Studi Deskriptif Perkembangan Personal Sosial Anak usia 3-4 tahun di wilayah Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur. Choirunnissa N.J1, Edy Soesanto 2, Ernawati3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS
2
Dosen Keperawatan Komunitas Fikkes UNIMUS
3
Dosen Keperawatan Komunitas Fikkes UNIMUS
Abstrak Peran orang tua terutama ibu menentukan bagaimana seorang anak dapat mencapai aspek aspek perkembangannya.Jika seorang ibu memilih bekerja tentu waktu yang di luangkan untuk anak berkurang, dengan demikian berkurang juga perhatian seorang ibu untuk memperhatikan perkembangan anak salah satunya perkembangan personal sosial.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Perkembangan Personal Sosial Anak usia 3-4 tahun di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur.Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif Analitik tempat penelitian ini di kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur. Populasi dala penelitian ini adalah seluruh anak usia 3-4 tahun di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur berjumlah 106, dan sampel sebanyak 84 responden di hitung menggunakan tehnik proporsional random sampling .Hasil Penelitian di dapatkan sebanyak (24,2%)anak mengalami kegagalan dalam perkembangan personal sosial pada orang tua yang bekerja sebagai pedagang dan buruh pabrik.Di sarankan kepada orang tua untuk memberikan stimulasi dini untuk perkembangan anak, khususnya perkembangan personal sosial anak agar dapat mencapai taraf perkembangan personal sosial secara optimal. Kata Kunci : Perkembangan anak, Perkembangan Personal Sosial. Abstract The role of parents, especially mothers to determine how a child can achieve its development aspects. If a mother chose to work in the course of time children spend in reduced, thus reduced attention also a mother to one child's attention to the development of personal social development. The purpose of this study is to describe the Personal Social Development 3-4 year olds in urban areas of Semarang District Rejosari East. This study used a descriptive method Analytical place this study in the village Rejosari Eastern District of Semarang. The population in this study were all children aged 3-4 years in urban areas of Semarang District Rejosari East totaled 106, and a sample of 84 respondents are calculated using proportional random sampling technique. Research results in getting as many (24.2%) children experienced a failure in personal social development to parents who work as traders and factory workers. Are suggested to parents to provide early stimulation for children's development, particularly the development of personal social development in order to achieve the level of development of personal social optimum.
PENDAHULUAN Anak adalah generasi masa depan , kualitas anak pada sekarang ini sangat menentukan bagaimana kondisi sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu petumbuhan dan perkembangan anak harus di perhatikan dan di persiapkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih berkualitas. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan stuktur tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari
proses
diferensiasi
sel,
jaringan
tubuh,
organ-organ
dan
sistem
yang
terorganisasi(IDAI 2002). Perkembangan anak satu dengan yang lain banyak mengalami perbedaan hal ini di karenakan anak tumbuh dalam latar belakang keluarga yang berbeda. Pada proses perkembangan anak terjadi proses perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan kepribadian sosial anak dengan lingkungan sekitarnya(Hidayat 2008). Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Salah satu aspek
yang di gunakan untuk mengetahui
perkembangan anak adalah personal sosial (kepribadian/ sikap sosial). Aspek – aspeknya meliputi kemampuan mandiri, bersosialisasi , dan interaksi dengan lingkungan (Narendra 2002 ). Perkembangan personal sosial ( kepribadian/ sikap sosial) anak sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan sosial dan kebudayaan hal tersebut meliputi : keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat, namun dalam hal ini faktor dari keluarga adalah hal yang paling berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, karena keluargalah kelompok paling primer untuk anak. Sikap perkembangan anak dalam hal sosial ini banyak di pengaruhi oleh lingkungan dan norma – norma atau group. Hal ini mengakibatkan perbedaan sikap antara anak satu dengan yang lainya karena perbedaan lingkungan yang diterima. Perilaku sosial anak sangat berpengaruh dengan faktor lingkunganya, dan perilaku sosial anak di bentuk juga dalam lingkungan tersebut. Dari pernyataan tersebut maka perkembangan personal sosial anak
sangat di
pengaruhi oleh faktor lingkungan sosialnya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dimana mereka berada. Keluarga merupakan tempat interaksi sosial atau kelompok sosial pertama yang anak kenal. Peran keluarga dan orang tua secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak, mengingat orang pertama yang di kenal anak adalah orang tua. Interaksi sosial dalam keluarga turut menentukan cara anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Jadi selain menjadi tempat anak berkembang keluarga juga
memiliki peran – peran sosial dalam perkembangan anak sebagai makhluk sosial (Ahmadi 2009). Berdasarkan penelitian Harno 2012 yang di laksanakan di wilayah kelurahan Manyaran, Semarang barat sebanyak 57,8 % responden ibu yang bekerja dan sebanyak 42,2 % responden yang tergolong ibu tidak bekerja.Sedangkan untuk tingkat kemandirian anak di dapatkan sebanyak 62,7% tergolong mandiri dan sebanyak dan sebanyak 57,3% tidak mandiri. Dari data tersebut maka dapat di simpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan tingkat kemandirian anak. Dari penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Anak yang di asuh oleh orang tua atau ibu yang tidak bekerja berbeda dengan anak yang di tinggal ibunya bekerja, dari segi waktu ibu tidak bekerja dapat mendampingi anak setiap saat di rumah dan tentu lebih banyak waktu untuk memperhatikan perkembangan anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Sedangkan ibu yang bekerja sebagian waktu di habiskan di luar rumah untuk bekerja, hal ini mengurangi intensitas bertemu dan efisiensi waktu kebersamaan dengan anak, anak yang di tinggal ibunya bekerja biasanya memiliki kedekatan yang berbeda dengan anak yang ibunya tidak bekerja. Mengingat orang tua dan keluarga adalah faktor penting yang menentukan perkembangan anak, maka pekerjaan orang tua yang menentukan cukup atau tidaknya efisiensi waktu untuk anak menjadi hal yang mempengaruhi perkembangan anak. Di dalam masyarakat terdapat berbagai macam profesi salah satunya pedagang, buruh dan pns, dari berbagai profesi tersebut tentu memiliki jam kerja yang berbeda. Seorang pedagang dan buruh biasanya bekerja dari pagi sampai sore hari bahkan sampai malam hari, berbeda dengan pns yang bekerja hanya sampai siang hari saja. Jam kerja tersebut berpengaruh pada waktu kebersamaan antara anak dan orang tua, sehingga mempengaruhi perkembangan anak. Dampak yang terjadi apabila anak mengalami keterlambatan dalam aspek personal sosial yaitu anak menjadi kurang mandiri, kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan kurang sehingga anak sulit bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Orang tua yang sibuk bekerja biasanya lebih memilih menitipkan anak atau memilki baby sister di rumah, seperti yang kita ketahui biasanya di tempat penitipan atau baby sister hanya mengasuh anak saja dan tidak memperhatikan aspek aspek apa saja yang
seharusnya di miliki seorang anak dan kebutuhan apa saja yang di butuhkan anak dalam proses tumbuh kembangnya. Oleh sebab itu peneliti bermaksud mengetahui bagaimana perkembangan personal sosial anak usia 3- 4 tahun di tinjau dari pekrjaan orang tua di wilayah kelurahan rejosari kecamatan semarang timur. Dari hasil pengamatan awal di dapatkan dari 10 keluarga di kelurahan rejosari 6 di antaranya yang masing – masing keluarga memiliki profesi yang berbeda mengatakan bahwa jika sedang bekerja mereka menitipkan anaknya di rumah neneknya dan juga ada yang mempunyai baby sister di rumah Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptis analisis.Populasi penelitian ini yaitu 106 orang anak usia 3-4 tahun di wilayah kelurahan rejosari kecamatan semarang timur. Sampel sebanyak 84 orang reponden yang di tetapkan secara proporsional random sampling. Penelitian ini dilakukan di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur, di laksanakan pada bulan september 2013. METODE Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi dlm penelitian ini anak usia 3-4 tahun di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur yang berjumlah 106 anak, sampelnya di ambil menggunakan tehnik proporsional random sampling di dapatkan 84 anak sebagi responden. Sampel di ambil dengan kriteria mau menjadi responden dan tidak memiliki gangguan fisik maupun mental, instrumen dalam penelitian ini menggunakan DDST (Denver Development Screning Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi responden berdasarkan pendidikan orang tua di Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur. Pendidikan orang tua Tidak lulus SD Sekolah Dasar Sekolah Menengah Atas Perguruan Tinggi
Frekuensi 1 65 9
Persentase (%) 1.2 77.4 10.7
9
10.7
Total
84
100
Mayoritas pendidikan orang tua adalah sekolah dasar yaitu sebanyak 66 (77,4%). Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan orang tua di Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur ( total=84) Pekerjaan orang tua Frekuensi Persentase (%) PNS 9 10.7 Pedagang 33 39.3 Buruh pabrik 16 19.0 Lain-lain 11 13.1 Ibu rumah tangga 15 17.9 Total 84 100
Dari hasil dia tas menunjukan bahwa di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur mayoritas penduduknya bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 33 orang (39,3%). Status Pekerjaan Orang Tua di wilayah kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur Pekerjaan ortu
Fail (F)
Pedagang Buruh pabrik PNS Lain lain Ibu rumah tangga
8 8 2 5 4
Presentase (%) 24.2 24.2 6.1 15.2 12.1
Pased (P) 25 8 7 6 11
Presentase (%) 75.8 24.2 21.2 18.2 33.3
Perkembangan personal sosial anak pedagang dan buruh pabrik menunjukan hasil yang sama (24,2%) mengalami kegagalan atau fail.
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan mayoritas warga di wilayah Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur bekerja sebagai pedagang(39,3%) yang berpendidikan sekolah dasar (77,4%). Pendidikan yang rendah tentu berpengaruh dengan status pekerjaan seseorang di wilayah ini mayoritas berpendidikan dasar sehingga warga sekitar wilayah ini lebih memilih untuk berwiraswasta.Status pekerjaan orang tua berpengaruh pada intensitas waktu yang di berikan orang tua untuk anak, hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan personal sosial anak. Orang tua khususnya ibu yang bekerja di luar rumah tentu tidak dapat sepenuhnya memperhatikan perkembangan personal sosial seorang anak, berbeda dengan ibu yang tidak bekerja yang
bisa meluangkan waktu banyak untuk anak dan dapat memantau perkembangan seorang anak. Dari hasil penelitian di dapatkan (24,2%) anak mengalami kegagalan dalam perkembangan personal sosial yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang dan buruh pabrik. Perkembangan personal sosial anak usia 3- 4 tahun mencakup tujuh tugas perkembangan, dari penelitian yang telah dilakukan dari tujuh tugas perkembangan tersebut sebanyak 20 anak tidak dapat melakukan sikat gigi tanpa bantuan, dari hasil wawancara dengan orang tua mereka mengatakan bahwa anak tidak terbiasa menggosok gigi dan juga orang tua tidak terlalu memperhatikan hal tersebut karena orang tua beranggapan bahwa hal ini tidak terlalu penting untuk anak dan anak akan bisa melakukan hal ini sendiri saat dewasa nanti, aspek bermain ular tangga sebanyak 19 anak tidak dapat melakukan karena banyak anak yang belum mengerti dan paham mengenai permainan tersebut, berpakain tanpa bantuan sebanyak 10 anak tidak dapat melakukan karena anak terbiasa berpakain dengan bantuan orang tua dan juga orang tua belum sepenuhnya mengajarkan kepada anak untuk berpakaian sendiri. Dari penjelasan di atas menyebutkan bahwa status pekerjaan orang tua turut menentukan perkembangan personal sosial anak.Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Werdiningsih (2012), mengatakan bahwa ada hubungan peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap perkembangan personal sosial anak prasekolah . Peran keluarga dan lingkungan sekitar dalam hal perkembangan anak tentu tidak dapat di pisahkan. Keluarga merupakan tempat anak pertama kali berinteraksi, bersosialisasi dan berkomunikasi sehingga bagaimana interaksi dalam keluarga tersebut dan kebiasaan apa saja yang terjadi di lingkungan keluarga yang terjadi sehari hari tentu menjadikan contoh untuk anak. Selain itu waktu yang di berikan orang tua untuk anak tentu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhin perkembangan anak, anak yang memiliki ibu tidak bekerja tentu lebih banyak mendapatkan perhatian dari ibu dan juga ibu dapat memantau sejauh mana perkebangan personal sosial anaknya, berbeda dengan anak yang memiliki ibu bekerja tentu waktu yang di berikan berkurang Setelah lingkungan keluarga lingkungan yang tidak kalah penting bagi perkembangan anak adalah lingkungan dimana anak berada yaitu lingkungan sekitar atau lingkungan sekitar tempat tinggal, Seperti pada wilayah kelurahan Rejosari kecamatan semarang timur, wilayah ini berada di pinggir kota namun merupakan wilayah yang dapat di katakan padat penduduk, di kelurahan Rejosari ini ada beberapa wilayah yang dapat di katakan sebagai wilayah kumuh, jarak rumah yang terlalu berhimpitan, penduduk yang banyak, wilayah yang kotor dan juga berpendidikan rendah. Sehingga hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menjadikan perkembangan personal sosial terganggu karena wilayah atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik untuk perkembangan anak usia prasekolah, karena lingkungan merupakan salah satu hal yang menentukan perkembangan personal sosial seorang anak. Seperti yang di tulis dalam Ahmadi (2009), perkembangan personal sosial anak sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan sosialnya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dimana mereka berada. Keluarga merupakan tempat interaksi sosial atau kelompok sosial pertama yang anak kenal. Peran keluarga dan orang tua secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak, mengingat orang pertama yang
di kenal anak adalah orang tua. Interaksi sosial dalam keluarga turut menentukan cara anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Jadi selain menjadi tempat anak berkembang keluarga juga memiliki peran – peran sosial dalam perkembangan anak sebagai makhluk sosial. Cahyaningsih (2011), Lingkungan meliputi kebudayaan yang di anut keluarga dan status sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh dalam perkembangan personal sosial anak, kebudayaan yang di anut dalam sebuah keluarga mungkin berbeda dengan keluarga lain sehingga dimana anak di besarkan dan seperti apa cara orang tua menanamkan nilai kehidupan dan mengajarkan tentang norma yang berlaku menentukan kepribadian seorang anak. Dalam hal sosial ekonomi anak yang berada dalam keluarga menengah ke atas tentu berbeda dengan anak yang berada pada keluarga yang status ekonomi menengah ke bawah, dari segi lingkungan tempat tinggal ekonomi menengah ke atas memiliki lingkungan tempat tinggal yang lebih layak dan lebih kondusif di bandingkan dengan lingkungan sosial ekonomi menengah ke bawah. Orang tua dan keluarga merupakan tempat anak pertama kali belajar bersosialisasi dan berinteraksi sehingga orang tua dan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan anak. Orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan anak, namun sebagai orang tua juga memilki kewajiban untuk memberi nafkah keluarga sehingga bagaimana orang tua membagi waktu antara pekerjaan dan anak merupakan hal yang perlu diperhatikan. Tidak bisa di pungkiri faktor ekonomi merupakan hal yang menjadi alasan kuat mengapa seorang ibu harus ikut bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup, seorang ibu yang seharusnya bisa memberikan waktu banyak untuk anaknya dan untuk memperhatikan perkembangan anaknya tentu menjadi berkurang karena kendala waktu saat bekerja. Anak usia 3-4 tahun merupakan masa dimana anak berada dalam proses perkembangan, anak mulai belajar mengenal lingkungan sekitar dan mulai mengadopsi atau meniru apa saja yang mereka lihat di sekitarnya, oleh karena itu peran orang tua sangat penting pada masa seperti ini. Jika seorang ibu harus bekerja mayoritas di wilayah kelurahan Rejosari kecamatan semarang timur ini menitipkan anaknya di tempat neneknya (26,2%), hal ini tidak bisa di katakan salah. Namun sebagai orang tua yang memiliki anak berada dalam masa perkembangan ini sebaiknya lebih memikirkan dan memperhatikan tentang pengasuh anak saat di tinggal ibunya bekerja. Karena jika orang tua kurang tepat memilih pengasuh anak kemungkinan bisa terjadi keterlambatan atau kegagalan dalam aspek perkembangannya. Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan Karakteristik responden berumur 3-4 tahun, sedangkan berdasarkan pekerjaan orang tua yang paling banyak adalah pekerjaan pedagang (39,3 %).Dari hasil penelitian yang telah di lakukan menunjukan perkembangan personal sosial anak yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang dan buruh pabrik memiliki hasil yang sama yaitu (24,2%) mengalami kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Cahyaningsih, D. , S.(2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta. Dimas Aji.(2010). Hubungan Komunikasi Ibu dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di TK H. Sri Anah di Klipang Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Erna Wulan. (2010). Perkembangan Sosial Anak Prasekolah. Harno. (2010). Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Wilayah Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat. Hidayat, A., A.(2008). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. IDAI.(2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto. Nursalam.(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarata : Salemba Medika. Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter& Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Sri Hartini.(2009). Stimulasi dan Karakteristik Ibu dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia 3-5 Tahun. Wong. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC Yusuf, S.(2012). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.