BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) berbeda,
maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga tiga belas tahun (Ditjen PMPTK, 2007).
2.2
Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat: 1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan datang; 2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; 3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; 4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
9
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadisosial, belajar (akademik), dan karier (Ditjen PMPTK, 2007).
2.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Bimbingan dan Konseling juga memiliki fungsi, fungsi Bimbingan dan Konseling antara lain (Prayitno, 2001) : 1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman meliputi : a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru pembimbing. b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru pembimbing. c. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan dan sosial informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik. 2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. 3) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
10
2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Juntika (2006) menyajikan rumusan tugas perkembangan anak usia 6-13 tahun sebagai berikut : 1) Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung; 3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari; 4) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya; 5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri; 6) Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk permainan maupun kehidupan dan; 7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku. 2.4 Penyusunan dan Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah 2.4.1
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menurut Winkel (2004) “Pengertian program bimbingan dan konseling
adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran”. Sedangkan Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu.” (Depdikbud, 2004). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa di sekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu, secara teratur dan berkesinambungan.
11
2.4.2 Jenis Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menurut Solihin, 2010 dilihat dari jenisnya, program bimbingan dan konseling terdiri 5 (lima) jenis program antara lain : (1) program tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah, (2) program semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan, (3) program bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran, (4) program mingguan, yaitu: program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan dan (5) program harian, yaitu: program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling. 2.4.3 Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Sebelum melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di sekolah dilakukan tahap penyusunan program dan hendaknya perlu memperhatikan beberapa pertimbangan dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing Sekolah/Madrasah (Depdiknas, 2007). 1) Rasional Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi Bimbingan dan Konseling dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah ke dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan Bimbingan dan Konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat (termasuk para peserta didik) dan hal-hal lain yang dianggap relevan. 2) Visi dan Misi Secara mendasar visi dan misi Bimbingan dan Konseling perlu dirumuskan ulang ke dalam fokus isi:
12
Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh peserta didik Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3) Deskripsi Kebutuhan Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati bersama. 4) Tujuan Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan: a) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai b) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya, dan c) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari 5) Komponen Program. Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b) Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen) 6) Rencana Operasional (Action Plan) Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah/Madrasah maupun luar Sekolah/Madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu. Atas dasar komponen program di atas lakukan: a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.
13
TABEL 2.4.3.1 PERKIRAAN ALOKASI WAKTU PELAYANAN (Ditjen PMPTK, 2007) JENJANG KOMPONEN PELAYANAN
PENDIDIKAN SD/MI
1. Pelayanan Dasar
45-55 %
2. Pelayanan Responsif
20-30 %
3. Pelayanan Perencanaan Individual dan keluarga
5-10 %
4. Dukungan Sistem
10-15 %
c. Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program semester. d. Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan. e. Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti e-mail, buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral). 7) Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen program. 8) Pengembangan Satuan Pelayanan (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. 9) Evaluasi Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi program yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan bimbingan dan konseling.
14
10) Anggaran Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik
2.4.4 Pola Pokok Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Menurut (Prayitno, 2001) pada dasarnya pola pokok kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah BK pola 17 dengan penyesuaian terhadap tingkat perkembangan siswa dan kondisi Sekolah Dasar. 1. Pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas Bimbingan dan Konseling yang diterapkan di sekolah dasar adalah sama dengan hal-hal tersebut di jenjang sekolah yang lebih tinggi (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan serta sekolahsekolah lain yang sederajat), yang secara keseluruhan tersimpul di dalam Bimbingan dan Konseling pola 17. 2. Rincian empat bidang Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar disesuaikan dengan tugas-tugas perkembangan anak-anak tingkat sekolah dasar dan tujuan sekolah dasar. 3. Pelaksanaan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar disesuaikan (tentang materi atau cara-caranya) dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa di sekolah dasar. a. Kelas I dan kelas II (1) Layanan orientasi dan informasi (2) Layanan penempatan/penyaluran (3) Layanan pembelajaran b. Kelas III dan IV (1) Layanan orientasi dan informasi (2) Layanan penempatan/penyaluran (3) Layanan pembelajaran c. Kelas V dan VI (1) Layanan orientasi dan informasi (2) Layanan penempatan/penyaluran (3) Layanan pembelajaran d. Kelima jenis kegiatan pendukung dapat dilaksanakan untuk setiap Sekolah Dasar dengan penyesuaian seperlunya berkenaan dengan materi dan pelaksanaannya. (1) Instrumentasi bimbingan dan konseling (2) Himpunan data (3) Konferensi kasus (4) Kunjungan rumah (5) Alih tangan kasus
15
Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah menggunakan pola 17 plus yang terdiri dari: enam bidang bimbingan, sembilan kegiatan layanan dan lima kegiatan pendukung. 6 (enam) bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan agama dan bimbingan keluarga. Untuk kegiatan layanan terbagi menjadi 9 (Sembilan) yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten/pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Untuk kegiatan layanan pendukung terdapat 5 (lima) kegiatan antara lain aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus dan alih tangan kasus (Ditjen PMPTK, 2007). Namun secara umum yang dilaksanakan antara lain : Untuk rincian materi pokok bidang-bidang bimbingan tingkat sekolah dasar menurut (Prayitno, 2001) antara lain : 1) Bimbingan pribadi yaitu penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk peranannya di masa depan, pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatankegiatan yang kreatif dan produktif, pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya, pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri dan perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat. 2) Bimbingan sosial yaitu pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun lisan secara efektif, pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilainilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku, pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya, pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta kesadaran untuk melaksanakannya.
16
3) Bimbingan belajar yaitu pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaian, pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok, pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD dan orientasi belajar di sekolah lanjutan tingkat pertama. 4) Bimbingan karier yaitu pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara sederhana, pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan. Sedangkan jenis-jenis layanan program bimbingan dan konseling ada 9 jenis layanan bimbingan antara lain : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan individu maupun sebagai pelajar dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersamasama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang
17
7.
8.
9.
pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan dirinya. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung mencakup hal-hal sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
Aplikasi instrumentasi data, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahamai karakteristik lingkungan. Himpunan data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Konferensi kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan. Kunjungan rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Sedangkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling antara lain :
1.
2.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan yaitu Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan sosial ekonomi, Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis, Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu dan Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu yaitu Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh 18
3.
4.
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu, kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan Bimbingan dan Konseling. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan yaitu Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program Bimbingan dan Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik, program Bimbingan dan Konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga, program bimbingan dan konseling disusun seacara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi dan terhadap isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu Bimbingan dan Konseling diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya, dalam proses Bimbingan dan Konseling, keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain, permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling, pengembangan program pelayanan Bimbingan dan Konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Menurut Prayitno (2001) asas-asas bimbingan dan konseling antara lain :
1.
2.
3.
Asas kerahasiaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Asas kesukarelaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Asas keterbukaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak pura-pura, baik di dalam memberikan keterangan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembanga dirinya.
19
4.
Asas kegiatan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. 5. Asas kemandirian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menunjuk pada tujuan umum Bimbingan dan Konseling, yaitu peserta didik sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individuindividu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. 6. Asas kekinian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan Bimbingan dan Konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang. 7. Asas kedinamisan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 8. Asas keterpaduan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar berbaggai layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. 9. Asas kenormatifan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. 10. Asas keahlian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. 11. Asas alih tangan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan peserta didik mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. 12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar pelayanan Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan rasa keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.
20
2.4.5 Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM Sampai saat ini dalam sistem pendidikan sekolah dasar, layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk (2002) penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek-aspek : 1) Aspek Program Program bimbingan perlu dikembangkan bertolak dari kebutuhan dan masalah nyata yang ada di sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan belajar, pribadi dan sosial serta bimbingan karir. Sementara itu isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yang dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam perkembangannya. Perangkat tugas yang harus diselesaikan peserta didik dapat menjadi panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar 2) Aspek ketenagaan Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini di sekolah dasar, guru kelas dipandang sebagai personel yang paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan. Jika demikian halnya maka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan. 3) Aspek Prosedur / Teknik Seperti diungkapkan di atas bahwa bimbingan di sekolah dasar lebih berorientasi kepada pengembangan. Oleh karena itu sistem peluncuran bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan anatara pendekatan dan teknik onstruksional dengan transaksional. Pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengemabangan perilaku efektif baik yang menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta pengembangan karir sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di sekolah dasar. 4) Daya dukung lingkungan Bimbingan adalah sub sistem yang terpadu dalam sistem pendidikan sekolah. Proses bimbingan hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat tempat yang layak dalam sistem ini, sehingga layanan bimbingan akan dirasakan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu faktor penting dari upaya meningkatkan mutu pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar.
21
TABEL 2.4.6 STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK (Ditjen PMPTK, 2007) Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius TATARAN/ No. INTERNALISASI SD TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah seharihari.
2.
Akomodasi
Tertarik pada kegiatan ibadah sehari-hari.
3.
Tindakan
Melakukan bentuk-bentuk ibadah sehari-hari.
Aspek Perkembangan : Landasan Perilaku Etis TATARAN/ No.
INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal patokan baik-buruk atau benar-salah dalam berperilaku.
2.
Akomodasi
Menghargai aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Tindakan
Mengikuti
aturan-aturan
yang
berlaku
dalam
lingkungannya.
22
Aspek Perkembangan : Kematangan Emosi No. TATARAN/ INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain.
2.
Akomodasi
Memahami perasaan-perasaan diri dan orang lain.
3.
Tindakan
Mengekspresikan perasaan secara wajar.
Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual TATARAN/ No. INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan dan perilaku belajar.
2.
Akomodasi
Menyenangi berbagai aktifitas perilaku belajar.
3.
Tindakan
Melibatkan diri dalam berbagai aktifitas perilaku belajar.
23
Aspek Perkembangan : Kesadaran Tanggung Jawab Sosial No. TATARAN/ INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.
2.
Akomodasi
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.
3.
Tindakan
Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana persahabatan.
Aspek Perkembangan : Kesadaran Gender TATARAN/
SD
No. INTERNALISASI TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal diri sebagai laki-laki atau perempuan.
2.
Akomodasi
Menerima atau menghargai diri sebagai laki-laki atau perempuan.
3.
Tindakan
Berperilaku sesuai dengan peran sebagai laki-laki atau perempuan.
24
Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi No. TATARAN/ INTERNALISASI SD TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal keberadaan diri dalam lingkungan dekatnya.
2.
Akomodasi
Menerima
keadaan
diri
sebagai
bagian
dari
lingkungan. 3.
Tindakan
Menampilkan perilaku sesuai dengan keberadaan diri dalam lingkungannya.
Aspek Perkembangan : Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomis) TATARAN/ No.
INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan dekatnya.
2.
Akomodasi
Memahami perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan dekatnya.
3.
Tindakan
Menampilkan perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif
dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya
25
Aspek Perkembangan : Wawasan dan Kesiapan Karir TATARAN/ No. INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam lingkungan kehidupan .
2.
Akomodasi
Menghargai ragam pekerjaan dan aktivitas orang sebagai hal yang saling bergantung.
3.
Tindakan
Mengekspresikan ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam lingkungan kehidupan.
Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya TATARAN/ No. INTERNALISASI
SD
TUJUAN 1.
Pengenalan
Mengenal norma-norma dalam berinteraksi dengan teman sebaya.
2.
Akomodasi
Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam menjalin persahabatan dengan teman sebaya.
3.
Tindakan
Menjalin persahabatan dengan teman sebaya atas dasar norma yang dijunjung tinggi bersama.
26
2.5 Kerangka Pemikiran Asesmen Lingkungan Wawancara Observasi Studi Dokumentasi
Asesmen Perkembangan Konseli ITP
Harapan dan Kondisi Lingkungan
Visi dan Misi SDN Jubelan 02 Sumowono Tujuan Pendidikan SDN Jubelan 02 Sumowono 10 kemampuan dasar guru SDN Jubelan 02 Sumowono Perangkat Tugas Perkembangan/(kompetensi /kecakapan hidup, nilai dan moral peserta didik) Tataran tujuan BK (penyadaran, akomodasi dan tindakan) Permasalahan yang perlu
Harapan dan Kondisi Konseli
Strategi Pelayanan
Komponen Program
Pelayanan dasar BK (untuk seluruh peserta didik dan orientasi jangka panjang) Pelayanan responsif (pemecahan masalah, remidiasi) Dukungan sistem (aspek manajemen dan pengembangan)
Pelayanan Orientasi Pelayanan Informasi Penempatan dan Penyaluran Penguasaan Konten Bimbingan Kelompok Kolaborasi Guru Kolaborasi Orang Tua Penilaian Individu/Kelompok Himpunan Data Aplikasi Instrumentasi
Diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas (Memadukan antara program layanan BK dengan program pembelajaran yang dirancang)
SKEMA PERENCANAAN PROGRAM BK BERDASARKAN ANALISIS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN JUBELAN 02 SUMOWONO 27