STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGUNDU SEMARANG
Manuscript
OLEH : LUSYAWATI G2A006057
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
1
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Lusyawati. 1 , M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes 2 , Edy Soesanto, S.Kp, M. Kep 3 Abstrak
STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGUNDU SEMARANG xii+35 Halaman + 4 tabel + 1 Skema + 10 lampiran ABSTRAK Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal seperti pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemberian kelengkapan imunisasi pada anak usia 1 tahun di Wilayah Puskesmas Kedungundu Semarang. Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 1 tahun di wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang yang berjumlah 959 ibu. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 30 orang.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kelengkapan imunisasi ditemukan 19 anak tidak lengkap (63,3%) dan yang lengkap sebanyak 11 anak (36,7%). Jenis imunisasi yang terbanyak tidak diberikan kepada anak secara berturut-turut adalah campak, Polio4, DPT/HB3, Polio3, DPT/HB2. Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan kepada ibu yang memiliki anak usia di bawah 1 tahun melakukan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi yang lengkap kepada anaknya.
Kata Kunci : Kelengkapan Imunisasi Pustaka : 21 (1992-2009) Descriptive study of the completeness of immunization in children aged 1 year in Regional Health Center Kedungundu Semarang Abstract Immunization has been proven as one of public health efforts are very important. Factors associated with completion of basic immunization include such things as knowledge, motives, experience, employment, family support, neighborhood health center facilities, environment, attitude, health workers, income and education. Research purposes to determine what factors are associated with the provision of complete immunization in children aged 1 year in Regional Health Center Kedungundu Semarang. Design of this study was descriptive study. The population in this study was mothers with children aged 1 year in health centers Kedungmundu Semarang totaling 959 mother. The sampling technique used was purposive sampling. The results showed that as many as 51.1% of respondents
1
in the income category more than minimum regional salary. Knowledge of mothers about immunization was mostly good as 45.6%. Maternal attitudes about immunization were mostly in the supporting category as many as 76.7%. Under these conditions, it was expected that mothers of children under 1 year did increase knowledge of the importance of complete immunization of their children. Keywords : The completness of immunization
PENDAHULUAN Kasus cakupan imunisasi di Jawa Tengah juga menunjukkan imunisasi BCG pada anak balita (umur 12–59 bulan) mencapai 100% pada 17 kabupaten. Cakupan imunisasi Polio3 100% terdapat di 3 kabupaten. Prevalensi cakupan imunisasi DPT3 100% di kota Magelang dan cakupan imunisasi Hb3 100% di Perkotaan Magelang. Sedangkan cakupan imunisasi campak 100% terdapat di 6 kabupaten Persentase cakupan imunisasi lengkap di Provinsi Jawa Tengah sebesar 63,7%. Persentase cakupan imunisasi lengkap anak balita tertinggi di kabupaten Wonogiri (86,8%) dan terendah di kabupaten Brebes dan Purworejo masing-masing (40,6%) (Riskesdas, 2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan. Para peneliti juga telah melakukan riset tentang faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi, antara lain yang dilakukan oleh Ningrum (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali di dapatkan hasil bahwa pengetahuan dan motivasi ibu berpengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan tingkat pendidikan dan jarak rumah tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor yang berhubungan di poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya pada bulan Maret 2008 di
2
dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan faktor pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar. Berkaitan dengan kesadaran masyarakat ternyata banyak ditemukan anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesarbesarkan resiko beberapa vaksin. Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karena penggunaan sarana kesehatan oleh bayi berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. Masalah pengertian dan keikutsertaan orang tua dalam program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan yang memadai tentang hal itu diberikan (Ali, 2005). Permasalahan-permasalahan lain yang menjadi pemicu bagi ibu sehingga tidak memberikan imunisasi dasar secara lengkap kepada bayi dan anaknya adalah karena jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan yang melayani pelaksanaan imunisasi yang cukup jauh. Selain itu pelaksanaan imunisasi yang diberikan oleh dokter atau bidan praktek swasta yang mengenakan biaya juga menjadi kendala bagi keluarga miskin (Ali, 2005). Sementara itu anggapan bahwa banyak orang terdahulu yang tidak mendapatkan imunisasi namun tetap sehat dan tidak terserang oleh berbagai macam penyakit juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pemberian imunisasi kepada bayi. Ibu-ibu semacam ini sangat memerlukan penyuluhan tentang arti penting imunisasi karena faktor ketidaktahuannya yang menyebabkan anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang diketahui bahwa hasil wawancara terhadap 7 orang ibu yang memeriksakan
3
anaknya di puskesmas tersebut menunjukkan 2 di antaranya tidak memberikan imunisasi secara lengkap kepada anaknya. Alasan ibu yang pertama adalah karena pada saat masuk jadwal imunisasi campak, anak dalam kondisi sakit akhirnya tidak diberikan imunisasi campak dan berlanjut hingga saat ini yaitu usia anak sudah mencapai 14 bulan. Sementara pada ibu yang kedua memberikan alasan bahwa tidak diimunisasi secara lengkap pun bayinya tetap dapat tumbuh dan sehat seperti anak-anak lain. Alasan ibu yang kedua ini sangat berkaitan dengan sikap yang tidak mendukung terhadap pemberian imunisasi dasar. METODOLOGI Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang menyajikan data-data sebagai pendukung dengan pendekatan studi deskriptif yang bertujuan menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi pada ibu bayi tentang kelengkapan imunisasi dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 1 tahun di wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah consequtive sampling dengan jumlah 30 orang.
HASIL PENELITIAN Tabel 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ibu di Wilayah Puskesmas Kedungmundu Variabel
Mean
Median
Minimum
Maksimum
SD
Umur
29,17
28,5
20
41
5,03
Berdasarkan data yang di peroleh diketahui bahwa rata-rata umur responden adalah 29,17 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan umur tertua 41 tahun. Nilai tengah adalah 28,5 tahun dan nilai simpangan bakunya sebesar 5,03.
4
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kelengkapan imunisasi anak di Wilayah Puskesmas Kedungmundu No 1. 2.
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap Lengkap Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
19 11 30
63,3 36,7 100
Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi ditemuka 19 anak tidak lengkap (63,3%) dan yang lengkap sebanyak 11 anak (36,7%). Jenis imunisasi yang diberikan kepada anak meliputi: Tabel 3. Distribusi Frekuensi jenis imunisasi No 1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
Pendapatan HB0 - Tidak - Ya BCG - Tidak - Ya POLIO 1 - Tidak - Ya DPT/HB1 - Tidak - Ya POLIO2 - Tidak - Ya DPT/HB2 - Tidak - Ya POLIO3 - Tidak - Ya DPT/HB3 - Tidak - Ya POLIO4 - Tidak - Ya CAMPAK - Tidak - Ya Total
5
Frekuensi (n)
Persentase (%)
0 30
0,0 100,0
1 29
3,3 96,7
1 29
3,3 96,7
3 27
10,0 90,0
3 27
10,0 90,0
11 19
36,7 63,3
11 19
36,7 63,3
16 14
53,3 46,1
16 14
53,3 46,1
19 11 90
63,3 36,7 100
Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa diketahui bahwa jenis imunisasi yang terbanyak tidak diberikan kepada anak secara berturut-turut adalah campak, Polio4, DPT/HB3, Polio3, DPT/HB2.
PEMBAHASAN Hasil penelitian menemukan bahwa kelengkapan imunisasi terdaoat 19 anak tidak lengkap (63,3%) dan yang lengkap sebanyak 11 anak (36,7%). Hasil penelitian ini menemukan bahwa ternyata balita di Wilayah Puskesmas Kedungmundu ternyata banyak yang tidak diberikan imunisasi dasar secara lengkap.
Rendahnya hasil kelengkapan imunisasi dasar pada penelitian ini ditemukan pada jenis imunisasi campak sebanyak 63,3%, imunisasi Polio4 sebanyak 53,3%, DPT/HB3 sebanyak polio3 sebanyak 36,7% dan DPT/HB2 sebanyak 36,7%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayogo (2009) yang menemukan bahwa angka cakupan kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun 47,1%. Pada penelitian Prayogo ini didapatkan pemberian imunisasi di bawah usia satu tahun tertinggi adalah imunisasi DTP 1 (98,9%) dan polio 2 (98,9%) sedangkan yang terendah adalah hepatitis B 4 (29,9%) dan polio 4 (74,7%). Kelengkapan imunisasi tertinggi dicapai DTP 1 dan polio 2 karena jadwal yang bersamaan dan jarak pemberian imunisasi dekat dengan waktu kelahiran.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada bayi. Faktor tersebut meliputi pendidikan, dimana ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Bahwa penggunaan posyandu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dapat membuat orang menjadi berpandangan lebih luas berfikir dan bertindak secara rasional sehingga latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
6
Pendapatan atau penghasilan juga menjadi faktor penentu kelengkapan imunisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Mardani (2008) tentang beberapa faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditemukan hasil bahwa penelitian menunjukkan ada 8 faktor yang mempunyai kaitan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi, yaitu kondisi bayi, jumlah anak balita yang diasuh, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendidikan formal ibu/suami, tingkat penghasilan keluarga, penyuluhan imunisasi dan jarak ke tempat pelayanan imunisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada balita umur 12-18 bulan di Kelurahan Harjosari - I Kecamatan Medan - Amplas Tahun 2003 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita. Penelitian lain yang dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan Imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor yang berhubungan di Poliklinik Anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2008 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kelengkapan imunisasi.
PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa frekuensi kelengkapan imunisasi ditemuka 19 anak tidak lengkap (63,3%) dan yang lengkap sebanyak 11 anak (36,7%, Jenis imunisasi yang terbanyak tidak diberikan kepada anak secara berturut-turut adalah campak, Polio4, DPT/HB3, Polio3, DPT/HB2. Puskesmas dan pihak-pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan petugas kesehatan terkait dengan upaya untuk meningkatan prosentase kelengkapan Imunisasi agar sesuai target Universal Child Imunization (UCI) sebesar 100%, dengan cara melakukan kunjungan rumah. Pihak puskesmas juga
7
perlu melakukan penyuluhan terhadap masyarakat secara berkala sehingga masyarakat memahami pentingnya pemberian imunisasi terhadap bayi. Sebaiknya ibu yang memiliki anak usia di bawah 1 tahun melakukan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi yang lengkap kepada anaknya 1
Lusyawati : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2. M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes: Dosen Kelompok Keilmuan Program Studi Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang 3. Edy Soesanto, S.Kp, M. Kep: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
KEPUSTAKAAN Ali, M. (2002). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang Imunisasi. http://www.library.usu.ac.id/modulus.php. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Asdi Mahasatya. Azwar, S. (1998). Test prestasi fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Budioro. (1998). Pengantar pendidikan kesehatan masyarakat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP Dempsey, P.A. (2002). Riset Keperawatan : Buku ajar dan latihan. Jakarta : EGC. Kosim, MS., Yunanto A., Dewu R., Sarosa GL., Usman A. (2003). Buku ajar neonatology. Edisi 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Mar’at, S. (1998). Psikologi perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Maryani, I. (2009). Faktor - faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu terhadap pelaksanaan imunisasi pada balita di Desa Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi. UMS Moleong, L. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyanto S. & Hans Dieter Evers. (1984). Kemiskinan dan kebutuhan pokok. Jakarta : Rajawali
8
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. (2008). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika. Ranuh, I.G.N., Hariyono S., Sri Rejeki S.H.D., Cissy B.K., Ismoedjiono, Soedjatmiko (2008). Pedoman Imunisasi DI Indonesia. Cetakan ketiga. Jakarta : IDAI.
9