BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS I.
SPESIFIKASI UMUM
A.
LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Lampu Highmast Hinterland (1 Titik) (1 Paket) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Penyedia jasa mempunyai pengalaman dalam bidang Elektrikal Sub Bidang Jasa Pelaksana Instalasi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah, termasuk Perawatannya; 2. Penyedia jasa harus melampirkan dukungan yang resmi dari pabrikan dan mempunyai ISO 9001:2008 yang berlaku untuk komponen utama, yaitu : Tiang Highmast, Kabel , Armature Lampu termasuk komponen di dalamnya, dan komponen dalam Panel, serta harus disertai dengan brosur asli dan Certificate Of Origin (COO). 3.
Penyedia jasa harus melampirkan sertifikat dari pabrikan pembuat ( Surat dukungan ) untuk komponen : Tiang, Kabel, Armature Lampu, dan Komponen Kelistrikan seperti MCB, Time switch dll , didalam Dokumen Penawaran.
4.
Armature yang ditawarkan (khusus untuk Armature) harus mempunyai kandungan lokal. Bila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai ISO 9001:2008 yang masih berlaku dan dirakit mengacu kepada standar teknis mengikuti IEC, demikian halnya untuk armature lengkap built up. Melampirkan surat pernyataan kesanggupan memberikan pelatihan trouble shooting dan pemeliharaan. Melampirkan type test laboratorium independen atau lembaga yang telah mendapat akriditasi dari Pemerintah terhadap armature yang dipergunakan saat pemasukan penawaran, dimana type test tersebut dikeluarkan Lembaga yang terakreditasi untuk Elektrikal, Temperature, Contruction dan IP berdasarkan IEC (IEC 60598-1) General Requirement and test dan IEC 60598-2-3 (Requirement road and street lighting)
5.
6. 7.
8.
9.
Penyedia jasa wajib melampirkan jadwal atau waktu pelaksanaan pekerjaan minimal dalam wujud “Kurve S” dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan paling lama dalam waktu 45 (Empat Puluh Lima) Hari Kalender. Melampirkan Metode pelaksanaan yang berisi uraian dan analisis yang saling mengkait dari beberapa unsur, antara lain : cara pelaksanaan pekerjaan, tahapan pelaksanaan pekerjaan, spesifikasi teknis dan brosur asli dari produk yang ditawarkan , kebutuhan tenaga, peralatan dan bahan pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan, dan mampu mengkaitkan dengan keindahan kota.
10. Melampirkan Spesifikasi Teknis, Brosur Asli, dan Dukungan Pabrikan, meliputi : Macam/jenis, kapasitas, syarat material / bahan, gambar-gambar kerja, Kriteria produk yang diinginkan. 11. Melampirkan daftar kuantitas dan harga / Rencana Anggaran Biaya (RAB), meliputi : jenis dan Uraian Singkat Pekerjaan, volume pekerjaan, harga satuan barang / jasa (sudah termasuk jasa penyedia barang / jasa), harga total pekerjaan dan PPN, sebagaimana contoh terlampir. 12. Lampiran-lampiran surat sebagaimana tersebut ayat 2 (dua) sampai dengan ayat 11 (sebelas) pasal ini wajib disampaikan/diserahkan kepada panitia pada saat pemasukan penawaran. 13. Bilamana diperlukan, Panitia/Pimpinan Kegiatan mempunyai hak untuk mengecek kebenaran dokumen penawaran meminta contoh barang yang diajukan penyedia barang/jasa atas beban biaya penyedia barang jasa yang bersangkutan.
Bilamana diperlukan, Panitia/Pimpinan Kegiatan mempunyai hak untuk mengecek kebenaran dokumen penawaran meminta contoh barang yang diajukan penyedia barang/jasa atas beban biaya penyedia barang jasa yang bersangkutan. 14. Jaringan instalasi listrik PJU harus dilengkapi dengan jaminan instalasi listrik dari instansi yang berwenang. B.
URAIAN KEGIATAN
C.
TITIK DUGA DAN UKURAN- Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mempelajari UKURAN substansi pekerjaan yang harus dilakukan termasuk detail-detail ukuran dalam gambar lelang yang sudah disepakati bersama menjadi gambar kontrak serta membuat ajuan gambar pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi gambar rencana dengan kondisi di lapangan saat akan mulai pekerjaan.
Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey, penelitian dan pemahaman mengenai : 1. Dasar pelaksanaan pekerjaan. Pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan pekerjaan yang tercantum dalam : a. Rencana kerja dan syarat serta gambar-gambar pelaksanaan untuk pekerjaan ini. b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing. Survei kondisi lapangan serta penelitian bahan-bahan bangunan yang akan digunakan yang tersedia di pasaran dengan merujuk pada rekomendasi produsen untuk barangbarang pabrikan. 2. Gambar-gambar secara menyeluruh. Pemahaman gambar situasi, denah, arsitektur bentuk bangunan dan gambar-gambar detail konstruksi, serta melakukan analisis kebutuhan bahan dan menyusun rencana kerja 3. Pekerjaan yang harus diselesaikan. Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini mencakup : Pembangunan Lampu Highmast Hinterland (1 Titik) (1 Paket)
1. 2.
3.
D.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lokasi proyek. Terletak di Kota Batam. Titik Duga. Digunakan Bench Mark lokal dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk pada koordinat lokal yang terdapat di kawasan proyek. Ukuran dalam gambar. Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar dengan catatan : a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan dikonsultasikan dengan Direksi. b. Jika terdapat ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS, harus segera dikonsultasikan dengan Direksi c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan sesudah pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya. e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang menyangkut kegiatan administrasi, teknis di kantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan fisik di lapangan. 1.
2.
3.
4.
Penyerahan Lokasi Pekerjaan. Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan Pembersihan Lapangan Kontraktor atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari sisa-sisa bangunan lama yang akan mengganggu pelaksanaan pembangunan. Jalan Proyek Jalan proyek merupakan jalan yang dugunakan untuk pengangkutan material proyek. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat peker¬jaan yang disebabkan oleh pelaksana pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor wajib memelihara kondisi jalan selama masa pelaksanaan pekerjaan serta memperbaiki sampai baik kembali pada saat akhir masa pelaksanaan pekerjaan Air Proyek Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam SK. SNI. S-041989-F.
5.
6.
7.
8.
Bouwplank Piket-piket bouwplank guna menentukan as, titik duga dan lain-lain sebagainya dilaksa-nakan dengan cara melakukan pengecatan pada bangunan yang telah ada sebelumnya. Beberapa ketentuan lain berkaitan dengan pemasangan bouwplank : 1. Cat yang dipergunakan minimal berupa cat meni. 2. Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenaran jangan sampai berubah letaknya 3. Pengecatan bouwplank harus keliling bangunan. Papan nama Proyek. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1 (satu) minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga keberadaannya selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10 kayu kualitas baik, atau dibuat sesuai petunjuk Direksi. Bentuk dan cara penulisan papan nama proyek mengikuti normalisasi Pemerintah Daerah Setempat. Atas biaya kontraktor sendiri, bila diharuskan oleh pihak Proyek, Kontraktor boleh memasang papan nama proyek sesuai normalisasi dari Pemerintah Daerah Setempat pada awal masa pelaksanaan pekerjaan. Papan Reklame. Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan halaman, atau pada pagar halaman, kecuali dengan ijin pemberi tugas Penjagaan Dan Penerangan. a. Kontraktor harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain. b. c.
d.
e.
9.
Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian, Kontraktor harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase di tempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbul¬kan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepe¬nuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Keselamatan Kerja. a. Bilamana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan dan memberitahukan kepada Direksi untuk disampaikan ke Pemimpin Proyek.
b.
Kontraktor harus memenuhi/mentaati peraturanperaturan tentang perawatan korban dan keluarganya.
c.
Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi. Kontraktor diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.
d.
E.
BAHAN BANGUNAN
Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan kontraktor harus mengajukan semacam lembar request atau lembar persetujuan yang disertai juga dengan beberapa contoh material bahan bangunan yang akan digunakan baik dalam bentuk contoh barang maupun brosur dan surat rekomendasi pabrikan. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah request memperoleh persetujuan dari Direksi. 1.
Bahan Bangunan. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahanbahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBB, PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI.
2.
Barang Pabrikan. Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung surat rekomendasi dari pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang serta kemam-puan penyediaannya dan Certificate Of Origin (COO). Contoh barang tersebut diajukan pada Direksi dalam beberapa alternatif pilihan dan Di-reksi berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang kondisi dan spesifikasi barang tersebut.
3.
Basecamp. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan atau pabrikasi di tempat lain (Basecamp), maka Kontraktor wajib memberitahu kepada Direksi Lapangan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum dikirimkan ke lapangan, Direksi bisa dan berhak untuk merekomendasi apakah layak untuk di kirim/pasang.
4.
Air untuk bangunan. a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral, zat organic, tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain. b. Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidak mencukupi maka Kontraktor harus mengadakan air dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
5.
6.
7.
Semen Portland. a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71 secara visual berwarna abuabu kehijauan. b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan. c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan. d. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Kontraktor diwajibkan untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule). e. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan air/air hujan dan terpengaruh cuaca. f. Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama. Kerikil a. Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu. b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori. c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras. Pasir a. Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71. b.
c.
8.
Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas baik) Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan penggunaannya (jangan sampai tercampur).
Besi a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. b. Baja tulangan untuk diameter 12 mm dan 16 mm digunakan baja polos dengan mutu baja tulangan U-24 atau memiliki tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuanketentuan SKSNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22. c.
Baja tulangan untuk diameter > 10 mm digunakan baja ulir dengan mutu baja tulangan U-32 atau memiliki tegangan leleh minimal 3.200 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SK SNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22
d.
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama.
e.
Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang tercantum pada SK SNI T-15-1991-03.
f.
Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari mortar semen campuran 1 : 2 sesuai petunjuk Direksi. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat mutu sama dengan baja tulangan kecuali jika Direksi menginstruksikan menggunakan las.
g.
i.
9.
F.
PEKERJAAN BETON
Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak. Lain-lain a. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini, sebelumnya harus diperiksa oleh Direksi, dan baru dapat digunakan setelah disetujui. b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syaratsyarat bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi setelah 2x24 jam dengan segala resiko oleh Kontraktor. c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor. d. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi.
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil. 1. Lingkup Pekerjaan. a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan meja kerja. b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan dilakukan sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain sebagainya. c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di laboratorium yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test ditanggung oleh Kontraktor. 2. Persyaratan Umum a. Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan atau SK SNI T–15–1991-03, PMI (Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-lain. b. Peraturan beton Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syaratsyarat yang ada pada SK SNI T-15-1991-03. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.1 sampai 3.9. Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-151991-03 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal. Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-151991-03 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8. Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
3.
Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03. Perhitungan muatan pada bangunan (PMI). c. Penggunaan bahan bangunan. Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat mutu beton K- 250 Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir. Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton. Langkah Pelaksanaan. Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan adukan, pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji laboratorium. a.
b.
c.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Adukan Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan mutu beton K – 250. Tulangan Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu. Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71.
d.
e.
f.
Persiapan Pengecoran Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton. Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran. Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar. Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat. Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm. Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg. Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan). Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan. Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan sepersetujuan Direksi. Pengecoran Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi. Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini. Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi. Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum pengecoran selanjutnya. Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya. Pembongkaran Begesting Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar begestingnya setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras sehingga tidak ada kemungkinan cacat, atau setelah mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh di-bongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh di-bongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
g.
G. SPESIFIKASI PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL H. PEKERJAAN JARINGAN PJU 1.
I. PEKERJAAN PEMASANGAN 1. PANEL
Dalam keadaan apapun begesting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 21 (dua puluh satu) hari, dan pada beton yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah perawatan berakhir. Perawatan beton. Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan. Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
Jaringan Kabel bawah tanah dengan kabel tanam a. Proses pemasangan jaringan PJU dengan menggunakan kabel tanah mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Yang dimaksud dengan galian kabel bawah tanah adalah galian kabel untuk tanah, aspal, beton, paving, atau campuran. Kedalaman galian kabel adalah minimal 120 cm Untuk crossing galian harus diberi pipa galvanis dengan serapih-rapihnya dalam perbaikannya. Jika untuk jalan protocol, disarankan menggunakan boring untuk galian. Pekerjaan galian kabel termasuk perapihan kembali. Kabel diberikan pelindung yang terdiri dari lapisan pasir, batu bata , kemudian baru ditimbun dengan tanah urukan. b. Pemasangan kabel tanah PJU di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanik dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat di mana kabel tanah PJU tersebut dipasang. Pemasangan PHB induk PJU dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: a. Penempatan: Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan: Jarak antara panel PHB induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin. Mudah dilihat Mudah dijangkau oleh petugas untuk tujuan pengaman dan perawatan. b. Pondasi Panel Induk/PHB induk Tinggi pondasi terhitung dari permukaan standard tanah adalah 60 cm, kecuali pada lokasi rawan banjir, maka tinggi pondasi dibuat level maksimum air pada kondisi banjir (peil banjir). c. Pada sisi bagian dalam pintu panel PHB dilengkapi dengan wiring diagram yang menunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud. d. Ukuran panel total harus cukup longgar sehingga sirkulasi udara dapat lancar dan tidak terjadi saling bersinggungan, ataupun korslueting dengan ketebalan plat besi yang digunakan minimum 1,5 mm. e. Pintu panel modifikasi untuk membaca KWH-meter. f. Pintu panel harus dilengkapi dengan kunci pengaman. g. Seluruh terminal untuk penyambungan keluar/dari luar harus bagian sisi bawah.
J. PEKERJAAN PEMASANGAN 1. TIANG PJU 2.
3.
K.
Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
i.
Kabel masuk dilengkapi dengan "cable shoe" (kabel schoen/cable plug) yang besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel.
Pemasangan tiang PJU yang menggunakan pondasi harus dilakukan sebaik mungkin dengan posisi tegak lurus antara satu tiang dengan tiang yang lainnya. Pondasi tiang PJU dengan base-plate harus dibuat sedemikian rupa dengan membuat lubang kabel dari pipa PVC 2 inch, serta anchor bolt dengan 8 nut. Konstruksi pondasi adukan 1 : 2 : 3, ukuran dan bentuk lihat gambar teknis. Saat tiang dipasang harus bisa memberikan ruang yang cukup untuk memudahkan pemasangan kabel, selanjutnya dilakukan penyetelan tiang sehingga tegak lurus dimana 12 nute dibawah base-plate tiang dan 12 nute diatas base-plate sebagai pengunci , setelah kabel terpasang dan tiang terpasang , maka pondasi tiang dirapikan dengan semen yang diaci.
Pekerjaan pemasangan armature lampu dipasang dengan PEKERJAAN PEMASANGAN memperhatikan hal-hal sebagai berikut: ARMATURE DAN LAMPU 1. Armature harus terpasang dengan baik/kokoh pada ujung stang ornament tiang sehingga tidak lepas atau menjadi miring akibat dari getaran-getaran angin dan gesekan ranting pohon yang berdekatan. 2. Sebelum armature dipasang, harus dilaksanakan: Pelepasan lapisan pelindung lampu Pengetesan penyalaan lampu Pemeriksaan instalasi di dalam armature Terminal dalam armature lampu harus terhubung pada pembumian/ grounding
L. PEKERJAAN PEMANGKASAN POHON
M.
h.
1.
Untuk memaksimalkan cahaya sampai ke badan jalan, maka cahaya lampu PJU yang terhalang oleh pohon atau tiang yang dipasang di antara pepohonan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan pemangkasan pohon dengan mengadakan koordinasi dengan instansi terkait
1. PEKERJAAN PEMERIKSAAN INSTALASI DAN PENYAMBUNGAN DAYA
Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk keperluan PJU terpasang mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Penyambungan daya (montage) di gardu-gardu distribusi PLN yang bersangkutan. b. Pimpinan Kegiatan dan Penyedia Jasa mempersiapkan dokumen permohonan dan melaksanakan pengurusan penyambungan daya. c. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan Kepala PT. PLN Setempat untuk mendapatkan proses sesuai kebutuhan. d. Penyambungan (montage) di gardu dilaksanakan oleh Staf PT. PLN dan dibantu oleh Penyedia Jasa yang bersangkutan yaitu dengan pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas (Kwh-meter) disediakan oleh Pihak PLN setelah Penyedia Jasa membayar kewajiban penyambungan daya.
N. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
AKHIR 1.
2.
Pemeriksaan akhir dilakukan setelah semua kegiatan pekerjaan diselesaikan oleh Penyedia Jasa, pengecekan pekerjaan dilaksanakan bersama-sama dengan Pimpinan Kegiatan dan Penyedia Jasa. Pekerjaan dinyatakan selesai jika secara Konstruksi maupun Kelistrikan telah ber-fungsi dengan baik
O. MATERIAL YANG DIGUNAKAN
A SPESIFIKASI MATERIAL / BAHAN 1. Bahan baku dalam pekerjaan kontruksi minimal berstandart SNI. 2. Spesifikasi Material utama 1. Tiang Highmast - Tinggi 18 meter - Automatic Lowering + struktur L plat - Braket Lampu untuk 6 buah lampu sorot - Pabrikasi - Bahan Anti Karat (galvanis) 2. Lampu Sorot - Lampu Prismatic Tipe B 315 Watt ARMATURE LAMPU HIGHMAST Armatur terbuat dari material yang tahan karat, kuat, ringan dan tahan getaran - Terbuat dari Aluminum yang press Adanya surat dukungan dan surat keterangan keaslian barang (Certificate Of Original) yangmenerangkan tentang keaslian armatur berikut dengan lampu dan komponen listrik lainnya. Berikut dengan surat garansinya yang dikeluarkan oleh pabrikan yang memproduksi merk/brand tersebut. Armature digunakan adalah type Ceramic Metal Halide Outdoor. Standard pembuatan Armature adalah : - Klasifikasi minimum IP 65 (Ingress Protection) untuk kompartemen lampu - Klasifikasi CIE 12 (Distribusi Cahaya) - Klasifikasi EN1.4301 (Rumah lampu/armature) Nilai minimal pembandingnya risiko keluaran cahaya (light output ratio-LOR) = 70%. HOUSING (RUMAH LAMPU) Terbuat dari bahan aluminium yang diproses dengan cetakan tekanan tinggi yang tahan korosi ( press cast Aluminum ). Teerdiri dari optikal lampu dan komponen elektrikan Gear Compartment sistem powerdoor yang pada permukaan luarnya dicat dengan cara pelapisan secara electrostatic (powder coating). Memiliki disain khusus sehingga tidak terjadi kondensasi/pengembunan serta masuk debudan serangga yang dapat mengganggu operasi lampu atau mengurangi fungsinya(standart konstruksi IP 65 untuk optik/lampu dan 43 untuk komponen/GearCompartment). Armatur memiliki stiker yang menunjukkan watt dan jenis lampu yang ditempelkan padabagian bawah armatur. REFLEKTOR Disain sistem optikal lampu harus sudah memuat sebuah reflector terpisah atau unitreflector bukan merupakan bagian dari bahan armatur / rumah lampu. Reflector terbuatdari bahan aluminium murni yang dilapisi dan tahan terhadap karat oleh pengaruh cuacalaut selama lebih dari 5 tahun. Terbuat dari electrolitic Galvanized Steel, Iron Phosphate, Epoxy Painted dan dilapisi aluminum. Gasket/seal yang digunakan tahan cuaca tropis dan tetap pada posisi duduknya dan tidak mengendur selama digunakan dan setelah perawatan. Bahan gasket/seal terbuat dari EPDM gasket yang tahan terhadap kelembaban dan tidak kalah terhadap panas, sinar matahari atau tekanan.
Harus bisa digunakan untuk lampu berbentuk tubular maupun ellips (lonjong) karenaaplikasi lampu dan stok lampu yang ada. Bagian Optik terdiri dari : - Lampu - Lampu holder - Reflector - Gasket/seal/screw GASKET Gasket yang dipakai harus ditahan terhadap iklim tropis dan tetap berada pada posisinyapada saat pengerjaan dan perawatan. Material yang dipakai dari bahan karet silicon.Homogenitas temparatur terkontrol dengan baik sehingga terpenuhi standard minimum IP 65. COVER (PENUTUP) Penutup optikal lampu terbuat dari bahan hard dan ada juga glass sehingga tahan terhadappanas dan sinar ultraviolet yang disebabkan oleh pengaruuh lampu dan matahari sehinggatidak berubah bentuk maupun warnanya menjadi kekuning-kuningan. Penutup optikal lampu memiliki model tipe prismatic sehingga mempunyai distribusicahaya yang lebih baik (semi cut off distribution) PLAT DUDUKAN KOMPOSISI (GEAR TRAY) Plat dudukan komponen dari bahan besi yang digalvanis/tahan karat. Plat dudukan besertaelektrikal dapat dilepas untuk keperluan perawatan. PENUTUP KACA (GLASS COVER) Terbuat dari bahan safety glass bening, dicetak halus dan kokoh. Tingkat transparansi bening (tahan terhadap ultra violet). Safety glass dapat terpecah dan akan hancur dalam butiran kecil (Tempered Glass) sehingga tidak berbahaya. Glass cover harus dilindungi oleh gasket dengan syarat teknis diatas. Cover mampu melindungi luminair sesuai dengan persyaratan IP dan memudahkan penggantian cover. PENGKAWATAN DALAM DAN PENYAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN Pengkawatan dalam sebagai penghubung rangkaian antar komponen harus menggunakan kabel dengan diameter memadai, terbuat dari tembaga. Warna kabel pengenal L, N dan G harus jelas dan dibedakan serta tahan panas. Sambungan antar kabel harus menggunakan terminal block tahan panas dilengkapi sepatu kabel. Terminal kabel masuk utama (main input) menuju ke pengkawatan dalam dan menuju ke lampu harus menggunakan model plug and loose sehingga penyambungan dan pemutusan saat pemeliharaan tanpa menggunakan alat (tooless).
-
-
-
-
KOMPONEN ELECTRICAL / GEAR COMPARTMENT Penutup ruang komponen listrik (gear compartment) harus dapat tertutup rapat dan terkunci dengan baik. Bila dibuka tidak ada bagian – bagian yang lepas /rusak (menggunakan sistem power door) Ballast, diletakkan dalam satu modul/plat yang mudah dilepas serta dipasang sehingga memudahkan perawatannya Plat dudukan terbuat dari bahan logam tahan karat atau dilapisi dengan bahan tahan karat. Plat dudukan komponen bukan bagian housing/armatur lampu. Tersedia sarana untuk pengaturan posisi kemiringan (aiming) pada armatur dengan permukaan jalan sehingga dapat menyesuaikan distribusi cahaya dengan as tengah dari jalan raya disesuaikan dengan lebar jalan (ditunjang dengan software/perhitungan simulasinya)
Tersedia sarana untuk pengaturan posisi kemiringan (aiming) pada armatur dengan permukaan jalan sehingga dapat menyesuaikan distribusi cahaya dengan as tengah dari jalan raya disesuaikan dengan lebar jalan (ditunjang dengan software/perhitungan simulasinya)
-
LAMPU - UMUM Jenis-jenis lampu yang akan digunakan pada armature (menyesuaikan dengan desain eksisting) yang dimaksud dalam jenis-jenis Lampu seperti CDM - TWM Elite 210 watt , 315 watt. Lampu dirakit dalam armature selanjutnya dipasang pada ruang terbuka sehingga armature dan isinya harus tahan terhadap cuaca setempat (seperti : Embun/Kelembaban, Debu & Serangga). Sistem tegangan listrik adalah 220 - 240 Volt - 50/60 Hz. Faktor daya listrik rangkaian armatur lampu pada waktu penyalaan kondisi normal minimal 0.85 (Cos à = 0.85) sedangkan frekwensi harmonik ketiga yang ditimbulkan tidak boleh melebihi 21%. Berikut ini akan dijelaskan spesifikasi jenis lampu CDM - TWM Elite : Jenis lampu CDM - TWM Elite bekerja secara nornal membutuhkan waktu selama 3 menit . Cahaya yang dihasilkan adalah Putih bersih, dengan temperatur warna 4200° Kelvin (setara). Efficiency lampu-lampu berkisar dari 108 - 120 lumen/watt Umur lampu rata-rata (Average Rated Lifetime) minimal adalah 30.000 jam. KONSTRUKSI Lampu CDM - TWM Elite berbentuk bulb Dinding lampu “clear” dan tidak boleh mengelupas karena pengaruh panas lampu. Sistim komponen listrik Ballast dipasang terpisah dari armatur. Spesifikasi Teknis : Posisi penyalaan (burning position) dalam segala posisi (universal). Koordinat kromaticity antara x ; 500 – 550 nM, y : 410 – 420 nM Temperatur Base maksimum 250°C Temperatur Bulb maksimum 450°C Efficiency antara 108 - 120 lumen/watt Average Rate Life Time 30.000 jam Main (input) Voltage 220V-240V Lumen output minimal 34.020 untuk 315 watt Mempunyai Color Rendering (Ra) 90+ Jenis fitting scoket bulb yang dipakai PGZ 18 Berat total : 7.7kg Toleransi Panas : -30 °c sampai dengan 50° c Efisiensi Daya : 0.95 Jenis Keamanan : IP65 Daya Lumen (Pencahayaan) : 108-120 Lumen/Watt Ballast : Balas Listrik
-
SERTIFIKASI CE S (INTERTEK ) D ISO 9001 : 2008 Complied with EN 12464-1 SNI/IEC/Setara
*
*
* *
-
-
-
-
T. KABEL
Kabel yang digunakan harus mempunyai standart PLN/LMK dan wajib SNI 1. Kabel yang digunakan adalah: a. NAYFGBY 4X25 mm2,NYFGBY 4X16 mm2, NYFGBY 4X25 mm2 dan NYM 3x2.5 mm2
2. 3.
U. PANEL HUBUNG BAGI ( PHB )
NAYFGBY 4X25 mm2,NYFGBY 4X16 mm2, NYFGBY 4X25 mm2 dan NYM 3x2.5 mm2 b. LVTC 2X10 mm, LVTC 4X10 mm, LVTC 4X16 mm, LVTC 4X35 mm. Kabel yang digunakan harus dari jenis kabel tahan panas dengan ketahanan suhu yang tertera pada bungkus kabel. Kabel yang digunakan mempunyai warna-warna berbeda yang disesuaikan dengan fungsinya.
Panel terbuat dari plat baja tebal 1,5 – 2 mm, dengan ukuran disesuaikan gambar. Di dalam panel dilengkapi ruang kosong untuk KWH meter 3 phase PLN. Panel berisi peralatan / perangkat untuk mengendalikan aliran listrik dan pengaturan waktu penyalaan/mematikan lampu. Panel dipasang di atas pondasi yang letaknya sesuai dengan gambar dan petunjuk dari pengawas lapangan sehingga dapat melayani seluruh kebutuhan pengaturan ( menyalakan dan mematikan ) dari sekelompok lampu yang dipasang serta memenuhi standart kualitas yang disyaratkan.
Konstruksi Bok Panel Hubung Bagi (PHB) dan APP PLN 1. Panel terbuat dari plate baja yang di finishing dengan powder coating. Warna panel ditetapkan oleh pengguna barang sebelum pemasangan. 2. Bidang pertemuan antar tutup panel dan body panelnya harus dirancang sedikian rupa sehingga air hujan tertahan dibidang temu dan mengalir kebawah secara sempurna. 3. Proses penyambungan antar plate baja harus dilakukan dengan cara spot welding. 4. Harus tersedia sarana pendukung kabel dan busbar untuk pentanahan ( grounding ) yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan. 5. Pada dinding samping harus tersedia lubang ventilasi udara secukupnya. Konstruksi ventilasi sedimikian rupa sehingga tusukan benda logam lurus tidak dapat langsung menyentuh komponen bertegangan. 6. Pintu panel dilengkapi dengan kunci gembok 7. Ukuran panel sebagaimana sesuai gambar. Ukuran panel harus mampu menampung seluruh komponen Kontrol dan KWH meter 8. Bagian sisi depan pada terdapat kaca bening dengan luasan secukupnya sehingga memudahkan pembacaan KWH 9. KHW meter dilengkapi dengan bok meter untuk penyegelan dari instansi PT. PLN 10. Diantara 2 (dua) pintu panel di pasang plat pembatas antara KWH meter PLN (incoming kontrol) dengan materialmaterial pendukung panel (outgoing kontrol). V. MATERIAL LAIN
-
Coil technology Type hulpcontacten
-
rated impulse withstand voltage rated operational voltage Average impedance Ketahanan Mekanik
1.
MINIATUR CIRCUIT BREAKER (MCB)
MCB yang digunakan wajib SNI dengan besaran kapasitas arus 4A - 50A, sesuai dengan kebutuhan daya lampu yang dibutuhkan. 2. MAGNETIK KONTAKTOR Magnetik kontaktor digunakan untuk saklar otomatis yang dikontrol dengan timer switch dan time delay. a. Memenuhi standart PLN atau LMK atau IEC b. 3 kutub (phase) c. Masing-masing phase/kutub mampu dialiri sampai dengan 60A d. Tegangan kumparan 220-240V e. Complementary : Without built-in bidirectional peak limiting diode suppressor : Type mechanisch gekoppeld (1 NO + 1 NC) conform aan IEC 60947-5-1 Type spiegelcontact (1 NC) conform aan IEC 60947-4-1 : : : :
6 kV conform aan IEC 60947 690 V AC 25...400 Hz for power circuit 1.5 mOhm at 50 Hz - Ith 60 A for power circuit 3000 cycles
3. TIMER Timer Switch dilengkapi dengan back up baterai. Berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu (beban). Spesifikasi teknis sebagai berikut: a. Tegangan nominal 110-230 Volt
b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
W. PONDASI TIANG
1.
2. 3.
4.
X. PEMBERSIHAN DAN 1. SYARAT-SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN 2.
3.
4.
5.
Y. P E N U T U P
Temperature ambient yang diijinkan -20C - + 50C Kosumsi daya max. 2,5 A Akurasi time = 1 detik/hari pada temperature 25C Material high temperature resistant fireproof thermoplastic. Dengan power reserve ( backup battery ) minimum 72 jam dalam kondisi penuh Minimum switching interval 15 menit Override manual switching on/off tanpa mempengaruhi sequence Manual switch dengan 3 posisi: Terus menerus ON / AUTO / OFF terus menerus Mempunyai indicator switching status Mempunyai fasilitas indicator operasi Mempunyai korektor waktu musim panas/dingin
IP penutup (enclosure) : IP 20 sesuai dengan EN 60529 n. Protection Class : II sesuai dengan EN 60730-1 o. Analog p. Diameter kawat: 0,5-2,5 mm ² q. Stand-by konsumsi 0,5 W Sebelum memulai pekerjaan pondasi, maka semua lubanglubang untuk pondasi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan mengenai ketepatan ukuran dan bentuknya. Pelaksanaan pondasi belum dapat dilakukan apabila belum mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Apabila dalam lubang pondasi terdapat genangan air maka air tersebut harus dipompakan keluar dari lubang pondasi dan dialirkan ke tempat yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan. Bentuk, ukuran, dan penulangan dari pondasi tersebut di atas disesuaikan dengan gambar rencana/ detail. Lapangan harus dibersihkan dari semua kotoran, bahanbahan dan peralatan. Timbunan tanah kembali harus dipadatkan sehingga mencapai kepadatan (tanah atau aspal) seperti sebelum digali. Kelebihan tanah dan kotoran lainnya harus dibuang ke tempat lain sesuai petunjuk Direksi. Semua pekerjaan harus dalam keadaan siap sesuai dengan gambar rencana. Setelah pemeriksaan perbaikan dilakukan penyerahan pekerjaan pemeliharaan PJU. Gambar terpasang (As Built Drawing), gambar perbaikan, laporan, dan foto dokumentasi (0% sampai dengan 100%) diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu setelah Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Pembangunan Highmast. Penyerahan kedua/ terakhir dapat dilaksanakan dengan syaratsyarat semua pekerjaan, pembetulan/ penyempurnaan, pembersihan, kerapian telah selesai dengan baik dan sempurna.
Perubahan dan penambahan atas hal-hal lain yang belum tercakup dalam dokumen lelang ini akan dicantumkan dalam Berita Acara Aanwijzling yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Lelang ini. Batam, Mei 2015 Pejabat Pembuat Komitmen
Ir. WIRATMOKO, MT Nip. 19700415 200212 1 010