TUGAS AKHIR
ANALISIS METODE TRANSPORTASI DALAM PENENTUAN LOKASI : STUDI KASUS PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT CV.JAYA SUMATERA
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Program Strata 1 (S 1)
Teknik Industri
DISUSUN OLEH :
NAMA : DEDDY HERTANTO SIHOMBING NIM
: 01601-012
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan Di bawah ini : Nama
: DEDDY HERTANTO SIHOMBING
Nim
: 01601-012
Jurusan
: TEKNIK INDUSTRI
Fakultas
: TEKNOLOGI INDUSTRI
Perguruan Tinggi
: UNIVERSITAS MERCU BUANA
Menyatakan dengan Sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan tidak menyadur/mencontek dari karya orang lain, kecuali kutipankutipan yang diambil dari berbagai buku refrensi yang disebutkan dalam daftar pustaka atau refrensi lain. JAKARTA,
Yang membuat pernyataan
DEDDY HERTANTO,SIHOMBING
JULY 2008
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPORAN TUGAS AKHIR Laporan
Tugas
Akhir
dengan
judul
“ANALISIS
METODE
TRANSPORTASI DALAM PENENTUAN LOKASI : STUDI KASUS PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT CV. JAYA SUMATERA” Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir pada jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Jakarta, JULY 2008
Mengetahui :
Pembimbing Tugas Akhir
( SONNY KOESWARA M,Sc )
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Laporan Tugas Akhir Dengan Judul “ANALISIS METODE TRANSPORTASI DALAM PENENTUAN LOKASI : STUDI KASUS PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT CV, JAYA SUMATERA”, Telah Disyahkan Oleh Dosen Pembimbing Dan Koordinator Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Jakarta JULY 2008
Mengetahui:
Koordinator Tugas Akhir / Ka. Prodi
(Ir. Muhammad Kholil, MT. )
KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum,Wr.Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayahnya telah memberikan kekuatan pikiran dan kesehatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS METODE TRANSPORTASI DALAM PENENTUAN LOKASI : STUDI KASUS PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT CV.JAYA SUMATERA” ini tepat pada waktunya. Penyusunan penulisan ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Strata-1, program studi Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis banyak sekali mendapat pengarahan, bimbingan, saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan banyak terima kasih Kepada : 1. Ayah dan Ibu serta Saudaraku Atas Do'a dan kasih sayangnya selama ini Berta dorongan moral maupun materil yang telah diberikan pada penulis, semoga ketabahan tetap dilimpahkan oleh-nya dalam menghadapi kehidupan ini. 2. Bapak Sonny Koeswara,M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah mem berikan bimbingan dan saran bagi penulis dalam penyelesaian laporan ini. 3. Bapak Sobari MR Selaku Direktur perusahaan pengangkutan CV. Jaya Sumatra yang telah memberi izin kepada penulis untuk menulis karya
ilmiah di perusahaannya. 4. Adinda TRI ADE MUKTI AMkeb yang dengan sabar memberi dukungan serta DO'A atas penantian penyelesaian tugas ini. 5. Rekan-rekan khususnya Ang'01 dan umumnya semua pihak yang telah dapat meluangkan waktunya untuk penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan dunia Industri dan khususnya dunia pendidikan. Akhimya kepada Allah penulis berserah diri, semoga apa yang telah dilakukan ini mendapat ridhonya. Wassalamu'alaikum,Wr.Wb.
JAKARTA JULY 2008
Penulis
ABSTRAK
Deddy Hertanto Sihombing. 01601-012. Analisis Metode Transportasi Dalam Penentuan Lokasi : Studi Kasus Perusahaan Angkutan Darat CV. Jaya Sumatera Perusahaan CV. Jaya Sumatera adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang angkutan transportasi dan mulai berdiri sejak tahun 1989. Perusahaan tersebut melayani jasa angkutan berupa distribusi barang-barang dari Jakarta menuju Medan, Jakarta ke Palembang dan Jakarta ke Surabaya. Saat ini terjadi persoalan di dalam manajemen perusahaan, dimana manajemen dihadapkan masalah pencarian lokasi pool truk untuk pengembangan ekspansi perusahaan. Selain itu manajemen dihadapi beberapa alternatif jalan menuju tempat tujuan tersebut. Misalnya jalur menuju Medan terdiri dari dua alternative yaitu melewati jalur Timur, Jalur Tengah. Pemilihan jalur yang benar dan efisien akan mengurangi ongkos produksi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (a) kondisi deskriptif perusahan angkutan CV. Jaya sumatera, (b) lokasi pool truk yang tepat dan efisien, (c) jalur yang efektif dan efisien. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari perusahaan, berupa jarak tempuh, total muatan dan wawancara dengan supir truk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada data primer dan data sekunder yang didapatkan dalam penelitian. Selanjutnya akan dicari data yang berhubungan dengan alternative lokasi pool kendaraan truk. Dari beberapa alternative lokasi tersebut maka akan dipilih lokasi terbaik dengan menggunakan Metode Pemeringkatan Faktor (The Factor Rating Methode) dan juga menggunakan Metode titik impas lokasi ( Locational Break Event Analysis). Perusahaan juga membutuhkan analisis mengenai metode analisis transportasi yang paling efisien. Dari beberapa jalur transportasi dari Pool kendaraan ke gudang perusahaan di luar kota, maka akan dipilih jalur yang paling efisien dengan sedikit biaya, dengan menggunakan metode Stepping Stone dan Metode Vogel’s Approximation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan didapatkan lokasi pool yang efisien adalah pada lokasi D, dimana lokasi tersebut memiliki bobot nilai tertinggi yaitu 440, sedangkan bobot nilai terendah ada pada lokasi C dengan nilai 330. Untuk penentuan jalur yang efektif dan efisien, penulis menggunakan metode pemeringkatan Faktor dan VAM (Vogel’s Approximate Methode). Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, didapatkan hasil sebagai berikut jalur XHA yaitu Pool H dengan gudang A dan XHC yaitu Pool H dengan gudang C. Berdasarkan pilihan tersebut diperoleh total biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 11.100.000,-
Kata kunci : Pool Gudang Jalur Transportasi
ABSTRACT
Deddy Hertanto Sihombing. 01601-012. Transportation Method Analysis In Search Of Location : Case Study in CV. Jaya Sumatera A Transportation Company
CV. Jaya Sumatera is the company that moved in the Transpotation Bussiness and start the bussiness since 1989. The company serve transportation services including distribution of goods from Jakarta to Medan, Jakarta to Palembang and Jakarta to Surabaya. Right now, the company is facing a problem to find the right location of truck pool for the company expansion. Beside that problem, the company also face another problem which is to find the efficient rute for the new pool. For example the rute to Medan have two alternative rute through East rute or through middle rute. By choosing the right and efficient rute will reduce the company expense. The purpose of this research are to find out : (a) the decription of the company of CV. Jaya Sumatera, (b) the right and efficient location for truck pool, (c) an effective and efficient rute. The data for this research was from the company including the distance, total storage and interview with the truck drivers. This research is using kuantitatif description methods on both data (primary data and secondary data). From several alternative location, the company will be choose the best location using “The Factor Rating Methode” and “Locational Break Event Analysis”. The company also need the most efficient transportation analysis methode. From several transportation rute from Pool to the company warehouse out of the town, the company will choose the most efficient rute with the lower cost by using the Stepping Stone Methode and Vogel’s Approximation Methode. The result of this research shows that based on the data, the company get truck location on D location. This location have the highest score which is 440, and the lowest score is on the C location which is 330. To find out the most effective and efficient rute, this research are using Stepping Stone Methode and Vogel’s Approximation Methode. Based on the data, the result of the most efficient and effective rute are XHA which is Pool H to the Warehouse A and XHC which is Pool h to the Warehouse C. Based on those choise total transpotation cost that the company have to pay is Rp. 11.100.000,-
Keywords : Pool Warehouse Transportation Rute
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................
1
1.2 Pokok Permasalahan .......................................................................
2
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................
3
1.4 Rumusan Permasalahan ...................................................................
3
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................
4
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................
6
2.1 Penentuan Lokasi Produksi ..............................................................
6
2.2 Perbandingan Berbagai Alternatif Lokasi .........................................
9
2.3 Analisis dan Metode Pemilihan Lokasi Pabrik ................................ 11 2.3.1 Dasar – dasar Pemilihan Lokasi Pabrik ....................................... 12 i
2.4 Manajemen Transportasi .................................................................. 13 2.5 Pengelolaan Angkutan Darat / Kendaraan Bermotor ....................... 15 2.5.1 Sifat Pengusahaan Angkutan Kendaraan Bermotor / Jalan .......... 16 2.5.2 Kendaraan Perusahaan Angkutan Bermotor di Indonesia ............ 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 18 3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 18 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 18 3.3 Metode Penelitian .......................................................................... 18 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 19 3.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 19
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................ 21 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................... 21 4.1.1 Bidang Usaha .............................................................................. 22 4.1.2 Struktur Organisasi ...................................................................... 22 4.2 Analisis Deskriptif Perusahaan ...................................................... 26 4.2.1 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan ................................................. 26 4.2.2. Status Kepemilikan dan Asuransi ............................................... 27 4.2.3 Data Kubikasi ............................................................................. 28 4.2.4 Data Ongkos Perjalanan ............................................................. 29 4.2.5 Data Keterangan Perjalanan ....................................................... 29 4.3 Analisis Evaluasi Alternatif Lokasi Pool Truk ............................... 30 4.3.1 Analisis Metode Pemeringkatan Faktor ....................................... 30 ii
4.3.2 Analisis Titik Impas Lokasi ......................................................... 37 4.3.3 Analisis Jalur Yang Memiliki Biaya Yang Paling Efisien Dari Beberapa Jalur Alternatif Yang Ada ............................................... 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42 5.1. Analisis Evaluasi Alternatif Lokasi Pool Truk Perusahaan ............ 42 5.1.1 Status Kepemilikan ...................................................................... 42 5.1.2 Status Kepemilikan dan Asuransi ................................................ 44 5.1.3 Data Kubikasi .............................................................................. 45 5.1.4 Data Ongkos Perjalanan .............................................................. 46 5.1.5 Data Keterangan Perjalanan ........................................................ 47 5.2 Analisis Evaluasi Alternatif Lokasi Pool Truk Perusahaan............ 49 5.2.1 Analisis Pemeringkat Faktor ........................................................ 49 5.2.2 Analisis Titik Impas Lokasi ......................................................... 52 5.3 Analisis Jalur Yang Memiliki Biaya Yang Paling Efisien Dari Beberapa Jalur Alternatif Yang Ada................................................ 56 5.3.1 Metode Transportasi .................................................................... 56 5.3.2 Metode Stepping Stone ................................................................ 57 5.3.3 Metode Vogel’s Approximation .................................................. 62
BAB VI KESIMPULAN ................................................................................... 67 6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 67 6.2 Saran .................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...…………………... 69 iii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Contoh Analisis Penilaian Beberapa Lokasi .......................................... 10 Tabel 3.2 Contoh Analisis Penilaian dan Pembobotan Di Beberapa Lokasi .......... 10 Tabel 4.1 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Truk CV. Jaya Sumatera ................... 27 Tabel 4.2 Status Kepemilikan Mobil dan Asuransi CV. Jaya Sumatera ................ 28 Tabel 4.3 Data Kubikasi Kendaraan ....................................................................... 28 Tabel 4.4 Data Biaya Perjalanan Dari Jakarta - Palembang .................................... 28 Tabel 4.5 Keterangan Perjalanan Dari Jakarta Ke Beberapa Kota Di Sumatera .... 30 Tabel 4.6 Perjalanan Truk Colt Diesel Rute Jakarta – Medan ............................... 30 Tabel 4.7 Penilaian Gabungan ................................................................................. 32 Tabel 4.8 Perhitungan Bobot Dan Penilaian ........................................................... 33 Tabel 4.9 Biaya Analisis Titik Impas Lokasi ........................................................ 38 Tabel 4.10 Kapasitas Pool W,H, P Yang Berisi Barang Elektronika ..................... 39 Tabel 4.11 Kebutuhan Gudang A, B Dan C ........................................................... 39 Tabel 4.12
Biaya Angkutan Setiap Truk
Dari Pool W, H, P Ke Gudang
A, B, C ............................................................................................ 40 Tabel 4.13 Tabel Transportasi ............................................................................... 41 Tabel 5.1
Penilaian Gabungan ............................................................................ 43
Tabel 5.2
Perhitungan Bobot dan Penilaian ........................................................ 44
Tabel 5.3
Biaya Analisis Titik Impas Lokasi ...................................................... 45
Tabel 5.4
Perhitungan Total Biaya Tetap ............................................................ 46
Tabel 5.5
Perhitungan Biaya Variabel ................................................................. 47
Tabel 5.6
Kapasitas Pool Barang Elektronik ....................................................... 48
Tabel 5.7
Kebutuhan Gudang A, B, C ................................................................. 50 iv
Tabel 5.8 Biaya Pengangkutan Setiap Ton Dari Pool W, H, P Ke Gudang A, B, C .................................................................................................. 51 Tabel 5.9 Transpotasi Dari Pool Ke Gudang ....................................................... 52 Tabel 5.10 Alokasi Tahap Pertama Dengan Pedoman Sudut Barat Laut ............... 53 Tabel 5.11 Feasible Solution Mula-mula Dari Metode Vogel’s Approximation ... 54 Tabel 5.12 Feasible Solution Dari Metode VAM Lanjutan ................................... 58 Tabel 5.13 Matriks Hasil Alokasi Dengan Metode VAM ...................................... 58
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Jaya Sumatera ................. ..................... 25 Gambar 4.2 Analisis Biaya Dalam Penentuan Lokasi ................. ..................... 56
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daerah Rawan ..................................................................................
Lampiran 2
Foto Lokasi Jalan dan Muatan .........................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Saat ini seiring dengan kemajuan teknologi, maka alat transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Transportasi adalah salah satu temuan terbesar setelah temuan huruf atau apfabet, yang telah membawa kemajuan dalam kebudayaan dan kesejahteraan manusia di muka bumi. Kemajuan teknologi transportasi dan telekomunikasi menjadi pendorong
proses
globalisasi.
Teknologi
yang
begitu
cepat
kemajuannya telah memicu perubahan yang begitu besar pada perkembangan ekonomi dan masyarakat yang menyebabkan hilangnya batas-batas pemisah dalam kehidupan ekonomi Negara-negara di dunia. Lingkup kegiatan transportasi telah lama melampaui batas-batas Negara. Dengan proses liberalisasi yang sekarang terus menerus berkembang yang didukung dengan pembentukan berbagai kerjasama ekonomi regional AFTA, APEC, meluasnya lingkup kegiatan tersebut lebih nyata lagi. Sebenarnya banyak Negara berkembang yang kurang siap menghadapi keterbukaan yang dibawa oleh liberalisasi tersebut. Karena itu liberalisasi perlu dikaitkan dengan kerjasama pembangunan
1
yang bermacam-macam, salah satunya adalah bagaimana usaha untuk mengembangkan
system transportasi di Indonesia, termasuk
bagaimana memajukan perusahaan transportasi demi kelancaran pembangunan di Indonesia. Perusahaan CV. Jaya Sumatera adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang angkutan transportasi dan mulai berdiri sejak tahun 1989. perusahaan tersebut melayani jasa angkutan berupa distribusi barang-barang dari Jakarta menuju Medan, Jakarta ke Palembang dan Jakarta ke Surabaya. Pada awal-awal berdirinya, perusahaan ini hanya melayani jasa angkutan jarak pendek saja yaitu Jakarta ke Palembang, yang kemudian memperluas usahanya, dan menjadi besar setelah tahun 1993 perusahaan tersebut memproduksi secara besar. Saat ini perusahaan terus berusaha ekspansi dengan menambah jumlah armada yang ada di perusahaan baik dengan membeli maupun dengan system titip kendaraan. Dengan demikian suatu studi dan analisis untuk mengetahui berapa jumlah kendaraan yang diperlukan untuk kebutuhan pasar yang semakin membaik ini.
1.2
Pokok Permasalahan Dalam perjalanan supir yang berat, panjang dan melelahkan yaitu dari Jakarta ke tempat tujuan, yaitu Medan, Pekan Baru dan Palembang, sering kali manajemen dihadapi beberapa alternatif jalan menuju tempat tujuan tersebut. Misalnya jalur menuju Medan terdiri dari dua alternative yaitu melewati jalur Timur, Jalur Tengah. Jalur Timur melewati kota-kota seperti kota Jakarta, Bakauheni, Tanjung
2
karang, Tugu Mulyo, Kayu Agung, Palembang, Jambi, Sorek, Pekan Baru dengan jarak tempuh sekitar 1415 km.
Sedangkan untuk Jalur
Tengah sopir melewati kota-kota Jakarta, Bakauheni, Tanjung karang, Kota bumi, Batu raja, Muara Enim, Lipat kain, Pekan Baru dengan jarak tempuh sekitar 1405 km. Saat ini terjadi persoalan di dalam manajemen perusahaan, dimana manajemen dihadapkan masalah pencarian lokasi pool truk untuk pengembangan ekspansi perusahaan. Lokasi yang baik dan efisien tentu saja akan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang dan akan menunjang lancarnya operasi perusahaan. Selain itu itu juga terdapat persoalan untuk mencari jalur-jalur yang efisien dari jalur yang biasa dilalui oleh supir truk. Karena pada keadaan dilapang terdapat beberapa alternative jalur yang harus dipilih dan dilalui oleh supir truk. Pemilihan jalur yang benar dan efisien akan mengurangi ongkos produksi perusahaan.
1.3
Pembatasan Masalah Penelitian
ini
hanya
dibatasi pada
analisis
perjalanan
transportasi untuk perjalanan-perjalanan yaitu dari Jakarta menuju kota Pekanbaru, Medan dan Palembang.
Analisis penelitian berfokus pada
pada metode transportasi dalam keputusan-keputusan lokasi dan juga analisis biaya dalam penentuan lokasi.
1.4
Rumusan Permasalahan Rumusan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
1. Bagaimana kondisi operasional perusahaan angkutan CV Jaya Sumatera saat ini ? 2. Bagaimana cara mendapat lokasi pool truk yang tepat dan efisien bagi perusahaan ? 3. Bagaimana mencari penyelesaian optimal dari suatu masalah transportasi yang kompleks dari beberapa alternative yang ada ? 1.5
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui kondisi deskriptif
perusahaan angkutan CV
Jaya Sumatera saat ini 2. Mendapatkan
lokasi pool truk yang tepat
dan efisien bagi
perusahaan. 3. Mendapatkan penyelesaian optimal dari suatu masalah transportasi yang kompleks dari beberapa alternative yang ada
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Agar pembahasan dalam penulisan ini sistematis, teratur dan terarah dengan baik, penulis menyajikannya dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan secara singkat tentang latar belakang, identifikasi dan pembatasan
4
masalah,
perumusan
masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat/kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
:
LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan tentang penjelasan teoritis yang dapat digunakan untuk membahas masalah yang diteliti antara lain : Manajemen transportasi, Analisis efisien biaya dari beberapa jalur,
Metode
pemilihan
lokasi
pabrik,
Pengelolaan Angkutan Darat / Kendaraan Bermotor.
BAB III
:
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan / analisis data dan definisi operasional variable.
BAB IV
PENGUMPULAN
DAN
PENGOLAHAN
DATA Dalam bab ini akan membahas mengenai yang menjadi obyek penelitian, yang meliputi sejarah singkat, struktur organisasi dan uraian usaha perusahaan.
Setelah itu dibahas mengenai
pembahasan hasil penelitian BAB V
:
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Bab ini akan membahas mengenai analisis hasil berdasarkan data yang telah dimiliki penulis melalui penelitian ini. BAB VI
:
KESIMPULAN DAN SARAN Bab
ini
memuat
kesimpulan
berdasarkan
penjelasan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran.
6
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Penentuan Lokasi Pool Truk Penentuan lokasi produksi adalah sangat penting sebelum perusahaan memulai aktivitas bisnisnya, baik berupa mempersiapkan pabrik, kantor, pool bus antar kota dan lain-lain. organisasi-organisasi
(perusahaan)
yang
secara
Begitu pula bagi terus
menerus
membangun berbagai fasilitas baru dan memperluas yang sudah ada. Kegiatan ini melibatkan
sejumlah investasi dalam konstruksi dan
peralatan atau mesin dengan biaya yang sangat besar. Penempatan fasilitas-fasilitas yang baik akan membantu organisasi untuk meminimumkan biaya-biaya. Pemilihan lokasi ini berguna untuk menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.
Lokasi yang tepat akan
minimumkan “beban” biaya (investasi dan operasional) jangka pendek maupun jangka panjang,
Selanjutnya tentu saja ini akan
meningkatkan “daya saing” perusahaan. Namun demikian tidaklah mudah untuk mendapatkan lokasi yang tepat bagi usaha bisnis perusahaan. Seringkali terlihat harga property tersebut di bawah harga pasar, murah, namun dalam jangka panjang kemungkinan besar terkena berbagai masalah yang berkaitan
7
dengan status tanah tersebut, maupun keadaan lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung usaha perusahaan. Menurut Handoko (2000) ada berbagai perangkap dalam pemilihan lokasi 1. Perusahaan memilih lokasi dimana tenaga kerja sulit didapat, 6 bulan setelah pindah akan hadapi masalah tenaga kerja. 2. Membeli tanah untuk pabriknya dengan harga sangat murah, tapi kondisi tanahnya sangat jelek sehingga perusahaan harus keluar biaya yang sangat besar untuk membangun fondasinya. 3. Perusahaan pilih lokasi dikawasan industri
jauh diluar kota,
padahal produk harus cepat sampai ke tangan konsumen, maka perusahaan harus membayar biaya distribusi yang sangat besar. 4.
Lokasi suatu perusahaan tidak memungkinkan pembuangan limbahnya, masyarakat menuntut perusahaan pindah.
5. Membeli lokasi dengan harga tertentu, tetapi ternyata properti tersebut bermasalah dalam hal status dan legalitasnya
Alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya kebutuhan masing-masing perusahaan.
Berikut adalah faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan faktor produksi : 1.
Lingkungan Masyarakat, yaitu kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, seperti konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik adalah perhatikan
syarat penting.
Perlu
nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan
akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah.
8
2.
Kedekatan dengan pasar.
Dekat dengan pasar akan membuat
perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi. 3.
Tenaga kerja. Dimanapun lokasi harus punya tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.
4.
Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier. Bila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi
lebih baik
berlokasi dekat bahan mentah, misal pabrik semen, kayu, kertas dan baja.
Kemudian bila bahan mentah lekas rusak (Perusahaan
pertanian), seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat bahan mentah. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia (supplier) pelayanan supplier yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan. 5.
Fasilitas dan biaya transportasi. Trasportasi baik lewat darat, udara dan air lancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Perusahaan computer yang biaya tranportasinya hanya 1 atau 2% dari total biaya, tidak menjadi masalah dimanapun lokasi perusahaan berada dibanding bagi perusahaan semen. Biaya transportasi tidak dapat dihilangkan dimanapun perusahaan berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah ke pemakai bahan akhir.
9
6.
Sumber daya-sumberdaya (alam) lainnya. Pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan makanan, alumunium dan sebagainya butuh : air dalam jumlah yang besar. perlu diperhatikan tersedianya sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi. Perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi : a. harga tanah, b. dominasi masyarakat, c. peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, d. kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun pesaing, e. tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, f. cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup. Dikota kecil sedikit lebih murah dibanding dalam kota. Hubungan
dengan karyawan sering lebih baik dikota-kota kecil, karena kurang dipengaruhi masalah-masalah tenaga kerja perusahaan-perusahaan lain.
2.2
Perbandingan berbagai alternatif lokasi Metoda sederhana yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pemilihan diantara alternatif-alternatif lokasi adalah dengan membentuk sebuah “tim” para pembuat keputusan yang bertugas mengevaluasi setiap lokasi atas dasar sejumlah faktor keinginan relatif. Contoh, anggap berbagai lokasi sedang dipertimbangkan atas dasar lima faktor, alternatif lokasi (nilai 1 sampai dengan 10). Berapa nilai ini kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan. Tabel 3-1
10
menunjukkan penilaian gabungan sebuah perusahaan untuk lokasi Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.
Tabel 3-1. Contoh analisis penilaian beberapa lokasi Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
Kerja
Pajak
Mentah
Yogyakarta
2
3
5
4
3
Jakarta
5
3
1
4
2
Surabaya
3
4
4
2
5
Ket : Nilai 1 – 10
Kenyataannya,
dalam
analisa
ini
perusahaan
memutuskan
untuk
mempergunakan bobot, : pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan mentah 10%, dan pajak 10%. Kemudian penilaian dalam tabel 3-1 dikalikan dengan bobot, menghasilkan angka-angka dalam Tabel 3-2.
11
Tabel 3-2 Contoh analisis penilaian dan pembobotan di beberapa lokasi Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
Kerja
Pajak
Total
Mentah
Yogyakarta
60
60
150
40
30
340
Jakarta
150
60
30
40
20
300
Surabaya
90
80
120
20
50
360
Pendekatan ini sering disebut metoda “Delphi”. Penyelesaian dari langkah pertama adalah menghitung biaya tetap total selama satu tahun untuk keempat lokasi alternatif, begitu pula dihitung sedangkan biaya variabel per unit untuk masing-masing keempat lokasi alternatif. Kemudian data biaya tetap dan variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan biaya total setiap lokasi alternatif. Setelah itu maka dibuatlah
grafik, dapat disimpulkan bahwa bila
kapasitas atau volume produksi dibawah p unit, sebaiknya pabrik didirikan di lokasi B. Sedangkan bila volume produksi di atas p unit, pabrik sebaiknya didirikan di lokasi C. Pada volume produksi sama dengan p, lokasi C dan B mempunyai biaya total yang sama.
2.3 Analisis dan Metode Pemilihan Lokasi Pabrik Fasilitas produksi sesuatu yang dibangun, diadakan atau diinvestasikan guna, melaksanakan aktivitas produksi. Proses perancangan pabrik (plant design) dengan alasan sebagai berikut :
12
Fasilitas produksi butuh sejumlah besar modal / capital harus diinvestasikan dalam jangka panjang serta kondisi yang penuh resiko.
Fasilitas produksi memberi batasan dan kerangka kerja dari sistem produksi.
Pada saat beroperasi dalam yang sangat sulit dan mahal, lokasi pabrik harus dirubah atau dipindahkan bila lokasi yang ditetapkan dianggap tidak cocok / layak.
Lokasi pabrik akan memiliki unsur strategi
memperkuat posisi
bersaing terutama didalam rangka penguasaan wilayah pemasaran.
2.3.1 Dasar-Dasar Pemilihan Lokasi Pabrik Ikut mengambil peranan didalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu : a. Lokasi dikota besar (city location) 1.
Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar.
2.
Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat dikota besar seperti listrik, gas,, dan lain-lain.
3.
Kontak dengan pemasok dekat dan cepat.
4.
Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan.
b. Lokasi dipinggir kota (sub-urban location) 1.Semi-skilled atau female labour mudah diperoleh. 2.Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak dikota besar.
13
3.Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik. 4.Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul. c. Lokasi jauh diluar kota (country location) 1.
Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana ekspansi yang akan datang.
2.
Pajak terendah lebih dikehendaki.
3.
Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih
dikehendaki.
2.4
4.
Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan.
5.
Baik untuk proses manufacturing produk-produk yang berbahaya.
Manajemen Transportasi Indonesia adalah negara yang banyak memiliki banyak sekali titiktitik kota tujuan baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten. Semuanya tentu saja memerlukan prasarana dan sarana dalam usaha.untuk pembangunan manusia ke arah yang lebih aman, makmur dan sejahtera. Beberapa
kegiatan
untuk
menunjang
kegiatan
tersebut
misalnya
mengimpor bahan baku, memasarkan hasil produksi, menyediakan tenaga kerja yang didatangkan dari kawasan pemukiman ke kawasan industri dan sebaliknya, membutuhkan sistem pengangkutan yang baik. Sistem tersebut adalah sistem pengangkutan yang menjamin keamanan, keselamatan, kecepatan dan yang terjangkau oleh daya beli masyarakatnya.
14
Dari uraian di atas tercermin bahwa pengangkutan merupakan salah satu kunci perkembangan. Peranan pengangkutan sungguh sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran, dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Jadi, pengangkutan diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan
dari tempat asal, dari mana kegiatan dimulai, ke
tempat tujuan, kemana kegiatan diakhiri. Menurut Nasution (2004) unsurunsur pengangkutan meliputi atas : (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, (c) ada terminal asal dan terminal tujuan, (d) sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut. Pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Nilai atau kegunaan yang diberikan oleh pengangkutan adalah berupa kegunaan tempat (place utility) dan kegunaan waktu (time utility). Kedua kegunaan diperoleh jika barang telah diangkut ke tempat di mana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya. Pengangkutan memberikan jasanya kepada masyarakat, yang disebut jasa angkutan. Sebagaimana sifat jasa-jasa lainnya, jasa angkutan akan habis dengan sendirinya, dipakai ataupun tidak dipakai. Jasa angkutan merupakan hasil/keluaran (output) perusahaan angkutan yang bermacam-macam jenisnya sesuai banyaknya jenis alat angkutan (seperti
15
jasa pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa angkutan bus dan lain-lain.). Sebaliknya, jasa angkutan merupakan salah satu factor masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya. Dilihat dari segi ekonomi, keperluan akan jasa angkutan mengikuti perkembangan kegiatan semua factor ekonomi. Pengangkutan dikatakan sebagai derived demand karena keperluan jasa angkutan bertambah dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang jika terjadi kelesuan ekonomi. Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa ataupun industri, baik itu perusahaan besar maupun kecil yang aktif melakukan kegiatannya selalu dituntut untuk mempunyai kemampuan
dalam mengatur dan
mempergunakan sumber daya-sumber daya yang terdapat di dalam perusahaan sebanding dengan bahan atau jasa yang diolah menjadi produk yang akan dihasilkan guna pemenuhan kepuasan konsumen. Di dalam usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan maka dibutuhkan
suatu manajemen untuk memenuhinya. Dengan
penggunaan manajemen yang baik dan tepat akan sangat membantu manusia dalam melakukan pengaturan semua sumber daya yang ada pada perusahaan guna peningkatan dan kemajuan perusahaan, sehingga dapat dihasilkan suatu jasa yang memuaskan guna pemenuhan kepuasan pelanggan dan dapat pula meningkatkan pendapatan perusahaan. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang beraneka ragam dan berhubungan dengan produksi barang dan jasa, manusia tentu saja membutuhkan transportasi. Berdasarkan hal ini maka manfaat transportasi
16
dapat pula dilihat dari berbagai kehidupan masyarakat, khususnya dalam sosial dan ekonomi.
2.5 Pengelolaan Angkutan Darat / Kendaraan Bermotor Angkutan jalan atau kendaraan bermotor adalah moda transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas operasinya yang bergerak di jalan raya (Nasution, 2006). Tatap muka antara operator dan user dimungkinkan oleh tersedianya jasa angkutan jalan. Penjualan langsung pada user bisa mengurangi biaya pengurusan posisi antara operator dan user. Ciri khusus angkutan kendaraan bermotor atau jalan dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu. Dan makin majunya sistem pergudangan, pengecer (retailer) dapat mendatangi gudang-gudang setempat milik grosir (wholesaler). Kemudahan ini memungkinkan para pengecer membeli dalam jumlah terbatas, penyediaan persediaan (stock) barang secara terbatas pula yang berarti ditekannya investasi modal seefisien mungkin. Selain itu angkutan jalan telah mengurangi pula pengurusan barang-barang “transit” karena pengiriman barang menjadi langsung (through shipment) dari distributor ke konsumen. Pengoperasian kendaraan bermotor terbatas untuk muatan yang beratnya adalah sekitar 3 – 15 ton. Jarak yang ekonomis sekitar 250 km.
2.5.1
Sifat Pengusahaan Angkutan Kendaraan Bermotor / Jalan Angkutan kendaraan bermotor sangat fleksibel terhadap pertumbuhan
permintaan dari masyarakat dan dapat memberikan pelayanan door to door
17
service, yaitu dari tempat pengiriman barang atau penumpang sampai ke tempat penerima barang atau tujuan penumpang. Perusahaan angkutan melayani angkutan barang (truk) dan angkutan penumpang (bis, taksi dan lain-lain) berkembang cepat karena pelayanan disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan masyarakat. Kebanyakan jenis muatan adalah barang-barang yang terbatas berat dan volumenya serta jarak yang dekat. Dengan pertumbuhan daerah pemukiman yang baru di luar kota, sangat memerlukan angkutan untuk pergi dan pulang dari tempat tinggal ke tempat bekerja di kota atau sebaliknya. Pemisahan
secara
jelas
antara
pemilikan,
pemeliharaan
dan
pengoperasian kendaraan memudahkan tumbuhnya perusahaan angkutan dan karena tidak dibebani biaya investasi jalan raya yang sangat besar. Biaya angkutan kebanyakan bersifat biaya variable, sedangkan biaya tetap hanya biaya-biaya penyusutan dan biaya peralatan lainnya yang jumlahnya terbatas. Karena biaya variable lebih besar maka perusahaan lebih fleksibel menyesuaikan kapasitasnya dengan demand. Kalau demand naik di atas kapasitas yang ada, perusahaan akan menambah jumlah armada. Sebaliknya jika demand turun, perusahaan akan mengurangi jumlah kendaraanya. Perusahaan
dengan kapasitas tersebut dengan tingkat
investasi yang tidak terlalu besar/mahal dimana harga kendaraan relative murah sehingga menyebabkan easy entry di pasar angkutan kendaraan bermotor berarti perusahaan mudah keluar masuk pasar.
18
2.5.2
Kendaraan Perusahaan Angkutan Kendaraan Bermotor di Indonesia a. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan angkutan sejalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan dan jumlah muatan yang cukup tinggi. Pertumbuhan jumlah angkutan umum (truk, bis) dari tahun 1990-1994 meningkat rata-rata 8.5% per tahun, yaitu 2.699.765 kendaraan pada tahun 1990 menjadi 3.771.444 kendaraan pada tahun 1994. pada tahun 1994 jumlah perusahaan bis antar propinsi lebih
dari 656 perusahaan
dengan jumlah armada sekitar 12.965 bis dan jumlah rit sebesar 22.405 rit (Nasution, 2004). Banyaknya perusahaan angkutan mencerminkan adanya persaingan yang cukup besar, terutama pada perusahaan truk yang selalu mengalami perang tarif. b. Pembinaan Perusahaan Saat ini pembinaan perusahaan angkutan antar propinsi tergantung dari jenisnya trayeknya. Bila angkutan tersebut adalah antar profinsi maka izin berasal dari pemerintah pusat, sedangkan bila dalam propinsi maka izin trayek berasal dari pemerintah daerah. Tarif angkutan antar propinsi dengan penetapan secara pusat dibedakan atas turis yang berlaku untuk regional I, II dan III. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya operasi dan keadaan geografis yang tidak sama. Sedangkan untuk penetapan tarif dalam propinsi ditetapkan oleh gubernur dan walikota atau bupati.
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mengetahui analisis biaya dalam penentuan lokasi dan analisis metode transportasi dalam keputusan-keputusan lokasi. Ini sangat penting sebagai masukan untuk CV Jaya Sumatera.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di perusahaan CV. Jaya Sumatera yang dirintis dari awal oleh Bapak Sobari MR sekaligus sebagai pemilik perusahaan, dan direksi perusahaan sebagai perusahaan rumahan pada tahun 1991 berhasil merubah status dari perusahaan rumahan menjadi CV. Jaya Sumatera hingga sampai sekarang. Perusahaan ini berlokasi di Pesanggrahan di Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian terhitung mulai bulan April 2008 hingga Mei 2008.
3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada data primer dan data sekunder yang didapatkan dalam penelitian. Selanjutnya akan dicari data yang berhubungan dengan alternative lokasi pool kendaraan truk.
20
Dari beberapa alternative lokasi tersebut maka akan dipilih lokasi terbaik dengan menggunakan Metode Pemeringkatan Faktor (The Factor Rating Methode) dan juga menggunakan Metode titik impas lokasi ( Locational Break Event Analysis). Perusahaan juga membutuhkan analisis mengenai metode analisis transportasi yang paling efisien. Dari beberapa jalur transportasi dari Pool kendaraan ke gudang perusahaan di luar kota, maka akan dipilih jalur yang paling efisien dengan sedikit biya, dengan menggunakan metode Stepping Stone dan Metode Vogel’s Approximation.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dengan menggunakan data sekunder, dan sebagian data primer. Namun demikian data akan dikumpulkan berdasarkan periode 11 tahun terakhir untuk mendapatkan dana yang akurat. Untuk melengkapi hasil penelitian maka dengan cara pengambilan data dari perusahan dan wawancara kepada beberapa karyawan sopir.
3.5. Definisi Operasional Variabel 1.
Metode Pemeringkatan Faktor (The Factor Rating Methode) Metode Pemeringkatan Faktor adalah suatu metode yang menekankan tujuan pada proses identifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Faktor rating dilakukan dengan cara prosedur pemberian bobot yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, lalu mengalikan bobot faktor dengan skor lokasi yang dipilih danmemilih bobot yang paling tinggi
21
2.
Analisis titik impas lokasi (Locational Break event analysis) Analisis titik impas lokasi adalah suatu analisis biaya volume untuk membuat perbandingan alternatif-alternatif lokasi. Analisis ini dapat dikerjakan dengan menggunakan rumus matematika dan grafik.
3.
Metode Stepping Stone Metode Stepping Stone adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari jalur efisien perusahaan dengan cara alokasi tahapantahapan sesuai dengan kapasitas pabrik dan gudang, dengan memilih mana yang paling eifisien.
4.
Metoda Vogel atau Vogel’s Approximation Method (VAM) Metoda Vogel atau Vogel’s Approximation Method (VAM) merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk dapat mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa
daerah
pemasaran. Adapun langkah – langkah untuk mengerjakannya adalah sebagai berikut : 1. Menyusun kebutuhan, kapasitas masing – masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam matriks, 2.
Mencari
perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya terkecil dan biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom pada matriks.
Dari hasil tersebut maka dapat ditemukan hasil optimal
dengan biaya terkecil dari berbagai alternati atau kemungkinan yang ada.
22
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Jaya Sumatera yang sebelumnya merupakan perusahaan transportasi (perusahaan pribadi) khusus melayani transportasi dan pengiriman barang ke kota di Jawa dan Sumatera. CV. Jaya Sumatera awalnya sebagai perusahaan kecil dari awal mengelola bisnis distribusi yaitu bisnis angkutan barang dengan menggunakan truk dari Jakarta Palembang, Jakarta Medan dan Jakarta Surabaya pp. dan mulai mendapatkan order pada tanggal 11 November 1989. CV. Jaya Sumatera yang dirintis dari awal oleh Bapak Sobari MR sekaligus sebagai pemilik perusahaan, dan direksi perusahaan sebagai perusahaan rumahan pada tahun 1991 berhasil merubah status dari perusahaan rumahan menjadi CV. Jaya Sumatera hingga sampai sekarang. CV. Jaya Sumatera berdiri pada tanggal 25 Oktober 1989 dimana perusahaan tersebut pendirinya adalah Bapak Sobari MR, dan direksi Wiryanto Nasution. Akte
pendirian
No.
3202/2096/09-02/PM/X/1991
dan
merupakan perusahaan non PMA/PMAN tetapi merupakan perusahaan adalah perorangan yang berkembang dengan investasi awal Rp 100.000.000,-
23
Selanjutnya perusahaan berkembang menjadi perusahaan Persekutuan Comanditer CV. Jaya Sumatera yang berlokasi di Jl. Raya PLP Curug Desa Kadu RT 19/04 Kecamatan Curug, Tangerang Tlp (021) 59493820 fax (021) 5943821, (021) 59493820.
4.1.1 Bidang Usaha CV. Jaya Sumatera sejak mulai berdiri bulan November 1989 perusahaan tersebut melayani jasa angkutan berupa distribusi barangbarang dari Jakarta menuju Medan, Jakarta Palembang dan Jakarta Surabaya.
Perusahaan melayani jasa angkutan sampai sekarang,
namun pada masa 1988 kuantitas produksinya kecil karena merupakan perusahaan skala kecil yang dimiliki oleh perorangan setelah menjadi Perusahaan besar pada tanggal 25 Oktober 1990 perusahaan tersebut memproduksi secara besar.
4.1.2. Struktur Organisasi Dalam pembahasan ini merupakan urutan struktur organisasi dan akan dijelaskan tugas dari masing-masing departemen sesuai jabatan yang terdokumentasi di bawah ini. 1.
Komisaris
2.
Direktur Utama
3.
Manager Administrasi dan Keuangan
4.
Manager Operasional
5.
Manajer Marketing
6.
Ka sie Wilayah I
24
7.
Ka sie Wilayah II
8.
Ka sie Wilayah III
Sedangkan susunan organisasi dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Komisaris Utama/ Komanditer Pasif
Direktur Utama
Manager Administrasi dan Marketing
Kepala Sie Wilayah I Legok
Jakarta-Medan
Manager Operasional
Kepala Sie Wilayah 2 Dozon, Legok
Jakarta-Palembang
Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Jaya Sumatera
25
Manager Keuangan
Kepala Sie Kawasan Industri Wilayah 3 Cibitung
Jakarta-Pekan Baru
Berikut adalah tanggung jawab dan wewenang dari pimpinan dan manajemen perusahaan CV. Jaya Sumatera :
KOMISARIS UTAMA Bertanggung jawab langsung kepada
: Para Pemegang Saham
Supervisi
: Direktur
Tugas Pokok
:
Mengawasi dan mengendalikan perusahaan serta menyetujui pokok-pokok kebijakan dalam semua bidang untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB: 01. Mengawasi kerja komanditer aktif/direktur 02. Menetapkan target pendapatan perusahaan untuk suatu periode usaha 03. Menyetujui rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan 04. Bersama direksi menetapkan visi dan misi perusahaan 05. Menerima laporan kegiatan perusahaan secara berkala, mempelajari serta memberikan pengarahan kepada direksi 06. Sedikitnya dalam 1 tahun mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
26
DIREKTUR UTAMA Bertanggung jawab langsung kepada
: Para Pemegang Saham
Supervisi
: Manager
Tugas Pokok
:
Mengawasi dan mengendalikan perusahaan serta menyetujui pokok-pokok kebijakan dalam semua bidang untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB: 01.
Mengawasi kerja Manager
02.
Menetapkan target pendapatan perusahaan untuk suatu periode usaha
03.
Menyetujui rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan
04.
Memutuskan pinjaman-pinjaman yang dari dan kepada pihak ketiga sesuai
05.
Penerima laporan kegiatan perusahaan secara berkala, mempelajari serta
06.
dengan kebijakan perusahaan
memberikan pengarahan kepada direksi
Sedikitnya dalam 1 tahun mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
MANAJER ADMINISTRASI DAN KEUANGAN Bertanggung jawab langsung kepada
: Direksi
Supervisi
:-
Staf Keuangan
-
Staf Akuntansi
Tugas Pokok
:
27
Membantu direksi dalam menyelenggarakan perencanaan, pembinaan, dan pengawasan pada bidang Keuangan dan Akuntansi serta penyajian Laporan Keuangan
URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB 01. Membantu direksi dalam menyusun dan menetapkan pokok-pokok kebijakan dalam bidang Keuangan dan akuntansi 02. Mengkoordinir penyusunan anggaran perusahaan 03. Membina sistem informasi akuntansi dan keuangan yang dapat menjalin sistem pengendalian intern yang memadai untuk semua kegiatan perusahaan termasuk ketertiban keuangan dan administrasi perusahaan 04. Menandatangani Bukti Memorial untuk keperluan penyusunan Laporan Keuangan, voucher payment, daftar gaji serta bukti pengeluaran
kas/bank
(untuk
pengeluaran
yang
menjadi
wewenangnya) 05. Membina hubungan baik dengan bank serta lembaga keuangan lainnya. 06. Memeriksa laporan-laporan yang diterima dari kepala bagian keuangan dan akuntansi, melakukan analisa sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan 07. Bertanggung jawab dalam usaha meminimumkan biaya dan meringankan cash flow 08. Memonitor
kelancaran
dan
perusahaan
28
ketertiban
administrasi
keuangan
09. Menyusun daftar gaji sampai pada tingkat tertentu 10. Menjaga kelancaran bekerja dari bagian-bagian yang berada dibawahnya 11. Menjamin pelaporan kepada direksi disajikan secara tepat waktu dan membuat penjelasan-penjelasan yang memadai sehubungan dengan penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi 12. Menyiapkan peramalan arus kas secara bulanan dan tahunan
4.2.Analisis Deskriptif Perusahaan 4.2.1
Pertumbuhan Jumlah kendaraan Perusahaan CV. Jaya Sumatera adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang angkutan dan transportasi.
Angkutan yang dibawa adalah
berupa barang-barang elektronik dan hasil bumi yang dibawa dari Jakarta menuju Palembang, Pekan Baru dan Medan, dan sebaliknya.
Hasil data
menunjukkan bahwa jumlah kendaraan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hasil lengkap mengenai pertumbuhan jumlah kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
29
Tabel 4.1. Pertumbuhan jumlah kendaraan truk CV. Jaya Sumatera No
Tahun
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Operasi
Colt
Engkel
Tronton
Total
Diesel
Fuso
Fuso
Mitsubishi
Mitsubishi
Mitsubishi
1
1996
3
0
0
3
2
1997
3
5
4
12
3
1998
3
3
3
9
4
1999
5
5
4
14
5
2000
5
5
5
15
6
2001
7
8
8
23
7
2002
8
10
10
28
8
2003
10
12
11
33
9
2004
13
15
16
44
10
2005
15
20
16
51
11
2006
15
20
20
55
4.2.2
Status Kepemilikan dan Asuransi Berdasarkan status kepemilikan, maka dari total yang dimiliki
perusahaan adalah hanya 15 buah kendaraan. Sedangkan kendaraan lainnya adalah milik orang lain, yang kepemilikan dikelola oleh perusahaan. Hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :
30
Tabel 4.2. Status kepemilikan Mobil dan Asuransi CV. Jaya Sumatera No
Nama Kendaraan
Jumlah
Status
(Unit) 1
Colt Diesel Mitsubishi
15
Milik
Asuransi
Asuransi
Kendaraan
Barang
Tidak
Ya
Sendiri 2
Engkel Fuso Mitsubishi
20
Titipan
Tidak
Ya
3
Tronton Fuso
20
Titipan
Tidak
Ya
Mitsubishi Jumlah
55
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah truk titipan adalah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah truk sendiri. Jumlah titipan 40 unit truk, sedangkan jumlah truk sendiri hanya 15 unit.
4.2.3
Data Kubikasi Berdasarkan data kubikasi, maka terlihat bahwa kendaraan yang
mempunyai volume tertinggi adalah kendaraan tronton Fuso dari total muatan adalah 65 m3. sedangkan volume yang paling kecil adalah truk colt diesel dengan nilai volume adalah 22 m3. Hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :
31
Tabel 4.3 . Data kubikasi kendaraan No
Jenis
Jumlah
Kapasitas
Angkutan
Ban
Muatan
Frekuensi/bln Jumlah Unit
(m3) 1
Colt
Total
Keterangan
Kubikasi (m3)/bln
6
22
5
15
1650
6
33
5
20
3300
6
65
5
20
6500
Diesel 2
Engkel Fuso
3
Engkel Tronton
4.2.4
Data Ongkos Perjalanan Berikut adalah data mengenai biaya atau ongkos perjalanan. Hasil
lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4. Data Biaya Perjalanan dari Jakarta - Palembang No
Jenis
Solar
Uang
Upah
Biaya
Total
Angkutan
(Rp)
Makan
(Rp)
Lain-lain
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Colt Diesel
800.000
200.000
200.000
300.000
1.500.000
2
Engkel
1.000.000
350.000
750.000
500.000
2.600.000
1.500.000
600.000
1.100.000
800.000
4.000.000
Fuso 3
Tronton Fuso
32
4.2.5
Data keterangan perjalanan Berikut adalah data mengenai keterangan perjalanan kendaraan. Hasil
lengkapnya dapat dilihat di Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Keterangan perjalanan dari Jakarta ke beberapa kota di Sumatera No
1
Jenis
Colt Diesel
Tujuan
Medan
Lama
Jumlah
Perjalanan
Awal
6 – 7 hari
1 Supir
Kembali
1 kenek
membawa muatan
Mitsubishi
Keterangan
dari Palembang 2
Engkel Fuso
Palembang
4 hari
2 supir
Mitsubishi 3
Tronton Fuso Palembang
Kembali harus dalam 4 hari
4 hari
Mitsubishi
2 supir
Kembali harus dalam 4 hari
Dari Tabel diatas terlihat bahwa jarak perjalanan biaya perjalanan terbesar adalah pada truk Mitsubishi Tronton dengan kapasitas 65 m3, dimana jumlah biaya perjalanan adalah 4 juta rupiah sedangkan yang paling rendah adalah pada Colt Diesel (jumlah muatan maksimum adalah 22 m3) adalah sebesar
satu juta lima ratus ribu rupiah.
Sebagai tambahan ionformasi
berikut adalah rute yang harus dilalui oleh truk tersebut untuk rute Jakarta – Medan sebagai berikut :
33
Tabel 4.6 Keterangan perjalanan : truk Colt Diesel rute Jakarta – Medan
Lintas Tengah Jakarta-->Medan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Asal Jakarta Bakauheni Tj Karang Bandar Jaya Kota bumi Batu Raja Muara enim Lahat Tebing Tinggi Linggau Sarolangon Bangko Muara Bungo Gili Ranjau Teluk Kuantan Lipat kain Pekan baru
Pengeluaran minyak Biaya
Tujuan Merak Tj. Karang Bandar Jaya Kota bumi Batu Raja Muara enim Lahat Tebing Tinggi Linggau Sarolangon Bangko Muara Bungo Gili Ranjau Teluk Kuantan Lipat kain Pekanbaru Medan , Total
Km 100.00 80.00 50.00 115.00 140.00 98.00 89.00 107.00 95.00 139.00 88.00 126.00 180.00 128.00 135.00 116.00 737.00 2,523.00
(4km) / liter Rp4,300
630.75 Rp2,712,225.00
Pengeluaran : Makan (2 orang) Tol Biaya tak terduga
350,000.00 30,000.00 200,000.00
Dari Tabel diatas terlihat bahwa jarak perjalanan dari Jakarta ke Medan adalah sekitar 2523 km, dengan jumlah pengeluaran minyak dan lain-lain adalah sekitar tiga juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah. lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 sampai dengan 8.
34
Hasil
4.3.Analisis evaluasi alternatif lokasi pool truk perusahaan Dalam usaha untuk memperluas kapasitas maka perusahaan melakukan pencarian beberapa alternatif
lokasi truk. Telah didapat
beberapa lokasi alternatif yaitu A, B, C dan D. 4.3.1 Analisis Metode Pemeringkatan Faktor Berikut analisis berbagai lokasi yang sedang dipertimbangkan atas dasar lima faktor, dengan menggunakan metode Delphi. Jumlah lokasi adalah 4 alternatif A, B, C dan D, dengan bobot nilai antara 1 sampai dengan 10. Berapa nilai ini kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan. Tabel 4-7 menunjukkan penilaian gabungan sebuah perusahaan untuk lokasi A, B, C dan D.
Tabel 4.7 Penilaian Gabungan Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
Izin
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
legalitas
Kerja
Mentah
A
3
4
4
3
2
B
4
5
2
4
5
C
2
3
5
4
2
D
5
4
5
3
3
Ket : Nilai 1 – 10
35
Kenyataannya,
dalam
analisa
ini
perusahaan
memutuskan
untuk
mempergunakan bobot, : pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan mentah 10%, dan pajak 10%. Kemudian penilaian dikalikan dengan bobot, menghasilkan angka-angka.
Tabel 4.8 Perhitungan Bobot dan Penilaian Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
Kerja
Pajak
Total
Mentah
A
90
80
120
30
20
340
B
120
100
60
40
50
370
C
60
60
150
40
20
330
D
150
80
150
30
30
440
Berdasarkan lokasi di atas maka diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada lokasi D yaitu dengan total 440, sedangkan nilai terendah adalah pada lokasi alternative C dengan total nilai 330. Dengan demikian berdasarkan Tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi yang dipilih adalah lokasi D. Hal ini dikarenakan lokasi D memiliki nilai tertimbang tertinggi diantara pilihan alternative lokasi. Metode ini memang mendasarkan diri pada pendapat (judgement) dari beberapa orang ahli yang berpartisipasi dan berdiskusi sampai mereka memperoleh consensus pemilihan berbagai alternative lokasi. Pendekatan ini sering disebut metoda Delphi.
36
4.3.2 Analisis Titik Impas lokasi (Locational Break Event Analysis) Selain dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor maka, pencarian lokasi pool kendaraan truk dapat pula dilakukan dengan cara Analisis Titik Impas lokasi. Untuk dapat menentukan lokasi pool yang baru, perusahaan telah mengumpulkan data semua biaya pada berbagai lokasi dan mendapati bahwa jenis biaya-biaya produksi berikut ini bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Data tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variable. Hasil lengkap data biaya tersebut dapat diperinci sebagai berikut dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Tabel Biaya Analisis Titik Impas lokasi
37
Jenis biaya
LOKASI
(dalam ribuan
A
B
C
D
rupiah /
(000)
(000)
(000)
(000)
Rp 900
Rp 850
Rp 750
Rp 800
Lokasi Tenaga kerja (per orang) Biaya
Rp23.000.000 Rp19.500.000 Rp20.000.000 Rp18.000.000
konstruksi pool Material dan
Rp 553
Rp. 515
Rp. 500
Rp. 510
Rp. 60.000
Rp.50.000
Rp.60.000
Rp. 55.000
Rp. 10.000
Rp. 13.000
Rp. 16.000
Rp. 15.000
Rp. 33.000
Rp. 28.000
Rp. 63.000
Rp. 35.000
Peralatan * (per unit) Listrik (per tahun) Air (pertahun) Pajak (pertahun) * Biaya ini termasuk biaya depresiasi, tapi tidak termasuk biaya bunga.
Dengan menggunakan data tersebut akan dilihat bagaimana memilih lokasi yang paling tepat dengan menggunakan metode pemeringkatan factor.
38
4.3.3
Analisis Jalur yang memiliki biaya yang efisien dari beberapa jalur alternative yang ada Perusahaan angkutan CV Jaya Sumatera memiliki pool W, H dan P yang merupakan tempat awal keberangkatan truk menuju tempat pergudangan yang ada di kota lain. Berikut adalah data mengenai kapasitas beberapa pool dan kebutuhan gudang dan akan melakukan pemilihan dari beberapa alternatif.
Tabel 4.10.
Kapasitas pool W, H dan P yang berisi Barang Elektronik
Pool
Kapasitas muat tiap bulan
W
100 ton
H
70 ton
P
60 ton
Jumlah
230 ton
Tabel 4.11
Kebutuhan gudang A, B, dan C
Gudang
Kebutuhan tiap bulan
A
60 ton
B
120 ton
C
50 ton
Jumlah
230 ton
39
Tabel 4.12
Biaya pengangkutan setiap ton dari pool W, H, P ke gudang A, B, C
Dari
Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp) Ke gudang A
Ke gudang B
Ke gudang C
Pool W
100
25
40
Pool H
75
100
50
Pool P
125
50
95
Untuk bisa memahami dengan lebih mudah dan memecahkan masalah, maka data di atas harus disusun ke dalam suatu Tabel yang menunjukkan hubungan antara kapasitas pool, kebutuhan gudang dan biaya pengangkutan seperti terlihat pada Tabel 4.12. Pada Tabel tersebut jumlah kebutuhan tiap – tiap gudang diletakkan pada baris terakhir dan kapasitas tiap pool pada kolom terakhir. Sedang biaya pengangkutan diletakkan pada segi empat kecil pada Tabel
itu. Misalnya biaya angkut 1 ton barang ke W ke A adalah 20,
diletakkan di segi empat kecil di dalam segi empat AW dan seterusnya. Adapaun Xij adalah banyaknya alokasi dari sumer i ke tujuan j, misalnya dari A ke B (sumber 1 ke tujuan pertama) = X11. Nilai Xij inilah yang nanti akan dicari. Dengan demikian maka hasilnya untuk tabel transportasi adalah sebagai berikut :
40
Tabel 4.13 Ke
Transportasi
Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas Pool
Dari Pool W
Pool H
Pool P
Kebutuhan Gudang
(Ton) 100
25
40
X11
X12
X13
75
100
50
X21
X22
X23
125
50
95
X31
X32
X33
60
120
50
41
100
70
60
230
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Deskriptif Perusahaan 5.1.1
Status kepemilikan Perusahaan CV. Jaya Sumatera adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang angkutan dan transportasi.
Angkutan yang dibawa adalah
berupa barang-barang elektronik dan hasil bumi yang dibawa dari Jakarta menuju Palembang, Pekan Baru dan Medan, dan sebaliknya.
Hasil data
menunjukkan bahwa jumlah kendaraan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hasil lengkap mengenai pertumbuhan jumlah kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini : Dari tabel 5.1 terlihat bahwa kendaraan yang dipilih untuk armada angkutan perusahaan adalah merk Mitsubishi Colt Diesel (6 ban), Engkel Fuso (10 ban) dan Tronton Fuso (14 ban). Satu jenis merk ini dipilih karena merk ini sudah terbukti kekuatannya dalam menanjak, dan banyak digunakan oleh armada perusahaan sejenis. Selain itu dengan menggunakan merk yang sejenis maka akan memudahkan dalam mengelola suku cadang, karena suplai dan ketersediaan suku cadang difokuskan pada satu perusahaan saja. Penggunaan merk yang sama, bila terjadi masalah dijalan baik yang berhubungan alat-alat dan suku cadang, maka dapat pula memungkinkan dan
42
mudah menggunakan suku cadang armada lain, atau saling bertukar, sehingga konisi lebih aman dan efisien di jalan. Tabel 5.1. Pertumbuhan jumlah kendaraan truk CV. Jaya Sumatera No
Tahun
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Operasi
Colt
Engkel
Tronton
Total
Diesel
Fuso
Fuso
Mitsubishi
Mitsubishi
Mitsubishi
1
1996
3
0
0
3
2
1997
3
5
4
12
3
1998
3
3
3
9
4
1999
5
4
3
12
5
2000
5
5
5
15
6
2001
7
8
8
23
7
2002
8
10
10
28
8
2003
10
12
11
33
9
2004
13
15
16
44
10
2005
15
20
16
51
11
2006
15
20
20
55
Dari Tabel diatas terlihat bahwa terjadi trend, jumlah kendaraan yang bertambah
setiap tahun, dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2006.
Dikecualikan pada tahun 1998 terjadi penurunan jumlah armada dari tahun 1997 sampai tahun 1998, yaitu dari 12 ke 9 armada saja. Hal ini disebabkan pada tahun 1998 terjadi krisis pergolakan politik yang berimbas kepada keamanan di berbagai daerah, termasuk di jalan raya. Keamanan tentu saja ini
43
berimbas pula kepada masalah ekonomi sehingga perusahaan tidak berani mengoperasikan di jalan-jalan, dan ada beberapa armada dijual. Namun demikian keamanan dan stabilitas politik berangsur pulih dan terbukti pada tahun 1999 sudah ada perbaikan dan tahun berikut makin bertambah jumlah kendaraan. 5.1.2
Status kepemilikan dan Asuransi Berdasarkan status kepemilikan, maka dari total yang dimiliki
perusahaan adalah hanya 15 buah kendaraan. Sedangkan kendaraan lainnya adalah milik orang lain, yang kepemilikan dikelola oleh perusahaan. Hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2. Status kepemilikan Mobil dan Asuransi CV. Jaya Sumatera No
Nama Kendaraan
Jumlah
Status
(Unit) 1
Colt Diesel Mitsubishi
15
Milik
Asuransi
Asuransi
Kendaraan
Barang
Tidak
Ya
Sendiri 2
Engkel Fuso Mitsubishi
20
Titipan
Tidak
Ya
3
Tronton Fuso
20
Titipan
Tidak
Ya
Mitsubishi Jumlah
55
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah truk titipan adalah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah truk sendiri. Jumlah titipan 40 unit truk yang berarti sekitar 80% , lebih banyak dibandingkan dengan jumlah truk sendiri hanya 15 unit atau sekitar 20% saja.
Seluruh kendaraan juga terlihat tidak
memiliki asuransi kendaraan bermotor. Dengan demikian aset perusahaan ini
44
memiliki resiko yang sangat tinggi dalam investasi. Sebab terjadi kerusakan atau kehilangan maka perusahaan akan mendapatkan kerugian yang sangat besar, yang akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
Perlu
diketahui bahwa nilai asuransi kehilangan kendaraan (TLO = Total Loss Only) bermotor adalah sekitar 3% dari nilai kendaraan. 5.1.3
Data Kubikasi Berdasarkan data kubikasi, maka terlihat bahwa kendaraan yang
mempunyai volume tertinggi adalah kendaraan tronton Fuso dari total muatan adalah 65 m3. sedangkan volume yang paling kecil adalah truk colt diesel dengan nilai volume adalah 22 m3. Hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini : Tabel 5.3 . Data kubikasi kendaraan N
Jenis
Jumla
Jumlah
Frekuens
Jumla
Total
Keteranga
o
Angkuta
h Ban
Muata
i
h Unit
Kubikas
n
n
/ bln
n
i
(m3)
(m3)/bl n
1
Colt
6
22
5
15
1650
6
33
5
20
3300
6
65
5
20
6500
Diesel 2
Engkel Fuso
3
Engkel Tronton
45
Dari Tabel ditas terlihat bahwa nilai kubikasi terbesar adalah pada truk Mitsubishi Tronton dengan kapasitas 65 m3, sedangkan yang paling rendah adalah pada Colt Diesel, yaitu dengan jumlah muatan maksimum adalah 22 m3. 5.1.4
Data Ongkos Perjalanan Berikut adalah data mengenai biaya atau ongkos perjalanan. Hasil
lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.4. Data biaya perjalanan dari Jakarta - Palembang No
Jenis
Solar
Uang
Upah
Biaya
Total
Angkutan
(Rp)
Makan
(Rp)
Lain-lain
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Colt Diesel
800.000
200.000
200.000
300.000
1.500.000
2
Engkel
1.000.000
350.000
750.000
500.000
2.600.000
1.500.000
600.000
1.100.000
800.000
4.000.000
Fuso 3
Tronton Fuso
Dari Tabel diatas terlihat bahwa biaya perjalanan terbesar adalah pada truk Mitsubishi Tronton dengan kapasitas 65 m3, dimana jumlah biaya perjalanan adalah 4 juta rupiah sedangkan yang paling rendah adalah pada Colt Diesel (jumlah muatan maksimum adalah 22 m3) adalah sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah. Sementara itu dari jumlah tersebut maka biaya tertinggi adalah pada bahan bakar, yiatu sekitar 37.5%, sedangkan setelah itu adalah pada upah pada
46
sopir dan pada kenek yaitu sekitar 27.5%. Sedangkan yang paling rendah adalah uang ang makan yang menyumbang sekitar 20%. Pada tabel tersebut adalah biaya lain-lain yang meliputi uang yang diberikan pada oknum tertentu, uang keamanan, uang tol, uang feri menyeberang, uang parkir dan biaya yang tak terduga seperti kempes ban di tengah jalan.
5.1.5
Data keterangan perjalanan Berikut adalah data mengenai keterangan perjalanan kendaraan. Hasil
lengkapnya dapat dilihat di Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Keterangan perjalanan No
1
Jenis
Colt Diesel
Tujuan
Medan
Lama
Jumlah
Perjalanan
Awal
6 – 7 hari
1 Supir 1
Kembali
kenek
membawa
Mitsubishi
Keterangan
muatan dari Palembang 2
Engkel Fuso
Palembang
4 hari
2 supir
Mitsubishi 3
Tronton
Kembali harus dalam 4 hari
Palembang
4 hari
Fuso
2 supir
Kembali harus dalam 4 hari
Mitsubishi
47
Dari Tabel diatas terlihat bahwa jarak perjalanan biaya perjalanan terbesar adalah pada truk Mitsubishi Tronton dengan kapasitas 65 m3, dimana jumlah biaya perjalanan adalah 4 juta rupiah sedangkan yang paling rendah adalah pada Colt Diesel (jumlah muatan maksimum adalah 22 m3) adalah sebesar
satu juta lima ratus ribu rupiah.
Sebagai tambahan ionformasi
berikut adalah rute yang harus dilalui oleh truk tersebut untuk rute Jakarta – Medan sebagai berikut : Tabel 5.6 Keterangan perjalanan : truk Colt Diesel rute Jakarta – Medan
Lintas Tengah Jakarta-->Medan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Asal Jakarta Bakauheni Tj Karang Bandar Jaya Kota bumi Batu Raja Muara enim Lahat Tebing Tinggi Linggau Sarolangon Bangko Muara Bungo Gili Ranjau Teluk Kuantan Lipat kain Pekan baru
Pengeluaran minyak Biaya
Tujuan Merak Tj. Karang Bandar Jaya Kota bumi Batu Raja Muara enim Lahat Tebing Tinggi Linggau Sarolangon Bangko Muara Bungo Gili Ranjau Teluk Kuantan Lipat kain Pekanbaru Medan , Total
Km 100.00 80.00 50.00 115.00 140.00 98.00 89.00 107.00 95.00 139.00 88.00 126.00 180.00 128.00 135.00 116.00 737.00 2,523.00
(4km) / liter Rp4,300
630.75 Rp2,712,225.00
Pengeluaran : Makan (2 orang) Tol Biaya tak terduga
48
350,000.00 30,000.00 200,000.00
Dari Tabel diatas terlihat bahwa jarak perjalanan dari Jakarta ke Medan adalah sekitar 2523 km, dengan jumlah pengeluaran minyak dan lain-lain adalah sekitar tiga juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah.
Hasil
lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
5.2 Analisis evaluasi alternatif lokasi pool truk perusahaan 5.2.1 Analisis Metode Pemeringkatan Faktor Pool truk merupakan tempat yang sangat penting bagi kelancaran operasi perusahaan angkutan. Pool merupakan tempat istirahat bagi sopirsopir sebelum mereka melaksanakan tugas yang berat keluar kota dengan membawa truk dengan roda 6 atau lebih. Selain itu pool merupakan tempat untuk mempersiapkan kendaraan, memperbaiki kendaraan, service dan mengganti suku cadang dan membersihkan kendaraan. Agar keradaan dapat berlangsung dengan efektif, maka diperlukan pengelolaan yang baik yang melibatkan banyak pihak. Diantaranya adalah peran pengelola pool untuk dapat memberikan suku cadang dan barang angkutan dengan baik. Oleh sebab itu sebelum diputuskan, maka pencarian kolasi pool adalah sangat penting. Pihak manajemen telah memberikan tugas kepada bagian perencanaan dan produksi untuk mencari alternatif beberapa lokasi pool kendaraan berat (truk) agar pengelolaan kedepan menjadi lebih efektif, dengan menggunakan biaya yang seoptimal mungkin. Untuk perlu dicari beberapa lokasi dengan memperhatikan variabel-variabel yang mendukungnya seperti Pasar potensial, Biaya tenaga kerja, Tersedianya air, Bahan logistik dan Izin legalitas.
49
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pool atau pool kendaraan berat. Diantaranya adalah dalam menentukan perbaiki dan logMetoda sederhana yang dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan diantara alternatif-alternatif lokasi adalah dengan membentuk sebuah “tim” para pembuat keputusan yang bertugas mengevaluasi setiap lokasi atas dasar sejumlah faktor keinginan relatif. Berikut analisis berbagai lokasi yang sedang dipertimbangkan atas dasar lima faktor, dengan menggunakan metode Delphi. Jumlah lokasi adalah 4 alternatif A, B, C dan D, dengan bobot nilai antara 1 sampai dengan 10. Berapa nilai ini kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan. Tabel 5-7 menunjukkan penilaian gabungan sebuah perusahaan untuk lokasi A, B, C dan D. Tabel 5.7 Penilaian Gabungan Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
Izin
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
legalitas
Kerja
Mentah
A
3
4
4
3
2
B
4
5
2
4
5
C
2
3
5
4
2
D
5
4
5
3
3
Ket : Nilai 1 – 10
Kenyataannya,
dalam
analisa
ini
mempergunakan bobot, :
50
perusahaan
memutuskan
untuk
pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan mentah 10%, dan pajak 10%. Kemudian penilaian dalam Tabel 5-7 dikalikan dengan bobot, menghasilkan angka-angka dalam Tabel 5-8.
Tabel 5.8 Perhitungan bobot dan penilaian Alternatif
Pasar
Biaya
Tersedianya
Biaya
lokasi
potensial
Tenaga
air
Bahan
Kerja
Pajak
Total
Mentah
A
90
80
120
30
20
340
B
120
100
60
40
50
370
C
60
60
150
40
20
330
D
150
80
150
30
30
440
Berdasarkan lokasi di atas maka diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada lokasi D yaitu dengan total 440, sedangkan nilai terendah adalah pada lokasi alternative C dengan total nilai 330. Dengan demikian berdasarkan Tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi yang dipilih adalah lokasi D. Hal ini dikarenakan lokasi D memiliki nilai tertimbang tertinggi diantara pilihan alternative lokasi. Metode ini memang mendasarkan diri pada pendapat (judgement) dari beberapa orang ahli yang berpartisipasi dan berdiskusi sampai mereka memperoleh consensus pemilihan berbagai alternative lokasi. Pendekatan ini sering disebut metoda Delphi.
51
5.2.2 Analisis Titik Impas lokasi (Locational Break Event Analysis) Selain dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor maka, pencarian lokasi pool kendaraan truk dapat pula dilakukan dengan cara Analisis Titik Impas lokasi. Untuk dapat menentukan lokasi pool yang baru, perusahaan telah mengumpulkan data semua biaya pada berbagai lokasi dan mendapati bahwa jenis biaya-biaya produksi berikut ini bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Data tersebut terdiri dari dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variable. Hasil lengkap data biaya tersebut dapat diperinci sebagai berikut dalam Tabel 5 – 9. Tabel 5.9 Biaya Analisis Titik Impas lokasi Jenis biaya
A
B
C
D
Rp 900
Rp 850
Rp 750
Rp 800
23.000.000
19.500.000
20.000.000
18.000.000
553
515
500
510
60.000
50.000
60.000
55.000
Air (pertahun)
10.000
13.000
16.000
15.000
Pajak (pertahun)
33.000
28.000
63.000
35.000
(dalam ribuan rupiah / Lokasi Tenaga kerja (per unit) Biaya konstruksi pool Material dan Peralatan * (per unit) Listrik (per tahun)
52
* Biaya ini termasuk biaya depresiasi, tapi tidak termasuk biaya bunga. Dengan menggunakan data tersebut akan dilihat bagaimana memilih lokasi yang paling tepat dengan menggunakan metode pemeringkatan factor.
Langkah pertama adalah menghitung biaya tetap total selama satu tahun untuk keempat lokasi alternatif (lihat Tabel 5.10).
Tabel 5.10
Perhitungan Total Biaya Tetap
Biaya-biaya tetap (dalam ribuan
A
B
C
D
Rp
Rp
Rp
Rp
2.300.000
1.950.000
2.000.000
1.800.000
Listrik
Rp. 60.000
Rp. 50.000
Rp. 60.000
Rp. 55.000
Air
Rp. 10.000
Rp. 13.000
Rp. 16.000
Rp. 12.000
Pajak
Rp. 33.000
Rp. 28.000
Rp. 63.000
Rp. 32.000
Total
Rp 2.430.000
Rp2.401.000
rupiah) 10% investasi
Rp2.139.000 Rp1.899.000
Sedangkan biaya variabel per unit untuk masing-masing keempat lokasi alternatif, seperti terlihat dalam Tabel 5.11
53
Tabel 5.11 Biaya-biaya
Perhitungan Biaya Variabel
A
B
C
D
Rp 900
Rp 850
Rp 750
Rp 800
Rp. 515
Rp. 500
Rp 1.365
Rp 1.250
variabel (dalam ribuan rupiah) Tenaga kerja Material dan
Rp.
553
Rp.
510
peralatan Total
Rp 1.453
Rp 1.310
Dari data tersebut di tabel 5.10 dan 5.11dapat dibuat persamaan biaya total untuk masing – masing alternative lokasi pool. Yang termasuk dalam perhitungan biaya tetap adalah investasi, listrik, air dan pajak. Variable – variable tersebut masuk ke dalam perhitungan biaya tetap, karena merupakan biaya – biaya yang wajib dikeluarkan. Sedangkan untuk perhitungan biaya tidak tetap adalah tenaga kerja serta material dan peralatan. Berdasarkan tabel 5.10 setelah menjumlahkan seluruh biaya tetap yang dikeluarkan masing – masing untuk setiap lokasi alternative diketahui biaya tetap untuk lokasi A adalah sebesar Rp. 2.430.000, lokasi B sebesar 2.401.000, lokasi C sebesar 2.139.000 dan lokasi D sebesar 1.899.000. Pada tabel 5.11 dapat diketahui biaya tidak tetap (biaya variable) yang dikeluarkan setiap lokasi alternative. Untuk lokasi A sebesar 1.453, lokasi B sebesar 1.365, lokasi sebesar 1.250 dan lokasi D sebesar 1.310.
54
Data biaya tetap dan variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan biaya total setiap lokasi alternatif sebagai berikut : A = Rp 2.430.000,- + (RP 1.453,-) X B = Rp 2.401.000,- + (Rp 1.365,-) X C = Rp 2.139.000,- + (RP 1.250,-) X D = Rp 1.899.000,- + (Rp 1.310,-) X Dimana : A, B, C dan D adalah lokasi alternative untuk pool truk dan X adalah variable tidak tetap Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa lokasi yang tepat untuk mendirikan pool adalah di lokasi D, karena memiliki total biaya yang paling rendah diantara keempat lokasi lainnya. Lokasi D adalah : D = Rp 1.899.000,- + (Rp 1.310,-) X
55
Selanjutnya gambarnya adalah sebagai berikut :
Grafik (jutaan Rp) 2.600 2.500 2.400 2.300 2.2002.1002.000-
A B
C D
1.000-
100
X (ribuan Rp.)
Gambar 4.2. Analisis biaya dalam penentuan lokasi
5.3.Analisis Jalur yang memiliki biaya yang efisien dari beberapa jalur alternative yang ada 5.3.1. Metode Transportasi Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur istribusi dari sumber – sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat – tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk
56
ini harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya – biaya alokasi dari satu sumber ke tempat - tempat tujuan berbeda-beda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempat tujuan juga berbeda-beda. Di samping itu, metode transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah – masalah dunia usaha (bisnis) lainnya, seperti masalah – masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital financing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi. Ada beberapa macam metode transportasi, yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari masalah – masalah transportasi yang terjadi. F.L. Hitchcook (1941), T.C. Koopmans (1949), dan G.B. Dantziq (1951) adalah orang – orang pertama sebagai kontributor yang mengembangkan teknik – teknik transportasi. Berikut adalah analisis metode transportasi yang kan digunakan perusahaan Perusahaan CV Jaya Sumatera, agar didapat nilai efisiensi. Analisis pertama adalah dengan
membahas metode stepping stone yang
ditemukan oleh W.W. Cooper dan A. Charnes, dilanjutkan dengan metode MODI dan Vogel’s Aproximation (VAM). 5.3.2. Metode Stepping Stone Perusahaan CV Jaya Sumatera Untuk mempermudah penjelasan metode Stepping – Stone, berikut ini akan dipergunakan suatu perusahaan yang mempunyai pool di W, H, dan P. Perusahaan menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pool – pool tersebut ke gudang – gudang penjualan di A, B, dan C. Yang dimaksud dengan Pool adalah tempat berkumpulnya para awak kendaraan dan kendaraan pengangkut dalam hal ini adalah truk. Sedangkan
57
gudang adalah tempat penyimpanan barang yang merupakan hasil dari produksi dalam hal ini adalah barang elektronik. Lokasi Pool W berada di daerah Jakarta Selatan, Pool H berada di Jakarta Timur dan lokasi Pool P berada di daerah Jakarta Utara. Sedangkan gudang A berada di daerah Jakarta Timur, lokasi gudang B berada di daerah Bitung dan lokasi gudang C berada di daerah Bekasi. Kapasitas pool, kebutuhan gudang dan biaya pengangkutan dari tiap pool ke tiap gudang dapat dilihat pada Tabel 5.12, 5.13 dan 5.14. Tabel 5.12.
Kapasitas Pool Barang Elektronik
Pool
Kapasitas muat tiap bulan
W
100 ton
H
70 ton
P
60 ton
Jumlah
230 ton
Tabel 5.13
Kebutuhan gudang A, B, dan C
Gudang
Kebutuhan tiap bulan
A
60 ton
B
120 ton
C
50 ton
Jumlah
230 ton
58
Tabel 5.14
Biaya pengangkutan setiap ton dari pool W, H, P ke gudang A, B, C
Dari
Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp) Ke gudang A
Ke gudang B
Ke gudang C
Pool W
100
25
40
Pool H
75
100
50
Pool P
125
50
95
a. Penyusunan Tabel Alokasi Untuk bisa memahami dengan lebih mudah dan memecahkan masalah, maka data di atas harus disusun ke dalam suatu Tabel yang menunjukkan hubungan antara kapasitas pool, kebutuhan gudang dan biaya pengangkutan seperti terlihat pada Tabel 5.14. Pada Tabel tersebut jumlah kebutuhan tiap – tiap gudang diletakkan pada baris terakhir dan kapasitas tiap pool pada kolom terakhir. Sedang biaya pengangkutan diletakkan pada segi empat kecil pada Tabel
itu. Misalnya biaya angkut 1 ton barang ke W ke A adalah 20,
diletakkan di segi empat kecil di dalam segi emapt AW dan seterusnya. Adapaun Xij adalah banyaknya alokasi dari sumer i ke tujuan j, misalnya dari A ke B (sumber 1 ke tujuan pertama) = X11. Nilai Xij inilah yang nanti akan dicari. Hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 5.15
Transportasi dari Pool ke Gudang
59
Ke
Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas Pool
Dari Pool W
Pool H
Pool P
Kebutuhan Gudang
100
25
40
X11
X12
X13
100
50
X21
X22
X23
125
50
95
X31
X32
X33
60
120
50
75
100
70
60
230
b. Prosedur Alokasi Setelah data tersusun dalam bentuk Tabel , maka langkah selanjutnya adalah mengalokasikan produk dari pool – pool ke gudang – gudang. Pedoman yang merupakan prosedur alokasi sistematis pertama adalah pedoman sudut barat laut (northwest corner rule). Mulai dari sudut kiri atas dari Tabel 5.14 (X11) dialokasikan sejumlah maksimum produk dengan melihat kapasitas pool dan kebutuhan gudang. Kemudian setelah itu, bila Xij merupakan kotak terakhir yang dipilih, dilanjutkan dengan mengalokasikan pada Xi, j + 1 bila i mempunyai kapasitas yang tersisa. Bila tidak, alokasikan ke Xi+1,j , dan seterusnya sehingga semua kebutuhan telah terpenuhi. Dari contoh di atas, alokasi pertama adalah X11 = 50, yang tepat memenuhi kebutuhan gudang A dalam kolom 1 ( dan hilangkan kolom ini dari pertimbangan alokasi berikutnya). Dalam hal ini ada kelebihan kapasitas pool W sebesar 40 dalam baris 1, sehingga alokasi berikutnya X1, 1+1 = X12.
60
Bila kapasitas pool tidak lebih besar dari kebutuhan gudang B dalam kolom 2, maka pada X12
dialokasikan sebesar 40, dan hilangkan baris 1 dari
pertimbangan berikutnya. Untuk selanjutnya alokasi yang dipilih X1+1,2 = X22 . Dari Tabel
terlihat bahwa kebutuhan gudang B masih lebih besar dari
kapasitas pool H, sehingga pada X22 dialokasikan sebesar 60, dan dihilangkan baris 2 dan seterusnya sampai semua kapasitas yang tersedia telah dialokasikan ke gudang – gudang yang membutuhkan seperti terlihat pada Tabel 5.15. Segi empat yang terisi alokasi biasanya disebut segi empat batu, dan yang kosong disebut segi empat air. Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap pertama ini = 60(100) + 40(25) + 70(100) + 10(50) + 50(95) = 19.250
Tabel 5.16. Alokasi tahap pertama dengan pedoman sudut barat laut
Ke
Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas Pool
Dari Pool W
100 60
Pool H
25
40
100
100
50
70
95
60
40 75
70 Pool P
Kebutuhan Gudang
125
60
50 10
50
120
50
61
230
Yang dimaksud dengan Pool adalah tempat berkumpulnya para awak kendaraan dan kendaraan pengangkut dalam hal ini adalah truk. Sedangkan gudang adalah tempat penyimpanan barang yang merupakan hasil dari produksi dalam hal ini adalah barang elektronik. Lokasi Pool W berada di daerah Jakarta Selatan, Pool H berada di Jakarta Timur dan lokasi Pool P berada di daerah Jakarta Utara. Sedangkan gudang A berada di daerah Jakarta Timur, lokasi gudang B berada di daerah Bitung dan lokasi gudang C berada di daerah Bekasi. Angka yang berada dalam lingkaran adalah jumlah kapasitas barang yang dialokasikan dalam gudang, sedangkan angka dalam kotak adalah biaya transportasi yang dikeluarkan untuk membawa barang. 5.3.3 Metode Vogel’s Approximation Selanjutnya penulis menmggunakan metode lain
yaitu
dengan
menggunakan metode Vogel. Metoda Vogel atau Vogel’s Approximation Method (VAM) merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk dapat mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah pemasaran. Adapun langkah – langkah untuk mengerjakannya adalah sebagai berikut : 1.
Menyusun kebutuhan, kapasitas masing – masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam matriks seperti pada Tabel 5.14
2.
Mencari perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya terkecil dan biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom pada matriks (Cij). Misalnya pada baris W biaya angkut terkecil = Rp 25.000,- dan nomor dua dari yang terkecil = Rp 40.000,-. Jadi nilai baris W = 40.000 – 25.000 = 15.000. Demikian seterusnya nilai – nilai yang lain sebagai berikut :
62
3.
Baris H
= 75.000 – 50.000 = 25.000
Baris P
= 95.000 – 50.000 = 45.000
Kolom A
= 100.000 – 75.000 = 25.000
Kolom B
= 50.000 - 25.000 = 25.000
Kolom C
= 50.000 – 40.000 = 10.000
Memilih
1 nilai perbedaan – perbedaan yang terbesar
diantara semua nilai perbedaaan pada kolom dan baris. Dalam hal ini baris P mempunyai nilai terbesar, yaitu 45. 4.
Mengisi pada salah satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada segi empat yang biayanya terendah diantara segi empat yang lain pada kolom / baris itu. Isiannya sebanyak mungkin yang bisa dilakukan. Misalnya pada baris P, biaya angkut untuk segi empat PA = 125, segi empat PB = 50, dan segi empat PC = 95. yang terkecil adalah biaya pada segi empat PB. Maka kita isi segi empat PB dengan 60 satuan (lebih dari 60 satuan tidak mungkin karena kapasitas pool P = 60).
63
Tabel 5.17 Feasible solution mula – mula dari metode Vogel’s Approximation Gudang
Perbedaan
A
B
C
Kapasitas
Baris
W
100
25
40
100
15
H
75
100
50
70
25
P
125
50
95
60
45
Kebutuhan
60
120
50
Pilihan XPB = 60
Perbedaan
25
25
10
Hilangkan baris P
Pool
kolom
5.
Menghilangkan baris P karena baris tersebut sudah diisi sepenuhnya (kapasitas penuh) sehingga tidak mungkin diisi lagi. Kemudian perhatikan kolom dan baris yang belum terisi /teralokasi (baris W, H dan kolom A, B, C)
6.
Menentukan kembali perbedaan (selisih) biaya pada langkah ke 2 untuk kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah 3 sampai dengan langkah 5, sampai semua baris dan kolom sepenuhnya teralokasi lihat Tabel 5.7.
64
Tabel 5.18 Feasible solution dari metode VAM lanjutan Gudang
Kapasitas Perbedaan Baris
A
B
C
W
100
25
40
100
15
H
75
100
50
70
25
Kebutuhan
60
60
50
Pilihan XWB = 60
Perbedaan kolom
25
75
10
Hilangkan baris B
Pool
Gudang
Kapasitas
Perbedaan Baris
A
C
W
100
40
40
60
H
75
50
70
25
Kebutuhan
60
50
Pilihan XWC = 60
Perbedaan kolom
25
10
Hilangkan baris W
Pool
Gudang
Pool
H
Kebutuhan
Kapasitas
A
C
75
50
60
10
Perbedaan Baris
70
25
Pilihan XHA = 60 Pilihan XHC = 10
65
Berdasarkan penggunaan Metode Vogel’s di atas, didapat 2 pilihan yaitu XHA (Pool H dengan gudang A) dan XHC (pool H dengan gudang C). Dengan demikian perusahaan telah mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi yaitu memilih jalur yang efisien. Bila kemudian dibuat tabel lengkap adalah sebagai berikut :
Tabel 5.19 Matriks hasil alokasi dengan metode VAM Ke
Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas Pool
Dari
(ton)
Pool W
100
25 60
Pool H
75
100
40
100
50
70
95
60
10
60 Pool P
40
125
50 60
Kebutuhan Gudang
60
120
50
230
(ton)
Dari hasil tabel diatas maka akan didapat biaya transportasi yang harus dibayar adalah sebagai berikut : 60 (25.000) + 40 (40.000) + 60 (75.000) + 10 (50.000) + 60 (50.000) = 1.500.000 + 1.600.000 + 4.500.000 + 500.000 + 3.000.000 = Rp. 11.100.000,-
66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Dengan menggunakan metode Delphi, maka dari 4 lokasi alternatif A, B, C dan D, maka maka jalur yang dipilih adalah lokasi D yaitu dengan total 440. Sedangkan nilai terendah adalah pada lokasi alternative C dengan total nilai 330.
2. Lokasi yang tepat untuk mendirikan pool baru
adalah di lokasi D,
karena memiliki total biaya yang paling rendah diantara keempat lokasi lainnya. Lokasi D adalah Y = Rp 1.899.000,- + (Rp 1.310,-) X 3. Perusahaan juga membutuhkan Analisis Jalur yang digunakan untuk mencari
biaya yang paling efisien dari beberapa jalur transportasi
alternative yang ada.
Dalam penggunaan Metode Vogel’s maka
perusahaan telah mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi yaitu memilih jalur yang efisien yaitu dengan biaya Rp. 11.100.000,-
6.2 Saran Saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :
Agar perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien dengan terus memperhatikan beberapa alternative lokasi lain, dan perusahaan perlu untuk memperhatikan rute yang ditempuh oleh para supir.
67
Dalam menentukan lokasi pool, perusahaan perlu diperhatikan adalah variabel-variabel lain, selain yang telah diteliti seperti Pasar potensial, Biaya tenaga kerja, Tersedianya air, Bahan logistik dan Izin legalitas. Variabel-variabel lain yang dapat diteliti misalnya adalah aspek keamanan, lingkungan sekitar lokasi, kualitas tenaga kerja dan lainlain
68
DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE - Yogyakarta, Yogyakarta. Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operation Management. Edisi ke tujuh. Jilid I. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Subagyo, Pangestu dan Marwan Asri dan T. Hani Handoko. 1993. Dasar-dasar Operations Research. Penerbit BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Pengantar Statistika. Cetakan ketiga. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
69