TINJAUAN PUSTAKA
Hutan Mangrove
Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove. Mangrove merupakan ekosistem hutan yang unik karena merupakan perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem perairan. Hutan mangrove mempunyai peranan yang sangat penting terutama bagi kehidupan masyarakat sekitarnya dengan memanfaatkan produksi yang ada di dalamnya, baik sumberdaya kayunya, non kayu maupun biota air (udang, kepiting, ikan) yang
biasanya
hidup
dan
berkembang
biak
di
hutan
mangrove
(Santono, at al., 2005). Hutan mangrove di Indonesia terbagi kedalam 2 (dua) zone wilayah geografi mangrove yakni Asia dan Oseania, kedua zona tersebut memiliki keanekaragaman tumbuhan, satwa dan jasad renik yang lebih besar dibanding negara-negara lainnnya. Hal ini terjadi karena keadaan alamnya yang berbeda dari satu pulau ke pulau lainnnya, bahkan dari suatu tempat ketempat lainnya dalam suatu pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumber daya hutan mangrove dan tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem yang masing-masing menampilkan kekhususan dalam kehidupan jenis-jenis yang terdapat didalamnya (Santono, et al., 2005). Hutan mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan mangrove secara rutin digenangi
Universitas Sumatera Utara
oleh pasang surut air laut, sehingga lingkungan (tanah dan air) hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air. Vegetasi yang hidup dilingkungan salin, baik di lingkungan tersebut kering maupun basah, disebut dengan halopita (halophytic) (Onrizal, 2005).
Luas dan Penyebarannya Menurut Chapman (1976) dalam Noor, et al., (1999) penyebaran mangrove dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : a. The old world mangrove, yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Pasifik dan Samoa. b. The new world mangrove, yang meliputi pantai Atlantik dan Afrika, Amerika, Meksiko dan Pasifik serta Kepulauan Galapagos. Perkiraan luas mangrove sangat beragam. Menurut FAO (1994) dalam Noor, et al., (1999) menyatakan bahwa luas hutan mangrove diseluruh dunia sekitar 16.530.000 ha yang tersebar di Asia (7.441.000 ha), Afrika (3.258.000 ha) dan Amerika (5,831.000 ha). Khusus di Indonesia yang merupakan negara tropis berbentuk kepulauan dengan garis pantai lebih dari 81. 000 km, hutan mangrovenya seluas 4,25 juta ha. Di Indonesia diperkirakan terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mangrove sejati (true mangrove) dan mangrove ikutan (asociate). Beraneka jenis tumbuhan tersebut hanya sekitar 54 spesies yang dianggap sebagai jenis-jenis mangrove
Universitas Sumatera Utara
sejati selebihnya termasuk kedalam mangrove ikutan. Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia, menjadikan hutan bakau Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik (Khazali, 1999). Menurut Santono et al., (2005) terdapat variasi yang nyata dari luas total ekosistem mengrove Indonesia, yakni berkisar antara 2,5-4,25 juta ha. Perbedaan jumlah luasan ini lebih banyak disebabkan oleh perbedaan metodologi pengukuran luasan hutan mangrove yang dilakukan oleh berbagai pihak. Walaupun demikian diakui oleh dunia bahwa Indonesia mempunyai luasan ekosistem mangrove terluas di dunia (21% luas mangrove dunia). Hutan mangrove menyebar luas dibagian yang cukup panas di dunia, terutama disekeliling khatulistiwa di wilayah tropik dan sedikit subtropika.
Fungsi dan Manfaat Hutran Mangrove Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995) dalam FPPB (2009), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut : 1.
Habitat satwa langka Hutan mangrove sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan mangrove merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan
migran,
termasuk
jenis
burung
langka
lekok
Asia
(Limnodrumus semipalmatus).
Universitas Sumatera Utara
2. Pelindung terhadap bencana alam Vegetasi hutan dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi. 3. Pengendapan lumpur Sifat fisik tanaman pada hutan membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Hutan mangrove memelihara kualitas air laut sehingga terjaga dari endapan lumpur erosi. 4. Penambahan unsur hara Sifat fisik hutan mangrove cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian. 5. Penambat racun Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu tertentu dalam hutan mangrove bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif. 6. Sumber alam dalam kawasan (in-situ) dan luar kawasan (ex-situ) Hasil alam in-situ mencangkup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan
Universitas Sumatera Utara
oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur. 7. Sumber plasma nutfah Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untuk memelihara populasi kehidupan liar itu sendiri. 8. Rekreasi dan pariwisata Hutan mangrove memilki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi objek wisata alam antara lain di Sinjai (Sulweasi Selatan), Muara Angke (DKI), Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Hutan mangrove memberikan objek wisata yang berbeda dengan objek wisata alam lainnnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Pantai Padang, Sumatera Barat yang memiliki areal mangrove seluas 43,80 ha dalam kawasan hutan, memiliki peluang untuk dijadikan areal wisata mangrove. 9. Sarana pendidikan dan penelitian Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
10. Memelihara proses-proses dan sistem alami Hutan mangrove sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya. 11. Penyerapan karbon Proses fotosintesis mengubah karbon anorganik (CO2) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai CO2. Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon. 12. Memelihara iklim mikro Evapotranspirasi hutan mangrove mampu menjaga kelembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga 13. Mencegah berkembangnya tanaman sulfat masam Keberdaan hutan mengrove dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam yang dapat menghambat pertumbuhan vegetasi mangrove. Menurut Junaidi (2009), secara garis besar manfaat hutan mangrove dapat dibagi dalam dua bagian yaitu : 1.
Fungsi ekonomis, yang terdiri atas : a. Hasil hutan berupa kayu (kayu kontruksi, kayu bakar, arang, serpihan kayu untuk bubur kayu, tiang, dan pancang). b. Hasil bukan kayu Hasil hutan ikutan (non kayu)
Universitas Sumatera Utara
Lahan (Ecoturisme dan lahan budidaya) 2.
Fungsi ekologi, yang terdiri atas berbagai fungsi perlindungan lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis fauna, diantaranya : a. Sebagai proteksi dan abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang b. Pengendalian instrusi air laut c. Habitat berbagai jenis fauna d. Sebagai tempat mencari, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang e. Pembangunan lahan melalui proses sedimentasi f. Pengontrol penyakit malaria g. Memelihara kualitas air (mereduksi polutan, pencemar air). Hasil hutan mangrove non kayu ini sampai dengan sekarang belum banyak dikembangkan di Indonesai. Padahal apabila dikaji dengan baik, potensi sumber daya hutan mangrove non kayu di Indonesai sangat besar dan dapat mendukung pengolahan hutan mangrove secara berkelanjutan.
Nipah Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh dilingkungan hutan mangrove atau daerah pasang surut dekat tepi laut. Di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama Attap palm (Singapura), Nipa palm (Filipina), atau umumnya disebut nypa palm (Ditjenbun, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans, dan diketahui sebagai satusatunya anggota genus nipah, juga merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove. Fosil serbuk sari palma ini diketahui dari sekitar 70 juta tahun yang silam. Nipah adalah salah satu pohon anggota famili Arecaceae (palem) yang umumnya tumbuh di daerah rawa yang berair payau atau daerah pasang surut di dekat pantai. Pohon nipah tumbuh di lingkungan hutan bakau. Di Indonesia pohon nipah mempunyai berbagai nama lokal seperti daon, daonan, nipah, bhunjok, lipa, buyuk (Sunda, Jawa), buyuk (Bali), bhunyok (Madura), bobo (Menado, Ternate, Tidore), boboro (Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga (Maluku). Nipah pada umumnya memiliki keunggulan dimana hampir semua bagian dari pohon tersebut dapat dimanfaatkan (Mangrove Information Center, 2009).
Klasifikasi Ilmiah Nipah Klasifikasi nipah adalah menurut Ditjenbun (2006) sebagai berikut : Kindom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Nypa
Spesies
: Nypa fruticans Wurmb.
Batang nipah menjalar di tanah membentuk rimpang yang terendam oleh lumpur. Hanya daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak
Universitas Sumatera Utara
seolah-olah tak berbatang. Akarnya serabut yang panjangnya bisa mencapai belasan meter. Dari rimpangnya tumbuh daun majemuk (seperti pada jenis palem lainnya) hingga setinggi 9 meter dengan tangkai daun sekitar 1-1,5 m. Daun nipah yang muda berwarna kuning sedangkan yang tua berwarna hijau. Daunnya seperti susunan daun kelapa. Panajang/gagang sepanjang 1-2 m. Bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm. Bunga jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya (Noor, et al., 1999). Bunga nipah majemuk muncul dari ketiak daun dengan bunga betina terkumpul di ujung membentuk bola, dan bunga jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah, jingga atau kuning pada cabang di bawahnya. Tandan bunga inilah yang dapat disadap untuk diambil niranya. Buah nipah bulat telur dan gepeng dengan 2-3 rusuk, berwarna coklat kemerahan. Panjang buahnya sekitar 13 cm dengan lebar 11 cm. Buah berkelompok membentuk bola berdiameter sekitar 30 cm. Dalam satu tandan, dapat terdiri antara 30-50 butir buah (Mangrove Information Center, 2009).
Syarat Tumbuh Nipah adalah tumbuhan tropis. Rata-rata suhu minimum pada daerah pertumbuhannya adalah 20°C dan maksimumnya 32-35°C. Iklim optimum adalah agak lembab sampai lembab dengan curah hujan lebih dari 100 mm per bulan sepanjang tahun. Nipah tumbuh subur hanya pada lingkungan air yang asin. Jarang dijumpai langsung di pantai. Kondisi optimum adalah saat bagian dasar palem dan rimpangnya terendam air asin secara reguler. Karena itu nipah
Universitas Sumatera Utara
mendiami daerah muara sungai yang masih mendapat akibat arus pasang surut dari sungai (Ambarjaya, 2010). Konsentrasi garam optimum adalah 1-9 per mil. Tanah rawa nipah berlumpur dan kaya akan endapan alluvial, tanah liat dan humus, kandungan garamnya bukan organik, kalsium, sulfur, besi dan mangaan tinggi, yang mempengaruhi aroma dan warna gelapnya. pH sekitar 5, kandungan oksigen rendah kecuali lapisan paling atas. Biasanya nipah dapat membentuk tegakan murni, tetapi di beberapa daerah tumbuh bercampur dengan pohon-pohon bakau yang lain . Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya (Noor, et al., 1999). Nipah tumbuh di bagian belakang hutan bakau, terutama di dekat aliran sungai yang memasok lumpur ke pesisir. Palma ini dapat tumbuh di wilayah yang agak tawar, sepanjang masih terpengaruh pasang surut air laut yang mengantarkan buah-buahnnya mengapung. Pada tempat-tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di belakang lapisan hutan bakau, kurang lebih sejajar dengan garis pantai. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering sementara air surut. Palma ini umum ditemukan di sepanjang garis pesisir Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik, khususnya di antara Bangladesh hingga pulau-pulau di Pasifik. Nipah termasuk jenis tumbuhan yang terancam punah di Singapura (Ambarjaya, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Pemeriaan Nipah Karangan bunga pada nipah muncul di ketaiak daun, berumah satu, dengan bunga betina terkumpul di ujung membentuk bola dan bunga jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah jingga atau kuning dibawahnya. Setiap untai mempunyai 4-5 bulir bunga jantan yang panjangnya mencapai 5 cm. Bunga nipah jantan dilindungi oleh seludang bunga, namun bagian yang terisi serbuk sari tetap tersembul keluar. Bunga nipah betina berbentuk bulat peluru dan bengkok mengarah kesamping. Panjang tangkai bunga mencapai 100-170 cm. Tandan bunga inilah nanti yang akan menjadi buah nipah. Empat hingga lima bulan sejak keluarnya bunga nipah, buah nipah tersebut baru benar-benar matang dan dapat dimanfaatkan (Ambarjaya, 2010).
Penyebaran Nipah Nipah merupakan salah satu angiospermae tertua dan kemungkinan besar jenis palem tertua. Fosil-fosil Eocene dan Miocene dari Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah dan strata Paleocene di Brasil menunjukkan bahwa nipah penyebarannya pantropis pada 13-63 juta tahun yang lalu. Saat ini utamanya dijumpai di daerah equator, melebar dari Sri Lanka ke Asia Tenggara sampai Australia Utara. Diintroduksi ke Afrika Barat di awal abad ke-20. Tegakan nipah alami terbesar dijumpai di Indonesia (700 000 ha), Papua Nugini (500 000 ha) dan Filipina (8000 ha). Keberadaan alami paling utara dari jenis ini terdapat di kepulauan Ryukyu, Jepang dan paling selatan di Australia Utara. Di Asia Tenggara, nipah juga dibudidayakan (Rahayu, et. al., 2009).
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan Nipah Di Asia Tenggara, terdapat tradisi lama (ratusan tahun) dalam menggunakan cairan nipah yang disadap dari gagang perbungaan sebagai sumber sirup gula, gula tak berbentuk, alkohol atau cuka. Cairan nipah yang sedikit difermentasi, dikenal dengan 'toddy' ('nira' di Indonesia dan Malaysia, `tuba` di Filipina) dijual dan dikonsumsi sebagai bir lokal. Di Papua Nugini, tidak ada tradisi memanfaatkan air nipah. Daunnya untuk atap rumah. Di Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand, pembuatan sirap merupakan sumber pemasukan lokal yang nyata. Pinak daun dan tulang daun untuk membuat sapu lidi, keranjang, tikar dan topi. Endosperma putih dari biji mudanya manis seperti jelly, dikonsumsi sebagai makanan ringan. Daun muda yang masih menggulung digunakan secara lokal untuk pembungkus rokok (Mangrove Information Center, 2009). Berbagai bagian dari nipah merupakan sumber obat tradisional (seperti air dari batang muda digunakan sebagai obat herpes, abu dari nipah yang sudah dibakar bisa menyembuhkan sakit gigi dan kepala) dan bahan ekstraksi garam. Beberapa percobaan awal untuk menggunakan endokarp dari buah yang tua, disebut `plant ivory`, untuk membuat kancing gagal karena rentan terhadap serangan jamur, dan telah digantikan dengan bahan plastik. Nipah berpotensi dalam produksi gula, cuka dan alkohol. Gula tersedia langsung dalam bentuk sukrosa. Cairan dari nipah dalam bentuk liquid, sehingga tidak ada masalah seperti dalam gula tebu. Nipah tumbuh pada tanah yang tidak cocok bagi tanaman pangan yang lain (Yudosudarto dan Rachman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga tanaman nipah dapat dimanfaatkan hampir seluruh bagian dari tanaman tersebut, dengan demikian nipah mempunyai nilai ekonomis untuk di kembangkan menjadi suatu bentuk yang bernilai ekonomis seperti yang terlihat pada Tabel berikut ini. Tabel 1. Bentuk Pemanfaatan Nipah Pada Hutan Mangrove Pemanfaatan Nipah (Nypa fruticans) Bagian Tanaman
Tujuan Pemanfaatan
Cara Pemanfaatan
Buah Nipah
Bahan makanan
Buah dari Nipah yang masih muda dan segar dibelah. Air dan daging dimakan dan diminum dengan rasa seperti buah kelapa muda
Tangkai daun
Bahan makanan
Malai
Bahan minuman
Tangkai daun dipotong kecil, dikuliti, ,diasapi di atas tungku api, setelah kering dibakar. Abunya diambil dan disimpan dalam media bambu sebagai pengganti garam dapur Malai dipotong, kemudian disadap untuk menghasilkan nira (dalam bahasa lokal disebut “bobo”), sejenis minuman lokal/tradisional
Daun
Bahan bangunan
Bahan pembuatan atap dan kajang (dinding) rumah/pondok yang dapat bertahan 3 – 5 tahun masa pakai
Akar
Obat – obatan
Akar dibakar dan arangnya diletakkan pada gigi yang sakit
Anak daun
Sumber energi
Anak daun maupun tangkai daun yang telah kering diambil selanjutnya dibakar
Daun
Atap
Bahan baku pembuatan atap perahu yang dapat bertahan 3 – 5 tahun masa pakai Sumber : Hasil Survei Tim TNC, 2005 ; Asmuruf, 2001; Leftungun, 2004 dalam Tambunan (2009).
Universitas Sumatera Utara
Kandungan Kimia dan Khasiat Buah Nipah Nipah (Nypa fruticans) merupakan tumbuhan yang termasuk famili Palmae dan tumbuh di daerah pasang surut. Hampir setiap bagian dari tumbuhan ini dapat dimanfaatkan seperti daun untuk atap rumah, nira untuk dibuat gula dan buah untuk makanan segar atau dibuat tepung. Hasil percobaan menunjukkan bahwa buah nipa agak tua mengandung kadar lemak 4,49%, protein 3,74% dan serat makanan 69,12%. Kadar lemak protein dan serat makanan dari buah nipah agak tua, lebih tinggi nilainya dari pada buah nipah muda yang mempunyai kadar lemak 1,32%, protein 0,27% dan serat makanan 10,13%. Selain itu buah nipah muda rnemiliki kadar gula total yang lebih tinggi dibandingkan buah nipah agak tua. Kadar gula total buah nipah muda 4,92%, sedangkan buah nipah agak tua 1,02% ( PPPHH, 2010). Berdasarkan penelitian Afnidar (2008), nipah selain bisa dijadikan makanan, nipah juga mempunyai khasiat untuk dijadikan obat-obatan seperti tulang anak daun nipah yang masih muda dapat mengobati sariawan atau sakit tenggorokan dengan menggigit tulang daun tersebut dan menghisap airnya. Obat batuk dimana pucuk daun muda yang masih menguncup dapat berguna sebagai obat batuk. Pucuk daun tersebut dimemarkan dan ditumbuk lalu diperas airnya, kemudian air perasan tersebut dicampur dengan madu dan diminum. Obat batu karang dari bunga nipah tetapi tidak ada informasi yang jelas tentang cara meramu bunga nipah sebagai obat.
Universitas Sumatera Utara
Aspek Potensi Bahan Baku Ketika sebuah perusahaan memproduksi barang atau jasa, maka perusahaan membutuhkan proses produksi (production proces ) atau serangkaian pekerjaan dimana sumberdaya digunakan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Proses tersebut menyebutkan kombinasi berbagai sumber daya yang dialokasikan untuk produksi, pembagian pekerjaan, dan urutan pekerjaan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi normalnya diubah oleh sumber daya manusia perusahaan menjadi suatu produk akhir. Proses produksi suatu barang merupakan suatu gejala yang berkesinambungan maka arus bahan baku yang mendukungnya juga harus mempunyai sifat yang sama. Oleh karena itu, pembuatan berbagai olahan nipah akan sangat bergantung pada buah nipah serta keberlangsungan ketersediaanya dalam memenuhi bahan baku produksi. Pada Propinsi Sumatera Utara, tanaman nipah dapat ditemukan ditemukan di Kabupaten Deli Serdang, dimana hutan mangrove di Deli Serdang pada akhir tahun 2009 dalam penelitian Tambunan (2009) seluas 12.400 ha atau 14,84 persen dari keseluruahan mangrove di Sumatera Utara. Data jumlah potensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Luas Hutan Mangrove di Sumatera Utara No Lokasi Luas (Ha) 1. Asahan 14.400 2. Belawan 250 3. Deli Serdang 12.400 4. Serdang Bedagai 10.000 5. Langkat 35.300 6. Labuhan Batu 1.700 7. Tapanuli Tengah 1.800 8. Madina 200 9. Nias 7.200 Total 83.550 Sumber : Tambunan (2009)
Persentasi (%) 17,24 0,3 14,84 11,97 42,25 2,03 2,15 0,24 8,62 100
Pada data tabel di atas dapat dilihat bahwa Kabupaten Deli Serdang menduduki peringkat ke tiga dengan luas 12.400 ha. Jumlah tersebut merupakan suatu potensi bahan baku yang masih besar pada kabupaten tersebut.
Pasar Menurut Suad dan Suwarsono (2000), untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu perlu dilakukan aspek-aspek yang akan diteliti, salah satunya adalah aspek pasar. Aspek pasar dan pemasaran meliputi : 1. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. 2. Penawaran, baik yang berasal dalam negeri maupun jasa yang berasal dari impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi. 3. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnnya. 4. Program pemasaran,
mencangkup
strategi pemasaran
yang
akan
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
5. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan Pengertian pemasaran menurut Kotler (1997) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang ada didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Stanton (1991), pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang maupun jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang sudah ada maupun pembeli potensial. Pemasaran pada dasarnya berfokus kepada aktivitas yang harus menampilkan tujuan yang jelas dan pertukaran yang umum. Aktivitas ini termasuk pembelian, penjualan, keuangan, penelitian pemasaran dan pengambilan resiko. Dalam falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan yang berorentasi kepada kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, konsep pemasaran yaitu pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Kotler, 1997). Dalam hal pemasaran dikenal adanya distribusi. Saluran distribusi merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen. Menurut Irawan et al., (1996), distribusi juga dikenal sebagai saluran distribusi atau perantara. Dalam praktiknya sistem pemasaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. Pemasaran dari pelaku dan kekuatan di luar perusahaan dan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam mengembangkan dan mendapatkan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasaran. Produk yang akan dipasarkan merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap barang atau jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dengan mudah memperoleh suatu produk. Pada dasarnya tujuan akhir
seorang pegusaha adalah membuat
keuntungan. Oleh karena itu, maka ia harus mampu menjual barang yang dihasilkan dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya yang di keluarkan. Dalam hubungnnya dengan masalah inilah, maka pasar menjadi relevan. Luas pasar ditentukan tiga unsur, yaitu : jumlah penduduk, pendapatn per kapita dan distribusi pendapatan. Disamping unsur tersebut, ada pula beberapa hal yang mempengaruhi suatu pasar. Pertama adalah berakitan dengan biaya angkutan, dengan biaya angkutan yang cenderung makin rendah maka industri makin bebas untuk menetukan lokasi. Keadaan ini mengakibtkan daerah perkotaan dengan pasarnya yang luas makin menarik sebagai lokasi industri dan perusahaan. Pasar mempengaruhi lokasi menyangkut tentang biaya distribusi. Lokasi yang kurang tepat dapat menambah biaya distribusi yang tercermin dalam biaya yang relatif cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi (Djojodipuro, 1992).
Agroindustri Buah Nipah Pengolahan nipah sebagai salah satu komoditas kehutanan yang dapat digolongkan dalam agroindustri. Pengembangan agroindustri terbukti mampu meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja,
Universitas Sumatera Utara
mampu meningkatkan perolehan devisa serta mampu mendorong munculnya industri lain. Terdapat empat kekuatan strategi agroindustri menurut Austin (1992) dalam penelitian Syam (2006) yang dapat dijadikan motor penggerak perekonomian suatu negara, yaitu sebagai berikut : 1. Agroindustri merupakan pintu keluar bagi produk pertanian, artinya produk pertanian memerlukan pengolahan sampai tingkat tertentu sehingga meningkatkan nilai tambah. 2. Agroindustri merupakan penunjang utama sektor manufaktur, artinya sumber daya pertanian sangat diperlukan pada tahap awal industrialisasi dan agroindustri mempunyai kapasitas yang besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan produksi, dan pemasaran, serta mengembangkan lembaga keuangan dan jasa. 3. Agroindustri berperan dalam menciptakan devisa negara, artinya produk pertanian mempunyai permintaan di pasar baik dalam bentuk bahan baku, setengah jadi, maupun produk jadi sehingga perlu pengolahan sesuai dengan permintaan konsumen. 4. Agroindustri mempunyai dimensi nutrisi, artinya agroindustri dapat menjadi pemasok kebutuhan giji masyarakat dan pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Disamping
itu
pula,
agroindustri memilki
permasalahan
sendiri,
permasalahan dalam pengembangan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan antara subsistem di dalam agroindudtri antara lain yaitu : distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran (Soekartawi, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Kelayakan Proyek Investasi Studi kelayakan usaha adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha/proyek dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang mengartikan dalam artian yang lebih terbatas, terutama digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomi suatu investasi, sedangkan bagi pihak pemerintah atau lembaga non-profit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif (Suad dan Suwarsono, 2000).
Definisi Proyek Dalam hal ini pengertian proyek investasi yang digunakan adalah sebagai suau rencana untuk menginvestasi sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen. Proyek tersebut bisa merupakan rekayasa, bisa juga proyek kecil. Karakteristik dasar dari suatu pengeluaran modal atau proyek adalah bahwa proyek tersebut umumnya memerlukan pengeluaran saat ini untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Pengeluaran modal tersebut misalnya berbentuk
pengeluaran
untuk
tanah,
mesin,
bangunan,
penelitian
dan
pengembangan (Suad dan Suwarsono, 2000). Tujuan analisis finansial usaha menurut Kuswadi (2006) adalah untuk memilih dari berbagai alternatif investasi yang ada mana yang paling menguntungkan. Ditanam dalam usaha apapun, hasilnya harus lebih besar daripada bunga deposito. Misalnya saja dengan membandingkan estimasi aliran kas (arus kas) baik yang masuk (cash flow) maupun yang keluar (cash outflow).
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar ini disebut aliran kas bersih (net cash flow), yang akan diperhitungkan dengan : -
Kuantitas output yang disesuaikan dengan kemampuan menjual atau peyerapan pasar yang didasarkan pada data statistik atau trend.
-
Harga jual produk
-
Biaya operasi yang efisien, mencangkup biaya bahan baku. Proses perawatan, air, karyawan serta biaya-biaya lainnya. Jadi permasalahan yang timbul sehubungan dengan pemilihan alternatif
adalah bagaimana cara membandingkan biaya yang harus dikeluarakan pada saat ini (investasi) dengan benefit yang akan diterima dimasa yang akan datang. Sehubungan dengan hal tersebut industri pengolahan nipah dapat dinilai berpa besar biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan berapa benefit yang diterima dalam suatu produksi, sehingga pengolahan tersebut dapat belrlanjut ke masa yang akan datang.
Analisis Ekonomi Proyek Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut sebagai analisis keuangan atau analisis finansial (Suad dan Suwarsono, 2000). Analisis
ekonomi
berkenaan
dengan
masalah
revenue
earning
(keuntungan pendapatan) yang diperoleh suatu proyek. Hal ini berhubungan dengan persoalan apakah proyek yang bersangkutan akan sanggup menjamin dana
Universitas Sumatera Utara
yang dibutuhkan serta sanggup membayarnya kembali dan apakah proyek tersebut bisa menjamin kelangsungan hidupnya secara finansial. Gittinger dan Adler (1993) menyebutkan bahwa ada dua pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan dalam suatu analisis finansial. Pertama, harus dilihat pengaruh finansial terhadap usaha pertanian secara individu yaitu pendapatan keluarga yang cukup besar bagi petani dan perangsang yang cukup kuat bagi para petani yang ikut berpartisipasi. Kedua, analisa finansial harus dihubungkan dengan hasil yang diperoleh untuk kepentingan umum ataupun organisasi-organisasi komersil seperti koperasi ataupun bank-bank. Pemilihan suatu model agroindustri berbahan baku nipah harus didasarkan pada kemampuannya dalam menghasilkan nilai tambah. Menurut Austin (1981) dalam penelitian Irene et al., (2006), nilai tambah yang dihasilkan ditentukan oleh pasokan bahan baku, dan faktor lingkungan. Keterbatasan teknologi yang dikuasai penguasa menyebabkan kapasitas produksinya terbatas, sehingga keuntungan yang diterima produsen belum maksimal. Selain teknologi, kemampuan tenaga kerja juga berpengaruh terhadap keberhasilan usaha agroindustri.
Analisis Break Even Point (BEP) Analisis break even point (titik impas) menentukan berapa volume penjualan harus dicapai sebelum perusahaan berada pada kondisi impas (biaya totalnya sama dengan pendapatan total) dan tidak ada keuntungan yang diperoleh. Model titik impas tersebut khususnya mengasumsikan suatu biaya tetap tertentu dan biaya variabel rata-rata konstan. Saat perusahaan melebihi titik impas,
Universitas Sumatera Utara
kesenjangan antara pendapatan total dan biaya total semakin melebar, karena kedua fungsi diasumsikan menjadi linear, dengan formula : Biaya tetap total Kuantitas titik impas = Kontribusi biaya tetap Kontribusi biaya tetap adalah harga dikurangi dengan biaya variabel rata-rata (Lamb, et al., 2001). Menurut Lamb, et al., (2001) keunggulan dari penggunaan analisis titik impas (break-even) adalah bahwa itu mampu memberikan perkiraan yang cepat tentang seberapa banyak produk yang harus dijual untuk impas dan besar keuntungan yang dapat diperoleh jika volume penjualan lebih tinggi diperoleh. Jika perusahaan beroperasi mendekati titik impas ini, memungkinkannya untuk dapat melihat apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya atau meningkatkan penjualan. Juga dalam analisis titik impas yang sederhana, tidak perlu menghitung biaya marjinal dan pendapatan marjinal, karena harga dan ratarata biaya per unti diasumsikan konstan. Selain itu juga karena data akutansi untuk biaya marjinal dan pendapatan biasanya tidak tersedia sehingga akan lebih mudah jika tidak bergantung pada informasi data tersebut. Masalah dalam titik impas adalah apakah pada harga yang berlaku terdapat cukup pasar untuk paling tidak menjual volume impas. Disamping itu juga, analisis tersebut juga dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana volume impas tersebut didukung oleh bahan mentah yang tersedia. Bila pasar tidak cukup luas untuk menampung jumah impas yang diproduksi, maka pada dasarnya proyek investasi ini tidak dapat diteruskan. Tentu saja jumlah investasi dapat diturunkan (biaya tetap total harus turun) dan memperoleh volume impas yang lebih kecil sehingga proyek dapat diteruskan. Selain itu pula, pada volume impas pertama
Universitas Sumatera Utara
tersedianya bahan mentah dapat kurang mencukupi. Dalam hal ini, maka perusahaan yang bersangkutan harus dapat mengusahakan untuk memperolehnya dari tempat lain atau mengusahakannya sendiri (Djojodipuro, 1992).
Analisis Nilai Tambah Pengetian nilai tambah adalah nilai produksi dikurangi dengan pengeluaran barang antara. Nilai tambah juga dapat didefenisikan sebagai penerimaan upah pekerja ditambah dengan keuntungan pemilik modal. Perhitungan nilai tambah dapat diformulasikan sebagai berikut : Nilai tambah = Nilai Qutput – Nilai Input Hasil analisi tersebut dapat dipaparkan dalam bentuk deskripsi yang dilengkapi dengan perhitungan kuantitatif nilai tambah dari kegiatan pengolahan dalam rangka peningkatan nilai dan daya tahan produksi (Tarigan, 2006). Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknisi dan faktor pasar. Faktor teknisi yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan nilai input lain, selain bahan bakar dan tenaga kerja (Sudiyono, 2002). Menurut Sudiyono (2002) besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain, nilai
Universitas Sumatera Utara
tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut : Nilai tambah
= f ( K, B, T, U, H, h, L)
Dimana K
= Kapasitas produksi
B
= Bahan Baku yang digunakan
T
= Tenaga kerja yang digunakan
U
= Upah tenaga kerja
H
= Harga output
h
= Harga bahan baku
L
= Nilai input lainnnya (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk menambah nilai) Dengan mengetahui perkiraaan nilai tambah pada suatu agroindustri maka
akan diharapkan berguna : 1. Bagi pelaku bisnis, dapat diketahui besarnya imbalan terhadap balas jasa dan faktor-faktor produksi yang digunakan. 2. Menunjukkkan besarnya kesempatan kerja yang ditambahkan karena kegiatan menambah kegunaan. Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan keterampilan serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi yang cenderung padat karya akan memberikan proporsi bagian tenaga kerja yang lebih besar daripada proporsi keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, jika yang diterapkan teknologi padat
Universitas Sumatera Utara
modal maka besarnya proporsi bagian perusahaan lebih besar dari pada proporsi bagian tenaga kerja (Sudiyono, 2002).
Universitas Sumatera Utara