SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA
Aniek Wirastania Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRACT Guidance and counseling is a basic thing required by an individual in its development. The goal of this study was to determine how the implementation of guidance and counseling services in Junior High School Jalan Surabaya Java Academic Year 2015-2016 as well as determine the factors that affect the implementation of guidance and counseling services are effective .. The method used in this research is descriptive qualitative , This method is used to describe and understand holistically about the implementation of guidance and counseling services. The focus of activity in this study is to examine the guidance and counseling program that is currently used at school sites. Keywords: Guidance and Counseling Services Keywords: Guidance and Counseling Services ABSTRAK Bimbingan dan konseling merupakan suatu hal dasar yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam perkembangannya. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama Jalan Jawa Surabaya Tahun Ajaran 2015-2016 serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang efektif.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk melukiskan dan memahami secara holistik tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Fokus aktivitas dalam penelitian ini adalah mengkaji program bimbingan dan konseling yang saat ini digunakan di sekolah lokasi penelitian. Kata Kunci: Layanan Bimbingan dan Konseling
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
1
meningkatkan sumber daya manusia
PENDAHULUAN
di Indonesia dapat dilakukan dengan Pendidikan
nasional
yang
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Indonesia
Negara Republik
tahun
1945
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bangsa yang bermartabat dalam
rangka
potensi
peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,
berilmu,
cakap,
kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. pendidikan
nasional yang diusung di atas masih berbenturan dengan kondisi realitas ada.
Bangsa
Indonesia,
sebagaimana dilansir oleh detik.com 15 Mei 2011
masih menghadapi
permasalahan
tingginya
tingkat
pengangguran yang disebabkan oleh beberapa faktor, dimana salah satu faktor tersebut adalah kurangnya sumber
pendidikan
Berbagai
usaha dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di negara ini, salah satu yang dilakukan adalah perbaikan kurikulum dan model pembelajaran. Layanan
bimbingan
dan
konseling sebagai salah satu bagian penting
dalam
pelaksanaan
pendidikan, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membina perkembangan peserta didik untuk mampu membantu diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab sehingga menjadi manusia yang berkembang
Idealisme
yang
kualitas
yang diberikan pada peserta didik.
mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
peningkatan
daya
yang
dimiliki
optimal, produktif dan berudaya. Prinsip bimbingan dan konseling adalah “Guidance For All”, artinya individu memiliki hak yang sama dalam
mendapatkan
layanan
bimbingan dan konseling, siapa pun individu itu, dari mana pun individu itu berasal, dan bagaimana pun kondisi
individu
itu,
semua
mempunyai hak layanan.. (Nurihsan & Yusuf, 2009: 17).
masyarakat. Salah satu usaha untuk
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
2
Konseling merupakan suatu
menyesuaikan
diri
layanan yang bersifat kuratif dan
kesempatan
lebih
merencanakan karier.
banyak
mengandalkan
keterampilan berkomunikasi dalam membantu
konseli
dalam
dengan
pendidikan
untuk
Secara konseptual, bimbingan sangat
esensial
bagi
kemajuan
menyelesaikan masalahnya. Namun
perkembangan dan prestasi belajar
dalam proses konseling, konselor
siswa, walaupun dalam kenyataan di
kurang peduli
lapangan
terhadap perbedaan
menunjukkan
bahwa
atribut budaya antara konseli dan
bimbingan belum berjalan efektif.
konselor
Hal
sehingga
menimbulkan
ini
terlihat
berdasarkan
jarak antara konseli dan konselor
pengamatan penulis di mana pihak–
dalam proses konseling.
pihak lain menganggap bimbingan
Bimbingan
yang
kurang
bermanfaat,
bahkan
dimaksudkan untuk membantu siswa
terkadang dituding tidak memberikan
memperolah kematangan diri dalam
kontribusi
memperolah pengetahuan, sikap, dan
kemajuan prestasi belajar siswa.
keterangan yang membuat siswa
yang
Konselor
berarti terhadap
dalam
proses
mencapai prestasi yang optimal.
layanan bimbingan dan konseling
Bersamaan dengan kondisi ini maka
memiliki peran utama dan signifikan
dapat
dalam
diambil
sebuah
simpulan
pelaksanaan
layanan
bahwa
bimbingan
adalah
upaya
bimbingan dan konseling. Konselor
untuk
membentuk
perkembangan
sebagai seorang pendidik memiliki
kepribadian siswa. Usaha
untuk
tugas dan tanggung jawab yang menjawab
sangat berat sehingga peningkatan
tantangan kehidupan di masa depan
mutu dan pembaharuan kompetensi
yang menuntut adanya reformasi
konselor menjadi suatu aspek yang
program pendidikan dengan tuntutan
mutlak
dunia kerja, maka layanan bimbingan
semakin kompleksitas ruang lingkup
merupakan layanan yang membantu
permasalahan yang ditangani layanan
siswa mengenal bakat, minat, dan
bimbingan dan konseling di sekolah.
kemampuannya serta memilih dan
Semakin
terjadi
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
seiring
luasnya
dengan
penyebaran
3
informasi dan luasnya determinasi
program tersebut tidak tercantum
budaya
rasionalisasi,
yang
menjadikan
asumsi,
tujuan,
karakteristik peserta didik selalu
kompetensi konselor, serta rencana
berbeda dari generasi kegenerasi
pelaksaan layanan BK dengan jelas.
maka
konselor
memiliki
Pelaksanaan layanan BK
selalu
saat ini secara frekuensi pelaksanaan
terupdate agar setiap permasalahan
konseling telah dilaksanakan setiap
dapat terselesaikan dengan optimal..
hari namun pemanggilan konseli
kompetensi
harus
yang
harus
dilakukan
pada
berdasar
pada
kasus-kasus tertentu seperti presensi
PEMBAHASAN Observasi
hanya
ruang
BK
kelas serta keterlambatan masuk
menunjukkan sebuah kondisi yang
sekolah,
tidak sesuai dengan standar ruang
layanan BK sudah dilengkapi dengan
BK yang baik,hal ini dikarenakan
LKS guna memfasilitasi siswa untuk
kurangnya
memahami kondisi dirinya, namun
ruangan
konseling
selain
itu
pelaksanaan
individu, konseling kelompok, ruang
kekurangannya
tamu, serta ruangan penyimpanan
layanan BK yang telah dilakukan
data. Selain itu masih belum terlihat
tidak ditulis dalam jurnal, serta
adanya gantungan tentang rencana
dalam
pelaksanaan program BK, serta visi
para guru BK
dan misi BK SMP
Jalan Jawa,
dalam mengimplementasikan strategi
dimana kondisi ini dikarenakan tim
dan teknik konseling dengan benar.
guru BK SMP Jalan Jawa memang
Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan
masih belum bisa merumuskan visi
tabulasi
misi BK. Sedangkan hasil observasi
dilakukan selama proses penelitian,
yang telah dilakukan pada program
yang
BK , telah menunjukkan bahwa
wawancara dengan tim guru BK
program BK yang saat ini telah
SMP Jalan Jawa. Hasil tabulasi
dibuat oleh tim guru BK di SMP
pedoman observasi ini selanjutkan
Jalan
menunjukkan
akan dibahas lebih lanjut dengan
banyak kekurangan dimana dalam
menggunakan triangulasi data yang
Jawa
masih
semua
pelaksanaan
konselingnya
masih kurang bisa
hasil
diperkuat
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
kegiatan
observasi
dengan
yang
hasil
4
diambil dari tiga pengumpul data
Hal ini dikarenakan kondisi ruangan
yaitu
yang terbuka dan tidak ada sekat
hasil
wawancara,
studi
dokumentasi dan observasi, serta dari
yang
analisis
ini
kerahasiaan konseli, sehingga azas
pedoman
kerahasiaan dalam konseling kurang
layanan
dapat terjaga dengan baik. Hal ini
program
digunakan
yang
sebagai
pelaksanaan
kegiatan
saat
betul-betul
bimbingan dan konseling di sekolah
akan
Jalan Jawa Surabaya.
ketidaknyamanan
dapat
menjaga
memberikan dan
suatu kurangnya
kepercayaan siswa kepada konselor Berdasarkan
hasil
sekolahnya
dalam
melaksanakan
observasi yang dilakukan langsung
proses layanan konseling. Selain itu
ke sekolah dan telah dikuatkan
salah satu bagian yang penting dalam
dengan
didapatkan
ruang BK di SMP Jalan Jawa masih
sebuah hasil bahwasanya kondisi
belum terlihat adanya gantungan
ruang Bk yang digunakan untuk
tentang
pelaksanaan layanan bimbingan dan
program BK, serta visi dan misi BK
konseling di sekolah Jalan Jawa
SMP Jalan Jawa, dimana kondisi ini
dapat dikategorikan masih sangat
dikarenakan tim guru BK SMP Jalan
kurang bila dilihat berdasar standard
Jawa memang masih belum bisa
ruangan BK yang sesuai dengan
merumuskan visi misi BK. Kondisi
aturan ABKIN. Hal ini bisa dilihat
dan fasilitas ruangan BK di SMP
dengan
Jalan Jawa dapat dilihat dengan jelas
dokumentasi
dikarenakan
kurangnya
konseling
individu,
ruangan
rencana
pelaksanaan
dalam lampiran dokumentasi.
konseling kelompok, ruang tamu,
Sedangkan
hasil
observasi
serta ruangan penyimpanan data.
yang telah dilakukan pada program
Kekurangan
dalam
BK , telah menunjukkan bahwa
bimbingan
program BK yang saat ini telah
konseling maka hal ini akan secara
dibuat oleh tim guru BK di SMP
langsung
Jalan
pelaksanaan
ruangan layanan
memberikan
pengaruh
Jawa
masih
menunjukkan
pada efektifnya pemberian layanan
banyak kekurangan dimana dalam
bimbingan dan konseling pada siswa.
program tersebut tidak tercantum
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
5
rasionalisasi,
asumsi,
tujuan,
mengutamakan peminatan. Sebagai
kompetensi konselor, serta rencana
bukti
pelaksaan layanan BK dengan jelas.
bagian lampiran terdapat program
Program yang disusun oleh guru BK
bimbingan dan konseling SMP Jalan
SMP Jalan Jawa langsung disusun
Jawa yang telah disusun oleh guru
berdasar
BK dan masih harus dilakukan
pembagian
program
studi
dokumentasi,
tahunan, bulanan, serta harian. Selain
perbaikan
itu
Bagian-bagian
program
ini
juga
langsung
mengelompokkan berdasar
empat
secara
dalam
menyeluruh. yang
ditambahkan
dalam
harus program
bidang bimbingan yaitu bimbingan
bimbingan dan konseling adalah
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
rasionalisasi
karier,
tujuan, kompetensi konselor, serta
dan
bimbingan
belajar.
program,
Pedoman umum yang digunakan
rencana
dalam kegiatan layanan bimbingan
dengan jelas. Selanjutnya dalam
dan konseling di SMP Jalan Jawa ini
program Bimbingan dan Konseling
masih menggunakan pola 17 plus.
SMP
Hal ini dinilai masih sangat kurang
lampiran RPP BK lengkap beserta
maksimal,
materi yang akan diberikan pada
memenuhi melakukan
dan
kurang
kebutuhan pembimbingan
bisa dalam serta
layanan konseling bagi para siswa.
pelaksaan
asumsi,
Jalan
siswa,
layanan
Jawa
dimana
BK
ditambahkan
RPP
BK
dan
materinya disusun berdasar pada need assesment siswa.
Pola pelaksanaan bimbingan dan
Pelaksanaan layanan BK saat
konseling sampai saat ini sudah
ini secara frekuensi pelaksanaan
mengalami
yang
konseling telah dilaksanakan setiap
sangat signifikan, pola 17 plus adalah
hari namun pemanggilan konseli
pola bimbingan yang digunakan
dilakukan
sekitar 5 tahun yang lalu. Sedangkan
kasus-kasus tertentu seperti presensi
saat
kelas serta keterlambatan masuk
ini
perkembangan
yang
cukup
banyak
hanya
sekolah,
kurikulum K 13 yang pola layanan
layanan BK sudah dilengkapi dengan
bimbingan
LKS guna memfasilitasi siswa untuk
konselingnya
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
itu
pada
digunakan adalah kompetensi serta
dan
selain
berdasar
pelaksanaan
6
memahami kondisi dirinya, namun
yang telah dilakukan pada program
kekurangannya
kegiatan
BK , telah menunjukkan bahwa
layanan BK yang telah dilakukan
program BK yang saat ini telah
tidak ditulis dalam jurnal, serta
dibuat oleh tim guru BK di SMP
dalam
Jalan
semua
pelaksanaan
para guru BK
konselingnya
Jawa
masih
menunjukkan
masih kurang bisa
banyak kekurangan dimana dalam
dalam mengimplementasikan strategi
program tersebut tidak tercantum
dan teknik konseling dengan benar.
rasionalisasi,
Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan
kompetensi konselor, serta rencana
tabulasi
yang
pelaksaan layanan BK dengan jelas.
dilakukan selama proses penelitian,
Pelaksanaan layanan BK saat ini
yang
secara
hasil
observasi
diperkuat
dengan
hasil
asumsi,
frekuensi
tujuan,
pelaksanaan
wawancara dengan tim guru BK
konseling telah dilaksanakan setiap
SMP Jalan Jawa.
hari namun pemanggilan konseli dilakukan
berdasar
pada
kasus-kasus tertentu seperti presensi
PENUTUP Kondisi
hanya
pada
ruang
BK
kelas serta keterlambatan masuk
menunjukkan sebuah kondisi yang
sekolah,
tidak sesuai dengan standar ruang
layanan BK sudah dilengkapi dengan
BK yang baik,hal ini dikarenakan
LKS guna memfasilitasi siswa untuk
kurangnya
memahami kondisi dirinya, namun
ruangan
konseling
selain
itu
pelaksanaan
individu, konseling kelompok, ruang
kekurangannya
tamu, serta ruangan penyimpanan
layanan BK yang telah dilakukan
data. Selain itu masih belum terlihat
tidak ditulis dalam jurnal, serta
adanya gantungan tentang rencana
dalam
pelaksanaan program BK, serta visi
para guru BK
dan misi BK SMP
dalam mengimplementasikan strategi
Jalan Jawa,
dimana kondisi ini dikarenakan tim
semua
pelaksanaan
kegiatan
konselingnya
masih kurang bisa
dan teknik konseling dengan benar.
guru BK SMP Jalan Jawa memang masih belum bisa merumuskan visi
DAFTAR PUSTAKA
misi BK. Sedangkan hasil observasi
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
7
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung. David Geldard & Kathryn Geldard. (2001). Basic Personal Counseling; A Training Manual for Counsellors. Australia: Prentice Hall. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sudirman, Tabrani, Zainal, dan Toto. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: A. Offset. Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Bandung : Rizqi Press Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Rosdakarya. Yusuf, Syamsu. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan indonesia dan Rosda.
“HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA Surabaya
8