Pengaruh Market Capitalization, Number Of Analyst Following, Debt To Asset dan Forecast Error Previous terhadap Forecast Error
Nurseptiani 1), Mohammad Abdul Mukhyi 2)
[email protected] 1),
[email protected] 2) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze comparability to predict mistake in one company's revenue and the impact of the use of PSAK and IFRS. Secondary data collection methods in this study is financial statements, balance sheets, financial statements of Income data. Multiple regression analysis and independent t-test of used to analyze data. Object of research include analyst forecast error and property investment in PSAK and IFRS. Sampling was done by purposive sampling method. The number of samples obtained by 12 companies in the sector of property and real estate listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The results of this study indicate that the variable has no effect on market capitalization error analysts' estimates, as the company's market capitalization is often an important measure of the success or failure of a listed company, while the number of analysts are predicting earnings estimates (NUM) effect, because the effect on the continuity of business enterprise in the to come. Variable debt to assets affects analyst forecast error if one DEBT predict it will have an impact on forecasting financial statements. And the last variable in the previous forecast error (PFE) also affect the forecast error for prediction of the previous year will affect next year prediction. Kata Kunci : Forecast error analyst, market capitalization, number of analyst following, debt to asset, dan forecast error previous.
PENDAHULUAN
detik. maka itu, informasi tentang
Teknologi yang semakin maju membuat
standar internasional dapat diketahui
komunikasi antar Negara jauh lebih
oleh
mudah. Akses informasi dari satu
digunakan di seluruh Negara. Akuntansi
negara ke negara yang lainnya dapat
tidak terlepas dari efek globalisasi,
dilakukan dalam hitungan menit bahkan
serangkaian gerakan yang dimulai sejak
1
banyak
Negara
dan
dapat
2
1973 telah dilakukan oleh IASC. ISAC
internasional
atau
suatu
berkualitas
IASB
standar
mengembangkan
akuntansi
yang
dalam
pengembangan
standarnya.
Dalam
perkembangan
selanjutnya,
terjadi
perubahan
tinggi, dapat dipahami, dan diterapkan
harmonisasi ke adaptasi,
secara global diseluruh dunia.
menjadi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi di
adopsi
konvergensi
kemudian
dalam
dengan
dari
rangka
International
Financial Reporting Standards (IFRS). Analis
keuangan
dianggap
indonesia telah melakukan langkah-
kalangan pengguna yang lebih maju
langkah
dari laporan keuangan dan dianggap
penyeragaman
standar
akuntansi keuangan.
yang
kalangan yang penting dimana investor
Indonesia memiliki keterkaitan
memperoleh informasi yang canggih
cukup
tanpa perlu memahami sendiri (Scott
erat
dengan
inisiatif
implementasi IFRS. Pertama, ketika IAI
dalam
bergabung
Akibatnya, analis perkiraan kesalahan
menjadi
(International
anggota
IFAC
Federation
Of
Johan
digunakan
dan
Andre,
sebagai
proxy
2012).
untuk
Accounting) pada tahun 1987 terdapat
kegunaan keputusan. Seperti ditekankan
ketentuan bahwa setiap anggota IFAC
oleh Brown et al dalam tesis Johan dan
maka juga menjadi anggota IASC
Andre, 2012.
(International Committee)
Accounting Standards yang
ketentuan
atribut kunci dan umum digunakan
tersebut tidak berlaku lagi seiring
untuk mewakili lingkungan informasi.
dengan perubahan IASC menjadi IASC
Dengan demikian, variabel-variabel ini
Foundation. Kedua, IAI merupakan
harus mencerminkan kualitas informasi
anggota
ASEAN
keuangan
Federation Of Accounting (AFA) yang
penelitian
mana hal ini mencerminkan keaktifan
bahwa perkiraan kesalahan lebih rendah
IAI dalam kancah internasional. (Sony
ketika
Warsono, 2011)
informasi kualitas yang lebih tinggi
sekaligus
mana
Analis perkiraan kesalahan adalah
pendiri
Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan
untuk
melakukan
harmonisasi dengan standar akuntansi
yang
tersedia,
sebelumnya
analis
memiliki
karena
menunjukkan
akses
ke
(Brown et al dalam tesis Johan dan Andre, 2012).
3
Menurut Johan dan Andre (2012), Standar baru menunjukkan kegunaan keputusan
meningkatkan
dengan
1. Definisi Variabel (Dependen dan Independen). Analis
keuangan
dianggap
demikian memungkinkan analis untuk
kalangan pengguna yang lebih maju
lebih memahami kinerja perusahaan dan
dari laporan keuangan dan dianggap
prospek. Kita juga mengharapkan analis
sebagai media yang penting dimana
akurasi perkiraan
membaik
setelah
investor memperoleh informasi yang
menerapkan
IFRS.
canggih, tanpa perlu memahami sendiri
Sejauh ini, jika standar menyediakan
(Scott dalam Jason dan Andre, 2012).
analis dengan keputusan yang lebih
Akibatnya, analis perkiraan kesalahan
berguna
(forecast
menggunakan
dari
sebelumnya
harus
error)
digunakan
sebagai
mengurangi ketidaksamaan informasi
proxy untuk kegunaan keputusan dan
antara manajemen entitas pelaporan dan
asimetri informasi efek pelaksanaan
analis, yang diwakili oleh pengurangan
IFRS di pasar modal seperti ditekankan
kesalahan perkiraan.
oleh Brown dalam Jason dan Andre
Rumusan masalah pada penelitian
(2012).
Dalam
sebuah
penelitian
ini adalah diduga variabel market
terhadap perusahaan yang menerapkan
capitalization,
analyst
IFRS Ashbaugh dan Pincus dalam johan
following, debt to asset, dan previous
dan andre (2012) menyimpulkan bahwa
forecast error berpengaruh signifikan
“analyst forecast accuracy improves
terhadap forecast error. serta diduga ada
after IFRS adoption” atau
perbedaan antara PSAK dan IFRS.
meningkatkan akurasi perkiraan setelah
number
of
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh market capitalization,
number
of
analyst
analis
adopsi IFRS. Kapitalisasi capitalization)
pasar dibagi
(market atas
tiga
following, debt to asset, dan previous
kelompok yaitu big cap, mid cap, dan
forecast error terhadap forecast error.
small cap. Bila nilai pasar lebih atau
serta mengetahui adakah perbedaan
sama dengan 5 triliun rupiah maka akan
antara PSAK dan IFRS.
masuk kelompok big cap, nilai pasar antara 1 sampai dengan 5 triliun masuk dalam kelompok mid cap, dan yang
4
dibawah dari 1 triliun disebut small cap.
pelaksanaan tehnik-tehniknya, kerangka
(Junaidi, 2008).
dasar konseptual ini terdiri dari standar
Menurut Jason dan Andre (2012)
(tehnik, prinsip) dan praktik yang sudah
Jumlah perkiraan analis pendapatan
diterima
oleh
termasuk dalam perkiraan konsensus
kegunaannya dan kelogisannya. Standar
adalah variabel independen (NUM).
itu
Karena lebih persaingan antara analis
Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi
untuk secara akurat memprediksi laba
Indonesia kemudian diganti menjadi
kami memperkirakan hubungan negatif
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
antara kesalahan perkiraan dan berikut
Indonesia kemudian menjadi Penyataan
analis.
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
disebut
umum
standar
karena
akuntansi,
di
Rasio Debt to Asset merupakan
SAK merupakan pedoman bagi siapa
perbandingan antara hutang lancar dan
saja dalam menyusun laporan keuangan
hutang jangka panjang dan jumlah
yang akan diterima oleh umum. (Sofyan
seluruh aktiva diketahui. Rasio ini
Syafri, 2008).
menunjukkan
berapa
bagian
dari
International Financial Reporting
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh
Standard atau biasa disingkat IFRS
hutang.
adalah sebuah standar akuntansi yang
Menurut Jason dan Andre (2012)
diterbitkan oleh IASB (International
untuk menyesuaikan efek perusahaan
Accounting Standards Board). IASB
secara
dibutuhkan
bertanggung jawab penuh mulai dari
perkiraan kesalahan tahu sebelumnya.
persiapan sampai penerbitan standar
definisi forecast error previous sama
pelaporan
dengan forecast error didefinisikan
termasuk
sebagai pendapatan bersih (EPS) yang
Medium-Sized Entities) menurut Sony
telah disesuaikan luar biasa item dibagi
Warsono (2011).
spesifik,
maka
keuangan IFRS
internasional,
SME
(Small
And
dengan jumlah rata-rata saham yang beredar selama tahun berjalan dengan
METODE PENELITIAN
pengecualian waktu.
Populasi dalam penelitian ini adalah 46
2. Definisi PSAK dan IFRS.
perusahaan
Akuntansi
memiliki
terbuka
pada
sektor
kerangka
properti dan real estate, dengan sampel
teori konseptual yang menjadi dasar
yang diteliti sebanyak 12 perusahaan
5
sesuai kriteria yang dibutuhkan peneliti.
3. Uji Hipotesis
Jenis data yang digunakan adalah data
Uji Statistik t (Uji Parsial)
sekunder karena data sudah diolah
Uji-t
(pengujian
sebelumnya. data tersebut diperoleh dari
secara
mengunduh
koefisien regresi secara individu.
website
Bursa
Efek
Indonesia, www.idx.co.id.
menghitung
Uji statistik F digunakan untuk
Ho: Diduga MCAP, NUM, DEBT, PFE berpengaruh
signifikan
MCAP,
NUM,
menguji
pengaruh
semua
variabel
independen yang digunakan secara simultan.
terhadap Forecast Error. Ha: Diduga
atau
Uji Statistik F (Uji Simultan)
1. Hipotesis:
tidak
parsial)
signifikansi
DEBT
berpengaruh signifikan terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
Forecast Error.
Uji Asumsi Klasik
dan,
Pengujian
Ho: Diduga tidak ada perbedaan standar
dilakukan agar hasil analisis regresi
akuntansi antara PSAK dan IFRS. Ha: Diduga
ada
perbedaan
standar
akuntansi antara PSAK dan IFRS.
Perbandingan
Rata-Rata
(Independent Sample T-Test) Dalam
penelitian
asumsi
klasik
memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik ini terdiri dari Uji Normalitas Data, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas
2. Alat Analisis Uji
gejala
ini
dan Uji Multikolinearitas. 1. Uji Normalitas
independent
sample t-test dilakukan dengan cara menguji apakah perkiraan kesalahan rata-rata analis sebelum dan sesudah IFRS berbeda satu sama lain. Dapat dilihat dari nilai probilitasnya, dimana nilai probilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Selain itu, dapat juga dilihat dari membandingkan nilai t
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
hitung dan t table.
bahwa semua variabel independen yang
digunakan
adalah
normal
6
karena nilai signifikan lebih dari
antara variabel bebas yaitu market
0.05. Maka penelitian selanjutnya
capitalization (X1), number of analyst
dapat lakukan.
following (X2), debt to assets (X3), dan forecast error previous (X4). Karena
2. Uji Multikolinearitas untuk
menunjukkan
adanya
nilai DW terletak diantara 1.55 sampai
multikolinearitas adalah nilai tolerance
dengan
2.46
sesuai
> 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10
pengambilan keputusan Imam Ghozali,
dengan tingkat kolinearitas 0.95. (Imam
(2009).
Ghozali, 2009).
4. Uji Heteroskedastisitas Pengujian
untuk
dari
standart
mendeteksi
heteroskedastisitas terbagi dua yaitu: secara grafis dan uji formal. (Nachrowi D dan Hardius Usman, 2006). Dalam penelitian
ini
pengujian
heteroskedastisitas dilakukan
pada secara
grafis. variabel capitalization,
independen number
of
(market analyst
following, debt to asset, dan forecast error previous)
menunjukkan hasil
kurang dari 10 (VIF < 10). Demikian juga dengan nilai tolerance dari masingmasing hasil lebih besar dari 0.1 (tolerance > 0.1). Sehingga tidak terjadi gejala multikolinearitas. 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu variabel.
bahwa bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun
Berdasarkan hasil output nilai DW sebesar
sesuai dengan gambar diatas
1.873,
sehingga
dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
dibawah
angka
nol.
maka
dapat
7
disimpulkan data
ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
jumlah harga saham yang akan dijual untuk
menentukan
keberhasilan
perusahaan, maka market capitalization
Independent Sample T-Test Hasil dari pengujian independen t-test
tidak terkait dengan foreast error.
diperoleh Pvalue atau sig. sebesar 0.163.
Sedangkan ketiga variabel berpengaruh
karena Pvalue > 0.05 dapat disimpulkan
signifikan pada forecast error atau
bahwa H0 diterima yang berarti tidak
perkiraan
kesalahan
analis.
ada perbedaan standar akuntansi antara
variabel NUM, Apabila analis salah
PSAK dan IFRS.
dalam
memprediksi
Pada
kesalahan
pendapatan maka akan berpengaruh terhadap
kelangsungan
usaha
perusahaan di masa yang akan datang. Variabel DEBT, apabila analis salah dalam memperkirakan jumlah hutang yang digunakan untuk membelanjakan aktivanya maka akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dan variabel terakhir yang berpengaruh yaitu variabel PFE, apabila analis salah dalam memprediksi di masa lampau maka akan berpengaruh pada prediksi di masa yang akan datang. Uji
Signifikansi
Simultan
(Uji
Statistik F) Nilai f hitung sebesar 6.592 lebih besar dari f tabel sebesar 3.84 atau nilai sig 0.008 kurang dari 0.05, maka H a diterima. Jadi, MCAP, NUM, DEBT berpengaruh
signifikan
terhadap
Uji Statistik t (Uji Parsial) Hasil
Forecast Error. Dari keempat variabel
dari
secara
variabel
market
independen hanya kapitalisasi pasar
parsial
yang
capitalization diperoleh P value atau sig.
sebab
tidak
berpengaruh signifikan,
market
capitalization
adalah
untuk
pengujian
8
sebesar 0.091. karena P value > 0.05 dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti
market
capitalization
tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap forecast error. Hasil
dari
pengujian
secara
parsial untuk variabel number of analyst following diperoleh P value atau sig. sebesar 0.037. karena P value < 0.05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti Number of analyst following berpengaruh signifikan secara parsial terhadap forecast error. Hasil
1. Simpulan 1) Berdasarkan uji f dan uji t, dapat
secara
disimpulkan bahwa H0 diterima
parsial untuk variabel debt to asset
yang berarti market capitalization
diperoleh P value atau sig. sebesar 0.021.
tidak
karena P value < 0.05 dapat disimpulkan
secara parsial terhadap forecast
bahwa Ha diterima yang berarti debt to
error. Karena Besar pertumbuhan
asset berpengaruh signifikan secara
perusahaan dari kapitalisasi pasar
parsial terhadap forecast error.
seringkali
Hasil
dari
PENUTUP
dari
pengujian
pengujian
secara
berpengaruh
signifikan
digunakan
pengukuran
sebagai
penting
dari
parsial untuk variabel forecast error
keberhasilan
atau
kegagalan
previous diperoleh P value
perusahaan
terbuka,
sehingga
atau sig.
sebesar 0.047. karena P value < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H a diterima yang berarti
forecast
error
previous
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap forecast error.
dapat berpengaruh positif atau negative
pada
perekonomian
dunia. Maka dapat disimpulkan bahwa MCAP tidak berpengaruh terhadap FE. 2) Berdasarkan uji f dan uji t, number of analyst following berpengaruh signifikan terhadap forecast error. Sebab apabila
9
analis salah dalam memprediksi
diterima yang berarti tidak ada
kesalahan
perbedaan
akan
pendapatan
berpengaruh
maka
antara
standar
terhadap
akuntansi nasional (PSAK) dan
kelangsungan usaha perusahaan
standar akuntansi internasional
di masa yang akan datang.
(IFRS). Karena Sejak tahun
3) Berdasarkan uji t dan uji f dapat
1994,
IAI
juga
telah
disimpulkan bahwa Ha diterima
memutuskan untuk melakukan
yang
harmonisasi
berarti
debt
to
asset
dengan
standar
berpengaruh signifikan secara
akuntansi internasional dalam
parsial terhadap forecast error.
pengembangan
Karena
Untuk
dapat
dalam memperkirakan jumlah
standar
akuntansi
hutang yang digunakan untuk
yang
membelanjakan aktivanya maka
penyusunnya atau IAI harus
akan berdampak pada peramalan
bekerja
laporan keuangan di masa yang
mengembangkan
akan datang.
menyempurnakan sesuai dengan
apabila
analis
salah
4) Berdasarkan uji t dan f dapat
baik,
lebih
standar
psak.
menghasilkan keuangan
maka
keras
badan
untuk dan
kebutuhan.
disimpulkan bahwa Ha diterima
2. Saran
yang
error
a. Untuk penelitian selanjutnya, jarak
previous berpengaruh signifikan
atau tahun yang digunakan dalam
secara parsial terhadap forecast
penelitian ini harus lebih banyak
error. Sebab, apabila analis
sehingga
salah
efisien.
berarti
dalam
forecast
memperkirakan
pengaruh
dapat
lebih
pendapatan
pada
tahun
b. Sekarang, teknologi semakin maju
sebelumnya
maka
akan
banyak software-software baru yang
berdampak di masa yang akan
lebih bagus dan lebih lengkap.
datang
Diharapkan penelitian selanjutnya
dalam
memprediksi
pendapatan. 5) Hasil dari pengujian independen t-test untuk variabel dummy, dapat disimpulkan bahwa H0
dapat menggunakan alat analisis dengan
software-software
baru,
seperti SPSS 20.0 atau EVIEWS.
10
DAFTAR PUSTAKA Imam Ghozali. 2009. Aplikasi Analisis Multivaviate dengan program SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP
Johan Janson and Andre Smedeby Berg, 2012. “Decision usefulness of fair value accounting for investment property: The impact of IFRS adaption on analyst forecast error and dispersion:, Thesis in Accounting and financial management.” Junaidi, 2008. “Pengaruh Perubahan Earning, Market Capitalization, dan Price to Book Value terhadap Dividen Policy“ Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2: Desember 2008 Steven M Bragg, 2012. Paduan IFRS. Jakarta:Indeks
Sofyan Syafri Harahap. 2008. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers
Sony Warsono. 2011 Adopsi Standar Akuntansi IFRS. Yogyakarta : Abpublisher
Steven M Bragg, 2012. Paduan IFRS. Jakarta:Indeks
Nachrowi D., dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : LPFEUI
Nunik LD, 2010. “Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK : Investement property “Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1 : 59-69
Penman Stephen H.. Accounting and Business Research Special Issues: Financial Reporting Quality: is Fair Value a Plus or a Minus. (2007).
Yolinda Yanti Sonboy, 2010 “Perbandingan Biaya historis dan nilai wajar” kajian akuntansi, Vol. 2, No. 1 : 1-8
www.idx.co.id