PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Kuantitatif di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri, Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu)
Nama : Listia Rahmawati NPM : A1I012023 Pembimbing I : Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd. Pembimbing II : Drs. H. Normansyam, M.Pd
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah tingkat perkembangan sosial-emosional anak usia dini lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri, kota Bengkulu. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan. Analisa data menggunakan statistik presentase. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif . Metode pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan sosial-emosional anak usia dini di lingkugan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam kategori cukup berkembang, dengan rincian ; kesadaran diri dalam kategori cukup; perilaku tanggung jawab dalam kategori cukup dan ; perilaku prososial masih dalam kategori kurang atau rendah. Kendala yang dihadapi panti asuhan dalam mengembangkan sosial-emosional anak adalah tenaga pengasuh yang kurang berpendidikan dan kebutuhan dasar anak yang kurang terpenuhi dengan baik. Direkomendasikan kepada panti asuhan untuk mengundang narasumber agar dapat memberikan pelatihan dan wawasan kepada pengasuh dan kepada peneliti berikutnya direkomendasikan untuk meneliti tentang analisis kebutuhan anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Kata Kunci : Perkembangan Sosial Emosional, Anak Usia Dini
A. PENDAHULUAN Perkembangan anak pada masa
Menurut Soetjiningsih (2012: 264) perkembangan sosial dan emosi
usia dini memberikan dampak terhadap
adalah
kemampuan
karakter
kemampuan anak untuk menyesuaikan
kemampuannya
diri terhadap dunia sosial yang lebih
lingkungan.
luas. Dalam proses perkembangan ini
intelektual,
personal
dan
bersosialisasi Kesalahan
dengan
penanganan
pada
masa
proses
anak diharapkan mengerti/ memahami
perkembangan anak usia dini akan
orang
menghambat
menggambarkan
perkembangan
anak
berkembangnya
lain
yang
berarti
mampu
ciri-
cirinya,
selanjutnya yang seharusnya optimal
mengenali apa yang dipikirkan, dirasa,
dari segi fisik maupun psikologi. Dalam
dan diinginkan serta dapat mendapatkan
berinteraksi dengan orang lain, individu
diri pada sudut pandang orang lain
tidak hanya dituntut untuk mampu
tersebut tanpa “kehilangan“ dirinya
berinteraksi secara baik dengan orang
sendiri.
lain, tetapi
terkait juga di dalamnya
Perkembangan sosial emosional
bagaimana ia mampu mengendalikan
anak usia dini mencakup 3 lingkup
dirinya secara baik. Ketidak mampuan
perkembangan yaitu : 1) Kesadaran diri,
individu mengendalikan dirinya dapat
terdiri atas memperlihatkan kemampuan
menimbulkan berbagai masalah sosial
diri, mengenal perasaan sendiri dan
emosional dengan orang lain.
mengendalikan
diri,
serta
mampu
Sejak usia dini masalah-masalah
menyesuaian diri dengan orang lain; 2)
sosial emosional sudah dapat kita
Rasa tanggung jawab untuk diri dan
identifikasi dari berbagai perilaku yang
orang
ditampakkan anak, diantaranya anak
mengetahui
selalu ingin menang sendiri, suka
aturan, mengatur diri sendiri, serta
mencari perhatian,
bersikap agresif,
bertanggung jawab atas perilakunya
cepat marah, setiap keinginannya selalu
untuk kebaikan sesama; dan 3) Perilaku
harus dituruti, membangkang bahkan
prososial,
menarik diri dari lingkungannya dan
bermain
tidak mau bergaul dengan teman-
memahami
temannya.
berbagi, serta menghargai hak dan
lain,
mencakup
kemampuan
hak-haknya,
mencakup dengan
mentaati
kemampuan
teman
perasaan,
sebaya, merespon,
pendapat
orang
lain;
bersikap
dan
tidak
berdaya.
Hal
tersebut
kooperatif, toleran, dan berperilaku
diperparah dengan kondisi tidak adanya
sopan.
orang yang dapat diajak berbagi cerita Terkait
perkembangan
sosial
emosional anak usia dini, ada dua faktor umum
yang
mempengaruhi
atau
dijadikan
panutan
dalam
menyelesaikan masalah. Panti
asuhan
atau
perkembangan anak usia dini, yaitu
Kesejahteraan
faktor genetik atau keturunan dan faktor
organisasi sosial atau perkumpulan
lingkungan (Hasnida: 2014:62).
sosial
Bagi
Sosial
Lembaga
yang
Anak
adalah
melaksanakan
anak-anak yang tinggal dengan di
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
lingkungan keluarga yang utuh dan
anak yang dibentuk oleh masyarakat,
lingkungan
baik yang berbadan hukum. maupun
tempat
tinggal
yang
nyaman, hal ini tentu dapat memberikan
yang
pengaruh positif bagi perkembanganya.
(Kepmensos No. 15 Tahun 2010 tentang
Mungkin hal ini akan berbeda dengan
Panduan Umum Program Kesejahteraan
anak yang dibesarkan di lingkungan
Sosial Anak).
panti
asuhan,
mendapatkan
karena
kasih
mereka
sayang
dan
tidak
berbadan
hukum.
Pada latar belakang Standart Nasional
Pengasuhan
Untuk
Panti
penanganan yang berbeda dengan anak
Asuhan Dan Lembaga Asuhan juga
pada umumnya.
menjelaskan penelitian yang dilakukan
Terpenuhinya psikologis
anak
akan
kebutuhan
pada tahun 2007 pada anak-anak panti
membantu
asuhan
tentang kehidupan mereka di
perkembangan psikologis secara baik
panti asuhan. Hasil penelitian tersebut
dan sehat. Beberapa anak dihadapkan
semakin
pada pilihan yang sulit bahwa anak
terhadap situasi anak di dalam panti.
harus berpisah dari keluarga karena
Penelitian ini memberikan gambaran
alasan tertentu, seperti menjadi yatim
tentang kehidupan keseharian mereka di
piatu, tidak mampu dan terlantar,
panti dan luar panti.
sehingga kebutuhan psikologisnya tidak
memperjelas
Menurut
pemahaman
Departemen
Sosial
terpenuhi secara wajar. Permasalahan
Republik Indonesia Lingkungan panti
tersebut membuat anak menjadi lemah
asuhan adalah tempat tinggal sementara
yang
bertujuan
usaha
perkembangan sosial-emosional anak
kesejahteraan sosial yang mempunyai
usia dini yang tinggal dan mendapatkan
tanggung jawab untuk memberikan
pengasuhan di lingkungan panti asuhan
pelayanan kesejahteraan sosial kepada
ditinjau dari perkembangan kesadaran
anak telantar dengan melaksanakan
diri, perilaku tanggung jawab diri dan
penyantunan dan pengentasan anak
orang lain dan perilaku prososial anak.
telantar, memberikan pelayanan fisik,
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat
mental, dan sosial pada anak asuh,
dilihat
sehingga memperoleh kesempatan yang
pengasuhan
luas,
bagi
berpengaruh terhadap perkembangan
perkembangan kepribadiannya sesuai
anak usia dini yang ada di Panti
dengan yang diharapkan sebagai bagian
Asuhan. Hal tersebut membuat peneliti
dari generasi penerus cita-cita bangsa
tertarik untuk meneliti perkembangan
dan sebagai insan yang akan turut serta
sosial emosional anak usia dini di
aktif di dalam bidang pembangunan
lingkungan panti asuhan.
tepat
dalam
dan
memadai
bahwa di
lingkungan panti
dan asuhan
nasional. Sisi kehidupan yang dianggap menyenangkan banyak
teman
diantaranya sedangkan
adalah
B. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian
ini
merupakan
yang
penelitian deskripstif kuantitatif yang
menyedihkan umumnya adalah karena
dilaksanakan di Panti Asuhan Yayasan
terpisah jauh dari keluarga, makanan
Mandiri
yang buruk, keharusan bekerja di panti
menggambarkan perkembangan sosial
dan aturan yang ketat. Keterbatasan
emosional anak usia dini yang tinggal
dukungan pada saat mereka berada di
dan di besarkan di lingkungan panti
panti, ketidakdekatan dengan keluarga
asuhan. Subjek dalam penelitian ini
dan kehilangan teman di lingkungan
adalah 7 orang anak usia 4-6 tahun yang
rumah serta panti saat harus keluar
tinggal di lingkungan panti asuhan
panti, membuat anak-anak bingung dan
Yayasan
cemas.
Bengkulu. Penelitian dilaksanakan dari Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
bagaimana
Kota
Swasta
Bengkulu
Mandiri
untuk
Kota
bulan Oktober sampai dengan Maret 2106 melalui observasi langsung dan
wawancara kepada pihak yayasan panti
kewajibannya
asuhan dan pengasuh. Hasil penelitian
asuhan.
diolah dengan teknik analisis data statistic prosentase. Dari hasil analisis dan pembahasan ditemukan hal-hal sebagai berikut ;
sebagai
anak
Presentase perkembangan berdasarkan
panti
tingkat sosial
emosional
rata-rata
pemerolehan
setiap anak belum berkembang dengan
Rata-rata tingkat perkembangan
baik,
presentase
dari
data
hasil
sosial emosional anak usia dini di
penelitian menunjukkan bahwa 43 %
lingkungan
Yayasan
anak yang telah berkembang dengan
Swasta Mandiri kota Bengkulu secara
baik, 14 % sudah cukup berkembang
keseluruhan adalah 15,8 dan dapat
dan 43 % belum berkembang.
Panti
dikategorikan
Asuhan
cukup
atau
sedang
dengan tingkat penyesuaian diri yang cukup berkembang, perilaku tanggung jawab diri dan orang lain cukup berkembang prososial
dan
tingkat
perilaku
atau
belum
kurang
berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang
Hurlock
dikemukakan
(1978:250)
perkembangan
sosial
oleh bahwa
merupakan
perolehan kemampuan berperilaku yang
Rata-rata tingkat perkembangan sosial-emosional anak usia 4-6 tahun di lingkungan
Panti
Asuhan
Yayasan
Swasta Mandiri kota Bengkulu adalah sebagai berikut ; MFN dengan rata-rata 15,4 (Cukup), FF dengan rata-rata 10,5 (Kurang), MFJ dengan rata-rata 12,1 (Kurang), RE rata-rata 22,9 (Baik), MU rata-rata 19,4 (Cukup), AU rata-rata 20,3 (Baik), dan NO dengan rata-rata 10 (Kurang).
sesuai dengan tuntutan sosial. Tinggal di panti asuhan tanpa memperoleh kasih
Kesadaran diri anak yang terdiri
sayang dari kedua orang tua dan
atas memperlihatkan kemampuan diri,
peraturan-peraturan yang mengikat di
mengenal
Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
mengendalikan
kota Bengkulu membuat anak usia dini
menyesuaikan diri di lingkungan panti
lebih dapat menyesuaikan diri dan
asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota
memahami
Bengkulu bisa dikatakan cukup dengan
akan
aturan,
hak
dan
perasaan diri,
sendiri serta
dan mampu
rata-rata keseluruhan 16,1. Anak-anak
sudah dapat berinisiatif dalam beberapa
menghinggapi
perilaku
permasalahan
yang
ditunjukkan
melalui
kegiatan sehari-hari tetapi masih ada
yang
belum
berkembang
dengan baik hal ini dikarenakan tidak ada
pembiasaan-pembiasaan
diajarkan
oleh
pengasuh
yang
berkaitan
dengan kegiatan sehari-hari, seperti membuang sampah pada tempatnya, membereskan mainan yang berantakan
yang
dihadapi
akibat untuk
selanjutnya ia dapat menguasainya.
sebagian dari beberapa tingkah laku dan kegiatan
pikirannya
Presentase tingkat penyesuaian diri anak usia dini terhadap lingkungan berdasarkan rata-rata perilaku yang ditunjukkan setiap anak adalah 14 % anak dengan kategori sangat baik, 29 % anak dengan kategori baik, 14 % anak dengan kategori cukup dan 43 % anak lainnya dengan kategori sangat kurang.
dan sikap antisipasi ketika menerima pemberian dari orang lain, karena anak-
Perilaku tanggung jawab anak
anak tersebut sudah menganggap jika
usia dini di lingkungan Panti Asuhan
ada yang memberikan mereka sesuatu
Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu
itu
biasa
sudah cukup baik atau sedang dengan
menyumbang di panti asuhan tersebut.
rata-rata secara umum yang diperoleh
Tidak ada rak atau tempat untuk
sebesar 18,1, anak-anak di lingkungan
meletakkan
kotak
Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
sampah juga tidak disediakan disekitar
kota Bengkulu sudah cukup memahami
halaman
hak dan kewajibannya masing-masing
berarti
donatur
mainan,
panti
yang
bahkan
asuhan,
ini
yang
menjadikan anak terbiasa membuang
sesuai
sampah sembarangan dan tidak pada
dikemukakan
tempatnya. Tetapi secara keseluruhan
Kurniawati (2014 : 7) yang menyatakan
anak sudah dapat menyadari emosi dan
bahwa
menyesuaikan diri dengan lingkungan
kesanggupan untuk menjalankan tugas
panti asuhan. Keadaan ini sejalan
dan kewajiban yang dipikul kepadanya
dengan teori yang dijelaskan oleh
dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena
Goleman (1996:58) bahwa kesadaran
tinggal di panti asuhan menjadikan
diri adalah ketika seseorang dapat
mereka lebih mandiri dalam melakukan
menyadari
kegiatan sehari-hari yang berkaitan
emosi
yang
sedang
dengan
pendapat Purwanto
tanggung
jawab
yang dalam
adalah
dengan perilaku tanggung jawabnya
prososial
seperti makan dan mandi tepat waktu,
pemenuhan kebutuhan anak di panti
mengambil
dan
asuhan seperti kebersihan yang kurang
pakaiannya
sendiri,
mengenakan mandi
anak.
Keterbatasan
sendiri,
terjaga sehingga banyak dari anak yang
menghormati dan menyayangi orang
terkena penyakit kulit, kutuan dan
lain yang berada disekitarnya.
makan yang hanya dua kali dalam
Presentase perilaku tanggung jawab dilihat dari rata-rata perilaku yang ditunjukkan oleh setiap anak adalah sebagai berikut ; 29 % anak dengan kategori baik, 57 % anak dengan kategori cukup dan 14 % anak dengan
kategori
perilaku
tanggung
sehari juga karena anak-anak yang tinggal di lingkungan panti tersebut terbiasa
bantuan
juga
makanan dari orang lain, menjadikan anak-anak ini tidak terbiasa memberi dan berbagi dengan teman lainnya. Anak-anak di panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sebagian
jawab yang kurang.
besar Tetapi
menerima
karena
masih
memilih-milih
teman
anak-anak
bermainnya hanya dengan sesama anak
tersebut berada di lingkungan panti
yang tinggal di panti asuhan saja dan
asuhan yang terikat dengan peraturan
banyak mengucilkan teman atau anak
dan mereka mempunyai tanggung jawab
panti lainnya yang kutuan dan mederita
atas
penyakit kulit.
dirinya
sendiri,
menjadikan
perilaku prososial anak yang tinggal di lingkungan
Panti
Asuhan
Yayasan
Swasta Mandiri kota Bengkulu yang mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain dengan bersikap
kooperatif,
toleran
dan
berperilaku sopan masih dalam kategori kurang hal ini ditunjukkan dengan ratarata
13,3
untuk
tingkat
perilaku
anak
Presentase
perilaku
usia
yang
lingkungan
dini panti
prososial
tinggal
asuhan
di
Yayasan
Swasta Mandiri kota Bengkulu dilihat dari rata-rata perilaku prososial setiap anak adalah sebagai berikut ; 29% anak dengan kategori baik, 14 % anak dengan kategori cukup dan 57 % lainnya dengan kategori tingkat perilaku prososial yang masih sangat kurang.
Meskipun tingkat perkembangan
Perkembangan sosial emosional
sosial emosional anak usia dini di
NO yang kurang baik juga bukan tanpa
lingkungan
alasan,
Panti
Asuhan
Yayasan
NO
adalah
berkebutuhan
dapat dikatakan cukup atau sedang,
tunawicara dan belum lama tinggal di
tetapi empat dari tujuh orang anak usia
Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
dini yang tinggal di lingkungan Panti
kota Bengkulu ini belum terbiasa
Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota
bermain dengan teman lain, melakukan
Bengkulu
tingkat
berbagai aktivitas dan karena ada
perkembangan sosial emosional yang
bebrapa dari anak-anak panti asuhan
kurang baik, mereka adalah MFN, FF,
yang
MFJ dan NO.
menyebabkan
FF dan MFJ keduanya memiliki tingkat kesadaran diri dan perilaku prososial
yang
kurang,
mereka
cenderung bersikap tidak sopan, suka berkelahi dengan teman lainnya dan
bersekolah
di
PAUD
seperti
emosi
yang
mengejeknya, NO
sulit
di
kendalikan. NO seringkali menangis, mengamuk dan menjerit histeris, NO juga seorang yang penyendiri, NO selalu mengucilkan diri dari anak-anak panti yang lain.
suka mengganggu. FF dan MFJ tidak lagi
sering
NO
anak
Swasta Mandiri kota Bengkulu sudah
memiliki
khusus,
seorang
MFN adalah seorang anak lakilaki
yang
memiliki
kecenderungan
keempat teman lainnya yaitu MFN,
seperti anak perempuan, jika baru
RE,MU dan AU karena dikeluarkan dari
mengenalnya orang akan mengira MFN
sekolah
satu
adalah seorang anak perempuan, karena
yang
MFN selalu memanjangkan rambutnya,
mengeluarkan FF dan MFJ menjelaskan
jika rambutnya di potong oleh pengasuh
bahwa sikap FF dan MFJ yang tidak
tidak lama setelahnya MFN akan jatuh
baik, mengganggu temannya ketika
sakit. MFN juga kerap bermain bersama
sedang belajar, memukul teman lain dan
anak- anak perempuan. Di sekolah
berteriak dan bersikap kasar pada guru
MFN jarang aktif mengikuti pelajaran,
kelas yang menjadi alasan sekolah
ia berdiri di pojokan kelas dan tidak
mengeluarkan FF dan MFJ.
mau belajar dengan teman lainnya.
minggu.
ketika
baru
Kepala
sekolah sekolah
MFN tidak mau berteman dengan teman
kelasnya yang lain selain anak-anak
hanya mengandalkan dari para donatur
yang
yang menyumbang untuk anak-anak
tinggal
di
panti
asuhan
bersamanya.
yatim di Panti Asuhan Yayasan Swasta
Ada beberapa hambatan dan
Mandiri kota Bengkulu tersebut.
kendala yang dihadapi Panti Asuhan
Kebutuhan dasar anak kurang
Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu
terpenuhi dengan baik, anak-anak Panti
dalam
sosial
Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota
emosional anak, diantaranya karena
Bengkulu hanya makan dua kali dalam
kurangnya
yang
sehari, ketika sakit juga mereka tidak
hal
mendapatkan penanganan tenaga medis,
perkembangan anak, pengasuh yang ada
anak hanya diberikan obat warung biasa
di
karena terbatasnya biaya perawatan dan
mengembangkan
tenaga
pengasuh
berpengalaman
Panti
dalam
Asuhan
Mandiri
kota
Yayasan
Swasta
Bengkulu
hanya
berjumlah 4 orang sudah termasuk dengan ketua yayasan dan pengasuh yang
direkrut
untuk
melayani
kesejahteraan anak di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu tidak
dilihat
dari
latar
belakang
pendidikan dan kemampuannya dalam mengangani
dan
perkembangan
anak
memahami usia
dini,
kesejahteraan anak. Lokasi panti asuhan yang jauh dari rumah tetangga dan anak-anak panti asuhan yang tidak diperkenankan untuk keluar dari panti setelah pulang dari sekolah menjadikan anak-anak tidak terbiasa bersosialisasi dengan orang-orang di luar panti asuhan dan suka mendiskriminasi dan memilihmilih teman mainnya.
melainkan dari orang-orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan
C. PENUTUP
ketua yayasan panti asuhan. Ketua
Berdasarkan hasil analisis dan
yayasan dan suaminya tidak memiliki
pembahasan penelitian ini secara umum
penghasilan dan pekerjaan lain selain
dapat disimpulkan perkembangan sosial
dari mengurus panti asuhan, mereka
emosional anak usia dini di lingkungan
tinggal di panti asuhan dan memenuhi
Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
kebutuhan hidup sehari-hari seperti
kota Bengkulu berada dalam kategori
makanan, tempat tinggal dan pakaian
cukup atau sedang sosial emosionalnya.
Kesimpulan
secara
khusus
4.
Kendala-kendala
yang
dihadapi
Yayasan
Swasta
Bengkulu
dalam
adalah sebagai berikut :
Panti
1.
Kepekaan terhadap lingkungan atau
Mandiri
kesadaran diri anak usia dini di
mengembangkan sosial emosional
lingkungan Panti Asuhan Yayasan
anak usia dini, adalah tenaga
Swasta Mandiri kota Bengkulu
pengasuh yang tidak berpendidikan
dalam kategori cukup. Anak sudah
dan kurang memahami karakteristik
dapat berinisiatif membantu orang
dan
lain tetapi masih kurang dalam
keterbatasan dana, fasilitas sarana
pembiasaan
sehari-hari
dan
membuang
sampah
seperti pada
tempatnya, membereskan mainan
tumbuh
kembang
prasarana
anak,
dan
kurang
Rekomendasi Penelitian
ini
perkembangan
dini di lingkungan Panti Asuhan
lingkungan
Yayasan
Swasta Mandiri kota Bengkulu yang
Swasta
Mandiri
kota
anak
membahas
Perilaku tanggung jawab anak usia
Panti
usia
Asuhan
dini
di
Yayasan
Bengkulu dalam kategori cukup.
menunjukkan
Anak-anak di lingkungan Panti
perkembangan sosial emosional anak
Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
usia dini di lingkungan panti asuhan
kota
terbiasa
adalah sedang atau cukup. Tetapi,
mandiri sehingga mereka sudah
penelitian ini hanya mendeskripsikan
dapat
secara umum.
Bengkulu
sudah
memahami
hak
dan
kewajibannya masing-masing. 3.
kota
terpenuhinya kebutuhan dasar anak.
yang berserakan dan lain-lain. 2.
Asuhan
Untuk
bahwa
tingkat
itu
penulis
Perilaku prososial anak usia dini di
merekomendasikan hal-hal diantaranya
lingkungan Panti Asuhan masih
sebagai berikut :
dalam kategori kurang. Hal ini
1.
dikarenakan masih bnayak anak yang
memilih-milih
teman
Bagi Yayasan Panti Asuhan a.
Kepada ketua yayasan Panti Asuhan
Yayasan
Swasta
mainnya, bersikap kurang sopan
Mandiri kota Bengkulu agar
dan berkata kasar.
dapat mengundang narasumber untuk
dapat
memberikan
pelatihan,
b.
d.
2.
Kepada
Peneliti
masukan dan saran kepada
direkomendasikan
pengasuh
melakukan
yang
berkaitan
berikutnya untuk
perkembangan
sosial
Mencari sumber dana dari
ditinjau
berbagai
donatur
dan
perkembangan
proposal
di
mengajukan instansi-instansi
banyak
3.
dapat
penelitian
dengan perkembangan anak.
agar
c.
pengarahan,
dari
terkait emosional lingkup
Direkomendasikan untuk dilakukan
yang
penelitian lebih lanjut mengenai
menyumbangkan dana untuk
analisis kebutuhan dasar anak usia
pemenuhan kebutuhan dasar
dini di lingkungan Panti Asuhan
anak dip anti asuhan.
Yayasan
Kepada pihak yayasan untuk
Bengkulu.
Swasta
Mandiri
kota
mengurus perizinan pendirian
DAFTAR PUSTAKA
yayasan panti asuhan ke Dinas
Depdiknas. 2011. Pendidikan Anak Usia
Sosial Kota Bengkulu.
Dini. Jakarta
Kepada ketua yayasan panti asuhan
disarankan
untuk
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.
menambah jumlah pengasuh baik dari segi kualitas maupun kuantitas. e.
Kepada pihak panti asuhan untuk dapat melengkapi sarana
Goleman , Daniel. 1996. Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ.New York : Bantam Books. Gosita, Arif. 1989. Masalah Perlindungan Anak. Bandung : Mandar Maju.
seperti ketersediaan ruang baca
Hasan,Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.Jakarta : Bumi Aksara.
anak, alat main bagi anak,
Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak
kotak
Usia Dini.Jakarta : Luxima.
dan prasarana di panti asuhan
sampah,
penambahan
kamar tidur anak sehingga anak tidak ditempatkan di satu ruangan dan berdesakan ketika tidur dan halaman bermain yang bersih.
Hurlock , Elizabeth B. 1978. Child Development, Sixth Edition.New York : Mc. Graw Hill,Inc.
http://pengertian.website/pengertianlingkungan-menurut-para-ahli/ (diunduh tgl 24/11/2015 pukul 17.00 WIB) Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 15 A/ Huk . 2010. Tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak. Jakarta Koeswara,E. 1987. Psikologi Ekstensial Suatu Pengantar. Bandung : PT. Eresco.
Myers , D.G. 1988. Social Psychologi New York: Mc Graw-Hill International Editions. Nashori, Fuad. 2008. Psikologi Sosial Islam. Bandung : PT. Refika Aditama. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Papalia,Old. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. Permendikbud/Nomor.137/2014/Standart
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Perdana Media Grup. Kurniawati, Rohmah. 2014. Penanaman Karakter Tanggung Jawab Siswa pada Pelaksanaan Ulangan Harian Dalam Mata Pelajaran Pkn. Universitas Muhammadiyah Surakarta : tidak diterbitan. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara. Lukman,Wahyuddin. 2012. Skripsi Sosialisasi Di Panti Asuhan Dalam Membentuk Tingkah Laku Anak (Kasus Di Panti Asuhan Abadi Aisyiyah Kecamatan Soreang, Kota Parepare). Universitas Hasanuddin : Tidak diterbitkan. Muhibin, Syah. 1999. Psikologi Belajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mustamin, Khalifah. 2009. Penelitian Pendidikan. Alauddin Press
Metodologi Makassar:
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Prasasti, Sarah. 2004. 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak (usia balita sampai pra remaja). Jakarta: PT Elex Media Komputido. Republik Indonesia. 1982. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Lingkungan Hidup. Jakarta : Sekretaris Negara. Republik Indonesia. 2003. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretaris Negara. Republik Indonesia. 1997. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Sekretaris Negara Riyadi, dkk. 2014. Resiko Masalah Perkembangan dan Mental Emosional Anak yang diasuh di Panti Asuhan di bandingkan dengan diasuh Orang Tua Kandung. Universitas Padjadjaran : Tidak diterbitkan Sears , David O. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
Soetjiningsih, Christiana Hari. 2012. Perkembangan Anak. Jakarta: Prenada Media Grup. Standart Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan Dan Lembaga Asuhan Sudjana,Nana. 2006. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung : Sinar Baru. Sudjiono, Anas. 2006.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Memahami Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Penelitian
Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tekhnik. Bandung: Penerbit Tarsito. Susanto,Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini :Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Syamsudin. 1990. Perkembangan Nilai Moral, Agama, Sosial dan Emosi pada Anak Usia Dini. Surakarta : PT. Qinant. Yusuf LN , Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda karya.