13
ISSN 2338-980X Elementary School 2 (2015) 13-21 Volume 2 nomor 1 Januari 2015
MODEL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEKOLAH DASAR DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA SURAKARTA * Minsih FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Diterima: 21 Desember 2014. Disetujui: 15 Januari 2015. Dipublikasikan: Januari 2015
Abstrak SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta salah satu sekolah dasar yang berupaya menghantarkan siswanya menjadi insan kamil. Tujuan penelitian ini di tahun pertama adalah mendeskripsikan model konseptual ideal pelaksanaan layanan bimbingan konseling komprehensif di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta dan di tahun kedua untuk mendeskripsikan implementasi proses layanan-layanan BK Komprehensip yaitu layanan dasar bimbingan, layaanan responship, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota SurakartaPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis naturalistik. Pendekatan fenomenologis berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak orang-orang itu sendiri. Layanan bimbingan dan konseling komprehensif yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta merupakan program pendamping yang diperuntukkan bagi seluruh siswa di bawah bimbingan psikolog dan konselor. Layanan ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsive dan layanan perencanaan individual. Layanan dasar bimbingan merupakan layanan yang diberikan kepada seluruh siswa agar mencapai proses perkembangan diri secara optimal melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal yang disajikan secara sistematis. Layanan ini juga bertujuan mencegah terhadap timbulnya permasalahan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun layanan responsif merupakan layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan penanganan tersendiri. Kata Kunci : Bimbingan, Konseling dan Komprehensif Abstract SD Muhammadiyah Surakarta Special Program one of the elementary school students who strive to be perfect man to deliver. The purpose of this study in the first year is to describe a conceptual model of the ideal implementation of comprehensive guidance and counseling services in SD Muhammadiyah Surakarta and Special Programs in the second year to describe the implementation process of comprehensive services BK is the basic guidance services, Responship services, individualized service planning, and support system implemented in SD Muhammadiyah Surakarta Special Programs. This study is a qualitative study with a phenomenological approach naturalistic. Phenomenological approach seeks to understand human behavior in terms of a framework of thinking and acting people themselves. Guidance and counseling services komprehensif held in SD Muhammadiyah Surakarta Special Program is a companion program that is intended for all students under the guidance of psychologists and counselors. This service consists of several activities, namely basic guidance services, responsive services and service planning guidance is individual.Layanan basic services provided to all students in order to achieve optimal process of self development through activities classically presented systematically. This service also aims to prevent the onset of problems in the educational process in schools. The responsive service is a service provided to students who have problems and special needs that require separate handling. Keywords: Guidance, Counseling and Comprehensif © 2015 Prodi PGSD Universitas PGRI Yogyakarta *Alamat Korespondensi Program Studi PGSD FKIP UMS
[email protected] /
[email protected]
14 Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program Khusus
PENDAHULUAN Kualitas pendidikan sebuah negara tidak terwujud secara instan, melainkan melalui proses panjang secara bertahap. Salah satu tahapan penting yang harus diperhatikan adalah jenjang pendidikan dasar yang menjadi landasan kokoh bagi pengembangan pada tahapan berikutnya, serta terbentuknya pemahaman, sikap, dan perilaku belajar sepanjang hayat (long life learning). Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistem yang komponen-komponen didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan Konseling adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Pendidikan dasar yang dilaksanakan secara formal di Sekolah Dasar selayaknya memberikan dasar-dasar yang kuat bagi pengembangan kepribadian, moral, sikap, nilai, sosial, dan potensi siswa. Mendasarkan pada hal tersebut, dewasa ini sekolah-sekolah dasar berupaya mengembangkan konsep pendidikan seimbang yang tidak hanya menghantarkan siswa pada pencapaian kecerdasan akademik, namun juga menjamin pencapaian perkembangan diri yang sehat dan produktif. Dimana siswa adalah individu yang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming) kearah kematangan yang memerlukan bimbingan secara terstruktur (Yusuf, 2009:2). Salah satu sekolah dasar yang berupaya menghantarkan siswanya menjadi insan kamil adalah SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta. Siswa SD Muhammadiyah Program Khusus selain dituntut untuk
memiliki kompetensi akademik yang baik, juga diarahkan memiliki wawasan tentang diri, lingkungan, dan arah kehidupannya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarkan oleh sekolah, baik yang bersifat formal akademik maupun non akademik yang dirangkum melalui layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Pengasuh SD Muhammadiyah Program Khusus menyadari bahwa proses perkembangan siswa tidak selalu berjalan dalam alur linier atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Layanan bimbingan dan konseling komprehensif yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta merupakan layanan dasar bimbingan merupakan layanan yang diberikan kepada seluruh siswa agar mencapai proses perkembangan diri secara optimal melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal yang disajikan secara sistematis Siswa diberikan layanan perencanaan individual dalam merencanakan masa depannya. Melalui layanan ini diharapkan siswa memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, serta memahami lingkungan terkait peluang dan kesempatan yang bisa diraihnya. Ketiga layanan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif tersebut akan efektif manakala didukung sebuah sistem yang baik melalui manajemen yang tertata baik. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling komprhenship sebagai penunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta secara khusus dan menjadi model layanan di sekolah-sekolah dasar lainnya. Hal yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
Elementary School 2 (2015) 13-21
implementasi proses pelaksanaan BK Komprehensif yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta? Moh Surya (1988) mengemukakan definisi bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujutan diri dalam mencapai tingkat perkembanganyang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini senada dengan pasal 27 Peraturan Pemerintah No 20/90, “ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, merencanakan masa depan.”(Depdikbud, 1994). Menurut Suryo (2003) mendefinisikan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada sesorang atau kelompok agar dapat berkembang menjai pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mecakup lima fungsi pokok yang hendak dijalankan oleh pribadi mandiri adalah: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri dan (e) mewujudkan diri. DR. Rachman Natawidjaja (1987) menyatakan: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, Istilah konseling (counseling) berasal dari bahasa inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti to give advice (memberi nasehat) (Sweenye, 1981). Selanjutnya dijelaskan pula istilah konseling (counseling) berasal dari bahasa latin yaitu counselium yang berarti “bersama” atau “berbicara
15
bersama”. Sedangka Petterson (1983) mendefinisikan konseling sebagai proses antar-pribadi, dimana seseorang dibantu oleh seseorang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. Selanjutnya mortensen menjelaskan pula konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan kegiatan bimbingan (Counseling is the heart of guidance program). Bimbingan dan konseling bertolak dari beberapa asumsi sebagaimna berikut : 1. Pencapaian tugas-tugas perkembangan merupakan tujuan bimbingan dan konseling. 2. Perkembangan pribadi yang optimal terjadi melalui interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. 3. Konseli tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Konsep sakit mental dipandang kurang tepat bagi suatu proses perkembangan yang memfokuskan kepada perubahan perilaku dan pengalaman. Disini konseli dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya. 4. Konseli adalah pribadi yang unik, dan berharga yang berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya. 5. Konselor tidak bersifat atau amoral; dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen terhadap dirinya (Yusuf, 2009). Dalam praktek di lapangan Bimbingan dan Konseling memiliki empat fungsi, antara lain : Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
16 Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program Khusus
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah. Fungsi Penyaluran baik, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Fungsi Fasilitasi, fungsi fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis
naturalistik. Pendekatan fenomenologis berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak orangorang itu sendiri (Moleong, 2002: 31). Penelitian kualitatif naturalistik dilakukan atas dasar induktif yang mengedepankan pengembangan yang berawal dari spesifik seperti konsep, pandangan dan pengertian yang berasal dari bentuk data yang ada, untuk kemudian menuju pada kesimpulan atau hasil akhir (Sukardi, 2006: 11). Pemilihan pendekatan penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa data yang hendak dicari adalah data yang menggambarkan proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta. Disamping itu pendekatan ini juga bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran secara mendalam dan natural tentang makna dari fenomena yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini, subjek penelitian berasal dari internal SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta. Penentuan subjek penelitian ini didasarkan pada informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam mendapatkan data yang utuh dan naturalis sesuai dengan fokus penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, pengamatan, dan dokumentasi (Nasution, 1996). Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini mengikuti kriteria yang diajukan oleh Moleong (2002:173) dan Nasution (1993: 111) yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah
Elementary School 2 (2015) 13-21
dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi analisis data secara keseluruhan. Untuk menyajikan data tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah Analysis Interactive Model (Miles 1992) yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian yaitu : pengumpulan data, pengelompokkan menurut variabel, reduksi data, penyajian data, memisahkan uotlier data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan berikut dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang proses siswa di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar data yang dikumpulkan lebih luas dan pemberian makna diharapkan dapat dilakukan lebih mendalam. Implementasi bimbingan dan konseling di SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengacu pada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu: Pertama, Permasalahan akademik berupa permasalahan belajar dalam kelas, kesulitan belajar, guru mengajar tidak menyenangkan dan permasalahan belajar karena faktor teman sebaya. Kedua, Non akademik berupa permasalahan perkembangan individu seperti kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Ketiga, masalah perbedaan individual, yaitu perbedaan status sosial, perbedaan ekonomi, perbedaan kemampuan dan kompetensi siswa. Keempat, Masalah kebutuhan individu adalah hal-hal yang terkait aspek-aspek yang dibutuhkan oleh siswa dalam belajar
17
berbeda karena setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang beda-beda . Kelima, masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dalam hal ini siswa memiliki karakteristik tingkah laku yang berbeda-beda, ada yang memiliki kemampuan sosial (Interpersonal Intelegence) baik tetapi belum memiliki kemampuan individual (Intrapersonal Intelegence) yang baik demikian juga sebaliknya, dengan kata lain bahwa teori Multiple Intelegence yang dibawa Gardner sangat relevan dengan perkembangan seseorang. Permasalahan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang dialami siswa yang dapat menghambat kelancaran proses belajar. Permasalahan belajar siswa yang masih ditemui di SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta, antara lain: a. Prestasi belajar rendah b. Sikap dan kebiasan belajar yang kurang baik c. Motivasi belajar rendah d. Kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar e. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan f. Rendahnya rasa ingin tahu dan keinginan menjadi pembelajar sejati g. Rendahnya sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju Adapun permasalahan non akademik berupa permasalahan yang terkait dengan pribadi dan sosial siswa. Permasalahan pribadi dan sosial siswa yang masih ditemui di SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta, antara lain: a. Kurangnya pemahaman diri terkait dengan kecerdasan intrapersonal b. Kurangnya pemahaman diri terhadap lingkungan sosial terkait dengan kecerdasan interpersonal
18 Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program Khusus
c.
Siswa berada pada usia anak yang merupakan masa perkembangan yang memerlukan bimbingan d. Siswa yang ada di sekolah merupakan individu yang unik memiliki keinginan, potensi, kebutuhan, dan pengalaman tersendiri yang perlu terus menerus dikembangkan. Menyadari hal tersebut SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta melakasanakan kegiatan bimbingan dan konseing mendasarkan pada fungsinya: a. Fungsi Preventif Fungsi preventif yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengarah pada upaya pencegahan terhadap kemunkinan timbulnya permasalahan. Implementasi fungsi preventif berupa layanan yang diberikan kepada siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Fungsi ini masih bersifat pemberian wawasan dan pengetahuan secara eksplisit yang terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai contoh, guru memberikan pengatahuan/wawasan kepada siswa terkait dengan hal-hal yang tidak boleh karakter buruk dan tidak boleh dilakukan: malas, tidak perduli terhadap orang lain, saling memberi dan berbagi, rajin, bertanggung jawab, tekun dalam belajar. b. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengarah pada upaya membantu siswa memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi, kelebihan, dan kekurangan), lingkungan (sosial, budaya, dan agama). Berdasarkan pemahamannya siswa diharapkan
mampu mengembangkan dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. c. Fungsi Perbaikan Fungsi perbaikan yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengarah pada upaya pember Fungsi preventif yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengarah pada upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun orientasi masa depan. d. Fungsi Pengembangan Fungsi pengembangan yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta mengarah pada upaya membantu siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Disini sekolah berupaya mengembangkan potensi positif yang pada dasarnya sudah ada pada diri siswa agar berkembang secara actual dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta sudah berjalan baik walaupun pelaksanaannya belum terprogram. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa pelaksanaan BK di SD Muhammadiyah PK sudah berjalan dengan baik walaupun pelaksanaannya belum terprogram, terencana dan terstruktur dengan baik. Pola pelaksanaan BK SD Muhammadiyah PK sudah berjalan baik walau belum sesuai dengan pedoman penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dan
Elementary School 2 (2015) 13-21
sesuai dengan amanah permendikbud 111 tahun 2014 pasal 6 dan pasal 7 yang akan dibahas pada sub bab dibawah, seyogyanya pelaksanaan BK komprehensif di SD Muhammadiyah PK Surakarta dapat dilaksanakan sesuai dengan empat komponen fungsi ( fungsi preventif, fungsi pemahaman, fungsi perbaikan dan fungsi pengembangan) kegiatan/program diatas. Seyogyanya strategi pelaksanaan layanan BK dilaksanakan secara ideal dan komprehensif melalui beberapa cara: pelayanan informasi, Konseling Individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok dan klasikal, kunjungan ke rumah, kolaborasi dengan guru lain dan orang tua, konsultasi, bimbingan dengan teman sebaya, dan lain-lain. ( Yusuf, 2008). Pelaksanaan layanan BK sudah dilaksanakan di SD Muhammadiyah PK seperti layanan bimbingan klasikal dan home visit serta kolaborasi dengan wali murid, sedangkan layanan yang lain belum berjalan karena memang pelaksanaan BK di SD Muhmmadiyah PK belum terstruktur dengan baik. Berdasarkan Visi SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta yaitu terwujudnya sekolah dasar yang unggul dalam ketauhidan dan keilmuan serta membentuk manusia yang berkualifikasi ulul albab yang tercermin dalam motto sekolah “Sholeh, Cerdas, Kreatif, dan Mandiri”, maka diperlukan upaya yang sistematis dan terprogram dalam mewujudkan visi tersebut, diantaranya melalui program bimbingan dan konseling di sekolah. Seyogyanya SD Muhammadiyah PK harus mengembangkan layanan-layanan Bimbingan Konseling yang dimanahkan oleh UU SIKDINAS NO 20 tahun 2003 pasal 3 tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi:
19
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu: manusia beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohaniberkepribadian mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Amanah Permendikbud No 111 Tahun 2014 dan Permendikbud 2014 No. 81A a yang menyatakan bahwa pelaksanaan BK harus dimulai dari tingkat Sekolah dasar. Program bimbingan dan konseling di sekolah ditujukan agar siswa berakhlak mulia, memiliki kemampuan intelektual, serta memiliki kepribadian unggul yang memberikan kontribusi bermakna bagi kemajuan diri dan lingkungannya. Seyogyanya Program bimbingan dan konseling di sekolah diarahkan pada pencapaian catur sukses, yaitu: sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademik, dan sukses karier (Pasal 6 Permendikbud No 111 Tahun 2014). Pencapaian catur sukses tersebut sudah disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak berdasarkan konsep Developmentally Approriate Practices (DAP), yaitu konsep pendidikan yang patut dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak (Megawangi et al, 2005:1) a. Patut Menurut Umur Para ustadz/ ustadzah di sekolah harus memahami tahapan perkembangan anak dalam setiap rentang usianya. Tahapan perkembangan anak memberikan informasinya mengenai materi, aktivitas, pengalaman dan interaksi sosial yang sesuai, aman, mendidik, menarik, dan menantang bagi siswa yang berada pada usia anak. b. Patut Menurut Lingkungan Sosial dan Budaya
20 Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program Khusus
Dalam mempersiapkan materi yang relevan dan berarti bagi kehidupan siswa, para ustadz/ustadzah harus mengetahui latar belakang sosial dan budaya siswa. c. Patut Menurut Anak sebagai Individu yang Unik Hal terpenting lain yang harus diperhatikan oleh para ustadz/ustadzah adalah pemahaman bahwa setiap anak adalah unik, mempunyai bakat, minat, kelebihan, kekurangan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Untuk mendukung pencapaian catur sukses tersebut sebenarnya sudah sesuai sebagaimana yang tergambarkan dalam visi SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta diperlukan maka diperlukan program bimbingan dan konseling komprehensif meliputi empat komponen, yaitu: layanan perencanaan individual, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem (Yusuf, 2008). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan teori dan hasil penelitia yang dibahas dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan BK di SD Muhammadiyah PK sudah berjalan dengan baik walaupun pelaksanaannya belum terprogram, terencana dan terstruktur dengan baik karena pelaksanaan BK Komprehensif yang dilaksanakan oleh guru kelas dan guru pendamping dalam proses belajar mengajar. pelaksanaan BK di SD Muhammadiyah PK lebih bersifat layanan responsif dan kuratif, padahal jika menilik lebih dalam terkait dengan fungsi layanan BK Komprehensif ada 4 fungsi yaitu fungsi pencegahan, fungsi fungsi
pemahaman, fungsi perbaikan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Pelaksanaan BK di SD M PK seharusnya mengarah pada keempat fungsi tersebut. 2. Berdasarkan Visi SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta yaitu terwujudnya sekolah dasar yang unggul dalam ketauhidan dan keilmuan serta membentuk manusia yang berkualifikasi ulul albab yang tercermin dalam motto sekolah “Sholeh, Cerdas, Kreatif, dan Mandiri”, maka diperlukan upaya yang sistematis dan terprogram dalam mewujudkan visi tersebut, diantaranya melalui program bimbingan dan konseling secara komprehensip di sekolah. Saran yang akan diusulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Pihak sekolah harus memiliki kesadaran tentang pentingnya penerapan bimbingan dan konseling komprehensip di sekolah. 2. Guru kelas harus benar-benar memberikan pelayanan BK komprehensip bukan hanya melakukan layanan responsif saja, tetapi harus memberikan layanan kuratif, yang bersifat layanan dasar bimbingan dan layanan perencanaan individual seperti bimbingan karier. 3. Peneliti berkoordinasi dengan guru kelas untuk mengembangkan model pelaksanaan BK komprehensip di SD Muhmammadiyah PK dan penerapannya.
Elementary School 2 (2015) 13-21
DAFTAR PUSTAKA Miles, M.B., & Huberman, M.A. (1992). Analisis data qualitatif. (Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi). London: Sage Publication Ltd. (Buku asli diterbitkan tahun 1985). Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Stone,
21
Gerald L, (1986), Counseling Psychology; Perspective and funcitons, Monterey, California, Brooks/Cole Publishing Company.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1996). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Tarsito.
Sukardi, Zamzani, Dardiri. (2006). Penelitian kualitatif naturalistik. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.
Natawidjaja, Rochman. (1987) Pendekatanpendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung: Diponegoro
Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Depdikbud dirjwn Dikti PPLPTK Jakarta.
Petterson, Lewis E., and Eisenberg, Shodon, (1983), The Counseling Process, Third Edition, Boson: Houghton Inifflin Company.
Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bnaadung: Bani Quraisy
Spiegher, Inichael D., (1984), Contemporary Behavior Therapy, Paloalto, California; Haodisld Publishing Company.
Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi. Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.