SYARAT-SYARAT TEKNIS 1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Kegiatan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan ini adalah: Pembangunan Gedung Kantor ( Pembangunan Pasar Hewan Glenmore ). 2. JENIS DAN MUTU BAHAN
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahanbahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres no. 54 Tahun 2010. b. Bahan–bahan bangunan /tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis memenuhi syarat tekhnis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan izin dari direksi (secara tertulis). c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan yang satu jenis. d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu bahan 1(satu) untuk dipergunakan . e. Bila rekanan telah menandatangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan. f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatsifatnya. g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang yang memuaskan pemberi tugas. 3. URAIAN PEKERJAAN 3.1. Penyediaan Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 126
3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan a. Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam harga-harga kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, mengubah atau mempengaruhi penerapan atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini. b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas pengurangan bagianbagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas. c. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktuwaktu diberikan kepada pemborong, tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidaksesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum dalam perkiraan manapun. d. Harga Kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. 4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh Konsultan Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari KPA. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksudmaksud lain. 4.2. Gambar-gambar Tambahan Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi. 4.3. As Built Drawing Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar, baik penyimpangan atas perintah pemberi tugas atau tidak, Konsultan Perencana harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (as built drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh rekanan. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 127
4.4 Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan Rekanan harus menyimpan di pekerjaan atau rangkap gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahanperubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan. 4.5. Contoh Barang/bahan Yang Ditawarkan. a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan-bahan barang yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing. b. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga
tersebut sesuai RKS dan Berita Acara Aanwijzing. c. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis. 5. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN Berlaku dan mengikat di dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini. a. Pedoman pelaksanaan APBD/ Keppres No. 54 Tahun 2010. b. Algemene Voorwarden (A.V) yang disahkan dengan keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 No.9 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada penyimpanan-penyimpanan seperti tertera dalam bestek ini. c. Peraturan beton untuk Indonesia (PBI) tahun 1955/1971. d. PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan N.I.3/56). e. Peraturan Umum Listrik (PUIL) NI-6/1972. f. Peraturan Muatan Indonesia (PMI.NI. 18/1970). g. PKKI (Peraturan Konsruksi Kayu Indonesia) tahun 1961 NI.5. h. Algemene Voorshriften voor Drinkwater Instalaties 1946. i. Peraturan perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tentang larangan mengerjakan anak-anak dibawah ini. j. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984. k. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : KEP.174/MEN/86, tanggal 4 maret 1986 104/KPTS/1986 Tentang : Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. l. Peraturan-peraturan pemerintah daerah setempat mengenai bangunan-bangunan. 6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai/diikuti. b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti. c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang dipakai dalam gambar yang diikuti. d. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada, baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka rekanan berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas/KPA secara tertulis. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 128
e. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penetilian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah rekanan menerima dokumen dari KPA dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan. f. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara rapat penjelasan. 7. PERSIAPAN DI LAPANGAN 7.1. Bangunan Sementara Pemborong harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (bouwket) untuk dipergunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan. Rekanan pemborong harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Direksi dengan kelengkapan : Meja, kursi, papan tulis, buku harian dan buku Direksi seperlunya. Semua bouwkeet perlengkapan rekanan pemborong dan sebagainya, pada waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak, juga segala pekerjaan yang terganggu harus diperbaiki. 7.2. Jalan Masuk ke Tempat Pekerjaan Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh
rekanan bilamana diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek. Apabila jalan masuk sudah ada (milik puskesmas/pihak lain), maka apabila pekerjaan proyek sudah selesai, segala kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut, harus dikembalikan seperti semula dengan biaya yang dibebankan sepenuhnya kepada pemborong. 8. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima Surat Keputusan dari KPA harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa bar chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan KPA dan Konsultan Pengawas. Bar Chart tersebut selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat adanya hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi. 9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN 9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan Pemborong/Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian daripada yang berada di bawah kontrak. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 129
9.2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan a. Sebagai Pemimpin sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana yang ahli sesuai dengan keahliannya, cakap yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di tempat pekerjaan. b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksana harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan. c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada izin tertulis dari Direksi berdasarkan rapat direksi, menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek. d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong harus segera menempatkan pengganti pelaksana lain dengan persetujuan Direksi. 10. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
a. Apapun kebangsaan Pemborong, Sub Pemborong, Leveransir atau penengah (Arbitrator) dan dimanapun mereka bertempat tinggal/menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan berada, Undang-Undang Republik Indonesia adalah Undang-Undang yang melindungi kontrak ini. b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalan memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon rumah (bila ada) kepada Direksi. 11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
11.1. Keamanan dan Kesejahteraan Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi pemerintah setempat. 11.2. Terhadap Wilayah Orang Lain Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan. 11.3. Terhadap Milik Umum Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 130
kelancaran lalu lintas baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong. 11.4. Terhadap Bangunan Yang Ada Selama masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembangunan dan sebagainya di tapak kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan pemborong dalam arti kata yang luas. 11.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebeas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan. 12. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN Rekanan / pemborong harus membuat laporan bulanan/harian mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan Kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian selama 1 (satu) bulan, dimana disediakan di salah satu kemajuan sebagai berikut : I. Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu. II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan. III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan. IV. Keadaan Cuaca. V. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek. VI. Kunjungan tamu-tamu lain. VII. Kejadian khusus. VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Direksi. 13. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH 13.1. Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan dapat dipergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, hal ini meragukan Direksi harus diperiksa pada Laboratorium. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 131
14.2. Kecelakaan Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada jawatan Perburuhan dan Direksi. 14.3 Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada di tempat Direksi Keet/Bouwkeet. 15. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/PENGUKURAN a. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alatalat, baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain pompa air, beton mollen dan sebagainya. b. Penentuan titik-titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun daftar (waterpast) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpass instrument. 16. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN a. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah yang baik antara pekerjaannya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya. b. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan dan berkualitas baik dan bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defektif. c. Dalam Pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki. 17. PEKERJAAN TIDAK BAIK a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong, untuk disempurnakan sesuai kontrak. b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak. c. Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 132
18. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)
a. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan dalam A.V. pasal 2 ayat 3 dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek. b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan. c. Pekerjaan tambah dan kurang tidak seijin Direksi secara tertulis, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya. 19. CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN 19.1. Harga Satuan dan Harga Penawaran a. Dalam formulir surat penawaran, penawar harus melengkapi harga satuan meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya yang dikenakan untuk pekerjaan semacam itu. Harga-harga tercantum harus dipakai dasar penentu nilai pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang dari kontrak yang dilaksanakan atas berbagai perintah. b. Harga penawaran yang tercantum (disebut) dalam formulir surat penawaran hanya dicantumkn dalam rupiah dan ditulis dalam huruf dan angka yang sama bunyinya dan jumlahnya harus dibulatkan dalam ribuan/ratusan rupiah ke bawah. 19.2. Permohonan untuk Pembayaran Setelah pemberi tugas/Kuasa Pengguna Anggaran menerima suatu permohonan tertulis dari pemborong untuk pembayaran, maka suatu “ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan” untuk tiap tahap pembayaran yang tersebut diatas, dikeluarkan oleh konsultan pengawas apabila kemajuan fisik pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai kontrak. 19.3. Ijin Bangunan dan Iklan a. Ijin bangunan, biaya dan pengurusan menjadi beban pemborong dan dikalkulasikan dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran. b. Pemborong tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batasbatas lapangan pekerjaan pekerjaan atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin direksi. c. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan. d. Pemborong harus memasang papan nama proyek di lokasi pekerjaan; ukuran 0,80 x 1,20 warna dasar putih tulisan hitam. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 133
19.4. Pekerjaan Persiapan a. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan di lokasi/halaman, sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/pekerjaan untuk mulai dengan persiapan-persiapan pekerjaan pada KPA terutama tentang dimana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahanbahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya. b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran, direkasi lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
a. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari direksi lapangan. 19.5. Pasangan Batu Bata (Tembok) a. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang harus rapat air dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1pc : 8ps. b. Tembok harus dipasang tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh terdapat retak dengan maksimum pecah dari batu bata merah 20%. c. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasang direndam air terlebih dahulu hingga jenuh. d. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang, berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah, dll. Menurut pemeriksaan direksi. e. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam 1 cm. Pada bagian luar dan dalam. f. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah-pecah. g. Pemasangan tembok bata yang diperbolehkan maksimum tinggi 1 m untuk setiap hari. h. Pasangan tembok dipasang luas maksimum 12 m2, bila lebih harus dipasang beton kolom praktis. i. Perancang (andang) tidak boleh dipasang dengan menembus tembok. j. Batu bata lokal sebelum dipasang harus disetujui direksi. 19.6. Trasram Pasangan bata dengan perekat 1PC:4ps (trasram) bahan pencair dengan air biasa. 19.7. Bahan-Bahan Pasangan/Beton. Bahan-bahan pasangan/beton pada umumnya mempergunakan bahan lokal yang memenuhi syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang mendapat persetujuan direksi secara tertulis. a. Batu Aanstamping Berasal dari batu gunung/kali belah (tidak bulat), keras dan padat bersih dari segala kotoran, kecuali pada lokasi yang memakai batu karang gunung. Harus mendapat persetujuan dari direksi. b. Batu Merah Berasal dari hasil pembakaran (produksi) lokal, padat, berukuran sama, hasil pembakaran yang masak, dengan maksimum pecah/retak 20%. c. Kerikil Beton Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 134
Berasal dari hasil pecahan dari batu kali (hasil pecah mesin), atau memakai kerikil beton dengan bidang pecah 3 sisi ukuran 1-3 cm, padat dan bersih dari segala kotoran. d. Pasir Pasang Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus memakai pasir pasang (bukan pasir urug), berbutir kasar, tajam, bersih dan tidak mengandung debu. e. Pasir Cor. Berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor beton (lihat PBI 1971). f. Semen PC. Hasil produksi lokal dan tidak boleh memakai semen PC yang telah
mengeras (sweeping). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis. g. Kapur/Gamping. Menggunakan kapur/gamping eks lokal yang masih hidup bersih dari segala kotoran dan dilakukan perendaman sendiri. Penggunaan setelah keadaan menjadi dingin dan layak untuk dipakai. 19.8. Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang a. Beton bertulang dengan campuran 1pc:2ps:3kr dilaksanakan untuk semua pekerjaan konstruksi beton yang lain, ialah beton sloof, kolom dan balok beton keliling (ring balk).. b. Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum bekesting dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui direksi secara tertulis. c. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus dipakai semen PC dari Gresik, Cibinong dan Nusantara (semen produk dalam negeri) dan harus memakai satu macam merk pabrik dengan jenis dan kualitas yang sama. d. Kerikil untuk semua pekerjaan beton/beton bertulang dapat memakai kerikil ukuran 1 s/d 3 cm. Padat dan bersih tidak keropos, bersih dari debu dan sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu. e. Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam bersih dari segala kotoran dan tidak boleh tercampur dengan bahan lain. f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai campuran air bersih dan tawar dengan kadar air pada campuran harus tepat dan dilakukan slump-test secara sederhana, supaya beton tidak tidak terlalu cair (PBI 1971). g. Pembongkaran papan begesting dapat dilakukan sesudah mendapat persetujuan dari direksi. h. Pemasangan papan begesting dipakai papan meranti tebal 2 cm disusun secara tepat. i. Setelah pekerjaan begesting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lubang-lubang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1pc:2ps. 19.9. Penulangan Beton pada Umumnya. a. Penulangan pada umumnya menggunakan besi polos. Bagi yang tidak tertulis/dicantumkan disini agar mengikuti petunjuk gambar detail yang ada atau gambar tambahan yang telah mendapatkan persetujuan dari direksi. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 135
b. Besar ukuran-ukuran beton beserta penulangan tersebut diatas tetap dilaksanakan maupun gambar rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas. c. Beton sloof dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana. d. Balok latei dilaksanakan langsung semua di atas kusen, pintu jendela maupun bovenlight yang mempunyai lebar bebas lebih besar dari 100 cm. Kusenkusen tegak sebagai pembagi lebar kusen tidak dapat dianggap sebagai bentangan bebas, sehingga lebar bebas ialah jarak bagian luar dari kusen tepi hingga ujung kusen topi yang lain. e. Beton ring balk dilaksanakan pada saluran akhir tembok bagian atas termasuk tembok-tembok akhiran pada tembok gewel-gewel. f. Tulangan untuk beton harus memakai besi/tulangan yang baru, bersih dari segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. a. Balok konsol dilaksanakan sesuai dengan gambar, bila terjadi perbedaan
antara bestek dan gambar detail, pemborong diwajibkan untuk melaporkan kepada pengawas sehingga mendapatkan keputusan. 19.10. Pekerjaan Plesteran a. Pekerjaan beton yang akan diplester sebelumnya permukaan harus dibuat kasar terlebih dahulu (dengan betel) dan disaput dengan air semen. b. Campuran spesi untuk plesteran tembok dilaksanakan campuran 1pc:8ps hasil ayakan yang halus dan selalu ditakar. c. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok harus rata dan halus, dan merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak kemudian. Jika terjadi retak-retak, pemborong harus segera memperbaikinya. d. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan jalur-jalur instalasi listrik, sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana. e. Semua pekerjaan plesteran dengan 1pc:2ps tersebut dalam RKS ini dilaksanakan untuk plesteran trassram tembok ini bagian pondasi yang tampak maupun yang tidak tampak antara lain : tembok-tembok diatas langit-langit maupun tembok bagian dalam dan sebagainya. f. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan setelah pekerjaan atap selesai dilaksanakan, tembok harus dibasahi air sehingga betul-betul jenuh sebelum pekerjaan dimulai. g. Untuk penyelesaian sudut-sudut sponing (benangan) supaya menggunakan plesteran campuran 1pc:4ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam. 19.11. Pekerjaan Lantai a. Lantai menggunakan keramik 30 x 30 produksi : Roman, Diamond, Asia dengan kualitas I. b. Kol-kolan diatas lantai dilaksanakan dengan plesteran 1pc : 2ps dengan tinggi 7 s/d 10 cm masuk pada ketebalan plesteran tembok dan dicat tembok warna tua. c. Adukan spesi untuk keramik lantai ruangan-ruangan 1pc : 4 ps. d. Bila terdapat cacat-cacat pada bagian keramik tidak boleh dipasang (afkir). e. Pemasangan semua lantai keramik diharuskan berantara (neut-neut) maksimum 2 mm, siku dan rata. f. Sesudah pengecoran pc untuk keramik lanta cukup kering, neut-neut harus tertutup pc secara penuh. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 136
g. Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna dan kualitas dari keramik menurut pendapat dan yang telah disetujui oleh direksi. h. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap kedudukan peil yang benar dan dikaitkan dengan keadaan lokasi/ketinggian tanah setempat. 19.12. Pekerjaan Pintu dan Jendela a. Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam beberapa tipe yang mana semua ini terlihat pada gambar rencana. Bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail, pemborong harus melaporkan kepada direksi. b. Rangka daun pintu dan jendela dibuat dari kayu kamper kualitas baik. Ukuran-ukuran untuk ambang daun pintu 4x10 cm dan untuk ambang bawah 4x20 cm dan untuk ambang daun jendela 4x8 cm isi pintu panil Playwood t. 4mm, isi jendela kaca 5 mm. c. Pekerjaan kusen maupun daun pintu dan jendela, harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku dan baik hingga dapat dipasang secara
waterpass dan tegak lurus. d. Pekerjaan semua kusen dapat dipasang setelah mendapat persetujuan direksi dalam keadaan sebelum dimeni dan semua kusen tidak boleh dipaku kecuali pada saat pemasangan untuk keperluan alat bantu. e. Pemasangan semua kusen harus dipasang di tengah-tengah tebal tembok hingga mendapat benangan luar dalam yang sama. f. Untuk mendapatkan ikatan yang kuat dengan tembok/beton, kusen harus dipasang anker dan dook dari besi diameter 12 mm sebanyak yang diperlukan, sedang untuk beton neut pada pintu-pintu dipakai campuran perekat 1pc:2ps dicor secara padat dan halus. 19.13. Pekerjaan Kuda-kuda dan penutup atap a. Semua rangka kap menggunakan kayu kruing kualitas baik dengan dimensi sesuai gambar. b. Pekerjaan kap harus dikerjakan dengan baik sehingga mendapatkan bidang atap yang rata dan rapi. c. Gording menggunakan kayu Kruing kualitas baik dengan dimensi sesuai gambar. d. Untuk mendapatkan bidang atas rata, semua usuk dipakai kayu kruing gergaji mesin disaput teer ukuran 5/7 dipasang jarak as 50 cm dan dipakai reng kamper gergaji mesin ukuran 2/3 dengan panjang masing-masing minimum 2 m. e. Lisplank menggunakan kayu kamper dengan ukuran 3/20,2/20. f. Papan kompres menggunakan papan jati ukuran 2/10 dengan dilapis seng. g. Penutup atap dipergunakan genteng tipe Karangpilang (ex. Local) kualitas I sejenis produksi : Genteng bubung model bulat. Genteng dan bubungan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi dengan mengajukan contoh terlebih dahulu. 19.14. Pekerjaan Langit-langit a. Untuk penggantung langit-langit (plafond hanger) digunakan kayu meranti gergaji mesin kualitas baik ukuran 5/7. b. Pada tiap-tiap jarak 2 m ke arah melintang bangunan harus dipasang balok induk penggantung dari kayu meranti ukuran 6/10. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 137
c. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka bagian bawah kayu sambungan/persilangan harus digunakan klos-klos tumpuan dari kayu jati ukuran 2/3 cm panjang 15 cm. d. Sebagai langit-langit dipergunakan eternit buatan dalam negeri dengan kualitas baik yang disetujui Direksi dengan mengajukan contoh terlebih dahulu, antara lain : kerang, jbesmen dll. e. Langit-langit pada semua ruangan dalam maupun emperan diluar gedung dan siar-siar yang terjadi antar plafond berantara 0,5 cm pengerjaannya harus rata dan tidak boleh ditutup dengan bahan gip dan lem serta dilapisi perban kain untuk plafond. 19.15. Pekerjaan Kaca a. Semua pintu dan jendela harus dipasang kaca Polos sesuai gambar detail, tebal 5 mm berwarna bening dan rata dipasang rapat hingga tidak bergeser (pakai dempul). 19.16. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci a. Untuk melengkapi pintu-pintu, jendela-jendela harus dipasang engsel, grendel, kunci-kunci dan lain sebagainya buatan dalan negeri kualitas baik.
b. Semua kunci yang dipasang salah satu dari merk Union, Anchor, Yale ukuran besar komplit dengan handle (pegangan). c. Semua pintu harus dipasang engsel ARCH ukuran besar masing-masing 3 buah. d. Untuk pintu double (ganda) dilengkapi dengan grendel tanam atas dan bawah. e. Semua jendela harus dilengkapi engsel ARCH ukuran kecil, grendel dan hak angin. f. Semua alat penggantung dan pengunci tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan direksi. 19.17. Pekerjaan Pengecatan Kayu a. Pada umumnya pengecatan kayu dilakukan seluruhnya sebagai pengecatan baru, kecuali pekerjaan kayu untuk langit-langit, harus dicat dengan cat buatan : Patna Surabaya, Mataram Surabaya (EMCO). b. Warna cat lisplank, warna cat kusen dan daun pintu ditentukan kemudian. c. Sebelum dilaksanakan pengecatan, semua bagian kayu harus dibersihkan dan dicat meni terlebih dahulu, kemudian diplamir halus dengan menggunakan kertas gosok, kemudian dicat dasar 1x selanjutnya dengan cat akhiran/penutup 3x atau lebih sehingga didapat pengecatan akhir yang betul-betul sempurna dan memuaskan. 19.18. Pekerjaan Pengecatan Tembok dan Langit-Langit a. Pekerjaan pengecatan tembok pada bagian luar dan bagian dalam serta seluuh plafond eternit. b. Sebelum dilaksanakan pengecatan, harus diplamir sampai halus dengan menggunakan kertas gosok., sehingga didapat bidang yang betul-betul rata. c. Cat yang dipergunakan adalah cat tembok buatan : Patna Surabaya, Warna Agung (Decolith). d. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan menggunakan kuas atau roller. a. Semua pekerjaan pengecatan yang tidak rata, belang dan pecah-pecah harus diulang dan diperbaiki atas biaya pemborong. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 138
19.19. Pekerjaan Instalasi Listrik a. Untuk pemasangan instalasi listrik ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang mempunyai sertifikat dari PLN dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. b. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi listrik pemborong harus membuat gambar/diagram instalasi dengan skala 1 :100 dengan mendapat persetujuan Direksi. c. Pelaksanaan pekerjaan instalsi listrik harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN, PUTL 1997, Peraturan Menteri PUTK N. 023 dan 024 PRT 1978, PUIL, PUIPP DPMB dan Depnaker). d. Pemakaian bahan-bahan harus barang baru yang tidak cacat, berkualitas baik dan memenuhi syarat keamanan kerja. Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan terlebih dahulu kepada pengawas untuk diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan. e. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan las dop. f. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas tembok, maka kawat itu dimasukkan ke dalam pipa pengaman dan semua kawat yang dimasukkan ke dalam pipa, tidak boleh ada sambungan. g. Tarikan kawat di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak
boleh rusak karenanya. h. Pemasangan skakelar berkekuatan 6 A – 250 V, stop kontak 15 A dari ebonit putih merk : Vimar, Legran harus dipasang serapi-rapinya dan semua pasangan dalam (in bouw mounting) i. Tinggi skakelar, stop kontak dari lantai ditentukan 1,50 m. j. Semua lampu PL dipasang menempel di plafond dan disediakan plafond. k. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan pada ruangan ini tidak seluruhnya mati. l. Pemasangan lampu pijar harus menggunakan vitting dengan bola lampu 25W. m. Sambungan pemasangan ke tanah (arde) harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Batang-batang yang harus ditanam dari jenis kuningan minimum diameter 25 m/m dan panjang tidak kurang dari 3 mm ditanam lurus ke bawah. Elektrode yang ditanam harus disambungkan dengan kawat kuningan diameter 50 m/m2 pada bagian ke batang panel distribusi yang ditanam. n. Semua instalasi listrik setelah selesai harus dilakukan pengujian untuk menentukan kesempurnaan pekerjaan dan memenuhi persyaratan serta peraturan PLN. o. Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar revisi (as built drawing) pekerjaan instalsi listrik dan menyerahkan kepada Direksi. p. Pemborong harus menyerahkan Surat Bukti Keer Listrik dari PLN 20. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis dan pengawas berkewajiban: 1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborong. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 139
2. Menanggapi/melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggran tentang hasil pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis. Direksi akan mengadakan rapat-rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan : 1. Kontrak pemborong 2. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong 3. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut. Penyerahan Bahan-Bahan Tambahan Pemborong harus menyisihkan bahan-bahan tambahan (reserve) antara lain : 1. Genteng 25 buah 2. Bubungan 5 buah 3. Cat tembok 5 kg 4. Cat kayu 1 kg 5. Bahan plafond 5 lembar Bahan-bahan reserve tersebut harus diserahkan kepada pemilik (user) dalam keadaan baik sebelum penyerahan pekerjaan pertama. 21. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA Terhitung mulai tanggal diterimanya pekerjaan yang pertama, hingga selesainya masa pemeliharaan masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan 2. Penyempurnaan dan pemeliharaan 3. Pembersihan Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan pertama. 22. PENUTUP Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian dan bahanbahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh pemborong” maka hal ini harus dianggap seperti yang disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk di dalam pekerjaan ini, tetapi dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai “hal” yang disebutkan. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi) 140
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.