LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL BIDANG KEGIATAN: PKM – PENELITIAN
Diusulkan oleh: MAHMUDAH BUDIATININGSIH
12/335289/SA/16746
ANINDYA KENYO LARASTI
12/335187/SA/16659
ARISTYA TRI RAHAYU
13/347084/SA/16479
ADHI SURYA WICAKSANA
12/334596/SA/16479
NOVITA RAHAYU
13/347952/SA/16971
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015
HALAMAN PENGSAHAN
ii
STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5) 1), 2), 3), 4), 5) Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada 1) email:
[email protected], 2)email:
[email protected], 3) email:
[email protected], 4)email:
[email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRAK Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991, merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya jumlah kunjungan wisatawan di Candi Prambanan. Diantara para wisatawan tersebut terdapat wisatawan penyandang difabel, yang mana seharusnya mendapatkan fasilitas khusus, seperti yang tercantum pada Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata yang telah diakui secara internasional, Candi Prambanan justru banyak diberitakan belum ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel di Candi Prambnan urgent untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) di Candi Prambanan, mengetahui kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi penyandang difabel, dan memberikan alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi Prambanan sebagai destinasi wisata yang aksesibel bagi penyandang difabel. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-deskriptif, dengan menggunakan data berupa kondisi 3A secara keseluruhan dan kondisi aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan data dilakukan dengan teori standar aksesibilitas (UNWTO: 2013), sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan benchmarking (Steven: 2003). Hasil penelitian ini berupa desain pengembangan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel, yang dimuat dalam artikel ilmiah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Candi Prambanan telah memenuhi sebagai sebuah destinasi wisata dengan terpenuhinya aspek 3A bagi wisatawan normal. Akan tetapi, aspek aksesibilitas Candi Prambanan tidak ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu perlu adanya perencanaan Candi Prambanan yang mengacu pada 5 standar aksesibilitas destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement, vertical movement, dan public hygiene facilities, supaya ramah bagi penyandang difabel. Kata kunci: aksesibilitas, Candi Prambanan, penyandang difabel
iii
FEASIBILITY STUDY OF PRAMBANAN TEMPLE AS A FRIENDLY TOURIST DESTINATION FOR DISABLED PEOPLE Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5) 1), 2), 3), 4), 5) Tourism Study Program, Faculty of Cultural Science, Gadjah Mada University 1) email:
[email protected], 2)email:
[email protected], 3) email:
[email protected], 4)email:
[email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRACT Prambanan temple, which has been recognized by UNESCO since 1991, is a heritage icon of Yogyakarta. Candi Prambanan has the high number of tourists. Among those tourists, there are disabled persons. UU No. 10 Tahun 2009 about tourism said that disabled persons should get special facilities in tourism destination. However, as a tourist destination that has been recognized by UNESCO, Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is urgent to do the research about accessibility for disabled persons in Candi Prambanan. The aim of this research is to determine the condition of 3As (attractions, amenity, and accessibility) in Prambanan, determine the feasibility of accessibility in Prambanan for disabled persons, and provide alternative planning to realizing Prambanan as a tourist destination which accessibles for disabled persons. This research is a descriptive qualitative research, data that used are 3A conditions and condition of accessibility for disabled persons. The standard theory of accessibility (UNWTO: 2013) used for processing the data, while benchmarking (Steven: 2003) used for analyze it. Scientific article is the final result that include an alternative design of Prambanan. Based on the research that has been done, concluded that the Prambanan is a tourist destination that adequate for normal travelers. However, accessibility in Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is necessary to design a planning for Prambanan which refers to five accessibility standards of tourist destinations such as parking areas, signage, horizontal movement, vertical movement, and public hygiene facilities, so it will friendly for disabled persons. Keywords : accessibilities, Candi Prambanan, persons with dissabilities
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
ii
ABSTRAK..........................................................................................
iii
ABSTRACT ..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
vii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................
1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
2
BAB 3. METODE PENELITIAN.....................................................
3
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ........
4
BAB 5. PENUTUP ............................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
10
LAMPIRAN.......................................................................................
11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan ………………..………….
3
Gambar 2. Skema penelitian …………………………….………….
4
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan …………..…………….
5
Gambar 4. Peta di Candi Prambanan ……………………….……….
5
Gambar 5. Papan Petunjuk di Candi Prambanan …………..……….
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan ..………...….
6
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan ……………….
6
Gambar 8. Toilet di Candi Prambanan ………………………….….
6
Gambar 9. Akses menuju Toilet ………………………..…….…….
6
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambana.………….….….
8
Gambar 11. Desain peta universal di Candi Prambanan …..…….….
8
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan ………….….
8
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan …….…………….
8
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan ……………….…….
9
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Statistik Wisatawan ……………….…………..…….…….
1
Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan………..……….….
4
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking….....………….
7
vii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991, merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya jumlah kunjungan wisatawan, baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Tabel 1. Statistik Wisatawan Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara 2010 944,711 133,191 2011 934,071 142,983 2012 1,052,691 166,532 2013 1,121,625 192,217 2014 1,305,798 188,516 Total 5,358,896 823,439 Sumber: PT Taman Wisata Candi Prambanan, 2015 Diantara jumlah wisatawan yang datang tersebut terdapat wisatawan penyandang difabel, yang mana seharusnya mendapatkan fasilitas khusus, seperti yang tercantung pada Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata yang telah diakui secara internasional, Candi Prambanan justru banyak diberitakan belum ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian ini urgent untuk dilakukan. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kondisi aspek 3A di Candi Prambanan? 2. Bagaimanakah kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi penyandang difabel? 3. Program apa yang seharusnya dirancang supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi aspek 3A di Candi Prambanan. 2. Mengetahui kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi penyandang difabel. 3. Memberikan alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi Prambanan sebagai destinasi wisata yang ramah bagi penyandang difabel. 1.4. Luaran Luaran dari penelitian ini adalah artikel ilmiah yang di dalamnya terdapat hasil penelitian berupa desain perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel. 1.5. Kegunaan Kegunaan penelitian ini yaitu:
1
1.
Bagi kalangan akademisi; sebagai acuan ilmiah terkait aksesibilitas destinasi wisata. 2. Bagi masyarakat; sebagai acuan dalam pemahaman terkait aksesibilitas. 3. Bagi pihak pengelola dan pemerintah; sebagai acuan dalam perencanaan aksesibilitas di suatu destinasi wisata. 1.6. Landasan Teori 1. Aksesibilitas Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, aksesibilitas merupakan kemudahan yang disediakan bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. 2. Standar aksesibilitas yang harus ada pada suatu destinasi wisata Menurut UNWTO (2013), standar aksesibilitas yang harus ada pada suatu destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement, vertical movement, dan public hygiene facilities.Parking areas yang dimaksud di sini adalah area parkir khusus bagi kendaraan yang mengangut wisatawan penyandang difabel di dalamnya. Lebar dari tempat parkir tersebut harus lebih luas (pada sisi pintu), supaya wisatawan penyandang difabel, khususnya pengguna kursi roda, dapat dengan leluasa naik dan turun dari kendaraan tersebut. 3. Benchmarking Menurut Steven (2003), benchmarking adalah metode pembanding sistematis terhadap proses dan kinerja untuk menciptakan standar baru dan atau meningkatkan proses suatu hal tertentu. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel telah banyak dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini meneliti secara khusus mengenai aksesibilitas bagi penyandang difabel di Candi Prambanan, Yogyakarta. Tidak seperti penelitian yang lain, penelitian ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena lokasi yang diambil adalah Candi Prambanan, yang merupakan suatu destinasi wisata heritage. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut yaitu: 1.
Arif (2009) telah meneliti mengenai aksesibilitas difabel pada ruang publik di Lapangan merdeka, yang hasilnya adalah menjadikan Lapangan Merdeka sebagai suatu lingkungan yang menerapkan desain yang universal pada sarana aksesibilitas di kawasan Lapangan Merdeka dimana sesuatu hal yang membatasi seseorang untuk melakukan suatu aktifitas gerak maupun menghambat keleluasaan ruang gerak dapat 2
dibebaskan dengan suatu penyediaan fasilitas yang memenuhi prinsip desain yang universal. BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Candi Prambanan, tepatnya di sisi timur Yogyakarta.
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan Sumber: google.com, diakses pada April 2015 3.2. Batasan Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, terdapat tiga macam difabel, yaitu difabel fisik, difabel mental, dan difabel ganda (difabel fisik dan mental). Batasan penelitian ini adalah pada difabel fisik saja, khususnya pengguna kursi roda. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-deskriptif, dengan data utama berupa kondisi aspek 3A di Candi Prambanan secara umum dan kondisi aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan data dilakukan dengan teori standar aksesibilitas destinasi wisata (UNWTO: 2013), kemudian analisis data dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven: 2003). Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan data sekunder terkait 3A, serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan berdasarkan penelitianpenelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Literatur tersebut antara lain berupa artikel, buku, laporan penelitian terdahulu (jika ada), serta kebijakan-kebijakan terkait. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan secara langsung untuk mengetahui kondisi fisik terkait 3A, serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan. Data primer yang diperoleh dari observasi lapangan nantinya akan dijadikan dasar dalam menganalisis dan membuat rencana pengembangan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel. 3. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam dilakukan guna mencari data primer dengan menggali beragam informasi terkait pembangunan fasilitas fisik Candi Prambanan. Wawancara dilakukan dengan pengelola utama, yaitu PT
3
Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB Yogyakarta, serta wisatawan penyandang difabel. Skema dari penelitian ini tercantum dalam gambar di bawah.
Gambar 2. Skema penelitian Sumber: Pribadi, 2015 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1. Hasil yang dicapai 1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) secara keseluruhan di Candi Prambanan sudah baik dan memadai. Maka, Candi Prambanan telah memenuhi sebagai suatu destinasi wisata bagi wisatawan normal. Keterangan mengenai kondisi aspek 3A tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan Aspek 3A Nama Kondisi Candi Prambanan Candi Sewu Candi Lumbung Indah/Baik Atraksi Bersih Candi Bubrah Kampoeng Dolanan Nusantara Museum Prambanan Tourism Information Centre Restoran Toilet Baik/Memadai Amenitas Ruang terbuka hijau Bersih Bangku duduk Tempat sampah Ambulance Peta Memadai Aksesibilitas Bersih Papan petunjuk (signage)
4
2.
Jalan lurus (horizontal movemet) Jalan bertingkat (vertical movement) Sumber: Observasi, 2015 Berdasarkananalisis dengan menggunakan teori Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata (UNWTO, 2013), didapati bahwa aspek aksesibilitas di Candi Prambanan tidak layak bagi penyandang difabel. Berikut adalah pemaparannya: a. Parking areas; area parkir untuk bis, mobil, dan sepeda motor sudah tersedia di Candi Prambanan. Namun, area parkir khusus untuk penyandang difabel, dengan jarak antar kendaraan yang cukup luas tidak tersedia. Hal tersebut menyebabkan pengguna kursi roda sulit untuk naik dan turun dari kendaraan.
b.
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan Sumber: google.com, diakses pada 3 Mei 2015, pukul 13.25 Signage; penanda yang ada di Candi Prambanan sudah cukup lengkap. Namun, penanda khusus wisatawan penyandang difabel, yang mencakup informasi bagi mereka tidak tersedia.
Gambar 4 dan Gambar 5. Peta dan Papan Petunjuk di Candi Prambanan Sumber: Observasi, 2015 c. Horizontal movement; jalan lurus yang ada di Candi Prambanan sudah tersedia, namun jalan yang tersedia merupakan jalan umum bagi wisatawan normal. Jalan khusus bagi wisatawan penyandang difabel yang rata, terdapat penandanya, dan terdapat pembatas di sampingnya tidak tersedia.
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan Sumber: Observasi, 2015 d. Vertical movement; jalan vertikal yang ada di Candi Prambanan saat ini sudah tersedia, namun hanya berbentuk tangga saja. Ram atau jalan dengan kemiringan yang landai tidak tersedia.
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan Sumber: Observasi, 2015 e. Public hygiene facilities; fasilitas kebersihan umum (dalam hal ini yaitu toilet) yang tersedia di Candi Prambanan dapat diakses dengan mudah oleh wisatawan normal. Wisatawan penyandang difabel, khususnya pengguna kursi roda tidak dapat mengaksesnya dengan mudah karena kurang luas dan tidak terdapat pegangan besi di samping toilet dan wastafel, yang berguna untuk membantu pengguna kursi roda tersebut berpindah. Selain itu, akses atau jalan menuju toilet tersebut juga kurang memadai karena kurang luas, dengan letaknya yang berada di belakang toilet bagi wisatawan normal.
Gambar 8 dan Gambar 9.Toilet di Candi Prambanan dan Akses menuju Toilet Sumber: Observasi, 2015 3. Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven, 2003) pada dua destinasi wisata heritage tingkat internasional, yaitu Kiyomizu-dera Temple di Jepang dan Forbidden City di China. Kedua destinasi tersebut telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata (UNWTO, 2013), sehingga dapat dijadikan objek benchmarking pada perencanaan Candi Prambanan ini. 6
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking Standar Aksesibilitas
Kiyomizu-dera Temple
Forbidden City
Kondisi
Parking areas
1. Luas 2. Terdapat tanda khusus
Signage
1. Mencakup informasih bagi penyandang difabel
Horizontal movement
1. Terdapat jalur dan tanda khusus
Vertical movement
1. Terdapat ram 2. Terdapat jalan menanjak dengan kemiringan yang landau 3. Terdapat alat bantu dan tenaga untuk mengangkut kursi roda
Public hygiene facilities
1. Luas 2. Terdapat pegangan besi untuk berpindah
Sumber: Analisis kelompok, 2015 Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel yaitu: a. Parking areas; membuat area parkir khusus yang lebih lebar, sehingga pengguna kursi roda dapat dengan mudah naik dan turun dari kendaraan.
7
b.
c.
d.
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambanan Sumber:Karya tim, 2015 Signage; membuat peta dan papan petunjuk yang mencakup informasi bagi wisatawan penyandang difabel dan juga dengan jarak pandang yang sesuai.
Gambar 11. Desain petauniversal di Candi Prambanan Sumber: Karya tim, 2015 Horizontal movement; membuat pintu masuk khusus bagi penyandang difabel, yang lebih lebar, membuat jalur khusus bagi penyandang difabel dengan tanda yang jelas, dan memberi pembatas pada jalan yang berbatasan langsung dengan selokan.
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan Sumber:Karya tim, 2015 Vertical movement; membuat ram pada setiap jalan menanjak atau setiap pada tangga.
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan Sumber: Karya tim, 2015
8
e.
Public hygiene facilities; memperluas toilet dan memberi pegangan besi di samping wc dan wastafel.
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan Sumber:Karya tim, 2015 4.2. Potensi Khusus Desain yang telah dibuat memiliki potensi untuk diwujudkan oleh pihak pengelola, yaitu PT Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB, sebagai perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel. Desain yang dibuat telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata (UNWTO, 2013) dan juga merupakan hasil benchmarking dari dua destinasi heritage tingkat internasional, Kiyomizu-dera Temple di Jepang dan Forbidden City di China. Selain desain, hasil akhir penelitian ini yang berupa artikel ilmiah juga berpotensi untuk dipublikasikan secara internasional. BAB 5. PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) sudah baik dan memadai. Atraksi candi dan non candi bersih, amenitas sudah cukup lengkap, tersedia restoran, bangku duduk, ambulance, tempat sampah, toilet, ruang informasi serta tempat ibadah. Aksesibilitas dapat dijangkau dengan mudah oleh wisatawan normal, baik dengan jalan kaki ataupun menaiki bus keliling. 2. Bagi penyandang difabel, aksesibilitas di Candi Prambanan belum memadai dan memenuhi standar. Mulai dari area parkir, papan penunjuk arah, horizontal movement, vertical movement, dan toilet belum memnuhi standar aksesibilitas. 3. Supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel, maka perlu ditambahkan fasilitas khusus bagi penyandang difabel, terkhusus kursi roda. 5.2. Saran 1. Bagi akademisi; diharapkan untuk dapat lebih cepat tanggap terhadap berbagai permasalahan terkait pemenuhan hak-hak penyandang difabel yang sampai saat ini masih banyak diabaikan, yang dalam penelitian ini yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan.
9
2.
3.
Bagi masyarakat; diharapkan untuk dapat lebih aware dan membantu terhadap upaya pemenuhan hak-hak penyandang difabel secara sosial, yang dalam penelitian ini yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan. Bagi pengelola dan pemerintah; diharapkan dapat memenuhi hak-hak wisatawan penyandang difabel, yang dalam penelitian ini berupa wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui pengaplikasian grand design master plan yang mencakup penambahan fasilitas mulai dari area parkir, loket pembelian tiket, pusat informasi, papan petunjuk arah, toilet khusus wisatawan difabel, serta penambahan ram di pintu masuk candi utama dan pintu masuk berbagai bangunan bertangga.
DAFTAR PUSTAKA A.K.H.L, Hendra. 2008. Kajian Kasesibilitas Difabel pada Ruang Publik Kota Studi Kasus: Lapangan Merdeka. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. ENAT. 2007. Service and Facilities for Accessible Tourism in Europe. Greece: ENAT. Have, Steven Ten., Have, Wouter Ten., dan Stevens, Frans. 2003. Key Management Models: The Management Tools and Practices that Will Improve Your Business. Great Britain: Pearson Education. UNWTO. 2013. Recommendations on Accessible Tourism. Spain: UNWTO. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2004. Standard Toilet Umum Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Kurniawan, Harry., Ikaputra, dan Forestyana, Sandra. 2014. Perancangan Aksesibilitas untuk Fasilitas Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Rahayu, S., U. Dwi., M. Ahdiyana.2013. Pelayanan Publik Bidang Transportasi bagi Kaum Difabel di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Proceeding Simposium Nasional ASEAN III. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
10
LAMPIRAN 1. Penggunaan Dana No.
Penggunaan
Jumlah
1
Belaja barang non operasional lainnya
-
2
Belanja bahan
3.616.992
3
Belanja perjalanan lainnya
1.085.008
Total
4.702.000
Bukti pengeluaran
11
2. Bukti Pendukung Dokumentasi diskusi dan simulasi Monev
Dokumentasi observasi
12
Dokumentasi Monitoring dan Evaluasi tingkat Fakultas dan Universitas
13