BAB II PERHATIAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR A. Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian Orang Tua. Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.1 Menurut
Prof.
Drs.
Dakir,
“perhatian
adalah
keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada suatu barang, baik yang ada di dalam maupun yang ada diluar kita”.2 Menurut Prof. Drs. Soegarda Poerbakawatja, perhatian adalah merupakan respon umum terhadap sesuatu yang merasakan dikarenakan adanya
bahan-bahan
apersepsi
pada
kita,
akibatnya
maka
kita
menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang telah merangsang kita.3 Drs. Bimo Walgito berpendapat, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.4 Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek tertentu yang memberikan rangsangan kepada individu baik obyek itu berada pada diri individu maupun diluar diri individu tersebut, sehingga individu itu hanya mempedulikan obyek yang merangsang itu.sedangkan perhatian orang tua adalah pemberian bantuan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik berupa pengarahan, pengawasan, pencukupan kebutuhan, maupun nasehat sehingga dengan 1
Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum, Mandar Maju, Bandung, 1996, hlm. 111. Prof. Drs. Dakir, Dasar-dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, ogyakarta, 1993, hlm. 114. 3 Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja, HA. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1982, hlm. 276. 4 Drs. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Andi Offset, Yogyakarta, 1990, hlm. 56. 2
6
7
adanya perhatian orangtua tersebut segala tingkah laku anak dapat terkontrol dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Yang harus difokuskan lagi adalah tentang perhatian orang tua dalam rutinitas yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya anak sebagai penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Dengan adanya perhatian orang tua yang sungguh-sungguh pada anak, terlebih utama tentang aktifitas belajarnya dalam rangka pencapaian prestasi, secara tidak langsung telah mendidik anak untuk menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, bahkan lebih dari itu adanya hubungan anak dan orang tuanya yang harmonis mempunyai pengaruh positif dalam pembentukan karakter anak. Anak yang merasakan hubungan hangat dengan orang tuanya merasa bahwa ia disayangi dan dilindungi serta mendapat perlakuan yang menyenangkan, pada umumnya akan mudah menerima dan mengikuti kebisaaan yang diteladankan oleh orang tuanya. 2. Ciri-ciri Perhatian Orang Tua. Ayah adalah kepala keluarga yang memimpin keluarga, sedangkan ibu bertugas membantu ayah mengatur rumah tangga.5 Sebagai kepala keluarga sudah barang tentu mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka mengembangkan dan membentuk kepribadian anak karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama.6 Dalam keluarga anak menerima pengalaman pertama dalam menghadapi sesamanya atau bergaul antar manusia dan dalam menghadapi dunia pada umumnya dan meliu sekitarnya. Suatu pengalaman yang merupakan dasar pendidikan dan kehidupan yang tidak mungkin dapat diganti oleh lembaga pendidikan lainnya (selain lembaga pendidikan keluarga).7
5
Nj. Aisjah Dahlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama Dalam Rumah Tangga, Jamunu, Jakarta, 1969, hlm. 19. 6 Drs. Ali Saifullah, HA, Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, hlm. 108. 7 Ibid., hlm. 109.
8
Orang tualah yang berkewajiban mengasuh dan mendidik anak, memberikan pakaian, makan, menjaga keselamatan dan kesehatan lahir batin, jasmani dan rohani, mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna dan berbahagia didunia dan akhirat. Memberinya pelajaran dan ilmu-ilmu yang bermanfaat, ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum agar ia menjadi manusia yang sempurna berilmu dan beragama, beramal ibadah dan dapat pula berdiri sendiri mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.8 Begitu penting dan strategis keberadaan orang tua ditengahtengah keluarga baik berupa keberadaannya secara materi yang mencukupi kebutuhan fisik, maupun keberadaannya secara rohani di dalam hati dan kepribadian anaknya. Sebagai mana telah kita ketahui bersama mengenai macammacam fungsi atau peranan orang tua di dalam keluarga , kita ketahui juga cirri-ciri perhatian diantaranya : a. Orang Tua Dapat Menjadi Pelindung dan Pemelihara. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan keluarganya. Salah satu tanggung jawab tersebut adalah sebagai pelindung terhadap keselamatan keluarganya termasuk kepada anaknya, sebagaimana firman Allah SWT.
اﻻﻳﻪ....... ﻳﺎاﻳّﻬﺎاﻟّﺬﻳﻦ اﻣﻨﻮا ﻗﻮا اﻧﻔﺴﻜﻢ واهﻠﻴﻜﻢ ﻧﺎرا Artinya : “Hai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluargamu dari siksa api neraka ……” (Qs. At-Tahrim : 6) 9 Syekh Muhammad Nawawi menjelaskan ayat tersebut diatas dalam kitab Tafsir Nawawi :
8 9
hlm. 951.
Ny. Aisyah Dahlan, op.cit, hlm. 92. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,Toha Putra, Semarang, 1995,
9
اﻻﻳ ﻪ( اي....... )ﻳﺎاﻳّﻬﺎاﻟّﺬﻳﻦ اﻣﻨ ﻮا ﻗ ﻮا اﻧﻔﺴ ﻜﻢ واهﻠ ﻴﻜﻢ ﻧ ﺎرا ﻋﻠﻤﻮا اﻧﻔﺴﻜﻢ وﻧﺴﺄآﻢ واوﻻدآﻢ اﻟﺨﻴﺮ وادﺑ ﻮهﻢ ﺑ ﺎن ﺗ ﺄﻣﺮوهﻢ 10
.ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ وﺗﻨﻬﻮهﻢ ﻋﻦ اﻟﺸﺮ ﺗﻘﻮهﻢ ﺑﺬﻟﻚ ﻧﺎرا
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa orang tua wajib menjaga keselamatan keluarganya yang telah dibentuk melalui perkawinan mereka dan menjaga anak dari siksaan api neraka. Cara untuk memelihara anak supaya selamat adalah dengan latihan-latihan yang baik, yang semuanya ditunjukkan untuk memperoleh budi pekerti yang bagus dan ahlak yang luhur.11 Sebagai pelindung dan pemelihara, orang tua harus mampu membuktikannya, untuk membuktikan fungsinya tersebut adalah dengan memberikan perawatan yang berupa perawatan fisik maupun perawatan mental. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan mengenai perawatan fisik. 1. Perawatan fisik. Perawatan fisik adalah : a. Memberikan makan dan minum Salah satu dari wujud perawatan fisik anak adalah memberikan makan dan minum kepada mereka. Orang tua wajib memberi nafkah kepada anak-anak ketika masih kecil atau belum bisa mencari nafkah sendiri. Hendaknya makanan dan minuman yang diberikan tidak mendatangkan madlorat atau pengaruh buruk bagi pertumbuhan dan ketahanan fisik maupun mental anak. Itu sama artinya orang tua harus memperhatikan makanan dan minuman, baik dalam wujud maupun dalam memperolehnya harus dengan jalan yang sah sesuai dengan ketentuan syari’at islam. 10
Syekh Muhammad Nawawi, Tafsir Nawawi, Darul Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah, Indonesia, hlm. 387. 11 Drs. Zaenuddin, Dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hlm. 89.
10
Melatih anak agar tidak boros dalam makan dan minum. Islam memberikan tuntunan tersebut dalam Al-Qur’an:
ﻞ ﻣﺴﺠﺪ وآﻠﻮا واﺷﺮﺑﻮا ّ ﻳﺎﺑﻨﻲ ادم ﺧﺬوازﻳﻨﺘﻜﻢ ﻋﻨﺪآ (31 : )اﻻﻋﺮاف.ﺐ اﻟﻤﺴﺮﻓﻴﻦ ّ وﻻﺗﺴﺮﻓﻮا اﻧّﻪ ﻻﻳﺤ Artinya : “Hai anak Adam pakailah pakaianmu ketika hendak kemasjid, makan dan minumlah kamu sekalian dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”. (Qs. AlA’raf : 31)12 Dalam memberi makan kepada anak, ibu-lah yang paling penting dalam hal ini, karena bisaanya ibu didalam rumah tangga yang melakukan aktifitas memasak, memilih menu untuk gizi keluarga, dan memilihkan semua makanan yang akan diberikan kepada anak terutama ketika anak masih kecil, seorang ibu yang bijak tentunya tidak asal-asalan mengolah masakan yang akan dihidangkan untuk keluarga tercinta, tentunya dia akan memilih yang terbaik untuk keluarganya. Menurut Drs. H. Busyairi Madjidi, sebaiknya anak dididik hidup sederhana, mengenai pakaiannya ataupun tempat tidurnya.
Menurut
Al-Ghazali
sebaiknya
anak
dididik
sederhana dalam makanannya seperti membisaakan makan roti kering tanpa diselai pada waktu tertentu. Membujuk anak-anak tidak mementingkan makanan dan agar merasa puas dengan makanan yang sederhana.13
12
Depag RI, op.cit. hlm. 225. Drs. H. Busyairi Madjidi, Konsep ependidikan Para Filosofi Muslim, Alamin Press, Yoyakarta, 1997, hlm. 94. 13
11
b. Memberikan perlindungan Perlindungan yang diberikan oleh orang tua kepada anak antara lain : 1) Perlindungan pakaian Fungsi
pakaian
bagi
anak
adalah
sebagai
perlindungan tubuhnya yang masih belum teradaptasi dengan lingkungan. Hendaknya pakaian yang diberikan kepada anak adalah pakaian yang tidak mengganggu aktifitasnya ruangan dan halus bahannya serta warna yang ringan.14 Juga pakaian yang diberikan kepada anak-anak hendaknya mencerminkan ahlak atau tidak asal berdasarkan mode, dari pemberian pakaian kepada anak-anak orang tua bisa memberikan pelajaran akhlak sopan santun berpakaian yang tidak hanya melindungi fisik atau badannya dari kemungkinan penyakit yang timbul namun juga melindungi kehormatan sang anak, hendaknya anak dianjurkan berpakaian putih, tidak berwarna dan kembang-kembang.15 2) Perlindungan kesehatan Perlindungan
kesehatan
maksudnya
adalah
menjaga anak agar tetap sehat fisiknya dan tidak terjangkit penyakit
yang
menjadikannya
sakit,
maka
untuk
melindungi anak agar tetap sehat adalah menjaga anak supaya tetap bersih tempatnya, pakaiannya, makanannya, maupun alat-alat yang dipergunakannya.16 Perlindungan kesehatan bisa berupa pelatihanpelatihan fisik anak agar kondisinya terbisaa fit anak perlu dibisaakan berolah raga walaupun dalam taraf sederhana, 14
Drs. AY Suparno, Cinta dan Keserasian dalam rumah Tangga Muslim, Wicaksana, Semarang, 1982, hlm. 81. 15 Ibid, hlm. 83. 16 Drs. H. Busyairi Madjidi, op.cit., hlm. 94.
12
seperti mengajak mereka bekerja bakti dirumah maupun jalan-jalan dikebun. Sehingga dari pembisaaan-pembisaaan tersebut akan diperoleh suatu pelajaran berharga oleh anak disela-sela aktifitasnya yang mungkin sangat ditentukan pada rutinitas yang melatih otaknya saja. Jadi yang harus diperhatikan dalam merawat fisik anak, orang tua hendaknya dapat membantu dalam mempertahankan atau menciptakan kesehatan jasmaniah dengan makanan yang bergizi baik. Tidur dan istirahat yang proporsional dan bermain yang wajar.17 Anak juga harus diberi pengetahuan, konsepkonsep kesehatan yang baik dengan umurnya dan menolong membentuk kebisaaan dan sikap kesehatan yang baik melalui turut menjalankan dan menjadi tauladan yang baik baginya, juga harus diberi contoh yang baik dalm kebersihan,
cara-cara
duduk,
makan
minum,
dan
membimbing dia kearah tumbuhnya kesehatan jasmani yang normal.18 Diantara cara-cara yang dapat menolong untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan anak-anak yaitu : memberi peluang yang cukup untuk menikmati susu ibu, sebab pada susu ibu terkandung makanan jasmani psikologikal dan spiritual.19 3) Perlindungan rumah Tujuan dari perlindungan ini adalah untuk menghindarkan anak dari segala gangguan dan ancaman yang mungkin datang dari lingkungan sekitar, diantaranya dari ancaman binatang yang mencelakakan, melindungi dari panas dan hujan dan kehormatan dari tindak kejahatan, 17
Dr. Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Bulan Bintang, Jakarta, 1983, hlm. 18. Prof. Dr. Hasan Langulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, PT. Al-Husna Zikra, Jakarta, 1986, hlm. 365. 19 Ibid, hlm. 364. 18
13
hendaknya orang tua menyediakan kediaman yang sehat yang cukup syarat-syarat kesehatannya.20 2. Perawatan mental Merawat mental anak berarti memberikan kepada mereka pendidikan, karena pendidikan adalah suatu proses pembinaan tingkah laku, belajar berpikir, berperasaan, dan bertindak lebih sempurna dan lebih baik dari pada sebelumnya.21 Dalam usaha mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus diarahkan kepada keseluruhan aspek yaitu : Aspek pendidikan budi pekerti, termasuk pendidikan keagamaan, aspek pendidikan sosial yaitu tentang interaksi dan kebudayan, aspek pendidikan kewarga negaraan yang menanamkan kepada anak norma nasionalisme dan patriotisme, aspek pembentukan kebisaaan yang membina kepribadian, dan aspek pendidikan intelek dimana diajarkan kaidah pokok tentang kecakapan berbahasa. Berhitung dan kesenian.22 Dari kelima aspek tersebut diatas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Pendidikan Umum Yang dimaksud dengan pendidikan umum adalah pendidikan dimana diberikan pelajaran yang ketentuannya diatur oleh siapa saja tanpa membedakan bangsa dan agama. Dasar dari pendidikan ini adalah hitung-menghitung da baca, tulis, arah yang dituju adalah kecerdasan akal dan otak, sehingga dengan demikian siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi untuk mempertahankan dan menaikkan taraf hidup.23
20
Ibid, hlm. 365. Drs. Ali Saifullah, HA, op.cit., hlm. 37. 22 Ibid., hlm. 110-111 23 Drs. AY. Suparno, op.cit., hlm. 84. 21
14
Pendidikan ini dilaksanakan dalam sekolah-sekolah formal maupun kursus, dengan melaksanakan pendidikan umum (pendidikan formal) anak akan mendapat pengakuan formal tentang hasil pendidikannya sehinga dapat bekerja di sector formal. (yang membutuhkan ijasah). b. Pendidikan khusus Yang dimaksud dengan pendidikan khusus adalah pendidikan agama, dalam hal ini adalah agama Islam. Dasar dari pendidikan ini adalah tauhid, yaitu keyakinan akan adanya Allah SWT dari segala sifat kesempurnaan-Nya dan yakin akan hari akhir dan takdir-Nya.24 Arah yang dituju oleh pendidikan Islam adalah tercapainya hubungan yang baik diantara manusia dengan Tuhannya (hablumminallah) dan antara manusia dengan sesamanya
(hablumminannas).
Pusat
pendidikan
agama
terdapat di madrasah, masjid, surau, pondok pesantren, sekolah agama, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.25 Dengan memberikan pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak.26 Juga dengan memberikan pendidikan agama pada anak semenjak masih kecil dari guru, orang tua dan lingkungannya akan menimbulkan dalam diri pribadinya. Unsur-unsur agama yang tumbuh terjalin dalam pribadinya.27 Pendidikan anak dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang harus dimulai sejak kecil sehinga meninggalkan bekas selamanya yang tidak akan pernah 24
Ibid., hlm. 86. Drs. AY. Suparno, loc.cit. 26 Prof. Dr. asan Langgulung, op.cit., hlm. 371. 27 Dr. Zakiah Darajat, op.cit., hlm. 19. 25
15
hilang. Karena memahami bidang-bidang akidah, ibadah, muamalah dan sejarah insya Allah seseorang tidak akan asal taklid pada apa saja dalam syari’at Islam. Diantara cara-cara praktis yang patut digunakan oleh orang tua untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah cara-cara berikut : -
Memberi tauladan yang baik
-
Membisaakan mereka menunaikan syiar-syiar agama sejak kecil.
-
Menyiapkan susunan agama spiritual dalam keluarga.
-
Membimbing.
-
Menggalakkan mereka turut serta dalam aktifitas agama.28 Pada hakekatnya keluarga
atau
rumah tangga
merupakan tempat pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan di sekolah, begitu pula halnya pendidikan agama harus dilakukan oleh orang tua sewaktu kanak-kanak dengan membisaakan pada ahlak dan tingkah laku yang diajarkan agama.29 b. Orang Tua dapat Menjadi Pendidik Pendidikan yang pertama dan utama adalaha keluarga dan rumah tangga dalam hal ini orang tua yang melahirkan dan membesarkan anak.30 Didalam lingkungan keluarga proses pendidikan berlangsung secara informal, dalam arti tidak terikat peraturan formal yang mengatur kesiapan pendidikan, tidak ada kurikulum tidak ada jadwal waktu, justru didalam lingkungan ini orang tua sebagai pendidik dan 28
Prof. Dr. Hasan Langgulung, op.cit., hlm. 372. Prof. Dr. H. Chalidjah Hasan, Dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, 1994, hlm. 182. 30 Nj. Aisjah Dahlan, op.cit., hlm. 129. 29
16
yang bertanggung jawab harus all out mencurahkan segenap kemampuannya baik lahir maupun batin terutama memberikan pendidikan ahlak yang mulia dan tingkah laku yang sopan serta menghindarkan mereka dari sifat yang rusak dan tercela, menanamkan sifat berani dan tabah serta memuliakan keluarga dan hormat kepada orang tua, melatih sedikit bicara serta cara berdasarkan yang baik, tidak suka bersumpah, baik kepada bapak ibu dan gurunya, menjauhkan anak dari kebisaaan berkata-kata yang tidak senonoh atau suka membanggakan harta benda orang tua kepada kawan-kawannya.31 Orang tua mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya itu merupakan satu hak yang tidak dapat dilepaskan karena hal itu adalah tugas yang langsung diberikan Tuhan kepada orang tua sebagai kewajibannya. Orang tua atau pendidik tidak dapat begitu saja “membiarkan” anak-anaknya tumbuh sendiri.32 Dari sikap dan tingkah laku orang tuanya yang baik akan berpengaruh baik pula pada anaknya karena salah satu sifat yang dimiliki oleh anak adalah meniru terhadap apa yang pernah dilihat dan didengarnya. Apabila orang tua membisaakan berkata yang baik, bicara dengan ucapan yang halus dan lembut dan tidak pernah berkata kasar, anak dengan sendirinya akan mengikuti kebisaaan-kebisaaan tersebut sesuai lingkungan keluarganya. Karena yang diketahui oleh anak memang hal-hal seperti itu. Sebagai
pendidik
hendaknya
berusaha
menciptakan
hubungan yang baik dengan anaknya serta saling pengertian antara keduanya memberikan perhatian yang intensif terutama dalam pendidikan anak sehinga anak akan memaksimalisir usahanya untuk mencapai prestasi. Dengan demikian keluarga akan hidup dengan harmonis. Apabila saling pengertian antara remaja dan orang tua ada maka ia akan dapat terbuka kepada mereka, berbagai masalah yang 31
Rs. H. Busyairi Madjidi, op.cit., hlm. 95. Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm. 10. 32
17
dirasakannya dapat dicurahkan secara terbuka kepada orang tua. Dan orang tua dapat memahami, menanggapi dan membantunya dalam menghadapi kesukaran-kesukaran itu.33 Dengan demikian anak pun tidak merasa segan menyampaikan segala persoalannya kepada orang tua, sehingga akan memudahkan bagi orang tua dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada anak-anaknya. Dalam rangka memberi didikan pada anak-anak maka yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memperlakukan anak dengan sebaik mungkin. Adapun langkah dalam memperlakukan anak adalah sebagaimana dalam tuntunan agama Islam yaitu sebagai berikut : kasih sayang, lemah lembut, memberikan penghargaan, sesuai dengan perkembangannya mengarahkan kemasa depan, membicarakan dengan mereka secara baik, benar, lemah lembut dan mudah dimengerti, disiplin.34 1) Kasih Sayang Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan yang dimiliki seseorang. Orang tua memiliki rasa kasih sayang kepada anak-anaknya dan anak ingin mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Dalam memberikan kasih sayang ada yang secara langsung maupun tidak langsung. Contoh secara langsung adalah dengan memeluk, memegang dan mencium, sedangkan contoh yang secara tidak langsung misalnya memberikan teladan yang baik kepadanya melalui tingkah laku orang tua. Dengan
menciptakan
suasana
yang
penuh
dengan
keakraban dan bersahabat. Kasih sayang orang tua kepada anaknya merupakan suatu kehangatan dan sekaligus menunjukkan rasa senang pada anaknya tersebut, orang tua akan dapat mengharapkan sesuatu dari anaknya dalam hal ini terdapat 3 (tiga) sikap yang harus dimiliki orang tua yaitu : 33
Dr. Zakiah Daradjat, op.cit., hlm. 118. Drs. Syahminan Zain, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Kalam Mulia, 1986, hlm. 115-119. 34
18
-
Dapat memahami dan bersifat terbuka terhadap pikiran dan perasaan anak.
-
Memberikan contoh dan tingkah laku yang benar.
-
Mengubah sikap anak sehingga berbuat baik.35
2) Lemah lembut Dalam mendidik anak hendaknya orang tua menunjukkan kepada mereka dengan sikap dan perkataan yang lemah lembut karena hal ini akan berpengaruh baik kepada anak. Merekapun akan memiliki sikap yang sama sesuai sikap yang ditunjukkan orang tuanya. Orang tua tidak boleh bersikap kasar atau keras dalam arti semua harus menuruti perintah orang tua, akan tetapi sebaliknya yaitu lemah lembut baik dalam perkatan maupun dalam keputusan. Apabila anak dididik dengan keras dan kasar maka anak akan cenderung menjauh dari orang tua, hal ini ditunjukkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi :
ﻓﺒﻤﺎرﺣﻤﺔ ﻣﻦ اﷲ ﻟﻨﺖ ﻟﻬﻢ وﻟﻮ آﻨﺖ ﻓﻈّﺎ ﻏﻠﻴﻆ اﻟﻘﻠﺐ (159 : اﻻﻳﺔ )ال ﻋﻤﺮان....ﻻﻧﻔﻀّﻮاﻣﻦ ﺣﻮﻟﻚ Artinya : “Maka disebabkan rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu ……” (Qs. Al-Imran : 159)36 3) Memberikan kemerdekaan Banyak sekali orang tua yang bersifat mengekang kepada anak-anaknya dalam arti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya atau apa yang menjadi pengarahan orang tua harus dilaksanakan oleh anaknya. Sikap yang demikian kurang dibenarkan karena pada 35 Charles Scaefer, Ph D., Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis Bagi Orang Tua, Dahara Prize, Semarang, 1989, hlm. 103. 36 Depag RI, op.cit., hlm. 10.
19
umumnya ingin mendapatkan kebebasan menurut kehendak hatinya, selalu menuntut kepada orang tuanya. Sebagai orang tua haruslah sabar menghadapi sikap anak yang demikian itu. Dalam memberikan kemerdekaan ini dimaksudkan untuk membiarkan saja dan menerima sifat kekanak-kanakan serta tidak memaksa anak untuk tidak berbuat dan tidak bertindak seperti orang dewasa. Ada tingkah laku anak yang boleh dibiarkan saja misalnya bermain dikubangan, bersorak-sorak sewaktu olahraga dan bermain bersama dengan teman-temannya.37 Yang penting semua yang dilakukan anak selama dalam konteks tidak mengganggu aktifitas belajarnya. 4) Memberikan penghargaan Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada anaknya karena adanya keberhasilan anak dalam belajar sehingga meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak.
Pujian dimaksudkan
untuk
menunjukkan bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan usahanya.38 Apabila orang tua menerima begitu saja segala sikap atau kerja anak, tanpa memberikan pujian maka anak akan bersikap ogah-ogahan.
37 38
Charles Scaefer, Ph. D., op.cit., hlm. 13. Ibid., hlm. 25.
20
5) Disiplin Maksudnya adalah menanamkan kepada anak kebisaaankebisaaan baik dengan tepat waktu, artinya anak diperintah untuk melaksanakan tugas yang telah menjadi kewajibannya dengan tepat pada waktunya. c. Orang Tua dapat Menjadi Teman atau Sahabat Bermain Keluarga yang sempurna adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ketiga komponen tersebut akan menjadi teman dalam hidup selama masih dalam satu keluarga. Oleh karena itu orang tua harus selalu berusaha menciptakan suasana masih dalam satu keluarga, orang tua harus selalu berusaha menciptakan suasana akrab dengan anaknya agar lebih hangat dan dekat antara keduanya. Sebagai orang tua harus menyadari bahwa selain berfungsi sebagai pemeliharaan atau pelindung dan pendidikan anaknya, juga sebagai teman untuk bermain. Dengan adanya perasaan sebagai teman maka anak tidak akan ada rasa takut pada orang tua pada saat bersama, dengan demikian keadaan akan lebih akrab dan lebih dekat dan merasa lebih diperhatikan. Keakraban tersebut akan lebih mempermudah orang tua dalam memberikan pengarahan kepada anaknya. Ini bukan berarti mengurangi kewibawaan maupun rasa hormat kepada orang tua akan tetapi anak akan lebih hormat pada orang tua karena merasa bahwa diri anak mendapat perhatian dari orang tuanya meskipun dalam bermain. Yang paling utama menjadi teman adalah memanfaatkan waktu
bersama
dengan
anak
dalam
suasana
akrab
dan
menyenangkan.39 Orang tua harus mengusahakan agar dapat memanfaatkan waktu bersama anak setiap hari bahkan lebih baik apabila orang tua mau bermain dan bekerja sama dengan anak, terutama ketika anak mengalami kesulitan belajar atau anak minta 39
Ibid., hlm. 109.
21
ditemani dalam belajarnya. Dengan demikian anak akan lebih akrab dan gembira meskipun hanya sebentar saja ditemani oleh orang tuanya dan anak lebih menyayangi pada orang tuanya. Ada beberapa tuntunan dalam bermain bersama anak : 40 -
Buatlah jadwal bermain, jadikan secara tetap yang tidak pernah terlupakan. Disamping itu buatlah acara-acara khusus, misalnya nonton bioskop tiap bulan, rekreasi tuiap bulan dan sebagainya.
-
Dalam
bermain,
orang
tua
boleh
campur
tangan
untuk
mengarahkan supaya lebih serius, lebih terarah. Jangan mempunyai pikiran untuk bersenang-senang, berguru atau rileks, tetapi gunakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif. Misalnya melatih ketekunan, melatih tanggung jawab. -
Bersikap aktif dalam bermain, usahakan agar terjadi take and give, saling memberi dan mengambil manfaat.
-
Bersikap demokratis, untuk memberikan perintah gunakan katakata rayuan atau saran, misalnya : yuk kita dengan cara ini ! dan sebagainya.
Dalam bermain bersama antara orang tua dengan anak akan menimbulkan manfaat yang sangat baik, manfaat yang sangat baik itu adalah sebagai berikut : anak dapat belajar bersantai, menikmati hidup, memberi keakraban, mengembangkan rasa sosial.41 3. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua Tiap-tiap orang tua dalam memberikan perhatian kepada anaknya sudah tentu mempunyai perbedaan, hal ini disebabkan adanya perbedaan dari masing-masing orang tua tersebut, yaitu adanya perbedaan dalam pendidikan maupun pekerjaan. Dalam membahas bentuk-bentuk perhatian orang tua akan penulis berikan sebagaimana yang telah penulis batasi dalam bab 1 (dalam 40 41
Ibid., hlm. 110 Charles Scaefer, loc.cit.
22
indicator perhatian orang tua). Sedangkan bentuk-bentuk perhatian orang tua adalah : a. Bimbingan dan Pengarahan Bimbingan dan pengarahan orang tua kepada anak sangat baik bagi anak, karena pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh John Locke, bahwa bayi ketika lahir itu ibarat kertas yang masih putih bersih. Sehingga dengan demikian bimbingan dan pengarahan sangat diperlukan anak untuk dapat memiliki pengetahuan. Dalam hal ini orang tualah yang membentuk atau menjadikan anaknya menjadi anak yang baik atau buruk, hal ini disebutkan dalam Hadits Rasulullah Saw yang berbunyi :
ﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ّ ﻋﻦ اﺑﻰ هﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل اﻟّﻨﺒ ﻣﺎﻣﻦ ﻣﻮﻟﻮد اﻻّﻳﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻄﺮة ﻓﺎ ﺑﻮاﻩ ﻳﻬﻮّداﻧﻪ و ﻳﻨﺼّﺮاﻧﻪ و 42
( )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ...ﻳﻤﺠّﺴﺎﻧﻪ
Artinya : Dari Abu Hurairoh “Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) maka bapaknya lah yang menjadikan anak itu Yahudi atau Nasrani atau Majusi ……” (Muttafaq Alaih) Dari hadits tersebut di atas dapat dipahami bahwa orang tualah yang menjadikan anak-anaknya mengetahui segala sesuatu yaitu melalui bimbingan dan pengarahan. Bimbingan dan pengarahan itu diberikan terutama pada sesuatu yang baru yang akan datang karena akan membantu anak dalam menghadapi keterasingan atau hal-hal yang baru.
42
Muslim Ibnu AL-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi, Soheh Muslim, Toha Putra, Semarang. Hlm.
23
Bimbingan kepada anak bisa berupa hukuman yang diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, dengan tujuan agar dimasa yang akan datang tidak mengulangi hal-hal tersebut. Dalam hal prestasi misalnya jika prestasi yang dicapai oleh anaknya jelek, disamping memberi nasehat orang tua harus memberikan semacam hukuman pada anak yang bersifat mendidik. Tujuan diberikannya hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidikdan mendorong untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik.43 Disamping itu hukuman yang diberikan itu harus wajar, logis, obyektif, dan tidak membebani mental. Serta harus sebanding antara kesalahan yang diperbuat dengan hukuman yang diberikan. Apabila hukuman terlalu berat, anak cenderung untuk menghindari atau meninggalkan. Adapun tipe hukuman yang diberikan pada anak itu ada tiga macam, yaitu : -
Restitusi yaitu anak untuk mengerjakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Bagi anak yang prestasinya kurang maka hukuman restitusinya misalnya : mengatur waktu belajar, memberikan bukubuku bacaan yang dapat menunjang prestasi belajarnya dan lain sebagainya.
-
Deprivasi yaitu mencabut atau menghentikan sesuatu yang disenangi anak. Bagi anak yang prestasi belajarnya kurang, maka hukuman deprivasinya misalnya : tidak boleh nonton TV dan sebagainya.
-
Membebani dengan sesuatu yang menyakitkan atau menyedihkan. Jika anak tersebut prestasinya jelek dan tidak mau belajar barulah
43
Charles Scaefer. Ph. D. op.cit., hlm. 48.
24
hukuman yang ketiga ini diberikan pada anak seperti : menjewer, sedikit memukul dan sebagainya.44 Selain bimbingan, orang tua harus memberikan pengarahan kepada anak. Memberikan pengarahan artinya memberikan keterangan atau petunjuk khusus pada anak untuk mengadakan persiapanpersiapan menghadapi peristiwa dimasa akan datang. Maksudnya agar anak tidak begitu kaget menghadapi hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya. Atau agar dilakukan dengan memperkirakan maksud dan hasil yang akan dicapai serta tindakan apa yang harus dilakukan.45 Dengan pengarahan, anak tidak merasa asing terhadap hal yang baru dan dapat menentukan apa yang mesti dilakukan untuk mencapai apa yang ingin dicapainya. b. Mencukupi kebutuhan Keluarga adalah unit pertama atau institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya sebagian besar bersifat hubungan-hubungan langsung disitulah berkembang individu dan awal proses pemasyarakatan dan melalui infraksi dengannya dia memperoleh pengetahuan dan apapun buat dia sebagai bentuk dari fasilitas kehidupan yang Allah SWT berikan. Anak sebagai individu baru yang masih rentan dan mudah terkontaminasi “virus” kehidupan membutuhkan proteksi kedalam (jasmani dan rohani). Sebagai seseorang yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak orang tua dituntut untuk menjaga amanat yang telah dianugerahkan kepadanya dengan baik, diantaranya mencukupi setiap apa yang dibutuhkan oleh anak baik hal-hal yang bersifat jasmani maupun rohani sehingga dengan itu anak akan berkembang dan tidak mengalami stagnasi pertumbuhan. Karena anak belum bisa berusaha maksimal untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, orang tua dapat secara pedagogis mengajari 44 45
Ibid., hlm. 50. Charles Scaefer, Ph. D. op.cit., hlm. 47.
25
anak untuk berusaha mencukupi kebutuhannya setahap demi setahap hingga ia benar-benar dewasa baik dari segi fisik maupun mental. Dalam kapasitasnya anak sebagai siswa sudah barang tentu banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua sehingga aktifitas belajar anak tidak terganggu, kebutuhan-kebutuhan bisa berupa biaya-biaya kebutuhan pakaian dan kebutuhan alat tulis. Dengan terpenuhinya apa yang dibutuhkan anak, secara langsung akan dapat mempengaruhi ketenangan emosi sang anak karena dia bisa konsentrasi untuk belajar saja. c. Mengingatkan dan Memperhatikan Kegiatan Belajar Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena dengan merekalah anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada dasarnya pendidikan keluarga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dan pengetahuan mendidik melainkan lahir secara kodrati. Sehingga suasana dan strukturnya memberikan alami dalam membangun situasi pendidikan. Dan situasi pendidikan tersebut terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan timbal balik antara anak-anak dan orang tua yang ingin membahagiakan anak-anaknya. Disamping itu situasi pendidikan akan terwujud karena didasari oleh rasa tanggung jawab orang tua kepada anaknya, orang tua ingin memberikan sesuatu yang terbaik terhadap anak-anaknya dn orang tua ingin membahagiakan anak-anaknya. Maka dari pada itu, orang tua berusaha memberikan didikan yang tepat dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien, meskipun cara-cara tersebut terkadang tidak disadari oleh orang tua, namun memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan jiwa intelektual anak.
26
Untuk itu pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dalam membentuk anak supaya berprestasi menggunakan beberapa cara, antara lain : Sikap orang tua yang demokratis dalam menanggapi prestasi belajar anaknya adalah : -
Selalu memperhatikan kegiatan belajar anaknya. Sikap ini perlu sekali bagi orang tua untuk mengetahui aktifitas belajar anaknya. Setelah mengetahui aktifitas belajar anaknya tersebut (apakah baik atau jelek) akan menentukan sikap selanjutnya dari orang tua itu sendiri. Seandainya dari orang tua tidak ada perhatian terhadap aktifitas belajar, berarti antara anak dan orang tua cenderung acuh tak acuh atau orang tua bersikap masa bodoh, hal ini akan berakibat negatif yaitu anak tidak giat dalam belajar, tidak ada usaha yang lebih baik, apalagi mengejar prestasi yang baik dan sebagainya.
-
Senang jika prestasi belajar anaknya baik Rasa senang dari orang tua terhadap anak yang berprestasi baik akan menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Sikap senang ini merupakan sikap positif dari orang tua.
-
Tidak bersifat marah jika prestasi belajar anaknya jelek. Sikap tidak marah dimaksudkan tidak membiarkan kepada anaknya melainkan orang tua harus memberikan motivasi kepada anaknya agar anak giat dalam belajar terutama pelajaran agama, dan orang tua juga harus mencari sebab kelemahan dari anak itu.
d. Memberi pengawasan dan dorongan Pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan orang tua terhadap anaknya bisaanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Orang tua yang bijaksana terhadap
27
kegiatan belajar anaknya bisaanya mengawasi segala aktifitas belajar anak baik mengatur waktu belajar maupun buku-buku penunjang yang dapat menambah pengetahuan anak. Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan pengawasan dan dorongan. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasehati kepada anaknya untuk meningkatkan aktifitas belajarnya. Dan untuk mendorong
semangat
belajar
anak
hendaknya
orang
tua
mampumemberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motifasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputus-asaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun jelek dari berbagai jenis aktifitas, seperti: Mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak. Hendaknya orang tua mampu memberikan dorongan semangat belajar pada anak yaitu dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembitrakan, dan untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk memper erat hubungan dengan anak.46 Akan tetapi orang tua juga harus tetap memberikan nasehat
46
Charles Scaefer, Ph. D. op.cit., hlm. 19.
28
karena hadiah itu sendiri juga bisa merusak dan menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.47 B. Prestasi Belajar 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah bukti usaha yang dicapai48 sedangkan prestasi belajar adalah pernyataan hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai.49 Menurut pengertian yang terdapat dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan lazimnya diajarkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sejalan dengan pengertian diatas maka taraf prestasi belajar merupakan bukti penguasaan terhadap suatu mata pelajaran yang diwujudkan dengan nilai tes atau angka raport. Untuk memperoleh gambaran tentang belajar, berikut akan dikemukakan pengertian belajar dari beberapa ahli diantaranya : a. Elizabet B. Hurlock mendevinisikan belajar sebagai berikut : "Learning is development that comes from exercise and effort".50 Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. b. Sedangkan menurut Mustofa Fahmi merumuskan belajar sebagai berikut : 51
.ي ﺗﻐﻴّﺮ ﻓﻰاﻟﺴّﻠﻮك ﻧﺎﺗﺞ ﻋﻦ اﺳﺘﺸﺎرة ّ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻋﺒﺎرةﻋﻦ أ
"Belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pemberian dorongan semangat".
hlm. 79. hlm. 161.
47
Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1995,
48
WS Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983,
49
Ibid, hlm. 102. Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Tokyo: Mc. Graww Hill International Book Company, 1978) Sixth Edition, hlm. 28. 51 Mustofa Fahmi, Saikolujiyatut Ta'lim, Mesir, Darul Fitri, t.th., hlm. 23. 50
29
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan pada diri anak yang merupakan hasil dari pengalaman. Perubahan tersebut bisa berupa aspek kognitif, afektif, dan aspek psikomotorik (yang merupakan bentuk prestasi anak). Prestasi dapat menjadi salah satu pedoman untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan. Maka tujuan dari pendidikan dapat digunakan untuk melihat keberhasilan atau prestasi siswa setelah ia melaksanakan proses pendidikan. Artinya siswa dianggap berprestasi apabila ia dapat mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan tujuan pendidikan prestasi pendidikan dapat terwujud dalam bermacammacam corak seperti, sikap sosial, hormat dan menghormati, berahlak mulai, taat menjalankan ibadah disertai dengan keimanan dan ketakwaan dan lain-lain. Prestasi ada yang berdasarkan ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Tapi dalam penelitian ini difokuskan pada prestasi dari ranah kognitif yang diwujudkan dalam nilai raport. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Keberhasilan seseorang dalam belajar ditentukan oleh beberapa
faktor,
maka
perlu
diketahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar tersebut. Dengan mengetahi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, sekaligus kita akan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi
maksudnya
adalah
hal-hal
yang
dapat
menghambat dan mendorong seseorang untuk belajar sehingga akan diketahui bagaimana kegiatan belajar anak dan akhirnya diketahui pula belajarnya. Menurut Drs. Katut Sukardi, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu: “ 1) Faktor internal ialah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi, termasuk fisik atau mental ataupun psiko pisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. 2). Faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruang
30
belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadahi dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah ”52 Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar yaitu dapat mendorong dan menghambat seseorang dalam belajar. I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1) Latihan 2) Peran motif 3) Peran hukuman dan penghargaan 4) Faktor yang berpengaruh dalam motivasi 5) Kemampuan belajar dan inteligensi.53 Untuk lebih memudahkan dalam memahami kedua faktor tersebut akan dikemukakan klasifikasi dari faktor-faktor tersebut yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata, yaitu : 1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak. a) Faktor fisiologi Dalam hal ini ada dua macam yaitu : 1) Keadaan fokus jasmani anak pada umumnya, yaitu merupakan keadaan jasmani anak. Kesehatan dan ketidak sehatan anak sangat mempengaruhi belajarnya. 2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsifungsi panca indera. Panca indera dapat dikatakan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam diri seseorang. Oleh karena itu panca indera harus selalu dijaga dan dipelihara baik bersifat kuratif maupun prefentif seperti, pemeriksaan dokter secara periodic, penyediaan alat-alat pelajaran,
52
Drs. Dewa Katut Sukardi, Bimbingan Penyuluhan Belajar di Sekolah Usaha Nasional Surabaya.1983 hlm 21 , 53 Dra. I.L. Pasaribu dan Drs. B. Simanjuntak, SH., Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1983, hlm. 62-64.
31
penempatan
murid-murid
dikelas
secara
baik
dan
sebagainya. b) Faktor psikologis.54 c) Faktor-faktor psikologis dalam belajar, merupakan faktor yang berasal dari dalam jiwa seseorang dan sangat berpengaruh dalam aktifitas belajar, seperti : 1) Minat Minat merupakan Unsur utama yang dapat mengarahkan perhatian pada obyek atau pelajaran yang disenanginya. Hal ini akan lebih mendorong untuk giat belajar dan lebih cepat menangkap pelajaran sesuai dengan minatnya. 2) Inteligensi Merupakan
faktor
penting
dalam
belajar,
sebab
keberhasilan dalam belajar akan banyak dipengaruhi faktorfaktor kecerdasan, disamping faktor-faktor lainnya. 3) Ingatan Dengan ingatan yang baik, anak akan dapat lebih mudah mencerna pelajaran. Serta dapat digunakan sebagai alat kemampuan untuk menghubung-hubungkan pelajaran yang lalu dan sekarang. 4) Bakat Merupakan suatu keadaan yang ada pada seseorang yang dapat mengembangkan melalui latihan-latihan yang sesuai. Bakat juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam peningkatan belajar dan prestasi anak. 5) Perasaan Perasaan akan sangat berppengaruh terhadap belajar anak. Anak yang perasaannya tidak tenang serta emosinya tidak stabil akan mudah tersinggung, tertekan dan mudah marah.
54
Sumadi Suryabrata, Ph. D., op.cit., hlm. 251
32
Sebaliknya anak yang perasaannya tenang, akan dapat belajar dengan penuh konsentrasi. Faktor-faktor diatas harus dapat diperhatikan dan diatur sedemikian
rupa,
sehingga
aktifitas
belajar
dapat
berlangsung sebaik-baiknya. Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada pengaruh eksteren dalam belajar dari segi lingkungan sosial terutama orang tua sejauh mana peranannya dalam mempengaruhi prestasi belajar anak. 2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak, antara lain : 1) Faktor non sosial Faktor non sosial dalam belajar merupakan faktor yang ada diluar individu seperti : alat-alat yang digunakan dalam belajar, baik berupa alat-alat tulis, buku-buku, alat peraga dan lain-lain. Kelengkapan sumber dan fasilitas belajar akan mempercepat dan memperlancar pengetahuan dan ketrampila siswa dalam belajar. 2) Faktor sosial55 Faktor sosial dalam belajar, merupakan faktor manusia baik hadir secara langsung, maupun tidak. Dalam belajar anak memerlukan tempat yang tenang sehingga bisa konsentrasi. Tapi kadang tempat-tempat yang ramai dapat berdampak positif, karena justru keramaian itu mendukung belajar anak. Misalnya ramai karena adanya ceramah-ceramah, pengajianpengajian dan lain-lain. 3) Faktor perhatian orang tua Sikap orang tua dalam memperhatikan aktifitas belajar anak baik dalam mencukupi kebutuhan, memberikan bimbingan dan pengarahan, mengingatkan dan memperhatikan, memberi pengawasan dan dorongan pada belajar anaknya akan 55
Ibid. hlm. 249.
33
mempengaruhi anak pada aktifitas belajar anaknya dan dapat mempengaruhi anak untuk meningkatkan prestasi yang baik. c. Prinsip-prinsip dan jenis-jenis belajar 1) Prinsip-prinsip belajar Belajar merupakan hal yang sangat kompleks dan keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan. Namun demikian keberhasilan dapat diketahui dari prinsip-prinsip yang berhubungan dengan belajar : a) Belajar akan berhasil kalau anak melihat tujuan pelajaran (belajar). b) Tujuan itu hendaknya timbul dari kehidupan anak dan bertalian dengan kehidupan anak. c) Hasil pelajaran (belajar) yang sejati merupakan pola kehidupan (behavior pattern). d) Kegiatan-kegiatan belajar serta hasil-hasilnya berhubungan dengan satu tujuan. e) Pelajar mereaksi secara keseluruhan, serempak secara jasmani, rohani emosional. f) Dalam proses belajar itu anak dibantu oleh lingkungan sekitarnya.56 2) Jenis-jenis belajar Belajar ada bermacam-macam. Secara teoritik jenis-jenis belajar dibedakan menjadi : a) Belajar berdasarkan pengamatan (sensory type of learning). b) Belajar berdasarkan gerak (motor type of learning). c) Belajar berdasarkan hafalan (memory type of learning). d) Belajar berdasarkan pemecahan masalah (problem type of learning). e) Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning).57 56
H.C. Witterington, Lee J. Cronbach, BAPEMSi, Tehnik-tehnik belajar dan mengajar,Jemmars, Bandung, 1982, hlm. 55.
34
C. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Siswa Sebagai pemimpin sebuah keluarga orang tua mempunyai tanggung jawab membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan yang dicapai melalui ilmu pendidikan. Pendidikan tersebut berupa pendidikan umum dan pendidikan khusus (pendidikan agama). Keduanya dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada anak dalam mengarungi kehidupannya ke depan. Diantara usaha yang dilakukan orang tua dalam rangka mendidik anak dalam menjalani rutinitasnya sebagai pelajar agar mudah menerima transfer ilmu selama menjalani proses belajar juga agar tercapai prestasi yang maksimal adalah totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktifitas anak dalam membimbing dan mengarahkan anak dengan kasih sayang sehingga akan memiliki idialisme, memberikan pengawasan dan dorongan sehingga
anak termotifasi untuk
belajar
dan berprestasi,
mengingatkan dan memperhatikan anak dalam belajar untuk melatih anak memiliki kedisiplinan serta mencukupi atau memberi fasilitas yang dibutuhkan anak dalam belajar agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu idealisme yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Belajar salah satu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, oleh karena selama menjalani proses anak anak menghadapi berbagai macam problematika baik yang bersifat fisik maupun psikis yang menjebak anak kedalam suatu kesulitan sehingga mengakibatkan degradasi semangat, prestasi menurun, atau hal-hal lain yang merugikan anak. Maka dalam keadaan seperti ini eksistensi orang tua adalah yang sangat penting dalam menyertai perjalanan anak dalam rangka mengatasi kesulitankesulitannya yaitu untuk menumbuhkan motivasi dan melatih anak untuk mencari solusi dan mengatasi masalah-masalahnya secara mandiri. Orang tua juga bisa memberikan hukuman restitusi, deprivasi, maupun membebani dengan sesuatu yang menyedihkan, kesemuanya dimaksudkan sebagai kontrol. Dan penghargaan atau hadiah yang diberikan akan menambah motivasi 57
Dr. Nasution, op.cit., hlm. 57.
35
sekaligus memberikan pemahaman kepada mereka bahwa dirinya diberhatikan dan dihargai hasil kerja kerasnya. Sebagai faktor terpenting terhadap perkembangan prestasi anak orang tua dapat memperhatikan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi prestasi belajar anak baik faktor eksternal maupun internal yaitu menciptakan suasana dalam keluarga yang kondusif sehingga tidak mengganggu mood belajar anak, melatih intelegensi, ikut berperan dalam menggali bakat anak, berupaya menarik anak terhadap suatu obyek yang bermanfaat lebih-lebih minat untuk belajar dengan memberikan bimbingan, melakukan kontrol social terhadap perilaku anak dilingkungan rumah dan lingkungan sekolah. D. Kajian Penelitian yang Relevan Sejauh pengamatan penulis pada penelitian-penelitian yang terdahulu, dalam bentuk skripsi, ada beberapa penelitian yang yang membahas tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Diantaranya adalah penelitian saudari Lailatul Arofah (15.99.06.38) dengan judul "Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlaq di MTs. Hidayatul Mubtadiin Bulusari Sayung Demak Tahun Pelajaran 2002/2003" dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan kajiannya pada perhatian orang tua, peran orang tua dan bentuk-bentuk perhatian yang berpengaruh terhadap prestasi belajar Aqidah-Akhlaq. Kemudian didalam skripsi saudara Slamet Agus Wahid (3502081) yang berjudul "Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Keaktifan Ibadah Sehari-hari pada Siswa MI. Futuhiyyah Kel. Pedurungan Tengah, Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005" dalam skripsi tersebut penulis mengkaji tentang perhatian orang tua yang dapat mempengaruhi keaktifan ibadah siswa sehari-hari di MI Futuhiyyah Kel. Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang. Skripsi selanjutnya yaitu skripsi saudara Nur Azizah Bulusari Sayung Demak dari Fakultas Tarbiyah UNISULA. Dengan judul "Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri II Mranggen.
36
Tahun pelajaran 2004/2005". Dalam skripsi tersebut penulis telah mengkaji tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa SMPN II Mranggen diantaranya adalah : perhatian orang tua, peran orang tua, dan bentuk-bentuk perhatian serta pengaruhnya terhadap prestasi PAI siswa di SMPN II Mranggen. Adapun judul skripsi yang penulis teliti pada saat ini adalah : Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005/2006. Kajiannya adalah mengenai ada atau tidaknya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa di MA Miftahul Ulum Ngemplak. Namun dalam skripsi ini penulis hanya mengkaji tentang perhatian, prestasi belajar dan pengaruhnya. E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.58 Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah terdapat pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa di MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak. Dengan kata lain semakin tinggi perhatian yang diberikan oleh orang tua semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
58
hlm. 15.
Prof. Drs. J. Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan, Tarsito, Bandung, 1990,