PERKEMBANGAN SOSIAL - EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Kuantitatif di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalamRangka Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Oleh : Listia Rahmawati NPM.A1I012023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2016 i
PERKEMBANGAN SOSIAL - EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif Kuantitatif di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Oleh : Listia Rahmawati NPM.A1I012023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2016 ii
iii
iv
v
vi
vii
PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN YAYASAN SWASTA MANDIRI KOTA BENGKULU Oleh : Listia Rahmawati A1I012023 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah tingkat perkembangan sosialemosional anak usia dini lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri, kota Bengkulu. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan. Analisa data menggunakan statistik presentase. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif . Metode pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan sosial-emosional anak usia dini di lingkugan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam kategori cukup berkembang, dengan rincian ; kesadaran diri dalam kategori cukup; perilaku tanggung jawab dalam kategori cukup dan ; perilaku prososial masih dalam kategori kurang atau rendah. Kendala yang dihadapi panti asuhan dalam mengembangkan sosial-emosional anak adalah tenaga pengasuh yang kurang berpendidikan dan kebutuhan dasar anak yang kurang terpenuhi dengan baik. Direkomendasikan kepada panti asuhan untuk mengundang narasumber agar dapat memberikan pelatihan dan wawasan kepada pengasuh dan kepada peneliti berikutnya direkomendasikan untuk meneliti tentang analisis kebutuhan anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Kata Kunci : Perkembangan Sosial Emosional, Anak Usia Dini
viii
DEVELOPMENT OF SOCIAL - EMOTIONAL EARLY CHILDHOOD IN THE ORPHANAGE OF ENVIRONMENT YAYASAN SWASTA MANDIRI BENGKULU CITY BY : Listia Rahmawati A1I012023 ABSTRACT Problems in this research how the level of social-emotional development early childhood in the orphanage of environment Yayasan Swasta Mandiri, Bengkulu City. The research objective to describe the emotional level of social development in an environment of early childhood in the orphanage. Analysis of data using statistical percentage. The method used quantitative descriptive. Data collection methods were observation and interviews. The results showed that the socioemotional development of young children in the Orphanage of environmental Yayasan Swasta Mandiri category of Bengkulu city is developing, with details; self-awareness in the category enough; responsible behavior in the category enough and; prosocial behavior is still in the poor category or lower. Obstacles encountered orphanages in developing children's social-emotional caretakers are less educated workers and basic needs of children who are less well met. Recommended to the orphanage to invite resource persons to provide training and insight to caregivers and to subsequent researchers recommended to examine the analysis of the needs of early childood in the orphanage of environment Yayasan Swasta Mandiri Bengkulu city . Key Word : Social-Emotional Development, Early Childhood,
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “ yang akan membuatmu tetap bertahan adalah percaya pada tujuan” “ Dream Big, Work Hard, Stay Focused and Surround Yourself with Good People” “ KECEWAMU adalah cara Tuhan mengatakan “Aku Punya Sesuatu yang Lebih Baik Untukmu”
PERSEMBAHAN Tak henti rasa syukurku pada-Mu ya Allah… Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya saya dapat mempersembahkan karya kecil ini. Karya ini terkhusus saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang senantiasa memotivasiku dan melimpahkan kasih sayang yang begitu tak terhingga untukku. 2. Adikku tersayang Pandu Pangestu, yang rela mengambil keputusan
untuk
berhenti
sekolah
demi
membantu
perekonomian keluarga dan membantu biaya perkuliahan mbak… maafkan mbak yang belum bisa berbuat banyak hal untukmu… 3. Sanak keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung dan mendo’akan keberhasilan studi ku 4. Almamaterku tercinta.
x
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan (Studi Deskriptif Kuantitatif di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri, KelurahanPadang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, kota Bengkulu ini dengan baik. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan baik apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada : 1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd., Selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh perkuliahan di Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Bengkulu. 2. Dr. Manap Soemantri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Bengkulu. 3. Drs. H. M. Nasirun, M.Pd., selaku Ketua Prodi PG-PAUD FKIP Universitas Bengkulu sekaligus penguji skripsi saya yang selalu memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi saya. 4. Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
xi
5. Drs. H. Normansyam, M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dr. Hj. Sumarsih, M.Pd., selaku penguji yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Ibu Ummi Hovia, selaku ketua yayasan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian skripsi ini. 8. Bapak/Ibu Dosen Prodi PG-PAUD, yang telah banyak memberikan ilmu yang berguna bagi penulis, semoga dapat menjadi amal ibadah. 9. Teman-teman Prodi PG-PAUD FKIP UNIB angkatan 2012, yang banyak memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan saran dan kritikan tentang isi dari skripsi ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswi S1 PAUD FKIP Universitas Bengkulu.
Bengkulu, Maret 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v SURAT PERNYATAAN................................................................................. vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... x KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................ C. Batasan Masalah Penelitian.................................................................. D. Rumusan Masalah ................................................................................ E. Tujuan Penelitian ................................................................................. F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1 1 6 7 7 8 8
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. A. Kajian Teori ......................................................................................... 1. Perkembangan Sosial Emosional ................................................... a. Perkembangan Sosial ............................................................... b. Perkembangan Emosi ............................................................... c. Perkembangan Sosial Emosional ............................................. d. Lingkup Perkembangan Sosial Emosional............................... e. Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan .......................... 2. Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. a. Lingkungan .............................................................................. b. Panti Asuhan ............................................................................ c. Lingkungan Panti Asuhan ........................................................ 3. Kaitan antara Perkembangan Sosial Emosional dengan Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. C. Paradigma Penelitian ............................................................................
10 10 10 10 11 12 14 21 23 23 24 25
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... A. Jenis Penelitian ..................................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. C. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................
30 30 31 32
xiii
26 27 27
D. E. F. G. H.
Rancangan Penelitian ........................................................................... Metode Pengumpulan Data .................................................................. Prosedur Penelitian............................................................................... Instrumen Penelitian............................................................................. Teknik Analisis Data ............................................................................
32 33 35 36 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... A. Hasil Penelitian ................................................................................... 1. Kesadaran Diri ............................................................................... 2. Tanggung Jawab............................................................................. 3. Perilaku Prososial ........................................................................... 4. Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan .................................................. 5. Hambatan dan Kendala Panti Asuhan dalam Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini .................................................. B. Pembahasan ..........................................................................................
41 41 41 43 45
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................... A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Rekomendasi .......................................................................................
59 59 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................... RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
62 65 128
xiv
48 50 52
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 Tahun ................................................... Tabel 3.1. Kalender Jadwal Penelitian ............................................................. Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ..................................................... Tabel 3.3. Skor Pengamatan............................................................................. Tabel 4.1. Tingkat Kesadaran Diri Anak di Lingkungan Panti Asuhan .......... Tabel 4.2. Presentase Tingkat Kesadaran Diri Setiap Anak di Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. Tabel 4.3. Tingkat Perilaku Tanggung Jawab Anak di Lingkungan Panti Asuhan .................................................................................. Tabel 4.4. PresentaseTingkat Perilaku Tanggung Jawab Anak di Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. Tabel 4.5. Tingkat Perilaku Prososial Anak di Lingkungan Panti Asuhan ........................................................................................... Tabel 4.6. Presentase Tingkat Perilaku Tanggung Jawab Anak di Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. Tabel 4.7. Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak di Lingkungan Panti Asuhan .............................................................. Tabel 4.8. Presentase Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak di Lingkungan Panti Asuhan ..............................................................
xv
22 31 37 40 42 43 44 45 46 47 48 49
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Pedoman dan Instrumen Observasi ............................................. Lampiran 2. Lembar Validasi Instrumen Penelitian ........................................ Lampiran 3. Daftar Nama Anak, Struktur, Visi dan Misi ................................ Lampiran 4. Hasil Observasi dan Wawancara ................................................. Lampiran 5. Surat Izin dan Surat Keterangan .................................................. Lampiran 6. Dokumentasi ...............................................................................
xvi
65 70 84 89 118 121
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, sifatnya mutlak dalam kehidupan baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, bangsa dan negara. Undang-undang Nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Undang-undang Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu, Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Tujuan penyerta: untuk 1
2
membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Perkembangan anak pada masa usia dini memberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi. Pada Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standard Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 10 ayat 10 dijelaskan bahwa terdapat enam lingkup aspek perkembangan anak usia dini, yaitu perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional dan seni. Dalam berinteraksi dengan orang lain, individu tidak hanya dituntut untuk mampu berinteraksi secara baik dengan orang lain, tetapi terkait juga di dalamnya bagaimana ia mampu mengendalikan dirinya secara baik. Ketidak mampuan individu mengendalikan dirinya dapat menimbulkan berbagai masalah sosial emosional denganorang lain. Sejak usia dini masalah-masalah sosial emosional sudah dapat kita identifikasi dari berbagai perilaku yang ditampakkan anak, diantaranya anak selalu ingin menang sendiri, suka mencari perhatian, bersikap agresif, cepat marah, setiap keinginannya selalu harus dituruti, membangkang bahkan menarik diri dari lingkungannya dan tidak maubergaul dengan temantemannya.
3
Dalam setiap aspek perkembangan anak usia dini, terdapat standard tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini sesuai dengan rentang usia anak. Standard tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini ini dapat dijadikan
acuan
dalam
mengevaluasi
perkembangan
anak
apakah
perkembangannya sudah sesuai dengan usia anak pada umumnya atau belum. Terkait perkembangan sosial emosional anak usia dini, ada dua faktor umum
yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini, yaitu faktor
genetik atau keturunan dan faktor lingkungan (Hasnida: 2014:62). Bagi anakanak yang tinggal dengan di lingkungan keluarga yang utuh dan lingkungan tempat tinggal yang nyaman, hal ini tentu dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembanganya. Mungkin hal ini akan berbeda dengan anak yang dibesarkan di lingkungan panti asuhan, karena mereka mendapatkan kasih sayang dan penanganan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Terpenuhinya
kebutuhan
psikologis
anak
akan
membantu
perkembangan psikologis secara baik dan sehat. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarga karena alasan tertentu, seperti menjadi yatim piatu, tidak mampu dan terlantar, sehingga kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi secara wajar. Permasalahan tersebut membuat anak menjadi lemah dan tidak berdaya. Hal tersebut diperparah dengan kondisi tidak adanya orang yang dapat diajak berbagi cerita atau dijadikan panutan dalam menyelesaikan masalah.
4
Panti asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah organisasi
sosial
atau
perkumpulan
sosial
yang
melaksanakan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum. maupun yang tidak berbadan hukum. (Kepmensos No. 15 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak). Sedangkan dalam Standart Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan Dan Lembaga Asuhan disebutkan bahwa panti asuhan atau lembaga asuhan anak adalah tempat dimana anak menerima pengasuhan alternatif sementara, ketika keluarga tidak mampu memberikan pelayanan pengasuhan yang memadai bagi anak. Dalam Penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 dan 2007 oleh Save the Children dan Kementerian Sosial (Kemensos) dengan dukungan dari Unicef menemukan beberapa hal mengenai kualitas pengasuhan di panti asuhan, diantaranya; (a) Panti asuhan lebih berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan akses pendidikan kepada anak dari pada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orangtua atau keluarganya. ; (b) Anak-anak yang tinggal di panti umumnya (90%) masih memiliki kedua orang tua dan dikirim ke panti dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.; (c) Berdasarkan tujuan panti ke arah pendidikan, anak-anak harus tinggal lama di panti sampai lulus SLTA dan harus mengikuti pembinaan daripada pengasuhan yang seharusnya mereka terima. (d) Pengurus panti tidak memiliki pengetahuan memadai tentang situasi anak yang seharusnya diasuh di dalam panti, dan pengasuhan yang
5
idealnya diterima anak. (Standart Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan Dan Lembaga Asuhan) Pada latar belakang Standart Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan Dan Lembaga Asuhan juga menjelaskan penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 pada anak-anak panti asuhan tentang kehidupan mereka di panti asuhan. Hasil penelitian tersebut semakin memperjelas pemahaman terhadap situasi anak di dalam panti. Penelitian ini memberikan gambaran tentang kehidupan keseharian mereka di panti dan luar panti. Sisi kehidupan yang
dianggap menyenangkan diantaranya adalah
banyak teman sedangkan yang menyedihkan umumnya adalah karena terpisah jauh dari keluarga, makanan yang buruk, keharusan bekerja di panti dan aturan yang ketat. Keterbatasan dukungan pada saat mereka berada di panti, ketidakdekatan dengan keluarga dan kehilangan teman di lingkungan rumah serta panti saat harus keluar panti, membuat anak-anak bingung dan cemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosial-emosional anak usia dini yang tinggal dan mendapatkan pengasuhan di lingkungan panti asuhan. Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dilihat bahwa lingkungan dan pengasuhan di panti asuhan berpengaruh terhadap perkembangan anak usia dini yang ada di Panti Asuhan. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan.
6
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Area kajian atau ruang lingkup penelitian yang dapat dijadikan fokus penelitian dan berhubungan dengan pendidikan anak usia dini sebenarnya sangat luas namun pada penelitian ini area penelitian yaitu pada tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Identifikasi masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya perkembangan sosial-emosional anak. Sebagai yayasan yang menjamin kesejahteraan sosial anak perlu diketahui bagaimana tingkat perkembangan sosial-emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 2. Tingkat perkembangan sosial-emosional anak usia dini meliputi tiga aspek yaitu ; tingkat kesadaran diri, tingkat tanggung jawab dan tingkat perilaku prososial. 3. Untuk mengembangkan sosial-emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan, banyak kendala dan faktor-faktor yang dihadapi oleh ketua yayasan dan pengasuh di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu.
7
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini hanya membatasi masalah padatingkat perkembangan sosial emosional anak usia 4-6 tahun di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu ?” Rumusan masalah secara khusus yaitu : 1. Bagaimanakah tingkat kesadaran diri anak usia dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu ? 2. Bagaimanakah tingkat tanggung jawab anak usia dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu ? 3. Bagaimana tingkat perilaku prososial anak usia dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu ? 4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial-emosional anak ?
8
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini yang ada di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Adapun tujuan secara khususnya adalah : 1. Untuk mendeskripsikan tingkat kesadaran diri anak usia dini yang ada di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 2. Untuk mendeskripsikan tingkat tanggung jawabanak usia dini yang ada di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 3. Untuk mendeskripsikan tingkat perilaku prososial anak usia dini yang ada di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 4. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang di hadapi Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial emosional anak. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagipengembangan ilmu Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya psikologi pekembangan anak dan analisis kebutuhan anak usia dini, terutama mengenai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak usia dini.
9
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Anak 1) Perkembangan sosial emosional anak yang tinggal dip anti asuhandapat lebih diperhatikan . 2) Anak bisa mendapatkan pelayanan di panti asuhan sesuai dengan kebutuhannya sehingga standard tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak dapat berkembang sesuai dengan tahapan usianya. 3) Anak dapat belajar beradaptasi dengan lingkungan dimana anak tinggal sehingga tidak menjadikan pengaruh yang buruk bagi perkembangannya.
b. Manfaat bagi Guru 1) Memudahkan guru dalam evaluasi perkembangan anak usia dini khususnya dengan melihat pengaruh dari lingkungan sosial dimana anak tinggal. 2) Guru dapat mengembangakan sikap empati dan simpati pada anak sehingga anak dapat saling menghargai satu sama lain. c. Manfaatbagi Yayasan Panti Asuhan 1) Yayasan dapat lebih diperhatikan oleh Dinas Dinas Sosialkarena memberikan
layanan
pengasuhan
yang
sesuai
kebutuhan
perkembangan anak. 2) Menambah referensi kepustakaan yayasan panti asuhan mengenai perkembangan anak usia dini.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1.
Perkembangan Sosial Emosional a. Pengertian Perkembangan Sosial Pada pembahasan berikut ini, terdapat beberapa pengertian mengenaiperkembangan sosial yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagaiberikut ; Djaali (2007:48) mendefinisikan perkembangan sosial sebagai kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunyayang luwes. Hal itu disebabkanoleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu. Hurlock(1978:250) berpendapat bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi adalah Kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“. Menurut Muhibin(1999:35) Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat. Ahli lain menyatakan perkembangan sosial yaitu perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat tempat anak berada. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, 10
11
moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama (Yusuf LN, 2004:122). Sedangkan,
Susanto
(2012:40)
mengemukakan
bahwa
perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagaiproses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral,dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehankemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang merupakanpencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Baik
itu dalam tatanan
keluarga,sekolah, dan masyarakat. b. Pengertian Perkembangan Emosi Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, misalnya emosi gembira mendorong orang untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai keadaan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Makna yang paling harfiah terdapat pada oxford English dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. (Hasnida, 2014:6)
12
Goleman (1996:411) menyatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Menurut
Syamsuddin
(1990:69)
mengemukakan
“emosi
merupakan suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.” Secara singkat emosi adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian. c. Perkembangan Sosial Emosional Menurut Soetjiningsih (2012: 264) perkembangan sosial dan emosi adalah proses berkembangnya kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti/ memahami orang lain yang berarti mampu menggambarkan ciri- cirinya, mengenali apa yang
13
dipikirkan, dirasa, dan diinginkan serta dapat mendapatkan diri pada sudut pandang orang lain tersebut tanpa “kehilangan“ dirinya sendiri. Menurut
Depdiknas
(2011:11)
tingkat
pencapaian
perkembangan sosial emosional anak usia 5- 6 tahun yaitu bersikap kooperatif dengan teman, mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang- sedih- antusias dsb), dan mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat. Erik Erikson dalam Papalia Old (2008:370) seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi tahapan perkembangan sosial anak usia dini yang meliputi: Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
14
Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun
–
pubertas.Anak
telah
dapat
melaksanakan
tugas-tugas
perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri. d. Lingkup Perkembangan Sosial Emosional Dalam Pasal 10 Ayat 6 Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang Standard Nasional PAUD disebutkan Sosial-emosional meliputi: a.
Kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain;
b.
Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama; dan
15
c.
Perilaku prososial, mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
Lebih lanjut lingkup perkembangan sosial emosional usia dini tersebut di jelaskan sebagai berikut : 1) Kesadaran Diri Menurut Goleman (1996:58) kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau emosi dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi akan berusaha menyadari emosinya ketika emosi itu menguasai dirinya. Namun kesadaran diri ini tidak berarti bahwa seseorang itu hanyut terbawa dalam arus emosinya tersebut sehingga suasana hati itu menguasai dirinya sepenuhnya. Sebaliknya kesadaran diri adalah keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang menghinggapi pikirannya akibat permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya ia dapat menguasainya. Orang yang kesadaran dirinya bagus maka ia mampu untuk mengenal dan memilih-milah perasaan, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu dirasakan dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut.
16
May seorang psikiater yang mempelopori pendekatan eksistensial yang dikutip oleh Koeswara (1987 : 31) menjelaskan bahwa
kesadaran-diri
adalah
sebagai
kapasitas
yang
memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan). Binswanger dan Boss dalam Koeswara (1987 : 31) menggambarkan kesadaran-diri adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia, yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Pendek kata dalam pandangan mereka, kesadaran-diri adalah kapasitas yang memungkinkan manusia bisa hidupsebagai pribadi yang utuh dan penuh. Mereka akan menolak istilah kepribadian apabila istilah tersebut menunjuk kepada sekumpulan trait atau sifat-sifat yang tetap pada diri manusia. Mereka mengembangkan konsep ada-dalam-dunia yaitu; dunia fisikal atau dunia biologis (Umlet), dunia manusia atau dunia sosial (Mitwelt), dunia diri sendiri termasuk kebutuhan manusia (Eigenwelt). Mereka percaya bahwa kepribadian setiap individu adalah unik dan dapat dibedakan dari caranya mengada di dalam atau berelasi dengan ketiga taraf dunia itu.
17
a) Kecakapan dalam Kesadaran Diri Goleman (1996 : 42), menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu: a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan: 1. Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi. 2. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan. 3. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja. 4. Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilainilai dan sasaran-sasaran mereka. b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan : 1. Sadar
tentang
kekuatan-kekuatan
dan
kelemahan-
kelemahannya. 2. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.
18
3. Mampu
menunjukkan
rasa
humor
dan
bersedia
memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas. c. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan: 1. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”. 2. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran. 3. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti. 2) Tanggung Jawab Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 1139) tanggung
jawab
mempunyai
pengertian
keadaan
wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb). Menurut Fitri dalam Kurniawati (2014:7), tanggung jawab adalah nilai moral penting dalam kehidupan masyarakat, tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan, orang tua dan diri sendiri. Purwanto dalam Kurniawati (2014 : 7), menyatakan bahwa “tanggung jawab adalah kesanggupan untuk menjalankan tugas dan kewajiban yang dipikul kepadanya dengan sebaik-baiknya”.
19
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban mempengaruhi kecerdasan emosional siswa .Hal ini sesuai dengan pendapat Lickona (2013: 76) yang berpendapat bahwa ”pendidikan karakter merupakan upaya untuk berbuat dan bertindak berdasarkan nilai-nilai dan etika dengan kecerdasan emosional”. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah suatu keadaan atau sikap berani menanggung segala sesuatu yang bersangkutan dengan suatu peran sosial dalam masyarakat. Menurut Lie dan Prasasti (2004: 11) cara menanamkan sikap tanggung jawab pada anak antara lain yaitu: 1) Ajarkan Anak untuk Bertanggungjawab atas Barang-barang Miliknya Di samping membiasakan anak untuk menyimpan dan membereskan barang-barangnya, orang tua dapat memberikan kepercayaan kepada anak untuk bertanggung jawab atas barang miliknya pada saat anak berada di luar rumah. Hal ini penting bagi anak karena pada saat menginjak usia sekolah, anak telah menjadi bagian dari masyarakat sosial yang akan banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
20
2) Beri pujian Atas Tanggung Jawab Anak Pujian Orang tua akan menjadi faktor penguat bagi anak untuk berbuat baik lagi. Satu hal yang perlu diingat orang tua maupun pendidik adalah tidak hanya menghargai hasil akhir yang baik dari usaha anak, namun juga harus menghargai proses mental yang telah dilalui anak. Apresiasi pendidik atas usaha anak akan membuat anak merasa dipahami. Hal ini akan memacu anak untuk bekerja lebih keras lagi. 3) Jadilah Manusia yang Bertanggung Jawab Menurut Schweitzer bahwa untuk mengembangkan anak diperlukan tiga hal yaitu pertama contoh, kedua contoh, dan ketiga contoh. Jadi, untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab pada
anak, terlebih dahulu orang tua atau pendidik harus
berusaha untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan maupun masyarakat. 4) Tentukan Batasan yang Jelas Sekolah merupakan rumah kedua anak. Jadi, pendidik harus memberikan kenyamanan dan batasan-batasan yang jelas kepada anak. 3) Perilaku Prososial Sears (1991:4) mengemukakan bahwa Perilaku prososial ialah tindakan sukarela yang dilakukan sesorang atau sekelompok
21
orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun atau perasaan telah melakukan kebaikan. Myers (1988:443) Mengatakan bahwa perilaku prososial adalah kepedulian dan pertolongan pada orang lain yang dilakukan secara suka rela dan tidak mengharapkan imbalan apapun. Musen dalam Nashori (2008:38) mengungkapkan bahwa perilaku prososial meliputi : a) Menolong,
yaitu
membantu
orang
lain
dengan
cara
meringankan bebanfisik atau psikologis orang tersebut. b) Berbagi rasa, yaitu kesedian untuk ikut merasakan apa yang dirasakanorang lain. c) Kerjasama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-samaberdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula. d) Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain. e) Memperhatikan kesejahterahan orang lain e.
Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak merupakan tingkat pencapaian perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu. Standard tingkat pencapaian perkembangan anak dalam aspek sosial emosional anak usia 4-6 tahun menurut Permendikbud Nomor 137 tahun 2014, yaitu sebagai berikut :
22
Tabel 2.1. Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial EmosionalAnak Usia 4-6 tahun Lingkup Perkembangan Kesadaran Diri
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 4- 5 Tahun 5- 6 Tahun Menunjukkan sikap 1. Memperlihatkan kemampuan mandiri dalam memilih diri untuk menyesuaikan kegiatan dengan situasi Mengendalikan 2. Memperlihatkan kehati-hatian perasaan kepada orang yang belum Menunjukkan rasa dikenal (menumbuhkan percaya diri kepercayaan pada orang Memahami peraturan dewasa yang tepat) dan disiplin 3. Mengenal perasaan sendiri dan Memiliki sikap gigih mengelolanya secara (tidak mudah menyerah) wajar(mengendalikan diri Bangga terhadap hasil secara wajar) karya sendiri
Tanggung Jawab 1. Menjaga diri sendiri dari 1. Diri dan Orang Lain lingkungannya 2. 2. Menghargai keunggulan orang lain 3. 3. Mau berbagi, menolong, 4. dan membantu teman
Perilaku Prososial
1. Menunjukan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif 2. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan 3. Menghargai orang lain 4. Menunjukkan rasa empati
Tahu akan hak nya Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan) Mengatur diri sendiri Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri
1. Bermain dengan teman sebaya 2. Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar 3. Berbagi dengan orang lain 4. Menghargai hak/pendapat/karya orang lain 5. Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah) 6. Bersikap kooperatif dengan teman 7. Menunjukkan sikap toleran 8. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb) 9. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
23
2. Lingkungan Panti Asuhan a. Lingkungan Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup yang lama pada undang-undang no. 4 tahun 1982 dimana pada penjelasan pasal I angka 1 telah menyebutkan bahwa “Lingkungan hidup yang ada disini merupakan suatu sistem yang mencakup lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta untuk makhluk hidup yang lainnya. Adapun pengertian lingkungan hidup menurut Undang-undang No 23 pada tahun 1997 menyebutkan bahwa Lingkungan hidup ialah suatu kesatuan ruang dengan seluruh benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup yang termasuk manusia dan segala perilakuknya yang dapat mempengaruhi segala kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang lainnya. Pengertian lingkungan terbagi atas 3 kelompok dasar yang dimaksudkan dapat memudahkan dalam menjelaskan lingkungan itu, tiga kelompok dasar tersebut adlah sebagai berikut : 1) Lingkungan fisik atau physical environment yaitu segala sesuatu yang ada disekitar manusia dimana terbentuk dari benda meti semisal gunung, kendaraan, udara, air, rumah dan lain-lain. 2) Lingkungan biologis atau biological environtment, yait segala unsur yang berada pada sekitar manusia yang menyerupai
24
organisme hidup selain yang ada pada diri manusianya itu sendiri semisal binatang-binatang dari yang paling kecil sampai yang paling besar dan tumbuh-tumbuhan yang paling kecil sampai terbesar. 3) Lingkungan sosial atau social environtment yaitu manusia-mansia yang lain yang berada disekitarnya semisal teman-teman, tetanggatetangga,orang yang lain belum dikenal, (http://pengertian.website/pengertian-lingkungan-menurut-paraahli) Faktor lingkungan sering disebut dengan istilah nurture. Faktor ini bisa diartikan sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial yang memiliki
pengaruh dalam susunan biologis
serta pengalaman
psikologis, termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah dia lahir. b. Panti Asuhan Secara etimilogi panti asuhan adalah berasal dari dua kata, yaitu “panti” yang berarti panti sosial, yaitu lembaga atau kesatuan kerja yang merupakan sarana dan prasarana yang memberikan pelayanan sosial berdasarkan profesi pekerjaan sosial. Kata asuh memiliki arti sebagi upaya yang diberikan kepada anak yang mengalami kelakuan, yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
25
wajar baik secara rohani, jasmani dan maupun sosial (Gosita, 1998 : 272-273). Departemen Sosial Republik Indonesia menjelaskan bahwa:“Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai
tanggung
jawab
untuk
memberikan
pelayanan
kesejahteraan sosial kepada anak telantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan pengganti fisik, mental, dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.” Kepmensos No. 15 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak menyebutkan Panti asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anakadalah organisasi sosial atauperkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraansosial anak yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum. maupun yang tidak berbadan hukum. c.
Lingkungan Panti Asuhan Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia Lingkungan panti asuhan adalah tempat tinggal sementara yang bertujuan dalam usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak telantar
26
dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan fisik, mental, dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional. 3.
Kaitan antara Perkembangan Sosial-Emosional denganLingkungan Sosial di Panti asuhan
Anak
Perkembangan sosial-emosional dengan lingkungan sosial di panti asuhan sangat berkaitan erat karena salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini adalah lingkungan tempat tinggal. Dalam proses perkembangan sosial-emosional anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan atau genetik. Tanpa
adanya
perkembangan
dukungan dalam
dari
faktor
mewujudkan
lingkungan
potensi
maka
pembawaan
proses menjadi
kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan. Keterbatasan layanan pemenuhan kebutuhan anak usia dini dan tidak adanya kasih sayang dari kedua orang tua sangat mempengaruhi
27
perkembangan sosial emosional anak dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan adalah penelitian pada tahun 2014 oleh Riyadi, Kusnandi Rusmil, Sjarif Hidajat Effendi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung. Melalui penelitiannya yang berjudul “Risiko Masalah Perkembangan dan Mental Emosional Anak yang Diasuh di Panti Asuhan Dibandingkan dengan Diasuh Orangtua Kandung”. Pada penelitiannya, Effendi menerangkan bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan banyak mengalami trauma psikis dan kurang kasih sayang yang menyebabkan perkembangan sosial emosionalnya terganggu. C. Paradigma Penelitian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan
Tingkat Kesadaran Diri
Tingkat Tanggung Jawab
Tingkat Perilaku Prososial
Faktor Lingkungan
Kendala yang dihadapi dalam Mengembangkan Sosial-emosional anak
28
Perkembangan sosial emosional adalah proses berkembangnya kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Sementara itu, lingkungan panti asuhan adalah tempat tinggal sementara yang bertujuan dalam usaha kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan
yang
luas,
tepat
dan
memadai
bagi
perkembangan
kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan. Karena salah satu tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan sosial emosional pada anak asuh, untuk itu perlu di teliti apakah tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan sudah baik atau malah sebaliknya.
Untuk itu perlu diuji
kebenaran tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan. Sementara itu, perkembangan sosial emosional anak usia dini terbagi dalam tiga komponen meliputi tingkat kesadaran diri, tingkat tanggung jawab dan tingkat perilaku prososial. Kesadaran-diri (self conciousness) adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia, di mana manusia tersebut mempunyai kesadaran baik secara natural atau ada dalam dirinya sendiri ataupun karena dorongan dari luar.
29
Tanggung jawab adalah suatu keadaan atau sikap berani menanggung segala sesuatu yang bersangkutan dengan suatu peran sosial dalam masyarakat. Perilaku prososial adalah suatu bentuk kepedulian dalam menolong orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Surakhmad (1990 :131) mengemukakan bahwa “ Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”. M.Nazir (1983:63), mengemukakan bahwa metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system, pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.
Metode
Penelitian
Kuantitatif,
sebagaimana
dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) yaitu :“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yangtelah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain digunakan untuk 30
31
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keteranganmengenai tingkat perkembangan sosial emosional Anak Usia Dini di lingkungan Panti Asuhan kota Bengkulu. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu pada Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri
yang bertempat di Kelurahan Padang Serai,
Kecamatan Kampung Melayu, kota Bengkulu sedangkan untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 – Maret 2016. Kalenderjadwal penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Kalender Penelitian No
Kegiatan
1. Pengajuan Judul 2. Peninjauan Lokasi Penelitian 3. Penyusunan BAB I 4. Penyusunan BAB II 5. Penyusunan BAB III 6. Seminar Proposal 7. Observasi tingkat kesadaran diri anak 8. Observasi tingkat tanggung jawab anak 9. Observasi tingkat perilkau prososial anak 10. Wawancara dengan pengasuh panti asuhan 12. Penyusunan BAB IV 13. Penyusunan BAB V 14. Seminar Hasil 15. Sidang Skripsi
Bulan Okt. Nov. Des. Jan. Feb. Mar. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
32
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 7 orang anak panti asuhan yang berusia 4-6 tahun
di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri
Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, kota Bengkulu. D. Rancangan Penelitian
Panti Asuhan
Observasi
Anak Usia Dini di Panti Asuhan
Wawancara Analisis Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan
Ketua Yayasan dan Pengasuh
Kesimpulan
Bagan 3.1. Rancangan Penelitian Pada bagan di atas menggambarkan rancangan penelitian yang peneliti gunakan untuk menggambarkan perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu yang menunjukkan bahwa terdapat dua metode pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu observasi dan wawancara.
33
Observasi ditujukan pada anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan. Observasi ini berlangsung selama kurang lebih 24 hari dengan mengamati setiap frekuensi kemunculan tingkah laku anak yang berkaitan dengan perkembangan sosial emosionalnya. Peneliti mengamati 3-4 orang setiap harinya, dari mulai anak memulai aktivitas di pagi hari sampai dengan anak beranjak istirahat pada malam harinya. Wawancara sebagai data pendukung untuk menggambarkan tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini dan kendala yang dialami panti asuhan dalam mengembangkan sosial emosional anak di lingkungan panti asuhan yang ditujukan kepada ketua yayasan panti asuhan atau pengasuh anak. Selanjutnya setelah data terkumpul, dilakukan analisa data dengan menilai lembaran observasi dengan menggunakan statistik prosentase. Setelah di ketahui rata-rata dan presentase tingkat perkembangan sosial emosional anak, kemudian ditarik kesimpulan mengenai gambaran perkembangan sosial emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan. E. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi adalah sebuah pengamatan terhadap suatu objek. Observasi
melibatkan
seluruh
alat
indra,
baik
itu
penglihatan,
pendengaran, penciuman peraba dan pengecapan dalam mengamati sebuah objek penelitian. Menurut Kriyantono (2009: 108) observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediatur suatu objek untuk
34
melihat dengan dekat kegiatan objek tersebut. Adapun observasi dapat dilakukan 3 cara menurut Lincoln dan Guba (dalam Mustamin, 2009: 95) yaitu: Pertama, pengamat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan; kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran; ketiga, observasi menyangkut latar penelitian. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dengan melihat frekuensi kemunculan dari setiap kegiatan dan tingkah laku anak setiap harinya. 2. Wawancara Wawancara atau interview merupakan metode yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Proses tanya jawab dalam wawancara dapat memberikan hasil yang diinginkan oleh peneliti. Menurut Berger dalam Kriyantono (2009: 98) wawancara adalah percakapan antara perisetseseorang yang berharap mendapat informasi–dan informan seseorang yang diasumsikan mendapat informasi penting tentang suatu objek. Adapun wawancara dalam penelitian ini sebagai pendukung dengan tujuan untuk memperkuat kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti. Dalam wawancara ditujukan kepada pengasuh dan ketua yayasan. Adapaun wawancara ini bertujuan sebagai pendukung dari hasil observasi yang telah dilakukan mengenai perkembangan sosial emosional anak usia
35
dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri dan kendala yang dihadapi panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial emosional anak usia dini. F. Prosedur Penelitian Dalam penelitian proses pengumpulan data, peneliti memiliki tahaptahap dalam mengumpulkan data, yakni sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan halhal sebagai berikut : 1) Menyusun instrument observasi Untuk dapat menyusun instrument observasi dengan baik, peneliti terlebih dulu menentukan hal-hal sebagai berikut : a) Menentukan karakteristik perkembangan sosial emosional yang harus dimiliki anak usia 4-6 tahun b) Membuat kisi-kisi c) Membuat instrument observasi d) Judgement atau pertimbangan ahli, dalam hal ini dosen atau pakar PAUD yang bertujuan untuk memperkuat validitas instrument. 2) Menyusun instrument wawancara 2. Tahapan Pelaksanaan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sudah siap dengan alatalat yang diperlukan dalam meneliti. Penelitian lapangan yaitu
36
pengumpulan data yang dilakukan di lapangan dengan cara sebagai berikut: a.
Wawancara yaitu pengumpulan data dengan dilakukan secara terpimpin. Wawancara ini untuk memperoleh data tentang keadaan lingkungan panti asuhan dan perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan.
b.
Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Adapun yang menjadi objek peneliti adalah perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan.
3. Tahap Penilaian Menilai
lembaran-lembaran
observasi
anak
panti
dalam
bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Penilaian dilakukan dengan mencari rata-rata dan presentase dari frekuensi seluruh item instrument observasi. 4. Tahap Analisa a. Menganalisis data yang telah dikumpulkan. b. Menarik kesimpulan dari hasil analisis data. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan mendapatkan data kuantitatif yang akurat. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen observasi yang terdiri dari:
37
1. Instrument observasi tingkat kesadaran diri anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 2. Instrument observasi tingkat tanggung jawab anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. 3. Instrument observasi tingkat perilaku prososial anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Selain itu, sebagai data pendukung penelitian ini juga menggunakan instrument wawancara yang ditujukan untuk ketua yayasan dan pengasuh anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Instrument wawancara ini terdiri dari : 1.
Pertanyaan mengenai tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu.
2.
Pertanyaan mengenai kendala-kendala yang dialami Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial emosional anak. Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel
Indikator
Kesadaran 1. Memperlihatkan kemampuan diri Diri untuk menyesuaikan dengan situasi 2. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal (menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang tepat) 3. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar(mengendalikan diri secara wajar)
No. Item Instrumen
1, 2, 3, 4
5, 6
7, 8, 9, 10
38
Tanggung 5. Tahu akan hak nya Jawab Diri 6. Mentaati aturan kelas (kegiatan, dan Orang aturan) Lain 7. Mengatur diri sendiri 8. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri
11, 12 13, 14
Perilaku Prososial
20 21
10. Bermain dengan teman sebaya 11. Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar 12. Berbagi dengan orang lain 13. Menghargai hak/pendapat/karya orang lain 14. Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah) 15. Bersikap kooperatif dengan teman 16. Menunjukkan sikap toleran 17. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senangsedih-antusias dsb) 18. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
15, 16, 17 18, 19
22, 23 24, 25 26, 27
28 29, 30 31, 32
33, 34,35
H. Teknik Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik diskriptif. Menurut Sudijono (2006 :4), statistik diskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur,ringkas dan jelas mengenai sesuatu gejala, pristiwa atau keadan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu. Teknik
analisis
data
menurut
Hasan
(2006:
35)
adalah
“memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya.Kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel. Proses analisis data dimulai
39
dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara” Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdeskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yangada pada penelitian yaitu tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Deskriptif persentase ini diolah dengancara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 %, sepertidikemukakan Sudjana (2006: 128) adalah sebagai berikut: P= F x 100% N Keterangan: P
: Presentase jawaban
F
: Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item
N
: Jumlah responden
100 % : Bilangan tetap
40
Kisaran Nilai untuk setiap kriteria = (skor tertinggi-skor terendah)+1 Skor tertinggi tiap butir
= (27-5)+1 5 =4
Sudjana (2006:78) Jadi, kriteria skor penilaian untuk lembar observasi anak adalah : Tabel 3.3. Skor Pengamatan No
Interval
Kriteria Penilaian
1
26-30
Sangat baik
2
20-25
Baik
3
15-19
Cukup
4
10-14
Kurang
5
5-9
Sangat kurang
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilakukan pada anak usia dini kelompok usia 4-6 tahun di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri, Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, kota Bengkulu. Awal dilakukannya penelitian ini ada sebanyak 9 orang yang dijadikan subjek dlam penelitian, tetapi dikarenakan ada 2 orang lainnya kemudian dipindahkan dip anti asuhan lain, subjek yang dapat diteliti dan diolah datanya berjumlah 7 orang anak terdiri dari 5 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Penelitian yang bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan perkembangan sosial-emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan ini berlangsung antara tanggal 12 Januari 2016 sampai dengan tanggal 13 Februari 2016, dengan melihat tiga lingkup perkembangan sosial-emosional anak usia dini yaitu kesadaran diri, tanggung jawab terhadap diri dan orang lain, dan perilaku prososial. 1.
Kesadaran Diri Observasi terhadap kesadaran diri anak dilakukan dengan mengamati setiap kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anak-anak Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu. Adapun hasil dari observasi tingkat kesadaran diri anak dapat dilihat dari tabel berikut : 41
42
Tabel 4.1.Tingkat Kesadaran Diri Anak Usia 4-6 Tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No Nama
Item Observasi
Jumlah Ratarata
1 1. M. Fn 63
2 12
3 30
4 15
5 5
6 9
7 11
8 10
9 2
10 -
157
15,7
2. FF
10
4
13
3
-
5
2
4
6
11
58
5,8
3. MFJ
15
14
16
8
-
7
7
11
9
8
95
9,5
4. RE
70
10
32
21
12
16
27
43
25
17
273
27,3
5. MU
60
23
34
19
10
22
25
18
12
7
230
23
6. AU
55
13
30
24
13
26
18
22
15
5
221
22,1
7. NO
-
-
32
7
9
-
20
31
-
-
99
9,9
Jumlah
273
76
187
97
49
85
110
139
69
48
1133
113,3
Rata-rata
39
12,1 15,7
19,8
9,8
6,8 161,8
16,1
10,8 26,7 13,8
7
Keterangan Item Observasi : 1.
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta
2.
Membuang sampah pada tempatnya
3.
Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi
4.
Membereskan mainan yang berserakan
5.
Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal
6.
Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru
7.
Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar
8.
Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain
9.
Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah
10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal
43
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat penyesuaian diri anak usia dini di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu secara umum berada dalam kategori sedang atau cukup, dengan pemerolehan nilai rata-rata 16,1. Sedangkan presentase tingkat kesadaran diri berdasarkan rata-rata setiap anak adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Presentase Tingkat Kesadaran Diri Anak No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama MFN FF MFJ RE MU AU NO Jumlah Presentase
Tingkat Kesadaran Diri Anak di Lingkungan Panti Asuhan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 15,7 5,8 9,5 27,3 23 22,1 9,9 1 2 1 3 14 % 29 % 14 % 43 %
Pada tabel tersebut menunjukkan presentase kepekaan anak terhadap lingkungan dan situasi di sekitarnya, 14% anak memiliki tingkat kepekaan terhadap lingkungan yang sangat baik, 29 % dengan tingkat penyesuaian diri yang baik, 14 % memiliki tingkat keasadaran diri yang cukup, dan 43% lainnya memiliki tingkat kesadaran diri yang sangat kurang. 2. Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain Untuk mengetahui tingkat perilaku tanggung jawab anak di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu, peneliti mengamati setiap kegiatan sehari-hari anak yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan kewajibannya. Hasil observasi mengenai
44
tingkat perilaku tanggung jawab anak yang tinggal di lingkungan panti asuhan tersebut dirangkum dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.3.Tingkat Perilaku Tanggung Jawab Anak Usia 4-6 Tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No. Nama
Item Observasi 1
2
3
4
5
6
7
8
9
JLH Ratarata
1.
MFN
31
17
13
40
20
24
-
34
12
191
21,2
2.
FF
6
11
4
38
23
25
3
36
2
148
16,4
3.
MFJ
3
20
-
43
26
27
9
31
5
164
18,2
4.
RE
34
15
17
40
22
24
-
30
14
196
21,7
5.
MU
28
22
14
42
20
24
-
31
8
150
16,6
6.
AU
20
25
18
40
21
23
-
12
12
171
19
7.
NO
16
10
24
48
27
-
-
29
-
125
13,8
138
120
90
291
159
147
12
203
53
19,7 17,1 12,8 41,5 22,7
21
1,7
29
7,5 163,5
Jumlah Rata-rata
Keterangan Item Observasi : 1. Menghormati orang yang lebih tua 2. Menyayangi yang lebih muda 3. Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah 4. Mandi dan makan tepat waktu 5. Mandi sendiri 6. Mengambil makananya sendiri 7. Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan 8. Mengenakan pakaian sendiri 9. Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya.
1145 126,9 18,1
45
Dari tabel 4.3 tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku tanggung jawab anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu secara menyeluruh adalah cukup atau sedang, dengan pemerolehan rata-rata nilai sebesar 18,1. Untuk presentase tingkat perilaku tanggung jawab setiap anak berdasarkan rata-rata yang diperoleh setiap anak dijabarkan sebagai berikut : Tabel 4.4. Presentase Tingkat Perilaku Tanggung Jawab Anak No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama MFN FF MFJ RE MU AU NO Jumlah Presentase
Tingkat Tanggung Jawab di Lingkungan Panti Asuhan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 21,2 16,4 18,2 21,7 16,6 19 13,8 2 4 1 29 % 57 % 14 %
Berdasarkan tabel presentase di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku tanggung jawab pada setiap anak di lingkungan panti asuhan sudah cukup berkembang yaitu dengan pemerolehan presentase 29% anak dengan tingkat perilaku tanggung jawab yang baik , 57 % anak dengan tingkat perilaku tanggung jawab cukup dan 14 % dengan tingkat tanggung jawab yang kurang. 3. Perilaku Prososial Pengamatan terhadap perilaku prososial anak usia 4-6 tahun di lingkungan Panti Asuahan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu
46
dilakukan
dengan
mengamati
kegiatan
sehari-hari
anak
dalam
bersosialisasi dengan orang dan lingkungan sekitarnya ketika anak berada di sekolah maupun saat berada di panti asuhan. Data tingkat perilaku prososial anak tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5. Tingkat Perilaku Prososial Anak Usia 4-6 Tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No
Nama
Item Observasi
1
2
3
4
5
6
7 8
9
Jmlh RataRata
10 11 12 13
1
MFN
9
4
8 10 13
11 8 17 5
9
2
FF
31
-
-
4
8
2 13 20 2
3 21 13 32
2
-
3
MFJ
28
-
-
5
2
6 10 22 5
2 18 8
3
-
4
RE
30 10 12 18 20 16 26 32 20 11 10 4
5
MU
24
6 14 12 18 10 19 27 30 16 23 11 40 23 18 9
6
AU
31
5 11 17 22 12 20 25 22 20 9 20 33 26 32 15 320
7
NO
6
-
-
-
32
-
5
-
7
5
14 15 16
14 16 13 3
152
9,5
2
153
9,5
3
138
8,6
24 28 40 17 318
19,8
26
- 10 - 14 30 19 -
-
300
116
18,7 20 7,25
Jumlah
159 25 45 66 115 57 101 143 84 71 88 75 199117 103 49 1497 93,35
Rata-rata
22,7 3,5 6,4 9,4 16,4 8,1 14,420,412 10,112,510,7 28,416,714,7 7 213,8 13,3
Keterangan Item Observasi : 1.
Bermain dengan teman sebayanya
2.
Menghibur temannya ketika sedih
3.
Berbagi makanan dengan temannya
4.
Berbagi mainan dengan temannya
5.
Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru
6.
Tidak mengejek hasil pekerjaan teman
47
7.
Mendengarkan teman yang sedang berpendapat
8.
Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
9.
Tidak memilih-milih teman main
10. Memaafkan teman yang berbuat salah 11. Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu 12. Menangis ketika sedang bersedih 13. Tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia 14. Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui 15. Bertutur kata halus 16. Tidak berteriak ketika meminta sesuatu Dengan melihat tabel 4.5. di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata secara umum tingkat perilaku prososial anak usia dini yang tinggal di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu adalah 13,3 atau dapat dikatakan masih dalam kategori kurang dan belum berkembang. Untuk presentase berdasarkan rata-rata tingkat perilaku prososial setiap anak dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 4.6. Presentase Tingkat Perilaku Prososial Anak Usia 4-6 Tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No.
Nama
Tingkat Perilaku Prososial Anak di Lingkungan Panti Asuhan Sangat Baik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
MFN FF MFJ RE MU AU NO Jumlah Presentase
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang 9,5 9,5 8,6
19,8 18,7 20 2 29 %
1 14 %
7,25 4 57 %
48
Dari tabel presentase di atas menunjukkan bahwa tingkat perilaku prososial pada setiap anak usia 4-6 tahun yang tinggal di lingkungan panti asuhan masih sangat kurang karena hanya 29 % anak yang memiliki tingkat perilaku prososial yang baik, 14 % anak dengan tingkat perilaku prososial cukup, sedangkan 57 % lainnya dengan tingkat perilaku sosial sangat kurang atau belum berkembang. 4. Tingkat Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu
di
Berdasarkan hasil data observasi mengenai tingkat perkembangan kesadaran diri, tanggung jawab dan perilaku sosial anak, tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.7. Tingkat Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No.
Nama
1. MFN 2. FF 3. MFJ 4. RE 5. MU 6. AU 7. NO Jumlah Rata-rata
Lingkup Perkembangan Kesadaran Tanggung Perilaku Diri Jawab Prososial 15,7 21,2 9,5 5,8 16,4 9,5 9,5 18,2 8,6 27,3 21,7 19,8 23 16,6 18,7 22,1 19 20 9,9 13,8 7,25 113,3 126,9 93,35 16,1 18,1 13,3
Jumlah
RataRata
46,4 31,7 36,3 68,8 58,3 61,1 30,25 333,35 47,62
15,4 10,5 12,1 22,9 19,4 20,3 10 110,6 15,8
49
Tabel 4.7. di atas yang merupakan rangkuman dari setiap rata-rata lingkup perkembangan sosial emosional yang terdiri atas kesadaran diri atau penyesuaian diri terhadap lingkungan, tingkat perilaku tanggung jawab dan tingkat perilaku prososial menyimpulkan bahwa keseluruhan rata-rata tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu adalah 15,8 dan dapat dikategorikan cukup atau sedang. Sedangkan presentase total tingkat perkembangan sosial emosional setiap anak adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Presentase Tingkat Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama
MFN FF MFJ RE MU AU NO Jumlah Presentase
Tingkat Perkembangan Sosial-Emosional Anak di Lingkungan Panti Asuhan Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Baik 15,4 10,5 12,1 22,9 19,4 20,3 10 3 1 3 43 % 14 % 43 %
Tabel presentase tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu di atas menunjukkan bahwa tingkat perkembangan sosial emosional setiap anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan belum berkembang sesuai yang diharapkan, dengan tingkat presentase 43 % anak dengan tingkat perkembangan sosial emosional yang baik, 14 % anak dengan
50
tingkat perkembangan sosial emosional yang cukup dan 43 % lainnya kurang atau belum berkembang. Grafik Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu
Tingkat Perkembangan Sosial Emosional AUD di Lingkungan PA YSM Berkembang Sangat Baik Berkembang Sesuai Harapan Sudah Cukup Berkembang Belum Berkembang
5. Hambatan yang dialami Panti Asuhan dalam Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Dari hasil observasi dan wawancara kepada narasumber Ibu Umi Hovia selaku ketua yayasan di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu menegnai perkembangan sosial emosional anak usia dini yang tinggal di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu, terdapat banyak hambatan dan kendala yang dialami panti asuhan dalam mengembangkan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan, kendala-kendala itu antara lain sebagai berikut :
51
1. Kurangnya tenaga pengasuh anak yang berpengalaman dan mengerti tentang perkembangan anak, rata-rata pengasuh di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu tidak berpendidikan tinggi dan berasal dari kerabat ketua yayasan panti asuhan. 2. Fasilitas, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan serba terbatas. 3. Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu belum mendapatkan perizinan dari Dinas Sosial, sehingga tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk kesejahteraan anak. Untuk kebutuhan anak sehari-hari hanya mengandalkan dari donatur-donatur yang datang memberikan bantuan dana dan logistik. 4. Jumlah pengasuh kurang. Pengasuh hanya berjumlah 4 orang yang menangani segala kebutuhan anak di panti asuhan, sehingga tumbuh kembang anak di panti asuhan kurang diperhatikan. 5. Letak panti asuhan yang jauh dari jalan raya dan tempat tinggal tetangga yang berjauhan menjadikan anak kurang dapat bersosialisasi dengan baik. 6. Kurang terpenuhinya kebutuhan dasar anak, makanan, alat main dan obat-obatan.Anak hanya makan dua kali dalam sehari, dalam keadaan lapar anak cenderung lebih sensitif , mudah marah dan sulit menahan diri.
52
B. Pembahasan Rata-rata tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu secara keseluruhan adalah 15,8 dan dapat dikategorikan cukup atau sedang dengan tingkat penyesuaian diri yang cukup berkembang, perilaku tanggung jawab diri dan orang lain cukup berkembang dan tingkat perilaku prososial kurang atau belum berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hurlock (1978:250) bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tinggal di panti asuhan tanpa memperoleh kasih sayang dari kedua orang tua dan peraturanperaturan yang mengikat di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu membuat anak usia dini lebih dapat menyesuaikan diri dan memahami akan aturan, hak dan kewajibannya sebagai anak panti asuhan. Presentase tingkat perkembangan sosial emosional berdasarkan ratarata pemerolehan setiap anak belum berkembang dengan baik, presentase dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa 43 % anak yang telah berkembang dengan baik, 14 % sudah cukup berkembang dan 43 % belum berkembang. Rata-rata tingkat perkembangan sosial-emosional anak usia 4-6 tahun di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu adalah sebagai berikut ; MFN dengan rata-rata 15,4 (Cukup), FF dengan rata-rata 10,5 (Kurang), MFJ dengan rata-rata 12,1 (Kurang), RE rata-rata 22,9 (Baik),
53
MU rata-rata 19,4 (Cukup), AU rata-rata 20,3 (Baik), dan NO dengan ratarata 10 (Kurang). Kesadaran diri anak yang terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diri di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu bisa dikatakan cukup dengan rata-rata keseluruhan 16,1. Anak-anak sudah dapat berinisiatif dalam beberapa perilaku yang ditunjukkan melalui kegiatan sehari-hari tetapi masih ada sebagian dari beberapa tingkah laku dan kegiatan yang belum berkembang dengan baik hal ini dikarenakan tidak ada pembiasaan-pembiasaan yang diajarkan oleh pengasuh berkaitan dengan kegiatan
sehari-hari,
seperti
membuang
sampah
pada
tempatnya,
membereskan mainan yang berantakan dan sikap antisipasi ketika menerima pemberian dari orang lain, karena anak-anak tersebut sudah menganggap jika ada yang memberikan mereka sesuatu itu berarti donatur yang biasa menyumbang di panti asuhan tersebut. Tidak ada rak atau tempat untuk meletakkan mainan, bahkan kotak sampah juga tidak disediakan disekitar halaman panti asuhan, ini yang menjadikan anak terbiasa membuang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya. Tetapi secara keseluruhan anak sudah dapat menyadari emosi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan panti asuhan. Keadaan ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Goleman (1996:58) bahwa kesadaran diri adalah ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang menghinggapi pikirannya akibat permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya ia dapat menguasainya.
54
Presentase tingkat penyesuaian diri anak usia dini terhadap lingkungan berdasarkan rata-rata perilaku yang ditunjukkan setiap anak adalah 14 % anak dengan kategori sangat baik, 29 % anak dengan kategori baik, 14 % anak dengan kategori cukup dan 43 % anak lainnya dengan kategori sangat kurang. Perilaku tanggung jawab anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sudah cukup baik atau sedang dengan rata-rata secara umum yang diperoleh sebesar 18,1, anak-anak di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sudah cukup memahami hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Purwanto dalam Kurniawati (2014 : 7) yang menyatakan bahwa tanggung jawab adalah kesanggupan untuk menjalankan tugas dan kewajiban yang dipikul kepadanya dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena tinggal di panti asuhan menjadikan mereka lebih mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku tanggung jawabnya seperti makan dan mandi tepat waktu, mengambil dan mengenakan pakaiannya sendiri, mandi sendiri, menghormati dan menyayangi orang lain yang berada disekitarnya. Presentase perilaku tanggung jawab dilihat dari rata-rata perilaku yang ditunjukkan oleh setiap anak adalah sebagai berikut ; 29 % anak dengan kategori baik, 57 % anak dengan kategori cukup dan 14 % anak dengan kategori perilaku tanggung jawab yang kurang.
55
Tetapi karena anak-anak tersebut berada di lingkungan panti asuhan yang terikat dengan peraturan dan mereka mempunyai tanggung jawab atas dirinya sendiri, menjadikan perilaku prososial anak yang tinggal di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu yang mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain dengan bersikap kooperatif, toleran dan berperilaku sopan masih dalam kategori kurang hal ini ditunjukkan dengan rata-rata 13,3 untuk tingkat perilaku prososial anak. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan anak di panti asuhan seperti kebersihan yang kurang terjaga sehingga banyak dari anak yang terkena penyakit kulit, kutuan dan makan yang hanya dua kali dalam sehari juga karena anak-anak yang tinggal di lingkungan panti tersebut terbiasa menerima bantuan juga makanan dari orang lain, menjadikan anak-anak ini tidak terbiasa memberi dan berbagi dengan teman lainnya. Anak-anak di panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sebagian besar masih memilih-milih teman bermainnya hanya dengan sesama anak yang tinggal di panti asuhan saja dan banyak mengucilkan teman atau anak panti lainnya yang kutuan dan mederita penyakit kulit. Presentase perilaku prososial anak usia dini yang tinggal di lingkungan panti asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dilihat dari rata-rata perilaku prososial setiap anak adalah sebagai berikut ; 29% anak dengan kategori baik, 14 % anak dengan kategori cukup dan 57 % lainnya dengan kategori tingkat perilaku prososial yang masih sangat kurang.
56
Meskipun tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sudah dapat dikatakan cukup atau sedang, tetapi empat dari tujuh orang anak usia dini yang tinggal di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu memiliki tingkat perkembangan sosial emosional yang kurang baik, mereka adalah MFN, FF, MFJ dan NO. FF dan MFJ keduanya memiliki tingkat kesadaran diri dan perilaku prososial yang kurang, mereka cenderung bersikap tidak sopan, suka berkelahi dengan teman lainnya dan suka mengganggu. FF dan MFJ tidak lagi bersekolah di PAUD seperti keempat teman lainnya yaitu MFN, RE,MU dan AU karena dikeluarkan dari sekolah ketika baru sekolah satu minggu. Kepala sekolah yang mengeluarkan FF dan MFJ menjelaskan bahwa sikap FF dan MFJ yang tidak baik, mengganggu temannya ketika sedang belajar, memukul teman lain dan berteriak dan bersikap kasar pada guru kelas yang menjadi alasan sekolah mengeluarkan FF dan MFJ. Perkembangan sosial emosional NO yang kurang baik juga bukan tanpa alasan, NO adalah seorang anak berkebutuhan khusus, NO yang tunawicara dan belum lama tinggal di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu ini belum terbiasa bermain dengan teman lain, melakukan berbagai aktivitas dan karena ada bebrapa dari anak-anak panti asuhan yang sering mengejeknya, menyebabkan emosi NO sulit di kendalikan. NO seringkali menangis, mengamuk dan menjerit histeris, NO juga seorang yang penyendiri, NO selalu mengucilkan diri dari anak-anak panti yang lain.
57
MFN adalah seorang anak laki-laki yang memiliki kecenderungan seperti anak perempuan, jika baru mengenalnya orang akan mengira MFN adalah seorang anak perempuan, karena MFN selalu memanjangkan rambutnya, jika rambutnya di potong oleh pengasuh tidak lama setelahnya MFN akan jatuh sakit. MFN juga kerap bermain bersama anak- anak perempuan. Di sekolah MFN jarang aktif mengikuti pelajaran, ia berdiri di pojokan kelas dan tidak mau belajar dengan teman lainnya. MFN tidak mau berteman dengan teman kelasnya yang lain selain anak-anak yang tinggal di panti asuhan bersamanya. Ada beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial emosional anak, diantaranya karena kurangnya tenaga pengasuh yang berpengalaman dalam hal perkembangan anak, pengasuh yang ada di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu hanya berjumlah 4 orang sudah termasuk dengan ketua yayasan dan pengasuh yang direkrut untuk melayani kesejahteraan anak di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu tidak dilihat dari latar belakang pendidikan dan kemampuannya dalam mengangani dan memahami perkembangan anak usia dini, melainkan dari orang-orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ketua yayasan panti asuhan. Ketua yayasan dan suaminya tidak memiliki penghasilan dan pekerjaan lain selain dari mengurus panti asuhan, mereka tinggal di panti asuhan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan, tempat tinggal dan pakaian hanya mengandalkan dari para donatur
58
yang menyumbang untuk anak-anak yatim di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu tersebut. Kebutuhan dasar anak kurang terpenuhi dengan baik, anak-anak Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu hanya makan dua kali dalam sehari, ketika sakit juga mereka tidak mendapatkan penanganan tenaga medis, anak hanya diberikan obat warung biasa karena terbatasnya biaya perawatan dan kesejahteraan anak. Lokasi panti asuhan yang jauh dari rumah tetangga dan anak-anak panti asuhan yang tidak diperkenankan untuk keluar dari panti setelah pulang dari sekolah menjadikan anak-anak tidak terbiasa bersosialisasi dengan orang-orang di luar panti asuhan dan suka mendiskriminasi dan memilihmilih teman mainnya.
59
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini secara umum dapat disimpulkan perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu berada dalam kategori cukup atau sedang sosial emosionalnya. Kesimpulan secara khusus adalah sebagai berikut : 1.
Kepekaan terhadap lingkungan atau kesadaran diri anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam kategori cukup. Anak sudah dapat berinisiatif membantu orang lain tetapi masih kurang dalam pembiasaan sehari-hari seperti membuang sampah pada tempatnya, membereskan mainan yang berserakan dan lain-lain.
2.
Perilaku tanggung jawab anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam kategori cukup. Anakanak di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu sudah terbiasa mandiri sehingga mereka sudah dapat memahami hak dan kewajibannya masing-masing.
3.
Perilaku prososial anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan masih dalam kategori kurang. Hal ini dikarenakan masih bnayak anak yang memilih-milih teman mainnya, bersikap kurang sopan dan berkata kasar.
4.
Kendala-kendala yang dihadapi Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan sosial emosional anak usia dini, 59
60
adalah tenaga pengasuh yang tidak berpendidikan dan kurang memahami karakteristik dan tumbuh kembang anak, keterbatasan dana, fasilitas sarana dan prasarana dan kurang terpenuhinya kebutuhan dasar anak. B. Rekomendasi Penelitian ini membahas perkembangan anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu yang menunjukkan bahwa tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini di lingkungan panti asuhan adalah sedang atau cukup. Tetapi, penelitian ini hanya mendeskripsikan secara umum. Untuk itu penulis merekomendasikan hal-hal diantaranya sebagai berikut : 1.
Bagi Yayasan Panti Asuhan a.
Kepada ketua yayasan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu agar dapat mengundang narasumber untuk dapat memberikan pelatihan, pengarahan, masukan dan saran kepada pengasuh yang berkaitan dengan perkembangan anak.
b.
Mencari sumber dana dari donatur dan mengajukan proposal di instansi-instansi agar banyak yang menyumbangkan dana untuk pemenuhan kebutuhan dasar anak dip anti asuhan.
c.
Kepada pihak yayasan untuk mengurus perizinan pendirian yayasan panti asuhan ke Dinas Sosial Kota Bengkulu.
d.
Kepada ketua yayasan panti asuhan disarankan untuk menambah jumlah pengasuh baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
61
e.
Kepada pihak panti asuhan untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana di panti asuhan seperti ketersediaan ruang baca anak, alat main bagi anak, kotak sampah, penambahan kamar tidur anak sehingga anak tidak ditempatkan di satu ruangan dan berdesakan ketika tidur dan halaman bermain yang bersih.
2.
Kepada Peneliti berikutnya direkomendasikan untuk dapat melakukan penelitian terkait perkembangan sosial emosional ditinjau dari berbagai lingkup perkembangan
3.
Direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kebutuhan dasar anak usia dini di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu.
62
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara. Goleman , Daniel. 1996. Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ.New York : Bantam Books. Gosita, Arif. 1989. Masalah Perlindungan Anak. Bandung : Mandar Maju. Hasan,Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.Jakarta : Bumi Aksara. Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini.Jakarta : Luxima. Hurlock , Elizabeth B. 1978. Child Development, Sixth Edition.New York : Mc. Graw Hill,Inc. http://pengertian.website/pengertian-lingkungan-menurut-para-ahli/ (diunduh tgl 24/11/2015 pukul 17.00 WIB) Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 15 A/ Huk . 2010. Tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak. Jakarta Koeswara,E. 1987. Psikologi Ekstensial Suatu Pengantar. Bandung : PT. Eresco. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Perdana Media Grup. Kurniawati, Rohmah. 2014. Penanaman Karakter Tanggung Jawab Siswa pada Pelaksanaan Ulangan Harian Dalam Mata Pelajaran Pkn. Universitas Muhammadiyah Surakarta : tidak diterbitan. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara. Lukman,Wahyuddin. 2012. Skripsi Sosialisasi Di Panti Asuhan Dalam Membentuk Tingkah Laku Anak (Kasus Di Panti Asuhan Abadi Aisyiyah Kecamatan Soreang, Kota Parepare). Universitas Hasanuddin : Tidak diterbitkan. Muhibin, Syah. 1999. Psikologi Belajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mustamin, Khalifah. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Alauddin Press
63
Myers , D.G. 1988. Social Psychologi New York: Mc Graw-Hill International Editions. Nashori, Fuad. 2008. Psikologi Sosial Islam. Bandung : PT. Refika Aditama. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Papalia,Old. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. Permendikbud/Nomor.137/2014/Standart Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Prasasti, Sarah. 2004. 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak (usia balita sampai pra remaja). Jakarta: PT Elex Media Komputido. Republik Indonesia. 1982. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Lingkungan Hidup. Jakarta : Sekretaris Negara. Republik Indonesia. 2003. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretaris Negara. Republik Indonesia. 1997. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Sekretaris Negara Riyadi, dkk. 2014. Resiko Masalah Perkembangan dan Mental Emosional Anak yang diasuh di Panti Asuhan di bandingkan dengan diasuh Orang Tua Kandung. Universitas Padjadjaran : Tidak diterbitkan Sears , David O. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Soetjiningsih, Christiana Hari. 2012. Perkembangan Anak. Jakarta: Prenada Media Grup. Standart Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan Dan Lembaga Asuhan Sudjana,Nana. 2006. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung : Sinar Baru. Sudjiono, Anas. 2006.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tekhnik. Bandung: Penerbit Tarsito. Susanto,Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini :Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Syamsudin. 1990. Perkembangan Nilai Moral, Agama, Sosial dan Emosi pada Anak Usia Dini. Surakarta : PT. Qinant.
64
Yusuf LN , Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda karya.
65
LAMPIRAN 1 PEDOMAN DAN INSTRUMEN OBSERVASI
66
Lampiran 1.a.
PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN YAYASAN SWASTA MANDIRI KOTA BENGKULU
1.
Observasi dilaksanakan setiap hari selama kurun waktu 24 hari setelah penyerahan surat penelitian dan pengenalan lapangan.
2.
Dalam satu hari peneliti mengamati 3 sampai dengan 4 orang anak yang menjadi subjek penelitian.
3.
Observasi dilakukan dengan mencatat setiap frekuensi kemunculan perilaku sosial emosional yang ditunjukkan oleh anak.
4.
Observasi berpedoman pada intrumen observasi sebagai berikut :
Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan Usia 4-6 Tahun Nama Anak : Usia
:
Tanggal
:
Lingkup Perkembangan
No
Karakteristik Perkembangan
1.
Menolong teman atau pengasuh yang membutuhkan bantuan tanpa diminta
2.
Membuang sampah pada tempatnya
Frekuensi Kemunculan (1x,2x,3x,dst)
Ket.
67
3.
Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi
4.
Membereskan mainan yang berserakan
5.
Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal
6.
Memperkenalka n diri ketika bertemu dengan orang baru
7.
Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah
Kesadaran Diri
8.
9.
10.
Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal
11.
Menghormati orang yang lebih tua
68
Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain
12.
Menyayangi yang lebih muda
13.
Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah
14.
Mandi dan makan tepat waktu
15.
Mandi sendiri
16.
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
17.
18. 19. .
20.
21.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih
22.
Berbagi makanan dengan temannya
23.
Berbagi mainan dengan temannya
24.
Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru
Perilaku Prososial
69
25.
Tidak mengejek hasil pekerjaan teman
26.
Mendengarkan teman yang sedang berpendapat
27.
Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
28.
Tidak memilihmilih teman main
29.
Memaafkan teman yang berbuat salah
30.
Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui
31. 32.
33
34. 35.
Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
70
LAMPIRAN 2 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
71
Lampiran 2.a.
72
73
74
75
Lampiran 2.b.
76
77
78
79
Lampiran 2.c.
80
81
82
83
LAMPIRAN 3 DAFTAR NAMA ANAK PANTI ASUHAN, STRUKTUR KEPENGURUSAN DAN VISI MISI
84
Lampiran 3.a.
Daftar Nama Anak-anak Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu No.
Nama Anak
Jenis Kelamin
Usia
(L/P) L
(Tahun) 9
1.
M. Bayhaki
2.
M. Arifin
L
8
3.
M. Farhan
L
5
4.
Fausan Fahmi
L
5
5.
M. Fajri
L
5
6.
Refaldo
L
5
7.
Mutia
P
5
8.
Auda
P
5
9.
Sela
P
6
10.
Haikal
L
2
11.
M. Ramadhan
L
9
12.
Ahmad
L
11
13.
Julian
L
10
14.
Yoga
L
9
15.
Yolen
P
9
16.
Gilang
L
10
17.
Asmi
P
11
85
18.
Suci
P
16
19.
Mulin
P
14
20.
Dita
P
18
21.
Lena
P
13
22.
Merlinda
P
13
23.
Leli
P
11
24.
Ida
P
9
25.
Mela
P
8
26.
Ramadhan
L
13
27.
Dimas
L
14
28.
Kasamhi
L
16
29.
Doni
L
14
30.
Andres
L
16
31.
Angga
L
19
32.
Della
P
8 Bln
33.
Nodi
L
6
34.
Windo
L
8
35.
Iwandi
L
17
36.
Didi
L
17
37.
Rian
L
7
38.
Islam
L
5
39.
Noren
P
7
86
40.
Fauza
L
1
41.
Awendri
L
11
42.
Ikhsan
L
3
43.
Ratul
P
19
44.
Ira
P
15
45.
Andian
L
15
46.
Hendri
L
17
87
Lampiran 3.b. STRUKTUR ORGANISASI PANTI ASUHAN YAYASAN SWASTA MANDIRI KOTA BENGKULU
PEMBINA
KETUA YAYASAN
PENGAWAS
PRANYOTO SETIAWAN
UMMI HOVIA
RANDA S. FAHRI
SEKRETARIS
BENDAHARA
CUT EKA HINAYATULLAH
CUT MELIRATU BALKIS
PENGASUH
PENGASUH
PENGASUH
88
Lampiran 3.c. VISI DAN MISI PANTI ASUHAN YAYASAN SWASTA MANDIRI KOTA BENGKULU VISI : -
Terwujudnya Panti Asuhan yang berkualitas, akan terjamin kepastian masa depan anak asuhan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT
MISI : 1. Mengembang amanat konstitusi pasal 34 UUD 1945 : Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara 2. Mendorong terciptanya suasana panti yang aman, damai dan penuh kebersamaan dalam memberikan pembinaan dan pelayanan sosial kepada anak asuhan 3. Menjadikan panti asuhan sebagai tempat beramal bagi seluruh lapisan masyarakat
89
LAMPIRAN 4 HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
90
Lampiran 4.a. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : MFJ Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 15 18 20 22 25 27 29 1 3 5 8 10
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
2
-
1
3
1
1
-
-
1
2
2
2
-
1
1
-
-
-
2
1
1
3
4
1
2
3
3
1
2
-
1
1
2
-
-
1
-
-
-
-
3
-
2
-
1
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
2
-
1
1
-
-
2
-
-
-
-
1
1
-
-
2
1
-
1
1
-
-
-
3-
2
2
1
2
-
-
-
1
2
1
1
-
-
3
1
-
1
-
-
-
1
1
-
1
2
-
-
1
1
1
-
-
-
-
1
-
-
-
1
1
-
-
-
-
91
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
2
-
4
-
3
2
1
1
4
2
-
1
5
3
4
4
4
3
3
3
5
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
-
-
-
1
-
-
2
1
1
-
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
1
2
-
-
-
1
-
-
2
-
-
-
-
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
2
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
1
1
-
1
-
1
1
2
1
1
1
-
1
1
1
1
-
-
3
4
3
2
3
-
-
3
2
2
-
-
-
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
92
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
-
1
-
1
1
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
2
1
1
-
1
1
1
2
2
2
2
2
-
1
1
1
-
2
1
-
1
1
-
-
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
-
1
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
93
Lampiran 4.b. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : NO Usia : 6 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 15 18 20 22 25 27 29 1 3 5 8 10
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
3
2
2
2
2
2
4
3
3
4
-
-
-
1
-
-
2
-
2
-
-
2
2
-
1
1
-
4
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
4
-
3
2
-
3
2
2
1
-
4
-
3
3
4
4
3
3
3
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
1
3
-
-
2
-
3
1
2
-
94
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
-
-
-
1
-
2
3
1
1
-
2
-
3
2
4
4
3
2
2
-
-
1
-
3
4
5
5
4
4
3
2
2
-
-
1
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
3
4
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
95
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
3
1
1
-
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
3
1
1
-
-
-
2
1
-
4
2
4
3
3
1
6
2
2
2
1
-
2
1
1
4
2
2
-
-
3
-
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
96
Lampiran 4.c. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : FF Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 15 18 20 22 25 27 29 1 3 5 8 10
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
1
1
1
-
-
3
1
1
-
-
2
-
-
-
-
1
-
-
1
1
-
-
1
-
-
2
1
1
1
-
1
1
2
2
1
1
-
-
1
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
2
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
-
--
-
1
-
1
-
-
-
1
-
2
-
-
-
-
-
2
1
-
-
-
1
-
-
2
-
-
-
2
1
1
-
1-
-
-
1
1
3
-
1
1
-
-
2
1
1
-
-
-
1
-
-
97
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
3
1
1
1
2
-
-
1
1
-
1
-
-
-
1
-
-
1
1
1
-
-
-
-
3
4
3
3
3
4
4
3
5
3
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
2
1
-
-
-
1
-
-
1
1
-
-
-
-
2
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
4
2
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
2
-
--
-
1
1
-
-
-
1
1
1
-
-
2
1
-
-
-
-
1
-
-
--
-
-
1
-
2
1
1
1
3
-
1
3
2
-
-
-
2
2
4
-
-
1
3
2
3
-
3
-
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
98
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
-
2
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
--
-
1
-
-
1
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
-
-
2
1
1
3
1
2
2
-
-
1
2
1
4
3
4
1
4
2
1
1
4
5
1
-
-
--
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
--
-
-
-
-
99
Lampiran 4.d. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : MFN Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 16 19 21 23 26 28 30 2 4 6 9 11
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
10
4
4
6
5
7
6
3
8
4
3
3
3
-
1
2
1
-
-
2
2
1
-
-
4
4
3
3
2
3
3
4
4
-
-
-
2
3
-
-
4
-
2
2
1
-
-
1
1
-
-
-
2
-
-
1
1
-
-
-
1
-
-
2
1
-
-
-
3
-
2
-
2
3
-
-
1
-
-
-
3
1
-
-
2
1
1
-
-
3
-
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
5
3
2
3
-
-
2
4
4
5
-
100
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
2
1
4
-
-
1
2
3
3
-
-
1
1
-
2
2
-
3
-
1
2
-
-
2
4
4
5
5
5
5
4
3
3
4
3
-
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
-
1
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
3
4
3
4
3
3
3
2
2
1
-
-
2
1
1
-
-
2
-
2
2
-
2
3
1
-
-
1
-
1
-
2
1
-
-
-
-
1
-
2
-
2
2
-
2
-
-
-
-
-
1
-
2
-
1
-
-
-
3
1
-
2
2
-
3
-
2
-
-
-
-
-
-
-
3
2
4
-
2
1
1
-
-
2
1
-
3
1
1
-
2
-
1
-
-
-
-
-
2
1
-
-
3
-
1
-
1
1
1
3
3
2
-
2
-
-
2
1
2
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
101
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
-
-
-
2
-
-
-
1
1
-
-
1
2
-
-
1
-
2
1
1
-
2
-
-
-
-
-
2
1
-
-
1
1
2
-
2
-
-
-
1
-
-
1
-
1
1
-
1
2
-
1
2
-
3
1
-
-
1
2
1
3
2
-
-
-
1
3
1
-
2
1
3
1
1
1
2
1
2
2
-
1
2
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
-
-
-
-
102
Lampiran 4.e. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : RE Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 16 19 21 23 26 28 30 2 4 6 9 11
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
4
3
5
6
4
4
11
7
3
10
6
7
-
-
2
1
1
1
-
1
2
1
1
-
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
2
-
-
3
-
2
3
4
3
-
-
-
1
2
2
-
-
1
2
1
-
3
2
-
-
1
2
2
-
4
-
-
3
2
-
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
5
3
3
3
4
4
4
3
5
1
2
1
2
3
3
3
2
2
2
2
-
1
-
-
3
3
2
1
-
-
4
1
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
103
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
2
2
2
1
-
-
1
1
3
1
-
2
-
-
2
-
-
3
2
3
4
3
-
-
3
-
4
3
4
3
4
5
5
5
5
4
2
3
2
-
3
-
3
2
3
-
4
3
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
1
1
3
3
3
2
2
2
3
3
-
1
2
1
-
2
2
1
2
1
1
1
4
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
-
-
1
2
2
-
1
-
-
-
3
2
1
-
3
3
-
-
--
-
-
2
2
2
1
2
-
2
2
3
1
-
2
1
2
2
2
1
1
2
3
2
-
-
4
2
1
1
2
2
-
2
2
1
1
2
-
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
-
1
-
2
2
3
2
5
5
2
3
5
2
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
104
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus
1
1
1
2
1
3
3
1
3
1
1
2
-
-
2
1
2
-
-
-
3
1
-
2
1
1
-
-
2
1
2
-
1
2
-
-
-
-
1
2
-
-
1
-
1
-
-
-
3
-
1
-
-
2
2
3
4
4
3
2
-
1
2
2
2
4
1
3
3
4
2
4
4
2
2
3
3
3
4
4
3
3
5
4
Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
1
3
2
1
-
2
1
-
2
-
2
3
105
Lampiran 4.f. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : MU Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 16 19 21 23 26 28 30 2 4 6 9 11
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
6
7
2
6
7
10
6
6
5
3
1
1
2
2
1
2
1
3
3
1
3
2
1
2
2
5
3
2
5
3
4
3
2
2
2
1
2
2
-
4
-
-
2
2
2
3
2
-
-
-
1
1
3
-
2
-
1
-
-
2
1
-
2
-
2
5
2
-
-
3
3
4
-
2
2
2
3
-
1
3
2
3
4
3
2
2
3
-
1
2
2
1
-
1
3
-
-
-
1
-
1
2
-
3
2
2
-
1
-
1
-
-
2
1
-
1
-
2
-
-
4
3
1
1
2
2
2
4
3
1
2
2
106
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
1
2
2
4
-
1
2
2
2
3
-
2
-
-
1
1
1
2
-
4
2
3
-
-
4
4
1
2
4
3
3
3
5
4
4
5
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
2
2
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
1
1
-
-
1
1
1
-
1
-
-
3
4
2
2
2
1
-
2
3
-
2
-
-
-
1
1
-
-
1
2
-
1
-
-
-
1
2
-
-
1
1
3
1
2
1
2
2
-
2
2
-
2
1
-
-
1
2
-
3
3
1
2
1
-
1
-
4
-
1
2
1
-
-
1
1
-
2
2
1
-
1
1
1
1
-
3
3
2
3
-
2
2
-
1
-
2
2
4
2
3
2
2
2
3
3
2
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
107
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus
2
1
1
-
4
5
4
4
3
2
2
2
-
-
3
-
2
-
2
2
2
3
-
2
5
1
1
-
2
5
2
2
2
3
-
-
1
1
2
-
-
2
2
-
1
-
2
-
2
2
5
2
-
3
5
3
5
5
4
4
1
1
2
4
1
1
3
2
1
4
1
2
1
2
1
1
1
2
3
3
-
1
1
2
Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
2
2
-
-
1
1
-
2
1
-
-
-
108
Lampiran 4.g. Instrumen Observasi Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 tahun di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Nama Anak : AU Usia : 5 Tahun No
Item Observasi
Frekuensi Kemunculan dalam Satu hari (1x,2x,3x,dst) Januari Februari 16 19 21 23 26 28 30 2 4 6 9 11
Kesadaran Diri 1
Menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi 4. Membereskan mainan yang berserakan 5. Tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal 6. Memperkenalkan diri ketika bertemu dengan orang baru 7. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar 8. Tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain 9. Mampu mengendalikan diri ketika sedang marah 10. Menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal Tanggung Jawab Diri dan Orang Lain 11. Menghormati orang yang lebih tua
5
3
6
4
5
5
4
3
5
5
4
6
1
2
1
1
1
2
-
-
1
1
-
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
4
3
1
-
2
2
3
1
-
3
2
3
4
3
2
3
1
1
-
1
2
1
-
-
1
1
1
3
2
1
2
2
2
1
3
3
3
2
2
2
3
1
1
1
1
1
2
1
3
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
-
1
2
2
-
2
-
-
2
-
-
1
1
1
-
-
1
-
1
-
-
2
2
2
1
2
1
2
2
1
1
2
2
109
12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19. .
Menyayangi yang lebih muda Mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah Mandi dan makan tepat waktu Mandi sendiri
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
3
1
-
-
2
2
-
2
2
-
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
2
3
1
2
2
1
2
3
2
2
2
1
1
2
Mengambil makananya sendiri Membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan Mengenakan pakaian sendiri Meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya
2
-
1
-
-
2
3
4
4
3
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
-
-
2
2
-
1
2
-
1
2
1
1
1
-
2
1
1
-
1
-
2
4
4
3
3
2
3
3
4
-
4
1
-
-
-
1
1
-
-
-
1
-
1
-
1
-
-
1
1
2
-
-
1
2
1
-
3
2
1
3
2
1
-
2
-
1
2
2
3
2
-
-
3
4
3
-
5
2
2
-
1
2
1
1
1
-
2
2
-
1
2
-
-
2
3
-
2
-
4
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
3
2
2
3
3
2
2
2
Perilaku Prososial 20. 21.
22. 23. 24.
25.
26.
27.
Bermain dengan teman sebayanya Menghibur temannya ketika sedih Berbagi makanan dengan temannya Berbagi mainan dengan temannya Mendengarkan nasehat dari pengasuh/guru Tidak mengejek hasil pekerjaan teman Mendengarkan teman yang sedang berpendapat Mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah
110
28. 29. 30.
31. 32.
33
34. 35.
Tidak memilih-milih teman main Memaafkan teman yang berbuat salah Menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu Menangis ketika sedang bersedih tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia Bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui Bertutur kata halus Tidak berteriak ketika meminta sesuatu
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
3
2
3
1
-
-
1
1
-
-
2
1
-
1
1
1
1
1
3
3
2
1
1
2
2
2
1
1
-
3
2
4
3
3
4
2
2
3
3
-
2
-
1
1
1
2
2
3
4
4
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
4
3
1
2
2
2
-
-
1
1
3
1
-
2
3
111
Lampiran 4.h. Instrumen Wawancara Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Lingkungan Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu Kisi-Kisi Pertanyaan : 1.
Apakah anak mau menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa diminta ?
2. Apakah anak selalu membuang sampah pada tempatnya ? 3. Apakah anak mampu sabar dalam antri menunggu giliran ketika makan atau mandi ? 4. Apakah anak mau membereskan mainan yang berserakan ? 5. Apakah anak dapat menunjukkan sikap antisipasi dengan tidak sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum dikenal ? 6. Apakah anak mau memperkenalkan diri saat bertemu dengan orang baru ? 7. Apakah anak tidak mengganggu teman lain ketika sedang belajar ? 8. Apakah anak tidak mengganggu teman lain ketika sedang bermain ? 9. Apakah anak mampu mengendalikan diri ketika sedang marah ? 10. Apakah anak dapat menahan diri ketika menginginkan sesuatu hal ? 11. Apakah anak bisa menghormati orang yang lebih tua ? 12. Apakah anak menyayangi orang lain yang lebih muda darinya ? 13. Apakah anak mampu mentaati aturan yang telah di buat dipanti/sekolah ? 14. Apakah anak mandi dan makan tepat waktu ? 15. Apakah anak sudah bisa mandi sendiri ? 16. Apakah anak sudah bisa mengambil makananya sendiri ?
112
17. Apakah anak membersihkan alat makan dan sisa makanan yang berserakan setelah selesai makan ? 18. Apakah anak dapat mengenakan pakaian sendiri ? 19. Apakah anak mau meminta maaf ketika berbuat salah pada temannya ? 20. Apakah anak mau bermain dengan teman sebayanya ? 21. Apakah anak dapat menghibur temannya ketika sedih ? 22. Apakah anak mau berbagi makanan dengan temannya ? 23. Apakah anak mau berbagi mainan dengan temannya ? 24. Apakah anak selalu mendengarkan nasehat dari pengasuh ? 25. Apakah anak tidak mengejek hasil pekerjaan teman ? 26. Apakah anak mau mendengarkan teman yang sedang berpendapat ? 27. Apakah anak mampu mengemukakan ide untuk menyelesaikan suatu masalah ? 28. Apakah anak tidak memilih-milih teman main ? 29. Apakah anak dapat memaafkan teman yang berbuat salah ? 30. Apakah anak dapat menunjukkan sikap antusias ketika belajar atau mengerjakan sesuatu ? 31. Apakah anak dapat mengekspresikan emosinya dengan menangis ketika sedang bersedih ? 32. Apakah anak dapat mengekspresikan emosinya dengan tersenyum dan tertawa ketika merasa senang atau bahagia ? 33. Apakah anak dapat bersikap sopan dengan orang sekitar yang ditemui ? 34. Apakah anak dapat bertutur kata halus ?
113
35. Apakah anak tidak berteriak ketika meminta sesuatu ? Pertanyaan Tambahan (Wawancara Terbuka) 1. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri kota Bengkulu dalam mengembangkan Sosial-Emosional Anak Usia dini ? Alternatif Jawaban : a.
Ya, selalu
b. Ya, sering c.
Kadang-kadang
d. Tidak Nilai untuk Setiap Jawaban : A = 4 (Amat Baik) B = 3 (Baik) C = 2 (Cukup) D = 1 (Kurang)
114
Lampiran 4.i. Lembar Instrumen Wawancara No.
Nama
Pertanyaan
Ket
Anak 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
MFN
3
1
3
1
1
2
2
3
1
1
2.
FF
1
1
3
1
1
2
1
1
1
2
3.
MFJ
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
4.
RE
4
2
3
3
2
2
3
3
3
2
5.
MU
4
2
4
4
2
3
3
3
1
2
6.
AU
3
1
2
2
2
3
4
3
2
2
7.
NO
1
1
2
1
1
1
3
2
1
1
115 Lampiran 4.j.
No.
Nama
Pertanyaan
Ket
Anak 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1.
MFN
3
2
1
3
3
2
1
3
1
1
2
2.
FF
1
2
1
2
3
2
1
2
3
1
2
3.
MFJ
1
1
1
2
3
2
2
1
2
1
1
4.
RE
4
3
3
2
3
3
1
3
3
2
2
5.
MU
3
3
3
3
4
3
1
3
3
1
2
6.
AU
3
2
3
3
3
3
1
3
2
2
2
7.
NO
2
2
2
2
1
1
2
3
1
1
1
116
Lampiran 4.k. No.
Nama
Pertanyaan
Ket
Anak 21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1.
MFN
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
2.
FF
1
1
2
1
1
1
1
3
2
1
3.
MFJ
1
1
2
1
1
1
1
3
2
1
4.
RE
3
2
2
4
3
4
3
2
3
3
5.
MU
4
2
3
3
3
3
3
4
3
3
6.
AU
3
2
3
3
3
3
2
4
4
2
7.
NO
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
117
Lampiran 4.l. No.
Nama Anak
Pertanyaan
Ket
31
32
33
34
35
1.
MFN
2
3
2
2
1
2.
FF
1
3
1
1
1
3.
MFJ
1
3
1
1
1
4.
RE
2
3
3
4
2
5.
MU
3
3
3
2
2
6.
AU
2
3
2
3
2
7.
NO
4
3
1
1
1
118
LAMPIRAN 5 SURAT IZIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN
119
Lampiran 5.a.
120
Lampiran 5.b.
121
LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
122
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Foto Ketua Yayasan Ummi Hovia bersama MFN, Annisa dan Bayhaki
Foto anak-anak panti asuhan ketika sedang membantu memilih sayuran yang hamper busuk pemberian dari panti asuhan lain
123
Foto AU saat sedang menemani Dinda tidur
Foto AU, MU dan RE berbagi makanan dengan teman lain saat jam istirahat di PAUD Bina Insani
124
Foto FF saat sedang mengasuh Anisa
Foto NO (ABK) ketika sedang makan
125
Foto MFN ketika berada di sekolah dan tidak mau masuk kelas bergabung dengan teman yang lain
126
Foto MFJ saat sedang bermain kelereng dengan anak panti asuhan yang lain
127
Foto MU,AU, MFN dan RE saat berada di sekolah mereka hanya bermain dengan sesama anak yang tinggal di panti asuhan
128
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Listia Rahmawati, berjenis kelamin perempuan. Lahir di B. Srikaton pada tanggal 06 Januari 1995 dari pasangan Bapak Rahmat dan Ibu Sri Yuliati. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Mangunharjo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2006, pada tahun 2009 penulis menyelesaikan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Xaverius Tugumulyo dan pada tahun 2012 peneliti menyelesaikan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tugumulyo. Pada tahun 2012 penulis meneruskan pendidikan perguruan tinggi dan diterima sebagai Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu melalui jalur SNMPTN. Penulis melaksanakan magang di PAUD Putri Ayu Kota Bengkulu. Kemudian mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 76 di Kelurahan Rawa Makmur Permai, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Selanjutnya penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di PAUD Islam Intan Insani Kota Bengkulu dan melaksanakan penelitian di Panti Asuhan Yayasan Swasta Mandiri Kota Bengkulu.