BIODATA DIRI
A. Identitas Nama
: Citra Nurandhini Wallad
NIM
: 090904010
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Januari 1991 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Golongan Darah
: O
Alamat
: Jl. Lubuk Pakam Pagar Merbau III Perumnas Pemda No.18 Lubuk Pakam
Nama Ayah
: Asjmir Faizal Wallad ST,MM
Nama Ibu
: Syafrida Hanim
Nama Abang
: Mahardhika Maulana Wallad
Nama Kakak
: Armitha Dela Yuni Wallad
Nama Adik
: Fazri Aditya Rahman Wallad
B. Riwayat Pendidikan •
SD Negri No.108306 Tanjung Garbus, lulus tahun 2003
•
SMP G.A Darularafah Raya, lulus tahun 2006
•
SMA G.A Darularafah Raya, lulus tahun 2009
•
Ilmu Komunikasi FISIP USU, lulus tahun 2013
Informan 1 Nama Informan : Drs. Zulfan Arifin M.A Usia
: 45 Tahun
Status
: Kepala Sekolah
Lama Mengajar : 20 Tahun
Acuan pertanyaan wawancara untuk guru : T: Menurut ustad apa yang dimaksud dengan kepribadian sosial pada anak usia remaja? J: Sebuah sikap yang menggambarkan akhlak seorang remaja untuk mengetahui baik atau buruknya remaja tersebut. T: Menurut ustad pentingkah pembentukan kepribadian sosial pada anak usia remaja? Alasannya? J: Penting sekali, karena masa remaja itu masa dimana anak mudah terpengaruh, terombang-ambing. Mereka harus betul-betul diperhatikan dan dibimbing sebaik mungkin. T: Alasan apakah yang menyebabkan ustad tertarik menjadi pendidik di pesantren ini? J:Saya ingin jadi bagian dari mereka. T: Apakah ustad memberikan pengajaran mengenai kepribadian sosial kepada remaja santri disini? J: Jelas, Kepribadian santri itulah yang paling utama. Dari pagi sampai malam, mereka diajarkan bagaimana cara bersikap, berakhlak yang baik, saling tolong
menolong dan hidup teratur. Karena kalau kepribadian si anak baik dia pasti akan semangat dalam belajar, beribadah dan melakukan kegiatan lainnya. T: Upaya apa yang ustad lakukan untuk membentuk kepribadian sosial pada remaja? J: Dengan memberikan perhatian yang lebih.Kadang kalau saya lagi dudukduduk dikantin mereka datangi saya, ngajak cerita, sharing, atau sekedar bercanda-canda saja.Disitulah kesempatan saya untuk membentuk kepribadian mereka, mengajarkan mereka sopan-santun, menasehati, yang penting mereka itu tetap betah dan mau belajar disini.Mereka itu seperti anak saya sendiri. T: Apakah ustad bersedia untuk berbagi pengalaman kepada remaja ketika proses pembentukan kepribdian sosial berlangsung? J: Pasti. T:Bagaimana cara ustad untuk menciptakan keakraban pada santri? J: Itu tadi, harus memberikan perhatian yang lebih pada mereka, kita kasi dukungan, kita Tanya-tanya apa keluhan mereka. Nanti mereka cerita sendiri, misalnya ada tugas yang sulit, lagi eskete sama kawan, atau kangen sama orang tuanya. Disitulah saya harus bisa memposisikan diri saya sebagai seorang ayah.Jadi mereka itu gak takut ataupun malu untuk bertanya. T:Apakah ustad pernah melakukan evaluasi diri kepada para santri? J: Sering, biasanya saya lakukan ketika saya membawa ceramah di upacara rutin. Saya tidak pernah lupa mengingatkan mereka untuk menjadi orang yang rendah hati, dan tawadhu’. T: Apakah ustad menemukan kesulitan dalam membentuk kepribadian sosial pada remaja? J:Ada T:Kesulitan seperti apa yang ustad temukan?
J: Ada sebagian anak yang gak mau diatur, malas kalau disuruh-suruh, kadang bawaannya sakit aja kalau didalam kelas, tapi uda diluar kelas sehat wal afiat. Hahaha… T:Upaya apa yang ustad lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut? J: Biasanya saya musyawarahkan dengan guru-guru lain, saya minta kerjasama dengan mereka agar sama-sama memperhatikan sebagian anak yang susah diatur. Lama-kelamaan anak-anak itu pasti luluh. T: Bagaimana ustad menyikapi sebagian remaja yang tidak mau mengikuti aturan? J: Ya saya gak bisa memaksakan. Paling saya nasehati.Smpe mereka benar-benar mau berfikir dan berbuat. T:Bagaimana ustad menentukan keberhasilan kepribadian sosial pada remaja? J: Kita lihatlah dari karakter si anak. Kalau dia sopan, taat peraturan dan gak suka buat masalah, berarti kepribadian yang kami ajarkan pada anak itu berhasil. T: Bagaimana tindakan ustad jika pembentukan kepribadian pada remaja kurang berhasil? J: Dalam mendidik anak itu tidak ada kata putus asa. Kita selaku pengganti orang tua mereka disini harus tetap berusaha menjadikan mereka anak-anak yang hebat.Mereka itu titipan Allah untuk saya dan guru-guru disini. T: Bagaimana ustad memberikan motivasi belajar agar remaja terpacu untuk memiliki kemampuan bersaing? J: Saya kasi semangatlah mereka. Setiap anak yang berprestasi saya umumkan didepan mereka, memuji-muji anak yang berprestasi.itu bisa menjadi penyemangat untuk mereka agar mau belajar lebih giat lagi untuk menjadi anak yang berprestasi juga. T: Bagaimana upaya yang ustad lakukan untuk melatih rasa simpati remaja agar remaja mau berbagi?
J: Semua berawal dari diri kita sendiri. Kalau kita sebagai pendidik mau berbagi dengan mereka dan siapapun, mereka pasti akan melakukan hal yang sama. Semua yang guru-guru lakukan disini itu harus bisa jadi contoh yang baik buat para santri disini. T: Pola komunikasi yang bagaimana yang ustad bentuk kepada remaja? J: Pokoknya diajak-ajak komunikasi ajalah. Selalu bentuk kedekatan aja sama mereka. T:Bagaimana upaya ustad dalam membentuk KAP dengan remaja? J: Setiap jam belajar malam saya keliling kelas mereka masing-masing. Ditanyai ada PR apa. Atau sekedar cerita-cerita. T:Seberapa sering ustad menjalin KAP dengan anak? J:Setiap hari. T:KAP yang ustad jalin terkait dalam hal pelajaran saja atau dalam hal lain? J:Mengenai pelajaran, nasehat, dan kehidupan mereka disini,. T: Bagaimana upaya ustad agar KAP dapat terjalin dengan efektif dalam upaya pembentukan kepribadian sosial pada remaja? J:Terus ajak mereka berkomunikasi dikondisi apapun. T: Masukan atau dukungan seperti apa sajakah yang ustad berikan kepada santrisantri anda selama ini? J: Dukungan untuk terus semangat dalam menjalankan kegiatan dipesantren , terus memotivasi mereka untuk giat belajar. Saya ceritakan kasus-kasus kejadian yang sering diberitakan di tv, biar nanti mereka lebih bisa jaga diri ketika diluar nanti dan gak mudah terpengaruh sama pergaulan-pergaulan yang gak baik. T: Menurut anda seberapa penting motivasi yang anda berikan selama ini terhadap proses pembentukan kepribadian sosial pada remaja di pesantren ini?
J: Penting sekali. agar mereka bersikap selayaknya anak Pesantren yang selalu dibimbing dan diajarkan bagaimana tata krama yang baik. Yang ramah, cerdas, sopan santun dan taat beribadah.
Informan 2 Nama Informan :
Bambang Widowasono M.A
Usia
:
46 Tahun
Status
:
Kepala Pengasuhan
Lama Mengajar :
23 Tahun
Acuan pertanyaan wawancara untuk guru :
T: Menurut ustad apa yang dimaksud dengan kepribadian sosial pada anak usia remaja? J: Perilaku yang digambarkan oleh remaja dalam bersikap. Biasanya terlihat saat mereka berbicara, berfikir ataupun berbuat. T: Menurut ustad pentingkah pembentukan kepribadian sosial pada anak usia remaja? Alasannya? J: Penting. Biar mereka jadi anak yang berakhlak, anak yang tau sopan santun dan gak ngelawan sama orang yang lebih tua. T: Alasan apakah yang menyebabkan ustad tertarik menjadi pendidik di pesantren ini? J: Karna saya lihat di medancuma disini pesantren yang terbesar dan terbanyak santri-santrinya. makanya saya tertarik untuk mengabdi disini. Asalnya saya dari jawa, 6 tahun nyantri di gontor, sama sekali gak ada yang saya kenal
disini. Tapi karena tekad saya untuk mendidik anak-anak ini sangat besar, akhirnya saya bisa bertahan dipesantren ini sampe 23 tahun. T: Apakah ustad memberikan pengajaran mengenai kepribadian sosial kepada remaja santri disini? J: Iya T: Upaya apa yang ustad lakukan untuk membentuk kepribadian sosial pada remaja? J: Ngajarin mereka bagaimana bersikap yang baik, berbicara yang baik, tetap rendah hati. Ah, banyaklah... intinya setiap gerak gerik mereka itu sangat diperhatikan. T: Apakah ustad bersedia untuk berbagi pengalaman kepada remaja ketika proses pembentukan kepribdian sosial berlangsung? J: Jelas. Saya selalu bercerita bagaimana dulunya saya nyantri dipesantren gontor.Sesusah-susahnya mereka disini, gak bisa nandingi gimana dulu susahnya saya hidup digontor.Jadi dengan begitu mereka bisa termotivasi dan gak cengeng. T: Bagaimana cara ustad untuk menciptakan keakraban pada santri? J: Waah, saya sama anak-anak itu akrab sekali. kalo dipikir-pikir ibarat anak sama bapak. Dimana saya duduk, pasti ada aja anak-anak yang datangi saya.Ada yang nanyak pelajaran, becanda-canda atau sekedar cerita. T: Apakah ustad pernah melakukan evaluasi diri kepada para santri? J: Kalau itu bukan saya aja. Guru-guru disini juga pasti selalu mengevaluasi bagaimana diri kita dan anak-anak.Jadi gak ada kesenjangan antara guru dan santri.Apa yang pengen ditanyakan pasti diutarakan mereka. T: Apakah ustad menemukan kesulitan dalam membentuk kepribadian sosial pada remaja?
J: Kadang-kadang T:Kesulitan seperti apa yang ustad temukan? J: Gak sulit. Saya ikhlas ngejalaninya. Kalo ada kesulitan saya anggap sebagai tantangan untuk saya (tersenyum) T: Bagaimana ustad menyikapi sebagian remaja yang tidak mau mengikuti aturan? J: Saya marahi. Tapi dengan cara lembut dan tegas. Biar mereka takut dan gak sepele sama peraturan. Toh, itukan untuk kebaikan mereka juga nantinya. T:Upaya apa yang ustad lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut? J: Saya panggil sebagian anak yang gak mau diatur. Saya nasehati secara khusus.Sampe mereka benar-benar mau berubah dan gak malas-malas lagi. T:Bagaimana ustad menentukan keberhasilan kepribadian sosial pada remaja? J: Gak payah. Kalo anak itu bisa sampe tamat disini, berarti anak itu uda berhasil.Karena untuk menuju tahap itu nggak gampang.Banyak proses-proses yang harus dilalui. Kayak menghafal Qur’an, dan kegiatan lainnya. T: Bagaimana tindakan ustad jika pembentukan kepribadian pada remaja kurang berhasil? J: Lha, kita sebagai pendidik gak boleh putus asa. Kita ajarkan terus, kita dukung, kita motivasi, sampe anak itu bisa bangkit dari kemalasannya. T: Bagaimana ustad memberikan motivasi belajar agar remaja terpacu untuk memiliki kemampuan bersaing? J: Bagi sebagian santri yang aktif atau yang juara dikelas, saya puji-puji orang itu depan kawan-kawannya. Jadi saya bilang lah sama yang lainnya, ayoo…yang lain juga harus semangat, jangan mau ketinggalan. T: Bagaimana upaya yang ustad lakukan untuk melatih rasa simpati remaja agar remaja mau berbagi?
J: Saya kasi tau mereka, kalau bersedekah atau berbagi itu perbuatan yang mulia yang bisa meringankan beban orang lain. Dengan begitu mereka akan saling berbagi satu sama lain.kalo disinikan tolong menolong itu udah jadi budaya bagi mereka. Jadi kalo ada kawannya yang kesusahan orang ini pasti mau nolong. T:
Pola komunikasi yang bagaimana yang ustad bentuk kepada remaja?
J: Sering-seringlah saya keliling asrama putri ini. Liat keseharian anak-anak ini.Ditanyain kalau lagi ada masalah. Diasrama masing-masing kan juga uda disediakan kakak mudabiroh sama ibuk asrama. Jadi orang itupun gak susah kalok mau sharing atau minta tolong. T:Bagaimana upaya ustad dalam membentuk KAP dengan remaja? Selalu kasi perhatian yang lebih aja.Biar mereka gak merasa diabaikan. J:Sering-sering ajak mereka cerita aja. T:Seberapa sering ustad menjalin KAP dengan anak? J:Setiap hari T:KAP yang ustad jalin terkait dalam hal pelajaran saja atau dalam hal lain? J: Semua. Pelajaran, keuangan, masa depan, keluarga, asmara. Hahaha…, lha mereka ini kan anak remaja too, lagi masa-masa pubernya. Harus pande-pande laa kita bawa alur cerita.Biar mereka itu tetap merasa diperhatikan. T: Bagaimana upaya ustad agar KAP dapat terjalin dengan efektif dalam upaya pembentukan kepribadian sosial pada remaja? J:Lebih memperhatikan mereka. sering sering diajak diskusi. T: Masukan atau dukungan seperti apa sajakah yang ustad berikan kepada santrisantri anda selama iini? J: Dengan memotivasi mereka agar terus bersemangat dan berjuang. Mereka ini sedang berjihad dijalan Allah, insyaallah mereka pasti sukses diluar sana.
T: Menurut anda seberapa penting motivasi yang anda berikan selama ini terhadap proses pembentukan kepribadian sosial pada remaja di pesantren ini? J: Penting sekali. kalau gak dimotivasi gimana mereka bisa maju. Tujuan utama pendidik disini kan untuk menjadikan mereka insan yang bermanfaat dan berakhlak mulia. Jadi hal utama yang kami berikan ya dukungan dan motivasi. Informan 3 Nama Informan : Syahril Anwar S.Ag Usia
: 38 Tahun
Status
: Kepala Bidang Kesiswaan
Lama Mengajar : 18 Tahun
Acuan pertanyaan wawancara untuk guru :
T: Menurut ustad apa yang dimaksud dengan kepribadian sosial pada anak usia remaja? J: Kemampuan remaja untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. T: Menurut ustad pentingkah pembentukan kepribadian sosial pada anak usia remaja? Alasannya? J: Penting kalilah. Kalau anak gak diajarkan untuk bersosialisasi yang baik, mau jadi apa orang ini kedepanya. Lagi pulak masyarakat akan susah menerima mereka. Makanya sejak dini harus diajarkan bagaimana beretika yang baik. T: Alasan apakah yang menyebabkan ustad tertarik menjadi pendidik di pesantren ini? J: Karna dulu saya jadi santri disini selama 6 tahun. Nerusin kuliah disini, abis itu langsung nglamar kerja disinilah. Dikampung susah nyari kerja. Lagian disini
saya bisa amalkan ilmu pengetahuan yang bertahun-tahun saya dapatkan disini. Intinya saya cinta sama pesantren ini (tersenyum). T: Apakah ustad memberikan pengajaran mengenai kepribadian sosial kepada remaja santri disini? J: Pasti. Setiap hari tugas kami hanya untuk mengajarkan dan membimbing mereka untuk jadi anak yang cerdas, soleha dan berakhlak mulia. T: Upaya apa yang ustad lakukan untuk membentuk kepribadian sosial pada remaja? J: Kasi contoh yang baik aja sama mereka. Sering-sering kasi tausiyah, nasehatnasehat yang baik. T: Apakah ustad bersedia untuk berbagi pengalaman kepada remaja ketika proses pembentukan kepribadian sosial berlangsung? J: Bersedia T:Bagaimana cara ustad untuk menciptakan keakraban pada santri? J: Mengerti dengan apa yang anak-anak rasakan dan inginkan. Diajarkan untuk lebih tenang dan bersabar. Ajak cerita yang mendalam mengenai kehidupan dan isi hati mereka.Atau kalo’ mereka terlihat suntuk atau bosan, saya bawakla mereka jalan-jalan keluar pesantren.Biar mereka gak merasa penat.Dan tetap mau bertahan sampai tamat. T:Apakah ustad pernah melakukan evaluasi diri kepada para santri? J: Sering sekali. Evaluasi diri itu salah satu hal terpenting buat mereka agar mereka menyadari siapa dan bagaimana mereka sebenarnya.Jadi dengan begitu mereka tetap mau berusaha jadi lebih maju. T: Apakah ustad menemukan kesulitan dalam membentuk kepribadian sosial pada remaja? J:Ada
T:Kesulitan seperti apa yang ustad temukan? J: Kesulitannya paling kalau ada anak yang malas diatur. Sering kenak jasus.Ya karna mereka kurang didukung aja.Jadinya mereka malas kemesjid, sukak berbahasa Indonesia, malas piket.Nah, anak-anak saeperti ini yang harus kita beri perhatian lebih.Mungkin mereka punya masalah dengan teman, atau dengan keluarganya, jadi untuk belajarpun mereka jadi gak bisa serius. T: Bagaimana ustad menyikapi sebagian remaja yang tidak mau mengikuti aturan? J: Kita maklumi saja. Mereka ini kan masih tergolong remaja. Jadi wajar saja kalau mereka sangat labil dan cenderung pengen lebih bebas. T:Upaya apa yang ustad lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut? J: Diajak sharing aja. Dikasi tausiah yag baik. Jadi dengan begitu mereka lebih terbimbing dan mau diatur. T:Bagaimana ustad menentukan keberhasilan kepribadian sosial pada remaja? J: Kalau santri-santri putri ini rajin ke masjid, akhlaknya bagus, prestasinya memuaskan, Berarti kami sukses mengajarkan kepribadian sosial sama mereka. T: Bagaimana tindakan ustad jika pembentukan kepribadian pada remaja kurang berhasil? J: Tetap terus kita ajarkan, walaupun si anak masih tetap nakal, gak mau ikuti peraturan, gak mau dengarin kata-kata gurunya, tapi kita sebagai pendidik gak boleh ada kata putus asa. Mereka itukan sudah seperti anak kita sendiri, seberat apapun cobaannya, kita tetap harus bisa menjadikan mereka yang terbaik.Kita kasilah panutan yang baik dari diri kita sendiri.Lama-kelamaan mereka pasti luluh. Wajar aja kalok orang ini msh ada yang susah diatur, orang ini kan istilahnya masih dalam masa pubertas. Jadi wajar aja kalok masih sangat labil.
T: Bagaimana ustad memberikan motivasi belajar agar remaja terpacu untuk memiliki kemampuan bersaing? J: Saya banding-bandingkan aja dengan anak-anak yang lebih berprestasi. Jadinya kan dengan begitu mereka bisa lebih terpacu untuk melomba kawannya. Ya pokoknya saya puji-pujilah anak yang berprestasi depan orang itu.
T: Bagaimana upaya yang ustad lakukan untuk melatih rasa simpati remaja agar remaja mau berbagi? J: Saya selalu katakan pada mereka “kita ini manusia, makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain, yang saling menyayangi, apalagi dipesantren ini ibarat seperti keluarga dekat. Seatap, senasib, sepenanggungan. Jadi kalau ada kawan yang lagi susah, atau siapapun itu yang membutuhkan pertolongan, ringankanlah tangan kita untuk membantu mereka. Upayakan apa yang kita lakukan bermanfaat bagi orang lain tanpa mengharapkan pamrih. Dengan begitu, yakinlah nak, dalam kesusahan apapun, Allah pasti mempermudah langkah kita” T:Pola komunikasi yang bagaimana yang ustad bentuk kepada remaja? J: Pola komunikasi yang sehatlah. Yang bisa mengajak mereka.Yang mudah meluluhkan hati mereka. T:Bagaimana upaya ustad dalam membentuk KAP dengan remaja? J: Ramah aja sama mereka. Diperhatikan secara lebih. Dengan begitu kan mereka care sama kita, gak ada rasa takut ataupun segan kalok mau bertanya. T:Seberapa sering ustad menjalin KAP dengan anak? J:Tiap harilah T:KAP yang ustad jalin terkait dalam hal pelajaran saja atau dalam hal lain?
J:Semua. Tentang apa saja yang menjadi pertanyaan di kepala mereka. T: Bagaimana upaya ustad agar KAP dapat terjalin dengan efektif dalam upaya pembentukan kepribadian sosial pada remaja? J: Tetap diajarkan bagaimana berperilaku yang baik, beretika yang baik. Tidak membuat sesuatu yang gak disukai orang, Gak boleh pacaran, harus menjaga diri sebagai wanita muslimah. T: Masukan atau dukungan seperti apa sajakah yang ustad berikan kepada santrisantri anda selama ini? J: Motivasi belajar. Misalnya, jangan kecewakan orang tua, jadilah seorang muslimah yang disenangi dimana pun, Tetap harus bersemangat dalam belajar dan beribadah, banyaklah pokoknya… T: Menurut anda seberapa penting motivasi yang anda berikan selama ini terhadap proses pembentukan kepribadian sosial pada remaja di pesantren ini? J: sangat penting. Kalau kami sebagai guru tidak mendukung mereka, apa yang akan terjadi dengan mereka. Mereka akan sulit untuk menjadi sukses. Motivasi itu sangat dibutuhkan pada setiap anak untuk berkembang.
Informan 4 Nama Informan : Ahdar Muslim S.Pd.i Usia
: 29 Tahun
Status
: Kepala Bidang Administrasi
Lama Mengajar : 12 Tahun
Acuan pertanyaan wawancara untuk guru :
T: Menurut ustad apa yang dimaksud dengan kepribadian sosial pada anak usia remaja? J: Suatu sikap dari remaja yang digambarkan melalui karakter dan perbuatan. Misalnya kepribadian yang baik, atau sebaliknya. T: Menurut ustad pentingkah pembentukan kepribadian sosial pada anak usia remaja? Alasannya? J: Penting sekali. Ya mereka inikan masih dalam usia muda, usia dini, yang masih membutuhkan bimbingan dan kesiapan untuk menghadapi masa yang akan datang. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus mengajarkan mereka untuk jadi lebih baik. T: Alasan apakah yang menyebabkan ustad tertarik menjadi pendidik di pesantren ini? J: Yang pertama, karna dulu saya juga alumni dari sini. Setelah saya rasakan 6 tahun menjalani kehidupan disini, sangat menarik sekali.Saya bangga bisa mengecap pendidikan dipesantren ini.Setelah saya tamat, saya berfikir untuk melanjutkan kuliah disini dan mengabdikan diri saya sebagai pendidik dipesantren ini. Jadi apa yang sudah saya dapatkan selama 6 tahun, saya amalkan kembali sama anak-anak ini. Jadi istilahnya terbalaskan rasa terima kasih saya sama pesantren ini.
T: Apakah ustad memberikan pengajaran mengenai kepribadian sosial kepada remaja santri disini? J: Ya T: Upaya apa yang ustad lakukan untuk membentuk kepribadian sosial pada remaja? J: Mengajarkan mereka dalam segala hal. Dalam bersikap, bersosialisasi, kepedulian, saling menyayangi.Dan terutama dalam hal belajar pondok. Misalnya berbahasa arab dan inggris, mahfudzot, tafsir, hadist, dan banyak lagi. T: Apakah ustad bersedia untuk berbagi pengalaman kepada remaja ketika proses pembentukan kepribdian sosial berlangsung? J: Jelas. Saya selalu bercerita kepada mereka tentang pengalaman saya ketika menjadi santri dulu. T:Bagaimana cara ustad untuk menciptakan keakraban pada santri? J: Dekatkan diri aja sama mereka. Ajak sharing, bercanda, atau kasi mereka motivasi dan tausiyah. T:Apakah ustad pernah melakukan evaluasi diri kepada para santri? J:ya T: Apakah ustad menemukan kesulitan dalam membentuk kepribadian sosial pada remaja? J:Ada T:Kesulitan seperti apa yang ustad temukan? J: Kalau dibilang sulit sih gak terlalu. Mereka inikan anak perempuan, jadi gak terlalu sulit diatur, masih mau disuruh-suruh, masih taat sama peraturan. Paling adala sebagian kecil yang agak sulit diatur, tapi kalau dibujuk-bujuk luluh sendiri kok.
T: Bagaimana ustad menyikapi sebagian remaja yang tidak mau mengikuti aturan? J: Wajar saja. Mereka kan masih remaja. Jadi gak perlu terlalu disalahkan dan dimarahi.Cukup dikasi pengertian aja.Dikasi contoh-contoh yang baik. Lamalama akan terbimbing sendiri. T:Upaya apa yang ustad lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut? J: Bekerja sama dengan guru-guru lain untuk lebih memperhatikan anak yang agak sulit diatur. T:Bagaimana ustad menentukan keberhasilan kepribadian sosial pada remaja? J: Kalau keberhasilan… saya yakin suatu saat mereka semua akan berhasil. Mereka ikhlas sekali mencari ilmu disini, mereka ini mujahidah-mujahidah muda. Insyaallah Allah akan selalu menjadikan yang terbaik untuk mereka. T: Bagaimana tindakan ustad jika pembentukan kepribadian pada remaja kurang berhasil? J: Tetap diajarkan terus. Jangan pernah berhenti untuk memberikan dukungan dan motivasi.Insyaallah pasti mereka berubah. T: Bagaimana ustad memberikan motivasi belajar agar remaja terpacu untuk memiliki kemampuan bersaing? J: Ya sekarang ini mereka memang sedang bersaing dengan teman-temannya. Selalu berlomba-lomba untuk jadi yang terbaik. Misalnya dalam menanyakan pelajaran didalam kelas, kalau satu bertanya, semuanya akan bertanya. Ga ada yang mau kalah. T: Bagaimana upaya yang ustad lakukan untuk melatih rasa simpati remaja agar remaja mau berbagi? J: Selalu diajarkan untuk saling kasih mengasihi, saying menyayangi. Lagian mereka ini uda besar, uda bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.
T:Pola komunikasi yang bagaimana yang ustad bentuk kepada remaja? J: Komunikasi yang aktif. Dengan melakukan komunikasi setiap hari dengan mereka kapanpun mereka butuhkan. T:Bagaimana upaya ustad dalam membentuk KAP dengan remaja? J: menanyai mereka persatu mengenai masalah apa yang sedang mereka hadapi. Dengan begitu masing-masing kan akan mau bercerita. T:Seberapa sering ustad menjalin KAP dengan anak? J:Tiap hari T:KAP yang ustad jalin terkait dalam hal pelajaran saja atau dalam hal lain? J:Semuanyalah. Tentang apa saja yang menyangkut hidup mereka. T: Bagaimana upaya ustad agar KAP dapat terjalin dengan efektif dalam upaya pembentukan kepribadian sosial pada remaja? J: Tetap jalin komunikasi yang baik. Memberikan perhatian yang lebih dan harus teap tegas agar mereka gak remeh sama kita. T: Masukan atau dukungan seperti apa sajakah yang ustad berikan kepada santrisantri anda selama ini? J:Dukungan untuk tetap berusaha menjadi orang yang sukses kelak. T: Menurut anda seberapa penting motivasi yang anda berikan selama ini terhadap proses pembentukan kepribadian sosial pada remaja di pesantren ini? J:Sangat penting sekali.
Informan 5 Nama Informan : Tyas Dwi Bekti Diningrum Usia
: 16 Tahun
Status
: Santri Putri
Kelas
: V IPA a
Acuan pertanyaan wawancara untuk santri putri
T: Menurut kamu apa yang dimaksud dengan kepribadian sosial? J: Kepribadian itu suatu kumpulan dari sebuah sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia berinteraksi. T: Menurut kamu pentingkah pembentukan kepribadian sosial bagi dirimu dan remaja lainnya? Alasannya? J: Penting. Kalau kami gak diajarkan bagaimana bersikap dan bersopan santun, orang-orang gak akan mau berteman dengan kami, dan otomatis kami gak akan disenangi dimana-mana. T: Apa yang kamu fikirkan jika kamu diberikan pengajaran mengenai kepribadian sosial oleh guru? J: Bersyukurlah kak. Siapa lagi yang ngajarkan kami disini selain guru. Orang tua kami jauh dikampung. T: Menurut kamu kepribadian sosial yang bagaimana yang layak diajarkan oleh guru? J: Yang baik-baik lah kak. Misalnya bagaimana berbicara yang sopan, ramahtamah, jangan sombong, selalu menjadi orang yang murah hati, rajin ibadah, dan banyak lagi.
T:Menurut kamu kepribadian sosial seperti apa yang layak kamu contoh? J: Kepribadian yang bisa jadi panutan hidup kedepan kak. Yang bisa menginspirasi kita dan buat kita jadi orang yang disenangi oleh siapapun. T: Sebagai remaja, tindakan seperti apa yang kamu ambil jika kamu dihadapkan oleh sebuah masalah yang besar? J: Sharing sama orang terdekat kak, misalnya sahabat atau guru. Minta masukan dari mereka. Pokoknya kalau ada masalah harus dihadapi kak, gaboleh putus asa. T: Apakah kamu merasa senang jika diajarkan menjadi pribadi yang baik oleh guru? J: Senang kali lah kak. Siapa yang gak mau jadi orang yang baik. Siapapun pasti senang kalau ada orang yang mau berbuat baik sama kita. T:Menurutmu kepribadian seperti apa yang kamu miliki? J: Kepribadian yang saya miliki itu, saya orangnya penakut, sedikit manja, suka bertanya, senang mempelajari hal-hal yang baru dan cengeng kak. Hehehe... T: Apakah kamu pernah merasa bahwa kamu memiliki kepribadian yang buruk dan tidak layak dicontoh oleh orang lain? J: Pernah. Tyas orangnya emosian dan cepat marah kalau ada yang nyakitin atau yang buat masalah sama tyas. Kadang kalau uda marah gak liat-liat kondisi, langsung aja diluapkan ke si pelaku. Tyas rasa itu kepribadian yang gak bagus dari tyas, makanya tyas mau ngubahnya kak. T: Dengan keberadaan kamu ditempat ini, apakah kamu dapat menerima situasi dan kondisi yang ada? J: Bisa kak. Uda 5 tahun tyas disini. Uda terbiasa menghadapi semua aturan dan budaya kehidupan disini. Lagian disini tu enak kak. Banyak kawan, banyak yang perhatian sama kita.
T: Di usia kamu yang terbilang masih remaja, kesulitan apa yang sering kamu alami selama ini? J: Mungkin gabisa sebebas kayak anak-anak remaja diluar kak. Gabisa jalanjalan, gabisa punya pacar hahaa..., lagian disini pun mana bisa pacaran, ga ada anak laki-laki. Kalau dibilang kesulitan sih gak ada kak, paling sulitnya jauh dari orang tua aja. Mau ini mau itu gak ada yang nurutin. T: Gambaran remaja seperti apa yang menurut kamu patut dijadikan sebagai contoh? J: Seorang remaja yang rendah hati, ramah, suka menolong, sopan, baik hati dan gak nusuk dari belakang. T: Bagaimana kamu menghadapi masa pubertas kamu dengan situasi seperti ini? J: Biasa aja sih kak. Gak ada yang memberatkan tyas. Masa pubertas itu kan masa yang memang semua orang bakal lalui. Yang penting kita bisa lebih dewasa aja menanggapinya. T:Apa yang kamu rasakan jika yang kamu inginkan tidak dapat terpenuhi? J: Sedihlah kak. Tapikan untuk mencapai segala sesuatu itu dibutuhkan usaha yang besar dan semangat yang tinggi. T: Bagaimana perasaan anda jika kebebasan anda sebagai remaja tidak dapat anda rasakan selayaknya remaja pada umumnya? J: Awalnya jadi gak betah disini, karna kan mungkin sebagai remaja kami masih labil, pengen ngerasain ini itu, pengen bekawan sama lawan jenis, pengen lebih bebas aja. Tapi gak bisalah. Namanya kami hidup dipesantren. Tapi kawankawan disinipun baik-baik kak, bagi tia uda lebih dari cukup. T: Antara orang tua dan guru, manakah menurut kamu yang paling berjasa dalam pembentukan kepribadian sosial yang tertanam pada diri kamu? J: Dua-duanya sangat berjasa dalam hidup tyas kak. Kalau orang tua itu, dari lahir kita uda dibesarkan dan dididik mereka sampe kita masuk sekolah. Nah kalok disekolah guru memang pihak yang paling berjasa bagi murid, karna uda rela ngajarin kita ini itu. Jadi gak ada bedanya lah kak. Sama-sama orang yang berhati mulia yang bertanggung jawab dengan masa depan anak-anaknya.
T: Menurut kamu seberapa besar peranan guru dalam membentuk kepribadian sosial pada diri kamu selama kamu hidup dipesantren? J: Waduh, besar kali lah kak. Orang paling berjasalah kalok menurut tyas. Dari bangun tidur sampek mau tidur lagi mereka turun tangan dalam membimbing kami. Kami diatur, diajarkan, disayangi, diperhatikan, semualah... besar kali jasa guru disini bagi tyas dan semua santri disini. T: Apa yang akan kamu sampaikan kepada guru yang telah membimbing kamu sebagai rasa terima kasih kepada mereka? J: Buat ustad dan ustadzah, makasi banyak karna uda rela dan ikhlas mengajarkan dan membimbing kami disini. Walaupun kami nakal suka ngelawan dan bahkan gamau dengarin apa yang kalian bilang, tapi kalian gak pernah marah dan gak putus asa untuk terus mendidik kami jadi anak yang hebat. Love you so much my teachers... T: Jika nanti kamu telah menyelesaikan pendidikan ini, hal apa yang paling utama yang akan kamu raih kelak? J: Kuliah diuniversitas ternama. Dapat nilai yang tinggi. Abis itu cari kerjaan yang bagus biar bisa bahagiakan orang tua sekalian membalas jasa-jasa orang tua selama hidup.