Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) NAMA
: AYUB SIREGAR
INSTANSI
: DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
PANGKAT/GOL
: PENATA MUDA TK.I / III.B
I.
Konsep dan Prinsip – prinsip Desain pembelajaran a. Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang antara lain : Sebagai disiplin Desain pembelajaran membahas berbagi penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran pada pelaksanaanya.
Sebagai ilmu Desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, peniliaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas Sebagai sistem Desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaanya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar Sebagai proses Desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. (Syaipul Sagala, 2005 : 136)
Desain pembelajaran adalah kegiatan penyususunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjdainya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. b. Komponen pendukung dalam Desain pembelajaran 1. Pembelajar meliputi : karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat. 2. Tujuan pembelajaran : Penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar 3. Analisis pembelajaran : Menganalisis topik dan materi yang akan dipelajari 4. Strategi pembelajaran : Dilakukan dalam kurun satu tahau (makro) atau satu kegiatan pembelajaran (mikro) 5. Bahan ajar : Format materi yang diberikan kepada pembelajar 6. Penilaian belajar : Pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum
c. Teori –teori pembelajaran yang mendasari Desain pembelajaran 1. Behaviorisme Teori Behaviorisme Implementasi dalam mendesain pembelajaran Belajar : adanya interaksi antara Murid diberaitahukan secara eksplisit stimulus dan respon, artinya adanya outcome belajar sehingga dapat perubahan perilaku seseorang mensetting harapan mereka dan menentukan apakah dirinya telah Stimulus : guru memberikan sesuatu mencapai outcome dari pembelajaran (pembelajaran) kepada murid, langsung atau tidak Respon : reaksi atau tanggapan murid terhadap stimulus yang Murid harus diuji apakah telah diberikan oleh guru mencapai outcome pembelajaran atau tidak. Teks dilakukan untuk Behaviorisme : fikiran dapat mencek tingkat pencapaian dieobservasi secara kuantitatif, dan pembelajar dan untuk memberi mengabaikan proses berfikir yang umpan balik yang tapat terjadi dalam otak Materi pembelajaran harus berurut Fakto yang dianggap penting adalah dengan tapat untuk meningkatkan penguatan (reinforcement). proses belajar. Mulai dari yang Penguatan ditambahkan (positive sederhana sampai yang tidak reinforcement) maka respon akan diketahui dan dari pengetahuan semakin kuat. Begitu sebaliknya sampai aplikasinya/penerapan respon dikurangi (negative reinforcement) maka respon akan Harus diberi umpan balik, sehingga semakin kuat dapat mengetahui bagaiman melakukan tindakan koreksi jika diperlukan 2. Kognitivisme Teori Kognitivisme
Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks Belajar : perubahan persepsi dan femahaman. Perubahan persepsi dan femahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Tingkah laku didasarkan pada kognisi : tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi
Implementasi dalam mendesain Pembelajaran Materi pembelajaran harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda, sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan gaya belajarnya. Dukungan diberikan kepada siswa dengan perbedaan gaya belajar. Perbedaan gaya belajar siswa memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan Informasi yang disampaikan dalam cara yang bebeda untuk mengakomodasi perbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long term memory. Siswa harus dimotivasi untuk belajar Memberikan refleksi kepada siswa apa yang sudah mereka pelajari. Bekerjasama dengan siswa yang lain
dan mengecek kemajuan mereka Disarankan siswa menerima dan proses informasi untuk ditarnsfer ke long term memory untuk disimpan. Sebagai prikologi kognitif
3. Konstruktivisme Teori Konstruktivisme Implikasi dalam mendesain pembelajaran Penekanan pokok pada situasi belajar, Belajar harus menjadi suatu proses yang memandang belajar sebagai yang aktif kontekstual. Aktivitas belajar yang Pembelajar mengkonstruksi memungkinkan pembelajar pengetahuan sendiri bukan hanya mengkontekstualisasi informasi harus menerima apa yang diberi oleh digunakan dalam mendesain sebuah instrukur media pembelajaran. Jika informasi Bekerja dengan pembelajar lain belajar digunakan untuk meyakinkan memberi pembelajar pengalaman bahwa pembelajar pasti dapat kehidupan nyata melalui kerja menerapkan informasi tersebut secara kelompok, dan memungkinkan luas mereka menggunakan keterampilan Belajar bergerak menjauh dari meta kognitif mereka pembelajaran satu cara ke kontruksi Pembelajar harus diberi kontrol dan penemuan pengetahuan proses belajar Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang klebih tinggi dan kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna personal.
II. Serangkaian Tools untuk mengetahui dan gaya belajar Dari link yang diberikan merupakan tipe dan peralatan untuk mendesain gaya belajar yang diperlukan. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya mereka sering kali harus menepuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Untuk mengetahui gaya belajar individu siswa banyak dilakukan dengan jalan ujicoba serangkaian test seperti Carl Jung System, sistem ini menguji tes kemampuan seseorang dalam hal kepribadian seseorang secara online gratis, dan banyak lagi tools yang digunakan untuk melihat kemampuan individu sehingga bisa melihat gaya belajar yang dimiliki. Secara garis besar gaya belajar terbagi atas 3 bagian antara lain : 1. Gaya belajar Visual, Gaya belajar ini cenderung belajar memalui hubungan visual (penglihatan)lajar ini cenderung belajar melalui gerakan-gerakan seb
2. Gaya belajar Auditori, Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran/audio sebagai sarana mencapai keberhasilan dalam belajar 3. Gaya belajar Kinestetik, Gaya belajar ini cenderung belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukan informasi ke dalam otaknya. Jadi apa pun cara belajar yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.
III. Mengetahui gaya belajar Gaya belajar adalah cara untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan memahami gaya pribadi diri sendiri, kita dapat menyesuaikan proses dan teknik yang digunakan untuk belajar. Salah satu contoh untuk membantu lebih memahami gaya belajar kita, serta memberikan cara mudah untuk menemukan gaya kita sendiri adalah belajar gaya secara online ( Learning Styles online). Seperti resume diatas ada beberapa jenis gaya belajar yang ada antara lain : 1. Gaya belajar secara visual (Penglihatan), Gaya belajar ini cenderung belajar dengan menggunakan visual(penglihatan) 2. Gaya belajar Auditori (Audio), gaya belajar ini menggunakan gaya aural/suara yang berirama 3. Gaya belajar Verbal (bahasa), gaya belajar ini cenderung banyak menggunakan kata-kata, lisan ataupun tertulis. 4. Gaya belajar Kinestetik, gaya belajar ini cenderung menggunakan gerakan-gerakan atau bahasa tubuh untuk belajar 5. Gaya belajar Logis, gaya belajar ini cenderung menggunakan logika atau penalaran untuk belajar 6. Gaya belajar Interpersonal (sosial), gaya belajar ini cenderung gaya sosial yang kuat serta komunikasi yang baik denan orang-orang, baik secara verbal maupun non verbal. 7. Gaya bahasa soliter Intrapersonal, gaya bahasa ini cenderung pribadi, introspektif dan mandiri untuk dapat berkonsentrasi dengan baik, fokus pikiran dan perasaan untuk belajar. Untuk mengatasi ragam gaya belajar di atas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Dengan demikian pengenalan gaya belajar sangat penting bagi guru, dengan mengetahui gaya belajar setiap siswa/pembelajar maka guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki dan mengenal kemampuan dirinya dan mengetahui kebutuhannya. Dengan pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal.
IV. Teori Pembelajaran Seperti kita ketahui pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan serta pengalaman untuk meningkatkan, memperoleh atau membuat perubahan pengetahuan seseorang. Sudah dijelaskan diatas bahwa ada beberapa jenis teori pembelajaran : 1. Teori Pembelajaran Behaviorisme 2. Teori Pembelajaran Kognitivisme 3. Teori pembelajaran Kontruktivisme Disini saya tidak akan menjelaskan pengertian, persamaan dan perbedaan serta implikasinya terhadap pembuatan/mendesain pembelajaran karena sudah saya jelaskan diatas sebelumnya. Jadi prinsipnya semua pembelajaran sudah bersifat online dan kita dapat dengan mudah untuk mendesain pembelajaran yang kita inginkan.
V. Model desain pembelajaran Model-model Desain pembelajaran Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam : a. Model berorentasi kelas Model ini biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contoh model tersebut adalah Model ASSURE terdiri dari 6 komponen pokok : a. Analyse learner (Analisis Pelajar), b.State Objectives (Nyatakan Objek), c. Select Methode, Media or Materials (Pilih kaedah, Media dan Bahan), d. Utilize Media and materials (Guna Media dan Bahan), e. Require Learner Participation (Libatkan Pelajar), Evaluate and Revise (Nilai dan Kaji Semula)
b. Model berorentasi sistem Model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dan lain-lain. Contoh model ini adalah Model ADDIE, terdiri dari 5 komponen pokok antara lain : a. Analysis (Analisa), b. Design (Disain), c. Developtmen (Pengembangan), d. Implementation (Implemtasi), e. Evaluate (Evaluasi)
c. Model berorentasi produk Digunakan untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran, contoh video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh model ini adalah Model Hannafin and Peck. Tahapan dalam model ini adalah: a. Tahap analisis kebutuhan (Needs Assesment), b. Tahap desain (Design), c. Tahap pengembangan dan implementasi (Development/Implementation), d. Penilaian dan evaluasi (Evaluation and Revision) dilaksanakan dalam setiap tahap.
d. Model prosedural Model ini dilakukan dengan SOP (Standar Operational Procedure) / Standar Operasional Prosedur. Contoh model ini adalah : Dick and carey Design Model
e. Model melingkar Model ini mempunyai metode yang melingkar, contoh penggunaan model ini adalah : KEMP Model
Identifikasi persamaan dan perbedaan tiga model desain pembelajaran : Persamaan (Model Assure, Addie dan Prosedural/Dick an Carey) Model Assure, Addie,dan Prosedural ( Dick and Carey) pada dasarnya terdiri dari 4 (empat) tahapan proses pengembangan pembelajaran, yaitu : 1. Pendefenisian 2. Perancangan 3. Pengembangan 4. Penyebaran.
Perbedaan (Model Assure, Addie dan Prosedural/Dick an Carey) Model Assure : Sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) atau disebut model berorientasi kelas Model ADDIE : Dasar mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis Dalam pengembangannya dilibatkan para ahli, sehingga sebelum diujicobakan di lapangan terlebih dahulu dilakukan perbaikan berdsarkan penilaian, saran dan masukan para ahli Out put yang dihasilkan berupa kiarakteristik calon peserta belajar, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan .
Model Proseduran (Dick and Carey) Analisis tugas yang tersusun secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hirarkis Uji coba yang berulang kali menyebabkan hasil yang diperoleh sistem dapat diandalkan. Resume : Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapai di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.