A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2
Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email:
[email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email:
[email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email:
[email protected] 3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Terlalu Baikkah Allah? (Yunus 4)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
P
ertobatan penduduk Niniweh sampai sekarang tetap dipandang sebagai kebangunan rohani terbesar dalam sejarah. Semua orang, dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah, datang kepada TUHAN. Pertobatan telah terjadi pada bangsa yang paling kejam, melalui khotbah yang paling singkat, dan oleh pengkhotbah yang paling enggan. Tidak sulit untuk melihat keajaiban anugerah ilahi bagi penduduk Niniwe. Semua ini seyogyanya disyukuri oleh semua orang, terutama si pengkhotbah. Dalam kenyataannya, justru Yunus satu-satunya yang tidak bisa bersyukur. Bukan hanya tidak bersyukur, Yunus juga kesal dan marah kepada TUHAN.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Dalam teks Ibrani, perasaan Yunus diungkapkan dengan cara yang lebih menarik. Kata “kesal” di ayat ini adalah rā’â, yang bisa berarti “jahat” (1:2; 3:8, 10), “malapetaka” (1:7-8; 4:2), atau “kesal” (4:6). Kata ini muncul dua kali di 4:1. Jika diterjemahkan secara hurufiah, ayat ini berbunyi: “Ini sebuah kejahatan (atau kekesalan/malapetaka) bagi Yunus, sebuah kejahatan (atau kekesalan/malapetaka) yang besar, lalu ia marah tentang hal ini”. Arti manapun yang diambil, pembaca tetap bisa menangkap inti pergumulan Yunus. Dia mengetahui kebaikan TUHAN, hanya saja dia tidak bisa menerima jangkauan dari kebaikan itu (ayat 2). Dia tidak bertanya: “Mengapa Allah yang baik membiarkan hal-hal yang buruk menimpa orang-orang yang baik?” (the problem of evil). Sebaliknya, dia sukar mencerna sebuah pertanyaan: “Mengapa Allah yang baik memberikan hal-hal yang baik kepada orang-orang yang jahat?” (the problem of good). Yunus gagal memahami kebaikan TUHAN bagi orang-orang yang tidak baik. Dia
sama dengan anak sulung dalam perumpamaan Tuhan Yesus yang tidak bisa menerima kebaikan sang ayah terhadap adiknya yang jahat (Luk 15:29-30). Dalam kemarahannya yang besar, Yunus meminta Allah untuk mencabut nyawanya (ayat 3). Kita langsung teringat pada kisah Nabi Elia yang memanjatkan doa yang sama (1 Raj 19:4). Kalau Elia berkata: “aku tidak lebih baik daripada nenek moyangku”, Yunus berkata: “aku lebih baik mati daripada hidup”. Dalam hal ini kita dapat memaklumi Elia, karena perjuangannya melawan Baal tidak kunjung usai. Dia tidak yakin bahwa akhir dari pelayanannya akan lebih baik daripada para pendahulunya. Tidak demikian dengan Yunus. Tugas yang ia emban sudah usai. Keberhasilan yang menakjubkan pun didapatkan. Keinginan Yunus untuk mati mengungkapkan isi hatinya: ia lebih rela menutup mata selamanya daripada menyaksikan pertobatan dan keselamatan orangorang jahat.
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Walaupun dia tahu bahwa pertobatan selalu direspons TUHAN dengan penyesalan, Yunus tidak pernah “pupus harap”. Dia sengaja menunggu di luar kota sampai durasi 40 hari terlampaui (ayat 5). Siapa tahu malapetaka masih bisa menimpa kota itu. Pilihan untuk tinggal di luar tembok kota mungkin dimaksudkan sebagai upaya menyelamatkan diri apabila hukuman benar-benar tertimpa atas kota itu. Pengharapan yang luar biasa (keliru)! Penjelasan di atas menunjukkan betapa tidak lazimnya respons Yunus terhadap pertobatan penduduk Niniweh. Dilihat dari ukuran apapun, Yunus tampaknya sudah melewati semua batasan. Keterlaluan. Tidak masuk akal. Gerhard von Rad, salah seorang theolog PL ternama, bahkan sampai memberi sebuah julukan bagi Yunus: “seorang monster relijius-psikologis”. Mengapa Yunus dapat menjadi seperti ini? Penjelasan berikut ini akan menunjukkan bahwa kita pun kadangkala menjadi monster relijiuspsikologis yang menakutkan. Ada
beberapa faktor yang kita perlu cermati dan waspadai. Pertama, karena melupakan anugerah TUHAN. Keyakinan Yunus bahwa orang jahat harus dihukum oleh TUHAN tidak selaras dengan pengalaman hidupnya sendiri. Pelariannya dari panggilan mengungkapkan keburukannya. Bahkan di mata orang-orang asing di kapal, sikap Yunus tersebut sama sekali tidak bisa diterima (1:10). Jika TUHAN selalu menghukum orang jahat, bukankah Yunus seharusnya menjadi objek pertama dari murka Allah? Bagaimana mungkin seorang yang baru saja bersyukur atas kasih karunia TUHAN (2:8-9) kini justru mempersoalkan kasih karunia itu? Dalam banyak hal, anugerah Allah atas Yunus bahkan jauh lebih besar dan kentara daripada atas penduduk Niniwe. Yunus tidak menunjukkan pertobatan selama berada di atas kapal. Tidak ada ketakutan terhadap hukuman Allah dalam dirinya. Dia bahkan sama sekali tidak berdoa kepada TUHAN. Penduduk Niniwe jelas lebih baik daripada dia, karena mereka takut dengan ancaman hukuman, bertobat, dan 6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ berdoa kepada TUHAN. Yunus menjadi contoh konkrit dari orang yang menerima pembebasan hutang sebesar 10 ribu talenta, namun tidak mau berbelaskasihan atas temannya yang hanya berhutang 100 dinar (Mat 18:23-35). Kedua, karena berpusat pada diri sendiri. Doa Yunus di ayat 2-3 dalam teks Ibrani memuat tidak kurang dari sembilan kali kata ganti “aku”. Di antara semua pemunculan ini, kata “telah kukatakan” perlu digarisbawahi. Di teks Ibrani, kata ini muncul dalam bentuk kata benda, sehingga secara hurufiah seharusnya diterjemahkan “perkataanku”. Dari terjemahan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada awalnya Yunus sempat berdebat dengan TUHAN. “Perkataan TUHAN” datang kepada Yunus (1:1), namun Yunus pun mengutarakan perkataannya kepada TUHAN (4:2). Perkataan TUHAN versus perkataan Yunus. Dia merasa berhak untuk berdebat dengan TUHAN! Dia merasa berhak untuk menjadikan perkataannya sebagai standar kebenaran.
Perkataan Yunus “lebih baik aku mati daripada hidup” (4:3) semakin mempertegas egoismenya. Ukuran baik atau tidaknya sesuatu ditentukan oleh dirinya sendiri. Bagi dia kematian lebih nyaman daripada kehidupan yang tidak sesuai harapan (4:3, 8). Pendeknya, kenyamanan telah diletakkan di atas kebenaran. Itulah ciri-ciri orang yang berpusat pada dirinya sendiri. Ketiga, karena gagal memahami nilai manusia. Kesalahan utama dalam diri Yunus adalah konsepnya yang rendah tentang penduduk Niniwe. Bagi dia, mereka tidak lebih daripada sampah dunia yang perlu dimusnahkan. Tidak ada yang baik dalam diri mereka. Tidak ada alasan rasional untuk mempertahankan kehidupan mereka. Kesalahan inilah yang hendak dikoreksi oleh
“Pendeknya, kenyamanan telah diletakkan di atas kebenaran. Itulah ciri-ciri orang yang berpusat pada dirinya sendiri.” 7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ TUHAN di ayat 6-11. Beberapa tindakan yang TUHAN lakukan di ayat 6-8 dimaksudkan sebagai alat peraga untuk menyiapkan Yunus memberikan jawaban yang lebih baik. Sebagaimana TUHAN menjadikan laut (1:10) dan mengontrol segala makhluk di dalamnya (1:17; 2:10), Dia juga menjadikan daratan (1:10) dan berdaulat penuh atas segala makhluk di atasnya (4:6-8). TUHAN menentukan apa yang harus dilakukan oleh tanaman, ulat, maupun angin (4:6, 7, 8 “atas penentuan Allah”). Fakta bahwa Yunus sangat bersukacita atas perteduhan yang disediakan oleh TUHAN melalui pohon jarak menunjukkan bahwa terjemahan “pondok” (LAI:TB) di ayat 5 tidak terlalu tepat. Yunus hanya sekadar merangkai tangkai-tangkai tanaman sebagai tempat berteduh seadanya. TUHAN lalu menyediakan sesuatu yang lebih baik melalui pohon jarak. Yunus sangat terhibur dan bersukacita dengan hal ini. Sengat sinar mentari tidak lagi membakar kepala dan tubuhnya. Situasi ini hanya bertahan sehari saja. TUHAN mengirim ulat untuk menggerogoti tanaman jarak tersebut. Tanaman ini sama sekali tidak berdaya terhadap serangan seekor ulat kecil. Dalam sekejap tanaman itu pun layu. Untuk memperparah keadaan, TUHAN mengirim angin timur yang panas. Kini situasi Yunus malah lebih parah daripada sebelumnya. Tidak ada perteduhan dari tanaman jarak. Ada masalah baru muncul: angin timur yang terkenal cukup kencang dan sangat panas. Di tengah situasi seperti ini, Yunus benar-benar menyadari betapa berartinya tanaman jarak tersebut bagi dirinya. Kematian tanaman ini bahkan mendorong dia untuk mati juga. Dia sangat mengasihi tanaman ini. Pada momen inilah TUHAN mengulang pertanyaan-Nya (bdk. ayat 4, 9). Kalau sebelumnya pertanyaan yang hampir sama pernah diutarakan oleh TUHAN tetapi tidak digubris oleh Yunus, kini dia terpaksa menjawabnya. 8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Sekali lagi, egoisme Yunus muncul ke permukaan. Dia merasa berhak untuk marah (ayat 9b). Dia cenderung menjadikan perasaannya sebagai ukuran kebenaran. Tanpa disadari oleh Yunus, pertanyaan tersebut dimaksudkan oleh TUHAN sebagai sebuah strategi rhetoris yang tak terbantahkan. Kemarahan dalam jawaban Yunus hanya mempertegas poin yang ingin diajarkan oleh TUHAN. Intinya terletak pada perbandingan nilai antara pohon jarak (di mata Yunus) dan penduduk Niniwe (di mata TUHAN). Yunus tidak dapat menerima kematian tanaman jarak yang dia sendiri tidak berkontribusi apapun (ayat 10a). Dia “mengasihi” tanaman itu hanya karena dia mendapatkan keuntungan, bukan karena dia benarbenar merawat tanaman itu. Dia tidak melakukan apapun bagi tanaman itu. Dia sebenarnya bukan pecinta tanaman. Di samping itu, tanaman jarak tersebut juga hanya bertahan sehari. Itu hanyalah sebuah tanaman liar dengan masa hidup yang sementara. Kalaupun tanaman ini mati, tidak ada orang lain akan peduli. Apakah Yunus peduli? Tidak! Dia hanya peduli karena dia kehilangan keuntungan dari tanaman itu. Dari perspektif Allah, “kecintaan” Yunus terhadap pohon jarak ini terlihat aneh, terutama jika dikontraskan dengan keinginan Yunus agar kota Niniwe ditunggangbalikkan oleh Allah. Bukankah seandainya penghukuman itu dilakukan, akan ada jauh lebih banyak kematian daripada kematian tanaman jarak itu? Bukankah kerugian yang ditimbulkan jauh lebih banyak (ayat 11)? 120 ribu orang akan mati. Jutaan binatang akan menjadi bangkai. Begitu banyak tanaman akan musnah. Yunus tidak peduli dengan semua ini, tetapi ia justru mempersoalkan kematian sebuah tanaman liar. Betapa aneh pemikiran Yunus! Egoisme seringkali membuat banyak orang memandang rendah sesamanya. 9
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Keempat, karena kurang berbelas-kasihan. Ungkapan “tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri” (ayat 11) menyiratkan pengetahuan moral yang sangat rendah dari penduduk Niniwe. Mereka dapat diumpamakan seperti anak-anak kecil yang tidak mampu membedakan yang baik dan yang jahat (bdk. Ul 1:39; Yes 7:16). Dengan kata lain, mereka tidak seberuntung bangsa Yehuda maupun Israel. Tidak ada Hukum Taurat di Niniwe. Kejahatan bagi mereka sudah menjadi begitu lazim. Mereka bahkan mungkin tidak tahu alternatif lain dalam memperlakukan musuh-musuh mereka. Mempertimbangkan faktor ini, Yunus seyogyanya tidak bersikap terlalu keras terhadap mereka. Mereka memang layak menerima pukulan, tetapi tidak terlalu banyak, sebab mereka tidak benar-benar mengetahui apa yang mereka perbuat (bdk. Luk 12:48). Seperti Tuhan Yesus di atas kayu salib, Yunus seharusnya berdoa: “Ya Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:24). Keinginan Yunus untuk menyaksikan kehancuran Niniwe menunjukkan isi hatinya. Tidak ada belas kasihan. Hanya ada kesombongan, egoisme, dan kemarahan. Kitab Yunus sengaja ditutup dengan sebuah pertanyaan. Lebih tepatnya, kitab ini sengaja dibiarkan terbuka. Yang harus menjawab pertanyaan ini bukan hanya Yunus, melainkan semua pembaca. Seberapa berhargakah jiwa-jiwa yang terhilang di mata Anda? Soli Deo Gloria.
10
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa untuk kondisi bangsa dan negara supaya memberikan kekuatan dan hikmat kepada para pemimpin bangsa untuk terciptanya keamanan dan ketentraman. Berdoa juga untuk kesatuan dan persatuan seluruh komponen bangsa untuk terciptanya stabilitas nasional. 2. Berdoa untuk pembinaan yang akan diadakan dan dilaksanakan oleh jemaat REC supaya materi pembinaan dapat selesai tepat pada waktunya, jemaat dapat mengambil bagian dalam pembinaan tersebut dan bersama-sama bertumbuh dalam pengenalan Firman Tuhan yang benar. Berdoa juga bagi setiap hamba Tuhan yang membina setiap kelompok-kelompok supaya mendapatkan hikmat surgawi untuk memperlengkapi jemaat dengan baik. 3. Berdoa untuk segala persiapan pelaksanaan peringatan HUT REC ke-25. Berdoa agar panitia diberikan hikmat dan kemampuan mempersiapkan segala sesuatu supaya kegiaan ini dapat berjalan dengan baik dan peserta dapat menikmati berkat Tuhan yang selama ini menopang seluruh pelayanan dan pertumbuhan gereja.
11
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 117: Mengapa tugas memelihara hari Sabat diarahkan secara khusus kepada para kepala keluarga dan orang-orang terkemuka lainnya? Jawaban : Perintah memelihara hari Sabat diarahkan secara khusus kepada para kepala keluarga dan orang-orang terkemuka lainnya, karena mereka wajib untuk tidak hanya memelihara sendiri hari Sabat, tetapi juga menjaga agar hari itu dipatuhi oleh semua orang bawahan mereka, dan karena mereka sering cenderung mengganggu pemeliharaannya oleh para bawahan itu dengan kesibukan mereka sendiri. a. Kel 20:10; Yos 24:15; Neh 13:15, 17; Yer 17:20-22; Kel 23:12.
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Jangan menjadi orangtua sendirian
Orang-orang Kristen r. Les Parrott III menyelenggarakan program bimbingan pernikahan di gerejanya untuk menunjukkan nilai orangorang Kristen yang saling menolong. Ia menemukan sejumlah suami istri yang pernikahannya kokoh yang bersedia meluangkan waktu untuk para pasangan baru dalam tahun pertama pernikahan mereka.
D
satu pasangan yang lebih tua yang anak-anaknya sudah besar dan menjadi orang-orang baik. Mereka bisa mengajukan pertanyaan atau meminta nasihat pada setiap tahap usia perkembangan anak-anak mereka. Kebanyakan pasangan yang lebih tua merasa dibutuhkan dengan adanya permintaan seperti itu dan merasa senang memberikan pertolongan.
Hal yang sama dapat dilakukan Kadang-kadang bantuan plus oleh para orangtua. Orangtua dorongan semangat datang yang lebih muda bisa mencari sekalipun Anda tidak memintanya. 13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Itulah yang terjadi ketika Margaret menerima sepucuk surat dari Dennis Suchecki, seorang pemimpin di gereja kami yang juga teman baik kami. Suratnya mendorong Margaret untuk menjadi istri yang baik, tetapi juga memuji dia sebagai orangtua. Ia mengatakan, “Anda juga seorang ibu yang hebat. Anda sungguh berhasil mendidik Elizabeth dan Joel! Dua kepribadian yang begitu berbeda! Kelihatannya Anda tahu bagaimana menangani mereka masing-masing dengan cara yang begitu tepat.” Guru-guru Ketika Elizabeth berlatih senam, Ia mempunyai seorang pelatih yang tahu bahwa Elizabeth baik dalam cabang olahraga ini, namun ia cenderung mematahkan semangatnya daripada mendorongnya. Karena temperamen Elizabeth melankolis– flegmatis, kadangkala ia tidak bisa menerima sikap pelatihnya dengan lapang dada. Dalam beberapa kesempatan, Margaret (yang mantan guru) memberinya gambaran mengenai kepribadian putri kami dan memintanya agar
memperlakukan Elizabeth dengan lebih positif. Sebagai hasilnya, pelatih tersebut menjadi bersikap lebih baik terhadapnya, dan Elizabeth menanggapinya dengan baik. Baru-baru ini saya berbicara dengan seorang teman yang menghadiri reuni ke-20 sekolah menengahnya. Ketika berada di sana, ia berjumpa dengan guru yang mengajarkan bahasa Spanyol. Ia mengungkapkan kepada guru tersebut bahwa pelajaran bahasa Spanyolnya telah mengilhaminya untuk belajar bahasa di perguruan tinggi dan menjadi seorang guru misionaris di Amerika Tengah dan Selatan. Wajah gurunya berseri-seri dan ia menjawab, “Terima kasih untuk apa yang Anda utarakan. Anda membuat saya bahagia.” “Oh, saya yang mestinya berterima kasih,” tukas teman saya. “Andalah yang sudah membuat hidup saya bahagia.” Makin banyak guru seperti dia dalam kehidupan anak-anak kita, anak-anak makin terbentuk menjadi orang-orang seperti yang Anda 14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ inginkan. Sanak Saudara Pada tahun 1981, saya dan Margaret pindah ke California Selatan, dan kami langsung kehilangan kesempatan untuk bersama-sama keluarga besar saya di Ohio. Tahuntahun pertama, kami banyak mengunjungi Ohio kembali sebab kami kehilangan interaksi positif dan nilai tambah yang diberikan oleh mereka. Inilah yang mereka sudah berikan: Ayah memberikan berkat rohani kepada keluarga. Ibu menyediakan rasa aman. Larry mengajarkan hikmat. Anita, istri Larry, menciptakan kesenangan. Trish melindungi serta membela orangorang yang dikasihinya. Steve, suami Trish, menambahkan kestabilan yang luar biasa. Saya yakin Anda mempunyai anggota keluarga yang juga memberi kontribusi kepada anakanak Anda. Luangkan sejumlah waktu untuk merenungkan keluarga Anda. Kenalilah mereka yang bisa memberi nilai tambah kepada anak-
anak Anda atau membantu Anda menjadi orangtua yang lebih baik. Jangan merasa terpaksa untuk menuliskan nama setiap anggota keluarga dalam sebuah daftar. Kalau keluarga Anda 99% adalah sanak saudara yang tidak Anda harapkan akan mempengaruhi anak-anak Anda. Fokuskan saja pada orangorang yang memberi dampak positif. Setelah Anda membuat daftar, bicarakan dengan anak-anak Anda tentang apa-apa yang baik dalam diri mereka. Bantulah anak-anak belajar menghargai mereka seperti yang Anda lakukan. Mulailah memikirkan cara-cara yang bisa membuat anak-anak Anda juga meluangkan waktu dengan mereka. Lalu tunjukkan setiap persamaan positif yang bisa Anda temukan pada diri anak-anak Anda dan mereka. Akan Anda dapati bahwa anak-anak senang menyamakan diri dengan sanak saudara yang
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ dikagumi, terutama orang yang sudah Anda jadikan pahlawan. Teman-teman Saat saya mengerjakan buku ini, anak-anak saya sedang berlibur di pegunungan, main ski bersama dengan teman-teman yang kami sayangi, Dick dan Debbie Peterson. Itulah ciri khas dari manfaat yang Anda peroleh apabila Anda berbagi beban dalam pengasuhan dengan teman-teman. Jika Anda dan teman-teman dengan anak-anak seusia anak Anda membentuk satu tim dan sama-sama merasa mempunyai kepentingan yang serupa, Anda dapat saling membantu. Anda bisa saling mengantarkan anak-anak ke latihan sepakbola. Keluarga yang satu menjaga bayi keluarga lainnya agar orangtuanya dapat beristirahat sepanjang hari itu atau makan malam di luar. Teman-teman juga dapat membimbing anak-anak Anda dalam bidangbidang yang tidak Anda kuasai. Itulah yang sudah dilakukan Paul, teman kami. Paul sudah menjadi seorang pembimbing yang tak ternilai bagi Joel. Selama bertahun-tahun ia mengajar Joel bagaimana membuat beragam benda. Salah satu karya favorit Joel adalah bintang Natal yang dipasang di atap rumah, yang diciptakannya bersama Paul ketika ia berusia delapan tahun. Selama berjam-jam mereka membeli kayu, mengukur serta memotongnya, mengikatnya menjadi satu, lalu memasangkan lampu-lampu beraliran listrik. Bahkan kini, tatkala setiap tahun kami memasangnya di atap rumah, saya menyaksikan Joel sangat gembira, bukan saja karena ia merasa berprestasi telah menciptakannya, tetapi juga karena terkenang saat-saat indah yang dimilikinya bersama Paul waktu itu. Orang-orang dengan Karunia Khusus Terkadang kebutuhan anak-anak Anda mengharuskan Anda menoleh keluar dari lingkungan keluarga atau teman-teman terdekat. Itulah yang dilakukan orangtua saya kepada kami tiga bersaudara. Misalnya, ketika 16
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ saya memerlukan seorang guru piano dan sementara itu kedua orangtua saya tidak dapat bermain piano, maka mereka minta Wayne Reno. Wayne seorang guru musik yang hebat dan juga seorang pria yang saleh. Sesudah pelajaran, ia selalu membicarakan Allah. Pada waktu itu saya terbiasa berpikir bahwa ia melakukan semua itu karena welas asihnya. Namun saat ini saya tidak yakin. Baru saja saya terima sebuah surat dari putranya yang mengatakan bahwa Wayne menganggap saya paling bengal di antara semua muridnya! Hari ini saya menduga-duga bahwa ia pada waktu itu berbicara tentang Allah sebab ia takut kalaukalau saya sedang menuju neraka! Orangtua saya memperoleh bantuan untuk Larry dari sekelompok orang yang mempunyai karunia-karunia khusus. Kester McCain, pemimpin kaum muda di gereja kami, mempunyai usaha papan dan tenda peneduh dari aluminium. Ia ulet, seorang Kristen yang baik, dan juga pebisnis yang unggul. Ayah mengatur agar Larry bekerja dengan Kester. Sejak masih di sekolah menengah pertama hingga lulus dari sekolah menengah umum, Larry membantu Kester memasang tenda peneduh. Sulit untuk mengukur dampak yang diberikan Kester pada Larry. Tetapi saya rasa Larry memperoleh dorongan semangat dan bimbingan dalam bidang bisnis pada saat ia sangat membutuhkannya. Saya yakin dorongan semangat itu merupakan sebagian dari keberhasilan Larry hari ini. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 5: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung …
17
e
B o l eh k ah m en i k ah i w an i t a yan g l e b i h t u a? | #Q and A
MAGZ
Bolehkah Menikahi Wanita Yang Lebih Tua? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 21 Mei 2017) ersoalannya, Alkitab tidak memberikan petunjuk lain tentang nilai penting dari perbedaan waktu penciptaan Adam dan Hawa. Di tengah ketidakjelasan ini, kita seyogyanya tidak terlalu dogmatis (meyakini sesuatu yang belum tentu memiliki dasar Alkitabiah yang benar dan kuat). Bersikap terlalu dogmatis dalam kasus-kasus seperti ini akan membuat kita menuntut lebih banyak daripada yang digariskan oleh Alkitab. Dengan demikian kita justru menabrak nasihat Paulus: “Jangan melampaui yang ada tertulis” (1 Korintus 4:6b).
P
Sebagai contoh, jika seseorang menuntut suami harus lebih tua daripada isteri berdasarkan kisah penciptaan, orang itu tampaknya juga harus 18
e
B o l eh k ah m en i k ah i w an i t a yan g l e b i h t u a? | #Q and A
MAGZ menentang perkawinan kembali dengan alasan apapun, sebab Adam hanya memiliki satu isteri selama hidupnya. Ini tentu saja akan bertabrakan dengan ajaran Paulus yang memperbolehkan perkawinan kembali jikalau salah satu pasangan meninggal dunia (1 Korintus 7:39). Orang itu juga harus menentang praktik pacaran, karena Adam tidak pernah berpacaran dengan Hawa. Allah langsung memberikan Hawa di hadapan Adam (Kejadian 2:23). Demi konsistensi, orang itu sebaiknya juga melarang laki-laki mana pun untuk menikahi perempuan yang bukan diciptakan secara langsung dari tulang rusuk dan daging lakilaki itu (Kejadian 2:23). Pemikiran ini tentu saja masih bisa diteruskan tanpa batas, misalnya pernikahan harus diawali dengan pertemuan sesudah laki-laki tertidur pulas (Kejadian 2:21-22) atau pertemuan itu harus terjadi di Taman Eden atau, minimal, di sebuah taman. Intinya, apa yang tidak terlalu jelas janganlah dipaksakan. Marilah kita lihat persoalan di atas dari sisi yang agak berbeda. Seandainya kisah penciptaan memang mengharuskan seorang suami berusia lebih tua daripada isterinya, berapa jarak usia yang harus ditentukan berdasarkan kisah penciptaan? Jikalau seseorang memahami istilah “hari” di Kejadian 1-2 sebagai “24 jam”, maka seorang laki-laki hanya boleh lebih tua beberapa jam saja dari isterinya. Jika perbedaan usianya melebihi sehari, hal itu tidak Alkitabiah. Bukankah penafsiran semacam ini hanya akan menghasilkan kekacauan belaka? Jikalau seseorang meyakini istilah “hari” sebagai durasi tertentu (zaman atau periode), ia tetap tidak bisa menentukan panjang dari durasi itu. Kata “hari” dalam arti “periode tertentu” dalam Alkitab bisa mencakup waktu setahun, belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Mereka yang menuntut seorang suami harus berusia lebih tua daripada isterinya sebaiknya secara serius memastikan jarak usia Adam dan Hawa. Jikalau waktu penciptaan Adam dan Hawa dipandang sangat penting dan mengikat, bukankah seharusnya jarak usia keduanya juga sangat penting dan mengikat? 19
e
B o l eh k ah m en i k ah i w an i t a yan g l e b i h t u a? | #Q and A
MAGZ Alkitab bukan hanya tidak mengharuskan suami lebih tua daripada isterinya. Alkitab bahkan memberi petunjuk tersirat bahwa dalam kasus-kasus tertentu suami boleh lebih muda daripada isterinya. Poin ini didasarkan pada peraturan Alkitab tentang pernikahan levirat (Ulangan 25:5). Menurut hukum levirat, apabila seorang suami meninggal dunia tanpa memiliki keturunan, maka adik laki-lakinya diwajibkan menikahi isteri kakaknya itu. Ada kemungkinan, adik ipar ini lebih muda daripada janda itu. Bersambung……...
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
MENGENAL YANG ABSOLUT MELALUI SEBUAH HUBUNGAN (Lanjutan tgl 21 Mei 2017) ekarang kita sampai pada pertanyaan bagaimana dan dalam pengertian apa kita mengenal kebenaran yang absolut. Jika kebenaran adalah satu pribadi, maka kita akan mengenal kebenaran seperti kita mengenal orangorang lain; artinya, melalui fakta tentang mereka serta hubungan dengan mereka. Sehingga kita mengenal yang Absolut melalui suat u hubungan, karena itulah cara yang dipilih-Nya untuk menyatakan kebenaran. Dia melakukannya secara pribadi.
S
Oleh karena itu, agar bisa mendapatkan pengetahuan tentang yang Absolut, kita harus mengenal Allah. Injil Yohanes banyak berbicara mengenai kepercayaan sebagai cara kita mengenal Allah. Kata “percaya” muncul sembilan puluh delapan kali dalam Kitab Injil tersebut. Pada intinya, “percaya” berarti “meyakini dan bersandar sepenuhnya.” Dan di dalam 21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Kitab Injil ini, “percaya” sama artinya dengan menerima Kristus (1:12), menaati Dia (3:36), dan diam di dalam Dia (15:1-11). J. Carl Laney berkata, “percaya kepada Kristus bukan semata-mata merujuk kepada persetujuan intelektual akan suatu proposisi tentang Kristus. Namun, konsep Alkitab tentang ‘percaya’ melibatkan respons dan komitmen pribadi kepada pribadi Kristus. Hal ini membuka jalan menuju pengenalan akan kebenaran yang absolut. E. Stanley Jones pernah bercerita tentang seorang dokter yang terbaring sekarat. Seorang dokter Kristen duduk di sampingnya dan mendorongnya untuk berserah dan beriman kepada Kristus. Dokter yang sekarat itu mendengarkan dengan takjub. Terang telah terbit. Dia dengan sukacita berkata, “Sepanjang hidup saya selalu dipusingkan dengan apa yang harus dipercaya, sekarang saya sadar siapa yang harus dipercaya. Percaya berarti menyerahkan diri kita kepada Yesus. Kita tidak bermaksud mengatakan bahwa isi Injil tidak penting. Isi Injillah yang mengatakan kepada kita siapa Yesus yang sebenarnya dan apa yang telah dilakukan-Nya . Sesudah ini saya akan menunjukkan bahwa penyataan diberikan dalam bentuk proposisi-proposisi. Pengetahuan akan fakta Injil-lah yang membuka pintu kepada hubungan d engan Allah, dan hubungan ini merupakan jantung dari keselamatan orang Kristen. Yesus berkata, “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satuny a Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh. 17:3). Saat kata mengenal digunakan dalam Alkitab dengan objek seorang pribadi, biasanya kata itu merujuk kepada sebuah hubungan pribadi yang intim. Jadi, kita mengasihi Dia sebagai Sahabat dan mengikut Dia sebagai Tuhan. Inilah alasan mengapa panggilan Kristus bukanlah “Ikutlah ajaran-Ku,” melainkan “Ikutlah Aku.” Menarik sekali bahwa Yesus berkata, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab 22
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ jikalau Aku tidak pergi, Peng hibur itu tidak akan datang kepadamu, Tetapi jikalau Aku tidak pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh. 16:7). Saat di mana Yesus pergi akan lebih baik bagi mereka dari pada Dia secara fisik bersama dengan mereka di bumi. Ini karena Roh Kudus akan menjadi Pengantara hubungan pribadi mereka dengan Allah, yang merupakan inti pemahama n orang Kristen. Tentu saja kita tidak mengetahui segala sesuatu tentang Dia. Bahkan masih banyak yang perlu kita pelajari. Tapi sekali kita menerima Dia, kita mengenal yang Absolut secara pribadi. Bersambung…………. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
23
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ
Hukuman buat ular, perempuan, dan laki-laki Ev. Nike Pamela, M.A
(Lanjutan tgl 21 Mei 2017) ebelum memutuskan pandangan mana yang benar, kita sebaiknya menyelesaikan beberapa persoalan terlebih dahulu, antara lain: (1) arti kata “meremukkan” (šûp); (2) identitas “keturunan” (zera‘); (3) identitas “ia” yang akan meremukkan kepala ular (hû, LAI:TB “keturunannya”).
mencoba memberikan dua terjemahan berbeda untuk kata di teks ini (NIV/JB “strike” dan “crush”). Tujuan dari pembedaan ini mudah untuk ditebak, yaitu membedakan kualitas dari akibat negatif yang diberikan masing-masing pihak (keturunan perempuan akan membawa kehancuran yang jauh lebih besar bagi keturunan ular). Cara penerjemahan yang berbeda Pertama, arti kata “meremukkan” ini dapat ditelusuri sampai pada versi (šûp). Beberapa versi Inggris Latin Vulgata, walaupun terjemahan
S
24
e
MAGZ
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
yang digunakan sedikit berbeda (conterero = meremukkan dan insidior = menunggu untuk menyergap).
Dalam hal ini kita sebaiknya mengikuti terjemahan Septuaginta (LXX), mayoritas versi Inggris dan LAI:TB yang menggunakan terjemahan yang sama. Kata kerja Ibrani di balik kata “meremukkan” memang sama (šûp). Tidak ada salinan apa pun yang membedakan kata ini. Pemunculan kata yang sama dalam satu ayat seharusnya mendorong kita untuk menafsirkannya secara sama pula, kecuali ada petunjuk eksplisit dari teks untuk berpikir sebaliknya. Sikap di atas tidak akan mengurangi perbedaan kehancuran yang dialami oleh masing-masing keturunan. Obyek dari kata kerja šûp jelas berbeda: satu tumit, yang lain kepala. Inilah yang membedakan tingkat kerugian yang terjadi. Seandainya kita sepakat untuk memberikan terjemahan yang sama untuk šûp, kita tetap harus memutuskan terjemahan mana yang paling benar, karena versi Inggris memberikan usulan yang berbeda. Sebagian besar memilih “meremukkan” (KJV/ASV/NASB/RSV), yang lain memilih “menyerang/memukul” (NRSV/NLT). Seorang penafsir mengusulkan asal-usul kata šûp dari bahasa Arab šâfa yang berarti “mengamati”. Beberapa penafsir menduga kata šûp berasal dari bahasa Akadian šâpu yang berarti “menghancurkan dengan cara menginjak-injak”. Usulan terakhir dapat dengan mudah disingkirkan karena ular tidak mungkin menghancurkan keturunan perempuan dengan cara menginjakinjak. Dugaan ke-3 terlihat terlalu lunak untuk sebuah permusuhan. Dalam sebuah pertempuran tindakan “mengamati” (musuh) pasti akan diikuti oleh tindakan lain. Terjemahan ke-2 tidak disertai bukti apa pun. Pilihan terbaik jatuh pada usulan ke-1. Kata šûp hanya muncul tiga kali 25
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ dalam seluruh Alkitab (Kej 3:15; Ay 9:17; Mzm 139:11). Di Ayub 9:17 kata šûp jelas berarti “meremukkan”. Arti šûp di Mazmur 139:11 adalah “melingkupi”, tetapi arti ini tidak sesuai dengan konteks Kejadian 3:15. Arti “meremukkan” juga cocok dengan nuansa perseteruan yang serius di 3:15. Baik keturunan perempuan maupun ular akan saling meremukkan, namun akibat yang ditimbulkan tetap berbeda. Ular akan mengalami kehancuran yang fatal dan mematikan. Dari sini kita dapat menemukan gaya bahasa ironis lain dalam bagian ini. Kemenangan ular dalam menjatuhkan perempuan (3:2-6) bukanlah akhir dari peperangan. Sebaliknya, titik akhir terjadi pada saat keturunan perempuan meremukkan kepala ular (3:15). Bersambung………. NK_P
26
e
Mem b eritak an K ab ar B ai k | #M I S S I O N
MAGZ
MEMBERITAKAN KABAR BAIK (Lanjutan tgl 21 Mei 2017) si berita yang disampaikan dengan penggambaran yang berbedabeda sesuai dengan keadaan di mana ia disampaikan. Ada kekayaan bahan yang luar biasa besar di dalam kabar baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kabar baik itu mengenai keselamatan umat manusia, yang dipahami sebagai tindakan Allah untuk memulihkan suatu hubungan yang rusak akibat dosa. Situasi ini dapat digambarkan, manusia
I
yang tidak dapat memahami jalan kebenaran dengan pikiran mereka sendiri dan tidak dapat menemukan jalan keluar. Suatu hubungan yang berjauhan dengan Allah; manusia dengan Allah dalam keadaan konflik terhadap sesama dan terutama dengan Allah. Ketidakmampuan manusia mengatasi konflik karena dosa, membuat manusia lebih mementingkan diri sendiri dan menonjolkan diri. Hanya Allah saja yang dapat memulihkan hubungan 27
e
Mem b eritak an K ab ar B ai k | #M I S S I O N
MAGZ yang sudah rusak itu. Jadi, bagaimana Allah memperbaiki hubungan tersebut? Melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib! Hanya jalan itu saja yang dapat memulihkan hubungan itu, karena Kristus telah menanggung kutuk di atas kayu salib (Gal 3:13), yang seharusnya ditanggung oleh manusia yang berdosa. Setiap orang yang percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat yang hidup, maka memperoleh damai sejahtera dari Allah, karena dosadosanya sudah diperdamaikan dengan Allah. Shalom atau damai sejahtera yang diucapkan Yesus, melibatkan bukan saja suatu hubungan yang baru dengan Allah, melainkan juga suatu hubungan yang indah dengan sesama (Efesus 2: 14). Dalam perkataan Yesus sendiri, bahwa Ia datang “untuk memberikan nyawa-Nya bagi tebusan banyak orang” (Mark 10:45). Tindakan itu akan menegakkan suatu “perjanjian baru oleh darah-Ku” (Luk. 22:20). “Yang ditumpahkan bagi banyak orang” (Mark. 14:24). Tatanan lama yang terdiri dari dosa dan kematian, begitu mustahil untuk mengubah dirinya sendiri menjadi pelaku sejati bagi keadilan, rahmat dan belas kasih Allah, sehingga dibutuhkan suatu tatanan baru. Begitu hebatnya perlawanan tatanan lama terhadap yang baru, sehingga hal itu dapat terwujud dengan pengorbanan besar dari Allah sendiri, yaitu diberikan Anak-Nya yang tunggal (Mark 15:34), bukan saja butuh suatu pengorbanan yang besar bagi Sang Anak untuk melakukan kehendak Bapa; begitu juga dengan Bapa harus merelakan Anak-Nya diperlakukan dengan kejam sampai mati di kayu salib. Jurgen Moltmann telah menangkap kegentingan yang paling utama dari kematian Kristus, Saat di Salib, digambarkan bagaimana Bapa meninggalkan Anak-Nya dan menyembunyikan wajah dari-Nya… justru inilah momen penyaliban Yesus yang paling tragis. Gambaran Kristus tentang hubungan Bapa dan 28
e
Mem b eritak an K ab ar B ai k | #M I S S I O N
MAGZ Anak yang begitu dekat dan erat sekali, dalam penyaliban Bapa meninggalkan Anak-Nya karena tidak tahan melihat penderitaan dan beban yang harus ditanggung Sang Anak di atas kayu salib, demi menebus dosa manusia…. Penggambaran ini terdengar berlebihan, tapi melihat seruan Yesus saat ditinggalkan; melainkan juga penggunaan kata-kata “penyerahan”. “utus” dan padanannya dalam penjelasan Paulus tentang Injil, Oleh anugerah (semua orang) telah dibenarkan dengan cuma-cuma melalui penebusan darah Kristus; Kristus telah ditentukan Allah dari semula untuk menjadi jalan pendamaian melalui iman, dalam darah-Nya (Rom. 3:24-25)…. Dengan mengutus Anak-Nya sendiri sebagai manusia yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa dan untuk menghapuskan dosa. Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging (Rom. 8:3). Ia…. Tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi ….”menyerahkanNya bagi kita (Rom. 8:32). Setelah genap waktunya, maka Allah akan mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat….supaya kita diterima menjadi anak (Gal. 4:4-5). Bersambung……...
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN Senin, 29 Mei 2017 KETIDAKSABARAN MENANTI JANJI ALLAH (Bacaan: Kejadian 16:1-16)
Seorang ahli gizi pernah berkata, “buah yang sehat itu masak pohon. Buah yang tidak masak pohon atau dikarbit, akan kehilangan nutrisi” Seringkali kita menjumpai buah-buahan yang tidak masak pohon, bukan? dan rasanya tentu tidak seenak yang masak pohon. Buah masak pohon memang membutuhkan waktu/musim yang tepat. Sehingga menghasilkan buah yang baik dan sehat.Sama halnya dengan buah, Kerohanianpun membutuhkan waktu untuk bersabar menantikan janji Allah. Dalam perikop sebelumnya, Allah telah berjanji akan mengaruniakan seorang anak laki-laki dari rahim Sarai. Tetapi Sarai tidak sabar menanti janji Allah. Sarai berkata kepada suaminya untuk menghampiri hambanya, Hagar (Ay.1-2). Sayangnya, Abram mengikuti apa yang dikatakan oleh istrinya (Ay.3). Abram lupa bahwa Allah telah berfirman kepadanya ia akan mendapatkan keturunan dari rahim Sarai, istrinya” (15:1-6). Hagar pun hamil dan merendahkan Sarai. Sarai melupakan janji Allah dalam hidupnya. Ketidaksabarannya di dalam menantikan janji Tuhan mengakibatkan dirinya direndahkan oleh Allah juga oleh Hagar. Seringkali kita tidak sabar untuk menanti janji Allah. Meskipun kita telah melihat dan mendengar janji Allah. Kita merasa penggenapan janji Allah itu begitu lambat. Sehingga kita berani untuk memutuskan sendiri dan tidak bertanya terlebih dahulu kepada Allah. Kiranya melalui Firman Tuhan ini, kita sabar menanti janji Allah dan percaya bahwa janji Allah itu akan digenapkan tepat pada waktunya.
30
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 30 Mei 2017 MAGZ INGATLAH PERBUATAN ALLAH DI MASA LAMPAU (Bacaan: Keluaran 15:22-27) Ada satu video mengenai seorang anak yang miskin tertangkap basah mengambil obat-obatan dari apotek. Anak laki-laki itu dipukul dan dimarahi oleh pemilik apotek. Lalu datang seorang bapak membayar obat yang telah dicurinya itu dan memberikannya makanan. Beberapa tahun kemudian bapak tersebut sakit dan tidak ada uang untuk biaya pengobatan. Ada satu dokter yang melunasi biaya pengobatan, ia adalah seorang anak yang pernah ditolongnya.Perbuatan baik seseorang patut diingat oleh kita yang menerimanya. Bangsa Israel telah berhasil keluar dari perbudakan di Mesir. Setelah mereka melewati Laut Teberau, mereka pergi ke padang gurun Syur, tiga hari mereka berjalan (Ay.22). Ketika sampai di Mara, mereka bersungutsungut kepada Musa. Air yang mereka minum ternyata pahit (Ay.2324). Bangsa Israel lupa bahwa Allah telah menunjukkan kebaikkan dan kuasaNya pada saat melewati Laut Teberau (14:15-31). Musa berseru kepada Allah dan Allah memberi hikmat untuk melemparkan sepotong kayu ke dalam air dan air itu menjadi manis rasanya (Ay.25). Lalu Allah memberi ketetapan kepada bangsa Israel untuk tetap berpegang pada perintah-perintah Allah dan diakhir ayat Allah mencukupkan kebutuhan bangsa Israel (Ay.26-27). Penting bagi kita mengenang kebaikan Allah yang pernah kita terima. Ini akan menjadi ingat-ingatan yang mendorong kita untuk berpegang pada ketetapanNya. Kita sering melupakan perbuatan-perbuatan Allah di waktu lampau. Inilah yang menyebakan kita sering bersungut-sungut kepadaNya ketika masalah datang. Dengan mengingat perbuatan Tuhan di masa lalu, kita akan tetap percaya bahwa Allah pasti menolong.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 31 Mei 2017 TETAP NANTIKAN KUASA TUHAN (Bacaan: II Korintus 11:23-29)
Ada seorang perempuan remaja yang setia beribadah dan melayani. Dia selalu berdoa kepada Tuhan supaya disembuhkan dari sakitnya. Ternyata sakitnya tidak kunjung sembuh tetapi tambah parah. Diapun merasa kecewa kepada Tuhan dan memutuskan mengakhiri hidupnya yang menurutnya sudah tidak ada maknanya. Dalam perikop ini Paulus juga mengalami kesulitan demi kesulitan. Lima kali disesah orang Yahudi, tiga kali mengalami karam kapal, satu kali dilempari batu, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut, dalam perjalanan sering diancam bahaya banjir dan penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di laut, bahaya di padang gurun da bahaya dari pihak-pihak saudara-saudara palsu, kerap kali tidak tidur, lapar dan dahaga, kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian (Ay.24-27). Yang menarik adalah responnya, Paulus tidak protes kepada Tuhan. Meskipun banyak kesulitan yang dia alami. Bisa saja dia marah kepada Tuhan dan berkata “Tuhan itu tidak baik.” Paulus telah memberi dirinya melayani Tuhan, seharusnya perjalanannya untuk bermisi dibuat Tuhan lancar dan aman, namun ternyata sebaliknya. Hari ini Tuhan ingatkan kita, apapun yang terjadi dalam hidup kita, kasih Allah telah nyata dan bahkan Dia punya rencana yang akan digenapi tepat pada waktunya. Meskipun kita merasa bahwa pertolongan Allah terlambat. Tetap nantikan kuasa Tuhan dalam hidupmu. Karena Dia Allah, Dia tidak pernah salah. Percayalah!
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 1 Juni 2017 DIPANGGIL UNTUK MELAYANI (Bacaan: Lukas 10:30-37)
Dalam film The Four Feathers, Harry Faversham meninggalkan Inggris pada tahun 1880-an untuk mencari teman-temannya di angkatan bersenjata kerajaan di Sudan. Dalam perjalanannya, Harry tersesat dan hampir mati di padang gurun yang sangat luas di Afrika. Saat nyawanya hampir melayang, ia diselamatkan oleh seorang warga Afrika bernama Abou Fatma yang kemudian merawatnya. Karena terheran-heran oleh kebaikan orang tersebut pada orang asing, Harry bertanya kenapa teman barunya mau melakukan semua itu untuknya. Fatma menjawab dengan segera, “Allah membawamu kepadaku!” Seorang imam dan seorang Lewi, memiliki panggilan untuk membantu mereka yang kesusahan, namun ternyata mereka membiarkan begitu saja pengelana yang terkapar hampir mati di jalan menuju Yerikho. Dalam perikop ini, Tuhan memberikan kisah mengenai orang Samaria yang murah hati. Saat yang seharusnya menyatakan kasih mengabaikan tugasnya, seorang Samaria yang dibenci dan dianggap hina oleh bangsa Israel sebab dianggap tidak kudus, di dalam hatinya justru timbul belas kasihan. Maka ia membalut luka-lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu di atas keledainya. Lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Bukan hanya itu saja, orang Samaria menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan. Orang Samaria berpesan kepada pemilik penginapan untuk merawat dan membelanjakan kebutuhan orang tersebut. Waktu ia kembali akan mengganti biaya perawatan dan kebutuhan orang itu. Di dalam zaman ini, kitalah orang yang dipanggil untuk menyatakan kasih bai orang lain. Sesering apa hati kita diketuk oleh belas kasihan yang mendorong kita mengambil langkah untuk berkorban dan menolong orang lain? 33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 2 Juni 2017 LAKUKAN MISIMU (Bacaan: Ester 2:1-18)
Masing-masing kita didesign Allah untuk melakukan hal yang positif bagi bangsa kita. Sayangnya, tidak sedikit orang yang hidup hanya peduli dengan masalah-masalah pribadinya sendiri. Tidak demikian dengan Ester, Ester menyadari betul tugasnya bagi bangsanya. Itu sebabnya ia menjalani perannya. Ester telah memenuhi misinya, yaitu menyelamatkan seluruh orang Yahudi yang akan dimusnahkan di Kerajaan Persia. Di balik keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia pasti ada suatu tujuan atau misi tertentu. Bahwa di dalam keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia diyakini bukan suatu kebetulan, akan tetapi hal itu merupakan rencana Allah supaya Ester menyelamatkan bangsanya, bangsa Yahudi yang akan dimusnahkan di Persia. Misi ini disadari oleh Ester. Ester bisa saja menjadi egois, dan hanya mempedulikan kebahagiaannya di dalam kerajaan. toh tidak ada yang mapu menggugatnya. Namun tidak dilakukannya. Ia berani mengambil resiko dengan menghadap raja, padahal dia tahu konsekuensi yang harus ditanggungnya besar. Toh tetap dilakukannya. Pada akhirnya Ester memenuhi misinya, yaitu menyelamatkan seluruh orang Yahudi yang akan dimusnahkan di Kerajaan Persia. Dibalik apa yang terjadi dan apa yang kita hadapi, Allah memberikan misi bagi kita untuk kita lakukan. Apapun kedudukan, keadaan maupun profesi kita, Allah sudah menyediakan misi untuk kita lakukan dibalik apa yang kita hadapi dan alami saat ini. Maukah saudara menggenapkan misi Tuhan bagi bagi bangsa ini?
34
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 3 Juni 2017 JADILAH DOMBA YANG BAIK (Bacaan: Mazmur 23:1-6)
Keadaan dunia yang terus berubah membuat manusia mau tidak mau harus terus beradaptasi. Hal ini dilakukan agar manusia dapat bertahan dalam berbagai keadaan yang terjadi. Terutama dalam hal ekonomi, dimana harga kebutuhan pokok yang terus naik. Teror bom yang memakan korban menimbulkan ketakutan karena bisa saja terjadi di manapun. Kita tidak terlepas dari berbagai masalah yang terjadi. Sebagaimana yang telah difirmankan Tuhan bahwa keadaan akhir jaman tidaklah bertambah baik. Tetapi janji Tuhan nyata bagi setiap umatNya bahwa Tuhan akan membuat perbedaan bagi setiap yang percaya kepadaNya. Mazmur ini adalah kesaksian Daud tentang hubungannya dengan Tuhan. Daud mau menjelaskan bahwa Tuhan yang digambarkannya sebagai gembala itu adalah Tuhan yang selalu menuntun hidup Daud dan selalu berjalan bersamanya dan memenuhi apapun yang menjadi kebutuhannya. Pesan yang disampaikan di dalam kidung sangat jelas bagi kita, bahwa selama kita menjadikan Tuhan sebagai gembala dan selama kita juga mau menjadi domba yang baik, maka apapun yang menjadi kebutuhan kita, tersedia, sebagaimana seorang gembala menjamin kebutuhan dombadombanya, mulai dari kebutuhan fisik, rasa aman, ketentraman dan hal-hal lainnya yang non material. Pertanyannya, sudahkah kita berlaku sebagai domba yang baik? yang mendengar tuntunan, yang taat pada arahan dari Sang Gembal? Banyak kali kita merasa terhilang dan tersesat, bukan seperti yang diagambarkan Daud yaitu rasa aman dan tentram. Mengapa? karena kita tidak menjadi domba yang baik. Bagaimana dengan saudara? maukah saudara menjadi domba yang baik? dengarkanlah petunjukNya, ikutilah arahanNya, hiduplah mengandalkanNya, maka saudara akan mengalami janji-janjiNya. 35
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 29 Mei 2017
23.00
Selasa, 30 Mei 2017
18.30
Rabu, 31 Mei 2017
19.00
Kamis, 1 Juni 2017
19.00
Jumat, 2 Juni 2017 Sabtu, 3 Juni 2017
06.00 18.30 22.00
Minggu, 4 Juni 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Sdri. Stephanie Salim STAR: KITAB DANIEL Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Latihan Musik KU 3 HUT: Sdr. Johannes A Gunawan Latihan Musik KU 1 dan 2 HUT: Sdr. Juandri HUT: Sdri. Lidya S HUT: Bp. Yohanes Harijanto HUT: Sdri. Christina Adji HUT: Sdri. Eunice Geraldine Oenarta Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Rudy Irwanto HUT: Sdr. Eber HUT: Ibu Sridewi Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, 2 dan 3 HUT: Ibu Sri Berthawati HUT: Anak Juan Javier Weilin Tama Wijaya
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 28 Mei 2017 Penatalayanan
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik
Liturgos
Sdr. Aaron
Pelayan Musik
Sdr. Michael Sdri. Dewi Sdr. Evan Sdr. Andreas
Pelayan LCD
Sdr. Calvin
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Doa Pra & pasca Ibadah Singer
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo (Pk. 10.00)
Bp. Soegianto
Ev. Edo Walla
Sdri. Henny
Ibu Maria
Sdr. Ishak Sdr. Toni Sdr. Yoga
Sdri. Jane
TEAM
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin T
Sdr. Andrew
Sdri. Marlin
Ibu Lusiana Ibu Fenissa Ibu Febry Sdr. Aurel Ibu Herlin Sdr. Felix T Sdri. Debora Bp. Yefta Sdr. Kevindie
Sdr. Nobel Sdr. Yono Bp. Donny Sdri. Erista
Ev. Heri
Bp. Felix
Bp. Willy T & Sdri. Christine Sdri. Ririt
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Darmo
BUL AN MISI : Terlalu Baikkah Allah? (Yunus 4)
Tema
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum I
Sdri. Debora Ibu Fenissa
Ev. Heri
Ev. Dodik
Bp. Felix
Ibu Debby Bp. Budiono Ibu Vena Sdri. Febby
Ibu Carla
Bp. Sdr. Mito Andrew L Sdri. Eka Ibu Ruth Ibu Maria
Ev. Edo Walla
Bp. Andrew
Sdr. Mito
Sdri. Oka Sdri. Victory
Sdr. Fredy Sdri. Enty
Ev. Heri
Sdri. Helen Sdr. Haris
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 4 Juni 2017 Penatalayanan Tema
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos Pelayan Musik Pelayan LCD
(Pk. 10.00)
Ev. Edo Walla
Sdr. Sumito
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Yoga
Bp. Haryadi
TEAM
Sdr. Kevin T
Sdr. Yosi
Sdr.i. Marlin
Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian
Bp. Andrew L Ibu Ruth
Sdri. Louis
Sdr. Sumito
Ev. Edo Walla
Ibu Ruth
Sdri. Louis
Sdri. Ririt GABUNG IBADAH UMUM
Ev. Yohanes Dodik
Ibu Ike
Sdr. Evan
Ibu Enggar Sdr. Daniel Sdr. Michael W Ibu Naomi Sdr. Clifford Sdr. Lutfi Sdr. Vincent
Ev. Heri
Ibu Mei
Ev. Heri
Doa Pra & pasca Ibadah Singer
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo
Ibu Wilis
Doa Syafaat Doa Persembahan
Cab. Darmo
Kasih Yang Menyelamatkan (Titus 3:4-7)
Pengkhotbah
Penyambut Jemaat
Ibadah Umum I
Ibu Santi Ibu Debby
Ibu Wilis
Ev. Dodik
Ibu Carla Sdr. Edo
Sdri. Lia Sdr. Irsan
Sdri. Dita Sdri. Sdri. Dita Louis Sdri. Suci
38
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ Keterangan
SEKOLAH MINGGU 28 Mei 2017
4 Juni 2017
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Kezia
Kak Mei
Pelayan Musik
Kak Eliazar
Kak Willy
Doa Pra/Pasca SM
Kak Dessy
Kak Mei
Tema
BULAN MISI ANAK Para saksi yang diutus ke Surabaya
Nuh membangun bahtera
Bahan Alkitab
Kisah Para Rasul 1:8
Kejadian 6:1-7:16
Sion
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Yerusalem Nazareth
Pembicara : Kak Vena Kelas Kecil : Kak Mei
Betlehem
Kak Vena Kak Dessy Kak Kezia
IBADAH PEMUDA Keterangan
Sabtu, 27 Mei 2017 (Pk. 18.30 WIB)
Tema
Limited Atonement
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdr. Fredy
Pelayan Musik
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Benny
Penyambut Jemaat
Sdr. Milka Sdr. Tanius
Petugas Doa
Sdri. Enty
Singer
Sdri. Yanti Sdri. Jenny
Sabtu, 3 Juni 2017 (Pk. 18.30 WIB)
39
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
29 orang
Umum 2
81 Orang
Umum 3
60 Orang
Sekolah Minggu
35 Orang
Remaja Pemuda
Minggu, 21 Mei 2017
Keterangan
15 Orang - Orang
Cab. Darmo KU 1
27 Orang
SM -
Cab. Darmo KU 2
41 Orang
SM : - Orang RM : - Orang
POS Batam POS Batu Aji
40