KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syaratsyarat Teknis ini. PEKERJAAN R E H A B I L I T A S I P A S A R B O N T O K A P P O N G l u a s b a n g u n a n y a n g a k a n d i b a n g u n 6 9 6 m 2 a t a u 2 0 u n i t k i o s 4 8 U n i t Meliputi :
Design Development Termasuk dalam pekerjaan A d m i n i s t r a s i P r o y e k , P e n y i a p a n K a n t o r d a n b a n g s a l k e r j a p a p a n p r o y e k d l l . sesuai Gambar Kerja dan RKS
Sitework Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pemberishan, pengukuran dan pemasangan bouwplank, galian, penimbunan, penimbunan dan pemadatan Pekerjaan Struktur - Pekerjaan Tanah - Pekerjaan Pondasi - Pekerjaan Beton - Pekerjaan Struktur Baja IWF Pekerjaan Arsitektur - Pekerjaan Beton Non Struktur, Dinding dan Plasteran ( Dinding Keliling Bangunan ) - Pekerjaan Penutup Atap - Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Mekanikal Eletrikal - Pekerjaan Sanitasi ( Air setengah kotor ) Pasal 2 MEMULAI KERJA Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner. Pasal 3 : MOBILISASI Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut : 3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. 3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini. 3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya. 3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Pasal 4 PAPAN NAMA PROYEK Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 5 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN 5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun. 5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya. 5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’. 5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan. Pasal 6 RENCANA KERJA 6.1
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek. 6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja. 6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut. 6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut. Pasal 7 DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK 7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ). Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen 2 seluas 24 m ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. 7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan. Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek. 7.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya. 7.4. Pagar Pengaman Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat. 7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong. 7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek. Pasal 8 KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA 8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan. 8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek. 8.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan. 8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya. 8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK untuk keselamatan korban kecelakaan itu. 8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg. 8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek. Pasal 9 TENAGA DAN SARANA KERJA Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas. 9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. 9.2. PERALATAN BEKERJA Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. 9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya. 9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA 9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar. 9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja 3 yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m . 9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas. Pasal 10 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 10.1.
PERSYARATAN PELAKSANAAN. Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan : 1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak. 2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek. 3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek. 4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, pekerjaan.
keputusan-keputusan
dan detail dari
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah : • • • • • • 10.2.
1 (satu) kamera. 1 (satu) alat ukur schuifmat. 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass). 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (satu) unit komputer dan printer. 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m. 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
STANDAR YANG DIPERGUNAKAN. Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK hubungannya dengan pekerjaan, antara lain : PUBI-1982
: Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970
: Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8
: Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10
: Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979
: Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977
: Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984
: Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII
: Standar Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03 ( PBI-1991 )
: Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI
: Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta : •
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
•
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
•
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum penanggulangan bahaya kebakaran.
Nomor
02/KPTS/1985
tentang
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini : •
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
•
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Pasal 11 : LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Sebelum Memulai pekerjaan Kontraktor pelaksana harus mengajukan request Sheet dan medapat persetujuan dari direksi 11.2.
Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif dan di serahkan kepada konsultan supervisi setiap hari.
11.3.
Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
11.4. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor pelaksana dan diajukan / mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas. 11.5.
Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring. Pasal 12 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
12.1.
Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
12.2.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3.
Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
12.4.
UKURAN. 12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi : • • • •
As - as Luar - luar Dalam - dalam Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal. 12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”). 12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuranukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun waktu. 12.5.
PERBEDAAN GAMBAR. 12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku). 12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana. 12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaanperbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan. 12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.6.
ISTILAH. Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut : SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-lainnya. SR
: Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.
AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK M
: Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotordrainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set dan sistim pengkondisian udara (AC).
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan penerangan. 12.7.
SHOP DRAWING. 12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. 12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas. 12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini. 12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi. 12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
12.8.
PERUBAHAN,
PENAMBAHAN,
PENGURANGAN
PEKERJAAN
DAN
PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“. 12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
dan
12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing ). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pasal 13 : TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG 13.1.
Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2.
Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3.
Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
13.4.
Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
13.5.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6.
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
13.7.
Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
13.8.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9.
Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong. Pasal 14 : KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN
14.1.
Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan. 14.2.
MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI. 14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya. 14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku. 14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah. 14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini. 14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
14.3.
Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan. 14.4.
Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.5.
PENYIMPANAN MATERIAL Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut. 14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material. 14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya. 14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas. 14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter. Pasal 15 : PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1.
Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
15.2.
bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 15.3.
Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga borongan.
15.4.
Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
15.5.
Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaanpekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6.
Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pasal 16 : SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
16.1.
Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2.
Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
16.3.
Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik. Pasal 17 : PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1.
Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 17.2.
Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
17.3.
Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan dipadatkan Sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99. Pasal 18 : DRAINASE / SALURAN
18.1.
Pembuatan drainase / saluran tapak sementara. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.2.
Pemeliharaan drainase yang sudah ada. Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3.
Lokasi dan perlindungan utilitas. 18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan terkena pengaruh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok permukaan /surface pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak 18.3.2. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor / Pemborong baik langsung maupun tidak langsung, dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor / Pemborong.
Pasal 19 : PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00 19.1.
PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK. 19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. 19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. 19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass & theodolit. 19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. 19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan tenaga survey, dan lainlain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : a. Personil : • 1 orang surveyor ahli • 1 orang pekerja surveyor b. Peralatan pengukuran (survey) : • • • • • • •
1 Wild ROS Theodolite (360 derajat) 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat) 1 Wild NAK levels 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m 1 steel measuring rod (4 m) 5 target poles dengan tripod Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan lain-lain. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas. 19.1.6. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan / copy penampang melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor / Pemborong. Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan / revisi, Kontraktor / Pemborong harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas. Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas kertas kalkir agar memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui, maka Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. 19.2.
PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00 Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantai finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu sama dengan elevasi Lantai Dasar bangunan Kios sebelumnya, Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pasal 20 : PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
20.1.
PATOK UKUR. 20.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu. 20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. 20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja. 20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung. 20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar. 20.2.
PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK). 20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya. 20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah. 20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat. 20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas. 20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi. Pasal 21 : PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1.
IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA. 21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi. 21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat. 21.2.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan. 21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi. 21.2.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. 21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan. 21.3.
KEMAJUAN PEKERJAAN 21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas. 21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.4.
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN. Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 21.5.
TOLERANSI. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB II SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH Pasal 1 UMUM 1.1.
LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
1.2.
•
Pekerjaan pembongkaran pelaksanaan.
•
Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
•
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
•
Pekerjaan perbaikan / urugan kembali
bangunan
existing
dan
pembersihan
sebelum
PERSIAPAN PELAKSANAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan. Pasal 2 PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
2.1.
Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya : • Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing. •
2.2.
Pembersihan material yang ada di lokasi.
Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.3.
Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas. Pasal 3 PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1.
Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memeliharanya dari gangguan / cacat.
3.2.
kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton ½ ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan tersebut.
3.3.
Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas. Pasal 4 PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk : • •
4.1.
Pondasi Batu gunung, Poer dan Sloof Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan Pengawas.
MACAM GALIAN. Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu : 4.1.1. Galian tanah biasa. Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya 4.1.2. Galian batu. Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran. 4.1.3. Galian konstruksi / obstacle. Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DISTRIBUSI BARANG / PRODUK galian batu dalam batasDAN pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan / halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas. 4.2.
Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
4.3.
Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
4.4.
Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjukpetunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
4.5.
Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.6.
Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7.
Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8.
Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.9.
Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
4.10.
Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 4.11.
Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian. 4.12.
Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan : • • •
4.13.
Pondasi beton setempat dan Sloof beton Pondasi Batu Kali. Pengurugan dan pemadatan.
Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Pasal 5 GALIAN STRUKTUR
5.1.
5.2.
LINGKUP PEKERJAAN. 5.1.1.
Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana tampak pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
5.1.2.
Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
5.1.3.
Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
5.1.4.
Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhankebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
PERSYARATAN PEKERJAAN. 5.2.1.
Tata letak. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASARBench DAN DISTRIBUSI / PRODUK Konsultan Pengawas. mark yang BARANG bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan. 5.2.2.
Pengawasan. Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
5.2.3.
Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini : a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di bawah dasar poer. b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut. c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahanbahan yang baik dan dipadatkan. d. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. e. Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada pada tempatnya. f. Galian konstruksi / obstacle. Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali, pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas konstruksi bangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula ( misalnya pemecah beton / concrete breaker, compressor, mesin potong ) dibandingkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah. Semua brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai. Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut : • •
Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar / digali sesuai dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut. Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.3.
PENGGALIAN. 5.3.1.
Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus : •
Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
•
alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenang air. Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
•
Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
5.3.2.
Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau alas pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
5.3.3.
Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempattempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
5.3.4.
Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada didekat lereng galian tetap stabil.
5.3.5.
Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya / memperbaikinya atas biaya Kontraktor / Pemborong.
5.3.6.
Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.7.
Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu) horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
5.3.8.
Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.3.9.
Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini. Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. 5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat. 5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka harus dibuang. 5.4.
AIR TANAH. 5.4.1.
Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
5.4.2.
Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor / Pemborong untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah adalah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
5.4.3.
Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus menunjukkan gambar mengenai metoda pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya serta memudahkan proses pemompaan air keluar. Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan untuk mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAN tersebut DISTRIBUSI / PRODUK ukuran tertentu, PASAR dan lapisan harusBARANG diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan. Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi. Bila lapisan pondasi penutup dibuat di
bawah air, maka cofferdam harus dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayukayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas. Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar. Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atau selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton. Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik. Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala kelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong segera setelah selesai pekerjaan substruktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan. 5.4.4.
Pemeliharaan saluran. Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung, cofferdam atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas. Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor / Pemborong harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam halangan. Pasal 6 URUGAN DAN PEMADATAN
6.1.
PEKERJAAN URUGAN. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk : •
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.
•
Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
•
Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 6.2.
BAHAN URUGAN. Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan. Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping setebal + 30 cm. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri.
6.3.
PENGURUGAN. 6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini. 6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan Pengawas. 6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas. a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan. b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini. c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali. d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 6.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidak perlu dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan. 6.4.
PEMADATAN. 6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, dikeringkan terlebih dahulu.
seluruh area pembangunan
harus
6.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup. 6.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dlam AASHTO T 99. 6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum. 6.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2. 6.5.
PEKERJAAN PERATAAN TANAH. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB III SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON 1.1. PERSYARATAN MUTU. 1.1.1. Mutu Beton. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut : a. Sloof Beton
: K-250
b. Forp l at / Ko lo m P ed e st a l
: K -2 5 0
c. Kolom Praktis 12/12
: K-175
d. Sloef 12/12
: K 175
d.. Pelat Meja
: K-175
e. Adukan Beton. Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagianbagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas. e. Lantai Kerja Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr.
1.1.2. Mutu Baja Tulangan. Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah sebagai berikut : a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2. b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U32 / besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2. c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan Gambar Kerja. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON. 1.2.1. Semen. a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12. b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah P O R T L A N D C E M E N T serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan. c. Pemeriksaan Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor. d. Tempat Penyimpanan • Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan. • Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisahpisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter. • Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. • Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG untuk / PRODUK serta harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan. • Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. • Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan. 1.2.2. Pasir dan kerikil a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya. c. Pasir • Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas. • Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan. • Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN BARANG / PRODUK • Pasir harusPASAR halus, DAN bersihDISTRIBUSI dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir. • Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut : Saringan No. 4 8 16 30 50 100 PAN
Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan 0 6 10 10 15 12 3
-
15 15 25 30 35 20 7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20%. d. Agregat Kasar ( Kerikil ) • Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. • Kebersihan dan mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. •
Gradasi Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat. - Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat. - Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG /kembali PRODUK gradasi, maka Kontraktor harus menyaring atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas. 1.2.3. A i r Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton. 1.2.4. Baja Tulangan a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana. b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton. c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh, maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL atau BRC LYSAGHT. 1.2.5. Cetakan ( bekisting ) a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal minimum 9 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu Borneo Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana. b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu. 1.2.6. Water stop Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagianbagian yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja. Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk FOSROC, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm. 1.2.7. Bonding Agent Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan perhitungannya. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk FOSROC berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acrylic digunakan pada sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah kering. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik. 1.2.8. Admixture a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk SIKA dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Perencana. b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set), dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di Batching Plant. c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength). Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton dituang ke dalam cetakan. 1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON 1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1. PBI-1971. c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14, atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang tertuang dalam risalah rapat. 1.3.2. Komposisi campuran Beton a.
Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir, kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DANyang DISTRIBUSI BARANG / PRODUK (design mix)“.PASAR Campuran direncanakan ini dihasilkan dari percobaanpercobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya. c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan. d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki. f.
Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut : • Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60. • Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan listplank / parapet, maksimum 0,60. • Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnnya, maksimum 0,55. h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian. 1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif. 1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Perencana. b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun. c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton. d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. 1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan gambar rencana. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi Sloef / Kolom Praktis adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm. Balok sloof = 2,0 cm. Kolom = 2,0 cm. Balok = 2,0 cm. Pelat beton = 2,0 cm.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. 1.3.7. Pekerjaan Mengaduk a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan. c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki dan atau diganti. Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan. 1.3.9. S u h u Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C. 1.3.10.
Pekerjaan Rencana Cetakan Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DANyang DISTRIBUSI BARANG sesuatu bagian PASAR dari bentuk tidak dapat diterima/ PRODUK dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi bentuk yang tersebut dan menggantinya atas bebannya sendiri. 1.3.11.
diafkir
Pekerjaan Konstruksi Cetakan a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton. b. Semua cetakan beton harus kokoh. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah secara efektif melekatnya beton pada cetakan, dan akan memudahkan melepas bekisting / cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat. c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia. d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.12.
Pekerjaan Pengangkutan Beton Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
1.3.13.
Pekerjaan Pengecoran a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lainlainnya telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak akan diserap. c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI BARANG air / PRODUK asing yang PASAR menutupinya. Semua genangan harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada. e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai. f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton. g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi ini. h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan. i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syaratsyarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas. j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type IMMERSON, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan ke dalam beton.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 1.3.14.
Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda / lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakancetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh dibuka, yaitu minimum 3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof. 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom. 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
1.3.15.
Perawatan ( Curing ) a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P yang berupa bahan cair / liquid material dimana setelah mengering berbentuk membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound) untuk menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2. Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan. b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton. 1.3.16.
Pekerjaan Perlindungan (Protection). Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
1.3.17.
Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR BARANG spesifikasi ini dan DAN harusDISTRIBUSI dibuang dan diganti/ PRODUK oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut. b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat ( terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan. c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk semua komponen. Pasal 2 PENYEKAT-PENYEKAT AIR 2.1.
Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungansambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Perencana. 2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan lebar minimum 20 cm. Pasal 3 PEKERJAAN SPARING 3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas. 3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas. 3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton. 3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran. Pasal 4 PEKERJAAN WATERPROOFING 4.1. LINGKUP PEKERJAAN. Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian-bagian yang harus di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian plat atap dan daerah-daerah basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat lantai. 4.2. PERSYARATAN BAHAN. 4.2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan. Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standarstandar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Pengawas. 4.2.2. Bahan. a. Untuk Kamar Mandi / WC Menggunakan BRUSHBOND merk Fosroc, merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara pelaburan ( coating ). Takarannya adalah 2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm. b. Untuk waterproofing atap Dak. Menggunakan BRUSHBOND merk Fosroc, merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara pelaburan ( coating ). Takarannya adalah 2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm. 4.3. PENGUJIAN. 4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium yang independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjuk syarat PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK rekomendasi dariPASAR lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan. 4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan menggantidan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk kualitas pemasangan. 4.3.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air, pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 4.4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN. 4.4.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya. 4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. 4.4.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. 4.4.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik. 4.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN. 4.5.1. Persyaratan umum. a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahanbahan pengganti harus yang disetujui oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor. c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan cara-cara yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar. d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan Pengawas. e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum perbedaan tersebut diselesaikan. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 4.5.2. Cara pelaksanaan. a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak pemberi jaminan pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. b. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada tempat-tempat yang terkena langsung oleh sinar matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi Arsitektur, maka di bagian atas dari lembaran waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai dengan gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed ataupun material finishing. c. Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer, screed lapisan pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam dan pengaturan kemiringan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. 4.5.3. Gambar detail pelaksanaan. a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak. c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik. Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan. 4.6. TANGGUNG JAWAB 4.4.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi. 4.4.2. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambargambar atau peraturan-peraturan yang berlaku. 4.4.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan, baik teknis mapun administratif. 4.7. CONTOH. 4.7.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh proyek. 4.7.2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas minimal sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan, PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK kecuali ditentukanPASAR lain oleh Konsultan Pengawas. 4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut. 4.8
PENGUJIAN MUTU. 4.8.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air. 4.8.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 4.8.3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan. Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
4.9. PENGAMANAN PEKERJAAN. 4.9.1.
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
4.9.2. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor. Pasal 5 PEKERJAAN STRUKTUR BAJA 5.1. LINGKUP PEKERJAAN. Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada : 5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahanbahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan. 5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok ,atap baja, dan gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan. 5.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR BARANG / PRODUK trekstang, penutup atap DAN baja DISTRIBUSI finish galvalume / warna tebal 0,50 mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan. 5.2. PERSYARATAN UMUM. Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti : 5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970) dan lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus. 5.2.2. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981. 5.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC “Specification for Structural Joints Bolts”. 5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc Welding in Builiding Construction Section”. 5.3. PERSYARATAN BAHAN. 5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2. Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut. 5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering. 5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar ASTM A-36. 5.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier / Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas. 5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya. Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan. 5.4. PERSYARATAN TEKNIS. 5.4.1.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail / sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.4.3.
Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
5.4.4.
Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.
5.4.5.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagianbagian dari konstruksi baja.
5.4.6.
Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
5.4.7.
Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
5.4.8.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
5.4.9.
Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang digunakan. 5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan tersebut. 5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri. 5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. 5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan / disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lainlain dengan cara yang memenuhi syarat. 5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat. 5.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 5.5.1.
Pengelasan. a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian sekunder konstruksi. b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan baik dan kering. Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau : • Tebal las minimum • Panjang las minimum •
: 3,5 mm. : 13 x tebal las.
Panjang las maksimum : 43 x tebal las.
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti. d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan berputar atau membengkok. e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan dibersihkan dengan baik. f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya. g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda tersebut. h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan. i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat, minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan di-las juga harus bersih dari aspal.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24 – 40 Volt dan 200 – 400 Ampere. k. Perbaikan las. Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. 5.5.2.
Sambungan dengan baud. a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang. b. Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jika baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerat. Semua pelubangan / pengeboran untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan. c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan baud itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya tersebut. d. Pengujian pekerjaan sambungan baud dan las. Untuk sambungan baud dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test, sebanyak 2 (dua) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan random testing. Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung oleh Kontraktor.
5.5.3.
Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan. a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non struktural. Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-batang di bidang plat badannya. b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.6. PEMASANGAN. 5.6.1.
Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari Asalnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang permukaan lantai.
5.6.2.
Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
5.6.3.
Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan rusak karena perubahan cuaca.
5.6.4.
Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain. a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar rencana. b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain. c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur. d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
5.6.5.
juga perlu dibuang
Menembus, mengebor dan melebarkan lubang. a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor. b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut dengan tepat dan sebuah baud hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter batang baud-baud. c. Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan - perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm. d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan permintaan gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan disambung. e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu. Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi / sikat kawat atau besi-besi penggaruk.
5.7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN. 5.7.1.
Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat baja atau sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metalic yang merata. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 5.7.2.
Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop, seluruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.
5.7.3.
Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat kawat, digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan dipakai produksi DANAPAINT.
5.7.4.
Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, produk DANAPAINT.
5.7.5.
Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB IV SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR Pasal 1 PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN 1.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja. 1.2. PERSYARATAN BAHAN. 1.2.1. Semen. Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur. 1.2.2. Pasir. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis. 1.2.3. Air. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. 1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit. 1.3.2. Jenis adukan. a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk : • Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar bangunan. • Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK • Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja. 1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. 1.3.4. Kontraktor
harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air. Pasal 2 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
2.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali. b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja. 2.2. PERSYARATAN BAHAN. 2.2.1. Batu kali. Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan tidak porous. 2.2.2. Semen. Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1. 2.2.3. Pasir. Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2. 2.2.4. Air. Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3. 2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi dari bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai dengan Gambar Kerja. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps. 2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah. 2.3.5.
Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stekstek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pasal 3 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
3.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : a. Pembuatan dinding batako press. b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja. 3.2. PERSYARATAN BAHAN. 3.2.1.
Batu Bata. Batu Bata yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, ukuran standar 4 x 12 x 24 cm dengan pengepresan sempurna dan merata. B a t u b a t a yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3.2.2.
Semen. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3.
Pasir. Sesuai dengan Pasal 1 butir .2.2.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 3.2.4.
Air. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 3.3.1.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2.
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
3.3.3.
Aduk perekat / spesi. a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batako press kedap air adalah campuran 1pc : 3ps untuk : • Dinding pasangan batako daerah basah. • Dinding pasangan batako yang langsung berhubungan dengan luar. • Saluran. b. Untuk semua pasangan batako press terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakai aduk perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
3.3.4.
Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.3.5.
Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
3.3.6.
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.7.
Pekerjaan pemasangan batako press harus benar-benar vertikal dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8.
Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 3.3.9.
Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan. 3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan. 3.3.12. Tidak diperkenankan memasang batako merah yang patah dua melebihi dari 5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan. 3.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus : • Dinding bata ½ batu, harus setebal 15cm. • Dinding bata 1 batu, harus setebal 25cm. 3.3.14. Pemeliharaan : Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah Pasal 4 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL 4.1. LINGKUP PEKERJAAN. 4.1.1.
Pekerjaan Beton Bertulang. Pekerjaan yang dimaksud meliputi: • Pembuatan kolom praktis 12 x 12cm. • Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 12 x 12 cm.dan 12 x 20 cm. • Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
4.1.2.
Pekerjaan Beton Tumbuk. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.
4.2. PERSYARATAN BAHAN. 4.2.1.
Besi Beton. a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari ∅ 10 mm. b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2. d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja. e.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh / dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971) 4.2.2.
Semen. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3.
Pasir. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.4.
Koral beton / Spleet. a.
Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan. 4.2.5.
A i r. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.2.6.
Acuan / bekisting dan perancah. a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm. b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7. c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 4.3.1.
Beton Bertulang. a. Campuran dan mutu beton • Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr. • Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-175. b. Pembesian. • Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
lurus atau yang sengkang (ring)
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DISTRIBUSI BARANG • Pemasangan dan DAN penggunaan tulangan beton/ PRODUK harus sesuai dengan Gambar Kerja. • Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971). c. Acuan / bekisting. • Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar Kerja. • Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung. • Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya. d. Cara pengadukan. • Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. • Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas. • Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi penguapan terlalu cepat. • Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. e. Pengecoran Beton. • Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. • Pengecoran beton hanya dapat Konsultan Pengawas.
dilaksanakan
atas persetujuan
• Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / spleet yang dapat memperlemah konstruksi. • Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan Pengawas. • Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai Bonding Agent NITOBOND PVA merk FOSROC.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yang pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis. Pemasangan kolom praktis untuk : • Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata. • Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap seluas 9 m2. • Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar bangunan setiap seluas 9 m2. • Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm. • Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. h. Pekerjaan pembuatan balok praktis dan ring balok. Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok : • Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring balok setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi. • Ukuran balok pratis adalah Gambar Kerja.
13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. i.
Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
j.
Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm. kecuali ditentukan lain. 4.3.2.
Pekerjaan Beton Tumbuk. Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1 lapis – 2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecuali PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK pada daerah basah (KM / WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan. Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja. Pasal 5 PEKERJAAN PLESTERAN 5.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi : • • • •
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan beton. Plesteran kedap air. Plesteran biasa. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
5.2. PERSYARATAN BAHAN. 5.2.1.
Semen. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2.
Pasir. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3.
A i r. Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 5.3.1.
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
5.3.2.
Jenis plesteran. a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan. Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc : 3ps. Dipakai untuk : • Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai. • Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga. b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps. Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk • Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar bangunan. • Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai. • Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja. d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar. 5.3.3.
Pelaksanaan. a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air. c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting. d. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan digunakan tersebut.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK e. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5 mm. f. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran. h. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan. 5.3.4.
Pemeliharaan. a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurangkurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas. d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pasal 6
PEKERJAAN KERAMIK 6.1.
Lingkup pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan serta material bantu lainnya demi terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang sempurna.
6.2.
Bahan 1. Keramik Harus mempunyai kwalitas baik, produksi dalam negeri dan memenuhi standard SII. Warna akan disesuaikan berdasarkan petunjuk dari Direksi. Ketebalan minimal 4 mm, dengan ukuran seperti yang tertera dalam gambar, antara lain : Untuk lantai Kios : 40 x 40 cm Untuk lantai KM/WC : 20 x 20 cm Untuk dinding KM/WC : 20 x 25 cm 2. Sebelum bahan – bahan di datangkan di lokasi, Kontraktor wajib memberikan contoh secukupnya dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6.3.
Item Pekerjaan 1. Lantai dipasang dari pasangan keramik uk. 40 x 40 cm untuk kios dan lantai di bawah meja Lapak kering dan basah sementara koridor menggunakan tegel 40 x 40 permukaan kasar dan bagian pinggir di border dengan warna lebih gelap dari warna tegel koridor 2. Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pekerjaan plesteran dan pemasangan keramik pada dinding keramik uk. 20 x 25 cm pada KM/WC. Dan dinding pembatas untuk lapak basah 3. Lantai KM/WC, bak air dan bak lainnya dipasang keramik uk. 20 x 20 cm serta tempat lain yang telah ditentukan dalam gambar.
6.4.
Pelaksanaan Pekerjaan. 1. Sebelum pemasangan keramik dilakukan, terlebih dahulu ditimbun dengan tanah, dipadatkan kemudian dilapis beton tumbuk dengan campuran 1:3:6.
2. Pekerjaan lantai keramik dipasang dengan adukan 1 Pc : 4 Ps, tebal adukan 3. 4. 5. 6.
minimal 5 cm. Celah (nut) antara lain lebarnya lebih kurang 2 mm, setelah pemasangan telah cukup kering disiram pasta semen (warna disesuaikan), kemudian dibersihkan. Keramik yang cacat atau pecah tidak boleh dipasang. Pada prinsipnya pemotongan harus dihindari, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan tersebut tidak boleh dari ½ ukurannya. Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati – hati dan rapi. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik, terutama ketika pemadatan tanah dan pelapisan beton tumbuk. Semua saluran pipa dan saluran dibawah lantai harus diatur dan ditempatkan dengan baik agar pada saat pekerjaan lantai dilaksanakan tidak mengganggu kepada saluran pipa yang ada. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pasal 7 PEKERJAAN PENGECATAN 7.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi ; • Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton , • Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja. • Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain). 7.1.1.
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
7.1.2.
Pekerjaan Pengecatan Logam Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut : a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat finish. b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya sampai dengan cat dasar.
7.2. PERSYARATAN BAHAN. 7.2.1.
Cat Tembok Exterior. Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam. Tipe exterior matt emulsion. Produk MOWILLEX, SUNLEX, ICI atau setara.
7.2.2.
Cat Tembok Interior. Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion. Produk MOWILLEX, SUNLEX, ICI atau setara.
7.2.3.
Cat Logam & Kayu. Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior & exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.
7.2.4. Lapisan Primer. Bahan dari kualitas utama, produk SUNLEX, ICI Atau setara. 7.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pembuktian berupa : •
Segel kaleng
• •
Test BD Test laboratorium
•
Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan. 7.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir). 7.2.7.
Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.
7.2.8.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 7.3.1.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
7.3.2.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
7.3.3.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran udara. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 7.3.4.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
7.3.5.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
7.3.6.
Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
7.3.7.
Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
7.3.8.
Standar Pengerjaan (“Mock-Up”). Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
7.3.9.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
7.3.10.
Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.
7.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton a. Sebelum Pelaksanaan. Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering. e.
f.
Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller. Permukaan Interior. f Lapisan Pertama • Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME). • Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. 2 • Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m . PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK • Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. • Warna bening ( transparan ). f Lapisan Kedua dan Ketiga : • Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint (EASYCOAT). • Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. 2 • Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m per lapis. • Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. • Warna ditentukan kemudian. d. Permukaan Exterior. f Lapisan Pertama : • • • •
Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME). Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. 2 Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m . Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. • Warna bening ( transparan ). f Lapisan Kedua dan Ketiga : • Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint (EASYSHIELD). • Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. 2 • Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m per lapis. • Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. • Warna ditentukan kemudian. 7.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan. a. Persiapan Sebelum Pengecatan. Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical Wire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih. Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus mendapat “solvent treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK b. Pelaksanaan pengecatan. f Lapisan Pertama Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material logam terpasang. Cat primer SEIV. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. f Lapisan Kedua : Cat dasar jenis Undercoat. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. f Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir (“finish”) , SEIV. Pelaksanaan dengan kuas Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian. 8.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan. Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar SEIV 1 (satu) lapis. Pelaksanaan dengan kuas. Pasal 9 PEKERJAAN ATAP METAL ( SPANDEK ) 9.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi ; Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan asesori penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan atau sesuai Gambar Kerja. 9.2. PERSYARATAN BAHAN. 9.2.1.
Bahan utama
: Zincalume / aluzinc.
Ketebalan
: 0,40 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m2 ) dan 0,55 mm. untuk flashing / capping ( 2,53 kg/m2 ). : Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar Kerja. : UNION DECK / LION DECK. ( Setara ) : Ditentukan kemudian.
Ukuran Produk Warna 9.2.2.
Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air), lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 9.2.3.
Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
9.2.4.
Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
9.2.5.
Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
9.2.6.
Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording. Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
9.2.7.
Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.
9.2.8.
Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
9.2.9.
Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam bangunan. Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
9.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran kedalam bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut. 9.2.11.
Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir harus memenuhi persyaratan pabrik.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 9.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudah menyediakan lubang pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuk tiang penangkal petir, lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang penangkal petir. 9.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping) ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran. Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran. 9.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah. 9.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik. 9.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk tepat di atas gording. Pasal 10 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL 10.1. LINGKUP PEKERJAAN. Pekerjaan yang dimaksud meliputi ; Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. 10.2. PERSYARATAN BAHAN. 10.2.1. Talang Vertikal. Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC tipe AW untuk bagian yang ditampakkan dan bagian yang ditanamkan ke kolom. Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty (AW-1), produk RUCIKA. Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 10.2. 2. Pipa “Sparing”. Pipa sparing dibuat dari pipa GIP. Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja. 10.2. 3. Saringan Talang. Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan mutu terbaik. 10.2. 4. Lem PVC. Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan pabrik pembuat pipa PVC yang dipakai. 10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 10.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi. 10.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan pabrik khususnya pada sambungan. 10.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing. 10.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan plat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja. 10.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda. Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. 10.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak ada celah. Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang. Pasal 11 PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG PRODUK atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi/setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai. Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak konstruksi. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap Serah Terima Kedua.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB V SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI Pasal 1 UMUM Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini. Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut : 2.1. Instalasi Air Bersih Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan 2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya. 2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septic tank. 2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya. 2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali. 2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis. 2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan. Pasal 3 TEKNIS UMUM PELAKSANAAN 3.1. Pengecatan. 3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating). Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing-masing. 3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium. 3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan / bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merk ICI, sebagai berikut : Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 ) Pipa drain / waste : Hitam ( ICI R 404-40009 ) Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-40009 ) Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 ) Panah pengarah : Putih ( ICI R 404-101 ) 3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat. Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan Pengawas. 3.2. Peralatan. 3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat rendah tertutup.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting. 3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris. 3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat. 3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.
3.3. Ukuran ( Dimensi ) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus dita’ati oleh Kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan. Pasal 4 INSTALASI AIR BERSIH 4.1. P i p a Pipa dengan diameter 3/4” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW. Pipa exWavin 4.2. Fitting Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa. 4.3. Valves Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan sambungan ulir (screwed) Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ). 4.4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve. Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 4.5. Pemasangan Pipa. 4.5.1. Pipa Tegak Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan. 4.5.2. Pipa Mendatar. Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan. 4.5.3. Penyambung Pipa. a. Sambungan Ulir. Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1½” ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan. b. Sambungan Lem. Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa. c. Sambungan Las. Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu d. Sleeves. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens / waterstop. Untuk pipapipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah. a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa. d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran. e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm. dihitung dari atas pipa. f.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula. 4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran. a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan. b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor. c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu. d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik. e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik. 4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run). Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik. 4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain. Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pasal 5 INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN 5.1. Material 5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan. Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama
maupun pipa
cabang menggunakan PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.2. Pipa di Luar Bangunan. Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN. 5.1.3. Accessories. a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding. b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel. c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl. 5.2. Cara Pemasangan Pipa 5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ). a. Pipa Mendatar. Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan o fitting dengan sudut 45 ( misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius. b. Pipa Di Dalam Tanah. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula. c. Penanaman pipa. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan. Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI PRODUK 1 – 2 % dari PASAR titik mula di dalam gedungBARANG sampai ke/ saluran drainase. 5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota. Ntuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa. 5.2.3. Penyambungan Pipa. a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ). b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement. c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak. d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling melekat. e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa. 5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out. Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya. 5.4. Pengujian. 5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2. 5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air. 5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor. 5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya. 5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu. 5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI 5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasilBARANG pengujian/ PRODUK dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas. Pasal 6 PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR - POMPA 6.1. Pompa Air Bersih. 6.1.1.
Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
6.1.2.
Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
6.1.3.
Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.
6.1.4.
Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk air minum.
6.1.5.
Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang khusus untuk air minum.
6.1.6.
Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari tungsteen carbide.
6.1.7.
Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.
6.1.8.
Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
6.1.9.
Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan baja tunggal (base plate).
6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana). 6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas normal ( 50 dB A ). 6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling fleksibel. 6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank. 6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir. 6.2. Motor Untuk Pompa Air Bersih. 6.2.1.
Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.
6.2.2.
Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50 Hz.
6.2.3.
Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis, sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter directPAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK on-line (DOL). Perintah start otomatis yang diletakan di pemipaan header.
berasal
dari pressure
6.2.4.
Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.
6.2.5.
Motor setidaknya dilindungi dengan : x Automatic short circuit / over curren protector x Automatic thermal protection relay x Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.
switch
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB VI SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pasal 1 UMUM Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal. Pasal 2 PERSYARATAN PELAKSANAAN 2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja. 2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas. 2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan. 2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan. 2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas. 2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas. 2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor. 2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut : 2.8.1. 2.8.2.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.8.3. 2.8.4. 2.8.5. 2.8.6. 2.8.7. 2.8.8. 2.8.9. 2.8.10. 2.8.11.
2.8.12.
2.8.13. 2.8.14. 2.8.15. 2.8.16. 2.8.17. 2.8.18. 2.8.19. 2.8.20.
Peraturan-Peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung. Pedoman Plumbing Indonesia 1979. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 Tahun 1975. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 59/DP/1980. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk Berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC dan lain-lain. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam gambar-gambar. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI). Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen PU). Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung Tahun 1985 (Departemen PU. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap. Peraturan Telekomunikasi 1989. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabik pembuatnya. 2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila : 2.9.1.
Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan Pengawas.
2.9.2.
Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
2.9.3.
Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.
2.10. Kontraktor. 2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini. 2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah Badan Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untuk PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai. 2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidangnya masing-masing. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan. 2.10.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. 2.10.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementer-nya, persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan. 2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-hal yang kurang jelas pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya. 2.10.7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan. 2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain. 2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli, sebelum memulai mengerjakan pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil maupun Arsitektur. 2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini. 2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut. 2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Mekanikal / Elektrikal. Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor. 2.12. Pengawasan Instalasi. 2.12.1. Shop drawing. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK. 2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Skedul dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender sesudah menerima SPK.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.12.4. Kontraktor harus mengadakan : a. Laporan kegiatan pekerjaan harian. b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan. c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi. 2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor. 2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan. 2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor. 2.13. Pembersihan Lapangan. 2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut. 2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan. 2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor. 2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan. 2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan : a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK b. Katalog spare-parts. c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia. d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini, juga dalam bahasa Indonesia. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100%. 2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas. 2.15. Service dan Garansi. Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara baik (setelah masa pemeliharaan). 2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. 2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya. 2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta mendatangkan seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan. 2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.16. Izin. 2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor. 2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipaten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas. 2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan. 2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja lembur). 2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB. 2.17. Korelasi Pekerjaan. 2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal / Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan. 2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali. 2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuai dengan gambar dokumen tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut, apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik, saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. 2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor. 2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan. 2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.18. Sub Kontraktor. 2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas. 2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal 2 butir 2.10.3. pada Bab ini. 2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan). 2.19. Site Manager. 2.19.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penandatangan kontrak, untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK 2.19.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat penawaran dilakukan. 2.19.3. Bilamana menurut pendapat pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang lain. 2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus bertindak sebagai Site Manager. 2.20. Bahan. 2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas. 2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. 2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor. 2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang. 2.20.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor. 2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas. Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Pasal 3 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) : 3.1. Sistim Mekanikal. 3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta pemompaannya. 3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning ) 3.2. Sistim 3.2.1. 3.2.2. 3.2.3. 3.2.4.
Elektrikal. Instalasi Sistim Distribusi Listrik berikut panel-panel daya. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak. Instalasi Penangkal Petir. Instalasi Telepon.
3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada. 3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak. 3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. 3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. 3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta addendum lainnya. 3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis atau disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
BAB VII SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Pasal 1 UMUM Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini. Pasal 2 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya terpasang sebesar 197 kVA. Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial. Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase – empat kawat 220 / 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman). Pasal 3 LINGKUP PEKERJAAN Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuanketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen. Pekerjaan ini meliputi : 3.1. Pekerjaan di dalam Gedung. 3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel. 3.1.2.
Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat. 3.1.4.
Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.
3.1.5.
Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.
3.2. Pekerjaan di luar Gedung. 3.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya. 3.2.2.
Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk lampu sorot bangunan. Pasal 4 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang didalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK
Pasal 5 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI 5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah. Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan. 5.1.1. Kotak-kotak (doos) outlet. a. Jenis. Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar. b. Ukuran. Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan. c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type). Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca : ƒ Tempat-tempat yang kena matahari. ƒ Tempat-tempat yang kena hujan. ƒ Tempat-tempat yang kena minyak. ƒ Tempat-tempat yang kena udara lembab. ƒ Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar. d. Outlet Pada Permukaan Khusus. Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, dinding bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak. 5.1.2. Saklar dan Stop Kontak. a. Bahan Doos. Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK b. Cara Pemasangan. Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V. Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Saklar dan stop kontak ex MK. c. Jumlah Kutub. Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan. d. Pendukung dan Pengikat. Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap. 5.1.3. Kabel-Kabel. Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi: kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan. a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V). Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK b. Kabel Tanah Tegangan Rendah. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). 2 Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm . Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara. c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. kecuali tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A). d. Splice / Pencabangan. Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungansambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK e. Kabel kontrol. Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm. Untuk panjang lebih dari 30 m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbanganpertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara. f. Bahan Isolasi. Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya. g. Pemasangan Kabel. g.1. Pemasangan di Permukaan. g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan. Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti karat. Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL / EGA. g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel. Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klem ke plat beton. Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut. g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa. Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK conduit) yang diletakkan di atas plat lantai. Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40%. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible metal conduit yang juga tahan karat. Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambungkan dengan cara sedemikian rupa, sehinggabenar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor. Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. g.2. Pemasangan di Permukaan. Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum ¾”. Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam. g.3. Pemasangan Menembus Dinding. Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel. h. Penggunaan Warna Kabel. Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu : h.1. Sistim Tegangan Hitam Biru Kuning / Hijau
220 V, 1 Fasa : : Fasa : Netral : Pentanahan (G).
h.2. Sistim Tegangan Merah Kuning Hitam Biru Kuning / Hijau
220 / 380 V, 3 Fasa : : Fasa R : Fasa S : Fasa T : Netral (N) : Pentanahan (G).
i. Pendukung Kabel. Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung. PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015
KEGIATAN : PENGEMBANGAN PASAR DAN DISTRIBUSI BARANG / PRODUK j. Konduit Tertanam. Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit. 5.1.4. Kabinet Panel Daya. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. untuk jenis floor standing, kecuali yang sering terkena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar. a. Finishing. Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Pengawas. Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau dengan zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistim oven. b. Kunci. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci. c. Tinggi Pemasangan Panel. Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar. d. Label. Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
PAKET – REHABILITASI PASAR BONTOKAPPONG KAB. MAROS DANA ALOKASI KHUSUS ( DAK ) TA. 2015