SYARAT-SYARAT TEKNIS (BAHAN) SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
SPESIFIKASI Pelaksana harus melindungi Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, Bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Pelaksana untuk pelaksanaan pekerjaan. 1. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh Pelaksana. Pelaksana harus menjelaskan secara tertulis kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak. 2. Dalam hal Pengendali Kegiatan menetapkan bahwa standar yang diajukan Pelaksana tidak menjamin secara substansi sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Pelaksana harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak. 3. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para pelaksana yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran tersebut. 4. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum pernah digunakan, dari type/model yang terakhir diproduser/dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan. 5. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, PBI-1971, PUBI-1982, dsb) untuk barang, bahan dan jasa /pengerjaan/ fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM-1979, ACI-1977, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing. 6. Standar satuan digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan. 7. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi terbatas pada : 1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas 2) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk Kontrak. 3) Spesifikasi Umum : a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya : - UU tentang Lingkungan ; - UU tentang Keselamatan Kerja ; - UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja ; - UU/PP tentang Galian C ; - Perda terkait ; dsb. b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas c. Alinyemen dan survei d. Hari kerja dan jam kerja. e. Gangguan dan keadaan darurat. f. Penyingkiran material berlebih. 4) Spesifikasi khusus : a. Lapangan b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik d. Perancah e. Pengaturan lalu-lintas f. Pengendalian Lingkungan 5) Spesifikasi untuk masing-masing Mata Pekerjaan a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut : PERUBAHAN : Ketentuan ini berdasarkan pada standar (satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi) Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : i) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf kursi/Italic. ii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out) sehingga katakata kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca. b. Lingkup Pekerjaan. c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan. Urutan ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak digunakan standar tertentu.
SYARAT-SYARAT TEKNIS (BAHAN) SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN Pekerjaan : Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh L o k a s i : Kota Banda Aceh Tahun Anggaran : 2010. A. PENDAHULUAN 1. Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan,peralatan , peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu. 2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana. 3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi lapangan pekerjaan. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta antara gambar bestek dengan lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi. 5. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan lampiran.
Pekerjaan yang akan Dilaksanakan Pekerjaan Lanjutan Bangunan (Construction) Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh B. LINGKUP PEKERJAAN I. Pekerjaan Persiapan II. Pekerjaan Beton Bertulang III. Pekerjaan Pasangan Dinding IV. Pekerjaan Lantai V . Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela VI. Pekerjaan Atap dan Plafond VII. Pekerjaan Pengecatan VIII.Pekerjaan penggantung dan Pengunci IX.Pekerjaan Listrik X .Pekerjaan Lain-Lain . B. URAIAN PENJELASAN
PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN Lapangan Pekerjaan Pekerjaan persiapan, Pelaksana harus menyediakan gudang, bangsal-bangsal kerja kecuali tempat kerja yang akan ditetapkan pada waktu penunjukan setempat (BUILDING PLOT).Semua benda-benda tak berguna seperti: tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang dan lain lain harusdibersihkan/disingkirkan dari lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki. Bila Pelaksana membutuhkan bangunan sementara, maka Pelaksana diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas/Pengendali Kegiatan. Pelaksana harus menutup, memagar lapangan kerja, pagar penutup harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pemerintah setempat, Pelaksana diwajibkan untuk membuat pintu masuk sendiri. Pengukuran dan Opname Lingkup Pekerjaan a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambargambar. b. Pekerjaan pengukuran antara lain : - Penentuan bagian bangunan yang akan di kerjakan - Penentuan duga Syarat-syarat : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam bidangnya dan berpengalaman. b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran dimintai persetujuannya. c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Instansi yang berwenang dalam pengurusan IMB. Bahan-bahan dan peralatan : Theodolit, water pass serta peralatan meteran dan patok-patok yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Pelaksana dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan. Tata Kerja : a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pengendali Kegiatan,Pelaksana diharuskan untuk melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran sebelum pekerjaan pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap kesalahan/ keraguan hasil pengukuran harus diulang kembali. c. Dalam hal Pengendali Kegiatan tidak dapat hadir pada saat pengukuran, Pemberi Tugas dapat menunjuk/menguasakan wakilnya secara tertulis dan mempunyai hak yang sama dengan Pemberi Tugas. Pelaksanaan pengukuran dan opname dianggap benar dan setelah dibuat berita acara serta ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek. d. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya harus diterapkan pada gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi dan disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran. Pemasangan Papan Nama Proyek Papan Nama Proyek dipasang harus mengikuti setempat,sepenuhnya menjadi beban Pelaksana.
peraturan-peraturan
pemerintah
Gudang/Pondok Kerja dan Fasilitas Penunjang Gudang Penyimpanan Bahan Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka tanah agar semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah. Pelaksana harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor/Bangsal pengawas dan Kantor Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan dipergunakan selama membangun. Barak/Tempat Kerja Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Pemberi Tugas),Pelaksana harus menyediakan barak dengan fasilitas lengkap tanpa mengaganggu fasilitas Direksi Keet. Tempat kerja harus disiapkan oleh Pelaksana untuk keperluan pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya. Pelaksana harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan Proyek dari gangguan pencurian, pengerusakan dan lain-lain siang maupun malam. Pada pintu gerbang lokasi proyek harus disediakan sebuah gardu jaga dan ditempatkan satu orang petugas sepanjang hari. Pelaksana harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.
1.1. Situasi RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
Pekerjaan yang akan dilaksanakan : Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh . 1.2. Pekerjaan Pengukuran 1.1.1 Sebelum pekerjaan di mulai Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran, kapan pekerjaan akan di mulai. 1.1.2 Penentuan Pengukuran awal disesuaikan dengan bangunan yang sudah ada.
PASAL 2 PEKERJAAN BETON BERTULANG 2.1 Syarat-syarat Umum dan Bahan : 2.1.8 Bekesting (Cetakan Beton). a. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab pelaksana sepenuhnya. b. Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran c. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh pihak Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran d. Cetakan harus sedemikian rupa, rapi, kokoh dan kaku untuk menghasilkan muka beton yang rata dan tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. e. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran. f. Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. g. Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi pada beton. h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan yang dapat menyebabkan menurunnya daya lekat besi dan beton tersebut. 2.1.2 P e n u l a n g a n e. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03 f. Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang dapat merusak beton , tulangan > Ø 14 menggunakan baja U-32, tulangan Ø 14 menggunakan baja U-24 dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek. g. Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-T-5-1991-03. h. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut : - Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
- Beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm - Balok, kolom tidak kontak langsung dengan tanah = 30 mm - Plat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah = 25 mm 2.1.9 Semen a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portlad dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-15084 b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merk semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal . 2.1.10 Aggregat Beton a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher). b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971. c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971). d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 2.1.11 Aggregat Kasar a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20% dari jumlah berat seluruhnya. b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test. 2.1.12 Aggregat Halus a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansisubtansi\yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis\subtansi tersebut lebih dari 5% (PBI-1971). c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton. d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar. e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 2.1.13 Air Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja. 2.1.14 Peraturan c. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syaratsyarat RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini. d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini : - Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03. - Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan. - Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971). - Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982) 2.2 Syarat-Syarat Pelaksanaan 2.2.1 Persiapan Pengecoran. d. B e t o n Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 225 kg/cm ( K 250), dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 2.5 Kr. e. Perlengkapan Mengaduk 1. Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan- erlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi lapangan. 2. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukkan dalam mesin pengaduk beton, yaitu "Batch Mixer" atau Portable Continious Mixer selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semuanya bahan dan air dicampur sekaligus dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari kapasitas yang telah ditetapkan. 3. Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengukur waktu dan menghitung jumlah adukan. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan. Air harus dituang lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak dibenarkan. 4. Pengangkutan Adukan: Pengangkutan adukan dengan truck pengaduk (truck mixer) dari tempat pengadukan (Batching Plant) ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan di cor. 2.2.7 Pengecoran Beton i. Memberitahu Pengawas/Pengendali Kegiatan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas/Pengendali Kegiatan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Pelaksana dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. j. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran perlu berdasarkan kondisi tertentu. k. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat persetujuan Pengawas/Pengendali Kegiatan l. Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute, dsb harus selalu bersih dan bebas dari lapisanlapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
ketinggian lebih dari 2 m. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang berisi penuh, aduk dengan pangkalnya yang terbenam dalam adukan yang baru dituang. m. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial set atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran. n. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah. o. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedan beton sudah menjadi keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan. p. Pemadatan Beton. - Pelaksana harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkanbeton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan. Pelaksanaan penulangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan betonbeton tidak akan diterima. - Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar berfrekwensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik. - Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih. - Suhu Suhu beton waktu di cor tidak boleh dari 320C, (ACI 1971) bila suhu dari yang ditaruk berada antara 270 C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung di cor. Bila beton di cor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 320C, Pelaksana harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari. 2.2.8 Construction Joint (Sambungan Beton) a. Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan suatu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule itu Pengawas/Pengendali Kegiatan akan memberikan persetujuan dimana letak construction joint tersebut. b. Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprot air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tetapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang. c. Bila cara tersebut tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain yang disetujui Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran seperti dipahat. d. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang. Grout terdiri dari 1 bagian semen dan 2 bagian pasir. e. Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis tegak atau horizontal. Bila construction joint tegak diperlukan, tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga di dapatkan suatu struktur yang monolit.Sedapat mungkin dihindarkan pada construction joint yang horizontal, walaupun ada prosedurnya harus disetujui oleh Pengawas/Pengendali Kegiatan. 2.2.9 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton d. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor e. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor. f. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempat dengan menggunakan template. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
5.2.10 Pengeringan Beton f. Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui olehPengendali Kegiatan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaan-permukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga kehilangan kelembabannya dengan menjaga agar tetap basah secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari. g. Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum melampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaanpermukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan. h. Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama masa perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak, terjadinya celahcelah pada sambungannya. i. Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut diatas harus dirawat dengan air atau ditutupi dengan membran yang basah. j. Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak ditonjolkan secara estetika. Kecuali dapat dibuktikan pada Pengendali Kegiatan bahwa bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh buruk pada permukaan beton. 2.2.11 Pembukaan Bekesting e. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengendali Kegiatan atau jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut: - Bagian sisi balok 48 jam - Balok tanpa beban konstruksi 7 hari - Balok dengan beban konstruksi 21 hari - Pelat lantai/atap 21 hari Dengan persetujuan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Pengendali Kegiatan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Pelaksana dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. f. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali. g. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari. h. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan halus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air semen. i. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
PASAL 3 PEKERJAAN LANTAI 3.1 Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaan lantai adalah : a. Pemasangan keramik ruangan 40 x 40 Cm 3.2 Bahan – bahan dan Peralatan 3.2.1 Bahan yang diperlukan adalah : No Bahan Jenis 1. Semen Portland Type I 2. Pasir Pasang 3. Keramik KW I / Setara 4. Semen Putih Type I 5. Bonbon keramik
Spesifikasi Disesuaikan PKK I 1961 NI-5 Standar pabrik Standar pabrik Standar pabrik
3.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : a. Sendok Semen b. Grenda Pemotong c. Alat – alat bantu lainnya 3.3 Peraturan dan Syarat – Syarat 3.3.1 Bahan keramik yang digunakan adalah bahan keramik jenis IKAD ( setara ) dan sesuai dengan jenis atau merek keramik pada bangunan yang sudah ada. 3.3.3 Sudut keramik harus siku, panjang dan lebar sesuai dengan ukuran nilai yang diizinkan ± 0,4 % . 3.3.4 Apabila merk / jenis dan type bahan yang disebut diatas tidak ada boleh dipakai bahan yang sekwalitas. 3.3.5 Sebelum pekerjaan pemasangan lantai keramik dipasang pasir urug dibawah lantai harus padat dan rata. 3.3.6 Pemasangan lantai keramik harus rata, sambungan antara keramik harus lurus dengan jarak yang diizinkan maksimum 2 mm, celah tersebut diisi dengan semen putih yang warnanya di sesuaikan dengan warna keramik. 13.3.7 Untuk sambungan permukaan keramik yang tidak sama tinggi digunakan bon – bon keramik. 3.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 33.4.1 Pastikan bagian yang akan di pasang keramik dalam keadaan kasar agar keramik dapat menempel. 3.4.2 Pasir pasangan terlebih dahulu harus diayak sehingga tidak bercampur dengan kerikil, lumpur dan sampah. 3.4.3 Adukan semen untuk speci keramik digunakan molen dengan campuran 1 Pc : 5 Ps (1 Portland semen : 5 Pasir). 3.4.4 Untuk mal ditarik benang dalam arah horizontal dan diagonal dengan menggunakan selang air. 3.4.5 Setelah rata dan padat dibuat lantai beton cor setebal 7 cm dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 6 kerikil pada seluruh permukaan ruangan. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
3.4.7 Setelah itu baru diadakan pemasangan keramik sesuai dengan ukuran / jenis dan warna keramik. 3.4.8 Terakhir celah – celah sambungan keramik baru diberikan semen putih yang diberi pewarna sesuai dengan warna keramik. 3.4.9 Selesai pemasangan keramik seluruhnya dibersihkan dan dipel PASAL 4 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
4.1 Pekerjaan Pasangan Batu Bata 4.1.1 Ling kup Pekerjaan : Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan dan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar. 4.1.2 Syarat-syarat Standar Umum Pekerjaan ini harus mengikuti persyaratan pekerjaan beton. 4.1.3 Bahan-bahan a. Semen portland type I atau II yakni Semen Andalas Indonesia. b. Agregat halus seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. c. Agregat kasar seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. d. Air seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. e. Batu bata harus digunakan batu bata biasa dari tanah liat buatan pabrik dengan ukuran 6 x 12 x 24 cm dan harus kuat. Tidak mudah patah, dibakar dengan baik, mempunyai ukuran yang tepat, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat dan mempunyai kekuatan tekan minimum 30 kg/cm2. 4.1.4 Pemasangan dan Tata Kerja : a. Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. b. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus dan jarak sama. Sebelum dipasang batu bata harus dibasahi dengan air. Tebal spesie adalah 1 cm - 2 cm. c. Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm sesuai gambar bestek. d. Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah pasangan kedap air denganperbandingan 1 semen : 2 pasir (1 Pc : 2 Ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm di atas lantai dan 20 cm dibawah lantai. e. Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps) berada di atas pasangan kedap air tersebut. f. Benda-benda yang tertanam, pasang semua penulangan, baut-baut, angker dan barangbarang lain yang diperlukan untuk pekerjaan lain ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. g. Perawatan : Sebelum diplester pasangan bata harus dibasahi terlebih dahulu dengan air. Contoh : Pelaksana harus memberikan contoh dari batu bata yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas. 4.2 Pekerjaan Plesteran 4.2.1 Lingkup Pekerjaan : Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan Plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar. 4.2.2 Syarat-syarat : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
a. Semua permukaan pasangan batu bata, kecuali bagian-bagian yang tidak perlu diplester seperti yang tercantum dalam dan gambar. b. Semua kolom, balok, dinding dan langit-langit dari beton. 4.2.3 Bahan-bahan : a. Semen Portland (PC) Tipe II seperti yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 5-2049-1994 dan ASTM C.150-84. b. Agregates : - Pasir seperti yang tercantum dalam Pasal 4 kecuali bahwa pasir harus dicuci dan kecuali apabila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas. - Pasir untuk lapisan terakhir harus bersih dicuci dan jenis silikat putih. c. Air bersih, bebas dari minyak-minyak, asam alkali dan barang-barang organic lainnya (PUBI1982). 4.2.4 Penyerahan dan Penyimpanan : a. Bahan-bahan jadi harus dalam bungkus dan ikatan asli yang masih ada nama dan merk dari pabrik. b. Simpanlah bahan-bahan untuk plesteran, sehingga tidak kena tanah, jauh dari tembok basah dan harus ditutup rapat sehingga tidak kena air. 4.2.5 Tata Kerja : a. Pemeriksaan permukaan yang akan diplester: - Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yangberhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik. - Bila Pelaksana mulai mengerjakan pekerjaan ini tanpa berhubungan/melaporkan adanya alat-alat yang tidak memenuhi syarat kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran, Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan tersebut. Setiap perbaikan yang diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan buruk sebelumnya, harus dikerjakan oleh Pelaksana tanpa adanya biaya tambahan. - Persiapan dinding yang akan di plester. 1. Semua siar dipermukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam 9 - 10 mm. 2. Permukaan dinding beton yang diplesteran harus /diketrik (dibuat kasar) agar bahan plesterannya dapat merekat. 3. Semua pekerjaan yang akan diplesteran harus disikat sampai bersih dan disiram air sebelum bahan plesterannya ditempelkan (permukaan dindingnya harus dipelihara kelembabannya selama seminggu semenjak penempelan plesterannya. b. Mencampur plesteran - Ukurlah bahan-bahan dengan tepat dan campuran menurut proporsi yangsesuai. Cara pengukuran harus disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran. - Campurlah lebih dahulu bahan-bahan kering sebelum diberi air. - Pergunakan alat-alat pencampur mekanis dari type yang disetujui untuk segala macam campuran plesteran. - Campuran plesteran dengan jumlah air yang sesuai sehingga diperoleh campuran yang baik. - Tidak diizinkan untuk memakai kembali adukan yang sudah mengeras. c. Proporsi Plesteran : Plesteran semen portland (pc) - Standar berdasarkan volume ; 1 bagian semen ; 4 bagian pasir - Trassram berdasarkan volume ; 1 bagian semen ; 2 bagian pasir Plesteran trassraam dilakukan pada daerah 30 cm diatas dan 20 cm dibawahpermukaan tanah atau pada daerah yang basah. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
d. Penggunaan : - Permukaan beton ; tebal min. 0,05 cm dan max. 0,8 cm. - Permukaan batu bata ; tebal min. 1,5 cm dan max. 2 cm. - Logam pelindung plesteran : Tempelkan tepat pada pasangan batu bata dengan menggunakan baut-baut pengikat sedemikian rupa sehingga lurus dan tidak miring. Logam pelindung harus rata dengan plesteran sekitarnya. e. Perawatan : Jagalah agar permukaan yang baru diplester tetap basah selama 48 jam. Basahilah secukupnya tiap-tiap plesteran, bila plesteran tersebut mulai mengeras, untuk mencegah kerusakan. Lindungilah plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas dan kering. f. Penambalan : Sesudah pekerjaan selesai dilakukan, penambalan dan pelaburan yang dibutuhkan, tambalkan sebaik-baiknya agar tambalan tidak tampak. Pekerjaan yang sudah selesai harus bersih dan tidak ada kerusakan. g. Perlindungan untuk pekerjaan lain : Tutuplah pekerjaan lain dengan kantung semen atau yang lain. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang masuk dalam lubang-lubang yang disiapkan untuk panel listrik
PASAL 5 PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA 5.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini adalah : a. Kosen Pintu dan Jendela b. Pintu Panel dan Jendela c. Jalusi / Lubang angin 5.2 Bahan-bahan dan Peralatan 5.2.1 Bahan – bahan yang diperlukan adalah : No Bahan Jenis Spesifikasi 1. Kayu Pintu Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5 2. Kayu Jendela Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5 3. Kayu Jalusi Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5 4. Kosen Jendela Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5 6.Kaca Asahi t=5 mm Standar pabrik 5.2.2 Peralatan yang diperlukan : a. Ketam b. Gergaji c. Palu d. Alat bantu lainnya 5.3 Peraturan dan Syarat – Syarat 5.3.1 Peraturan yang digunakan adalah Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI – 5) bila tidak ditentukan lain oleh perencana. 5.3.2 Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan yang sekwalitas. 5.3.3 Bahan kayu yang digunakan untuk pembuatan kozen, pintu dan jendela adalah kayu klas 1 atau sejenis seumantok atau damar laut. 5.3.4 Kozen, pintu dan jendela harus diketam rapi dengan ukuran bersih didapat sesuai dengan gambar. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
5.3.5 Bila kosen, pintu dan jendela rakitan dari Pabrik, Kontraktor diwajibkan member contoh terlebih dahulu. 5.3.6 Pemasangan kosen, pintu jendela harus baik, tegak lurus, siku – siku, di ambil ukuran atas dan bawah sama. Setelah dipasang pintu, jendela dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna. 5.3.7 Pemasangan kosen pada pasangan batu bata harus diperkuat dengan angker /dock 3/8” 8 buah setiap kosen, tergantung pada ukuran kosen tersebut. 5.3.8 Seluruh bentuk / model dari kosen, pintu dan jendela serta ventilasi harus sesuai gambar rencana. 5.3.9 Kaca harus memenuhi specifikasi Sbb : a. Kaca harus mutu baik b. Ketebalan kaca 5 mm c. Warna akan ditentukan kemudian d. Merek dipakai Asahi Mas Setara 5.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 5.4.1 Tentukan dan perhatikan tempat yang akan dipasang kosen sesuai dengan bentuk/model. 5.4.2 Stell kosen atas pasangan batu bata atau balok beton, kemudian diperkuat denganbekesting / sokongan. 5.4.3 Cor kolom atau balok praktis pada pinggir kosen. 5.4.4 Setelah 7 hari sokongan dapat dibuka kembali karena beton sudah menyatu dengan kosen. 5.4.5 Daun pintu dan jendela dipasang setelah semua kosen, siap dipasang pada tempatnya PASAL 6 PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND 6.a. RANGKA KUDA-KUDA 6.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini adalah : a. Pekerjaan Rangka kuda – kuda Baja Ringan Smar Truus b. Lisplank papan 6.2 Bahan – bahan dan Peralatan 10.2.1 Bahan yang diperlukan adalah : a. Rangka Kuda Kuda baja Ringan, Lisplank Kayu. c. Baut, Moor dan Plat besi NO 1.
Bahan Rangka Kuda Kuda Baja Ringan
2.
Baut, plat Besi dan Paku
3.
reng
4.
Papan Kayu Lisplank
Jenis / Type Baja Ringan Zincalume 75/100
Specifikasi Standar Pabrik
Besi Baja Galvanis C-35 Zincalume
Standar Pabrik
Baik
PKKI 1961NI-5
Standar Pabrik
6.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah a. Mesin Potong RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
b. Mesin gerinda c. Mesin Bor d. Palu e. Water Pas f. Meteran g. Alat bantu 6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat 6.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan Kontruksi dan standar pabrik. 6.3.2 Jenis bahan yang disebutkan diatas harus dipakai bahan – bahan yang sekwalitas. Bahan rangka baja ringan yang digunakan untuk rangka kuda dan gording adalah Jenis baja ringan standar pabrik yang telah mempunyai Lesensi SII dan telahBmempunyai sertifikat produksi. 6.3.3 Semua sambungan harus menggunakan baut. 6.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 6.4.1 Sebelum memulai pekerjaan ini harus diperhatikan tempat peletakkan, lebar bentangan, derajat kemiringan dan lain - lain yang diperlukan agar sesuai dengan kuda – kuda yang direncanakan. 6.4.2 Sesuai dengan gambar rencana pilih ukuran yang yang pasti kemudian dipotong – potong sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. 6.4.3 Untuk memudahkan dalam pelaksanaan, sambungan dan merakit kuda – kuda dilaksanakan dibawah atau pada permukaan tanah. 6.4.4 Apabila perakitan dibawah sudah sempurna dinaikan ke atas pada tumpuan yang telah ditentukan. 6.5.5 Setelah semua rangka kuda – kuda naik keatas barulah diperkuat pada perletakan. Selanjutnya dipasang ikatan angin antara satu rangka kuda – kuda dengan kuda – kuda lainnya, Jarak antara kuda kuda Max 1,2 Meter. 6.5.6 Lesplank kayu dibuat sejajar dengan permukaan lantai atau diselang dengan air/ Water phas.
6.b.PEKERJAAN PENUTUP ATAP 6.1 Lingkup pekerjaan Lingkup Pekerjaan ini adalah : a. Pemasangan Atap Seng genteng metal b. Pemasangan Rabung seng metal dan Talang Patahan 6.2 Bahan dan Peralatan 6.2.1 Bahan – bahan yang digunakan adalah : NO Bahan Jenis / Type 1. Seng Genteng Metal 0.35 Disesuaikan 2. Rabung Seng Genteng Disesuaikan Metal Metal 0.35
Specifikasi Standar Pabrik Standar Pabrik
6.2.2 Peralatan yang digunakan adalah: a. Gunting Seng / Mesin Potong b. Bor Mesin c. Palu RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat 6.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah brosur atau standar dari pabrik. 6.3.2 Apabila jenis, merk dan type belum yang disebutkan diatas tidak ada maka dapat dipakai bahan yang sekwalitas. Bahan utama pekerjaan ini adalah jenis atap genteng metal dengan ketentuan: a. Ringan, namun kuat tidak membebani konstruksi b. Anti karat, terbuat dari bahan pilihan dan lapisan pelindung mencegah karat. b. Anti bocor, bahan dan konstruksi pemasangannya menutup kemungkinan adanya kebocoran, bahkan rembesan air sedikitpun. c. Teknologi pengecatan yang tinggi pada dua bahagian sehingga warna tidak pudar dan tetap awet. 6.3.3 Kontraktor diwajibkan memberikan contoh – contoh untuk mendapatkan persetujuan pengawas dan perencana. Penggunaan alat bantu dan teknis pelaksanaan pemasangan agar sesuai dengan petunjuk dari pabrik atau agen. 6.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 6.4.1 Setelah pemasangan kuda-kuda selesai baru dimulai pemasangan atap seng metal. 6.4.2 Pemasangan atap dilaksanakan mulai dari atas ke bawah. Bila seng lebih pada bagian atas dipotong dengan menggunakan gunting seng. 6.4.3 Pemasangan atap dan pemakuan harus mengikuti standard atau pedoman yang sudah dikeluarkan oleh pabrik. 6.4.4 Selesai pemasangan atap dilaksanakan pemasangan rabung seng dan talang patahan. . 6.c.PEKERJAAN PLAFOND 6.1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada semua ruangan dan emperan keliling bangunan. 6.2.
Persyaratan Bahan
6.2.1.Rangka langit-langit induk dipakai furing 0,35. 6.2.2.Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan selasar digunakan Triplek dengan ketebalan 4 mm. 6.3
Pedoman Pelaksanaan
6.3.1Rangka langit-langit dipasang dengan jarak 90 cm utuk top cross dan 40 cm untuk dbottom cross. 12.3.2 Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini. 12.3.3.Langit-langit dari bahan triplex tebal 4 mm/asbes dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya menggunakan sekrup. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada triplex yang cacat, pecah harus diganti dengan triplex baru. 12.3.4. Pada tepi bidang dipasang list profil sesuai dengan bill of quantity
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
PASAL 7 PEKERJAAN PENGECATAN 7.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pengecatan adalah sbb : a. Pengecatan dinding b. Pengecatan kozen, Pintu dan Jendela 7.2 Bahan – bahan dan Peralatan : 7.2.1 Bahan yang diperlukan adalah : No Bahan Jenis 1. Cat Air / Cat Tembok Cat Tembok Exterior dan Interior 2. Cat Minyak KW II 3. Dempul Tembok Kwalitas II 4. Dempul Kayu Kwalitas II 5. Kertas Gosok 7.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : b. Kuas Roling c. Skrap d. Skrap Dempul
Spesifikasi Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik
7.3 Peraturan dan Syarat – Syarat 7.3.1 Peraturan Pengecatan dan bahan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik. 7.3.2 Apabila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan / merk yang berk walitas. 7.3.3 Cat minyak digunakan kwalitas baik mudah lengket dan mengering. 7.3.4 Dempul kayu dan beton digunakan kwalitas Baik mudah lengket bila ditempelkan. 7.3.5 Semua cat diatas harus kwalitas baik dan tidak mudah pudar sekurang – kurangnya 2 tahun lamanya baik pengecatan bahagian luar maupun bahagiandalam. 7.3.7 Pengecatan sebaiknya dilakukan sampai 3 kali ulang atau sampai seluruh pengecatan mendapat hasil yang baik tidak kelihatan lagi bercak – bercak semua Permukaan kayu. 7.3.8 Dinding yang masih ada cat lama harus dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas pasir (Amplas) sampai bersih dan nampak permukaan dinding kembali. 7.3.9 Urutan Pengecatan adalah sbb : a. Dinding, Plafond : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna tambah 2 kali b. Kayu : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna 3 kali c. Tryplek : Dempul, sanding kemudian pewarna baru disemprot dengan clear. 7.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 7.4.1 Sediakan bahan cat kemudian konsultasikan dengan pengawas. 7.4.2 Seluruh permukaan dinding digosok seluruhnya sampai bersih dengan kertas Amplas. 7.4.3 Kemudian didempul atau diplamin Pada tempat yang diperlukan selanjutnya digosok dengan Amplas sampai rata. 7.4.4 Selanjutnya di cat dengan menggunakan kuas atau kompressor di ulang – ulang sampai rata. 7.4.5 Bahan Cat sebelum digunakan harus dicairkan dengan menggunakan air bersih atau tihner tergantung jenis cat. 7.4.6 Untuk pengecatan yang tingginya melebihi 1,5 m harus dibuat bangku atau perancah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
PASAL 8 PEKERJAAN PENGGANTUNG & KUNCI 8.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan Penggantung & Kunci adalah : a. Pemasangan kunci b. Engsel c. Greder d. Hak Angin e. Tarikan Jendela f. Alat – alat Penggantung lainnya 8.2 Bahan – bahan dan Peralatan 8.2.1 Bahan yang diperlukan adalah : No Bahan Jenis 1. Kunci Pintu Yale / 2 x Putar (Setara) 2. Engsel Nylon Ring (Setara) 3. Hak Angin 4. Tarikan Jendela 5. Mor / baut 6. Grendel
Spesifikasi Standar pabrik Standar pabrik Standar pabrik Standar pabrik Standar pabrik Standar pabrik
8.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : a. Paku b. Obeng c. Pahat d. Gergaji e. Alat – alat bantu Lainnya 8.3 Peraturan dan Syarat – syarat 8.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah brosur atau standarisasi pabrik. 8.3.2 Bila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan / merk sekwalitas. Sebelum dipasang alat penggantung dan kunci tersebut haru diperlihatkan contoh oleh kontraktor kepada pengawas. 8.3.3 Jenis, type dan kwalitas dari alat penggantung & kunci harus sesuai dan serupa dengan yang sudah ada pada bangunan tersebut. 8.3.4 Untuk setiap pintu harus dipasang 3 buah engsel dengan ukuran 4″x 3″ dan untuk setiap jendela harus dipasang 2 buah engsel dengan ukuran 3″ x 2,5″. 8.3.5 Pada setiap daun jendela harus dipasang 2 buah Hak Angin, 2 grendel dan 1 buah tarikan. 8.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 8.4.1 Pintu dan jendela harus terlebih dahulu di stell dengan sempurna, apabila kebesaran harus dikecilkan dengan menggunakan ketam. 8.4.2 Selanjutnya dipasang engsel pada tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan mor putar. 8.4.3 Hubungan antara kozen dan jendela tidak boleh ada renggang, maksimal renggang yang diizinkan 2 – 5 mm.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
PASAL 9 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 9.1 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah a. Pemasangan jaringan listrik b. Pemasangan Lampu c. Pemasangan Bok Skring & Panel d. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll. 9.2 Bahan – bahan dan Peralatan 9.2.1 Bahan yang digunakan adalah : No Bahan Jenis 1. Kabel NYA, NYM 2. Lampu TL dan HE 3. Saklar Broco/Setara 4. Stop Kontak Broco/Setara 5. Fitting Broco/Setara 6. Pipa 7. Box Skering 8. Panel
Spesifikasi Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik Standar Pabrik
9.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah : a. Pahat b. Paku c. Tester Listrik d. Obeng e. Tang 9.3 Peraturan dan Syarat –syarat 9.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Listrik Indonesia. 9.3.2 Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan telah mempunyai sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi tersebut. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan yang sekwalitas. 9.3.3 Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai dengan yang telah ada). Dari panel listrik utama, didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang memerlukannya. Semua peralatan seperti panel – panel, stop kontak, sesuai dengan peraturan yang ada. 9.3.4 Komponen – komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI-6. 9.3.5 Sistem Pengabelan Yang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel lengkap dengan pipa – pipa, clips, juntion boxes, cable racks, cable traya yang lain yang dipergunakan penyelesaian instalasi kabel. Cabel – cabel primer, sekunder, maupun yang ke lampu dan stop kontak harus dipilih dari materai yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar, produk dari pabrik – pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN. Kabel – kabel yang dipasang menurut cara yang tertera dibawah ini. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
- NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik diluar maupun di dalam dan pada pemasangan di bawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan mekanis. - NYM : pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung , sedangkan pemasangan diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang kabel (klem - sadel). 9.3.6 Lampu-lampu Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik. Bagi lampu TL harus memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu: a. Body atau box dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, di cat putih didepan, abu-abu dibelakang. b. Balast merek sinar atau sejenisnya. c. Starter merek philips atau sejenisnya d. Fitting e. Tabung merek Toshiba atau Philips, warna daylight f. Capasitor merek philips atau sejenisnya, bagi TL 40 Watt/220 Volt besarnya 2,5 micro F + 10 % + lampu pijar 40 watt dan Lampu Pijar 10 watt. g. Pengabelan di dalam harus disolder atau dengan terminal. h. Kap merek Sun. 9.3.7 Stop Kontak. Gambar-gambar hanya menunjukkan letak kira-kira dari pada stop kontak dan harus disesuaikan dengan gambar Arsitek. Untuk saklar lampu dan stop kontak dipakai merk Broco. Jika tidak ditentukan lain dipasang 140 cm diatas lantai. Stop kontak harus sejenis terbenam (inbouw) dengan 3 terminal (satu untuk pertahanan) dan tertutup warna putih. 9.3.8 P a n e l L i s t r i k a. Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling sedikit 1,5 mm. Pelaksanaan pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, di cat abu-abu muda dan pengeringan dengan oven, didasari dengan cat dasar. b. Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/standar yang diakui internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen didalam body sedemikian rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila mana diadakan perawatan. c. Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm dan dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan kabel kebeban harus dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi tanda (huruf atau angka-angka) hingga mudah waktu penyambungan kabel kebeban. 9.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan 9.4.1 Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu bata, kemudian di hirup dengan plastrium. 9.4.2 Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gamba rencana atau petunjuk pengawas. 9.4.3 Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur – lagur plafond. 9.4.4 Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan pengecatan dilaksanakan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
PASAL 10 PEKERJAAN LAIN-LAIN 10.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus segera ditanyakan langsung pada pengawas. 10.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akanmemperoleh pekerjaan yang sempurna. 10.3 Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat gambarAs build drawing serta diajukan addendum (perubahan). PASAL 11 PENUTUP 11.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belu dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4 (empat) arah muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta semua Berita acara yang diperlukan. 11.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dibuat gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.
Juli 2010 Disusun oleh CV.INOCHI CONSULTANT
Disetujui oleh PPTK DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA BANDA ACEH
Ricky Andre,ST Direktur
Syaridin, SPd. MPd NIP : 132 131 181
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH