Tatap mukake 8&9 PokokBahasan:
PENGENCERAN SPERMA
1. Tujuan Intruksional Umum
Mengerti tujuan pengenceran sperma
Mengerti syarat-syarat bahan pengencer dan beberapa bahan yang digunakan
Mengerti keuntungan penambahan bahan pengencer dan antibiotika
Mengerti cara pengenceran sperma
2. Tujuan Intruksional Khusus
Mampu menjelaskan tujuan pengenceran sperma
Mampu menerangkan syarat-syarat bahan pengencer sperma
Mampu mengencerkan sperma dengan menggunakan
berbagai bahan
pengencer
Mampu menjelaskan tentang keuntungan penambahan bahan pengencer sperma
Mampu pada
menjelaskan
pentingnya
penambahan
antibiotika
bahan pengencer
Mampu menghitung kadar pengenceran sperma
3. Uraian materi Dalam pelaksanaan IB, dapat digunakan sperma segar, sperma cair atau sperma beku. Namun demikian pelaksanaan IB pada sapi dan kerbau di Indonesia memakai sperma beku sebagaimana di negara - negara maju, bahkan akhir - akhir
ini dikembangkan pula IB pada kambing dan domba
dengan menggunakan sperma beku pula. Pengenceran
sperma untuk pembuatan sperma cair maupun sperma
beku mutlak diperlukan. Adapun tujuan dari pengenceran sperma adalah untuk:
Menambah volume sperma, sehingga dapat diguanakan untuk mengawini betina yang lebih banyak
Memperpanjang daya hidup spermatozoa
Melindungi spermatozoa dari cold shock
Universitas Gadjah Mada
Mencegah
pertumbuhan
kuman
atau
mikroorganisme
yang
dan keseimbangan elektrolit
yang
merugikan spermatozoa
Mempertahankan tekanan osmotik sesuia dengan kondisi sperma
Mencegah perubahan pH akibat terbentuknya asam laktat dari hasil metabolisme spermatozoa
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka bahan pengencer sperma harus memenihi syarat-syarat sebagai berikut 1. Mempunyai daya preservasi yang baik dengan harga murah, sederhana dan mudah didapat 2. Mengandung unsur - unsur yang hampir sama dengan sifat fisik dan kimiawi dengan sperma dan tidak bersifat toksik (racun ) terhadap spermatozoa danalat reproduksi betina 3. Mampu mempertahankan dan tidak membatasi daya fertilitas spermatozoa 4. Sesudah pengenceran gerakan spermatozoa masih dapat diamati dengan baik Bahan-bahan pengencer sperma yang sering digunakan adalah
Cytrat -kuning telur, yang terdiri dari 2,9 g Na2C6H5O72H2O (cytrat natricus), 100 ml aquades dan dan kuning telur 10-20 %
Phosphat-kuning telur, yang terdiri
dari: 2,0 g
Na2HPO2H2O(phosphat
natricus), 0,2 g KH2PO4,100ml aquades dan kuning telur 10-20 %
Tris (Hydroxymethyl) aminomethane, yaitu terdiri dari : 3,028 g Tris, 1,678 g citric acid, 1,0 g fructose dan 100 ml aquades
Susu skim atau susu segar sapi dan kambing
Air kelapa, sari buah, madu, dll.
Kuning telur banyak digunakan dalam bahan pengencer sperma karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut
Mampu melindungi kesempurnaan kolloid pelindung spermatozoa karena kuning telur mengandung lipoprotein
Mencegah
terjadinya
aglutinasi,
karena
menghalangi
teroxidasinya antiaglutinin yang terdapat didalam plasma sperma
Universitas Gadjah Mada
Mengandung glucose, vitamin, protein dan asam-asam amino yang bermanfaat bagi spermatozoa.
Citrat natricus juga digunakan secara meluas dari pada phosphat natricus, karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut: mampu berfungsi sebagai buffer, mengikat Ca dan logam berat Fe, Cu, Mg, Pb, dan mampu menyebarkan butir-butir lemak didalam kuning telur, sehingga spermatozoa masih dapat diamati secara individu setelah diencerkan. Caramembuat sperma cair dengan bahan pengencer tertentu Cytrat-kuning telur. Timbang 2,9g cytrat natricus (Na2C6H5O32H2O) kemudian dilarutkan didalam 100 ml aquadest. Ambil telur segar dan bersihkan dengan alkohol 70 %. Telur dipecah dan pisahkan kuning telur dari putih telurnya. Kuning telur diletakkan pada kertas isap atau saring lalu selaput vitellin dipecah, kemudian kuning telur diisap dengan pipet dan dimasukkan kedalam gelas ukur secukupnya (satu bagian) dan tambahkan empat bagian larutan cytrat natricus dan dicampur hingga merata. Tambahkan bahan pengencer ini(sembilan bagian) pada satu bagian sperma segar, kemudian campurkan hingga merata dan tambahkan pula Penisilin 500-1000 IU / ml sperma. Sperma cair ini sudah siap digunakan untuk IB atau dapat pula disimpan pada suhu kurang lebih 5°C selama empat hari, walau demikian sebaiknya IB dilakukan tidak lebih dari 24 jam dengan menggunakan sperma cair ini untuk mendapatkan fertilitas yang baik. Perbandingan antara sperma segar dengan bahan pengencer cytrat kuning telur tidak harus 1 : 9 seperti diatas, namun demikian justru akan lebih baik dan efisien apabila
penambahan
bahan
pengencer
tersebut
diperhitungkan berdasarkan konsentrasi spermatozoa yang dikehendaki. Contoh 1. Hasil penampungan dengan menggunakan vagina buatan pada sapi jantan, menunjukkan bahwa volume yang diperoleh sebanyak 5,0 ml , motilitas 80 % dan konsentrasi spermatozoa 1,5 juta / mm3. Dosis IB yang diperlukan adalah 30 juta spermatozoa 70,5 ml . Berapa bahan pengencer cytrat - kuning telur yang harus ditambahkan ? Sperma tersebut dapat digunakan untuk IB berapa ekor betina ?
Universitas Gadjah Mada
Penyelesaian Volume sesudah pengenceran = (5,0 x 0,8 x1,5 x 106x 103): (30x 106 x2) ml = ( 6,0 x 109):( 0,060 x109) ml = 100ml Jadi bahan pengencer yang harus ditambahkan = (100 - 5)ml = 95 ml Perbandingan antara sperma dengan bahan pengencer = 5:95 = 1: 19 Jadi sperma tersebut setelah diencerkan dapat untuk IB sebanyak 200 ekor sapi
2. Hasil penampungan sperma domba dengan menggunakan vagina buatan menghasilkan volume sperma = 0,9 ml dengan motilitas sprmatozoa % dan konsentrasi spermatozoa diperlukan
0,5
90
4500 juta / ml . Jika dosis IB
ml mengandung
150 juta spermatozoa . Berapa
bahan pengencer eytrat-kuning telur yang harus ditambahkan ? dan berapa ekor domba betina yang dapat di IB dengan sperma tersebut ?
Penyelesaian: Volume sperma sesudah pengenceran = (0,9 x 0,9 x 4500 x 106): (150 x 106 x 2) = (0,81 x 4,5 x109):( 0,3 x109) = 0,81x15 = 12,15ml Bahan pengencer yang harus ditambahkan = 12,15 - 0,9 ml = 11,25 ml Jadi sperma tersebut setelah diencerkan dapat digunakan untuk IB 22 ekor domba
Air susu skim/ segar. Air susu mengandung lactenin yang bersifat toksik(racun) terhadap spermatozoa. Lactenin adalah suatu zat anti streptococcus pada air susu yang merupakan faktor utama penyebeb kematian spermatozoa. Air susu juga menganduiig enzim yang dapat rusak karena pemanasan lebih dari 80 °C ,yaitu menyebabka n terlepasnya gugus sulfhidril (-SH) yang bersifat reduktif, yang mengatur metabolisme oksidatif spermatozoa . Oleh karena itu penambahan gugus -SH seperti cystein hydrochlorida kedalam air susu mentah dapat menghambat toksisitas lactenin sama dengan pengaruh gugusan -SH tadi yang dilepaskan dari protein susu karena pemanasan 77-97 °C selama 10 menit. Setelah selesai pemanasan susu didinginkan pada suhu kamar dan disaring lemaknya, kemudian
Universitas Gadjah Mada
tambakan antibiotika pennisilin 1000IU /ml diluter dan streptomycin atau dihidrostreptomycin 1000 mikrogram / ml diluter. Perhitungan banyak sedikitnya penambhan bahan pengencer air susu, perhitungannya sama dengan perhitungan pada cytrat-kuning telur diatas. Namun demikian aplikasi dilapangan misalnya pada IB domba dan kambing, cukup menambahkan sembilan bagian bahan pengencer dengan satu bagian sperma hasil penampungan. Banyak sedikitnya ternak yang dapat di IB tergantung dari:
Volume sperma
Motilitas spermatozoa
Konsentrasi spermatozoa
Dosis IB
4. Latihan - latihan a. Sebutkan tiga contoh bahan pengencer sperma yang baik b. Sebutkan empat syarat bahan pengencer sperma c. Sebutkan tujuan pengenceran sperma d. Sebutkan lima keuntungan pengenceran sperma e. Apa fungsi penambahan antibiotika pada bahan pengencer ? f.
Jelaskan cara menghitung kadar pengenceran sperma !
5. Rangkuman singkat Pengenceran sperma untuk tujuan IB lebih baik dan lebih efisien. Bahan pengencer harus mempunyai sifat - sifat fisik / kemis yang mirip dengan sperma. Untuk sperma cair diperlukan bahan-bahan pengencer yang rnurah, mudah diperoleh
dan mempunyai kemampuan mempertahankan dan
raemperpanjang daya hidup spermatozoa serta mudah diaplikasikan di masyarakat.
Universitas Gadjah Mada