SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
Triwulan IV - 2009
Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2009 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (0,69%) maupun tahunan (2,31%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan meningkatnya tingkat penjualan properti residensial. Indikasi kenaikan harga properti residensial diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2010. Sebagian besar responden mengungkapkan penyebab utama kenaikan harga properti residensial berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja.
Rumah tipe kecil tercatat mengalami kenaikan harga tertinggi (0,86% secara qtq), sejalan dengan tingginya permintaan rumah tipe kecil oleh konsumen. Sementara itu, wilayah Makassar tercatat mengalami kenaikan harga tertinggi (1,87%) dari 14 kota besar yang tercakup dalam survei.
Responden masih berpendapat bahwa tingginya suku bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak serta sulitnya perijinan/birokrasi merupakan berbagai faktor penghambat bisnis properti.
Dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial. Sementara dari sisi konsumen, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tingkat suku bunga mayoritas sebesar 11-12% menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial.
Perkembangan Harga Properti Residensial Indeks harga properti residensial pada triwulan IV-2009 meningkat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.
Indeks harga properti residensial meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan. Perkembangan harga properti residensial sebagaimana ditunjukkan oleh hasil Survei Harga Properti Residensial di 14 kota di Indonesia pada triwulan IV-2009 menunjukkan peningkatan dengan indeks tercatat sebesar 132,79. Secara triwulanan (q-t-q), indeks harga naik 0,69%, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga pada triwulan sebelumnya (0,44%). Sebagian besar responden berpendapat bahwa kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja tetap menjadi penyebab utama kenaikan harga properti residensial.
Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2002. Dan pada triwulan 1-2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Sejak tahun 2007, SHPR di wilayah Jabotabek diperluas dengan mencakup daerah Banten (Serang dan Cilegon). Jumlah responden mencakup 45 pengembang utama di wilayah jabodebek-Banten, dan sekitar 215 pengembang di 13 Kantor Bank Indonesia (KBI). Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah, yang terdiri dari tipe kecil (luas bangunan s.d 36m2) , tipe menengah (luas bangunan >36m2 s.d 70m2) dan tipe besar (luas bangunan > 70m2), selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana yang dibobot berdasarkan bobot kota.
Tim Statistik Sektor Riil
1
Survei Harga Properti Residensial
Kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil, sementara berdasarkan wilayah kenaikan tertinggi terjadi di Makassar.
Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (0,86% secara q-t-q). Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Makassar yaitu sebesar 1,87% (q-t-q) terutama pada rumah tipe menengah (2,35%). Sementara itu, untuk wilayah Jabodebek dan Banten, kenaikan harga properti residensial pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 0,68%, lebih tinggi dari kenaikan harga pada triwulan sebelumnya (0,56%). Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) (Indeks)
(%)
135
14.0 12.5
130
11.0
125
9.5 8.0
120
6.5 115
5.0
110
3.5 2.0
105
0.5 -1.0
100
-2.5
95
-4.0 -5.5
90 I
II
III
IV
I
2004
II
III
IV
I
2005
II
III
IV
I
II
2006 IHPR
III
IV
I
II
2007
III
IV
I
II
2008
% Perubahan (q-t-q)
III
IV
2009
I* 2010
% Perubahan (y-o-y)
Grafik 2 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Kecil (Indeks)
(%)
140
14
135
12 10
130
8
125
6
120
4
115
2 0
110
-2
105
-4
100
-6 I
II
III
2004
IV
I
II
III
IV
I
2005 IHPR - Tipe Kecil
Tim Statistik Sektor Riil
II
III
2006
IV
I
II
III
IV
2007 % Perubahan (q-t-q)
I
II
III
2008
IV
I
II
III
2009
IV
I* 2010
% Perubahan (y-o-y)
2
Survei Harga Properti Residensial
Grafik 3 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Menengah (Indeks)
(%)
135
6
130
5
125
4
120
3
115
2
110
1
105
0 -1
100 I
II
III
IV
I
II
2004
III
IV
I
II
2005
III
IV
I
2006
II
III
IV
I
2007
IHPR - Tipe Menengah
II
III
IV
I
II
2008
% Perubahan (q-t-q)
III
IV
2009
I* 2010
% Perubahan (y-o-y)
Grafik 4 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Rumah Tipe Besar (%)
(Indeks) 135
8
130
7
125
6
120
5
115
4
110
3
105
2
100
1
95
0
90
-1 I
II
III
2004
IV
I
II
III
IV
2005 IHPR - Tipe Besar
Tim Statistik Sektor Riil
I
II
III
2006
IV
I
II
III
2007 % Perubahan (q-t-q)
IV
I
II
III
2008
IV
I
II
III
2009
IV I* 2010
% Perubahan (y-o-y)
3
Survei Harga Properti Residensial
Secara tahunan, harga properti residensial mengalami peningkatan. Kenaikan harga properti diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2010
Secara tahunan, rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi. Kenaikan harga properti residensial secara tahunan (y-o-y) tercatat sebesar 2,31%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (2,56%). Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,14% secara y-o-y). Berdasarkan wilayah, Pontianak merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi yaitu sebesar 3,54% (y-o-y) yang terutama terjadi pada rumah tipe menengah (6,61%). Di wilayah Jabodebek dan Banten, secara tahunan, kenaikan harga properti residensial tercatat sebesar 2,61%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (5,16%). Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden perusahaan pengembang memperkirakan bahwa kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut pada triwulan I-2010 baik secara triwulanan maupun tahunan. Secara triwulanan, harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,55% dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung sebesar 1,90%. Demikian halnya secara tahunan, kenaikan harga properti residensial paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung (3,81%). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga diperkirakan terjadi pada wilayah Jabodebek dan Banten.
Pertumbuhan IHPR pada triwulan IV-2009 sejalan dengan pertumbuhan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS
Apabila dibandingkan dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS pada Triwulan IV-2009 (Desember 2009), kenaikan indeks harga properti residensial menunjukkan indikasi yang searah. Indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal selama triwulan IV-2009 tercatat sebesar 113,55 meningkat sebesar 0,70% dibandingkan triwulan sebelumnya (September 2009). Grafik 5. Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial dan Indeks Biaya Tempat Tinggal (q-t-q) (%) 4
3
2
1
0 I
II
III
2003
IV
I
II
III
2004
IV
I
II
III
IV
2005
Perubahan IHPR (q-t-q)
Tim Statistik Sektor Riil
I
II
III
2006
IV
I
II
III
2007
IV
I
II
III
IV
2008
I
II
III
2009
IV
I* 2010
Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal (q-t-q)
4
Survei Harga Properti Residensial
Perkembangan Penjualan Properti Residensial Tingkat penjualan rumah tipe kecil dan menengah mengalami peningkatan paling tinggi.
Tingkat penjualan properti residensial pada triwulan IV-2009 meningkat sebesar 0,42%, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah, masing-masing sebesar 0,57% dan 0,39%. Kenaikan penjualan tersebut sejalan dengan masih tingginya permintaan masyarakat pada rumah tipe kecil dan menengah. Penawaran dan Permintaan Properti Residensial Triwulan IV-2009
Permintaan dan penawaran properti residensial triwulan IV-2009 relatif stabil. Kondisi tersebut diperkirakan akan berlanjut pada triwulan I-2010.
Permintaan dan penawaran properti residensial relatif stabil, dengan rumah tipe menengah dan kecil yang paling diminati. Sebagian besar responden menyatakan bahwa baik penawaran maupun permintaan properti residensial di 14 kota untuk semua jenis rumah pada triwulan IV-2009 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi penawaran rumah maupun permintaan rumah yang relatif stabil ini diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2010. Rumah tipe menengah dan kecil diperkirakan masih akan mengalami penjualan tertinggi Menurut responden, faktor utama yang dapat menghambat bisnis properti adalah tingginya suku bunga KPR, kenaikan harga bahan bangunan, tingginya tingkat pajak dan sulitnya perijinan/birokrasi. Pembiayaan Properti Residensial
Sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial bersumber dari dana internal perusahaan. Sementara fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam melakukan transaksi pembelian properti.
Dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan properti, sementara konsumen lebih memilih menggunakan fasilitas KPR dalam bertransaksi. Pengembang juga menginformasikan bahwa dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama (50,4%) pembiayaan untuk pembangunan properti residensial pada triwulan IV-2009, diikuti oleh dana yang bersumber dari perbankan (32,9%) serta dana/uang muka pembayaran calon pembeli (13,4%). Sementara itu, sebagian besar konsumen (72,3%) masih memilih Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial pada seluruh tipe bangunan terutama tipe kecil (77,6%). Tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan umumnya berkisar diantara 11 – 12%. Di samping melalui fasilitas KPR, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 19,0% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara cash bertahap, dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras (6,4%).
Tim Statistik Sektor Riil
5
Tabel 1 Indeks Harga Properti Residensial Triwulan IV - 2009 Perubahan Triwulanan (q-t-q) NO
Perubahan Tahunan (y-o-y)
TIPE BANGUNAN
KOTA Kecil
Menengah
TIPE BANGUNAN
Besar
Total
Kecil
Menengah
Besar
Total
1
BANDUNG
1.12
0.93
0.37
0.80
2.65
1.77
1.33
1.91
2
BANDAR LAMPUNG
2.56
0.61
0.06
1.08
3.16
1.12
2.15
2.15
3
BANJARMASIN
0.42
-0.05
0.53
0.30
2.79
1.82
3.07
2.56
4
DENPASAR
0.00
1.19
2.66
1.28
1.04
1.12
4.72
2.29
5
PALEMBANG
0.97
2.35
0.91
1.41
5.08
4.00
0.91
3.32
6
SEMARANG
0.12
0.80
0.10
0.34
1.01
1.93
1.02
1.32
7
YOGYAKARTA
0.06
0.29
0.07
0.14
1.21
0.94
1.21
1.12
8
PADANG
0.67
0.48
-0.09
0.35
2.08
1.69
-0.28
1.16
9
MEDAN
0.65
0.41
0.10
0.39
1.52
0.47
0.14
0.71
10
MAKASSAR
1.22
2.35
2.03
1.87
3.71
3.88
2.91
3.50
11
MANADO
1.04
0.61
0.59
0.75
2.51
3.01
2.63
2.72
12
SURABAYA
0.42
0.21
0.03
0.22
2.98
1.87
0.45
1.77
13
PONTIANAK
2.04
1.01
0.00
1.02
4.07
6.61
0.00
3.54
JABODEBEK-BANTEN
0.93
0.51
0.60
0.68
3.62
2.62
1.61
2.61
Gabungan 14 Kota
0.86
0.67
0.53
0.69
3.14
2.36
1.44
2.31
14
Tabel 2 Ekspektasi Indeks Harga Properti Residensial Triwulan I-2010 Perubahan Triwulanan (q-t-q) NO
Perubahan Tahunan (y-o-y)
TIPE BANGUNAN
KOTA Kecil
Menengah
TIPE BANGUNAN
Besar
Total
Kecil
Menengah
Besar
Total
1
BANDUNG
2.29
1.28
0.59
1.39
4.10
2.81
1.28
2.72
2
BANDAR LAMPUNG
0.39
0.61
4.68
1.90
3.15
1.46
6.80
3.81
3
BANJARMASIN
0.92
0.80
0.98
0.90
3.37
2.14
4.18
3.23
4
DENPASAR
0.79
0.42
0.37
0.53
1.32
1.82
5.37
2.83
5
PALEMBANG
0.00
0.00
0.00
0.00
1.55
2.96
0.91
1.81
6
SEMARANG
0.87
0.53
0.00
0.47
1.51
2.14
0.38
1.34
7
YOGYAKARTA
0.51
0.61
0.25
0.46
1.03
1.22
0.88
1.05
8
PADANG
0.12
0.43
0.33
0.29
1.65
1.57
0.05
1.09
9
MEDAN
0.13
0.00
0.00
0.04
1.47
0.41
0.10
0.66
10
MAKASSAR
0.23
0.29
0.37
0.29
3.51
3.58
2.46
3.19
11
MANADO
0.00
0.00
0.00
0.00
1.04
1.73
1.12
1.30
12
SURABAYA
0.41
0.23
0.43
0.36
2.53
1.25
0.93
1.57
13
PONTIANAK
0.32
0.19
0.62
0.38
3.38
5.15
0.62
3.04
JABODEBEK-BANTEN
0.85
0.25
0.56
0.55
3.89
2.49
1.87
2.75
Gabungan 14 Kota
0.76
0.34
0.55
0.55
3.20
2.26
1.71
2.39
14
Tim Statistik Sektor Riil
6
Tabel 3 Indeks Harga Properti Residensial Menurut Regional % PERTUMBUHAN TRIWULANAN (q-t-q)
INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL No.
1
KOTA
BANDUNG
TIPE
BANDAR LAMPUNG
DENPASAR
PALEMBANG
SEMARANG
YOGYAKARTA
PADANG
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I*
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I* 4.10
0.81
0.86
0.12
0.51
1.12
2.29
7.20
4.94
3.68
2.33
2.65
2.41
0.26
0.41
0.17
0.93
1.28
8.22
6.12
4.32
3.27
1.77
2.81
BESAR
158.63
159.65
160.03
160.15
160.74
161.69
1.72
0.64
0.24
0.07
0.37
0.59
4.88
4.74
4.23
2.70
1.33
1.28 2.72
163.40
164.36
164.78
165.20
166.53
168.83
1.65
0.59
0.26
0.25
0.80
1.39
6.77
5.27
4.08
2.77
1.91
KECIL
151.31
151.90
152.03
152.18
156.08
156.69
3.09
0.39
0.08
0.10
2.56
0.39
10.16
7.44
6.70
3.68
3.16
3.15
MENENGAH
156.94
157.37
157.68
157.74
158.70
159.67
2.28
0.27
0.19
0.04
0.61
0.61
11.51
6.44
6.26
2.79
1.12
1.46
155.59
155.78
158.84
158.84
158.93
166.37
0.45
0.12
1.96
0.00
0.06
4.68
3.89
3.30
4.39
2.54
2.15
6.80
155.13
155.54
156.70
156.78
158.46
161.47
1.94
0.26
0.75
0.05
1.08
1.90
8.49
5.72
5.79
3.02
2.15
3.81
KECIL
186.42
187.07
189.62
190.82
191.62
193.38
0.67
0.35
1.36
0.63
0.42
0.92
5.34
5.05
4.30
3.04
2.79
3.37
MENENGAH
165.11
165.91
167.33
168.21
168.12
169.45
1.12
0.48
0.86
0.53
-0.05
0.80
5.17
4.63
3.96
3.02
1.82
2.14
BESAR
126.97
126.85
130.10
130.18
130.87
132.15
0.00
-0.10
2.56
0.07
0.53
0.98
1.46
0.83
2.97
2.53
3.07
4.18
157.89
158.28
160.80
161.45
161.93
163.39
0.60
0.24
1.59
0.41
0.30
0.90
3.98
3.49
3.75
2.87
2.56
3.23
KECIL
136.19
136.90
137.55
137.61
137.61
138.70
0.25
0.52
0.47
0.05
0.00
0.79
1.46
1.35
1.25
1.30
1.04
1.32
MENENGAH
152.85
152.44
152.78
152.75
154.57
155.21
0.33
-0.27
0.23
-0.02
1.19
0.42
1.73
1.06
0.49
0.26
1.12
1.82
BESAR
115.90
115.61
117.28
118.23
121.37
121.82
2.09
-0.25
1.44
0.81
2.66
0.37
2.13
1.88
3.42
4.15
4.72
5.37
134.65
134.66
135.61
135.99
137.74
138.46
0.89
0.00
0.71
0.28
1.28
0.53
1.78
1.44
1.72
1.90
2.29
2.83
175.77
181.88
182.93
182.93
184.70
184.70
0.00
3.47
0.58
0.00
0.97
0.00
7.05
5.17
5.13
4.07
5.08
1.55 2.96
KECIL MENENGAH
163.63
165.26
166.26
166.26
170.16
170.16
0.00
1.00
0.60
0.00
2.35
0.00
7.55
6.54
2.78
1.61
4.00
BESAR
156.42
156.42
156.42
156.42
157.84
157.84
0.00
0.00
0.00
0.00
0.91
0.00
2.56
2.50
0.00
0.00
0.91
0.91
165.64
168.11
168.78
168.78
171.15
171.15
0.00
1.49
0.39
0.00
1.41
0.00
5.73
4.75
2.63
1.89
3.32
1.81 1.51
KECIL
160.01
160.60
161.35
161.43
161.63
163.03
1.10
0.37
0.47
0.05
0.12
0.87
4.68
4.36
2.99
1.99
1.01
MENENGAH
151.18
151.68
152.69
152.88
154.10
154.93
0.72
0.33
0.66
0.12
0.80
0.53
2.87
2.77
2.06
1.85
1.93
2.14
BESAR
133.02
133.87
134.15
134.24
134.38
134.38
0.46
0.64
0.21
0.07
0.10
0.00
2.79
3.28
1.95
1.38
1.02
0.38
147.75
148.41
149.07
149.19
149.70
150.40
0.76
0.45
0.45
0.08
0.34
0.47
3.45
3.47
2.33
1.74
1.32
1.34
KECIL
195.09
196.43
196.73
197.33
197.44
198.45
0.42
0.69
0.16
0.30
0.06
0.51
4.07
3.26
1.74
1.57
1.21
1.03
MENENGAH
154.47
154.98
155.35
155.47
155.92
156.88
0.18
0.33
0.24
0.07
0.29
0.61
3.56
2.61
1.04
0.83
0.94
1.22
BESAR
163.56
164.50
165.16
165.42
165.53
165.95
0.16
0.57
0.41
0.15
0.07
0.25
2.23
2.37
1.26
1.30
1.21
0.88
170.51
171.42
171.88
172.18
172.42
173.21
0.25
0.53
0.27
0.18
0.14
0.46
3.28
2.75
1.35
1.23
1.12
1.05
KECIL
165.26
166.15
166.55
167.56
168.69
168.89
1.29
0.54
0.24
0.61
0.67
0.12
1.81
2.81
2.08
2.70
2.08
1.65
MENENGAH
135.46
136.20
136.66
137.10
137.75
138.34
2.54
0.55
0.34
0.32
0.48
0.43
4.15
4.34
3.56
3.78
1.69
1.57
129.24
129.24
129.33
129.00
128.88
129.31
0.16
0.00
0.07
-0.26
-0.09
0.33
3.14
3.15
0.46
-0.02
-0.28
0.05
143.25
143.77
144.08
144.40
144.91
145.34
1.33
0.36
0.22
0.22
0.35
0.29
3.04
3.44
2.03
2.15
1.16
1.09
KECIL
172.67
172.97
174.17
174.17
175.30
175.52
1.35
0.17
0.69
0.00
0.65
0.13
6.44
5.96
2.71
2.23
1.52
1.47
MENENGAH
162.57
162.66
162.66
162.66
163.33
163.33
0.60
0.06
0.00
0.00
0.41
0.00
6.28
3.86
1.20
0.66
0.47
0.41
BESAR
130.51
130.56
130.56
130.56
130.70
130.70
0.37
0.04
0.00
0.00
0.10
0.00
1.95
1.59
0.88
0.41
0.14
0.10
154.67
154.81
155.17
155.17
155.77
155.83
0.77
0.09
0.23
0.00
0.39
0.04
4.88
3.80
1.60
1.10
0.71
0.66
KECIL
185.82
186.59
187.22
190.39
192.72
193.15
1.02
0.42
0.33
1.70
1.22
0.23
9.98
9.62
3.18
3.50
3.71
3.51
MENENGAH
156.69
157.61
157.51
159.04
162.78
163.25
0.00
0.58
-0.06
0.97
2.35
0.29
6.18
6.13
1.99
1.50
3.88
3.58
138.50
139.62
139.41
139.69
142.53
143.05
3.53
0.81
-0.15
0.20
2.03
0.37
6.48
7.09
4.82
4.42
2.91
2.46
159.57
160.53
160.59
162.13
165.16
165.65
1.52
0.60
0.04
0.96
1.87
0.29
7.56
7.63
3.34
3.15
3.50
3.19
KECIL
162.14
164.50
164.48
164.50
166.21
166.21
0.00
1.45
-0.01
0.01
1.04
0.00
11.40
8.63
2.38
1.45
2.51
1.04
MENENGAH
176.04
178.26
179.76
180.24
181.35
181.35
0.21
1.26
0.84
0.27
0.61
0.00
11.46
6.35
3.89
2.60
3.01
1.73
128.73
130.66
131.31
131.34
132.12
132.12
0.01
1.50
0.50
0.03
0.59
0.00
10.51
6.40
3.88
2.04
2.63
1.12
171.71
174.12
174.89
175.07
176.38
176.38
0.07
1.40
0.44
0.10
0.75
0.00
11.14
7.13
3.38
2.03
2.72
1.30
KECIL
164.48
165.88
166.72
168.67
169.38
170.08
1.24
0.85
0.51
1.17
0.42
0.41
7.60
4.82
3.73
3.82
2.98
2.53
MENENGAH
176.00
177.50
177.36
178.92
179.30
179.71
1.16
0.85
-0.08
0.88
0.21
0.23
4.72
4.52
3.30
2.84
1.87
1.25
BESAR
175.52
175.45
176.22
176.27
176.32
177.07
0.78
-0.04
0.44
0.03
0.03
0.43
2.55
1.60
1.75
1.21
0.45
0.93
TOTAL
TOTAL
172.45
173.41
173.91
175.12
175.50
176.13
1.06
0.55
0.29
0.69
0.22
0.36
4.94
3.64
2.92
2.62
1.77
1.57
KECIL
122.94
124.16
125.05
125.39
127.94
128.35
0.92
0.99
0.71
0.27
2.04
0.32
10.07
8.53
5.26
2.93
4.07
3.38
MENENGAH
160.63
163.17
168.11
169.52
171.24
171.57
1.41
1.58
3.03
0.84
1.01
0.19
5.83
5.26
8.05
7.03
6.61
5.15
BESAR
131.73
131.73
131.73
131.73
131.73
132.55
1.20
0.00
0.00
0.00
0.00
0.62
7.79
1.58
1.20
1.20
0.00
0.62
138.13
139.31
141.05
141.57
143.01
143.55
1.18
0.86
1.25
0.37
1.02
0.38
7.92
5.11
4.82
3.70
3.54
3.04
KECIL
153.06
153.96
155.75
157.14
158.60
159.94
1.29
0.58
1.17
0.89
0.93
0.85
5.97
4.82
3.92
3.99
3.62
3.89
MENENGAH
138.73
139.25
140.90
141.65
142.37
142.72
1.42
0.37
1.18
0.54
0.51
0.25
6.18
4.64
3.80
3.56
2.62
2.49
TOTAL 14 JABODEBEK-BANTEN
Tw I
178.94
BESAR
13 PONTIANAK
Tw IV
165.13
TOTAL
12 SURABAYA
Tw I*
176.68
BESAR
11 MANADO
Tw IV 161.43
TOTAL 10 MAKASSAR
Tw III
175.07
TOTAL MEDAN
Tw II
159.64
BESAR
9
2010
Tw I
174.78
TOTAL 8
2009
Tw IV
158.82
TOTAL 7
2008
174.06
TOTAL 6
% PERTUMBUHAN TAHUNAN (y-o-y) 2010
158.62
TOTAL 5
2009
173.61
TOTAL 4
2008
157.27
TOTAL BANJARMASIN
2010
KECIL
BESAR
3
2009
MENENGAH
TOTAL 2
2008
BESAR TOTAL
132.40
132.79
133.39
133.73
134.53
135.28
1.22
0.30
0.45
0.25
0.60
0.56
3.35
3.27
2.54
2.24
1.61
1.87
141.20
141.79
143.11
143.91
144.89
145.69
1.31
0.42
0.94
0.56
0.68
0.55
5.16
4.24
3.42
3.26
2.61
2.75 3.20
KECIL
132.11
133.05
134.15
135.09
136.26
137.30
0.48
0.71
0.83
0.71
0.86
0.76
3.19
2.85
2.60
2.75
3.14
(Termasuk Jabodebek
MENENGAH
128.65
129.21
130.23
130.81
131.68
132.13
0.52
0.44
0.79
0.44
0.67
0.34
2.83
2.44
2.28
2.21
2.36
2.26
dan Banten)
BESAR
125.86
126.21
126.78
126.99
127.67
128.37
0.44
0.28
0.45
0.17
0.53
0.55
1.67
1.58
1.50
1.34
1.44
1.71
GABUNGAN 14 KOTA
TOTAL GABUNGAN 13 KOTA
KECIL
129.80
130.41
131.31
131.89
132.79
133.53
0.48
0.48
0.69
0.44
0.69
0.55
2.56
2.29
2.13
2.10
2.31
2.39
117.37
117.84
118.09
118.37
118.82
119.20
0.48
0.40
0.21
0.24
0.38
0.32
3.39
2.64
1.67
1.34
1.23
1.15
(Tidak termasuk Jabodebek
MENENGAH
139.91
140.24
140.48
140.71
141.27
141.56
0.52
0.24
0.17
0.16
0.40
0.21
3.00
2.32
1.45
1.09
0.97
0.94
dan Banten)
BESAR
120.98
121.13
121.38
121.42
121.69
122.01
0.44
0.13
0.21
0.03
0.22
0.26
1.86
1.52
1.11
0.81
0.59
0.72
125.41
125.73
125.97
126.15
126.57
126.91
0.48
0.26
0.20
0.14
0.33
0.26
2.75
2.16
1.41
1.08
0.93
0.94
TOTAL
*)
Sejak triwulan I-2009, indeks gabungan 14 kota dihitung mengunakan indeks tertimbang dengan penimbang bobot kota hasil Survei Biaya Hidup tahun 2007 oleh BPS. Angka IHPR gabungan 14 kota sejak triwulanI-2002 di back casting dengan menggunakan metode indeks tertimbang.
Tim Statistik Sektor Riil
7