perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA BAHASA JAWA DENGAN PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XII IPS 3 SMA 1 KUDUS
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Oleh Siti Widiyasih NIM S441108013
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA BAHASA JAWA DENGAN PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XII IPS 3 SMA 1 KUDUS TESIS Oleh Siti Widiyasih S441108013
Komisi Pembimbing Pembimbing I
Nama
Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd NIP 194612081982031001
Pembimbing II Dr. Warto, M.Hum NIP 196109251986031001
Tanda Tangan
Tanggal
.......................
7 Januari 2013
......................... 7 Januari 2013
Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal 7 Januari 2013
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 196204071987031003
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
29
29
29
29
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINILITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul: Bahasa Jawa dengan Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas XII IPS 3 ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebut dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan peraturan perundangundangan (Permendiknas No 17, tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan hanya kepada Tuhanmulah
(Q.S. Al-Insyirah 4-8)
Dengan berusaha, berdoa, dan berikhtiar adalah kunci awal dari kesuksesan. Dengan penuh percaya diri, kita dapat meraih cita-cita, menjalani hidup, dan meraih kebahagiaan (Penulis)
Bersyukur dengan apa yang diraih, kehidupan adalah sebuah anugrah terindah dari Allah SWT (Penulis)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring doa dan puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, tesis ini kupersembahkan kepada: Ayahanda Yanto tercinta yang tak henti-hentinya memberi doa restu dan memberi semangat, serta menyayangiku Ibunda Cholifah tercinta yang senantiasa memberi doa restu dan memberi motivasi, dan selalu menyayangiku Adik Toni dan adik Lira tersayang yang selalu memberi dukungan dan motivasi Teman-teman pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011 yang selalu berjuang bersama dan saling memberi semangat dan motivasi, serta teman-teman kost Nabil terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya yang tak akan kulupakan
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul terampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC
dapat
tersusun dengan baik dan lancar. Penelitian ini dapat terlaksana dan laporan hasil dapat diwujudkan dalam bentuk tesis karena melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin untuk mengikuti Program Studi Magister di Program Pascasarjana; 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penyusunan tesis; 3. Ketua Program Studi Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Prof.Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. yang telah memberi saran dan motivasi untuk segera menyelesaikan tesis ini; 4. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd , selaku dosen pembimbing I dengan penuh kesabaran dan ketekunan telah memberi saran dan arahan demi kesempurnaan tesis ini; 5. Dr. Warto, M.Hum, selaku dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran dan ketelatenan telah memberi bimbingan demi kesempurnaan tesis ini;
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
ku Kepala Sekolah SMA 1 Kudus yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang menjadi tanggung jawab pengelolaan dan pengawasannya;
7. Dra. Ambar Siswati, M.Pd, selaku Waka Humas SMA 1 Kudus, yang telah membantu demi kelancaran penelitian ini; 8. Sri Kanti, S.S selaku guru pengampu Bahasa Jawa SMA 1 Kudus yang telah berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan penelitian tindakan kelas; dan 9. Teman dan kerabat yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu, memberi dukungan, semangat, dan motivasi sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentunya usaha penulis didalam membuat laporan tesis ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membina guna kesempurnaan tesis ini. Mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat kita semua, khususnya sebagai pendidik dan umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuannya.
Kudus,
Januari 2013
Penulis, Siti Widiyasih
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING .........................................................................
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ..........................................................................
iii
PERNYATAAN ...................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xv
SARIPATHI .......................................................................................................... xvii ABSTRAK ........................................................................................................... xviii ABSTRACT .......................................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................
8
1. Manfaat Teoretis .....................................................................................
8
2. Manfaat Praktis .......................................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 10
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Landasan Teori ............................................................................................. 14 1. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Drama ......................................... 14 a. Pengertian Keterampilan Menulis ..................................................... 14 b. Langkah-Langkah Menulis ............................................................... 16 c. Pengertian Minat Menulis ................................................................. 20 d. Pengertian Teks Drama ..................................................................... 25 e. Jenis-jenis Drama .............................................................................. 28 f. Struktur Drama .................................................................................. 35 g. Menulis Teks Drama Bahasa Jawa .................................................. 42 2. Hakikat Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) .............................................................................. 44 a. Pengertian Cooperative Learning ..................................................... 44 b. Pengertian
Cooperative
Integrated
Reading
and
Composition
(CIRC) ............................................................................................... 47 3. Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Drama dengan CIRC .............. 48 a. Unsur-unsur Program CIRC .............................................................. 49 b. Langkah-langkah
Cooperative
Learning
tipe
CIRC
dalam
Pembelajaran Teks Drama Bahasa Jawa ........................................... 51 4. Penilaian Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa ................. 52 C. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 55 D. Hipotesis ...................................................................................................... 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ....................................................................................... 59 B. Jenis Penelitian ............................................................................................. 60
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 61 D. Data dan Sumber Data ................................................................................. 61 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 62 F. Validitas Data ............................................................................................... 64 G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 64 H. Indikator Kinerja .......................................................................................... 65 I. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 70 1. Deskripsi Pratindakan ............................................................................. 70 2. Deskripsi Siklus I ................................................................................... 72 a. Perencanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 72 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................................................... 74 c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I .................................... 79 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ............................................ 84 3. Deskripsi Siklus II .................................................................................. 85 a. Perencanaan Tindakan Siklus II ..................................................... 85 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...................................................... 89 c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II ............................... 93 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ....................................... 97 4. Deskripsi Siklus III ................................................................................ 98 a. Perencanaan Tindakan Siklus III .................................................... 98 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III .................................................... 99 c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus III .............................. 104
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III ...................................... 108 B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 110 1. Peningkatan terhadap Minat Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan Menerapkan Metode Cooperative Learning tipe CIRC ... 110 2. Peningkatan terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan Menerapkan Metode Cooperative Learning tipe CIRC ............ 113 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................................... 117 B. Implikasi ...................................................................................................... 118 C. Saran ........................................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123 LAMPIRAN ....................................................................................................... 129
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Rublik Penilaian Menulis Teks Drama Bahasa Jawa ........................... 54
Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 60
Tabel 3
Indikator Keberhasilan Pembelajaran Menulis .................................... 66
Tabel 4
Persentase Perilaku Siswa Siklus I ........................................................ 82
Tabel 5
Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus I........... 83
Tabel 6
Persentase Perilaku Siswa siklus II ....................................................... 93
Tabel 7
Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus II ......... 96
Tabel 8
Persentase Perilaku Siswa siklus III ...................................................... 105
Tabel 9
Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus III ........ 107
Tabel 10 Peningkatan Perilaku Siswa .................................................................... 109 Tabel 11 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siswa .. 109 Tabel 12 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Hasil Tindakan ..................................... 114
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1
Persentase Perilaku Siswa Siklus I
3
Diagram 2
Persentase Perilaku Siswa Siklus I
6
Diagram 3
Persentase Perilaku Siswa Siklus I
7
Diagram 4
Persentase Minat Siswa
11
Diagram 5
2
Diagram 6
3
Diagram 7
Persentase Ketuntasan Klasikal Keterampiln Menulis Teks Drama 4
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Alur Berpikir Penerapan CIRC ........................................................... 57
Gambar 2
Pintu Gerbang Tengah SMA 1 Kudus ................................................ 248
Gambar 3
Pintu Gerbang Samping SMA 1 Kudus .............................................. 248
Gambar 4
Tata Ruang SMA 1 Kudus .................................................................. 249
Gambar 5
Wawancara dengan Waka Humas ...................................................... 249
Gambar 6
Wawancara dengan Guru Pengampu Bahasa Jawa ............................ 250
Gambar 7
Wawancara dengan Siswa .................................................................. 250
Gambar 8
Wawancara dengan Siswa .................................................................. 251
Gambar 9
Wawancara dengan Siswa .................................................................. 251
Siklus 1 Gambar 10 Suasana Kegiatan Pembelajaran ......................................................... 252 Gambar 11 Beberapa Siswa belum melakukan Diskusi Bersama ......................... 252 Gambar 12 Siswa dalam Satu Kelompok melakukan Diskusi .............................. 253 Siklus 2 Gambar 13 Guru tampak Memberi Penjelasan Tugas Menulis Teks Drama ........ 253 Gambar 14 Para Siswa Serius melakukan Diskusi ................................................ 254 Gambar 15 Para Siswa Mengerjakan Tugas Menulis Teks Drama ....................... 254 Siklus 3 Gambar 16 Kegiatan Diskusi dalam Satu Kelompok ............................................ 255 Gambar 17 Para Siswa mengerjakan Tugas Menulis Teks Drama sambil Mendengarkan Arahan dari Guru ....................................................... 255 Gambar 18 Salah Satu Siswa melakukan Tanya Jawab......................................... 256 Gambar 19 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Kurang Menghayati ......................................................................................... 256 Gambar 20 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Serius Menghayati ......................................................................................... 257 Gambar 21 Dua Orang Siswa memperagakan Hasil Karya Tampak Serius Menghayati ......................................................................................... 257
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Pratindakan Lampiran 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XII Semester 1.. 130
Lampiran 2
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas XII Semester 1 SMA 1 Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013
132
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ....................................
134
Lampiran 4
Hasil Wawancara dengan Guru .....................................................
137
Lampiran 5
Hasil Wawancara dengan Siswa ....................................................
142
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus ...................................146
Lampiran 7
Lembar Penilaian RPP ....................................................................... 149
Lampiran 8
Penilaian Kinerja Guru ....................................................................... 151
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru ................................................................. 154
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 156 Lampiran 11 Catatan Lapangan Prasiklus .......................................................... 157 Lampiran 12 Daftar Nilai Prasiklus Kemampuan Menulis Teks Drama ............ 160 Lampiran 13 Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ........................ 161 Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Siswa terhadap Minat.......................................... 162 Lampiran 15 Angket terhadap Minat Siswa ....................................................... 163 Siklus 1 Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ................................ 167 Lampiran 17 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 173 Lampiran 18 Lembar Penilaian Kinerja Guru .................................................... 175 Lampiran 19 Lembar Observasi Guru ................................................................. 178 Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 180 Lampiran 21 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 181 Lampiran 22 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 183 Lampiran 23 Refleksi Pembelajaran Siklus 1 ..................................................... 185 Lampiran 24 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 188 Lampiran 25 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 191 Siklus 2 Lampiran 26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ................................ 194
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 27 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 200 Lampiran 28 Lembar Penilaian Kinerja Guru .................................................... 202 Lampiran 29 Lembar Observasi Guru ............................................................... 205 Lampiran 30 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 207 Lampiran 31 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 208 Lampiran 32 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 210 Lampiran 33 Refleksi Pembelajaran Siklus 2 ..................................................... 212 Lampiran 34 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1 ...................................... 215 Lampiran 35 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 2 ...................................... 218 Siklus 3 Lampiran 36 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ................................ 221 Lampiran 37 Lembar Penilaian RPP ................................................................... 227 Lampiran 38 Lembar Penilaian Kinerja Guru ..................................................... 229 Lampiran 39 Lembar Observasi Guru ............................................................... 232 Lampiran 40 Lembar Observasi Siswa ............................................................... 234 Lampiran 41 Daftar Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama ............................. 235 Lampiran 42 Lembar Penilaian terhadap Minat Siswa ........................................ 237 Lampiran 43 Refleksi Pembelajaran Siklus 3 ..................................................... 239 Lampiran 44 Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 1 ..................................... 242 Lampiran 45 Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 2 ..................................... 245 Lain-lain Lampiran 46 Gambar Kegiatan Penelitian .......................................................... 248 Lampiran 47 Rekapitulasi Nilai Perilaku Siswa .................................................... 258 Lampiran 48 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama ................ 260 Lampiran 49 Lembar Kerja Siswa Siklus I, II, dan III ....................................... 261 Lampiran 50 Surat Keterangan ........................................................................... 280
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siti Widiyasih. S441108013. Paningkatan Kaprigelan Nyerat Teks Sandiwara Basa Jawa kanthi Panerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) kangge Siswa Kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. SARIPATHI Kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus taksih andhap. Perkawis punika dipunsebabaken andhaipun minat siswa ndherekaken lampahipun pasinaon nyerat lan model pasinaon ingkang dipunginakaken dwija taksih konvensional. Pramila, kangge ningkataken minat lan kaprigelan nyerat teks drama Basa Jawi dipunlaksanakaken panaliten kanthi ngginakaken panrapan metode Cooperative Learning tipe Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Ancas panaliten punika kangge ningkataken minat nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa lan ningkataken kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Panaliten punika arupi panaliten tindakan kelas ingkang dipunlaksanakaken kanthi tigang siklus. Subjek panaliten inggih punika siswa-siswi kelas XII IPS 3 lan dwija Basa Jawi kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Pangempalan data migunakaken informasi kawasisan nalika nyerat teks sandiwara Basa Jawi, kawasisan dwija nalika ngasta, observasi lan pengamatan sacara langsung, angket, lan analisis dokumen. Teknik analisis data migunakaken teknik analisis diskriptif komparatif lan analisis kritis. Kasiling panaliten nuduhaken bilih ngecakaken metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) saged ningkataken minat siswa ing pasinaon lan kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi. Wonten ing siklus I, siswa ingkang nggadhahi minat pikantuk 2,45 %; siklus II pikantuk 3,6 %; lan siklus III pikantuk 4,5 %. Paningkatan keaktifan saged dipuntingali ing siklus I pikantuk 2,6 %; siklus II pikantuk 3,7 %; lan wonten ing siklus III pikantuk 4,5 %. Ing aspek kerjasama kelompok ugi kadadosan paningkatan siklus I namung pikantuk 2,8 %; siklus II pikantuk 3,7 %; lan siklus III pikantuk 4,6 %. Ing paningkatan kaprigelan nyerat teks sandiwara Basa Jawi siklus I siswa pikantuk biji rata-rata 79,5 kanthi ketuntasan klasikal 55 %; siklus II siswa pikantuk biji rata-rata 80,7 kanthi ketuntasan klasikal 75 %; lan ingkang pungkasan siklus III siswa pikantuk biji rata-rata 85 kanthi ketuntasan klasikal 100 %. Kanthi kawontenan punika, kadadosan paningkatan ing saben siklusipun, kamangka sedaya indikator saged dipungayuh kanthi sae jumbuh kaliyan kriteria ketuntasan minimal ingkang sampun katetepaken inggih punika 78.
Tembung Wos: Kaprigelan nyerat, teks sandiwara Basa Jawa, Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siti Widiyasih. S441108013. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan Penerapan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd; Pembimbing II Dr.Warto, M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 masih rendah. Hal ini disebabkan rendahnya minat siswa mengikuti pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa dan model pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa dilaksanakan penelitian menggunakan penerapan Cooperative Learning tipe Cooperatif Integrated Reading and Compotition (CIRC). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa siswa dan meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPS 3 dan guru Bahasa Jawa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Data yang dikumpulkan berupa informasi kemampuan siswa dalam menulis teks drama Bahasa Jawa, kemampuan guru dalam mengajar, observasi dan pengamatan secara langsung, angket, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dan keterampilan menulis teks drama. Pada siklus I, siswa yang berminat 2,45 %; siklus II memperoleh 3,6 %; dan siklus III memperoleh 4,5 %. Peningkatan keaktifan terlihat pada siklus I memperoleh 2,6 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,5 %. Pada aspek kerjasama kelompok juga terjadi peningkatan pada siklus I hanya memperoleh 2,8 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,6 %. Pada peningkatan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siklus I siswa mendapat nilai rata-rata 79,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 55 %; siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 80,7 dengan ketuntasan klasikal 75 %; dan yang terakhir pada siklus III siswa mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal 100 %. Dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya, maka semua indikator dapat dicapai dengan baik sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 78.
Kata kunci: Keterampilan menulis, teks drama Bahasa Jawa, Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siti Widiyasih. S441108013. The Improvement Of Writing Ability Javanese Drama Script By The Use Of Cooperative Learning Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) type To The Twelveth Social Science Of SMA 1 Kudus. Thesis. Advisor I: Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd; Advisor II Dr.Warto, M.Hum. The Main Interest Indonesian Education Program, Javanese Education and Literature, Postgraduate Program. Surakarta Sebelas Maret University. ABSTRACT The writing ability Javanese drama text of the students grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus is low. It is caused by the interest in writing Javanese drama text is low and the method that is used by the teacher is conventionally. Because of those, to research by applying Cooperative Learning typr Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). This research is aimed to increase the interest in writing ability Javanese drama text for the students grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus. This is is classroom action research that is done for three steps. The subject of this research is the students grade XII IPS 3 and Javanese language teacher grade XII IPS 3 SMA 1 Kudus. The collected data are the information about students skill in writing Javanese drama teks, the teachers skill in teaching, observation and direct observation, through questionnaise, and document analysis. The technique of analyzing data used in descriptive comparative analysis and critical analysis. The result of this research shows that the application of Cooperative Learning type Cooperative Integrated Reading and Composition can increase the students interest in learning and skill in writing Javanese drama text. On the cycle I, the students interest is 2,45 %, the cycle II is 3,6 %, and the cycle III is 4,5 %. The increasing of the students activeness can be seen through cycle I which is about 2,6%, cycle II is 3,7 %, and cycle III is 4,5 %. On the aspect of group work also increase. That is showed on cycle I which is only 2,8 %, cycle II is 3,7 %, and cycle III is 4,6 %. On the increasing of the students skill in writing Javanese drama text, the cycle I shows that students only get 79,5 with classical completeness amount 55 %, cycle II shows that the students get score in average 80,7 with classical completeness 75 %, and the last one cycle III shows that the students get score in average 85 with classical completeness 100 %. Through these increasing on each cycle, it can be inferred that all indicators can be achieved well based on the criteris of classical completeness that has been decided about 78.
The keyword: Writing ability, Javanese drama text, Cooperative Learning Cooperative Integrated Reading and Composition type.
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini menggunakan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sering disingkat KTSP. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Masnur Muslich, 2008:17). Silabus dan RPP adalah dua hal yang sangat penting dan perlu dikembangkan sesuai kondisi sekolah. Dua hal ini kunci utama untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Berdasarkan kenyataan ini,
diperlukan pengembangan program pendidikan yang disesuaikan dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan daerah. Mata pelajaran yang ada di daerah masing-masing tersebut yaitu muatan lokal. Menurut Muslich (2008:30), muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi keunggulan daerah yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Sementara itu, Abdullah Idi (2007:260), muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan peserta didik di daerah itu wajib mempelajarinya. Khusus di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta ada satu muatan lokal yaitu muatan lokal Bahasa Jawa. Bahasa Jawa
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
merupakan muatan lokal wajib yang ada dalam pembelajaran di sekolah mulai tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengajaran bahasa dan sastra Jawa di sekolah merupakan bagian dari pengajaran muatan lokal Bahasa Jawa yang tidak dapat dipisahkan. Di dalam kurikulum Bahasa Jawa kelas XII disebutkan pula standar kompetensi tentang pengajaran bahasa dan sastra Jawa. Standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut : (1) mendengarkan: mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan nonsastra maupun sastra dalam berbagai ragam Bahasa Jawa; (2) berbicara: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan secara lisan sastra maupun nonsastra dengan menggunakan berbagai ragam dan unggah-ungguh Bahasa Jawa; (3) membaca: mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf latin maupun Jawa dengan keterampilan dan teknik membaca; dan (4) menulis: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai jenis karangan sastra maupun nonsastra menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh dan menulis dengan huruf Jawa (KepGub Jawa Tengah, 2011). Pengajaran sastra dalam Bahasa Jawa salah satu diantaranya drama atau sering disebut sandiwara. Pembelajaran drama dilaksanakan ditingkat SMA memiliki tujuan meningkatkan siswa dalam mengapresiasi drama, yaitu mengenal, memahami, menghayati, dan menghargai drama sebagai karya sastra secara kreatif. Pengajaran drama dalam penelitian ini menekankan pada keterampilan menulis teks drama. Pada keterampilan ini diharapkan peserta didik dapat menuangkan gagasan, ide, perasaan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
serta daya kreatifitas dalam bentuk bahasa tulis yang berbentuk teks drama. Keterampilan menulis teks drama juga telah disebutkan dalam kompetensi dasar yang termuat dalam kurikulum Bahasa Jawa. Teks drama yang dipelajari merupakan teks drama modern yang disesuaikan dengan kondisinya. Para peserta didik diajarkan dan dituntut menulis teks drama yang baik yang memiliki struktur batin dan struktur luar sesuai dengan struktur drama. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dapat melalui bahasa lisan dan tulis. Kemampuan komunikasi melalui bahasa tulis, merupakan sebuah kebutuhan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang menuntut seseorang untuk menuangkan sebuah ide, gagasan, pikiran, perasan dalam sebuah karya yang dapat memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran dan pengajaran menulis kurang mendapat perhatian yang sewajarnya sehingga mengakibatkan keterampilan menulis para siswa tidak memadai. Keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa merupakan keterampilan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan seseorang dituntut untuk menuangkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan untuk menjadi sebuah karya sehingga orang lain dapat memahami karya tersebut. Menurut Asul Wiyanto (2004:7) menulis
memang gampang-gampang susah. Gampang kalau sudah sering
melakukannya dan susah jika belum terbiasa. Sebab, sebagai suatu keterampilan untuk memperolehnya harus sering belajar dan berlatih. Drama merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk percakapan. Adhy Asmara (1983:5) mengatakan bahwa drama adalah suatu bentuk cerita konflik sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak (action) di hadapan pendengar atau penonton. Istilah drama juga mengandung dua pengertian yaitu 1) drama sebagai text play atau repertoire (naskah), dan 2) drama sebagai theather atau performance. Teeuw (1983:3-5) mengatakan teks sastra memiliki unsur atau struktur batin atau intern structure relation yang terkait oleh bahasa pengarang, selain itu naskah sastra juga memiliki struktur luar atau extern relation yang terkait oleh bahasa pengarangnya. The Liang Gie (1992:28) mengatakan bahwa minat berarti tertarik atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari kepentingan kegiatan tersebut. Keterkaitan antara minat menulis teks drama Bahasa Jawa dengan keterampilan menulis mempunyai hubungan yang sangat erat. Dapat diketahui bahwa jika seorang siswa telah mempunyai minat yang baik untuk menulis teks drama Bahasa Jawa, secara otomatis keterampilan menulis siswa juga akan baik. Hal ini disebabkankan, dalam melakukan kegiatan menulis tidak ada unsur paksaan sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik pula. Sebaliknya, jika minat siswa untuk mempelajari Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama rendah, keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa juga rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur paksaan dari dalam diri siswa. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, akan tetapi biasanya interaksi ini kurang berjalan dengan maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan itu diketahui dari masih banyaknya guru yang menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
pendekatan konvensional yaitu dengan metode ceramah serta penugasan. Guru menjelaskan materi dan memberi beberapa ide pokok, kemudian siswa ditugasi untuk membuat sebuah karangan dengan memilih ide pokok tersebut, dan kemudian dinilai. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran selama ini masih mementingkan produk daripada proses. Jika pengajaran di sekolah dilakukan seperti ini secara terus-menerus akan berdampak negatif bagi siswa. Harus diakui bahwa pengajaran sastra khususnya menulis teks drama Bahasa Jawa di sekolah khususnya kelas XII masih kurang menarik bagi para siswa, apalagi pembelajaran menggunakan Bahasa Jawa. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata Bahasa Jawa, kurang akrabnya siswa dengan karya sastra Jawa, dalam kegiatan belajar mengajar guru belum menggunakan metode yang kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran Bahasa Jawa terkesan membosankan. Ditambah sikap rasa ingin tahu terhadap Bahasa Jawa kurang dan rasa solidaritas berdiskusi antarsiswa juga kurang terjalin. Keadaan di atas tidak jauh berbeda dengan keadaan peserta didik di SMA 1 Kudus khususnya pada siswa kelas XII IPS 3 . Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru di kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus, keterampilan menulis dan minat siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa disebabkan berbagai faktor yang diketahui dari hasil wawancara antara lain (1) kurangnya penguasaan kosa kata Bahasa Jawa, (2) kurang terbiasanya menggunakan Bahasa Jawa, (3) perlunya menguasai unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah drama, perlunya penguasaan kalimat-kalimat percakapan yang runtut, (4) kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
mampu mengembangkan ide, (5) perlu mempunyai daya imajinasi dan konsentrasi yang tinggi, dan (6) siswa kurang dapat membaca dan berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa. Selain kendala yang timbul dari peserta didik, kendala juga timbul dari guru, karena hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kadangkala guru merasa kebingungan dengan metode dan strategi apa yang harus dipilih yang kiranya cocok dengan pembelajaran dan mudah diterima oleh peserta didik. Minat peserta didik dapat tumbuh dalam diri peserta didik, jika peserta didik tersebut aktif dalam mengikuti pelajaran, sering bertanya, sering menanggapi, atau yang lain. Kenyataan di lapangan siswa kelas XII IPS 3 kurang berminat dalam mempelajari Bahasa Jawa. Minat tersebut tidak timbul dalam diri peserta didik sendiri, melainkan tergantung guru yang mengajar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk melestarikan bahasa dan budaya Jawa. Salah satu cara agar minat mempelajari Bahasa Jawa dapat meningkat yaitu dengan mengubah cara pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah serta menyadarkan anak akan pentingnya budaya dan Bahasa Jawa. Melihat kenyataan di lapangan, peneliti mencoba memberi solusi alternatif untuk menyikapi permasalahan menulis teks drama Bahasa Jawa yang dialami oleh siswa maupun guru. Setelah berdiskusi, peneliti dan guru Bahasa Jawa kelas XII IPS 3 sepakat menggunakan sebuah metode yaitu metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang termasuk dalam Cooperative Learning. Metode CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan gabungan program membaca, menulis dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
bacaan dengan menulis (Kessler,1992:24). Menurut Kessler (1992:183-185) ciri-ciri CIRC (1) adanya satu tujuan tertentu, (2) adanya tanggung jawab setiap individu, (3) dalam satu kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses, (4) tidak ada kompotiti antar kelompok, (5) tidak ada tugas khusus, dan (6) menyesuaikan diri dengan kebutuhan menjadi kewajiban setiap individu. Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa yaitu peserta didik dibagi atas beberapa kelompok. Setelah terbagi 4-5 kelompok, didalam kelompok itu dipilih satu ketua yang dianggap memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kemudian setiap kelompok diberi sebuah bacaan cerita cekak (cerkak) dan cerita rakyat yang kemudian dianalisis. Setelah membaca dan menemukan unsur-unsur yang terkandung secara keseluruhan, setiap individu ditugasi untuk membuat teks drama Bahasa Jawa sesuai bacaan tersebut. Teks drama yang dibuat oleh peserta didik merupakan teks drama jenis modern yang disesuaikan dengan teks bacaan. Tahap yang terakhir, peserta didik mempresentasikan hasil karya di depan kelas. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat memudahkan siswa dalam menulis teks drama Bahasa Jawa dengan terampil. Mengingat pentingnya pengajaran sastra khususnya menulis teks drama Bahasa Jawa di kelas XII, maka perlu dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah penulisan teks drama Bahasa Jawa sehingga diharapkan siswa benar-benar memahami dan berpotensi menulis teks drama Bahasa Jawa secara terampil serta dapat berkomunikasi dengan Bahasa Jawa dengan lancar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa pada siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus? 2. Apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa pada siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus melalui Cooperative Learning tipe CIRC. 2. Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus melalui Cooperative Learning tipe CIRC.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Memperkaya khasanah teori/keilmuan, teknologi, seni berbahasa , serta karya sastra khususnya di bidang pendidikan yang terkait dengan proses pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa secara efektif akan membantu kemampuan peserta didik dalam menuangkan ide/gagasan dan perasaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Memberi kemudahan bagi peserta didik untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Jawa khususnya kemampuan menulis teks drama Bahasa Jawa. 2) Memberi
keterampilan
bersosial
bagi
sesama,
terutama
dalam
bekerjasama, berinisiatif, dan perhatian terhadap masalah yang dihadapi. b. Manfaat bagi guru 1) Memperbaiki proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Jawa tentang menulis teks drama Bahasa Jawa. 2) Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. 3) Membantu guru meningkatkan kinerjanya sebagai guru professional. 4) Membantu guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif. c. Manfaat bagi sekolah 1) Memberi pengalaman kepada sekolah berkaitan dengan penelitian tindakan kelas 2) Memberi informasi ilmiah tentang pembelajaran Bahasa Jawa untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Second Language Writing and Research: The Writing Prosess and Error Analysis in Student
,
menyimpulkan bahwa kompetensi untuk menulis dengan baik bukan merupakan keahlian yang diperoleh secara alami, melainkan memerlukan latihan secara terusmenerus. Maksudnya kompetensi menulis harus dilakukan dan dipelajari melalui pengalaman. Menulis juga melibatkan keterampilan menyusun, merangkai informasi untuk menceritakan kembali informasi dalam bentuk narasi atau keterangan. Selain itu, menulis juga untuk mengubah informasi menjadi teks baru. Adapun persamaannya dengan penelitian yang dilakukan dengan peneliti yaitu sama-sama melakukan penelitian kegiatan menulis untuk mengubah informasi menjadi teks baru. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Johanne Myles yaitu kegiatan mengubah informasi dengan cara menulis dalam bentuk narasi atau keterangan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu kegiatan mengubah suatu bacaan menjadi sebuah tulisan dalam bentuk teks drama. Penelitian yang dilakukan oleh Deasy Richard J (2002:133-151) dalam Internasional CLIL Research Journal, menyimpulkan bahwa dalam seni visual ada temuan tentang bagaimana menggambar mendukung keterampilan menulis dan bagaimana pelatihan visualisasi mendukung interpretasi dari teks drama dalam bentuk 10to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
ditetapkan dramatis, dihubungkan dengan pemahaman cerita, pemahaman karakter, dan kemampuan menulis, dan terbukti cara yang lebih baik bagi siswa untuk proses cerita dari diskusi yang dipimpin guru. Beberapa studi menunjukkan anak-anak menjadi lebih terlibat dalam studi mereka ketika seni diintegrasikan ke dalam pelajaran mereka. Lain menunjukkan bahwa resiko siswa sering menemukan jalur melalui seni untuk keberhasilan akademis yang lebih luas. Ia mengusulkan bahwa jika belajar adalah proses integrasi pengetahuan dari beberapa domain, kemudian mengajar akan paling efektif ketika itu juga terintegrasi. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deasy Richard yaitu samasama melakukan kegiatan integrasi melalui teks drama yang dilakukan secara kelompok dengan cara berdiskusi yang dipimpin oleh guru. Perbedaannya yaitu penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian yaitu kegiatan integrasi lebih mengutamakan kegiatan menulis siswa terutama menulis teks drama. Penelitian yang dilakukan oleh Chan Mei Yuit & Yap Ngee Thai yang berjudul Encouraging participation in public discourse through online writing in ESL in
menyimpulkan bahwa intruksi penulisan telah dimulai dengan
mengadopsi pengetahuan yang mengintegrasikan penulisan kelas dengan peristiwa di luar kelas. Tujuan penulisan tidak terbatas pada kompetensi dalam istilah bahasa, gaya, dan cara naming diperluas secara literature. Orientasi penulisan khususnya di tingkat universitasberiringan dengan tujuan perguruan tinggi untuk menghasilkan individu yang kuat dalam berkontribusi terhadap dunia yang lebih baik melalui partisipasi perkuliahan umum. Adapun persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
melakukan sebuah penelitian kebahasaan yang mengambil aspek kegiatan menulis. Sedangkan perbedaannya, peneliti meneliti kegiatan menulis teks drama Bahasa Jawa yang dilakukan di sebuah sekolah menengah atas. Penelitian Suyanti, tahun 20 Drama d
penelitian ini
merupakan studi kasus di Kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo. Perbedaan hasil-hasil penelitian tersebut diatas dengan penelitian tesis ini terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Jenis penelitian ini berupa penelitian studi kasus yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo. Pada penelitian tesis yang dilakukan peneliti merupakan sebuah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas XII SMA 1 Kudus. Adapun persamaanya yaitu sama-sama meneliti menulis teks (naskah) drama dengan menggunakan media bahan bacaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama terdapat kendala-kendala antara lain terbatasnya waktu, kurangnya sarana prasarana, rendahnya motivasi siswa, dan pengelolaan kelas yang belum optimal. Pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama sudah mengarah pada sistem KBK walaupun belum sepenuhnya. Penelitian Dw Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) , menyimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Pucangan 2 Kartasura. Simpulannya, penerapan CIRC pada siswa kelas V SD N 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Pucangan Kartasura terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil membaca pemahaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil rerata pada setiap siklus sebagai berikut: pada siklus I terjadi peningkatan 55,56%; pada siklus II terjadi peningkatan 70,37%, dan pada siklus III terjadi peningkatan 77,78%. Adapun persamaan dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama menggunakan model kooperatif tipe CIRC. Perbedaannya yaitu penelitian terdahulu menganalisis/meneliti tentang keterampilan membaca pemahaman, sedangkan penelitian sekarang meneliti keterampilan menulis. The Effects of Cooperative Learning on Improv Practice in Language Studies
dalam jurnal Theory and 2011, menyimpulkan bahwa penelitian ini
mendiskusikan tentang 3 metode utama dari pembelajaran kooperatif dan bagaimana mengimplementasikan pembelajaran kooperatif dalam kelas membaca bahasa Inggris selama proses beberapa elemen-elemen harus dipertimbangkan meliputi atmosfer kelas (keadaan kelas) dalam bentuk latihan dan aturan-aturan guru. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wenjing Zuo adalah sama-sama menggunakan metode cooperative learning (pembelajaran kooperatif), yang membedakan adalah penelitian terdahulu meneliti tentang keterampilan membaca bahasa Inggris pada mahasiswa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang keterampilan menulis teks drama pada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
B. Landasan Teori 1. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa a. Pengertian Keterampilan Menulis Kegiatan belajar mengajar di sekolah peserta didik pasti tidak asing dengan kegiatan menulis. Apalagi dalam pembelajaran bahasa, ada empat aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keempat aspek itu adalah membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Ditegaskan bahwa dalam KTSP, untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran bahasa peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik dan benar baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting, karena dengan adanya menulis peserta didik dapat mengungkapkan semua gagasan dan pikirannya dalam sebuah tulisan. Menurut H.G.Tarigan (2008:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik Writing is essentially a social act: you usually write to communicate with an andience. Which has expatiations a bout the tex type Menulis secara esensial merupakan sebuah kegiatan sosial, dalam proses menulis ini penulis berkomunikasi dengan seorang audiens/pembaca yang mempunyai harapan-harapan jenis teks
commit to user
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
dihasilkan oleh seorang penulis. Menurut Ur dalam Sugiarto (2001:3), menulis merupakan proses penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca. Menurut Muchsin Achmadi (1990:22), menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tatanan ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem konvensional yang dapat dilihat. Sementara itu, menulis juga bisa diartikan sebuah seni yang digunakan untuk menuangkan sebuah ide secara bebas dan sesuai kreatifitas seseorang. Burhan Nurgiyantoro (2001:296) berpendapat agar komunikasi lewat lambang tulis dapat dicapai seperti yang diharapkan penulis, hendaknya menuangkan ide gagasannya ke dalam bahasa yang tepat dan teratur serta lengkap. Dengan demikian bahasa yang digunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis, sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati dan pikiran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seni menuangkan ide, mencatat, dan menyusun sebuah makna dengan simbol grafis yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis (Izzul Hasanah,2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Keterampilan Menurut Atar Semi (1990:10) untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik seorang penulis harus mempunyai tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu: (1) keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang paling tinggi. Pada hakikatnya, keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang merupakan perekaman dari bahasa lisan kedalam bahasa tulis. Keterampilan yang diperlukan seorang penulis yaitu keterampilan penggunaan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata, dan penggunaan kalimat efektif; (2) keterampilan
penyajian
merupakan
keterampilan
pembentukan
dan
pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan yang sistematis. Dengan demikian, memungkinkan tulisan yang dihasilkan dapat diterima dengan baik dan mudah oleh pembaca; (3) keterampilan perwajahan atau pengaturan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien seperti penyusunan format, pemilihan ukuran kertas, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain. Keterampilan ini sangat diperlukan karena dapat mendukung kesempurnaan dan kerapian. b. Langkah-Langkah Menulis Menurut Iim Rahmina (1997:3) bahwa seorang penulis yang baik harus memilih dan menentukan isi pikiran yang akan dituangkan ke dalam tulisan yang berupa topik. Topik atau tema berperan penting dalam sebuah tulisan karena menjiwai seluruh tulisan dan sebagai pedoman dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
menyusun tulisan. Selain pemilihan topik yang menarik, harus dapat juga mengorganisasikan pikirannya agar tulisan yang dihasilkan tersusun rapi dan teratur. Penulis harus membuat kerangka tulisan terlebih dahulu yang nantinya akan berfungsi sebagai pedoman pokok dalam mengembangkan tulisan, caranya mencatat semua ide, menyeleksi ide, dan mengelompokkan ide. Sementara itu, Wiskon dan Burks (dalam Iim Rahmina, 1997:8) berpendapat bahwa pelaksanaan kegiatan menulis akan berjalan efektif jika sebelumnya penulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) memilih topik atau tema tulisan, 2) membatasi topik tulisan, 3) menentukan tujuan dan memilih jenis tulisan, 4) membuat kerangka tulisan, 5) mengembangkan tulisan dengan memperhatikan aturan pemakaian bahasa. Berbeda dengan pernyataan di atas, Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan (1996:121-131) mengemukakan proses menulis melalui tiga tahap yaitu 1) tahap prapenulisan, 2) tahap penulisan, dan 3) tahap pascapenulisan. Atar Semi (1990:11-16) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses yang kreatif. Sebagai suatu proses, menulis dilakukan dengan beberapa langkah yaitu: 1) Pemilihan dan PenetapanTopik Didalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Suatu gagasan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
diperoleh melalui empat sumber antara lain: (a) pengalaman, dengan adanya pemilihan pengalaman yang unik dapat dijadikan bahan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi pembaca; (b) pengamatan, dengan adanya pangamatan kegiatan menyimak dan membaca dapat memperoleh pengetahuan yang dapat dijadikan topik sebuah tulisan; (c) imajinasi, dengan kemampuan mengkhayal sesuatu, maka suatu topik dapat dirumuskan terutama dalam bentuk fiksi; (d) pendapat dan keyakinan, dengan adanya pendapat dari orang lain dan keyakinan dari diri sendiri maka hal ini dapat dijadikan suatu topik. 2) Pengumpulan informasi Langkah kedua yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih. Hal ini diperlukan agar tulisan yang dihasilkan dapat berbobot dan meyakinkan sesuai dengan tujuan penulisan. 3) Penetapan Tujuan Penetapan tujuan pada dasarnya mulai terpikirkan oleh penulis pada saat pemilihan dan penetapan topik dilakukan. Bila suatu tulisan tidak dilandasi oleh suatu tujuan yang jelas dan tegas maka tulisan tersebut tidak terarah dan tidak dapat dipahami oleh pembaca. 4) Perancangan Tujuan Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
melakukan pengelompokan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. 5) Penulisan Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian yang tepat. Artinya tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan atau sasaran. Di dalam pelahiran ide atau gagasan tahap yang pertama jangan terlalu terikat dengan pola dan susunan bahasa yang digunakan. 6) Penyuntingan atau revisi Cara menyunting yang baik adalah dengan membiarkan tulisan itu terendap beberapa waktu setelah penulisan, dan kemudian melakukan suntingan dengan membaca teliti. 7) Penulisan Naskah Jadi Dalam pengetikan terakhir ini perlu diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca. Masalah perwajahan harus pula diperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak hanya terbatas kesempurnaan isi dan ketepatan perangkat kebahasaan, tetapi juga masalah susunan, kejelasan, dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
c. Pengertian Minat Menulis The Liang Gie (1992:28) mengatakan bahwa minat berarti tertarik atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari kepentingan kegiatan tersebut. Hal ini berarti bahwa minat adalah ketertiban seseorang dengan penuh kesadaran, perhatian, dan perasaan senang akan kepentingan kegiatan yang lebih lanjut akan menyadari kepentingan tujuan kegiatan tersebut. Dengan rumusan yang hampir senada dengan pendapat tersebut, Crow dan Crow (1989:303) mengatakan bahwa minat dapat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi partisipasi dalam kegiatan. Sementara itu, Slameto (2003:57) menyatakan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) yang belum tentu dikuti rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Lebih lanjut, Slameto (2003:58) mengemukakan siswa yag berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal sesuatu yag dipelajari secara terus menerus; (2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati; (3) memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
yang diminati; (4) ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati; (5) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya; dan (6) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Bingham (1989: 21), menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan untuk ikut serta aktif dalam pengalaman-pengalaman dan memelihara pengalaman tersebut. Minat (interest) dapat dikatakan lawan dari keengganan (aversion) yang dirumuskan sebagai kecenderungan untuk menjauhi terjadinya pengalaman tentang objek-objek. Minat (interst) dan keengganan (aversion) sifatnya dinamik. Pada suatu saat mungkin minat lebih kuat daripada keengganan, disebabkan individu yang bersangkutan memusatkan perhatian kepada salah satu objek sehingga tidak ada kesempatan untuk memperhatikan objek lain. Witherington (1987: 25) berpendapat minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, orang lain, hal, atau keadaan mempunyai hubungan atau kepentingan baginya. Minat harus dianggap sebagai respon sadar, jika tidak respon itu sama sekali tidak bermakna. Sementara itu, menurut Winkel W.S (1986: 105) member pengertian bahwa minat adalah suatu perasaan pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap suatu objek, karena objek tersebut menarik dirinya. Chaplin (2000: 246) mengemukakan minat dalam tiga buah rumusan, yaitu pertama, sebagai suatu sikap yang menetap yang mengikat perhatian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
individu ke arah objek-objek tertentu secara selektif. Kedua, perasaan yang berarti bagi individu terhadap kegiatan, pekerjaan sambilan atau objek-objek yang dihadapi oleh setiap individu, dan ketiga, kesiapan individu yang mengatur atau mengendalikan perilaku dalam arah tertentu atau ke arah tujuan tertentu. Strong dalam Paul Thomas Joung (1950: 321) mengemukakan pendapat sebagai berikut
ling and . Seorang
individu berminat terhadap sesuatu tentunya akan diiringi adanya perasaan senang terhadap aktifitas tersebut atau berbuat sesuatu terhadap objek tertentu. Sementara itu, Mulyasa (2009: 93) mengemukakan bahwa minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, misal minat untuk mempelajari dan melakukan sesuatu. Minat, seperti yang dikenal orang dewasa ini dapa mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Umpamanya, seorang siswa yang mearuh minat besar terhadap bahasa Jawa akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Minat adalah perasaan tertarik dan keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Makin kuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
atau makin dekat hubungan tersebut, maka makin besar minat (Junardi, 1989:156). Lebih lanjut Junardi menyatakan bahwa minat siswa biasa diekspresikan melalui pertanyaan yang menunjukkan bahwa siswa lebih tertariksuatu objek daripada objek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap objek tertentu cenderung menaruh perhatian besar terhadap objek tersebut. Sementara itu, Noehi Nasution (1993:7) menjelaskan bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik. Sebaliknya kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Super & Crites (dalam Crow, 1963:253) menggolongkan minat menjadi empat jenis atas dasar perbedaan dalam mendapatkan data. Keempat golongan tersebut antara lain : (1) Expressed interest, yaitu pernyataan senang atau tidak senang dari subyek terhadap objek, baik berupa tingkah laku atau aktifitas maupun pekerjaan; (2) Manifested interest, yaitu yang diwujudkan dengan adanya partisipasi terhadap suatu tindakan atau pekerjaan; (3) Tested interest, yaitu minat yang diwujudkan atau diketahui dari hasil tes obyektif; dan (4) Inventoried interest, yaitu perwujudan minat yang diketahui melalui daftar isian dengan butir-butir yang tersusun. Sesorang akan diketahui minatnya bila ada kecenderungan tertarik pada suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
menghasilkan suatu respon terhadap hal yang disenangi tersebut. Dapat dikatakan siswa-siswa yang mempunyai minatnya belajar berdasarkan rasa senang dan adanya stimulus sesuai keadaan dirinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Underwood (2000:31) menyatakan bahwa minat mempunyai aspek-aspek sebagai berikut : (1) Ketertarikan pada suatu obyek tertentu dalam proses pembelajaran meliputi kelengkapan fasilitas belajar, minat atau suka terhadap mata pelajaran, serta frekuensi kegiatan dalam periode waktu tertentu; (2) Respon terhadap suatu obyek tertentu dalam pembelajaran meliputi pengharhaan atau penggunaan pada waktu dalam belajar, orientasi pada hasil belajar yang telah dicapai, tingkatan aspirasi, keuletan dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan, dan arah sikap pebelajar terhadap sasaran kegiatan belajar; (3) Keinginan terhadap sesuatu hal meliputi kecenderungan untuk memahami suatu konsep dan pengalaman untuk mencapai tujuan. Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas (Slamet, 2008:96). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa minat adalah suatu rasa ketertarikan dan lebih suka akan sesuatu dan aktifitas yang dilaksanakan dengan rasa senang tanpa ada paksaan dari orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Minat menulis adalah suatu rasa ketertarikan dan rasa suka terhadap suatu aktifitas menuangkan ide pokok atau gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk tulisan. d. Pengertian Teks Drama Di Indonesia, perkembangan drama sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat diberbagai media misal di televisi, siaran radio, layar tancep, ataupun dipentaskan secara langsung dipanggung. Pada saat ini juga banyak organisasi-organisasi remaja yang ingin mempelajari lebih mendalam tentang drama. Misalnya di sekolah, universitas, karang taruna, ataupun di sanggarsanggar teater. Menurut Herman J Waluyo (2002:1) drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Jika melihat drama, seolah-olah penonton melihat kejadian dalam masyarakat. Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. Apabila menyebut tentang drama, maka kita berhadapan dengan drama naskah dan drama pentas. Naskah drama dapat dijadikan bahan studi sastra, dapat dipentaskan, dan dapat dipergelarkan. Senada dengan itu, Lusemburg mengatakan bahwa drama adalah teks yang bersifat dialog dan isinya membentangkan alur (dalam Rahmanto dan Haryanto, 1998:78). Kata drama berasal dari bahasa Greek, dari kata dran yang berarti berbuat, to act atau to do (H.G Tarigan, 1993:69). Drama berasal dari bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
mengandung arti yang luas jika ditinjau sebagai salah satu genre sastra, atau drama sebagai cabang ilmu kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa, sedangkan drama pentas adalah jenis kesenian mandiri yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis, seni kostum, seni rias, dan sebagainya. Herman J. Waluyo (2002:2) mengatakan bahwa secara terminologi istilah drama biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah yang dimaksud naskah drama atau drama pentas. Drama naskah merupakan salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Menurut Moulton (dalam Herman J. Waluyo,2002:2) menjelaskan definisi drama (pentas) sebagai hidup manusia yang dilukiskan dengan action. Sementara itu dalam Bahasa Jawa istilah drama berarti sandiwara. Sandiwara
sandi yang berarti
rahasia, sedangkan warah yang berarti pelajaran. Jadi sandiwara mempunyai makna pelajaran yang diberikan secara diam-diam atau rahasia (Herman J. Waluyo, 2008:3). Suroto mengemukakan sandiwara adalah ajaran yang dirahasiakan atau samar-samar, terselubung (1989:75). Istilah sandiwara mulai popular sejak penduduk Jepang. Menurut Adhy Asmara (1993:10) drama adalah suatu bentuk cerita konflik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak dihadapan pendengar atau penonton. Panuti Sudjiman (1990:22) menjelaskan drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog dan lazimnya dirancang untuk dipentaskan dipanggung. Senada dengan hal tersebut, drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan diatas pentas (Abdul Rozak Zaidan et all,1991:31).
himself in an imaginary situation; or to portray another person in an prented. It provides an apportunary for a person to expressions and (Susan Holden, 1981). Susan Holden (1981) mendefinisikan drama sebagai aktifitas yang meminta partisipan menggambarkan dirinya dalam situasi imajinasi (khayalan); atau untuk menggambarkan orang lain dan situasi imajinasi. Oleh memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya sendiri melalui ekspresi verbal dan gerak tubuh yang menggunakan imajinasi dan perasaannya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa drama adalah salah satu bagian dari karya sastra yang menceritakan suatu kehidupan yang berupa percakapan yang dapat dipentaskan. Pengertian teks drama itu sendiri yaitu semua teks yang bersifat dialog-dialog dan yang isinya membentangkan sebuah alur (Luxemberg, Bal,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
dan Weststeijn,1984:158). Sementara itu menurut Teew (1983:3-5) teks sastra memiliki unsur atau struktur batin atau intern structure relation, yang terkait oleh bahasa pengarangnya. Naskah sastra juga memiliki struktur luar atau extern structure relation yang terikat oleh bahasa pengarannya. Herman J. Waluyo (2002:7) menjelaskan bahwa dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa sebuah drama dapat
dibedakan menjadi dua yaitu drama yang bertujuan untuk
dipentaskan dan drama yang berhubungan dengan naskah atau teks. Secara keseluruhan drama merupakan salah satu karya sastra yang berupa dialog yang menggambarkan kehidupan manusia yang bertujuan untuk dipentaskan dihadapan penonton. e. Jenis-Jenis Drama Drama termasuk salah satu bentuk karya sastra. Menurut Suroto (1989:76) drama dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Drama Tradisional Drama tradisional dapat dikatakan sebagai drama asli. Ia lahir dan hidup dalam masyarakat, dihayati dan dikembangkan di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Drama jenis ini tidak sama antara daerah yang satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pandangan, jiwa, adar, serta keyakinan masyarakat pemiliknya. Namun secara umum tetap memiliki kesamaan. Menurut Astuti Hendrato (dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Suroto,1989:76) ciri-ciri drama tradisional adalah sebagai berikut: (a) Cerita yang disajikan biasanya sudah dikenal oleh masyarakat, sudah pupoler; (b) Pementasan selalu diiringi bunyi-bunyian alat musik; (c) Tarian, nyanyian, dan lawak bukan merupakan bagian pertunjukan yang terpisah; (d) Nilai dramatik dilakukan spontan dan tak diduga; (e) Hubungan antara penonton dan pemain sangat akrab, karena keduanya saling memberi respon; (f) Pergelaran dilakukan dimana saja, asal dipandang memenuhi kebutuhan; (g) Dapat ditambahkan, bahwa drama ini bersifat turun-menurun; dan (h) Ceritanya tidak ditulis melainkan diceritakan secara garis besar dengan cara lisan. Ditinjau dari kelahirannya, drama tradisional ada dua macam antara lain: (a) Drama rakyat, drama rakyat adalah drama yang hidup di kalangan rakyat kebanyakan. Biasanya lakon yang dimainkan menyangkut masalahmasalah kemasyarakatan yang sedang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Penampilannya pun sangat sederhana, bahkan kadang-kadang tampil secara apa adanya tanpa penyusunan yang direncanakan secara rapi; (b) Drama yang lahir di kalangan bangsawan, Drama yang lahir di kalangan bangsawan umumnya tersusun secara rapi. Drama ini direncanakan oleh seniman-seniman keraton. Bahkan kadang-kadang mengandung ajaran-ajaran tentang kehidupan atau filsafat hidup, gerakangerakan serta cara pementasannya memperhatikan segi artistik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Jika dilihat dari asalnya, drama tradisional ada bermacam-macam, antara lain: (1) ludruk, drama dari Jawa Timur; (2) ketoprak, drama dari Jawa Tengah; (3) lenong, drama dari Betawi; (4) reog dan wayang golek, drama dari Jawa Barat; (5) randai, drama dari Sumatra Barat; (6) mendu, drama dari Riau; dan (7) mamanda, drama dari Kalimantan. 2) Drama Modern Drama jenis ini merupakan drama hasil pengaruh drama/ teater Barat. Kehadirannya dibuat dan diadakan oleh seorang pengarang atau sutradara. Kadang-kadang ceritanya terasa asing, sulit dimengerti, masalah yang dikemukakan adalah masalah masyarakat atau masalah sosial. Ada pun ciri-ciri drama modern antara lain: (a) Naskah dalam drama modern sudah dituliskan secara lengkap; (b) Dialog-dialognya harus dihafalkan oleh para pemainnya, (c) Watak para tokoh cerita harus dipelajari oleh para pemain lewat gerak, dialog, serta cara berpakaian; (d) Hubungan pemain dan penonton kurang akrab; dan (e) Drama modern biasanya dipentaskan di tempat tertutup. Dilihat dari penyajiannya drama modern dapat dibedakan menjadi: (a) Drama biasa ialah drama yang penyajiannya menggunakan dialog biasa seperti dalam kehudupan nyata; (b) Opera ialah drama yang dialognya tidak diucapkan tetapi dinyanyikan; (c) Operet ialah opera dalam bentuk kecil; (d) Pantomim ialah pertunjukan drama yang para pemainnya bercerita tanpa kata tetapi melalui gerak; dan (e) Sendratari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
ialah pertunjukan drama yang para pemainnya mempertunjukkan cerita melalui tari. Jenis-jenis drama yang dikemukakan Herman J Waluyo (2008:58) ada 21 jenis antara lain: (1) Drama Pendidikan, istilah drama pendidikan disebut juga drama ajaran atau drama didaktik. Pada abad pertengahan, lakon menunjukkan pelaku-pelaku yang dipergunakan untuk melambangkan kebaikan atau keburukan, kematian, kegemaran, persahabatan, permusuhan, dan sebagainya; (2) Drama Duka (Tragedy), Drama duka adalah drama yang pada akhir cerita tokohnya mengalami kedukaan; (3) Drama Ria (Komedi), drama ria adalah drama yang menyenangkan, cara memperoleh kesenangan pembaca tidak dengan mengorbankan struktur dramatik. Dalam komedia ria, struktur dramatik yang berwujud lakon, konflik, irama, plot, dan sebagainya; (4) Closed Drama (Drama untuk Dibaca), drama jenis ini hanya indah untuk bahan bacaan. Para sastrawan yang tidak berpengalaman mementaskan drama biasanya menulis closed drama yang tidak mempunyai kemungkinan pentas. Para penulis drama yang sekalipun sutradara atau aktor biasanya menulis drama yang tidak hanya memperhatikan struktur atau keindahan bahasa, akan tetapi yang penting adalah kemungkinannya untuk dipentaskan; (5) Drama Teatrikal (Drama untuk Dipentaskan), dalam dram teatrikal mungkin nilai literernya tidak tinggi, tetapi kemungkinan untuk dapat dipentaskan sangat tinggi. Dalam menulis drama teatrikal, penulis membayangkan panggung dan proses pementasan. Dialog-dialognya disesuaikan dengan tuntutan lakon dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
diusahakan sehidup mungkin; (6) Drama Romantik, drama romantik ditulis pada zaman romantik yaitu mulai akhir abad XVIII sampai awal abad XIX. Sifat romantik terletak pada sifat lakon dan para pelakunya; (7) Drama Adat, drama adat mementingkan penggambaran adat-istiadat di dalam suatu masyarakat atau daerah atau suku tertentu. Dalam hal ini drama tidak boleh bersifat imajinatif sepanjang memotret adat suatu daerah, tata cara hidup, cara berpakaian, cara mengungkapkan sesuatu, adat perkawinan, pemakaman, dan sebagainya harus diungkapkan sejujur mungkin karena merupakan potensi adat suatu tempat; (8) Drama Liturgi, drama liturgi adalah drama yang dikaitkan dengan pelaksanaan upacara agama, baik linurgi inti maupun hanya sebagai alat memperoleh daya tarik saja; (9) Drama Simbolis, drama simbolis atau sering disebut drama lambang adalah drama yang menggunakan lambang artinya pelukisan lakon tidak langsung kesasaran. Kejadian yang dilukiskan dipergunakan untuk melambangkan kejadian lain. Nama pelaku tertentu dipergunakan untuk melambangkan tokoh lain dalam bermasyarakat; (10) Monolog, monolog sering dijumpai dalan tontonan ludruk, ketoprak, dan wayang kulit. Seorang pelaku monolog harus menyadari bahwa lakonnya adalah merupakan konflik manusia. Naskah harus dipatuhi agar struktur dramatiknya tetap dipertahankan. Arifin C. Noer adalah seorang penulis monolog yang cukup produktif; (11) Drama Lingkungan, drama lingkungan sering disebut dengan teater lingkungan, yaitu jenis drama modern yang melibatkan penonton. Tujuannya membuat tontonannya akrab dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
penonton. Drama lingkungan ini dipelopori oleh Marjuki seorang dramawan dari Yogyakarta sekitar tahun 1960-an; (12) Komedi Intrik (Intrique Comedy), komedi intrik adalah jenis komedi yang mengundang ketawa secara langsung dengan melalui penciptaan situasi yang lucu dan bukan dari watak atau dialognya. Mungkin dialognya tidak lucu akan tetapi ceritanya menciptakan situasi lucu; (13) Drama Mini Kata, drama mini kata adalah jenis drama dengan kata-kata seminim mungkin. Di Indonesia, jenis drama mini kata dikembangkan oleh Rendra sekitar tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Drama mini kata dapat dijumpai di Bali yang berupa tari kecak; (14) Drama Radio, drama radio mementingkan dialog yang diucapkan lewat siaran radio. Drama radio telah popular sejak lama yang sering disebut sandiwara. Drama radio lebih mengutamakan kecakapan karakter suara pada pelakunya, juru musik, dan juru pengatur suara; (15) Drama Televisi, penyusunan drama televisi sama dengan penyusunan naskah film. Kelebihan drama televisi adalah dalam hal melukiskan flash back yang biasa dijumpai memperhidup lakon dan menciptakan variasi; (16) Drama Eksperimental, penanaman drama eksperimental disebabkan oleh kenyataan bahwa drama tersebut merupakan hasil
eksperimen
pengarangnya
dan
belum
memasyarakat.
Drama
eksperimental adalah drama konvensional yang menyimpang dari kaidahkaidah umum struktur lakon, baik dalam hal struktur tematik maupun struktur kebahasaan; (17) Sosio Drama, sosio drama adalah bentuk pendramatisan peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Menurut Henry Guntur Tarigan (dalam Herman J,2008:56) ada tiga langkah jika seseorang ingin mementaskan atau menulis sosio drama yaitu (a) Mengemukakan suatu masalah, (b) Mendramatisasikan masalah, dan (c) Mendiskusikan hasil dramatisasi. Nilai pendidikan dari sosio drama adalah sebagai berikut: (a) Melatih pelajar agar terlibat dalam persoalan kehidupan, (b) Memberi kesempatan menjiwai peran, (c) mendiskusikan nilai-nilai kehidupan, (d) Menghargai pendapat orang lain, (f) Membentuk kepribadian, (g) Melatih penggunaan bahasa lisan dengan baik dan lancer, (h) Ikut merasakan lakon secara sosial maupun secara psikologis, (i) Melatih mengemukakan pendapat; (18) Melodrama, Drama melodis mempunyai ciriciri sebagai berikut: (a) Lakon serius, tetapi tokohnya tidak otentik seperti dalam tragedi, (b) terdapat unsur perubahan, (c) mencerminkan timbulnya rasa kasihan yang sentimental, dan (d) tokoh utamanya adalah pahlawan yang biasanya menang di dalam perjuangan; (19) Drama Absurd, nama absurd sebenarnya berhubungan dengan sifat lakon dan sifat tokoh-tokohnya. Penulis drama absurd berpandangan bahwa kehidupan di dunia ini bersifat absurd oleh sebab itu tokoh-tokohnya haruslah bersifat absurd pula. Absurditas adalah sifat yang muncul dari aliran filsafat eksistensialisme yang memandang kehidupan ini mencekam, tanpa makna, memuakkan. Drama absurd dipelipori oleh Ionesco, Samuel Basukert, dan Alberth Camus; (20) Drama Improvisasi, kata improvisasi sebenarnya berarti spontanitas. Drama improvisasi biasanya digunakan untuk melatih kepekaan pemain sehingga pemain dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
memerankan tokoh yang dibawakan lebih hidup dan realistis; dan (21) Drama Sejarah, drama Sejarah juga disebut chronical play, yaitu drama yang disusun berdasarkan bahan-bahan sejarah, tetapi peristiwa dan karakter tokohtokohnya bersifat lebih bebas. f. Struktur Drama Seperti halnya puisi atau cerita cekak, di dalam naskah drama juga terdapat unsur atau struktur drama ada enam bagian penting yaitu plot atau kerangka cerita, penokohan atau perwatakan, dialog atau percakapan, setting atau landasan, tema atau nada dasar cerita, dan amanat atau pesan pengarang (Herman J Waluyo, 2002:6-28). 1) Plot atau Kerangka Cerita Plot merupakan unsur terpenting dalam sebuah drama. Hal ini disebabkan adanya kejelasan tentang kaitannya dengan antar peristiwa. Dengan adanya plot juga untuk mempermudah memahami jalannya cerita. Menurut Panuti Sudjiman (1998:4) tema adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Sementara Atar Semi (1993:161) mengemukakan bahwa plot adalah rentetan peristiwa yang terjadi dari awal sampai akhir. Senada dengan Herman J Waluyo (2002:8) plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Konflik itu berkembang karena kontradiksi para pelaku. Konflik itu semakin lama semakin meningkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
untuk kemudian mencapai titik klimaks. Jalinan konflik dalam plot meliputi (1) Protasis atau jalinan awal, (2) Epitasio, (3) Catarsis, (4) Catastrophe (Aristoteles). Sementara itu, Gustaf Freytag menjelaskan tentang unsur-unsur plot antara lain: (a) Exposition atau Pelukisan Awal. Tahap ini pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama dengan watak masing-masing. Pembaca mulai mendapat gambaran tentang lakon yang dibaca; (b) Komplikasi atau Pertikaian Awal. Pada tahap ini pengenalan terhadap para pelaku sudah mulai menjurus pada pertikaian. Konflik mulai menanjak akan tetapi belum mencapai titik klimaks; (c) Klimaks atau Titik Puncak Cerita. Pada tahap ini konflik akan terus meningkat sampai mencapai titik klimaks atau titik puncak kegawatan cerita; (d) Resolusi atau Penyelesaian atau Falling Action. Tahap ini konflik telah mereda. Tokoh-tokoh yang telah memanaskan situasi konflik telah mati atau menemukan jalan pemecahan; (e) Catastrophe atau Denoument atau Keputusan. Drama modern biasanya akan berhenti pada klimaks atau resolusi, akan tetapi untuk drama tradisional masih membutuhkan penjelasan akhir seperti tancep kayon dalam wayang kulit. Pada tahap ini, ada ulasan penguat terhadap seluruh kisah lakon. Dalam penyusunan teks atau naskah, pembabakan plot diwujudkan dalam bentuk babak dan adegan. Perbedan babak berarti perbedaan seeting, baik waktu, tempat, maupun ruang. Babak dibagi-bagi menjadi adegan-adegan. Pergantian adegan satu dengan yang lain mungkin karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
masuknya tokoh lain dalam pentas, kejadian dalam waktu yang sama, tetapi peristiwanya lain, ataupun karena kelanjutan suatu peristiwa yang tidak memerlukan setting. Komposisi bagian-bagian dari plot harus sesuai untuk mengurangi kebosanan penonton atau pembaca. Dapat disimpulkan bahwa plot atau kerangka cerita adalah rentetan jalan cerita yang terdapat dalam sebuah cerita mulai dari awal cerita hingga akhir cerita. 2) Penokohan dan Perwatakan Soediro Satoto (1993:43) berpendapat bahwa penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam pementasan lakon. Sementara itu Burhan Nurgiyantoto (1998:165) istilah tokoh menunjuk pada suatu orangnya, pelaku cerita; sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Panuti Sudjiman mengemukakan tokoh (character) adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Menurut
Herman J.
Waluyo (2002:14-19)
penokohan
erat
hubungannya dengan perwatakan. Watak tokoh akan menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping. Jenis dan warna dialog akan menggambarkan watak tokoh. Tokoh-tokoh drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa antara lain: (a) Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita. (1) Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita (2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita, dan (3) Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu baik untuk tokoh protagonist maupun untuk tokoh antagonis; (b) Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya. (1) Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh-tokoh ini merupakan proses perputaran lakon, (2) Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral, dan (3) Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Setiap tokoh yang diperankan pasti mempunyai watak yang berbedabeda. Dalam perwatakan yang digambarkan oleh para pemain terbagi ats 3 dimensi antara lain (a) berdasarkan keadaan fisik, (b) keadaan psikis, dan (c) keadaan sosial. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan dan perwatakan adalah sebuah penyajian watak dan penciptaan citra tokoh yang ditampilkan dalam sebuah cerita. 3) Dialog atau Percakapan Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau dialog.
Dalam
memperhatikan
menyusun pembicaraan
dialog tokoh
pengarang dalam
harus
kehidupan
benar-benar sehari-hari.
Pembicaraan yang ditulis oleh pengarang naskah drama adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas untuk diucapkan di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
atas panggung (Herman J Waluyo, 2002:20). Disamping dialog sering kali tokoh merenungkan dirinya sendiri dalam monolog oleh Panuti Sudjiman disebut ekacakap (1990:85). Monolog yang dilakukan pelaku dapat menunjukkan kesan kedalam watak pelaku karena adanya renungan pribadi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dialog atau percakapan adalah suatu kegiatan berbicara yang dilakukan dua orang atau lebih oleh tokoh cerita drama. 4) Setting/Landasan/Tempat Kejadian Herman J Waluyo mengungkapkan bahwa setting atau tempat kejadian cerita sering juga disebut latar cerita. Penentuan latar harus cermat sebab drama naskah harus
memberikan kemungkinan untuk
dipentaskan. Setting biasanya meliputi tempat, ruang, dan waktu. Setting tempat tidak berdiri sendiri. karena hal ini berhubungan dengan waktu dan ruang. Setting waktu berarti berkenaan dengan waktu malam, sore siang, pagi, dan sebagainya. Setting ruang berkenaan dengan dimana para tokoh ini memainkan di dalam ruangan atau di luar ruangan (2002:23). Istilah setting atau latar dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa. Setting dalam lakon tidak sama dengan panggung. tetapi panggung merupakan perwujudan dari setting. Setting mencakup aspek penting yaitu (1) aspek ruang, (2) aspek waktu, (3) aspek suasana. Dalam karya sastra setting merupakan atu elemen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (Zainuddin Fananie, 2001:97). Setting atau latar menduduki tempat penting untuk membantu memahami cerita drama. Dapat disimpulkan bahwa setting atau latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang ada dalam sebuah cerita drama. 5) Tema/Nada Dasar Cerita Sebuah karya sastra termasuk drama, tema memiliki kedudukan yang sangat penting, karena tema menjadi dasar pengarang untuk menciptakan sebuah karya sastra. Pada saat menulis sebuah drama seseorang tentu telah memiliki ide, gagasan, atau persoalan tertentu yang akan disampaikan kepada pembaca. Inti persoalan yang mendasar itu disebut tema. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandangan yang dikemukakan oleh pengarangnya (Herman J Waluyo, 2002:24). Menurut Nurgiyantoro (1998:70) tema adalah dasar cerita atau gagasan umum sebuah karya sastra yang ditentukan oleh pengarang sebelum
mengembangkan
ceritanya.
Soediro
Satoto
(1993:42)
mengemukakan bahwa tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama di dalam karya sastra, baik terungkap secara tersirat maupun tersurat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Sementara itu, Panuti Sudjiman (1988:50) menjelaskan bahwa tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan, ide pokok dalam sebuah karya sastra yang dikemukakan oleh pengarang sebelum dikembangkan ceritanya. 6) Amanat/Pesan Pengarang Sebuah drama selain tema yang dikemukakan oleh pengarang, amanat atau pesan yang terkandung didalamnya juga disampaikan oleh pengarang. Tema menurut Soediro Satoto (1993:42) adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada publiknya. Sementara itu, Panuti Sudjiman (1988:57) mengatakan bahwa amanat adalah pesan atau ajaran moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Sementara menurut Herman J Waluyo (2002:28) mengemukakan jika tema karya sastra berhubungan dengan arti (meaning) dari karya sastra itu, sedangkan amanat berhubungan dengan makna (significance) dari karya sastra itu. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah ajaran moral atau pesan yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat oleh pengarang yang termuat dalam sebuah karya sastra termasuk drama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
g. Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Hal ini disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsure di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi (Burhan Nurgiyantoro, 2011:422). Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kompetensi dasar yang merujuk pada kemampuan menulis teks drama bahasa Jawa juga di sekolah menengah atas di kelas XII. Kegiatan menulis teks drama Bahasa Jawa pada dasarnya adalah kegiatan yang bersifat produktif kreatif yang melalui sebuah proses kreatif. Banyak orang berpendapat bahwa menulis teks drama bahasa Jawa hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berbakat. Pernyataan ini tidak mutlak benar karena dengan adanya minat dan kemauan serta adanya proses kreatif dan latihan seseorang dapat menulis teks drama bahasa Jawa dengan baik. Dalam pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa, tentunya siswa tidak langsung bisa membuat teks drama bahasa Jawa yang berkategori bagus. Pada awal pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan menemui hambatan. Di sinilah siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan tahap demi tahap, agar potensi mengembangkan gagasan dan kreativitas siswa dapat berkembang. Dengan demikian siswa mampu mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam bentuk karya yang berupa menulis teks drama bahasa Jawa dengan mempertimbangkan aspek pribadi, minat, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Keterampilan menulis Byrne (1979 dalam St.Y.Slamet, 2009: 98) pada hakikatnya bukan sekedar
kemampuan menulis
simbol-simbol grafis sehingga
berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat
yang
yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca
dengan
berhasil.
Keterampilan
menggunakan pola-pola bahasa secara
tertulis
gagasan. Keterampilan menulis ini mencakup kemampuan
menggunakan
unsur-unsur
menulis
menuntut
kemampuan
untuk mengungkapkan suatu berbagai kemampuan, misalnya
bahasa
secara
tepat,
kemampuan
mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).
Dari uraian di atas dapat disintesiskan bahwa menulis teks drama bahasa Jawa yaitu suatu kemampuan menuangkan ide gagasan ke dalam bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat dengan jenis dialog/percakapan dengan menggunakan Bahasa Jawa yang mengandung suatu tema tertentu. Pada penulisan teks drama Bahasa Jawa ini, mengambil jenis drama modern yang disesuaikan dengan jenis bahan bacaan. Bahan bacaan yang akan dijadikan teks drama, merupakan sebuah cerita narasi cerita rakyat. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan cerita rakyat kepada generasi muda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
2. Hakikat Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) a. Pengertian Cooperative Learning Cooperative Learning merupakan kata dari bahasa asing yang berarti pembelajaran kooperatif atau kerjasama. Wan Tan (2001) memberikan Cooperative learning is a system of teaching strategy which promotes the student to cooperate in heterogeneous teams toward a
(Wenjing Zuo, 2011). Pembelajaran kooperatif adalah sebuah system pembelajaran yang memusatkan pada murid-murid untuk bekerja sama dalam keberagaman terhadap sebuah tujuan umum pada kesuksesan tim. Menurut
Sugiyanto
(2010:33)
adalah
pendekatan
kooperatif) penggunaan
kelompok
kecil
cooperative
learning
pembelajaran siswa
untuk
(pembelajaran
yang
berfokus
pada
bekerja
sama
dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Johnson (dalam Isjoni, 2011:15-16) mengemukakan, Cooperative means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes thet are beneficial to all other groups members. Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together
Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative learning didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.
mengemukakan bahwa
teams, each with strudent of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject. Each member of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping teammetes learn, thus creating an atmosphere of achievement. Students work on the assignment until all group Zuo,2011). Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang berhasil dimana tim kecil, setiap siswa dari level kemampuan yang berbeda penggunaan keberagaman aktifitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Setiap anggota dari sebuah tim bertanggung jawab tidak hanya untuk pembelajaran yang diajarkan tetapi juga untuk membantu teman dalam tim untuk belajar, jadi menciptakan sebuah atmosfir pencapaian. Siswa mengerjakan tugas sampai semua anggota berhasil mengerti dan menyelesaikannya. King Alison (1993) menyebutkan bahwa
coperative learning is a
which involves in students in established, sustained learning groups or
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
. Pembelajaran kooperatif adalah strategi yang melibatkan pelajar dalam
kelompok
pembelajaran
belajar.
Slavin
(2005:4)
cooperative merujuk pada
mengemukakan
bahwa
berbagai macam
metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. In cooperatve learning students work with their peers to accomplish a shared or common goal. The goal is reached through interdependence among all group members rather than working alone. Each member is responsible for the outcome of the shared goal (Andrew M. Dahley,2008). Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut tercapai melalui saling ketergantungan antara semua anggota kelompok daripada bekerja sendiri. Setiap anggota bertanggungjawab atas hasil dari tujuan bersama. Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa cooperatve learning (pembelajaran kooperatif) adalah kegiatan belajar secara kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa oleh untuk mendiskusikan sesuatu secara bersama-sama dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
b. Pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Metode CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa (Robert Slavin, 2005:200). Pengembangan metode CIRC difokuskan pada kurikulum dan pada metode pengajaran dalam upaya menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihanlatihan kurikulum yang berasal dari hasil penelitian tentang pengajaran membaca dan menulis. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan kelompok membaca dan menulis supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan daam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan. Kessler (1992:24) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan gabungan program membaca, menulis dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan menulis. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sangat bergantung dengan keaktifan siswa. Sementara itu, Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari (2000:28) mengemukakan CIRC adalah sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa. Mereka terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, saling membacakan, membuat prediksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
tentang bagaimana cerita naratif akan muncul, dan saling membuat karya/tulisan. Menurut Slavin (2005:203) tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Selain itu Slavin juga mengemukakan tujuan utama dari para pengembang program CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni bahasa adalah untuk merancang, mengimplikasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas (2005:204). Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas disimpulkan bahwa metode CIRC adalah sebuah pembelajaran kooperatif yang mengajarkan penggabungan pembelajaran membaca dan menulis serta seni berbahasa untuk kelas tinggi yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Drama dengan
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Metode CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, & Steven dalam Slavin, 2005:16). Dalam penerapan CIRC pada pembelajaran menulis teks drama, seorang guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
menggunakan bahan bacaan yang berupa cerita cekak dan cerita rakyat. Menggunakan bahan bacaan bertujuan untuk memudahkan siswa untuk mengutarakan suatu gagasan. Secara tidak langsung di dalam cerita cekak atau cerita rakyat terkandung pesan, konflik atau emosi, dialog/monolog, alur, tema, tokoh, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, siswa membuat/menulis drama dengan cara mengubah karya sastra cerita cekak menjadi karya sastra yang berbentuk drama. Drama yang dibuat merupakan drama modern yang disesuaikan dengan teks bacaan. Para siswa ditugaskan untuk membuat kelompok untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk saling membacakan cerita, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum dan menganalisis unsur-unsur cerita, secara mandiri dan bertanggung jawab siswa membuat/menulis teks drama, dan mempresentasikan hasil karya dengan cara melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. a. Unsur-Unsur Program Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari tiga unsur penting yaitu: (1) kegiatan-kegiatan dasar terkait, (2) pengajaran langsung memahami bacaan, dan (3) seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin, 2005:204). Sementara itu, unsur-unsur utama dari CIRC adalah: (1) Kelompok membaca, kelompok membaca dalam metode kooperatif dibentuk oleh guru. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
membaca dan kecerdasan dalam memahami bacaan. Dengan adanya kolompok-kelompok ini, siswa dapat saling bekerja sama dan saling mengarahkan dalam satu tim; (2) Tim, dalam satu kelompok masih dibagi lagi untuk memilih ketua kelompok yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi dan dianggap mampu mengarahkan anggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran; (3) Kegiatan yang berhubungan dengan cerita, kegiatan yang dilakukan dalam kelompok adalah kegiatan membaca cerita dan menganalisis cerita tersebut; (4) Pemeriksaan oleh pasangan, jika dalam satu kelompok telah menyelesaikan tugas tersebut maka mereka harus menunjukkannya kepada guru; (5) Tes, jika kegiatan tersebut telah diselesaikan dengan sungguh-sungguh kemudian dilakukan tes untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami bacaan; (6) Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan, selain
kegiatan
yang
dilakukan oleh siswa, guru juga memberikan pengajaran secara langsung untuk melengkapi kekurangan dalam pembelajaran; (7) Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi, setelah kegiatan membaca dan menganalisis dilakukan, kemudian dilanjutkan untuk kegiatan menulis dalam bentuk teks drama. Kegiatan ini dilakukan secara individu dalam satu kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa dalam menulis teks drama bahasa Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
b. Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis dengan metode CIRC antara lain sebagai berikut: (1) Satu kelas yang terdiri dari 20 siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa; (2) Setiap kelompok mendapat bacaan bahan bacaan yang berupa cerita narasi cerita rakyat yang berbeda-beda, kemudian dibaca secara bersama-sama dalam satu kelompok: (3) Ketua kelompok mengarahkan anggotanya agar setelah kegiatan membaca selesai, maka dilakukan analisis bacaan. Bahan bacaan cerita narasi tersebut kemudian dianalisis secara structural yang meliputi tema, alur, sudut pandang, setting waktu dan tempat, tokoh dan penokohan, dan amanat; (4) Setelah kegiatan selesai dilakukan pengecekan yang disesuaikan dengan bacaan; (5) Kemudian setelah kegiatan kelompok selesai, guru melakukan pengajaran untuk melengkapi kekurangan yang dihadapi oleh siswa, akan tetapi kegiatan sebelumnya guru sudah melakukan apersepsi dan memberi materi yang berkaitan dengan teks drama; (6) Setelah guru memberi penjelasan, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan menulis. Guru memberi petunjuk dan arahan cara mengerjakan tugas masing-masing individu siswa. Setiap siswa membuat karangan dalam bentuk teks drama yang disesuaikan dengan bacaan narasi yang telah dianalisis secara bersama-sama; (7) Kemudian setelah kegiatan menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
teks drama selesai, maka hasil dari karangan dipresentasikan didepan kelas diakhir pertemuan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah penerapan metode CIRC dalam menulis teks drama bahasa Jawa diatas dilakukan selama tiga siklus. Penerapan ini hampir sama semua dilakukan, akan tetapi dalam setiap siklus pasti ada perbedaannya.
4. Penilaian Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Penilaian dalam pembelajaran menulis dilakukan dengan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas dalam Sarwiji, 2011:15). Penilaian ini merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi serta hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum (Sarwiji, 2011:15-16). Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa
yang paling akhir dikuasai pembelar bahasa setelah kompetensi
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur bahasa dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi (Burhan Nurgiyantoro, 2011:422). Dalam pembelajaran sastra, merupakan pembelajaran bahasa yang sangat penting sebagai manifestasi teks-teks kesastraan. Untuk memahami teks sastra diperlukan langkah dalam usaha mengapresiasi karya sastra, penguasaan terhadap bahasa yang bersangkutan. Penggunaan kompetensi bersastra dimaknakan sebagai kemampuan berapresiasi sastra lewat kegiatan menggauli dan memerlukan berbagai teks kesastraan untuk memperoleh pemahaman dan pemaknaan yang lebih baik sehingga dapat menumbuh dan meningkatkan kepekaan pikiran dan perasaan yang kesemuanya bermanfaat bagi pengembangan pribadi (Burhan Nurgoyantoro, 2011: 450). Kegiatan menulis teks drama merupakan sebuah tugas yang bersifat produktif. Artinya tugas itu berangkat dari kegiatan reseptif dan baru kemudian diungkapkan kembali sesuai dengan pemahaman dan tanggapan peserta didik. Tugas ini berkaitan dengan penciptaan secara kreatif. Maksudnya untuk membuat sebuah karya sastra (teks drama) diperlukan pengekspresian pengalaman jiwa, ide, dan gagasan, atau sesuatu yang ingin diungkapkan.
Menurut Burhan
Nurgiyantoro (2011:488) penilaian yang dapat dipakai untuk mengukur karya kreatif peserta didik dapat menggunakan rubrik dibawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Tabel. 1 Rubrik Penilaian Tingkat Capaian No
Kinerja
Aspek yang Dinilai 1
1.
Kebaruan tema kandungan makna
2.
Kekuatan imajinasi
3.
Kebaruan dan kekuatan tokoh
4.
Kebaruan dan kekuatan alur
5.
Kesatupaduan
6.
Kelancaran bercerita
7.
Keefektifan stile (gaya bahasa)
8.
Respon afektif guru
2
3
4
5
Jumlah skor Skor Total
40
Sumber : Buku Burhan Nurgiyantoro, (2011: 488) Keterangan penskoran. 1: kurang sekali, tidak ada unsur yang benar; 2: kurang, ada sedikit unsur yang benar; 3: sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang; 4: baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan; 5: tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa ada kesalahan. Nilai diperoleh dengan cara perhitungan persentase: jumlah skor dibagi skor maksimal kali 100. Penilaian yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau pada waktu menulis, aspek yang dinilai adalah minat, inisiatif, keaktifan, kerja sama, dan ketepatan waktu. Adapun penilaian yang digunakan dengan skor amat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan kurang sekali (1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Burhan Nurgiyantoro (2011:488) menyatakan bahwa dalam KTSP, penilaian dari ranah afektif juga harus diperhatikan. Karena hal ini untuk menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian yang dapat diambil dari ranah afektif mencakup watak perilaku, perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan berperilaku, derajat penerimaan atau penolakan sesuatu, dan sebagainya. Inventori ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengamatan, wawancara, pemberian angket, atau gabungan dari cara-cara tersebut. Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka dapat disintesiskan bahwa penilaian pada pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa mengacu pada aspek (1) kebaruan tema
kandungan makna; (2) kekuatan imajinasi; (3) kekuatan tokoh; (4) kekuatan alur; (5) kesatupaduan; (6) kelancaran bercerita; (7) gaya bahasa; dan (8) respon afektif guru. Dengan sistem penskoran: jumlah skor dibagi skor maksimal kali seratus. Penilaian diambil dari ranah afektif guna mengungkap minat siswa, keaktifan, dan kerjasama kelompok dengan cara pemberian angket dan observasi.
C. Kerangka Berpikir Komponen kegiatan belajar mengajar meliputi kurikulum dengan materi yang terkandung didalamnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran, siswa sebagai subjek dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar mengajar yang aktif pada siswa perlu dibangun untuk menumbuhkan pemahaman dalam pembelajaran. Kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
belajar mengajar yang kreatif dan inovatif dapat mendorong siswa untuk termotivasi dan bertanggungjawab dalam segala hal. Upaya peningkatan keterampilan menulis dengan Cooperative Learning tipe CIRC yang menerapkan perpaduan antara membaca dan menulis dapat memberi peluang dan mempermudah siswa untuk berkreatif berpikir secara aktif, menemukan ide, dan berdiskusi secara kelompok dalam memecahkan masalah menulis teks drama Bahasa Jawa. Tentu saja hal ini dipandu dan difasilitasi oleh guru. Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa guru masih menemukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Masalah yang dihadapi adalah kurang minatnya siswa dalam mempelajari pelajaran Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama serta kurangnya penguasaan kosakata Bahasa Jawa. Dengan demikian, dengan adanya penerapan Cooperative Learning tipe CIRC diharapkan pembelajaran keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa dan minat untuk mempelajari Bahasa Jawa dapat meningkat. Metode ini memberikan pengalaman yang nyata, ada kerja sama, saling menunjang, belajar dengat semangat, mempermudah siswa, serta siswa secara aktif dapat sharing dengan guru dan siswa lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Kondisi awal pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa di kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus Pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa siswa dilakukan dengan konvensional
Siswa kurang berminat menulis teks drama Bahasa Jawa
Keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa rendah
Perencanaan Tindakan penelitian: Penerapan Proses Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan menggunakan Cooperative Learning tipe CIRC
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Refleksi Siswa bersemangat dalam menulis teks drama bahasa Jawa
Memacu siswa untuk belajar secara kelompok dan berdiskusi Minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks drama bahasa Jawa meningkat
Gambar. 1 Alur berpikir dengan menggunakan Cooperative Learning tipe CIRC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut. 1. Penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan minat menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. 2. Penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa siswa kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Kudus. Sekolah ini terletak di Jalan Pramuka no. 41 Kudus. SMA 1 Kudus merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di kabupaten Kudus. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas XII IPS 3 yang terdiri dari 20 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian atas beberapa pertimbangan antara lain: pertama, keterampilan menulis teks drama rendah, Kedua, minat untuk mempelajari Bahasa Jawa juga rendah. Ketiga, rendahnya penguasaan kosa kata dan penyusunan kalimat berbahasa Jawa. 2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Januari 2013.
59to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Tabel. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakantindakan nyata terencana dan terstruktur. Hal yang penting dalam penelitian tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
kelas adalah tindakan nyata yang dilaksanakan guru (dengan pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya sampai pemecahan masalah tersebut dapat diatasi.
C. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki dan guru yang mengajar Bahasa Jawa di kelas XII yaitu ibu Sri Kanti, S.S. Penelitian ini bersifat kolaboratif yang melibatkan guru dan peserta didik.
D. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, berupa peristiwa dan informasi tentang keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa kelas XII SMA 1 Kudus. Data sebagian besar berupa uraian kata-kata yang didapat dari tiga sumber antara lain: 1. Informan (narasumber), yaitu dari guru Bahasa Jawa dan peserta didik kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus. Selain guru dan siswa, informan yang lain yaitu kepala SMA 1 Kudus sebagai orang yang bertanggung jawab di sekolah tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
2. Peristiwa, yaitu proses pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa dengan strategi Cooperative Learning tipe Colaborative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam peristiwa ini, peneliti melakukan pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung. 3. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum, silabus, rencana pembelajaran, kriteria ketuntasan minimal yang dibuat oleh guru, hasil kerja siswa, serta buku penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) angket, 2) pengamatan, 3) wawancara, 4) analisis dokumen. 1. Angket Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa. Hal ini diungkap dengan menggunakan angket karena untuk mengetahui minat siswa dalam mempelajari Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama Bahasa Jawa. 2. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa berlangsung. Pengamatan ini dipimpin oleh guru Bahasa Jawa sebelum dan selama pelaksanaan tindakan siklus berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan Cooperative Learning tipe CIRC dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Didalam pengamatan peneliti bersifat pasif, artinya peneliti hanya mengamati dan mencatat hal-hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dan catatan tersebut dapat dijadikan catatan lapangan yang nantinya dapat didiskusikan dengan guru atau teman sejawat. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru dan peserta didik. Wawancara dengan guru dilakukan guna untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran menulis teks drama. Selain itu juga bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penerapan strategi pembelajaran yang pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis teks drama. Pelaksanaan wawancara dilakukan sebelum dan setelah penelitian dilakukan. Wawancara dengan siswa perlu dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui alasan peserta didik tentang minat belajar Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama Bahasa Jawa. 4. Analisis Dokumen Analisis dokumen digunakan bertujuan untuk melengkapi penelitian ini. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengecek antara hasil temuan serta wawancara dengan dokumen yang sudah ada. Dokumen yang dapat dipergunakan yaitu hasil karya siswa berupa tulisan teks drama bahasa Jawa, Silabus, RPP, hasil belajar atau buku penilaian, kurikulum, jurnal mengajar yang telah disusun oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
F. Validitas Data Sebelum suatu informasi dijadikan data penelitian, informasi ini perlu diuji validitasnya sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong dalam Suwandi, 2011:65). Dalam kaitannya dengan triangulasi sumber data, peneliti mengutamakan pengecekan informasi dan informan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitankesulitan dalam menulis teks drama dan dilakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga mewawancarai guru mengenai proses kegiatan belajar mengajar setiap hari dan pandangan mengenai strategi pembelajaran yang digunakan. Peneliti melakukan pengecekan dengan cara hasil temuan pengamatan didiskusikan dengan guru supaya tidak terjadi penafsiran yang sepihak. Transkrip hasil pengamatan dan wawancara perlu dicek kembali keabsahannya.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis (Suwandi, 2011: 66). Teknik analisis kritis ini digunakan untuk mengetahui dan mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Analisis kritis juga digunakan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
menyusun perencanaan tindakan tahap selanjutnya sesuai dengan siklus yang telah disepakati. Berkaitan dengan menulis teks drama bahasa Jawa, analisis kritis digunakan untuk mengetahui kondisi awal dalam proses pembelajaran. Setelah kondisi awal diketahui, maka peneliti dan guru yang bersangkutan merencanakan tindakan pemecahan masalah tersebut dengan melakukan tindakan siklus. Setiap berakhirnya siklus tindakan hasilnya dianalisis untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan siswa sehingga dapat diketahui meningkatnya keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa sesuai indikator yang direncanakan. Teknik
komparatif
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
untuk
membandingkan hasil disetiap berakhirnya siklus. Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus. Hasil perbandingan ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan indikator di setiap siklus. Jika ada indikator yang belum tercapai maka dapat dilakukan tindakan siklus berikutnya sampai semua indikator tercapai sesuai dengan kriteria. Sehingga di tindakan siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan dalam pembelajaran keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa.
H. Indikator Kinerja Indikator kerja dalam penelitian tindakan kelas ini, diharapkan pada akhir siklus III terjadi peningkatan keterampilan menulis teks drama pada peserta didik yaitu dari nilai 76 menjadi nilai 78 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum atau dari kategori belum tuntas menjadi tuntas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Tabel. 3 Indikator keberhasilan pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa dengan metode Cooperative Learning tipe CIRC Tindakan No Komponen 1.
Pra
Siklus
Siklus
Siklus
Siklus
I
II
III
55%
75%
90%
Minat Menulis Teks Drama 40% Bahasa Jawa
Cara Mengukur
Pengamatan kegiatan
belajar
mengajar
dan
angket respon siswa 2.
Kompetensi Menulis Teks 40%
55%
75%
90%
Nilai tes siswa
Drama Bahasa Jawa
I. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu (1) persiapan, (2) pengenalan awal terhadap siswa tentang keterampilan menulis teks drama dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (3) penyusunan rencana tindakan penelitian, (4) pelaksanaan atau implementasi tindakan penelitian, (5) pelaksanaan pengamatan, (6) evaluasi dan refleksi. Berikut ini uraiannya secara lengkap: 1. Persiapan Pada tahap persiapan ini, peneliti menemui kepala SMA 1 Kudus yaitu
mengajukan surat penelitian dari Pascasarjana UNS untuk mengadakan penelitian di sekolah yang menjadi wewenangnya. Setelah mendapat ijin peneliti menemui guru pengampu kelas XII mata pelajaran Bahasa Jawa dan meminta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
untuk menjadi kolaborator dalam penelitian ini. Setelah bertemu, antara guru pengampu dan peneliti mempersiapkan tahap awal serta mendiskusikan pelaksanaan penelitian ini. 2. Pengenalan awal terhadap peserta didik tentang keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa dan kinerja guru Pada tahap pengenalan, peneliti melakukan survey, mengamati situasi dan kondisi pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa serta mewawancarai guru pengampu mengenai pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa selama ini. Selain itu, peneliti juga melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum diadakan tindakan lebih lanjut. Pengamatan dilakukan dalam beberapa pertemuan. Sehingga dengan adanya tindakan awal ini, peneliti dapat mengetahui kemampun dan kesulitan yang dialami peserta didik dalam pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa. 3. Penyusunan rencana tindakan penelitian Pada tahap
perencanaan tindakan, peneliti
merencanakan
tindakan
berdasarkan hasil pre-test dan hasil pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana ini dilakukan dalam rangka perbaikan dalam proses pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan teori-teori yang relevan dan dilaksanakan dalam beberapa siklus. Dalam penelitian ini sesuai rencana akan dilakukan tiga siklus. Dengan adanya tiga siklus, diharapkan siswa sudah mampu dan terampil dalam menulis teks drama bahasa Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
4. Pelaksanaan tindakan penelitian Tindakan yang telah direncanakan dan disepati antara guru dan peneliti dapat dilakukan oleh guru dalam bentuk pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa dengan menggunakan CIRC. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara sistematis. Secara garis besar, sebelum peserta didik praktik menulis teks drama bahasa Jawa, guru memberikan materi tentang karya sastra, pengertian teks drama, unsur-unsur pembangun drama, dan langkah-langkah praktis menulis teks drama bahasa Jawa. Setelah peserta didik mendapat materi secara jelas, peserta didik dibagi atas beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat sebuah wacana cerita cekak (cerkak) dan cerita rakyat. Setelah mendapat wacana, setiap kelompok harus membaca dan menganalisis wacana tersebut secara struktural. Setelah dibaca dan dianalisis secara bersama-sama, setiap siswa ditugasi untuk membuat sebuah teks drama bahasa Jawa dengan acuan hasil analisis bahan bacaan (cerkak dan cerita rakyat). Beberapa hasil karya peserta didik dipresentasikan didepan kelas dan ditanggapi oleh peserta didik lainnya. Guru melakukan penilaian dan memberi masukan untuk perbaikan menulis teks drama bahasa Jawa. 5. Pelaksanaan Pengamatan Observasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini berupa kegiatan memantau, mencatat, dan mendokumentasikan segala kegiatan pembelajaran berlangsung. Data-data yang telah diperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
kemudian diinterpretasikan agar mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan penelitian yang telah dilakukan. 6. Evaluasi dan Refleksi Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil tindakan. Dari hasil analisis ini, dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran. Setelah diketahui, peneliti dan guru pengampu mengadakan diskusi untuk menentukan dan merenungkan langkah-langkah perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya untuk mengatasi masalah yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bab ini, akan dikemukakan tentang (1) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian, dan (2) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam tiga siklus yang meliputi (1) perencanaan (planning),
(2) pelaksanaan tindakan
(acting), (3) observasi dan interpretasi (observing), dan (4) analisis dan refleksi (reflecting). Sebelum melaksanakan penelitian dilakukan survei awal dan kegiatan pratindakan. Kegiatan survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal minat pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa serta keterampilan menulis teks drama Bahasa Jawa. Survei awal dilakukan pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 11.00 WIB, metode yang digunakan yaitu wawancara dengan guru Bahasa Jawa.
1.
Deskripsi Pratindakan
Pada kegiatan pratindakan, materi pembelajaran pada kondisi awal ini dikemas dalam satu tatap muka dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada alokasi sepuluh menit pertama guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian menyampaikan materi apa yang akan dipelajari dan tanya jawab dengan siswa mengenai menulis teks drama bahasa Jawa. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ini, guru yang terlihat lebih aktif daripada siswanya. Siswa tampak pasif dalam 70to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
mengikuti pembelajaran. Selama dua puluh lima menit, guru menugasi siswa untuk mengerjakan soal mengenai teks drama dan sedikit menulis teks drama bahasa Jawa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa. Pada sepuluh menit terakhir digunakan untuk membahas pertanyaan dan memberi kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran diakhiri dengan salam. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang dialami oleh guru maupun siswa. Hal ini diketahui pada saat dilakukan wawancara dan observasi pertama di kelas pada tanggal 28 Aguatus 2012. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional, dimana guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang metode dan strategi yang tepat yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Siswa tampak terpaksa dalam mengerjakan tugas. Seorang guru setelah menjelaskan materi kemudian siswa ditugasi untuk mengerjakan tugasnya, kurangnya penguasaan kosakata oleh siswa sehingga menyulitkan siswa dalam mengerjakan tugas dalam merangkai kalimat, siswa tidak pernah menulis menggunakan Bahasa Jawa, masih bingung dalam mengembangkan ide, serta tidak terbiasanya siswa untuk membaca wacana berbahasa Jawa. Kurang minatnya siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa khususnya menulis teks drama bahasa Jawa, menyebabkan pembelajaran Bahasa Jawa kurang berjalan dengan maksimal dan para siswa menganggap bahwa pelajaran Bahasa Jawa merupakan pelajaran muatan lokal yang tidak begitu penting.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Kendala dan kesulitan yang dialami kedua belah pihak dalam pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa menyebabkan kemampuan dan keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan ada beberapa anak yang masih mendapat nillai 76. Angka tersebut merupakan angka yang kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Nilai kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, sehingga semua siswa harus dapat meningkatkan nilainya diatas nilai yang ditentukan. Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa dari 20 siswa dalam satu kelas, masih ada 12 siswa yang belum tuntas dalam menulis teks drama, dan 8 siswa yang sudah memenuhi KKM. Ketuntasan klasikal sebesar 40% dengan nilai rata-rata 77,2. Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan penelitian di kelas XII IPS 3 SMA 1 Kudus dengan menerapkan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks drama bahasa Jawa.
2. Deskripsi Siklus I a.
Perencanaan Tindakan Siklus I Berdasarkan observasi awal ada beberapa permasalahan yang muncul yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menulis teks drama bahasa Jawa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berasumsi untuk melakukan suatu tindakan. Tahap I yang dilakukan pada siklus I yaitu tahap perencanaan tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 September 2012, pukul 08.4509.30 WIB di kantor guru SMA 1 Kudus. Pada kesempatan ini peneliti berdiskusi dengan guru pengampu yang bertindak sebagai guru kolaborator. Hal-hal yang perlu didiskusikan yaitu (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru kolaborator mengenai penelitian yang dilakukan; (2) peneliti mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; (3) peneliti dengan kolaborator bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (4) peneliti bersama kolaborator merumuskan indikator pencapaian; (5) peneliti bersama kolaborator merumuskan instrumen penilaian yang berupa penilaian tes dan penilaian sikap; dan guru bersama kolaborator menentukan jadwal penelitian. Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti bersama guru kolaborator juga menyusun skenario pembelajaran agar mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Skenario pembelajaran dengan metode Cooperative Learning tipe CIRC dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru menyusun silabus yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (di lampiran 2 halaman 132). 2) Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran serta indikator pencapaian pembelajaran yang disesuaikan dengan sil.abus yang telah dibuat (di lampiran 16 halaman 167).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
3) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai media yang digunakan (bahan bacaan). Bahan bacaan tersebut merupakan sebuah cerita narasi yang berupa cerita rakyat. Cerita rakyat yang dipilih meliputi : (1) Cerita Bocah Bajang; (2) Cerita Timun Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4) Cerita Joko Kendil. 4) Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai penerapan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 5) Peneliti bersama guru menyusun instrumen kinerja guru dan siswa (di lampiran 18 halaman 175). 6) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penilaian yang berwujud penilaian tes (untuk menilai hasil karya siswa) serta penilaian sikap/minat dilihat dari hasil observasi dan pengamatan serta data angket yang telah diisi oleh siswa untuk mengetahui minat siswa (di lampiran 21 halaman 181). Pada saat diskusi ini disepakati pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada tanggal 4 September 2012 dan 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan penelitian siklus 1 pertemuan pertama dilakukan di kelas XII IPS 3 pada hari Selasa tanggal 4 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB selama 45 menit. Dimulainya tindakan siklus I peneliti masuk ke dalam kelas bersama dengan guru pengampu yang bernama Ibu Kanti. Kemudian peneliti mengambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
tempat di depan pojok untuk mengamati berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan ini sebagai berikut: 1) Pembelajaran
dimulai,
guru
memberi
sal
laikum
Warohmatull laikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh, selamat
l 2)
lajaran Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam l l
bahwa untuk materi hari ini yaitu drama. 3) Guru bertanya kepada beberapa siswa,
lian ketahui lum
mengetahuinya. Akan tetapi ada satu, dua siswa yang menjawab lah dijawab secara singkat oleh siswa, kemudian guru menyampaikan materi tentang drama, apa itu pengertian drama, unsur apa saja yang terkandung didalam drama, serta prinsip menulis drama. Disela-sela memberi materi, guru melibatkan siswa untuk ikut mengungkapkan gagasannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
4) Materi disampaikan secara jelas.
cukup lama. Para siswa merasa sudah paham apa yang telah disampaikan oleh guru. Kemudian guru, memberi tugas kepada para siswa. 5)
lam satu kelas ini, akan dibagi berapa kelompok? Dan setiap kelompoknya berapa siswa? Kemudian dipilih sendiri atau Ibu
6) Guru membagi 4 kelompok yang terdiri 5 siswa dan sekaligus memilih ketua kelompok. Guru membagi a) Kelompok 1 yaitu Afif Lukman, Affnada, Satya Wira, Dewi R, dan Meisna. Ketua kelompok Affnada. b) Kelompok 2 yaitu Ajeng Inggita, Chuswatul, Fitri Adi, M. Anton, dan Restika. Ketua kelompok Ajeng Inggita. c) Kelompok 3 yaitu Afrizal Kurnia, Anisa Fitri, M. rino Anggit, Desi Ratna, dan Rahma Faela. Ketua kelompok Anisa Fitri. d) Kelompok 4 yaitu Farid Abdillah, Fitriani, Hernantyo, Hildan Rizky, dan Linda. Ketua kelompok Fitriani. 7) Setelah membagi kelompok, masing-masing ketua kelompok maju kedepan kelas untuk mengambil bahan bacaan yang berupa cerita narasi cerita rakyat yang meliputi (1) Cerita Bocah Bajang; (2) Cerita Timun Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4) Cerita Joko Kendil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Dengan cara hompimpa atau mengundi, siapa yang yang mendapat pertama, ketua kelompok dapat memilih salah satu bahan bacaan tersebut terlebih dahulu. 8) Semua kelompok telah mendapatkan, kemudian guru pengampu memberi petunjuk bagaimana caranya untuk mengerjakan. Semua siswa diharapkan membaca cerita rakyat yang telah didapat. Kemudian dalam satu kelompok berdiskusi untuk menentukan unsur intrinsik (tema, tokoh, watak, alur, sudut pandang, setting tempat dan waktu, dan amanat) yang ada didalam bacaan tersebut. Setelah semuanya ditentukan, masingmasing siswa diharapkan membuat sebuah tulisan teks drama berdasarkan hasil diskusi. 9) Petunjuk dan arahan cara mengerjakan telah disampaikan secara jelas, semua siswa segera mengerjakan tugas kelompok dengan cara berdiskusi. 10) Waktu
telah
berakhir.
Guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan
Kegiatan pembelajaran belum selesai. Kegiatan ini dilanjutkan pada pertemuan kedua siklus 1 yang dilaksanakan di kelas XII IPS 3 pada hari Selasa, tanggal 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB (selama 45 menit) dipimpin oleh guru pengampu Bahasa Jawa yang bernama Ibu Kanti . Adapun pelaksanaan sebagai berikut: 1) Kegiatan pembelajaran dimulai, guru memberi sal Warohmatull
commit to user
laikum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
laikumsalam
Warohmatullahi
l 2) Kemudian guru mulai menyuruh siswa untuk duduk secara berkelompok sesuai
dengan
berkelompok,
kelompok siswa
masing-masing.
mengerjakan
tugas
Setelah
duduk
secara
kelompok
yang
belum
terselesaikan. Akan tetapi bagi kelompok yang sudah menyelesaikan diharapkan setiap siswa mulai menulis teks drama secara individu sesuai dengan cerita yang didapat dalam setiap kelompok. 3) Pada kegiatan ini, belum terlihat keaktifan terhadap siswa. Para siswa masih enggan untuk bertanya walaupun mereka merasa kesulitan. Banyak siswa yang tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Siswa masih banyak yang mengobrol dengan teman sekelompok. 4) Pada waktu siswa mengerjakan tugasnya, guru pengampu juga belum banyak memotivasi siswa untuk segera menyelesai tugasnya. 5) Waktu telah berakhir, hasil karya setiap siswa dengan segera dikumpulkan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan lammual
serentak. Kemudian guru dan peneliti meninggalkan kelas XII IPS 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
c.
Observasi dan Interpretasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru yang sedang mengajar menulis teks drama di kelas XII IPS 3. Pengamatan ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 4 dan 11 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII IPS 3. Peneliti mengambil tempat di pojok depan sejajar dengan bangku siswa supaya tidak menganggu kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Sebelum kegiatan mengajar, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran teks drama. Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
tersebut
disesuaikan
dengan
kurikulum yang berlaku di SMA 1 Kudus, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Untuk menarik perhatian, guru memberi penguat dan nasehat agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. 3) Setelah kiranya siap untuk menerima pelajaran, guru segera memberi materi yang berkaitan dengan teks drama, yang sebelumnya diberi pertanyaan agar siswa dapat ikut aktif. Akan tetapi sikap siswa masih malu-malu untuk menjawabnya. 4) Setelah menyampaikan materi, guru memberi kesempatan untuk siswa bertanya. Kesempatan ini tidak digunakan dengan sebaik-baiknya, karena mereka merasa malu untuk bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru menyuruh agar ketua kelompok maju kedepan kelas untuk mendapatkan bahan tugas. Bahan bacaan tersebut meliputi : (1) Cerita Bocah Bajang; (2) Cerita Timun Mas; (3) Cerita Legenda Kutha Kudus; dan (4) Cerita Joko Kendil. Setiap kelompok harus mengerjakan tugas kelompok dan tugas individu sesuai dengan bahan bacaan yang didapat setiap kelompok. 6) Guru mengajak siswa bersama sama membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada hari itu. 7) Dalam pembelajaran teks drama, dengan menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC masih terdapat kelemahan dari kedua belah pihak yaitu dari guru maupun siswa. Kelemahan yang terlihat dari guru diantaranya: a) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru belum sepenuhnya menguasainya dalam kegiatan pembelajaran b) Posisi guru masih banyak berada didepan daripada berkeliling membantu siswa yang merasa kesulitan c) Guru
masih
mendominasi
pembelajaran
ketika
pembelajaran
berlangsung sehingga belum terjadi interaksi secara baik. d) Guru belum sepenuhnya membimbing secara kelompok maupun individu. Dan juga guru belum banyak memberi motivasi siswa Sedangkan kelemahan yang tampak dari siswa antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
a) Siswa masih ramai sendiri. Keaktifan dan minat siswa serta kerjasama kelompok dalam mengikuti pembelajaran belum terlihat. Belum banyak siswa yang mengerjakan dengan baik. b) Pada waktu kegiatan berdiskusi, masih banyak siswa yang menggantungkan hasil kerja kelompok dengan teman satu kelompok. c) Masih banyak siswa yang kelihatan terpaksa dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu. d) Pada waktu mengerjakan tugas individu, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengembangkan ide pokok, memilih kosakata, dan masih merasa kebingungan. e) Masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil observasi hasil pembelajaran diperoleh gambaran keaktifan, kerjasama kelompok, dan minat siswa selama mengikuti pembelajaran, sebagai berikut: a) Siswa yang berminat mengikuti pembelajaran sebanyak 7 (35%) siswa, sedangkan 13 (65%) siswa lainya tampak berbicara dengan temannya, ada juga yang melamun, dan ada juga yang mencari kesibukan sendiri. Dengan kata lain secara keseluruhan minat siswa hanya sebesar 2,45%. b) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
tidak terlalu memperhatikan guru. Secara keseluruhan siswa yang aktif sebesar 2,6%. Kebanyakan siswa yang tidak memperhatikan guru adalah siswa laki c) Dalam
laki dan siswa yang duduk di bagian belakang.
melaksanakan
tugas
kelompok,
siswa
yang
sudah
bersosiasilisasi dengan baik ada 9 siswa (45%), sedangkan 11 siswa (55%) siswa yang belum bersosialisasi dengan baik. Secara keseluruhan kerjasama kelompok yang terjalin sebesar 2,8%. Siswa yang
belum
berdiskusi
dengan
baik
kebanyakan
mereka
menggantungkan teman sekelompoknya dalam mengerjakan tugas kelompok. Tabel 4 Persentase Perilaku Siswa Siklus I No
Perilaku Siswa
Hasil Pengamatan Baik
Kurang
Persentase
1.
Minat
7
13
2,45 %
2.
Keaktifan
10
10
2,6 %
3.
Kerjasama kelompok
9
11
2,8 %
Sumber : Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Diagram 1 Persentase Perilaku Siswa Siklus I Persentase Perilaku Siswa Siklus I
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus I disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus I No. Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah siswa
1.
Siswa yang mendapat nilai < 78
9
2.
Siswa yang mendapat nilai > 78
11
3.
Rerata
79,5
4.
Ketuntasan klasikal
55 %
Sumber : Hasil Tindakan Siklus 1 Hasil tes yang disajikan pada tabel 5 di atas menunjukkan siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 78, didapat 11 siswa (55%) sudah mampu menulis teks drama bahasa Jawa, sedangkan 9 siswa (45%) masih perlu perbaikan. Nilai rata rata kelas adalah 79,5. Ketuntasan secara klasikal sebesar 55%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
pada siklus I belum berjalan dengan maksimal karena masih separuh anak yang belum tuntas KKM. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Guru belum dapat menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC dengan maksimal, karena masih banyak kelemahan yang dilakukan oleh guru. 2) Siswa belum terlihat aktif dan berminat untuk mengikuti pembelajaran, serta belajar dalam kelompok juga belum terlaksana dengan baik. 3) Guru masih banyak menggunakan metode konvensional dan masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran 4) Untuk membangkitkan semangat dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru harus sering memberi motivasi, berkeliling memantau cara belajar siswa, dan reward atau hadiah supaya siswa dapat tergugah hatinya, karena ada perhatian yang serius dari guru pengampu. 5) Siswa masih banyak yang tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi, guru sebaiknya memberi peringatan kepada siswa yang tidak memperhatikan supaya tidak mengulangi lagi. 6) Berdasarkan analisis dan refleksi tindakan pada siklus I dikatakan belum berhasil dengan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang mencapai 79,5 dan ketuntasan klasikal yng mencapai 55 %. Nilai tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
merupakan nilai yang sudah memenuhi ketuntasan, akan tetapi dapat dikatakan masih rendah dengan nilai yang telah ditentukan. Dengan demikian masih perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki nilai siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
3. Deskripsi Siklus II a.
Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 September 2012 pukul 08.30-09.15 WIB di ruang kantor guru. Peneliti dan guru pengampu berdiskusi mengenai pelaksanaan siklus II. Dalam diskusi ini, keduanya menyepakati pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 September 2012 dan 25 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas yang sama yaitu XII IPS 3. Selain menyepakati hal tersebut, guru dan peneliti membahas tentang kelemahan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Dari hasil observasi kelemahan yang terlihat pada siklus I antara lain: 1) Guru
terlihat
masih mendominasi ketika kegiatan
pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang hanya berdiam diri mendengarkan guru menjelaskan materi. 2) Pada proses pembelajaran berlangsung belum terlihat keaktifan dari diri siswa maupun dalam sebuah kelompok. Siswa masih malu dan canggung dalam menjawab pertanyaan maupun untuk bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
3) Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran belum terlaksana dengan maksimal. 4) Daya konsentrasi siswa dapat dikatakan masih rendah. Hal ini terbukti masih banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangku maupun sekedar menyibukkan diri pada saat guru memberi penjelasan. 5) Masing-masing siswa dalam membuat teks drama masih kelihatan kebingungan dalam mengembangkan ide pokok dan memilih kosakata yang tepat 6) Dalam kegiatan berdiskusi dengan kelompok, guru belum terlihat berkeliling untuk member bimbingan dan arahan atau membantu siswa yang kesulitan. 7) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru terlihat belum menguasai sepenuhnya sehingga pembelajaran belum terlaksana dengan maksimal. Pada tindakan siklus I selain terdapat kelemahan juga terdapat kelebihan yang dapat terlihat sebagai berikut : 1) Siswa sudah mulai tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlibatan siswa pada saat guru menjelaskan materi. 2) Dalam belajar kelompok, sudah mulai terlihat sikap diskusi dan bersosialisasi dengan baik, walaupun masih sebagian siswa yang melaksanakan dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
3) Dalam mengembangkan ide pokok dan pemilihan kosakata, siswa sudah mulai dapat mengembangkan dengan mudah walaupun masih belum sesuai dengan EYD. 4) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan metode ceramah,
akan tetapi sudah dapat
memadukan dengan
metode
pembelajaran yang lain, misal inkuiri. Agar pada saat pelaksanaan tindakan siklus II dapat berjalan dengan baik, maka guru dan peneliti untuk mengambil keputusan untuk mengatasi kelemahan pada siklus I, antara lain : 1) Untuk mendorong keaktifan dan minat siswa, sebaiknya guru selalu memberi arahan, motivasi, dan reward atau hadiah agar siswa bersemangat dan tergugah hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Hal ini perlu dilakukan supaya setiap siswa merasa diperhatikan dan mempunyai tanggungjawab yang baik. 2) Posisi guru sebaiknya jangan hanya berada di depan kelas saja, akan tetapi sesekali berkeliling memantau perkembangan pekerjaan siswa 3) Pada saat berdiskusi maupun pada saat memberi penjelasan, jika ada siswa yang terlihat mengobrol sendiri sebaiknya guru menegur dan memotivasi serta menasehati. 4) Pada pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru memperhatikan alokasi waktu
agar
skenario
pembelajaran
direncanakan.
commit to user
dapat
berjalan
sesuai
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru dan peneliti menyepakati untuk menambah materi agar siswa mempunyai wawasan yang luas sesuai dengan materi teks drama. Selain itu, pada pelaksanaan siklus II lebih menekankan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I yang kurang berjalan dengan maksimal. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dan guru untuk melaksanakan tindakan siklus II antara lain : 1) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus dan kurikulum yang telah ditentukan (di lampiran 26 halaman 194). 2) Peneliti dan guru menyiapkan bahan bacaan narasi yang akan diubah menjadi teks drama. Pada siklus ini, menggunakan sebuah cerita cekak yang akan diubah menjadi teks drama. Cerita cekak tersebut merupakan cerkak remaja yang berjudul : (1) Kemah; (2) Lagu Perpisahan; (3) Yen Mangsa Panen; dan (4) Abot-abote Mburu Idaman. 3) Peneliti dan guru tetap sepakat menggunakan metode cooperative learning tipe CIRC
karena
untuk memperbaiki
kelemahan
yang
terjadi
dilaksanakan sebelumnya. 4) Peneliti dan guru menyusun instrumen atau tatacara penilaian yang berupa tes dan nontes. Penilaian tes digunakan untuk menilai hasil karya siswa, sedangkan penilaian nontes digunakan untuk mengamati minat, keaktifan, dan kerja kelompok siswa (di lampiran 31 halaman 208).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan di kelas XII IPS 3 pada hari Selasa tanggal 18 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB selama 45 menit. Tepat pukul 11.00 WIB bel berbunyi tanda bergantian jam pelajaran. Peneliti bersama Ibu Kanti masuk kelas XII IPS 3. Guru bertindak sebagai pemimpin jalannya proses pembelajaran, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat dan mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas tersebut. Peneliti mengambil posisi di depan pojok sejajar dengan banyak siswa agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikt : 1) Pembelajaran
dimulai,
guru
memberi
sal
laikum
Warohmatull dengan
serentak
laikumsalam
Warohmatullahi
l 2) Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
3)
litan pada saat pembelajaran lagi, litan apa yang kalian alami? Dengan serentak siswa menjawab dengan berbagai jawaban, salah sat
kesulitan yang dialami oleh siswa, kemudian guru memberi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswanya. Guru memberi alternatif supaya para siswa sering membaca bahasa Jawa, dengan cara membaca dapat menambah penguasaan kosakata dan mengetahui bagaimana cara merangkai kalimat bahasa Jawa yang baik dan benar sesuai dengan tatabahasa Bahasa Jawa. 4) Guru sedikit menambah materi yang sesuai dengan materi teks drama. Kemudian guru memberi contoh membuat teks drama dengan bahasa yang runtut. 5) Setelah semua siswa paham, masing-masing ketua kelompok mengambil -
6) Semua kelompok telah mendapat bahan bacaan, dengan segera guru memberi petunjuk cara mengerjakan. Tugas kelompok yang harus dikerjakan yaitu membaca, menganalisis, dan memahami bacaan cerita cekak. Setelah semuanya memahami, setiap siswa membuat teks drama berdasarkan bacaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
7) Setelah memahami petunjuk cara mengerjakan tugas, dengan segera masing-masing kelompok mengerjakan dengan serius dan sungguhsungguh.
Masing-masing
siswa
mengerjakan
dengan
penuh
tanggungjawab sesuai dengan bagiannya. 8) Keaktifan untuk berdiskusi dan bersosialisasi dalam sebuah kelompok sudah berjalan dengan baik. 9) Guru berkeliling sambil memberi motivasi serta memantau pekerjaan setiap kelompok. 10) Pembelajaran telah berakhir. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru bersama siswa member kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari hari
Pembelajaran siklus II pertemuan pertama belum selesai, pembelajaran di kelas XII IPS 3 dilanjutkan hari Selasa tanggal 25 September 2012 untuk pertemuan kedua siklus II. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 11.00-11.45 WIB hari Selasa tanggal 25 September 2012. Adapun urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut : 1) Pembelajaran
segera
dimulai,
guru
mengucapkan
salam
laikum Warohmatull laikumsalam Warohmatullahi Wabarok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
l 2) Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam laci
Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. 3) Kemudian guru menyuruh melanjutkan tugas kelompok bagi yang belum menyelesaikannya, yang sebelumnya guru bertanya kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. 4) Semua kelompok telah menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian guru menyuruh setiap siswa untuk membuat atau menulis teks drama. Semua siswa dengan segera mengerjakan dengan sungguh-sungguh 5) Guru terlihat berkeliling, memantau, memberi motivasi siswa, serta membantu siswa yang kesulitan dalam menulis teks drama. 6) Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah berakhir. Semua siswa dengan segera mengumpulkan tugasnya masing-masing. Guru mengakhiri
Dengan serentak s
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
meninggalkan kelas XII IPS 3. c.
Observasi dan Interpretasi Peneliti melakukan pengamatan
siklus II terhadap guru yang sedang
mengajar drama di kelas XII IPS 3. Pengamatan ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 dan 25 September 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII IPS 3. Peneliti mengambil tempat di pojok depan sejajar dengan bangku siswa supaya tidak menganggu kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2) Guru menyusun instrumen penilaian tes dan intrumen penilaian nontes. Penilaian nontes digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan minat, keaktifan, dan belajar kelompok pada siswa. 5) Guru memberi bahan bacaan yang berupa cerita cekak untuk diubah menjadi teks drama. Cerita cekak tersebut merupakan cerkak remaja yang berjudul : (1) Kemah; (2) Lagu Perpisahan; (3) Yen Mangsa Panen; dan (4) Abot-abote Mburu Idaman. 3) Guru terlihat berkeliling memberi motivasi dan memantau pekerjaan siswa 4) Setelah materi disampaikan, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
5) Dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC guru terlihat sudah ada peningkatan, antara lain : a) Guru sudah menguasai dan memahami prosedur/penerapan metode cooperative learning tipe CIRC tahap demi tahap dilakukan dengan baik. b) Siswa sudah terlihat ada keaktifan antar kelompok maupun antar individu sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa siswa yang belum ada keaktifan. c) Dominasi guru dan metode ceramah sudah jarang digunakan karena siswa sudah terlibat dalam proses pembelajaran. d) Hasil karya siswa, sudah lebih baik dari segi pemilihan kosakata dan pengembangan ide. Berdasarkan hasil observasi hasil pembelajaran diperoleh gambaran keaktifan dan minat siswa selama mengikuti pembelajaran, sebagai berikut: a) Siswa sudah mempunyai minat yang baik mengikuti pembelajaran sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa lainya sudah memiliki minat yang cukup. Walaupun masih ada siswa yang berbicara dengan temannya, atau mencari kesibukan sendiri. Pada siklus 2 secara keseluruhan siswa yang berminat sebesar 3,6%. b) Keaktifan siswa yang sudah baik selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung sebanyak 12 (60%) siswa, sedangkan 8 (40%) siswa sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
memperhatikan guru akan tetapi masih sering berbicara sendiri. Secara keseluruhan keaktifan siswa telah meningkat menjadi 3,7%. c) Dalam melaksanakan tugas kelompok, siswa yang sudah bersosiasilisasi dan kerjasama kelompok dengan baik ada 12 siswa (60%), sedangkan 8 (40%) siswa sudah bersosialisasi akan tetapi kadangkala masih terlihat seenaknya sendiri. Kerjasama kelompok secara keseluruhan meningkat 3,7%. Tabel 6 Persentase Perilaku Siswa Siklus II Hasil Pengamatan No
Perilaku Siswa
Persentase Baik
Cukup
1.
Minat
10
10
3,6 %
2.
Keaktifan
12
8
3,7 %
3.
Kerjasama kelompok
12
8
3,7 %
Sumber. Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Diagram 2 Persentase Perilaku Siswa Siklus II Persentase Perilaku Siswa Siklus II
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus II disajikan dalam tabel berikut. Tabel 7 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus II No. Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah siswa
1.
Siswa yang mendapat nilai < 78
5
2.
Siswa yang mendapat nilai > 78
16
3.
Rerata
80,7
4.
Ketuntasan klasikal
75 %
Sumber. Hasil Tindakan Siklus II Hasil tes yang disajikan pada tabel 7 di atas menunjukkan masih ada 5 siswa (25%) yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 78, maka masih perlu ada tindakan untuk memperbaiki nilai yang belum sesuai dengan ketentuan. Nilai rata
commit to user
rata kelas mengalami kenaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
menjadi 80,7. Ketuntasan klasikal meningkat menjadi 75 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah ada peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas KKM. Tindakan penelitian masih perlu dilakukan untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : a) Pemahaman guru dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC sudah lebih baik daripada siklus I akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. b) Keaktifan, minat, dan kerjasama kelompok sudah ada peningkatan, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. c) Walaupun hasil karya siswa sudah baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan untuk memperbaiki nilai bagi beberapa siswa yang belum tuntas. d) Posisi guru juga sudah tidak selalu didepan kelas, akan tetapi sudah sering berkeliling memberi motivasi siswa. e) Guru sudah dapat membangkitkan semangat siswa, karena telah dapat menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran. f) Pembagian waktu juga sudah dilakukan dengan tepat, sesuai dengan skenario pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dapat dikatakan sudah ada peningkatan. Hal ini dibuktikan siswa telah mencapai KKM yang ditentukan sudah meningkat, hanya ada 5 siswa yang belum tuntas. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang hanya 79,5 meningkat menjadi 80,7. Pembelajaran ini meningkat sebanyak 1,2 poin dan ketuntasan klasikal mencapai 75 %. Selain nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal meningkat, keaktifan, minat, dan kerjasama kelompok juga meningkat.
4. Deskripsi Siklus III a.
Perencanaan Tindakan Siklus III Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, peneliti dan guru mengadakan diskusi perencanaan tindakan siklus III untuk mengatasi kelemahan siklus II. Diskusi perencanaan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 September 2012 pukul 08.30-09.15 WIB di ruang kantor guru. Dalam diskusi ini, menyepakati tetap menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC untuk lebih meningkatkan keterampilan menulis
teks drama.
Adapun tahap
perencanaan yang dilakukan pada siklus III antara lain : 1) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan
kurikulum yang disesuaikan dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (di lampiran 36 halaman 221).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
2) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran untuk mematangkan proses pembelajaran agar berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3) Peneliti dan guru menentukan bahan bacaan yang akan digunakan yaitu berupa cerita narasi yang berbentuk cerita rakyat. Cerita rakyat tersebut berjudul (1) Legenda Banyuwangi; (2) Legenda Kutha Indramayu; (3) Legenda Kutha Jepara; dan (4) Legenda Kutha Pekalongan. 4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penilaian tes dan instrumen penilaian nontes. Penilaian nontes digunakan untuk menilai keaktifan, minat, dan kerjasama kelompok pada siswa. Sedangkan penilaian tes digunakan untuk menilai hasil karya siswa (di lampiran 41 halaman 235) Pada diskusi perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru menyepakati bahwa pelaksanaan siklus III akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 dan 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut : 1) Pembelajaran
segera
dimulai,
guru
mengucapkan
salam
laikum Warohmatull laikumsalam Warohmatull
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
l 2) Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
menanyakan Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. 3)
litan pada saat pembelajaran kemarin? Dan siswa menjawab,
lagi,
litan apa yang kalian alami? Dengan serentak siswa menjawab dengan berbagai jawaban. Salah satu pertanyaan yang ditanyakan oleh
bahasa Jawa
tidak harus selalu menggunakan bahasa krama. Bahasa karma diigunakan dan disesuaikan dengan konteks pembicaraan, dengan siapa tokoh berdialog. Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa, kemudian guru memberi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswanya. 5) Setelah semua siswa paham, kemudian guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memilih dan mengambil bahan bacaan cerita narasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
yang berupa cerita rakyat. Cerita rakyat tersebut berjudul (1) Legenda Banyuwangi; (2) Legenda Kutha Indramayu; (3) Legenda Kutha Jepara; dan (4) Legenda Kutha Pekalongan. 4) Semua kelompok telah mendapatkan cerita rakyat, guru mulai menberi petunjuk cara mengerjakan secara jelas. 5) Setiap kelompok mengerjakan dengan sungguh-sungguh, penuh percaya diri, dan bertanggung jawab. 6) Sebagian kelompok yang telah menyelesaikan tugas kelompok, dengan segera setiap siswa mengerjakan membuat teks drama dengan sungguhsungguh. 7) Disela-sela dalam mengerjakan tugasnya, terlihat ada beberapa siswa tanpa malu-malu untuk bertanya kepada guru pengampu karena mereka
apakah dalam menulis teks drama, konteks kalimat harus sesuai dengan cerita yang kami peroleh? dialog percakapan tidak harus sama persis dengan bacaan, boleh ditambah dengan yang lain akan tetapi harus tetapi disesuaikan dengan konteks. Sedangkan untuk unsur intrinsik tetap harus sama persis dengan bacaan, misal tokoh, setting tempat dan waktu, alur dan sebagainya. 8) Guru pengampu sudah sering berkeliling untuk memberi motivasi, bimbingan, dan arahan kepada siswa agar minat, keaktifan, serta kerjasama kelompok dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
9) Sebelum guru mengakhiri pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan hari itu.
Guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan
mengucapkan
Pembelajaran siklus III pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB di kelas XII IPS 3. Adapun tahap pelaksanaanya sebagai berikut : 1) Pembelajaran
segera
dimulai,
guru
mengucapkan
salam
laikum Warohmatull laikumsalam Warohmatull
guru
l 2) Bahasa Jawa untuk pelajaran yang lain silahkan dimasukkan kedalam
Kemudian guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. 3) Kemudian guru menyuruh melanjutkan tugas individu bagi yang belum menyelesaikannya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
4) Setelah semua siswa telah menyelesaikan tugas individu, dengan segera guru pengampu menyuruh untuk mengumpulkan tugasnya. 5) Untuk pertemuan tindakan kali ini, guru juga melakukan presentasi untuk mengetahui hasil karya siswa. Setiap kelompok memperagakan hasil karya mereka, yang dipilih dari salah satu tugas siswa dari masing-masing kelompok.
Para
siswa
yang
maju
terlihat
bersemangat
dalam
memperagakan hasil karyanya. 6) Semua kelompok memperagakan dengan baik dan penuh dengan ekspresi walaupun ada beberapa siswa yang kurang dapat menghayati peran. 7) Setiap kelompok yang telah selesai maju ke depan, beberapa siswa yang memperhatikan di bangku diberi kesempatan untuk menyampaikan kritik dan saran untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta mengetahui seberapa pemahaman siswa dalam menulis teks drama yang telah dibuat. Siswa yang memberi kritik atau saran maupun pertanyaan antara lain : a) Pada saat kelompok 1 maju antara lain : Affanada, Ajeng, Anisa, dan Fitri. b) Pada saat kelompok 2 maju antara lain : Rahma, Anisa, dan Desy c) Pada saat kelompok 3 maju antara lain : Chuswatul, Dewi, Restika, Fitriani, dan Fitri Adi d) Pada saat kelompok 4 maju antara lain : Rahma dan Anisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
8) Setelah dilakukan tanya jawab maupun memberi kritik saran, guru juga memberi umpan balik terhadap semua pertanyaan dan kritik saran yang dilakukan oleh para siswa. 9) Guru pengampu selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada semua siswa. Selain itu, guru pengampu memberi reward bukan hanya berupa pujian atau applause atau bertepuk tangan akan tetapi juga berupa bulpoin bagi siswa yang telah memperagakan dengan baik. Begitu juga siswa yang berada di bangku, semuanya mendapatkan bulpoin. 10) Sebelum pembelajaran berakhir, guru dan siswa secara bersama-sama mengambil kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dipelajari. 11) Bel berbunyi, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
c.
Observasi dan Interpretasi Pelaksanaan pengamatan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 dan 9 Oktober 2012 pukul 11.00-11.45 WIB. Dari hasil pengamatan dan observasi, pelaksanaan tindakan siklus III berjalan dengan baik dan maksimal. Semua siswa terlihat lebih bersemangat dan berantusias mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain siswa mengikuti atau memperagakan tokoh dengan serius penuh dengan penghayatan, sehingga terjadi suasana yang optimal. Selain itu, tanggungjawab siswa, minat, keaktifan, dan kerjasama kelompok berjalan lebih baik. Penerapan metode cooperative learning
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
tipe CIRC telah dilaksanakan guru dengan baik dan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan seperti pertemuan sebelumnya, akan tetapi pada pertemuan ini tampak ada yang lain. Pada pertemuan terakhir, guru menyuruh agar setiap kelompok untuk memperagakan hasil karya menulis teks drama bahasa Jawa yang diambil dari perwakilan tugas individu siswa. Siswa menyambut dengan senang hati dan berantusias. Dengan kata lain siswa berusaha dengan serius dan sungguh-sungguh memperagakan tokoh dalam dialog, sehingga terjadi suasana yang optimal. Para siswa memperagakan dengan baik (gerakan dan dialog sesuai dengan watak tokoh yang diperagakan), penuh dengan pengimajinasian (ekspresi mimik wajah sesuai dengan karakter) , dan karakter tokoh juga terlihat dengan baik. Siswa yang maju mendapat reward atau hadiah berupa pujian, applause atau tepuk tangan, dan juga sebuah bulpoin. Tidak hanya siswa yang maju, akan tetapi semua siswa duduk di bangku juga mendapat applause dan sebuah bulpoin. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar tersebut dapat dinyatakan bahwa : a) Siswa sudah mempunyai minat yang sangat baik mengikuti pembelajaran sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa lainya sudah memiliki minat yang baik. Secara keseluruhan minat siswa pada siklus III meningkat menjadi 4,5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
b) Keaktifan siswa yang terlihat sangat baik selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung sebanyak 10 (50%) siswa, sedangkan 10 (50%) siswa mempunyai tingkat keaktifan yang baik, walaupun kadangkala tidak memperhatikan guru akan tetapi hal tersebut masih dalam kewajaran siswa. Pada tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan meningkat sebesar 4,5% c) Dalam melaksanakan tugas kelompok, siswa yang sudah bersosiasilisasi dan bekerja kelompok dengan sangat baik sebanyak 12 siswa (60%), sedangkan 8 (40%) siswa sudah bersosialisasi dengan baik akan tetapi kadangkala ada beberapa siswa yang masih terlihat seenaknya sendiri. Dalam kerjasama kelompok siswa secara keseluruhan meningkat sebesar 4,6%. Tabel 8 Persentase Perilaku Siswa Siklus III No
Perilaku Siswa
Hasil Pengamatan Sangat Baik
Baik
Persentase
1.
Minat
10
10
4,5 %
2.
Keaktifan
10
10
4,5 %
3.
Kerjasama kelompok
12
8
4,6 %
Sumber : Hasil Kegiatan Pengamatan Siklus III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Diagram 3 Persentase Perilaku Siswa Siklus III Persentase Perilaku Siswa Siklus III
d) Hasil pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa pada siklus III disajikan dalam tabel berikut. Tabel 9 Nilai Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siklus III No. Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah siswa
1.
Siswa yang mendapat nilai < 78
-
2.
Siswa yang mendapat nilai > 78
20
3.
Rerata
85
4.
Ketuntasan klasikal
100 %
Sumber : Hasil Tindakan Siklus III Hasil nilai yang disajikan pada tabel 9 diatas menunjukkan siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 78, semua siswa dapat meningkatkan nilainya dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata
rata kelas mengalami peningkatan yang asalnya 80,7 menjadi
85. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 4,3 poin. Ketuntasan secara klasikal dapat mencapai 100%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
pembelajaran pada siklus III sudah berjalan dengan baik dan maksimal karena seluruh anak sudah tuntas KKM dan terjadi peningkatan yang yang sangat baik. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, secara keseluruh pembelajaran dengan menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC dengan segala kelemahan dapat diatasi dengan baik dan dapat dikatakan berhasil. Semua siswa telah dapat meningkatkan hasil belajar dengan maksimal. Guru berhasil meningkatkan antusias siswa, semangat siswa, minat, keaktifan, serta kerjasama kelompok dapat dilaksanakan dengan maksimal. Guru juga berhasil membangkitkan siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh karena adanya stimulus yang selalu diberikan oleh guru. Guru tampak semakin terampil dalam menerapkan metode cooperative learning tipe CIRC dan juga metode yang lainnya yang bervariasi. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan siklus III dapat dikatakan berhasil dengan maksimal. Peningkatan terjadi pada indikator yang telah ditentukan didalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan juga terjadi pada minat, keaktifan, dan kerjasama kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Tabel 10 Peningkatan Perilaku Siswa Perilaku Siswa No
Tindakan Penelitian
Minat
Keaktifan
Kerjasama kelompok
1.
Siklus I
2,45%
2,6%
2,8%
2.
Siklus II
3,6%
3,7%
3,7%
3.
Siklus III
4,5%
4,5%
4,6%
Peningkatan terjadi pada hasil karya siswa pada saat observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 11 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Siswa
No
Tindakan Penelitian
Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa Nilai Rata-rata
Persentase
1.
Siklus I
79,5
55%
2.
Siklus II
80,7
75%
3.
Siklus III
85
100%
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menemukan menulis teks drama Bahasa Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Peningkatan terhadap Minat Pembelajaran Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan menerapkan Metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) a. Minat siswa mengikuti pembelajaran menulis teks drama Bahasa Jawa Penerapan metode cooperative learning tipe CIRC dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks drama. Hal ini dibuktikan dengan siswa sudah dapat memperhatikan penjelasan guru dengan saksama dan sungguh-sungguh. Indikator minat siswa yang dimaksud siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan kondisi yang optimal, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan serius dan sungguh-sungguh, dan dalam mengerjakan tugas siswa mengerjakan dengan senang hati tanpa ada paksaan. Dari hasil pengamatan tampak ada peningkatan minat siswa dari setiap tindakan siklus. Nilai rata-rata siklus I mendapat 2,45 %; siklus II mendapat 3,6 %; dan siklus III mendapat 4,5%. Dengan adanya peningkatan minat dalam setiap siklus, maka pembelajaran menulis teks drama bahasa Jawa dengan metode cooperative learning tipe CIRC dapat dikatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
Diagram 4 Persentase Minat Siswa Persentase Minat Siswa
b. Keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar Keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar tampak berbeda ketika peniliti mengamati pada saat kondisi awal pembelajaran. Keaktifan siswa tampak meningkatkan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan antusias dan semangat siswa untuk bertanya ketika merasa mengalami kesulitan, ketika mendapat tugas, para siswa dengan segera mengerjakan dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh. Dari hasil pengamatan terjadi peningkatan yang bagus dalam setiap siklus. Hal ini terbukti bahwa pada siklus I mendapat 2,6 %; siklus II mendapat 3,7 %; dan siklus III mendapat 4,5 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
Diagram 5 Persentase Keaktifan Siswa Persentase Keaktifan Siswa
c. Kerjasama Kelompok Dalam pembelajaran ini, kerjasama kelompok yang dimaksud yaitu kerjasama antar individu siswa dalam berdiskusi sebuah kelompok dapat terjalin dengan baik dan berjalan dengan optimal. Sikap siswa dalam bersosialisasi terjalin dengan baik, siswa telah mengetahui tanggungjawab masing-masing individu. Seperti halnya minat dan keaktifan belajar siswa, kerjasama kelompok di kelas XII IPS 3 dapat meningkat dalam setiap tindakan siklus yang telah dilakukan. Hal ini tampak pada hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, dari siklus I mendapat 2,8 %; siklus II mendapat 3,7 %; dan siklus III mendapat 4,6 %. Dengan adanya peningkatan dalam setiap siklus, maka kerjasama kelompok yang dilakukan oleh siswa dapat dikatakan berhasil dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Diagram 6 Persentase Kerjasama Kelompok Siswa Persentase Kerjasama Kelompok Siswa
2. Peningkatan terhadap Keterampilan Menulis Teks Drama Bahasa Jawa dengan
menerapkan Metode Cooperative Learning tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I, II, dan III dinyatakan bahwa terjadi peningkatan yang sangat baik terhadap keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa dengan menerapkan metode cooperative learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Hal ini dibuktikan pada nilai hasil tes yang telah dilakukan oleh siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
Tabel 12 Rekapitulasi Peningkatan Nilai Hasil Tindakan Keterampilan Menulis Tindakan
No
Teks Drama Bahasa Jawa
Penelitian
Nilai
Ketuntasan
Rata-rata
Klasikal
1.
Siklus I
79,5
55 %
2.
Siklus II
80,7
75 %
3.
Siklus III
85
100 %
Sumber : Data siklus I, II, dan III
Diagram 7 Persentase Ketuntasan Klasikal Keterampiln Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
Ketuntasan Klasikal Menulis Teks Drama Bahasa Jawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa masih dapat dikatakan rendah yaitu 79,5 walaupun nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Akan tetapi ketuntasan klasikal masih mencapai 55 %. Hal ini disebabkan oleh masih ada 9 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Bagi siswa yang belum tuntas masih perlu dilakukan sebuah tindakan yang sama agar dapat memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh sekolah. Berbeda dengan tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dikatakan sudah ada peningkatan. Hal ini dibuktikan telah terjadi peningkatan pada kegiatan keterampilan menulis teks drama terjadi peningkatan yang bagus yaitu dengan mendapat nilai rata-rata 80,7 dengan nilai klasikal 75 % akan tetapi masih ada 5 siswa yang belum mencapai dengan standar nilai yang ditentukan. Kegiatan pembelajaran ini masih perlu dilakukan sebuah tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa bagi siswa yang belum tuntas. Tindakan pada siklus III ternyata sesuai dengan apa yang diharapkan. Tindakan ini telah terjadi peningkatan yang sangat baik yaitu pada keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa siswa meningkat dengan sangat memuaskan yaitu mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100 %.. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I sampai dengan siklus III dapat dinyatakan berhasil dengan sangat membanggakan karena telah terjadi peningkatan yang sangat memuaskan pada keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa dan minat siswa kelas XII IPS 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Pada kegiatan pratindakan yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada sekitar 12 yang belum tuntas begitu juga dengan nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 77,2. Dengan nilai rata-rata yang hanya 77,2 masih dikatakan rendah karena belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan. Dengan mengetahui hal ini peneliti dan kolaborator mengadakan suatu tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), ternyata setelah dilakukan sebuah tindakan terjadi peningkatan yang sangat signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat, keaktifan, dan kerjasama kelompok pada siswa kelas XII IPS 3. Peningkatan ini terjadi pada setiap tindakan siklus. Pada siklus I, siswa yang berminat 2,45 %; siklus II memperoleh 3,6 %; dan siklus III memperoleh 4,5 %. Peningkatan keaktifan terlihat pada siklus I memperoleh 2,6 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,5 %. Pada aspek kerjasama kelompok juga terjadi peningkatan pada siklus I hanya memperoleh 2,8 %; siklus II memperoleh 3,7 %; dan pada siklus III memperoleh 4,6 %. Dengan adanya peningkatan khususnya minat siswa, maka pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan menyenangkan. 2. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama pada siswa kelas XII IPS 3. Peningkatan ini terjadi setelah guru pengampu melakukan tindakan pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa mendapat nilai rata-rata 79,5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 55 %; siklus II siswa menperoleh nilai rata-rata 80,7 dengan ketuntasan klasikal 75 %; dan yang terakhir pada siklus III siswa mendapat nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 117to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
klasikal 100 %.
Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan
klasikal dalam setiap siklusnya, maka indikator yang telah ditentukan dapat dicapai dengan baik.
B. Implikasi Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guru dalam menerapkan suatu metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran secara kreatif. Selain itu, guru juga mengetahui bagaimana cara melakukan sebuah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini juga membuktikan bahwa keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa dapat meningkat dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Oleh sebab itu, metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Keberhasilan seorang guru jika mempunyai wawasan yang luas, dapat menggunakan metode, teknik, dan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang bertujuan untuk membangkitkan semangat siswa dalam menerima pembelajaran. Seorang guru dalam pembelajaran bahasa, dengan menerapkan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) secara otomatis dapat melakukan penilaian yang diambil secara langsung dalam empat aspek kebahasaan. Keempat aspek kebahasaan tersebut yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dapat semuanya dilakukan penilaian sebab, metode Cooperative Integrated Reading and Composition
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
(CIRC) merupakan
sebuah metode
yang
memadukan
kegiatan
berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis. Metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan sebuah metode dengan cara berkelompok. Walaupun dengan cara kerja secara berkelompok, akan tetapi tugas individu merupakan sebuah tanggung jawab dari individu masing-masing siswa. Dengan cara berdiskusi kelompok, akan mempermudah siswa dalam memperoleh pembelajaran dan dapat melatih siswa untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sekelompok. Tugas individu yang ditanggung oleh diri siswa maka dapat melatih kemandirian siswa. Dengan demikian, siswa merasa senang untuk menerima pembelajaran. Penerapan metode yang kreatif dan tepat dalam pembelajaran, dapat memberi kesempatan siswa untuk mengikuti pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran secara kreatif tersebut dapat melibatkan kelompok dan penggunaan bahan bacaan merupakan salah satu sarana alternatif pengembangan ide-ide asli dengan mengombinasikan ide-ide baru. Pembelajaran yang telah dilakukan di atas tidak begitu saja muncul dengan sendirinya secara rapi, melainkan harus dilaksanakan secara tahap demi tahap. Pada pembelajaran ini,
guru harus
memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan ide kreatif demi memacu aktivitas siswa. Hal yang perlu diperhatikan demi meningkatnya aktifitas dan minat siswa. Sebagai seorang guru harus bisa menyadari apakah pada diri guru pribadi sudah terlihat adanya sikap yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
mengarah demi peningkatan aktivitas dan kreatifitas guru sendiri serta dapat memacu dan memotivasi siswa untuk berprestasi. Penerapan
metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) yang dilakukan secara baik, dapat mempermudah dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam pembelajaran. Siswa melakukan tahap demi tahap dengan baik. Pertama, siswa membaca berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Kedua, setelah membaca, siswa harus memahami dengan apa yang telah dibaca. Ketiga, selain membaca dan memahami, siswa juga harus dapat mendengar atau mencari sumber informasi yang dapat dijadikan referensi. Keempat, setelah semua aspek tersebut diperoleh siswa, maka siswa akan merasa mudah mengungkapkan gagasan dengan cara menulis. Dengan cara tersebut siswa merasa mudah dan terbantu dalam menuangkan ide. Dengan belajar tahap demi tahap, siswa merasa mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Penerapan
metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) baik dilakukan dan diterapkan dalam pembelajaran, akan tetapi semua itu tidak selamanya baik. Metode Cooperative Learning merupakan sebuah pembelajaran kelompok. Dalam penerapan di lapangan pembelajaran kelompok, sering kali disalah gunakan oleh siswa. Tidak semua siswa dapat melakukan dengan penuh tanggung jawab. Kadang kala dalam penerapannya, ada beberapa siswa dalam satu kelompok yang hanya ikut saja tanpa melakukan sesuatu. Sehingga jika dalam satu kelompok itu mendapat nilai baik, secara otomatis,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
siswa yang kurang mempunyai tanggung jawab tersebut juga mendapat nilai baik. Hal ini merupakan sebuah kelemahan dalam pembelajaran kelompok. Pemberian tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III membuktikan bahwa kelemahan-kelemahan yang dialami selama ini dapat terasi dengan baik. Dengan adanya beberapa tindakan ternyata terjadi peningkatan dari segi keterampilan menulis teks drama bahasa Jawa, maupun dari segi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Siswa hendaknya dapat belajar lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran menulis dan pelajaran Bahasa Jawa saja, akan tetapi dapat diterapkan pada pembelajaran dan pelajaran yang lain. Siswa diharapkan agar sering membiasakan diri untuk menulis, membaca, berbicara menggunakan Bahasa Jawa karena dapat memperlancar dalam menggunakan Bahasa Jawa dan untuk melestarikan Bahasa Jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Jawa Guru hendaknya dapat meningkatkan kompetensinya dengan cara menambah wawasan dalam menerapkan metode, teknik, dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini perlu dilakukan untuk memberi variasi dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran. Seorang guru juga harus dapat mengubah cara mengajar yang konvensional menjadi yang kreatif dan inovatif demi kemajuan bangsa dan keberhasilan dimasa yang datang. 3. Bagi Kepala Sekolah Demi kemajuan sekolah dan peserta didik, hendaknya kepala sekolah selalu memberi motivasi dan dorongan agar setiap guru dapat meningkatkan kompetensinya dengan menambah wawasan mengenai model, metode, dan teknik pembelajaran, misal dengan cara mengikuti seminar, diklat, mengadakan penelitian tindakan kelas atau penelitian eksperimen, dan sebagainya. Kepala sekolah juga harus dapat memberi perhatian dan memfasilitasi sarana prasarana demi kemajuan masing-masing guru.
commit to user