perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR COMMUNITY CENTER SUPORTER KLUB SEPAKBOLA AREMA INDONESIA FC DI MALANG Dengan Pendekatan Sporty Modern
Disusun Untuk Memenuh Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Unversitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh : RIZQI AMALIA AGUSTA C0807034
JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada : 1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia kepada hamba-Nya. 2. Mama
dan
mencurahkan
Bapak
tercinta
yang
telah
segala kasih sayang yang tak
terbatas agar aku menjadi anak yang berguna bagiku dan orang-orang di sekitarku. 3. Teman-temanku dan para sahabat yang selalu mendukungku.
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Do not let anyone pick your path, because your life is yours alone. You are the one who cope your future. So start dreaming and don't stop believing.”
“Being the best is not at all importance, Doing the best is all that matters”
“Things do not change, we change.”
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan karunia dan berkah yang melimpah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Anung B Studyanto,S.Sn, MT, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa serta Pembimbing II Tugas Akhir. 3. Drs Soepono Sasongko M.Sn, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir 4. Mama dan Bapak yang penulis cintai atas segala kasih sayang, dukungan, dan kesabaran yang tidak pernah habis. 5. Teman-teman kosku Wisma Putri Sari, Dewi, Dwi kecil, Windi, Mbak Dwi, Mbak Rini, Ririn, Ipung, dan Lena, atas semua kebersamaan kita selama 4 tahun lebih. 6. Lamia, atas segala kebersamaan kita selama ini, susah maupun senang. I’ll always miss you, my friend. 7. Teman-teman seperjuanganku, Fero, Hamidah, Azik, Fira, Nyit-nyit, Danan, Dika, terimakasih atas pengalaman TA yang tak terlupakan bersama kalian. 8. Tanpit, Om Woto, dan Maira, terimakasih sudah menjadi keluargku di Solo yang sabar dan pengertian. 9. Sahabat-sahabatku di Malang, Virgo, Yulan, Ninik, dan Puspita, terimakasih telah menjadi sahabatku selama ini dan selalu pengertian kepadaku walalupun aku jauh dari kalian. 10. Seluruh staff dosen jurusan Desain Interior Universitas Sebelas Maret, terimakasih atas semua ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada kami. 11. Keluarga dan semua orang dekat penulis atas doa, kasih sayang, dorongan serta perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga dengan sangat terbuka penulis mengharapkan masukan dan kritikan demi kesempurnaannya. Wassalamu’alaikum Wr Wb
Surakarta, Januari 2012
Penulis
.
DESAIN INTERIOR COMMUNTIY CENTER SUPORTER KLUB SEPAKBOLA AREMA INDONESIA FC DENGAN PENDEKATAN KONSEP SPORTY MODERN commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
( Lobby, Sekretariat, Office, Café, Merchandise Store, Museum) Rizqi Amalia Agusta1, Drs. Soepono Sasongko, M.Sn2, Anung B. Studyanto, S.Sn, MT 3 ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana menciptakan bangunan yang tidak hanya mempunyai fungsi edukatif, tetapi juga memiliki fungsi entertainment?.(2).Bagaimana mendesain interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas yang informatif dan menghibur dengan menicptakan suasana yang unik dan menarik?. (3). Bagaimana merancang sebuah interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep modern sporty?. Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : (1) Menciptakan bangunan yang tidak hanya mempunyai fungsi edukatif, tetapi juga memiliki fungsi entertainment. (2) Menciptakan mendesain interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas yang informatif dan menghibur dengan menicptakan suasana yang unik dan menarik. (3) Menciptakan sebuah interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep modern sporty. Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada 3 tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu : melalui proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Kemudian penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan sejak awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1).Perancangan Interior Community Center yang baik adalah perancangan yang informatif dan menarik minat pengunjung(2). Penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun suasana para pengunjung. (3). Karakter ruang sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.
1
Mahasiswa, Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807034 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2 2
INTERIOR DESIGN OF COMMUNITY CENTER FOR THE SUPPORTER OF AREMA INDONESIA FC FOOTBALL CLUB USING A SPORTY MODERN CONCEPT APPROACH (Lobby, Secretariat, Office, Cafe, Merchandise Store, Museum) commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rizqi Amalia Agusta1, Drs. Soepono Sasongko, M.Sn,2 Anung B. Studyanto S.Sn, MT3
ABSTRACT The problems addressed in this research are: (1) How to create a building that not only has educative function but also has entertainment function? (2) How to design an interior of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club that gives informative and entertaining facilities by creating a unique and interesting circumstance? (3) How to design an interior of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club by applying a sporty modern concept? The objectives of research are as follows: (1) to create a building that not only has educative function but also has entertainment function, (2) To create a interior design of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club that gives informative and entertaining facilities by creating a unique and interesting circumstance, (3) to create a interior design of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club by applying a sporty modern concept. The method used in discussing problems was an interactive analysis method, in which there are 3 main stages the author used: selecting, focusing, and simplification and data abstraction. Then, information organization was done before drawing a conclusion from the research and since the beginning of data research, the research should had started to record rules, question pattern, causal direction, and proportions. From the analysis, the following conclusions could be drawn. (1) A good interior design of Community Center was an informative one that appealed the visitors’ interest. (2) The use of color and shape consistent with the theme would build the visitors’ circumstance. (3) The room character was very helpful in creating comfort and safety for the visitors.
DAFTAR ISI halaman HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................... HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................
iii
1
Student, Interior Design Department with NIM C0807034 First Consultant 3 commit to user Second Consultant 2
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................
v
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
vi
KATA PENGANTAR .........................................................................
vii
ABSTRAK ...........................................................................................
ix
ABSTRACT ........................................................................................
x
DAFTAR ISI ........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xvi
DAFTAR BAGAN ............................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Batasan Masalah ........................................................................
3
C. Rumusan Masalah .....................................................................
3
D. Tujuan dan Sasaran ...................................................................
4
E. Manfaat ......................................................................................
5
F. Metode Desain ...........................................................................
5
G. Sistematika Penulisan ................................................................
8
BAB II. KAJIAN LITERATUR .........................................................
10
A. Kajian Teori ...............................................................................
10
1. Pengertian Judul ....................................................................
10
2. Tinjauan Umum Community Center .....................................
12
3. Tinjauan Umum Sepak Bola .................................................
12
1. Pengertian Sepak Bola .......................................................
12
2. Sejarah Sepak Bola Indonesia ..........................................
13
3. Perkembangan PSSI .........................................................
15
4. tujuan permainan Sepak Bola ...........................................
17
4. Tinjauan Area Umum klub Sepak Bola Arema Indonesis FC
18
1. Nama Arema Pada Masa Kerajaan ...................................
18
2. Nama Arema di dekade '80-an .......................................... commit to user i
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Awal Mula Berdirinya PS Arema .....................................
20
4. Perjalanan Arema di Galatama .........................................
22
5. Perjalanan arema di Ligina ...............................................
23
6. Perjalanan Arema di ISL ..................................................
24
7. Skuad Arema 2010/2011 ..................................................
24
5. Tinjauan Umum Suporter Arema Indonesia FC ...................
26
1. Sejarah Aremania: Zaman Galatama ................................
26
2. Sejarah Aremania: Zaman Ligina .....................................
27
3. Atraksi Pertandingan Arema ............................................
28
4. Aremanita: Kehadiran Suporter Perempuan .....................
31
5. Suporter Teladan ..............................................................
31
6. Masalah Dana ...................................................................
32
7. Sejarah Berdirinya Arema Fans Club (AFC) ....................
32
8. Brutalisme ke Hooliganisme ............................................
33
9. kemunculan Aremania ......................................................
36
10. Peran Korwil ....................................................................
40
11. Suporter Atraktif ..............................................................
45
6. Tinjauan Umum Museum .....................................................
47
1. Pengertian Museum .........................................................
47
2. Tugas, Fungsi, dan Peranan Museum ............................
48
3. Syarat-syarat Museum .....................................................
49
4. Persyaratan Koleksi .........................................................
49
7. Tinjauan Merchandise Store .................................................
50
1. Pengertian Merchandise Store .........................................
50
2. Faktor dan proses Merchandise .......................................
51
3. Interior Display ................................................................
51
8. Tinjuan Umum Café .............................................................
53
1. Pengertian Café ...............................................................
53
2. Identitas Perusahaan dalam Interior Café ........................
54
3. Sistem Penyajian pada Café ............................................
57
9. Tinjuan Umum Office ...........................................................
57
10. Tinjuan Umum Sekretariat ...................................................
59
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Tinjuan Umum Sekretariat ...................................................
59
B. Pendekatan Desain .....................................................................
59
1. Hubungan Antar Ruang .........................................................
59
2. Organisasi Ruang ...................................................................
60
3. Pola Sirkulasi .........................................................................
72
4. Furniture ................................................................................
74
5. Warna ....................................................................................
76
6. Elemen Pembentuk Ruang ....................................................
80
7. Interior Sistem .......................................................................
86
BAB III. STUDI LAPANGAN ..........................................................
98
A. Tinjauan Umum .........................................................................
98
a. Asumsi Lokasi .......................................................................
98
b. Letak Geografis Kota Malang ..............................................
99
c. Kadar Udara ..........................................................................
100
d. Keadaan Geologi ..................................................................
100
e. Jenis Tanah ...........................................................................
100
f. Potensi Kota Malang .............................................................
101
g. Perkembangan Potensi Kota Malang ....................................
102
h. rencana Pemanfaatan Ruang Kota Malang ...........................
103
B. Tinjauan Khusus ........................................................................
109
a. City of Arema .......................................................................
110
b. Ongisnade Café & Store .......................................................
113
BAB IV. ANALISA DESAIN ............................................................
116
A. Programming ..........................................................................
116
1. Definisi Proyek .....................................................................
116
2. Asumsi Lokasi .......................................................................
116
3. Status Kelembagaan ..............................................................
117
4. Struktur Organisasi ...............................................................
117
5. Program Kegiatan .................................................................
118
6. Alur Kegiatan ........................................................................ commit to user i
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Program Ruang .....................................................................
120
8. Besaran Ruang ......................................................................
121
9. Pembentuk Ruang .................................................................
125
10. Pengisi Ruang .......................................................................
131
11. Sistem Interior .......................................................................
132
12. Sistem Keamanan ..................................................................
135
13. Sistem Organisasi Ruang ......................................................
137
14. Sistem Sirkulasi ....................................................................
139
15. Pola Hubungan Antar Ruang ................................................
141
16. Zoning dan Grouping ............................................................
141
B. Keputusan Desain ...................................................................
144
1. Ide Gagasan ..........................................................................
144
2. Tema ....................................................................................
145
3. Suasana Ruang .....................................................................
145
4. Pola Penataan Ruang .............................................................
146
5. Pembentuk Ruang .................................................................
146
6. Pengisi ruang .........................................................................
147
7. Sistem Interior .......................................................................
149
8. Sistem Keamanan ..................................................................
151
BAB V. PENUTUP .............................................................................
145
A. Kesimpulan .............................................................................
153
B. Saran ........................................................................................
154
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
156
LAMPIRAN .........................................................................................
158
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL halaman TABEL II.1.
Skuad Arema Indonesia FC ...................................
25
TABEL II.2.
Geng-geng Malang dan tempat asalnya ..................
34
TABEL IV.1.
Analisa Kebutuhan Ruang Pengunjung ..................
120
TABEL IV.2.
Analisa Kebutuhan Ruang pengelola ......................
121
TABEL IV.3.
Analisa Kegiatan dan Besaran Ruang .....................
121
TABEL IV.4.
Analisa Penggunaan Material Lantai .......................
125
TABEL IV.5.
Analisa Penggunaan Material Dinding ....................
127
TABEL IV.6.
Analisa Penggunaan Material Langit-langit/Ceiling
129
TABEL IV.7.
Analisa Pencahayaan Ruang ....................................
132
TABEL IV.8.
Analisa Penghawaan Ruang ....................................
134
TABEL IV.9.
Alternatif Pengorganisasian Ruang .........................
137
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR halaman GAMBAR II.1.
Logo Arema Indonesia FC .....................................
18
GAMBAR II.2.
Acub Zainal ............................................................
21
GAMBAR II.3.
Aremania Beratraksi ...............................................
26
GAMBAR II.4.
Aremania Beratraksi ...............................................
29
GAMBAR II.5.
Interior Display .......................................................
52
GAMBAR II.6.
Organisasi Ruang Terpusat ....................................
61
GAMBAR II.7.
Organisasi Ruang Terpusat ....................................
62
GAMBAR II.8.
Organisasi Ruang Terpusat ....................................
62
GAMBAR II.9.
Organisasi Ruang Terpusat ....................................
62
GAMBAR II.10. Organisasi Ruang Terpusat ....................................
63
GAMBAR II.11. Organisasi Ruang Terpusat ....................................
63
GAMBAR II.12. Organisasi Ruang Terpusat ....................................
64
GAMBAR II.13. Organisasi Ruang Terpusat ....................................
64
GAMBAR II.14. Organisasi Ruang Linear ........................................
64
GAMBAR II.15. Organisasi Ruang Linear ........................................
65
GAMBAR II.16. Organisasi Ruang Linear ........................................
65
GAMBAR II.17. Organisasi Ruang Linear ........................................
66
GAMBAR II.18. Organisasi Ruang Linear ........................................
66
GAMBAR II.19. Organisasi Ruang Radial ........................................
67
GAMBAR II.20. Organisasi Ruang Radial ........................................
68
GAMBAR II.21. Organisasi Ruang Cluster .......................................
68
GAMBAR II.22. Organisasi Ruang Cluster .......................................
69
GAMBAR II.23. Organisasi Ruang Cluster .......................................
70
GAMBAR II.24. Organisasi Ruang Cluster .......................................
70
GAMBAR II.25. Organisasi Ruang Grid ............................................
70
GAMBAR II.26. Organisasi Ruang Grid ...........................................
71
GAMBAR II.27. Organisasi Ruang Grid ...........................................
72
GAMBAR II.28. Sirkulasi Liniear .....................................................
73
GAMBAR II.29. Sirkulasi Radial ......................................................
73
GAMBAR II.30. Sirkulasi Spiral ....................................................... commit to user i
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
GAMBAR II.31. Sirkulasi Linear ......................................................
74
GAMBAR II.32. Sirkulasi Network ....................................................
74
GAMBAR II.33. Fire Estinguisher ....................................................
95
GAMBAR II.34. Water Sprinkler ......................................................
96
GAMBAR II.35. Hidrant Kebakaran .................................................
96
GAMBAR III.1.
Peta Kota Malang (Denah Lokasi) ..........................
98
GAMBAR III.2.
Peta Kota Malang ...................................................
102
GAMBAR III.3.
Main Entrance City of Arema ...............................
109
GAMBAR III.4.
Bagian Depan City of Arema ................................
111
GAMBAR III.5.
Interior City of Arema ............................................
112
GAMBAR III.6.
Interior City of Arema .............................................
112
GAMBAR III.7.
Interior City of Arema .............................................
112
GAMBAR III.8.
Tampak Depan Ongisnade Café & Store ...............
113
GAMBAR III.9.
Interior Ongisnade Café & Store .............................
115
GAMBAR III.10. Interior Ongisnade Café & Store .............................
115
GAMBAR III.11. Interior Ongisnade Café & Store .............................
115
GAMBAR IV.1.
Peta Kota Malang (Denah Lokasi) .........................
117
GAMBAR IV.2.
Pola Sirkulasi .........................................................
140
GAMBAR IV.3.
Hubungan Antar Ruang ..........................................
141
GAMBAR IV.4.
Zoning ....................................................................
143
GAMBAR IV.5.
Grouping .................................................................
143
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Bagan VI.1. Struktur Organisasi .............................................................
118
Bagan VI. 2. Alur Kegiatan Pengunjung ...................................................
119
Bagan VI .3. Alur Kegiatan Pengelola ......................................................
120
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sepak Bola adalah permainan bola yang sangat popular dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Menurut Bill Murray, pakar sejarah sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang – orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Namun FIFA sebagai badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari dataran Cina yang berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu”. Dalam setiap pertandingan sepak bola tidak lepas dari adanya supporter. Supporter adalah orang yang mendukung satu tim tertentu,
dan siap
menyerahkan seluruh tenaganya dalam memotivasi klub kesayangannya tersebut. Para supporter akan bersedia memberikan dukungan moral maupun material terhadap klub kesayangan. Supporter yang fanatik akan melakukan segalanya demi klub kesayangannya sehingga terkadang dukungan mereka justru menjadi senjata makan tuan bagi klub karena yang mereka lakukan justru tindakan anarkis demi mendukung klub. Sepakbola dalam fungsi sebagai sebuah harapan bagi mereka yang kurang beruntung dan merupakan golongan ekonomi menengah kebawah perlahan-lahan mempunyai kecenderungan untuk menjadi sebuah paham baru
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan bahkan menjadi sebuah agama, dalam hal ini adalah keyakinan yang tertanam kuat. Seiring dengan perkembangan zaman virus-virus suporter sepakbola mulai masuk di Asia dan mulai merambah di Indonesia salah satunya adalah supporter Arema Indonesia FC. Arema Indonesia FC adalah salah satu klub sepak bola yang memiliki salah satu basis supporter yang besar di Indonesia. Supporter Arema Indonesia FC ini memiliki sebutan, yaitu ‘Aremania’ untuk supporter laki-laki, dan ‘ Aremanita’ untuk supporter perempuan. Keberadaan mereka cukup disegani oleh supporter klub sepak bola lain. Supporter ini telah mengalami berbagai masa dimana mereka pernah mengalami masa-masa yang kelam dengan melakukan tindakan anarkisme dimana-mana, dan tentunya mengalami masa kejayaan dimana setelah dibina, mereka akhirnya menjadi supporter percontohan bagi supporter klub lain. Mereka termasuk salah satu supporter yang sangat fanatic yang memberikan dukungan dengan bernyanyi dan beratraksi di tribun untuk mendukung klub kesayangan mereka dengan dipimpin oleh dirijen mereka, yaitu Yuli Soempil.
Meskipun memiliki basis supporter yang cukup besar di Indonesia, namun aremania maupun aremanita belum memiliki fasilitas yang memadai untuk mengetahui dan menambah informasi mengenai klub sepak bola Arema Indonesia FC dan suporternya. Berkaca dari permasaahan tersebut, maka diperlukan suatu wadah bagi para supporter untuk mendapatkan fasilitas yang memadai, dimana mereka dapat mendukung, medapatkan informasi, pembinaan, dan tentunya hiburan yang layak. Fasilitas “Community Center”
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini nantinya akan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi fasilitas yang rekreatif sekaligus edukatif sehingga menjadi tempat dimana para supporter dan juga masyarakat umum bisa berkumpul dan mendapatkan informasi mengenai klub sepakbola Arema Indonesia FC dan Supporternya.
B. BATASAN MASALAH Agar pembahasan yang ada dalam proyek ini dapat lebih terarah dan tidak meluas keluar dari sasaran yang diinginkan maka secara garis besar ditetapkan akan adanya batasan-batasan pada fasilitas yang akan dirancang sebagai berikut:
Menurut Area yang dirancang
- Lobby - Museum - Merchandise store - Café - Office - Sekretariat • Menurut jam operasinya -
Untuk museum dan merchandise store beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 – 22.00
-
Untuk Café beroperasi tiap hari mulai pukul 09.00-22.00 (apabila ada event nonton bareng beroperasi hingga acara selesai)
-
Untuk Office dan Sekretariat beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00- selesai.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. RUMUSAN MASALAH
Fasilitas apa sajakah yang akan dirancang dalam menciptakan bangunan yang mempunyai fungsi edukatif dan fungsi entertainment?
Bagaimanakah mendesain interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas yang informatif dan menghibur dengan menciptakan suasana yang unik dan menarik?
Bagaimanakah merancang sebuah interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep modern sporty?
D. TUJUAN DAN SASARAN
Untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya mempunyai fungsi edukatif, tetapi juga memiliki fungsi entertainment.
Untuk mendesain interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
sehingga dapat memberikan
fasilitas yang informatif dan menghibur dengan menicptakan suasana yang unik dan menarik.
Untuk merancang sebuah interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep modern sporty.
E. MANFAAT
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manfaat dari pengerjaan proyek community center ini cukup banyak, diantaranya adalah: • Bagi desainer interior Memperoleh proyek yang menarik sehingga dapat menambah pengalaman serta dapat menuangkan idenya secara maksimal. • Bagi pengguna 1. Memperoleh wadah untuk berkumpul antar sesama supporter klub sepak bola Arema Indonesia FC. 2. Memperoleh sarana untuk mengenal lebih baik tentang klub sepak bola Arema Indonesia FC.
Bagi masyarakat 1. Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman mengenai Arema Indonesia FC dan Supporternya. 2. Memberikan objek hiburan baru di kota Malang dan sekitarnya.
F. METODOLOGI DESAIN Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dengan : a. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual (Nazir, 1983, p.65). Dalam penelitian ini, metode survei digunakan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk mendapatkan data mengenai keadaan kondisi fisik didalam community center ini. b. Metode literatur adalah pencarian data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga untuk mengetahui sampai dimana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang sehingga terdapat kesimpulan (Nazir,1983, p. 112). Dalam penelitian ini, metode literatur digunakan untukmendapatkan data literatur mengenai interior, citra dan lain sebagainya yangakan digunakan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini. c. Metode
pengamatan
adalah
cara
pengambilan
data
dengan
menggunakanpengamatan secara langsung dan alat bantu berupa kamera atau video camera (Nazir, 1983, p. 213). Dalam penelitian ini, metode pengamatan digunakanuntuk mendapatkan foto-foto dan gambar yang berguna untuk penelitian ini. d. Metode wawancara adalah proses memperoleh data atau keterangan dengancara tanya jawab sambil bertatap muka dengan penjawab (Nazir, 1983, p.234). Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan untuk mendapatkandata non fisik dari obyek penelitian, berupa
konsep,
data
perusahaan
dan
lain
sebagainya.
Jadi
metode-metode tersebut diatas dipakai untuk mencari fakta secara langsung dari obyek yang diteliti, yaitu community center dengan melihatdan mendokumentasikan dalam foto sebagai data lapangan. Penelitian ini tidakhanya dengan melihat kondisi riil saja, tapi juga dilakukan pencarian fakta lainberupa wawancara dengan narasumber
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bersangkutan, yaitu desainer, staf dan pengunjung community center ini untuk mendapatkan data secara faktual.
Metode Analisis Data. Adapun metode yang digunakan adalah : -
Metode diskriptif. Metode analisis ini dimanfaatkan untuk membuat gambaran mengenai situasiatau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data belaka (Nazir, 1983, p. 65). Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi: a. Data Literatur Yaitu data penjelasan mengenai teori-teori yang bersangkutan denganobyek penelitian yang didapatkan dari literatur yang berupa buku, jurnal, hasilpenelitian lain, dan internet. b. Data Lapangan Data lapangan ini meliputi data fisik dan data non-fisik mengenai obyekpenelitian.
G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1, diuraikan mengenai latar belakang penelitian, pengertian judul,perumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, sasaran pengunjung, manfaatpenelitian, dan metode penelitian yang akan digunakan.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN LITERATUR Uraian tentang kajian teori dan pendekatan desain yang dijadikan untuk mencapai tujuan perancangan. Kajian teori meliputi pengertian judul, tinjauan sepakbola, tinjauan Arema Indonesia FC, tinjauan supporter klub sepakbola arema Indonesia FC, tinjauan Hall, tinjauan Gallery, tinjauan Merchandise Store, tinjauan Café, dan tinjuan Perpustakaan.
Pendekatan desain meliputi hubungan antar ruang,
organisasi ruang, pola sirkulasi, furniture, warna, elemen pembentuk ruang, BAB III STUDI LAPANGAN Penulis akan menjabarkan tentang data-data Community Center Supporter Sepak bola Klub Arema Indononesia FC ini, berupa data fisik dan data nonfisik desain.
BAB IV PROGRAMMING Penulis akan membahas mengenai analisis data yang didapatkan seperti yang diulas pada bab 3, dihubungkan dengan kesesuaiannya dengan data-data literatur, difokuskan pada citra Community Center, yang diharapkan oleh pihak manajemen Community Center sendiri. BAB V KESIMPULAN Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran mengenai hasil perubahan desain interior Community Center sehubungan dengan perubahan citra yang ditimbulkannya. DAFTAR PUSTAKA
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN Berisi tentang skema pola pikir, gambar-gambar terkait, dan tabel terkait dalam perancangan.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
BAB II KAJIAN LITERATUR perpustakaan.uns.ac.id A. KAJIAN TEORI
digilib.uns.ac.id
1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul “ Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC dengan Pendekatan Sporty Modern“ adalah sebagi berikut : Desain
: 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138) 2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimanan titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau tersendiri melainkan sebagi suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengkait. (Desain Interior, 1999 : 12)
Interior
:
1)
Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan tata
kehidupan
manusia melalui media ruang. (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1991 : 197) 2)
Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot (hiasan, dsb) di ruang dalam
gedung. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 483). Desain Interior
: Adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan. (Desain Interior, 1999 : 11)
Community : Berasal dari bahasa inggris yang berarti komunitas Center
: Pusat atau tempat berkumpul atau terhimpunya beberapa orang atau sejumlah orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau kesenangan yang sama pula. (John M. Echols & Hassan Shadily, 1982, hal 273).
Suporter Klub
: Seseorang yang memberikan dukungan kepada sebuah kelompok dalam pertandingan. :Perkumpulan orang-orang yang mempunyai ketertarikan pada hal/sesuatu yang sama (Microsoft Encarta Reference Library 2003, Encarta Dictionary Tools)
Arema Indonesia : Sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia
commit to user (http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia) FC
: Berasal dari bahasa inggris yang berarti klub sepak bola (Football Club).
Sporty
: Berasal dari kata bahasa inggris, Sport berarti olahraga. Sporty adalah sesuatu yang berhubungan dengan olahraga.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
(http://www.thefreedictionary.com/) Modern
: Yang terbaru, tidak tradisional, kekinian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 370).
perpustakaan.uns.ac.id 2. TINJAUAN UMUM COMMUNITY CENTER
digilib.uns.ac.id
1. Pengertian Community Center
Community Center berasal dari bahasa inggris: Community
: Komunitas
Center
: Pusat Community Center adalah Fasilitas publik dimana anggota dalam sebuah komunitas berkumpul
bersama dalam sebuah akitivas, dukungan sosial, informasi publik, dan keperluan lainnya. Fasilitas ini terkadang terbuka untuk semua komunitas atau dikhususkan pada suatu grup diantara komunitas yang lebih besar. (http://en.wikipedia.org/wiki/Community_centre)
3. TINJAUAN UMUM SEPAK BOLA 1. Pengertian Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga paling popular yang pernah dikenal umat manusia. Pada saat ini sepak bola bukan sekedar menjadi olahraga karena perkembangannya sudah melampaui batas-batas. Dalam wujudnya sekarang ini, sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang penggemarnya amat luas. Secara globalisasi, yang paling sukses di sepanjang masa adalah globalisasi sepak bola. Terhadap bola, orang yang digiring mempunyai ikatan emosional dalam arti demam bola. (www.x54tall.nl/badjasur/kreasi/no1/sepak bolano.html)
2. Sejarah Sepak bola di Indonesia Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya. commit to user Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa. Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng. Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus. Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) -yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936- milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3. Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
commit to user
3. Perkembangan PSSI Pasca Soeratin ajang sepak bola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepak
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
bolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepak bola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan. Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal. Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Ketua PSSI 1930 – 1940 Soeratin Sosrosoegondo 1941 – 1949 Artono Martosoewignyo 1950 – 1959 Maladi 1960 – 1964 Abdul Wahab Djojohadikoesoemo 1964 – 1967 Maulwi Saelan 1967 – 1974 Kosasih Poerwanegara 1975 – 1977 Bardosono 1977 – 1977 Moehono 1977 – 1981 Ali Sadikin 1982 – 1983 Sjarnoebi Said 1983 – 1991 Kardono 1991 – 1999 Azwar Anas 1999 – 2003 Agum Gumelar 2003 – 2010 Nurdin Halid 2011– sekarang Djohar Arifin Husin
4. Tujuan permainan Sepak bola Dua tim yang masing-masing terdiricommit dari 11 to orang userbertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan (“mencetak gol”). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
penalti yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mereka selama masih dalam permainan. ORGANISASI Sepak Bola - Fédération Internationale de Football Association (FIFA) (dunia) - UEFA (eropa) - CONMEBOL (amerika latin) - CONCACAF (amerika) - AFC (asia) - CAF (afrika) - OFC (oseania
4. TINJAUAN UMUM KLUB SEPAK BOLA AREMA INDONESIA FC 1.
2. Nama Arema pada masa Kerajaan
Arema Indonesia (dulu: Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Kanjuruhan. Arema Indonesia adalah tim sekota dari Persema Malang. Sejak berganti pemilik dari PT Bentoel Investama, Tbk ke konsorsium di tahun 2009. secara resmi Arema Malang, berganti nama menjadi Arema Indonesia. Sejak hadir di persepak bolaan nasional, commitArema to usertelah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania'.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.
3. Nama Arema di dekade '80-an Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam “subkultur” dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.
4. Awal mula berdirinya PS Arema (Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya tPersema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Kanjuruhan –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”. Acub Zaenal yang pertama kali mempunyai andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Kanjuruhan ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonton
membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan
commit user Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin sajato(klub) Acub. Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
“Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana. Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan. Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. “Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan
commit to user horoscop),”imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
5. Perjalanan Arema di Galatama
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama Ovan Tobing dan Lucky Acub Zaenal mulai bekerja keras mengurus segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.Bahkan,gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung. Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. “TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema,” papar Ovan. Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.
6.
Perjalanan Arema di Ligina Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak
12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18, Runner Up Piala Jatim Esia[1/6/2008]Pada Final Melawan Persik Kediri dengan skor 2-1 di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Pada tahun 2006 dan 2007
commitdari to user Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.
7. Perjalanan Arema di ISL Di kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium). Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak oleh Aremania. Arema pada musim kompetisi 2009-10 yang ditukangi olehRobert Rene Alberts meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.
8. Skuad Arema 2010/2011 Pelatih Manajer: Miroslav Janu Asisten Pelatih: Joko Susilo Asisten Pelatih: Tony Ho Pelatih Kiper: Dwi Sasmianto
NO
KWN
POS
NAMA
NO
31
GK
Achmad Kurniawan
45
GK
1
KWN
POS
NAMA
17
MF
Esteban Guillen
Aji Saka
44
MF
Hendra Ridwan
GK
Kurnia Meiga Hermansyah
77
MF
Juan Revi Auriqto
25
GK
Syaifudin
5
MF
Muhammad Fachrudin
2
DF
Purwaka Yudhi
6
MF
Muhammad Ridhuan
3
DF
Zulkifly Syukur
9
MF
Roman Chmelo
4
DF
Hermawan
18
MF
Ronny Firmansyah
7
DF
Benny Wahyudi
11
MF
Tommy Pranata
14
DF
Wahyu Gunawan
12
FW
Noh Alam Shah
22
DF
Irfan Raditya
99
FW
Ahmad Amirudin
20
DF
Johan Ahmad Farizi
15
FW
Sunarto
32
DF
Leonard Tupamahu
23
FW
Yongki Aribowo
24
DF
Roman Golian
29
FW
Talaohu Abdul Musafri
27
DF
Waluyo
41
FW
Dendi Santoso
19
MF
Ahmad Bustomi
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
5. TINJAUAN UMUM SUPORTER AREMA INDONESIA FC
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Sejarah Aremania: zaman Galatama
o Arema berdiri pada Agustus 1987.
Pada waktu itu Liga Indonesia dibagi dua:
Liga tim
semi-profesional bernama Galatama dan Liga Perserikatan. o Selama zaman Galatama beberapa geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema. Selama zaman itu suporter Arema bukan suporter murni tetapi suporter brutal seperti Hooligan Inggris. Perilaku geng-geng tersebut berdasarkan pada egoisme yang buruk. Di stadion setiap geng mencoba membuktikan siapa yang paling keras. o
Selama zaman itu persaingan keras antara suporter Surabaya dan Malang dimulai. Sering terjadi di Surabaya pengrusakan kendaraan yang berplat N dan di Malang kendaraan yang berplat L mengalami hal yang serupa. Juga pada tahun 1992 ada semacam ‘sweeping’ menghadapi orang Surabaya di
commit to user Malang. Polisi harus melaksanakan operasi agar aksi brutal itu dapat dicegah. o Yayasan Arema Fan’s Club (AFC) berupaya untuk merukunkan para suporter Arema. Namun gagal mengatasi suasana persaingan brutal tersebut. Pada tahun 1994, AFC dibubarkan.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
2. Sejarah Aremania: zaman Ligina
o Sekitar pertengahan tahun 1990-an istilah Aremania mulai dipakai sebagai nama suporter Arema. Sementara itu geng-geng di Malang mulai luntur. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id o Anggota geng yang pada akhir tahun 1980-an masih muda, di pertengahan tahun 1990-an sudah lebih dewasa. Munculnya generasi geng baru di Malang tidak terjadi karena faktor perubahan sepak bola di Indonesia dan upaya pencegahan dari beberapa tokoh Aremania. o Pada tahun 1990-an pemain asing mulai bermain untuk klub-klub Liga Indonesia. Pada tahun 1994 klub Galatama dan Perserikatan digabungkan menjadi Ligina. Setelah itu klub-klub dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Pada akhir Ligina juara Ligina ditentukan dengan putaran ‘play-off’. Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mulai mendorong perkembangan Liga yang lebih profesional. o Nama Aremania serta simbol Singo Edan diciptakan oleh beberapa tokoh Aremania sehingga dapat mempersatukan suporter Arema.
Suporter Arema didorong tokoh Aremania menjadi rukun dan
sportif. o Namun proses itu mengalami hambatan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya terjadi sampai sekarang. Konflik antara dua kelompok suporter ini di Malang masih terjadi sampai tahun 1999. o Insiden di luar Malang terjadi sampai tahun 2001. Yang paling parah setelah zaman Galatama terjadi di Sidoarjo pada Mei tahun 2001.
3. Atraksi Pertandingan Arema
Menurut Mas Hilal Lahji dari pembinaan PS Arema ada kira-kira 3 jenis suporter Arema yang merupakan para suporter Arema. Pertama-tama, ada kelompok yang terutama mementing Arema, yaitu yang setia pada klub. Yang kedua, ada kelompok yang ikut pertandigan untuk menikmati sepak bola, yaitu pencinta bola. Yang terakhir, ada kelompok yang menyaksikan pertandingan karena mau menikmati semacam pesta yang muncul antara suporter Arema. Kelompok pertama dan kedua sudah ada sejak awal pendirian Arema. Soalnya kelompok kedua masih lemah selama zaman geng-geng tetapi sekarang sekuat kelompok pertama. Yang agak baru ada kelompok yang terakhir karena muncul dengan tokoh dirigen.
to menyaksikan user Kelompok yang suka pesta Aremaniacommit itu pasti pertandingan di belakang gawang. Namun yang mementingkan sepak bola menyaksikan pertandingan di tribun timur atau di tribun VIP. Sebenarnya kelompok yang mementing klub ada di berbagai tempat di stadion. Memang bisa mementing Arema sambil menikmati sepak bola dan juga bisa mementing Arema sambil menikmati pesta Aremania. Yang jelas tokoh
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
dirigen menjadi penimpin pesta Aremania itu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Suporter Arema telah membuat atraksi pertandingan selain pertandingan sepak bola itu sendiri. Yang tersebut dibawah ini adalah hal-hal yang terjadi sebelum dan selama berlangsungnya pertandingan:
12.00 Daerah di sekitar stadion Kanjuruhan kandang tim Singo Edan mulai didekati suporter. 14.00 Sektor ekonomi mulai ramai sekali. 14.30 Tribun VIP mulai ramai. 15.00 Dirigen Aremania tiba di stadion. Di belakang gawang utara dirigennya bernama Yuli. Di gawang selatan dirigennya bernama Kapet. Mereka memulai semacam latihan sorak-sorai, lagu dan dansa yang terus berlangsung sampai akhir pertandingan. 15.20 Pemain-pemain masuk lapangan untuk latihan. Nama setiap pemain dipanggil satu persatu oleh penyiar. Pemain Arema menerima tepuk tangan yang meriah.
commit to user 15.25 Penonton semua berdiri, mengangkat syalnya dan dengan kompak menyanyikan lagu ‘Padamu Negeri’. 15.30 Permulaan pertandingan sepak bola. Di belakang gawang terjadi semacam pesta suporter. Ada beberapa pemain tambur yang membantu
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
dirigen.
Ada bermacam-macam lagu dinyanyikan suporter sambil menirukan gerak-gerik dirigen.
Selama dansa itu, suporter melambaikan tangan dan syal atau bendera sambil melompat-lompat. 17.30 Pertandingan telah berakhir dan Aremania pulang. Walaupun kalah Aremania tidak membuat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kericuhan. (John Psilopatis.2002:5)
Pertandingan Arema selama Ligina VIII merupakan hasil proses perubahan Arema yang mulai lebih dari 5 tahun yang lalu. Yaitu pertandingan di Malang telah dianggap aman dan pada umumnya tidak ada masalah serius kalau Aremania ikut pertandingan Away Arema. Lagi pula Aremania menjadi atraksi sendiri selain pertandingan sepak bola. Ini benar jika Aremania di stadion Kanjuruhan di Malang ataupun di mana-mana di pulau Jawa. Yang jelas adalah sportifitas dan kreatifitas dipenting oleh Aremania. Suporter Arema telah terkenal untuk sorak-sorai, lagu dan dansa dipimpin seorang dirigen. Pertandingan Arema itu menjadi bukti utama bahwa para suporter Arema sudah maju dari hooliganisme.
4. Aremanita: Kehadiran suporter perempuan
Selama ISL 2010 di stadion Kanjuruhan tidak ada masalah yang lebih serius dari lemparan botol plastik. Sudah begitu aman bagi suporter perempuan untuk hadir. Lagipula mereka berkumpul atas nama Aremanita. Aremanita berusaha untuk menghapus tanggapan negatif terhadap suporter perempuan di Malang.
5. Suporter Teladan
Aremania sejak beberapa tahun yang lalu mulai diakui sebagai suporter teladan Indonesia. Pernah diakui oleh PSSI dan suporter klub dari Tangerang sampai Gresik sebagai suporter terbaik maupun guru suporter lain. Yang kedua mengenai kaos Aremania masih yang paling bagus. Kelihatannya tidak ada batasan mengenai model potongan kaos Arema. Barangkali ada kira-kira 200 model potongan berbeda. Yang terakhir, suporter lain sekarang mulai menjadi sportif. Yang berkembang adalah persahabatan antara suporter dan komunitas suporter yang positif.
6. Masalah dana Sekarang PS Arema tidak mempunyai sponsor utama, jadi tergantung pada penjualan tiket pertandingan di Malang. Tiket pertandingan Arema merupakan commit toyang user paling mahal di Indonesia. Suporter Arema pada umumnya dari kelas menengah ke bawah.
7. Sejarah berdirinya Arema Fans Club (AFC)
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah di Malang. Di artikel ‘Aremania Junjung Sportivitas’ diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 diceritakan bahwa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter dengan suporter lain. Akibatnya AFC terhadap kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter Arema. Sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu karena banyak kesibukan dan soal generasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC pasti mempengaruhi keruntuhan AFC, harus ditanyakan mengapa AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru. Mungin itu tidak terjadi karena sudah jelas bahwa AFC tidak didukung oleh suporter. Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Oelh karena itu, mantan-tokoh AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua inisiatip AFC gagal. Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem organisasi suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema. (John Psilopatis.2002)
8. Brutalisme ke Hooliganisme Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suporter yang tidak sportif dan membuat kerusuhan: suporter brutal dan hooligan. Artinya dua istilah hampir sama. Perbedaan antara dua istilah itu hanya soal konteks. Istilah hooligan itu berasal di luar konteks Indonesia dan bersifat perbandingan. Istilah suporter brutal lebih sering dipakai dalam konteks Indonesia.
Hooligan sama dengan suporter brutal karena yang jelas
kegiatannya berdasarkan pada egoisme buruk. Seorang hooligan mau membuat kerusuhan dan kekerasan untuk membesarkan egonya. Seorang hooligan tidak ikut pertandingan untuk menikmati sepak bola tetapi untuk membuat kericuhan. Seorang Hooligan adalah musuh perkembangan sepak bola apalagi komunitas suporter murni. Akhirnya kalau memakai contoh suporter brutal Arema kelihatannya perbedaan antara dua istilah hanya soal konteks. Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme antara waktu Arema berdiri dan pertengahan tahun 1990-an. Ada kekerasan antara suporter walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu beberapa geng pemuda merupakan para suporter Arema. commit Setiap kampung to user memiliki geng sendiri. Yang berikutnya adalah daftar nama geng-geng Malang sama tempat asalnya kalau ada:
Nama Geng Aregrek Arnak (Armada Nakal)
Tempat Asal Sekitar Jl. Basuki Rachmat Sukun Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Anker (Anak Keras) Argom (Armada Gombal) Arpanja (Arek Panjaitan) Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan) perpustakaan.uns.ac.id SAS (Sarang Anak Setan) Geng Inggris Jrot Ermera Saga (Sumbersari Anak Ganas)
Jodipan Kidul Dalem Betek Claket
digilib.uns.ac.id
-
Geng-geng ini membuat suasana menakutkan di stadion. Tempat pertandingan menjadi kesempatan untuk geng-geng tersebut membuktikan siapa yang paling keras. Persaingan keras antara geng-geng terjadi walaupun semuanya medukung Arema. Jadi semua upaya untuk membuat suporter Arema rukun dan kompak dihalangi. Tawuran terjadi antara suporter Malang dan suporter dari luar tetapi juga di antara para suporter Arema sendiri. Bentrokan tidak terjadi karena provokasi tetapi disebab oleh suasana brutalisme ditimbulkan suporter Malang. Masih diingatkan oleh suporter Arema (dengan malu) bahwa suporter Malang brutal sebelum suporter Surabaya menjadi brutal. Akhinrya, waktu antara 1987 dan pertengahan tahun 1990-an suporter Arema membuktikan bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme Hooligan Inggris. Hooligan Indonesia.
Suporter Malang menjadi terkenal sebagai
Sering selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada tawuran antara suporter
Surabaya dan Malang. Sayangnya persaingan keras itu antara Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang dari Malang diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak. Sementara di Malang kendaraan yang berplat L (plat Surabaya) mengalami hal yang serupa. Pada tahun 1992 ada semacam ‘sweeping’ menghadapi orang yang berKTP Surabaya. Polisi terpaksa melakukan operasi untuk menghentikan aski brutal itu. Akhirnya permusuhan berkembang antara orang kedua kota Jawa Timur tersebut melainkan antara suporter saja. Lagipula Bonek nama suporter Surabaya menjadi istilah berarti hooligan Indonesia. Jadi kata bonek yaitu yang tidak pakai huruf besar artinya hooligan walaupun Bonek itu berarti suporter Surabaya. Karena persaingan keras itu sering Aremania dan Bonek dianggap sama saja. Khususnya di luar Malang banyak orang yang bersikap bahwa Aremania adalah bonek juga. Banyak orang tidak membedakan antaranya. Selama tahun-tahun itu masyarakat Malang tutup jendela dan mengunci pintu kalau ada pertandingan Arema. Sekarang suporter Arema telah commit to user benar-benar maju tetapi terhadap peringatan masyarakat yang menganggap bahwa mereka masih brutal.
9. Kemunculan Aremania
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur.
Sementara itu istilah Aremania
muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Di artikel ‘Aremania Mengukir perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sejarah Baru’ diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan dengan perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu. Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng. Di samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai mendorong sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk menaikkan kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah ada pemain dari Afrika, Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara Chile bernama Rodriguez ‘Paco’ Rubio. Sekarang menurut suporter Malang dia semacam pahlawan sepak bola Arema. ‘Paco’ Rubio menembus gol lawan selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama Ligina VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang dipanggil ‘Bobby’ (selama ISL 2010 main untuk klub perserikatan Malang Persema). Selama ISL 2010 Jaime Rojas (mantan pemain Persema) juga berasal dari Chile masuk klub. Dengan berupaya ke profesionalisme suporter mulai lebih tertarik pada permainan khususnya karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi bintang. Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia pindah ke Persebaya dan menjadi musuh suporter fanatik. Dengan impor pemain asing dan perhatian pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang antara para suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan fanatisme terhadap klub saja. Di artikel ‘Suporter Bergeser Jadi Football Minded’ diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap suporter digambarkan. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan kualitas sepak bolanya.
Yaitu penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola tinggi.
Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai menuntut kualitas dari sepak bola Liga Indonesia.
commit to user
Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Di artikel ‘Aremania Sebuah Gerakan Rakyat’ diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Kurniawan, Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga. Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Arema yang telah menjadi simbol suporter juga. Di artikel ‘Aremania junjung sportivitas’ diterbitkan di Bestari, no 156 2001 bahwa tokoh perintis ini mengusulkan Aremania dijuluki ‘Macan Putih’ atau ‘Singa Putih’ karena Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian secara spontan ada orang antaranya yang teriak ‘edan’. Mungkin itu mucul dari bagian belakang istilah Aremania yaitu ‘mania’. Kata ‘mania’ berarti edan. Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo Edan semacam bahasa Malang berkembang. Kata-kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalamania. Misalnya Singo Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro Ngalam. Di samping itu arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat kabar Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam. Sekitar pertengahan tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik. Pada waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif, sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto (dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia. Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak terpancing oleh oknum provokator Tangerang. Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai ‘guru hebat’.
10.Peran korwil Sekarang ada kira-kira 183 korwil di Malang. Setiap tokoh korwil adalah pengurus hal suporter di sebuah kampung atau daerah. Sulit menghitungkan berapa jumlah korwil karena setiap korwil mandiri dalam pendiriannya. Selain itu ada kelompok yang bukantokorwil commit user tetapi menemuhi peran agak seperti korwil. Juga sistem ketertiban tersebut tidak bergantung pada ketua umum, yaitu Aremania bukan yayasan. Kantor PS Arema merupakan pusat informasi untuk para tokoh korwil. Kalau ada pertandingan di Malang PS Arema membagi tiket antara korwil-korwil (tetapi juga antara calo-calo). Akibatnya tidak ada antréan suporter untuk
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
membeli tiket. Kemudian korwil menjual tiket pada anggotanya dengan harga loket. Anggota korwil bisa dapat tiket dengan mudah. Namun dikatakan di artikel ‘Aremanita Menepis Anggapan’, Bestari no. 156 2001 bahwa “ruginya, adanya korwil-korwil akan banyak muncul calo-calo muda di stadion yang tidak jelas identitasnya”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kalau tiket ekonomi, harganya telah mahal sekali jadi calo-calo pada umumya terpaksa menjual pada harga loket. Namun masih ada maanfaat sebagai anggota korwil yaitu pasti dapat tiket pada harga loket. Kalau pertandingan ramai calo-calo bisa menaikkan harga tiket.
Misalnya pada pertandingan Arema melawan
Persikota, pada jam 13.00 (permulaian pada jam 15.30) calo-calo minta sampai Rp. 25.000 untuk Ekonomi dan sampai Rp. 65.000 untuk VIP, walaupun harga loket Rp. 12.000 dan Rp. 35.000. Sampai waktu sebentar sebelum permulaian pertandingan harga tiket maupun ekonomi atau VIP telah mahal sekali. Katanya sampai Rp 100.000 untuk VIP. Kalau datang pagi-pagi ke stadion bisa dapat tiket dengan harga murah. Anggota korwil bisa langsung membeli tiket dari tokoh korwil saja. Manfaat lagi adalah bahwa anggota bisa membeli tiket di kampung sendiri tidak harus sampai stadion. Ini khususya manfaat untuk korwil yang jauh dari Jl. Semeru. Anggota sebuah korwil membayar iuran setiap bulan dan menerima dua kartu identifikasi. Kartu yang pertama dipakai di dalam korwilnya saja, yaitu untuk diidentifikasikan dalam kampungnya sebagai anggota korwil Aremania. Yang kedua untuk penggunaan di luar tempat korwil maupun di luar Malang. Oleh karena itu kartu itu dapat stempel Polresta Malang. Kalau seorang anggota Aremania terdapat kesulitan selama ikut tur bisa memakai kartu itu untuk dapat bantuan karena dengan kartu itu diakui sebagai anggota formal Aremania. Maanfaat untuk para suporter Arema adalah bahwa mereka bisa diatur dengan mudah kalau ada tur. Misalnya karena sistem organisasi itu 8.000 sampai 10.000 suporter Malang bisa ke Jakarta atau Gresik tanpa ada kerusuhan atau masalah serius apapun. Peran tokoh korwil sebetulnya sangat menarik karena itu bersifat informal sambil formal. Tokoh korwil disukai anggotanya karena dia kawannya. Namun dia bertanggung jawab untuk ketertibannya. Peran tokoh korwil diakui oleh RT setempat dan Polresta Malang. Memang tokoh korwil mempunyai hubungan dengan PS Arema, RT dan polisi untuk melancarkan kegiatan suporter. Kalau Aremania mau ikut tur ke kota lawan tim Singo Edan harus meminta izin terlebih dahulu dari PS Arema. Kemudian korwil-korwil minta izin dari Polresta Malang. Korwil-korwil Aremania tidak hadir di stadion di kota lawan Arema tanpa memberitahu dan mohon izin dulu.
Bonek musuh Aremania berbeda.
Mereka sering hadir di tempat pertandingan tanpa
peringatan dan tanpa undangan apapun. Hubungan Aremania dengan Polresta ternyata melancarkan perjalanan Aremania ke tempat pertandingan Away. Misalnya April 2002 Aremania berangkat ke Jakarta dari stasiun commit pada to user Kotabaru Malang dan dua kereta api yang disediaka khusus untuk Aremania tidak cukup untuk mengantar ribuan suporter yang hadir. Namun polisi siap untuk persoalan ini dan mengirim dua truk untuk mengantar lain-lainnya suporter ke stasiun Jombang. Di Jombang ada kereta api siap untuk sisa perjalanan. Untuk tur yang
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
diberi nama Tur Batavia 2002 tokoh-tokoh korwil menawar supaya Aremania dapat harga tiket kereta api yang lebih murah daripada harga biasa. Kalau ada tur anggota korwil diminta memberitahu kalau mau ikut kepada tokoh korwil. Namun disamping jumlah yang sudah memberitahu kepada tokoh korwil ada yang hadir saja pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id waktu keberangakatan. Makanya kendaraan yang disediakan kurang cukup. Karena kehormatan Aremania terhadap tokoh korwil peran dia secara informal lebih luas dari hal suporter sepak bola saja. Pak Hazmi korwil Kehitangan daerah sekitar Jl. Basuki Rachmat menceritakan bahwa di kampung itu pernah ada konflik atas soal minuman keras di kampung. Di kampung ada kelompok yang suka minuman keras yang terhadap kelompok tidak mau mentoleransikan itu. Akibatnya dua kelompok itu pernah berkelahi.
Diceritakan bahwa dia terlibat dalam peran menengahi masalah itu.
Mungkin karena korwil
dihormati oleh orang di kampungnya dai bisa membatasi masalah kampung supaya tidak ada konflik serius. Meskipun itu, peran utama tokoh korwil adalah pengurusan Aremania. Kelihatannya korwil muncul dimana-mana secara alami. Misalnya di daerah Batu. Ada korwil dengan teman-temannya yang berikhtiar mendirikan korwil Bumi Aji. Ini contoh orang pemuda membuat sesuatu untuk sendiri, yaitu tidak menunggu orang lain tetapi memprakarsai. Juga ada perkumpulan polisi Malang yang merupakan korwil polisi. Korwil-korwil tidak dibatasi susunan hirarkis dan jumlah tidak terbatas. Karena itu juga antara 183 korwil kadang-kadang tidak ada kesepakatan. Diceritakan bahwa korwil Pak Marheis yang pada umumnya beranggota etnis Madura dianggap beberapa korwil lain sebagai kelompok yang merebut Aremania. Mereka merasa bahwa kelompok Marheis dapat keuntungan dari Aremania. Masalah ini muncul dari hal tiket bis pada waktu Aremania tur ke Solo. Pada waktu tiket bis diatur, Pak Marheis dapat diskon namun dia tidak kasih tiket yang lebih murah kepada suporter. Hanya kelompok Pak Marheis dapat keuntungan dari penjualan tiket. Korwil-korwil lain yang anggotanya pada umumnya orang Jawa tidak mengkritik korwil itu secara langsung tetapi semuanya mengadu kepada korwil Kehitangan. Contoh ini sangat menarik karena sesuai dengan ciri-ciri mengenai hubungan antara suku bangsa Jawa dan Madura, yang jelas ini sesuatu konflik yang berasal dari konteks Jawa Timur. Di seluruh Jawa Timur ada perasaan samar-samar saling tidak percaya antara suku Jawa dan Madura. Di Malang muncul melalui korwil-korwil Aremania. Akibatnya cerita itu menurut Bpk Hazmi sendiri adalah bahwa dia dan Marheis itu menjadi semacam musul di dalam Aremania. Pak Hazmi dan Pak Marheis tidak sampai memakai kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Lagipula tujuan mendukung Arema cukup untuk mencegah konflik serius antara korwil-korwil. Di samping korwil-korwil ada semacam kelompok commit to user yang memenuhi peran yang hampir sama dengan korwil namun tidak pakai nama korwil. Kelompok itu adalah semacam korwil informal. Salah satu contoh adalah kelompok yang bernama Arema Tlogomas. Mereka bukan korwil, apalagi mereka bukan Aremania. Menurut ketuanya, mereka Arema bukan Aremania karena tujuan mereka mendukung Arema tetapi bukan itu
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
saja. Tujuan yang lebih dipenting adalah mendukung persatuan Indonesia. Di tempatnya ada gambar mantan Presiden Soekarno dan bendera Indonesia.
Upayanya tergantung pada semangat dan sumbangan dari
anggotanya. Selain itu mereka menjual bermacam-macam kerajinan supaya ada sumber dana untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kegiatannya. Kegiatan termasuk perayaan terhadap Indonesia dan Arema setiap Agustus. Ternyata bahwa mereka tidak diterima di daerah sekitarnya oleh RT. Jadi mereka tidak mempunyai status resmi seperti korwil. Walaupun jumlah korwil banyak dan ditambah kelompok suporter lain, semuanya muncul rukun sekali di stadion. Sebenarnya itu karena Arema dan sepak bolanya tetap dianggap sebagai milik seluruh masyarakat Malang. 11.Suporter Atraktif Selama pertandingan Aremania menyanyi dan goyang dengan meriah. Si Yuli adalah suporter sepak bola dari mana-mana. Di suka menonton liga Inggris, Spanyol dan Itali. Dan juga tahu tentang perbedaan gaya permainan antara negara Amerika Selatan atau permainan liga belum terkenal seperti di Yunani. Soalnya Yuli juga belajar suporter negara-negara ini. Yang diamati olehnya disesuaikan dengan konteks Malang, Indonesia. Di Itali dan Spanyol lagu disukai oleh suporter, yaitu semacam musik. Sekarang suporter Arema terkenal atas berbagai lagunya. Salah satu yang sering dinyanyi suporter begini:
Aremania…Singo edan Sore ini...kamu harus menang Bantai lawanmu…di kandang Singa Aremania mendukungmu
Juga Yuli pernah dapat kaset suporter Chile dari pemain asal Chile. Dengan musiknya sebagai contoh sebuah lagu utama Aremania dibuat:
Ayo…Ayo Arema... Sore ini…Kita Harus Menang Heh…heh…heh!
Menarik bahwa ada semacam kerjasama antara commit to juga user suporter dan klub Arema dengan pemain sepak bola berasal dari Chile. Sepak bola dan juga supoter Malang agak dipengaruhi negara Chile. Juga dipengaruhi oleh gaya suporter Brasil. Di bawah tokoh dirigen ada pemain tambur membuat sausana seperti sepak bola di Brasil. Di Inggris suporter tidak menyanyi tetapi suka teriak kata-kata. Kalau lawan Arema mengambil ‘free-kick’
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Aremania teriak:
Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Juga kalau Arema kalah dan perlu mencetak gol supaya tidak dikalahkan suporter teriak:
Arema keras…keras…Arema pisau…pisau
Walaupun berdasarkan pada contoh dari luar kadang-kadang ada lagu yang sangat dipengaruhi konteks suku Jawa. Khususnya konteks ciri-ciri orang Jawa Timur dibandingakan dengan orang Jawa Tengah:
Jangan loyo…jangan kendo Kalau Singo Edan loyo Kalau Singo Edan kendo Bukan Singo Edan Tapi putri Solo
Sambil menyanyi lagu-lagu itu dirigen memimpin para penonton dalam dansa. Gerak-gerik tokoh dirigen ditirukan suporter. Mereka melambaikan tangan dari kiri ke kanan dan melambaikan syal dan bendera. Mereka goyang dan melompat-lompat. Kalau melihat ini dari tribun timur atau VIP kelihatannya luar biasa, yaitu para suporter goyang bersama-sama dengan rukun. Ikut dansa merupakan pengalaman luar biasa, yaitu bisa menikmati suasana pesta Aremania. Di samping itu ada gelombang suporter atau ‘Mexican Wave’ yang bagus sekali kalau stadion penuh.
6. TINJAUAN UMUM MUSEUM 1. Pengertian Tentang Museum Museum memiliki beberapa artian yang di dapat dari berbagai sumber, yaitu antara lain dapat di jelaskan sebagai berikut:
commit to user Museum berasal dari kata MOUSA, yang berarti pengetahuan ruang atas tempat Menyimpan benda-benda (Corporation of Architects 1968)
Berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. (museum, par 2) Museum merupakan suatu badan atau lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, yang bertugas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menghimpun, merawat, meneliti, dan menyajikan benda-benda sebagai pembuktian alam, manusia, dan kebudayaan untuk kepentingan studi, dan rekreasi. (ICOM: International Council of Museum)
Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, merawat benda-benda yang mempunyai nilai-nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya, dsb. (Kamus Besar Indonesia Kontemporer 664)
2. Tugas, Fungsi, dan Peranan Museum Beberapa tugas, fungsi, dan peranan museum antara lain:
Mengumpulkan benda-benda untuk koleksi, merawat, dan mengawetkan.
Membantu metodik dan didaktik sekolahan dengan cara kerja yang berfaedah pada setiap kunjungan ke museum.
Memamerkan benda-benda koleksi dan memasyaratkan
Sarana untuk memamerkan, menyelidiki, dan menerangkan benda-benda koleksi kepada pengunjung
Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan hasil budaya
Sebagai dokumentasi dan penelitian ilmiah
Pusat penyaluran ilmu untuk umum
Pusat peningkatan apresiasi budaya
Media pembinaan sejarah alam, ilmu pengetahuan, dan budaya.
3. Syarat-Syarat Museum Sebagai sebuah ruang untuk ruang pameran untuk karya seni dan ilmu pengetahuan, museum memiliki berbagai syarat ruang, yaitu:
Mendapatkan cahaya yang terang merupakan bagian dari pameran yang baik
Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering, dan debu.
4. Persyaratan Koleksi
commitbenda-benda to user Pengertian koleksi museum adalah sekumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan satu atau berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan. (DPK, 1988 : 19) Adapun persyaratan koleksi, yaitu:
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
1. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika). 2. Dapat diidentifikasikan wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara historis dan geografi, genusnya (dalam orde biologi) atau dalam geologi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (khususnya untuk benda-benda sejarah alam dan teknologi). 3. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan eksistensinya) bagi penelitian ilmiah. 4. Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal menjadi monumen dalam sejarah alam dan budaya. 5. Benda asli (realita), replika atau reproduksi yang sah menurut persyaratan museum. (DPK, 1988 : 20)
7. TINJAUAN MERCHANDISE STORE 1. Pengertian Merchandise Store Merchandise artinya barang yang diperdagangkan. Merchandising merupakan salah satu bidang yang berperan dalam menentukan keunggulan bersaing dari retailer. Merchandising juga dapat didefinisikan sebagai seni atau ilmu pengelolaan merchandise, sehingga di dalam distribusi merchandise tercapai: 1. Produk yang tepat 2. Waktu yang tepat 3. Tempat yang tepat 4. Harga yang tepat 5. Kuantittas yang tepat 6. Kualitas yang tepat 7. Dijual dengan cara yang tepat
2. Faktor dan Proses Merchandise Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan oleh retailer untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya dibandingkan retailer lain, yaitu: 1. Variasi kategori barang yang tersedia (breadth) commit to user 2. Kedalaman jenis barang yang tersedia per kategori (depth) 3. Keunikan barang 4. Harga
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
5. Mutu 6. Jam buka dan jam tutup took 7. Fasilitas kredit perpustakaan.uns.ac.id 8. Suasana took dan rancangan interior
digilib.uns.ac.id
9. Tata letak took 10. Rancangan exterior took
3. Interior Display Interior display merupakan suatu kebutuhan yang perlu diperhatikan, khususnya dalam merchandise store. Dengan adanya display untuk digunakan memajang barang-barang yang dijual, akan membantu dan memudahkan pengunjung dalam memilih barang-barang sesuai keinginan mereka. Contoh penataan display dalam sebuah merchandise store berdasarkan barang yang dijual sebagai berikut:
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: : Jenis barang permintaan : Jenis barang yang mudah didapat : Jenis barang mewah
Service dalam merchandise store dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sevice store, yang dapt menjalin komunikasi antara pengunjung dengan pegawai. Di sini pengunjung tidak perlu repot mencari barang yang diinginkan. Biasanya dilakukan pada exclusive shop yang hanya mendisplay barang contoh. Self service, yang biasanya dilakukan pada merchandise store yang besar. Ini dapat memberikan kebebasan pengunjung untuk memilih barang yang diinginkannya. (De Chiara, Panero, Zelnik,1992).
8. TINJAUAN UMUM CAFE 1. Pengertian Cafe Pada dasarnya CAFE mempunyai arti harafiah yaitu restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, CAFE biasanya digunakan untuk rileks (Kamus Besar Bahasa Indonesia 432). Tempat yang biasanya dipakai untuk membuka CAFE adalah sebuah rumah yang didekorasi dan ditata dengan baik, dan terkadang shoping mall atau sebuah pusat belanja juga untuk sebuah CAFE. Tempat seperti ini biasanya lebih ramai dibandingkan dengan restoran karena banyak tamu yang keluar masuk. Sebuah CAFE juga mempunyai beberapa ruang yang dilihat dari segi keamanan, commit to persyaratan user keselamatan, kenikmatan, dan kesehatan. Suatu hal yang prinsip pada ruang CAFE yang menyangkut persyaratannya adalah persyaratan tentang kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada kebutuhan ruang gerak atau individu. Dengan adanya perkembangan jaman, CAFE ini semakin luas, artinya CAFE tidak saja menjadi
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
tempat menikmati makanan dan minuman, tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi dan mencari teman baru (Neufert, Data Arsitek Jilid 2 120). Aktivitas dari kegiatan tamu dan karyawan menentukan dekorasi sebuah ruangan. Kita dapat mengamati bila seseorang tamu berada di restoran, aktivitas- aktivitas yang menonjol adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id duduk, memesan makanan/minuman, saat makan dan minum, mengambil makanan di meja bufet dan melakukan pembayaran melalui waiter/waitress atau langsung ke counter cashier. Sedangkan aktivitas waiter/waitress yang menonjol adalah melayani tamu, menyiapkan meja yang bersih untuk tamu, membersihkan meja setelah digunakan, menerima pembayaran dari tamu, dan supervisor mengawasi jalannya operasional restoran (Sugiarto dan Sulartiningrum 84). Dalam perancangan interior, desain mebel juga harus dipikirkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dimensi mebel pun bisa mempengaruhi pengunjung untuk berlama-lama duduk ataupun datang, duduk, makan, lalu pergi. Sebuah CAFE secara umum harus memiliki syarat kondisi sebagai berikut: 1. Menarik perhatian dan tidak membuat pengunjung cepat bosan 2. Penghawaan dan sirkulasi yang baik. 3. Pencahayaan dalam ruang yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap (Neufert, Data Arsitek Jilid 2 120).
2. Identitas Perusahaan dalam Interior CAFE Wujud identitas perusahaan dapat dideteksi melalui desain interiornya sendiri yang merupakan salah satu dari elemen tangibles. Desain interior yang sukses didasarkan pada cara kerja yang efektif yang selanjutnya tergantung pada persepsi konsumen akan tempat tersebut. Desain bagian depan suatu CAFE mempengaruhi konsumen mulai dari pandangan pertamanya pada signage dan facade, sampai pada menu makanan. Alur ini dimulai dari eksterior, kemudian berpindah pada area masuk, area makan, bar atau lounge dan toilet. Sebuah organisasi ruang yang efektif dapat berfungsi untuk membantu menciptakan CAFE yang mudah diingat oleh konsumen. Desain ruangan seharusnya dapat dirasakan dan diingat oleh sensori pengunjung, serta memperkuat keputusannya untuk kembali ke sana (Baraban dan Durocher 81). Rahasia untuk mencapai suatu kesesuaian mulai dengan konsep menu dan desain adalah dengan menghubungkan studi pemasaran yang baik dan teliti pada analisa menu sebelum memutuskan elemen desain yang baik pada interiornya. Studi pemasaran diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Type of restaurant
commit to user
Jenis restoran dapat meliputi klasifikasi segmen pasar seperti restoran cepat saji, coffee shops, hotel dining, restoran keluarga, entertainment restaurant, dan corporate cafeteria. 2. The market
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Dalam beberapa kasus, memilih lokasi berdekatan dengan pesaing adalah strategi yang baik. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan identitas yang unik untuk tiap restoran. Ada dua macam persaingan: 1. Primary competitors, adalah restoran yang letaknya berdekatan dan menawarkan jenis makanan dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jenis pelayanan yang sama. 2. Secondary competitors, adalah restoran dengan jenis berbeda namun lokasinya berdekatan. 3. Concept of development Sebuah konsep dapat memberikan tema yang kemudian diidentifikasikan menjadi elemen visual. Sebuah tema memberikan perasaan yang kemudian meninggalkan sesuatu pada imajinasi para pengunjung. 4. Menu Penawaran menu mempengaruhi perilaku konsumen dan keputusan mereka untuk makan di sana atau tidak, atau mencari restoran lainnya. 5. General ambience Tipe restoran yang berbeda menyebabkan perasaan yang berbeda. Hal ini bergantung pada bagaimana perusahaan mendefinisikan suasana apa yang ingin diberikan sebuah cafe. 6. Management philosophy Filosofi manajemen memberikan filosofi pada desain, seperti misalnya pada restoran waralaba, pada umumnya adalah untuk memaksimalkan keuntungan para franchisor. 7. Style of service and service system Service system didefinisikan dengan bagaimana makanan disiapkan dan sampai pada konsumen. Jawaban dari pertanyaan ini akan memberikan pertimbangan spesifik dalam rencana perancangan ruang. 8. Speed of service Kecepatan pelayanan sangat berhubungan dengan rata-rata waktu pergantian. Jika menginginkan pergantian yang cepat, kursi dengan permukaan keras akan membuat pelanggan berpindah dari ruang makan secepat mungkin. (Baraban dan Durocher 16-17)
3. Sistem Penyajian pada CAFE Cara penyajian makanan dalam CAFE terdapat beberapa cara, yaitu : 1. Self Service
commit to user Di mana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung datang, kemudian mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan, kemudian menuju ke kasir dan membayar makanan mereka lalu duduk di tempat yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat. 2. Waiter or Waitress Service to Table
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan, kemudian pramusaji akan melayani mereka, mengantar menu dan makanan hingga membayar ke kasir, sehingga orang tidak perlu beranjak dari kursinya. 3. Counter Service perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Di mana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang ada, biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan service yang tidak formal. 4. Automatic Vending Sistem ini menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin keluar makanan yang dipilihnya (Lawson 58).
9. TINJAUAN UMUM OFFICE Office/ Kantor adalah tempat penyedia informasi dalam rangka memperlancar tugas maupun aktifitas kerja disegala bidang. Dengan demikian kantor merupakan tempat diselenggarakannya aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan informasi untuk memperlancar kegiatan diberbagai unit dan merupakan proses untuk menangani informasi mulai dari penerimaan, mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan mendistribusikan (mengumpulkan) informasi.(Sukoco, 2009). Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya didalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut : 1. Menurut George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie menyatakan “Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak” (1988:200). 2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia” (1956:117). Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya: 1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.
commit to user
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan. 3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu. (The Liang Gie, 1983:162).
perpustakaan.uns.ac.id 10. TINJAUAN UMUM SEKRETARIAT
digilib.uns.ac.id
Sekretariat adalah satuan organisasi yang melakukan rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan perkantoran dan bantuan lainnya yang dilaksanakan sebagai kegiatan penunjang supaya tujuan organisasi dicapai dengan lancer.
B. PENDEKATAN DESAIN 1. Hubungan antar ruang a. Ruang di dalam ruang Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah. b. Ruang-ruang yang saling berkaitan Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran. c.
Ruang-ruang yang bersebelahan Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama 2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.
2. Organisasi ruang Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis commit to user ruang-ruang tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai jenis organisasi yang harus digunakan dalam situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
pemandangan. Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin merangsang organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching, 2000, 188) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut : a. Terpusat
Gambar II. 6 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 189
suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.
Gambar II. 7 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.
Gambar II. 8 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
commit to user Gambar II. 9 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
kebutuhan -kebutuhan individu akan fungsi, menunjukkan kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya. Perbedaan antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II. 10 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah, kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai gerbang masuk.
Gambar II.11 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.
Gambar II.12 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya relatif padat dan secara geometric teratur dapat digunakan untuk menetapkan titik-titik atau “tempat-tempat” di dalam ruangan, menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.
Gambar II.13 Ilustrasi 7 Organisasi commit to userruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
b. Linier
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar II.14 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 189
digilib.uns.ac.id
Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.
Gambar II.15 Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2)
keluar dari
organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang terpotong-potong
Gambar II.16 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan ruang- ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak seperti sebuah menara. commit to user
Gambar II.17 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: (1) menghubungkan dan mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, (2) berfungsi sebagai dinding atau perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penahan untuk memisahkan ruang menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.
Gambar II.18 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Bentuk-bentuk lengkung danbersegmen pada organisasi-organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisii cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke, pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap lingkungannya.
c. Radial
Gambar II.19 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari. Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam meng gabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda-benda tertentu pada tapaknya.
commit to user
Gambar II.20 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya bebentuk teratur. Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan paniang dan mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Cluster
Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual. Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsungr tanpa mempengaruhi karakternya,
Gambar II.22 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat jugadikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang dalarn hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.
commit to user
Gambar II.23 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190 Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn polanya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang sekelompok ruang atau dalam organisasi
Gambar II.24 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
e. Grid
Gambar II.25 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid tiga dimensi lain. Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi
Gambar II.26 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set ruang unit modular berulang. Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-unsur yang diorganisir.pola-pola ini membuat menjadi satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang dimana ruang-ruang organisasi grid daerah yang walaupun berbeda dalamtohal ukuran, bentuk, atau fungsi, dapat membagi hubungan commit user bersama.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.27 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Dalam daerah grid ini , ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah-daerah terisolir atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika dipandang sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set kedua berupa ruang-ruang negatif. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai dimensi ruang-ruangnya atau untuk menegaskan daerah ruang untuk sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah. perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu hirarki rnodul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi dan lokasinya. 3. Pola sirkulasi Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya “Bentuk Ruang danSusunannya”, adalah : a. Linear
Gambar II.28 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221
semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang. Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang, membentuk kisaran.
a. Radial
Gambar II.29 Sirkulasi Radial Sumber : Ching, 2000, hal 221
commit to user Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti sebuah pusat, titik bersama. b. Spiral
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar II.30 Sirkulasi Spiral Sumber : Ching, 2000, hal 221
digilib.uns.ac.id
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang berubah. 1. Grid
Gambar II.31 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat 2. Network
Gambar II.32 Sirkulasi Network Sumber : Ching, 2000, hal 221
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang. 3. komposit Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya.
4. Furniture Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup, manusia membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan keperluan sehari-hari. Oleh karenanya Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak akan memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilangkapi dengan furniture, barulah ruang tersebut commit to user dapat berfungsi. Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai sedang fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat terhadap luasan ruang,
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
system pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi lainnya. Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain. Desain furniture dibagi atas dua kategori : 1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis, lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain bertambah populer. 2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan tidur. (Desain Interior, 1999 : 172)
5. Warna Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya dalam kehidupan ini. Menurut Helen Graham (seorang dosen psikologi di Keele University) dalam bukunya “Penyembuhan dengan Warna”, warna adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna dalam penyembuhan bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. (Helen Graham, Penyembuhan Dengan Warna, 1998, hal 4). Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan oleh warna yang dikemukakan oleh Helen Graham, Yaitu: a) Merah Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul, dasar tulang punggung, prostate, testes, saluran kemih dan kelamin. Warna ini merangsang aktivitas fisik dan vitalitas, perasaan-perasaan aman, stabil, percaya diri, dan kehangatan.
commit to user
Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak. Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan orang dewasa yang hiperaktif, yang
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
menggunakan kekerasan dan agresif, atau pada situasi kerja yang menggunakan mesin-mesin yang bisa berbahaya dan membutuhkan konsentrasi, ruang untuk membaca, atau kamar tidur. b) Oranye perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas, ginjal, dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolisme, pencernaan, penghilangan racun, daya tahan terhadp penyakit, energi-energi fisik dan emosi, seksualitas, penampilan atlet dan selera fisik, mengatur keseimbangan gula dan cairan didalam tubuh. Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau tempat terjadi perkumpulan social. Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat. c) kuning kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system saraf simpatik sehingga memberikan energi pada otot, denyut jantung, pencernaan, dan peredaran darah. Warna ini merangsang saluran pencernaan, aktivitas mental, kejelasan mental, alasan lisan, dan kekuatan kemauan. Gunakan warna kuninga di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup, dan untuk dekorasiruang atau gedung yang digunakan ole hank-anak yang mengalami kesulitan belajar. Jangan gunakan warna ini pada ank dan orang dewasa yang hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan perilaku, dan ruang istirahat. d) Hijau Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paru-paru, bronchus, lengan, tangan, kulit, peredaran darah sirkuler, dan system daya tahan tubuh. Hijau menunjukkan perasaan yang positif, kasih saying, dan kepekaan. Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan ketenangandan kedamaian, diperlukan kepekaan atau aktivitasnya melibatkan sentuhan fisik, serta ruang-ruang istirahat. Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau bagi penderita penyakit auto-imunitas. e) Biru langit Memberi energi pada kelenjar tiroid sehingga memberi energi pada metabolisme, pengendalian suhu commit to user tubuh. Warna ini merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab pribadi, dan pendengaran. Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, setiap ruangan atau bangunan yang digunakanuntuk prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan dingin, dan bagi mereka yang sedang
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
menderita gangguan insomnia dan mengalami syok. Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa yang mengalami kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang lambat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id f) Biru gelap atau indigo Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian bawah, system saraf pusat dan system endokrin terutama hormone serotonin dan melatonin, Karena itu biru gelap merangsang aktivitas hormonal diseluruh tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau paranormal. Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi (renungan) dan meditasi. Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-pusat aktivitas fisik. g) Ungu atau violet Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak bagian atas dan system saraf, kreativitas, ilham, estetika (keindahan), kemampuan artistic, dan cita-cita luhur. Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan spiritualitas, memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas, kesadaran dan meditasi, ruang-ruang teater, ruang kelas anak-anak. Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau diruangan dan bangunan yang ditinggali oleh orang yang memiliki gangguan mental, terutama mereka yang menderita delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi) atau kecenderungan untuk mengundurkan diri.
6. Elemen pembentuk ruang a. Lantai Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994, hal.6). Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan to kerangka commit user itu harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1988, hal.329). Persyaratan lantai: 1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
2) Mudah dibersihkan 3) Kedap suara 4) Tahan terhadap kelembaban perpustakaan.uns.ac.id 5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu : 1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi, sbb: a) Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada penyerapan bunyi. b) Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles) memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan dengan tumpukan lembaran (loop piles). c) Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan bertambah. d) Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi penyerapan bunyi. 2) Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl, aspal dan cor. 3) Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai sebagai bahan lantai. 4) Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan lantai yang terbuat dari kayu. Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk arus lalu lintas agar pengunjung tidak bingung dan dapat melihat seluruh stand partision ataupun barang-barang yang sedang dipamerkan. Pada ruang-ruang tertentu seperti dapur, pantry, kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai yang kedap air serta warna pola yang serasi dengan fungsi dan perrawatannya. Pada dareah pertokoan lanati dipasang pada jalur lintas orang berjalan (hall) dengan motif yang berbeda-beda agar member kesan adanya perbedaan antar ruang-ruang yang ada di dalam kompleks tersebut. Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan konsentrasi hendaknya jangan digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna karena dapat mengganggu. ( Pamudji Suptandar, 1999 ). b. Dinding Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap, sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan (John F. Pile, 1995, hal.222). Dinding merupakan unsur pentingcommit dalam pembentukan ruang, baik sebagai unsur penyekat/ pembagi to user ruang maupun sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
dinding. Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan ruang. Dinding juga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural. ( Pamudji Suptandar, 1999 : 147 ) Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun, 1995 : 56). Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian : 1. Struktur, misalnya : a) Bearing wall
: dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari tumpukan/ urugan tanah.
b) Load bearing wals
: dinding untuk menyokong/ menopang balok, lantai, atap dan sebagainya.
c) Foundation wall
: dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat dan untuk menopang balok-balok lantai pertama.
2. Non struktural, misalnya : a)
Party wall
: dinding pemisah antara dua bangunan yang bersandar pada
masing-masing bangunan. b)
Fire wall
: dinding yang digunakan sebagai pelindung dari pancaran kobaran
api. c)
Certain or Panels wall : dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi rangka baja atau beton.
d)
Partition wall : dinding yang digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang yang lebih kecil didalam ruang yang besar. ( Pamudji Suptandar, 1999 : 145 )
c. Langit-langit (ceiling) Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dancommit sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di to user bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999 : 161) Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas. Kesan pertama adalah adanya
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250). Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah : perpustakaan.uns.ac.id 1) Fungsi langit-langit
digilib.uns.ac.id
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai pengatur udara dan ventilasi. 2) Penentuan ketinggian Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling. 3) Bentuk penyelesaian Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 : 72) Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk dapat menonjolkan
diri
dan
kesan
yang
mewah.
Dengan
melajunya
kemajuan
teknologi,
dan
penemuan-penemuan baru di bidang industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang antara lain : a) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan, dan lain-lain b) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif c) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling), kain beludru d) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks (multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile e) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed f) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja. (Pamudji Suptandar, 1999 : 166)
7. Interior Sistem Didalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior maupun arsitek yang baik, ada baiknya selain memperhatikan keindahan juga memperhatikan perancangan commit to user bangunan yang serba alami. Pencahayaan alami, ventilasi atau penghawaan alami, dan akustik alami. Akan tetapi, tuntutan kehidupan modern dan keterbatasan potensi alam telah menuntut manusia beralih kehal-hal yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan, tidaklah keliru jika diterapkan secara benar.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan, adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id a. Sistem Penghawaan
digilib.uns.ac.id
Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita beruntung hidup di Negara tropis lembab yang nyaman. Dengan melimpahnya flora dan fauna serat masyarakat tidak pernah mengalami musim dingin dan musim panas seperti didaerah gurun pasir. Tetapi pada kenyataannya bahwa ventilasi alami sulit diusahakan di iklim lembab seperti di Indonesia. Suhu diiklim tropis lembab pada umumnya antara 24°-32° C. Akan tetapi, kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat rendahlah yang menjadi persoalan. Sebenarnya kita hidup dilingkungan yang tidak nyaman secara thermal. Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif. Mengingat Negara Indonesia berada pada iklim tropis lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap bangunan perlu mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa disebut sebagai Air Conditioner (AC). Mengingat bahwa penghawaan alami tergantung sekali dengan kualitas udara alami di lingkungan bangunan. Kalau kualitas udara lingkungan tidak sehat dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh pada ventilasi. 1) Pengkondisian udara Ventilasi buatan atau penghawaan buatan (Artificial ventilation/Forced ventilation/Mechanical ventilation) adalah penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan buatan sering juga disebut Pengkondisian Udara (Air Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara didalam bangunan yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, kebersihan, bau, serta distribusinya untuk menciptakan kenyamanan bagi penghininya. Dengan demikian, pengkondisian udara tidak hanya berarti menurunkan suhu (Cooling), tetapi juga menaikkan suhu (Heating). Di daerah tropis lembab yang suhu rata-ratanya tinggi., pengkondisian udara (atau penghawaan buatan) diasosiasikan dengan penyejukan udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin pengkondisian udara yang dikenal luas dengan intilah Air Conditioner (AC). Kipas angin listrik (electric fan) tidak menurunkan udara, tetapi hanya menggerakkan udara saja. Kipas angin listrik ada diantara penghawaan alami dan buatan. 2) Keuntungan penggunaan AC Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan benar akan memberikan banyak keuntungan. Yaitu:
commit to user
a) Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur. b) Kecepatan dan arah angin mudah diatur. c) Kelembaban mudah diatur.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
d) Kebersihaan udara dapat dijaga. Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan sampingan yaitu kenyamanan akustik dan ketenangan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion negatife (ionizer) yang dapt membunuh bakteri, jamur, dan mengikat biang bau, serta memberikan efek segar pada udara ruang. b) Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan dipertahankan, misalnya dengan wewangian.
b. Sistem Pencahayan Cahya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak dapat dibayangkan jika kita hidup tanpa cahaya. Didalam perancangan sebuah interior, unsur cahaya dianggap hal yang paling penting dalam penggunaan kebutuhannya. Karena cahaya selain memberi efek terang, juga ditata dengan baik akan memberikan efek estetik yang akan memberikan keindahan ruang. Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua macam sumber pencahayaan, yaitu : 1) Pencahayaan alami (natural light) Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa langsung diasosiasikan dengan cahaya matahari (daylight). Cahya ini sangat baik bagi manusia. Karena bila mengasingkan manusia dari cahaya matahari secara total akan membawa dampak merugikan baik secara fisik maupun mental (depresi). Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita menggunakan sumber cahaya ini yaitu: a) Cahaya alam murah dan mudah didapat. b) Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik maupun psikologis. c) Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas d) Pencahayaan alami (matahari) mempunyai keterbatasan waktu. e) Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung dengan musim. f) Untuk mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan perangkat penghalang. 2) Pencahayaan buatan (artificial light) Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat yang diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin, lampu minyak tanah, dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung diasosiasikan dengan cahaya lampu.
commit to user
Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari. Karena cahaya ini dapat menggantikan cahaya matahari ketika malam hari.meski tidak ekonomis cahaya ini membarikan beberapa keuntungan, yaitu: a) Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
b) Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya dalam ruang. c) Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang. Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita mengenal dua macam arah cahaya yaitu: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Pencahayaan langsung (direct lighting) Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar langsung ke bidang kerja atau obyek. 2. Pencahayaan tak langsung (indirect lighting) Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar lebih dulu (misalnya ke langit-langit atau kearh dinding). Pencahayan tak langsung sangat baur sehingga menimbulkan suasana lembut. Berdasarkan cakupannya dikenal istilah: 1) Pencahayaan umum (general lighting) Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap. 2) Pencahayaan kerja (task lighting) Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual tertentu, biasanya disesuaikan dengan standart kebutuhan penerangan bagi jenis kerja bersangkutan. 3) Pencahayaan aksen (accent lighting) Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya (fungsi estetik).
c. Sistem Akustik Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting arsitektur maupun interior. Nenek moyang manusia menjadikan suara bagian penting dari peradapan dan kebudayaan mereka yang tidak hanya di gunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, manusia membutuhkan akan alat yang dapat mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi sesuai keinginan mereka. Terciptanya alat pengeras suara (loudspeaker) berawal dari keinginan manusia untuk menciptakan suara yang di inginkan di tengah kegaduhan didalam ruang. Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki dan mempelajari penghasilan, pengendalian, penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang
to user getaran-gataran mekanis dalam udara ataucommit benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz. Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, 1980, hal. 421). Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik. Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu : 1)
Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran
2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul 3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi (Prasasto Satwiko, 2004, hal.129) Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan benda-benda dalam ruang. b) Konstruksi dan bahan bangunan. c) Luas dan fungsi ruang. d) Pengaruh lingkungan. Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan perangkat alat untuk mengurangi arau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan bunyi lain.
d. Sistem Keamanan Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan sistem sekuriti, CCTV (
commit user (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Closed Circuit Television ) dan Heavy duty door to contact Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
khusus. Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa pengamanan terhadap bahaya kebakaran. perpustakaan.uns.ac.id 1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :
digilib.uns.ac.id
a) Sistem pendeteksi awal -
Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.
-
Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 1350C -
1600C
b)
Fire extinguisher
Gambar II.33 Fire extinguisher Sumber : http://www.google.com/products/catalog c) Sprinkler Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari dinding.
Gambar II.34 Water Sprinkler
commit to user Sumber : http://www.safetec.com d) Hidrant Kebakaran Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.35 Hidrant Kebakaran Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Fire_hydrant
Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti : a) Fire damper Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut. b) Smoke & heat ventilating Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut. c) Vent & exhaust Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga. Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut: a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang dapat terbakar. b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar. c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2. Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak 2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia Sistem keamanan dari ancaman kejahatan (pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV commit tomanusia user (Close Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III STUDI LAPANGAN
A. TINJAUAN UMUM a. Asumsi Lokasi Pertimbangan Perancangan Lokasi Secara Umum Dalam penentuan lokasi Community Center Supporter Arema Indonesia diperlukan suatu pertimbangan yang matang dan faktor pendukung antara lain : 1. Lokasi Strategis dan mudah dijangkau 2. Terletak ditengah kota namun tetap mempunyai tingkat
ketenangan yang
memadai untuk relaksasi. 3. Lokasi dekat dengan Pusat Kegiatan Masyarakat
Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi yang ditentukan yaitu di daerah Jl.Semeru, Malang, yang termasuk merupakan kawasan pusat kegiatan masyarakat yang antara lain terdapat Stadion Gajayana, Mall Olympic Garden,
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lapangan tenis, lapangan basket, lapangan bola voli, kolam renang berstandar internasional dan Pasar Wisata ( pada hari minggu ).
b. Letak Geografis Kota Malang Terletak pada ketinggian antara 440 – 667 dpl, serta 112,06 Bujur Timur dan 7,06 – 8,02 Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung :
Gunung Arjuno di sebelah Utara
Gunung Tengger di sebelah Timur
Gunung Kawi di sebelah Barat
Gunung Kelud di sebelah Selatan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daerah yang berbatasan dengan kota Malang antara lain :
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Arah Timur : Kecamatan Paks dan Kecamatan Tumpang b. Arah Barat: Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau c. Arah Utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso d. Arah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji c. Kadar Udara
Berhawa sejuk dan kering, curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mm dan kelembaban udara rata-rata 72 %
d. Keadaan Geologi Keadaan tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang antara lain :
Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri
Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur
Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan
e. Jenis Tanah Jenis tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang ada 4 macam, antara lain :
Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.
Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %. f. Potensi Kota Malang Potensi Ekonomi Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi lima kecamatan (Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru),57 Kelurahan. Kota ini memiliki jumlah penduduk 756.982 Jiwa (sensus penduduk 2000). Kota Malang pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi unggulan di sektor perkebunan. Komoditi yang dihasilkannya antara lain, berupa kelapa dalam dengan jumlah produksi sebesar 242 ton. Dari segi ekonomi, total nilai PDRB yang dicapai Kota Malang pada tahun 2006 sebesar 10.739.067,46 (dalam jutaan rupiah) dengan konstribusi terbesar datang dari sektor pedagangan, hotel, restoran sebesar, sektor industri pengolahan dan dari sektor jasa. Kota Malang mendapat julukan Switzerland of Indonesia karena kota ini pernah dianggap mempunyai tata kota terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda. Pariwisata Kota Malang mampu menarik perhatian tersendiri, dari segi geografis, Malng diuntungkan oleh keindahan alam daerah sekitarnya seperti Batu dengan agrowisatanya, pemandian selecta, Songgoriti atau situs-situs purbkala peninggalan kerajaan Singosari. Di sektor perdagangan mampu mengubah konsep pariwisata kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota wisata belanja. Selain perdaganagan, Kota Malang juga terkenal dengan industrinya, berbagai macam
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
industri seperti makan, minuman, kerajinan emas dan perak sampai garmen , disamping itu juga terdapat kerajiana keramik yang berada di Dinoyo mulai berkembang dan mendapatkan tempat di kalangan pecinta keramik di tanah air.
g. Perkembangan Potensi Kota Malang a. Fasilitas Perdagangan Kota Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional. Kegiatan perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok yaitu : Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan sejenisnya (pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang. Jenis kegiatan skala besar (grosir), terpusat di pusat kota. Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan jasa misalnya showroom) berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat, dan Jakgung Suprapto dan berkembang sampai Arjosari. Jenis perdagangan jenis lain tersebar hampir seluruh kawasan. Sektor pergudangan, dimana pada sektor pergudangan ini Kota Malang tidak mempunyai kawasan tertentu. Lokasi pergudangan yang ada di Kota Malang bercampur dengan kawasan industri seperti di kawasan industri Bandulan dan Ciptomulyo. Sektor transportasi, dimana terdapat dua jenis sistem transportasi yaitu transportasi jalan raya dan transportasi kereta api. Kedua sistem transportasi tersebut cenderung mengalami perkembangan pesat, khususnya transportasi kereta api, dimana merupakan salah satu angkutan alternatif masa depan karena mempunyai keunggulan yaitu bebas dari kemacetan. b. Fasilitas Jasa Komersial
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Meliputi fasilitas-fasilitas akomodasi ( hotel, losmen ), jasa keuangan atau perbankan, serta perkantoran perdagangan. c. Sarana lain yang cukup penting Memiliki cukup banyak terminal angkutan darat dan bandara Abdurrahman Saleh.
h. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Malang Pembangunan Daerah perlu diarahkan pada pemanfaatan ruang wilayah secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah daerah dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan. Berdasarkan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Tata Ruang No. 26 Tahun 2007 menunjukkan bahwa setiap RTRW harus ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTRK sebagai perangkat operasional RTRW. Menindaklanjuti hal tersebut di atas Pemerintah Kota Malang telah membuat Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Malang Tengah tahun 2012-2032. Sebagai upaya pelibatan peran masyarakat serta dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang :
Pasal 65 Ayat(1), "Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan peran msyarakat";
Pasal 65 Ayat(2), "Peran masyarakat dalam penataan ruang
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan, antara lain melalui : a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang; b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang; c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan ruang :
Pasal 20, "Prosedur penyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (1) meliputi : a. Proses penyusunan rencana tata ruang; b. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan c. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku kepentingan"
Pasal 61 Ayat (1), "Prosedur penyusunan rancana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 untuk Rencana Detail Tata Ruang meliputi : a. Proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang; b. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten/kota dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang; dan c. Pembahasan rancangan Rencana Detail Tata Ruang oleh pemangku
kepentingan
di
tingkat
kabupaten/kota"
sebagaimana ditambahkan pada penjelasan Pasal 61 Ayat (1) Huruf b, "Pelibatan peran masyarakat dalam penyusunan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rencana Detail Tata Ruang antara lain dilakukan melalui penjaringan opini publik, forum diskusi, dan konsultasi publik pada tingkat kabupaten/kota"
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang : a. Pasal 6, "Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa : a. masukan mengenai : 1) Persiapan penyusunan rencana tata ruang; 2) penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan; 3) pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan; 4) perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau penetapan rencana tata ruang b. kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang. b. Pasal 7 Ayat (1), "Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara aktif melibatkan masyarakat; c. Pasal 7 Ayat (2), "Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang kegiatan penataan ruang, yang memiliki
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang. Pembentukan struktur tata ruang yang ada di wilayah Kota Malang, terbentuk karena masing-masing kawasan mempunyai potensi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa sudut pandang salah satunya adalah berdasarkan fungsi kegiatan yang terbagi atas 2 yaitu :
a.
Fungsi Primer Fungsi primer yang ada di Kota Malang adalah : Sektor industri, dimana pada kondisi eksisting terdapat 3 lokasi kawasan industri dan 1 lokasi industri yang berbentuk koridor yang letaknya menyebar yaitu : Kawasan industri terletak di Jalan Karya Timur yang berkembang ke arah timur sampai Jalan Simp. Laksda Adi Sucipto Kawasan industri yang terletak di Jalan Raya Bandulan,
Kawasan
industri yang terletak di sebelah selatan yaitu di Kelurahan Ciptomulyo dimana pada masa mendatang akan dipindahkan. Industri keramik yang terletak di Dinoyo, dimana letaknya terpencar-pencar dan cenderung berbentuk linier. Sektor perdagangan, dimana pada sektor ini Kota Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional. Kegiatan perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok yaitu : Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan sejenisnya (pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang. Jenis kegiatan skala besar (grosir), terpusat di pusat kota.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan jasa misalnya showroom) berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat, dan Jakgung Suprapto dan berkembang sampai Arjosari. Jenis perdagangan jenis lain tersebar hampir seluruh kawasan. Sektor pergudangan, dimana pada sektor pergudangan ini Kota Malang tidak mempunyai kawasan tertentu. Lokasi pergudangan yang ada di Kota Malang bercampur dengan kawasan industri seperti di kawasan industri Bandulan dan Ciptomulyo. Sektor transportasi, dimana terdapat dua jenis sistem transportasi yaitu transportasi jalan raya dan transportasi kereta api. Kedua sistem transportasi tersebut cenderung mengalami perkembangan pesat, khususnya transportasi kereta api, dimana merupakan salah satu angkutan alternatif masa depan karena mempunyai keunggulan yaitu bebas dari kemacetan. b.
Fungsi Sekunder Fungsi sekunder yang akan dikembangkan di Kota Malang adalah sebagai kawasan industri, perdagangan, transportasi, perkantoran, kesehatan, peribadatan dan olah raga. Pendidikan, dimana Kota Malang merupakan pusat pendidikan dalam lingkup SWP maupun nasional (sesuai dengan salah satu semboyan Tri Bina Cita). Hal itu tercermin dari banyaknya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Khususnya perguruan tinggi mempunyai tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, baik swasta maupun negeri seperti Unibraw, IKIP Negeri Malang, ITN, Unmuh, Unmer, ABM, Widya Gama dan IAIN. Kawasan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
militer di Ksatrian, dimana dikawasan militer ini juga terdapat pendidikan umum. Pariwisata, dimana pada sektor pariwisata Kota Malang berkembang pada pusat pelayanan sarana wisata terutama pada akomodasi, berbelanja, dan fasilitas lainnya Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat : a.
Ketersediaan lahan kota.
b.
Keterkaitan antar kegiatan.
c.
Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.
d.
Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.
e.
Karakteristik budaya masyarakat.
f.
Peninggalan budaya dan sejarah kota. Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah
kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa mendatang (2013), yakni : a.
Penyediaan areal pusat pariwisata.
b.
Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.
c.
Penyediaan areal olahraga.
d.
Penyediaan areal relokasi industri.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e.
Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.
f.
Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan
perbelanjaan. g.
Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.
h.
Penyediaan areal lingkungan perumahan. Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun
2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar faktor
lokasi,
kecenderungan
perkembangan,
dampak
lingkungan,
kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini ( lembar berikutnya )
B. TINJAUAN KHUSUS Tinjuan Lapangan 1. City of Arema
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Lokasi City of Arema terletak di jalan Trunojoyo Malang (dekat dengan stasiun Kota Baru) adalah sebuah toko/distro yang khusus menjual berbagai merchendise yang berhubungan dengan sepak bola,khususnya merchendise klub Arema Indonesia FC. Distro City of Arema terdiri dari 3 toko yang dijadikan satu, membuat distro ini cukup luas. b. Fasilitas dan Tema City of Arema ini adalah sebuah distro, oleh karena itu fasilitas yang disediakan adalah berbagai macam produk merchandise yng berhubungan dengan sepak bola, khususnya Arema Indonesia FC. City of Arema menyediakan berbagai macam merchendise mulai dari kaos, hem, jaket, boneka, mug, gantungan kunci, syal dsb yang semuanya berhubungan dengan klub Arema Indonesia FC. Tema yang dihadirkan sebenarnya tidak terlalu jelas, karena pemilik sepertinya memang tidak memperdulikan penataan interior distronya, tetapi melihat banyaknya atribut-atribut arema yang di display, penulis menyimpulkan bahwa pemilik menginginkan tema tersebut terbentuk dari dominasi atribut Arema, oleh karena itu tema yang dihadirkan adalah Arema. c. Elemen Pembentuk ruang - Dinding Dinding pada bangunan ini mengaplikasikan perpaduan finising berupa cat,
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
material kayu dan kaca. - Lantai Lantai yang digunakan adalah plester yang di finishing cat berwarna biru, keramik, dan metal. - Ceiling Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing cat plafon warna putih. d. Interior Sistem - Penghawaan Penghawaan pada toko ini menggunakan penghawaan alami dan buatan(kipas angin) - Pencahayaan Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan alami dari bukaan jendela serta dinding kaca. Namun tetap menggunakan bantuan pencahayaan buatan. - Akustik Distro ini tidak memiliki akustik yang baik, karena soundsystem untuk pemutar lagu-lagu arema di letakkan di luar toko. e. Furniture Furniture yang digunakan menggunakan material kayu dengan finishing melamik warna natural agar kesan alami dapat terwujud, dan beberapa diantaranya adalah menggunakan metal, seperti yang digunakan untuk menggantung pakaian dan etalase kaca
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Foto Survei lapangan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Ongisnade Café & Store
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Lokasi Ongisnade Café & Store terletak di jalan Ciliwung adalah sebuah ruko yang menyediakan fasilitas café dan store. Lokasinya dekat dengan jalan protocol kota Malang sehingga cukup mudah dalam mencapai lokasinya b. Fasilitas dan Tema Ongisnade Café & Store
ini adalah sebuah ruko, Mereka menyediakan
berbagai macam merchandise yang berhubungan dengan klub Arema Indonesia FC. Ongisnade Café & Store menyediakan fasilitas untuk nonton bareng. Ongisnade Café & Store menyediakan berbagai macam merchendise mulai dari kaos, hem, jaket, boneka, mug, gantungan kunci, syal dsb yang semuanya berhubungan dengan klub Arema Indonesia FC. Tema yang dihadirkan adalah modern karena terlihat dari bentuk-benuk furnishing yang cukup simple. c. Elemen Pembentuk ruang - Dinding Dinding pada bangunan ini mengaplikasikan perpaduan finising berupa cat, material kayu dan kaca. - Lantai Lantai yang digunakan adalah keramik berwarna putih. - Ceiling Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing cat plafon abu-abu dan hitam.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Interior Sistem - Penghawaan Penghawaan pada toko ini menggunakan penghawaan alami dan buatan(kipas angin) - Pencahayaan Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan alami dari bukaan jendela serta dinding kaca. Namun tetap menggunakan bantuan pencahayaan buatan. - Akustik Ongisnade Café & Store ini menggunakan dinding sebagai peredam suara pada area nonton bareng.
e. Furniture Furniture yang digunakan menggunakan material kayu dengan finishing warna abu-abu, dan beberapa diantaranya adalah menggunakan metal.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISA DESAIN A. PROGRAMMING 1. DEFINISI PROYEK Perancangan sebuah public dan comercial space, dengan keluasan interior area 1200m2 - 1500m2 (adalah ruang/bangunan yang bediri sendiri tidak tergabung dalam mall/square). Bangunan pada perancangan kali ini adalah Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC. Didirikan
dan
dibangun
di
kota
Solo
dengan
pertimbangan-pertimbangan yang terkait adalah site plan yang berada di kawasan perkotaan, yang lazim dengan kegiatan bisnis perekonomian dan pariwisata. Sehingga mendukung kegiatan utama yang dilakukan di dalam bangunan ini.
2. ASUMSI LOKASI Pertimbangan Perancangan Lokasi Secara Umum Dalam penentuan lokasi Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC di Malang diperlukan suatu pertimbangan yang matang maupun faktor pendukung bagi terlaksananya kegiatan pada Community Center, antara lain : a. Lokasi mempunyai akses yang tingggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang operasional. b. Lokasi merupakan salah satu konsentrasi publik, sehingga
mudah
dijangkau. c. Lokasi tersebut dekat dengan Pusat Kegiatan Masyarakat
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Lokasi dekat dengan Stadion Gajayana sebagai base Arema Indonesia FC Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi yang ditentukan yaitu di daerah Jl.Semeru, Malang, yang merupakan salah satu kawasan kegiatan masyarakat Malang.
3. STATUS KELEMBAGAAN Status kelembagaan dari Community Center ini adalah milik swasta,
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimana pengelolaanya secara penuh didukung oleh Departemen Pariwisata dan dengan perijinan dari PERDA perihal perijinan daerah tentang usaha rekreasi dan hiburan.
4. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi dari Community Center Suporter Sepakbola Klub Arema Indonesia FC ini adalah sebagai berikut :
5. PROGRAM KEGIATAN Jam buka pada Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini berbeda-beda: -
Untuk museum beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 – 22.00
-
Untuk Café beroperasi tiap hari mulai pukul 09.00-22.00 (apabila ada even nonton bareng beroperasi hingga acara selesai)
-
Untuk Office/Kesekretariatan beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00- selesai.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Untuk Merchandise Store beroperasi tiap hari mulai pukul 10.00-22.00.
(1) Kegiatan utama seperti transaksi jual beli,
kesekretariatan, melihat
museum, dan nongkrong/nobar. (2) Kegiatan pengelola seperti administrasi, marketing, pengarsipan, pengarahan, pemberian informasi, pelayanan serta kegiatan pengelolaan operasional, (3) Kegiatan servis yang terdiri dari mecanical electrical, dan maintenence bangunan serta, (4) kegiatan penunjang yang terdiri dari kegiatan menunggu, kebutuhan konsumsi, interaksi, kebutuhan ibadah (mushola) dan kebutuhan lavolatory.
6. ALUR KEGIATAN Pola Kegiatan a. Kegiatan Pengunjung
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kegiatan pengelola
7. PROGRAM RUANG a. Kelompok Pengunjung AKTIVITAS
KEBUTUHAN RUANG
Datang, menyesuaikan diri
Lobby
Mencari informasi
Resepsionis
Melihat Museum
Museum
Melihat-lihat merchandise
Merchandise Store
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mencoba merchandise
Ruang Pas
Membayar
Kasir
Berdiskusi
Sekretariatan
Nongkrong
Cafe
Kebutuhan Konsumsi
Cafe
Aktivitas pribadi
Toilet, Mushola
b. Kelompok staff pengelola AKTIVITAS
KEBUTUHAN RUANG
Pengawasan Persiapan Rapat, koordinasi Penyimpanan Barang Kebutuhan konsumsi Memberikan informasi Museum tour Melayani pengunjung Kebutuhan Konsumsi Aktivitas pribadi
Kantor R. Karyawan R. Rapat R. Gudang dan produksi Pantry Lobby Museum Merchandise Store Cafe Toilet, Mushola
8. BESARAN RUANG Besaran ruang pendidikan desain interior disesuaikan menurut kebutuhan dan standart yang telah ditetapkan berdasarkan ukuran : a.
HD
: Dimensi Manusia dan Ruang Interior
b.
DA
: Data Arsitek
c.
TS
: Time Saver for interior design
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang
digilib.uns.ac.id
Keterangan Kapasitas 20% dari jumlah pengguna bangunan per hari = 40-60 orang : 0.9 Standart m²/orang Luas : 60 x 0.9 = 54 m²
Lobby
Standart
Luas
HD
54 m²
Literatur Lobby
Zona Sirkulasi Sumber : Panero, 2003, hal 33
Lebar Lintasan Publik Utama Sumber : Panero, 2003, hal 201
RUANG
KETERANGAN
STANDAR T
LUAS
10% dari
R. Staf
R. Direktur
pengunjung, 200 x 10% = 20 staf Meja kerja bentuk ‘U’ dengan cabinet : 5.44 m² / staf Luas : 20 x 5.44 = 108.8 ²m Kapasitas 2 orang Standart area
HD
commit to user
108.8 m² TS 24 m²
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerja : 12m²/orang Luas : 2 x 12 = 24
m² Kapasitas 10 orang Standart : 0.8 m²/orang Luas : 10 x 0.8 = 8 m²
R. rapat
HD TS
TOTAL Perhitungan Kebutuhan Ruang
8 m² 140.8 m² 140.8 m² + 20% = 168.96 m²
Kursi untuk penggunaan umum Sumber : Panero, 2003, hal 128
RUANG
KETERANGAN
Merchandise Store
Cafe
Museum
Kapasitas 70% dari jumlah pengguna bangunan per hari = 150 orang : 0.9 Standart m²/orang Luas : 150 x 0.9 = 135 m² Kapasitas asumsi 200 orang Area makan dan sirkulasi : 1.96 m²/orang : 2.57 Dapur m²/staf, asumsi 15 staf 15 x 2.57m² = 38.55m² Luas : (150 x 1.96)+38.55 = 294 + 38.55 = 430.55 m² Kapasitas 70% dari jumlah pengguna bangunan per hari = 150 orang
STANDAR T
LUAS
HD
135 m2
HD
430.55 m²
asumsi
commit to user
180 m²
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
: 1.2 Standart m²/orang Museum:150 x 1.2 = 180m² TOTAL Literatur ruang rileks
914.51 m²
Jarak Bersih minimal di belakang kursi makan Sumber : Panero, 2003, hal 146
Kebutuhan jarak bersih antara meja amkan dan bufet Sumber : Panero, 2003, hal 145
Loker
R. Administrasi
R. Cleaning Servis
R. Toilet, Lavatory
Mushola
Asumsi pengguna 100 orang Luas @loker = 0.3 m² Luas : 100 x 0.3 m² =30 m² Kapasitas 10 orang Standart area kerja : 2.84m²/orang Luas : 10 x 2.84 = 28.4 m² Kapasitas 5 Luas area kerja : 1.64m²/orang Luas : 5 x 1.64 = 8.2m² Kapasitas 20 orang Standart : 2.42m²/orang Luas : 20 x 2.42 = 48.4 m²
HD 30 m²
HD 28,4 m²
HD 8.2 m²
HD
commit to user
48.4 m² TOTAL
115 m²
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1029.51 m²
LUAS KEBUTUHAN RUANG
9. PEMBENTUK RUANG a.Lantai Analisa Penggunaan Bahan Lantai Ruang
Dasar Pertimbangan
Sekretaria
a. Efisiensi
t/ Office
bahan
Kriteria Bahan
penggunaan
a. Mempunyai sifat
Alternatif Bahan a. Keramik
akustik
tile
b. Aktifitas pengunjung
b. Tahan lama
b. Granit
c. Lay out
c. Mudah perawatan
c. Marmer
d. Bentuk ruang
dan pembersihan
e. Fungsi ruang
d. Kuat
f. Besaran ruang
menahan
beban e. Tidak licin
h. Akustik
f. Tahan lembab
i. Dapat menampung pola
g. Tahan gores
ruang
dan
furniture yang dinamis
laminated e. Temperated
g. Sistem sirkulasi
penataan
d. Wood
glass f. Marmer
h. Daya pantul sinar tidak lebih dari 30%
Museum
a. Efisiensi
penggunaan a. Mempunyai
bahan
akustik
b. Aktifitas pengunjung c. Lay out
b. Granit
b. Desain
dapat c. Stone/batu
memberikan arahan
d. Bentuk ruang
c. Tahan lama
e. Fungsi ruang
d. Mudah
f. Besaran ruang
e. Kuat
h. Akustik
menahan
beban
Dapat menampung pola penataan
perawatan
dan pembersihan
g. Sistem sirkulasi
i.
sifat a. Keramik tile
ruang
f. Tidak licin
dan g. Tahan lembab commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
furniture yang dinamis
h. Tahan gores i. Daya pantul sinar tidak lebih dari 30%
Merchandise a. Efisiensi Store
penggunaan a. Mempunyai
bahan
sifat
akustik
b. Aktifitas pengunjung
a. Keramik tile
b. Desain
dapat
b. Granit
c. Lay out
memberikan arahan
c. Wood
d. Bentuk ruang
(guidance)
laminated
e. Fungsi ruang
c. Tahan lama
f. Besaran ruang
d. Mudah
g. Sistem sirkulasi
perawatan
dan pembersihan
h. Akustik
e. Kuat
i. Dapat menampung pola penataan
d. Parquet
ruang
menahan
beban
dan f. Tidak licin
furniture yang dinamis
g. Tahan lembab h. Tahan gores i.
Daya pantul sinar tidak lebih dari 30%
Cafe
d.
Efisiensi
penggunaan bahan e.
a.
Mempunyai
sifat
akustik
Aktifitas
b.
pengunjung
Desain
dapat
memberikan arahan
f.
Lay out
c. Tahan lama
g.
Bentuk ruang
d.
h.
Fungsi ruang
i.
Besaran ruang
e. Kuat menahan beban
j.
Sistem
f. Tidak licin
sirkulasi
Mudah
perawatan
dan pembersihan
g. Tahan lembab
k.
Akustik
h. Tahan gores
l.
Dapat
i. Daya pantul sinar
menampung pola penataan tidak lebih dari 30%
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruang dan furniture yang dinamis
b.Dinding Analisa Penggunaan Material Dinding Ruang
Dasar Pertimbangan
Kriteria Bahan
Alternatif Bahan
a. Mendukung akustik a. Gypsumboard
Sekretariat
a. Lay out
dan Office
b. Pola lantai
agar suara dari luar
c. Potensi luar ruang
ruangan tidak
d. Bentuk ruang dan
masuk ke dalam
c. Partisi kayu
ruang .
d. Kaca
rencana bukaan
b. Karpet wall to wall
b. Tahan lama
e. Dinding sebagai pembatas visual,
c. Tahan gesek
pelindung cuaca,
d. Mudah perawatan
pengatur sirkulasi
e. Tahan terhadap
udara, pendukung
perubahan suhu
estetik
dan kelembaban f. Mendukung
f. Akustik
fleksibilitas ruang
g. Mendukung fleksibilitas ruang h. Mendukung suasana ruang i. Fungsi ruang Museum
a. Mendukung akustik
a. Lay out b. Pola lantai
agar suara dari luar
c. Potensi luar ruang
ruangan tidak masuk
d. Bentuk ruang dan
ke dalam ruang .
a. Gypsumboard b. Karpet wall to wall c. Partisi kayu
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rencana bukaan yang
b. Tahan lama
ada
c. Tahan gesek
d. Kaca
d. Mudah perawatan
e. Dinding sebagai
e. Tahan terhadap
pembatas visual, pelindung cuaca,
perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi
kelembaban
udara, pendukung
f. Mendukung fleksibilitas ruang
estetik f. Akustik g. Mendukung fleksibilitas ruang h. Mendukung suasana ruang i. Fungsi ruang Merchandise a. Lay out Store
a. Mendukung akustik
a. Gypsumboard
b. Pola lantai
agar suara dari luar
b. Partisi kayu
c. Potensi luar ruang
ruangan tidak masuk
c. Kaca
d. Bentuk ruang dan
ke dalam ruang .
rencana bukaan yang
b. Tahan lama
ada
c. Tahan gesek
e. Dinding sebagai
d. Mudah perawatan
pembatas visual,
e. Tahan terhadap
pelindung cuaca,
perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi
kelembaban
udara, pendukung
f. Mendukung
estetik
fleksibilitas ruang
f. Akustik g. Mendukung fleksibilitas ruang h. Mendukung suasana ruang
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i. Fungsi ruang Cafe
a. Lay out
a. Mendukung akustik
a. Gypsumboard
b. Pola lantai
agar suara dari luar
b. Partisi kayu
c. Potensi luar ruang
ruangan tidak masuk
c. Kaca
d. Bentuk ruang dan
ke dalam ruang .
rencana bukaan yang
b. Tahan lama
ada
c. Tahan gesek
e. Dinding sebagai
d. Mudah perawatan
pembatas visual,
e. Tahan terhadap
pelindung cuaca,
perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi
kelembaban
udara, pendukung
f. Mendukung
estetik
fleksibilitas ruang
f. Akustik g. Mendukung fleksibilitas ruang h. Mendukung suasana ruang i. Fungsi ruang
c.Langit-langit Analisa Penggunaan Material Langit-langit / Ceiling Ruang
Dasar Pertimbangan
Sekretariat
a. Lay out
dan Office
b. Konsep lantai dan dinding c. Fungsi ruang dan
Kriteria Bahan a. Mendukung syarat akustik b. Mempunyai kuat yang dapat dukung
Alternatif Bahan a. Acoustic board b. Gypsum board
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aktifitas
konstruksi listrik
d. Struktur serta
c. Ringan
konstruksi atap
c. Multiplek d. Lumbersserin
d. Tahan lama
e. Ketinggian titik
g
e. Mudah perawatan
lampu dan rencana
f. Memiliki nilai
instalasi
estetis
f. Akustik
g. Tahan terhadap
g. Mendukung pada
perubahan suhu
suasana ruang Museum
a. Lay out
a. Mendukung syarat akustik
b. Konsep lantai dan
b. Mempunyai kuat
dinding c. Fungsi ruang dan aktifitas d. Struktur serta konstruksi atap e. Ketinggian titik
Acoustic
board b.
Gypsum
yang dapat dukung
board
konstruksi listrik
c. Multiplek
c. Ringan
d.
d. Tahan lama
Lumberssering
e. Mudah perawatan
lampu dan rencana
f. Memiliki nilai
instalasi
estetis
f. Akustik mendukung
g. Tahan terhadap
pada suasana ruang Merchandise a. Lay out Store
a.
perubahan suhu a. Mendukung syarat
b. Konsep lantai dan dinding
akustik b. Mempunyai kuat
c. Fungsi ruang dan aktifitas d. Struktur serta konstruksi atap e. Ketinggian titik lampu dan rencana instalasi f. Akustik mendukung
a.
Acoustic
board b.
Gypsum
yang dapat dukung
board
konstruksi listrik
c. Multiplek
c. Ringan
d.
d. Tahan lama
Lumberssering
e. Mudah perawatan f.
Memiliki nilai estetis
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada suasana ruang
g. Tahan terhadap perubahan suhu
Cafe
a. Lay out
a. Mendukung syarat
b. Konsep lantai dan dinding
akustik b. Mempunyai kuat
c. Fungsi ruang dan
yang dapat dukung
aktifitas
konstruksi listrik
d. Struktur serta
c. Ringan
konstruksi atap
d. Tahan lama
e. Ketinggian titik lampu dan rencana instalasi f. Akustik mendukung pada suasana ruang
e. Mudah perawatan f. Memiliki nilai estetis g. Tahan terhadap perubahan suhu
10. PENGISI RUANG Furniture menggunakan beberapa macam material seperti kayu, stainless, dsb. Desain furniture yang digunakan adalah simpel, ringan, dan sedikit ornamen menyesuaikan tema kontemporer. Bentuk dan warna sesuai dengan konsep dan tema dari perancangan . Warna biru tetap menjadi dominan dalam perancangan kali ini, karena dapat menciptakan suasana dari klub sepakbola Arema Indonesia FC itu sendiri. Selain itu, agar warna tidak monoton, warna –warna lain akan diaplikasikan terutama warna-warna soft sebagai pendukung tema kontemporer. Bentuk yang digunakan menggunakan bentuk-bentuk yang simpel dan aman bagi pengunjung dan pengelola.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. SISTEM INTERIOR a.
Pencahayaan
Analisa Pencahayaan Ruang Ruang Sekretariat dan Office
Kriteria Analisa Tidak
Alternatif Sistem
memerlukan
daninstalasi
khusus
bahan
Pencahayaan Alami
dalam
Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya Tidak
memerlukan
perawatan
khusus Dapat
digunakan
di
berbagai
tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya Museum
Tidak
memerlukan
instalasi
bahan
khusus
dan
Pencahayaan Alami
dalam
Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya Tidak
memerlukan
perawatan
khusus Dapat
digunakan
di
berbagai
tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merchandise Tidak memerlukan bahan dan Store
instalasi khusus dalam
Pencahayaan Alami
Pencahayaan Buatan
Pencahayaan Alami
Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya Tidak memerlukan perawatan khusus Dapat digunakan di berbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
Cafe
Tidak memerlukan bahan dan instalasi khusus dalam pengoperasiannya Tidak memerlukan perawatan khusus Dapat digunakan di berbagai tempat, keadaan, waktu dan model yang sesuai dengan perancangan yang diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan benda yang memerlukan cahaya
b. Penghawaan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisa Penghawaan Ruang Ruang Sekretariat dan Office
Kriteria Analisa Tidak instalasi
memerlukan
bahan
khusus
Alternatif Sistem dan
Penghawaan Buatan
Penghawaan Buatan
Penghawaan Buatan
Penghawaan Alami
dalam
pengoperasiannya Mudah dalam pengoperasiannya Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat Museum
Tidak instalasi
memerlukan
bahan
khusus
dan dalam
pengoperasiannya Mudah dalam pengoperasiannya Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat Merchandise Tidak Store
instalasi
memerlukan
bahan
khusus
dan dalam
pengoperasiannya Mudah dalam pengoperasiannya Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat Cafe
Tidak instalasi
memerlukan
bahan
khusus
dan
dalam
Penghawaan Buatan
pengoperasiannya Mudah dalam pengoperasiannya Mampu memberikan derajat kelembaban sesuai dengan yang diinginkan pada suatu tempat
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Akustik Dalam sistem akustik, sumber bunyi dari suatu kegiatan (manusia atau mesin) akan menimbulkan dampak yang enak didengar atau tidak enak didengar (gaduh / bising). Kebisingan mempunyai pengaruh dalam kenyamanan fisik suatu wadah kegiatan (bangunan) yang tingkat kebisingannya berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga untuk mengantisipasinya perlu tinjauan konsep perencanaan dan perancangan arsitektur yang memperhatikan akustik.
12. SISTEM KEAMANAN a. Dari Ancaman Kebakaran Suatu perancangan yang baik tentunya memperhatikan masalah keamanan dari segi fisik bangunn dan terutama yang menyangkut kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang mengganggu serta membahayakan jiwa seseorang. Maka diperlukan sarana peralatan yang berhubungan dengan keamanan yang dapat diletakkan paada titik utilitas bangunan. Peralatan tersebut dapat berupa : 1) Hidran air : pipa dengan kran air dimana tersedia selang dan alat semprot air dengan lampu kontrol guna mengantisipasi kebakaran. 2) Sprinklers : alat kran air yang dipasang dengan jarak tertentu dihubungkan dengan pipa air diatasnya, dipasang satu sistem dengan heat detektor, sehingga jika kondisi panas dengan suhu tertentu atau
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terjadi kebakaran alat tersebut otomatis menyemprotkan air 3) Tabung gas berisi gas CO2 atau obat kimia anti api yang dilengkapi dengan alat penyemprot ( liquid foam ) 4) Tersedia sign keluar ruangan dan kapak merah apabila diperlukan untuk memecah dinding kaca b. Dari Ancaman Kejahatan Manusia Dasar pertimbangan : 1) Sistem operasionalnya yang mudah dan memiliki kemampuan tinggi untuk melindungi bangunan 2) Tidak mengganggu penampilan bangunan 3) Bentuk dan luasan bangunan 4) Jenis sistem yang digunakan : a. Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang digunakan untuk memantau atau memonitor kegiatan yang sedang berlangsung dengan menggunakan camera TV sebagai alat monitoring b. Sistem door and exit control Merupakan sistem dengan pemakaian pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang datang dari luar bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan dengan luar bangunan diberi dan diawasi oleh seperangkat alat pendeteksi elektronik.
13. SISTEM ORGANISASI RUANG Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC, maka orgaanisasi ruang harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan pengunjung. 2. Tingkat efisiensi ruang yang cukup. 3. Pengaturan tingkat kebisingan untuk menciptakan suasana relaksasi. 4. Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah. Alternatif pengorganisasian ruang Organisasi
Keuntungan
Ruang a)
Linier
Mudah
Kerugian
menyesuaikan
kondisi
Kurang
efisien,
dan
butuh banyak ruang
Sirkulasi jelas dan terarah
Pencapaian mudah
utama
Adanya hirarki ruang
ruang
Tidak
ada
orientasi
dari
semua
Tidak
ada
pengelompokan
dan
pemilahan
kegiatan
berdasarkan
sifat
fungsi kegiatan
Terpusat
Memiliki pusat / orientasi
Arah sirkulasi terpusat
kegiatan
pada
Bersifat stabil
sehingga perhatian ke
Pencapaian ke titik ter-
titik lain berkurang
satu
titik,
tentu mudah & langsung
Efisiensi tinggi
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
Radial
digilib.uns.ac.id
Perpaduan antara organi-
Arah sirkulasi terpusat
sasi linier dan radial
pada
Menghasilkan pola dinamis
sehingga perhatian ke
Pencapaian ke titik tertentu
titik lain berkurang
satu
titik,
mudah dan langsung
Cluster
Dapat menerima ruang –
Tidak
ruang
utama pada ruang
yang
berlainan
bentuknya
Luwes dan rima
dapat mene-
pertumbuhan
ada
orientasi
Kontrol visual kurang baik
dan
perubahan langsug tanpa mempengaruhi
karakter-
nya
Dari keempat alternatif di atas, penulis menggunakan organisasi ruang radial pada bangunan utama, sedangkan pada bangunan museum menggunakan oraganisasi ruang linear.
14. SISTEM SIRKULASI Terdapat beberapa jenis sistem sirkulasi, yaitu: 1. Linier Semua jalan pada dasarnya adalah linier. Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu deret ruang-ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Radial Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkermbang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersarna. 3. Spiral (berputar) Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah 4. Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang Saling berpotonqan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur
sangkar
atau
kawasan-kawasan ruang segi empat. 5. Jaringan Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang. 6. Komposit (gabungan) Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat kombinasi dari pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan atau kamar, serta tempat untuk sirkulasi vertikal berupa tangga-tangga, landaian, dan elevator. Semua bentuk titik pusat ini memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan menentukan orientasi. Untuk menghindari timbulnya orientasi yang Membingungkan, suatu susunan hirarkis di antara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatannya.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar IV. 2 Ilustrasi Pola sirkulasi Sumber : cing 2000, hal 221
Berdasarkan beberapa alternatif dalam sistem sirkulasi di atas, penulis menggunakan sistem sirkulasi radial pada bangunan utama, dan linear pada
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bangunan museum. 15. POLA HUBUNGAN ANTAR RUANG
16. ZONING DAN GROUPING Pada prinsipnya penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas pertimbangan sifat dari kegiatan dan kepentingannya. Untuk menentukan kelompok dari suatu ruang yang harus diperhatikan adalah : a. Sirkulasi pengunjung, pemain, teknisi dan pengelola. b. Pola pencapaian aktifitas didalam ruang. c. Tingkat kegunaan dan sifat ruang. d. Tingkat privasi, keamanan dan kenyamanan. Kriteria penentuan tersebut dengan pertimbangan Zona Publik a. Untuk umum b. Mudah dicapai oleh pengunjung c. Tingkat ketenangan rendah. Zona Semi Publik a. Mudah dicapai b. Diperuntukkan bagi pemain dan teknisi c. Tingkat ketenangan cukup d. Efisiensi tinggi
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zona Privat a. Digunakan bagi pengelola, pemain, dan teknisi b. Mudah dicapai oleh pengelola, pemain dan teknisi c. Tingkat ketenangan tinggi Zona Servis a. Sebagai area pelayanan b. Mudah dicapai dari luar c. Sebagai pendukung fasilitas utama d. Mudah dalam pengawasan e. Tidak menggunakan fasilitas utama
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. KEPUTUSAN DESAIN 1. IDE GAGASAN
Aktivitas utama suporter adalah mendukung tim,
oleh karena itu
kebanyakan suporter datang ke stadion untuk melakukan dukungan langsung. Namun apabila tim sedang away, tentunya menjadi halangan bagi suporter yang tidak mempunyai cukup waktu dan biaya untuk ikut tur away, sehingga dibutuhkan tempat dimana mereka tetap melakukan dukungan bagi tim dengan nonton bareng. Kebutuhan akan atribut adalah temasuk hal yang penting bagi seorang suporter, apalagi bagi suporter yang fanatik. Selain itu, Aremania dikenal sebagai suporter fanatik, aktif dan vocal dalam menyampaikan pendapat, baik kepada kinerja tim, maupun PSSI.
Tidak
heran, karena keberadaan aremania adalah suatu faktor dimana klub Arema
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia FC masih bertahan sampai detik ini, seperti semboyan mereka “ Arema tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana”. Keterbatasan
fasilitas
mendapatkan informasi dan
untuk
suporter
dan
hiburan yang memadai
masyarakat
dalam
mendorong penulis
untuk mendesain suatu fasilitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan supporter dan masyarakat pecinta klub Arema Indonesia FC. Oleh karena itu, community center ini dirancang untuk memberikan fasilitas dimana supporter selain dapat memberikan dukungan, melainkan juga mendapatkan informasi dan bahkan hiburan yang didesain dalam satu bangunan dengan suasana yang unik dan atraktif. Dalam perancangan ini nantinya akan didesain,Lobby, Sekretariat, office, museum, merchandise store, dan café. Fasilitas-fasilitas tersebut nantinya akan mewadahi beragam aktivitas supporter arema maupun masyarakat setempat di luar area stadion dengan suasana yang sangat “Arema”.
2. TEMA Tema yang akan digunakan adalah modern kontemporer.
Tema
modern kontemporer sangat mendukung untuk menciptakan suasana yang aktraktif dan dinamis sesuai dengan karakteristik supporter Arema Indonesia FC. Modern kontemporer tidak terikat dengan aturan-aturan zaman dulu, melainkan sesuai dengan perkembangan yang ada pada saat ini Penerapan elemen Arema Indonesia FC, stadion dan modern kontemporer akan diolah sehingga dapat menyajikan desain yang menarik.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Point of interest sangat berpengaruh dalam perwujudan tema modern kontemporer. Eksplorasi pada dinding maupun keunikan furniture sangat berperan dalam tema ini, begitupula dengan penggunaan warna-warna cerah dan penggunaan cahaya.
3. SUASANA RUANG Suasana yang akan dibangun pada community center ini adalah terkait dengan konsep yang dipilih dan juga atmosfer yang akan diciptakan. Konsep interior yang dipilih adalah sporty modern. Sporty karena bangunan yang didesain berhubungan dengan salah satu cabang olahraga, yaitu sepak bola. Sporty sendiri nantinya adalah terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan dengan sepakbola dan klub Arema Indonesia itu sendiri. Sehingga konsep community center ini adalah penjabaran dari unsur-unsur yang ada dalam olahraga sepakbola dan klub Arema Indonesia dan di implementasikan ke dalam unsur-unsur interior.
4. POLA PENATAAN RUANG Penataan ruang pada Community Center ini ditekankan pada pola kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi baik pegawai maupun pengunjung maka ruangan yang kegiatannya saling berhubungan didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan pengelolaan diletakkan pada sisi samping untuk memudahkan sirkulasi pengelola tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sirkulasi yang akan digunakan pada penataan ruang adalah sirkulasi radial. Sirkulasi ini member kebebasan pada pengunjung untuk memilih alternative arah yang dituju. Sirkulasi ini memiliki arah yang jelas, dan kembali pada satu titik/ruangan.
5. PEMBENTUK RUANG 1. Lantai Lantai akan dirancang menyesuaikan dengan konsep dan tema. Konsep sporty modern akan diterpkan pada lantai melalui unsur-unsur klub Arema Indonesia FC. Logo klub dan warna biru akan digunakan pada perancangan. Kombinasi material kayu dan batu alam juga bisa digunakan untuk menambah keindahan community center ini. 2. Dinding Dinding akan banyak terpampang klub arema Indonesia FC dan Aremania. Warna biru akan tetap selalu ada pada setiap ruangan. Gambar dan warna biru akan menambah kesan bahwa bangunan tersebut memang tentang Klub kebanggaan Arema Inonesia FC dan tentunya juga Aremania. Penggunaan material unfinished seperti batu bata ekspose akan menambah dinamisme ruangan, sehingga ruangan tidak terasa monoton. 3. Ceiling Ceiling akan dirancang dengan menggunakan material gypsum yang nantinya akan dikombinasikan dengan material lain, misalnya: kayu. Ketinggian ceiling akan dirancang sesuai dengan kebutuhan. Apabila
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membutuhkan ruangan yang lebih nyaman dan menciptakan suasana yang hangat, ketinggian ceiling harus cukup rendah agar suasana tersebut benar-benar tercipta, dan sebaliknya.
6. PENGISI RUANG 1. Bentuk Bentuk yang digunakan dalam perancangan community center ini nantinya akan didesain sesuai dengan ciri khas tema kontemporer. Bentuk
lengkung
dan
geometri
sama-sama
berperan
dalam
menciptakan tema modern kontemporer.
2. Warna Warna yang dominan pada perancangan ini nantinya adalah warna biru, karena warna tersebut adalah warna kebesaran dari klub sepakbola Arema Indonesia. Warna biru juga menjadi warna dominan pada baju supporter Arema ketika mendukung kesebelasannya di stadion. Meskipun warna biru menjadi warna dominan, tetapi warna lain akan tetap digunakan. Sebagai contoh, warna cokelat dan abu-abu akan digunakan karena nantinya kayu, dan batu digunakan pula untuk material lantai.
3. Material Material yang akan digunakan nantinya akan bermacam-macam. Tema modern
kontemporer
member
kebebasan
pada
perancang
untuk
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan berbagai macam material. Kayu, batu, dan kaca adalah beberapa diantara material yang digunakan. Penggunaan berbagai macam material akan menciptakan keunikan dan kreativitas dalam mendesain community center ini. 4. Finishing Finishing yang digunakan akan menyesuaikan dengan tema dan suasana pada community center. Suasana yang sangat kental dengan Arema tentunya menjadi dominasi pada ruang-ruang yang akan di desain. Misalnya pemasangan gambar Arema maupun Aremania pada dinding, dan penerapan cat tembok warna biru sebagai warna identik klub Arema Indonesia FC ini.
5. Furniture Pertimbangan furniture yang akan digunakan dalam Community Center Suporter klub sepakbola Arema Indonesia FC adalah fungsi (sebagai ruang multi fungsi, furniture diharapkan bersifat fleksible dan moveable), faktor kenyamanan (karena digunakan dalam jangka waktu yang lama) dan keselamatan ergonomic, ketahanan baik secara konstruksi maupun terhadap perubahan temperature, nilai estetis disesuaikan dengan tema yang akan ditampilkan adalah modern, mudah dalam perawatan maupun kebersihan
7. SISTEM INTERIOR 1. Pencahayaan Pecahayaan pada perancangan sebisa mungkin menggunakan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami sangat berperan dalam meciptakan suasana yang alami. Selin pencahayaan alami, pencahayaan buatan juga akan digunakan pada community center ini. Pada area lobby, pencahayaan haruslah maksimal. Dengan kapasitas kurang lebih 100 orang, tentunya membutuhkan pencahayaan alami maupun buatan. Pada area office dan kesekretariatan, pencahayaan dirancang sesuai dengan kebutuhan pada office pada umumnya. Direct lighting digunakan pada bagian-bagian yang membutuhkan pencahayaan maksimal, misalnya meja kerja dan ruang rapat. Museum dan Merchandise Store keduanya membutuhkan pencahayaan direct maupun indirect. Permainan dalam pencahayaan sangat penting dalam menciptakan suasana. Dalam galeri, spot light akan digunakan pada hampir seluruh memorabilia yang dipamerkan agar terkesan hidup. Sedangkan pada merchandise store, spotlight lebih banyak digunakan pada produk-produk utama merchandise, maupun produk keluaran terbaru. Pada area café pencahayaan alami dan buatan akan digunakan. Pencahayaan direct dan indirect didesain agar pengunjung merasa nyaman berada didalam café. 2. Penghawaan Penghawaan alami dan buatan sama-sama pentingnya dalam perancangan sebuah desain. Penghawaan alami dapat memanfaatkan udara dari luar bangunan. Meskipun begitu, kondisi udara dari iklim tropis di Indonesia memiliki kelembaban yang cukup tinggi, sehingga
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagian-bagian yang membutuhkan suhu ruangan yang kering seperti museum dan merchandise store akan menggunakan system penghwaan buatan yaitu melalui air conditioner (AC). 3. Akustik Akustik yang digunakan pada perancangan interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini yang utama adalah alunan musik dari lagu-lagu yang berisi tentang Arema Indonesia FC, maupun lagu-lagu dukungan yang biasanya dinyanyikan saat supporter melakukan dukungan langsung di lapangan. Pemutaran music tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan kecintaan dan kebanggaan supporter akan klub Arema Indonesia FC. 4. Elemen estetis Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan suatu benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat diatur dengan bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai suasana yang diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan antar unsur-unsur dekorasi dalam interior harus terpadu dengan eksteriornya .unsur-unsur ini antara lain proporsi, warna, garis dan tekstur. Elemen estetis pada perancangan Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini antara lain adalah pemasangan gambar-gambar klub Arema Indonesia FC dan Aremania. Pencahayaan indirect dengan memasang lampu pada cove ceiling. Penggunaan lampu spotlight pada gambar-gambar maupun barang. Desain dinding pemisah ruangan menggunakan
material yang
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menarik, mapun menggunakan material kaca es yang terlihat elegan dan mewah. Batu bata yang di ekspos maupun dinding yang bertekstur dapat menciptakan tema kontemporer dengan baik.
8. SISTEM KEAMANAN 1. Keamanan dari bahaya kebakaran Suatu perancangan desain interior yang baik tentunya memperhatikan masalah keamanan dari segi fisik bangunan dan terutama yang menyangkut kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang mengganggu serta membahayakan jiwa seseorang. Maka diperlukan sarana peralatan yang berhubungan dengan keamanan yang dapat diletakkan paada titik utilitas bangunan. Peralatan tersebut dapat berupa : 5) Hidran air : pipa dengan kran air dimana tersedia selang dan alat semprot air dengan lampu kontrol guna mengantisipasi bahaya kebakaran 6) Sprinklers : alat kran air yang dipasang dengan jarak tertentu dihubungkan dengan pipa air diatasnya, dipasang satu sistem dengan heat detektor, sehingga jika kondisi panas dengan suhu tertentu atau terjadi kebakaran alat tersebut otomatis menyemprotkan air 7) Tabung gas berisi gas CO2 atau obat kimia anti api yang dilengkapi dengan alat penyemprot ( liquid foam ) 8) Tersedia tangga penyelamat sebagai jalur alternatif 9) Sistem keamanan dengan alarm, barcode detektor, kamera dan layar
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengawas, satuan keamanan yang dilengkapi dengan alat komunikasi yang beroperasi selama 24 jam 2. Keamanan Dari Ancaman Kejahatan Sistem keamanan bahaya ancaman kejahatan diterapkan pada Community center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini yang dimaksud untuk perlindungan terhadap bahaya pencurian barang yang dijual dengan penerapan CCTV (Close Circuit Televesion), dan heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
commit to user Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FCmerupakan suatu wadah bagi supporter Arema Indonesia FC (Aremania) untuk bersosialisasi, dan mendapatkan fasilitas yang informatif sekaligus menghibur. Tujuan dari karya ini adalah merencanakan suatu comersial space yang berada di Kota Malang dimana ditujukan bagi para pecinta Klub Arema Indonesia FC yang sampai saat ini belum memiliki tempat khusus untuk mendapatkan fasilitas yang layak dalam menyalurkan hobi danm ketertarikan yang sama dalam hal sepak bola terutama mendukung Arema Indonesia FC. Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC bertujuan mengakomodir berbagai kebutuhan dari penggemar sepak bola dan masyarakat sekitar baik informatif maupun entertainment. Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk dapat memberikan wawasan baru dan hiburan di kota Malang. Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC memiliki konsep sporty modern, dan merancang desain interior yang dapat menghadirkan suasana atmosfer interior yang dapat menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat terhadap Klub Arema Indonesia FC. Dengan
commit to user Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemilihan konsep ini, penerapan sporty adalah dengan menerapkan elemen-elem dari cabang olahraga sepak bola. Elemen-elemen tersebut contohnya adalah penerapan elemen stadion, bench seat, pola lapangan, dsb. Penerapan ini tentunya disesuakan dengan gaya modern, sehingga furniture maupun suasana yang nantinya di desain adalah Kemudian konsep sporty tersebut dipadukan dengan gaya modern, dengan tidak menghilangkan unsur yang terpenting yaitu kenyamanan. Dimana gagasan awalnya pengunjung mendapatkan fasilitas utama supporter, yaitu nonton bareng di cafe. Kegiatan organisasi di sekretariat, shooping di Merchandise Store, dan informasi mengenai Arema di museum. Demikian hal-hal yang dapat penulis kemukakan tentang Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FCdi Surakarta. Dalam uraian ini tentunya masih banyak kekurangan disebabkanketerbatasan dalam mengumpulkan data serta teknik penyusunannya. Semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan desain interior Indonesia.
B. SARAN Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC diharapkan mampu memberikan manfaat untuk memperluas pandangan dalam konsep perencanann dan perancangan interior sehingga dapat menyusun desain yang lebih baik dan tepat sesuai latar belakang dan sasaran. Selain itu dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi dari commit to user Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruang-ruang yang ada. Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC diharapkan mampu untuk memberikan sebuah masukan dan perubahan ke arah yang lebih baik kedepannya. Akan tetapi, bukan berarti karya ini adalah sempurna akan tetapi masih memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pihak.
commit to user Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku : Chiara, Joseph de and Crosbia, Michael J. 2001. Time Sever Standards for Interior Design and Place Planning. New York. Ching, Francis DK. 1994. Arsitektur, Bentuk Ruang & Susunannya. Jakarta : Erlangga Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga. Karlen, Mark/James Benya. 2007. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta : Erlangga. Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan komersial. Yogyakarta : C.V Andi Offset Sinaga, Antonius, Tim Redaksi Rumah. 2008. Kaca dan aplikasinya Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek. Edisi 33 jilid 2. Jakarta : Erlangga. Pamudji Suptandar, J. 1999. Disain Interior. Jakarta : Djambatan. Panero, Julius/Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret UIniversity Press. Y.B. Mangun Wijaya. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Muntholib, Abdul P. 2009. Arema Never Die. Malang : UMM Press Nugraha, Ubaidillah. 2008. Republik Gila Bola. Jakarta : Ufuk Press
commit to user Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia (diakses September 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer (diakses September 2011) http://www.malangkota.go.id (diakses September 2011) www.wearemania.net (diakses September 2011) www.google.com (diakses September 2011)
commit to user Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC
157