PUTUSAN Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada tingkat pertama, dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara antara : PENGGUGAT, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan tani karet, pendidikan SD,
bertempat
tinggal
di
Kabupaten
PELALAWAN,
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT; Melawan TERGUGAT, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan pabrik, pendidikan
SD,
bertempat
tinggal
di
Kabupaten
PELALAWAN selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT; Pengadilan Agama tersebut ; Telah membaca dan mempelajari surat-surat perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat serta memeriksa alat-alat bukti di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 13 Maret 2012 terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc, tanggal 26 Maret 2012 telah mengemukakan hal-hal yang pokok-pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 10 September
2005, Penggugat
dengan Tergugat
melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 10/ 10/ I/ 06, tertanggal 05 Januari 2006, yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan; 2. Bahwa sesaat setelah akad nikah, Tergugat mengucapkan sighat taklik talak yang isinya sebagaimana tercantum di dalam Buku Kutipan Akta Nikah; 3. Bahwa setelah akad nikah Penggugat dan Tergugat hidup bersama sebagai suamiistri dengan bertempat tinggal di rumah milik sendiri di kecamatan Ukui kabupaten Pelalawan selama 6 tahun; 4. Bahwa selama dalam ikatan pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK, umur 5 tahun. Anak tersebut saat ini ikut bersama Penggugat; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 1 dari 11 hal.
5. Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat pada awalnya berjalan dengan rukun dan harmonis namun sejak bulan September 2010, Tergugat tidak pernah lagi memberikan nafkah lahir kepada Penggugat karena Tergugat tidak mempunyai pekerjaan tetap sehingga nafkah sehari-hari ditanggung oleh Penggugat yang bekerja sebagai buruh tani; 6. Bahwa karena sekian lama Tergugat tidak memberi nafkah lahir kepada Penggugat, menyebabkan Penggugat tidak ridho, puncaknya pada bulan September 2011 Penggugat dan Tergugat pisah rumah dimana pada saat itu Penggugat pulang dari rumah tetangga pukul 7.30 malam dan ketika Penggugat ingin masuk ke rumah, Tergugat tidak mau membukakan pintu sehingga pada malam itu Penggugat tidur di rumah tetangga dan keesokan harinya Penggugat pulang kerumah orang tua Penggugat sebagaimana alamat tersebut diatas, sementara Tergugat pada saat itu tetap tinggal dirumah kediaman bersama dan baru dua bulan kemudian Tergugat pulang kerumah orang tuanya di alamat tersebut diatas; 7. Bahwa sejak pisah rumah pada September 2011 tersebut, Tergugat juga tidak pernah memberikan nafkah wajib kepada Penggugat hingga saat Penggugat mengajukan gugatan cerai ini; 8.
Bahwa kakak Tergugat pernah mencoba memperbaiki hubungan Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil;
9.
Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, jelas Tergugat telah melanggar Taklik Talak yang pernah diucapkan Tergugat dan gugatan Penggugat sangat beralasan kiranya;
10. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Penggugat sudah tidak memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Tergugat untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. 11. Penggugat sanggup untuk membayar biaya perkara yang timbul guna penyelesaian perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, c.q. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Penggugat dan Tergugat, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: PRIMAIR: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat putus karena perceraian; 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 2 dari 11 hal.
SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap sendiri di persidangan, dan Majelis telah memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk melakukan mediasi dengan mediator dari unsur hakim, akan tetapi dalam mediasi tersebut Penggugat dan Tergugat gagal untuk mengakhiri sengketa rumah tangganya dengan perdamaian; Menimbang bahwa, meskipun demikian Majelis Hakim tetap berusaha mendamaikan pihak yang berperkara di persidangan dengan menasehati Penggugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat, tetapi usaha tersebut tidak berhasil, kemudian dibacakanlah surat gugatan Penggugat dalam sidang tertutup untuk umum yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah memberikan jawaban secara lisan pada persidangan tanggal 17 April 2012 yang pada pokoknya membenarkan dalil gugatan Penggugat seluruhnya; Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi proses jawab menjawab secara lisan yang diajukan oleh Penggugat dan Tergugat sebagaimana diuraikan dalam Replik dan Duplik yang selengkapnya sebagaimana terlampir dalam berkas perkara dan termuat pula dalam Berita Acara Persidangan perkara ini, yang demi singkatnya uraian Putusan ditunjuk kepada Berita Acara Persidangan termaksud sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
karenanya
dinyatakan
sebagai
telah
cukup
termuat
dan
turut
dipertimbangkan di sini; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti surat berupa foto kopi buku kutipan Akta Nikah, Nomor : 10/10/I/06, tanggal 05 Januari 2006 dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya dan telah sesuai, bermeterai cukup, telah di nazzeglen Pejabat Kantor Pos dan Giro setempat serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, yang selanjutnya diberi tanda bukti P.1; Menimbang, bahwa selain bukti surat, Penggugat juga menghadirkan 2 (dua) orang saksi di persidangan yang didengar keterangannya secara terpisah sebagai berikut: 1. SAKSI PERTAMA, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan tani , tempat kediaman di Kabupaten PELALAWAN; Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah paman Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri, namun saksi tidak tahu tanggal dan tahun pernikahan tersebut, karena saksi tidak ikut hadir; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 3 dari 11 hal.
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orang tua Penggugat, terakhir tinggal di rumah sendiri di Desa Sari Mulya;
-
Bahwa terakhir saksi berkunjung ke rumah Penggugat dan Tergugat pada 7 bulan yang lalu, waktu itu saksi menjumpai Tergugat tinggal sendiri tanpa disertai oleh Penggugat;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti alasan Penggugat mengajukan cerai, namun 3 bulan lalu, Penggugat mendatangi saksi dan menceritakan rumah tangganya sudah tidak harmonis karena Tergugat sudah 7 bulan tidak memberi nafkah kepada Penggugat;
-
Bahwa sekitar 8 bulan lalu, saksi mendengar Tergugat sakit jiwa, namun setahu saksi Tergugat sudah sembuh;
-
Bahwa selama ini saksi tidak pernah mendengar Penggugat dan Tergugat bertengkar;
-
Bahwa saksi sudah berusaha menasehati Penggugat agar hidup rukun lagi dengan Tergugat, namun tidak berhasil;
-
Bahwa saksi tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi, selain yang telah diterangkan oleh saksi tersebut; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas, Penggugat dan
Tergugat menyatakan tidak keberatan dan menerimanya; 2. SAKSI KEDUA, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di bertempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN ; Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah ibu kandung Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah sekitar tahun 2005 dan telah dikaruniai seorang anak;
-
Bahwa sewaktu akad nikah Tergugat mengucapkan sighat taklik talak;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal serumah dengan saksi selama 2 tahun, kemudian menempati rumah sendiri di Desa Sari Mulya;
-
Bahwa semula rumah tangga Penggugat dan Tergugat baik-baik saja, namun sejak 1 tahun ini sudah tidak harmonis lagi;
-
Bahwa ketidakharmonisan itu terjadi karena Tergugat tidak memberi nafkah kepada Penggugat, meskipun Tergugat bekerja di perusahaan swasta;
-
Bahwa sekitar 8 bulan lalu, Tergugat pernah sakit jiwa, yaitu kadang ingat, kadang lupa, namun setahu saksi Tergugat sudah sembuh;
-
Bahwa sejak 7 bulan lalu, Penggugat dan Tergugat sudah berpisah tempat tinggal, di mana Penggugat pulang kembali ke rumah saksi, karena sudah tidak tahan hidup bersama Tergugat; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 4 dari 11 hal.
-
Bahwa selama berpisah tersebut Tergugat tidak pernah memberikan harta benda kepada Penggugat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari;
-
Bahwa saksi sudah berusaha menasehati Penggugat agar bersabar dan hidup rukun lagi dengan Tergugat, namun tidak berhasil;
-
Bahwa saksi tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi, selain yang telah diterangkan oleh saksi tersebut; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas, Penggugat dan
Tergugat menyatakan tidak keberatan dan dapat menerima; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat tidak mengajukan bukti tertulis, melainkan mengajukan 2 (dua) orang saksi yang masingmasing telah didengar keterangannya secara terpisah di persidangan yakni : 1.
SAKSI PERTAMA TERGUGAT, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, bertempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN; Dihadapan persidangan saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi adalah kakak kandung Tergugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah sekitar tahun 2005;
-
Bahwa sewaktu akad nikah Tergugat mengucapkan sighat taklik talak. Saksi tahu karena saksi ikut hadir dalam pernikahan itu;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orang tua Penggugat, kemudian menempati rumah sendiri di Desa Sari Mulya;
-
Bahwa saksi sering berkunjung ke rumah Penggugat dan Tergugat. Terakhir 4 bulan yang lalu dan waktu itu keduanya sudah hidup berpisah;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti alasan Penggugat dan Tergugat hidup berpisah;
-
Bahwa sekitar 7 bulan lalu Tergugat pernah sakit jiwa, ketika itu Tergugat sering marah-marah, bahkan pernah membakar pakaian pakaian Penggugat, namun sejak 5 bulan lalu Tergugat sudah sembuh;
-
Bahwa sejak kesembuahannya itu, saksi tidak mengetahui kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa saksi juga tidak mengetahui Tergugat memberikan nafkah kepada Penggugat;
-
Bahwa saksi belum pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat. Saksi beranggapan semuanya diserahkan kepada Penggugat dan Tergugat sendiri;
-
Bahwa saksi tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi, selain yang telah diterangkan oleh saksi tersebut; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 5 dari 11 hal.
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas, Tergugat dan Penggugat menyatakan tidak keberatan dan dapat menerimanya; 2.
SAKSI KEDUA TERGUGAT, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, bertempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN; Dihadapan persidangan saksi tersebut telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah ayah tiri Tergugat sejak 1.5 tahun lalu;
-
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri, namun saksi tidak mengetahui pernikahan mereka;
-
Bahwa setahu saksi sekitar 6 bulan lalu, Tergugat sakit jiwa dan sempat di rawat di rumah sakit jiwa di Pekanbaru, namun sekarang sudah sembuh;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui keretakan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, namun saksi menduga kemungkinan karena Tergugat gampang marah;
-
Bahwa sejak kesembuahannya itu, Penggugat dan Tergugat sempat tinggal bersama, namun setelah itu keduanya berpisah tempat tinggal;
-
Bahwa perpisahan itu terjadi karena Penggugat pulang kembali ke rumah orang tuanya, sedangkan Tergugat masih tinggal di rumah bersama;
-
Bahwa selama itu Tergugat tidak pernah memberi nafkah wajibnya kepada Penggugat;
-
Bahwa saksi sudah berusaha menasehati Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil;
-
Bahwa saksi tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi, selain yang telah diterangkan oleh saksi tersebut; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas, Tergugat dan
Penggugat menyatakan tidak keberatan dan dapat menerimanya; Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap sebagaimana dalam gugatannya dan ingin bercerai dengan Tergugat, sedangkan Tergugat juga menyampaikan kesimpulan sebagaimana dalam jawaban maupun dupliknya yang pada pokoknya masih mencintai Penggugat dan tidak ingin bercerai. Selanjutnya kedua belah pihak tidak lagi mengajukan sesuatu tanggapan apapun dan mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;
Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 6 dari 11 hal.
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti diuraikan tersebut di atas; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 154 R.Bg jo. Pasal 2 ayat (3) dan pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Penggugat dan Tergugat telah melakukan mediasi akan tetapi gagal karena kedua belah pihak tidak mampu mengakhiri sengketa dalam rumah tangganya dengan kesepakatan damai, sebagaimana terdapat dalam Laporan Hasil Mediasi yang dibuat oleh IMDAD, S.H.I, Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci sebagai Mediator; Menimbang, bahwa meskipun mediasi yang dilaksanakan gagal mencapai kesepakatan, Majelis Hakim tetap berusaha dengan sungguh-sungguh mendamaikan dengan menasehati Penggugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat di setiap persidangan sebagaimana diamanatkan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 82 Undang Undang Nomor 7 tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, akan tetapi usaha tersebut tetap tidak berhasil sampai putusan ini dijatuhkan; Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, Majelis Hakim terlebih dulu memeriksa ada tidaknya hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat, dan berdasarkan bukti P.1 yang merupakan akta otentik perkawinan Penggugat dengan Tergugat yang dilakukan berdasarkan syari'ah (Hukum Islam), dengan demikian, berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, Majelis berpendapat bahwa Penggugat memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan perceraian. Oleh karena itu, selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan pokok gugatan Penggugat; Menimbang, bahwa dalam pokok gugatan perceraian, Penggugat mohon agar perkawinannya dengan Tergugat putus karena perceraian dengan mendasarkan pada alasan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena sejak September 2007 Tergugat tidak pernah lagi memberikan nafkah kepada Penggugat hingga sekarang. Akibatnya pada September 2011 Penggugat kembali ke rumah orang tua Penggugat dan hidup berpisah dengan Tergugat sampai sekarang; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat menyatakan baik dalam jawaban maupun dupliknya yang pada pokoknya mengakui dan membenarkan gugatan Penggugat seluruhnya; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 311-373 R.Bg dan Pasal 1923-1928 KUHPerdata menyatakan bahwa pengakuan merupakan alat bukti, maka demi kepastian Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 7 dari 11 hal.
hukum harus dinyatakan bahwa pengakuan itu merupakan alat bukti yang sah menurut hukum, oleh karena itu pengakuan Tergugat di depan persidangan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga secara redaksional dipahami dapat membebaskan Penggugat untuk membuktikan lebih lanjut. Namun demikian dalam perkara perceraian, Majelis berpendapat bahwa bukti pengakuan belum cukup dan Penggugat harus mengajukan bukti-bukti lain untuk menguatkan dalil gugatannya; Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalilnya masing-masing, kedua belah pihak yang berperkara telah mengajukan bukti surat dan saksi-saksi di persidangan yang oleh Mejelis Hakim dikutip dalam pertimbangan tentang duduk perkara yang selengkapnya dianggap termuat dalam pertimbangan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 65 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak; Menimbang, bahwa dalam ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami-istri; Menimbang, bahwa pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, antara lain pada huruf g menyatakan bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan suami telah melanggar sighat taklik talak; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 telah ternyata sesaat setelah akad nikah Tergugat tidak membubuhkan tanda tangan sighat taklik talak dalam lembaran Buku Kutipan Akta Nikah yang disediakan untuk itu; Menimbang bahwa terkait hal tersebut, Majelis hakim akan memberi pertimbangan sebagai berikut; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yuridis Pasal 11 ayat 3 Permenag nomor 2 Tahun 1990, untuk sahnya perjanjian taklik talak, maka suami harus menandatangi sighat taklik talak yang diucapkannya sesudah akad nikah. Artinya kumulasi antara membaca dan menandatangi harus terpenuhi; Menimbang, bahwa jika dilihat dari substansinya, perjanjian taklik talak pada dasarnya merupakan perjanjian suka rela antara suami istri yang bersangkutan demi melindungi pihak istri. Oleh karena itu, Majelis hakim karena jabatannya mempunyai wewenang untuk menilai bahwa penandatangan suami dalam sighat taklik talak itu tak ubahnya seperti penandatangan akta di bawah tangan yang sifatnya lebih menunjukkan pada tindakan administratif, oleh karenanya harus didukung oleh bukti-bukti lain; Menimbang, bahwa atas dasar pengakuan dari Tergugat yang mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan keterangan saksi-saksi sebagaimana telah Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 8 dari 11 hal.
diuraikan di atas, di mana kesaksian tersebut menurut penglihatan, pendengaran dan apa yang dialami sendiri oleh saksi-saksi dan saling bersesuaian (mutual conformity),
maka
berdasarkan Pasal 308 R.Bg, kesaksian tersebut mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sah dan oleh karenanya, Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat telah terbukti mengucapkan sighat taklik talak; Menimbang, bahwa berdasarkan semua hal yang telah dipertimbangkan tersebut di atas, Majelis Hakim dapat menemukan dan menyimpulkan fakta di persidangan bahwa sejak September 2010 Tergugat tidak pernah lagi memberi nafkah wajibnya kepada Penggugat, telah membiarkan dan tidak mempedulikan Penggugat dan sejak September 2011 hidup berpisah hingga sekarang; Menimbang, bahwa dengan telah terbukti sejak September 2010 Tergugat dengan tanpa alasan hukum tidak memberikan nafkah wajibnya kepada Penggugat, berarti Tergugat telah melanggar sighat ta'lik talak angka 2. Dan selama itu pula Tergugat telah membiarkan (tidak mempedulikan) Penggugat, berarti Tergugat telah melanggar sighat ta’lik talak angka 4; Menimbang, bahwa dari apa yang telah dipertimbangkan di atas, Majelis berkesimpulan bahwa hubungan antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangganya telah pecah dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai suami isteri; Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah yang demikian, kehidupan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah sebagai tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam firman Allah SWT. surat Ar-Rum ayat 21, jelas tidak akan terwujud, dan bahkan apabila perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut tetap dipertahankan, baik Penggugat sebagai istri dan ataupun Tergugat sebagai suami jelas tidak akan dapat melaksanakan kewajibannya masing-masing dalam hidup berumah tangga sehingga akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi; Menimbang, bahwa menolak terjadinya mafsadat dalam rumah tangga harus lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan, hal ini dengan sesuai qaidah fiqhiyah yang artinya; Menolak mafsadat lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dan oleh karena telah terbukti Tergugat telah melanggar sighat ta'lik talak dan Penggugat yang di sidang telah menyerahkan iwadl sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), maka apa yang menjadi syarat untuk jatuhnya talak satu khul'i dari Tergugat kepada Penggugat telah terpenuhi. Hal ini sesuai Ibarat dari Kitab Syarqawi 'alat Tahrir yang selanjutnya Majelis jadikan sebagai pendapat hukum yang artinya : Barang siapa menggantungkan talak dengan suatu sifat, maka jatuhlah talak itu dengan terpenuhinya sifat tersebut sesuai dengan lahirnya ucapan; Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 9 dari 11 hal.
Menimbang, bahwa dari apa yang yang telah dipertimbangkan tersebut di atas, Penggugat yang dalam pokok gugatannya mohon agar perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian tersebut, oleh karena syarat ta'lik talak tersebut telah terpenuhi, maka gugatan tersebut telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 116 huruf g Kompilasi Hukum Islam, maka Majelis berpendapat gugatan Penggugat patut dikabulkan; Menimbang, bahwa karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undangundang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat ; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan dalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini ; MENGADILI : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu khul’i Tergugat ( TERGUGAT ) terhadap Penggugat ( PENGGUGAT ); 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara
sebesar
Rp.391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah ) ; Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Selasa tanggal 17 April 2012 M bertepatan dengan tanggal 25 Jumadil Awal 1433 H, berdasarkan permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang terdiri dari Drs. ASY’ARI, M.H, sebagai Ketua Majelis serta SYAFRUDDIN, S.Ag, M.SI dan IMDAD, S.H.I sebagai Hakim-Hakim Anggota yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk memeriksa dan mengadili perkara ini pada tingkat pertama, serta diucapkan oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh hakim-hakim anggota tersebut pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dibantu oleh FAKHRIADI.SH sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri pula oleh Penggugat dan Tergugat;
Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 10 dari 11 hal.
Hakim Ketua TTD Drs. ASY’ARI, M.H Hakim Anggota
Hakim Anggota
TTD
TTD
SYAFRUDDIN, S.Ag, MSI
IMDAD, S.H.I
Panitera Pengganti TTD FAKHRIADI, SH Perincian Biaya : 1. Pendaftaran
Rp
30.000,-
2. Biaya Administrasi
Rp
50.000,-
3. Panggilan sidang
Rp 300.000,-
4. Redaksi
Rp
5.000,-
5. Meterai
Rp
6.000,-
J u m l a h
Rp
391.000,-
(tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah)
Putusan Nomor : 098/Pdt.G/2012/PA.Pkc. hal. 11 dari 11 hal.