Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) Lina Indra Kartika Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected] Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan membatik yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Kegiatan membatik dilakukan agar mengoptimalkan kemampuan kreasi anak dalam menanamkan budaya Jawa. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu metode Spredley secara sederhana dan mendalam. Subjek penelitian adalah anak, guru, dan semua yang terlibat dalam kegiatan membatik di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, catatan lapangan, dan wawancara yang dilakukan dengan analisis triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Melalui kegiatan membatik anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional, (2) Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan membatik, materi membatik, metode membatik, media membatik, proses kegiatan membatik, dan evaluasi membatik. Kata Kunci : membatik, seni, budaya
I. PENDAHULUAN Membatik merupakan bagian dari pembelajaran melukis. yaitu memberi warna dengan menggunakan sehelai kain putih
Kegiatan membatik sebagai alat melukis
dipakai canting dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam. Namun kenyataannya kreativitas seni dalam kegiatan membatik pada anak belum terlihat. Belum terlihatnya kreativitas seni dalam kegiatan membatik anak ini lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan guru dalam mengembangkan kreativitas seni anak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Hartono, rendahnya pengembangan kreativitas seni lebih diperburuk dengan kurangnya keterampilan dalam berkarya seni dan minimnya wawasan guru terhadap tujuan, materi, media, metode, proses, dan evaluasi pendidikan seni, serta kurangnya sarana yang ada di sekolah. Selain itu banyak orang yang beranggapan bahwa kegiatan membatik tidak bsia dilakukan untuk anak usia TK yaitu usia 5-6 tahun, padahal kegiatan membatik bisa dilakukan pada anak, tentunya dengan pendampingan. Hal ini diperkuat pernyataan Indra bahwa membatik tidak mudah, namun bisa dilakukan siapa saja. Anak usia lima pun bisa diajarkan membatik, namun perlu pendampingan orangtua. Alat membatik panas, jadi anak usia lima perlu didampingi agar lebih terlindungi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan membatik yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Kegiatan
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
95
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
membatik dilakukan agar mengoptimalkan kemampuan kreasi anak dalam menanamkan warisan budaya Jawa. Membatik adalah kegiatan memberikan perintang (lilin malam) di atas bahan atau kain. Pemberian perintang ini menggunakan alat perintang yaitu canting. Bahan perintang yang digunakan untuk merintang yaitu cairan lilin malam. Tahapan membatik menurut Setiawan dan Acep terdiri atas beberapa tahap berikut: (1)Tahap I : Sediakan kain polos yang biasa digunakan sebagai kain batik, seperti mori, brokolin, suteri, dan kain tenun tangan. (2)Tahap II : Kain yang telah tersedia kemudian dikemplong atau dihaluskan. (3)Tahap III : tahap nglowong, yaitu menggambari kain dengan pensil atau arang. (4) Tahap IV : Tahap ini disebut tahap ngerengreng, yaitu menempelkan cairan lilin dengan teknik canting tulis atau cap pada gambar yang telah dibuat. Material untuk membuat lilin (malam) adalah gondorukem, dammar mata kucing, lilin tawon atau kote, lilin lancing, paraffin, minyak hewan, minyak kelapa, dan lilin bekas. Semua bahan tersebut dapat dibeli untuk pembuatan batik tradisional. Tahap selanjutnya disebut tahap (5) Tahap V : Tahap ini merupakan tahap pemberian warna yang terdiri atas dua tahap, yaitu diwidel (memberikan warna biru tua) dan dikelir (memberikan warna lain selain biru tua). Zat pewarnanya adalah zat warna alam seperti ekstrak. (6) Tahap VI : Tahap ini merupakan tahap dilorod, yaitu proses penghilangan lilin (malam) pada bagian tertentu dengan menggunakan air mendidihkan. Untuk memutihkan bekas batikan dan membersihkan sisa lilin malam, kain dimasukkan dengan larutan soda api lemah kemudian dicuci dan dikanji. 1. Pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif batik yang dikehendaki. Pelekatan lilin batik ini ada beberapa cara mencanting
2. Pewarnaan batik, pekerjaan dapat dilakukan dengan mencelup, dapat secara coletan atau lukisan
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
96
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
3. Menghilangkan lilin dari permukaan kain. Dapat dengan cara ngerok atau nglorod
Gambar 1. Proses Kegiatan Membatik Dari pengertian pembelajaran membatik di atas maka penulis mendeskripsikan bahwa pembelajaran membatik pada anak usia 5-6 tahun adalah cara guru untuk membuat suatu kegiatan membubuhkan warna di atas permukaan datar yang ketebalannya tidak ikut diperhitungkan (karya dua dimensi) untuk menuangkan ide kreatif atau perasaan kedalam bentuk pewarnaan, dengan menyediakan fasilitas kegiatan tersebut. Sehingga anak yang belum memahami bahan ajar dan belum memiliki keterampilan setelah mendapatkan pembelajaran dari guru, anak berubah menjadi memahami materi bahan ajar serta memiliki keterampilan. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu metode Spredley secara sederhana dan mendalam. Subjek penelitian adalah anak, guru, dan semua yang terlibat dalam kegiatan membatik di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, catatan
lapangan, dan wawancara yang dilakukan dengan analisis triangulasi data. Berikut ini adalah instrumen yang digunakan dalam pengambilan data di lapangan. Tabel 1. Instrumen Penelitian Komponen
Sub Komponen
Deskripsi Umum
Aspek 1. 2. 3.
4.
5.
Deskripsi Khusus
Tujuan kegiatan
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
Teknik Pengambilan Data Latar belakang 1. Wawancara berdirinya TK Dokumentasi Visi dan misi TK 2. Wawancara Dasar 3. Wawancara pelaksanaan kegiatan membatik Jadwal 4. Wawancara pelaksanaan Dokumentasi kegiatan membatik Jenis batik yang 5. Wawancara dibuat
1. Tujuan kegiatan membatik di TK
1. Wawancara
Sumber Data 1. Kepala Sekolah 2. Kepala Sekolah 3. Kepala Sekolah 4. Kepala Sekolah
5. Kepala Sekolah 1. Kepala Sekolah 97
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
membatik Materi kegiatan membatik
Metode kegiatan membatik
Media kegiatan membatik
Proses kegiatan membatik
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
1. Penggunaan garis pada anak dikembangkan oleh guru selama kegiatan membatik 2. Penggunaan bentuk diperlihatkan oleh anak selama kegiatan membatik berlangsung 3. Penggunaan warna pada anak dikembangkan oleh guru selama kegiatan membatik 4. Penggunaan tekstur pada anak dikembangkan oleh guru selama kegiatan membatik berlangsung 1. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan membatik 2. Efektivitas dan efisiensi metode yang digunakan
1.
Wawancara Observasi
1. Guru
2.
Wawancara Observasi
2. Guru
3. Wawancara Observasi
3. Guru
4. Wawancara Observasi
4. Guru
1. Wawancara Dokumentasi Observasi
1.Guru
2. Wawancara
2. Guru
1. Macam media yang digunakan
1. Wawancara Dokumentasi Observasi 2. Wawancara
1.Guru
2. Keragaman teknik penggunaan media 1. Langkah kegiatan membatik: a. Pemilihan motif batik b. Pemilihan warna yang digunakan 2. Peran guru
1. Wawancara Observasi
2. Wawancara
2.Guru
1. Guru KBM saat anak membatik
2. Guru 98
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
3.
4.
5.
Evaluasi kegiatan membatik
1.
2.
selama kegiatan membatik Tugas anak selama kegiatan membatik Lama waktu kegiatan membatik Peraturan yang berlaku saat kegiatan membatik Evaluasi terhadap kegiatan membatik Teknik evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi kegiatan membatik
3. Wawancara
3.Guru
4. Wawancara
4.Guru
5. Wawancara
5.Guru
1. Wawancara Observasi
1.Guru
2. Wawancara
2.Guru
III. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian tentang kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang, maka dapat disimpulkan bahwa, tujuan kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan dan mengembangkan apa yang bisa atau sudah anak- anak tahu mengenai bentuk dan unsur dari seni (garis, bentuk, warna, dan tekstur). Melalui kegiatan membatik anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional. Selain
itu
juga
untuk melestarikan
dan mejaga
kelanggengan warisan budaya bangsa. Materi kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun yang diberikan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang antara lain: cara membuat motif, mencating motif, mewarnai kain, dan pelorodan. Materi untuk motif, guru memberikan kebebasan dalam menentukkan motif begitu juga saat mencanting, penggunaan isen-isen dibebaskan sesuai dengan keinginan anak. Begitu juga untuk mewarnai dengan teknik colet, anak dibebaskan untuk mewarnai sesuai dengan keiginan anak. Metode kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang menggunakan lebih dari satu metode. Metode yang sering digunakan adalah metode demontrasi dan metode praktek langsung. Sedangkan Media MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
99
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang belum terlihat. Proses kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang yaitu pertama pembuatan pola (motif), mencating, colet (ada juga yang tidak melalui teknik ini) kemudian pencelupan dan pelorodan. Untuk anak di TK ini kegiatannya yaitu mencanting dengan kain ukuran kecil, kemudian langsung teknik celup dan pelorodan. Ada juga kegiatan yang lain yaitu mencanting (untuk ukuran kain boleh kecil boleh juga agak panjang) kemudian colet, setelah itu dicanting lagi kemudian dicelup warna. Baru setelah itu pelorodan. Adapun langkah-langkah kegiatan anak saat membatik yaitu pertama anak membuat pola (motif) gambar yang ingin di canting, setelah itu anak mencating pola (motif) (boleh juga langsung mencanting, memilih pola (motif) yang sudah tersedia bila anak tidak mau membuat pola (motif). Kemudian setelah itu tahap pemberian warna (celup) dan terakhir pelorodan (pada tahap pencelupan dan tahap pelorodan anak hanya mengamati). Evaluasi kegiatan membatik pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang dilakukan saat anak membatik (melihat bagaimana cara mencanting) dan setelah anak selesai kegiatan membatik (melihat hasil karyanya, yang dilihat pengaplikasian isen-isen dan hasil karya anak). Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan membatik pada anak usia 5-6 memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan dan mengembangkan apa yang bisa atau sudah anak- anak tahu mengenai bentuk dan unsur dari seni (garis, bentuk, warna dan tekstur). Selain itu kegiatan membatik juga akan mengenalkan anak tentang unsur-unsur seni untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun, dan juga untuk melestarikan dan mejaga kelanggengan warisan hasil budaya bangsa. Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan membatik, materi membatik, metode membatik, media membatik, proses kegiatan membatik, dan evaluasi membatik.
IV. KESIMPULAN 1. Melalui kegiatan membatik anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional, 2. Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan membatik, materi membatik, metode membatik, media membatik, proses kegiatan membatik, dan evaluasi membatik. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
100
Vol : XXII, No : 1, MEI 2015
V. Implikasi Implikasi dari penelitian adalah: 1. Guru sebaiknya lebih memperhatikan tujuan kegiatan membatik secara keseluruhan yaitu lebih dispesifikasikan agar lebih terlihat berkesinambungan. 2. Pengenalan secara khusus mengenai kain yang digunakan saat membatik juga perlu diberikan dengan menyediakan waktu khusus untuk mengenalkan kain yang akan digunakan sehigga penggunaan tekstur dapat dipelajari anak. 3. Metode yang digunakan pun sebaiknya disesuaikan dengan keadaan anak dan bisa lebih beragam. Pada saat kegiatan membatik, guru sebaiknya mengkondisikan anak dengan baik dan setiap kegiatan sebaiknya diberlakukan peraturan mengenai hal-hal yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan. 4. Penyediaan media pun sebaiknya dipersiapkan. Selain itu dalam mengevaluasi kegiatan membatik, sebaiknya guru juga mencatat dalam buku atau lembar evaluasi, dengan terdapatnya nilai atau indikator yang dijadikan acuan dalam melakukan evaluasi. Sehingga perkembangan anak dalam kegiatan
membatik dapat terlihat
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono.
Konstruktivisme
Semarang;Harmonia
Sebuah Jurnal
Alternatif
Pembelajaran
Pengetahuan
dan
Seni
Anak
Pemikiran
Usia
Dini.
Seni,2005.
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=54607 Jazuli, M. Mandala Pendidikan Seni. Semarang:Harmonia jurnal pengetahuan dan pemikiran seni,2005. Kusumawardani, Dwi. Seni, Seniman/wati dan Kreativitas. Jakarta:FBS UNJ.2004. Laura J.Colker dan Diane Trister Dogde, The Creative Curriculum for Early Childhood. Teaching Strategi: Washington DC,2000. Rueschhoff, Phil. Teaching Art in The Elementary School. New York: Ronal Press Company, 1969. Setiawan dan Acep. Seni Rupa untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta:Erlangga, 2007. Santoso, Doellah. Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta:2002.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
101