SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
TRIWULAN IV-2004
Harga properti residensial meningkat lebih rendah
Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat.
Perkembangan Harga Properti Residensial Harga diindikasikan masih meningkat namun melambat
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan IV-2004 yang menggambarkan perkembangan harga rumah baru di 14 kota besar Indonesia termasuk wilayah Jabotabek, mengindikasikan terjadinya kenaikan harga dengan indeks sebesar 122,76. Secara triwulanan (q-t-q) terjadi peningkatan sebesar 0,78%, peningkatan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,23%). Dilihat berdasarkan tipe rumahnya, secara q-t-q peningkatan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil yakni sebesar 0,97%, diikuti oleh rumah tipe menengah dan tipe besar masingmasing sebesar 0,82% dan 0,54%. Berdasarkan wilayahnya, secara q-t-q kota Bandung merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi, yakni sebesar 2,46% terutama terjadi pada rumah tipe besar. Sementara itu harga rumah di kota Manado relatif tetap. Sedangkan untuk harga rumah wilayah Jabotabek mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,11%, terutama disebabkan oleh pertumbuhan negatif sebesar 0,53% pada tipe besar. Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Gabungan 14 Kota Besar Di Indonesia (q-t-q) (Indeks)
(%)
140
5,0
135 130
4,5 4,0
125 120
3,5 3,0
115 110
2,5 2,0
105 100
1,5 1,0
95 90
0,5 0,0 Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
2002
Tw II
Tw III Tw IV
2003
IHPR
Tw I
Tw II
Tw III
2004
Tw IV
Tw I* 2005
% Perubahan
Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2003. Dan pada triwulan 1 2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah (tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar) dan selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
1
Survei Harga Properti Residensial Pada triwulan mendatang diprakirakan kenaikan harga sedikit lebih tinggi
Para pengembang (developer) mengekspektasikan harga properti residensial pada triwulan I-2005 akan mengalami kenaikan dengan indeks sebesar 123,80. Secara q-t-q terjadi kenaikan sebesar 0,85% lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2004. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada rumah tipe menengah sebesar 1,31% sedangkan rumah tipe kecil dan besar mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,19% dan 0,04%. Secara q-t-q, kota yang diprakirakan mengalami kenaikan harga rumah tertinggi adalah kota Manado (4,60%). Sedangkan wilayah yang diperkirakan tidak mengalami kenaikan harga adalah Surabaya. khusus untuk wilayah Jabotabek diprakirakan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,19%. Grafik 2 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil (q-t-q)
(Indeks)
(%)
140 135
6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 -1,0 -2,0 -3,0 -4,0 -5,0
130 125 120 115 110 105 100 95 90 Tw I
Tw II Tw III Tw IV
Tw I
2002
Tw II Tw III Tw IV
Tw I
Tw II
2003
IHPR - Tipe Kecil
Tw III Tw IV Tw I*
2004
2005
% Perubahan
Grafik 3 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah (q-t-q) (Indeks)
(%)
140
8,0
120
6,0
100
4,0
80
2,0
60
0,0
40
-2,0
20
-4,0
0
-6,0 Tw I
Tw II Tw III Tw IV Tw I 2002
Tw II Tw III Tw IV 2003
IHPR - Tipe Menengah
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
Tw I
Tw II Tw III Tw IV Tw I* 2004
2005
% Perubahan
Grafik 4 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar (q-t-q)
2
Survei Harga Properti Residensial
(Indeks)
(%)
125
5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0
120 115 110 105 100 95 90 Tw I
Tw II
Tw III Tw IV
Tw I
Tw II
2002
Tw III Tw IV
IHPR - Tipe Besar
Hargabarang kelompok biaya tinggal tempat Harga tempat tinggal IHKtriwulan pada triwulan IVpada pada triwulan II-2004 I-2004 2004 meningkat(inflasi) (inflasi) meningkat
Tw I
2003
Tw II
Tw III Tw IV Tw I*
2004
2005
% Perubahan
Dari hasil pengamatan terhadap indeks harga jenis kelompok biaya tempat tinggal pada IHK-BPS pada triwulan IV-2004 (Desember 2004) memberikan indikasi arah yang sama dengan indikasi kenaikan harga properti residensial dengan indeks sebesar 123,72. Secara q-t-q, harga biaya tempat tinggal menunjukkan peningkatan sebesar 1,61%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,37%. Sementara pada Desember 2004 sub kelompok barang/jasa untuk jenis biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,81%. Grafik 5 Perkembangan IHPR dan Indeks Harga Biaya Tempat Tinggal (q-t-q)
(%) 5,00
4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Tw II
Tw III Tw IV
Tw I
2002 Perubahan IHPR IHPR secara tahunan mengalami perlambatan
Survei Harga Properti Residensial
Tw II
Tw III Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III Tw IV
Tw I*
2003 2004 2005 Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal
Secara tahunan (y-o-y), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan IV-2004 mencatat kenaikan sebesar 4,61%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (5,12%). Melambatnya angka pertumbuhan tahunan tersebut terjadi pada keseluruhan tipe rumah terutama pada tipe rumah besar sebesar 4,45%, diikuti oleh rumah tipe menengah sebesar 4,55% dan tipe rumah kecil sebesar 4,84%. Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Palembang (8,92%) dan terendah terjadi Banjarmasin (0,64%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek hanya mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 2,98%. Sementara pada triwulan I-2005, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) secara tahunan diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
3
… pada triwulan I-2005 diprakirakan kembali melambat.
sebelumnya, yakni sebesar 4,45% (triwulan IV-2004, sebesar 4,61%). Melambatnya pertumbuhan tahunan tersebut terutama terjadi pada rumah tipe kecil dan besar hingga masing-masing mencapat pertumbuhan sebesar 4,64% dan 3,71%. Sementara untuk tipe rumah menengah masih mengalami peningkatan harga yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu mencapai 5,01%. Menurut wilayahnya, peningkatan pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Manado (8,08%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 2,48%.
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Survei Harga Properti Residensial
Tabel 1 Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan IV-2004
NO
KOTA Kecil
Perubahan Triwulanan
Perubahan Tahunan
TIPE BANGUNAN
TIPE BANGUNAN
Menengah
Besar
Total
Kecil
Menengah
Besar
Total
1
BANDUNG
1,51
2,28
3,58
2,46
4,70
7,95
6,22
6,29
2
BANDAR LAMPUNG
0,42
0,76
0,00
0,39
1,82
6,69
12,28
6,97
3
BANJARMASIN
1,27
-0,33
0,24
0,39
4,09
-3,63
1,50
0,64
4
DENPASAR
-2,32
1,35
0,00
-0,33
1,33
4,23
1,98
2,52
5
PALEMBANG
2,33
4,18
0,00
2,17
11,10
14,70
1,25
8,92
6
SEMARANG
2,70
1,76
0,68
1,71
9,58
8,97
5,37
7,97
7
YOGYAKARTA
1,45
0,88
0,55
0,96
8,76
3,19
14,29
8,70
8
PADANG
1,68
0,00
0,00
0,56
3,59
1,69
0,00
1,76
9
MEDAN
0,04
-0,50
1,08
0,21
1,29
0,02
2,40
1,24
10
MAKASSAR
3,09
-0,07
-1,00
0,67
12,57
7,03
-1,00
6,10
11
MANADO
0,00
0,00
-
0,00
-1,26
4,69
-
1,73
12
SURABAYA
0,00
1,21
2,40
1,20
3,13
4,73
9,81
5,89
13
PONTIANAK
1,22
0,00
0,00
0,41
0,00
0,00
0,00
0,00
14
JABOTABEK
0,18
0,02
-0,53
-0,11
4,81
1,96
2,19
2,98
0,97
0,82
0,54
0,78
4,84
4,55
4,45
4,61
Gabungan 14 Kota
Tabel 2 Ekspektasi Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan I-2005
NO
KOTA Kecil
Perubahan Triwulanan
Perubahan Tahunan
TIPE BANGUNAN
TIPE BANGUNAN
Menengah
Besar
Total
Kecil
Menengah
Besar
Total
1
BANDUNG
0,11
0,31
0,17
0,20
3,47
5,45
6,41
5,11
2
BANDAR LAMPUNG
0,00
0,00
0,33
0,11
0,43
6,49
12,65
6,53
3
BANJARMASIN
2,45
2,71
0,07
1,74
8,28
2,86
1,57
4,23
4
DENPASAR
0,50
0,00
-0,45
0,02
-1,49
1,83
0,03
0,13
5
PALEMBANG
0,66
1,81
0,00
0,82
7,99
11,38
1,25
6,82
6
SEMARANG
0,79
0,70
0,00
0,50
8,35
8,30
2,08
6,21
7
YOGYAKARTA
0,00
0,12
0,03
0,05
4,48
3,10
11,40
6,31
8
PADANG
0,96
0,00
0,00
0,32
4,36
0,00
0,00
1,44
9
MEDAN
3,94
0,82
0,00
1,58
5,27
0,84
0,91
2,34
10
MAKASSAR
4,74
3,34
0,00
2,69
13,72
7,74
-1,00
6,70
11
MANADO
2,52
6,67
-
4,60
2,52
13,78
-
8,08
12
SURABAYA
0,00
0,00
0,00
0,00
3,13
4,49
9,81
5,81
13
PONTIANAK
0,00
1,61
0,00
0,54
1,22
2,62
1,00
1,62
14
JABOTABEK
-0,02
0,23
0,35
0,19
3,64
1,49
2,31
2,48
1,19
1,31
0,04
0,85
4,64
5,01
3,71
4,45
Gabungan 14 Kota
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
5
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
6