Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri se Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif kuantitatif, populasi penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling SMP Negeri se Kota Palangka Raya yang berjumlah 32 guru, dan penelitian ini adalah penelitian populasi, Teknik pengumpulan data menggunakan angket langsung jenis tertutup. Analisis data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri se Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 yang meliputi layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru mata pelajaran, layanan kepada kepala sekolah, serta layanan kepada orang tua peserta didik sebagai berikut : (1) 16 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (59,26%) program terlaksana sangat baik, (2) 8 jenis program bimbingan dan konseling atau (29,63%) program terlaksana dengan baik, (3) 1 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (3,70%) program terlaksana dengan cukup, dan (4) 2 jenis program bimbingan dan konseling atau (7,41%) program terlaksana dengan kurang. Kata Kunci : Evaluasi, Bimbingan dan Konseling PENDAHULUAN Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses layanan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan mengentaskan masalah yang dialami oleh peserta didik. Dalam penyelenggaraannya, bimbingan dan konseling dilakukan oleh seorang ahli atau biasa disebut konselor (guru bimbingan dan konseling). Di sekolah, peran guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu peserta didik, baik peningkatan potensi maupun menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapinya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi konselor yang memiliki kesejajaran dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,
tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktor”. Sebagaimana halnya kegiatankegiatan pendidikan yang lain disekolah seperti kegiatan belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu harus dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai. Demikian pula hal dalam kegiatankegiatan bimbingan dan konseling di sekolah secara berkala harus dievaluasi. Layanan-layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling haruslah tepat guna baik yang secara individu, kelompok, maupun klasikal. Dalam pelaksanaan layanan didukung oleh program yang disusun sebagai dasar pelaksanaan layanan. Program bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen atau prosedur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
90
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
Dalam evaluasi pelaksanaan program di dalamnya terdapat suatu penilaian terhadap kegiatan dan layanan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif suatu kegiatan dan untuk menyusun layanan dikemudian hari. Program bimbingan dan konseling direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu; untuk mengetahui sampai seberapa jauh tujuantujuan itu tercapai, dibutuhkan usaha tersendiri mengumpulkan data yang dapat memberikan indikasi tentang hal itu dan menafsirkan data yang telah terkumpul. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. Moh.Surya dan Rochman Natawidjaja (Tohirin 2007: 347) menyatakan bahwa : “Evaluasi juga bisa bermakna upaya menelaah atau menganalisis program layanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program secara khusus dan program pendidikan di sekolah secara umum”. Hasil penelitian Setiawan (2012) tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa rata-rata konselor telah baik dalam menyelenggarakan program BK, ditinjau dari perencanaan program, proses program dan hasil program.
Sedangkan Nana Sudjana (Tohirin, 2007:347) menyatakan bahwa Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Kemudian W.S Winkel (Dewa Ketut Skardi, 2008:249) Evaluasi program bimbingn adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusmawati (2008:96) menyatakan bahwa Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Demikian dapat dikatakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan satu kegiatan yang sangat penting, karena berdasarkan hasil evaluasi itulah dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan itu dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efesien atau tidak, kegiatan itu perlu diteruskan atau tidak dan sebagainya. Badrujaman (2011:19) menyatakan bahwa tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling ada dua, yaitu : (1) untuk memperbaiki praktik penyelenggaraan program bimbingan dan konseling itu sendiri, (2) merupakan alat untuk meningkatkan akuntabilitas program bimbingan dan konseling di mata stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, oang tua, dan terutama peserta didik. Sedangkan Sukardi (2007) menyatakan bahwa secara umum evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan untuk (1) mengetahui
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
91
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, (2) mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas strategi pelaksanaa program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling perlu dilakukan, sehingga diharapkan agar guru bimbingan dan konseling memiliki pemahaman mengenai berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Lebih lanjut dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling, dituntut kepada pihak yang terlibat untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling secara optimal. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri se Kota Palangka Raya, menunjukkan belum terlaksananya pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah tersebut, kurangnya guru dibidang bimbingan dan konseling, rendahnya pengetahuan tentang pelaksanaan evaluasi, dalam pelaksanaan program layanan tersebut hanya melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling dan pelaporan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling tersebut kepada kepala sekolah, sehingga pelaksanaan evaluasi program tidak berjalan dengan efektif karena tidak sesuai dengan program yang dibuat. Berkenaan dengan fenomena tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru mata pelajaran, layanan kepada
kepala sekolah, dan layanan kepada orang tua peserta didik di SMP Negeri se Kota Palangka Raya. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Palangka Raya, yang terdiri dari 10 SMP Negeri, dengan populasi 32 orang guru bimbingan dan konseling. Populasi tersebut sekaligus menjadi sampel. Adapun variabel penelitian ini adalah evaluasi program bimbingan konseling dengan indikator; layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru, layanan kepada kepala sekolah dan layanan kepada orang tua pesarta didik. Teknik pengumpulan data berupa angket. Angket yang dijadikan instrumen dalam penelitian ini mengadaptasi dari Sukardi (2007). Teknik analisis data yang digunakan menggunakan rumus persentase (Soejoeti (1996) dengan kriteria pengolahan hasil data yang diperoleh berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2003 : 57) yaitu persentase 81-100% kategori sangat baik, 61-80% kategori baik, 41-60% kategori cukup, 21-40% kategori kurang, dan 0-20 kategori kurang baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri Sekota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014, yang diperoleh dari hasil sebagai berikut : 1. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada peserta didik.
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
92
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
Tabel 1 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada peserta didik No. Item 1.
Evaluasi program bimbingan Jawaban Persentase Ya % dan konseling dengan layanan kepada peserta didik Memberikan informasi tentang 32 100 menyesuaikan diri di lingkungan baru.
Kategori Sangat baik
2.
Peserta didik perlu diberikan informasi mengenai bidang bimbingan belajar.
32
100
Sangat baik
3.
Melakukan diskusi kelompok tentang kejadian-kejadian sosial di masyarakat yang aktual.
25
78,12
Baik
4.
Perlu dibentuk kelompokkelompok belajar bagi peserta didik di sekolah.
32
100
Sangat baik
5.
Konseling dilaksanakan untuk membantu peserta didik secara pribadi guna mengenal lebih dalam diri dan lingkungannya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.
32
100
Sangat baik
6.
Perlu dilakukan tes minat bakat bagi peserta didik.
31
96,87
Sangat baik
7.
Bimbingan karir perlu diberikan dengan tujuan supaya peserta didik mengetahui jejang karir yang dipilihnya setelah lulus.
32
100
Sangat baik
8.
Untuk mengembangkan keterampilan peserta didik perlu diberikan bantuan untuk pemilihan kegiatan ekstrakurikuler.
28
87,5
Sangat baik
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
93
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
9.
Perlu memberikan konseling individual pada peserta didik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami.
Dari tabel 1 di atas dijelaskan sebagai berikut: 1) Guru bimbingan dan konseling memberikan informasi tentang menyesuaikan diri di lingkungan baru, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. 2) Peserta didik perlu diberikan informasi mengenai bidang bimbingan belajar, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. 3) Melakukan diskusi kelompok tentang kejadian-kejadian sosial di masyarakat yang aktual, terdapat 25 atau 78,12% dan termasuk kategori baik. 4) Guru bimbingan dan konseling membantu membentuk kelompokkelompok belajar bagi peserta didik di sekolah, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. 5) Guru bimbingan dan konseling melaksanakan konseling untuk membantu peserta didik secara pribadi guna mengenal lebih dalam diri dan lingkungannya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. 6) Guru bimbingan dan konseling perlu melakukan tes minat bakat bagi peserta
32
100
Sangat baik
didik, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik. 7) Guru bimbingan dan konseling memberikan bimbingan karir dengan tujuan supaya peserta didik mengetahui jejang karir yang dipilihnya setelah lulus, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. 8) Untuk mengembangkan keterampilan peserta didik perlu diberikan bantuan oleh guru bimbingan dan konseling untuk pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, terdapat 28 atau 87,5% dan termasuk kategori sangat baik. 9) Guru bimbingan dan konseling memberikan konseling individual pada peserta didik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan sangat baik. 2. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada guru mata pelajaran.
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
94
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
Tabel 2 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada guru mata pelajaran No. Item 10.
11.
Evaluasi program bimbingan Jawaban Persentase Ya % dan konseling dengan layanan kepada guru mata pelajaran Perlu membagikan angket 78,12 25 kepada guru Mata pelajaran untuk mengetahui perilaku peserta didik dalam kelas. Guru bimbingan dan konseling memberikan bantuan kepada guru mata pelajaran dalam mengidentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik.
12.
Kategori
Baik
29
90,62
Sangat baik
24
75
Baik
32
100
Sangat baik
26
81,25
Sangat baik
21
65,62
Baik
31
96,87
Sangat baik
Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran terhadap peserta didik yang lemah dalam memahami materi pelajaran. 13. Membantu dalam mendekatkan peserta didik yang sulit mengikuti materi pelajaran. 14. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. 15. Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam rangka program pengajaran remedial dan pengayaan. 16. Menjadi agen referal (alih tangan kasus) bagi guru mata pelajaran. *Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
95
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
Dari tabel 2 tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1) Guru bimbingan dan konseling perlu membagikan angket kepada guru mata pelajaran untuk mengetahui perilaku peserta didik dalam kelas, terdapat 25 atau 78,12% termasuk kategori baik. 2) Guru bimbingan dan konseling memberikan bantuan kepada guru mata pelajaran dalam mengidentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik, terdapat 29 atau 90,62% dan termasuk kategori sangat baik. 3) Guru bimbingan dan konseling memberikan informasi kepada guru mata pelajaran terhadap peserta didik yang lemah dalam memahami materi pelajaran terdapat 24 atau 75% dan termasuk kategori baik. 4) Guru bimbingan dan konseling membantu guru mata pelajaran dalam mendekatkan peserta didik yang sulit mengikuti materi pelajaran, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.
5) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, terdapat 26 atau 81,25% dan termasuk kategori baik. 6) Guru bimbingan dan konseling bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam rangka program pengajaran remedial dan pengayaan, terdapat 21 atau 65,62% dan termasuk kategori baik. 7) Guru bimbingan dan konseling menjadi agen referal (alih tangan kasus) bagi guru mata pelajaran, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan baik. 3. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada kepala sekolah
Tabel 3 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada kepala sekolah No. Item 17.
18.
Evaluasi program bimbingan Jawaban Persentase Ya % dan konseling dengan layanan kepada kepala sekolah Membuat laporan tiap akhir 31 96,87 semester kepada kepala sekolah terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Membuat jadwal pertemuan dengan kepala sekolah setiap bulan tentang perkembangan
11
34,37
Kategori
Sangat baik
Kurang
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
96
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
pelaksanaan layanan-layanan yang telah diberikan. 19.
Guna kelanjutan program bimbingan dan konseling perlu
12
37,5
Kurang
dibuat angket penilaian program bimbingan dan konseling yang diberikan kepada kepala sekolah
untuk menilainya. 20.
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
31
96,87
Sangat baik
21.
Berpartisipasi dalam kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
32
100
Sangat baik
Dari tabel 3 di atas, dijelaskan sebagai berikut : 1) Guru bimbingan dan konseling membuat laporan tiap akhir semester kepada kepala sekolah terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik. 2) Guru bimbingan dan konseling membuat jadwal pertemuan dengan kepala sekolah setiap bulan tentang perkembangan pelaksanaan layananlayanan yang telah diberikan, terdapat 11 atau 34,37% dan termasuk kategori kurang. 3) Guna kelanjutan program bimbingan dan konseling guru bimbingan dan konseling perlu membuat angket penilaian program bimbingan dan konseling yang diberikan kepada kepala sekolah untuk menilainya, terdapat 12
atau 37,5% dan termasuk kategori kurang. 4) Guru bimbingan dan konseling mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah, terdapat 31 atau 97,87% dan termasuk kategori sangat baik. 5) Guru bimbingan dan konseling berpartisipasi dalam kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di sekolah, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan sangat baik. 4.
Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada orang tua peserta didik.
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
97
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
5. Tabel 4 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada orang tua peserta didik No. Item 22.
Evaluasi program bimbingan Jawaban Persentase Ya % dan konseling dengan layanan kepada orang tua peserta didik Memberi angket pada orang 18 56,25 tua untuk mengetahui berbagai hal tentang kebiasaankebiasaan anak dirumah
23.
Bekerjasama dengan orang tua mendukung kelancaran program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan untuk peserta didik di sekolah.
21
24.
Memberikan informasi kepada orang tua dalam pemilihan jurusan di sekolah lanjutan untuk anaknya sesuai dengan minat dan bakatnya.
20
25.
Melakukan kunjungan rumah bagi peserta didik yang mengalami masalah serius untuk mengetahui kehidupan peserta didik di keluarga.
31
26.
Mengundang orang tua dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh sekolah.
22
27.
Mensosialisasikan atau memberikan pemahaman kepada orang tua tentang peran bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik.
23
Dari tabel 4 di atas, dijelaskan sebagai berikut :
Kategori
Cukup
65,62
Baik
62,5
Baik
96,87
Sangat baik
68,75
Baik
71,87
Baik
1) Guru bimbingan dan konseling memberikan angket pada orang tua untuk mengetahui berbagai hal tentang
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
97
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
2)
3)
4)
5)
6)
kebiasaan- kebiasaan anak dirumah, terdapat 18 atau 56,25% dan termasuk kategori cukup. Guru bimbingan dan konseling bekerjasama dengan orang tua guna mendukung kelancaran program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan untuk peserta didik di sekolah, terdapat 21 atau 65,62% dan termasuk kategori baik. Guru bimbingan dan konseling memberikan informasi kepada orang tua dalam pemilihan jurusan di sekolah lanjutan untuk anaknya sesuai dengan minat dan bakatnya, terdapat 20 atau 62,5% dan termasuk kategori baik. Guru bimbingan dan konseling melakukan kunjungan rumah bagi peserta didik yang mengalami masalah serius dan untuk mengetahui kegiatannya di keluarga, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik. Guru bimbingan dan konseling mengundang orang tua dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh sekolah, terdapat 22 atau 68,75% dan termasuk kategori baik. Guru bimbingan dan konseling mensosialisasikan atau memberikan pemahaman kepada orang tua tentang peran bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik, terdapat 23 atau 71,87% dan termasuk kategori baik. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan baik. Dari keseluruhan indikator yang dievaluasi dalam pelaksaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama se Kota Palangka Raya, disimpulkan sebagai berikut:
1) 9 jenis program layanan kepada peserta didik, 8 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 88,89%, dan 1 jenis program terlaksana dengan baik atau 11,11%. 2) 7 jenis program layanan kepada guru mata pelajaran, 4 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 57,15%, dan 3 jenis program terlaksana dengan baik atau 42,85%. 3) 5 jenis program layanan kepada kepala sekolah, 3 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 60%, dan 2 jenis program terlaksana dengan kurang atau 40%. 4) 6 jenis program layanan kepada orang tua peserta didik, 1 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 16,67%, 4 jenis program terlaksana dengan baik 66,66%, dan 1 program terlaksana dengan cukup atau 16,67% Ini berararti bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah tersebut berjalan dengan baik. Hasil penelitian Setiawan (2012) tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa sebagian besar konselor menunjukkan persentase rata-rata 77% dengan kriteria baik. Adapun untuk observasi diperoleh persentase rata-rata 82% dalam kriteria baik. Sedangkan angket untuk responden siswa menunjukkan persentase rata-rata 69% dalam kriteria baik. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata konselor telah baik dalam menyelenggarakan program BK, ditinjau dari perencanaan program, proses program dan hasil program. Demikian pula penelitian Sukoco (2010) tentang keefektifan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sekolah menengah
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
99
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
umum kota Tegal menyimpulkan bahwa hasil evaluasi input memberi gambaran bahwa kesiapan guru BK dengan perolehan skor 108 (32,35%) kategori tinggi, tanggapan persepsi siswa dengan perolehan skor 95 (31,05%) kategori tinggi. Layanan BK dengan perolehan skor 141 (46,08%) dan perilaku siswa memperoleh skor 109 (35,62%) dalam tingkatan cukup. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kesiapan guru BK, tanggapan siswa, layanan BK, dan perilaku siswa layak digunakan sebagai instrumen penelitian”. Dengan adanya evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dan bermanfaat dalam pelaksaan layanan bimbingan dan konseling sehingga program yang dibuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak sekolah khususnya bagi guru bimbingan dan konseling.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari evaluasi program dalam layanan tersebut adalah sebagai berikut :
Program bimbingan dan konseling ada 16 jenis atau (59,26%), program terlaksana dengan kategori sangat baik, ada 8 jenis atau (29,63%), program terlaksana dengan kategori baik, ada 1 jenis atau (3,70%), program terlaksana dengan kategori cukup, dan ada 4 jenis atau (7,41%), program terlaksana dengan kategori kurang. Dengan demikian bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah tersebut berjalan dengan sangat baik. Dari temuan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada : (1) Kepala Sekolah untuk melakukan supervisi terhadap evaluasi pelaksanaan program bimbingan konseling yang diprogramkan, (2) Guru bimbingan dan konseling; dalam melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling agar berkelanjutan khususnya pelaksanaan layanan kepada kepala sekolah dan layanan kepada orang tua peserta didik, (3) Guru Bidang Studi dan Wali Kelas untuk meningkatkan kerjasamanya dengan petugas bimbingan dan konseling dan personil sekolah lainnya, guna mendukung evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Setiawan, A. R. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Badrujaman, A. 2011. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Indeks. Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Prayitno, dkk.1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padang: IPBI Zanzawi. S. 1996. Metode Statistik. Surabaya : Karunia Sukardi, D. K..2007. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah .Jakarta: Rineka Cipta *Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
100
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2014, Volume 9 Nomor 2, ( 90 – 101 )
Stufflebeam, D. L etal. (2000). Educational Evaluation and Decision Making. Itasca , IL: FE Peacock. Stufflebeam, D. L. (1985). Systematic Evaluation: A Self-Instructional Guidance to Theory and Practice. New York: Kluwer Nijhon Publishing. Sukoco, (2010). Keefektifan Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum Kota Tegal. Tesis. Semarang :Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
*Taufik Yusuf Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya **Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
101