Untuk bayi, warna ini dapat membantunya tenang dan rileks sehingga banyak digunakan sebagai aksesori dan warna mainan bayi. Biru, Efek dari warna biru dapat membuat sejuk dan juga konon membantu tubuh melawan penyakit dan sembuh dari kaget pada bayi saat sedang bermain atau melakukan sesuatu. Jselain itu warna biru membuat bayi tidak cepat gelisah.
Tabel Antropomethri (http://www.themeter.net/gif/baby.gif)
Pink, Pada umumnya warna pink lebih sering digunakan untu anak perempuan, namun fungsi dari warna ini dapat menstimulasi kreativitas dan kekuatan.
Gambar 4.3 simulasi Babywalker: Doc. pribadi
Sehingga telah didapatkan data untuk tinggi kursi dudukan baby walker yang telah disesuaikan dengan data antropometri bayi berusia 6 bulan. Jarak antara dudukan dengan lantai 350mm, tinggi sandaran dengan lantai 450mm, dan jarak jangkau tangan bayi dengan poros meja adalah 400mm. Analisa Dimensi Analisa ini bertujuan untuk mengetahui dimensi fitur dan bahan atau material yang diperlukan dalam pembuatan baby walker. Komponen dan fitur yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gamb. 4.8 Bentuk dasar pada mainan anak
Analisa Tren Produk baby walker pada saat ini telah memiliki banyak sekali fitur, bentuk, dan tentunya memiliki tren dan model yang berbeda-beda. Dalam pemilihan warna dan bentuk untuk baby walker pun tidaklah sembarangan. Namun telah diuji dan di analisa yang bertujuan untuk mengembangkan sistem motorik perkembangan anak. Berikut merupakan contoh produk dan tren baby walker dari beberapa merek:
Analisa Warna Kuning, Warna ini dikatakan dapat membantu meningkatkan sistem syaraf dan kecerdasan. Ia membantu mengatasi kecemasan dan depresi pada anak. Warna kuning cerah mampu menstimulasinya agar lebih aktif, bisa merangsang semangat bermain dan eksplorasi hal-hal baru selain itu warna kuning dipercaya dapat membuat anak senang, tertawa dan tersenyum saat bermain.
4
Desain Terpilih
terbaru sehingga mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia yang melestarikan tradisi sejak dahulu dengan menggunakan baby walker yang terbuat dari material alam seperti kayu dan bambu. - Produk Static Baby walker ini efektif dalam membantu pembelajaran bayi berjalan karena bayi dilatih berjalan dengan tegak (tidak duduk) sehingga lebih cepat menggerakkan tungkai kakinya. - Produk Static Baby walker ini dapat dibongkar pasang sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.Juga tersedia spare part terpisah sehingga konsumen dapat membeli bagian yang rusak tanpa harus membeli produk baru. - Produk static baby walker ini bersifat edukatif karena dilengkapi permainan yang dapat merangsang saraf sensorik dan saraf motorik anak melalui permainan warna dan bentuk yang ada pada static baby walker. Saran - Diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai jarak lintas ideal bagi bayi dan ukuran per part yang efisien sehingga dapat diproduksi massal dan menarik konsumen. - Produk ini diperuntukkan bagi bayi berusia antara 6-16 bulan yang telah dapat menahan beban tubuhnya terlebih dahulu. Penggunaan alat sebelum bayi terstimulus kekuatan kakinya sangat tidak disarankan karena dapat berakibat kaki berbentuk O atau X. - Material bisa diganti dengan jenis kayu selain kayu jati yang lebih kuat dan murah sehingga dapat menekan biaya produksi. - Saat penggunaan produk sebaiknya dipasang di permukaan yang datar untuk menghindari slip dan menjaga keseimbangan
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan - Pengembangan produk Static baby walker ini menyediakan keamanan yang lebih terjamin daripada produk baby walker sebelumnya karena produk ini menggunakan sistem berputar pada porosnya yang menjamin bayi tidak keluar dari lintasan baby walker dan tidak memerlukan pengawasan intensif dari orangtua saat penggunaan produk ini. - Pengembangan produk Static baby walker yang menggunakan konsep tradisional Indonesia yang tergolong inovasi
Ucapan Terima Kasih Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing bapak Baroto Tavip dan dosen-dosen penguji untuk saran dan masukan yang disampaikan kepada peneliti sehingga peniliti dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini dengan baik.
5
Daftar Pustaka Tim AyahBunda, 2005, 24 BULAN PERTAMA DALAM KEHIDUPAN ANAK, Jakarta, FeminaGroup dr. Rr. Danis Widyastuti dan dr. Rr. Retno Widyani, 2009, Panduan Perkembangan Anak Usia 0-1 tahun, Jakarta, Soft Cover, Puspa Swara. Tim AyahBunda, 2005, 24 BULAN PERTAMA DALAM KEHIDUPAN ANAK, Jakarta, Femina Group. Anugerah, Syaikh (2003), “Menerapkan baby walker tradisional” http://anugrahplace.blogspot.com/2011/03/babywalkertradisional.html , 20 April. Alan H. Schoem (2007) “Growth Baby” www.cpsc.gov/CPSCPUB/PUBS/5086.pdf, 25 January.
6