STRATEGI SULIHSUARA DALAM FILM DORAEMON DI RCTI ( Periode 2007 – 2008 )
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratann Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama Nim Jurusan
: Kuwat : 4410412-027 : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
:
Kuwat
Nim
:
4410412-027
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Broadcasting
Judul
:
Strategi Sulihsuara Dalam Film Doraemon di RCTI (Periode 2007 – 2008)
Jakarta, Oktober 2009
Menyetujui Oleh : Pembimbing
( Heri Budianto, S.Sos., M.Si.)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
:
Kuwat
Nim
:
4410412-027
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Broadcasting
Judul
:
Strategi Sulihsuara Dalam Film Doraemon di RCTI (Periode 2007 – 2008)
Jakarta, Oktober 2009
Mengetahui,
1. Ketua Sidang Feni Fasta, SE., M. SI
.................................
2. Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo, S.Sos., M.Comn
...............................
3. Pembimbing Skripsi Heri Budianto, S.Sos., M.Si
..........………….......
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
:
Kuwat
Nim
:
4410412-027
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
:
Broadcasting
Judul
:
Strategi Sulihsuara Dalam Film Doraemon di RCTI (Periode 2007 – 2008)
Jakarta, Oktober 2009
Disetujui dan Diterima oleh, Dosen Pembimbing Skripsi
( Heri Budianto, S.Sos., M.Si.)
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si.)
Ketua Bidang Studi
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos., M.Comn.)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING UNIVERSITAS MERCU BUANA Nama : Kuwat Nim : 4410412-027 Judul : Strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI ABSTRAKSI Kegiatan komunikasi merupakan hasil dari sebuah perencanaan dan tahapan yang terkonsep dalam kerja yang dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan. Salah satu kegiatan yang dilakukan RCTI adalah mengadakan trobosantrobosan untuk menarik perhatian khalayaknya. Dengan menganalisa kebutuhan pasar, banyak Stasiun Televisi yang bersaing membuat program-program yang terbaik dan berkualitas. Program tersebut dapat berupa berita, hiburan atau pengetahuan. Program kartun” Doraemon” sebagai hiburan alternatif bagi anakanak yang ingin menentukan pilihan tontonan, namun tidak hanya itu saja, kartun “Doraemon” juga menggambarkan kehidupan anak yang malas dan rajin bisa sebagai contoh perilaku anak. Kualitas program “Doraemon” tidak lepas dari proses sulih suara. Dengan cara memilih dan menentukan tokoh yang pas dengan karakternya sehingga mendapatkan hiburan yang baik. Dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI. Kerangka konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain adalah mengenai komunikasi massa,televisi, program televisi. Fukus penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai strategi mempertahankan tayangan kartun Doraemon yang meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Wawancara nara sumber utama dilakukan pada Programming RCTI dan dubber pengisi Doraemon.. Selain itu untuk nara sumber pembanding sebagai cross check data untuk mengakuratkan informasi dilakukan kepada perwakilan dari PERSUSI, sebagai salah satu wadah persatuan sulih suara di Indonesia. Berdasarkan pembahasan yang penulis peroleh dapat disimpulkan bahwa strategi mempertahankan kartun Doraemon merupakan hal yang taktis dan akurat untuk menghasilkan sebuah tayangan yang baik. Dimana suatu mekanisme yang meliputi dari perencanaan yaitu bagai mana proses dubbing ,pengorganisasian bagaimana keterkaitan antara programming dengan koordinator dubber, Penggerakan yaitu pelaksanaan proses dubbing berlangsung, terakhir pengawasan yaitu kontrol yang dilakukan oleh Quality Controll
iii
KATA PENGANTAR
Kelulusan merupakan awal dari kebahagiaan dan akhir dari kesenangan. Berbahagialah orang yang dapat merasakan hal tersebut. Karena itu penulis menghaturkan ucapan syukur Alhamdulillah sebesar-besarnya pada ALLAH SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, kesempatan hidup, melindungi dan mengabulkan mimpi-mimpi penulis. Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “ Strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI “, (Studi khasus tentang sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI ). Penulis mencoba menjadikan sebagai karya akhir ini sebagai yang terbaik dengan berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun di sisi lain, penulis juga merasa sebagai manusia yang tidak pernah terlepas dari kesalahan, karena itu penulis sangat menyadari adanya banyak kekurangan di dalamnya. Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, khususnya bagi penulis sebagai sebuah aplikasi teoritis perkuliahan yang di dapat selama ini. Demikian juga bagi RCTI sebagai objek penelitian, semoga karya akhir ini dapat berguna dan menjadi masukan yang bermanfaat untuk kemajuan perusahaan. Dalam kesempatan ini juga, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah sangat membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini hingga dapat selesai dengan baik. Untuk itu seiring dengan Do’a, penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Heri Budianto, S.SOS., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi, atas perhatian yang begitu besar, nasehat dan motivasi kepada penulis. 2. Ibu Feni Fasta, SE., M. SI, yang telah memberikan jalan mengenai judul skripsi, terima kasih banyak atas waktu, kesabaran dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi kelancaran skripsi penulis. 3. Bapak, Ponco Budi Sulistyo, S.Sos., M.Comn. selaku ketua jurusan bidang studi Broadcasting Fikom Universitas Mercu Buana.
iv
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang selah menyumbangkan ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 5. Ibu Dra. Diah Wardhani,M.si, selaku Dekan Fikom Universitas Mercu Buana 6. Mas Mawi beserta staf TU Fikom yang telah memberikan kemudahan pada penulis dan telah sabar membantu penulis dalam memenuhi prosedur. 7. Nara sumber dari pihak RCTI Bapak Firliyadi Pusmara Selaku Programming yang begitu ramah siap membantu, atas waktu dan kesempatan pada penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk tujuan skripsi ini. 8. Kedua orangtuaku, Bapak dan Ibu, atas dorongan dan perhatian penuh seperti nafas yang mengisi kehidupanku serta doa yang terus mengalir dalam nadiku untuk kesuksesan dan kebahagiaan seperti angin yang menyejukkanku. 9. Istri dan Anak -anakku yang selalu semangat menemani perjalanan hidupku : Sri suhartini, Ressa Arsyad, Salsabila Arsyad 10. Kakak sepupuku; ka Suwardiono thanks atas pemasukannya yang sangat berguna. 11. Adik kandungku dan adik iparku yang selalu memberikan keceriaan dikala kejenuhan datang menghampiri ; Rohmadi, Edi sarkoni, Ananto. 12. Besarnya terima
kasih
kuucapkan
tak
sebanding
dengan
besar
pengorbanan dan perhatiannya, thanks so much to Mbak Ida Natapermadi, Mas Firman Danu Asmara 13. Teman-teman angkatan VI Broadcasting Universitas Mercu Buana, Andi, Gulfi, Fera, Qori, Wita, Gunadi, Hari, Slamet, Dindin, Pak Heru, Agus, Samsul, Sahabat curhat senasib dan sepenanggungan sejak semester1 14. Asiah, teman seperjuangan selalu sama-sama bimbingan demi masa depan 15. Para Dubber dan Pengarah Dialog Film, thanks atas toleransi dan kesabarannya terhadap penulis mulai awal perkuliahan hingga skripsi. 16. Teman-teman RCTI yang sangat solider dan banyak membantu penulis. 17. Semua Teman-teman dekat dan saudara-saudara yang tidak dapat
v
disebutkan satu persatu, yang selalu membuat hari-hariku jadi lebih bersemangat dan menyenangkan. Makacih banyak yaa… love u all….
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh generasi penerus Mahasiswa Fikom Universitas Mercu Buana dalam pendidikan untuk kemajuan Bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Wassalam.
Jakarta, Oktober 2009 penulis
Kuwat
vi
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
ii
ABSTRAKSI
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Rumusan Permasalahan
7
1.3. Tujuan Penelitian
7
1.4. Signifikansi Penelitian
7
1.4.1. Signifikansi Akademis
7
1.4.2. Signifikansi Praktis
8
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi
9
2.2. Komunikasi Massa
10
2.2.1. Teori Komunikasi Massa
12
2.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa
13
2.2.3. Fungsi Komunikasi Massa
14
2.3. Pengertian Televisi
16
2.4. Fungsi Televisi sebagai Media Massa
22
2.5. Televisi Programming/Program Siaran Televisi
25
2.6. Istilah- istilah dalam program Siaran
26
2.7. Film
28
2.7.1. Film kartun
28
2.7.2. Film kartun masa awal
29
2.7.3. Film kartun masa kini
30
2.8. Sulih suara Film asing
vii
31
2.9. Strategi
BAB III
BAB IV
33
2.9.1. Perencanaan ( Plenning )
36
2.9.2. Pengorganisasian ( Organizing )
37
2.9.3. Pengerakan ( Actuating )
37
2.9.4. Pengawasan ( Controlling )
37
2.10. Waktu Siaran Program
38
2.11. Strategi Program
39
2.12. Keberhasilan Program
41
2.13. Rating & Share
42
METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tipe Penelitian
44
3.2.Metode Penelitian
45
3.3.Teknik Pengumpulan Data
46
3.3.1. Teknik Pengumpulan Data Primer
46
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
47
3.4. Key Informan
47
3.5. Definisi Konsep
48
3.6. Fokus Penelitian
50
3.7. Teknik Analisa Data
52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek penelitian tayangan film kartun doraemon di RCTI
52
4.1.1. Stasiun televisi swasta RCTI
52
4.1.1.1. Sejarah RCTI
52
4.1.1.2. Visi Misi RCTI
53
4.1.1.3. Programming
55
4.1.2..Doraemon
57
4.1.2.1 Gambaran Umum Doraemon
57
4.1.2.2. Tokoh – tokoh utama
58
4.1.2.3. Tokoh - tokoh dari Keluarga Nobita
63
viii
4.2.
4.3.
4.4
BAB V
4.1.2.4. Tokoh-tokoh Pendukung lainnya
65
4.1.2.5. Peralatan Doraemon
68
4.1.2.2. Susunan Dubber Doraemon
70
Analisa Data
71
4.2.1.Tahap Perencanaan ( Planning )
71
4.2.2.Tahap Pengorganisasian ( Organizing )
77
4.2.3.Tahap Penggerakan ( Actuating )
78
4.2.4.Tahap Pengawasan ( Controlling )
84
Pembahasan
85
4.3.1.Tahap Perencanaan
86
4.3.2.Tahap Pengorganesasian
87
4.3.3.Tahap Penggerakan
88
4.3.4.Tahap Pengawasan
89
Rating dan Share
90
PENUTUP 5.1. Kesimpulan
91
5.2. Saran-saran
94
5.2.1. Saran Akademis
94
5.2.2. Saran Praktis
94
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil wawancara dengan Narasumber programming RCTI Lampiran 2 : Surat ijin Penelitian dan Permintaan Data dari Universitas Mercu Buana Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah MelakukanPenelitian Lampiran 4 : Kliping beberapa media cetak Lampiran 5 : Naskah (Script) Film kartun Doraemon Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup Penulis
x
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Luasnya jangkauan siaran televisi menjadikan media informasi ini banyak diminati masyarakat . Televisi merupakan media elektronik yang mempunyai kelebihan dari media-media informasi lainya seperti radio, Koran , internet, dan lain-lain. Selain menampilkan pesan dalam bentuk audio, televisi juga dapat menampilkan secara audio visual dari pesan yang disampikan pada masyarakat. Media massa seperti televisi sudah ada di dunia sejak tahun 1930-an, walaupun pada saat itu komunikasi yang disampaikan berupa audio visual dengan sistem yang belum sempurna seperti sekarang. Teknologi dari masa ke masa terus berkembang semakin canggih. Hingga di era abad-21 ini penyiaran televisi telah menggunakan teknologi satelit yang memungkinkan sekelompok orang
di
belahan dunia Timur menyaksikan peristiwa ataupun berita dari belahan dunia barat. Informasi dari suatu lokasi di suatu wilayah negara bagaimanapun jauhnya dapat dijangkau dengan teknologi televisi, sehingga memungkinkan sekian juta penduduk di berbagai wilayah di dunia dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di wilayah tersebut. Begitu luasnya jangkauan dan kecepatan informasi melalui media televisi,membuat televisi menjadi suatu kekuatan media massa yang paling diperhitungkan oleh setiap orang saat ini. Walaupun dengan tidak mengabaikan
2
media lainya seperti radio, televisi juga perlu kerja sama yang baik dalam hal mempromosikan dengan menggalang partner melalui media cetak dan radio. Dilihat dari kekuatan dan pengaruhnya juga, televisi mempunyai dampak yang paling besar di antara media lainya untuk beberapa tujuan. Salah satunya yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini adalah sulih suara dari bahasa asing ke bahasa Indonesia yang ditayangkan beberapa stasiun televisi untuk menarik perhatian pemirsanya masing-masing. Karena itu sangat penting bagi seorang broadcasting pertelevisian mengkomunikasikan programnya lebih unggul dibandingkan televisi lain sebagai sainganya. Agar program sulih suara berjalan dengan lancar, perlu kerja sama yang baik agar dalam proses sulih suara mencapai dan seimbang dengan tujuan perusahaan. Komunikasi sendiri merupakan aktifitas dasar manusia sehingga dapat saling berinteraksi tanpa mengenal ruang dan waktu. Pentingnya komunikasi bagi manusia sudah tidak bisa dielakkan lagi mamfaatnya, begitu juga untuk suatu organesasi atau perusahaan demi mencapai tujuan dan repotasi yang baik. Tanpa adanya komunikasi akan berkaitan fatal bagi perkembangan suatu organisasi atau perusahaan.Karena itu sangat diperlukan pengelolaan yang baik oleh komunikator agar tercapainya tujuan komunikasi itu sendiri. Bila melihat lebih jauh apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, dapat ditemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan terjadi
3
penciptaan pesan atau tepatnya penciptaan film asing dan penafsiran pesan atau penafsian terhadap film tersebut.1 Hal yang perlu diingat dalam menjalankan kegiatan komunikasi adalah tujuan melakukan komunikasi tersebut. Bagai mana peran seorang dubber dalam menyulihsuarakan film asing ke bahasa Indonesia di terima masyarakat Indonesia. Peran serta tugas pokok yang juga merupakan tanggung jawab pekerja dubber adalah bagaimana menciptakan kepercayaan, harapan yang baik, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan atau informasi, serta publikasi yang positif kepada publik yang didukung dengan kiat dan taktik dalam melakukan kegiatankegiatan sulih suara untuk memperoleh reputasi dan citra yang positif. Pada dasarnya komunikasi merupakan aktifitas yang berkelanjutan yang dilakukan dengan perencanaan yang matang demi tercapainya tujuan komunikasi. Proses perencanaan dan penerapan aktifitas komunikasi itu sendiri tidak terlepas dari keterlibatan penterjemah, dubber,pengarah dialog. Dengan melihat kondisi perekonomian menganalisa pasar ,banyak perusahaan berebut mencari perhatian publik dan saling mencoba membuat sesuatu yang berbeda dan terbaik khususnya dalam bidang pertelevisian yang kian merebak munculnya beraneka ragam nama-nama televisi baru yang membuat berbagai ikon dan program. Karena itu banyak televisi yang memunculkan film-film asing yang sukses disulihsuarakan dan diterima masyarakat Sejarah sulih suara itu di negara maju pada umumnya seperti di Prancis,Jerman menggunakan sulih suara untuk memfilterisasi budaya asing yang 1
R. Wayne pace & Don F. Faules, editor. Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 26
4
masuk kenegaranya dengan menggunakan bahasa induk negara tersebut. Tujuanya masyarakat mengenal dan mengetahui budaya asing itu secara benar tidak sepotong-sepotong sesuai dengan aslinya, melalui bahasa induk yang di sulihsuarakan . Pertama kali yang mengadakan diklat TVRI bekerja sama dengan NHK jepang, alasanya untuk kesatuan dan persatuan wilayah NKRI dalam poin bahasa Indonesia, awalnya ada prokontra tapi dengan berjalanya waktu dan pembenahaan akhirnya dari sisi perkembangan bahasa diterima dimasyarakat dan menciptakan lapangan kerja, karena harus ada penyaringan dalam tata bahasa sehingga sesuai dengan masyarakat Indonesia yang majemuk. Anak-anak menjadi target pasar yang menguntungkan bagi pihak stasiun televisi. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba menyajikan program acara anak-anak yang menarik, seperti Film kartun atau animasi, kuis, dongeng, drama, sinetron anak, dan sebagainya. Salah satu tayangan televisi kesukaan anak-anak adalah Film serial kartun, serial kartun yang muncul di televisi begitu beragam, mulai dari crayon Sinchan, Doraemon, Sponge Bob, Dora The Explorer, Rungrats, Felix the Cat, Barney and Friends, Tom and Jerry, The Simpsons dan masih banyak lagi. Misalnya saja tayangan Film serial kartun Doraemon di RCTI yang masih dapat bertahan hingga saat ini Film serial kartun Doraemon ini mewakili kehidupan anak sehari-hari, sehingga anak-anak menyukainya2.
2
Di sarikan dari hasil wawancara dengan Drs Bambang Suryantoro selaku perintis sulih suara film asing di stasiun TV, tanggal 2 Januari 2008
5
beberapa acara yang bisa diambil makna positifnya seperti film, telenovela, sinetron, dan lain sebagainya. Beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia menjadikan film asing yang disulihsuarakan ini sebagai suatu persaingan. Dalam hal ini adalah persaingan rating acara televisi dan persaingan untuk membuat hati pemirsa di Indonesia. Sebagai media hiburan, RCTI adalah lembaga yang memberikan kepuasan kepada masyarakat luas di seluruh tanah air untuk dapat menikmati acara hiburan yang disajikan oleh RCTI, karena itu RCTI berusaha semaksimal untuk memberikan sesuatu yang sangat menghibur bagi pemirsa dengan sajian-sajian yang bermutu baik itu datangnya dari luar negeri. Penulis memilih sulih suara film asing ke bahasa Indonesia karena tingkat kesulitannya berbeda dengan menyulihsuarakan seperti film documenter, reality show atau sejenisnya, menyulihsuarakan film asing butuh penghayatan dan penjiwaan agar masuk kedalam peran yang di sulihsuarakan sehingga terlihat seperti aslinya, didukung dengan ketepatan gerak bibir yang tepat karena perbedaan vokal antara bahasa asing dengan Indonesia. Bahasa asing yang terdapat dalam film asing yang masuk kedunia pertelevisian di Indonesia, membawa beberapa dampak. Dampak itu dapat berupa intonasi atau idiom bahasa asing yang terdapat dalam film tersebut, kurang dapat dipahami atau dimengerti oleh penonton. Beberapa yang patut dipertimbangkan adalah penggunaan ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa Indonesia tersebut sangat penting dalam perkembangan suatu bahasa . Dalam hal ini adalah perkembangan bahasa yang terdapat dalam film asing yang disulih suarakan.
6
Biasanya sesuatu yang diulang-ulang akan membuat tingkat ketertarikan orang mulai berkurang, tapi berbeda dengan film yang telah di sulih suarakan yang terlihat semakin banyak menarik minat masyarakat untuk ikut mendukung. Apa lagi dengan banyaknya film asing yang sukses setelah disulih suarakan . Dengan demikian, sulih suara terbukti pantas untuk dinikmati tontonanya oleh khalayak dan untuk dijadikan suatu karya ilmiah yang sangat menarik. Penulis tertarik untuk meneliti sulih suara karena perkembanganya yang sudah sangat maju awalnya produksi sulih suara menggunakan alat analog lalu berkembanmg menjadi alat digital. Sehingga proses produksi bagi para dubber, opereter dan manajemen menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik dibandingkan analog. Efek-efek yang digunakan pun semakin beragam dan canggih sehingga film-film yang memerlukan efek animasi atau suara tetap menjadi lebih menarik untuk ditonton dan tidak terkesan kaku atau dibuat-buat. Sehingga film yang ditayangkan akan terlihat lebih natural. Alasan selanjutnya peneliti memilih Strategi RCTI dalam mempertahankan tayangan film kartun doraemon yang disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia karena peneliti melihat banyaknya iklan yang mendukung program ini yang memperlihatkan antusiasme masyarakat bahwa program sulih suara ini mendapatkan tempat yang spesial di hati pemirsa. Alasan lain terlihat dari data yang ada film kartun doraemon yang di sulih suarakan di stasiun RCTI dari tahun 1990 sampai sekarang.
7
1.2
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan permasalahaan yang ingin diteliti adalah : 1. Bagaimana strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI.?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI.
1.4
Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam penambahan wawasan dan khasanah pengetahuan bagi ilmu komunikasi, yang diharapkan dapat melengkapi literature tentang cara Broadcasting dalam mengelola program sejenis dalam stasiun televisi. Penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti dalam penelitian selanjutnya.
8
1.4.2
Signifikansi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan bagi stasiun televisi khususnya Broadcasting yang bersangkutan. Dalam hal ini adalah menyangkut komunikasi yang terencana sebagai sumber pembelajaran dan meningkatkan pengelolaan program khususnya produser sulih suara di stasiun televisi RCTI.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian kata komunikasi berasal dari bahasa latin Communication yang berarti “pemberitahuan atau pertukaran”. Jadi dalam proses komunikasi,haruslah bisa mengelola unsur-unsur kesamaan agar menjadi suatu makna dan terjadi pertukaran pikiran atau pengertian antara komunikator. Sehingga secara harafiah berarti”menyebarkan sesuatu sehingga sesuatu tersebut dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan”.3 Dapat diberi contoh misalnya ketika seorang perempuan yang berjalan dengan menggunakan gaun malam dan bermake-up atau berdandan tebal. Berarti perempuan tersebut sudah ingin menunjukkan bahwa dia baru selesai menghadiri resepsi pernikahan. Sebenarnya manusia walaupun diam sekalipun itu sudah berkomunikasi, hanya saja tergantung orang lain yang memaknainya. Apakah orang memaknai bahwa orang tersebut diam karena sedang marah atau sedang sariawan dan alasan lain. Karena pada dasarnya manusia itu tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. Itu berarti, bahwa seseorang tidak dapat menghindari pertunjukkan pesan. Yang kedua adalah ketika seseorang terlibat dalam komunikasi yaitu menafsirkan pertunjukkan pesan. Menurut Random House Dictionary, menafsirkan (to interprete) berarti menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara
3
Deddy Mulyana, Komunikasi Organesasi, Remaja karya, Bandung, 2001, hal 27
10
tertentu. Jadi yang terpenting adalah bagaimana orang lain menafsirkan apa yang anda lakukan atau katakan adalah apa yang mempengaruhi perasaan dan tidaknya.4 Proses komunikasi juga sebagai transfer information antara komunikator dengan komunikasi, yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.5 Hal yang perlu diingat dalam menjalankan kegiatan komunikasi adalah tujuan melakukan komunikasi tersebut. Bagaimana peran serta sulih suara dalam perusahaan. itu apakah berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Mengingat dewasa ini sulih suara hanya dianggap sebuah profisi yang tidak perlu difokuskan dan dapat dikerjakan oleh bagian orang dan suatu aktifitas sampingan.
2.2. Komunikasi Massa Tan and Wright, mendefinisikan komunikasi massa sebagai bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang terpencar, sangat hetrogen dan menimbulkan efek tertentu.6 Melvin DeFluer menggambarkan proses komunikasi melalui media massa terdiri dari delapan komponen yaitu : sumber pengirim, (Source),Alat pengelolah informasi
4
(Transmitter),
Saluran
(Channel),
Penerima
(Receiver),
Tujuan
Ibid hal 28 Rosady Ruslam, manajemen human dan manejemen, Komunikasi ( Komunikasi dan Aplikasi ), Rja Grafindo persada, Jakarta, 1999, hal 69 . 6 Elvirano Ardianto & Lukianti Komala Erdinaya, Komunikasi Massa suatu pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal.3 5
11
(Destination), Gangguan yang terjadi (Noise), Perangkat media massa (Mass Medium Device), Perangkat umpan balik (Feedback Device). Model komunikasi DeFluer dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan suatu simbol yang bermakna. Simbul ini kemudian disampaikan melalui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapanya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan secara timbal balik. Namun, dalam prakteknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa luput dari adanya gangguangangguan. Gangguan bisa timbul pada unsur pengirim, transmitter, saluran yang dipergunakan, pihak penerima atau pada pengertian makna tujuan. Namun, menurut DeFluer, adanya gangguan inilah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi lebih dinamis.7 Jalaluddin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.8
7 8
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1999 hal.66 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 189
12
2.2.1 Teori Komunikasi Massa Teori komunikasi massa yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Agenda setting, kemampun media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Cohen menyatakan bahwa media membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting. Apa yang dianggap penting media, maka dianggap penting juga oleh publik. Ada hubungan positif antara tingkat penonjolan yang dilakukan media terhadap suatu persoalan dan perhatian yang diberikan publik terhadap yang ditonjolkan media.9 Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita yang akan disiarkannya secara selektif”gate keepers” seperti penyunting,redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isyu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (waktu) dan car penonjolan (frekuensi penayangan). Bagai mana media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut sebagai agenda media. Pemirsa memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaiatan dengan agenda masyarakat (publik agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat.10
9 10
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi,UMM, Malang, 2007, hal.81 Jalaluddin Rakhmat, Opcit, hal.229
13
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa, yakni seperti diuraikan dibawah ini :11 1. Komunikasi massa bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organesasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa. 2. Komunikasi massa bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berbagai dari lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan drajat kehormatan, kekuasan dan pengaruh. 3. Media massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainya berada dalam keadaan terpisah. 4. Hubungan Komunikator-komunikan bersifat non-pribadi
11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, Bandung 2003, hal 81-83
14
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orangorang yang dikenal hanya dalam perananya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang masal dan sebagian lagi disebabkan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi Komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance, interpretation, linkage, transmission of values, dan entertainment12 1. Surveilance ( Pengawasan ) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : Pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflansi atau adanya serangan meliter. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki keguanaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation ( Penafsiran ) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri 12
Elvirano Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa suatu pengantar, Simbiosa, Bandung, 2004, hal 15-18.
15
media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Linkage ( Pertalian ) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage ( pertalian ) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values ( Penyebaran nilai-nilai ) Fungsi ini disebut juga sosialisasi.Sosialisasi mengacu kepada car, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. 5. Entertainment ( Hiburan ) Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tujuanya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca beritaberita ringan atau melihat tayangan hiburan ditelevisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
16
2.3
Televisi Televisi sebagai media massa elektronik yaitu media audio visual yang dapat
didengar dan dilihat bila siaran, dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali. Televisi juga merupakan media yang memiliki daya rangsang sangat tinggi, elektris, mahal, dan daya jangkau besar.13 Televisi memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut : 1. Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses
pemancaran
atau transmisi. 2. Isi pesan audio visual, artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan. 3. Sifatnya periodic tidak dapat diulang. 4. Sifatnya transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas, serentak dan global. 5. Meniadakan jarak dan waktu. 6. Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi secara langsung. 7. Bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa tutur) 8. Kalimat singkat, padat, jelas dan sederhana. 9. Tujuan akhir dari penyajian pesan untuk menghibur mendidik, kontrol, sosial menghubungkan atau sebagai bahan informasi. Sebelum lebih jauh mengenal televisi sebaiknya mengetahui pengertian televisi menurut J.B. Wahyudi. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya
13
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Ramdina Prakasa, 2003
17
tele (bahasa Yunani) berarti jauh dan visi (Vidaare bahasa latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi diartikan dengan melihat jauh.14 Dengan demikian televisi yang dalam bahas Inggrisnya Television diartikan sebagai melihat jauh maksud melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dan dapat dilihat dari tempat berbeda melalui sebuah perangkat penerima (televisi). Sedangkan televisi menurut Gonzali Saydam, menyatakan saluran komunikasi untuk menyalurkan gambar bergerak berserta suara dalam jarak jauh.15 Televisi kalau diartikan secara cepat yakni “ melihat dari jauh”, namun pengerti tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Televisi penerima yang menagkap sinyal-sinyal tersebut dan merubah kembali sehigga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Maka secara mudah diterjemahkan pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. Televisi merupakan temuan internasional, karena banyak ilmuwan-ilmuwan yang terlihat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Tercatat dalam sejarah nama-nama tersebut diantaranya Michael Faraday (Ilmuwan Inggris, 1791 – 1867) dan James Clerk Maxwell (Ilmuwan Inggris, 1831 – 1879) yang mendalami tentang gelombang elektromatik sebagai media untuk mengirim gambar, suara 14 15
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, alumni, Bandung, 1998 hlm 45 Gonzali Saydam, Kamus Istilah Telekomunikasi, Penerbit Djambatan, 1992, hal 366
18
maupun kombinasi gambar-suara (televisi), untuk dipancarkan dari satu tempat ke tempat lain dengan media udara. Percobaan trasmisi gelombang elektronik tersebut telah sukses dikembangkan oleh ilmuwan Jerman Heinrich Rudolf Hertz (1857_1894) meskipun dalam jarak yang masih terbatas. Baru setelah melalui tangan dingin Guglielmo Marconi seorang ilmuwan Italia (1874 – 1937) gelombang elektromagnetik sebagai media suara atau radio yang dikirim mampu diterima dengan baik meskipun hanya
menyebrangi
Samutra Atlatik pada tahun 1901, dimana percobaanya tersebut dipatenkan sebagai penemuan teknologi tanpa kabel (nir kabel atau wireless). Didaratan Eropa merupakan cikal-bakal siaran televisi pertama di dunia, yakni di negara Jerman (1928), Perancis (1935), Ingris Raya (1936), sedangkan di negara Amerika siaran televisi baru popular tahun 1939. Sementara di negara Indonesia siaran televisi resmi pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan siaran langsung Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-17 tepatnya 17 Agustus 1962. Meskipun siaran tersebut dikategorikan sebagai siaran percobaan, disusul TVRI Yogyakarta tahun 1965 dan mengalami perkembangan pesat saat diluncurkan Satelit Palapa.16 Keberadaan televisi sebagai entitas yang mengakar dari masyarakat, sekaligus pula tidak bisa terlepas dari sistim politik yang melingkupnya, menjadikan industri penyiaran, televisi memiliki karakteristik khas dalam keberadaanya tersebut di bawah ini terdapat beberapa karakteristik industri televisi:
16
Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, Graha ilmu cetakan pertama, 2006
19
1.
Industri padat modal. Untuk mendirikan dan menghidupi industri ini dibutuhkan ratusan miliar rupiah. Bahkan biaya operasional stasiun televisi pertahunya bisa Mencapai sedikitnya Rp 150 miliar.
2.
Bukan bisnis yang cepat menghasilkan (nonquick yielding). Industri penyiaran. Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuat dirinya mandiri secara finalsial.
3.
Industri dengan entry barriers yang tinggi. Deregulasi perizinan yang luar biasa ketat dan birokratis, menjadikan industri ini sering disebut sebagai industri yang bercirikan entry barriers yang tinggi.
4.
Industri yang pasarnya cepat berkembang. Dibandingkan dengan media massa cetak yang pasarnya relatif lamban berkembang, maka pasar industri televisi relatif lebih cepat berkembang. Hal ini dapat dilihat dari besarnya animo pemasang iklan yang menganggap televisi sebagai media utama untuk mengiklankan produknya. Di Indonesia karakter televisi sebagai entitas bisnis sangat mewarnai
tampilan, khususnya pada televisi swasta banyak mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi kapitalisme untuk mendorong perputaran roda ekonomi. Televisi dalam konteks ini menjadi sarana bagi penjualan prodok oleh produsen yaitu dengan melakukan proses reproduksi melalui iklan yang ditayangkan. Dalam tinjauan secara ekonomi, perlu
dipahami mengenai manajemen
penyiaran media massa televisi. Manajemen penyiaran televisi tersebut sangat dipengaruhi oleh system kepemilikan yang ada. Dalam konteks ini perlu dipahami
20
tentang konsep Harison dan Robert B Summers yang mengelompokkan kepemilikan stasiun televisi pada tiga kategori besar: 1.
Televisi Negara Stasiun
televisi
yang
falitas
penyiaranya
dimiliki
Penyelenggaranya dimodali sepenuhnya oleh negara
oleh
negara.
untuk kepentingan
negara . Seluruh aktivitas secara langsung berada dalam pengawasan departemen negara atau sebuah komisi yang anggotanya dipilih oleh negara. 2.
Korporasi Otonom Stasiun televisi dan peralatannya dimiliki oleh negara, namun program-progra diproduksi korporasi dan asosiasi milik swasta. Pengawasan oleh pemerintah dilakukan secara periodic melalui sebuah lembaga atau komite bentukan pemerintah. Korporasi otonom ini sering disebut juga bentuk semi state. Terdapat dua jenis semi state . Pertama, sami state dengan kecenderungan dominasi swasta, terdapat di negara Spanyol. Dan kebanyakan negara-negara di Amerika Selatan. Pada tipe kedua ini manajemenya lebih dominan pada swasta.
3.
Televisi Swasta Stasiun penyiaran yang dimiliki oleh swasta dan dioperasikan sepenuhnya oleh perusahaan pribadi di bawah kendali pemerintah. Televisi ini didirikan oleh swasta dan melandaskan materi programnya berdasarkan kepentingan masyarakat penontonya. Pada beberapa hal pengaturan dilakukan oleh negara melalui serangkaian regulasi.
21
Pendapat tersebut dapat dibandingkan dengan pendapat Albert Namurois menyatakan bahwa jika televisi dimodali oleh pemerintah namun oprasionalisasinya dijalankan oleh manajemen profisional, dan diorentasikan untuk kepentingan publik, maka televisi tersebut tidak bisa disebut sebagai televisi negara tapi disebut televisi publik. 17 Namun perkembangan televisi broadcast mengalami pertumbuhan lebih cepat lagi ketika Surat keputusan tersebut mulai
diperbaharui melalui kehadiran
peraturan yang lebih tinggi yaitu Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Undang-Undang Penyiaran. Dimana undang-Undang tersebut lebih punya kelonggaran mengenai pendirian stasiun-stasiun televisi broadcasting baru. Seperti Pasal 31 UU No.32/2002 Tentang Penyiar, Bagian kesembilan dalam ayat-ayatnya berbunyi: 1.
Lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal
2.
Lembaga penyiaran publik dapat menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun jaringan yang menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia
3.
Lembaga penyiaran swasta dapat menyelenggarakan siaran melalui sistem stasiun jaringan dengan jangkauan terbatas
4.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan sistim stasiun jaringan disusun oleh KPI bersama pemerintah
17
Askurifai Baksin, Jurnalistik televisi teiri dan praktek, Simbiosa Rekatama Media,cetakan pertama: Maret 2006.
22
5.
Stasiun Penyiaran lokal dapat didirikan pada lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut
6
Mayoritas Pemilik Modal awal dan pengelolaan stasiun penyiaran lokal diutamakan kepada masyarakat di daerah tempat stasiun lokal itu berada.
2.4.
Fungsi Televisi sebagai Media Massa Perkembangan televisi sebagai media massa elekronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang diketemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun 1923.18 Televisi merupakan media dalam komunikasi massa
atau biasa disebut media massa elektronik pandang-dengar(audio-visual). Telivisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa pula informative, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.19 Hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang dengan kehadiran televisi disetiap rumah.
18
Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).1997, hal 3 19 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah analisis media televisi (PT Rineka Cipta),1996, hal 6
23
Sama halnya seperti media massa yang lain, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi promatis yaitu: (1) Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realities dan tidak terbatas. (2) Memiliki khalayak yang tetap, memperlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. (3) Memiliki tokoh berwatak, sementara media yang lain hanya memiliki bintang yang direkayasa.20 Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan.21 1.
Fungsi Penerangan (the information function)
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat didalamnya, yaitu : “Immediacy” dan “Realism”. Immediacy mencangkup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada ditempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan,dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan stasiun televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambarnya sudah tentu faktual.
20 21
A. Alatas Fahmi: Bersama televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung :PT,Citra Adiya Bakti), hal 24
24
2.
Fungsi Pendidikan (the educational function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara impilici mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Education Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhanya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut Instruction Televesion (ITV).22 3.
Fungsi Hiburan (the entertainment function)
Fungsi hiburan melekat pada televisi siaran sangat dominan sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekaligus oleh khalayak yang tidak mengerti bangsa asing. Dalam perkembangan televisi, setelah komunikasi elektronik melalui media televisi itu dipadukan dengan komputer yang berkembang pula secara luar biasa, sehingga menjadi komunikasi (communication), maka semakin terasa oleh masyarakat efeknya, baik dalam bentuk efek kognitif,efektif maupun efek konatif (efek behavioural).
22
Ibid hal 26
25
2.5.
Televisi Programming/Programa Siaran Televisi Sadar atau tidak, setiap orang selaku penonton televisi mengetahui yang
disebut programa televisi. Yang dimaksudkan dengan acara adalah program siaran atau programa siaran. Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni: Program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditidaklanjuti dengan menyusunan”butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara”program” dan “Programa”. Program di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksudkan dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemrograman. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam prodoksi siaran pendukung program produksi itu bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan(inhouse production) atau dibeli/disewa dari luar seperti dari production house atau distributor film asing. Karena itu programmer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya: program untuk anak-anak program untuk
26
dewasa, program berita, program musik, program ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Dari sarana penyiaran tersebut akan dapat diartikan kejelasan sasaran yang akan dicapai atas program yang ditayangkan, yaitu masyarakat terbatas (lokal) atau masyarakat luas (nasional/internasional). Dengan demikian dapat diartikan bahwa acara siaran lokal/ daerah dapat diangkat menjadi siaran nasional dengan mengubah formatnya untuk kepentingan nasional 2.6.
Istilah-istilah dalam programa siaran Sebelum lebih jauh membahas perihal program/ programa siaran televisi, ada
baiknya dipaparkan lebih dulu berbagai istilah yang sering dipergunakan dalam program siaran. Istilah-istilah itu,sebagai berikut: 1.
Siaran. Mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang dapat didengar dan/ atu dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran televisi dengan atau tanpa alat bantu.
2.
Penyiaran. Seluruh kegiatan yang memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan/ atau siaran televisi yang meliputi segi idiil, perangkat lunak dan perangkat keras melalui sarana pemancar atau sarana transmisi di darat atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau transmisi kabel, serat optic, atau media lainya, dipancarkan untuk dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran radio dan/ atau pesawat penerima siaran televisi dengan alat bantu.
27
3.
Pola acara. Susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu, dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelenggaraan siaran.
4.
Acara siaran. Program siaran, jadwal, rencana siaran dari hari ke hari dan dari jam ke jam.
5.
Format acara. Presentasi suatu program siaran; misalnya: format talkshow, format reportase, features, variety show, musik, senetron drama, acara komedi, klips video, dan seterusnya.
6.
Kelompok acara. Sejumlah acara menurut jenis pengelompokan acara. Jenis pengelompokan acara di Indonesia berpedoman pada klasifikasi Unesco,23 yang pengelolaanya didasari oleh maksud dan tujuan acara-acara siaran. Pembagian itu meliputi: pemberitaan dan penerangan, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan.
7.
Judul acara. Nama (title) dari satu mata acara; misalnya: Liputan 6, Lenong Rumpi, Rumah Masa Depan, Mega senetron, Lintas Berita, dan lain-lain.
8. 9.
Judul cerita. Judul dari nama cerita setiap episode. Jenis acara siaran. Jenis-jenis acara yang terdapat dalam kelompok acara; seperti: pemberitaan (Liputan 6),pendidikan (Pembinaan Bahasa Indonesia), penerangan (Siaran pedesaan), hiburan (variety music), dan kebudayaan (Apresiasi Budaya,Jejak Rasul, dan seterusnya).
23
Unesco: Unite Nations Educational,Scientific and Cultural Orrganization.
28
2.7. Film Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton. Saat ini setidaknya ada tiga macam ukuran film yang diproduksi secara massal yakni 35 mm, 16 mm, dan 8 mm. Angka-angka tersebut menunjukkan lebarnya pita seluloid. Semakin lebar pita seluloid, semakin baik pula kualitas gambar yang dihasilkan. Untuk keperluan khusus, film 65 mm dan 70 mm bisa digunakan. Film yang ditayangkan di Teater IMAX Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah contoh film yang diproduksi dan ditayangkan dalam format 65 mm dan 70 mm bukanlah jenis yang banyak tersedia di pasaran, yang berarti juga biayanya semakin mahal. Alat editing untuk format tersebut pun berbeda, karenanya penting untuk diingat bahwa lebar pita film menentukan jenis kamera, alat editing dan alat proyeksi yang dipakai24 2.7.1 Film Kartun Program kartun yang dimaksud dalam perbincangan ini adalah bagian dari
program
yang
lebih
luas
yang
dinamakan
animasi.
Program animasi adalah suatu program yang fotografis yang dibangun dengan cara merangkai frame by frame sehingga terlihat seolah hidup. Sementara
24
Heru Effendy, Hal 20
29
yang dirangkai itu dalam satu frame berada dalam keadaan still atau gambar diam. Bila kemudian yang dirangkai itu bercerita menggunakan karakter maka karakter yang biasanya bersifat khayal itu digolongkan sebagai program kartun. Program kartun adalah program yang ditemukan pada awal sejarah film ketika belum dikenal bioskop dan pemancar televisi. Kemudian ketika komputer berkembang maka program kartun menjadi lebih dikenal. Ikon di layar komputer kerap dianimasikan sehingga terkesan hidup. Mari kita bandingkan program kartun pada masa awal dan masa kini untuk mengetahui definisi dan karakternya.
2.7.2 Film kartun masa awal
ketika dunia mulai mengenal kamera maka yang dilakukan tentu saja memotret banyak hal. Kemudian terpikir lagi untuk membuat alat yang dapat memperlihatkan hasil pemotretnya. Jadi apakah hasilnya dapat dilihat setelah diproyeksikan ke layar putih dan kemudian Televisi atau layar kaca sudah melalui proses yang cukup panjang Dari hal ini dapat dibagi ada dua hal yang berproses. Pertama perkembangan kamera sebagai alat perekam dan bahan rekaman. Kedua perkembangan alat proyeksi. Mengenai perkembangan program kartun ternyata jauh sebelum alat perekam dan alat proyeksi seperti yang dikenal sekarang ada sudah dikenal pertunjukan yang dapat dilihat dengan cara mengintip atau peep show. Tercatat satu diantaranya adalah buatan profesor Belgia bernama Plateau yang dinamakan phenakistoscope tahun 1832. Kemudian Profesor Emile Reynaud tahun 1832. Kemudian Profesor Emile Reynaud tahun 1882 di Perancis membuat praxinoscope
30
2.7.3 Film kartun masa kini
Sekarang banyak dikenal program kartun yang dihasilkan oleh komputer. Padahal kemajuan sinematografi sudah sampai pada tahap puncaknya dan perkembangan televisi sudah pada era digital yang mampu memotret hal paling abstrak sekalipun. Namun komputer membuat semuanya mudah. Apakah import gambar atau suara dari film atau video oleh komputer pengolahannya dapat dengan mudah dan hasil seketika secepat yang dibayangkan sudah tersaji di monitor. Apa sebetulnya yang dapat ditimpulkan dari kedua masa yang membuat program kartun tetap berjaya adalah bahwa kereatifitas manusia bukan pada alatnya melainkan pada niatnya. Pada masa awal ketika orang bersusah-payah menciptakan kamera, dengan melukis seri gambar sebuah program kartun tercipta image. Kemudian ketika komputer dengan mudah memotret apa saja ternyata peran kamera diabaikan. Karena tontonan heboh seperti Toy Story, Finding Nemo, Monster Inc, tidak dipotret dengan kecanggihan tapi lewat arah pandang karakter yang dimainkan. Jadi yang dinamakan program kartun adalah bagian dari program animasi. Sementara yang dinamakan program animasi itu sangat banyak sekali. Yaitu terhadap apa saja yang dapat diperlihatkan seolah hidup maka jika diprogram maka terciptalah animasi. Perkembangan mutakhir memperlihatkan model 3D meninggalkan 2D seperti dikenal dari produksi Disney. . Dan yang membuatnya menarik adalah karakternya. Karakter mana dekat kepada kawula muda usia atau tak pandang usia yang penting jika masih tersisa karakter kekanak-kanakan dalam dirinya pasti masih suka program kartun.
31
2.8. Sulih Suara Film Asing Sulih suara film asing sangat tergantung kepada beberapa unsur. Salah satu unsurnya ialah bahasa. Tidak dapat dimungkiri bahwa proses sulih suara harus didasarkan pada unsur bahasa. Bahasa tersebut merupakan salah satu sarat bagi penyelarasan sebuah naskah untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Proses sulih suara harus memperhatikan unsur bahasa yang baik. Bahasa yang baik artinya bahasa yang disesuaikan dengan situasinya, bahasa tidak baku dapat digunakan untuk menggambarkan situasi yang tidak formal atau sebaiknya. Bahasa asing yang terdapat dalam film asing yang masuk ke dunia pertelevisian di Indonesia, membawa beberapa dampak. Dampak dapat berupa intonasi atau idiom bahasa asing yang terdapat dalam film tersebut, kurang dapat dipahami atau dimengerti oleh penonton. Beberapa hal yang patut dipertimbangkan adalah penggunaan ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa Indonesia tersebut sangat penting dalam perkembangan suatu bahasa. Dalam hal ini adalah perkembangan bahasa yang terdapat dalam film asing yang disulihsuarakan. Dibawah ini adalah
beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam
penyulihsuaraan film asing ke dalam bahasa Indonesia: 1.
Unsur pengetahuan bahasa sumber Pada setiap naskah film asing yang masuk untuk diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, harus diperhatikan adalah yang menjadi sumber untuk pengalih pesan dalam bahasa Indonesia. Bahasa sumber atau istilah umumnya bahasa asing
32
merupakan salah satu yang penting dan harus dipertimbangkan oleh bagian penyelaras naskah. Naskah film asing merupakan acuan atau pegangan dalam memenuhi target terjemahan yang asli dengan target yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran, dalam hal ini bahasa Indonesia. Naskah terjemahan yang masuk ke bagian penyelarasan naskah setidaknya akan diketahui dan dimengerti bahasa sumbernya sehingga dapat dibandingkan hasil terjemahan mentah dengan hasil penyelarasan naskah yang telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. 2.
Unsur seni Film asing yang akan disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia harus pula
memperhatikan unsur seni ini. Unsur seni ini merupakan unsur penting selain unsur bahasa yang telah di kemukakan diatas. Pertimbangan lainya ialah bahwa film asing yang akan disulihsuarakan harus memperhatikan baik bahasa film maupun bahasa kias, karakter film, nuansa film, latar sosial masyarakat, psikologi, maupun latar budaya. Film merupakan sebuah hasil karya seni modern. Hal itu membuat unsur seni ini tidak boleh dihilangkan dalam proses sulih suara. Bila unsur seni dalam proses sulih suara dihilangkan, selain dapat merusak film itu sendiri, juga dapat menimbulkan kesalahpahaman penonton. 3.
Unsur budaya Pertimbangan para pengisi suara maupun penyuting naskah terjemahan dalam
segi budaya sangat penting karena merupakan bagian dari penyelarasan naskah yang akan mempertimbangkan kadar unsur budaya asing yang masuk kedalam
33
masyarakat melalui pengalian pesan dari suatu bahasa ke bahasa lain, peralian bahasa asing dalam film ke dalam bahas Indonesia. Pertimbangan budaya sebagai salah satu unsur pengetahuan suatu naskah film asing yang akan dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, harus kita tekankan dengan ansumsi latar belakang budaya dari film asing yang akan kita sulih suarakan tersebut cocok baik dari segi struktur sosial maupun budaya ketimuran bangsa Indonesia.
2.9.
Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam
ketentaraan. Pengertian ini berlaku selama perang, kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi dan pengomando pasukan dalam jumlah besar untuk mencapai tujuan.25 Istilah strategi kemudian diambil alih oleh dunia usaha, khususnya manajemen, untuk menetapkan arah bagi”manajemen” atau sumber daya manusia dan bagaimana mengindentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu sebuah institusi bisnis dalam memenangkan persaingan. Dengan demikian, strategi mengandung dua komponen, yaitu future intentions (tujuan jangka panjang) dan competitive advantage (keunggulan bersaing).26 Terdapat bermacam-macam definisi strategi, di antaranya adalah sebagai berikut :
25
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik : Konsep, kasus, dan Implementasi, PT Grasindo, 2001
hal 5 26
Ibid 5-6.
34
a. Suatu proses berkesinambungan yang membuat organesasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkunganya, atau dengan kata lain, organesasi secara keseluruhan dapat selalu resfonsif terhadap perubahanperubahan di dalam lingkunganya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. b. Kombinasi ilmu dan seni untuk memformulasikan,mengempmentasikan, Dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organesasi mencapai tujuannya. c. Usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada diperusahaan untuk menggunakan atau menangkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai misi yang telah ditentukan.27 Dalam menentukan strategi, hal-hal yang harus dilakukan adalah : 1. Menetapkan tujuan 2. Menetapkan kebijakan (policy) 3. Memotivasi karyawan 4. Mengembangkan budaya yang mendukung 5. Menetapkan struktur organesasi yang efektif 6. Menyiapkan budget 7. Mendayagunakan system informasi 8. Menghubungkan perusahaan..
27
Ibid, 9-10.
kompensasi
karyawan
dengan
performance
35
Untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektivitas dari implentasi strategi, maka dilakukan evaluasi strategi yang mencakup : a. Review factor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang sudah ada. b. Menilai performance strategi c. Melakukan langkah koreksi. Untuk mencapai setiap tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Demikian halnya di bidang media penyiaran. Strategi yang diperlukan adalah : a. Berpikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda, yaitu : pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik minat pemasang iklan. b. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain agar mau menyaksikan acara yang disuguhkan. Oleh karena itu, pengelola media penyiaran harus bias membuat/memproduksi program-program acara yang mampu menarik minat pemirsa.28 Pembuatan program acara, antara lain yang berkaiatan dengan : c. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah program yang bagus dan diharapkan akan disukai pemirsa.
28
Ibid,hal 71-73
36
d. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi program tersebut. Harga diharapkan tidak mahal namun dapat menghasilkan keuntungan yang optimal. e. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program tersebut. Pemilihan waktu siaran yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program yang bersangkutan. f. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual program tersebut sehingga dapat mendatangkan iklan.29 Keberhasialan suatu
program bergantung pada perencanaan
dan
pelaksanaan strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam pembuatan strategi-strategi penyiaran harus tetap berpedoman pada Undang-Undang Penyiaran dan kode etik yang berlaku sehingga tidak akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak. 2.9.1
Perencanaan ( Planning ) Perencanaan merupakan fungsi penentu tentang apa yang akan
dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, biaya dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Perencanaan adalah suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan perencanaan adalah suatu hasil akhir yang secara efektif dan efesien menjadi pokok dari proses manajemen, sesuai dengan kebijaksanaankebijaksanaan umum yang telah dibuatnya.
29
Ibid, hal 99-100
37
2.9.2
Pengorganisasian (Organizing ) Pengorganisasian adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja
yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan sutu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Dengan kata lain bias juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya. Tujuan pengorganesasian yaitu mempermudah pelaksanaan tugas dan pengawasan setiap unit organesasi, sehingga manajemen berhasil secara efektif dan efesien. 2.9.3
Penggerakan ( Actuating ) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas didalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Tujuan penggerakan adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efesien. 2.9.4
Pengawasan ( Controlling ) Pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah
program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki. Dengan pengawasan yang dilakukan secara dini dapat diketahui kelemahannya, kekurangannya, pemborosan, penyelewengan, dan dapat diketahui serta dapat dicari upaya untuk mengatasinya. Tujuan pengawasan adalah agar proses manajemen secara keseluruan dapat berhasil dengan efektif dan efesin
38
2.10.
Waktu Siaran Program Perencanaan program televisi diarahkan untuk dapat memilih (seleksi) dan
menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audien yang ada (tersedia) saat itu. Pengelola program televisi harus mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan.30 Tabel dibawah ini menjelaskan komposisi audien yang terbentuk pada waktuwaktu tertentu setiap harinya.31 Bagian Hari
Audien Tersedia
Pagi Hari
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan
(06.00 – 09.00)
wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang Siang
Anak-anak prasekolah, ibu rumah tangga,
(09.00 – 12.00)
pensiunan dan karyawan yang bertugas secara bergiliran (shift).
Siang Hari
Karyawan yang makan siang di rumah,
(12.00 – 16.00)
pelajar yang pulang dari sekolah.
Sore Hari (early fringe)
Karyawan yang pulang dari tempat kerja,
(16.00 -18.00)
anak-anak dan remaja.
Jelang Malam (prime accses)
Sebagai besar segmen audien tersedia
30
Morisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, tangerang, 2005, hal113-115 31 Ibid. 115-116
39
(18.00 – 19.00)
pada waktu ini namun belum semuanya.
Malam Hari (Prime time)
Seluruh audien tersedia pada waktu ini
(20.00 – 23.00)
utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. Namun
setelah
itu
audien
mulai
berkurang utamanya audien anak-anak. Jelang Tengah Malam (late fringe)
Umumnya orang dewasa
(23.00 – 23.30) Tengah Malam (late night)
Orang dewasa termasuk karyawan yang
(23.30 – 02.00)
bertugas secara giliran (shift)
Dini Hari (over night)
Karyawan yang bertugas secara giliran
(02.00 – 06.00)
(shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
2.11.
Strategi Program Dalam menayangkan kartun doraemon, iklan diputar sesudah menampilkan
gambaran sekilas (Preview) dari epesode sebelumnya satu atau dua scene penting dan dramatis yang akan ditayangkan sesudah jeda iklan. Pemuatan di depan ini merupakan strategi menempatkan cerita terbaik diawal acara. Pemuatan di depan berarti menempatkan elemen paling menarik, tegang dan mengasikkan dalam lima belas detik pertama acara itu untuk mengingat atau memancing pemirsa. Head-Sterling (1982) seperti yang dikutip Morrisan menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke
40
stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu : 1. Head to Head Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. 2.
Program Tandingan (Counter programming) Strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhanya. 3. Booking Program (Block Program) Pada strategi ini audien di pertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. 4. Pendahuluan Kuat (strong lead-in) Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran. 5. Strategi Buaian ( Creating hammock) Ini merupakan strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas.
41
6. Strategi Penghalang (Stunting) Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. 7. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan programprogram yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. 2.12.
Keberhasilan Program Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada
konsumen, keberhasilannya diukur dengan mencapaian atas tujuan atau target tersebut yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien guna menarik pemasang iklan. Menurut Edwin T Vane dan Lynne S Gross(Vane Gross) seperti dikutip Morissan, tedapat lima tujuan penayangan suatu program di televisi komersial yaitu :32 1. Mendapatkan sebanyak mungkin audien Tujuan dari kebanyakan program siaran televisi adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien. Semakin besar audien yang dapat dijaring maka semakin tarif iklan yang harus dibayar, sebaliknya jika tidak ada atau hanya tersedia sedikit audien maka tidak akan ada pemasang iklan yang datang.
32
Ibid. hal. 129- 132
42
2. Target audien tertentu Cukup sering terjadi pemasang iklan lebih tertarik untuk memasang iklan pada program dengan audien yang tidak terlalu besar. Mereka lebih suka mengincar kalangan audien tertentu. 3. Prestise Ada kalanya stasiun televisi menayangkan suatu program dengan tujuan utama untuk mendapatkan prestise atau pengakuan pihak lain. 4. Penghargaan Stasiun televisi terkadang membuat suatu program dengan tujuan untuk memenangkan suatu penghargaan. Pengelola televisi yang memproduksi suatu program yang memiliki kualitas baik biasanya juga berkeinginan untuk memenangkan penghargaan atas karyanya itu. 5. Kepentingan Publik Stasiun televisi terkadang memproduksi program untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan publik di tempat stasiun itu berada. Tanggung jawab stasiun televisi adalah menyajikan program yang dapat menjawab atau memenuhi situasi dan kebutuhan yang berbeda-beda. 2.13.
Rating & Share Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola
stasiun penyiaran komersial. Rating merupakan hal yang sangat penting
karena
pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton orang. Keberhasilan penjualan barang dan jasa melalui iklan sebagai besar ditentukan oleh banyaknya audien yang dimiliki audien atau tidak. Rating
43
menjadi perhatian pula bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Dengan demikian laporan rating memiliki peran yang menentukan bagi stasiun penyiaran.33 Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu dengan jumlah keseluruan rumah tangga yang memiliki televisi disuatu wilayah siaran. Share dari suatu stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi A dengan keseluruan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betulbetul menyaksikan acara televisi A dan hasil pembagian ini disebut dengan Audience Share. Stasiun penyiaran televisi akan selalu memiliki nilai audience share yang lebih tinggi dari pada nilai ratingnnya. Sebagai sebuah industri, televisi sangat tergantung pada keberadaan khalayaknya. Sebab, ketika seluruh pendapatan televisi ditopang sepenuhnya oleh iklan, maka klaim-klaim tertentu berdasarkan khalayak menjadi sangat signifikan. Perusahan pengiklan, konon, hanya mau atau cenderung akan beiklan disuatu stasiun (atau progran acara) jika diketahui jumlahnnya banyak.34
33
Ibid. hal. 190 Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi (Ilusi Sebuah Netralitas), Obor Indonesia, Jakarta, 2006,hal. 20-21 34
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian pada
Penelitian ini tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa secara objetif, sistematis dan cermat sebagaimana adanya keadaan yang sebenarnya yang menjadi objek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam mengungkapkan fakta mengenai keadaan yang sebenarnya yang menjadi objek penelitian. Metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam
metode deskriptif peneliti bias saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.35 Penelitian deskriptif ditujukan untuk :36 1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku. 35 36
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal. 63-64 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 1997, hal. 25
45
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating. Pendekatan kualitatif menurut Bogdan da Taylor (1975:5) adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organesasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.37 Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap bagian programming, persusi, dubber. Data deskriptif berupa ucapan atu tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati dalam penelitian ini akan dianalisa untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi RCTI dalam mempertahankan tayangan film kartun Doraemon yang disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia. 3.2 Metode penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian studi kasus atau penelitian kasus (case study). Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu organesasi, suatu program, atau suatu situasi social. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, dengan
37
Ibid, hal. 25
46
menggunakan metode : wawancara, pengamatan, penelaahan dokumen, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci.38 Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas diatas akan jadikan hal yang bersifat umum. 39 3.3.Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut: 3.3.1. Data Primer Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian, penulis melakukan dua cara, yaitu : 1) Observasi Peneliti melakukan observasi dengan pereode pengamatan dari januari 2008 sampai sekarang dalam menayangkan program sulih suara film kartun doraemon. Peneliti melihat langsung perusahaan tersebut untuk mendapatkan data-data dan analisa yang lebih akurat untuk penelitian. Karena secara umum sumber data penelitian kualitatif adalah tindakan dan perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah.40
38 39 40
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya Bandung, 2006, hal. 201 Ibid. hal. 66-67. Sayuthi, Ali, Opcit Hal 63
47
2) Indepth interview Atau disebut juga wawancara yang mendalam, Menurut Drs. Suharsimi Arikunto indepth interview yaitu interview yang dilakukan oleh pewancara dan dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur. Instrumen yang digunakan dalam data-data adalah pedoman wawancara.41
Wawancara ini akan digunakan untuk menganalisa
penelitian yang bersangkutan dan membuat data-data yang disampaikan lebih valid kebenaranya. 3.3.2. Data Sekunder Guna menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan juga studi kepustakaan yang meliputi buku-buku, jurnal, serta referensi tertentu lainya yang terkait. Seperti artikel, surat kabar, majalah, dan internet. Serta data-data dari perusahaan sendiri seperti bulletin,news letter dan media internal lain 3.4. Key Informan Peneliti langsung mewawancarai nara sumber yang berkompeten serta mempunyai kredibilitas yang tinggi dengan maksud berusaha mencoba, menggali informasi sehingga data-data yang diperoleh pun akan sangat akurat dan efektif serta dapat bermanfaat untuk para pembaca. Sebagai key informan disini adalah : 1) Bapak Firliyadi Pusmara selaku bagian programming di RCTI. Alasanya karena beliau sangat berkopenten dalam bidangnya dan telah berkiprah cukup lama di RCTI sehingga tahu banyak mengetahui perusahaan ini.
41
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktekkum, Edisi Revisi II, Rhineka Cipta, Jkt, 1996, Hal 45
48
Selain itu beliau yang menentukan jadwal suatu program tayang atau tidaknya. 2) Wakil Dubber Nur hasanah 48 tahun yang menggeluti sulih suara. Alasanya karena Nur hasanah sebagai koordinator sandiwara Radio juga sebagai karyawan RRI. Beliau juga sangat tertarik di dunia sulih suara dan selalu antusias mengikuti perkembangan sulih suara mulai dari awal hingga sekarang dan sebagai pengisi Doraemon. 3) Bapak Agus Mahesa selaku ketua PERSUSI ( persatuan sulih suara Indonesia). Alasannya beliau sangat berkopenten di bidang organesasi dan cukup lama menjabat sebagai ketua PERSUSI, mengedepankan kebersamaan sehingga beliau dapat mempersatukan seluruh dubber yang ada di Indonesia. 3.5. Definisi Konsep Guna memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah- istilah dan konsep kunci dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu untuk didefinisikan : 1. Strategi adalah untuk menetapkan arah bagi”manajemen” atau sumber daya manusia dan bagaimana mengindentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu sebuah institusi bisnis dalam
memenangkan
persaingan.
Dengan
demikian,
strategi
mengandung dua komponen, yaitu future intentions (tujuan jangka panjang) dan competitive advantage (keunggulan bersaing).42
42
Ibid 5-6.
49
2. sulih suara (Dubbing) adalah Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau mungkin tidak berasal dari aktor yang sesungguhnya atau bahasa yang digunakan atau bahasa yang digunakan ketika film tersebut dibuat. 43 3. Film
Kartun adalah suatu program yang fotografis yang dibangun
dengan cara merangkai frame by frame sehingga terlihat seolah hidup. Sementara yang dirangkai itu dalam satu frame berada dalam keadaan still atau gambar diam. Bila kemudian yang dirangkai itu bercerita menggunakan karakter maka karakter yang biasanya bersifat khayal itu digolongkan sebagai program kartun.
3.6. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI. Adapun rincian fokus penelitian ini yang meliputi dalam tahapan strategi programming yaitu:
A. Perencanaan ( Planning ) a. Tujuan pemilihan materi program b. Seberapa besar anggaran biaya c. Bagaimana memilih waktu jam tayang
43
Heri Effendy, Opcit, Hal 135
50
B. Pengorganisasian (Organizing ) a. Pengorganisasian adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan sutu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Bagaimana keterkaitan antara Programming, .Translation Head Section, Koordinator, Dubber. C. Penggerakan ( Actuating ) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas didalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Meliputi : a. Menterjemahkan naskah asli ke bahasa Indonesia. b. Breakdown. c. Proses casting suara d. Mengatur jadwal perekaman suara.. e. Proses dubbing. f. Proses mixing. D. Pengawasan ( Controlling ) a. Apakah tujuan atau strategi sulihsuara film Doraemon sesuai dengan konsep program yang di inginkan dan pengawasan ini dilakukan oleh programming.
51
3.7. Teknik Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan diinterprestasikan. Karena metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan kemudian di pelajari dan dianalisa secara deskriptif,44 yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan variable, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Jadi data-data yang sudah terkumpul baik data primer maupun sekunder hanya tinggal dianalisa dan diteliti tanpa harus memakai statistik dan tidak perlu memperhitungkan perbandinganya karena peran sulih suara tidak bisa diukur. Selain itu peneliti juga menggunakan analisa data triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.45 Pada bagian ini triangulasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara yang mendalam. Dimana peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber yang berbeda-beda. Data yang akan diteliti direkam dan dicatat melalui wawancara mendalam tidak berstruktur, Data yang telah dikumpulkan kemudian dideskripsikan dan seterusnya dianalisa.46
44
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya cetakan ketiga, 1993, Bandung, Hal 24 45 Lexy Moleong, opcit, hal 178 46 Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2003, Hal 96-97
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Objek penelitian tayangan film kartun doraemon di RCTI 4.1.1. Stasiun televisi swasta RCTI 4.1.1.1. Sejarah RCTI RCTI sebagai pelopor berdirinya stasiun televisi swasta di Indonesia tidak berarti bisa bertenang diri dalam menghadapi persaingan dengan televisi swasta lain meskipun secara peralatan dan teknologi serta studio yang dimiliki RCTI memang diakui memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang paling memenuhi standarisasi internasional dari sebuah perusahaan swasta televisi. PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) merupakan stasiun televisi swasta pertama yang berdiri di bumi persada ini pada tahun 1988. Pembangunan stasiun RCTI pertama kali dilakukan pada awal tahun 1988, dengan lokasi areal tanah seluas lima Ha (Hektar) di jl. Raya Perjuangan Kebon jeruk Jakarta. Perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran televisi ( broadcasting television ) ini pertama kali berdiri dari gagasan dua buah perusahaan besar, yaitu PT. Bimantara Cipta dan PT. Rajawali Wira Bakti Utama ( yang sekarang ini kemudian menjadi Rajawali Corporation).47 Kedua perusahaan ini berinisiatif mewujudkan gagasan perencanaan pembangunan stasiun televisi swasta. Keinginan luhur tersebut ternyata sejalan dengan program pemerintah di bidang pembangunan informasi dan program
47
Internet judul portal sejarah RCTI,
53
mencerdaskan bangsa sebagai wujud cita-cita kemerdekaan Indonesia. Televisi memiliki peran sebagai media informasi sekaligus media hiburan bagi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Pada tanggal 24 Agustus 1989 stasiun RCTI diresemikan oleh presiden Republik Indonesia ke-2 yaitu Bapak Soeharto, dan sejak peresmian tersebut,hari itu ditetapkan sebagai Hari jadi RCTI (Hari Ulang Tahun RCTI). Dan di tahun 2003 ini, RCTI telah berkembang sangat pesat dan merupakan stasiun televisi swasta terbesar se-Indonesia, hal ini terbukti dari jumlah stasiun relay yang saat ini sudah mencapai 47 buah stasiun yang terbesar hingga 219 kota di wilayah Indonesia.48 4.1.1.2. Visi dan Misi RCTI Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang diemban dan dilaksanakan oleh mereka sehingga tujuan perusahaan pun tercapai selama perusahaan itu berjalan. Begitu pun RCTI yang memiliki vision statement sebagai”Media Utama Hiburan dan Informasi”. Dimana kata’Utama’ini mengandung makna yang lebih dari sekedar’pertama’ yang berarti hierarki (tingkatan) pada dimensi tertentu. Kata’Utama’mengandung
unsur
kemuliaan
karena
melibatkan
aspek
kualitas,intergritas,dan dedikasi. Makna visi RCTI sebagai Media Utama dan Hiburan yaitu : a. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi.
48
Company profile RCTI
54
b. RCTI memperhatikan keseimbangan antara factor bisnis
dengan
tanggung jawab social atas sajian program-programnya. c. RCTI
menjadi
pilihan
utama
dari
para
‘stakeholder’
yang
meliputi:karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing,
perusahaanafiliasi,
mitrastrategis,
masyarakat,
dan
penyelenggara Negara. Sedangkan Mission statement RCTI adalah ‘Bersama menyediakan Layanan Prima’.Dimana misi yang diemban oleh RCTI ini mengandung makna bahwa interaksi kerja di dalam perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari lapisan teratas
hingga
lapisan
terbawah
mampu
bersama-sama
terstimulasi,
terkoordinasi, dan tersistematisasi dalam memberikan karyanya yang terbaik demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada para’ stakeholder’. 3.PILAR UTAMA : 1. Keutamaan dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada tiga nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi, inspirasi dan semangat juang insane RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari para “stakeholder” atas kwalitas,integritas dan dedikasi yang ditampilkan.
55
4.1.1.3. programming Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni: Program adalah suatu jadual (schedule) atau perencanaan untuk ditidaklanjuti dengan menyusunan”butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadualan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara”program” dan “Programa”. Program di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksudkan dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemrograman. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam prodoksi siaran pendukung program produksi itu bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan(inhouse production) atau dibeli/disewa dari luar seperti dari production house atau distributor film asing. Karena itu programmer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya: program untuk anak-anak program untuk dewasa, program berita, program musik, program ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
56
Dari sarana penyiaran tersebut akan dapat diartikan kejelasan sasaran yang akan dicapai atas program yang ditayangkan, yaitu masyarakat terbatas (lokal) atau masyarakat luas (nasional/internasional). Dengan demikian dapat diartikan bahwa acara siaran lokal/ daerah dapat diangkat menjadi siaran nasional dengan mengubah formatnya untuk kepentingan nasional. Programming dalam media televisi memiliki fungsi masing – masing untuk melaksanakan tugasnya. Cara kerja masuk kedalam manajemen programming untuk menentukan job description masingmasing dalam organisasi .Hubungan antara programming dengan bagian lain dapat digambarkan sebagai berikut : Programming ↓ Transkrip ↓ Dubbing ↓ Quality Controll ↓ Library ↓ Controll Room ↓ Disiarkan
57
4.1.2. Doraemon 4.1.2.1. Gambaran Umum film kartun Doraemon
Doraemon adalah salah satu karakter manga yang paling populer di Indonesia. Hampir semua orang kenal dengan tokoh ini - baik orang dewasa maupun kanakkanak. Seri kartunnya (anime) masih ditayangkan di RCTI setelah belasan tahun sejak 1991 pada waktu yang sama - pukul delapan pagi di hari Minggu, membuktikan kesuksesannya di negeri ini.
Doraemon adalah judul sebuah manga populer yang dikarang Fujiko F. Fujio sejak tahun 1970 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 4 SD yang bernama Nobi Nobita yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi di masa depan, yang disebabkan karena kebodohan Nobita.
Nobita, setelah gagal dalam ulangan sekolahnya atau setelah diganggu oleh Giant dan Suneo, akan selalu mendatangi Doraemon untuk bantuannya. Doraemon kemudian biasanya akan membantu Nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan canggih dari kantong ajaibnya; peralatan yang sering digunakan misalnya "balingbaling bambu" dan "Pintu ke Mana Saja". Sering kali, Nobita berbuat terlalu jauh dalam menggunakan peralatannya dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar.
58
Pada bulan Desember 1969, manga Doraemon terbit berkesinambungan dalam 6 judul majalah bulanan anak. Majalah-majalah tersebut adalah majalah Yoiko (anak baik), Yōchien (taman kanak-kanak), Shogaku Ichinensei (kelas 1 SD), Shogaku Yonnensei (kelas 4 SD), dan sejak 1973 majalah Shogaku Gogensei (kelas 5 SD) dan Shogaku Rokunensei (kelas 6 SD). Cerita yang terkandung dalam majalah-majalah itu berbeda-beda, yang berarti pengarang cerita ini harus menulis lebih dari 6 cerita setiap bulannya. Pada tahun 1979, CoroCoro Comic diluncurkan sebagai majalah Doraemon.
Sejak pertama kali muncul pada tahun 1969, cerita Doraemon telah dikumpulkan dan dibagi ke dalam 45 buku yang dipublikasikan sejak tahun 1974 sampai 1996, dan telah terjual lebih dari 80 juta buku pada tahun 1992. Sebagai tambahan, pada tahun 2005, Shōgakukan menerbitkan sebuah serial tambahan sejumlah 5 jilid dengan judul Doraemon+ (Doraemon Plus), dengan cerita yang berbeda dari 45 volume aslinya.
4.1.2.2. Tokoh – tokoh utama film kartun Doraemon
1. Nobi Nobita Anak kelas 5 SD yang pemalas dan sering diganggu oleh Giant dan temantemannya. Tidak pandai dalam olahraga dan juga dalam pelajaran sekolah. Walaupun begitu, ia pandai dalam membuat teka-teki dan menembak. Sifatnya yang terlalu baik dan suka menolong terkadang malah menyeretnya ke dalam masalah. Namun separah apapun, pada akhirnya Nobita akan selalu bergembira. Selain membuat teka-teki dan menembak, Nobita juga ahli dalam hal "tidur." Ia
59
mampu tertidur lebih cepat daripada orang lain . Hobinya adalah bermain karet hobi yang tak lazim untuk anak laki-laki di Jepang, dan mengumpulkan tutup botol. Cita-cita Nobita selalu berganti-ganti, ia pernah ingin menjadi ninja, guru, pilot, dan lain-lain. Namun di masa depan, ia hanya menjadi seorang pegawai kantoran.
Fujimoto, pengarang komik ini, pernah mengatakan, "Nobita sebenarnya bukan tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya malas jika harus bersungguh-sungguh ketika melakukan sesuatu, Karenanya, setiap hari ia selalu bersantai-santai. Tapi kalau memang diperlukan, ia bisa melakukannya dengan bersungguh-sungguh."
Berbeda dengan ibunya, Nobita adalah seorang pecinta binatang. Ia pernah memelihara, dengan sembunyi-sembunyi, berbagai macam hewan mulai dari kucing, anjing, Fuuko si anak angin, sampai seekor gajah Afrika yang terpisah dari induknya.
Dalam komiknya, Nobita diceritakan pernah tinggal di suatu pulau kecil terpencil selama 10 tahun akibat keteledorannya sendiri. Namun tak ceritakan apakah peristiwa tersebut memberikan efek terhadap perilaku atau sifatnya.
2. Doraemon
Robot kucing berwarna biru dari abad ke-22 yang dikirim ke abad ke-20 untuk menolong Nobita. Lahir pada 3 September 2112. Tinggi badannya 129,3 cm dan berbobot 129,3 kg. Makanan kesukaannya adalah dorayaki. Doraemon
60
sangat menyayangi dan setia kepada Nobita. Seringkali ia menolong Nobita walaupun ia sendiri dalam kesusahan.
Sebenarnya, Doraemon adalah sebuah robot kucing yang diciptakan oleh Nobita sendiri, dan setelah sekian lama doraemon berpindah - pindah sejak pertama kali diciptakan, doraemon diperbaharui dan tubuhnya dicat baru sehingga berwarna kuning yang dirancang untuk keperluan rumah tangga keluarga kaya. Sayangnya, sebuah kesalahan terjadi ketika ia menjalani proses produksi. Tak seperti robot kucing lainnya, ia gagal melewati tes sehingga ia dilelang ke keluarga kelas bawah, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobi Nobita. Doraemon tetap menjadi sebuah robot kucing berwarna kuning hingga suatu hari, ketika ia sedang mengurus bayi keluarga tersebut,sebuah robot tikus menggigit telinganya sampai hancur, sehingga terpaksa diamputasi. Doraemon menangis dan terus menangis, ia mencoba untuk mengembalikan telinganya kembali dengan cairan penumbuh, tetapi ia mengambil cairan yang salah dan akhirnya melunturkan cat ditubuhnya yang semula kuning menjadi warna dasarnya, biru. Ia pun berubah menjadi seperti sekarang ini: sebuah robot kucing berwarna biru, tanpa telinga. Sampai sekarang pun Doraemon menjadi benci dan takut terhadap tikus.
Sebenarnya Doraemon sendiri adalah robot canggih yang diciptakan sendiri oleh Nobita. Doraemon diciptakan saat Nobita sudah berumur sekitar separuh baya. Dan sebenarnya doraemon sudah berada dikeluarga nobita sejak awalnya ia diciptakan. Meskipun gagal dalam proses tes, Doraemon tetap
61
menjadi sebuah robot canggih yang memiliki alat-alat ajaib yang mampu memecahkan semua masalah. Ia juga pengertian dan memiliki rasa kasih sayang; ketika Nobita menangis dan merengek kepadanya, Doraemon dengan senang hati mendengarkan semua keluhan dan membantunya. Doraemon juga mampu memahami perasaan manusia, baik itu sedih, takut, marah, gembira, simpati, dan lainnya. Ia mempelajarinya, dan bertindak sesuai apa yang ia pelajari; ia dapat berteriak kegirangan, meloncat ketakutan, dan mengangis haru. Singkatnya, ia menjadi sebuah robot yang memiliki perasaan seperti manusia.
Tubuh Doraemon sangat sensitif, ia tak dapat beraktifitas dengan normal jika ia kehilangan suku cadangnya; walaupun hanya sebuah mur. Ia memiliki seorang adik bernama Dorami yang siap menggantikan tugasnya menjaga Nobita ketika ia menjalani servis rutin di masa depan.
3 . Minamoto Minamoto
Anak perempuan yang disukai Nobita dan di masa depan akan menikah dengannya walau di masa sekarang ia lebih dekat dengan Dekisugi. Ia selalu membela Nobita jika Nobita dikerjai teman-temannya. Ia juga serius tetapi baik hati, alasannya menikah dengan Nobita pun karena ia tak tega melihat Nobita yang malang dan selalu sial. Kesukannya adalah berendam di air panas dan makan ubi manis bakar (ubi madu). Ia bercita-cita menjadi seorang pramugari. Shizuka juga hobi memainkan biola, meskipun suara yang dihasilkannya tak jauh berbeda dengan nyanyian Giant.
62
4. Takeshi Goda (nama panggilan: Giant, Jaian dalam romaji)
Seorang pengganggu yang namanya didasarkan pada kata bahasa Inggris giant (raksasa), cepat marah dan sangat senang menyanyi walaupun suaranya kurang memadai. Ia juga sering mengadakan konser atau resital di lapangan dan mengundang semua temannya untuk datang dan mendengarkan, walaupun sebenarnya mereka tidak suka. Cita-citanya adalah menjadi penyanyi dan bisa tampil di televisi. Namun dibalik semua itu, Giant adalah seorang anak kuat yang dapat diandalkan ketika teman-temannya berada dalam kesulitan. Selain memasak dan menyanyi, Giant mempunyai hobi yang ia rahasiakan dari temantemannya: bermain rumah-rumahan dengan boneka-boneka miliknya.
5. Suneo Honekawa
Anak dari keluarga kaya yang sering memamerkan kekayaannya di depan Nobita dan membuat Nobita merengek ke Doraemon agar bisa menyaingi Suneo. Walaupun begitu, Suneo sebenarnya adalah seorang anak yang sangat manja, mudah menyerah, dan penakut. Ia juga seorang narcisist dan sering berbohong untuk menjaga harga dirinya. Teman terdekatnya adalah Giant meskipun sebenarnya ia memendam dendam terhadap Giant yang suka mengambil dan merusak mainannya. Hobinya adalah memandangi cermin, mengumpulkan perangko dan barang antik lainnya, membuat pramodel, membuat foto panorama, dan bermain remote control. Cita-citanya adalah menjadi seorang designer pakaian berkelas.
63
Suneo memiliki seorang adik laki-laki bernama Sunetsugu. Ia tinggal bersama pamannya di Amerika Serikat dan jarang pulang ke Jepang. Meskipun begitu, Suneo dan Sunetsugu sering berkomunikasi lewat surat. Dalam suratnya, Suneo selalu berbohong untuk membanggakan dirinya; misalnya dengan mengatakan bahwa ia adalah anak yang paling pintar di sekolah, paling kuat di lingkungan, dan disukai banyak perempuan. Suneo juga memiliki sepupu bernama Sunekichi yang sering membuatkan remote control untuknya.
4.1.2.3. Tokoh - tokoh dari Keluarga Nobita
1. Ayah Nobita
Nama lengkapnya Nobisuke Nobi, seorang pegawai kantoran yang baik dan penyabar. Ketika muda, ia pernah bercita-cita menjadi seorang pelukis bahkan ia sempat berguru kepada seorang pelukis yang kini terkenal. Ia pandai berolahraga terutama bermain golf tetapi ia sangat bodoh dalam pelajaran sekolah. Ia seorang perokok berat dan kesulitan menghilangkan kebiasaan merokoknya. Sejak lama ia memimpikan untuk memiliki SIM mobil namun selalu gagal mendapatkannya.
Nobisuke selalu mengharapkan Nobita agar tidak menjadi seperti dirinya; seorang pekerja kantoran dan gagal dalam melakukan apapun. Ia sering membelikan Nobi setumpuk ensiklopedia yang kemudian hanya dijadikan pajangan saja. Nobisuke juga suka petualangan, ia juga sering menasihati agar Nobita keluar rumah menikmati hangatnya sinar matahari daripada hanya tidur-
64
tiduran di rumah. Meskipun begitu, ia sangat memanjakan Nobita, ia jarang sekali memarahi Nobi.
2. Ibu Nobita
Nama lengkapnya Tamako Kataoka, seorang ibu rumah tangga yang benci binatang. Ia selalu cerewet dan memarahi Nobita jika anak itu melakukan kesalahan yang tidak dikehendakinya — mendapat nilai nol, contohnya. Di masa muda, ia adalah seorang anak yang pintar tapi tak pandai berolahraga. Hobinya adalah merangkai bunga.
3. Nenek (dari pihak ayah)
Nama aslinya tidak diketahui. Nenek adalah seorang yang penyabar dan baik hati. Ia selalu menasihati Nobita dengan halus dan lebut, dan melindungi Nobita ketika diomeli oleh ibunya. Nenek mengenal Nobita masa kini dan mengetahui adanya mesin waktu milik Doraemon. Nasihat nenek yang selalu diingat Nobita adalah Daruma; Daruma walaupun sudah jatuh berkali-kali, namun ia akan bangun dengan sendirinya. Nenek meninggal ketika Nobita masih kecil.
4. Kakek (dari pihak ayah)
Kakek adalah seorang yang galak dan tegas, ia mendidik Nobisuke dengan keras. Namun dibalik semua itu, ia sangat mencintai Nobisuke. Sama seperti nenek, ia juga mengetahui keberadaan Nobita masa kini dan Doraemon. Kakek meninggal sebelum Nobita dilahirkan.
65
5. Nobisuke
Nobisuke adalah anak Nobita dan Shizuka di masa depan. Berbeda dengan Nobita yang pendiam dan tenang, Nobisuke adalah anak yang hiperaktif, suka olahraga, dan sering mengganggu teman-temannya — meskipun kedua-duanya sama-sama bodoh. Nobisuke juga sering mengunjungi "calon ayahnya", Nobita, di masa kini.
6. Sewashi
Sewashi adalah cicit Nobita yang hidup di abad ke-22, ia lah yang mengirim Doraemon kepada Nobita.
4.1.2.4. Tokoh-tokoh Pendukung lainnya
1. Dorami
Adik perempuan Doraemon yang berwarna kuning, pandai beres-beres, bersih-bersih, mencuci dan memiliki tenaga sepuluh ribu daya kuda. Orangnya apik dan benci terhadap ketidakrapihan, dan lebih rajin dibandingkan Doraemon. Ia juga selalu serius dan tidak bisa diajak bercanda; inilah yang membuat Nobita kurang menyukainya. Meskipun begitu, Dorami sebenarnya adalah robot yang baik dan sering menolong Nobita dan teman teman ketika mereka dalam kesulitan.
66
2. Hidetoshi Dekisugi
Anak yang tampan dan pintar dalam pelajaran maupun olahraga, sering menjadi nomor 1 di kelas. Dekisugi selalu dicemburui Nobita karena sering membantu Shizuka dalam pelajaran. Selain itu, Dekisugi juga pandai menggambar dan memasak.
3. Jaiko
Adik perempuan Giant. Hobinya memasak dan mengarang komik. Giant sangat menyayanginya dan rela berkorban apa saja demi Jaiko. Ia akan menjadi istri Nobita andai saja Doraemon tidak datang ke masa kini.
4. Sunetsugu
Adik laki-laki Suneo yang tinggal bersama pamannya yang kaya raya di Amerika Serikat. Sunetsugu sangat bangga akan kakaknya, Suneo, yang menurutnya sangat pintar dan kuat, meskipun kenyataannya tidak.
5. Sunekichi
Sepupu laki-laki Suneo, berambut keriting dan
seperti keluarga Suneo
lainnya bermuka seperti rubah. Ia adalah anak orang kaya yang sangat jenius dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia pernah membuat sebuah remote control tiruan kapal Yamato sepanjang 1.75 m hanya untuk dihancurkan dengan
67
mainannya yang lain. Dalam beberapa cerita, ia mengadu mainan remote controlnya dengan peralatan ajaib milik Doraemon.
6. Pak guru
Guru kelas 4 SD yang sering menghukum Nobita dengan cara menyuruhnya berdiri di koridor sekolah. Ia sering memaharahi Nobita dan Jaian, tapi menganakemaskan Suneo. Pak guru sering melakukan kunjungan orang tua murid yang sering menjadi malapetaka bagi Nobita.
7. Sunetaro
Anak laki-laki Suneo. Ia adalah seorang yang sangat manja sama seperti ayahnya, namun ia lemah dan sering dijahili Nobisuke, anak Nobita.
8. Hideyo
Anak laki-laki Dekisugi. Ia sangat pintar seperti ayahnya. Meskipun masih SD ia sudah mampu membuat sebuah robot yang diberi nama Roboket; gabungan antara robot dengan roket.
68
4.1.2.5. Peralatan Doraemon
Peralatan yang sering digunakan oleh Doraemon antara lain:
1.
Kantong Ajaib
Adalah sebuah kantong 4 dimensi yang tertempel di perut Doraemon, kantong ini dapat menyimpan semua alat-alat Doraemon tanpa batas, bahkan semua barang-barang dikamar Nobita. Doraemon juga menyimpan sebuah kantong ajaib cadangan di lemari tempat ia tidur. Di lubang kantung ini terdapat sebuah alat pendeteksi imajinasi sehingga apabila ingin mengambil suatu alat, Doraemon akan membayangkan bentuk dari benda tersebut. Alat pendeteksi imajinasi akan mencari benda tersebut dan akan memberikannya ke tangannya.
2. Mesin Waktu
Adalah mesin yang dapat digunakan untuk menjelajah ruang dan waktu. Doraemon menggunakannya untuk kembali ke masa depan jika ia ingin menjalani servis rutin.
3. Pintu ke Mana Saja
Adalah pintu yang digunakan Doraemon untuk menuju ke tempat apa pun di waktu kapan pun.
69
4.
Baling-Baling Bambu
Baling-baling kecil milik doraemon yang digunakan untuk terbang ke tempat yang dituju. Baling-baling bambu terbang dengan menggunakan tenaga baterai yang dapat terisi ulang secara otomatis apabila diistirahatkan selama beberapa saat.
5. Konyaku Penerjemah
Konyaku penerjemah adalah makanan yang berguna untuk menerjemahkan bahasa lain. Jika dimakan, maka orang asing yang berbicara dengan kita akan mengerti perkataan kita, begitu pula sebaliknya.
6. Kue Momotaro
Adalah kue yang digunakan untuk menjinakkan binatang. Seganas apapun binatangnya, akan berubah menjadi binatang jinak yang bisa ditunggangi bahkan diperintah.
7. Senter Pengecil
Jika senter ini digunakan, benda yang disinarinya akan mengecil.
70
4.1.2.6. Susunan Dubber film kartun Doraemon Kartun Doraemon yang mulai tayang pada tahun 1990 sampai 2009 mengalami pergantian dubber lima kali sebagai berikut : I. Doraemon
: Anita Riyadi
Nobita
: Ivonne Rose
Shizuka
: Prabawati
Suneo
: Hamdani
Giant
: Is Andesta
II. Doraemon
: Nurhasanah
Nobita
: Ivonne Rose
Shizuka
: Prabawati
Suneo
: Hamdani
Giant
: Is Andesta
III. Doraemon
: Selvy Khozizah
Nobita
: Ayu Puspitasari
Shizuka
: Nurul Ulfah
Suneo
: Agus Nurhasan
Giant
: Widianto Utomo
71
IV. Doraemon
: Nurhasanah
Nobita
: Ayu Puspitasari
Shizuka
: Nurul Ulfah
Suneo
: Agus Nurhasan
Giant
: Widianto Utomo
V. Doraemon
: Nurhasanah
Nobita
: Ivonne Rose
Shizuka
: Prabawati
Suneo
: Hamdani
Giant
: Salman
4.2. Analisa Data 4.2.1. Tahap Perencanaan (Planning) Peneliti
mengacu pada kerangka pemikiran dalam strategi atau
mempertahankan suatu program tayangan. Perencanaan merupakan awal konsep sebelum melakukan sesuatu, guna arahan suatu kinerja, agar berjalan dengan baik dan lancar. Hal seperti inilah yang dilakukan programming dalam merencanakan kinerja mulai daari awal konsep. Dalam menguraikan hasil penelitian, program kartun doraemon melakukan meliputi : Pemilihan materi program, Penentuan anggaran biaya , Pemilihan waktu jam tayang 1.
Tujuan memilih materi program Film kartun Doraemon yang ditayangkan di RCTI, merupakan hasil
pemilihan suatu materi program yang memiliki tujuan menghasilkan sebuah
72
tayangan yang baik untuk anak-anak secara keseluruan baik dari gambar atau cerita perepesodenya sehingga dapat menarik perhatian pemirsa dan pemasang iklan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Firliyadi Pusmara, yang menyatakan bahwa” Latar belakang awalnya Doraemon ada karena RCTI melihat dan mengevaluasi dengan ditayangkannya Doraemon di negerinya Jepang maka RCTI memutuskan untuk membeli program film kartun Doraemon dan mencoba menayangkan episode 1 sampai 13 ternyata tingkat antusias masyarakat sangat besar minatnya dan rating RCTI pun naik cukup tajam.”49
Dengan melihat ketertarikan masyarakat terhadap film kartun Doraemon sungguh sangat besar minatnya, maka pihak RCTI merasa tertarik untuk menayangkan
terus
program
kartun
Doraemon
di
Indonesia
dengan
mempertahankan kartun tersebut, masa tayang sudah berjalan untuk yang sekian kalinya ini. “Karena itu, kita juga pengen bikin Doraemon menjadi heboh dan terkenal seperti di Jepang, maka RCTI yakin kartun Doraemon akan sukses dan ditunggu jam tayangnya oleh masyarakat anak-anak pada umumnya” Tambahnya50
Untuk itu perlu juga di pertahankan film kartun yang sudah mempunyai citra yang kuat seperti Doraemon di Indonesia selain dapat menjadi suatu kebanggaan juga sangat menarik untuk ditonton. Apabila dilihat dari tujuannya suatu perusahaan menayangkan dan mempertahankan
biasanya
untuk
mendapatkan
sorotan
sehingga
dapat
meningkatkan reputasi perusahaan sendiri yang tentunya berujung pada tujuan profit.
49 50
Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009 Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009
73
2.
Seberapa besar anggaran biaya Karena biaya dubbing saja sudah mencapai Rp 1.250.000 rupiah per episode
durasi 30 menit belum termasuk pembelian materi film. Karena itu pemasukan pemasukan yang didapat pun harus sesuai dan keseimbangan dengan pengeluaran. Agus Mahessa menanggapi hal itu selaku ketua PERSUSI, bahwa”Secara bisnis, hal ini merupakan persaingan antar media. Seperti diketahui, beberapa Stasiun Televisi di luar RCTI juga memiliki film kartun serupa. Meskipun filmfilm itu tidak berasal dari Jepang, RCTI merasa yakin kalau kartun yang menjadi favorit di negerinya sana bisa juga terulang di Indonesia. Dengan kata lain, ketika masyarakat nantinya mengemari, otomatis pemasukan untuk stasiun RCTI menjadi bertambah. Dan yang pasti nama sebagai stasiun tertua tidak akan ditinggalkan kehebatanya.” 51
Banyaknya persaingan dalam program yang sama dengan televisi lain, membuat RCTI yang telah lama menayangkan film kartun Doraemon justru semakin semangat untuk mempromosikan dan bersaing dalam bisnis dengan mencari keuntungan baik materil maupun non-materil misalnya seperti nama atau reputasi dan citra baik yang didapatkan. Hal tersebut sejalan dengan tanggapan dari pihak programming RCTI sendiri: Menurut Bapak Firliyadi Pusmara ”Dengan begitu tujuan utama RCTI menayangkan dan mempertahankan film kartun Doraemon ini tentu saja untuk meningkatkan rating RCTI sebagi stasiun televisi swasta. Dilihat juga bahwa Doraemon dinegerinya sangat ditunggu-tunggu penayangan oleh masyarakat disana. Maka RCTI tidak ragu-ragu untuk menayangkan dan mempertahankan penayanganya. Dan semua program-program di RCTI yang mana yang akan diambil atau dibeli adalah urusan dan kebijakan atasan untuk berhubungan dengan perusahaan lain, misalnya Fremantle Media. Bukan semata hanya profit seeker saja tapi lebih kepada melihat antosiasme masyarakat.”52
51 52
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009 Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009
74
Menurut Bapak Firliyadi, walaupun tidak menitikberatkan pada pencarian keuntungan dalam bentuk materi, tapi lebih kepada untuk meningkatkan rating stasiun televisi.
RCTI yakin bahwa dengan ikut menayangkan film kartun
Doraemon ini tujuan tersebut akan tercapai. Dengan kerjasama yang baik bersama Fremantle media diharapkan tujuan akhirnya agar mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan menimbulkan loyalitas dari masyarakat untuk mengikuti cerita-cerita Doraemon ini serta mendapatkan brand image yang kuat terhadap program tersebut. Tapi
menurut
hasil
observasi
penulis
melihat
bahwa
strategi
mempertahankan suatu program yang dilakukan RCTI sebagai perusahaan swasta mempunyai tujuan akhir untuk mendapatkan keuntungan baik materil maupun non materil. Dengan meningkatnya rating yang didapat dalam program yang ditayangkan, maka pemasukan melalui iklan pun akan semakin meningkat. Begitu juga menurut pendapat Bapak Agus Mahesa sebagai ketua PERSUSI menyatakan bahwa” image antara RCTI dengan Doraemon sudah sangat kuat mulai dari Doraemon ditayangkan pertama kali hingga sekarang sangat melekat kuat di benak masyarakat. Kalau sudah Doraemon pasti RCTI jadi tidak perlu menebak stasiun mana yang menayangkan .”53 Karena itu dapat kita lihat disini pihak RCTI lebih menekankan pada interes dan antusiasme masyarakat serta melihat pada target market untuk mengelola strategi mempertahankan suatu program. Bukan untuk tujuan keuntungan semata tapi lebih kepada citra yang akan dibangun dan meningkatkan loyalitas khalayaknya dengan menyentuh sisi kognitif Doraemon yang sudah melekat pada RCTI tanpa harus membangun dari awal dan merubah judul lagi.
53
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009
75
Hal tersebut sejalan dengan opini Nurhasanah sebagai pengisi Doraemon, mengenai antusias masyarakat terhadap Doraemon sampai sekarang. Menurut Nurhasanah yang selalu menonton tayangan Doraemon” ceritanya yang bagus dan tidak membosankan untuk ditonton baik orang dewasa atau anak-anak dan retingnya lebih bagusan.”54 3. Bagaimana memilih waktu jam tayang Dengan mengevaluasi bahwa Doraemon yang ditayangkan kesekian kalinya ini, pihak RCTI tidak khawatir akan tingkat kebosanan masyarakat akan tayangan Doraemon yang terkesan cukup dipaksakan ini. Apalagi dengan melihat begitu banyak film-film kartun lain yang tidak mau kalah saing berlomba-lomba menayangkan program baru yang tidak kalah menariknya untuk menaikkan reputasi stasiun televisi masing-masing. Bapak Firliyadi Pusmara mengemukakan alasan mengapa film kartun Doraemon masih terus ditayangkan hingga sekarang: “Ya karena itu tadi, tingkat ketertarikan masyarakat masih tinggi terhadap film kartun Doraemon. Selain itu, RCTI juga melihat makin lama orang makin serius untuk mengikuti cerita Doraemon di samping jam tayangnya 30 menit dan satu minggu sekali, penempatan jam atau hari sangat menentukan juga”Ujar Pak Firliyadi.55 Pihak RCTI menilai keseriusan masyarakat Indonesia untuk mengikuti cerita Doraemon sangat besar. Perencanaan sangat ditentukan dengan pemikiran yang matang untuk membuat masyarakat tidak merasa bosan. Pihak menejemen dapat melakukan skala prioritas berdasarkan dinamika pasar dan kebutuhan pasar beserta perusahaan. Pihak menejemen dapat mencermati kebutuhan pasar yang
54 55
Hasil Wawancara dengan Nur Hasanah, Pengisi Doraemon, 20 April 2009 Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009
76
dapat menentukan strategi dengan tidak merubah jam tayang dan hari yang sama sehingga masyarakat terutama anak-anak akan lebih mudah mengikutinya. Menurut ketua PERSUSI Agus Mahessa “ Yang membedakan Doraemon dengan kartun lain lebih kepada format di dalamnya seperti pergantian dubber terus mengadakan audisi. Tapi dengan diadakanya audisi itu berarti membuka peluang bagi dubber lain yang inggin mencoba mengisi Doraemon bisa juga sebagai strategi RCTI untuk mendobrak perhatian pemirsa, maka dibuatlah audisi yang lebih luas sampai ke seluruh Indonesia dan pendaftaran mencapai 2000 peserta .”56
Harapan di tayangkannya Doraemon kali ini dengan cara pergantian dubber lebih membuat masyarakat untuk tertarik mengikuti audisi Doraemon . Karena itu cara pendaftaran dipermudah dan diberikannya informasi baik melalui running teks di televisi pada saat tayang Doraemon atau lewat media cetak agar lebih menarik perhatian masyarakat. Dilihat dari opini peserta, bahwa pengisi suara Doraemon ini lebih terpilih yang usianya relatif tua. Walaupun begitu tapi talenta mereka pantas diacungkan jempol. Dengan berbekal pengalaman, rata-rata peserta yang mengikuti audisi Doraemon pernah mengikuti audisi film kartun yang lainnya. Dengan begitu dapat dilihat kegigihan mereka dalam mengikuti audisi tanpa merasa bosan apalagi persaingan dubber yang banyak. Agus Mahessa selaku ketua PERSUSI juga ikut berpendapat mengenai audisi kartun Doraemon, “ Yang sangat ketara dari perbedaan audisi Doraemon dengan film kartun yang lain adalah minat calon-calon pengisi suara yang mencapai ribuan sementara kartun lain tidak itu disebabkan Doraemon mempromosikan audisinya lewat media sementara film kartun lain tidak. Hal ini dapat dimaklumi karena
56
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009
77
mungkin RCTI ingin mengetahui masih seberapa banyak minat masyarakat terhadap kartun Doraemon.”57
Dalam pemilihan sosok dubber harus dipikirkan baik-baik sebelum proses sulih suara berlangsung, karena itu juga akan membawa pengaruh pada minat masyarakat dan reputasi perusahaan juga. Karena itu harus ada alasan yang tepat untuk menentukan pengisi tokoh yang baik sebagai mascot dari kelancaran suatu program karena diharapkan dubber pendukung mampu menghidukan karekter yang diperankan lebih hidup. Perubahan juga berdampak pada asumsi masyarakat mengenai citra Doraemon yang selama ini sudah melekat di benak masyarakat. Bapak Firliyadi Pusmara berpendapat “ Anita priyadi pertama kali mengisi Doraemon sudah tepat tapi setelah diadakannya audisi dan Nurhasanah yang dipilih itu karena suaranya mendekati suara asli Doraemon. Selain itu nurhasanah ada kesamaan dengan pengisi suara yang pertama.”58
Pemilihan pengisi suara Doraemon dilakun untuk lebih menyegarkan perhatian masyarakat. Salah satu alasan memilih Nurhasanah dikarenakan melihat karakter suaranya sesuai. Karena itu Nurhasanah dinilai memenuhi segmen tersebut dan diharapkan dapat membuat sesuatu yang berbeda. Agus Mahesa yang selalu menonton tayangan Doraemon juga setuju “ Untuk mengisi Doraemonnya menurut saya Nurhasanah lebih sesuai.”59 Ujarnya.
4.2.2. Tahap Pengorganisasian (Organizing) Suatu program dapat berjalan dengan baik, disebabkan karena terdapat suatu pengorganisasian yang baik pula. Programming, merupakan sebuah organisasi yang kecil, meski demikian perlu pengaturan yang baik pula demi 57 58 59
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009 Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009 Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009
78
kelancaran program. Bagian lain ikut membantu dalam pelaksanaan Doraemon ini dengan tugas masing-masing, mengingat ini merupakan program yang memerlukan kerjasama khusus dalam program RCTI. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik antara divisi untuk mencapai tujuan bersama dan menjalin hubungan yang baik dengan pihak sponsor dan pihak eksternal lainya. Karena itu Bapak Firliyadi Pusmara mengingatkan bahwa” Koordinasi sangat penting.programming harus selalu mengingatkan Translation Head Section begitu pula Koordinator dubber harus bekerja keras agar tepat pada jadual penayangan berlangsung.”60 selaku bagian programming selalu mencoba untuk berkomunikasi, baik dengan.Translation Head Section, Koordinator dubber 4.2.3. Tahap Penggerakan (Action) Dalam proses sulih suara terdapat beberapa tahapan yang harus dijalankan sebelum sebuah program tersebut siap untuk ditayangkan tahapan- tahapan yang harus di lalui antara lain : 1.. Menterjemahkan naskah asli ke bahasa Indonesia. Tahap pertama adalah menterjemahkan film yaitu langkah yang diambil sebelum melakukan Breakdown dengan tujuan mempermudah dan mempercepat proses pengecekan film. Penterjemahan film sendiri terdiri dari beberapa cara. Yang pertama membentuk tim tersendiri yang berasal dari karyawan RCTI, dan yang kedua memakai
jasa penerjemah yang berasal dari luar RCTI. RCTI
biasanya menggunakan cara yang kedua dengan alasan efesiensi tenaga kerja dan efesiensi waktu. Bila menggunakan jasa penterjemah yang berasal dari luar,biaya
60
Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009
79
yang dikeluarkan pun lebih ringan dibandingkan bila menggunakan cara yang pertama. Penerjemah dilakukan setelah film asing yang akan disulihsuarakan diserahkan kepada penerjemah dengan kontrak yang disepakati. Penerjemah hanya diminta untuk menerjemahkan isi percakapan yang terjadi di dalam film tanpa mengurangi atau menambah arti yang lainnya sedikit pun. Apabila terjadi kesalahan seperti penambahan atau pengurangan arti, penterjemah harus mengulangi penerjemahaan tanpa meminta uang jasa. Bapak Agus Mahessa berpendapat ” Peran penterjemah sangat penting sebab bila terjemahan bagus hasilnya juga akan bagus karena masih ada yang menterjemahkan dengan kalimat baku sehingga dalam proses dubbing menghambat dan harus mengedit lebih dulu”61 Lama waktu penterjemahan tergantung dari pihak RCTI yang meminta jasa. Biasanya waktu penerjemahan film asing dua atau tiga hari. Apabila film berdurasi 30 menit diberi waktu satu hari. Hasil penterjemahan film tersebut ditulis ke dalam sebuah bundel naskah yang disebut translation for subtitling RCTI. Yang telah diberi time code dan dialog sehingga naskah tersebut tinggal disunting untuk diselaraskan dalam proses sulih suara yang akan dilakukan di studio sulih suara. 9. Breakdown Setelah tahapan terjemahan selesai barulah masuk ketahapan berikutnya yaitu melakukan proses Breakdown . proses ini cukup memakan waktu cukup lama tergantung durasi film tersebut.
61
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009
80
Mempelajari materi film untuk menentukan dubber yang suaranya cocok dengan tokoh-tokoh dalam film yang akan di isi tersebut (casting). Seorang koordinator dubber yang didampingi pengarah dialog menonton film dan menyimak alur cerita dari film tersebut ini berguna bila dalam proses dubbing seorang dubber
menanyakan karakter maka
pengarah dialog bertugas
memberitahu sehingga dubber mengetahui cerita dan membawakan karakter pas dengan keinginan pengarah dialog. Bapak Agus Mahessa mengatakan bahwa “ Dubber-dubber sekarang cerdascerdas bahkan pengusaan bahasa Indonesia tidak diragukan lagi mereka sambil proses sulih suara bisa mengedit bahasa sehingga pengarah dialog cukup terbantu. Apalagi dubber banyak yang sarjana ini merupakan perkembangan sulih suara yang bagus”.62 Beakdown selesai maka tinggal melakukan proses selanjutnya dimana peran ini akan dilakukan oleh pengarah dialog , pengarah dialog akan melakukan menghitung jumlah scene untuk setiap peran di film tersebut. Bila sudah ditentukan jumlah scene mana yang paling banyak tinggal penentuan jadual sulih suara. Disini peran koordinator menjembatani antara dubber dan pengarah dialog agar dalam proses sulih suara tidak ada hambatan dan sesuai dengan keinginan pihak RCTI . 10. Proses casting suara Selesai
Breakdown
maka dilanjutkan tahapan berikutnya yaitu casting,
Dalam pemilihan sosok dubber harus dipikirkan baik-baik sebelum proses sulih suara berlangsung, karena itu
juga akan membawa pengaruh pada minat
masyarakat dan reputasi perusahaan juga. Karena itu harus ada alasan yang tepat
62
Hasil Wawancara dengan Agus Mahessa, PERSUSI, 18 April 2009
81
untuk menentukan pengisi tokoh yang baik sebagai mascot dari kelancaran suatu program karena diharapkan dubber pendukung mampu menghidukan karekter yang diperankan lebih hidup. Perubahan juga berdampak pada asumsi masyarakat mengenai citra Doraemon yang selama ini sudah melekat di benak masyarakat. Bapak Firliyadi Pusmara mengatakan “ Kita dalam penentuan casting tidak ikut campur kita hanya menyarankan sebaiknya suara tokoh harus sesuai dengan suara aslinya tapi bila mana pengisian tokohnya tidak pas maka kita berhak menolaknya”.63
Bila telah selesai proses casting dan menemukan karakter yang cocok maka tinggal pelaksanaan dubbing. 11. Mengatur jadual perekaman suara Proses dubbing tidak akan berjalan lancar apa bila tidak ada koordinasi antara dubber dengan koordinator dubber, karena tidak semua dubber bekerja satu tempat dan tidak terikat suatu kontrak sehingga dabber berhak menentukan jadual yang tepat dan tidak bentrok dengan jadual di studio rekaman lainya. Nur Hasanah mengatakan “ kalau saya terus terang sebelum ditetapkan jadual dubbingnya selalu bilang saya bisanya dubbing setelah pulang kerja dan ternyata pihak koordinator dubber memberi izin “.64
Dengan bantuan komputer maka akan mudah menyusun jadual dubbing dengan melihat jumlah scene mana yang terbanyak maka itulah yang akan dijadualkan lebih dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan yang mempunyai scene banyak dubbing terakhir
semua itu tergantung dari kesepakatan koordinator
dubber dengan dubbernya dendiri.
63 64
Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009 Hasil Wawancara dengan Nur Hasanah, Pengisi Doraemon, 20 April 2009
82
12. Proses dubbing Pada setiap pertengahan bulan antara tanggal10 sampai dengan 15 pada setiap bulanya, departemen planning & scheduling akan menerbitkan “jadual acara”, yaitu daftar
semua program yang akan ditayangkan pada tanggal 1 sampai
dengan tanggal 31 pada bulan berikutnya. Unit kerja dubbing akan mendaftar dan mencatat semua judul- judul film yang tercantum pada slot acara program dubbing. Daftar judul film tersebut kemudian diserahkan ke bagian library untuk dimintakan materi fisiknya berupa kaset betacem original, kaset betacem master on air beserta 2 buah copy kaset betacem master on air dan copy kaset VHS. Peralatan yang digunakan studio dubbing antara lain : a. Separangkat computer Mc Intosh G4 dengan kapasitas speed clock 1 GHz, memory 512 MHz. b. Pro tools HD2 system sebagai software kerjanya c. Pro tools Control 24, automatic mixer 24 track d. Pro tools Inter face 192 1/O, berfungsi untuk audio in put dan out put dari Pro tools control 24, automatic mixer 24 track. e. PC Monitor PHILIPS 20 inchi f. Tv Monitor sony Trinitron 20 inchi g. Sepasang speker aktif genelec. Dengan perangkat peralatan yang serba digital maka akan mempermudah dalam pelaksanaan proses sulih suara, sehingga apa yang telah dijadualkan programming sesuai dengan perencanaan.
83
Seperti apa yang dikatakan Nur Hasanah “ Wah dubbing sekarang enak banget tidak seperti dulu dubber pada saat dubbing harus bareng karena tidak ada track lagi tapi dengan komputer dubber bisa sendiri- sendiri”.65
13. proses mixing Film yang status audionya mix yaitu dimana audio, musik dan efek berada pada channel yang sama (satu channel) harus dibuatkan musik dan efek baru, hal ini dikarenakan pada saat proses perekaman dialog musik dan efek serta bahasa yang asli hilang tertimpa oleh dialog yang baru (Bahasa Indonesia). Sedangkan untuk film yang split, yaitu audio berada pada channel terpisah dengan channel musik dan efek, pada saat perekaman dialog, musik dan efek tidak hilang . Setelah proses take dialog (perekaman suara) selesai, lalu proses selanjutnya adalah penggabungan audio dan visual yang direkam. Ini adalah proses akhir dari sistim kerja sulih suara, dimana hasil rekaman suara para dubber, musik pengiring dan suara-suara efek yang diperlukan dipadukan dengan gambar film yang bersangkutan dengan cara-cara yang khas. Hasil rekaman film yang bersangkutan lalu diserahkan ke petugas on air untuk ditayangkan dari ruang kendali (control room) Peralatan yang digunakan studio mixing antara lain : a Separangkat computer Mc Intosh G4 dengan kapasitas speed clock 1 GHz, memory 512 MHz. b. SCSI Hard Drive dengan kapasitas 72 GB X 2, Fire Wire Hard Drive 2 X 200 GB, berfungsi untuk menyimpan atau mendownload sound effect juga sebagai effect library, back up data (film). 65
Hasil Wawancara dengan Nur Hasanah, Pengisi Doraemon, 20 April 2009
84
c. Pro tools HD2 system sebagai software kerjanya d. Pro tools Control 24, automatic mixer 24 track e. Pro tools Inter face 192 1/O, berfungsi untuk audio in put dan out put dari Pro tools control 24, automatic mixer 24 track. f. Pro tools Sync I/O, berfungsi untuk singkronisasi time code dari betacem. g. VTR betacam SP, AMPEX CVR- 70 h. PC Monitor PHILIPS 20 inchi i. Tv Monitor sony Trinitron 20 inchi j. Sepasang speker aktif genelec. Peralatan yang dipakai studio mixing lebih banyak dari pada studio dubbing karena dengan perlengkapan yang lengkap maka akan dihasilkan sebuah mixing film yang bagus pula.
4.2.4 Tahap Pengawasan ( Controlling ) Sebelum pelaksanaan dubbing
dan publikasi pada media perlu penetapan
rencana dan rapat-rapat harus dilakukan untuk apa dan kebijakan atas pelaksanaan ini. Semua ada tahap-tahapannya dan semua divisi dalam perusahaan ikut terjun aktif demi kesuksesan program yang ditayangkan. Seperti yang dijelaskan tahapannya oleh Bapak Firliyadi Pusmara, yaitu: “ Secara garis besar, awalnya itu adanya pematangan-pematangan perencanaan. Inikan yang kesekian kalinya jadi kita koreksi dari tayangan tahun 2005-2006. Dimana ada yang kita ubah kita ubah, dimana ada yang harus dipertahaankan kita perbaiki sampai sempurna. Lalu pertemuan demi pertemuan biasanya ada perkembangan lagi, maka jadilah sebuah program yang benarbenar kita inginkan. Disitulah baru kita terjunkan ke sebuah pelaksanaan sebelumnya ada dari sisi Programming membuat strategi dulu. Begitu juga dengan promosi membuat anggaran berapa kali harus iklan diradio, Koran dan
85
lain-lain. Programming juga menentukan jam berapa, hari apa selain memento stasiun televisi lain dengan jadual jam tayang yang sama dengan strategi itu yang kita buat. Sebelum ini berjalan semua perencanaan itu sudah ada jadi tinggal jalanin “66 Dalam wawancara dengan bagian programming dalam pengawasan terhadap tayangan Doraemon sangat memperhatikan dari awal tayangan sampai akhir tayangan itu harus terkontrol, yang gunanya untuk memperkecil tingkat kesalahan, baik dari gerak bibir yang sesuai dengan aslinya maupun dari segi bahasanya. Hasil dari evaluasi menjadi dasar untuk perbaikan di episode selanjutnya.
4.3. Pembahasan Setelah menghimpun semua data-data yang ada pada hasil penelitian, maka pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran dan teori-teori yang digunakan, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Kehadiran film kartun”Doraemon” pada pukul 08.00 WIB merupakan sebuah trobosan yang dilakukan RCTI untuk memenuhi kebutuhan pemirsa terhadap tayangan hiburan, sehingga tayangan ini dapat dijadikan sebagai tayangan alternative ditengah maraknya tayangan program hiburan yang hampir mendominasi tayangan televisi di Indonesia pada pukul 08.00 WIB. Menurut Bapak Firliyadi Pusmara bahwa pada pukul 08.00 WIB adalah waktu yang tepat untuk anak-anak terutama melihat program kartun. Target audien film kartun Doraemon adalah anak-anak dan sebagainya sesuai dengan statusnya. Sehingga pemilihan jam pada pukul 08.00 WIB cukup
66
Hasil Wawancara dengan Firliyadi Pusmara, Programming, 6 April 2009
86
beralasan dengan target penontonnya. Alasan
mengapa film kartun
‘”Doraemon” hanya ditayangkan pada hari minggu adalah untuk memperkuat ciri khas sebagai film kartun terlama distasiun televisi Indonesia. Tayangan tersebut merupakan sajian program hiburan untuk anak-anak yang cukup diandalkan
jadi
yang
menjadi
perbedaan
tayangan
program
film
kartun”Doraemon” dengan program hiburan lainnya yaitu : 1. Penayangannya terlama ( 1990-sekarang ) 2. Tidak pernah pindah stasiun Televisi (tetap di RCTI ) 3. Hari dan jam tayang tidak pernah berubah (minggu jam 08.00 WIB) 4. Ditayangkan terus secara rutin dan tidak pernah ada pengulangan . Apa yang dianggap penting media, maka dianggap penting juga oleh publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh RCTI dalam menyeleksi programprogram yang akan ditayangkan, dan berusaha membentuk persepsi tentang apa yang dianggap penting. Hal tersebut terdapat pada strategi RCTI dalam mempertahankan tayangan kartun “Doraemon” yang meliputi :
4.3.1. Tahap Perencanaan Menurut George R. Terry yang dimaksud perencanaan adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Tahap perencanaan pemilihan materi program dilakukan untuk menetapkan suatu program layak dan nantinya mendapat perhatian masyarakat. Dalam memutuskan suatu program harus sangat matang dan jelas, tentunya dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Dalam menentukan biaya yang
87
harus dikeluarkan untuk membeli program kartun Doraemon dengan biaya yang efisien dan mendapatkan kualitas yang lebih baik. Berkaitan dengan penayangan program kartun Doraemon di RCTI berarti dapat memberikan pilihan bagi masyarakat. Sehingga penetapan waktu siaran yang tepat bagi suatu program itu. Pemilihan waktu penayangan yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program yang bersangkutan. Bahwa setelah mengamati secara seksama, program kartun Doraemon berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah di sepakati bersama.
4.3.2. Tahap Pengorganisasian Pengorganisasian menurut George R. Terry menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Pada tahap ini semua pihak mulai bergerak untuk bekerja berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Bapak Firliyadi Pusmara bagian programming selalu berkomunikasi baik dengan dengan translation head section atau koordinator dubber. Dan di sini programming berperan sebagai pengambil keputusan pada saat menentukan jadual penayangan mengenai jam dan hari yang tepat. Dan penulis mengamati bahwa Bapak Firliyadi Pusmara selaku bagian programming memberikan kebebasan kepada translation head section untuk menentukan pada saat pengambilan keputusan dilapangan. Koordinator dabber diberikan kebebasan untuk berkreatifitas pada saat pelaksanaan sulih suara, namun dari kebebasan yang diberikan tetap programming mengontrol itu semua.
88
Penulis mengamati untuk strategi RCTI dalam mempertahankan tayangan kartun doraemon yang disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia terletak pada penetapan jam tayang dan hari sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh programming pada saat koordinasi sebelumnya. 4.3.3. Tahap Pengerakan Pada saat proses sulih suara program film kartun “Doraemon” tahap pertama adalah penerjemahan dilakukan setelah film tersebut yang akan disulihsuarakan diserahkan kepada penterjemah dengan kontrak yang di sepakati. Penerjemah hanya di minta untuk menerjemahkan isi percakapan yang terjadi di dalam film tanpa mengurangi atau menambahkan arti yang lainya sedikit pun. Apa bila terjadi kesalahaan seperti penambahaan atau pengurangan arti, penerjemah harus mengulangi penerjemahan tanpa meminta uang jasa. Hasil penerjemahaan di beri time code sehingga naskah tersebut tinggal disunting untuk di selaraskan dalam proses sulih suara yang akan dilakukan di studio sulih suara. Setelah tahap penterjemahan dilakukan breakdown guna mempelajari materi film untuk mencocokkan antara terjemahan dengan film tersebut. Proses casting suara pun dilakukan untuk menentukan dubber yang suaranya cocok dengan tokohtokoh dalam film yang akan di isi tersebut. Pengaturan jadwal perekaman suara disesuaikan dengan jadwal dubber yang bersangkutan karena sifat dubber yang tidak terlihat kontrak maka dubber tidak bekerja hanya satu tempat melainkan beberapa tempat. Misalnya pengisi doraemon ibu Nurhasanah dia karyawan RRI. Sehingga jadual rekaman dilakukan setelah jam kerja dari RRI selesai.
89
Proses dubbing bisa dilaksanakan dengan baik karena ada kesepakatan antara coordinator dubber dengan dubbernya sendiri, akhirnya berjalan dengan lancar tidak terjadi hambatan dalam penayangan sesuai dengan rencana. Langkah terakhir adalah mixing, dimana proses ini untuk mengatur besar kecilnya suara agar seimbang dan menyatukan efek dan musik, sehingga tidak ada suara yang levelnya dibawah normal atau diatas normal. Penulis mengamati bahwa semua sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada. 4.3.4. Tahap Pengawasan Pengawasan menurut George R. Terry adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang di kehendaki. Pengawasan di lakukan untuk melihat seberapa jauh kinerja dan efektifitas program kartun Doraemon yang bertujuaan agar tidak terjadi hambatan dalam proses sulih suara. Dan apabila terjadi hambatan, melalui pengawasan dapat memperkecil dampak kesalahan yang terjadi. Dalam strategi mempertahankan tayangan kartun “Doraemon” pengawasan dilakukan terhadap pemilihaan waktu jam tayang dan hari. RCTI selalu melakukan evaluasi terhadap program kartun doraemon yang telah ditayangkan. Untuk program kartun Doraemon evaluasi dilakukan sehari setelah di tayangkan, misalnya kartun Doraemon di tayangkan hari minggu hari senin dievaluasi. Evaluasi harian ini pada umumnya untuk mengoreksi apabila terjadi penyimpangan/kesalahan pada saat di tayangkan, misalnya gambar atau suara yang
90
pada saat di tayangkan mengalami gangguan dan apakah program tersebut sudah sesuai dengan standar yang di miliki RCTI. Rating dan share yang diperoleh setiap program acara juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Sejauh ini rating dan share masih menjadi tolak ukur untuk mengetahui banyak tidaknya penonton yang melihat suatu program acara tersebut. Penulis mengamati bahwa, strategi mempertahankan tayangan kartun Doraemon menitik beratkan pada hari dan jam tayang yang tepat.
4.4 Rating dan Share Dari hasil pengamatan penulis terhadap hasil rating dan share program kartun Doraemon dalam periode 2007-2008 mengalami peningkatan di setiap episodenya. Rata-rata program tersebut memperoleh rating tinggi sedangkan program tersebut memperoleh share cukup bagus pula dan penulis melihat bagaimana strategi mempertahankan program kartun doraemon yang meliputi kualitas dubber yang profisional. RCTI memperoleh rating dan share untuk program kartun Doraemon bisa dikatakan baik meskipun perolehanya naik turun. Sedangkan bila dibandingkan dengan perolehan rating televisi lain, bisa saja perolehan rating RCTI cukup bagus. Akan tetapi RCTI tidak bisa di sejajarkan dengan televisi lain karena RCTI membidik penonton anak-anak untuk program kartun Doraemon. Sedangkan target audien televisi lain walaupun ada yang memiliki kelas A,B tetapi untuk semua kalangan yang targetnya jauh lebih luas. Yang penting bagi RCTI adalah selalu menjaga kualitas program, agar tetap diminati pemirsa televisi maupun para pengiklan
91
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian penulis dengan judul Strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI periode 2007-2008.
5.1.Kesimpulan Pada bab terakhir ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan yang ditarik berdasarkan bab-bab sebelumnya mengenai “Strategi sulihsuara dalam film Doraemon di RCTI periode 2007-2008”. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan programming dalam strategi sulihsuara film Doraemon periode 20072008 adalah : 1. Tahap perencanaan (planning) a. Perencanaan dari pihak programming melakukan skala prioritas berdasarkan kebutuhan pasar serta perusahaan. Pihak programming mencermati kebutuhan pasar yang diisi melalui acara sulih suara (dubbing) film kartun Doraemon dengan senatural mungkin yang berbeda dan mendorong minat masyarakat yang cukup besar untuk berpartisipasi di dalamnya dengan tujuan mencari keuntungan baik materil maupun non materil seperti citra dan reting acara yang diperoleh sebagai dubbing yang terbaik. b. Untuk mendapatkan publisitas, programming melakukan media sounding dan media relation yang baik serta penyampaian informasi yang akurat, cepat, dan menarik. Programming juga memiliki strategi untuk publikasi seperti membuat konferensi pers, mendatangkan tokoh kartun doraemon berikut pengisi suaranya dan mengadakan
ke mal-
mal agar masyarakat semakin dekat dengan tokoh tersebut. Tidak lupa aktifitas on air yang direncanakan dalam rapat bersama untuk menetapkan penayanganya dengan jam yang sama dan hari yang sama
92
yaitu jam 08.00 sampai jam 08.30 hari minggu sehingga dapat berjalan dengan lancar.
2. Tahap Pengorganisasian (organizing) a. Pada tahap pengorganesasian yang dilakukan programming yaitu berkaitan antara Translation Head Section, Koordinator dubber dapat saling bekerja sama dengan baik. Dan di program kartun Doraemon ini menerapkan fungsi dan wewenang masing-masing jabatan berjalan sebagai mana mestinya. 3. Tahap penggerakan (actuating) a. Penggerakan atau pelaksanaan yang dilakukan dengan cara menterjemahkan menggunakan bahasa anak-anak agar tidak membosankan dan terasa lebih segar dari kartun yang lainnya. Cara pendaftaran dan audisi yang dilakukan untuk menentukan karakter suara diadakan yang tepat. Penyelenggaraan sulih suara (dubbing ) juga sangat hati-hati dan terkesan tidak asal-asalan dalam pemilihan kalimat, entonasi dan tempat pelaksanaan. b. Dalam tahap pelaksanaan, Progamming menyerahkan semuanya pada koordinator dubbing mulai dari masa audisi sampai proses dubbing berlangsung. c. Pada saat ditayangkan telah membuktikan antusias masyarakat terutama anak-anak yang besar terhadap film kartun Doraemon. Walaupun Dubbernya
mengalami pergantian sampai lima kali .
Masyarakat sudah tidak ragu lagi mengikuti film kartun Doraemon karena ini sudah ditayangkan dari tahun 1990. Sehingga dalam pelaksanaan tidak diperlukan sesuatu yang rumit dan hambatan yang berarti bagi programming yang mengelola film kartun Doraemon ini.
93
4. Tahap pengawasan (controlling) .a. Selanjutnya pada tahap pengawasan atau evaluasi, keberhasilan pengelolaan yang telah dilakukan programming dalam strategi mempertahankan tayangan dari awal ditayangkan sampai sekarang tidak pernah ganti jam tayang tetap jam 08.00 hari minggu juga tidak ada pengulangan episode hal ini jarang dilakukan stasiun telivisi lainnya dapat dilihat melalui media monitoring, antara lain mengenai dubber kartun Doraemon semakin meningkat pemahaman karakternya dari sebelumnya. Lalu pencapaian tujuan
kegiatan
dubbing yang dapat dilihat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. b. Indikasi keberhasilan pengelolaan film kartun Doraemon dapat diketahui dari tingginya animo masyarakat dalam mengikuti perkembangan Doraemon baik saat road show ke mal-mal maupun perbincangan dalam masyarakat. c. Terhadap tayangan Doraemon sendiri memperoleh rating yang tinggi pada penayangan perdana serta mengalami peningkatan setiap penayanganya. Begitu juga dengan partisipasi dan kehadiran media yang datang untuk memberitakan yang semakin lama semakin banyak. Hal ini dapat terlihat melalui pemberitaan yang ada baik dalam infotainment maupun di media lainnya yang menempatkan berita Doraemon dalam headline artikel. Hal tersebut memberi dampak positif terhadap RCTI dimana banyak sekali media yang menulis dan menayangkan mengenai Doraemon, serta semakin menarik dan membuat masyarakat penasaran menunggu hari minggu dengan episode yang baru. Pengelolaan di atas menunjukkan bahwa tahapan perencanaan Doraemon yang dilakukan oleh programming dapat berjalan lebih baik dibanding dengan film kartun yang lainnya dan sukses melewati setiap tahap pelaksanaan. Doraemon memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap RCTI dan hiburan pada masyarakat serta pers yang mendapatkan pemberitaan yang sangat menarik mengenai dubber-dubbernya yang layak untuk diberitakan dan lamanya
94
ditayangkan di stasiun televisi itu sendiri sangat luar biasa dibanding dengan kartun-kartun yang lainnya.
5.2.
Saran-saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah di dapat, maka
penulis akan memberikan saran dan masukan yang semoga bermanfaat. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
5.2.1.
Saran Akademis Secara metodologis, penulis menyarankan apabila ada yang ingin
menindaklanjuti tulisan ini, maka dapat dilakukan atau dikembangkan dengan menggunakan teknik dan pendekatan yang lain seperti pendekatan kuantitatif untuk melihat perbandingan pembuatan dan pelaksanaan program serta proses sulih suara sehingga hasilnya dapat melengkapi dan menambah khasanah penelitian ilmu Broadcasting.
5.2.2. A.
Saran Praktis Sebaiknya dimunculkan hasil polling sms dan telepon yang diperoleh baik berupa bagan, ataupun table sementara agar lebih transfaransi dan adil dalam menyampaikan hasil reting dan share terhadap tayangan Doraemon. Dengan tidak mengurangi hiburan tapi menjadi lebih terbuka dan jujur tanpa ada pemikiran-pemikiran negatif dari masyarakat. Misalnya, khawatir adanya kamuflase dan rekayasa didalamnya sehingga sebagai film kartun tidak sesuai dengan pilih masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Terkesan dipaksakan dalam penayanganya.
95
B.
Untuk jadual pelaksanaan dubbing sebaiknya dibuat lebih efektif dan efesien sehingga dubber merasa lebih dihargai usaha dan bakatnya.
C.
Dalam menjalin hubungan dengan media, programming sangat baik bekerja sama dan memberikan informasi yang sangat akurat serta cukup detail mencakup perkembangan tayangan Doraemon hingga akhir proses. Hal ini juga dapat dilihat melalui tata cara peliputan bagi media partner yang dilakukan RCTI sudah cukup baik dan berjaln aman serta tertib dengan prosedur yang diberlakukan bagi media. Hal ini cukup dipertahankan dan dijalin hubungan baik dan azas kekeluargaan dari pihak RCTI dengan berbagi media.
1
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvirano dan Lukianti Komala Erdiyana, Komunikasi Massa suatu pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 Arikunto , Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktekkum, Edisi Revisi II, Rhineka Cipta, Jkt, 1996 Baksin, Askurifai , Jurnalistik televisi teiri dan praktek, Simbiosa Rekatama Media,cetakan pertama: Maret 2006. Bungin,
Burhan,
Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, PT. Grafindo
Persada, 2003 Dirgantoro, Crown , Manajemen Stratejik : Konsep, kasus, dan Implementasi, PT Grasindo, 2001 Effendy, Onong Uchjana , Ilmu Teori dan Filasafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, Bandung 2003 Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung :PT,Citra Adiya Bakti) Unesco: Unite Nations Educational,Scientific and Cultural Orrganization. Effendy, Heru , Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser, diterbitkan pertama 2002, Panduan dan Yayasan Konfiden. Fahmi, A. Alatas, Bersama televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi,UMM, Malang, 2007 Iqbal, Dhani TM. & Panjaitan L. Erica , Matinya Rating Televisi (Ilusi Sebuah Netralitas), Obor
Indonesia, Jakarta, 2006
2
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, alumni, Bandung, 1998 Kuswandi,
Wawan , Komunikasi Massa sebuah analisis media televisi (PT
Rineka Cipta),1996 Liliweri,
Alo
,
Memahami
Peran
Komunikasi
Massa
dalam
Masyarakat.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).1997 Mulyana, Deddy Komunikasi Organesasi, Remaja karya, Bandung, 2001 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Ramdina Prakasa, 2003 Moleong, Lexy J,
Metode Penelitian Kualitatif, PT.Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1991 Ruslam, Rosady manajemen human dan manejemen, Komunikasi ( Komunikasi dan Aplikasi ), Rja Grafindo persada, Jakarta, 1999 Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya cetakan ketiga, 1993, Bandung Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1999 hal.66
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Rosdakarya,
Bandung, 2001 Saydam, Gonzali , Kamus Istilah Telekomunikasi, Penerbit Djambatan, 1992 Setyobudi, Ciptono , Teknologi Broadcasting TV, Graha ilmu cetakan pertama, 2006 Sayuthi, Ali, Metodologi Penelitian Agama suatu pendekatan teori & praktek, Raja Grafindo Persada, Jkt, 2002 Suryantoro, Bambang SH selaku perintis sulihsuara film asing di stasiun TV,disarikan dari hasil wawancara tanggal 2 Januari 2008
3
Lampiran 1 : Hasil wawancara dengan Narasumber programming RCTI Draft Wawancara : Narasuber Bapak Firliyadi Pusmara bagian Programming
1. Apa yang melatarbelakangi awalnya menayangkan Film kartun Doraemon di RCTI Ceritakan dengan singkat sejarahnya ? Latar belakang awalnya Doraemon ada karena RCTI melihat dan mengevaluasi dengan ditayangkannya Doraemon di negerinya Jepang maka RCTI memutuskan untuk membeli program film kartun Doraemon dan mencoba menayangkan episode 1 sampai 13 ternyata tingkat antusias masyarakat sangat besar minatnya dan rating RCTI pun naik cukup tajam. Karena itu, kita juga pengen bikin Doraemon menjadi heboh dan terkenal seperti di Jepang, maka RCTI yakin kartun Doraemon akan sukses dan ditunggu jam tayangnya oleh masyarakat anak-anak pada umumnya. 2. Apakah tujuan utama yang membuat RCTI menayangkan kartun Doraemon yang disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia ? Dengan begitu tujuan utama RCTI menayangkan dan mempertahankan film kartun Doraemon ini tentu saja untuk meningkatkan rating RCTI sebagi stasiun televisi swasta. Dilihat juga bahwa Doraemon dinegerinya sangat ditunggu-tunggu penayangan oleh masyarakat disana. Maka RCTI tidak ragu-
4
ragu untuk menayangkan dan mempertahankan penayanganya. Dan semua program-program di RCTI yang mana yang akan diambil atau dibeli adalah urusan dan kebijakan atasan untuk berhubungan dengan perusahaan lain, misalnya Fremantle Media. Bukan semata hanya profit seeker saja tapi lebih kepada melihat antosiasme masyarakal 3. Sebelum semua berjalan pasti nantinya ada perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengerakan (Action ), Pengawasan
(Controlling ) bisa dijelaskan ? Secara
garis
besar,
awalnya
itu
adanya
pematangan-pematangan
perencanaan. Inikan yang kesekian kalinya jadi kita koreksi dari tayangan tahun 2005-2006. Dimana ada yang kita ubah kita ubah, dimana ada yang harus dipertahaankan kita perbaiki sampai sempurna. Lalu pertemuan demi pertemuan biasanya ada perkembangan lagi, maka jadilah sebuah program yang benar-benar kita inginkan. Disitulah baru kita terjunkan ke sebuah pelaksanaan sebelumnya ada dari sisi Programming membuat strategi dulu. Begitu juga dengan promosi membuat anggaran berapa kali harus iklan diradio, Koran dan lain-lain. Programming juga menentukan jam berapa, hari apa selain memento stasiun televisi lain dengan jadwal jam tayang yang sama dengan strategi itu yang kita buat. Sebelum ini berjalan semua perencanaan itu sudah ada jadi tinggal jalanin 4. Mengapa kartun ini masih di tayangkan hingga saat ini ? Ya karena itu tadi, tingkat ketertarikan masyarakat masih tinggi terhadap film kartun Doraemon. Selain itu, RCTI juga melihat makin lama orang makin
5
serius untuk mengikuti cerita Doraemon di samping jam tayangnya 30 menit dan satu minggu sekali, penempatan jam atau hari sangat menentukan juga 5. Mempertahankan tayangan kartun Doraemon yang cukup lama seperti ini tentu saja dilakukan dengan kerjasama intern dengan bagian lain di RCTI, bagian mana sajakah yang terlibat ? Koordinasi sangat penting.programming harus
selalu mengingatkan
Translation Head Section begitu pula Koordinator harus bekerja keras agar tepat pada jadwal penayangan berlangsung.
selaku bagian programming
selalu mencoba untuk berkomunikasi, baik dengan.Translation Head Section, Koordinator dubber 6. Pertimbangan apa sajakah yang mendasari pemilihan film kartun Doraemon yang tetap dipertahankan tayanganya ? Seperti yang tadi kami jelaskan dari awal kartun doraemon ini memiliki kelebihan dari pada kartun kartun yang lain dengan ditayangkanya di negeri asalnya lebih dari tiga puluh tujuh tahun menandakan bahwa kartun itu disukai banyak orang. 7. Apa yang menjadi hambatan dan kendala dalam mempertahankan tayangan film kartun Doraemon ini ? Yang jadi hambatan disaat ada jam tambahan panjang dan berdekatan dengan tayangan doraemon itu membikin kami pusing sebab menggeser jam tayng doraemon tidak mungkin karena itu merupakan strategi tayangan doraemon itu sendiri.
6
8. Apa yang menjadi alat ukur keberhasilan film kartun Doraemon ? Selama ini kami masih berpatokan dengan rating dan share bila itu masih tinggi otomatis minat masyarakat menonton doraemon masih banyak 9. Program kartun Doraemon periode 2007 sampai 2008 rata-rata mendapat rating dan share berapa ? Anda bisa mengecek sendiri kebagian departemen riset dengan bapak Rojali dia pasti akan memberi penjelasan lebih luas. 10. Apakah kartun Doraemon ini sudah sesuai dengan perencanaan sebelumnya ? Menurut kami dari pihak programming sendri ini sudah sesuai dengan rencana. 11. Ada kritik tidak yang dimonitoring selama tayangan kartun Doraemon ini dari masyarakat ? Secara tertulis sih belum tapi kalau ada yang bilang kenapa doraemon mempunyai kantong ajaib untuk meminta apa saja bisa,dan sepertinya tidak masuk akal maka kami sikapi bahwa kartun itu hanya sebuah fiksi yang tidak harus dicermati begitu mendalam lagi pula itu banyak unsur hiburan.
7
Nara Sumber Agus Mahesa selaku ketua persatuan sulih suara Indonesia (PERSUSI) : 1. Menurut anda perkembangan sulih suara di Indonesia sekarang ini ? Tentu lebih bagus sekarang lah selain SDMnya pintar –pintar bayak yang lulusan sarjana jadi membantu dalam proses dubbing berlangsung. 2. Bagaimana di lihat massa tayang kartun Doraemon begitu lama ? Itu menurut saya sah-sah saja sebab haksepenuhnya terletak pada stasiun televis itu sendiri. Doraemon bisa bertahan begitu lama karena film itu memang bagus dan masih di sukai masyarakat . 3. Sejauh mana PERSUSI menjalin kerjasama dengan stasiun televisi lainnya agar biasa mengulang kesuksesan doremon ? PERSUSI tidak menjalin kerjasama dengan pihak televisi tapi PH yang bersangkutan, PERSUSI suatu organesasi yang melindungi dubber bila ada hal-hal yang merugikan dubber maka PERSUSI menjembatani agar bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. 4. Apa komentar anda mengenai pengisi kartun doraemon ? Anita priyadi pertama kali mengisi Doraemon
sudah tepat tapi setelah
diadakannya audisi dan Nurhasanah yang dipilih itu karena suaranya mendekati suara asli Doraemon. Selain itu nurhasanah ada kesamaan dengan pengisi suara yang pertama. 5. Anda
lebih
berpengalaman
bisa
dijelaskan
bagaimana
proses
dubbingnya? Anda bisa melihat langsung proses dubbing seperti apa tapi yang jelas seorang dubber memerankan tokoh dan menyamakan gerak bibirnya sehingga bisa terlihat seperti aslinya.
8
6. Dengan diadakannya audisi pengisi tokoh doraemon komentar anda ? Itu lebih adil karena tidak ada saling curiga diantara dubber itu sendiri dilain ini mungkin sebuah strategi RCTI untuk mengetahui sejauh mana antosias masyarakat dengan film kartun Doraemon. 7. Seberapa banyak minat dubber kartun doraemon ? Yang sangat ketara dari perbedaan audisi Doraemon dengan film kartun yang lain adalh minat calon-calon pengisi suara yang mencapai ribuan sementara kartun lain tidak itu disebabkan Doraemon mempromosikan audisinya lewat media sementara film kartun lain tidak. Hal ini dapat dimaklumi karena mungkin RCTI ingin mengetahui masih seberapa banyak minat masyarakat terhadap kartun Doraemon. 8. Bagaimana menjadwalkan dubber dalam proses sulihsuara ? Kalau masalh penjadwalan dubber itu tergantung dari masing – masing koordinator dubber dan kesepakatan dubber itu sendiri karena semua dubber tidak terikat kontrak kecuali Indosiar. 9. Apa yang membedakan kartun Doraemon dengan kartun lain? Yang membedakan Doraemon dengan kartun lain lebih kepada format di dalamnya seperti pergantian dubber terus mengadakan audisi. Tapi dengan diadakanya audisi itu berarti membuka peluang bagi dubber lain yang inggin mencoba mengisi Doraemon bisa juga sebagai strategi RCTI untuk mendobrak perhatian pemirsa, maka dibuatlah audisi yang lebih luas sampai ke seluruh Indonesia dan pendaftaran mencapai 2000 peserta .
9
10. kalau dilihat dari lamanya tayang kartun doraemon apakah ini merupakan saingan bagi stasiun lain ? Secara bisnis, hal ini merupakan persaingan antar media. Seperti diketahui, beberapa Stasiun Televisi di luar RCTI juga memiliki film kartun serupa. Meskipun film-film itu tidak berasal dari Jepang, RCTI merasa yakin kalau kartun yang menjadi favorit di negerinya sana bisa juga terulang di Indonesia. Dengan kata lain, ketika masyarakat nantinya mengemari, otomatis pemasukan untuk stasiun RCTI menjadi bertambah. Dan yang pasti nama sebagai stasiun tertua tidak akan ditinggalkan kehebatanya. 11.Seberapa besar image film kartun doraemon dengan stasiun RCTI ? image antara RCTI dengan Doraemon sudah sangat kuat mulai dari Doraemon ditayangkan pertama kali hingga sekarang sangat melekat kuat di benak masyarakat. Kalau sudah Doraemon pasti RCTI jadi tidak perlu menebak stasiun mana yang menayangkan .
10
Nara Sumber Nur Hasanah sebagi pengisi suara Doraemon : 1. Menurut anda apa yang membedakan mengesi kartun Doraemon dengan kartun yang lain ? ceritanya yang bagus dan tidak membosankan untuk ditonton baik orang dewasa atau anak-anak dan retingnya lebih bagusan. 2
Kalau mengingat anda seorang penyiar Radio RRI bagaimana membagi waktu dubbing kartun Doraemon ? Saya mengadakan kompromi dengan coordinator dubber mengenai jadual sebab saya ini kan karyawan RRI jadi bisanya dubbing setelah jam kerja kantor ternyata koordinator memberi izin ya tidak ada masalah.
3
Film kartun Doraemon mulai tayang tahun 1990 sampai sekarang ada tidak strategi atau trik kusus untuk mempertahankan suara anda? Sebelum saya mengisi kan sudah ada orang lain yang mengisi doraemon jadi saya tinggal nerusin. Mengenai strategi mempertahankan suara saya paling tidak banyak minum air es atau makan goreng-gorengan itu bisa membuat batuk kalu sampai batuk gawat dong tidak dapat duet.
4
Menurut anda apa yang membedakan format baru dengan yang sebelumnya dalam susunan dubbernya ? Tidak ada bedanya sama aja.
5
Film kartun Doraemon pernah ada pergantian dubbernya salah satunya suara Nobita yang diganti apa komentar anda ? Menurut saya itu sah-sah saja yang penting tidak beda jauh dengan yang sudah karena bagaimanapun juga akan membawa citra yang buruk terhadap film tersebut bila jelek gantinya.
11
6
Apakah karena honornya yang menyebabkan pergantian dubber ? Tidak juga biasanya dubber sibuk luar biasa atau memang pihak stasiun menginginkan pergantian dubber.
7
Menurut anda antusias masyarakat terhadap kartun Doraemon sekarang bagaimana? Sampai sekarang menurut saya masyarakan masih menyenangi film kartun doraemon ini terutama anak-anak dan yang membuat tolak ukur saya adalah tersebut.
stasiun televisi yang bersangkutan masih menanyangkan film
12
Lampiran 2 : Kliping beberapa media cetak Naskah (Script) Film kartun Doraemon
13
Nobi Nobita,
Doraemon
14
Minamoto Minamoto
Takeshi Goda (nama panggilan: Giant,
Suneo Honekawa
15
Peralatan yang sering digunakan oleh Doraemon antara lain:
16
Kantong Ajaib
17
Pintu ke mana saja
18
- Baling-Baling Bambu Kue Momotaro Senter Pengecil
19
Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup Penulis BIOGRAFI PENULIS
Nama
: Kuwat
Alamat
: Srengseng No. 59 Rt 06 Rw 05 Kembangan Jakarta Barat 11630
Telp
: 021-94927894
Mobile : 08161662670
Email
: kuwat_ k @yahoo.co.id.
Tgl Lahir
: Gunung kidul, 6 Mei 1970
Hobi
: Buat puisi, gambar, nyanyi, nonton, shooping
Latar Belakang Pendidikan : 2005 -2009
Kuliah Jurusan Broadcasting Fikom Universitas Mercu Buana Jakarta Barat
1989 – 1991
SMEA”SATRIA” Kembangan Jakarta Barat
1984 – 1987
SMP Muhammadiyah Gunung Kidul
1978 – 1984
SDN Centungan III Gunung Kidul
Pengalaman kerja : 1989 – 1993
PT Multipolar
1994 – sekarang
Koordinator dubber RCTI -$-