Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
usaha untuk meningkatkan keberhasilan belajarnya, sehingga dimungkinkan anak memiliki prestasi belajar yang tinggi. Muller (1995: 5) menyatakan bahwa str•Jktur keluarga dapat menjadi faktor yang berpengaruh dan menentukan prestasi belajar anak namun tidak berdiri sendiri harus dibarcngi atau berjalan bersama-sama dengan faktor pendapatan keluarga. Berdasarkan rumusan masalah di at3S, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui signifikasi hubungan antara struktur keluarga dengan prestasi belajar siswa SD Ujung-ujung 02 Kecamatan Pabelan 2.
Mengetahui signifikasi hubungan antara kemampuan ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa SiJ Ujung-ujung 02 Kecamatan Pabelan
3. Mengetahui signifikasi hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa SD Ujung ·ujung 02 Kecamatan Pabelan
LANDASAN TEORI Prestasi Belajar Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimoiogi belajar memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu". Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adaiah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahtt, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Furdyartanto,2002). Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (Furdyantanto, 2002), belajar (to learn) memiliki arti 1} to gain knowledge, 24
Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 22·40
comprehension, or mastery of trough experience of study; 2) to nx in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in former of to nnd out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan dapat informasi atau menernukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil usaha belajar, kemampuan dan sikap siswa dalam menyelesaikan tugas, ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah yang dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai dari evaluasi belajar yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu (semester atau satu tahun) berdasarkan kompetensi yang ditetapkan. Struktur Keluarga Struktur keluarga adalah susunan ke!uarga yang terdiri dari orang tua (ayah dan ibu) serta anak yang menjadi anggota keluarga. (Frank dan Chingman, 2001: 16 ; David dan Lucile, 2004: 3). Bailon (1997) struktur keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang terjalin ikatan perkawinan, karena hubungan darah atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga saling berhubungan satu sama lainnya dalam perannya mendptakan dan mempertahankan budaya. Variasi struktur keluarga sepertl di atas menentukan bagaimana orang tua berpartisipasi melalui keberadaannya terutama di rumah tetapi juga di sekolah. Selain itu juga peranannya sebagai model bagi anak, bukankah jika keluarga dengan orang tua lengkap terdapat model dari ayah tapi juga sekaligus dari ibu yang diharapkan sating melengkapi dalam berpartisipasi, sehingga sangat menentukan terhadap prestasi
25
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
belajar anak. Tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan waktu dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya yang pada akhirnya adalah dukungan baik fisik maupun emosional dari orang tua beserta harapan-harapan terhadap anak. Sebetulnya struktur keluarga tidak berperan sendiri bagi prestasi anak, namun bersamaan dengan status ekonomi dan kondisi psikologis baru menentukan prestasi anak (Onatsu-Arvilommi 2003: 15). Dari uraian di atas disimpulkan bahwa struktur keluarga adalah susunan keluarga yang terdiri dari dua orang tua atau lebih individu yang terjalin ikatan perkawinan (ayah dan ibu) serta anak yang merupakan anak kandung at:au adopsi dan hidup dalam satu rumah tangga. Kemampuan Ekonomi Keluarga Kemampuan ekonomi/status ekonomi adalah tingkat pendapatan/tinggi rendahnya penghas!lan orang tua (ayah da.n atau ibu) yang diperoleh dari hasil kerja maupun suatu usahanya. (JL. Mey Ir, 1991: 6) pengertian pendapat:an dan penerimaan menurut Biro Pusat Statistik dibedakan dalam: a), pendapatan faktor yang didistribusikan. b), transfaer yang bersifat redistributif. Pendapatan faktor yang didistribusikan dapat di.bagi lagi menurut sumbernya menjadi: (1) penghasilan sebagai gaji/upah, (2.) penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, (3) penghasilan dari pemilikan harta. Sedangkan pendapatan transfer yang bersifat redistributif terdiri atas: transfer pendapatan yang tidak bersifat mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atau penyerahan barang atau jar.a atau harta milik. Dalam arti luas, kemiskinan juga terkait dengan rendahnya partisipasi orang tua (Hoover Dempsey dan Sandler dalam Lamb-Parker, et al 2001: 37) status ekonomi berpengaruh pada partisipasi orang tua dan prestasi anak karena dengan 26
Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 22-40
memadai tidaknya ketersediaannya biaya menentukan sikap orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan anak dan keluarga, sarana belajar anak dan tuntutannya terhadap prestasi belajar anak masa kini maupun lanjutan studynya kelak. Namun Kim (2002: 535-538) dan Deka (1985: 11) dalam penelitiannya masing-masing menemukan bahwa status ekonomi orang tua dalam hal ini berupa tingkat pendapatan orang tua dan pekerjaan tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, sekalipun dikontrol dengan partisipasi orang tua. Tingkat Perhatian Orang Tua Menurut Wardnet (2001: 171) perhatian itu memiliki 6 arti: arti yang pertama adalah "The proses whereby a person concentrates on some features of the environment to the (relative) exclusion of others", arti yang kedua adalah "The work ofcaring for or attendlng to someone or something'. Dengan demikian perhatian orang tua adalah serangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh orang tua untuk peduli kepada anaknya dan rnenyediakan diri untuk membantunya. Sedangkan menurut Nasution dan Nasution (1985: 67) memberi perhatian kepada anak dalam belajar berarti memperhatikan dan mengawasi pendidikan anaknya. Bila orang tua memperhatikan pendidikan · anak, aktivitas meningkat, maka prestasi sekolah anakpun akan rneningkat. Dalam memperhatikan pendidikan anak, orang tua perlu melatih dan mendorong anaknya untuk hidup mandiri sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya, misalnya menuntut rasa percaya diri dan berani mengatasi masalah yang muncul dalam dirinya. Untuk itu orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anaknya. Misalnya memperingatkan anak untuk belajar, menyarankan untuk bekerjasama dengan ternan jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah, menyempatkan diri datang ke sekolah bila ada undangan, dan lain-lain.
27
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
Untuk dapat menjalankan perannya dengan optimal, orang tua haruslah selalu meluangkan waktu untuk mendampingi, membimbing, memotivasi, mengingatkan dan bahkan menegur anaknya agar lebih semangat dan giat belajar. Dengan demikian anak akan lebih percaya diti, karena mendapat perhatian dari orang tuanya. Tetapi jika tidak ada perhatian dari orang tua, dengan sendirinya anak akan memberikan penilaian yang tidak baik kepada orang tuanya. Penilaian semacam ini berpengaruh besar kepada kehidupan anak selanjutnya. Anak tidak akan dapat mengembangkan diri dengan optimal (Nasution dan Nasution 1985: x). Menurut Satmoko (1998: 170) keluarga menJpakan lingkungan pendidikan yang pertama dan terpenting atau utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan perilaku orang tua bagi perkembangan kepribadian anak. Orang tua memiliki perhatian yang unik terhadap anaknya, dimana saja ia berada. Perhatian yang unik ini bisa disalurkan berupa kerjasama keluarga dan sekolah yang produktif dan menyenangkan, karena saling mendukung anak. Anak yang mendapat dukungan dan bantuan dari orang tuanya akan bisa belajar dengan lebih baik, lebih bersemangat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibanding anak yang tidak mendapat perhatian dari orang tua. Memberi perhatian kepada anak difahami Martin (2000: 65) sebagai tanggung jawab orang tua untuk membantu anak dalam mengatasi kesulitan dan masalah yang menghambat belajarnya. Tanggung jawab yang dimaksud meliputi ; bersedia menjadi pendengar aktif, membantu anak menyusun jadwal dan pelaksanaannya, memperhatikan kondisi fisik, memperhatikan kondisi psikis, mengenali dan mengembangkan gaya belajar anak
28
Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 22-40 Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2002: 6) indikator perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya itu terdiri dari ; menanyakan PR anaknya, memeriksa buku raport anaknya, memeriksa hasil ulangan anaknya, memberikan teguran bila anaknya tidak belajar, memberikan pujian atau hadiah bila prestasi belajar anaknya baik, memenuhi kebutuhan sarana belajar anak Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa perhatian orang tua terhadap pendidikan anak adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan orang tua (kepedulian orang tua) terhadap belajar anak yang berupa pemberian fasilitas yang diperlukan, pengecekan kegiatan belajar anak di rumah dan di sekolah 1 pemberian dorongan dalam belajar dan sanksi atas pelanggaran yang terjadi. Pemberian fasilitas belajar yang diperlukan anak tersebut misalnya menyediakan ruang yang dilengkapi dengan peralatan belajar yang memadai, membelikan alat tulis, buku, dan perlengkapan belajar yang dituntut. Pengecekan kegiatan belajar anak bisa berupa menanyakan apakah ada tugas atau PR, jika ada apakah sudah dikerjakan dengan baik dan adakah kesulitan yang dihadapi, bagaimana hasilnya ?. Jika anak mengalami kesulitan, orang tua mencoba mencari jalan keluarnya. Pemberian dorongan belajar bagi anak misalnya menasehati agar anak belajar dengan tertib, menanyakan perkembangan hasil belajar/nilai yang diperoleh dan memberikan pujian atau hadiah jika anak berhasil. Memberi sanksi atas pelanggaran yang dilakukan anak misalnya menegur jika tidak belajar sesuai jadwal, memarahi anak jika tidak belajar, atau menghukum jika anak melanggar kesepakatan belajar yang telah ditetapkan.
29
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui signifikasi hubungan antara Struktur Keluarga, Kemampuan Ekonomi dan Tingkat Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa. Dengan model penelitian ini diharapkan dapat diketahui hubungan signifikan dari iTiasingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam kontek penelitian ini bertindak sebagai variabel bebasnya adalah Struktur Keluarga, Kemampuan Ekonomi dan Tingkat Perhatian Orang Tua, sedangkan variabel terikatnya adalah Prestasi Belajar Siswa. Populasi sekaligus sampel penelitian ini adalah siswa kelas III sampai dengan kelas VI SD Ujung-ujung 02 Kecamatan Pabelan yang jumlah siswanya secara keseluruhan sebanyak 70 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode angket dan dokumentasi. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998). Alasan digunakannya metode angket yaitu atas dasar asumsi yang dikemukakan oleh Hadi (1991), yaitu: 1. Responden merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sehingga metode angket tepat digunakan untuk mengungkap pendapat atau pandangan orang lain. 2. Jawaban responden dapat dinyatakan benar, jujur dan dapat dipercaya. 3.
Pemahaman responden tentang pernyataan-pernyataan dalam angket adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti.
4.
Hasil mudah untuk diolah, diberi kode dan diskor.
30
Scholaria, Vol. 1, No.2, September 2011: 22-40
Pengukuran Konsep/Variabel Penelitian Sebelum menyusun instrumen penyaringan data, terlebih dahulu dilakukan proses indisering yaitu penjabaran variabel penelitian ke dalam indikator empiris yang selanjutnya menjadi pokok-pokok item instrumen. Uji Validitas {Uji Kesahihan) Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana status a!at pengukur betul-betul mengukur apa yang sebenarnya diukur. Pendekatan konsistensi internal merupakan pendekatan validitas yang lebih memperhatikan kualitas masing-masing item, indeks validitas diperoleh dengan menghitung koefisien antar skor item dengan skor total (Anwar, 1997: 150) untuk perhitungan validitas dari angket, dihitung dengan menggunakan Product Moment Ada pun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut: N(}:;xy)- (Lx)(Iy)
Keterangan = Koefisien korelasi Product Moment
rxy
2: xy =Jumlah perkalian skor item dan
skor total
2:: x
=Jumlah skor masing-masing item
2: y
=Jumlah skor seluruh item total
N
= Jumlah Subyek
2: x 2 =Jumlah kuadrat skor item 2: y 2
Jumlah kuadrat skor total
Uji Reliabilitas {Uji Keandalan) Reliabelitas pada penelitian ini menggunakan teknik
koefisien alpha cronbach karena skor pada butir-butir instrumen 31
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
merupakan skor bertingkat yaitu antara 1 sampai 5. Adapun rumus alpha cronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan a
koefisien alpha cronbach
K
Banyaknya butir item
1
= Angka konstan
2:5 2 i
== Jumlah varian skor total
52 i
= Varians item
Untuk reliabilitas instrumen dalam penelitlan ini mengikuti standar realibilitas yang dikemukakan oleh Ari Kunto (1992 ; 165) yaitu: 0,008 s/d 1,00 sangat tinggi 0,600 s/d 0,800 tinggi 0,400 s/d 0,600 sedang 0,200 s/d 0,400 rendah 0,000 s/d 0,200 sangat rendah
Teknik Analisa Data Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain adalah kuantifikasi data dan uji persyaratan analisis. Kuantifikasi data berarti menerjemahkan data ke dalam bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametrik adalah skor yang telah diperoleh berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu
32
Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 22-40 dilakukan uji normalitas agar dari hasil perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik uji normalitas Kalmogarov-Smirnov dengan bantuan komputer melalui program Staffstica/ Produd and Service Sulution (SP.S versi 10.0)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hubungan antara Struktur Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa Deskripsi siswa berdasarkan struktur keluarga menunjukkan mayoritas siswa berasal dari keluarga lengkap sedangkan berdasarkan prestasi belajarnya, siswa memiliki kecenderungan prestasi sedang dan tinggi. Hubungan antara struktur keluarga dan prestasi belajar digambarkan pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hubungan Antara Struktur Keluarga dengan Kategori Prestasi Belajar Siswa Kategori Prestasi Belajar
Struktur Kelua rga
Total
ndak Lengkap Kurang Lengkap
Rendah
Sedang
Tinggi
1
1
4
6
0
12
11
23
Lengkap
0
16
25
41
Total
1
29
40
70
I
Tabel 4.8 di atas menunjukkan hubungan struktur keluarga dengan prestasi belajar siswa. Siswa yang berasal dari keluarga tidak lengkap, kurang lengkap dan tidak lengkap terdistribusi pada kategori prestasi belajar sedang dan tinggi. Dengan kata lain, struktur keluarga tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
33
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
Secara statistik hipotesa hubungan antara struktur keluarga dan prestasi belajar dapat dibuktikan pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4. 9 Uji Hipotesa I i
Ordinal by Kendall's tau-b Ordinal Pearson Chi-Square
Value
A.symp. Std. Error"
.088
.120
12.803
! Approx. .-r
I,,.
I Approx. • Sig. !.468
I 0.12
a
Not assuming the null hypothesis.
b
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c
Based on normal approximation.
Tabel 4.9 menunjukkan koeflsien korelasi Kendall's tau-b sebesar 0,088 dengan probabilitas (approx.sig.) p = 0,468 dengan nilai a. =0,05. Ini berarti bahwa hipote5a yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara struktur keluarga dengan prestasi belajar siswa tidak dapat diterima. Namun demikian, nilai Pearson Chi-square sebesar 12.,083 dengan p = 01 012. menunjukkan bahwa ket'·ga kelompok siswa berdasarkan struktur keluarganya memiliki perbedaan yang signiflkan. Tingkat probabilitas kurang darl 0,05 tersebut menunjukkan bahwa ketiga kelompok siswa berdasarkan struktur keluarga memiliki berbeda secara signiflkan, tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan hal prestasi belajar. Hubungan antara Kemampuan Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa Deskripsi siswa berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua menunjukkan mayoritas siswa berasal dari tingkat ekonomi sedang dan sebagian tinggi. Berdasarkan prestasi belajarnya, 34
Scholaria, Vol. 1, No. 2, September 2011: 22-40
siswa memiliki kecenderungan prestasi sedang dan tinggi. Hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa digambarkan pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Keluarga dengan Kategori Prestasi Belajar Siswa Kemampuan Ekonoml
Kategorl Prestasi Belajar Rendah
Rendah
0
-
Total
Sedano 3
linggi 3
6
Sedang
1
18
23
42
Tinggi
0
7
12
19
Sangat Tinggi
0
1
2
3
Total
1
29
40
70
Tabel 4.10 di atas menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi keluarga tersebar pada kategori prestasi belajar siswa rendah, sedang dan tinggi. Sama seperti hubungan antara struktur keluarga dengan prestasi belajar, kemampuan ekonomi keluarga siswa juga tidak memiliki kecenderungan yang mengelompok. Ini berarti bahwa siswa dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah dapat memiliki prestasi belajar tinggi .demikian pula siswa dari keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi dapat memiliki prestasi sedang atau tinggi bahkan ada pula yang rendah. Dengan kata lain, tingkat kemampuan ekonomi tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Secara statistik hipotesa hubungan antara kemampuan eKonomi orang tua dan prestasi belajar dapat dibuktikan pada Tabel 4.11 berikut:
35
Struktur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
Tabel 4.11 Uji Hipotesa II I Asymp. Std. Value Ordinal by Ordinal Pearson Chi-Square
Kendall's tau-b
.092
I Approx. I Approx.
: Error( a)
•. 110
1.201
T(b)
I .s3s i I
. Sig.
.404 ! .977
a
Not assuming the null hypothesis.
b
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c
Based on normal approximation.
Tabel 4.11 di atas menunjukkan koefisien koreias! = 0,404. Jni berarti bahwa hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemampuan ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa tidak dapat diterima. Hal ini juga dapat dilihat dari koefisien Pearson Chi-Square sebesar 1,201 dengan p = 0,977 yang berarti bahwa empat kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan ekonomi keluarga tidak berbeda secara signifikan dalam hal prestasi belajarnya. Kendall's tau-b sebesar 0,092 dengan probabilitas p
Hubungan antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Deskripsi siswa berdasarkan perhatian orang tua menunjukkan mayoritas siswa mendapatkan perhatian orang tua pada kategori tinggi dan dan sebagian pada kategori perhatian sedang. Berdasarkan prestasi belajamya, siswa memiliki kecenderungan prestasi sedang dan tinggi. Hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa digambarkan pada Tabel 4.12 berikut:
36
Struk:tur, Kemampuan Ekonomi dan Perhatian Orang Tua (Yatmini)
Siswa. Republika, 31 Desember.
40