perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSA KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN 2010
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian syarat Untuk mencapai derajat Magister
Oleh : Disusun Oleh : MUSRIYATUN NIM : S.810809310
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSA KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN WONOGIRI
Disusun Oleh : MUSRIYATUN S.810809310
Telah disetujui oleh Penguji Jabatan
:
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I : Prof. Dr. SAMSI HARYANTO,M.Pd. ........................... NIP. 19440404 197603 1 001
..............
Pembimbing II : Dr. NUNUK SURYANI,M.Pd. NIP. 19661108 199003 2 001
..............
...........................
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. MULYOTO,M.Pd. NIP. 194307121973011001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TESIS
PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSA KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN 2010
Disusun Oleh : MUSRIYATUN S.810809310
Telah disetujui oleh Penguji
Jabatan
:
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
...........................
..............
Sekretaris
Prof. Dr. Sri Anitah,M.Pd.
............................
..............
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.
...........................
..............
2. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
Mengetahui Direktur PPs UNS
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
PROF. DRS. SURANTO, M.SC,PH.D NIP. 19570820 1985031004
Prof. Dr. MULYOTO,M.Pd. NIP. 194307121973011001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Minat Membaca dan Penguasaan Kosa Kata Terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wonogiri adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Januari 2011
MUSRIYATUN S. 810809310
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Qs. Alam Nasyrah : 6-7)
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, tetapi berusaha menjadikan yang terbaik setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada : ·
Suami tercinta S. Wan Kamari
·
Anak-anakku
tersayang
(Santi,
Rimba dan Eko) ·
Segenap
keluarga
yang
selalu
memberi dorongan dan dukungan
Teriring doa dan terima kasih buat Ayah dan Ibu (Alm) yang sangat mengharapkan keberhasilanku.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya dan ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Dalam penyusunan tesis ini peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Prof Dr. Much. Syamsul Hadi, dr. Sp. KJ., Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian;
2.
Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc, Ph.D., Direktur PPs Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian;
3.
Prof Dr. Mulyoto, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dan persetujuan atas permohonan tesis ini;
4.
Prof Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. dan Dr. Nunuk Suryani,M.Pd., Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.
5.
Drs. Yatto,M.Pd., Sri Wahyuni,S.Pd., Sri Saparinsih, S.Pd. Kepala Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wonogiri yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Guru kelas V SD N I Wonoboyo, SDN IV Wonoboyo, SDN I Pokoh Kidul Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian, terutama dalam hal pengumpulan data penelitian.
7.
Semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya tesis ini. Semoga semua amal kebajikan tersebut mendapat imbalan yang setimpal dari
Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.
Surakarta,
Januari 2011
Peneliti
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………..
i
PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………………….
ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS……………………………………………..
iii
PERNYATAAN…………………………………………………………………
iv
MOTTO………………………………………………………………………….
v
PERSEMBAHAN………………………………………………………………
vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………
xiii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
xvi
ABSTRAK……………………………………………………………………..
xix
ABSTRACT……………………………………………………………………
xx
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………..
5
C. Pembatasan Masalah…………………………………………….
7
D. Perumusan Masalah……………………………………………..
7
E. Tujuan Penelitian………………………………………………..
8
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
digilib.uns.ac.id
F. Manfaat Penelitian………………………………………………
8
LANDASAN TEORI……………………………………………….
9
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………………
9
1. Minat Membaca…………………………………………….
9
a. Pengertian minat ………….……………………………
9
b. Cara menemukan minat …………...…………………..
10
c. Pengertian Membaca…………………………………..
10
d. Tujuan Membaca………………………………………
13
e. Aspek-aspek dalam Membaca…………………………
14
f. Membaca Nyaring……………………………………..
15
g. Membaca Dalam hati…………………………………..
16
2. Kosakata……………………..…………………………….
19
3. Kemampuan Menulis Argumentasi ……………….………
22
a. Pengertian Menulis …………………………………….
22
b. Karangan di Sekolah Dasar……………………………..
24
c. Manfaat Menulis ………………………………………..
28
B. Penelitian yang Relevan…………………………………………
29
C. Kerangka Berfikir………………………………………………
30
1. Pengaruh Minat Membaca terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi ……………………………………………...
30
2. Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi……………………………………...
commit to user x
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengaruh Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata
BAB III
terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi …………....
31
D. Hipotesis………………………………………………………..
32
METODE PENELITIAN………………………………………….
33
A. Jenis Penelitian…………………………………………………
33
B. Populasi, Sampel dan Sampling………………………………..
33
1. Populasi……………………………………………………
33
2. Sampel…………………………………………………….
33
3. Sampling…………………………………………………..
34
C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….
34
1. Tempat Penelitian………………………………………….
34
2. Waktu Penelitian…………………………………………..
34
D. Variabel Penelitian……………………………………………..
35
1. Variabel Bebas…………………………………………….
35
2. Variabel Terikat……………………………………………
36
E. Metode Pengambilan dan Penyusunan Instrumen…..…………
36
1. Kemampuan Menulis Argumentasi..………………………
36
2. Minat Membaca.……………………………………………
37
3. Penguasaan Kosakata………………………………………
39
a. Uji Validitas…………………………………………….
41
b. Uji Reliabilitas………………………………………….
42
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Menentukan Taraf Kesukaran…………………………..
44
d. Uji Daya Pembeda……………………………………..
45
4. Teknik Uji Prasyarat Analisis……………………………..
46
5. Teknik Analisis Data.……………………………………..
48
F. Hipotesis Statistik…………………………………..………….
51
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………..
52
A. Hasil Uji Coba Instrumen Angket………………………………
52
1. Angket minat membaca…………………………………….
52
2. Angket Penguasaan Kosakata………………………….......
54
3. Angket Kemampuan menulis argumentasi…………………
57
B. Deskripsi Hasil Pengumpulan Data……………………………
58
1. Angket Minat Membaca…………………………………..
58
2. Angket Penguasaan Kosakata…………………………….
60
3. Angket Kemampuan Menulis Argumentasi……………….
61
C. Analisis Data………………………………………………….
63
1. Uji Prasyarat Analisis…………………………………….
63
a. Uji Normalitas Data Minat Membaca………………..
63
b. Uji Normalitas Data Penguasaan Kosakata………….
64
c. Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Argumentasi.
65
2. Analisis Regresi Linier …………..……………………….
66
3. Uji Hipotesis……………………………………………….
67
D. Pembahasan Analisis……………………………………………
commit to user xii
69
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V.
digilib.uns.ac.id
E. Keterbatasan Penelitian…………………………………………
71
PENUTUP…………………………………………………………..
74
A. Kesimpulan………………………………………………………
74
B. Implikasi…………………………………………………………
75
C. Saran…………………………………………………………….
78
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
commit to user xiii
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL 1.
Kisi-kisi Tes Menulis Argumentasi…………….…………
37
TABEL 2.
Angket menyusun kisi-kisi Minat Membaca ……………..
38
TABEL 3.
Menyusun Kisi-kisi Penguasaan Kosakata........…………..
40
TABEL 4.
Hasil Uji Validitas Angket Minat Membaca…....................
52
TABEL 5.
Komputasi Uji Reliabilitas Angket Minat Membaca………
53
TABEL 6.
Hasil Uji Validitas Angket Penguasaan kosakata…………
55
TABEL 7.
Komputasi Uji Reliabilitas Angket Penguasaan Kosakata
55
TABEL 8.
Hasil Uji Validitas Angket Kemampuan Menulis Argumentasi………………………………………………
57
TABEL 9.
Komputasi Uji Reliabilitas Angket………………………
58
TABEL 10.
Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Minat Membaca….
59
TABEL 11.
Ukuran tendensi sentral data minat membaca…………….
60
TABEL 12.
Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Penguasaan kosakata.
60
TABEL 13.
Ukuran tendensi sentral data penguasan kosakata………….
61
TABEL 14.
Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Kemampuan Menulis Argumentasi……………………………………………….
62
TABEL 15.
Ukuran tendensi sentral data kemampuan menulis argumentasi..
62
TABEL 16.
Uji Normalitas Data minat membaca…………………………..
63
TABEL 17.
Uji Normalitas Data Penguasaan kosakata…………………….
64
TABEL 18.
Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Argumentasi………
65
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran……………………………………………
31
GAMBAR 2 Pengujian Statistik……………………………………………..
50
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 A
Kisi-kisi Angket Minat Membaca (Uji Coba)………
82
LAMPIRAN 1 B
Instrumen Penelitian Minat Membaca………………
83
LAMPIRAN 2 A
Kisi-kisi Angket Penguasaan Kosa kata (Uji Coba)..
87
LAMPIRAN 2 B
Instrumen Penelitian Tes Penguasaan Kosa Kata…..
88
LAMPIRAN 3 A
Kisi-kisi Angket Menulis Argumentasi……………..
93
LAMPIRAN 3 B
Soal Tes Menulis Argumentasi……………………..
94
LAMPIRAN 4
Hasil Angket Minat Membaca……………………….
95
LAMPIRAN 5
Hasil Angket Penguasaan Kosa Kata………………..
96
LAMPIRAN 6
Hasil Kemampuan Menulis Argumentasi……………
97
LAMPIRAN 7
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Membaca
98
LAMPIRAN 8
Hasil Validitas Instrumen Angket Pengusaaan Kosa Kata
99
LAMPIRAN 9
Hasil Uji Coba Angket Kemampuan Menulis Argumentasi ………………………………………….
100
LAMPIRAN 10
Uji Reliabilitas Angket Minat Membaca………………
101
LAMPIRAN 11
Uji Reliabilitas Angket Penguasaan Kosakata…………
102
LAMPIRAN 12
Uji Reliabilitas Menulis Argumentasi……………………. 103
LAMPIRAN 13
Analisis Angket Minat Membaca………………………..
104
LAMPIRAN 14
Analisis Angket Penguasaan Kosakata………………….
106
LAMPIRAN 15
Angket Kemampuan Menulis Argumentasi……………..
109
LAMPIRAN 16
Uji Normalitas Data Minat Membaca…………………...
111
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 17
Uji Normalitas Data Penguasaan Kosakata……………..
112
LAMPIRAN 18
Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Argumentasi
113
LAMPIRAN 19
Tabel Kerja Analisis Data Regresi dan Korelasi ……….
114
LAMPIRAN 20
Analisis Regresi Linear Sederhana y atas x1 ……………
115
LAMPIRAN 20A
Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Sederhana Y atas X1 …………………………………. ……………
116
LAMPIRAN 21
Analisis Regresi Linear Sederhana y atas x2 ……………
120
LAMPIRAN 21A
Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Sederhana Y atas X2 …………………………………. ……………
121
LAMPIRAN 22
Analisis Korelasi Sederhana X1 dengan X2 …………….
124
LAMPIRAN 23
Analisis Korelasi Sederhana X1 dengan Y .…………….
126
LAMPIRAN 24
Analisis Korelasi Sederhana X2 dengan Y .…………….
128
LAMPIRAN 25
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana X1 dengan Y ………………………………. ……………
LAMPIRAN 26
130
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana X2 dengan Y ………………………………. ……………
131
LAMPIRAN 27
Analisis Regresi Linear Ganda Y atas X1 X2.……………. 132
LAMPIRAN 28
Uji Signifikansi Regresi Linear Ganda Y atas X1 X2.……. 135
LAMPIRAN 29
Uji Signifikansi Koefisien Analisis Regresi Linear Ganda Y atas X1 X2 ………………………..…….. 136
LAMPIRAN 30
Analisis Korelasi Ganda X1 X2 dengan Y ………….…… 138
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN 31
digilib.uns.ac.id
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda X1 X2 dengan Y …………………………………………..…….
135
LAMPIRAN 32
Sumbangan X1 terhadap Y ………………………………. 140
LAMPIRAN 33
Sumbangan X2 terhadap Y ………………………………. 141
LAMPIRAN 34
Sumbangan X1 X2 terhadap Y ……………………………. 142
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Musriyatun. S.810809310. PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN 2010. Tesis. Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara (1) minat membaca dan kemampuan menullis argumentasi (2) penguasaan kosakata dan kemampuan menulis argumentasi (3) minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010 dengan menggunakan metode angket, teknik tes, teknik uji prasyarat analisis dan teknik analisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif yang siginifikan antara minat membaca dengan kemampuan menulis argumentasi (ry.1 = 0,76 koefisien korelasi diuji signifikansinya dengan uji-t diperoleh t hitung = 7,21 pada taraf nyata α = 0,05 dengan n = 40 diperoleh t tabel = 1,684); (2) ada pengaruh positif penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis argumentasi (ry.2 = 0,68 koefisien korelasi diuji signifikansinya dengan uji-t diperoleh t hitung = 5,72 pada taraf nyata α = 0,05 dengan n = 40 diperoleh t tabel = 1,684); (3) ada pengaruh positif minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersamasama dengan kemampuan menulis argumentasi (ry.12 = 0,76 koefisien korelasi signifikansi dengan uji-F diperoleh F hitung = 26,07, pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 37 diperoleh Ft sebesar 3,26). Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama minat membaca dan penguasaan kosakata memberikan sumbangan terhadap kemampuan menulis argumentasi. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi kemampuan menulis argumentasi. Dilihat dari kuatnya hubungan tiap variabel prediktor (bebas) dengan variabel respons (terikat), hubungan minat membaca dengan kemampuan menulis argumentasi lebih kuat dibandingkan dengan hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis argumentasi. Ini menunjukkan bahwa minat membaca menjadi prediktor yang lebih baik dari pada penguasaan kosakata. Konsekuensinya, guru yang mengajar pelajaran
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahasa Indonesia perlu lebih memprioritaskan aspek minat membaca dalam meningkatkan kemampuan menulis argumentasi dari pada aspek penguasaan kosakata.
Kata kunci : minat membaca, penguasaan kosakata, kemampuan menulis Argumentasi
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Musriyatun. S.810809310. EFFECT OF READING INTEREST AND VOCABULARY MASTERING ON ARGUMENTATIVE WRITING ABILITY AT THE 6TH GRADE PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN SUBDISTRICT OF WONOGIRI 2010. Thesis. Surakarta: Education Technology Study Program of Postgraduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta. January 2011.
This research intends to having know the effect between (1) reading interest and argumentative writing ability (2) vocabulary mastering and argumentative writing ability (3) reading interest and vocabulary mastering together with argumentative writing ability. The research was conducted of effect of reading interest and vocabulary mastering on argumentative writing ability at the 6th grade public elementary school students in sub district of Wonogiri 2010 by using questionnaire method, technique of test, technique test of precondition analysis and technique of data analysis. Analysis result showed that (1) there is a significant positive effect between reading interest with argumentative writing ability (ry.1 = 0,76 correlation coefficient tested of the significancy with t-test and founded t-count = 7,21 at the level of significance α = 0,05 with n = 40 achieved t-table = 1,684); (2) there is a positive effect between vocabulary mastery with argumentative writing ability (ry.2 = 0,68 correlation coefficient tested of the significancy with t-test and founded t-count = 5,72 at the level of significance α = 0,05 with n = 40 achieved t-table = 1,684); (3) there is a positive effect between reading interest and vocabulary mastery together with the argumentative writing ability (ry.12 = 0,76 significancy correlation coefficient by F-test achieved F-count = 26,07, at the level of significance α = 0,05 with numerator dk 2 and denominator dk 37 is achieved Ft amount 3,26). From the result of research above can be explained that according by together reading interest and vocabulary mastery give up contribution for argumentative writing ability. It showing that both of that variable can be good predictor toward argumentative writing ability. Realizing from the strongthly relationship each predictor variable (free) with respons variable (bound), effect reading interest with argumentative writing ability is stronger than the effect of vocabulary mastery with argumentative writing ability. It showed that reading interest can be good predictor than vocabulary mastery. Consequently, theacher of Indonesian linguistic need more priority of reading interest
commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aspect in hand of increasing argumentative writing ability than vocabulary aspect.
Key words: reading interest , vocabulary mastery, argumentative writing ability
commit to user xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP SD Negeri 1 Wonoboyo (2007 : 73) di Sekolah Dasar, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Bahasa Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek-aspek:
mendengarkan,
berbicara,
membaca,
dan
menulis.
Kemampuan atau kemampuan menulis argumentasi merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar (2007 : 74) dijelaskan bahwa Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulis, menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Esensi bahasa adalah berkomunikasi. Bahasa saat ini merupakan sesuatu yang dianggap penting akan keberadaannya dan peranannya. Bahasa merupakan alat
commit to user xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komunikasi yang bisa dinikmati oleh semua makhluk di belahan bumi ini, karena dengan bahasa, kita akan mengetahui berbagai macam informasi. Bloomfield (1977 : 42) mengatakan bahwa Semua aktivitas manusia yang terencana didasarkan pada bahasa. Bahasa sendiri mempunyai bentuk dasar berupa ucapan atau lisan. Jadi jelas bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi, dan komunikasi itu adalah menulis. Hal senada disampaikan oleh Bygate (1987 : 26) bahwa Dalam menulis sesorang harus mempunyai pengetahuan keterampilan perspektif motorik, dan keterampilan interaktif. Maka, agar dapat bercerita dengan baik seseorang harus mempunyai kompetensi kebahasaan yang memadai serta unsurunsur yang menjadi syarat agar proses menulis nya dapat lancar, baik dan benar. Unsur-unsur tersebut adalah lafal, intonasi, ejaan, kosakata dan sebagainya. Sementara itu kemampuan atau kemampuan menulis, dianggap sebagai salah satu kemampuan berbahasa yang dijadikan tolok ukur dalam menentukan kualitas kemampuan berpikir seseorang. Menulis merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan seseorang yang menekankan komunikasi yang bersifat dua arah, yaitu memberi dan menerima Apabila dicermati dalam keseharian, tidak semua siswa SD Negeri Kecamatan Wonogiri dalam menulis
memiliki kemampuan yang baik dalam
menyampaikan isi pesannya kepada orang lain. Kemampuan itu adalah kemampuan dalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan tepat antara apa yang ada dalam
commit to user xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya, sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang sama atau pas dengan keinginan si pembaca. Indikatornya adalah jika siswa diberikan tugas menulis sebuah argumentasi dari suatu masalah, maka tulisan itu kurang bisa diterima oleh siswa lain. Ini menandakan siswa SD Negeri Kecamatan Wonogiri belum mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan isi kepada orang lain. Pada hakikatnya, siswa telah menyadari bahwa kemampuan menulis merupakan sarana untuk berkomunikasi, atau bekal melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Namun perlu diketahui bahwa setiap mendapat tugas menulis siswa seringkali mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut dapat berupa kesulitan dalam pemilihan kosakata yang tepat, kurang lancar menulis , maupun kurang jelas dalam mengungkapkan gagasannya. Kosakata sebagai salah satu unsur bahasa memegang peranan penting dalam kegiatan menulis . Melalui kata-kata, kita dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, serta perasaan terhadap orang lain. Keluhan tentang rendahnya kemampuan menulis argumentasi siswa, juga sering dilontarkan oleh beberapa guru Sekolah Dasar (SD). Padahal di jenjang Sekolah Dasar inilah merupakan awal dan dasar dalam pembinaannya. Namun, di sisi lain berdasarkan kondisi objektif yang ada harus diakui bahwa guru atau pengajar kurang intensif terhadap penanganan pembelajaran menulis argumentasi. Pemilihan metode yang kurang tepat, pengelolaan pembelajaran yang kurang optimal, rendahnya kesempatan yang
commit to user xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diberikan kepada siswa untuk berlatih dalam mengutarakan pendapatnya merupakan penyebab
lain
dari
kegagalan
siswa
dalam
menulis
argumentasi.
Apabila dicermati lebih mendalam, faktor dalam diri siswa sebagai faktor dominan dalam pembelajaran menulis argumentasi. Faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya kemampuan menulis argumentasi adalah rendahnya pengetahuan tentang kaidah bahasa yang berlaku, minimnya penguasaan kosakata siswa, dan terbatasnya pengetahuan atau pengalaman yang akan disampaikan kepada lawan bicara atau pendengar. Selaras dengan hal tersebut, Henry Guntur Tarigan (1993 : 2) mengatakan bahwa Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Faktor lain yang diduga mempengaruhi kemampuan menulis argumentasi adalah minat membaca. Minat membaca yang tinggi, siswa akan senang membaca dan pada gilirannya siswa memperoleh sejumlah konsep, pengetahuan, maupun teknologi. Dengan perolehan seperti itu akan mendukung siswa untuk terampil menulis argumentasi. Satu di antara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terwujudnya minat membaca yang tinggi adalah peranan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan harus benarbenar dapat memainkan peranannya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa perpustakaan merupakan jantung sekolah. Sekolah yang perpustakaannya hidup akan berkembang pesat dan lebih maju, sebaliknya sekolah yang perpustakaannya mati, pengembangan ilmu pengetahuan dari sekolah tersebut juga akan terhambat. Seiring
commit to user xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan keberadaan perpustakaan sekolah, pemerintah menaruh perhatian terhadap perkembangannya. Oleh karena itu digalakkan lomba perpustakaan sekolah. Semua itu untuk mendukung terciptanya pembelajar yang cerdas, terampil dan berkualitas. Kegiatan membaca dapat bermakna dan berkualitas apabila didorong oleh minat membaca yang tinggi. Sayangnya, tidak semua siswa mempunyai minat membaca yang tinggi. Minat membaca yang rendah diduga sebagai pemicu rendahnya penguasaan kosakata. Dengan demikian siswa yang minat bacanya rendah akan rendah pula penguasaan kosakatanya. Hal itu akan berlanjut pada kegiatan berbahasa
yang
lain
yang
berbentuk
menulis
argumentasi.
Henry Guntur Tarigan (1984 : 53), menyatakan bahwa Tanpa kemampuan menulis argumentasi yang memadai, siswa tidak dapat mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan baik. Kemampuan menulis argumentasi siswa tidak dapat dimiliki dengan tiba-tiba, tetapi harus melalui latihan yang teratur. Mengacu beberapa perkiraanperkiraan jawaban di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna menguji ada tidaknya hubungan signifikan antara minat membaca dan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis argumentasi. Untuk itu, penelitian ini bertolak dari anggapan bahwa minat membaca berpengaruh terhadap kemampuan menulis argumentasi. Keduanya diduga mempunyai hubungan yang sangat erat. Selain itu penguasaan kosakata seseorang juga dianggap berpengaruh terhadap kemampuan menulis argumentasi sehingga antara minat membaca, penguasaan kosakata, dan kemampuan menulis argumentasi
commit to user xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
saling berhubungan dan mempengaruhi.
B. Identifikasi Masalah Keterampilan menulis argumentasi merupakan keterampilan menulis yang penting dimiliki oleh siswa untuk melatih berpikir kritis dan mengungkapkan suatu pendapat serta pengalaman pribadi siswa tentang objek atau kondisi tertentu secara tertulis. Tetapi tercapainya kemampuan siswa menulis argumentasi tersebut tidak sepenuhnya tercapai dengan baik. Banyak permasalahan tentang kemampuan siswa menulis dengan baik dan benar. Beberapa pokok permasalahan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan proses dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Minimnya perbendaharaan kosakata siswa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menuangkan gagasan melalui bahasa tulis. 2. Terbatasnya buku perpustakaan sekolah menyebabkan kurangnya minat membaca siswa, sehingga tidak mendorong siswa untuk berkunjung atau membaca di perpustakaan. 3. Kurangnya pengetahuan siswa tentang aturan atau prinsip penulisan yaitu dari segi ejaan, kosakata, kalimat, paragraf, tata bahasa, dan sebagainya. 4. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah cenderung menitikberatkan pada faktor pengetahuan atau teori bahasa yang bersifat kognitif. 5. Masih rendahnya minat siswa untuk berlatih menulis karena di sekolah tidak diciptakan situasi dan kondisi yang merangsang siswa untuk berlatih menulis.
commit to user xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Pemahaman siswa tentang berbagai model dan bentuk tulisan sering menjadikan siswa kurang tepat dan kurang berminat untuk menulis argumentasi. 7. Lingkungan siswa (keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang kurang mendukung kegiatan menulis bagi siswa. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat terarah dengan pembahasan lebih mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Pengaruh minat membaca terhadap kemampuan menulis argumentasi. 2. Pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi. 3. Pengaruh secara bersama-sama minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan berbagai hal yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh minat membaca siswa terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010? 2. Apakah ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010? 3. Apakah ada pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-
commit to user xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sama terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh minat membaca siswa terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010. 2. Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010. 3. Ingin mengetahui ada tidaknya minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010.
F. Manfaat Penelitian Setelah tujuan penelitian ini tercapai, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak. Secara rinci diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut: 1. Untuk memberikan gambaran tentang pengaruh minat membaca siswa
commit to user xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa. 2. Memberikan informasi kepada guru tentang minat membaca siswa dan penguasaan kosakata siswa. 3. Meningkatkan pemahaman peneliti tentang minat membaca dan penguasaan kosakata.
commit to user xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Membaca a. Pengertian Minat Pengertian minat menurut Hasan Alwi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 69) adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah, dan keinginan. Marsudi (1982:12) mengemukakan definisi minat adalah suatu gejala psikis yang dialami terkadang berupa perasaan senang dan menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap obyek tertentu yang menarik. Menurut Winkel (1983: 30) dalam bukunya Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, mengemukakan definisi Minat adalah kecenderungan menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan Hurlock (1980: 115) mendefinisikan minat sebagai “Sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya“. Selain itu, Hurlock (1980:114) mengatakan bahwa minat adalah sesuatu yang menimbulkan motivasi yaitu motivasi intrinsik yang berpengaruh sangat potensial terhadap pembentukan motivasi dan bertahan lebih lama jika dibanding motivasi ekstrinsik. Berdasarkan keterangan beberapa ahli yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan pengertian minat yaitu kecenderungan menetap dari seorang individu untuk
commit to user xxxii 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengidenifikasikan dirinya dengan lingkungan yang menimbulkan motivasi. b. Cara Menemukan Minat Cara menemukan indikator minat pada siswa tidak ada suatu metode yang dihasilkan, yaitu perasaan senang, bergairah, simpati, tekun, takut, segan, benci, bosan pada unsur-unsur kegiatan belajar. Elizabeth (1980: 116) dalam bukunya Perkembangan Anak mengemukakan cara cara menemukan minat pada anak yaitu: “(a) Pengamatan kegiatan, yaitu dengan mengamati mainan anak, apa yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktifitas yang ada unsur spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka. (b) Pertanyaan, yaitu pertanyaan yang terus menerus tentang sesuatu, maka mnat anak terhadap hal tersebut lebih besar dari hal yang lain. (c) Pokok Pembicaraan, apa yang dibicarakan anak orang dewasa dan teman mereka memberi petunjuk menemukan minat mereka. (d) Membaca, bila anak bebas memilih buku untuk dibaca, anak memilih topik yang diminatinya. (e) Menggambar spontan, apa yang mereka gambar atau lukis secara spontan dan seberapa sering lakukan akan memeberi petunjuk minat mereka. (f) Keinginan, apabila mereka ditanya keinginan mereka tentang sesuatu jika mereka dapat memperoleh yang mereka inginkan akan memberi petunjuk mereka. (g) Laporan mengenai apa saja yang diminatinya. Jika diminta untuk menulis benda atau kegiatan apa yang mereka minati maka akan memberikan petunjuk minat mereka
c. Pengertian Membaca Membaca mengandung pengertian melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati saja (Hasan Alwi dalam KBBI, 2001: 83). Dari pengertian ini, maka membaca bukan sekedar melihat isi bacaan saja tetapi juga harus dapat memahami atau menangkap maksud dari bacaan tersebut. Selain itu di dalam membaca juga mempunyai aturan tertentu antara lain harus mengerti tentang tanda baca, menggunakan intonasi yang tepat, sehingga jika ada orang yang membaca, maka orang
commit to user xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang mendengar dapat memahami apa yang didengar dari pembaca tersebut. Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa mengatakan bahwa Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa diantara ketrampilan berbahasa yang lain yaitu ketrampilan menyimak (Listening Skills), ketrampilan berbicara (Speaking Skills) dan ketrampilan menulis (Writing Skills)”. (Tarigan, 1987: 1). Membaca adalah kegiatan yang “aktif”. Agar siswa dapat membaca secara “aktif”, mereka perlu dilatih untuk dapat “mengkomunikasikan” dua hal berikut: (a) apa yang sudah mereka ketahui (apa yang ada di pikiran mereka),dengan (b) isi atau cerita yang sedang mereka telusuri melalui kegiatan membaca
teks (Purwanto, 1997: 6).
Oleh karena itu, kegiatan membaca teks dapat diawali dengan pertanyaan bimbingan, yakni pertanyaan awal untuk mengarahkan pikiran dan pandangan siswa. Dengan demikian, sebelum mulai membaca teks, siswa dibiasakan memanggil kembali pengalaman mereka yang berkaitan dengan isi bacaan yang mereka hadapi. Kegiatan “pemanasan” pikiran seperti ini perlu dilakukan supaya siswa tidak membaca dengan pikiran kosong, tetapi ada sesuatu yang dapat dibandingkan atau diadu dengan isi teks yang akan mereka baca. Cara lain, selain dengan pertanyaan bimbingan yang dapat dilakukan pada kegiatan “pemanasan” itu ialah meminta siswa menebak apa yang akan terjadi dengan cerita kelanjutannya. Pada kegiatan membaca teks, siswa perlu disadarkan bahwa ada bermacammacam jenis teks. Oleh karena itu, bermacam-macam pulalah cara pembaca menggerakkan
commit to user xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mata dalam merambah rentetan kata. Jenis cara membaca ditentukan, antara lain, oleh apa tujuan membaca dan teks apa yang dihadapi. Membaca untuk memahami isi sebuah teks secara mendalam atau rinci berbeda dengan membaca untuk menangkap garis-garis besar atau isi pokok dalam suatu bacaan. Membaca buku pelajaran kimia berbeda dengan membaca surat kabar dan berbeda pula dengan membaca kamus. Dengan demikian, sekurang-kurangnya dapat dilatihkan tiga jenis cara membaca: membaca mendalami, membaca cepat, dan membaca “memindai” atau “tatap henti” (scanning). Pada kegiatan “membaca mendalami”, dengan tujuan menangkap isi teks secara mendalam, siswa perlu membaca teks secara pelan-pelan dan, jika perlu, melakukan pembacaan ulang. Pada kegiatan “membaca cepat”, dengan tujuan menangkap garis-garis besar atau hal-hal yang tampak di permukaan, waktu yang diberikan perlu dibatasi, misalnya dua atau tiga menit saja. Dalam kegiatan membaca cepat ini siswa perlu diberi tahu supaya menghindarkan diri dan membaca mundur (membaca ulang) dan supaya melewati bagman yang menyajikan uraian yang rinci. Pada kegiatan “membaca memindai”, siswa perlu dilatih untuk menggerakkan mata secara melompat-lompat untuk mencari kata atau rentetan kata tertentu yang diperlukan. Baru setelah kata atau rentetan kata yang dicari itu ditemukan, tatapan mata berhenti untuk memahami isinya. Salah satu contoh teks untuk kegiatan membaca seperti ini ialah kamus. Atau, dapat pula kegiatan ini diterapkan untuk pada tugas mencari kata-kata sukar di dalam sebuah teks. Jika pemahaman siswa tentang sebuah teks hendak diuji. ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan. Kegiatan yang lazim berupa daftar pertanyaan untuk
commit to user xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dijawab oleh siswa. Untuk kegiatan seperti ini hendaknya diperhatikan supaya siswa, selain diarahkan untuk memahami hal-hal yang tersurat pada teks. juga dilatih untuk menangkap hal-hal yang tersirat. Bentuk kegiatan yang lain ialah meminta siswa untuk membuat daftar pertanyaan. Untuk jenis ini, siswa dapat saling menukarkan daftar pertanyaannya untuk dijawab oleh temannya. Membuat pertanyaan juga dapat menguji pemahaman karena hanya setelah mereka memahami isi teks, dan tidak sebelumnya siswa akan dapat membuat pertanyaan. Bentuk lain lagi ialah meminta siswa merangkum atau mengungkapkan kembali isi teks; ini dapat dilakukan secara lisan ataupun secara tulis. Mampu merangkum berarti mampu menangkap isi pokok sebuah teks. Bentuk rangkuman dapat berupa penulisan judul teks, penulisan kembali isi teks dengan satu atau beberapa kalimat, atau yang lebih panjang dan itu.
d. Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca Membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna berhubungan erat dengan maksud dan tujuan” (Tarigan, 1979:9). Beberapa hal yang penting berkaitan dengan kegiatan membaca adalah sebagai berikut : (1) Membaca untuk memperoleh ide–ide utama, yaitu membaca untuk memperoleh topik yang baik atau menarik, masalah yang ada pada cerita, apa yang dipelajari atau apa yang dialami oleh sang tokoh., (2) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, yaitu membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada
commit to user xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap bagian cerita, apa yang terjadi pada mula pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. (3) Membaca untuk menyimpulkan, membaca referensi, yaitu membaca untuk menemukan mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang pada para pembaca. (4) Membaca untuk mengelompokkan yaitu membaca untuk menemukan apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu, yang benar dan tidak benar. (5) Membaca menilai atau mengevaluasi yaitu membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin hidup meniru mereka atau tidak. (6) Membaca membandingkan atau mempertentangkan, yaitu membaca untuk menemukan bagaimana cara tokoh itu berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan sebelumnya”. (Tarigan, 1987: 10)
Berdasarkan keterangan di atas, membaca dapat dipakai untuk mengetahui ide-ide pokok dari suatu bacaan. Jika dihubungkan dengan membaca cerita, maka membaca dapat dipakai untuk mengetahui ide pokok cerita, susunan caerita per bagian, mengetahui alasan perbuatan atau perilaku tokoh, menemukan sesuatu yang tidak wajar dari perilaku tokoh, mengevaluasi keberhasilan sang tokoh dan membandingkan atau mempertentangkan bagaimana sang tokoh itu berubah. e. Aspek – aspek dalam Membaca Lebih lanjut Tarigan (1987: 11) menjelaskan bahwa secara garis besar, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu: (1) Ketrampilan mekanis, yang mencakup: pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat dan lain – lain), pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis), kecepatan membaca bertaraf
commit to user xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lambat. Untuk mencapai tujuan membaca secara mekanis ini maka aktifitas paling sesuai adalah dengan membaca nyaring atau membaca bersuara. (2) Ketrampilan pemahaman, yang mencakup: memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi atau keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), evaluasi dan penilaian (isi, bentuk), kecepatan membaca yang fleksibel yang disesuaikan dengan keadaan. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam ketrampilan pemahaman ini, maka aktifitas yang paling tepat adalah membaca dalam hati, yang dapat dibagi menjadi membaca ekstensif (mencakup membaca survei, membaca sekilas, membaca dangkal) dan membaca intensif (mencakup telaah isi: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide dan telaah bahasa: membaca bahasa asing, membaca sastra).
f. Membaca Nyaring Membaca nyaring adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang merupakan alat bagi Guru atau murid atau pembaca lainnya yang bersama – sama dengan pendengar akan memahami informasi, pikiran dan perasaan dari pengarang”. (Tarigan, 1987: 22). Membaca nyaring merupakan ketrampilan yang sangat komplek. Maksudnya ketrampilan merangkai kata, melisankan tulisan, penekanan, intonasi atau lagu kalimat, bahkan perasaan yang terkandung dalam kalimat yang dibaca perlu diperhatikan. Membaca nyaring biasanya berhubungan dengan penyimakan oleh orang lain. Membaca nyaring biasanya dilakukan di muka umum. Jika demikian, maka membaca nyaring harus menggunakan ketajaman dan kecepatan pandangan mata supaya ketika membaca tulisan itu, maka masih sempat membagi pandangan dengan pendengar yang dihadapi. Membaca nyaring sangat cocok untuk murid pemula, supaya dengan membaca nyaring, maka bunyi dari lafal baca dapat dikontrol dan dievaluasi. Selain itu maka membaca nyaring berguna untuk melatih intonasi dan lagu kalimat, supaya bacaan yang dibaca, akhirnya dapat
commit to user xxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimengerti maknanya, kemudian pesan dan perasaan yang dikandung dalam bacaan dapat tersampai pada pendengar.
g. Membaca dalam Hati Membaca dalam hati adalah membaca dengan tidak bersuara. (Tarigan, 1987:29). Membaca ini dilakukan dengan mengaktifkan mata dan memory atau ingatan saja. Tujuan dari membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi. Membaca ini biasanya dilakukan oleh pelajar yang sudah tidak lagi belajar pada pendidikan tingkat dasar. Membaca dalam hati secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1)
Membaca ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Luas dalam arti bahwa bahan
bacaan sangat banyak tetapi waktu yang dibutuhkan sangat singkat. Membaca ini bertujuan untuk menguasai secara garis besar tulisan dengan efektif dan efisien. Membaca ekstensif terdiri dari: a) Membaca survei. Membaca survei adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan meneliti dan menyelidiki terlebih dahulu bahan bacaan dengan mengamati indeks, mutu pengarang, latar belakang penulisan, meneliti per bab secara garis besar untuk memperoleh gambaran secara garis besar buku yang akan dibaca.
commit to user xxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Membaca sekilas. Membaca sekilas, yaitu kegiatan membaca dengan gerak mata yang cepat untuk segera memperoleh gambaran umum dari buku bacaan. Tujuan utama dari membaca sekilas adalah: (1) Untuk memperoleh kesan umum, (2) untuk menemukan hal tertentu dari sesuatu bacaan, (3) untuk menemukan bahan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam Perpustakaan. c) Membaca dangkal. Membaca dangkal adalah kegiatan membaca yang diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal serta bersifat di luaran. 2) Membaca intensif.
Membaca intensif adalah studi seksama, telaah uji dan penanganan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek. Yang termasuk membaca intensif yaitu : a) Membaca telaah isi. Setelah pembaca melakukan pembacaan sekilas, maka biasanya pembaca tertarik untuk menelaah isi lebih lanjut. Kegiatan untuk meneliti lebih lanjut dalam membaca dinamakan membaca telaah isi. Membaca telaah isi dibagi atas: (1) Membaca teliti, yang membutuhkan ketrampilan : survei yang cepat untuk memperhatikan atau melihat organisasi dan pendekatan umum, membaca seksama dan membaca ulang paragraf–paragraf untuk menemukan kalimat–kalimat judul dan perincian penting,
commit to user xl
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penemuan hubungan tiap paragraf dengan keseluruhan tulisan. (2) Membaca pemahaman, yaitu jenis membaca yang bertujuan untuk memahami: standar atau norma kesusastraan (meliputi puisi atau prosa, fakta atau fiksi, klasik atau modern, subyektif atau obyektif eksposisi atau normatif), resensi kritis yang berfungsi untuk menelaah tulisan yang berguna bagi kehidupan sehari–hari dan menghindari tulisan yang kurang bermutu, drama tulis agar pembaca memahami dan mengembangkan sikap kritis terhadap drama (meliputi prinsip kritik drama, unsur – unsur drama, jenis – jenis drama), pola fiksi yang mempunyai tujuan agar pembaca memahami unsur – unsur fiksi (meliputi permulaan dan eksposisi, pemerian dan latar, suasana, pilihan dan saran, saat penting, puncak, pertentangan, rintangan atau komplikasi, pola atau model, kesudahan atau kesimpulan, tokoh atau aksi, pusat minat, pusat tokoh, pusat narasi, jarak, skala, langkah) (Tarigan, 1987: 75).
b) Membaca telaah bahasa. Sebuah bacaan terdiri dari isi dan bahasa. Keduanya selalu hadir bersama untuk membentuk sebuah karya yang dapat dinikmati bersama. Setelah di depan dipaparkan mengenai membaca telaah isi, lebih lengkap lagi jika dibahas pula membaca telaah bahasa. Membaca telaah bahasa mencakup: (1) membaca bahasa (asing), (2) membaca sastra.
Tujuan dari membaca bahasa adalah 1. Memperbesar daya kata Untuk memperbesar daya kata, maka ada beberapa hal yang harus diketahui antara lain : (a) ragam bahasa, (b) mempelajari makna dari konteks (c) bagian – bagian kata
commit to user xli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(d) penggunaan kamus (e) makna – makna varian (f) idiom (g) sinonim dan antonim (h) konotasi dan denotasi (i) derivasi.
2. Mengembangkan kosa kata. Untuk mengembangkan kosa kata, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (a) bahasa kritik sastra (b) memetik makna dari konteks (c) petunjuk – petunjuk konteks. Tujuan dari membaca sastra adalah memahami keindahan rangkaian kata yang tercermin dalam keserasian dan keharmonisan bentuk dan isi. Untuk dapat memahami keindahan isi dari karya sastra, maka pembaca harus mengetahui seluk – beluk bahasa sastra. Jika pembaca tidak mengetahui seluk – beluk bahasa sastra, maka akan kesulitan untuk memahami keindahan isi dari karya sastra tersebut.
2. Kosakata a. Pengertian Kosakata Kata merupakan kesatuan terkecil yang mengandung ide, yang diperoleh dari bagian-bagian kalimat. Seperti pendapat Harimurti Kridalaksana (1984: 89) yang mengatakan bahwa kata adalah satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Chaedar Alwasilah (1993: 120) mengatakan bahwa kata adalah satu kesatuan
commit to user xlii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terpisah dan tak dapat diuraikan lagi. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki sifat bebas, baik sifat bebas vonetis dan gramatis. Tingkat keterpelajaran seseorang dapat diukur dengan seberapa banyak jumlah kata yang telah dikuasai. Dalam praktik proses belajar mengajar di kelas, agar dalam pengajaran kosakata lebih cepat dan tepat harus disiapkan kamus sebagai sumber rujukan, dengan tujuan bila menemukan kata-kata sukar dapat segera dicari artinya. Pengajaran kosakata pada pokoknya ialah mengajarkan penguasaan kata dengan maknanya. Namun, “menguasai kata” tidak hanya dalam pengertian mampu memahami arti berbagai macam kata melainkan juga mampu menggunakan berbagai macam kata pada kalimat. Menambah jumlah kata-kata baru, dengan mernahami artinya, dan menanamkan itu ke dalam ingatan siswa merupakan salah satu langkah utama yang dilakukan di dalam pengajaran kosakata. Namun, menghafalkan daftar kata bukan satusatunya langkah yang dapat diandalkan untuk membantu peningkatan “penguasaan kata.” Usaha menguasai kata perlu ditempuh dengan mengamati pemakaian kata di dalam teks. Kata dapat memiliki banyak makna dan semuanya itu dapat dicari informasinya dari kamus. Akan tetapi, di antara sekian makna itu, makna yang manakah yang dipilih? Hal itu bergantung pada pemakaian kata di dalam teks. Oleh karena itu, dua kegiatan ini perlu dilatihkan pada siswa, yaitu (a) mencari
commit to user xliii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
makna sebuah kata pada kamus dan (b) membandingkan keterangan dan kamus dengan bagaimana kata itu dipakai pada teks.. Namun, tanpa kamus pun, untuk kata-kata tertentu, makna dapat ditebak berdasarkan konteks pemakaiannya. Langkah ini pun perlu juga dilatihkan pada siswa. Langkah menebak makna ini dapat digabungkan dengan langkah pertama: pertama-tama siswa diminta menebak makna berdasarkan konteks lebih dulu, kemudian membandingkan hasil tebakan itu dengan uraian makna yang terdapat pada kamus. Termasuk dalam kegiatan memperkaya jumlah perbendaharaan kata ialah kegiatan meningkatkan penguasaan akan kata-kata bersinonim. Dengan modal kata-kata bersinonim, kemampuan siswa menulis akan meningkat. Mereka akan Iebih cermat memilih kata yang tepat untuk karangannya. Mereka tidak akan memakai kata yang sama secara berulang-ulang sehingga karya tulisnya lebih enak dan menarik untuk dibaca. Kosakata atau perbendaharaan kata menurut Roekhan (1991:25) memiliki cirri antara lain: (a) semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, (b) kalangan kata yang dimiliki seseorang, (c) kata-kata yang dipakai dalam suatu bidang tertentu, dan (d) daftar kata yang disusun dalam kamus dengan disertai penjelasan singkat dan praktis.
b. Penguasaan Kosakata Salah satu ciri kemahiran berbahasa seseorang adalah menggunakan kosakata yang dimiliki dan dikuasainya. Tanpa penguasaan sejumlah kosakata, seseorang akan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan atau mengkomunikasikan gagasannya. Menguasai kosakata bukan hanya mengetahui arti kata secara terpisah atau lepas, tetapi
commit to user xliv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harus mengerti arti kata tersebut apabila sudah ada dalam kalimat maupun konteks yang lebih luas. Bahkan mampu menerapkan kata-kata itu secara benar, baik secara lisan maupun tertulis. Penguasaan kosakata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pasif dan aktif. Pasif dapat dikatakan reseptif, aktif merupakan produktif. Penguasaan kosakata yang reseptif (pasif) digunakan untuk komunikasi yang bersifat menerima seperti menyimak dan membaca, sedangkan penguasaan kosakata produktif (aktif) digunakan untuk komunikasi yang bersifat mengeluarkan atau menyampaikan ide kepada orang lain seperti berbicara dan menulis.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata Kosakata yang dimiliki seseorang akan berubah seiring dengan perkembangan orang tersebut. Sehingga penguasaan kosakata seseorang dan yang lain berbeda. Menurut Yudiono (1984: 47) ada beberapa faktor dominan yang mempengaruhi tingkat penguasaan kosakata, yaitu latar belakang pengetahuan atau disiplin ilmu tertentu, usia, tingkat pendidikan, dan banyak sedikitnya referensi.
3. Kemampuan Menulis Argumentasi a. Pengertian Menulis Keterampilan menulis merupakan aspek keterampilan berbahasa. Dengan menulis, gagasan dan pikiran seseorang dapat diungkapkan untuk mencapai tujuan dan maksudnya. Henry Guntur Tarigan (1994: 21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut. Sedang menurut Muchsin Ahmadi (1990: 22)
commit to user xlv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendefinisikan menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan makna dalam tatanan ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu system konvensional yang dapat dilihat. Menurut Iim Rahmina (1997: 3), menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, perasaan, atau emosi secara tertulis. Dari beberapa pengertian tersebut, menulis dapat diartikan suatu kegiatan menuangkan gagasan, ide, buah pikiran, pengalaman, dan perasaan kepada orang lain dengan cara mengorganisasikan lambing bahasa atau huruf menjadi suatu kalimat yang teratur sehingga dapat dipahami orang lain dengan mudah. Menurut Hasan Alwi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 506), Karangan mengandung pengertian hasil mengarang; cerita; buah pena. Sedangkan arti kata mengarang itu sendiri adalah kegiatan tulis menulis. Pengertian di atas, maka karangan dapat diartikan sebagai hasil kegiatan tulis menulis. Berdasarkan isi dan penyampaiaannya, karangan dibagai menjadi empat jenis, yaitu: 1)
Karangan Jenis Narasi. Dalam karangan narasi atau cerita terdapat alur, penokohan, peristiwa dan penyelesaiannya. Alur adalah
peristiwa yang sambung menyambung dalam sebuah cerita yang ada hubungan sebab akibat. Penokohan adalah cara pengarang menentukan tokoh atau elaku dengan wataknya masing-masing dalam cerita. 2)
Karangan Jenis Deskripsi atau Lukisan Jenis karangan deskripsi melukiskan suatu keadaan dengan kalimat sehingga menimbulkan kesan yang hidup.
Lukisan itu dibuat seakan-akan pembaca melihat sendiri kejadian yang diceritakan. 3)
Karangan Jenis Eksposisi atau Paparan Karangan ini menjelaskan sesuatu kepada pembaca tentang apa yang menjadi gagasan kita. Semua bahan
harus dikumpulkan secara lengkap agar pembaca merasakan kejelasan dari apa yang kita paparkan. Paparan tersebut berisi penjelasan tanpa ada unsur mengajak atau mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Karangan jemis paparan ini hanya memberikan penjelasan tanpa suatu muatan tertentu. 4)
Karangan Jenis Argumentasi atau Persuasi Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi alasan yang kuat dan meyakinkan dalam suatu hal. Selain
memaparkan atau menjelaskan gagasan, mengemukakan alasan, bukti, contoh kejadian juga menganalisanya menurut hubungan sebab akibat. Karangan ini banyak digunakan untuk melakukan kajian terhadap sebuah teori baru atau mengusulkan suatu gagasan baru dengan alasan yang amat kuat. Tujuan dari argumentasi ini adalah untuk meyakinkan
commit to user xlvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembaca tentang hal yang diterangkan. b.
Karangan di Sekolah Dasar
Mengarang di sekolah dasar diajarkan dengan bertahap. Tahapan ini disesuaikan dengan taraf berfikir siswa. Mengarang di sekolah dasar dimulai dari hal yang kongkrit. Hal ini dilakukan dengan mengajak siswa menikmati situasi yang nyata dan disuruh melukiskan apa yang sudah dilihatnya. Karangan di sekolah dasar diajarkan dengan penekanan pada penuangan pikiran dan perasaan lebih dahulu. Selanjutnya syarat-syarat mengarang dapät diajarkan berangsur-angsur. Spontanitas dan keberanian mengarang (menyatakan isi hatinya berupa gambar-gambar maupun tulisan-tulisan) merupakan hal penting dalam mengarang. Menggambar spontan, menulis spontan tentang sesuatu, mengarang harus tumbuh dan berkembang selama anak-anak duduk di bangku sekolah dasar. Contohnya adalah (1) menceritakan gambar atau membicarakan gambar (2) menuliskannya (3) membacanya kembali (4) memperbaiki dan menyusun kembali. Jadi, pengajaran menggambar, bercakap-cakap, menulis /mengarang dihubungkan erat-erat satu sama lain dalam suatu proses belajar mengajar (Ngalim, 1997: 60). Setelah siswa lancar menuliskan tentang apa yang digambarnya, lanjutkan dengan menuliskan kalimat penjelas tentang benda-benda yang ada di sekitamya. Kemudian anak dilatih menuliskan kalimat di bawah gambar berseri. Siswa membacanya, menilainya, benar atau salah. Setiap anak membaca karangannya, anak dibiasakan untuk menilai, merasakan apakah susunan kalimatnya
commit to user xlvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
telah benar dan kata-katanya indah. Jika telah lancar biasakan siswa menuliskan beberapa kalimat tentang benda, hewan, atau tumbuhan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya siswa dibiasakan menuliskan ungkapan perasaannya yang dihubungkan dengan situasi alam sekitarnya. Sebagai contoh, guru bertanya kepada siswa tentang perasaan anak. Bagaimana perasaan anak jika hari mendung., pada saat pagi hari yang cerah., pada saat menjelang magrib tetapi ibu tidak di rumah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan sangat membantu anak dalam mengungkapkan perasaanya. Setelah muncul berbagai ungkapan perasaan dari anak maka mereka diajak untuk menyatakan ungkapan-ungkapan tersebut dalam bentuk cerita sederhana secara tertulis. Cara mengarang yang lain adalah dengan memancing lewat kegiatan menggambar. Guru menggoreskan garis di papan tulis. Siswa menebak apa kira-kira yang akan digambar oleh guru. Ada siswa yang mengatakan “gunung” ada juga yang mengatakan “sungai” atau rnungkin ada siswa yang mengatakan ‘Jalan”. Jika siswa mengatakan “gunung” maka siswa diminta untuk menggambar yang lain tetapi mulai dan huruf g -> misal gajah, gubuk -> pak Gani. Siswa mengembangkan imajinasinya dalam bentuk cenita antara gunung, gajah, gua, gubuk, dan Gani”. (Ngalim, 1997: 62)
Untuk siswa yang menyebut gambar sungai, maka siswa menggambar sawah, sapi, Sarmin. Siswa menghubungkan dalam ide cenita tentang sungai, sapi, sawah, Sarmin. Dengan demikian, jika siswa mengatakan “jalan”, maka siswa harus menggambar jalan, jip, jerapah, jurang, dan Joni. Siswa mengembangkan ide cerita tentang hubungan jip, jerapah, jurang, dan Joni. Setiap selesai siswa menuliskan karangan sederhananya, dibiasakan siswa
commit to user xlviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membaca kembali hasil karanganya kemudian menilai sendiri. Jika mereka merasa perlu untuk memperbaiki, maka tuntunlah mereka urmtuk memperbaikinya. Jika ada kesalahan, guru hanya mengatakan “coba yang lebih baik”; “coba ulangi; “coba pikir, apa yang paling tepat”. Artinya jangan sampai ada sikap guru yang membuat siswa merasa tidak mampu atau malas berbuat. Di kelas III pelajaran mengarang sedikit ada peningkatan dibandingkan pada waktu mereka masih di kelas satu atau dua. Kegiatan mengarang di kelas ini tidak lagi terbatas menguraikan gambar dengan bebas sesuai daya tangkap mereka tetapi gambar tersebut dibatasi dengan cara diberi judul.. Pada saat menceritakan tentang benda, hewan, atau tanaman yang sesuai lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang benda itu. Misalnya, anak menjelaskan tantang ayam. Anak menjelaskan tentang keadaan tubuh ayam, makanannya, cara hidupnya/ habitatnya, guna ayam bagi manusia, cara memeliharanya, perbedaan ayam dan jenis unggas lainnya, dan seterusnya. Hal lain yang penting lagi adalah membiasakan anak membuat buku harian (mulai dari kelas II). Biasakan siswa untuk menuliskan apa yang disenangi dan tidak disenangi. Menulis di buku harian sangat membantu anak dalam mengungkapkan perasaannya tanpa adanya batas-batas atau aturan dalam mengarang. Dengan demikian, anak merasa lebih bebas dalam mengekspresikan perasaannya dalam bahasa tulisan. Di kelas IV anak dibiasakan mengamati lingkungan sekitar (pasar, toko, kantor pos, bank, tempat pertunjukan, saat dia widyawisata) lebih rinci. Dari hasil pengamatan tersebut, anak diminta menceritakan ulang sesuai degan pengamatan masing-masing.
commit to user xlix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai contoh, anak mengamati pasar mka anak disuruh menceritakan tentang di mana letak pasar tersebut, bagaimana kondisi bangunan pasar, bagaimana penataannya, bagaimana hubungan antara penjual dan pembeli, apakah harganya lebih murah, apakah ada areal untuk parkir dan sebagainya. Demikian juga dalam hal menilai isi. Anak dibiasakan menentukan pokok pikiran dalam karangannya. Misalnya: kalau anak mengarang tentang kelasnya tentu ada penjelasan tentang keadaan fisik dan kelas itu. Mulai dari letak, luas kelas, keadaan kebersihan kelas, apakah yang akan mereka lakukan untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan kelasnya, dan seterusnya. Di kelas V dan VI diharpkan anak sudah memiliki kekayaan bahasa cukup banyak. Sehingga pelajaran mengarang dalam kelas ini dapat dimulai dengan menentukan judul sendiri. Setelah anak terampil menentukan judul sendiri, dapat dilanjutkan dengan melengkapi paragraf yang hilang dengan harapan anak dapat mengembangkan imajinasinya dengan bebas tetapi terbatas karena harus sesuai dengan pokok pikiran dalam paragraf tersebut. Tahap terakhir dalam pelajarang mengarang ini adalah anak belajar menyelesaikan karangan dengan pokok-pokok pikiran yang sudah ditentukan.
Tukar menukar hasil karangan antar siswa juga merupakan salah satu cara dalam meningkatkan nilai suatu karangan. Karena dengan kegiatan tersebut masingmasing siswa akan mempunyai penilaian sendiri dengan hasil karangan temannya, hal ini akan memberi nilai lebih bagi siswa tersebut yaitu, masing-masing siswa akan termotivasi untuk menunjukkan karangan yang lebih baik dari pada teman-temannya.
commit to user l
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sehingga tercipta suatu kompetisi yang posistif dalam kelas. c. Manfaat Menulis Secara umum fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi searah antara penulis dengan pembaca. Sebagai alat komunikasi maka tulisan harus mampu menyajikan pikiran penulis secara jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Menurut Sri Hastuti (1988: 1), menulis merupakan kegiatan yang kompleks dengan melibatkan cara berpikir teratur dan kemampuan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, tulisan seseorang dapat menunjukkan keteraturan berpikir penulisnya. Graves (dalam Sabarti Akhadiah, 1997: 14), manfaat menulis: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah (1) sebagai alat komunikasi, (2) menolong berpikir kritis, kreatif, dan inisiatif, (3) menyumbang kecerdasan, (4) menumbuhkan keberanian, dan (5) mendorong kemauan dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ani Sriningsih pada tahun 2004 dengan judul “Keterampilan Mengembangkan Paragraf Keterkaitannya dengan Minat Membaca
commit to user li
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Penguasaan Kosakata.” Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa: ada keterkaitan antara minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan mengembangkan paragraf.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliatun pada tahun 2009 dengan judul “Hubungan Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Bulusulur di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa: minat membaca dan penguasan kosakata secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan positif yang signifikan dengan keterampilan berbicara para siswa kelas VI SDN II Bulusulur di Kabupaten Wonogiri.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Minat Membaca terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi Adanya minat terhadap sesuatu biasanya akan memberikan dorongan yang kuat untuk berbuat aktif terhadap barang atau kegiatan yang menarik minatnya itu. Suatu aktivitas tidak akan berhasil mencapai tujuannya tanpa didasari minat terhadapnya. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, isi dan memahami makna bacaan. Bila suatu kondisi dilandasi adanya rasa senang dan penuh perhatian serta minat tinggi maka tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan tersebut akan tinggi pula. Dengan memiliki minat yang tinggi, maka frekuensi membaca juga tinggi yang akhirnya ilmu
commit to user lii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan dan pengalamannya akan bertambah. Berdasarkan hal tersebut, dapat diprediksikan bahwa dengan adanya minat membaca maka kemampuan menulis argumentasi akan berkembang. Sehubungan dengan hal itu, diduga ada pengaruh positif antara minat membaca terhadap kemampuan menulis argumentasi.
2. Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi Menulis argumentasi menggunakan media bahasa yang berupa kosakata. Oleh karena itu kosakata yang sesuai untuk mengungkapkan ide dan gagasannya dibutuhkan dalam menulis argumentasi. Dalam bentuk tulisan diperlukan kosakata yang tepat agar orang lain mengetahui apa yang dimaksudkannya. Jika tidak tepat maka pembaca tidak akan bisa memahami makna dan maksud dari apa yang disampaikan penulis melalui tulisan tersebut. Penguasaan kosakata dapat mendukung kemampuan menulis argumentasi, karena dengan penguasaan kosakata yang baik maka siswa akan mudah dan terampil dalam menulis argumentasi. Jadi, semakin banyak siswa memiliki perbendaharaan kosakata maka semakin baik pula dalam menulis arguimentasi. Kurangnya penguasaan kosakata seseorang maka akan berdampak pada sulitnya dalam mengkomunikasikan gagasannya.
3. Pengaruh Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Menulis Argumentasi Penguasaan kosakata yang baik akan mempermudah seseorang untuk memilih kata yang tepat yang digunakan untuk menulis. Dengan membaca tulisan maka makna yang ditangkap pembaca sama dengan maksud atau ide penulis. Kecuali hal tersebut dengan seringnya membaca akan menambah khasanah kosakata. Sehingga diduga bahwa siswa yang mempunyai penguasaan kosakata yang baik dan minat membaca yang tinggi, maka kemampuan menulis argumentasinya akan baik Kegiatan membaca dapat bermakna dan berkualitas apabila didorong oleh minat membaca yang tinggi. Sayangnya, tidak semua siswa mempunyai minat membaca yang tinggi. Minat membaca yang rendah diduga sebagai pemicu rendahnya penguasaan kosakata. Dengan demikian siswa yang minat bacanya rendah akan rendah pula
commit to user liii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penguasaan kosakatanya. Hal itu akan berlanjut pada kegiatan berbahasa yang lain yang berbentuk berbicara dan menulis argumentasi siswa kelas V dipengaruhi oleh minat membaca dan tingkat penguasaan kosakata. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut :
Minat 1
Membaca 3
Kemampuan Menulis
Penguasaan
2
Argumentasi
Kosakata
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Sesuai dengan rumusan masalah yang akan diselidiki, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh minat membaca siswa terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010.
commit to user liv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010. 3. Ada pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010.
commit to user lv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasikan penelitian dengan menggunakan teknik survey, interview, angket, observasi, tes, dan teknik lainnya. Sedang penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dapat dikatakan, penelitian jenis deskriptif korelasional merupakan penelitian yang berusaha untuk mengetahui atau menemukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh variabel yang satu dengan variabel yang lain. Analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik inferensial.
Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V Sekolah Dasar negeri Kecamatan Wonogiri tahun 2010/2011 yang berjumlah 54 sekolah yang terbagi dalam 6 gugus. Setiap gugus terdiri dari 7 sampai 10 sekolah yang berada di lingkungan gugus tersebut. 2. Sampel
commit to user lvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sampel penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010 sebanyak 40 siswa secara acak per kelas (per sekolah). 3. Sampling 33 cara random sampling. Langkahnya adalah Teknik sampling dilakukan dengan sebagai berikut: (1) melihat pembagian wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Wonogiri yang terbagi dalam 6 gugus. (2) Enam gugus yang ada diambil satu gugus secara acak. (3) Terhadap satu gugus terpilih diambil 3 sekolah secara acak. (4) Masing-masing sekolah terpilih diambil kelas V satu kelas secara acak yang akan digunakan sebagai subyek penelitian. Dari 3 kelas sampel berdasarkan kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian, diambil masing-masing sekolah untuk Sekolah Dasar Negeri I Wonoboyo 15 siswa, Sekolah Dasar Negeri IV Wonoboyo 15 siswa, Sekolah Dasar Negeri I Pokoh Kidul 10 siswa, sesuai dengan proporsional jumlah siswa tiap sekolah. Jadi, kesemua subyek ada 40 siswa.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dari hasil pemilihan sampel di atas, maka terpilih tiga Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wonogiri, yaitu Sekolah Dasar Negeri I Wonoboyo, Sekolah Dasar Negeri IV Wonoboyo, Sekolah Dasar Negeri I Pokoh Kidul. 2. Waktu Penelitian
commit to user lvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu bulan Oktober 2010 sampai bulan Maret 2011, dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan dimulai dengan pengajuan judul, penyusunan proposal penelitian, konsultasi proposal, dan pengurusan ijin ke tempat penelitian sesuai dengan rencana penelitian. Direncanakan berlangsung sampai dengan Maret 2011. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen penelitian, melakukan eksperimen pembelajaran kontekstual, mengadakan evaluasi belajar, pengambilan data, direncanakan berlangsung sampai Desember 2010. c. Tahap Penyelesaian Tahap ini merupakan tahap untuk menyusun laporan penelitian yang direncanakan sampai bulan Februari 2011.
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini ada macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Variabel bebas yang ada dalam penelitian ini ada dua yaitu minat membaca siswa dan penguasaan kosakata siswa. Minat membaca siswa dan penguasaan kosakata siswa dijelaskan sebagai berikut:
commit to user lviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Minat membaca siswa Definisi operasional dari minat membaca adalah kecenderungan untuk selalu ingin melakukan kegiatan membaca siswa dalam berbagai situasi dan kondisi. Indikator data variabel adalah skor angket. Untuk mengukur minat membaca, indikatornya adalah (1) Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk membaca, (2) Mengisi waktu luang siswa digunakan untuk membaca, (3) Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang topik bacaan, (4) Sikap terhadap pelajaran hasil bacaan, (5) Perasaan saat membaca, (6) Siswa memiliki frekuensi dan macam membaca yang sering, (7) Menghadapi kesulitan memahami isi bacaan, (8) Pemusatan perhatian pada bacaan saat membaca. Skala pengukuran variabelnya adalah skala interval adalah X1. b. Penguasaan Kosakata Siswa Definisi operasional dari seberapa banyak khasanah pengenalan dan jumlah kosakata Bahasa Indonesia yang dikuasai siswa. Indikator data variabel adalah skor angket. Skala pengukurannya adalah skala nominal dengan mengelompokkan menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Simbol variabel adalah X2. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis argumentasi. Definisi operasionalnya, nilai hasil karangan argumentasi siswa. Indikator variabel ini adalah nilai tes karangan siswa. Skala pengukurannya adalah interval. Simbol dari variabel ini adalah Y.
commit to user lix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode Pengambilan data dan Penyusunan Instrumen 1. Kemampuan Menulis Argumentasi Pengukuran kemampuan menulis argumentasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur tes berbentuk obyektif (tidak langsung) maupun subyektif (langsung). Penilaian terhadap kemampuan menulis argumentasi dapat dilihat dari beberapa unsur yang akan dinilai seperti organisasi isi, tata bahasa, pilihan kosakata, dan isi gagasan yang dikemukakan. Bobot masing-masing unsur ditentukan dengan pertimbangan skor akhir maksimum keseluruhan berjumlah 50. Untuk mengungkapkan data kemampuan menulis argumentasi dengan menggunakan instrumen tes. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode langsung (subyektif). Pada metode langsung instrumen tes berupa lembar soal yang berisi perintah penugasan siswa untuk mengarang. Sebelum membuat soal terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi. Berdasarkan kisi-kisi inilah baru disusun soal. Berikut adalah kisi-kisi tes menulis argumentasi. Tabel 1. Kisi-kisi Tes Menulis Argumentasi No
1
Aspek yang dinilai
Kesesuaian judul dengan isi karangan
Rentang nilai
Nilai/skor maksimal
0 s.d. 10
10
0 s.d. 10
10
(sangat tidak sesuai – sangat sesuai) 2
Ketepatan struktur kalimat
commit to user lx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(sangat tidak tepat-sangat tepat) 3
Ketepatan penggunaan ejaan
0 s.d. 10
10
0 s.d. 10
10
0 s.d. 10
10
(sangat tidak tepat-sangat tepat) 4
Ketepatan pilihan kata (sangat tidak tepat-sangat tepat)
5
Ketepatan penggunaan tanda baca (sangat tidak tepat-sangat tepat) Jumlah
50
Instrumen kemampuan menulis argumentasi dapat dilihat pada lampiran 3B. 2. Minat Membaca a. Pengukuran Minat Membaca Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket. Dengan metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi secara tertulis dengan sumber data atau responden penelitian. 1) Pengertian Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau apa yang diketahuinya. Tujuan dari metode angket ini adalah untuk mengungkap minat membaca siswa.
commit to user lxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Merumuskan Tujuan Angket ini digunakan untuk mengetahui data tentang tanggapan minat membaca siswa. c. Menyusun kisi-kisi Angket yang digunakan disusun berdasarkan kisi-kisi dapat dilihat pada tabel 1 berikut dan instrumen minat membaca dapat dilihat pada lampiran 1B. Tabel 2. Angket menyusun kisi-kisi Minat Membaca NO 1.
2
3.
Indikator Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk membaca Mengisi waktu luang siswa digunakan untuk membaca
Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang topik bacaan Sikap terhadap pelajaran hasil bacaan
4.
5. 6.
7.
Perasaan saat membaca Siswa memiliki frekuensi dan macam membaca yang sering Menghadapi kesulitan memahami isi bacaan Pemusatan perhatian pada bacaan saat membaca.
commit to user lxii
No Item
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 d. Menyusun Item Pertanyaan Menyusun item pertanyaan berdasarkan kisi-kisi. Dalam menyusun pertanyaan angket perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : 1) Bahasanya sederhana dan jelas 2) Petunjuk atau perintahnya jelas 3) Tingkat kesulitan soal atau pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan siswa. 4) Kalimatnya menarik 5) Option jawaban dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah ditebak oleh siswa. e. Membuat norma skoring Skoring siswa didasarkan atas pilihan jawaban angket. Jawaban setiap item instrumen disusun berdasarkan gradasi tertentu meliputi jawaban dari yang paling positif sampai jawaban paling negatif (Sugiyono, 2001: 87). Angket yang digunakan untuk mengungkap data adalah dengan angket tertutup yaitu angket dengan option jawaban sebanyak ada 3 jawaban yang meliputi (a) berminat, (b) cukup berminat, (c) kurang berminat. Skoring dilakukan dengan ketentuan bahwa jawaban (a) diberi skor 3, jawaban (b) diberi skor 2, jawaban (c) diberi skor 1. Total skor dari seluruh item yang dikumpulkan menjadi skor minat belajar siswa. 3. Penguasaan Kosakata Untuk mengetahui penguasaan kosakata dengan menggunakan teknik tes
commit to user lxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
obyektif berbentuk pilihan ganda dengan tiga alternatif jawaban yaitu a, b, dan c. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Tes disusun dengan tahapan seperti pada tabel 2 berikut dan instrumen tes penguasaan kosakata dapat dilihat pada lampiran 2B.
a. Menyusun Kisi-kisi Berikut ini adalah kisi-kisi yang digunakan untuk tes penguasaan kosakata : Tabel 3. Menyusun Kisi-kisi Penguasaan Kosakata NO
Aspek yang dinilai
No Item
Jumlah
1.
Konseptual
2,9
2
2
Standar
4,5,8
3
3.
Asosiatif
1,14
2
4.
Khusus
13,15
2
5.
Formal
3
1
6.
Konkret
6,7
2
7.
Situasional
10
1
8
Kata Ulang
11,12
2 15
commit to user lxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menyusun pertanyaan dan option jawaban Soal tes berbentuk tes obyektif dengan jawaban tertutup. Pertanyaan dibuat dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti siswa. Jumlah soal ada 20 butir soal. Sedangkan option jawaban sebanyak 3 macam. Sebelum digunakan, terlebih dahulu tes diujicoba. Uji coba soal tes dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumennya. Yaitu sebagai berikut:
a. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang digunakan valid atau tidak valid. Artinya valid adalah instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2001:96). Uji validitas yang dilakukan dengan cara melakukan ujicoba instrumen disebut validitas empiris (Arikunto, 1997:161). Dalam upaya melakukan uji validitas empiris, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur validitas eksternal instrumen. Validitas eksternal instrumen dilakukan dengan menghubungkan hasil tes dengan nilai lain di luar tes yaitu nilai rapor siswa pada kenaikan kelas tahun ajaran sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas eksternal adalah:
commit to user lxv
perpustakaan.uns.ac.id
r xy =
digilib.uns.ac.id
N å XY - å X å Y
{N å X 2 - (å X ) 2 }{N å Y 2 - (å Y ) 2 } (Arikunto, 1997:162)
keterangan : r xy = Koefisien korelasi N = Jumlah subyek penelitian X
= Jumlah skor item soal
Y
= Jumlah skor total Soal tes dikatakan valid jika rxy < rtabel. Jika tidak memenuhi syarat tersebut,
maka soal tidak bia digunakan untuk instrument penelitian. 1) Validitas Minat Membaca Berdasarkan hasil analisis butir soal minat membaca, ternyata dari 15 butir soal semuanya valid. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7. 2) Validitas Penguasaaan Kosakata Dari hasil analisis butir soal penguasaan kosakata, ternyata dari 20 butir soal semuanya valid. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 8. 3) Validitas Kemampuan Menulis Argumentasi Hasil analisis item soal kemampuan menulis argumentasi menyatakan bahwa dari 5 item soal semuanya valid. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
commit to user lxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lampiran 9.
b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keajegan atau keandalan instrumen pada berbagai situasi penelitian yang mungkin bervariasi. Keandalan instrumen mempunyai pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya karena konsisten untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk keperluan tersebut menurut Arikunto ( 1993 ; 165 ) digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
k å s b } (Arikunto, 1997:193) r11 = { }{1 2 k -1 st 2
Keterangan : r 11 : Releabilitas Instrumen ( Koefisien alpha ).
k b
t
2
: Banyaknya butir soal. 2
: Jumlah varians butir. : Varians total. Untuk mencari varian skor tiap item digunakan rumus:
s b2 =
åx
2
-
(å x ) 2 N
N
commit to user lxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan varian total digunakan rumus:
s t2 =
å y2 -
(å y ) 2 N
N
Untuk menentukan tingkat reliabilitas suatu soal, mengikuti norma reliabilitas dari Arikunto (1997:75) yaitu: 0 % £ r11 < 20% sangat rendah 20% £ r11 < 40% rendah 40% £ r11 < 60% cukup 60% £ r11 < 80% tinggi 80% £ r11 < 100% sangat tinggi Berdasarkan kriteria di atas, penelitian ini akan menggunakan soal dengan tingkat reliabilitas r11 > 40%. 1) Reliabilitas Minat Membaca Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket minat membaca, diperoleh hasil rhitung = 0,949 sedangkan rtabel dengan n = 10 (α=0,05) diperoleh harga sebesar = 0,632. Ternyata nilai rhitung > rtabel yaitu 0,949 > 0,632. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes minat membaca adalah reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 10.
commit to user lxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Reliabilitas Penguasaaan Kosakata Berdasarkan hasil uji reliabilitas penguasaan kosakata, diperoleh hasil rhitung = 0,932 sedangkan rtabel dengan n = 10 (α=0,05) diperoleh harga sebesar = 0,632. Ternyata nilai rhitung > rtabel yaitu 0,932 > 0,632. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes penguasaan kosakata adalah reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11. 3) Reliabilitas Kemampuan Menulis Argumentasi Berdasarkan hasil uji reliabilitas kemampuan menulis argumentasi, diperoleh hasil rhitung = 0,963 sedangkan rtabel dengan n = 10 (α=0,05) diperoleh harga sebesar = 0,632. Ternyata nilai rhitung > rtabel yaitu 0,963 > 0,632. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes minat membaca adalah reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12.
c. Menentukan Taraf Kesukaran Untuk menghitung indeks kesukaran soal tes digunakan rumus:
TK =
B JS (Arikunto, 1997:208)
Keterangan: TK = Taraf Kesukaran B
= Banyak siswa yang menjawab benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
commit to user lxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria taraf kesukaran adalah sebagai berikut: 0,70 < TK £ 1,00 soal mudah 0,30 < TK £ 0,70 soal sedang 0,0 < TK £ 0,30 soal sukar Dalam penelitian ini, soal yang digunakan mempunyai tingkat kesukaran sedang minimum 60%, tingkat kesukaran sukar maksimum 10% dan tingkat kesukaran mudah maksimum 30%.
d. Uji Daya Pembeda Perhitungan daya beda tes dilakukan dengan menghitung selisih proporsi peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas dan proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah sebagai berikut:
DB =
B A BB = PA - PB JA JB
(Arikunto, 1997:213)
Keterangan: DB
= Daya Pembeda
JA
= Banyak siswa kelompok atas
JB
= Banyak siswa kelompok bawah
BA
= Banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar
commit to user lxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BB
= Banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kualifikasi daya beda adalah sebagai berikut: 0,00 < DB £ 0,20 : Daya pembeda soal jelek (poor) 0,20 < DB £ 0,40 : Daya pembeda soal cukup (satisfaktory) 0,40 < DB £ 0,70 : Daya pembeda soal baik (good) 0,70 < DB £ 1,00 : Daya pembeda soal baik sekali (excelent) DB berharga negatif, maka daya pembeda soal tidak baik. Pada penelitian ini, soal akan digunakan sebagai instrumen penelitian jika mempunyai DB > 0,20.
4. Teknik Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut: Pengamatan X1, X2, .......... Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, .......... Zn
commit to user lxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan rumus:
Zi =
X1 - X S
dimana: Zi = Angka baku
x = rata-rata dengan
Sx I n
S
= simpangan baku
S
n × Sxi 2 - (SXi 2 ) = n (n - 1) Untuk angka baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F (Z1) = P (Z £ Zi). Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, .........., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini digunakan oleh S (Zi), maka S (Zi) = banyaknya
Z1 , Z 2 ....Zn £ Zi Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan n
harga mutlaknya Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak sebutkan harga terbesar Lo. Dalam penentuan ditolak atau diterima ditentukan dengan kriteria: 1) Jika Lohitung > Ltabel maka ditolak hipotesis statistika berarti distribusi sebarannya tidak normal
commit to user lxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Jika Lohitung < Ltabel maka diterima hipotesis statistik berarti distribusi sebarannya normal (Sudjana, 1996: 466) b. Uji Linearitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan linier yang kita peroleh cocok atau tidak. Adapun langkah-langkahnya oleh Sudjana (1988 : 315-321) telah dirumuskan sebagai berikut: 1) Nilai Xi yang sama harus disusun bersatu dengan Yi pasangannya. 2) Menghitung
æ (Syi )2 ö÷ (a) JK (E) = çç Syi2 N ÷ø è
(b) JK (TC) = JKres – JK(E) (c) JK(C)
= JKreg – JK(TC)
3) Menghitung df (E)
=N–K
(b) df (TC)
=K–2
(a)
K
= banyaknya kelompok x
4) Menghitung (a)
RJK(E) =
(b)
RJK(TC) =
JK ( E ) dF( E ) JK ( TC ) dF( TC )
commit to user lxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) F hitung
=
RJK ( TC ) RJKR ( E )
6) Ftabel = (1 - a) (k – 2, N – k) (a) Jika F
hitung
>F
tabel,
maka hipotesis nol akan ditolak berarti persamaannya
tidak linier. (b) Jika F hitung < F tabel, maka hipotesis nol diterima berarti persamaannya linier. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu cara untuk menganalisis dalam penelitian yang berguna untuk menganalisa dan menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Adapun analisa data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: a. Analisis Regresi Analisa ini digunakan untuk mencari persamaan garis regresi atau untuk mengetahui pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi yang berupa garis lurus (linear) yang disebut garis regresi. (Sutrisno, Hadi, 2000: 1). Adapun rumusnya sebagai berikut: Dengan rumus: y = ax + K
Keterangan: y
= kriterium ( kemampuan menulis argumentasi)
x
= prediktor (minat membaca dan penguasaan kosakata)
commit to user lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
a
a=
digilib.uns.ac.id
= bilangan koefisien prediktor yang dapat diperoleh dari rumus:
Sxy Sx 2
k = bilangan konstan yang diperoleh dari rumus K =
Sx - aSx N
b. Analisis Korelasi Sederhana Untuk mengukur kuat tidaknya hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi digunakan korelasi pearson sebagai berilut:
Rxy =
N å xy - (å x )(å y )
{N .å x
2
}{
- (å x ) N .å y 2 - (å y ) 2
Rxy
= Koefisien korelasi
X
= Skor tiap item
Y
= Skor total item
N
= Banyaknya subyek
2
}
(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1996: 327) Apabila nilai koefisien korelasi r antara dua variabel semakin tinggi (semakin mendekati 1) maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Namun sebaliknya semakin rendah nilai koefisien korelasi antar dua variabel
commit to user lxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(semakin mendekati 0) maka tingkat keeratan hubungan antar dua variabel semakin rendah. c. Uji F (F-test)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent dengan variabel dependent, yaitu untuk mengetahui pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi. Adapun langkah-langkah pengujian yaitu: 1) Ho : b1 = b = 0 (tidak ada pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi) Hi : b1 ¹ b ¹ 0 (ada pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi) 2) Level of signifikan a = 5% dengan derajat kebebasan F (a = k –1, 3) Kriteria pengujian statistik Ho diterima apabila Fhitung £ Ftabel Ho ditolak apabila Fhitung ³ Ftabel
Daerah tolak
Daerah tolak Daerah diterima
-K(a = k-1, n-1)
K(a = k-1, n-1)
Gambar 2. Pengujian Statistik 4) Penghitungan nilai F
commit to user lxxvi
n – 1)
perpustakaan.uns.ac.id
KR =
digilib.uns.ac.id
R 2 ( N - 1)(K - 1) (1 - R 2 )K
R2 = Koefisien determinasi K
= Banyaknya koefisien yang diteliti
N = Banyaknya data yang diteliti
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama Ho : ρy.1 = 0 Hi : ρy.1 > 0 Keterangan: ρy.1 = Koefisien korelasi antara X1 dan Y
2. Hipotesis kedua H0 : ρy.2 = 0 H1 : ρy.2 > 0 Keterangan: ρy.2 = Koefisien korelasi antara X2 dan Y
commit to user lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hipotesis ketiga H0 : ρy.12 = 0 H1 : ρy.12 = 0 Keterangan: ρy.12 = Koefisien korelasi antara X1, X2, dan Y
commit to user lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, angket terlebih dahulu harus diujicoba. Ujicoba yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas. Ujicoba diterapkan kepada siswa sebanyak 10 orang yang diambil dari siswa yang di luar sampel penelitian. Hasil ujicoba adalah sebagai berikut:
1. Angket minat membaca a. Validitas Angket Setelah dilakukan uji valkiditas dengan menggunakan rumus r produk momet, diperoleh bahwa nilai r hitung masing-masing item tidak lebih dari 0.632. Hasil ini memberikan gambaran bahwa item soal dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Rangkuman hasil uji validitas disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4. Hasil Uji Validitas Angket Minat Membaca
No Item
r
r tabel
Ket
No Item
r
r tabel
Ket
1
0.833
0.63
Valid
9
0.691
0.632
Valid
2
0.65
0.63
Valid
10
0.752
0.632
Valid
3
0.771
0.63
Valid 52
11
0.677
0.632
Valid
commit to user lxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
0.792
0.63
Valid
12
0.809
0.632
Valid
5
0.774
0.63
Valid
13
0.842
0.632
Valid
6
0.868
0.63
Valid
14
0.698
0.632
Valid
7
0.771
0.63
Valid
15
0.898
0.632
Valid
8
0.771
0.63
Valid
b. Reliabilitas Angket Uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Croncbach. Hasil Tb2 masing-masing item disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 5. Komputasi Uji Reliabilitas Angket Minat Membaca
No Item
Tb2
No Item
Tb2
1
0.44
9
0.21
2
0.25
10
0.24
3
0.44
11
0.56
4
0.44
12
0.64
5
0.41
13
0.61
commit to user lxxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
0.45
14
0.44
7
0.44
15
0.21
8
0.44
Ternyata hasil Tb2 adalah sebesar 6.22. Setelah dilakukan perhitungan Tt2, ternyata hasilnya adalah 54.56. Langkah berikutnya adalah dengan menghitung r11 yang akhirnya didapati hasil sebesar 0.949. Hasil ini memberikan keterangan bahwa angket mempunyai reliabilitas sangat tinggi (menurut Suharsimi Arikunto). Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keajegan atau keandalan instrumen pada berbagai situasi penelitian yang mungkin bervariasi. Keandalan instrumen mempunyai pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya karena konsisten untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk keperluan tersebut menurut Arikunto ( 1993 ; 165 ) digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
k å s b } (Arikunto, 1997:193) r11 = { }{1 2 k -1 st 2
r11 =
(15/14)*(1-6.22/54.56)
r11
0.949
r tabel =
0.514
r11 > r tabel maka angket reliabel
2. Angket Penguasaan kosakata
commit to user lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Validitas Angket Setelah dilakukan uji valkiditas dengan menggunakan rumus r produk momet, diperoleh bahwa nilai r hitung masing-masing item tidak lebih dari 0.632. Hasil ini memberikan gambaran bahwa item soal dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Rangkuman hasil uji validitas disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Angket Penguasaan Kosakata
No Item
r
1
0.818
2
r tabel
Ket
No Item
r
0.632 Valid
9
0.827
0.632 Valid
0.907
0.632 Valid
10
0.709
0.632 Valid
3
0.709
0.632 Valid
11
0.837
0.632 Valid
4
0.73
0.632 Valid
12
0.895
0.632 Valid
5
0.816
0.632 Valid
13
0.711
0.632 Valid
6
0.785
0.632 Valid
14
0.73
0.632 Valid
7
0.677
0.632 Valid
15
0.656
0.632 Valid
8
0.805
0.632 Valid
commit to user lxxxii
r tabel
Ket
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Reliabilitas Angket Uji reliabilitas digunakan rumus alpha. Hasil Tb2 masing-masing item disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 7. Komputasi Uji Reliabilitas Angket Penguasaan Kosakata
No Item
Tb2
1
0.41
9
0.16
2
0.45
10
0.24
3
0.24
11
0.44
4
0.61
12
0.44
5
0.44
13
0.41
6
0.45
14
0.61
7
0.64
15
0.16
8
0.45
No Item
Tb2
Ternyata hasil Tb2 adalah sebesar 6.15. Setelah dilakukan perhitungan Tt2, ternyata hasilnya adalah 53.49. Langkah berikutnya adalah dengan menghitung r11 yang akhirnya didapati hasil sebesar 0.948. Hasil ini memberikan keterangan bahwa angket mempunyai reliabilitas sangat tinggi (menurut Suharsimi Arikunto) Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keajegan atau keandalan instrumen pada berbagai
commit to user lxxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
situasi penelitian yang mungkin bervariasi. Keandalan instrumen mempunyai pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya karena konsisten untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk keperluan tersebut menurut Arikunto ( 1993 ; 165 ) digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
k å s b } (Arikunto, 1997:193) r11 = { }{1 2 k -1 st 2
r11 =
(20/19)*(1-6.15/53.49)
r11
0.948
r tabel =
0.514
r11 > r tabel maka angket reliabel
3. Angket Kemampuan menulis argumentasi a. Validitas Angket Setelah dilakukan uji valkiditas dengan menggunakan rumus r produk momet, diperoleh bahwa nilai r hitung masing-masing item tidak lebih dari 0.632. Hasil ini memberikan gambaran bahwa item soal dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Rangkuman hasil uji validitas disajikan dalam tabel berikut ini.
commit to user lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Angket Kemampuan Menulis Argumentasi No Item
r
r tabel Ket
No Item
r
r tabel
Ket
1
0.82
0.63
Valid
11
0.68
0.63
Valid
2
0.64
0.63
Valid
12
0.74
0.63
Valid
3
0.79
0.63
Valid
13
0.69
0.63
Valid
4
0.91
0.63
Valid
14
0.77
0.63
Valid
5
0.68
0.63
Valid
15
0.79
0.63
Valid
6
0.97
0.63
Valid
16
0.82
0.63
Valid
7
0.76
0.63
Valid
17
0.79
0.63
Valid
8
0.82
0.63
Valid
18
0.71
0.63
Valid
9
0.92
0.63
Valid
19
0.73
0.63
Valid
10
0.64
0.63
Valid
20
0.67
0.63
Valid
b. Reliabilitas Angket Uji reliabilitas digunakan rumus alpha. Hasil Tb2 masing-masing item disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 9. Komputasi Uji Reliabilitas Angket No Item
Tb2
No Item
Tb2
1
0.56
11
0.49
commit to user lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
0.4
12
0.64
3
0.8
13
0.44
4
0.81
14
0.49
5
0.65
15
0.64
6
0.96
16
0.61
7
0.65
17
0.64
8
0.44
18
0.89
9
0.89
19
0.8
10
0.41
20
0.64
Ternyata hasil Tb2 adalah sebesar 12.85. Setelah dilakukan perhitungan Tt2, ternyata hasilnya adalah 151.61. Langkah berikutnya adalah dengan menghitung r11 yang akhirnya didapati hasil sebesar 0.9634. Hasil ini memberikan keterangan bahwa angket mempunyai reliabilitas sangat tinggi (menurut Suharsimi Arikunto)
B. Deskripsi Hasil pengumpulan Data
commit to user lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Angket Minat membaca Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket, dirangkum hasil pengumpulannya dalam tabel berikut ini.
Tabel 10. Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Minat Membaca MINAT MEMBACA
Frequency Valid
Percent Valid Percent
Cumultv. Percent
24.00
1
2.5
2.5
2.5
26.00
1
2.5
2.5
5.0
27.00
1
2.5
2.5
7.5
28.00
2
5.0
5.0
12.5
29.00
2
5.0
5.0
17.5
30.00
2
5.0
5.0
22.5
31.00
4
10.0
10.0
32.5
32.00
6
15.0
15.0
47.5
33.00
7
17.5
17.5
65.0
34.00
5
12.5
12.5
77.5
commit to user lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35.00
3
7.5
7.5
85.0
36.00
2
5.0
5.0
90.0
37.00
3
7.5
7.5
97.5
38.00
1
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Ukuran tendensi sentral data adalah sebagai berikut: Tabel 11. Ukuran Tendensi Sentral Data Minat Membaca Descriptive Statistics N
Range
MINAT MEMBACA
40
14.00
Valid N (listwise)
40
Minimum Maximum 24.00
38.00
Mean 32.3500
Std. Variance Deviation 3.11777
9.721
2. Angket Penguasaan kosakata Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket, dirangkum hasil pengumpulannya dalam tabel berikut ini.
commit to user lxxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Penguasaan Kosakata PENGUASAAN KOSAKATA
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
22.00
1
2.5
2.5
2.5
24.00
1
2.5
2.5
5.0
25.00
1
2.5
2.5
7.5
26.00
2
5.0
5.0
12.5
27.00
2
5.0
5.0
17.5
28.00
1
2.5
2.5
20.0
29.00
5
12.5
12.5
32.5
30.00
2
5.0
5.0
37.5
31.00
9
22.5
22.5
60.0
32.00
7
17.5
17.5
77.5
33.00
3
7.5
7.5
85.0
34.00
1
2.5
2.5
87.5
35.00
3
7.5
7.5
95.0
36.00
2
5.0
5.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Ukuran tendensi sentral data penguasaan kosakata adalah sebagai berikut: Tabel 13. Ukuran Tendensi Sentral Data Penguasaan Kosakata
commit to user lxxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Descriptive Statistics
PENGUASAAN
N
Range
40
14.00
Minimum Maximum
22.00
Mean
36.00
30.5750
Std. Variance Deviation 3.19364
10.199
KOSAKATA
Valid N
40
(listwise)
3. Angket Kemampuan Menulis Argumentasi Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket, dirangkum hasil pengumpulannya dalam tabel berikut ini.
Tabel 14. Rangkuman Hasil Pengumpulan Data Kemampuan Menulis Argumentasi
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
36.00
1
2.5
2.5
2.5
38.00
1
2.5
2.5
5.0
39.00
1
2.5
2.5
7.5
40.00
2
5.0
5.0
12.5
commit to user xc
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41.00
2
5.0
5.0
17.5
42.00
2
5.0
5.0
22.5
43.00
4
10.0
10.0
32.5
44.00
3
7.5
7.5
40.0
45.00
9
22.5
22.5
62.5
46.00
6
15.0
15.0
77.5
47.00
3
7.5
7.5
85.0
48.00
1
2.5
2.5
87.5
49.00
3
7.5
7.5
95.0
50.00
2
5.0
5.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Ukuran tendensi sentral data kemampuan menulis argumentasi dijelaskan berikut ini dengan menggunakan SPSS versi 11.00 Tabel 15. Ukuran Tendensi Sentral Data Kemampuan Menulis Argumentasi Descriptive Statistics N MENULIS 40 ARGUMENTA SI
Valid N (listwise)
Range Minimum Maximum 14.00
36.00
50.00
Mean
Std. Deviation
Variance
44.5000
3.20256
10.256
40
commit to user xci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Minat membaca Pengujian nomalitas digunakan metode Liliefors (One-Sample KolmogorovSmirnov Test). Perhitungannya menggunakan pengo-lah data SPSS versi 11.00 yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 16. Uji Normalitas Data Minat Membaca One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MINAT MEMBACA N Normal Parameters
Most Extreme Differences
40 Mean
32.3500
Std. Deviation
3.11777
Absolute
.130
Positive
.073
Negative
-.130
KolmogorovSmirnov Z
.824
commit to user xcii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Asymp. Sig. (2tailed)
.505
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat disimpulkan hasil pengujian normalitas yaitu: Nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 0.824 lebih besar daripada p = 0.05, maka menurut Burhanudin (2002:110) data berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Data Penguasaan Kosakata Pengujian nomalitas digunakan metode Liliefors (One-Sample KolmogorovSmirnov Test). Perhitungannya menggunakan pengo-lah data SPSS versi 11.00 yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 17. Uji Normalitas Data Penguasaan Kosakata One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PENGUASAAN KOSAKATA N Normal Parameters
Most Extreme Differences
40 Mean
30.5750
Std. Deviation
3.19364
Absolute
.178
commit to user xciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Positive
.103
Negative
-.178
Kolmogorov-Smirnov Z
1.125
Asymp. Sig. (2-tailed)
.159
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat disimpulkan hasil pengujian normalitas yaitu: Nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1.125 lebih besar daripada p = 0.05, maka menurut Burhanudin (2002:110) data berdistribusi normal. c. Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Argumentasi Pengujian nomalitas digunakan metode Liliefors (One-Sample KolmogorovSmirnov Test). Perhitungannya menggunakan pengo-lah data SPSS versi 11.00 yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 18. Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Argumentasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MENULIS ARGUMENTASI N Normal Parameters
40 Mean
44.5000
Std. Deviation
3.20256
commit to user xciv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Most Extreme Differences
Absolute
.162
Positive
.095
Negative
-.162
KolmogorovSmirnov Z
1.025
Asymp. Sig. (2tailed)
.244
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat disimpulkan hasil pengujian normalitas yaitu: Nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1.025 lebih besar daripada p = 0.05, maka menurut Burhanudin (2002:110) data berdistribusi normal. 2. Analisis Regresi Linier
Setelah dilakukan uji regresi linier antara X 1 dan Y, X2 dan Y, diperoleh hasil seperti berikut: a. Analisis regresi sederhana Y atas X1 ( Ŷ = 10,042 + 1,008 X1 ) Dari tabel perhitungan pada lampiran 20B masing-masing menghasilkan Fo sebesar 0,737 dan 51,68. Dari daftar distribusi F pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 untuk hipotesis (1) bahwa regresi tidak berarti diperoleh Ft sebesar 4,10; dengan dk pembilang 10 dan dk penyebut 28 untuk hipotesis (2) bahwa regresi bersifat linear diperoleh Ft sebesar 2,19. Bila dibandingkan, tampak bahwa hipotesis nol (1) ditolak, karena Fo = 51,68 lebih besar dari Ft = 4,10 ( Fo > Ft ). Jadi, koefisien arah regresi
commit to user xcv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nyata sifatnya sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh berarti. Sebaliknya, hipotesis nol (2) diterima, karena Fo = 0,55 lebih kecil dari Ft = 2,19 ( Fo < Ft ). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa regresi Y atas X1 linear dapat diterima. b. Analisis regresi sederhana Y atas X2 ( Ŷ = 4,208 + 0,922 X2 ) Dari tabel perhitungan pada lampiran 21B masing-masing menghasilkan Fo sebesar 1,05 dan 100,79. Dari daftar distribusi F pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 38 untuk hipotesis (1) bahwa regresi tidak berarti diperoleh Ft sebesar 4,10; dengan dk pembilang 11 dan dk penyebut 27 untuk hipotesis (2) bahwa regresi bersifat linear diperoleh Ft sebesar 2,17. Bila dibandingkan, tampak bahwa hipotesis nol (1) ditolak, karena Fo = 100,79 lebih besar dari Ft = 4,10 ( Fo > Ft ). Jadi, koefisien arah regresi nyata sifatnya sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh berarti. Sebaliknya, hipotesis nol (2) diterima, karena Fo = 1,05 lebih kecil dari Ft = 2,17 ( Fo < Ft ). Jadi regresi Y atas X1 linear dapat diterima.
3. Uji Hipotesis a. Uji pengaruh minat membaca terhadap kemampuan menulis argumentasi Analisis korelasi sederhana antara X1 dengan Y menghasilkan koefisien korelasi sebesar ry.1 = 0,76 (lihat Lampiran 23). Pengujian signifikansi (keberartian) koefisien korelasi dengan menggunakan uji t menghasilkan thitung
commit to user xcvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(t1) = 7,21 (lihat Lampiran 25). Dari daftar distribusi t untuk dk 38 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh tt = 1,688. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis (thitung) lebih besar dari nilai t pada tabel (tt). Hal ini menunjukkan bahwa to signifikan, dan oleh karenanya koefisien korelasi sebesar 0,76 pun signifikan. Dengan demikian hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H) diterima. Kesimpulannya ialah ada pengaruh positif yang signifikan antara minat membaca terhadap kemampuan menulis argumentasi.
b. Uji pengaruh
penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis
argumentasi Analisis korelasi sederhana antara X2 dengan Y menghasilkan koefisien korelasi sebesar ry.2 = 0,85 (lihat Lampiran 24). Pengujian signifikansi (keberartian) koefisien korelasi dengan menggunakan uji t menghasilkan thitung (t1) = 9,95 (lihat Lampiran 26). Dari daftar distribusi t untuk dk 38 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh tt = 1,688. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis (thitung) lebih besar dari nilai t pada tabel (tt). Hal ini menunjukkan bahwa to signifikan, dan oleh karenanya koefisien korelasi sebesar 0,85 pun signifikan. Dengan demikian hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas gagal ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H) diterima. Kesimpulannya ialah ada pengaruh positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis argumentasi.
commit to user xcvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji pengaruh
minat membaca
dan
penguasaan kosakata terhadap
kemampuan menulis argumentasi Analisis korelasi ganda antara X1 dan X2 secara bersama dengan Y menghasilkan koefisien korelasi sebesar Ry.12 = 0,87 (lihat Lampiran 30). Uji signifikansi (keberartian) koefisien korelasi ganda menghasilkan Fhitung sebesar 37 (lihat Lampiran 31). Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 37 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ft sebesar 3,26. Tampak bahwa nilai Fhitung jauh lebih besar dari nilai Ft. Hal itu menunjukkan bahwa Fhitung signifikan. Dan oleh karenanya, koefisien korelasi ganda sebesar 0,87 juga signifikan. Dengan demikian, hipotesis nol yang dinyatakan di atas gagal diterima atau ditolak. Dan konsekuensinya, hipotesis alternatif (H1) diterima. Kesimpulannya ialah ada pengaruh positif yang signifikan antara minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis argumentasi.
D. Pembahasan Analisis Secara rinci, pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut diuraikan berikut ini. Pertama, mengenai hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca dan kemampuan menulis argumentasi. Terdapatnya hubungan positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa semakin baik minat membaca siswa,
commit to user xcviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin baik pula kemampuan menulis argumentasi mereka. Dengan derajat (kadar) kekuatan hubungan sebesar 0,76 dan sumbangan efektif sebesar 0,205 dan sumbangan relatif 27,04 % (lihat Lampiran 32), maka dapatlah dikatakan bahwa sekitar 27,04 % varians skor kemampuan menulis argumentasi dapat dijelaskan oleh minat membaca yang mereka miliki. Atau dengan kata lain, minat membaca memberi sumbangan sekitar 27,04 % kepada skor kemampuan menulis argumentasi. Kedua, mengenai hasil analisis yang berkaitan dengan hubungan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis argumentasi. Dengan diperolehnya harga kekuatan hubungan yang signifikan yang tercermin melalui koefisien korelasi sebesar 0,85 maka dapat diartikan bahwa kedua variabel tersebut berhubungan positif. Artinya, semakin baik penguasaan kosakata, semakin baik pula kemampuan menulis argumentasi. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel penguasaan kosakata ini kepada varians skor kemampuan menulis argumentasi adalah 0,553 dan sumbangan relatif 72,96 % (lihat Lampiran 32). Dengan demikian, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa penguasaan kosakata terbukti merupakan variabel penentu (prediktor) bagi variabel kemampuan menulis argumentasi. Ketiga, berkenaan dengan hubungan antara kedua variabel bebas secara bersamasama dengan kemampuan menulis argumentasi. Diterimanya hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan positif antara minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi, mengandung arti bahwa
commit to user xcix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedudukan kedua variabel bebas ini sebagai prediktor varians skor kemampuan menulis argumentasi tidak perlu diragukan lagi. Dengan diperolehnya koefisien korelasi ganda sebesar 0,87 dan sumbangan efektif yang diberikan oleh minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama kepada kemampuan menulis argumentasi ialah 0,758 (lihat Lampiran 32), berarti masih ada sekitar 0,242 ditentukan oleh variabel lain selain kedua variabel tersebut. Diantara kedua variabel tersebut diketahui bahwa sumbangan efektif terbesar diberikan oleh penguasaan kosakata. Artinya, penguasaan kosakata lebih mendominasi pengaruh terhadap kemampuan menulis argumentasi dibandingkan dengan minat membaca. Ini artinya penguasaan kosakata lebih dipentingkan. Hal ini dapat disebabkan karena kemampuan menulis argumentasi pada hakikat sebuah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk melakukan komunikasi secara tertulis. Sebuah kegiatan apapun, termasuk kegiatan menulis argumentasi akan memperoleh hasil yang baik kalau yang melakukan kegiatan tersebut memiliki minat atau ketertarikan, senang, suka, inilah yang akan mendorong semangat orang (dalam hal ini siswa) untuk mengerjakan secara sungguh-sungguh, dan bertanggung jawab akan apa yang dikerjakannya. Sebab dalam penelitian ini kedua variabel memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kemampuan menulis argumentasi. Hanya saja, variabel minat membaca ternyata lebih kecil kontribusinya terhadap kemampuan menulis argumentasi bila dibandingkan dengan penguasaan kosakata.
commit to user c
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Keterbatasan Penelitian Betapapun penelitian ini telah diupayakan pelaksanaannya secara hati-hati dan mengacu pada prosedur suatu penelitian yang baku, namun tetap saja kajinan yang disimpulkan memiliki keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini hanya mengungkapkan kemampuan menulis argumentasi siswa yang berkaitan dengan variabel penelitian dengan populasi yang terbatas pada siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri yang terbagi dalam tiga gugus. Oleh karena itu, generalisasi kesimpulan penelitian ini hanya dapat digunakan terhadap populasi yang memiliki kriteria dan karakteristik yang sama dengan populasi penelitian ini. 2. Ketiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini semuanya bukan merupakan instrumen baku. Sebagai instrumen buatan sendiri dengan segala kekurangannya, antar lain hanya sekali saja diujicobakan dan belum mengukur semua indikator variabel yang seharusnya diukur, karena keterbatasan peneliti, jelas mengakibatkan ketiga instrumen tersebut mengandung kelemahan baik dari segi validitas maupun reliabilitas, jika dibandingkan dengan instrumen yang sudah dibakukan. 3. Dalam penelitian ini sebagian data dikumpulkan lewat tes dan sebagian dengan menggunakan angket, seperti instrumen penelitian semacam ini kurang mampu menjangkau aspek-aspek kualitatif dari indikator-indikator
commit to user ci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang diukur, selain mengandung kelemahan. Ini dapat dimaklumi, karena data yang diperoleh dari responden dengan cara self report sebagaimana pengisian angket ini memiliki keterbatasan, yaitu (1) kemampuan seseorang dalam memahami pertanyaan, (2) pandangan dan pengertian pribadi seseorang, dan (3)
kesungguhan
untuk
mengungkapkan
semua
keadaan
pribadi
sesungguhnya. Dari ketiga keterbatasan tersebut, perlu dipertanyakan keterbatasan mengenai kemauan siswa dalam mengungkapkan keadaan pribadi yang sebenarnya. Dalam hal ini menyebabkan adanya kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban/tanggapan yang ”baik-baik” saja atas butirbutir yang disediakan. Kondisi inilah yang membuat data angket minat membaca siswa belum tentu mencerminkian keadaan yang sebenarnya, karena itu perlu ditafsirkan secara hati-hati. Untuk mengatasi itu, sebenarnya sudah diupayakan oleh peneliti dengan jalan menghimbau pada responden agar memberikan jawaban yang sejujurnya terhadap setiap butir pernyataan.
commit to user cii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melihat analisis data dan pembahasan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini. 1. Ada pengaruh yang signifikan minat membaca terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 7,21 yang lebih besar daripada t tabel 1,688. 2. Ada pengaruh yang signifikan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan t
hitung
sebesar 9,95 yang lebih besar daripada
t tabel 1,688. 3. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama kedua variebel membaca
dan
minat
penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis
argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung sebesar 37 l ebih besar dari pada F tabel 3,26. 4. Variabel
yang
lebih
dominan
te rhadap
kemampuan
menulis
argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010
commit to user ciii 74
perpustakaan.uns.ac.id
adalah
digilib.uns.ac.id
penguasaan kosakata. Hal ini ditunjukkan dengan k oefisien
X 2 = 0,702 lebih besar dari pada k oefi sien X 1 = 0,358. 5. Kemampuan menulis argumentasi siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010 dipengaruhi minat membaca dan penguasaan kosakata sebesar 0,758 (atau dibulatkan 0,76).
B. Implikasi Dengan ditemukannya hubungan positif yang baik antara minat membaca dan penguasaan kosakata baik secara sendiri-sendiri maupun bersam-sama dengan kemampuan menulis argumentasi, maka dapat dihasilkan beberapa implikasi penelitian sebagai berikut : Pertama, model konseptual-teoritik yang dicerminkan melalui hubungan hipotetik antar varriabel penelitian telah teruji kebenarannya secara empirik. Implikasi teoritiknya ialah bahwa kemampuan menulis argumentasi tidak akan muncul saja, tetapi ditentukan oleh bebrapa faktor dan dua diantaranya adalah minat membaca dan penguasaan kosakata. Kedua, implikasi teoritik tersebut selanjutnya melakukan implikasi kebijakan pokok bahwa peningkatan kemampuan menulis argumentasi siswa dapat diupayakan melalui peningkatan minat membaca dan penguasaan kosakata mereka. Secara rinci beberapa implikasi kebijakan tersebut diuraikan sebagai
commit to user civ
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berikut : 1. Upaya
meningkatkan
minat
membaca
siswa
untuk
meningkatkan
kemampuan menulis argumentasi. Temuan empiris menunjukkan bahwa minat membaca mempunyai hubungan positif dengan kemampuan menulis argumentasi. Minat membaca siswa perlu ditumbuhkembangkan agar semakin meningkat. Upaya ini tidak sia-sia jika hal ini sudah merupakan kebutuhan minat membaca yang timbul berdasarkan kebutuhan faktor penggerak siswa dalam membaca. Kaitannya dengan peningkatan kemampuan menulis argumentasi, minat membaca telah terbukti memberiknan sumbanngan yang berarti. Oleh karena itu upaya meningkatkan minat membaca siswa dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Kemudian upaya peningkatan minat membaca menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang sngat besar dalam upaya meningkatkan minat membaca. Orang tua hendaknya mengarahkan anak-anaknya untuk tidak menghabiskan waktunya didepan televisi, tetapi menonton televisi hanya yang penting-penting saja kemudian waktu yang lebih banyak digunakan untuk membaca dan belajar. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat
commit to user cv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membaca siswa, yaitu : (1) memberikan penjelasan arti penting membaca agar siswa sadar dan terdorong untuk melakukan aktivitas membaca secara teratur, (2) memberikan penjelasan tentang cara membaca yang efektif, (3) memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar, (4) menyuruh siswa membaca majalah atau komik yang berisi tentnag pendidikan dan relevan dengan tingkat perkembangan psikologi siswa. 2. Upaya meningkatkan penguasaan kosakata siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis argumentasi Berkaitan dengan temuan penelitian yang mengatakan bahwa penguasaan kosakata ada hubungan positif dengan kemampuan menulis argumentasi, maka secara empiris mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan menulis argumentasi, guru perlu meningkatkan penguasaan kosakata para siswanya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kosakata sebagai salah satu komponen bahasa, secara signifikan akan menunjang tercapai kemampuan menulis argumentasi yang baik. Untuk itulah, perlu diupayakan kecakapan dalam menguasai kosakata. Upayaupaya dalam meningkatkan penguasaan kosakata harus dikaji mulai dari pemahaman atas unsur-unsur kosakata, yaitu terdiri dari kata, peribahasa, dan istilah. Kata itu sendiri terdiri dari kata yang bermakna denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus.
commit to user cvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hakikat penguasaan kosakata harus dipandang sebagai penguasaan terhadap makna kata, yaitu mengetahui hubungan antar bentuk dan barang yang diwakilinya. Sebagai contoh, dalam suatu kasus tertentu secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati ataupun menyidik, karena kata-kata tersebut bersinonim. Penguasaan kosakata ini dapat ditingkatkan melalui suatu proses pembelajaran dan pembiasaan membaca. Membaca disini tidak terbatas pada membaca buku pelajaran tetapi dapat juga membaca berbagai buku atau media massa termasuk membaca komik atau majalah yang isinya mendidik siswa. Dengan demikian, peningkatan penguasaan kosakata dapat terjadi apabila siswa melakukan kegiatan membaca tersebut diatas dengan sungguhsungguh. Siswa akan berusaha mengerti arti kata yang belum diketahuinya yang dapat mengganggu proses pemahaman bacaan. Sehingga kamus sebagai media untuk mengetahui arti kata secara umum maupun khusus sangatlah diperlukan. Oleh karena itu diharapkan siswa yang membaca tersebut dapat memahami secara optimal isi bacaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan penguasaan kosakata.
C. Saran Memperhatikan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang perlu disarankan
commit to user cvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu: 1. Untuk Guru a. Guru hendaknya memperhatikan penguasaan kosakata. Sebab ini terbukti lebih dominan mempengaruhi kemampuan menulis argumentasi siswa. b. Selain itu, Guru hendaknya juga tetap melaksanakan minat membaca . Hal ini disebabkan kedua faktor yaitu minat membaca kaba dan penguasaan kosakata berpengaruh baik secara parsial maupun bersama-sama. 2. Untuk siswa kelas V SD Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010 Para siswa hendaknya menyesuaikan diri dengan yang ada. Kemampuan menulis argumentasi merupakan kunci untuk meraih prestasi baik .
commit to user cviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.
Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remadja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ary, Donald. 1982. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surabaya. Bloomfield, Leonard. 1933. Language. New York: Holt, Rinehart and Winston. Budiyono. 2004. Statistika. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Burhan Nurgiyantoro. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Bygate, Martin. 1997. Speaking. Great Clarendon Street, Oxford OX2 6DP: Oxford University Press. Chaedar Alwasilah. 1933. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Harimurti Kridalaksana. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Henry Guntur Tarigan. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. ___________. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. ___________. 1993. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
commit to user cix 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Roekhan dan Martutik. 1991. Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Sabarti Akhadiah; Maidar G. Arsyad; dan Sakura H. Ridwan. Menulis I. Jakarta: Depdikbud (Dirjen Dikdasmen). Sardiman AM. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press. Slamet St.Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan Bernahasa Indonesia. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta. Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Waluya, Herman J. 2000. Metodologi Penelitian Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Yudiono, K.S. 1984. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah. Semarang: Undip. Yuliatun. 2009. Tesis. Hubungan Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Bulusulur di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Program Pascasarjana : Universitas Sebelas Maret.
commit to user cx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user cxi