8
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. (Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246 dalam Siamat 2005) 2.1.2 Prinsip-prinsip Asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, (Siamat, 2005) yaitu : a. Insurable
interest
:
Hak
berdasarkan
hukum
untuk
mempertanggungjawabkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuntungan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. b. Utmost good faith : Menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan itikad baik. c. Indemnity
:
Suatu
mekanisme
di
mana
penanggung
memberikan ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung untuk mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti sebelum terjadinya kerugian. d. Proximate
cause
:
Suatu
sebab
aktif,
efisien
yang
mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen. e. Subrogation : Hak penanggung, yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
9
f. Contribution : Prinsip dimana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut serta membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besar. 2.1.3 Prinsip Kerja Asuransi Prinsip kerja asuransi menurut Darmawi (2006), dapat dijelaskan dengan konsep-konsep berikut ini : 1. Persamaan Asuransi Persamaan asuransi menyatakan bahwa total penerimaan harus sama dengan total pengeluaran. Penerimaan sebagian besar berasal dari premi dan sebagian lagi berasal dari bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen dari penanaman modal dalam perusahaan-perusahaan lain. Pengeluaran terdiri atas pembayaran klaim, biaya operasional, dan biaya modal, profit serta cadangan teknis.
Penerimaan
=
Pengeluaran
-Premi
-Pembayaran klaim
-Bunga deposito dan obligasi
-Biaya-biaya operasional
-Dividen
-Profit -Cadangan teknis
2. Pengertian risiko Menurut Darmawi (2006), risiko timbul karena terdapat kemungkinan variasi out-comes atau hasil yang akan diperoleh karena terkait ketidakpastian. a. Risiko Spekulatif Risiko yang bersifat spekulatif merupakan penyimpangan yang terjadi ke salah satu dari dua arah dari kejadian yang
10
sesungguhnya.
Artinya
penyimpangan
dapat
menguntungkan atau merugikan. b. Risiko Murni Risiko murni merupakan risiko yang hanya mengandung kemungkinan merugi. 2.2.
Laporan Keuangan Menurut Sundjaja & Barlian (2003), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan / aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data / aktivitas tersebut. Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok & kreditur, pemilik perusahaan / pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan melalui perhitungan rasio keuangan. 2.2.1 Rasio Keuangan Menurut Harahap (2008), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). 1. Rasio Likuiditas Menurut Sundjaja & Barlian (2003), rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Tiga ukuran dasar dari likuiditas yaitu : a) Modal Kerja Bersih, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi passiva lancar. b) Rasio Lancar, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan passiva lancar.
11
c) Rasio Cepat, adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang diasumsikan sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid. 2. Rasio Solvabilitas Menurut Harahap (2008), rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio Profitabilitas Menurut Harahap (2008), profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Tiga rasio profitabilitas dalam persentase yang umum : a) Margin Laba Operasi, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. b) Margin Laba Bersih, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. c) Hasil Atas Total Asset (HAA), adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. 2.2.2 Risk Based Capital (RBC) RBC suatu perusahaan asuransi adalah rasio dari nilai kekayaan bersih perusahaan yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan perhitungan akuntansi standar dibagi dengan nilai kekayaan bersih, dihitung kembali dengan mengikutsertakan risiko-risiko pemburukan yang mungkin terjadi. Risiko-risiko pemburukan tersebut dapat berupa kegagalan pengelolaan kekayaan, ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan proyeksi kewajiban, ketidak seimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing, perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan klaim yang
12
diperkirakan, ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam penetapan premi dengan hasil investasi aktual yang diperoleh, ketidakmampuan pihak reasuradur memenuhi kewajiban membayar klaim dan deviasi lainnya yang timbul dari pengelolaan kekayaan & kewajiban. Secara umum, ketentuan minimum rasio kesehatan RBC bagi perusahaan asuransi di Indonesia saat ini adalah sebesar 120 persen dan ketentuan minimum untuk perusahaan asuransi berbentuk non PT adalah 100 persen. Rasio Kesehatan Risk Based Capital dijelaskan dalam gambar berikut:
Gambar 1. Rasio Kesehatan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi (www.allianz.co.id) 2.3.
Investasi 2.3.1 Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005). 2.3.2 Jenis-jenis Investasi Menurut Halim (2005), investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Investasi aset finansial Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat
13
berharga pasar uang. Investasi dapat pula dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan opsi. 2. Investasi aset riil Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan pembukaan perkebunan. 2.3.3 Risiko Investasi Menurut
Halim
(2005),
dalam
konteks
manajemen
investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapakan dengan tingkat pengembalian aktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Dalam melakukan investasi perlu diperhatikan beberapa risiko yang mungkin timbul. Risiko tersebut yaitu : 1. Risiko
bisnis,
merupakan
risiko
yang
timbul
akibat
menurunnya profitabilitas perusahaan emiten. 2. Risiko likuiditas, risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. 3. Risiko tingkat bunga, merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. 4. Risiko pasar, merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian. 5. Risiko daya beli, risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. 6. Risiko mata uang, merupakan risiko yang timbul pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.
14
2.3.4 Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Menurut Jogiyanto (2003), tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan pengembalian yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. 2.3.5 Kebijakan Investasi Menurut Sharpe (1999), kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor dan kemampuannya / kekayaannya yang dapat diinvestasikan dan status pajak dari investor. 2.4.
Portofolio 2.4.1 Pengertian Portofolio Menurut Halim (2005), portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio
adalah
untuk
mengurangi
risiko
dengan
cara
diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. 2.4.2 Risiko Portofolio Menurut Samsul (2006), risiko portofolio adalah risiko investasi
dari
sekelompok
saham
dalam
portofolio
atau
sekelompok instrumen keuangan dalam portofolio. Menurut Halim (2005), dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah. Risiko ini bersifat umum dan disebut pula risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan bagian dari total risiko yang besarnya berbeda-beda antara surat berharga satu dengan surat berharga lain. Risiko ini dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi.
15
2.4.3 Tingkat Pengembalian Portofolio Samsul (2006), tingkat pengembalian portofolio adalah tingkat
pengembalian
investasi
dalam
berbagai
instrumen
keuangan selama suatu periode tertentu. 2.5.
Diversifikasi Markowitz Menurut Samsul (2006), portofolio disebut juga diversifikasi. Diversifikasi dilakukan untuk menurunkan risiko portofolio. Dengan metode mean-variance Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi portofolio juga dapat diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan.
2.6.
Penelitian Terdahulu Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Saifudin (2004) dan Nugroho (2005). Penelitian Saifudin (2004) menganalisis portofolio investasi PT Asuransi Takaful Keluarga. Penelitiannya bertujuan untuk mengkaji kebijakan portofolio investasi Asuransi Takaful Keluarga, mengukur efisiensi portofolio investasi dan menyusun rekomendasi portofolio investasi yang optimum. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel dan software Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio yang dibuat oleh PT Asuransi Takaful Keluarga tidak efisien, terlihat dari pembiayaan mudharabah yang tetap dipilih dalam portofolio meskipun memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada risikonya serta memiliki korelasi positif sebesar 0,72 persen dengan pembiayaan murabahah, sementara dengan tanah dan bangunan mempunyai korelasi sebesar 0,52 persen. Terdapat dua kemungkinan portofolio efisien dapat dibentuk yaitu portofolio tanpa tanah dan bangunan, serta portofolio tanpa pembiayaan
16
mudharabah. Portofolio optimum PT Asuransi Takaful Keluarga memberikan tingkat
pengembalian sebesar
7,055 persen dengan
menempatkan dananya pada deposito sebesar 44,810 persen, surat berharga sebesar 28,281 persen, tanah dan bangunan sebesar 0,899 persen dan pembiayaan murabahah sebesar 26,010 persen. Nugroho (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal pada PT Askes (PERSERO). Penelitian ini berfokus pada empat instrument investasi yaitu deposito berjangka, saham, reksadana, dan obligasi. Dari hasil penelitian diketahui sejak tahun 2001 s.d 2004 PT Askes selalu menempatkan dana investasinya pada deposito. Dapat diketahui bahwa PT Askes sangat berhati-hati terhadap risiko. Tahun 2001-2003 hasil investasi PT Askes terus mengalami peningkatan, namun pada tahun 2004 terjadi penurunan yang signifikan, karena adanya penurunan suku bunga deposito pada dua tahun terakhir. Hasil penelitian, terbentuk tiga portofolio efisien menurut teori Markowitz. Pertama, portofolio terdiri dari deposito, obligasi, saham dan reksadana. Kedua, terdiri dari obligasi dan saham. Ketiga, terdiri dari deposito, saham, dan reksadana. Sedangkan hasil analisis dengan menggunakan Metode Lagrangean, dapat diketahui portofolio optimal yang paling sesuai untuk PT Askes adalah portofolio ketiga yang terdiri atas deposito, saham, dan reksadana dengan proporsi masing-masing 78 persen, 0 persen, dan 22 persen. Portofolio tersebut menghasilkan risiko 4 persen dan tingkat pengembalian 11 persen.