TINJAUAN PUSTAKA Turfgrass Menurut Emmons (2000) tufgrass ialah tanaman penutup tanah dalam fase vegetatif yang dapat menahan pengunaan yang keras dan menyediakan permukaan yang ideal untuk lapangan olah raga dan berbagai fasilitas rekreasi. Turfgrass memberikan tujuan fungsional dengan mencegal erosi tanah, selain itu pula memiliki tujuan estetik. Turgeon (2004) menyatakan turfgrass ialah tanaman yang bentuknya menutupi permukaan lahan, dilakukan pemangkasan (mowing) yang teratur dan permukaannya dapat digunakan sebagai area rekreasi atau olahraga bahkan sebagai penstabil tanah (pencegah erosi). Istilah turf dan turfgrass memiliki arti yang berbeda, turfgrass diartikan sebagai suatu komunitas dari tanaman rumput, sedangkan turf diartikan sebagai level yang lebih tinggi dari organisasi ekologikal dengan memasukan bagian dari media dimana turfgrass itu tumbuh.
Kualitas Turfgrass Emmons (2000) mengukur kualitas turfgrass dari empat karakter diantaranya ialah warna, tekstur, kerapatan, dan keseragaman. Warna ialah jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass. Banyak orang menyukai warna hijau tua daripada hijau-kuning. Tetapi orang-orang eropa lebih menyukai warna hijau yang cerah. Kekurangan warna dapat disebabkan oleh defisiensi nitrogen, kekeringan, stres suhu, serangan hama dan penyakit, atau segala jenis kerusakan lainnya. Beberapa spesies dan varietas secara normal memiliki warna hijau terang. Kekurangan warna hijau tidak dapat diartikan bahwa turfgrass tidak sehat. Tekstur ialah ukuran dari lebar daun. Rumput yang memiliki tekstur yang baik ialah rumput yang memiliki daun yang menyempit. Rumput tersebut tampil lebih atraktif atau menarik dari rumput bertekstur kasar dengan daun yang lebar. Pemangkasan yang pendek dan menaikkan kerapatan menghasilkan daun yang lebih sempit (Emmons, 2000). Beard (1973) mengkategorikan tekstur ke dalam lima kategori (Tabel 1).
5
Tabel 1. Kategori Tekstur Berdasarkan Lebar Daun Kategori Tekstur Sangat halus Halus Sedang Kasar Sangat kasar
Lebar Daun (mm) <1 1-2 2-3 3-4 >4
Sumber: Beard, 1973.
Kerapatan diartikan sebagai jumlah pucuk per satuan luas. Kerapatan juga merupakan ukuran dari kemampuan rumput untuk menyesuaikan diri di berbagai kondisi. Beard (1973) menggolongkan kerapatan berdasarkan jumlah pucuk per cm2 (Tabel 2). Di lapangan sepak bola, kerapatan rumput akan berkurang jika pemakaiannya tidak baik atau tidak wajar. Kerapatan yang tinggi tidak dapat dikatakan bahwa spesies tersebut tidak tahan terhadap penyakit atau stress yang lain. Praktik perawatan yang tidak sesuai merupakan penyebab umum kerapatan yang rendah (Emmons, 2000).
Tabel 2. Kategori Kerapatan Berdasarkan Jumlah Pucuk Kategori Kerapatan
Jumlah Pucuk per cm2
Tinggi Sedang Rendah
>200 100-200 <100
Sumber: Beard, 1973.
Indikator terakhir untuk menentukan kualitas turfgrass yang diterangkan Emmons (2000) ialah keseragaman. Keseragaman ialah warna, tekstur, dan kerapatan. Penampilan yang menarik memiliki keseragaman dan penampilan yang konsisten. Turgeon menambahkan faktor yang mempengaruhi kualitas turfgrass yaitu kebiasaan tumbuh (growth habit) dan kelembutan (smothness) (Turgeon, 2004). Kebiasaan tumbuh (growth habit) menjelaskan tipe dari pertumbuhan pucuk dalam setiap turfgrass. Ada tiga tipe dasar, yaitu tipe bunch, rhizomatous, dan stoloniferous (Turgeon, 2004).
6
Kelembutan
(smoothness)
ialah
kemampuan
permukaan
yang
mengakibatkan kualitas visual dan kemampuan turfgrass untuk dapat digunakan. Kelembutan dapat diketahui dengan mengamati lebar daun. Kualitas fungsional dari turfgrass ditentukan tidak hanya dengan karakter visual saja, tetapi dengan karakteristik lain seperti ketegaran (rigidity), elastisitas, gaya pegas (resiliency), jarak gelindingan bola (ball roll), hasil (yield), verdure, perakaran, dan kemampuan recovery (Turgeon, 2004). Ketegaran ialah daya tahan dari daun turfgrass terhadap tekanan dan berhubungan dengan ketahanan dari penggunaan turf. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi kimia dari jaringan tanaman, air, suhu, ukuran tanaman, dan kerapatan. Ketegaran yang baik adalah rumput cepat tegak kembali (Turgeon, 2004). Elastisitas ialah kecenderungan dari daun turfgrass untuk kembali seperti semula setelah gaya tekan yang diberikan diangkat. Elastisitas turfgrass menurun secara dramatik ketika tanaman membeku. Hal itu diakibatkan oleh tekanan turgor dari tanaman menurun (Turgeon, 2004). Gaya pegas ialah kapasitas dari turfgrass untuk meredam kejutan/tekanan tanpa mengubah dari karakteristik permukaan. Gaya pegas dipengaruhi oleh daun dan pucuk lateral (Turgeon, 2004). Ball roll ialah jarak rata-rata bola menggelinding yang dilepaskan pada permukaan
turfgrass.
Peralatan
mekanik
diperlukan
agar
bola
dapat
menggelinding dengan kecepatan yang konsisten untuk mendapatkan pengukuran yang dapat dipercaya (Turgeon, 2004). Hasil (yield) ialah jumlah dari potongan yang diakibatkan oleh pemangkasan. Hal ini merupakan indikasi dari pertumbuhan turfgrass yang dipengaruhi oleh pemupukan, irigasi, dan teknik budidaya lainnya sebaik faktor lingkungan normal. Penggunaan berlebihan dari pupuk khususnya nitrogen dapat mengakibatkan hasil (yield) tinggi yang berlebihan dengan disertai perakaran dangkal, menurunkan toleransi terhadap stress, dan meningkatkan timbulnya penyakit, dan kerasnya daun turfgrass (severity) (Turgeon, 2004). Perakaran ialah jumlah akar yang tumbuh jelas pada saat musim tumbuh. Banyaknya akar putih memperpanjang kedalaman beberapa inchi yang mengindikasikan perakaran yang disukai. Perakaran dapat diperkirakan dengan
7
cara visual, yaitu mencabut rumput menggunakan alat pemeriksa tanah (soil probe) atau pisau, tanah dibuka agar dapat terlihat perakaran tanaman. Perakaran yang baik memiliki akar yang panjang dan menyebar pada media tanam. Perakaran yang berada di daerah dekat dengan permukaan kurang baik untuk pertumbuhan (Turgeon, 2004). Kemampuan recovery ialah kemampuan turfgrass untuk memulihkan diri dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit, serangga, dan penggunaan lapangan. Kemampuan recovery bervariasi dalam beberapa genotipe dan sangat kuat dipengaruhi oleh teknik budidaya dan kondisi lingkungan. Umumnya, kondisi yang cocok untuk pertumbuhan dari turfgrass juga cocok bagi kemampuan pulih kembali dari kerusakan (Turgeon, 2004).
Irigasi Irigasi didefinisikan oleh Christians (2004) sebagai proses pemberian air tambahan ketika jumlah air hujan tidak mencukupi keperluan tanaman. Keperluan untuk irigasi bervariasi pada daerah iklim. Pekarangan rumah, parkiran, halaman sekolah, kuburan, dan golf course yang rendah pemeliharaan sering dirawat tanpa tambahan air dari yang diterima dari air hujan. Bahkan di daerah humid, kadang irigasi selalu dibutuhkan untuk menjaga kualitas tinggi turfgrass. Sistem irigasi otomatis biasa digunakan di golf courses, lapangan atletik, sepak bola, dan daerah lain yang dikelola secara intensif. Kegiatan pengairan dengan frekuensi yang tepat juga merupakan bagian yang penting dalam manajemen turfgrass. Hal ini bukan jawaban yang sederhana, dan frekuensi akan bervariasi dengan kondisi lokal dimana turfgrass dikelola. Jika dilakukan terlalu sering, selain meningkatkan biaya pengelolaan, hal tersebut juga dapat mengakibatkan perakaran yang dangkal pada tanaman. Irigasi yang baik ialah pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Christians, 2004). Mekanisme yang mengakibatkan kedalaman rumput dalam responnya terhadap embun di tanah/ketersediaan air di tanah ialah hormon tanaman yang disebut asam absisat (ABA). Kondisi tanah yang kering menghasilkan ABA dalam akar yang kemudian ditranslokasikan ke daun. ABA menyebabkan stomata
8
menutup dan pucuk lambat bertumbuh. Lambatnya pertumbuhan pucuk menghasilkan banyak karbohidrat ditranslokasikan ke akar, menghasilkan akar lebih dalam, dan sistem perakaran yang ekstensif (Christians, 2004). Kegiatan penyiraman hingga air mencapai kedalaman tanah yang dalam dan tidak teratur juga tidak cocok untuk semua kondisi. Kegiatan penyiraman akan memboroskan air yang seharusnya diberikan ke sistem perakaran. Tanah liat memiliki tingkat infiltrasi rendah sehingga tidak memungkinkan untuk mengairi tanah hingga dalam (Christians, 2004). Terkadang
beberapa
penyakit
didukung
oleh
kedalaman
dan
ketidakteraturan aplikasi pengairan (Vargas, 1981 dalam Christians, 2004). Hal itu dapat mengakibatkan akar turfgrass sering mendangkal. Kondisi permukaan turfgrass yang kering akan berkontribusi pada serangan penyakit. Pada situasi ini cocok untuk melakukan jadwal pengairan yang lebih sering. Waktu pemberian air merupakan salah satu bagian yang penting dari manajemen turfgrass. Waktu aplikasi yang tepat harus dikembangkan terus sejalan dengan pengalaman. Hal ini membutuhkan pengamatan ke tanaman dan evaluasi kondisi tanah yang cermat. Bermacam-macam alat mekanik dan elektronik telah dikembangkan agar dapat membantu manajer turfgrass untuk menentukan kapan turf harus diirigasi. Beberapa tipe alat penyelidik tanah elektronik yang dimasukkan ke dalam tanah menghasilkan perkiraan ketersediaan air (Christians, 2004). Kondisi berlebihan air di kanopi dapat menyebabkan perkembangan penyakit. Pengairan di malam hari akan menjaga kanopi basah pada waktu yang lama dan akan dihindari jika memungkinkan. Kegiatan pengairan yang dilakukan sepanjang hari akan mengakibatkan permukaan kering dengan cepat, tetapi dapat meningkatkan biaya pengairan karena kehilangan dari evapotranspirasi. Kehilangan air akibat evapotranspirasi akan lebih rendah, dan kanopi akan kering lebih cepat pada pagi hari (Christians, 2004). Penggunaan air sering menjadi faktor utama yang menentukan kapan irigasi harus diaplikasikan. Pada padang golf, pengairan malam biasa diperlukan untuk mencegah gangguan ketika bermain. Para agronomis menentukan waktu penyiraman terbaik pada saat pagi hari (Christians, 2004).
9
Beard (1973) menyatakan bahwa irigasi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan turfgrass. Air dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis, sebagai pelarut atau katalis dalam proses metabolisme yang terjadi dalam sel hidup. Selain itu air berfungsi sebagai media transport atau pelarut oleh nutrisi tanaman, bahan organik, dan saluran masuk untuk gas dan bergerak masuk ke jaringan turfgrass. Air juga berfungsi sebagai penstabil suhu tanaman untuk menghindari kerusakan yang diakibatkan oleh perubahan suhu. Emmons (2000) menyatakan bahwa irigasi dalam volume yang tinggi sekali atau dua kali selama seminggu merupakan paling baik. Jumlah air yang dibutuhkan tanaman dapat disimpan oleh tanah di zona perakaran. Pemberian air setiap hari biasanya tidak disarankan jika permukaan tanah selalu berembun, perakaran akan terus berada di dekat permukaan tanah. Beberapa inchi di bawah permukaan tanah disarankan agar tetap kering sehingga memaksa akar tanaman untuk tumbuh lebih dalam untuk mencari air. Akar rumput yang dekat permukaan tanah lebih lemah, lebih rentan terhadap stress dan kerusakan. Pemberian air yang terlalu sering dapat menimbulkan penyakit dan gulma. Ketika permukaan tanah terus basah, benih gulma berkecambah dengan cepat. Tetapi, irigasi yang sering dapat dilakukan di tempat yang membutuhkan perawatan yang intensif seperti di putting greens. Bauder, et.al. (2009) menyatakan kualitas air sangat diperhatikan untuk menjaga kualitas turfgrass yang superior. Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan kerusakan yang serius pada jaringan tanaman dan berakibat meningkatnya biaya perawatan tanaman. Oleh karena itu dibutuhkan banyak informasi tentang kualitas air. Para peneliti menggunakan beberapa kategori seperti salinity hazard – total garam terlarut (Lampiran 1), sodium hazard – proporsi relative ion sodium (Na+) terhadap kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) (Lampiran 2), pH, alkalinity – karbonat dan bikarbonat, spesifik ion seperti klor (Cl) (Lampiran 3), sulfate (SO42-), boron (B), dan nitrat-nitrogen (NO3N).
10
Transpirasi dan Evapotranspirasi Beard (1973) menyatakan bahwa sebagian besar kehilangan air ketika transpirasi terjadi melalui daun, meskipun ada beberapa yang terjadi lewat bagian tanaman yang berhubungan langsung dengan atmosfer. Ada dua tipe transpirasi yaitu cuticular transpiration dan stomatal transpiration. Cuticular transpiration ialah proses kehilangan air pada tanaman melalui lapisan kutikula. Pada cuticular transpiration sebagian besar air hilang oleh evaporasi dari sel epidermal daun ketika stomata tertutup. Stomatal transpiration ialah proses kehilangan air pada tanaman melalui lubang stomata. Pada stomatal transpiration, stomata ialah struktur penting yang memfasilitasi pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen menjadi vital untuk proses fotosintesis. Keuntungan dari transpirasi ialah mendinginkan tanaman dari efek yang dihasilkan oleh proses evaporasi. Transpirational cooling atau proses pendinginan pada transpirasi dapat diartikan apakah tanaman hidup atau mati ketika suhu udara mendekati tingkat mematikan. Tingkat transpirasi yang tinggi berkorelasi negatif dengan terjadinya penyakit pada turfgrass seperti brown patch (Beard, 1973). Christians (2004) menyatakan bahwa evapotranspirasi merupakan salah satu faktor yang menentukan kebutuhan tanaman terhadap air. Istilah ini berasal dari dua kata. Evaporasi berarti proses kehilangan air dari permukaan tanah. Transpirasi ialah proses kehilangan air dari tanaman. Pada turf, permukaan tanah biasanya ditutupi oleh tajuk tanaman dan banyak air hilang disebabkan oleh transpirasi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi evapotranspirasi. Salah satunya ialah spesies rumput. Rumput musim panas memiliki tingkat ET lebih rendah dibandingkan dengan rumput musim dingin (Casnoff dalam Christians, 2004). Rumput musim dingin membutuhkan air sekitar tiga kali lebih banyak untuk memproduksi bobot kering dari fotosintesis dibandingkan rumput musim panas (Hull dalam Christians, 2004). Christians (2004) menyatakan kelembaban juga faktor penting yang menentukan ET. Kehilangan air dari transpirasi terjadi karena gradient yang ada antara kelembaban sel di dalam tanaman dan tingkat kelembaban di lingkungan sekitar. Suhu juga memainkan peran penting pada kehilangan air akibat evaporasi.
11
Peningkatan suhu mengakibatkan evaporasi tinggi. Efek dari suhu pada transpirasi sedikit lebih kompleks. Suhu tinggi dapat memicu penutupan stomata yang dapat membantu menghemat air. Tetapi suhu tinggi membutuhkan jumlah air lebih banyak untuk irigasi. Angin ialah faktor penting dalam hal kehilangan air. angin mengganggu boundary layer dan meningkatkan jumlah kehilangan air. Faktor terakhir yang mempengaruhi ET ialah resistensi tajuk. Faktor seperti kepadatan pucuk, orientasi daun, luas daun, dan tingkat pertumbuhan dapat mempengaruhi resistensi terhadap kehilangan air dari tajuk. Beard (1973) menyatakan evaporasi dari panikel yang terbuka tidak dapat digunakan sendiri untuk memperkirakan kehilangan air dari area turf. Angka yang dihasilkan harus disesuaikan menggunakan koefisien tanaman (Kc). Koefisien ini biasanya kurang dari 1.0. ETturf = (Kc) (pan evaporation). Kc bervariasi tergantung spesies rumput dan lokasi. Perkiraan untuk pertumbuhan spesies rumput di suatu wilayah bisa diperoleh dari meteorologis atau dari layanan penyuluhan. Tingkat kebutuhan air pada turf rata-rata sekitar 0.1 sampai 0.3 inchi per hari (Beard, 1973), tetapi Shearman dalam Christians (2004) menyatakan turf biasanya membutuhkan 1 hingga 1.5 inchi air per minggu untuk kondisi perawatan normal. Kebutuhan air ini dapat dipenuhi dari air hujan, irigasi, atau kombinasi dari keduanya. Kondisi lokal dapat mempengaruhi kebutuhan dimana lebih atau kurang jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman. Turf menggunakan hanya 1% jumlah air ini untuk pertumbuhan dan perkembangannya.