EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009
Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Y IDA KUSUMARITA S 850907126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009
DISUSUN OLEH : Y IDA KUSUMARITA S 850907126
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal :
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D
Drs. Budi Usodo, M.Pd
NIP : 131 791 750
NIP : 132 050 357
MENGETAHUI KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Dr. Mardiyana , M.Si NIP: 132 046 017
ii
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009
DISUSUN OLEH : Y IDA KUSUMARITA S 850907126
Telah Disetujui dan Disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal : Jabatan Ketua Sekretaris
Anggota Penguji
Nama
Tanda tangan
Dr. Mardiyana , M.Si NIP: 132 046 017 Prof. Dr. Budiyono, M.Sc NIP: 130 794 455
………………………..
1. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D NIP : 131 791 750 2. Drs. Budi Usodo, M.Pd NIP : 132 050 357
…………………………
………………………..
…………………………
Surakarta,
Januari 2009
Mengetahui Direktur PPs UNS
Ketua Progdi. Pendidikan Matematika
Prof. Drs Suranto, M.Sc, Ph.D
Dr. Mardiyana ,M.Si
NIP: 131 472 192
NIP: 132 046 017.
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Y Ida Kusumarita
NIM
: S850907126
Menyatakan
dengan
EKSPERIMENTASI
sesungguhnya,
PEMBELAJARAN
bahwa
tesis
berjudul:
MATEMATIKA
DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA adalah betul-betul karya saya sendiri . Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Januari 2009
Yang membuat pernyataan
Y Ida Kusumarita
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
♥ Sesuatu yang ditekuni dengan sabar lama kelamaan akan membuahkan hasil yang cukup memuaskan. ♥ Harapan dan cita-cita yang didasari dengan tulus dan ikhlas Allah akan mengabulkannya dan memberikan jalan yang terbaik.
Tesis ini saya persembahkan kepada: ♥ Ibu tercinta Sri Sulaswati ♥ Suami tercinta Supraptono ♥ Anak-anakku tercinta tercinta Alfadita Dea Gamatika, Betantio Putra Pradana ♥ Rekan-rekan pengajar
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan, atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : EKSPERIMENTASI
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah berkenan memberi kesempatan untuk mengikuti studi di PPs Program Studi Pendidikan Matematika.
2.
Dr. Mardiyana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, dimana beliau dengan tidak henti-hentinya memberi dorongan moral untuk segera menyelesaikan tesis ini.
3.
Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D, selaku pembimbing pertama yang telah dengan sabar, tekun dan tulus hati membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4.
Drs. Budi Usodo, M.Pd, selaku pembimbing kedua yang telah dengan sabar, tekun dan tulus hati membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis.
vi
5.
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan dorongan pada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
6.
Drs. Joko Slameto, M.Pd Kepala SMP Negeri 17 Surakarta beserta guru yang telah memberikan ijin serta
membantu penulis mengumpulkan data
penelitian. 7.
Endang Mangularsih, S.Pd, MM, M.Pd Kepala SMP Negeri 19 Sukoharjo beserta guru yang telah memberikan ijin serta
membantu penulis
mengumpulkan data penelitian. 8.
Drs. Joko Setyo Budi Wibowo Kepala SMP Negeri 23 Surakarta beserta guru yang telah memberikan ijin serta membantu penulis mengumpulkan data penelitian.
9.
Suami Supraptono dan anak-anakku tercinta Alfadita Dea Gamatika, Betantio Putra Pradana yang telah memberikan dorongan moral dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan dan dorongan pada penulis dalam menyelesaikan studi Tanpa bantuan mereka, tesis ini tidak akan selesai. Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi pendidikan matematika. Surakarta, Januari 2009 Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..............................
ii
PENGESAHAN TESIS ................................................................................. iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii ABSTRAK .................................................................................................... xiii ABSTRACT .................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................
6
D. Perumusan Masalah .........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
9
A. Tinjauan Pustaka..............................................................................
9
1. Hakekat Belajar .......................................................................
9
viii
2. Hakekat Matematika ................................................................. 10 3. Belajar Matematika ................................................................... 11 4. Prestasi Belajar Matematika ...................................................... 12 5. Teori Belajar ............................................................................. 15 6. Pembelajaran dengan Alat Peraga ............................................. 17 a. Pengertian Alat Peraga ........................................................ 17 b. Fungsi Alat Peraga .............................................................. 20 c. Pemilihan Alat Peraga ......................................................... 22 d. Alat Peraga Yang Digunakan Dalam Penelitian.................... 23 e. Keunggulan Penggunaan Alat Peraga Dalam Penelitian ....... 23 7. Pembelajaran Konvensional ...................................................... 24 8. Aktivitas Belajar Siswa ............................................................. 27 9. Materi Pembelajaran Matematika .............................................. 31 B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 32 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 33 D. Hipotesis ......................................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 37 A. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 37 B. Jenis Penelitian ............................................................................... 38 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.......................... 39 D. Variabel Penelitian .......................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data . ............................................................. 42 F. Instrumen Penelitian dan Pengembangan Intrumen .......................... 44
ix
G. Teknik Analisis Data........................................................................ 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 63 A. Hasil Uji Coba Instrumen ................................................................ 63 B. Uji Keseimbangan............................................................................ 67 C. Diskripsi Data .................................................................................. 68 D. Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 70 E. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 72 F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 74 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 78 A. Kesimpulan ..................................................................................... 78 B. Implikasi ......................................................................................... 79 C. Saran ............................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81 LAMPIRAN .................................................................................................. 84
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika .................................................................................. 65 Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Uji Coba Instrumen Angket Aktivitas Belajar Siswa ............................................................................... 66 Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika dan Skor Nilai Aktivitas Belajar Siswa ................................................................ 69 Tabel 4.4 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Metode Pembelajaran ................................................................... 69 Tabel 4.5 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan AktivitasBelajar Siswa ................................................................. 69 Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Gabungan antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa ............................................................................... 70 Tabel 4.7 Rangkuman Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika ...... 71 Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas Data prestasi Belajar Matematika ... 72 Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Variansi ...................................................... 73 Tabel 4.10 Rangkuman Keputusan Uji Komparasi Ganda .............................. 74
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Pembelajaran ............................................................ 84
Lampiran 2.
Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar dan Instrumen Tes Prestasi Belajar .................................................................................... 117
Lampiran 3
Kisi-kisi Aktivitas Belajar dan Angket Aktivitas Belajar. ....... 131
Lampiran 4.
Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Aktivitas Belajar dan Tes Prestasi Belajar Matematika ..................................... 141
Lampiran 5.
Uji Keseimbangan .................................................................. 145
Lampiran 6.
Data Penelitian dan Diskripsi Data ......................................... 157
Lampiran 7.
Uji Normalitas ....................................................................... 169
Lampiran 8.
Uji Homogenitas .................................................................... 212
Lampiran 9.
Uji Anava dan Komparasi Ganda ........................................... 215
Lampiran 10. Tabel Nilai Uji Lilliefors ........................................................ 223 Lampiran 11. Tabel Tabel Distribusi χ2 ...................................................... 224 Lampiran 12. Tabel Distribusi F .................................................................. 225 Lampiran 13. Tabel Distribusi t ................................................................... 226 Lampiran 14. Tabel Nilai Luas Daerah di Bawah Kurva Normal Baku ......... 227
xii
ABSTRAK
Y Ida Kusumarita, S 850907126. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Tesis, Surakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1). Apakah prestasi belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan alat peraga lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. (2). Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah. (3). Apakah terdapat interaksi antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan Alat Peraga dan pembelajaran Konvensional dengan tingkat aktivitas belajar siswa yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 2 x 3. Populasi penelitian adalah siswa SMP di Surakarta kelas IX semester I tahun pelajaran 2008/2009. Jumlah sampel adalah 233 siswa yang diambil dari SMP Negeri 17 kelas IX C dan IX D, SMP Negeri 19 kelas IX B dan IX C serta SMP Negeri 23 kelas IX B dan IX C. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah Stratified Randon Sampling dan Cluster Random Sampilng. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes prestasi belajar matematika dengan pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dan angket aktivitas belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum tes prestasi belajar dan angket aktivitas belajar siswa digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Pada uji coba tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung diuji tentang konsistensi, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda. Sedangkan uji coba instrumen angket aktivitas belajar siswa diuji tentang konsistensi dan reliabilitas. Hasil uji coba instrumen diperoleh nilai uji reliabilitas dengan metode KR-20 pada tes prestasi belajar adalah 0,855 dan nilai uji reliabilitas pada angket aktivitas belajar adalah 0,886. Sebelum penelitian dilaksanakan dilakukan uji keseimbangan menggunakan uji t dan hasilnya seimbang. Pengujian hipotesis menggunakan Anava dua jalan dengan frekuensi sel tak sama untuk taraf signifikan 5% dengan uji prasyarat yaitu: uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil uji prasyarat adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Hasil analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama menunjukkan: (1) Siswa yang mendapatkan metode pembelajaran dengan Alat Peraga mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih tinggi/baik daripada siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Konvensional (Fa = 23,798; Ftabel = 3,84; X A =68,07; X B = 60,14); (2) Siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih xiii
baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah, begitu juga siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih tinggi/baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah (Fb = 34,328; Ftabel = 3,00; X A1 =74,17; X A2 = 63,12; X A3 = 56,13); (3) Tidak terdapat interaksi antara siswa yang mendapatkan metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga dengan Konvensional untuk masing-masing tingkat aktivitas belajar siswa tinggi, sedang dan rendah pada prestasi belajar matematika (Fab = 1,232; Ftabel = 3,00).
xiv
ABSTRACT Y Ida Kusumarita. S 850907126. EXPERIMENTATION OF MATHEMATICS LEARNING BY USING THE TEACHING AIDS ON THE SUBJECT MATTER OF SPACE CURVE TO THE LEARNING ACTIVITY OF THE NINTH GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL (SMP) SURAKARTA CITY PERIOD 2008/2009. Thesis, Surakarta: The Program of Mathematics Education, Post Graduate Program, Sebelas Maret University Surakarta, 2009. The aims of the research were to find out: (1). Whether the mathematics learning achievement of students with teaching aids is better than students with conventional learning, (2). Whether the mathematics learning achievement of students with high learning activity is better than students with medium and low learning activity, (3). Is there any interaction between students who get the mathematic learning by using the teaching aids and conventional learning with the different activity degree of students on the mathematic learning achievement. This research is quatie experimental research with the 2 x 3-factor design. The population of this research was the ninth grade, in first semester students of Junior High School (SMP) in Surakarta, period 2008/2009. The number of sample was 233 students. The samples were taken from class IX C and IX D of SMP Negeri 17, class IX B and IX C of SMP Negeri 19 and class IX B and IX C from SMP Negeri 23. The techniques of choosing the research sample were Stratified Random Sampling and Cluster Random Sampling. The instrument used to collect data were the mathematics learning achievement test with the subject matter of space curve and students learning activity questionnaire in the multiple choice form. The first thing was done before used the mathematic learning achievement test and the students learning activity questionnaire, was the instrument try-out. In the try-out of mathematic learning achievement test with the subject matter of space curve has been tested about consistency, reliability, difficulty index and differentiability. Meanwhile, in the instrument try-out of students learning activity questionnaire has been tested about consistency and reliability. From the result of instrument try-out was obtained 0.855 for the mark of reliability test by using KR20 method on the learning achievement test and 0.866 for the reliability test’s mark on learning questionnaire. The first thing which was done before the research was the balance test by using the t test and the result of it was balance. Hypothesis testing used two-way Anava with the unequal cells frequency for the significance level of 5 % with two prerequisites, such as Liliefors was applied to the test in the normality and Bartlett was used to test its homogeneity. The results of prerequisite were come from a population with normal distribution and it has a homogeneous variety. The result of data analysis used two-way analysis of variance with unequal cell frequency shows: (1). The students who got the learning method with teaching aids was higher/better in the mathematic learning achievement than students who got the conventional learning method (Fa = 23.798; Ftabel = 3.84; XB = 68. 07; XA = 60.14); (2). The students with high learning activity was highest/better learning mathematic than students with low learning activity (Fb =
32.328; Ftabel = 3.00; XA1 = 74.17; XA2 = 63.12; XA3 = 56.13); (3). There were no interaction between students who got the teaching aids learning method with students who got the conventional learning method in each of the learning activity students level that shows high, medium and low on the mathematics learning achievement (Fab = 1.232; Ftabel = 3.00).
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan tahapan dan proses yang relatif lama dan berkelanjutan. Adapun salah satu solusinya adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan demikian untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Di bidang pendidikan pemerintah berupaya mengadakan perbaikan, antara lain mengeluarkan kebijakan yang mengatur, membina dan mengembangkan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencakup peningkatan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan dasar. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan kemampuan dalam bidang matematika. Matematika adalah dasar dari pengetahuan ilmu yang lain, karena matematika bukan pengetahuan yang menyendiri tetapi matematika membantu manusia dalam memahami dan memecahkan masalah sosial, ekonomi dan alam. Pada umumnya kemampuan matematika siswa SMP berdasarkan nilai matematika masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai bidang studi yang lain (Sumber : Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kota Surakarta Tahun 2008). Untuk itu pengajar matematika harus mengetahui seberapa besar tingkat 1
2
kemampuan setiap siswanya yang diajar. Hal ini perlu dilakukan karena guru dalam mengajar menyampaikan materi pelajaran matematika sering terhambat karena kurangnya kemampuan penguasaan materi oleh siswa meskipun konsep matematika yang sedang diajarkan sudah pernah dijelaskan sebelumnya oleh guru. Hal ini menimbulkan dilema bagi guru apakah harus mengulangi pengajaran tentang topik yang belum dikuasai oleh siswa meskipun menyangkut kurangnya waktu untuk menjelaskan kembali atau dibiarkan saja dengan menyuruh siswa belajar sendiri dan guru melanjutkan pengajaran tentang topik baru. Penyebab lain rendahnya prestasi belajar matematika siswa adalah karena matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa, bahkan ada siswa yang merasa takut, bosan dan tidak tertarik. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah lanjutan, mata pelajaran matematika banyak memuat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sukar dipelajari. Juga memuat banyak rumus-rumus dan hitungan-hitungan dalam pemecahan masalah yang rumit. Hal inilah yang menimbulkan kesan atau anggapan pada siswa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dipelajari dan kurang diminati, terutama bagi sekelompok siswa yang memiliki kemampuan rendah. Padahal matematika yang dipelajari oleh siswa di sekolah sifat materinya masih elementer tetapi merupakan konsep esensial sebagai dasar untuk prasyarat konsep yang lebih tinggi, banyak aplikasinya dalam kehidupan di masyarakat. Konsep-konsep matematika yang dipelajari bisa didekati dengan menggunakan pengalaman siswa atau benda-benda konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3
Oleh karena itu sebagai guru matematika perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode keterampilan dalam pengajaran matematika. Dalam hal ini hendaknya guru harus kreatif dan inovatif dalam memilih metode mengajar, misalnya penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan topik/ pokok bahasan atau penggunaan media pembelajaran, sehingga dapat membuat proses belajar mengajar matematika menjadi menarik dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa serta membuat siswa ikut berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian pemahaman terhadap konsep-konsep matematika akan lebih mantap dan akan merubah anggapan siswa bahwa matematika bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai guru dalam mengajar matematika masih menggunakan cara konvensional (tradisional). Dalam pembelajaran matematika dengan cara konvensional kegiatan belajar mengajar banyak didominasi oleh guru, sehingga yang aktif adalah guru. Dengan demikian siswa cenderung pasif, hanya mendengarkan, memperhatikan dan mencatat apa yang telah diterangkan oleh guru. Oleh karena itu guru matematika harus mencari suatu metode pembelajaran yang menarik sehingga dapat membuat siswa menjadi berminat pada pelajaran matematika dan terlibat secara aktif pada saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk mengatasi kenyataan tersebut di atas sebagai seorang guru mencoba
bereksperimentasi
tentang
pembelajaran
marematika
dengan
menggunakan alat peraga dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
4
. Dalam pembelajaran matematika terdapat konsep-konsep yang diajarkan dapat dijelaskan ke dalam model-model situasi nyata yaitu berupa alat peraga. Alat peraga yang dapat digunakan untuk menerangkan konsep matematika dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar. Keuntungan alat peraga adalah dapat dipindah-pindahkan atau dimanipulasi, sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku. Sehingga bentuk tulisan dari alat peraga tersebut dapat dibuat gambar. Penggunaan alat peraga akan membuat suasana belajar matematika menjadi lebih menarik dan dapat membantu siswa dalam menerima konsep yang dipelajari. Dengan menggunakan alat peraga juga dapat membantu daya tangkap siswa dan daya serap siswa akan lebih mudah tercapai. Agar mempunyai
pembelajaran berhasil dengan baik, seorang guru harus
keterampilan
untuk
dapat
mengkonstruksi/mendesain
dan
menggunakannya macam-macam alat peraga yang tepat untuk materi yang akan dipelajari siswa. Selain metode pembelajaran, keberhasilan belajar siswa tidak lepas dari faktor internal yang dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa adalah aktivitas belajar siswa. Dalam belajar matematika, aktivitas siswa tidak hanya mendengar dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru tetapi siswa juga harus berperan aktif, misalnya bertanya, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan guru dan sebagainya. Aktivitas belajar siswa tidak hanya di sekolah saja tetapi juga akativitas belajar siswa di rumah, di perpustakaan atau di tempat lain yang memungkinkan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar siswa bervariasi, ada siswa yang mempunyai aktivitas belajar
5
tinggi dan ada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Ada sebagian siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, karena menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Dengan tidak menyukai mata pelajaran matematika maka aktivitas belajar siswa juga akan rendah. Oleh karena itu sebagai seorang guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan keaktifan siswa. Mengingat aktivitas belajar siswa mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Penerapan metode pembelajaran dengan alat peraga pada saat menyampaikan materi pelajaran diharapkan dapat meningkat aktivitas belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan alat peraga pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah 1. Prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah kemungkinan terjadi adanya kesan siswa terhadap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini disebabkan pelajaran matematika banyak memuat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sukar dipelajari. Hal lain yang menjadi penyebab adalah masih banyak guru yang menggunakan metode
6
pembelajaran
konvensional
dalam
menyampaikan
materi
pelajaran
matematika sehingga pembelajaran cenderung berpusat pada guru, sedangkan siswa kurang aktif. 2. Pemakaian
metode pembelajaran matematika dengan alat peraga dapat
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada pada pelajaran matematika sehingga dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. 3. Aktivitas belajar matematika siswa yang masih rendah juga mempengaruhi prestasi belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah 1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan alat peraga dan pembelajaran konvensional. 2. Aktivitas belajar siswa adalah aktivitas belajar pada pelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa selama
penelitian ini dilaksanakan. Aktivitas
belajar siswa dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah 3. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung yang telah dicapai pada akhir penelitian ini.
7
D. Perumusan Masalah 1. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan alat peraga lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional? 2. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?
E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan prestasi matematika pada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan alat
peraga
dengan
siswa
yang
memperoleh
pembelajaran konvensional 2. Mengetahui perbedaan prestasi matematika bagi siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah. 3. Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian 1. Memberikan salah satu alternatif metode pembelajaran matematika kepada guru untuk dapat menggunakan media atau alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran matematika yang disesuaikan dengan pokok bahasan.
8
2. Memberikan masukkan kepada guru untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar matematika, misalnya faktor aktivitas belajar siswa. 3. Sebagai masukan untuk sekolah, kepala sekolah dan guru yang lain untuk memperhatikan kondisi saat pembelajaran matematika karena banyak faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar matematika, misalnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dan aktivitas belajar siswa, sehingga pihak sekolah dapat memfasilitasi guru dan siswa berupa alat peraga untuk menunjang keberhasilan pembelajaran matematika.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Belajar Seseorang dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah terjadi suatu perubahan, baik secara lahiriah ataupun bukan lahiriah. Seperti dikatakan oleh Nana Sudjana (1996:5) yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Cronbach dalam Sumadi Suryabrata (2002:231) menyatakan bahwa, “belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu pelajar menggunakan panca inderanya”. Sedangkan Oemar Hamalik (2000:60) menyatakan bahwa, “belajar (learning) merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada pengalaman dan latihan”. Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1990:84) juga menyatakan bahwa“ belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”. Menurut Ngalim Purwanto ( 1990 : 85 ) ciri-ciri belajar adalah: a). Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku . b). Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
9
10
c). Untuk belajar, maka perubahan itu harus relatif mantab. d). Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Dari uraian dan pendapat di atas, pada penelitian ini belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami seseorang melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kebiasaan ataupun sikap seseorang. Toeti
Soekamto
(1997:8) menyatakan bahwa, “apabila seseorang telah belajar sesuatu, maka ia akan berubah kesiapannya dalam hal menghadapi lingkungannya”. Dengan demikian belajar adalah usaha untuk merubah tingkah laku seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Perubahan tersebut tidak hanya berupa penambahan ilmu pengetahuan belaka, namun dapat juga berupa kecakapan, pengertian, keterampilan sikap, harga diri dan sebagainya yang menyangkut segala aspek kehidupan seseorang termasuk pribadinya.
2. Hakekat Matematika Menurut Soehardjo (1992:12), matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur yang relasioperasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis. Hal ini berarti
11
matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep, prinsip abstrak dan penalarannya. Gagne, R. M dalam Soehardjo (1992:12) menyatakan bahwa obyek penelaahan matematika adalah fakta, keterampilan (operasi matematika), konsep dan prinsip atau aturan-aturan. Obyek penelaahan ini menggunakan simbol-simbol sebagai sarana untuk melakukan penalaran. Soehardjo (1992:13) juga berpendapat bahwa sistem matematika adalah sistem deduktif yang dimulai dari memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan (undefined) yang disebut unsur-unsur pendahulu yang diperlukan sebagai dasar komunikasi, kemudian ke unsur-unsur yang didefinisikan. Akhirnya dalil atau teorema dapat dibuktikan melalui unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan tadi. Menurut Herman Hudoyo (1988:3), simbolisasi dalam matematika menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hierarkis. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif.
3. Belajar Matematika Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang
12
memfungsionalkan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual maupun secara praktis. Secara konseptual dimaksudkan dapat mempelajari matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis dimaksudkan menerapkan matematika pada bidang-bidang lain. Perubahan yang diakibatkan oleh proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pemahaman, perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan aspek-aspek lain yang ada pada diri orang yang belajar. Seseorang belajar matematika jika pada diri orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Misal, orang yang telah belajar matematika akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Salah satu prinsip penting psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya memberi siswa pengetahuan dengan cara penyampaian informasi kepada siswa. Seharusnya siswa dapat membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Dalam pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivis, siswa diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, dan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (Slavin, 1994:49).
4. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar di jenjang sekolah formal hanya dapat dilakukan apabila seseorang telah melakukan atau melaksanakan proses belajar mengajar, untuk mengetahui keberhasilan dalam proses belajar mengajar tersebut yaitu dengan
13
mengadakan pengukuran terhadap prestasi siswa yang berupa nilai. Selain dari pada itu keberhasilan belajar yang berwujud prestasi belajar dapat juga untuk mengetahui proses belajar mengajar. Proses ini terjadi tidak hanya terjadi akibat interaksi guru dan siswa, akan tetapi meliputi semua proses yang di sengaja untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Untuk mengetahui keberhasilan belajar tersebut, maka dilakukanlah penilaian. Adapun pengertian dari penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1990:3) “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa”. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tujuan penilaian adalah : 1). Mendiskripsikan kecakapan para siswa sehingga diketahui kelebihan dan kekurangannya pada bidang studi tertentu yang ditempuh. 2). Mengetahui keberhasilan proses pendidikan di sekolah. 3). Menentukan tindak lanjut penilaian. 4). Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar matematika, berupa nilai sebagai hasil siswa dalam mengerjakan soalsoal matematika. Atau dengan kata lain prestasi belajar matematika adalah hasil pengukuran dan penilaian atas usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf atau angka serta kalimat yang menceritakan hasil yang telah dicapai siswa setelah mengerjakan soal-soal matematika dalam periode tertentu.
14
Prestasi yang dicapai seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal ) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal ). Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 130) faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Faktor internal: a). Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor ini terdiri dari : 1). Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan. 2). Faktor non intelektif, yaitu unsur - unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, aktivitas, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. c). Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal: a). Faktor sosial, terdiri dari : 1). Lingkungan keluarga. 2). Lingkungan sekolah. 3). Lingkungan masyarakat. 4). Lingkungan kelompok.
15
b). Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. c). Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar. d). Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
5. Teori Belajar Teori belajar menerangkan tentang apa yang terjadi selama siswa belajar. Salah satunya adalah teori belajar kognitivisme. Teori belajar kognitivisme merupakan suatu bentuk teori yang sering disebut dengan model kognitif atau perseptual. Dalam teori ini pengertian belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak dapat selalu terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian dari situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Salah satu teori belajar yang didasarkan atas kognitivisme adalah teori belajar Bruner. Menurut Bruner (Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra, 1997: 24) perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tiga tahapan tersebut adalah: 1) Tahap enaktif Pada tahap ini individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam usahanya memahami lingkungan.
16
2) Tahap ikonik Pada tahap ini individu melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. 3) Tahap simbolik Pada tahap ini individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika. Menurut Bruner (Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra, 1997: 24), untuk mengajar sesuatu tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai suatu perkembangan tertentu. Apabila bahan ajar yang diberikan diatur dengan baik, maka individu dapat belajar meskipun umurnya belum memadai. Jadi perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan ajar yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner di dunia pendidikan disebut kurikulum spiral, di mana suatu subjek diberikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan menyajikan materi yang sama tetapi tingkat kesukaran berbeda. Materi disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka yang belajar. Beberapa prinsip Bruner yang disimpulakan oleh Gage & Barliner (Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra, 1997: 24) adalah: 1) Makin tinggi perkembangan intelektual, makin meningkat pula ketidak tergantungan individu terhadap stimulus yang diberikan. 2) Pertumbuhan seseorang tergantung pada perkembangan kemampuan internal untuk menyimpan dan memproses informasi.
17
3) Perkembangan
intelektual
meliputi
peningkatan
kemampuan
untuk
mengutarakan pendapat dan gagasan melalui simbol. 4) Untuk mengembangkan kognitif seseorang diperlukan interaksi yang sistematik antara pengajar dan yang diajar. 5) Perkembangan
kognitif
meningkatkan
kemampuan
seseorang
untuk
memikirkan beberapa alternatif secara serentak, memberikan perhatian kepada beberapa stimuli dan situasi sekaligus, serta melakukan kegiatan-kegiatan. Menurut Bruner (Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra, 1997: 25) berpikir intuitif tidak pernah dikembangkan di sekolah, bahkan dihindari karena dianggap tidak perlu. Sebaliknya di sekolah banyak dikembangkan cara berpikir analitis, padahal berpikir intuitif itu sangat penting bagi ahli-ahli matematika, fisika, biologi dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa setiap disiplin ilmu mempunyai konsep-konsep, prinsip dan prosedur yang harus dipahami sebelum orang dapat belajar. Cara terbaik untuk belajar adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
6. Pembelajaran dengan Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Matematika yang diajarkan di sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki obyek dasar abstrak dan berasaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
18
Sejalan dengan fungsi matematika sekolah, maka tujuan umum diberikannya matematika dijenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang sedang berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur dan efektif serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matamatika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Siswa SMP pada dasarnya perkembangan intelektualnya berada pada tahap peralihan dari tahap operasional konkret menuju ke tahap operasonal formal, tetapi itu tidak berarti bahwa semua anak sudah dalam tahap tersebut. Mungkin saja ada yang terlambat mencapai tahap itu, maka penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika SMP sangat diperlukan. Hal tersebut perlu diketahui guru, agar dapat membantu siswa yang bersangkutan dengan cara yang berbeda dengan siswa lain. Menurut Zoltan P. Dienes, bahwa setiap konsep matematika dapat dipahami dengan cukup apabila hal tersebut disajikan kepada siswa dengan bantuan berbagai pembelajaran yang konkret. Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat peraga. Alat peraga diharapkan dapat mempermudah pemahaman matematika dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, serta menumbuhkan citra bahwa mata pelajaran matematika menyenangkan.
19
Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa (Moh. Uzer Usman,1989 : 26). Sedangkan menurut Nasution (1989: 132) bahwa : Alat peraga adalah alat yang dipergunakan oleh guru atau pendidik untuk membantu dalam menerangkan sesuatu kepada anak didik sesuai dengan bahan pengajaran yang diajarkan. Atau alat peraga adalah segala alat yang berguna untuk mempermudah atau membantu proses belajar mengajar. Pemberian contoh melalui benda sebenarnya atau penggantinya berarti memperagakan sesuatu. Salah satu tujuan memperagakan adalah memberi variasi dalam pengajaran dengan lebih banyak menyediakan realitas. Mengajar dengan peragaan berarti mengajar dengan menyediakan fasilitas alat-alat peraga atau media. Meskipun alat peraga sebagai alat bantu namun alat peraga memegang peran untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses belajar mengajar. Dengan pembelajaran menggunakan alat peraga, guru matematika diharapkan dapat mendorong kreativitas siswa dengan cara membantu menemukan ide dasar, aturan-aturan, dan prinsip-prinsip matematika. Dengan penekanan pada hal tersebut, diharapkan siswa akhirnya menemukan hal-hal yang menarik dalam mempelajari matematika dan dapat menemukan, memeriksa serta membuat generalisasi terhadap obyek yang dipelajari.
20
b. Fungsi Alat Peraga Dalam mengajarkan matematika guru harus berusaha agar siswa memahami materi pelajaran, sehingga aktivitas belajar pada pelajaran matematika bertambah besar. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Siswa akan lebih besar aktivitasnya terhadap matematika, bila pelajaran itu diberikan dengan baik dan menarik. Dengan dipergunakannya alat peraga, siswa akan lebih tertarik pada pelajaran matematika. Menurut pendapat Moh. Uzer Usman (1989 :132) fungsi alat peraga pengajaran adalah : 1). Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir.Oleh sebab itu mengurangi verbalisme (tahu istilah tidak tahu arti, tahu nama tetapi tidak tahu bendanya). 2). Memperbesar perhatian siswa. 3). Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan. 4). Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa. 5). Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu. 6). Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
21
Manfaat lain dari penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar adalah: 1). Sangat menarik aktivitas siswa dalam belajar. 2). Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin mengetahui lebih banyak. 3). Menghemat waktu belajar. Guru tidak perlu menerangkan sesuatu dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu gambar, benda yang sebenarnya, atau alat lain. Oemar Hamalik (1994 :18) mengatakan bahwa , “Melalui media atau alat peraga siswa akan memperoleh pengalaman yang luas dan lebih kaya. Dengan demikian presepsinya akan menjadi lebih tepat. Dan akan menimbulkan keinginan-keinginan serta aktivitas belajar yang baru.” Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembelajaran menggunakan alat peraga yang digunakan untuk penanaman konsep, pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan adalah sebagai berikut: 1. Penanaman konsep a. Siswa perlu mempunyai kesiapan pengetahuan dan keterampilan prasyarat. b. Siswa perlu mendapat pengalaman mengoptimalkan fungsi panca inderanya dengan memanfaatkan multimedia yang disediakan guru. c. Siswa perlu mempunyai pengalaman mengidentifikasi contoh dan bukan contoh konsep.
22
2. Pemahaman konsep a. Siswa perlu mempunyai kesiapan tentang konsep yang dipelajari pada tahap sebelumnya. b. Siswa perlu mendapat pengalaman yang cukup dengan variasi konsep. c. Siswa perlu belajar tentang ciri, sifat dan cara penerapan konsep. d. Siswa perlu diberi kesempatan mengkomunikasikan pendapatnya. 3. Pembinaan keterampilan a. Siswa dilatih mengingat dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada tahap kegiatan belajar mengajar sebelumnya. b. Siswa dilatih bekerja hanya dengan menggunakan simbol, tidak ada alat peraga yang digunakan lagi. c. Latihan bekerja dengan menggunakan waktu terbatas untuk memperkecil waktu maksimum yang biasa digunakan siswa. d. Dalam rangka evaluasi.
c. Pemilihan Alat Peraga William Burton dalam Moh. Uzer Usman memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya kita memperhatikan hal-hal berikut : 1). Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dan kelompok. 2). Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
23
3). Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu. 4). Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi. 5). Sesuai dengan batas kemampuan biaya.
d. Alat Peraga yang Digunakan dalam Penelitian Ini 1). Contoh-contoh benda konkret yang berbentuk tabung, kerucut dan bola, misalnya kaleng, cone tempat es cream dan bola. 2). Benda yang terbuat dari karton berbentuk tabung, kerucut dan bola yang dapat dibongkar untuk menunjukkan unsur-unsur dan sifat-sifat dan dapat juga digunakan untuk menentukan rumus luas selimut dan permukaan serta menentukan luas tabung, kerucut dan bola
e. Keunggulan Penggunaan Alat Peraga dalam Penelitian Ini 1). Menarik aktivitas siswa. 2). Membuat siswa tidak bosan saat pelajaran matematika. 3). Membuat siswa lebih kreatif. 4). Mempermudah siswa dalam menyebutkan sifat-sifat dan unsur-unsur dari tabung, kerucut dan bola. 5). Meningkatkan daya ingat siswa.
f. Perbedaan dengan Pembelajaran Konvensional 1)
Dalam menerangkan materi pelajaran guru menunjukkan contohcontoh benda konkret, sedangkan dalam pembelajaran konvensional
24
guru dalam menerangkan materi pelajaran hanya bercerita dan menggambarkan bentuk benda di papan tulis. 2)
Guru memakai benda yang terbuat dari karton yang dapat dibongkar untuk menunjukkan unsur-unsur dan sifat-sifat benda, sedangkan pada pembelajaran konvensional guru hanya menyebutkan unsur-unsur dan sifat-sifat benda.
3)
Siswa diminta untuk membuat sendiri bentuk benda serta menyebutkan unsur-unsur dan sifat-sifat dari benda yang telah dibuat, sedangkan pada pembelajaran konvensional siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang telah diterangkan oleh guru.
7. Pembelajaran Konvensional Konvensional sama artinya dengan tradisional. Tradisional berarti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Menurut
Dimyati
dan
Mudjiono
(1999:77)
metode
pembelajaran
konvensional adalah suatu metode mengajar yang telah lama dan biasa digunakan oleh guru, misalnya dengan metode ceramah. Metode pembelajaran konvensional adalah pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Pembelajaran secara klasikal adalah pembelajaran yang disampaikan guru kepada sejumlah siswa tertentu secara serentak pada waktu dan tempat yang sama. Dalam sistem pembelajaran klasikal, siswa cenderung pasif, kurang mempunyai
25
kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan inisiatif, karena proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran konvensional, pada awal pembelajaran digunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi pelajaran, dilanjutkan metode tanya jawab dan pada akhir pembelajaran, guru memberi tugas untuk diselesaikan siswa. Metode konvensional lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik. Dalam metode mengajar yang tradisional, guru mendominasi
kegiatan
belajar mengajar. Dalam mengajar guru langsung membuktikan dalil dan menurunkan rumus. Guru memberikan contoh soal dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Sementara itu siswa duduk dengan rapi dan mengikuti guru dengan teliti. Proses belajar mengajar bersifat monoton dan tidak variatif sehingga membosankan bagi siswa. Dalam pembelajaran matematika metode konvensional disebut metode ekspositori. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwoto (1997:75) yang menyatakan ” ... cara mengajar matematika pada umumnya yang digunakan oleh guru adalah metode ekspositori ...“. Russefendi (1980) menyatakan bahwa metode ekspositori sama dengan metode ceramah, yaitu sifatnya sama-sama memberikan informasi dan pembelajaran berpusat pada guru. Menurut Nasution (2002:209) pembelajaran konvensional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1). Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok kelas. Kelas sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individu
26
2). Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru 3). Siswa umumnya bersifat pasif, karena yang utama adalah mendengarkan uraian guru 4). Kecepatan belajar siswa tergantung dari kecepatan guru mengajar 5). Keberhasilan belajar siswa umumnya dinilai guru secara subyektif 6). Guru berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan atau sebagai sumber informasi/ pengetahuan
Pembelajaran konvensional mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: 1). Kelebihan a. Dapat menampung kelas besar b. Kemajuan anak berjalan teratur menurut tingkatan kelas c. Dapat disampaikan kepada siswa yang usia dalam satu kelas agak bersamaan d. Buku-buku pelajaran dapat disesuaikan dengan taraf kesanggupan kelas 2). Kelemahan a. Belajar sangat tidak efisien b. Siswa tidak dapat menilai apa yang dipelajari. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menemukan sendiri konsep yang diajarkan dan siswa hanya aktif mencatat
27
c. Siswa tidak dapat menggunakan teknik matematis atau ilmiah karena siswa cenderung belajar menghafal saja sehingga tidak mengakibatkan timbulnya pengertian d. Siswa tidak dapat menyusun fakta dan mengambil kesimpulan e. Siswa tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal karena pengetahuan yang diperoleh cenderung lebih mudah terlupakan
8. Aktivitas Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:17), aktivitas berarti keaktifan, kegiatan atau kesibukan. Dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan keduanya harus selalu terkait. Montessori dalam Sardiman (1994:95) mengatakan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri dan membentuk sendiri. Pendididk hanya berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak dididknya. Pernyataan tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didiknya. Rousseau dalam Sardiman (1994:95) mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Hal ini
28
menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri. Dengan demikian tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara mengamati sendiri, pengalaman sendiri, menyelidiki sendiri dan bekerja secara aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan bimbingan dan pangamatan dari guru. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya jangan aktif sendiri tetapi guru harus memberi kesempatan kepada siswa agar ikut berperan secara aktif juga. Guru juga harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran baik aktivitas rohani maupun jasmani. Aktivitas rohani meliputi memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan lain-lain. Sedangkan aktivitas jasmani meliputi melakukan percobaan, berkebun dan lain-lain. Untuk membangkitkan aktivitas rohani , maka guru melakukan: 1). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing diskusi kepada siswa 2). Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah, menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya 3). Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat dan sebagainya Untuk membangkitkan aktivitas jasmani, maka guru melakukan: 1). Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboratorium dan sebagainya 2). Mengadakan pameran, karyawisata dan sebagainya
29
Aktivitas belajar siswa tidak hanya mendengar dan mencatat saja. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas belajar menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (1994:99) dapat dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu: 1). Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain 2). Oral Activities, contohnya menyatakan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato 3). Listening activities, contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato 4). Writing activities, contohnya menulis: cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin 5). Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram 6). Motor activities, contohnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak 7). Mental activities, contohnya menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan 8). Emosional activities, contohnya menaruh aktivitas, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Berdasarkan kelompok aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah bermacam-macam. Jika berbagai macam aktivitas seperti tersebut di atas dapat diciptakan di sekolah maka kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut
30
akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Setiap siswa mempunyai kadar keaktifan yang berbeda. Kadar keaktifan siswa adalah ciri-ciri yang nampak dan dapat diamati serta dapat diukur oleh siapapun yang terlibat dalam pembelajaran, misalnya oleh guru. Indikator yang dapat digunakan untuk mengatahui keadaan keaktifan siswa dalam pembelajaran menurut Nana Sujana adalah: 1). Adanya aktivitas belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip dan generalisasi 2). Adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah 3). Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya 4). Adanya keberanian siswa mengajukan pendapat 5). Adanya aktivitas belajar analisis, penilaian dan kesimpulan 6). Setiap siswa dapat mengomentari dan memberi tanggapan pendapat siswa lain 7). Adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia 8). Adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapai 9). Adanya upaya siswa untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat siswa yang lainnya dalam upaya kegiatan pembelajarannya
31
Dengan melihat klasifikasi aktivitas seperti uraian di atas, maka aktivitas siswa di sekolah bervariasi dan sangat kompleks. Hal tersebut dapat diantisipasi jika berbagai kegiatan di sekolah dan kegiatan belajar mengajar yang lebih dinamis mengacu pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan atau pembelajaran PAIKEM.
9. Materi Pembelajaran Matematika Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL). Menurut kurikulum 2006 (KTSP), BRSL terdiri dari Tabung, Kerucut dan Bola untuk kelas IX SMP. a. Standar Kompetensi
: memahami sifat-sifat Tabung, Kerucut dan Bola serta menentukan ukurannya.
b. Materi Pembelajaran
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
1). Tabung, Kerucut dan Bola a). Mengingat kembali bentuk bangun ruang Kubus, Balok, Prisma, Limas, Tabung, Kerucut dan Bola. b). Mengingat kembali pengertian bidang sisi (sisi), rusuk dan titik sudut. c). Mengenal bangun dari tiap sisi. d). Mengidentifikasi unsur-unsur Tabung, Kerucut dan Bola. 2). Luas dan Volume a). Mengingat kembali rumus luas daerah persegi panjang, lingkaran dan keliling lingkaran.
32
b). Mengingat kembali luas Kubus, Balok, Prisma dan Limas. c). Mengingat kembali hubungan antara sudut pusat, luas juring dan panjang busur dalam lingkaran. d). Menentukan luas Tabung, Kerucut dan Bola. e). Mengingat kembali volume Kubus, Balok, Prisma dan Limas. f). Menentukan volume Tabung, Kerucut dan Bola. g). Menghitung volume Tabung, Kerucut dan Bola.
B. Penelitian Yang Relevan 1. Ira Kurniawati (2003), dengan hasil penelitiannya adalah siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Persamaan hasil penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada faktor aktivitas belajar. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode pembelajaran. 2. Sri Supanti Nur Hayati (2004), dengan hasil penelitiannya adalah siswa yang mendapat metode pembelajaran dengan alat peraga pada pokok bahasan Lingkaran mempunyai prestasi belajar matematika yang tinggi daripada siswa pada metode pembelajaran konvensional. Persamaan hasil penelitian dengan penelitian yang dilakukan terletak pada metode pembelajaran dengan alat peraga. Sedangkan perbedaannya terletak pada faktor aktivitas belajar siswa.
33
C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada kajian teori yang telah diuraikan di atas maka dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa merupakan indikasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Siswa yang memperoleh prestasi belajar tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut mampu mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah menunjukkan bahwa siswa tersebut belum dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya adalah metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.
1. Pengaruh Pembelajaran Dengan Alat Peraga Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Penggunaan metode pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Agar metode pembelajaran yang digunakan tepat maka guru harus mengetahui macam-macam metode pembelajaran dan dapat memilih salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok bahasan yang akan diajarkan. Karena tidak ada satupun metode pembelajaran yang cocok untuk segala situasi maka dalam menggunakan metode pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah kondisi siswa, tujuan pembelajaran, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran serta kemampuan guru.
34
Pelajaran matematika bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan jika pelajaran tersebut disampaikan dengan baik dan menarik, misalnya menggunakan alat peraga sebagai alat bantu mengajar. Belajar dibantu dengan alat peraga model akan lebih efektif dan lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan
gambar
saja.
Selain itu
penggunaan alat peraga
dapat
membangkitkan aktivitas siswa dalam mempelajari matematika, siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga kualitas belajar siwa dapat meningkat . Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Penggunaan alat peraga akan sangat membantu siswa dalam menerima konsep yang dipelajari. Seperti pada penyampaian materi pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung yang membahas tentang tabung, kerucut dan bola, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang ada pada pokok bahasan tersebut. Sehingga siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan alat peraga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.
2. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat belajar. Kurangnya aktivitas dalam belajar dapat menyebabkan siswa menjadi pasif, jenuh, mengantuk, hilang konsentrasi dan bosan. Oleh karena itu dalam proses belajar
35
mengajar, guru harus dapat memotivasi siswanya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dengan aktivitas belajar yang tinggi siswa akan lebih mudah menerima dan menguasai materi yang sedang dipelajari sehingga berdampak pada prestasi belajarnya. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar yang tinggi diduga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar yang lebih rendah.
3. Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Penerapan pembelajaran matematika yang sesuai dengan pokok bahasan dan karakteristik siswa dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga akan berpengaruh juga pada prestasi belajar matematika yang lebih baik. Pada uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan alat peraga dan aktivitas belajar siswa yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Pembelajaran dengan alat
peraga akan mendorong siswa menjadi lebih aktif untuk bertanya dan berdiskusi sehingga dapat memantapkan pemahaman siswa pada materi pelajaran matematika yang nantinya berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar matematika. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi dalam pembelajaran matematika dengan alat peraga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada dalam pembelajaran konvensional. Begitu juga siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah dalam pembelajaran matematika dengan alat peraga diharapkan akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik juga
36
daripada dalam pembelajaran konvensional. Jadi dalam hal ini tidak terjadi interaksi.
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar matematika siswa yang memperoleh metode pembelajaran menggunakan alat peraga lebih baik daripada siswa yang memperoleh metode pembelajaran konvensional. 2. Prestasi belajar matematika pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah. 3. Terdapat interaksi metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kota Surakarta kelas IX semester I tahun ajaran 2008/2009. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan semester gasal tahun pelajaran 2008-2009 pada bulan Juli – Desember 2008, dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal penelitian, konsultasi proposal dan pengajuan ijin tempat penelitian direncanakan berlangsung pada bulan Februari sampai Juli 2008. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data dengan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2008. c. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian meliputi mengolah data dan membuat laporan penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai Desember 2008.
37
38
B. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003:82), ”Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan”. Langkah dalam penelitian ini adalah dengan cara mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat. Sedangkan variabel bebas yang dimaksud yaitu metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa siswa yang akan dikenai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan matematika yang sama. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai ujian akhir semester 2 kelas VIII. Pada akhir penelitian, kedua kelompok tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu soal tes prestasi belajar matematika. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistika. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial 2x3. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
39
Aktivitas Belajar
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas
Tinggi
Sedang
Rendah
(b 1)
(b2)
(b3)
Alat Peraga (a1)
a1b 1
a1 b 2
a1 b 3
Konvensional (a2)
a2b 1
a2 b 2
a2 b 3
Pembelajaran
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998:115 ) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan Arief Furqan ( 1996: 89 ) mengatakan populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian, obyek yang telah dirumuskan dengan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri dan Swasta Kota Surakarta kelas IX semester I tahun pelajaran 2008/2009.
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Arief Furchan, 1982: 89), sedangkan menurut Nana Sudjana, “sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 17, SMP Negeri 19 dan SMP Negeri 23 Kota Surakarta Kelas IX semester I.
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Stratified Randam Sampling, karena populasi siswa SMP Kota Surakarta yang terdiri
40
dari 79 SMP terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan peringkat sekolah, yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah, serta Cluster Random Sampling karena dari masing-masing kelompok peringkat sekolah secara acak dipilih 1 sekolah yang mewakili masing-masing kelompok sekolah tersebut. Sekolah yang terpilih untuk setiap kelompok sekolah kemudian dipilih lagi secara acak 2 kelas yang akan diperlakukan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada masing-masing sekolah yang menjadi sampel penelitian dengan cara pengundian, yaitu siswa kelas IX C pada SMP Negeri 17, siswa kelas IX C pada SMP Negeri 19 dan siswa kelas IX B pada SMP Negeri 23 sebagai kelompok eksperimen serta siswa kelas IX D pada SMP Negeri 17, siswa kelas IX B pada SMP Negeri 19 dan siswa kelas IX C pada SMP Negeri 23 sebagai kelompok kontrol.
D. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika. 1. Variabel Bebas: Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa 1) Metode Pembelajaran a. Definisi Operasional Metode pembelajaran adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa meliputi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan secara konvensional.
41
b. Skala Pengukuran Nominal dengan dua kategori yaitu pembelajaran dengan alat peraga dan pembelajaran secara konvensional. c. Simbol : X1
2) Aktivitas Belajar Siswa a. Definisi Operasional Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah. b. Indikator Skor hasil angket aktivitas belajar siswa. c. Skala Pengukuran Skala interval yang kemudian ditransformasikan ke dalam skala ordinal dengan cara mengelompokkan tinggi, sedang dan rendah. Aktivitas belajar tinggi
: X > X + 12 S
Aktivitas belajar sedang : X − 12 S ≤ X ≤ X + 12 S Aktivitas belajar rendah : X < X − 12 S X
: skor aktivitas belajar siswa
X
: rata-rata aktivitas belajar siswa
42
S : standart deviasi aktivitas belajar d. Simbol : X2
2. Variabel terikat: Prestasi Belajar Matematika a. Definisi Operasional Prestasi belajar matematika adalah hasil tes prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. b. Indikator Nilai tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. c. Skala Pengukuran Skala interval d. Simbol : Y
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu dokumentasi, angket dan tes.
1. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 200) “metode dokumentasi adalah mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”. Jadi metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tulis.
43
Metode
dokumentasi
digunakan
dalam
penelitian
ini
untuk
memperoleh nilai ujian akhir semester siswa kelas VIII semester II untuk mata pelajaran matematika yang akan digunakan untuk mengetahui keseimbangan keadaan prestasi belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu metode dokumentasi digunakan juga untuk mengetahui daftar nama dan nomor absen siswa.
2. Angket Budiyono (2003: 47) berpendapat, ”Metode angket adalah cara pengumpuan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis”. Metode angket yang akan digunakan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Metode angket yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan angket bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban, yaitu: i).
Jawaban a (sangat tidak setuju) dengan skor 1 menunjukkan aktivitas belajar matematika sangat rendah.
ii). Jawaban b (tidak setuju) dengan skor 2 menunjukkan aktivitas belajar matematika rendah. iii). Jawaban c (kurang setuju) dengan skor 3 menunjukkan aktivitas belajar matematika sedang. iv). Jawaban d (setuju) dengan skor 4 menunjukkan aktivitas belajar matematika tinggi.
44
v).
Jawaban e (sangat setuju) dengan skor 5 menunjukkan aktivitas belajar matematika sangat tinggi.
3. Tes Menurut Suharsimi Arikunto (1996 : 51), tes adalah instrumen atau yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan - aturan yang sudah ditentukan. Tes dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengungkap hasil belajar siswa dan dilaksanakan setelah berakhirnya proses pembelajaran. Tes ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi materi-materi pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung.
F. Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan instrumen tes prestasi belajar dan angket aktivitas belajar siswa yang akan disusun dalam bentuk soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Penyusunan tes maupun angket perlu memperhatikan beberapa hal berikut: 1. Menyusun kisi-kisi intrumen Kisi-kisi yang akan dibuat meliputi kisi-kisi pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk instrumen tes prestasi belajar, sedangkan kisikisi aktivitas belajar matematika siswa untuk angket aktivitas belajar matematika siswa.
45
2. Menyusun butir-butir soal instrumen Butir-butir soal instrumen akan disusun berupa soal pilihan ganda dengan masing-masing terdiri dari empat alternatif jawaban untuk tes prestasi belajar dan lima alternatif jawaban untuk angket aktivitas belajar matematika siswa. 3. Mengadakan uji coba instrumen Setelah penyusunan instrumen penelitian selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah mengujicobakan instrumen yang telah tersusun sebelum dikenakan pada sampel penelitian. Tujuan uji coba adalah untuk melihat apakah instrumen yang telah disusun benar-benar reliabel dan konsisten atau tidak. Atau dengan kata lain tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik atau belum. Syarat-syarat tersebut antara lain:
a. Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika Instrumen tes prestasi belajar matematika yang disusun berupa tes pilihan ganda dan terdiri dari 30 butir soal dengan masing-masing butir soal terdiri dari empat alternatif jawaban dengan materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. 1) Validitas Isi Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur. Validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan instrumen dengan suatu kriteria sebab tes itu
46
adalah kriteria dari suatu kinerja. Agar memiliki validitas isi, instrumen tes prestasi belajar menurut Budiyono (2003:58) harus diperhatikan hal-hal berikut ini: a) Bahan uji (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. b) Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan. c) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement atau penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator.
2) Uji Konsistensi Internal Konsistensi internal tiap butir soal dapat dilihat dari korelasi antara skor tiap butirnya dengan skor totalnya. Tujuan uji konsistensi internal ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen tes telah konsisten, artinya instrumen tes mempunyai indeks konsisten atau daya pembeda yang dapat membedakan anak yang pandai dan yang kurang pandai.
47
Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:
r
xy
=
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) ( n ∑ X − (∑ 2
X ) )(n∑Y − (∑ Y ) ) 2
2
2
dengan :
rXY : indeks konsistensi internal suatu butir tes. n
: banyaknya subyek yang dikenai tes.
X
: skor butir soal tertentu.
Y
: skor total.
Berdasarkan perhitungan, jika indeks konsistensi internal suatu butir tes kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. (Budiyono, 2003: 65) 3) Uji Reliabilitas
Suatu instrumen disebut reliabel, menurut Budiyono (2003: 65), jika seseorang melakukan pengukuran instrumen yang sama pada waktu yang berbeda maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau jika dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama, maka pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberi hasil yang sama pula. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban, dengan setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan setiap jawaban salah akan diberi skor 0.
48
Sehingga untuk mengukur reliabilitas dari tes prestasi belajar menggunakan teknik Kuder-Richardson atau biasa disebut dengan KR-
20, yaitu: 2 n s t − ∑ p1q1 r11 = s t2 n − 1
dengan : r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
n
: banyaknya item
st
2
: variansi total
p1
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q1
: proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q1 =1- p1 ) (Budiyono, 2003: 69)
Instrumen dengan indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 atau r11 > 0,7 saja yang dapat dianggap baik atau dapat digunakan dalam
kaitannya dengan uji reliabilitas. (Budiyono, 2003: 72)
4) Daya Beda
Dalam menghitung daya beda terlebih dahulu ditetapkan masing- masing 27 % dari kelompok atas yang mempunyai skor tertinggi dan menetapkan pula 27 % dari kelompok bawah yang
49
mempunyai skor rendah (Saifudin Azwar, 1991). Kemudian baru dimasukkan ke dalam rumus:
d=
n(T ) n(R ) − N (T ) N (R )
Keterangan: d
= daya pembeda item.
n(T)
= banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok atas.
N(T)
= banyaknya subyek kelompok tinggi.
n(R)
= banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok bawah.
N(R)
= banyaknya subyek kelompok bawah.
Dalam penelitian ini soal yang digunakan adalah soal yang mempunyai nilai daya beda D ≥ 0,30.
5) Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran didapat dengan menggunakan rumus: TK =
B JS
TK = Indeks kesukaran setiap butir soal. B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.
JS = Banyaknya siswa yang memberi jawaban. (Suharsimi Arikunto, 1998:208)
50
Setelah diperoleh, kemudian diinterpretasikan sebagai berikut : 0,70 < TK ≤ 1,00 : soal uji mudah 0,30 < TK ≤ 0,70 : soal uji sedang 0,00 < TK ≤ 0,30 : soal uji sukar Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika tingkat kesukaran antara 0,30 < TK ≤ 0,70.
b. Instrumen Angket Aktivitas Belajar Siswa
Angket aktivitas belajar matematika yang akan digunakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Jumlah butir soal yang akan digunakan dalam angket sejumlah 30 butir soal yang berisi tentang aktivitas belajar matematika siswa dengan lima alternatif jawaban yang akan dijawab oleh siswa sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Angket aktivitas belajar matematika siswa dapat dikatakan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Validitas Isi
Angket aktivitas belajar siswa dapat mempunyai validitas isi jika memenuhi: a) Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket. b) Kesesuaian kalimat dengan Ejaan Yang Disempurnakan. c) Kalimat pada butir-butir angket merupakan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa sebagai responden.
51
d) Ketepatan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket. e) Kalimat pada butir angket tidak menimbulkan makna ganda. f) Butir angket tidak memerlukan pengetahuan yang lain dalam menjawab. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement atau penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator. 2) Uji Konsistensi Internal
Uji konsistensi internal yang digunakan dalam angket aktivitas belajar matematika menggunakan korelasi produk Karl Pearson, sama dengan uji konsistensi internal pada instrumen tes prestasi belajar matematika. 3) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal pada angket reliabel atau tidak, dengan menggunakan rumus Alpha. Suharsimi Arikunto (2002: 171) berpendapat bahwa, ”Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Adapun rumus Alpha adalah: 2 n ∑ s i r11 = 1 − 2 st n − 1
52
dengan:
r11
= indeks reliabilitas instrumen.
n
= banyak butir instrumen.
si
2
= variansi butir ke-i, i = 1, 2, ...,n.
st
2
= variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba. (Budiyono, 2003: 70)
4.
Penetapan Instrumen
Butir-butir instrumen yang memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik ditetapkan sebagai instrumen penelitian.
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan matematika antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai perlakuan, bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang secara statistik. Uji keseimbangan dilakukan dengan metode uji t tetapi sebelumnya dilakukan uji prasyarat uji t yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji t dilakukan sebagai berikut:
53
1) Menetapkan hipotesis
H0 : tidak terdapat perbedaan rerata antar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. H1 : terdapat perbedaan rerata antar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 2) Statistik Uji x1 − x 2
t= s
1 1 + n1 n 2
dengan standart deviasi gabungan s =
(n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s22 n1 + n2 − 2
dan derajat bebas db = n1 + n2 – 2. 3) Taraf Signifikansi α = 0,05 4) Daerah Kritik
DK = { t| t < -tα/2; db atau t > tα/2; db } 5) Keputusan Uji
Ho ditolak jika t ∈ DK. (Budiyono, 2004:151) 2. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas
Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan Lilliefors adalah sebagai berikut:
54
1). Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2). Statistik uji
L = Maks F (z i ) − S (z i ) Dengan: F ( z i ) = P (Z ≤ z i )
Z ~N(0,1) S (z i ) = proporsi cacah z ≤ z i terhadap seluruh zi.
zi =
Xi − X s
3). Taraf Signifikansi α = 0,05 4). Daerah Kritik ( DK )
DK= {L L > Lα ;n } Harga Lα ;n dapat diperoleh dari tabel
Lilliefors
pada tingkat
signifikansi α dan derajat bebas n (ukuran sampel) . 5). Keputusan uji :
Ho ditolak bila L ∈ DK (Budiyono, 2004:168)
55
b. Uji Homogenitas
Tujuan uji homogenitas adalah untuk menguji apakah sampelsampel dalam penelitian ini berasal dari populasi-populasi yang berdistribusi homogen atau mempunyai variansi yang sama.
yang
digunakan adalah Bartlett dengan prosedur sebagai berikut : 1). Hipotesis
H0 : σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 (populasi homogen) H1 : paling sedikit satu variansi yang berbeda (bukan populasipopulasi yang homogen). 2). Statistik Uji χ2 =
(
2,203 f log MS error − ∑ f j log s 2j c
)
dengan : χ2 terdistribusi χ 2 (k −1) k
= Cacah kelompok sampel
j
= 1, 2, …, k.
N
= Cacah semua pengukuran.
f
= N – k = Derajat bebas untuk MSerror
fj
= nj - 1 = Derajat bebas untuk s 2j
nj
= cacah pengukuran pada sampel ke-j
S 2j =
∑ SS j ∑ fj
56
SSj = ∑ Χ 2 −
(∑ Χ )2 n
MSerror = (∑ SS j ) / f c = 1+
1 1 1 − ∑ 3(k − 1) f j f
3). Taraf Signifikansi α = 0,05 4). Daerah Kritik
{
DK = χ 2 χ 2 > χα2;k −1
}
5). Keputusan Uji
H0 ditolak jika χ 2 ∈ DK (Budiyono, 2004:175)
3. Analisis Variansi Dua Jalan
Tujuan melaksanakan analisis varian dua jalan ini adalah untuk menguji perbedaan efek baris, kolom dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap variabel terikat. Analisis variansi dua jalan yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. a. Model :
Xijk = µ + α i + β j + ( αβ )ij + ε ijk dengan : Xijk = data amatan ke-k yang dikenai faktor A (model pembelajaran) ke-i dan faktor B (aktivitas belajar) ke-j. µ
= rerata besar dari seluruh data amatan ( pada populasi ).
57
αi
= efek faktor A baris ke-i pada variabel terikat.
βj
= efek faktor B kolom ke-j pada variabel terikat.
(αβ )ij = kombinasi efek faktor A baris ke-i dan faktor B kolom ke-j pada variabel terikat. ε ij k
=
deviasi data amatan terhadap rataan populasi ( µij ) yang berdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populasi juga disebut galat ( error )
i = 1, 2 ;
1 = pembelajaran dengan media alat peraga 2 = pembelajaran secara konvensional
j = 1, 2, 3 ; 1 = aktivitas tinggi 2 = aktivitas sedang 3 = aktivitas rendah k = 1, 2, ..., n ;
n = banyaknya data amatan pada sel ij.
b. Prosedur 1). Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2. H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol. H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3. H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol. H0AB : (αβ
)ij =0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3.
H1AB : paling sedikit ada satu (αβ
) ij yang tidak nol.
58
2). Komputasi
a). Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan
notasi - notasi sebagai berikut :
nij = banyaknya data amatan pada sel ij. nh
pq 1 ∑ i, j nij
= rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
N=
∑n
ij
= banyaknya seluruh data amatan.
i, j
∑ Xijk k SSij = ∑ X2ijk − n ijk k
2
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij.
ABij = rataan pada sel ij. A i = ∑ ABij = jumlah rataan pada baris ke-i. j
Bj =
∑ AB
ij
= jumlah rataan pada baris ke-j.
i
G = ∑ ABij = jumlah rataan semua sel. i, j
Didefinisikan : 2
(1) = G ; pq
(2) = ∑ SSij ; (3) = ∑ i, j
b). Jumlah kuadrat JKA = nh {( 3) − (1)}
JKB = n h {( 4) − (1)}
i
Ai2 ; q
(4 ) = ∑ j
B 2j p
2
; (5 ) = ∑ AB ij . i, j
59
JKAB = nh {(1) + ( 5) − ( 3) − ( 4)} JKG = (2) JKT = JKA + JKB + JKAB +JKG c). Derajat kebebasan dkA = p-1
dkB
= q-1
dkAB = (p-1)(q-1)
dkG
= N-pq
RK B =
JK B dk B
RK G =
JK G dk G
dkT = N-1 d). Rataan kuadrat RK A =
JK A dk A
RK AB =
JK AB dk AB
3). Statistik Uji Fa =
RK A RK G
Fb =
RK B RK G
Fab =
RK AB RK G
4). Taraf Signifikansi α = 0,05 5). Daerah Kritik
{
Daerah kritik untuk Fa adalah DK = Fa Fa > Fα ;p−1,N −pq
{ adalah DK = {F
Daerah kritik untuk Fb adalah DK = Fb Fb > Fα ;q −1, N −pq Daerah kritik untuk Fab
ab
} }
Fab > Fα ;(p −1)(q −1), N −pq
}
60
6). Keputusan Uji
Ho ditolak jika F ∈ DK 7). Rangkuman Analisis
Sumber Variansi
JK
Db
RK
F
P
Baris (A)
JKA
p–1
RKA
Fa
< α
Kolom (B)
JKB
q–1
RKB
Fb
atau
Interaksi (AB)
JKAB
(p-1)(q-1)
RKAB
Fab
> α
Galat
JKG
N – pq
RKG
-
Total
JKT
N–1
-
-
-
(Budiyono; 2004 : 207 - 213) 4. Uji Komparasi Ganda
Jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nolnya ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan Scheffe. Tujuan utama dari komparasi ganda adalah untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel. Adapun prosedur uji komparasi ganda dengan Scheffe adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata. b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1). Komparasi Rataan Antar Baris ke-i dan ke-j : Fi.− j . =
(X
− X j. )
2
i.
1 1 RKG + n i. n j.
61
2). Komparasi Rataan Antar Kolom ke-i dan ke-j : F.i −. j =
(X .i − X . j )2 1 1 RKG + n.i n. j
3). Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama : Fij -kj =
(X ij − X kj )2 1 1 RKG + nij n kj
4). Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama : Fij -ik =
(X ij − X ik )2 1 1 RKG + nij nik
Keterangan :
F.i-.j : nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j Fij-jk : nilai F tabel pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj X .i : rataan pada kolom ke-i X . j : rataan pada kolom ke-j X ij : rataan pada baris ke-i dan kolom ke-j X ik : rataan pada baris ke-i dan kolom ke-k X kj : rataan pada baris ke-k dan kolom ke-j
n.i
: ukuran sampel kolom ke-i
n.j
: ukuran sampel baris ke-j
nij
: ukuran sampel baris ke-i dan kolom ke-j
62
nik
: ukuran sampel baris ke-i dan kolom ke-k
nkj
: ukuran sampel baris ke-k dan kolom ke-j
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi d. Menentukan daerah kritik (DK) dengan taraf signifikansi α = 0,05 menggunakan rumus sebagai berikut :
{
}
{
}
DKi.-j. = Fi.- j Fi.- j. > ( p − 1)Fα ;p −1, N −pq
DK.i-.j = Fi.- j F.i-.j > (q − 1)Fα ;q−1, N− pq
{
}
{
}
DKij-kj = Fij- kj Fij-kj > ( pq − 1)Fα ;pq−1,N − pq DKij-ik = Fij-ik Fij-ik > ( pq − 1)Fα ;pq −1, N −pq
e. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata atau Ho ditolak jika F ∈ DK. f. Menentukan kesimpulan dari uji yang sudah ada. (Budiyono, 2004:213)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 17, SMP Negeri 19 dan SMP Negeri 23 Surakarta kelas IX semester I tahun ajaran 2008/2009. Hasil penelitian yang akan disajikan adalah hasil uji coba instrumen yang dilaksanakan di SMP Negeri 15 kelas IX semester I tahun ajaran 2008/2009, uji keseimbangan sebelum pelaksanaan penelitian, diskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Surakarta kelas IX semester I tahun ajaran 2008/2009 pada salah satu kelas yang telah dipilih secara acak, yaitu kelas IX D. Instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dan aktivitas belajar siswa dimana sebelum diujicobakan instrumen tersebut terlebih dahulu diuji validasi isi oleh validator untuk mengetahui apakah isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur. Untuk instrumen tes prestasi belajar matematika validasi isi dilakukan oleh Endang Mangularsih, S.Pd, MM, M.Pd. dan Anik Indriyani, S.Pd., M.Pd. sebagai validator dan diperoleh hasil bahwa semua item soal pada instrumen tes prestasi belajar matematika adalah valid. Setelah dilakukan uji validasi isi kemudian
63
64
dilakukan uji konsistensi, indeks kesukaran,
daya beda dan reliabilitas pada
instrumen tes prestasi belajar matematika. Hasil uji konsistensi diperoleh bahwa dari 30 item soal, adalah 25 item soal konsisten dan 5 item soal tidak konsisten. Soal yang tidak konsisten tersebut adalah item soal no 5, 11, 12, 26 dan 27. Untuk hasil uji daya beda diperoleh hasil 5 item soal tes yang tidak efektif digunakan dalam tes karena mempunyai indeks daya beda di bawah 0,30, yaitu item soal tes no 5, 11, 12, 26 dan 27. Sedangkan untuk hasil uji indeks kesukaran diperoleh 1 item soal yang dianggap tidak baik karena indeks kesukarannya tidak terletak antara nilai 0,30 – 0,70, yaitu item soal tes no 26 karena item soal tes dianggap sukar (indeks kesukaran < 0,30). Dengan demikian berdasarkan uji konsistensi, indeks daya beda dan indeks kesukaran banyaknya soal yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 25 item soal tes, yaitu item soal yang konsisten, yang mempunyai indek daya beda > 0,30 dan yang mempunyai indeks kesukaran antara nilai 0,30 – 0,70. Soal-soal yang digunakan tersebut adalah item soal no1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29 dan 30. Untuk uji reliabilitas diperoleh indeks reliabilitasnya sebesar 0,855 yang berarti bahwa instrumen tes prestasi belajar matematika adalah baik. Untuk mengetahui rangkuman hasil uji konsistensi, hasil uji daya beda, uji indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 4.1, sedangkan perhitungan selengkapnya untuk uji konsistensi, indeks kesukaran, daya beda dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. Untuk angket aktivitas belajar validasi isi dilakukan oleh Drs. Joko Slameto, M.Pd. dan Supartini, SPd., M.Pd. sebagai validator dan diperoleh hasil
65
bahwa semua item soal pada instrumen angket aktivitas belajar adalah valid. Setelah dilakukan uji validasi isi kemudian dilakukan uji konsistensi dan reliabilitas. Hasil uji coba instrumen angket aktivitas belajar siswa untuk uji konsistensi dari 30 item soal diperoleh hasilnya adalah 26 item soal konsisten dan 4 item soal tidak konisten. Soal yang tidak konsisten tersebut adalah soal no 1, 4, 10 dan 20. Dengan demikian berdasarkan uji konsistensi banyaknya item soal angket aktivitas belajar yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebanyak 26 item soal, yaitu item-item soal yang konsisten saja. Soal angket yang digunakan tersebut adalah soal angket no 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Pada uji reliabilitas diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,886 yang berarti bahwa instrumen angket aktivitas belajar adalah baik. Untuk mengetahui rangkuman uji konsistensi pada angeket aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4. 2, sedangkan perhitungan selengkapnya untuk uji konsistensi dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4.1 Hasil Rangkuman Analisis Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika SOAL
rxy
KONSISTENSI
D
KETERANGAN
1
0,647
Konsisten
0,727
Digunakan
2
0,676
Konsisten
0,818
3
0,530
Konsisten
4
0,711
5
TK
KETERANGAN
KESIMPULAN
0,625
Sedang
Digunakan
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
0,636
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
Konsisten
0,909
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
0,290
Tidak
0,182
Disisihkan
0,675
Sedang
Dibuang
6
0,559
Konsisten
0,727
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
7
0,350
Konsisten
0,455
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
8
0,378
Konsisten
0,455
Digunakan
0,550
Sedang
Digunakan
9
0,354
Konsisten
0,364
Digunakan
0,550
Sedang
Digunakan
10
0,391
Konsisten
0,545
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
11
0,047
Tidak
0,091
Disisihkan
0,550
Sedang
Dibuang
66
12
0,256
Tidak
0,273
Disisihkan
0,675
Sedang
Dibuang
13
0,444
Konsisten
0,455
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
14
0,324
Konsisten
0,455
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
15
0,573
Konsisten
0,545
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
16
0,458
Konsisten
0,455
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
17
0,354
Konsisten
0,545
Digunakan
0,550
Sedang
Digunakan
18
0,495
Konsisten
0,727
Digunakan
0,400
Sedang
Digunakan
19
0,572
Konsisten
0,636
Digunakan
0,550
Sedang
Digunakan
20
0,598
Konsisten
0,727
Digunakan
0,525
Sedang
Digunakan
21
0,506
Konsisten
0,545
Digunakan
0,625
Sedang
Digunakan
22
0,547
Konsisten
0,545
Digunakan
0,675
Sedang
Digunakan
23
0,362
Konsisten
0,545
Digunakan
0,550
Sedang
Digunakan
24
0,397
Konsisten
0,364
Digunakan
0,450
Sedang
Digunakan
25
0,373
Konsisten
0,545
Digunakan
0,525
Sedang
Digunakan
26
0,252
Tidak
0,182
Disisihkan
0,175
Sukar
Dibuang
27
0,007
Tidak
0,091
Disisihkan
0,425
Sedang
Dibuang
28
0,601
Konsisten
0,636
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
29
0,551
Konsisten
0,636
Digunakan
0,650
Sedang
Digunakan
30
0,375
Konsisten
0,545
Digunakan
0,575
Sedang
Digunakan
Tabel. 4.2 Rangkuman Analisis Uji Coba Instrumentasi Angket Aktivitas belajar No, Soal rxy Konsistensi Kesimpulan 1 0,239 Tidak Dibuang 2 0,562 Konsisten Digunakan 3 0,695 Konsisten Digunakan 4 0,123 Tidak Dibuang 5 0,702 Konsisten Digunakan 6 0,654 Konsisten Digunakan 7 0,556 Konsisten Digunakan 8 0,490 Konsisten Digunakan 9 0,593 Konsisten Digunakan 10 0,099 Tidak Dibuang 11 0,438 Konsisten Digunakan 12 0,545 Konsisten Digunakan 13 0,403 Konsisten Digunakan 14 0,430 Konsisten Digunakan 15 0,663 Konsisten Digunakan 16 0,576 Konsisten Digunakan 17 0,525 Konsisten Digunakan
67
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0,782 0,606 0,058 0,568 0,434 0,335 0,592 0,531 0,633 0,648 0,683 0,519 0,325
Konsisten Konsisten Tidak Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten Konsisten
Digunakan Digunakan Dibuang Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
B. Uji Keseimbangan Sebelum
melaksanakan
penelitian
dilakukan
terlebih
dahulu
uji
keseimbangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa siswa pada penelitian ini antara kelompok eksperimen (pembelajaran dengan Alat peraga) dengan kelompok kontrol (pembelajaran Konvensional)
mempunyai kemampuan
matematika yang sama. Artinya siswa pada kelompok eksperimen mempunyai rata-rata nilai matematika yang tidak berbeda dengan rata-rata nilai matematika untuk siswa kelompok kontrol pada saat sebelum penelitian dilaksanakan. Uji keseimbangan dilakukan menggunakan metode uji t. Tetapi sebelum melakukan uji t terlebih dahulu uji prasyaratnya yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang akan digunakan dalam uji keseimbangan adalah nilai matematika sebelum dilaksanakan penelitian yaitu data nilai UAS waktu kenaikan kelas IX. Hasil prasyarat uji keseimbangan diperoleh untuk uji normalitas hasil datanya adalah normal (nilai uji adalah 0,054 dan nilai tabel Lilliefors adalah 0,058) dan untuk uji homogenitas hasil datanya adalah homogen atau mempunyai variansi
68
yang sama untuk metode pembelajaran (nilai uji adalah 3,242 dan nilai tabel χ2 adalah 3,841). Sedangkan untuk uji t diperoleh hasil nilai uji adalah thitung = -1,064 dengan nilai tabel distribusi t adalah t0,025;
231
= 1,960. Karena nilai mutlak uji
thitung lebih kecil dari nilai tabel distribusi t t0,025; 231 maka berarti tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok eksperimen (pembelajaran dengan Alat peraga) dengan kelompok kontrol (pembelajaran Konvensional). Jadi antara siswa yang mendapatkan metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga dengan metode pembelajaran Konvensional mempunyai kemampuan matematika yang sama. Untuk hasil uji keseimbangan dan uji prasyarat uji keseimbangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
C. Diskripsi Data Sebelum menyajikan hasil analisis data maka terlebih dahulu disajikan diskripsi data. Diskripsi data digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang hasil penelitian. Diskripsi data yang akan disajikan adalah diskripsi data tentang prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung secara keseluruhan dan skor aktivitas belajar siswa, diskripsi data tentang prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung berdasarkan metode pembelajaran, diskripsi data tentang prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung berdasarkan aktivitas siswa dan diskripsi data tentang prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung berdasarkan metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Prestasi belajar matematika berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu prestasi belajar matematika untuk
69
metode pembelajaran dengan Alat Peraga dan prestasi belajar matematika untuk metode pembelajaran Konvensional. Prestasi belajar matematika berdasarkan aktivitas belajar siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu prestasi belajar matematika pada kelompok aktivitas belajar tinggi, prestasi belajar matematika pada kelompok aktivitas belajar sedang dan prestasi belajar matematika pada kelompok aktivitas belajar rendah. Sedangkan prestasi belajar matematika yang dikelompokkan berdasarkan metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu prestasi belajar matematika untuk metode pembelajaran dengan Alat Peraga pada kelompok aktivitas belajar siswa tinggi, sedang dan rendah serta prestasi belajar matematika untuk metode pembelajaran Konvensional pada kelompok aktivitas belajar siswa tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui rangkuman diskripsi data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dan Skor Nilai Aktivitas belajar Siswa Variabel
N
Mean
St Deviasi
Median
Minimum
Maksimum
Prestasi
233
64,12
14,86
64
36
92
Aktivitas belajar
233
87,95
6,32
89
72
103
Tabel 4.4 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Dikelompokkan Berdasarkan Metode Pembelajaran Variabel Prestasi
Metode
N
Mean
St Deviasi
Alat Peraga Konvensional
Median
Minimum
Maksimum
117
68,07
13,15
68
36
92
116
60,14
15,46
60
36
92
Tabel 4.5 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Berdasarkan Aktivitas Belajar Siswa Variabel Prestasi
Aktivitas belajar
N
Mean 74,17
St Deviasi 13,27
Median 72
Minimum
Maksimum
Tinggi
59
44
92
Sedang
114
63,12
12,90
64
36
92
Rendah
60
56,13
14,43
56
36
80
70
Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Dikelompokkan Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa Variabel Prestasi
Metode
Aktivitas belajar
Alat Peraga
Tinggi
Konvensional
N 26
Mean 77,69
St Dev
Median
Minimum
13,15
84
52
Maksimum 92
Sedang
65
66,15
11,38
68
36
88
Rendah
26
63,23
12,95
64
36
80
Tinggi
33
71,39
12,89
68
44
92
Sedang
49
59,10
13,79
60
36
92
Rendah
34
50,71
13,24
48
36
80
C. Uji Persyaratan Analisis Data Pada penelitian ini analisis data hasil penelitian menggunakan teknik analisis variansi. Dalam analisis variansi terdapat uji prasyarat yang harus dipenuhi agar analisis variansi dapat digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan pada data prestasi untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung secara keseluruhan, sedangkan uji homogenitas dilakukan pada data prestasi untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung berdasarkan faktor metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Jadi sebelum melakukan anailis variansi perlu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors pada data prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung keseluruhan, pada metode pembelajaran dengan alat peraga, pada metode pembelajaran konvensional, pada aktivitas tinggi, pada aktivitas sedang, pada aktivitas rendah, pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas tinggi, pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas sedang, pada metode
71
pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas rendah, pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas tinggi, pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas sedang dan pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas rendah. Hasil uji normalitas diperoleh semua nilai uji lebih kecil dari nilai tabel Lilliefors sehingga data prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk semua kategori berdistribusi normal. Rangkuman uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.7, dan untuk mengetahui uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 4.7 Rangkuman Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
12
Kategori Keseluruhan Pada metode pembelajaran dengan alat peraga Pada metode pembelajaran konvensional Aktivitas siswa tinggi Aktivitas siswa sedang Aktivitas siswa rendah Pada metode pembelajaran dengan alat peraga peraga untuk aktivitas siswa tinggi Pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas siswa sedang Pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas siswa rendah Pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas siswa tinggi Pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas siswa sedang Pada metode pembelajaran konvensional untuk aktivitas siswa rendah
Nilai Uji 0,054 0,077
Nilai Tabel 0,058 0,082
Keputusan Uji H0 tidak ditolak H0 tidak ditolak
Kesimpulan Normal Normal
0,077
0,082
H0 tidak ditolak
Normal
0,111 0,078 0,102 0,138
0,115 0,083 0,114 0,174
H0 tidak ditolak H0 tidak ditolak H0 tidak ditolak H0 tidak ditolak
Normal Normal Normal Normal
0,091
0,110
H0 tidak ditolak
Normal
0,098
0,174
H0 tidak ditolak
Normal
0,119
0,154
H0 tidak ditolak
Normal
0,105
0,127
H0 tidak ditolak
Normal
0,144
0,152
H0 tidak ditolak
Normal
72
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan uji Barttlet. Hasil uji homogenitas diperoleh nilai uji lebih dari nilai tabel χ2 sehingga Ho tidak ditolak. Jadi prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung berdasarkan faktor metode pembelajaran dan aktivitas belajar adalah homogen (mempunyai variansi yang sama). Hasil uji homogenitas dapat dillihat pada rangkuman Tabel 4.8 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas Data Prestasi Belajar Matematika pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung No
Faktor
1. Metode pembelajaran
Banyak Kelompok k=2
Nilai Uji 2,867
2. Aktivitas belajar
k=3
0,959
Nilai Tabel
Keputusan Uji 3,841 H0 tidak ditolak 5,991 H0 tidak ditolak
Kesimpulan Homogen Homogen
D. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis digunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tidak sama kemudian dilanjutkan uji lanjut komparasi ganda jika terdapat H0 pada analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tidak sama yang ditolak. Pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel–variabel bebas (faktor) yaitu metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa serta interaksi antara variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikatnya, yaitu prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung.
73
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Jumlah Sel Tak Sama Rangkuman hasil uji analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tidak sama dapat dilihat pada Tabel 4.9. Dari Tabel 4.9 nampak bahwa H0a dan H0b ditolak karena nilai hitung Fa dan Fb lebih besar dari nilai Ftabel sedangkan H0ab tidak ditolak karena nilai hitung Fab lebih kecil dari nilai Ftabel. Berdasarkan nilai hitung tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh faktor metode pembelajaran pada prestasi belajar matematika, terdapat pengaruh aktivitas belajar siswa pada prestasi belajar matematika dan tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika. Untuk perhitungan analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tak sama selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Jumlah Sel Tak Sama Sumber Variansi Metode Pembelajaran
JK
db
RK
F hitung
F tabel
Keputusan Uji
3882,829
1
3882,829
23,798
3,84
H0 ditolak
11201,635
2
5600,818
34,328
3,00
H0 ditolak
401,853
2
200,927
1,232
3,00
H0 tidak ditolak
Galat
37036,043
227
163,154
Total
52522,360
233
Aktivitas belajar Interaksi
antara
Pembelajaran
Metode dengan
Aktivitas belajar
2. Uji Komparasi Ganda Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tidak sama di atas terdapat H0 yang ditolak, yaitu H0a dan H0b, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak perbedaan rerata. Uji lanjut menggunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe′. Uji komparasi ganda hanya dikenakan faktor kolom
74
(aktivitas belajar siswa), sedangkan untuk pada faktor baris (metode pembelajaran) tidak dilakukan uji komparasi ganda karena hanya terdiri dari dua kelompok. Rangkuman hasil uji komparasi ganda dapat dilihat pada Tabel 4.10. Dari rangkuman hasil uji komparasi ganda untuk faktor kolom nampak bahwa semua H0 ditolak karena nilai hitung F.1-.2, F.1-.3 dan F.2-.3 lebih besar dari Fkritik. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika antara kelompok aktivitas belajar tinggi dengan sedang dan rendah, serta antara kelompok aktivitas belajar sedang dengan rendah. Perhitungan uji komparasi ganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 4.10. Rangkuman Keputusan Uji Komparasi Ganda Jenis Komparasi Komparasi F hitung F kritik Keputusan uji Faktor kolom 6,00 H0 ditolak µ.1 vs µ.2 29,079 6,00 H0 ditolak µ.1 vs µ.3 59,312 6,00 H0 ditolak µ.2 vs µ.3 11,771 Keterangan: µ.1 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok aktivitas belajar tinggi µ.2 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok aktivitas belajar sedang µ.3 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok aktivitas belajar rendah F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini mengatakan bahwa ”prestasi belajar matematika siswa yang memperoleh metode pembelajaran menggunakan alat peraga lebih baik daripada siswa yang memperoleh metode pembelajaran konvensional.” Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai uji Fa = 23,798 lebih besar dari nilai F0,05; 1; 227 = 3,84 (H0a ditolak). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan faktor metode pembelajaran pada prestasi belajar matematika. Sehingga
75
dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga dengan Konvensional memperoleh prestasi belajar matematika yang berbeda. Perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga dengan Konvensional dapat juga dilihat pada diskripsi data. Berdasarkan diskripsi data dapat dilihat perbedaan prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung antara siswa
yang memperoleh metode pembengajaran
menggunakan Alat Perga dengan Konvensional. Nilai rerata prestasi belajar matematika siswa pada metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga rerata prestasi belajar matematika siswa adalah sebesar 68,07 lebih tinggi daripada rerata prestasi belajar matematika siswa pada metode pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 60,14. Jadi dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga memberikan prestasi belajar matematika siswa untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung yang lebih tinggi daripada metode pembelajaran Konvensional.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan bahwa “prestasi belajar matematika pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah.“ Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai uji Fb = 34,328 lebih besar nilai F0,05; 2; 227 = 3,00 (H0b ditolak). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan faktor aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah mempunyai
76
prestasi belajar matematika yang berbeda. Karena faktor aktivitas belajar siswa terdiri dari tiga kelompok maka untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika berdasarkan faktor aktivitas belajar siswa dilakukan uji komparasi ganda. Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai uji perbandingan antara kelompok aktivitas belajar tinggi dengan sedang adalah F.1-.2 = 29,079 lebih besar dari nilai Fkritik = 6,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi berbeda dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang. Nilai uji perbandingan antara kelompok aktivitas belajar tinggi dengan rendah adalah F.1-.3 = 59312 lebih besar dari nilai Fkritik = 6,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi berbeda dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Nilai uji perbandingan antara kelompok aktivitas belajar sedang dengan rendah adalah F.2-.3 = 11,771 lebih besar dari nilai Fkritik = 6,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang berbeda dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah juga dapat dilihat dari diskripsi data. Dari diskripsi data terlihat bahwa siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai rerata prestasi belajar matematika sebesar 74,17;
siswa dengan
aktivitas belajar sedang mempunyai rerata prestasi belajar matematika sebesar 63,12 dan siswa dengan aktivitas belajar rendah mempunyai rerata prestasi belajar
77
matematika sebesar 56,13. Berdasarkan nilai rerata prestasi belajar matematika tersebut nampak bahwa rerata prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada rerata prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah. Begitu juga rerata prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang lebih baik daripada rerata prestasi belajar matematika untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.
3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga dalam penelitian ini mengatakan bahwa “terdapat interaksi metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika” Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai uji Fab = 1,232 lebih kecil dari nilai F0,05;
2; 227
= 3,00 (H0ab tidak ditolak). Hal ini
berarti tidak terdapat interaksi metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran dengan Alat Peraga dan Konvensional konsisten pada masingmasing tingkat aktivitas belajar dan perbedaan antara masing-masing tingkat aktivitas belajar konsisten pada setiap metode pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang memperoleh metode pembelajaran menggunakan alat peraga dengan siswa
yang
memperoleh metode pembelajaran konvensional, yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan
Alat
Peraga
mempunyai prestasi belajar
matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung yang lebih tinggi/baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. 2. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah, yaitu siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung yang lebih tinggi/baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah, begitu juga siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung yang lebih tinggi/baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah. 3. Tidak terdapat interaksi metode pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, artinya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran dengan Alat Peraga dan Konvensional konsisten pada masing-masing tingkat
78
79
aktivitas belajar dan perbedaan antara masing-masing tingkat aktivitas belajar konsisten pada setiap metode pembelajaran.
B. Implikasi Berdasarkan pada landasan teori pada hasil penelitian ini, maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika. Secara teoritis dan berdasarkan hasil analisis uji statistik dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini terlihat pada penerapan metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung memberikan rerata prestasi belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan metode pembelajaran Konvensional. Begitu juga siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih tinggi/baik. Tetapi aktivitas belajar siswa tidak mempengaruhi prestasi belajar matematika pada saat metode pembelajaran menggunakan Alat Peraga dan Konvensional diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meteri Bangun Ruang Sisi Lengkung. Hal ini nampak berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis ketiga yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa pada prestasi belajar matematika yang berarti bahwa rerata prestasi belajar matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi
80
Lengkung antara penerapan metode pembelajaran dengan Alat Peraga dan Konvensional untuk setiap kelompok aktivitas belajar siswa menunjukkan tidak ada perbedaan. Dari uraian di atas maka metode pembelajaran dengan Alat Peraga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika. Begitu juga guru sebaiknya juga memperhatikan aktivitas belajar siswa.
C. Saran 1. Kepada Guru a. Guru dapat menggunakan pembelajaran dengan Alat Peraga sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. b. Guru hendaknya memantau aktivitas belajar siswa saat pembelajaran matematika. c. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang lain yang sesuai dengan karakteristik siswa, misalnya berdasarkan motivasi belajar, kreativitas siswa atau minat siswa terhadap pelajaran matematika.
2. Kepada Pihak Sekolah Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang penyelenggaraan pembelajaran secara efektif, misalnya menyediakan alat peraga atau media pembelajaran yang lebih menarik lainnya. 3. Kepada Peneliti Yang Lain a. Menggunakan metode pembelajaran yang lain untuk materi yang sama.
81
b. Menerapkan metode pembelajaran menggunakan alat peraga untuk materi yang berbeda. c. Menyelidiki faktor-faktor yang lain selain aktivitas dalam menerapkan metode pembelajaran dan materi yang sama atau menyelidiki faktor aktivitas untuk menerapkan metode pembelajaran dan materi yang berbeda.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Arief Furchan. 1996. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press. Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Herman Hudoyo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Malang: Penerbit IKIP Malang. Ira Kurniawati. 2003. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta. Tesis UNS Surakarta Moh. Uzer Usman. 1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung :Remaja Karya. Muhamad Nur. 1987. Pengantar Teori Tes. Jakarta: Dirjen PTPPLPTK. Nana Sudjana. 1996. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nasution. 1989. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung : Jermnas. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
PT Remaja
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti. Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Purwoto. 1997. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press. Russefendi. 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
83
Saifudin Azwar. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Sanapiah Faisal. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : PT. Usaha Nasional. Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology : Theory and Practise Fourth Edition. Massachusets : Allyn and Bacon Publishers. Soehardjo. 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press. Sri Supanti Nur Hayati. 2004. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Pada Pokok Bahasan Lingkaran Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Sikap Siswa Terhadap Matematika Pada Siswa Kelas III SMP Negeri Boyolali. Tesis UNS Surakarta Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.
84
Lampiran 1
RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/ Semester Waktu
: SMP : Matematika : Bangun Ruang Sisi Lengkung : IX/ Gasal : 2 x 40 menit ( 1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya. B.
Kompetensi standar 2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola.
C. Indikator 2.1.1
Menyebutkan unsur-unsur jari-jari, diameter, tinggi, sisi dari tabung, kerucut dan bola.
D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan unsur-unsur tabung, kerucut dan bola E. Materi Pembelajaran i. Unsur-unsur pada Tabung 1. Tabung P
Q
terdiri
dari
sisi
alas
yang
selanjutnya disebut alas, sisi atas yang disebut tutup dan sisi lengkung yang disebut selimut tabung. 2. Garis OA, OB dan OC disebut jari-jari alas
A
B
O C
tabung. 3. Garis AB disebut diameter atau garis tengah alas tabung. 4. Garis BQ atau AP disebut tinggi tabung
85
ii. Unsur-unsur pada Kerucut
1. Kerucut terdiri dari sisi alas yang
T
berbentuk lingkaran dan sisi lengkung yang
selanjutnya
disebut
selimut
kerucut. 2. Garis OA, OB dan OC disebut jari-jari alas kerucut. 3. Garis AB disebut diameter atau garis
O
A
B
tengah alas kerucut 4. Garis OT disebut tinggi kerucut.
C
5. Garis AT dan TB disebut gari pelukis kerucut.
iii. Unsur-unur pada Bola
1. Bola terdiri dari satu sisi lengkung. 2. Garis AB disebut diameter bola. A
O
B C
3. Gari OA, OB dan OC disebut jari-jari bola.
iv. Jaring-jaring Tabung dan Kerucut a. Jaring-jaring Tabung Jika suatu bangun ruang tabung diiris pada tingginya dan rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring tabung.
86
b. Jaring-jaring Kerucut Jika suatu bangun ruang kerucut diiris pada garis pelukisnya dan rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring kerucut.
F.
METODE PEMBELAJARAN Pendekatan
: Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
Metode
: Diskusi, tanya jawab, persentase dan penugasan
87
G.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN LANGKAH
1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi Mengingat kembali unsur-unsur bangun ruang sisi datar serta unsur-unsur pada lingkaran. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru membagi model tabung, kerucut dan bola. c. Peserta didik secara berkelompok mengamati dan menentukan unsur-unsur dari model tabung, kerucut dan bola. d. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi dari kegiatan tersebut. e. Guru meminta siswa mengerjakan LKS 1 no. 1,2, dan 3 secara individu. f. Guru meminta salah satu siswa mempresentasikan hasil
kerja
di depan kelas,
siswa
yang lain
menanggapi. 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan tugas LKS 1 no. 4 dan 5.
88
H. Alat dan sumber Pembelajaran 1. Alat Pembelajaran Buku teks, LKS, penggaris, model tabung, kerucut dan bola 2. Sumber Pembelajaran M. Cholik A dan Sugiyono, 2007. Matematika untuk SMP/ MTs kelas IX. Jakarta: Airlangga. Sudirman, 2005. Cerdas Aktif Matematika untuk SMP. Jakarta : Ganeca Exact. I. Penilaian 1. Teknik
: tes tertulis
2. Bentuk Instrument : tes uraian
89
Lembar Kerja Siswa I
1
D
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
C
OA disebut ................................. DB disebut ................................. BC disebut .................................
A
2.
O
B
T
AO disebut ................................. AB disebut ................................. TO disebut .................................
A
O
B
3.
AO disebut ................................. A
B
AB disebut .................................
O
4. a) Sebutkan bentuk alas tabung b) Sebutkan bentuk alas tabung
5. Apa hubangan jari-jari dengan diameter dalam satu lingkaran.
90
RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/ Semester Waktu
: SMP : Matematika : Bangun Ruang Sisi Lengkung : IX/ Gasal : 12 x 40 menit ( 6 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi 2.1 Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi standar 2.1 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. C. Indikator 2.1.1 Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola. 2.1.2 Menghitung volume tabung, kerucut dan bola. 2.1.3 Menghitung unsur-unsur tabung, kerucut dan bola jika diketahui volumenya. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola 2. Siswa dapat menghitung volume tabung, kerucut dan bola. 3. Siswa dapat menghitung unsure-unsur tabung, kerucut dan bola jika ditetahui vulumenya. E. Materi Pembelajaran 1. Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola. 2. Menghitung volume tabung, kerucut dan bola. 3. Menghitung unsur-unsur tabung, kerucut dan bola jika diketahui volumenya F. Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi, tugas, ceramah, dan penemuan.
91
G. Langkah - Langkah Pembelajaran
Pertemuan I LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1) Membahas PR 2) Masalah yang melibatkan unsur-unsur jari-jari/ diameter, tinggi, sisi, alas, dari tabung, kerucut dan bola b. Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelasaikan masalah sehari-hari
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru membagi kertas karton dan meminta siswa membuat model tabung dengan jari-jari yang sudah ditentukan, selanjutnya siswa diminta mengamati bagian-bagian sisi tabung c. Guru mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi untuk menemukan luas selimut tabung yang dipandu dengan LKS 2A. d. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. e. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan selimut tabung LKS 2B no. 1, 2, 3. f. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi. 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah
92
dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 2B no. 4 dan 5.
Pertemuan II
LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1) Membahas PR 2) Masalah yang melibatkan menghitung luas selimut tabung. b Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru membagi kertas karton dan meminta siswa membuat model kerucut dengan jari-jari yang sudah ditentukan, selanjutnya siswa diminta mengamati bagian-bagian sisi kerucut c. Guru mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi untuk menemukan luas selimut kerucut yang dipandu dengan LKS 3A. d. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. e. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan selimut kerucut LKS 3B no. 1, 2, 3.
93
f. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi. 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 3B no. 4 dan 5
Pertemuan III
LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1). Membahas PR 2). Masalah
yang melibatkan menghitung luas
selimut kerucut. b Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari 2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru membagi bola plastik dan kertas yang berbentuk lingkaran, dengan diameter sama dengan diameter bola sebanyak 5 buah lingkaran perkelompok. c. Guru memberi arahan dan membimbing siswa untuk memotong kertas yang berbentuk lingkaran, kemudian ditempel pada kulit bola sehingga pas menutup seluruh permukaan tanpa celah dan tidak saling tumpang tindih, yang dipandu dengan LKS 4A. d. Guru mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi.
94
e. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. f. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan luas permukaan bola LKS 4B no. 1, 2, 3. g. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi. 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 4B no. 4 dan 5
Pertemuan IV
LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1). Membahas PR 2). Masalah yang melibatkan menghitung luas permukaan bola. b. Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru meminta siswa menyiapkan model tabung padat yang dibawanya kemudian menyuruh melakukan percobaan untuk menentukan volume tabung yang dipandu LKS 5A.
95
c. Guru mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi. d. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. e. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan volume tabung LKS 5B no. 1, 2, 3. f. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 5B no. 4 dan 5
Pertemuan V
LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1). Membahas PR 2). Masalah yang melibatkan menghitung volume tabung. b. Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru meminta siswa membuat model tabung dan kerucut yang panjang jari-jari alas kerucut sama dan tinggi kerucut sama dengan tinggi tabung.
96
c. Guru meminta siswa melakukan percobaan untuk menentukan volume kerucut yang dipandu LKS 6A. d. Guru mengarahkan dan membimbing jalannya diskusi. e. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. f. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan volume kerucut LKS 6B no. 1, 2, 3. g. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 6B no. 4 dan 5
Pertemuan VI
LANGKAH 1. PENDAHULUAN
KEGIATAN a. Apersepsi 1). Membahas PR 2). Masalah yang melibatkan menghitung volume kerucut. b. Motivasi Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari
2. KEGIATAN INTI
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen 3 sampai 5 anak. b. Guru meminta siswa membuat wadah dari bola plastik yang bebrbentuk setengah bola dan kerucut
97
dari karton dengan jari-jari dan tinggi sama dengan jari-jari bola. c. Guru meminta siswa melakukan percobaan untuk menentukan volume bola yang dipandu LKS 7A. d. Guru
mengarahkan dan membimbing jalannya
diskusi. e. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
sedangkan
kelompok
yang
lain
menanggapi. f. Guru memberikan latihan soal yang berkaitan dengan volume kerucut LKS 7B no. 1, 2, 3. g. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain menanggapi 3.PENUTUP
a. Guru dan siswa merangkum dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru dan siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan PR LKS 7B no. 4 dan 5
H. Alat dan sumber Pembelajaran 1. Alat Pembelajaran Buku teks, LKS, penggaris, model tabung, kerucut dan bola 2. Sumber Pembelajaran M. Cholik A dan Sugiyono, 2007. Matematika untuk SMP/ MTs kelas IX. Jakarta: Airlangga. Sudirman, 2005. Cerdas Aktif Matematika untuk SMP. Jakarta : Ganeca Exact.
I. Penilaian 1. Teknik
: tes tertulis
2. Bentuk Instrument : tes uraian
98
Lembar Kerja Siswa 2 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Luas Selimut Tabung dan Luas Permukaan Tabung
A. Menentukan Luas Selimut Tabung dan Luas Permukaan Tabung
r
t t
r
r
Gambar i
Gambar ii
Langkah-langkah Kegiatan: 1. Buat tabung dengan jari-jari r cm seperti Gambar i. 2. Bukalah model tabung dan rebahkan seperti Gambar ii. 3. Terdiri dari bangun apakah sisi tabung? 4. Perhatikan jaring-jaring tabung di atas!
99
Ls = Luas Selimut Tabung = Luas Persegi Panjang =pxl = .............. x .............. = ..................... Jadi Luas Selimut Tabung = ...............................
La = Luas Alas Tabung = Luas Tutup Tabung = .................. Luas Permukaan Tabung = Luas Alas + Luas Tutup + Luas Selimut Tabung = …………. + …………. + ………… = …………. + ………….. = ……… (………… + ………) Jadi Luas Permukaan Tabung = ………………………
B. Contoh Soal 1. Suatu tabung jari-jari alasnya 14 cm dan tingginya 12 cm. Hitunglah luas selimut tabung (π = 22/7). Jawab: r = .................. t = .................. Luas selimut tabung = ................................. (rumus) = .......... x .......... x ............ = .................. = .................
2. Diameter alas tabung 6 cm. Jika tinggi tabung 12 cm dan nilai π = 3,14, hitunglah luas permukaan tabung! Jawab: d = 6 cm ⇒ r = ............. t = .............
100
Luas permukaan tabung = .............................. (rumus) = ............ (......... +.........) = ............. x ................ = ................ 3. Luas selimut suatu tabung 4400 cm2. Jika jari-jari tabung 12 cm dan nilai π = 22/7, hitunglah: a. Tinggi tabung b. Luas permukaan tabung Jawab: a. Luas permukaan tabung = .................... (rumus) 4400 = ............. x ............. x ..............x .......... 4400 = .............. x ............... t=
.................... ....................
t = ....................
b. Luas permukaan tabung = .......................... (rumus) = ............. (........... + ...........) = ............ x ............. = ................ 4. Luas selimut tabung 314 cm2. Jika jari-jari alas tabung 5 cm dan nilai π = 22
/7, hitunglah luas sisi tabung tersebut!
5. Sebuah botol minuman berbentuk tabung dengan jari-jari 7 cm dan tinggi 20 cm. Jika sisi lengkung botol diberi label kertas, berapakah luas label kertas tersebut?
101
Lembar Kerja Siswa 3 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Luas Selimut Kerucut dan Luas Permukaan Kerucut
A. Menentukan Luas Selimut Kerucut dan Luas Permukaan O
Kerucut T
A
t
B
s r
r O
A
Gambar i Gambar ii
O
s A
B r Gambar iii
102
Langkah-langkah kegiatan:
1. Buat model kerucut dengan jari-jari r cm seperti Gambar i. 2. Bukalah model kerucut dan rebahkanlah seperti Gambar ii. 3. Terdiri dari bagian apakah sisi kerucut? 4. kemudian buatlah sisi kerucut yang berbentuk juring dalam bagian lingkaran dengan jari-jari s seperti Gambar iii. 5. perhatikan jaring-jaring kerucut di atas.
Lihat gambar i Perhatikan ∆ TOA (segitiga siku-siku)! Maka s2 = ............. + ................. s=
.............. + ...............
Lihat gambar iii !
Luas juring OAB Panjang busur AB = Luas Lingkaran Keliling Lingkaran Luas juring OAB ....................... = ...................... ..........................
Luas juring OAB =
.................. x................... ..................
Luas juring OAB = .................... Luas selimut kerucut = luas juring OAB Luas selimut kerucut = ………………. Luas permukaan kerucut = Luas ………… + ………….. = ……………. + …………… = ………….. (………. + ………)
Luas permukaan kerucut = ………………..
103
B. Contoh Soal 1. Diameter alas suatu kerucut 12 cm dan tingginya 8 cm. Dengan menggunakan π = 3,14, hitunglah: a. Panjang garis pelukis b. Luas selimut kerucut Jawab: d = ............. cm ⇒ r = .............. cm t = .............. cm a. s =
............ + ............ (rumus)
= ............ + ............ = ............ + ............ = ...................... = ......................
b. Luas selimut kerucut = ....................... (rumus) = .............. x ............. x ............. = .........................
2. Tinggi sebuah kerucut 10 cm dan panjang garis pelukisnya 26 cm. Hitunglah: a. Panjang jari-jari alas b. Luas permukaan kerucut Jawab: a. r = .............. − ............. (rumus) = .............. − ............. = .............. − ............. = ..................... = ......................
104
b. Luas permukaan kerucut = .................................... (rumus) = ............. (........... + ............) = .............. x ................. = .........................
3. Luas selimut kerucut yang panjang garis pelukisnya 25 cm adalah 1570 cm2 dan nilai π = 3,14, hitunglah: a. Panjang jari-jari alas b. Luas permukaan kerucut Jawab: a. Luas selimut kerucut = .............................. (rumus) 1570 = .............. x ............ x ............. 1570 = ............. x ........... r=
................ .................
r = ................. r = .................
b. t =
.............. − ............. (rumus)
=
.............. − .............
=
.............. − .............
=
..............
= ................. Luas permukaan kerucut = ........................... (rumus) = ............. (........... + ...........) = ............. x .............. = ....................
105
4. Sebuah kerucut dibuat dari selembar seng berbentuk setengah lingkaran yang berdiameter 28 cm. Tentukan panjang jari-jari alas kerucut yang terbentuk. 5. Sebuah tempat es krim berbentuk kerucut dengan diameter alas 10 cm. Hitunglah luas bahan yang digunakan jika tinggi kerucut 15 cm.
106
Lembar Kerja Siswa 4 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Luas Permukaan Bola A. Menentukan Luas Permukaan Bola 1. Siapkan bola plastik dan ukurlah garis tengahnya! 2. Buatlah lingkaran pada kertas warna yang diameternya sama dengan diameter bola tersebut sebanyak 5 buah! 3. Potong lingkaran-lingkaran tersebut dan tempelkan pada permukaan bola sampai penuh dan tidak ada yang tumpang tindih. 4. Ada berapa lingkaran yang dapat menutupi permukaan bola tersebut? 5. Dari keterangan di atas maka:
Luas bola = ............. x .............. = .............. x .............. = ................. Jadi luas permukaan bola = ........................
B. Contoh Soal 1. Hitunglah luas bola yang berdiameter 5 cm dengan nilai π = 3,14! Jawab:
d = ............ cm ⇒ r = .............. Luas bola = .............................. (rumus) = ......... x .......... x .......... x ........ = ...........................
107
2. Hitunglah luas bola yang berjari-jari 7 cm dengan nilai π = 22/7! Jawab:
Luas bola = ............................... (rumus) = ........... x ........... x ........... x ........... = .............. 3. Hitunglah jari-jari bola jika luasnya 616 cm2 dengan nilai π = 22/7! Jawab:
Luas bola = .................................. (rumus) 616 = ............. x ......... x ........... x ............ 616 = ............. x ............. r2 =
................ ...............
r2 = ................ r = ................ 4. Ada 2 buah bola yang masing-masing berjari-jari 6 cm dan 9 am. Tentukan perbandingan luas kedua bola tersebut!
5. Hitunglah luas permukaan bola terbesar yang dapat dimasukan ke dalam kubus yang panjang rusuknya 4 cm!
108
Lembar Kerja Siswa 5 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Volume Tabung
A. Menentukan Volume tabung r
t
Gambar i
Gambar ii
Gambar iii Langkah-langkah kegiatan:
1. Siapkan model tabung pada seperti Gambar i. 2. Sekat-sekatlah tabung tersebut menjadi bangun yang sama besar seperti Gambar ii.
109
3. Potonglah sekat-sekat itu sehingga menjadi juring-juring. 4. Sususnlah juring-juring tersebut sehingga menjadi bangun seperti Gambar iii. 5. Bangun apakah yang terbentuk? 6. Dari keterangan di atas maka: Volume tabung = Volume .................. = .............. x .............. = .............. x .............. = ............................ Jadi volume tabung = ..........................
B. Contoh Soal 1. Hitunglah volume tabung yang diameter alasnya 20 cm dan tingginya 12 cm (π = 3,14). Jawab:
Volume tabung = ............................ (rumus) = .............. x ........... x ........... x ............ = ............................
2. Hitunglah volume tabung yang berjari-jari 7 cm dan tingginya 15 cm dengan π = 22/7! Jawab:
Volume tabung = ............................ (rumus) = .............. x ........... x ........... x ............ = ............................ 3. Tentukan tinggi tabung yang volumenya 231 cm3 dan jari-jari alasnya 1,75 dengan π = 22/7!
110
Jawab:
Volume tabung = .................... (rumus) 231 = ............ x ......... x ......... x ............. 231 = ........... x .............. t=
............................. .............................
t = .................
4. Suatu tangkiberisi 88 liter air . Jika tinggi air itu 70 cm, hitunglah jari-jari alas tangki dengan π = 22/7! (1 liter = 1 dm3)
5. Hitunglah berat kawat yang panjangnya 200 m dengan diameter penampang 5 mm, dimana berat 1 cm3 kawat adalah 9 gram.
111
Lembar Kerja Siswa 6 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Volume Kerucut
A. Menentukan Volume Kerucut
r t
r
Gambar i
Gambar ii
Langkah-langkah kegiatan:
1. Buatlah model tabung dengan jari-jari r cm seperti Gambar i ! 2. Buatlah model kerucut dengan jari-jari sama dengan jari-jari tabung dan tinggi kerucut sama dengan tinggi tabung seperti Gambar ii ! 3. Isilah kerucut dengan tepung sampai penuh kemudian tunagkan pada tabung! 4. Berapa kalikah kalian harus menuang kerucut yang berisi tepung agar dapat mengisi tabung sampai penuh? 5. Dari kegiatan di atas maka:
112
Volume kerucut = ................. volume tabung = .............. x ............... = ............. Jadi volume kerucut = .......................
B. Contoh Soal 1. Hitunglah volume kerucut dengan jari-jari alas 7 cm dan tingginya 12 cm dengan nilai π = 22/7! Jawab:
Volume Kerucut = ................... (rumus) = ......... x ........ x .......... x ..........x ........ = ...............
2. Hitunglah volume kerucut yang diameter 12 cm dan tinggi 12 cm dengan nilai π = 3,14! Jawab:
d = ............ cm ⇒ r = ............. Volume Kerucut = ................... (rumus) = ............ x ............ x ........... x ......... x .......... = ................
3. Volume suatu kerucut 770 cm3. Jika tinggi kerucut 15 cm dan π = hitunglah panjang jari-jari alas kerucut! Jawab:
Volume kerucut = ....................... (rumus) 770 = ........... x ......... x ........ x ......... 770 = ........... x ......... r2 =
................ ................
r = .................
22
/7,
113
4. Jari-jari alas suatu kerucut 3,5 m. Jika volume kerucut 115,5 m3, hitunglah tinggi kerucut tsb dengan π = 22/7.
5. Sebuah bandul berbentuk kerucut terbuat dari timah dengan diameter alas 10 cm dan tinggi 12 cm. Jika berat 1 cm3 timah adalah 8 gram. Berapa gramkah berat bandul tersebut?
114
Lembar Kerja Siswa 7 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IX/ Gasal
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Volume Bola A. Menentukan Volume Bola
Gambar i
Gambar ii
Langkah-langkah kegiatan:
1. Siapkan bola plastik dan belahlah bola tersebut menjadi 2 bagian yang sama seperti Gambar i. 2. Buatlah kerucut dengan ukuran jari-jari dan tinggi kerucut sama dengan jari-jari bola seperti Gambar ii. 3. Isilah kerucut dengan tepung sampai penuh kemudian tuangkan pada setengah bola. 4. Berapa kali harus menuang kerucut yang berisi tepung agar dapat mengisi setengah bola sampai penuh. 5. Dari kegiatan tersebut maka dapat ditentukan:
115
Volume bola = ............. x volume kerucut = .......... x ......... = .......... x .......... x ........ = .....................
Jadi volume bola = ................................
B. Contoh Soal 1. Hitung volume bola dengan jari-jari 10 cm dan π = 3,14. Jawab:
Volume bola = ........................... (rumus) = .......... x ........ x ......... x ........x ........ = .......... x ......... = ..................... 2. Hitung volume bola dengan jari-jari 7 cm dan π = 22/7. Jawab:
Volume bola = ........................... (rumus) = ............ x ............. x ............ = ......... x ........ x ........ x ....... x ......... = ......... x ......... = .................... 3. Hitungan jari-jari bola dengan volume 113,04 cm3 dan π = 3,14. Jawab:
Volume bola = ............................ (rumus) 113,04 = .............. x .............. x ............ 113,04 = ............ x ........... r3 =
............... ..............
r = ..................
116
4. Sebuah mangkuk berbentuk setengah bola. Jika mangkok itu dapat memuat 486 cm3. Hitunglah diameter mangkok tersebut. 5. Hitunglah berat 200 bola besi yang masing-masing berdiameter 0,7 cm. Jika berat 1 cm3 besi adalah 7,8 gram.
Lampiran 2
KISI-KISI SOAL TES PRESTASI BELAJAR SMP KELAS IX SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2008/2009
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Alokasi Waktu
: 90 Menit
Jumlah Soal
: 30 Soal Pilihan Ganda
Kompetensi yang Pokok diujikan Bahasan Menghitung besaran- Bangun besaran pada tabung, Ruang Sisi kerucut dan bola Lengkung
Kelas/ Semester IX/ I
Uraian Materi Jaring-jaring pada tabung, kerucut dan bola Luas selimut tabung Luas permukaan tabung
Indikator Menentukan ukuran sisi yang diketahui dari tabung, kerucut dan bola
No. Soal Bentuk Soal belum 17, 29 PG
Menentukan luas selimut tabung jika diketahui jari-jari alas, tinggi dan volumenya Menentukan luas permukaan tabung jika diketahui jari-jari alas, tinggi, luas selimut dan volumenya Volume tabung Menentukan volume tabung jika diketahui jari-jari alas, tinggi, luas selimut dan luas permukaan Luas selimut Menentukan luas selimut kerucut jika kerucut diketahui jari-jari alas, tinggi dan volumenya
2, 5
PG
1, 20, 21
PG
8, 9, 10, 28
PG
3, 4, 23
PG 117
Luas permukaan Menentukan luas permukaan kerucut jika kerucut diketahui jari-jari alas, tinggi, luas selimut dan volumenya Volume kerucut Menentukan volume kerucut jika diketahui jari-jari alas, tinggi, luas selimut dan luas permukaan Luas permukaan Menentukan luas permukaan bola jika bola diketahui jari-jari alas, tinggi, luas selimut dan volumenya Volume bola Menentukan volume bola jika diketahui jarijari alas, tinggi, luas selimut dan luas permukaan Luas gabungan Menentukan luas bangun ruang gabungan antara tabung, antara tabung, kerucut dan bola kerucut dan bola Volume gabungan Menentukan volume bangun ruang gabungan antara tabung, antara tabung, kerucut dan bola kerucut dan bola
22
11, 13
PG
12,
PG
6, 7, 25
PG
15, 27
PG
16,
24
14, 19, 30
PG
18, 26,
PG
118
119
UJI COBA TES PRESTASI BELAJAR Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas IX Semester 1 Tahun Ajaran 2008/2009 Nama Siswa : _________________________ Kelas : ___________ Nomor Urut : ___________ Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf di depan jawaban yang tersedia! 1. Luas tabung yang panjang jari-jari alasnya 20 cm, tinggi 25 cm dan π = 3,14 adalah ... a. 282 cm2
c. 4.396 cm2
b. 3.140 cm2
d. 5.652 cm2
2. Luas selimut tabung = 3.960 cm2. Jika panjang jari-jari alanya = 21 cm dan π=22/7, maka luas tabung tersebut adalah ... a. 1.386 cm2
c. 2.772 cm2
b. 3.366 cm2
d. 6.732 cm2
3. Luas selimut kerucut yang panjang jari-jari alanya 30 cm, tinggi 40 cm dan π=3,14 adalah … a. 3.768 cm2
c. 7.536 cm2
b. 4.710 cm2
d. 9.420 cm2
4. Luas alas sebuah kerucut 154 cm2. Jika tinggi kerucut 24 cm dan π=22/7, maka luas selimut kerucut tersebut adalah … a. 528 cm2
c. 1.056 cm2
b. 550 cm2
d. 1.100 cm2
5. Luas alas sebuah tabung 1.256 cm2. Jika tinggi tabung 40 cm dan π=3,14, maka luas selimut tabung tersebut adalah ... a. 2.512 cm2
c. 25.120 cm2
b. 5.024 cm2
d. 50.240 cm2
6. Luas belahan bola yang berdiameter 20 cm dengan π=3,14 adalah ... a. 628 cm2
c. 157 cm2
b. 502,4 cm2
d. 125,7 cm2
120
7. Luas bola yang berdiameter 28 cm dengan π=22/7 adalah ... a. 2.464 cm2
c. 34.496 cm2
b. 9.856 cm2
d. 2.759 cm2
8. Keliling alas sebuah tabung 88 cm dan tingginya 20 cm. Volume tabung tersebut dengan π=22/7 adalah … a. 4.106,67 cm3
c. 16.460 cm3
b. 12.320 cm3
d. 49.280 cm3
9. Volume suatu tabung 628 cm3 dan tingginya 8 cm. Dengan π=3,2 maka diameter alas tabung adalah … a. 5 cm
c. 12,5 cm
b. 10 cm
d. 25 cm
10. Luas selimut suatu tabung 1.320 cm2 dan tingginya 15 cm. Volume tabung tersebut dengan π=22/7 adalah .. a. 9.240 cm3
c. 27.720 cm3
b. 18.480 cm3
d. 64.680 cm3
11. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 5 cm dan panjang garis pelukisnya 13 cm. Untuk π=3,14 maka volumenya adalah ... a. 314 cm3
c. 942 cm3
b. 340 cm3
d. 1.020,5 cm3
12. Keliling alas sebuah kerucut adalah 62,8 cm dan tinggi kerucut 12 cm. Volume kerucut tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 15.072 cm3
c. 3.768 cm3
b. 5.024 cm3
d. 1.256 cm3
13. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 5 cm dan luas selimutnya 65π cm2. Volume kerucut tersebut adalah ... a. 325π cm3
c. 108,33π cm3
b. 300π cm3
d. 100π cm3
14. Gambar di bawah menunjukkan pasak untuk tiang pondasi yang merupakan gabungan dari bentuk tabung dan kerucut. Volume pasak tersebut dengan π=3,14 adalah ...
121
a. 703,36 cm3
12 cm 3
b. 1.406,72 cm
c. 2.110,08 cm3
16 cm
d. 8.440,32 cm3 8 cm
15. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam kubus dengan panjang rusuk 14 cm adalah ... a. 5.749,30 cm3
c. 2.874,67 cm3
b. 4.312,00 cm3
d. 1.437,33 cm3
16. Luas sebuah bola adalah 1.256 cm2. Volume bola tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 12.560 cm3
c. 3.140 cm3
b. 4.186,67 cm3
d. 1.046,67 cm3
17. Sebuah logam yang berjari-jari 6 cm dimasukkan ke dalam tabung yang berisi air. Bila jari-jari alas tabung 10 cm, maka tinggi air yang naik pada tabung adalah … a. 2,88 cm
c. 0,72 cm
b. 2,16 cm
d. 0,48 cm
18. Gambar di bawah menunjukkan sebuah bandul yang terdiri atas sebuah kerucut dan belahan bola. Volume bandul dengan π=3,14 adalah … a. 2π cm3 b. 1,33π cm3 c.
0,67π cm
2 cm
3
d. 0,33π cm3
1 cm
19. Gambar di bawah menunjukkan sebuah bola yang menyinggung alas, tutup dan selimut tabung. Perbandingan volume bola dan volume tabung adalah … a. 1 : 2
c. 3 : 4
b. 2 : 3
d. 4 : 3
122
20. Keliling alas sebuah tabung adalah 22 cm dan tingginya 9 cm. Luas sisi tabung tersebut dengan π=22/7 adalah … a. 275 cm2
c. 346,5 cm2
b. 236,5 cm2
d. 363,5 cm2
21. Volume sebuah tabung tanpa tutup adalah 785 cm3 dan tingginya 10 cm. Luas tabung tersebut dengan π=3,14 adalah … a. 236,5 cm2
c. 392,5 cm2
b. 275 cm2
d. 471 cm2
22. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut adalah 8 cm dan tingginya 15 cm. Luas kerucut tersebut adalah … a. 120π cm2
c. 184π cm2
b. 136π cm2
d. 200π cm2
23. Volume sebuah kerucut adalah 1.232 cm3 dan panjang jari-jari alasnya 7 cm. Luas selimut kerucut tersebut dengan π=22/7 adalah ... a. 528 cm2
c. 1.056 cm2
b. 550 cm2
d. 1.100 cm2
24. Gambar di bawah menunjukkan bangun ruang yang terdiri dari tabung dan kerucut. Luas permukaan bangun ruang tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 596,6 cm2 12 cm
b. 533,8 cm2 c. 518 cm2 d. 455,3 cm2
10 cm
10 cm
123
25. Volume sebuah bola 288π cm3. Luas permukaan bola tersebut adalah ... a. 36π cm2
c. 144π cm2
b. 48π cm2
d. 864π cm2
26. Perhatikan gambar! Jika r = 10 cm dan tinggi 21 cm maka volume diantara tabung dan kerucut adalah … a. 4360 cm3 b. 4380 cm3 c. 4400 cm3 d. 4800 cm3 27. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan dalam kubus dengan panjang rusuk 21 cm adalah … a. 4.386 cm3
c. 14.553 cm3
b. 4.851 cm3
d. 38.808 cm3
28. Volume sebuah tabung yang berdiameter 14 cm dan tinggi 15 cm adalah ... a. 660 cm3
c. 2.310 cm3
b. 770 cm3
d. 9.240 cm3
29. Volume sebuah kerucut 1.256 cm3 dengan diameter 20 cm. Maka tinggi kerucut adalah ... a. 8 cm
c. 18 cm
b. 12 cm
d. 24 cm
30. Sebuah ember berbentuk tabung berisi air penuh. Sebuah bola besi dengan diameter 42 cm dimasukkan ke dalam ember tersebut sedemikian sehingga dinding bola tepat menyentuh bagian atas, alas dan dinding sebelah dalam ember. Air yang tersisa di dalam ember tersebut adalah ... a. 3,96 liter
c. 19,404 liter
b. 9,24 liter
d. 39,600 liter
126
KUNCI JAWABAN UJI COBA TES PRESTASI BELAJAR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
D D B B B A A B B A
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
A D D C D B A B B A
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
C D B A C C B C B C
125
TES PRESTASI BELAJAR Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas IX Semester 1 Tahun Ajaran 2008/2009 Nama Siswa : _________________________ Kelas : ___________ Nomor Urut : ___________ Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf di depan jawaban yang tersedia! 1. Luas tabung yang panjang jari-jari alasnya 20 cm, tinggi 25 cm dan π = 3,14 adalah ... a. 282 cm2
c.
4.396 cm2
b. 3.140 cm2
d.
5.652 cm2
2. Luas selimut tabung = 3.960 cm2. Jika panjang jari-jari alanya = 21 cm dan π=22/7, maka luas tabung tersebut adalah ... a. 1.386 cm2
c. 2.772 cm2
b. 3.366 cm2
d. 6.732 cm2
3. Luas selimut kerucut yang panjang jari-jari alanya 30 cm, tinggi 40 cm dan π=3,14 adalah … a. 3.768 cm2
c. 7.536 cm2
b. 4.710 cm2
d. 9.420 cm2
4. Luas alas sebuah kerucut 154 cm2. Jika tinggi kerucut 24 cm dan π=22/7, maka luas selimut kerucut tersebut adalah … a. 528 cm2
c. 1.056 cm2
b. 550 cm2
d. 1.100 cm2
5. Luas belahan bola yang berdiameter 20 cm dengan π=3,14 adalah ... a. 628 cm2
c. 157 cm2
b. 502,4 cm2
d. 125,7 cm2
6. Luas bola yang berdiameter 28 cm dengan π=22/7 adalah ... a. 2.464 cm2
c. 34.496 cm2
b. 9.856 cm2
d. 2.759 cm2
126
7. Keliling alas sebuah tabung 88 cm dan tingginya 20 cm. Volume tabung tersebut dengan π= 22/7 adalah … a. 4.106,67 cm3
c. 16.460 cm3
b. 12.320 cm3
d. 49.280 cm3
8. Volume suatu tabung 628 cm3 dan tingginya 8 cm. Dengan π=3,2 maka diameter alas tabung adalah … a. 5 cm
c. 12,5 cm
b. 10 cm
d. 25 cm
9. Luas selimut suatu tabung 1.320 cm2 dan tingginya 15 cm. Volume tabung tersebut dengan π= 22/7 adalah .. a. 9.240 cm3
c. 27.720 cm3
b. 18.480 cm3
d. 64.680 cm3
10. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 5 cm dan luas selimutnya 65π cm2. Volume kerucut tersebut adalah ... a. 325π cm3
c. 108,33π cm3
b. 300π cm3
d. 100π cm3
11. Gambar di bawah menunjukkan pasak untuk tiang pondasi yang merupakan gabungan dari bentuk tabung dan kerucut. Volume pasak tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 703,36 cm3 b. 1.406,72 cm3
12 cm 16 cm
c. 2.110,08 cm3 d. 8.440,32 cm3 8 cm
12. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam kubus dengan panjang rusuk 14 cm adalah ... a. 5.749,30 cm3
c. 2.874,67 cm3
b. 4.312,00 cm3
d. 1.437,33 cm3
127
13. Luas sebuah bola adalah 1.256 cm2. Volume bola tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 12.560 cm3
c. 3.140 cm3
b. 4.186,67 cm3
d. 1.046,67 cm3
14. Sebuah logam yang berjari-jari 6 cm dimasukkan ke dalam tabung yang berisi air. Bila jari-jari alas tabung 10 cm, maka tinggi air yang naik pada tabung adalah … a. 2,88 cm
c. 0,72 cm
b. 2,16 cm
d. 0,48 cm
15. Gambar di bawah menunjukkan sebuah bandul yang terdiri atas sebuah kerucut dan belahan bola. Volume bandul dengan π=3,14 adalah … a. 2π cm3 b. 1,33π cm3
2 cm
c. 0,67π cm3 d. 0,33π cm3
1 cm
16. Gambar di bawah menunjukkan sebuah bola yang menyinggung alas, tutup dan selimut tabung. Perbandingan volume bola dan volume tabung adalah … a. 1 : 2 b. 2 : 3 c. 3 : 4 d. 4 : 3
17. Keliling alas sebuah tabung adalah 22 cm dan tingginya 9 cm. Luas sisi tabung tersebut dengan π= 22/7 adalah … a. 275 cm2
c. 346,5 cm2
b. 236,5 cm2
d. 363,5 cm2
18. Volume sebuah tabung tanpa tutup adalah 785 cm3 dan tingginya 10 cm. Luas tabung tersebut dengan π=3,14 adalah … a. 236,5 cm2
c. 392,5 cm2
b. 275 cm2
d. 471 cm2
128
19. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut adalah 8 cm dan tingginya 15 cm. Luas kerucut tersebut adalah … a. 120π cm2
c. 184π cm2
b. 136π cm2
d. 200π cm2
20. Volume sebuah kerucut adalah 1.232 cm3 dan panjang jari-jari alasnya 7 cm. Luas selimut kerucut tersebut dengan π=22/7 adalah ... a. 528 cm2
c. 1.056 cm2
b. 550 cm2
d. 1.100 cm2
21. Gambar di bawah menunjukkan bangun ruang yang terdiri dari tabung dan kerucut. Luas permukaan bangun ruang tersebut dengan π=3,14 adalah ... a. 596,6 cm2 12 cm
b. 533,8 cm2 c. 518 cm2
10 cm
d. 455,3 cm2 10 cm
22. Volume sebuah bola 288π cm3. Luas permukaan bola tersebut adalah ... a. 36π cm2
c. 144π cm2
b. 48π cm2
d. 864π cm2
23. Volume sebuah tabung yang berdiameter 14 cm dan tinggi 15 cm adalah ... a. 660 cm3
c. 2.310 cm3
b. 770 cm3
d. 9.240 cm3
24. Volume sebuah kerucut 1.256 cm3 dengan diameter 20 cm. Maka tinggi kerucut adalah ... a. 8 cm
c. 18 cm
b. 12 cm
d. 24 cm
25. Sebuah ember berbentuk tabung berisi air penuh. Sebuah bola besi dengan diameter 42 cm dimasukkan ke dalam ember tersebut sedemikian sehingga dinding bola tepat menyentuh bagian atas, alas dan dinding sebelah dalam ember. Air yang tersisa di dalam ember tersebut adalah ...
129
e. 3,96 liter
g. 19,404 liter
f. 9,24 liter
h. 39,600 liter
130
KUNCI JAWABAN TES PRESTASI BELAJAR
1. 2. 3. 4. 5.
D D B B A
6. 7. 8. 9. 10.
A B B A D
11. 12. 13. 14. 15.
C D B A B
16. 17. 18. 19. 20.
B A C D B
21. 22. 23. 24. 25.
A C C B C
131
Lampiran 3
KISI-KISI AKTIVITAS BELAJAR
NO
1.
ASPEK
INDIKATOR
Memperhatikan Partisipasi dalam
ITEM
JUMLAH
POSITIF
NEGATIF
1, 17
16
3
2,10
6
3
19, 21
13, 18, 20
5
26, 30
29
3
3, 4, 5, 12,
8, 25
8
9, 23, 24
7, 11
5
14, 15
27
3
19
11
kegiatan belajar 2.
Bertanya
Bertanya pada guru atau teman
3.
Mendengarkan
Mengomentari dan memberi tanggapan
4.
Mencatat
Pemahaman tentang materi yang dipelajari
5.
6.
7.
Mengerjakan
Memecahkan
Soal
soal-soal
Mempelajari
Menggunakan
materi
sumber belajar
pelajaran
yang tersedia
Belajar
Belajar secara
22, 28
individual dan kelompok Jumlah
132
UJI COBA ANGKET AKTIVITAS BELAJAR
Petunjuk: Pilih salah satu jawaban yng sesuai dengan keadaan anda sebenarnya (jujur), dari pernyataan-pernyataan berikut ini dengan menyilang huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawab yang tersedia. Jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai matematika melainkan demi kemajuan pendidikan.
1. Apabila guru menerangkan, saya memperhatikannya dengan sungguhsungguh. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Jika saya belum memahami suatu materi pada pelajaran, maka saya akan bertanya pada guru. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
3. Saya tetap bersemangat dalam mengerjakan soal meskipun kelihatan sulit. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
4. Saya sering latihan mengerjakan soal-soal di rumah a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
5. Saya akan berusaha memanfaatkan kesempatan mencoba mengerjakan soal di depan kelas. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
133
6. Saya akan cenderung untuk diam saja dan tidak mengajukan pertanyaan apabila guru memberi kesempatan untuk bertanya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
7. Saya hanya menggunakan buku yang dipakai oleh guru dan tidak ingin mencari buku yang lain. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
8. Saya tidak senang apabila guru memberikan pekerjaan rumah (PR). a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
9. Jika guru memerintahkan untuk mengikuti pelajaran matematika di laboratorium matematika, maka saya mengikuti dengan antusias. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
10. Saya selalu menanyakan materi yang belum saya mengerti kepada guru atau teman. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
11. Saya membeli buku-buku atau meminjam buku-buku di perpustakaan selain yang dipakai di sekolah untuk menunjang pengetahuan saya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
12. Saya berusaha mencari soal-soal dari buku lainnya selain yang ada dalam buku yang dipakai saat pelajaran. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
13. Jika ada teman yang bertanya atau mengomentari tugas yang saya kerjakan, saya hanya diam saja. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
134
14. Saya senang jika guru memberikan tugas secara kelompok. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
15. Setiap hari saya belajar meskipun tidak ada ulangan. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
16. Jika guru sedang menerangkan, maka saya akan mengajak ngobrol teman sebangku saya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
17. Sebelum guru menerangkan materi baru, saya sudah mempelajari terlebih dahulu. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
18. Saya tidak memperdulikan jika jawaban saya benar tetapi disalahkan oleh guru atau teman. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
19. Saya akan mempertahankan pendapat saya jika saya yakin bahwa pendapat saya adalah benar. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
20. Saya akan memilih mengalah dalam mempertahankan pendapat saya daripada harus berdebat. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
21. Jika dalam diskusi saya akan mengemukakan pendapat saya sendiri dan tidak mengikuti pendapat teman begitu saja. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
135
22. Saya akan belajar bersama dengan teman-teman untuk membahas soal-soal dan materi yang belum saya pahami. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
23. Setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan alat peraga/ media pembelajaran yang lain, saya mengulangi dan mencoba sendiri. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
24. Jika di televisi ada tanyangan program edukasi, maka saya akan menonton tayangan tersebut. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
25. Saya tidak senang jika guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal yang jumlahnya banyak. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
26. Saya akan mencatat semua materi yang diterangkan guru di kelas. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
27. Saya tidak akan mengulang lagi untuk mempelajari dan mengerjakan soal-soal yang sudah di bahas di sekolah karena sudah berlalu. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
28. Jika guru memberikan tugas, maka saya akan selalu mengerjakan a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
29. Pada saat pelajaran dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran lain, saya hanya memperhatikan saja tanpa mencatat langkah-langkahnya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
136
30. Jika saya membaca buku pelajaran, maka saya akan membuat rangkuman. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
137
ANGKET AKTIVITAS BELAJAR Petunjuk: Pilih salah satu jawaban yng sesuai dengan keadaan anda sebenarnya (jujur), dari pernyataan-pernyataan berikut ini dengan menyilang huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawab yang tersedia. Jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai matematika melainkan demi kemajuan pendidikan.
1. Jika saya belum memahami suatu materi pada pelajaran, maka saya akan bertanya pada guru. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
2. Saya tetap bersemangat dalam mengerjakan soal meskipun kelihatan sulit. b. Sangat tidak setuju
d. Tidak tahu
c. Tidak setuju
e. Setuju
f. Sangat setuju
3. Saya akan berusaha memanfaatkan kesempatan mencoba mengerjakan soal di depan kelas. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
4. Saya akan cenderung untuk diam saja dan tidak mengajukan pertanyaan apabila guru memberi kesempatan untuk bertanya.
a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
5. Saya hanya menggunakan buku yang dipakai oleh guru dan tidak ingin mencari buku yang lain. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
6. Saya tidak senang apabila guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
setuju
138
a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
7. Jika guru memerintahkan untuk mengikuti pelajaran matematika di laboratorium matematika, maka saya mengikuti dengan antusias. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
8. Saya membeli buku-buku atau meminjam buku-buku di perpustakaan selain yang dipakai di sekolah untuk menunjang pengetahuan saya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
9. Saya berusaha mencari soal-soal dari buku lainnya selain yang ada dalam buku yang dipakai saat pelajaran. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
10. Jika ada teman yang bertanya atau mengomentari tugas yang saya kerjakan, saya hanya diam saja. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
11. Saya senang jika guru memberikan tugas secara kelompok. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
12. Setiap hari saya belajar meskipun tidak ada ulangan. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
13. Jika guru sedang menerangkan, maka saya akan mengajak ngobrol teman sebangku saya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
14. Sebelum guru menerangkan materi baru, saya sudah mempelajari terlebih dahulu.
139
a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
15. Saya tidak memperdulikan jika jawaban saya benar tetapi disalahkan oleh guru atau teman. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
16. Saya akan mempertahankan pendapat saya jika saya yakin bahwa pendapat saya adalah benar. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
17. Jika dalam diskusi saya akan mengemukakan pendapat saya sendiri dan tidak mengikuti pendapat teman begitu saja. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
18. Saya akan belajar bersama dengan teman-teman untuk membahas soal-soal dan materi yang belum saya pahami. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
19. Setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan alat peraga/ media pembelajaran yang lain, saya mengulangi dan mencoba sendiri. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
20. Jika di televisi ada tanyangan program edukasi, maka saya akan menonton tayangan tersebut. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
21. Saya tidak senang jika guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal yang jumlahnya banyak. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
140
22. Saya akan mencatat semua materi yang diterangkan guru di kelas. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
23. Saya tidak akan mengulang lagi untuk mempelajari dan mengerjakan soal-soal yang sudah di bahas di sekolah karena sudah berlalu. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
24. Jika guru memberikan tugas, maka saya akan selalu mengerjakan a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
25. Pada saat pelajaran dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran lain, saya hanya memperhatikan saja tanpa mencatat langkah-langkahnya. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat
setuju
26. Jika saya membaca buku pelajaran, maka saya akan membuat rangkuman. a. Sangat tidak setuju
c. Tidak tahu
b. Tidak setuju
d. Setuju
e. Sangat setuju
UJI COBA INSTRUMEN
Lampiran 4 UJI COBA TES PRESTASI Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
8
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
9
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
10
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
11
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
12
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
14
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
15
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
17
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
20
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
21
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
22
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
23
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
24
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
25
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
27
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
28
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
29
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
30
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
31
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
32
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
Resp
33
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
34
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
36
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
37
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
38
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
39
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
40
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
25
27
27
26
27
26
27
22
22
26
22
27
27
27
27
26
22
16
22
21
25
27
22
18
21
7
rxy
0,647
0,676
0,530
0,711
0,290
0,559
0,350
0,378
0,354
0,391
0,047
0,256
0,444
0,324
0,573
0,458
0,354
0,495
0,572
0,598
0,506
0,547
0,362
0,397
0,373
0,252
p
0,625
0,675
0,675
0,650
0,675
0,650
0,675
0,550
0,550
0,650
0,550
0,675
0,675
0,675
0,675
0,650
0,550
0,400
0,550
0,525
0,625
0,675
0,550
0,450
0,525
0,175
q
0,375
0,325
0,325
0,350
0,325
0,350
0,325
0,450
0,450
0,350
0,450
0,325
0,325
0,325
0,325
0,350
0,450
0,600
0,450
0,475
0,375
0,325
0,450
0,550
0,475
0,825
p*q
0,234
0,219
0,219
0,228
0,219
0,228
0,219
0,248
0,248
0,228
0,248
0,219
0,219
0,219
0,219
0,228
0,248
0,240
0,248
0,249
0,234
0,219
0,248
0,248
0,249
0,144
Variansi
0,240
0,225
0,225
0,233
0,225
0,233
0,225
0,254
0,254
0,233
0,254
0,225
0,225
0,225
0,225
0,233
0,254
0,246
0,254
0,256
0,240
0,225
0,254
0,254
0,256
0,148
Total
Keputusan
Konst
Reliabilitas
0,855
Konst
1
Konst
2
Konst
3
Tdk
4
Konst
Konst
Konst
Konst
Konst
Tdk
Tdk
Konst
Konst
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Konst
Konst
15
Konst
16
Konst
17
18
Konst
Konst
19
Konst
20
Konst
21
Konst
22
Konst
23
Konst
24
Tdk
25
26
UJI COBA ANGKET AKTIVITAS Soal 1
Resp
2
3
4
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
2
5
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
2
4
5
4
4
4
2
4
4
4
4
5
4
5
2
1
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
1
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
3
2
4
5
2
5
5
4
4
5
4
3
4
4
5
5
3
5
5
3
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
2
4
4
4
4
5
4
3
2
4
4
4
4
4
5
4
4
5
2
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
6
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
4
4
7
2
4
5
3
4
4
4
4
4
5
3
4
2
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
2
2
5
8
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
2
5
5
5
5
5
4
5
3
5
5
4
2
4
5
5
9
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
5
2
4
4
4
4
4
4
3
2
5
3
4
4
5
10
4
4
3
2
4
4
4
5
5
5
4
3
3
5
5
4
4
4
4
3
4
5
5
3
3
1
11
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
1
5
4
5
4
4
2
4
5
4
4
2
4
12
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
2
4
4
2
4
4
5
4
4
5
2
2
5
4
13
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
14
5
2
5
5
4
5
5
5
4
4
3
4
4
1
5
4
4
5
5
4
4
4
1
5
4
5
15
2
5
5
2
5
5
5
4
5
4
5
5
3
4
5
4
5
5
5
3
4
5
4
5
5
5
16
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
5
3
4
5
3
3
5
5
4
4
4
5
17
4
4
4
2
4
1
3
5
4
5
4
4
3
4
5
4
3
4
4
2
4
5
4
4
3
5
18
4
4
5
2
4
5
4
5
4
4
4
4
2
5
5
4
4
5
5
2
5
4
4
4
4
5
19
2
5
5
5
5
3
4
4
4
5
2
3
4
5
5
3
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
20
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
21
5
4
4
2
5
5
5
5
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
22
2
2
2
2
2
1
4
2
4
5
1
1
1
2
1
2
2
2
1
5
2
4
3
2
3
1
23
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
24
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
25
3
2
4
4
2
4
3
4
3
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
5
26
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
2
5
5
4
1
4
5
2
4
5
4
5
2
5
27
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
28
4
4
5
2
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
29
4
4
5
2
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
30
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
2
4
4
2
4
4
5
4
4
5
2
2
5
4
31
2
5
5
2
5
5
3
1
4
1
1
4
4
5
5
4
1
4
4
3
5
5
5
4
4
4
32
2
2
3
5
2
2
4
4
4
5
5
4
2
4
2
2
4
2
4
4
4
5
3
4
4
4
33
4
4
4
3
3
3
3
3
4
5
5
5
2
3
5
3
4
5
5
3
4
5
4
3
3
5
34
2
5
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
2
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
35
5
5
5
1
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
36
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
2
5
5
4
1
4
5
2
4
5
4
5
2
5
37
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
3
4
5
4
4
4
5
3
4
5
4
4
5
5
38
3
5
4
2
4
4
3
4
4
4
5
4
2
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
39
4
4
2
2
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
4
40
4 4 5 1 4 5 4 5 5 4 5 4 2 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 5 4 5 Total 144 162 174 133 165 172 158 165 176 175 156 156 114 165 177 145 153 167 161 141 167 175 150 151 150 181 rxy 0,239 0,562 0,695 0,123 0,702 0,654 0,556 0,490 0,593 0,099 0,438 0,545 0,403 0,430 0,663 0,576 0,525 0,782 0,606 0,058 0,568 0,434 0,335 0,592 0,531 0,633 Variansi 1,221 0,818 0,746 1,866 0,881 1,087 0,459 0,625 0,297 0,548 1,169 0,554 1,156 0,984 0,712 0,651 1,174 0,610 0,948 0,974 0,610 0,548 0,962 1,102 0,910 0,871 Keputusan Tdk Konst Konst Tdk Konst Konst Konst Konst Konst Tdk Konst Konst Konst Konst Konst Konst Konst Konst Konst Tdk Konst Konst Konst Konst Konst Konst Reliabilitas 0,886 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0
1
1
0
24
29
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
22
25
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
24
35
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
21
36
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
24
22
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
23
23
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
24
28
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
18
34
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
20
21
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
23
33
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
21
15
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
22
26
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
21
32
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
17
20
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
12
27
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
24
31
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
25
14
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
24
40
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
20
8
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
16
9
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
10
19
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
9
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
9
11
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
22
13
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
7
2
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
14
12
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
16
24
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
9
30
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
6
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
22
10
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
16
37
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
15
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
Total
21 22 23 24 25 26 27 28
1
0
1
0
11
3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
9
5
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
7
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
23
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
25
17
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
25
38
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
17
39
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
17
26
26
23
0,007
0,601
0,551
0,375
0,425
0,650
0,650
0,575
0,575
0,350
0,350
0,425
0,244
0,228
0,228
0,244
0,251
0,233
0,233
0,251
Tdk
Konst
27
Konst
28
27
Konst
29
28
39,733
30
29
30
Total
4
4
4
4
119
5
5
5
5
137
5
5
5
5
129
2
4
4
4
118
4
4
5
5
117
4
2
2
4
102
2
4
4
4
114
4
5
5
5
131
4
5
4
5
117
2
3
5
5
115
4
4
5
5
121
4
4
4
5
123
4
4
4
4
113
4
4
4
4
122
5
5
5
5
134
4
4
5
5
128
5
4
5
5
117
4
4
4
4
123
4
5
5
5
128
4
4
4
4
124
5
4
5
5
138
1
4
4
5
73
5
5
5
5
140
4
5
4
4
132
4
4
4
4
109
4
4
4
4
124
4
4
4
4
113
4
4
5
5
117
5
5
5
5
137
4
4
4
5
123
4
3
5
5
112
2
2
3
4
101
3
4
5
4
116
1
5
5
5
127
4
4
5
5
128
4
4
4
4
124
4
5
5
5
133
2
3
4
4
111
2
2
4
4
87
4 4 4 4 148 162 176 182 0,648 0,683 0,519 0,325 1,190 0,664 0,451 0,254 Konst Konst Konst Konst 27
28
29
30
124
174,743
29 30 Total 1
0
6
1
0
0
7
2
0
0
7
3
0
0
7
4
1
0
9
5
0
1
9
6
0
1
9
7
1
1
9
8
0
0
10
9
1
0
11
10
0
1
12
11
0
0
14
0
1
15
1
1
16
0
0
16
0
1
16
0
0
17
1
1
17
1
0
18
1
0
20
0
1
20
1
0
21
1
1
21
1
1
21
1
0
22
1
1
22
0
0
22
1
0
22
1
1
23
1
1
23
1
1
1
23
2
1
0
24
3
KELOMPOK BAWAH
No Resp 1 29 2 25 3 35 4 36 5 22 6 23 7 28 8 34 9 21 10 33 11 15 Total
11
12
13
14
15
Soal 16
17
18
19
20
21
27
28
29
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
2
3
1
5
2
5
5
2
4
5
6
5
4
4
5
3
1
3
1
4
3
2
2
2
0
4
4
4
11
12
13
14
15
Soal 16
22 23 24 25 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0 1
22 23 24 25 26
KELOMPOK ATAS
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
17
18
19
20
21
27
28
29
10
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
37
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
17
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
38
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
39
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
24
4
1
1
24
5
1
1
24
6
1
1
24
7
1
1
24
8
1
1
25
9
1
1
25
10
1
1
25
11
Total
9 11 10 11
7 10
10
10
6 10
6
9
10
9
10
10
9
9
10
9
10
9
8
6
8
2
5
11
11
DAYA BEDA & TINGKAT KESUKARAN
30 Total 0
6
0
7
0
7
0
7
0
9
1
9
1
9
1
9
0
10
0
11
1
12
4
30 Total 1
23
1
23
0
24
1
24
1
24
1
24
1
24
1
24
1
25
1
25
1
25
SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
N BENAR ATAS N BENAR BAWAH N ATAS N BAWAH 9 1 11 11 11 2 11 11 10 3 11 11 11 1 11 11 7 5 11 11 10 2 11 11 10 5 11 11 10 5 11 11 6 2 11 11 10 4 11 11 6 5 11 11 9 6 11 11 10 5 11 11 9 4 11 11 10 4 11 11 10 5 11 11 9 3 11 11 9 1 11 11 10 3 11 11 9 1 11 11 10 4 11 11 9 3 11 11 8 2 11 11 6 2 11 11 8 2 11 11 2 0 11 11 5 4 11 11 11 4 11 11 11 4 11 11 10 4 11 11
D 0,727 0,818 0,636 0,909 0,182 0,727 0,455 0,455 0,364 0,545 0,091 0,273 0,455 0,455 0,545 0,455 0,545 0,727 0,636 0,727 0,545 0,545 0,545 0,364 0,545 0,182 0,091 0,636 0,636 0,545
KETERANGAN N BENAR N TOTAL Digunakan 25 40 Digunakan 27 40 Digunakan 27 40 Digunakan 26 40 Disisihkan 27 40 Digunakan 26 40 Digunakan 27 40 Digunakan 22 40 Digunakan 22 40 Digunakan 26 40 Disisihkan 22 40 Disisihkan 27 40 Digunakan 27 40 Digunakan 27 40 Digunakan 27 40 Digunakan 26 40 Digunakan 22 40 Digunakan 16 40 Digunakan 22 40 Digunakan 21 40 Digunakan 25 40 Digunakan 27 40 Digunakan 22 40 Digunakan 18 40 Digunakan 21 40 Disisihkan 7 40 Disisihkan 17 40 Digunakan 26 40 Digunakan 26 40 Digunakan 23 40
TK 0,625 0,675 0,675 0,650 0,675 0,650 0,675 0,550 0,550 0,650 0,550 0,675 0,675 0,675 0,675 0,650 0,550 0,400 0,550 0,525 0,625 0,675 0,550 0,450 0,525 0,175 0,425 0,650 0,650 0,575
KETERANGAN Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
10
SOAL
rxy KONSISTENSI
D
KETERANGAN T K KETERANGAN KESIMPULAN
SOAL
rxy
KONSISTENSI
KESIMPULAN
1
0,647 Konsisten
0,727 Memuaskan
0,625 Sedang
Digunakan
1
0,239 Tidak
Dibuang
2
0,676 Konsisten
0,818 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
2
0,562 Konsisten
Digunakan
3
0,530 Konsisten
0,636 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
3
0,695 Konsisten
Digunakan
4
0,711 Konsisten
0,909 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
4
0,123 Tidak
Dibuang
5
0,290 Tidak
0,182 Disisihkan
0,675 Sedang
Dibuang
5
0,702 Konsisten
Digunakan
6
0,559 Konsisten
0,727 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
6
0,654 Konsisten
Digunakan
7
0,350 Konsisten
0,455 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
7
0,556 Konsisten
Digunakan
8
0,378 Konsisten
0,455 Memuaskan
0,550 Sedang
Digunakan
8
0,490 Konsisten
Digunakan
9
0,354 Konsisten
0,364 Revisi Kecil
0,550 Sedang
Digunakan
9
0,593 Konsisten
Digunakan
10
0,391 Konst
0,545 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
10
0,099 Tidak
Dibuang
11
0,047 Tidak
0,091 Disisihkan
0,550 Sedang
Dibuang
11
0,438 Konsisten
Digunakan
12
0,256 Tidak
0,273 Revisi
0,675 Sedang
Dibuang
12
0,545 Konsisten
Digunakan
13
0,444 Konsisten
0,455 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
13
0,403 Konsisten
Digunakan
14
0,324 Konsisten
0,455 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
14
0,430 Konsisten
Digunakan
15
0,573 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
15
0,663 Konsisten
Digunakan
16
0,458 Konsisten
0,455 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
16
0,576 Konsisten
Digunakan
17
0,354 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,550 Sedang
Digunakan
17
0,525 Konsisten
Digunakan
18
0,495 Konsisten
0,727 Memuaskan
0,400 Sedang
Digunakan
18
0,782 Konsisten
Digunakan
19
0,572 Konsisten
0,636 Memuaskan
0,550 Sedang
Digunakan
19
0,606 Konsisten
Digunakan
20
0,598 Konsisten
0,727 Memuaskan
0,525 Sedang
Digunakan
20
0,058 Tidak
Dibuang
21
0,506 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,625 Sedang
Digunakan
21
0,568 Konsisten
Digunakan
22
0,547 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,675 Sedang
Digunakan
22
0,434 Konsisten
Digunakan
23
0,362 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,550 Sedang
Digunakan
23
0,335 Konsisten
Digunakan
24
0,397 Konsisten
0,364 Revisi Kecil
0,450 Sedang
Digunakan
24
0,592 Konsisten
Digunakan
25
0,373 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,525 Sedang
Digunakan
25
0,531 Konsisten
Digunakan
26
0,252 Tidak
0,182 Disisihkan
0,175 Sukar
Dibuang
26
0,633 Konsisten
Digunakan
27
0,007 Tidak
0,091 Disisihkan
0,425 Sedang
Dibuang
27
0,648 Konsisten
Digunakan
28
0,601 Konsisten
0,636 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
28
0,683 Konsisten
Digunakan
29
0,551 Konsisten
0,636 Memuaskan
0,650 Sedang
Digunakan
29
0,519 Konsisten
Digunakan
30
0,375 Konsisten
0,545 Memuaskan
0,575 Sedang
Digunakan
30
0,325 Konsisten
Digunakan
145
Lampiran 5
UJI KESEIMBANGAN
1. Hipotesis H0 : tidak terdapat perbedaan rerata antar kelompok populasi H1 : terdapat perbedaan rerata antar kelompok populasi 2. Taraf signifikansi α = 0,05 3. Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: t = -1,064 4. Daerah kritik DK = { t| | t |> tα/2;db = 1,960} 5. Keputusan uji t hitung ∉ DK Maka H0 tidak ditolak Jadi : tidak terdapat perbedaan rerata antar kelompok populasi.
146
Tabel Perhitungan Uji t NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
ALAT PERAGA KONVENSIONAL 46 52 40 45 36 39 36 34 56 38 46 35 40 34 44 45 60 52 40 45 46 32 38 42 54 42 52 50 48 32 52 42 60 32 34 30 49 38 44 50 56 36 49 32 38 35 44 36 48 38 48 32 52 30 48 52 54 48 49 42 50 35 49 32 40 43 52 43 52 32 50 48
147
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
40 42 35 64 60 60 64 77 60 69 60 60 60 60 60 64 64 69 60 91 69 69 60 71 71 69 64 61 74 74 71 76 69 76 66 76 76 69
35 34 72 70 60 62 85 62 78 67 73 56 54 60 73 70 85 71 80 79 60 64 64 72 75 68 66 85 88 74 64 54 72 68 70 76 72 70
148
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
71 71 74 79 88 85 70 70 85 85 85 64 64 64 64 80 80 71 64 80 60 52 80 80 64 80 95 80 80 80 64 60 80 48 80 60 80 48
62 90 70 74 67 43 88 75 88 70 68 64 76 83 89 61 64 64 89 80 65 78 65 67 65 60 65 73 87 70 80 70 62 84 64 65 65 65
149
113 114 115 116 117 N Rataan Stand Dev Median Variansi Maks Min s gab t hitung t tabel
80 80 60 80 80 117 62.61 14.44 64 208.59 95 34
65 65 75 75 116 60.40 17.15 65 294.24 90 30 15.862 -1.064 1.960
150
Uji normalitas pada data uji keseimbangan NO 1 2
xi 30 30
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
32 32 32 32 32 32 32 34 34 34 34 35 35 35 35 35 36 36 36 36 38 38 38 38 38 39 40 40 40 40 40 42 42 42
zi
F(zi
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-1.987 0.023
0.009
0.015
-1.861 0.031
0.039
0.007
-1.735 0.041
0.056
0.014
-1.672 0.047
0.077
0.030
-1.609 0.054
0.094
0.041
-1.483 0.069
0.116
0.047
-1.420 0.078
0.120
0.042
-1.356 0.087
0.142
0.054
151
37 38
42 42
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
43 43 43 44 44 44 45 45 45 46 46 46 48 48 48 48 48 48 48 48 49 49 49 49 50 50 50 50 52 52 52 52 52 52 52 52
-1.230 0.109
0.163
0.054
-1.167 0.122
0.176
0.054
-1.104 0.135
0.189
0.054
-1.041 0.149
0.202
0.053
-0.978 0.164
0.215
0.051
-0.852 0.197
0.249
0.052
-0.789 0.215
0.266
0.051
-0.726 0.234
0.283
0.049
152
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
52 54 54 54 54 56 56 56 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 61 61
105 106 107 108 109 110 111 112
62 62 62 62 64 64 64 64
-0.600 0.274
0.322
0.048
-0.473 0.318
0.339
0.021
-0.347 0.364
0.352
0.012
-0.095 0.462
0.438
0.024
-0.032 0.487
0.446
0.041
0.031 0.512
0.464
0.049
153
113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 65 65 65 65 65 65 65 65 65 66 66
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
67 67 67 68 68 68 69 69 69 69 69 69
0.157 0.562
0.545
0.017
0.220 0.587
0.584
0.004
0.283 0.612
0.592
0.019
0.346 0.636
0.605
0.030
0.410 0.659
0.618
0.041
154
151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188
69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 71 71 71 71 71 71 71 72 72 72 72 73 73 73 74 74 74 74 74 75 75 75 75 76 76 76 76
0.473 0.682
0.648
0.034
0.536 0.704
0.691
0.013
0.599 0.725
0.721
0.004
0.662 0.746
0.738
0.008
0.725 0.766
0.751
0.015
0.788 0.785
0.773
0.012
0.851 0.803
0.790
0.013
155
189 190
76 76
191 192 193
77 78 78
194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226
0.914 0.820
0.815
0.004
0.977 0.836
0.820
0.016
1.040 0.851
0.828
0.023
79 79
1.103 0.865
0.837
0.028
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 83 84 85 85 85 85 85 85 85 87 88 88
1.166 0.878
0.918
0.040
1.356 0.912 1.419 0.922
0.923 0.927
0.010 0.005
1.482 0.931
0.957
0.026
1.608 0.946
0.961
0.015
156
227 228
88 88
1.671 0.953
0.979
0.026
229 230
89 89
1.734 0.959
0.987
0.029
1.797 0.964 1.860 0.969 2.113 0.983
0.991 0.996 1.000 Maks Tabel
0.028 0.027 0.017 0.054 0.058
231 90 232 91 233 95 Rata-rata 61.51 St Dev 15.85
Uji homogenitas pada data uji keseimbangan sj2
log(sj2)
fjlog sj2
METODE
nj
fj
sj
Alat Peraga
117
116
14.44
208.59
24195.91
2.32
269.04
Konvensional
116
115
17.15
294.24
33837.76
2.47
283.90
JUMLAH
233
231
31.60
502.827
58033.67
4.788
552.938
SSj
RKG 251.23
flog(RKG) 554.42
c 1.004
χ2
Tabel
3.242
3.841
157
Lampiran 6
DATA PENELITIAN DAN DISKRIPSI DATA SEKOLAH SMP 17/ IX C
SMP 17/ IX D
RESP
METODE
AKTIVITAS
PRESTASI
SKOR AKTV
UAS
1
NO 1
Alat Peraga
Sedang
60
89
44
2
2
Alat Peraga
Sedang
60
91
40
3
3
Alat Peraga
Sedang
76
90
36
4
4
Alat Peraga
Sedang
72
87
36
5
5
Alat Peraga
Sedang
56
86
56
6
6
Alat Peraga
Sedang
72
87
44
7
7
Alat Peraga
Sedang
52
90
40
8
8
Alat Peraga
Rendah
56
75
42
9
9
Alat Peraga
Rendah
64
83
60
10
10
Alat Peraga
Sedang
60
86
40
11
11
Alat Peraga
Sedang
52
86
44
12
12
Alat Peraga
Sedang
68
88
38
13
13
Alat Peraga
Sedang
68
87
54
14
14
Alat Peraga
Tinggi
68
94
50
15
15
Alat Peraga
Rendah
64
80
45
16
16
Alat Peraga
Sedang
76
86
50
17
17
Alat Peraga
Sedang
56
89
60
18
18
Alat Peraga
Rendah
68
84
34
19
19
Alat Peraga
Rendah
80
80
46
20
20
Alat Peraga
Rendah
60
77
42
21
21
Alat Peraga
Rendah
64
83
56
22
22
Alat Peraga
Sedang
68
86
46
23
23
Alat Peraga
Sedang
68
87
38
24
24
Alat Peraga
Sedang
72
90
42
25
25
Alat Peraga
Sedang
76
88
44
26
26
Alat Peraga
Sedang
68
89
44
27
27
Alat Peraga
Sedang
76
90
50
28
28
Alat Peraga
Sedang
68
89
44
29
29
Alat Peraga
Sedang
72
86
54
30
30
Alat Peraga
Rendah
76
84
46
31
31
Alat Peraga
Rendah
68
84
48
32
32
Alat Peraga
Sedang
68
91
46
33
33
Alat Peraga
Sedang
72
89
40
34
34
Alat Peraga
Sedang
60
88
48
35
35
Alat Peraga
Sedang
60
88
52
36
36
Alat Peraga
Sedang
56
87
46
37
37
Alat Peraga
Sedang
64
89
40
38
38
Alat Peraga
Sedang
64
87
40
39
39
Alat Peraga
Sedang
64
86
35
40
1
Konvensional
Sedang
52
89
48
41
2
Konvensional
Tinggi
60
92
43
158
SMP 19/ IX C
42
3
Konvensional
Sedang
60
86
39
43
4
Konvensional
Tinggi
56
92
34
44
5
Konvensional
Sedang
64
88
38
45
6
Konvensional
Sedang
64
89
35
46
7
Konvensional
Sedang
64
87
34
47
8
Konvensional
Tinggi
60
95
43
48
9
Konvensional
Rendah
68
81
48
49
10
Konvensional
Sedang
52
86
43
50
11
Konvensional
Sedang
52
89
32
51
12
Konvensional
Rendah
44
82
40
52
13
Konvensional
Rendah
64
82
40
53
14
Konvensional
Sedang
68
87
46
54
15
Konvensional
Tinggi
64
92
32
55
16
Konvensional
Sedang
64
89
40
56
17
Konvensional
Rendah
68
78
32
57
18
Konvensional
Sedang
52
90
30
58
19
Konvensional
Tinggi
68
93
38
59
20
Konvensional
Tinggi
64
97
46
60
21
Konvensional
Sedang
60
89
36
61
22
Konvensional
Sedang
52
91
32
62
23
Konvensional
Sedang
72
90
35
63
24
Konvensional
Tinggi
64
95
36
64
25
Konvensional
Rendah
52
73
38
65
26
Konvensional
Sedang
64
89
32
66
27
Konvensional
Rendah
68
82
30
67
28
Konvensional
Sedang
64
86
49
68
29
Konvensional
Sedang
64
89
44
69
30
Konvensional
Tinggi
72
92
40
70
31
Konvensional
Tinggi
56
93
35
71
32
Konvensional
Tinggi
72
92
32
72
33
Konvensional
Tinggi
72
96
40
73
34
Konvensional
Tinggi
68
94
40
74
35
Konvensional
Tinggi
68
95
32
75
36
Konvensional
Sedang
76
89
44
76
37
Konvensional
Sedang
64
88
35
77
38
Konvensional
Tinggi
60
93
34
78
1
Alat Peraga
Tinggi
84
103
64
79
2
Alat Peraga
Sedang
76
87
61
80
3
Alat Peraga
Sedang
80
86
61
81
4
Alat Peraga
Tinggi
92
97
65
82
5
Alat Peraga
Sedang
88
88
77
83
6
Alat Peraga
Tinggi
92
96
61
84
7
Alat Peraga
Sedang
88
87
69
85
8
Alat Peraga
Rendah
76
74
61
86
9
Alat Peraga
Sedang
76
86
61
87
10
Alat Peraga
Sedang
88
88
61
88
11
Alat Peraga
Tinggi
88
96
61
159
SMP 19/ IX B
89
12
Alat Peraga
Sedang
80
88
61
90
13
Alat Peraga
Sedang
80
87
65
91
14
Alat Peraga
Tinggi
84
92
65
92
15
Alat Peraga
Tinggi
88
97
69
93
16
Alat Peraga
Tinggi
84
94
61
94
17
Alat Peraga
Tinggi
92
99
91
95
18
Alat Peraga
Tinggi
92
98
69
96
19
Alat Peraga
Tinggi
72
95
69
97
20
Alat Peraga
Rendah
76
82
61
98
21
Alat Peraga
Tinggi
84
93
71
99
22
Alat Peraga
Sedang
64
90
71
100
23
Alat Peraga
Tinggi
84
93
69
101
24
Alat Peraga
Sedang
76
90
65
102
25
Alat Peraga
Sedang
84
88
61
103
26
Alat Peraga
Sedang
56
90
74
104
27
Alat Peraga
Tinggi
76
93
74
105
28
Alat Peraga
Tinggi
88
95
71
106
29
Alat Peraga
Sedang
80
87
76
107
30
Alat Peraga
Rendah
76
72
69
108
31
Alat Peraga
Sedang
68
87
76
109
32
Alat Peraga
Rendah
80
81
66
110
33
Alat Peraga
Sedang
80
88
76
111
34
Alat Peraga
Sedang
84
90
76
112
35
Alat Peraga
Rendah
80
81
69
113
36
Alat Peraga
Sedang
72
89
71
114
37
Alat Peraga
Tinggi
84
99
71
115
38
Alat Peraga
Tinggi
88
98
74
116
39
Alat Peraga
Rendah
80
82
79
117
40
Alat Peraga
Tinggi
88
95
88
118
1
Konvensional
Sedang
84
90
72
119
2
Konvensional
Sedang
72
91
70
120
3
Konvensional
Tinggi
92
98
60
121
4
Konvensional
Rendah
36
84
62
122
5
Konvensional
Sedang
84
89
85
123
6
Konvensional
Rendah
72
83
62
124
7
Konvensional
Sedang
68
88
78
125
8
Konvensional
Sedang
64
91
67
126
9
Konvensional
Rendah
60
83
73
127
10
Konvensional
Sedang
60
90
56
128
11
Konvensional
Sedang
56
88
54
129
12
Konvensional
Rendah
68
74
60
130
13
Konvensional
Sedang
72
87
73
131
14
Konvensional
Tinggi
88
102
70
132
15
Konvensional
Tinggi
80
100
85
133
16
Konvensional
Rendah
72
81
71
134
17
Konvensional
Tinggi
80
93
80
135
18
Konvensional
Rendah
80
84
79
160
SMP 23/ IX B
136
19
Konvensional
Tinggi
92
98
60
137
20
Konvensional
Rendah
36
84
64
138
21
Konvensional
Sedang
80
86
64
139
22
Konvensional
Rendah
56
80
72
140
23
Konvensional
Tinggi
80
93
75
141
24
Konvensional
Sedang
64
90
68
142
25
Konvensional
Tinggi
80
97
66
143
26
Konvensional
Sedang
80
91
85
144
27
Konvensional
Tinggi
68
93
88
145
28
Konvensional
Tinggi
88
98
74
146
29
Konvensional
Tinggi
72
96
65
147
30
Konvensional
Tinggi
84
102
54
148
31
Konvensional
Tinggi
84
98
72
149
32
Konvensional
Rendah
44
80
68
150
33
Konvensional
Sedang
64
89
70
151
34
Konvensional
Tinggi
92
98
76
152
35
Konvensional
Sedang
76
90
72
153
36
Konvensional
Rendah
60
80
70
154
37
Konvensional
Sedang
68
89
62
155
38
Konvensional
Sedang
92
91
90
156
39
Konvensional
Sedang
40
85
70
157
40
Konvensional
Rendah
36
83
74
158
1
Alat Peraga
Tinggi
52
93
85
159
2
Alat Peraga
Rendah
52
76
70
160
3
Alat Peraga
Rendah
60
82
70
161
4
Alat Peraga
Sedang
52
87
85
162
5
Alat Peraga
Sedang
64
90
85
163
6
Alat Peraga
Rendah
56
84
85
164
7
Alat Peraga
Rendah
44
73
65
165
8
Alat Peraga
Tinggi
56
93
65
166
9
Alat Peraga
Sedang
48
85
65
167
10
Alat Peraga
Sedang
52
90
65
168
11
Alat Peraga
Rendah
64
84
80
169
12
Alat Peraga
Rendah
52
83
80
170
13
Alat Peraga
Sedang
52
90
71
171
14
Alat Peraga
Rendah
36
76
65
172
15
Alat Peraga
Tinggi
64
96
80
173
16
Alat Peraga
Sedang
68
91
60
174
17
Alat Peraga
Sedang
48
88
50
175
18
Alat Peraga
Sedang
36
87
80
176
19
Alat Peraga
Sedang
56
88
80
177
20
Alat Peraga
Tinggi
60
94
65
178
21
Alat Peraga
Sedang
68
89
80
179
22
Alat Peraga
Tinggi
76
99
95
180
23
Alat Peraga
Sedang
60
87
80
181
24
Alat Peraga
Sedang
52
91
80
182
25
Alat Peraga
Sedang
52
91
80
161
SMP 23/ IX C
183
26
Alat Peraga
Rendah
52
82
65
184
27
Alat Peraga
Tinggi
72
103
60
185
28
Alat Peraga
Rendah
64
83
80
186
29
Alat Peraga
Sedang
72
89
45
187
30
Alat Peraga
Tinggi
56
94
80
188
31
Alat Peraga
Rendah
36
74
60
189
32
Alat Peraga
Tinggi
56
93
80
190
33
Alat Peraga
Sedang
64
87
45
191
34
Alat Peraga
Sedang
56
91
80
192
35
Alat Peraga
Sedang
72
91
80
193
36
Alat Peraga
Sedang
56
89
60
194
37
Alat Peraga
Rendah
60
76
80
195
38
Alat Peraga
Sedang
48
89
80
196
1
Konvensional
Sedang
48
90
67
197
2
Konvensional
Tinggi
56
95
40
198
3
Konvensional
Rendah
60
83
88
199
4
Konvensional
Sedang
36
88
75
200
5
Konvensional
Tinggi
60
96
88
201
6
Konvensional
Rendah
44
73
70
202
7
Konvensional
Sedang
44
85
68
203
8
Konvensional
Sedang
40
90
65
204
9
Konvensional
Sedang
44
85
76
205
10
Konvensional
Rendah
52
79
83
206
11
Konvensional
Rendah
36
75
89
207
12
Konvensional
Sedang
48
88
61
208
13
Konvensional
Rendah
40
73
65
209
14
Konvensional
Tinggi
44
95
65
210
15
Konvensional
Sedang
56
86
89
211
16
Konvensional
Rendah
36
76
80
212
17
Konvensional
Rendah
52
80
65
213
18
Konvensional
Tinggi
60
93
78
214
19
Konvensional
Rendah
36
77
65
215
20
Konvensional
Rendah
48
80
67
216
21
Konvensional
Rendah
40
82
65
217
22
Konvensional
Sedang
48
85
60
218
23
Konvensional
Sedang
40
90
65
219
24
Konvensional
Sedang
52
91
73
220
25
Konvensional
Rendah
40
80
87
221
26
Konvensional
Tinggi
60
93
70
222
27
Konvensional
Sedang
40
90
80
223
28
Konvensional
Rendah
36
83
70
224
29
Konvensional
Sedang
40
90
62
225
30
Konvensional
Rendah
48
73
84
226
31
Konvensional
Rendah
36
77
64
227
32
Konvensional
Rendah
40
83
65
228
33
Konvensional
Tinggi
92
100
65
229
34
Konvensional
Sedang
48
89
65
162
230
35
Konvensional
Sedang
40
85
65
231
36
Konvensional
Rendah
48
82
65
232
37
Konvensional
Sedang
40
85
75
233
38
Konvensional
Rendah
48
76
75
Rata-rata
64.12
87.95
61.12
St Dev
14.86
6.32
16.33
Median
64
89
65
Minimum
36
72
30
maksimum
92
103
95
163
Diskripsi
Data
Prestasi
Belajar
Matematika
Berdasarkan
Metode
Pembelajaran NO
METODE PEMBELAJARAN ALAT PERAGA
KONVENSIONAL
1
60
52
2
60
3 4
NO
METODE PEMBELAJARAN ALAT PERAGA
KONVENSIONAL
63
76
80
60
64
84
80
76
60
65
56
68
72
56
66
76
88
5
56
64
67
88
72
6
72
64
68
80
84
7
52
64
69
76
84
8
56
60
70
68
44
9
64
68
71
80
64
10
60
52
72
80
92
11
52
52
73
84
76
12
68
44
74
80
60
13
68
64
75
72
68
14
68
68
76
84
92
15
64
64
77
88
40
16
76
64
78
80
36
17
56
68
79
88
48
18
68
52
80
52
56
19
80
68
81
52
60
20
60
64
82
60
36
21
64
60
83
52
60
22
68
52
84
64
44
23
68
72
85
56
44
24
72
64
86
44
40
25
76
52
87
56
44
26
68
64
88
48
52
27
76
68
89
52
36
28
68
64
90
64
48
29
72
64
91
52
40
30
76
72
92
52
44
31
68
56
93
36
56
32
68
72
94
64
36
33
72
72
95
68
52
34
60
68
96
48
60
35
60
68
97
36
36
36
56
76
98
56
48
37
64
64
99
60
40
38
64
60
100
68
48
39
64
84
101
76
40
40
84
72
102
60
52
41
76
92
103
52
40
42
80
36
104
52
60
164
43
92
84
105
52
40
44
88
72
106
72
36
45
92
68
107
64
40
46
88
64
108
72
48
47
76
60
109
56
36
48
76
60
110
36
40
49
88
56
111
56
92
50
88
68
112
64
48
51
80
72
113
56
40
52
80
88
114
72
48
53
84
80
115
56
40
54
88
72
116
60
48
55
84
80
117
48
56
92
80
57
92
92
N
117
116
58
72
36
Rata-rata
68.07
60.14
59
76
80
St Dev
13.15
15.46
60
84
56
Median
68
60
61
64
80
Minimum
36
36
62
84
64
Maksimum
92
92
165
Diskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Aktivitas Belajar NO
61
AKTIVITAS BELAJAR TINGGI SEDANG RENDAH 64
2 3 4 5
84 92 92 88
60 76 72 56
64 64 68 80
62 63 64 65
56 72 56 48
6 7 8 9
84 88 84 92
72 52 60 52
60 64 76 68
66 67 68 69
52 60 64 64
10 11 12 13
92 72 84 84
68 68 76 56
76 76 76 80
70 71 72 73
64 52 52 68
14 15 16 17
76 88 84 88
68 68 72 76
80 80 52 60
74 75 76 77
64 52 60 52
18 19 20 21
88 52 56 64
68 76 68 72
56 44 64 52
78 79 80 81
72 64 64 64
22 23 24 25
60 76 72 56
68 72 60 60
36 52 64 36
82 83 84 85
76 64 84 72
26 27 28 29
56 60 56 60
56 64 64 64
60 68 44 64
86 87 88 89
84 68 64 60
30 31 32 33
64 68 64 64
76 80 88 88
68 52 68 36
90 91 92 93
56 72 80 64
34 35 36 37
72 56 72 72
76 88 80 80
72 60 68 72
94 95 96 97
80 64 76 68
38 39 40 41
68 68 60 92
64 76 84 56
80 36 56 44
98 99 100 101
92 40 48 36
42 43
88 80
80 68
60 36
102 103
44 40
1
AKTIVITAS BELAJAR TINGGI SEDANG RENDAH 68 60 56
NO
166
44
80
80
60
104
44
45 46 47
92 80 80
84 72 52
44 52 36
105 106 107
48 56 48
48 49 50 51 52 53 54 55
68 88 72 84 84 92 56 60
64 48 52 52 68 48 36 56
40 36 52 36 48 40 40 36
108 109 110 111 112 113 114 N
59
40 52 40 40 48 40 40 114
60
56 57 58 59 60
44 60 60 92
68 60 52 52 72
48 36 40 48 48
Rata-rata St Dev Median Minimum Maksimum
74.17 13.27 72 44 92
63.12 12.90 64 36 92
56.13 14.43 56 36 80
167
Diskripsi Data Prestasi Belajar Pembelajaran dan Aktivitas Belajar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
TINGGI 68 84 92 92 88 84 88 84 92 92 72 84 84 76 88 84 88 88 52 56 64 60 76 72 56 56
Matematika
ALAT PERAGA SEDANG RENDAH 60 56 60 64 76 64 72 68 56 80 72 60 52 64 60 76 52 68 68 76 68 76 76 76 56 80 68 80 68 80 72 52 76 60 68 56 76 44 68 64 72 52 68 36 72 52 60 64 60 36 56 60 64 64 64 76 80 88 88 76 88 80 80 64 76 84 56 80 68 80
Berdasarkan
Metode
KONVENSIONAL TINGGI SEDANG RENDAH 60 52 68 56 60 44 60 64 64 64 64 68 68 64 52 64 52 68 64 52 36 72 68 72 56 64 60 72 52 68 72 60 72 68 52 80 68 72 36 60 64 56 92 64 44 88 64 60 80 76 36 80 64 60 92 84 44 80 72 52 80 84 36 68 68 40 88 64 36 72 60 52 84 56 36 84 72 48 92 80 40 56 64 40 60 80 36 44 64 48 60 76 36 60 68 40 92 92 48 40 48 48 36 44 40 44 48 56 48 40 52
168
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 N Rata-rata St Dev Median Minimum Maksimum
26 77.69 13.15 84 52 92
84 72 52 64 48 52 52 68 48 36 56 68 60 52 52 72 64 56 72 56 48 65 66.15 11.38 68 36 88
40 40 48 40 40
26 63.23 12.95 64 36 80
33 71.39 12.89 68 44 92
49 59.10 13.79 60 36 92
34 50.71 13.24 48 36 80
169
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
A. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA 1. Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika tidak berasal dari populasi normal 2. Taraf signifikansi α = 0,05 3. Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,054
4. Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 233 = 0,058 5. Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika berasal dari populasi normal.
170
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika dengan metode Lilliefors NO
xi
zi
1
36
2
36
3
36
4
36
5
36
6
36
7
36
8
36
9
36
10
36
11
36
12
36
13
40
14
40
15
40
16
40
17
40
18
40
19
40
20
40
21
40
22
40
23
40
24
44
25
44
26
44
27
44
28
44
29
44
30
44
31
48
32
48
33
48
34
48
35
48
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-1.893
0.029
0.052
0.022
-1.623
0.052
0.099
0.046
-1.354
0.088
0.129
0.041
-1.085
0.139
0.176
0.037
171
36
48
37
48
38
48
39
48
40
48
41
48
42
52
43
52
44
52
45
52
46
52
47
52
48
52
49
52
50
52
51
52
52
52
53
52
54
52
55
52
56
52
57
52
58
52
59
52
60
52
61
52
62
56
63
56
64
56
65
56
66
56
67
56
68
56
69
56
70
56
71
56
72
56
73
56
-0.816
0.207
0.262
0.054
-0.547
0.292
0.339
0.047
172
74
56
75
56
76
56
77
56
78
56
79
56
80
60
81
60
82
60
83
60
84
60
85
60
86
60
87
60
88
60
89
60
90
60
91
60
92
60
93
60
94
60
95
60
96
60
97
60
98
60
99
60
100
60
101
60
102
64
103
64
104
64
105
64
106
64
107
64
108
64
109
64
110
64
111
64
-0.277
0.391
0.433
0.043
-0.008
0.497
0.549
0.053
173
112
64
113
64
114
64
115
64
116
64
117
64
118
64
119
64
120
64
121
64
122
64
123
64
124
64
125
64
126
64
127
64
128
64
129
68
130
68
131
68
132
68
133
68
134
68
135
68
136
68
137
68
138
68
139
68
140
68
141
68
142
68
143
68
144
68
145
68
146
68
147
68
148
68
149
68
0.261
0.603
0.652
0.049
174
150
68
151
68
152
68
153
72
154
72
155
72
156
72
157
72
158
72
159
72
160
72
161
72
162
72
163
72
164
72
165
72
166
72
167
72
168
72
169
72
170
72
171
72
172
76
173
76
174
76
175
76
176
76
177
76
178
76
179
76
180
76
181
76
182
76
183
76
184
76
185
76
186
76
187
80
0.530
0.702
0.734
0.032
0.800
0.788
0.798
0.010
1.069
0.857
0.867
0.010
175
188
80
189
80
190
80
191
80
192
80
193
80
194
80
195
80
196
80
197
80
198
80
199
80
200
80
201
80
202
80
203
84
204
84
205
84
206
84
207
84
208
84
209
84
210
84
211
84
212
84
213
84
214
84
215
88
216
88
217
88
218
88
219
88
220
88
221
88
222
88
223
88
224
88
225
92
1.338
0.910
0.918
0.009
1.607
0.946
0.961
0.015
1.876
0.970
1.000
0.030
176
226
92
227
92
228
92
229
92
230
92
231
92
232
92
233
92
Rata-rata
64.12
Maks
0.054
St Dev
14.86
Tabel
0.058
177
B. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,077
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 117 = 0,082
5. Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga berasal dari populasi normal.
178
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran dengan Alat Peraga dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-2.438
0.007
0.026
0.018
1
36
2
36
3
36
4
44
-1.830
0.034
0.034
0.001
5
48
-1.526
0.064
0.060
0.004
6
48
7
48
8
52
-1.222
0.111
0.154
0.043
9
52
10
52
11
52
12
52
13
52
14
52
15
52
16
52
17
52
18
52
19
56
-0.918
0.179
0.256
0.077
20
56
21
56
22
56
23
56
24
56
25
56
26
56
27
56
28
56
29
56
30
56
31
60
-0.613
0.270
0.342
0.072
32
60
33
60
34
60
179
35
60
36
60
37
60
38
60
39
60
40
60
41
64
42
64
43
64
44
64
45
64
46
64
47
64
48
64
49
64
50
64
51
64
52
64
53
68
54
68
55
68
56
68
57
68
58
68
59
68
60
68
61
68
62
68
63
68
64
68
65
68
66
72
67
72
68
72
69
72
70
72
71
72
72
72
-0.309
0.379
0.444
0.066
-0.005
0.498
0.556
0.058
0.299
0.618
0.641
0.024
180
73
72
74
72
75
72
76
76
77
76
78
76
79
76
80
76
81
76
82
76
83
76
84
76
85
76
86
76
87
76
88
76
89
80
90
80
91
80
92
80
93
80
94
80
95
80
96
80
97
80
98
84
99
84
100
84
101
84
102
84
103
84
104
84
105
84
106
88
107
88
108
88
109
88
110
88
0.603
0.727
0.752
0.025
0.907
0.818
0.829
0.011
1.211
0.887
0.897
0.010
1.516
0.935
0.966
0.031
181
111
88
112
88
113
88
114
92
115
92
116
92
117
92
1.820
0.966
1.000
0.034
Rata-rata
68.07
Maks
0.077
Stdev
13.15
Tabel
0.082
182
C. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional tidak berasal dari populasi normal 2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,077
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 116 = 0,082
5. Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional berasal dari populasi normal.
183
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika pada Metode Pembelajaran Konvensional dengan metode Lilliefors NO
xi
zi
1
36
2
36
3
36
4
36
5
36
6
36
7
36
8
36
9
36
10
40
11
40
12
40
13
40
14
40
15
40
16
40
17
40
18
40
19
40
20
40
21
44
22
44
23
44
24
44
25
44
26
44
27
48
28
48
29
48
30
48
31
48
32
48
33
48
34
48
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-1.561
0.059
0.078
0.018
-1.303
0.096
0.172
0.076
-1.044
0.148
0.224
0.076
-0.785
0.216
0.293
0.077
184
35
52
36
52
37
52
38
52
39
52
40
52
41
52
42
52
43
52
44
56
45
56
46
56
47
56
48
56
49
56
50
60
51
60
52
60
53
60
54
60
55
60
56
60
57
60
58
60
59
60
60
60
61
60
62
64
63
64
64
64
65
64
66
64
67
64
68
64
69
64
70
64
71
64
72
64
-0.526
0.299
0.371
0.071
-0.268
0.394
0.422
0.028
-0.009
0.496
0.526
0.029
0.250
0.599
0.655
0.057
185
73
64
74
64
75
64
76
64
77
68
78
68
79
68
80
68
81
68
82
68
83
68
84
68
85
68
86
68
87
68
88
72
89
72
90
72
91
72
92
72
93
72
94
72
95
72
96
72
97
76
98
76
99
80
100
80
101
80
102
80
103
80
104
80
105
80
106
84
107
84
108
84
109
84
110
88
0.509
0.694
0.750
0.056
0.767
0.779
0.828
0.049
1.285
0.901
0.905
0.005
1.543
0.939
0.940
0.001
1.802
0.964
0.957
0.007
186
111
88
112
92
113
92
114
92
115
92
116
92
2.061
0.980
1.000
0.020
Rata-rata
60.14
Maks
0.077
Stdev
15.46
Tabel
0.082
187
D. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA AKTIVITAS TINGGI
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas tinggi berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas tinggi tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,111
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 59 = 0,115
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas tinggi berasal dari populasi normal.
188
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Untuk Aktivitas Tinggi dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
1
44
-2.273
0.012
0.017
0.005
2
52
-1.670
0.047
0.034
0.014
3
56
-1.369
0.086
0.136
0.050
4
56
5
56
6
56
7
56
8
56
9
60
-1.068
0.143
0.254
0.111
10
60
11
60
12
60
13
60
14
60
15
60
16
64
-0.766
0.222
0.322
0.100
17
64
18
64
19
64
20
68
-0.465
0.321
0.407
0.086
21
68
22
68
23
68
24
68
25
72
-0.163
0.435
0.508
0.073
26
72
27
72
28
72
29
72
30
72
31
76
0.138
0.555
0.542
0.012
32
76
33
80
0.439
0.670
0.610
0.060
34
80
189
35
80
36
80
37
84
38
84
39
84
40
84
41
84
42
84
43
84
44
84
45
88
46
88
47
88
48
88
49
88
50
88
51
88
52
92
53
92
54
92
55
92
56
92
57
92
58
92
59
0.741
0.771
0.746
0.025
1.042
0.851
0.864
0.013
1.343
0.910
1.000
0.090
92
Rata-rata
74.17
Maks
0.111
Stdev
13.27
Tabel
0.115
190
E. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA AKTIVITAS SEDANG
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas sedang berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas sedang tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,078
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 114 = 0,083
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas sedang berasal dari populasi normal.
191
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika untuk Aktivitas Sedang dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
1
36
2
36
3
40
4
40
5
40
6
40
7
40
8
40
9
40
10
44
11
44
12
48
13
48
14
48
15
48
16
48
17
48
18
48
19
52
20
52
21
52
22
52
23
52
24
52
25
52
26
52
27
52
28
52
29
52
30
52
31
52
32
56
33
56
34
56
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-2.102
0.018
0.018
0.000
-1.792
0.037
0.079
0.042
-1.482
0.069
0.096
0.027
-1.172
0.121
0.158
0.037
-0.862
0.194
0.272
0.078
-0.552
0.290
0.351
0.060
192
35
56
36
56
37
56
38
56
39
56
40
56
41
60
42
60
43
60
44
60
45
60
46
60
47
60
48
60
49
60
50
64
51
64
52
64
53
64
54
64
55
64
56
64
57
64
58
64
59
64
60
64
61
64
62
64
63
64
64
64
65
64
66
64
67
68
68
68
69
68
70
68
71
68
72
68
-0.242
0.404
0.430
0.025
0.068
0.527
0.579
0.052
0.378
0.647
0.693
0.046
193
73
68
74
68
75
68
76
68
77
68
78
68
79
68
80
72
81
72
82
72
83
72
84
72
85
72
86
72
87
72
88
72
89
72
90
72
91
76
92
76
93
76
94
76
95
76
96
76
97
76
98
76
99
76
100
80
101
80
102
80
103
80
104
80
105
80
106
80
107
84
108
84
109
84
110
84
0.688
0.754
0.789
0.035
0.998
0.841
0.868
0.028
1.308
0.905
0.930
0.025
1.618
0.947
0.965
0.018
194
111
88
112
88
113
88
114
92
1.928
0.973
0.991
0.018
2.238
0.987
1.000
0.013
Rata-rata
63.12
Maks
0.078
Stdev
12.90
Tabel
0.083
195
F. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA AKTIVITAS RENDAH
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas rendah berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas rendah tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,102
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 60 = 0,114
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada aktivitas rendah berasal dari populasi normal.
196
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Untuk Aktivitas Rendah dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
1
36
2
36
3
36
4
36
5
36
6
36
7
36
8
36
9
36
10
36
11
40
12
40
13
40
14
40
15
44
16
44
17
44
18
44
19
48
20
48
21
48
22
48
23
52
24
52
25
52
26
52
27
52
28
52
29
56
30
56
31
56
32
60
33
60
34
60
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-1.395
0.081
0.167
0.085
-1.118
0.132
0.233
0.102
-0.841
0.200
0.300
0.100
-0.564
0.287
0.367
0.080
-0.286
0.387
0.467
0.079
-0.009
0.496
0.517
0.020
0.268
0.606
0.617
0.011
197
35
60
36
60
37
60
38
64
39
64
40
64
41
64
42
64
43
64
44
68
45
68
46
68
47
68
48
68
49
68
50
72
51
72
52
76
53
76
54
76
55
76
56
80
57
80
58
80
59
80
60
80
0.545
0.707
0.717
0.010
0.822
0.795
0.817
0.022
1.099
0.864
0.850
0.014
1.377
0.916
0.917
0.001
1.654
0.951
1.000
0.049
Rata-rata
56.13
Maks
0.102
Stdev
14.43
Tabel
0.114
198
G. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA UNTUK AKTIVITAS TINGGI
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas tinggi berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas tinggi tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,138
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 26 = 0,174
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas tinggi berasal dari populasi normal.
199
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran Dengan Alat Peraga Untuk Aktivitas Tinggi dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
1
52
-1.953
0.025
0.038
0.013
2
56
-1.649
0.050
0.154
0.104
3
56
4
56
5
60
-1.345
0.089
0.192
0.103
6
64
-1.041
0.149
0.231
0.082
7
68
-0.737
0.231
0.269
0.039
8
72
-0.433
0.333
0.346
0.014
9
72
10
76
-0.129
0.449
0.423
0.026
11
76
12
84
0.480
0.684
0.654
0.030
13
84
14
84
15
84
16
84
17
84
18
88
0.784
0.783
0.846
0.063
19
88
20
88
21
88
22
88
23
92
1.088
0.862
1.000
0.138
24
92
25
92
26
92
Rata-rata
77.69
Maks
0.138
Stdev
13.15
Tabel
0.174
200
H. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA UNTUK AKTIVITAS SEDANG
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas sedang berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas sedang tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,091
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 65 = 0,110
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas sedang berasal dari populasi normal.
201
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran dengan Alat Peraga Untuk Aktivitas Sedang dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
1
36
-2.649
0.004
0.015
0.011
2
48
-1.595
0.055
0.062
0.006
3
48
4
48
5
52
-1.244
0.107
0.169
0.062
6
52
7
52
8
52
9
52
10
52
11
52
12
56
-0.892
0.186
0.277
0.091
13
56
14
56
15
56
16
56
17
56
18
56
19
60
-0.541
0.294
0.369
0.075
20
60
21
60
22
60
23
60
24
60
25
64
-0.189
0.425
0.462
0.037
26
64
27
64
28
64
29
64
30
64
31
68
0.162
0.564
0.615
0.051
32
68
202
33
68
34
68
35
68
36
68
37
68
38
68
39
68
40
68
41
72
42
72
43
72
44
72
45
72
46
72
47
72
48
72
49
76
50
76
51
76
52
76
53
76
54
76
55
76
56
80
57
80
58
80
59
80
60
80
61
84
62
84
63
88
64
88
65
88
0.514
0.696
0.738
0.042
0.865
0.807
0.846
0.040
1.217
0.888
0.923
0.035
1.568
0.942
0.954
0.012
1.919
0.973
1.000
0.027
Rata-rata
66.15
Maks
0.091
Stdev
11.38
Tabel
0.110
203
I.
UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA UNTUK AKTIVITAS RENDAH
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas rendah berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi belajar matematika pada metode pembelajaran dengan alat peraga untuk aktivitas rendah tidak berasal dari populasi normal
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,098
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 26 = 0,174
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika berasal dari populasi normal.
204
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran dengan Alat Peraga untuk Aktivitas Rendah dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
-2.103
0.018
0.077
0.059
1
36
2
36
3
44
-1.485
0.069
0.115
0.047
4
52
-0.867
0.193
0.231
0.038
5
52
6
52
7
56
-0.558
0.288
0.308
0.019
8
56
9
60
-0.249
0.401
0.423
0.022
10
60
11
60
12
64
0.059
0.524
0.615
0.092
13
64
14
64
15
64
16
64
17
68
0.368
0.644
0.692
0.049
18
68
19
76
0.986
0.838
0.846
0.008
20
76
21
76
22
76
23
80
1.295
0.902
1.000
0.098
24
80
25
80
26
80
Rata-rata
63.23
Maks
0.098
Stdev
12.95
Tabel
0.174
205
J. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL UNTUK AKTIVITAS TINGGI
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas tinggi berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas tinggi tidak berasal dari populasi normal 2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,119
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 33 = 0,154
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas tinggi berasal dari populasi normal.
206
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran Konvensional untuk Aktivitas Tinggi dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
1
44
-2.125
0.017
0.030
0.014
2
56
-1.194
0.116
0.121
0.005
3
56
4
56
5
60
-0.884
0.188
0.303
0.115
6
60
7
60
8
60
9
60
10
60
11
64
-0.574
0.283
0.394
0.111
12
64
13
64
14
68
-0.263
0.396
0.515
0.119
15
68
16
68
17
68
18
72
0.047
0.519
0.636
0.118
19
72
20
72
21
72
22
80
0.668
0.748
0.758
0.010
23
80
24
80
25
80
26
84
0.978
0.836
0.818
0.018
27
84
28
88
1.288
0.901
0.879
0.022
29
88
30
92
1.599
0.945
1.000
0.055
31
92
32
92
33
92
Rata-rata
71.39
Maks
0.119
Stdev
12.89
Tabel
0.154
207
UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL UNTUK AKTIVITAS SEDANG
1. Hipotesis H0 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas sedang berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas sedang tidak berasal dari populasi normal 2. Taraf signifikansi α = 0,05 3. Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,105 4. Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 49 = 0,127 5. Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas sedang berasal dari populasi normal.
208
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran Konvensional Untuk Aktivitas Sedang dengan Metode Lilliefors NO
xi
zi
F(zi)
S(zi)
| F(zi) - S(zi) |
1
36
-1.675
0.047
0.020
0.027
2
40
-1.385
0.083
0.163
0.080
3
40
4
40
5
40
6
40
7
40
8
40
9
44
-1.095
0.137
0.204
0.067
10
44
11
48
-0.805
0.210
0.286
0.075
12
48
13
48
14
48
15
52
-0.515
0.303
0.408
0.105
16
52
17
52
18
52
19
52
20
52
21
56
-0.225
0.411
0.449
0.038
22
56
23
60
0.065
0.526
0.510
0.016
24
60
25
60
26
64
0.355
0.639
0.735
0.096
27
64
28
64
29
64
30
64
31
64
32
64
209
33
64
34
64
35
64
36
64
37
68
38
68
39
68
40
72
41
72
42
72
43
76
44
76
45
80
46
80
47
84
48
84
49
92
0.645
0.741
0.796
0.055
0.935
0.825
0.857
0.032
1.225
0.890
0.898
0.008
1.515
0.935
0.939
0.004
1.805
0.964
0.980
0.015
2.386
0.991
1.000
0.009
Rata-rata
59.10
Maks
0.105
Stdev
13.79
Tabel
0.127
210
K. UJI NORMALITAS DATA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA METODE
PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL
UNTUK
AKTIVITAS RENDAH
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas rendah berasal dari populasi normal H1 : data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas rendah tidak berasal dari populasi normal 2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: L = maks | F(zi) - S(zi) | = 0,144
4.
Daerah kritik L tabel Lilliefors = L0,05; 34 = 0,152
5.
Keputusan uji L hitung < L tabel Lilliefors Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi
belajar matematika pada metode pembelajaran
konvensional untuk aktivitas sedang berasal dari populasi normal.
211
Tabel Uji Normalitas Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Pada Metode Pembelajaran Konvensional Untuk Aktivitas Rendah dengan Metode Lilliefors NO 1 2 3 4
xi 36 36 36 36
5
36
6
36
7
36
8
36
zi -1.111
F(zi) 0.133
S(zi) 0.235
| F(zi) - S(zi) | 0.102
-0.809
0.209
0.353
0.144
-0.507
0.306
0.441
0.135
-0.204
0.419
0.559
0.140
0.098
0.539
0.647
0.108
9
40
10
40
11
40
12
40
13
44
14
44
15
44
16
48
17
48
18
48
19
48
20
52
21
52
22
52
23
56
0.400
0.655
0.676
0.021
24
60
0.702
0.759
0.765
0.006
25
60
26
60
27
64
1.004
0.842
0.794
0.048
28
68
1.306
0.904
0.912
0.007
29
68
30
68
31
68
32
72
1.609
0.946
0.971
0.024
33
72
34 Rata-rata Stdev
80 50.71 13.24
2.213
0.987
1.000 Maks Tabel
0.013 0.144 0.152
212
Lampiran 8 UJI KESAMAAN VARIANSI (HOMOGENITAS) NILAI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP FAKTOR METODE PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS BELAJAR a. Uji kesamaan variansi (homogenitas) prestasi belajar matematika terhadap faktor metode pembelajaran 1. Hipotesis H0 : data prestasi belajar matematika terhadap faktor metode pembelajaran mempunyai variansi yang sama (homogen) H1 : data prestasi belajar matematika terhadap faktor metode pembelajaran tidak mempunyai variansi yang sama (tidak homogen) 2. Taraf signifikansi α = 0,05 3. Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: RKG = 205,84 c
= 1,004
χ2
= 2,867
4. Daerah kritik χ2 tabel = χ2α,k-1; = χ21; 0,05 = 3,841 DK = { χ2 | χ2 > χ21; 0,05 = 3,841 } 5. Keputusan uji χ2 = 2,867∉ DK Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika terhadap faktor metode pembelajaran mempunyai variansi yang sama (homogen)
213
b. Uji kesamaan variansi (homogenitas) nilai prestasi belajar matematika terhadap faktor aktivitas belajar
1.
Hipotesis H0 : data nilai prestasi belajar matematika terhadap faktor aktivitas belajar mempunyai variansi yang sama (homogen) H1 : data nilai prestasi belajar matematika terhadap faktor aktivitas belajar tidak mempunyai variansi yang sama (tidak homogen)
2.
Taraf signifikansi α = 0,05
3.
Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel di bawah diperoleh: RKG = 179,62
4.
c
= 1,01
χ2
= 0,959
Daerah kritik χ2 tabel = χ2(k-1; α) = χ2(2; 0,05) = 5,991 DK = { χ2 | χ2 > χ2(2; 0,05) = 5,991 }
5. Keputusan uji χ2 = 0,959∉ DK Maka H0 tidak ditolak Jadi data nilai prestasi belajar matematika terhadap faktor aktivitas belajar mempunyai variansi yang sama (homogen)
214
Tabel. Uji kesamaan variansi (homogenitas) prestasi belajar matematika terhadap faktor metode pembelajaran METODE
nj
fj
sj
sj2
SSj
log (sj22)
fj log s j2
RKG
f log(RKG)
205.84
534.43
Alat Peraga
117
116
13.15
172.96
20063.45
2.24
259.60
Konvensional
116
115
15.46
239.01
27486.33
2.38
273.52
JUMLAH
233
231
28.61
411.972
47549.79
4.616
533.120
c 1.004
Chi Sqr 2.867
Tabel. Uji kesamaan variansi (homogenitas) prestasi belajar matematika terhadap faktor aktivitas belajar belajar AKTIVITAS
nj
fj
sj
sj2
SSj
log (s j2 2)
fj log sj2
Tinggi
59
58
13.27
176.18
10218.31
2.25
130.27
Sedang
114
113
12.90
166.44
18808.28
2.22
251.00
Rendah
60
59
14.43
208.25
12286.93
2.32
136.80
JUMLAH
233
230
40.61
550.88
41313.519
6.79
518.07
RKG 179.62
f log(RKG) 518.50
c 1.01
Chi Sqr 0.959
215
Lampiran 9 ANAVA DAN UJI KOMPARASI GANDA a. Anava 1. Hipotesis H0a
: tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran pada prestasi belajar matematika
H1a
: terdapat pengaruh metode pembelajaran pada prestasi belajar matematika
H0b
: tidak terdapat pengaruh aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika
H1b
: terdapat pengaruh aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika
H0ab : tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika H1ab : terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika 2. Taraf signifikansi α = 0,05 3. Statistik uji Berdasarkan perhitungan pada tabel 1 sampai tabel 8 diperoleh: Fa hitung = 23.798 Fb hitung = 34.328 Fab hitung = 1.232
216
4. Daerah kritik Fa hitung > Fa tabel = F(α; q-1; N-pq) = F(0,05; 1; 227) = 3,84 Fb hitung > Fb tabel = F(α; p-1; N-pq) = F(0,05; 2; 227) = 3,00 Fab hitung > Fab tabel = F(α; (p-1)(q-1); N-pq)
= F(0,05; 2; 227) = 3,00
5. Keputusan uji i.
Fa hitung > Fa tabel Maka H0a ditolak Jadi terdapat pengaruh metode pembelajaran pada prestasi belajar matematika
ii. Fb hitung > Fb tabel Maka H0b ditolak Jadi terdapat pengaruh aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika iii. Fab hitung < Fab tabel Maka H0ab tidak ditolak Jadi tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar pada prestasi belajar matematika
217
Berdasarkan data pada lampiran 6, data prestasi belajar matematika dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 1. Pengelompokkan Data Prestasi Belajar Matematika NO
ALAT PERAGA SEDANG RENDAH 60 56 60 64 76 64 72 68 56 80 72 60
KONVENSIONAL TINGGI SEDANG RENDAH 60 52 68 56 60 44 60 64 64 64 64 68 68 64 52 64 52 68
1 2 3 4 5 6
TINGGI 68 84 92 92 88 84
7 8 9 10 11 12 13 14
88 84 92 92 72 84 84 76
52 60 52 68 68 76 56 68
64 76 68 76 76 76 80 80
64 72 56 72 72 68 68 60
52 68 64 52 60 52 72 64
36 72 60 68 72 80 36 56
15 16 17 18 19 20 21 22
88 84 88 88 52 56 64 60
68 72 76 68 76 68 72 68
80 52 60 56 44 64 52 36
92 88 80 80 92 80 80 68
64 64 76 64 84 72 84 68
44 60 36 60 44 52 36 40
23 24 25 26 27 28 29 30
76 72 56 56
72 60 60 56 64 64 64 76
52 64 36 60
88 72 84 84 92 56 60 44
64 60 56 72 80 64 80 64
36 52 36 48 40 40 36 48
60 60 92
76 68 92 40 48 36 44 40
36 40 48 48
31 32 33 34 35 36 37 38
80 88 88 76 88 80 80 64
39
76
44
218
40
84
48
41 42 43
56 80 68
56 48 40
44 45 46 47 48 49 50 51
80 84 72 52 64 48 52 52
52 40 40 48 40 40
52 53 54 55 56 57 58 59
68 48 36 56 68 60 52 52
60 61 62 63 64 65
72 64 56 72 56 48
Tabel 2. Rangkuman Data Sel ALAT PERAGA
Tinggi n
Sedang
KONVENSIONAL
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
26
65
26
33
49
34
∑x
2020
4300
1644
2356
2896
1724
x
77.69
66.15
63.23
71.39
59.10
50.71
∑x
161264.00
292752.00
108144.00
173520.00
180288.00
93200.00
C
156938.46
284461.54
103951.38
168204.12
171159.51
87416.94
4325.54
8290.46
4192.62
5315.88
9128.49
5783.06
2
SS
219
Tabel 3. Rerata Sel Aktivitas belajar Metode Pembelajaran
Tinggi b1
Sedang b2
Rendah b3
Konstruktivisme
a1
77.69
66.15
63.23
207.08
A1
Konvensional
a2
71.39
59.10
50.71
181.20
A2
149.09
125.26
113.94
388.28
G
Total
B1
B2
B3
Tabel 4. Perhitungan Komponen Jumlah Kuadrat Komponen (1)
Perhitungan G′2/pq
Hasil 25126.736
(2)
∑ SS
37036.043
ij
i, j
(3)
∑A
2 i
/q
25238.322
2 j
/p
25448.653
i
(4)
∑B j
(5)
∑ (A B ) i
j
2
25571.789
ij
Tabel 5. Perhitungan Jumlah Kuadrat Jumlah kuadrat
Perhitungan
Hasil
JKa
n h [(3′) – (1′)]
3882.829
JKb
n h [(4′) – (1′)]
11201.635
JKab
n h [(5′) − (4′) – (3′) + (1′)]
JKg
∑ SS ij ij
JKt
nh =
Total
401.853 37036.043 52522.360
pq 1 ∑∑ij n ij
= 34.797
220
Tabel 6. Perhitungan Derajat Bebas Derajat bebas
Perhitungan
Hasil
db a
p-1
1
db b
q-1
2
db ab
(p – 1) (q – 1)
2
db g
N - pq
227
dbt
N-1
232
Tabel 7. Perhitungan Rerata Kuadrat Rerata Kuadrat
Perhitungan
Hasil
RKa
JKa / dba
3882.829
RKb
JKb / dbb
5600.818
RKab
JKab / dbab
200.927
RKg
JKg / dbg
163.154
Tabel 8. Statistik Uji Statistik Uji
Perhitungan
Hasil
Fa
RKa / RKg
23.798
Fb
RKb / RKg
34.328
Fab
RKab / RKg
1.232
Tabel 9. Rangkuman Analisis Variansi Sumber Variansi Metode Pembelajaran
JK
db
RK
F hitung
F tabel
Keputusan Uji
3882.829
1
3882.829
23.798
3,84
H0 ditolak
11201.635
2
5600.818
34.328
3,00
H0 ditolak
401.853
2
200.927
1.232
3,00
H0 tidak ditolak
Galat
37036.043
227
163.154
Total
52522.360
233
Aktivitas belajar Interaksi
antara
Pembelajaran
Metode dengan
Aktivitas belajar
221
b. Komparasi ganda
Karena H0a dan H0b ditolak maka untuk melacak perbedaan rerata dilakukan komparasi ganda pada kolom dengan menggunakan metode Scheffe′. Pada baris tidak dilakukan komparasi ganda karena hanya terdapat dua kelompok. 1. Komparasi µ.1 vs µ.2
Komparasi pada kolom:
µ.1 vs µ.3 µ.2 vs µ.3 2. Hipotesis Tabel 10. Komparasi dan Hipotesis Komparasi H0 H1
µ.1 vs µ.2
µ.1 = µ.2
µ.1 ≠ µ.2
µ.1 vs µ.3
µ.1 = µ.3
µ.1 ≠ µ.3
µ.2 vs µ.3
µ.2 = µ.3
µ.2 ≠ µ.3
3. Taraf signifikan α = 0,05 4. Statistik uji Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 diperoleh data sebagai berikut: Rerata Nilai rerata N
x .1
74.17
x .2
63.12 114
x .3
56.13
59
60
Dengan RKg = 163,154 Berdasarkan data di atas maka dilakukan perhitungan nilai F untuk komparasi kolom hasilnya disajikan dalam tabel berikut:
222
Tabel 11. Perhitungan Nilai F untuk Komparasi pada Baris dan Kolom Jenis komparasi Kolom (F.1 – . 2)
Nilai F 29.079
Kolom (F.1 – . 3)
59.312
Kolom (F.2 – . 3)
11.771
Nilai F pada komparasi kolom =
(x
− x .j )
2
.i
RK g (1 / n .i + 1 / n .j )
5. Daerah kritik DK.i – .j = (q-1) F(α; q-1; N-pq) = 2.F(0,05; 2; 227) = 6,00 6. Keputusan uji H0 ditolak jika F hitung > DKi. – j. pada komparasi kolom. Hasil selengkapnya disajikan dalam tabel berikut: Tabel 55. Hasil Keputusan Uji terhadap H0 Komparasi µ.1 vs µ.2
F hitung F kritik Keputusan uji 29.079 6,00 H0 ditolak
µ.1 vs µ.3
59.312
6,00 H0 ditolak
µ.2 vs µ.3
11.771
6,00 H0 ditolak
Semua H0 ditolak, sehingga terdapat perbedaan mean pada nilai prestasi untuk komparasi kolom.
215