A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email:
[email protected] 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Perjumpaan Di Tempat Yang Tak Terduga (Yunus 2)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
alam khotbah Minggu yang lalu kita sudah melihat bagaimana Yunus melarikan diri dari panggilan dan hadapan TUHAN (1:3). Dia tidak menginginkan pertobatan penduduk Niniweh yang terkenal dengan kekejaman mereka (4:2). Di dalam kedaulatan-Nya TUHAN mengejar Yunus dengan maksud untuk mengungkapkan kebebalannya (1:6), menunjukkan ketidakkonsistenan hidupnya (1:9-10), mengajarkan kemurahan melalui orang-orang asing (1:11-13), dan memberikan cicipan kekuasaan TUHAN dalam menyelamatkan orang-orang asing (1:14, 16). Para pembaca yang jeli pasti bertanya-tanya tentang nasib Yunus. Di pasal 1 Yunus tidak terlihat takut. Dia tidak berdoa. Nada penyesalan pun tidak terlihat dari ucapannya. Dia tampaknya sudah siap untuk mati. Dia lebih memilih mati daripada penduduk Niniweh yang jahat diselamatkan oleh TUHAN. 4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Bagaimana nasib Yunus? Bagaimana pula dengan rencana TUHAN bagi penduduk Niniweh? Yunus 1:172:10 menunjukkan anugerah dan kedaulatan TUHAN dalam segala rencana-Nya.
lautan Mediteranian, ikan besar ini kemungkinan besar adalah paus sperma (chacalot) atau hiu putih. Tidak ada cara untuk memastikan yang mana. Pandangan tradisional tampaknya lebih berpihak pada alternatif pertama.
Anugerah-Nya terlihat jelas pada saat Dia mengirim seekor ikan besar untuk menyelamatkan Yunus (1:17). Penyelamatan ini terbilang cukup menarik. Sebelumnya awak kapal sudah berusaha menyelamatkan Yunus dengan cara melabuhkan kapal ke daratan, tetapi mereka tidak sanggup melakukannya karena badai yang besar (1:13). TUHAN ingin mengajarkan kepada Yunus bahwa keselamatan datang dari Dia, bukan dari manusia. TUHAN ingin menampilkan anugerah-Nya!
Sebelum menyelidiki secara detil perjumpaan Yunus dengan TUHAN di dalam perut ikan, ada baiknya kita menyinggung isu historis terlebih dahulu. Banyak skeptis dan theolog liberal yang meragukan historisitas peristiwa ini. Benarkah cerita ini tidak masuk akal?
Kedaulatan-Nya terpampang jelas melalui sarana keselamatan yang tidak terduga. Sebagai Allah yang menjadikan lautan (1:9), TUHAN juga berkuasa atas segala makhluk yang ada di dalamnya. Dia berkuasa mengirim seekor ikan besar untuk menyelamatkan Yunus. Berdasarkan pemetaan spesies di
Historisitas Yunus 2 Tidak mudah untuk memastikan apakah kisah ini merupakan sebuah fakta atau dongeng. Tidak ada bukti yang pasti untuk meneguhkan maupun menyangkali historisitasnya. Walaupun demikian, argumentasi secara umum lebih mendukung historisitas kisah ini. Pertama, kitab Yunus secara umum tidak menunjukkan ciriciri sebagai sebuah dongeng atau mitos. Banyak detil cerita yang 5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ terlihat historis, misalnya ayah Yunus adalah Amitai (1:1), rute perjalanan Yunus dari Israel – Yopa – Tarsis memang jalur yang lazim pada waktu itu (1:3), luas kota Niniweh adalah tiga hari perjalanan jauhnya (3:3). Mereka yang sungguh-sungguh mengenal mitologi kuno pasti dengan cepat merasakan perbedaan antara kisah ini dengan berbagai mitologi kuno. Kedua, pertobatan penduduk Niniweh (pasal 3) pasti melibatkan peristiwa yang luar biasa. Mereka terkenal sangat jahat dan kejam. Negara mereka jauh lebih besar daripada bangsa Israel. Dalam opini orang-orang kuno, ini berarti bahwa dewa yang mereka sembah lebih hebat daripada TUHAN yang disembah oleh bangsa Israel. Menurut pertimbangan manusiawi, penduduk Niniweh tidak mungkin bisa menerima teguran dan peringatan dari TUHAN melalui Yunus. Hanya sesuatu yang ajaib yang membuat pertobatan itu menjadi sebuah kenyataan.
itu dilakukan oleh TUHAN. Dia mungkin langsung melembutkan hati mereka. Dia mungkin melakukannya melalui pengalaman Yunus yang menakjubkan di pasal 2. Adakah yang lebih indah daripada pertobatan penduduk Niniweh yang menyembah Dagon (dewa-ikan) melalui pemberitaan seorang nabi yang berhasil selamat dari dalam perut ikan? Tidakkah mereka akan berpikir bahwa Yunus (atau Allah yang dia sembah) lebih hebat daripada dewa yang mereka sembah? Jika Yunus dimuntahkan di pesisir pantai dekat Niniweh (2:10) pada saat ada para saksi mata, hal itu akan semakin menambah elemen dramatis dari kisah historis ini.
Ketiga, beberapa laporan modern menunjukkan ada orang yang berhasil selamat sesudah berada di perut ikan paus selama beberapa hari. Misalnya, seorang pelaut yang bernama James Bartley di kepulauan Falkland (Samudera Atlantik Selatan). Walaupun berita ini masih mengundang benyak perdebatan, banyak orang setuju bahwa paus Kita memang tidak dapat mengetahui sperma dewasa yang panjang secara pasti bagaimana keajaiban tubuhnya mencapai 18 meter pasti 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tidak akan mengalami kesulitan untuk menelan sebuah objek yang sangat besar (National Geographic 29 Oktober 2009). Keempat, peneguhan dari tulisantulisan lain. Nabi Yunus juga disebutkan di salah satu kitab historis Alkitab, yaitu 2 Raja-raja 14:25. Tuhan Yesus bahkan secara khusus menyamakan kematianNya selama 3 hari 3 malam dengan peristiwa Yunus di perut ikan (Mat 12:40). Di luar Alkitab, kita memiliki catatan Flavius Yosefus, seorang ahli dan penulis sejarah Yahudi di abad ke-1 Masehi. Dalam bukunya (Antiquities 10.2) Yosefus menjelaskan bahwa ayah Yunus berasal dari Gathefer di Galilea bawah. Terlihat dengan jelas bahwa Yosefus memperlakukan Yunus sebagai seorang tokoh historis. Kelima, jika theisme adalah benar, kisah Yunus terlihat sangat masuk akal. Terlepas dari beragam argumen maupun bukti yang dipaparkan seseorang, yang lebih banyak berperan adalah asumsi dasarnya. Masing-masing orang,
baik orang Kristen maupun atheis sama-sama mempunyai asumsi ini. Jika ia menganut naturalisme atau atheisme, ia pasti akan langsung menolak historisitas kisah ini, karena dianggap tidak masuk akal. Sebaliknya, seorang yang meyakini keberadaan TUHAN pasti tidak akan mengalami kesulitan untuk mempercayai mujizat.
Perjumpaan di tempat yang tak terduga Mayoritas penafsir Alkitab setuju bahwa apa yang diucapkan oleh Yunus di 2:1-9 merupakan refleksi balik atas peristiwa yang terjadi. Maksudnya, doa ini merupakan rangkuman pergulatan rohani Yunus dengan TUHAN selama tiga hari di perut ikan. Bentuk lampau di ayat 2 mengarah pada kesimpulan ini. Selain itu, keteraturan struktur dan keindahan kata-kata dalam doa ini rasanya sulit dihasilkan pada situasi yang sangat mencekam di perut ikan. Misalnya, bait 1 (ayat 2-4) dan bait 2 (ayat 5-7) sama-sama ditutup dengan “bait-Mu yang kudus”. Awal bait 1 sama dengan akhir bait 2, yaitu doa yang dijawab (ayat 2, 7). 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Kata “merangkum” (yesōbenî) muncul di ayat 3 dan 5. Pengalaman pahit yang dialami oleh Yunus mengajarkan beberapa poin theologis penting bagi kita. Kita belajar bahwa siapa saja yang melarikan diri dari Allah pasti akan semakin terpuruk. Keterpurukan hidup Yunus terlihat begitu progresif. Dari Israel ia turun ke Yopa (1:3 ESV “he went down to Joppa”). Dari Joppa ia turun lagi ke bagian bawah kapal (1:5). Lalu ia turun ke dalam perut ikan (1:17) dan dasar bumi (2:6 ESV “I went down to the land whose bars closed upon me forever”). Kini dia berada di perut dunia orang mati (2:3 ESV “out of the belly of Sheoul”; LAI:TB “dari tengah-tengah dunia orang mati”). Kita juga belajar bahwa keterpurukan seringkali menjadi sarana pengenalan diri sendiri. Tatkala Yunus ingin melarikan diri sejauh mungkin dari hadapan TUHAN (1:3, 10), ia tampaknya tidak benar-benar memahami konsekuensinya. Jauh dari TUHAN berarti jauh dari kebaikan-Nya. Di dalam perut ikan dia baru mengecap bagaimana rasanya jika seseorang benar-benar diusir dari hadapan Allah (ayat 4a “telah terusir aku dari hadapan mata-Mu”).
“Pengalaman pahit yang dialami oleh Yunus mengajarkan beberapa poin theologis bagi kita. Kita belajar bahwa siapa saja yang melarikan diri dari Allah pasti akan semakin terpuruk”
Pada waktu masih di atas kapal Yunus terlihat tetap tegar. Tidak ada ketakutan. Tidak ada doa yang dipanjatkan. Situasi ini berubah total ketika ia begitu dekat dengan kematian. Kematian terasa begitu nyata, misterius, dan menakutkan bagi dia. Kematian membuat siapa saja terlihat begitu lemah dan tak berdaya. Doa kini menjadi satu-satunya andalan yang tersisa (2:1-2, 7). 8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Pelajaran terakhir yang penting adalah ini: anugerah Allah adalah kehidupan yang ditujukan untuk rencana-Nya. Para penafsir setuju bahwa Yunus tidak langsung mati pada saat ditelan oleh ikan besar. Dia masih sempat berdoa (2:1). Walaupun demikian, para penafsir memperdebatkan apakah sesudah itu Yunus mati atau tetap hidup selama tiga hari. Sulit menentukan secara pasti opsi mana yang tepat. Jika harus memilih, opsi pertama tampaknya lebih masuk akal. Istilah “dunia orang mati” (sheol) di 2:2, “pintunya terpalang di belakangku untuk selamalamanya” (2:6), dan “Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur” (2:6) secara konsisten mengarah pada pengalaman kematian (kecuali jika semua ungkapan ini hanya bersifat puitis tanpa elemen historis). Analogi antara pengalaman Yunus dan kematian Tuhan Yesus (Mat 12:40) memberi dukungan ke arah yang sama (kecuali analogi yang diberikan oleh Tuhan Yesus hanya dari sisi waktu, bukan dari sisi pengalaman). Yunus tidak hanya diselamatkan dari kematian. Dia diselamatkan untuk menggenapi rencana Allah bagi penduduk Niniweh. Tidak cukup bagi Yunus untuk mengakui bahwa keselamatan berasal dari TUHAN (2:9). Keselamatan adalah alat, bukan tujuan akhir. Tidak cukup bagi Yunus untuk terus-menerus menikmati pengalaman ajaib di perut ikan. Dia masih harus menunaikan tugas yang belum tuntas. Ikan besar pun memuntahkan dia di darat (2:10). Seperti itulah cara kerja Allah di sepanjang Alkitab. Kita diselamatkan secara anugerah dengan tujuan tertentu, yaitu melakukan perbuatanperbuatan baik yang sudah disiapkan Allah sejak kekekalan (Ef 2:8-10). Kebaikan Allah bukan hanya untuk disyukuri dan dinikmati, namun juga untuk dibagi. Soli Deo Gloria.
9
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk pengembangan TK Naor Lano dan Misionaris Sdri. Lidya dan Sdri. Victory supaya lebih efektif menjangkau anak-anak yang belum menerima pendidikan. • Doakan supaya dapat membentuk karakter para murid sesuai dengan karakter Kristiani. 2. Doakan untuk TK Hatala Sinta dan Misionaris Sdr. Supri supaya Sdr. Supri lebih efektif menjangkau anak-anak yang belum menerima pendidikan dan mendekati orang tua murid agar dapat menjalin relasi dengan baik. • Doakan untuk bulan Misi di komisi Sekolah Minggu supaya mereka diajarkan mengenal kasih Tuhan dan memberitakan kepada orang lain. • Supaya anak Sekolah Minggu memiliki semangat dan cara memberitakan Injil sejak dini. 3. Doakan untuk Pdt. Edmon dan bu Christine agar dapat menjangkau siswa baru dan mendekati orang tua murid. • Doakan Pdt. Edmon dan bu Christine agar dapat menjalin relasi dengan gereja-gereja di daerah Katapop– Sorong.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 115: Apa yang dituntut dalam hukum yang keempat? Jawaban : Hukum yang keempat menuntut agar semua orang menguduskan dan membaktikan kepada Allah waktu-waktu tertentu, yang telah ditetapkan-Nya dalam Firman-Nya, khususnya satu hari penuh setiap tujuh hari. Dari permulaan dunia hingga kebangkitan Kristus, hari itu ialah hari ketujuh; sesudah itu hari pertama tiap-tiap minggu; begitu pula untuk seterusnya sampai akhir dunia. Hari itulah hari Sabat Kristen, yang dalam Perjanjian baru disebut ‘Hari Tuhan’. a. Ula 5:12, 14; Kej 2:2-3; 1Ko 16:1-2; Kis 20:7; Mat 5:17-18; Yes 56:2, 4, 6-7. b. Wah 1:10.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Guru yang terpenting bagi anak anda bukan di dalam kelas
Instruksi Strategis
P
erjalanan ke Pennsylvania adalah yang perdana dari sekian banyak perjalanan saya bersama Ayah. Ia tahu saya ingin menjadi seorang gembala, jadi seringkali ia mengajak saya ketika mengunjungi gerejagereja dan membantu para gembala. Saya lebih banyak belajar tentang gereja dan bagaimana memimpin sebuah jemaat melalui perjalananperjalanan tersebut daripada yang saya peroleh melalui tiga gelar di seminari yang menghabiskan waktu belajar sembilan tahun.
Perjalanan-perjalanan itu terus berlanjut selama saya di sekolah menengah dan bahkan sampai perguruan tinggi. Misalnya, tatkala saya duduk di sekolah menengah umum, Ayah mengajak saya ke Meksiko selama dua minggu. Sebagian adalah hadiah karena lulus sekolah, tetapi juga merupakan waktu istimewa untuk membicarakan tentang perguruan tinggi dan masa depan saya. Semua ini benar-benar membantu saya untuk melewati masa transisi dari sekolah menengah menuju kehidupan perguruan 12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ tinggi. Kemudian sewaktu saya di perguruan tinggi, Ayah sesekali melakukan perjalanan bersama saya dan para anggota kuartet musik perguruan tinggi di mana Ayah bekerja. Selama kami di dalam mobil, ketiga orang lainnya akan mengajukan belasan pertanyaan kepada Ayah – mengenai hidup, sekolah, masyarakat, menggembalakan sebuah gereja, dan seterusnya. Dan saya juga belajar dari jawaban-jawaban yang diberikan Ayah. Orangtua saya juga menyertakan berbagai macam instruksi lain yang strategis. Contoh, pada saat saya duduk di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum, sesekali Ayah memintakan saya izin untuk tidak masuk sekolah sepanjang hari karena saya diajak menghadiri seminar-seminar yang dipimpin oleh para pembicara dan pengkhotbah yang hebat, bahkan saya bertemu dan berbincang dengan orang-orang seperti Norman Vincent Peale dan E. Stanley Jones. Langkah-langkah serupa sudah kami ambil untuk Elizabeth dan
Joel. Saya tidak bisa menghitung berapa banyak pembicara dan para pengkhotbah ulung yang pernah didengar oleh anak-anak kami karena ajakan kami. Dan mereka kami sertakan juga dalam banyak perjalanan. Di awal pernikahan kami, saya dan Margaret memutuskan bahwa manakala tanggung jawab mengharuskan saya bepergian ke tempat-tempat yang menarik, ia akan ikut bersama saya, sekalipun itu sulit secara keuangan. Kami sadar kami perlu terus bertumbuh bersama. Kemudian, tatkala kami sudah mempunyai anak-anak, kami memutuskan untuk mengajak mereka dalam setiap perjalanan yang akan membantu mereka bertumbuh – sekali lagi, kendatipun itu sulit secara keuangan. Selama bertahuntahun, mereka sudah mengunjungi lebih dari 25 negara di lima benua, dan perjalanan-perjalanan tersebut telah memberikan suatu pendidikan kepada mereka yang tidak mereka terima di sekolah atau dari kami.
Hubungan
Saya belajar di Circleville Bible College, di mana Ayah adalah rektornya. Saya ingat perjumpaan 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kami suatu hari di perpustakaan di mana kami lalu berjalan bersama menuju ruang kerjanya. Belum 300 meter dari pintu ruang perpustakaan, Ayah berhenti untuk menyapa seorang mahasiswa. Dengan hangat ia menjabat tangannya dan menepuknepuk punggungnya, sambil bertanya tentang orangtuanya, mendiskusikan kuliahnya, serta mendorongnya untuk bertekun. Sesuai berbicara dengan mahasiswa itu, kami mulai berjalan lagi. Kemudian Ayah bertemu dengan mahasiswa lain dan mulai berbincang-bincang dengannya. Ini terus berlangsung sampai kami tiba di ruang kerjanya. Perjalanan yang seharusnya hanya memerlukan lima menit dengan berjalan kaki, menjadi lebih dari 30 menit.
kata sepakat dalam sesuatu, mereka mengajak kami membicarakannya.
Ayah dan Ibu terus-menerus menekankan pentingnya bentuk hubungan, dengan menekankan dua hubungan yang menurut mereka akan membawa dampak terbesar dalam hidup kami: hubungan kami dengan Kristus serta hubungan dengan pasangan masing-masing. Saya menerima Yesus sebagai Juruselamat ketika berusia tiga tahun, dan orangtua saya terus menolong saya mengembangkan hubungan tersebut sampai saya menikah dan meninggalkan rumah. Sejak saya duduk di sekolah dasar, mereka juga memperbincangkan pentingnya calon teman hidup saya. Ada saat-saat di mana saya dan Larry berkencan dengan gadis-gadis yang tidak baik bagi kami. Namun di Itulah orangtua saya. Mereka kemudian hari saya mendapatkan menempatkan hubungan dengan bahwa Ibu memiliki satu strategi orang lain di puncak daftar prioritas mereka. Mereka saling meneladankan suatu hubungan yang baik juga dengan orang-orang di sekitar mereka. Mereka mendorong kami supaya membangun hubungan kami di rumah. Apabila tidak ada 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ untuk melindungi kami. Ia lebih banyak meluangkan waktu untuk mendoakan agar gadis-gadis itu ke luar dari kehidupan kami. Dengan jelas upayanya berhasil, sebab hari ini kami anak-anaknya bertiga mempunyai pasangan yang hebat dan pernikahan yang harmonis.
Kejujuran
Ketika saya baru masuk perguruan tinggi dan mulai mempersiapkan pelayanan, Allah mengingatkan saya akan sejumlah perbuatan saya yang tidak jujur. Saya meminta pengampunan-Nya, namun saya merasa masih ada sesuatu yang harus saya lakukan dan saya meminta nasihat orangtua saya. “John,” kata Ayah, “kalau kamu ingin membereskan segala sesuatu, kamu perlu membuat ganti rugi. Kamu perlu mendatangi setiap orang yang sudah kamu lukai, minta maaf, dan membayar hutangmu.” “Itu benar, Sayang,” tambah Ibu saya. “Kalau kamu ingin menjadi seorang pemimpin rohani yang efektif, kamu perlu mempunyai riwayat hidup yang bersih, bukan hanya hubunganmu dengan Allah tetapi juga dengan orang-orang lain yang kamu lukai.” Keesokan harinya saya memutuskn untuk menuruti nasihat mereka. Pertama-tama saya mendatangi Boyer Hardware, di mana saya bekerja paruh waktu ketika saya di sekolah menengah. Waktu itu saya membawa pulang beberapa barang tanpa berpikir panjang, dan tidak pernah terusik untuk mengembalikannya: pena, meteran, celemek. Saya kembalikan barang-barang seperti itu dan meminta maaf karena telah mengambilnya. Kemudian saya ke Gallagher Drugstore untuk minta maaf dan membayar sebuah majalah. Ketika itu saya melihat sebuah majalah olah raga di toko itu, di dalam terdapat sebuah artikel menarik mengenai bola basket, dan saya mengambilnya begitu saja.
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Saat di sekolah menengah, ketika ada pertandingan basket yang berlangsung selama empat musim, saya membawa pulang seragam, kaos hangat, dan barang-barang serupa lainnya. Jadi saya kumpulkan semua barang itu lalu mengembalikannya ke Pelatih Neff. Ia terperanjat melihat saya. Bahkan ia lebih terkejut saat saya jelaskan bahwa saya melakukan semua itu karena saya rasa Allah menghendakinya. Membuat ganti rugi menimbulkan kemerdekaan yang luar biasa pada diri saya sehingga saya ingin terus menjalani hidup yang penuh integritas. Tetapi dampak itu bukan hanya untuk saya: Sekitar 10 tahun kemudian, waktu saya menjadi gembala di Lancaster, Don Neff, mantan pelatih saya, mengunjungi saya. Ia mempunyai beberapa pertanyaan tentang Allah. Saya yakin ia datang kepada saya untuk mendapatkan jawaban karena ia ingat hari tersebut 10 tahun sebelumnya. Sebelum meninggalkan kantor saya, ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Teladan yang orangtua saya berikan dalam bidang kejujuran menolongnya masuk ke dalam kerajaan Allah. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 4: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung ……..
16
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ
bagaimana mengetahui panggilan untuk selibat? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 7 Mei 2017) alam banyak kasus, keyakinan terhadap panggilan selibat muncul melalui proses yang sangat panjang dan beragam. Ada yang secara spektakuler dan eksplisit diberi tuntunan oleh Tuhan. Ada pula yang harus menghadapi kebingungan dan kegelisahan untuk menuju kepastian. Terlepas dari perbedaan suasana perjalanan menuju keyakinan, langkah awal yang ditempuh tetap sama: secara terbuka berani menggumulkan keputusan ini di hadapan Tuhan.
D
Ketiga, menguasai dorongan seksual dalam dirinya. Masih berkaitan dengan struktur teks di poin sebelumnya, alasan untuk menjalani selibasi adalah penguasaan diri yang baik secara seksual. 17
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ A Telah berdiri teguh dalam hatinya B Tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan B’ Memiliki otoritas atas kehendaknya
A’ Telah memutuskan dalam hatinya
Banyak penafsir Alkitab sepakat bahwa kata “kekuatiran atau kebutuhan” (anankēn) maupun “kehendak” (thelēma) dalam konteks ini sebaiknya dipahami dalam kaitan dengan seks. Tambahan “memiliki otoritas atas kehendaknya” memperkuat dugaan ini. Konteks secara keseluruhan juga mengarah pada kesimpulan yang sama. Paulus sedang memperingatkan orang-orang tertentu yang menjauhi persetubuhan dengan pasangan mereka dengan alasan rohani yang kurang tepat (7:1-6). Dia lalu membahas tentang menikah atau tidak menikah (7:7-9a). Menariknya, bagian ini ditutup dengan kalimat: “sebab lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu” (7:9b). Dari kalimat yang digunakan Paulus di 7:37 dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang terpanggil untuk hidup selibat mungkin memang tidak mempunyai dorongan seksual sama sekali (“tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan”) atau mempunyai dorongan tersebut tetapi sangat mampu mengontrolnya (“memiliki otoritas atas kehendaknya”). Intinya, godaan seksual bukanlah masalah besar bagi orang-orang yang diberi karunia selibasi. Keempat, memiliki masa lalu yang tidak memungkinkan untuk menikah secara utuh. Matius 19:12 menyediakan dua alasan lain bagi selibasi. Tuhan Yesus menerangkan: “ia memang lahir demikian dari rahim ibunya” atau “dijadikan demikian oleh orang lain”. Yang dimaksud oleh Yesus adalah orang-orang yang tidak memiliki kapasitas seksual (dengan demikian juga kapasitas untuk mempunyai keturunan). Dalam kacamata budaya kuno, dua alasan ini menghalangi seseorang untuk mempunyai pernikahan yang utuh. 18
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ Dua alasan di atas menempatkan orang yang selibat sebagai objek (pasif). Mereka mungkin memiliki keinginan untuk menikah. Dorongan seksual pun mungkin ada. Persoalannya, mereka tidak akan mampu menjalankan peranan dalam pernikahan secara utuh. Ini bisa berpotensi merusak kebahagiaan pernikahan dan mendatangkan kerugian bagi pasangan. Jika pernikahan menurut iman Kristiani adalah tentang membahagiakan dan melayani orang lain, ketidakmampuan untuk melakukan dua hal itu sebaiknya dipertimbangkan sebagai faktor untuk tidak menikah. Orang yang berada dalam keadaan ini tidak perlu merasa marah atau kecewa dengan Allah. Ini hanyalah salah satu petunjuk ke arah kehidupan selibat. Bukankah kehidupan selibat adalah sesuatu yang indah di mata Tuhan dan berharga bagi pekerjaan-Nya? Bukankah menjalani selibasi dengan penuh kebanggaan dan kebahagiaan adalah lebih baik daripada menjalani pernikahan yang dipenuhi dengan masalah dan penderitaan? Dalam konteks modern, ada beragam faktor yang mungkin menghalangi seseorang untuk mempunyai pernikahan yang utuh. Keterbatasan secara fisikal (berkebutuhan khusus yang tidak memungkinkan untuk menikah). Keterbatasan secara seksual (kecacatan organ seksual atau kelemahan seksual sejak kecil). Keterbasan secara psikologis (kelemahan secara mental). Semua ini bisa saja menjadi berkat terselubung. Melalui kehidupan yang serba terbatas tetapi tetap mandiri dan berpusat pada Allah, mereka menjadi inspirasi dan teladan bagi banyak orang. Yang paling utama adalah menggunakan kehidupan secara efektif bagi kemuliaan Tuhan. Ingatlah, kehidupan jauh lebih besar daripada pernikahan. Soli Deo Gloria.
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Yesus adalah kebenaran absolut (Lanjutan tgl 7 Mei 2017) al yang sama terjadi pada masa kini. Saat ini orang non-Kristen menuduh kita sombong dan eksklusif karena mengatakan Kristus adalah satu-satunya jalan, sebagian orang Kristen berusaha mengatasi tuduhan itu dengan menolak klaim eksklusivisme dalam Kitab-kitab Injil. Mereka mengatakan bahwa Yesus tidak sungguh-sungguh menyatakan hal seperti itu, atau mengatakan bahwa penafsiran yang eksklusivistis atas bagian tersebut tidak tepat. Kita akan menjawab kedua alternatif di atas dalam buku ini.
H
Jadi, Yesus di dalam Yohanes 14:7-10 menyetarakan diri-Nya dengan Allah , dan Dia berkata bahwa karena diri-Nya setara dengan Allah, maka pada saat kita melihat Yesus, kita melihat Allah. Pernyataan ini diuraikan lebih jelas oleh Yohanes pada pasal pertama Kitab Injilnya. Tiga ayat pertama Injil Yohanes menggunakan banyak pernyataan yang menyatakan bahwa 20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Firman itu adalah yang Absolut: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Pernyataan itu adalah pernyataan mengenai Allah yang Absolut. Yohanes 1:14 berkata bahwa Absolut ini telah menjadi konkret dalam pribadi Yesus: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita.” Di sini kita melihat kata Firman merujuk kepada yang Absolut. Sebaliknya, kata manusia merupakan sebuah kata duniawi yang hampirhampir kasar. Yohanes ingin mengatakan bahwa yang Absolut telah menjadi konkret dengan menjadi manusia yang sepenuhnya. F. F. Bruce meringkas pengajaran tentang Yohanes 1 sebagai berikut: “Allah, yang telah menyatakan diri-Nya – ‘mengutus Firman-Nya’ – dalam berbagai cara sejak permulaan, pada akhirnya menjadikan diri-Nya dikenal sebagai satu pribadi dalam sejarah: saat ‘Firman menjadi manusia,’ Allah menjadi manusia.” Tapi Yohanes tidak berhenti di situ. Yohanes 1:14 berkata: “Dan kita telah melihat kemulian-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Seluruh ayat ini dipenuhi dengan pengertian mendalam yang berasal dari pengertian Perjanjian Lama akan shekinah, kemuliaan Allah yang turun saat Allah melawat Kemah Suci. Bahasa yang digunakan oleh Yohanes mengarahkan kita kepada gambaran Perjanjian Lama ini. Hal ini terlihat dalam kata kerja Yunani skenoo, yang diterjemahkan “membuat tempat tinggal-Nya” dan secara harfiah artinya “mendirikan kemah-Nya. Don Carson berkata, “Kemuliaan Allah-lah yang dimaksudkanoleh Yohanes dan rekan-rekannya dalam kalimat ‘Firman itu telah menjadi manusia.’ Yohanes berkata bahwa mereka melihat kemuliaan ini “penuh kasih karunia dan kebenaran.” 21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Yohanes kembali menjelaskan konsep ini dalam 1:18: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” Dia sedang mengajarkan bahwa saat kita melihat Yesus, kita sedang melihat Allah yang Absolut. Maka kesimpulan kita adalah kebenaran absolut bisa di kenal karena yang Absolut telah menjadi konkret dalam sejarah dalam pribadi Yesus. Bersambung…………. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
22
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ
Hukuman buat ular, perempuan, dan laki-laki
D
Ev. Nike Pamela, M.A
alam beberapa rangkaian artikel DYK ke depan, kita akan membahas tentang hukuman Allah dalam Kej. 3. Hukuman Allah atas kejatuhan manusia dalam dosa mencakup hukuman terhadap ular (ay. 14-15), perempuan (ay. 16) dan laki-laki (ay. 17-19).
Allah memperlakukan ular secara berbeda. Ia tidak memberikan pertanyaan, melainkan langsung pada pernyataan kesalahan dan hukuman (bdk. Kej. 3:11-13). Ia memulai perkataan di ayat ini dengan “karena engkau berbuat demikian” (3:14a). Penempatan frase ini di awal kalimat menyiratkan penekanan, HUKUMAN UNTUK ULAR karena biasanya frase kausal (anak kalimat penyebab) muncul setelah (KEJ. 3:14-15) Ular menjadi obyek hukuman induk kalimat. pertama Allah. Dan untuk itu 23
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ
Mengapa Allah tidak bertanya kepada ular? Ada beragam alasan yang dapat diberikan. Yang terutama harus dipahami adalah bahwa sikap ini bukan didorong oleh kekuatiran kalau-kalau ular akan menyalahkan Allah sebagai Pencipta (bdk. 3:1). Sebelumnya Allah sudah bertanya kepada perempuan dan ia tidak menyalahkan Allah. Sikap Allah ini harus dipahami dalam dua cara: (1) Allah ingin menunjukkan bahwa Ia memperhatikan manusia lebih daripada ular (iblis). Makna ini akan semakin terlihat dalam bagian selanjutnya, misalnya kata “kutuk” hanya dikenakan pada ular (3:14) dan tanah (3:17), bukan kepada manusia; (2) pertanyaan kepada ular akan menjadi sesuatu yang sia-sia. Sebagai binatang, ular tidak memiliki dosa dalam dirinya sendiri (dia bukanlah makhluk moral). Sebagai simbol, iblis tidak memiliki harapan pengampunan (Ibr 2:16). Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang berkenaan dengan posisi ular dalam hukuman di 3:14-15. Apakah ular di sini berposisi sebagai simbol dari iblis atau ia secara hurufiah juga menerima hukuman dari Tuhan? Beberapa penafsir meyakini bahwa teks ini harus dipahami secara hurufiah sebagai penjelasan terhadap alkisah mengapa ular tidak lagi berjalan dengan kaki. Pandangan ini dipegang oleh sebagian penafsir Yahudi kuno maupun para penafsir Alkitab modern. Argumen yang sering digunakan sebagai dukungan adalah kemampuan sebagian besar ular untuk mengangat tubuhnya dan pemunculan ular di mitologi kuno dalam posisi berdiri. Pandangan ini tampaknya sulit untuk diterima. Kelemahan utama terletak pada konsistensi. Mereka yang memegang pandangan tersebut umumnya menafsirkan “berjalan dengan perut” secara hurufiah, sedangkan “makan debu” secara figuratif. Cara seperti ini jelas tidak bisa dipertahankan. Seandainya “berjalan dengan perut” berarti perubahan cara berjalan, maka “makan debu” juga harus dipahami sebagai perubahan pola makan. 24
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ Hal ini jelas sulit diterima, karena ular tidak makan debu. Sehubungan dengan penggunaan gambaran ular dalam mitologi kuno, tidak banyak yang bisa kita tarik secara pasti, karena ular dalam mitologi kuno mengandung pemaknaan yang sangat beragam, kadangkala bahkan kontradiktif. Ular kadangkala sebagai simbol yang positif (kebijaksanaan dan kekuatan masa muda), kadangkala negatif (kekacauan dan kematian). Ular kadangkala sangat dihormati, tetapi juga dipandang rendah. Kita lebih baik memandang ular sebagai simbol dari iblis. Apa yang kita lihat pada ular merupakan gambaran yang tepat untuk mengungkapkan hukuman bagi iblis. Sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya, hukuman di 3:14-15 berbicara tentang kehinaan dan kekalahan. Dua hal ini sangat cocok digambarkan oleh ular sebagai binatang yang melata dan secara tidak terelakkan akan memakan debu setiap kali ia berada di tanah. Hukuman untuk ular diungkapkan melalui beberapa ironi. Kalau sebelumnya ular adalah binatang yang paling cerdik (‘ārûm, 3:1), sekarang ia justru terkutuk (’ārûr, 3:14). Pemilihan kata ’ārûr di sini jelas disengaja, karena bahasa Ibrani juga mengenal beberapa kata lain untuk kutuk. Kalau sebelumnya ular memiliki kelebihan dibandingkan semua binatang di darat (3:1), sekarang ia menjadi yang paling rendah (3:14). Kalau sebelumnya ia berhasil menggoda perempuan untuk memakan buah (3:2-6), kini ia sendiri harus makan debu tanah (3:14). Bersambung………. NK_P
25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
PElayanan misi yesus (Lanjutan tgl 7 Mei 2017) al ini dikatakan-Nya pada Petrus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian, Ia berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku….. Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar” (Yoh 21:19, 24).
H
Pada tahun 1988, Konferensi Lambeth dari para uskup Persekutuan Gereja Anglikan menyerukan agar diadakan suatu decade Pekabaran Injil. Idenya ialah agar dalam decade terakhir millennium ke dua, orang-orang Kristen seharusnya memusatkan perhatian dengan cara yang khusus pada usaha membawa orang-orang ke dalam suatu hubungan yang hidup dengan Kristus. Banyak gereja lain sudah melakukan hal 26
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ yang sama. Namun tidak semua pihak senang dengan proyek itu. Beberapa pemimpin gereja merasa curiga mengenai gagasan ini berdasarkan sejumlah alasan, mereka mengeluh bahwa gagasan ini terlalu kelihatan sebagai suatu strategi yang ditentukan dari atas untuk memulihkan kehilangan anggota oleh Gereja (terutama di Eropa), selama setengah abad yang lalu. Mereka juga merasa bahwa hal itu dapat menimbulkan kebingungan di kalangan orang Kristen, tentang hakikat Injil, dengan menekankan bahwa kabar itu merupakan suatu yang dapat dijual di pasar dengan kemasan yang lebih imajinatif dan penjualan eceran yang lebih agresif. Mereka juga sadar akan bahaya meningkatnya pendirian yang keras dan sikap yang tidak toleran, yang menimbulkan kesan buruk terhadap umat agama lain, bahwa mereka sedang menjadi sasaran penginjilan oleh umat Kristen. Oleh karena alasan-alasan ini, maka mereka semua yang menyangsikan keputusan ini, mengusulkan agar proyek ini dilupakan, serta gereja hanya mengkhususkan diri untuk menggembala umat. Pada lingkup lain, terdapat keberatan yang lebih luas yaitu terkait dengan imperialis negara-negara Barat. Ini terutama benar tentang penaklukkan Amerika Tengah dan Selatan oleh pihak Spanyol dan Portugis, ketika sejumlah orang pribumi dipaksa untuk dibaptis dengan ancaman hukuman mati. Pada waktu yang sama, tanah mereka dirampas dan harta mereka dirampok oleh oleh orang-orang asing yang Kristen itu! Akibatnya Kristen mendapat stigma sebagai agama penjajah, yang tidak layak untuk diikuti. Menyusul Konferensi DGD di Bangkok (1973), yang kelihatannya menafsirkan kembali keselamatan sebagai kegiatan pembebasan oleh Allah di luar Gereja dan dengan demikian mempertanyakan seluruh gagasan bahwa Gereja mempunyai kabar yang hendak disampaikan kepada dunia. Harvey Hoekstra, mengecam gerekan oikumenis, karena telah meninggalkan pandangan tradisional tentang PI sebagai pemberitaan 27
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ kabar baik tentang Yesus Kristus kepada mereka yang belum menerimanya. Kita melihat akibat hasil dari Konferensi DGD dengan diterbitkannya buku Layman’s Inquiry, yang tersohor, yang mendukung suatu “pekabaran Injil yang lebih luas” yaitu memusatkan perhatian pada pembaruan sosial dalam semangat kerja sama dengan orang-orang yang berbeda kepercayaan. DGD telah melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan kesulitan baginya di masa depan bahwa ia telah menurunkan derajat tugas PI di dalam strukturnya dan dalam penyataan-penyataan resminya. Jadi, misalnya, di Konferensi Komisi DGD, tentang MISI DAN PI Dunia, di San Antonio (1989), baik moderator, direktur Komisi maupun sekretaris umum DGD sama sekali tidak menyebutkan PI dalam pidato-pidato mereka. Bersambung……...
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 15 Mei 2017 HIDUP DALAM KETAATAN (Bacaan: Kejadian 12:1-9)
Kami telah membantu mempersiapkan beberapa orang yang rindu menyerahkan dirinya melayani di pedalaman. Sekalipun mereka begitu yakin akan panggilan mereka, namun banyak di antara mereka tetap sedikit gentar menjelang keberangkatan mereka. Tentu ini adalah perasaan yang wajar bukan? Kehidupan Abraham sampai pada masa tuanya diberkati Tuhan secara luar biasa. Mengapa Abraham mengalami dan menikmati berkat-berkat yang luar biasa dari Tuhan? Jawabannya adalah karena Abraham adalah orang yang menaati Allah. Perintah Tuhan kepada Abram jelas bahwa dia harus pergi meninggalkan negeri, sanak saudara, dan rumahnya. Pada akhirnya Abram mentaati panggilan Tuhan tersebut walaupun bukan dengan pergumulan yang ringan. Apa yang menjadi perintah Tuhan bagi Abraham? Perintah pertama telah diberikan, yaitu : “Pergilah ….” (Kej. 12:1). Perintah yang kedua ada dalam kata “….dan engkau akan menjadi berkat” (Kej. 12:2b). Kata “engkau akan menjadi berkat” kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan bentuk perintah sehingga terjemahannya menjadi : “jadilah berkat.” Abraham menerima 2 perintah ini dan dia menaatinya. Setiap kita dipanggil untuk masuk ke dalam kehidupan baik kehidupan keseharian, baik kehidupan profesi yang berbeda sesuai rancangannya bagi kita dan menjadi berkat di sana. Sudahkah saudara “pergi” dan “menjadi berkat” bagi banyak orang? Sudahkah saudara menjadi oerang yang menaati Allah?
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 16 Mei 2017 DOAKANLAH MEREKA YANG JAHAT (Bacaan: Kisah Para Rasul 9:1-19a)
Ada banyak orang yang berkarakter buruk, jahat dan selalu merugikan banyak orang. Tidak mudah menghadapi mereka apa lagi mereka hadir di sekitar kita secara konsisten. Saya ingat seseorang yang mengeluh karena kehadiran seorang “trouble maker” pernah berkata sambil bercanda, “orang ini kok jahat banget ya, udah gitu kok awet?” kita sering berpikir akan sangat menguntungkan kita jika orang tersebut cepat-cepat dipanggil Tuhan. Saulus adalah seseorang yang terkenal bengis dan kejam. Seakan-akan dia haus akan darah orang-orang yang percaya kepada Yesus. Di mana ada Saulus, di situ pasti ada penganiayaan, penderitaan bahkan pembantaian. Saulus sangat anti dengan orang-orang yang percaya kepada Yesus, meskipun ia adalah orang berpendidikan. Yang dilakukan Yesus kepada Saulus adalah hal yang luar biasa. Yesus tidak menghukum atau membinasakan Saulus, tetapi sebaliknya Ia memilih untuk menjumpai dan memanggil Saulus menjadi pemberita Injil. Inilah perjumpaan berharga yang mengubahkan seluruh hidupnya, yang membawa keselamatan dalam hidupnya. Sejelek atau seburuk apapun orang di sekitarmu, jangan pernah berharap mereka dikutuk oleh Allah. Berdoalah agar Tuhan berkenan berjumpa dan menyelamatkan mereka, karena Tuhan selalu menjumpai orang berdosa di tempat yang tidak terduga.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 17 Mei 2017 PERCAYALAH KEPADA ALLAH (Bacaan: I Samuel 17:40-58)
Ada beberapa hal yang ditakutkan orang? beberapa orang takut miskin, takut sakit, takut tidak memiliki anak, takut tidak memiliki jodoh, takut tidak memiliki pekerjaan, dst. Setiap orang pasti pernah mengalami ketakutan dalam hidupnya. Dalam perikop ini, banyak orang takut menghadapi Goliat. Ketika Daud mendengar umat Allah dihina oleh bangsa Filistin, ia sangat tidak suka . Pada saat Daud mendengar bahwa Goliat menantang tentara Israel. Daud pun memberanikan diri untuk melawan Goliat seorang diri tanpa bantuan tentara Israel. Tidak ada satu tentara Israel pun yang berani melawan Goliat, karena Goliat memiliki badan yang besar, tingginya enam hasta sejengkal (Ay.4-7). Daud mempersiapkan tongkat dan lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala (Ay.40). Daud mendapat hinaan dari Goliat (Ay.43-44). Tetapi Daud tidak takut dengan ancaman maupun hinaan dari Goliat. Karena Daud yakin bahwa Allah beserta dengannya (Ay.45-47). Daud tentu menghadapi Goliat bukan tanpa rasa takut sama sekali, namun karena kepercayaannya kepada Tuhan jauh lebih besar dari rasa takut yang dimilikinya. Bagaimana dengan saudara? Ketakutan apakah yang ada dalam diri saudara? ingatlah bahwa ketika kepercayaan kita kepada Allah bertumbuh subur maka ketakutan kita akan semakin kecil.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 18 Mei 2017 KESEMPATAN KEDUA (Bacaan: Yohanes 8:2-11)
Semua orang pernah melakukan kesalahan. Setiap kesalahan kita tentu membuat kita harus menerima dan menjalani konsekuensinya. Tidak jarang kesalahan yang kita lakukan membuat kita kehilangan hal berharga dalam hidup kita. Ketika kita diberikan kesempatan kedua, ini merupakan anugerah yang sulit kita lupakan. Demikian pula dengan perempuan yang telah kedapatan berbuat zinah. Ahliahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah tersebut kepada Tuhan Yesus. Pada waktu itu Yesus mengajar di Bait Suci (Ay.2-4). Yesus mendengarkan argument dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengenai hukuman kepada perempuan tersebut. Argument tersebut diambil dari hukum taurat. Di mana seseorang yang kedapatan berbuat zinah harus dilempari batu hingga meninggal (Ay.5). Yesus pun menjawab dengan penuh hikmat dan bijaksana, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Ay.8).” Setelah mendengar pernyataan Tuhan Yesus, orang banyak mulai pergi meninggalkan perempuan tersebut dan tidak ada satu orang pun yang melempari perempuan itu dengan batu. Tuhan Yesus pun tidak melemparinya dengan batu. Tuhan Yesus memberikan kesempatan kedua kepada perempuan tersebut (Ay.9-11). Semua kita adalah orang yang telah mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan, itu sebabnya jangan pernah jadi orang yang super dan merendahkan orang lain. Belajarlah dari Yesus, dan belajarlah memberikan kesempatan kedua kepada orang-orang di sekitar kita.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 19 Mei 2017 BAWALAH SUKACITA (Bacaan: Yesaya 61:1-4)
Sebuah tim musik yang terdiri dari anak-anak muda mengadakan konser musik di Afghanistan, tepatnya di Kota Kabul. Len, sebagai penanggung jawab konser tersebut sebelumnya telah menyiapkan beberapa naskah untuk kemudian dibacakan oleh anggota-anggotanya. Saat latihan, Len sudah mewanti-wanti bahwa tidak boleh ada improvisasi di atas panggung. Konser pun berjalan dan di tengah acara, naiklah seorang anak muda ke atas panggung. “Saya ingin memberitahu Anda tentang teman baik saya, yaitu Yesus Kristus. Saya ingin memberi kesaksian mengenai segala perbuatan yang telah Ia lakukan dalam hidup saya.” Len sangat terkejut dan panik karena kalimat tersebut tidak ada dalam naskah yang sudah ia siapkan. Namun, ia sudah tidak bisa menghentikan pemuda tersebut. Setelah anak muda itu selesai bicara, secara tidak terduga, Menteri Kebudayaan Afghanistan yang hadir berdiri dan berjalan ke atas panggung. Ia sangat mengapresiasi tindakan pemuda tersebut. Ternyata sejauh ini belum ada anak muda yang datang dari luar Afghanistan berani menceritakan tentang Yesus Kristus. Ia kemudian mengundang tim musik itu untuk memberi kesaksian tentang keselamatan dalam Yesus di berbagai sekolah, universitas, dan radio yang ada di Kabul. Lewat kesempatan tersebut, banyak orang akhirnya menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Kehadiran Yesaya ditengah-tengah bangsa Israel, membawa sukacita bagi mereka, melalui Yesaya Tuhan menyampaikan berita sukacita bagi orang-orang sengsara karena ditindas, bagi orang yang remuk hati oleh karena ketertekanan, bagi orang yang ditawan, bagi orang yang dipenjara, menghibur yang berkabung, dll. Ini sekaligus menjadi nubuatan akan kedatangan Yesus dan apa yang akan dilakukannya. Kita telah mengalami kasih Tuhan melalui karya keselamatanNya. Tugas kita adalah menjadi pembawa kabar keselamatan bagi orang lain, membawa sukacita Allah bagi banyak orang. 33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 20 Mei 2017 DIUJUNG KEPUTUSASAANMU PUN DIA HADIR (Bacaan: 1 Raja-Raja 19:1-8)
Hal yang wajar jika berjumpa dan merasakan kehadiran Yesus saat berada di gereja ataupun berada di konser-konser rohani. Namun ternyata Tuhan tidak hanya menjumpai umatNya di tempat-tempat yang demikian. Seringkali ketika kita berada di tempat-tempat yang penuh dengan keputusasaan, dengan sangat tidak terduga, Ia datang menjumpai umatNya. Nabi Elia adalah salah satu nabi yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Ia pernah berdoa “...supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” Namun sayangnya nabi yang sama juga yang pernah berkata; “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” (19:4b). Mungkin kita bertanya, “Mengapa seorang nabi besar sekaliber Elia kok tiba-tiba menjadi seorang yang rapuh, ingin segera mengakhiri hidupnya dan seolah-olah tidak memiliki harapan dalam hidupnya?” Bagaimana pun juga Elia adalah manusia biasa. Tuhan adalah Allah yang peduli. Di ujung keputusasaannya, Allah menemui Elia. Dia memberikan makanan dua kali kepada Elia, bahkan memberikan kesempatan bagi Elia untuk beristirahat memulihkan kondisinya. Tuhan kembali menguatkan Elia agar mampu meneruskan tugasnya. Bukankah terkadang kita juga merasakan hal yang sama? Kita merasa sendirian meski berada di tengah-tengah keluarga, teman atau kerabat. Kita berpikir tak seorang pun mempedulikan kita. Carilah Tuhan, karena diujung keputusasaanmu pun Dia hadir. 34
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 15 Mei 2017
23.00
Selasa, 16 Mei 2017
18.30
Rabu, 17 Mei 2017 Kamis, 18 Mei 2017
19.00 06.00 19.00
Jumat, 19 Mei 2017
18.30
Sabtu, 20 Mei 2017
06.00 18.30 22.00
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Anak Adeline Devon Zelova STAR: KITAB DANIEL Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Sebastian Hadi HUT: Sdri. Elizabeth Nathania Witanto KTB CPC: “Managing Career and Productivity” Oleh Bp. Imam Wijoyo, S.E., M.M. (Chairman IBMT Surabaya) Tempat: Sriwedari Klampis HUT: Sdri. Feroxanna Tjandra Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 14 Mei 2017 Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Cab. Darmo (Pk. 07.00)
Cab. Darmo (Pk. 10.00)
BUL AN MISI : Perjumpaan Di Tempat Yang Tak Terduga (Yunus 2)
Pengkhotbah
Ev. Heri
Ev. Yohanes Dodik
Liturgos
Sdri. Caroline
Bp. Andreas W
Sdri. Helen
Ibu Lina
Ev. Edo Walla
Pelayan Musik
Sdr. Andreas Sdr. Apin Sdr. Yeyel Sdr. Arka
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris
Sdr. James
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Evan
Sdr. Lutfi
Sdr. Kevin T
Sdr. Amir
Sdri. marlin
Penyambut Jemaat
Sdri. Caroline Sdr. Basti
Bp. Yefta Ibu Nunuk Ibu Dessy
Sdri. Kezia A
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Budiono Bp. Imbo Ibu Yatmi Ibu Endang Ibu Haimi Bp. Andreas K Ibu Dewi Ibu Rini
Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer
Sdr. Mito Sdri. Eka Ibu Lina
Sdr. Basti
Ibu Dessy
Bp. Budiono
Ev. Edo Walla
Ibu Ike Sdr. Mito
Bp. Andreas W
Ibu Carla Sdri. Ririt
Bp. Eddy Ibu Sisca
Ev. Heri Sdri. Sdri. Christine Ester Sdr. Irsan Sdri. Suci
Sdri. Dita Sdri. Virgin
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 21 Mei 2017 Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Sdr. Basti
Pelayan Musik
Sdr. Michael Sdr. Arka Sdr. Apin Sdr. Faith
Pelayan LCD
Sdri. Caroline
Sdr. Kevin T
Sdri. Kezia A
Sdr. Felix T
Sdri. Angie Sdr. Aaron
Bp. Budijanto Ibu Santi Sdr. Pracipta
Ibu Vonny Kani Ibu Eriana Bp. Eddy S Ibu Sisca
Sdr. Ishak Sdri. Natalia Sdr. Agus P Bp. Suyono
Ev. Yohanes Dodik Iswanto
Ibu Debby
Ibu Dinna
(Pk. 10.00)
Bp. Eliazar
Sdr. Aaron
Bp. Budijanto
Ibu Wilis
Sdri. Grace
Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris
Sdr. Ishak Bp. Haryadi
TEAM
Sdr. Kevin
Singer
Sdri. Glory Sdr. Daniel W
Sdri. Marlin Sdri. Suci Sdri. Clarine
Sdri. Lina Sdri. Ester
Ibu Wilis
Sdri. Grace
Sdri. Suci
Sdri. Lina
Sdri. Victory Sdri. Ester
Sdri. Nike Sdri. Ester
Bp. Soegianto Bp. Willy
Doa Pra & pasca Ibadah
Mr. Jon Guffy
Sdri. Kezia Sola
Doa Syafaat Doa Persembahan
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo
BUL AN MISI : PERTOBATAN BESAR DARI PARA PENDOSA BESAR (YUNUS 3)
Pengkhotbah
Penyambut Jemaat
Cab. Darmo
Ev. Dodik
Sdr. Edo Sdri. Vivien
Sdri. Clara Sdri. Angeline
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ Keterangan
SEKOLAH MINGGU 14 Mei 2017
21 Mei 2017
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Dessy
Kak Evelyn
Pelayan Musik
Kak Willy
Kak Calvin
Doa Pra/Pasca SM
Kak Mei
Kak Debby
Tema
BULAN MISI ANAK Menjadi saksi di Tibet
BULAN MISI ANAK Menjadi saksi di Nepal
Bahan Alkitab
Kisah Para Rasul 1:8
Kisah Para Rasul 1:8
Pembicara : Bapak Troy Kelas Kecil : Kak Debby
Pembicara : Kak Budi Kelas Kecil : Kak Vena
Sion Getsemani Yerusalem Nazareth Betlehem
IBADAH PEMUDA Sabtu, 13 Mei 2017
Sabtu, 20 Mei 2017
Tema
Unconditional Election
Irrestisible Grace
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Glory
Sdr. Fredy
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Christine
Sdr. Benny
Penyambut Jemaat
Sdr. Milka Sdri. Ida
Sdr. Milka Sdr. Tanius
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Sdri. Enty
Singer
Sdri. Yuli Sdri. Enty
Sdri. Yanti Sdri. Jenny
Keterangan
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
38
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
55 orang
Umum 2
106 Orang
Umum 3
55 Orang
Sekolah Minggu
33 Orang
Remaja Pemuda
Minggu, 30 April 2017
Keterangan
25 Orang
Cab. Darmo KU 1
30 Orang
SM -
Cab. Darmo KU 2
34 Orang
SM : - Orang RM : - Orang
POS Batam
25 Orang
SM : 48 Orang Remaja : 4 Orang
POS Batu Aji
SM : 48 Orang Remaja : 35 Orang
39