OPINI PARA IBU RUMAH TANGGA ASRAMA POLRI RANGKAPAN JAYA BARU DEPOK TERHADAP PROGRAM ACARA SOFT NEWS SELAMAT PAGI DI TRANS 7
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Stara I (SI) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Muslia Rini
Nim
: 04102-028
Jurusan
: Jurnalistik
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIV. MERCU BUANA JAKARTA BARAT 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN JURNALISTIK MUSLIA RINI (04102-028) “Opini Para Ibu Rumah Tangga Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru, Depok Terhadap Soft News Selamat Pagi Di Trans 7)” ( + 5 Bab + Halaman + Lampiran)
Abstraksi Perkembangan teknologi komunikasi yang sudah sangat pesat membuat peranan media khususnya media massa menjadi sangat penting, sedangkan media massa saat ini sangat memprihatinkan, khususnya televisi sebagai media audiovisual yang sangat mudah diterima khalayak. Melihat fungsi televisi sebagai media hiburan, menyalurkan kebudayaan, mengerahkan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat serta menghubungkan satu dengan yang lain. Pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampur baurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka atau terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini pemirsa terhadap tayangan Selamat Pagi yang ditayangkan setiap senin hingga jumat, pukul 07.30 WIB sampai 08.30 Wib. Penelitian ini termasuk tipe penelitian deskriptif yang menggunakan metode survey . Data diperoleh di RW 12 khususnya Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru depok sebanyak 66 responden. Dan data primer diperoleh dengan kuesioner dan diolah menggunakan tehnik purposive sampling.
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan berkah yang tak terhingg, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH TAYANGAN SELAMAT PAGI TERHADAP OPINI KHALAYAK AKAN BERITA (SURVEI TERHADAP KELUARGA ASRAMA POLRI RANGKAPAN JAYA BARU, DEPOK). Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana fakultas ilmu komunikasi (SI). Ada pepatah mengatakan NO BODY IS PERFECT, begitu juga diri penulis, dalam penulisan skripsi ini tentunya terdapat kesalahan dan dibutuhkan sekali perbaikan. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingun sekali mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Ibu Feni Fasta, SE.M.Si, selaku Sekbid Broadcasting Universitas Mercu Buana dan pembimbing yang selalu meluangkan waktu, memberikan masukan-masukan, saran serta semangat yang begitu besar kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.
2.
Pak Ponco Budi S, M.Comm selaku Kabid Broadcasting Universitas Mercu Buana, memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis.
3.
Pak Drs. Riswandi M,Si, terima kasih atas waktunya.
4.
Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan limpahan doa, kasih sayang serta dukungan baik moral maupum materi yang sangat dibutuhkan penulis.
ii
Sehingga penulis memiliki kekuatan serta semangat yang begitu besar untuk menyelesaikan skripsi ini, I Love U so much. 5.
Ibu-ibu Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok.
6.
Ketua RW 12 Rangkapan Jaya Baru, Depok.
7.
Suami ku tercinta, Agus Salim, yang selalu memberikan semangat dan dukungan luar biasa kepada penulis, tak lupa untuk anakku tercinta Priankha Fayruz Al Hafidz, Love U SO Much……
8.
Untuk adik-adik tersayang, Bowo n Thia terima kasih atas dukungan dan doanya.
9.
Ibu Dra. Diah Wardani, Msi, selaku Dekan FIKOM Universitas Mercu Buana.
10.
Seluruh staff pengajar (dosen) FIKOM Universitas Mercu Buana, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama penulis kuliah.
11.
Seluruh staff tata usaha FIKOM, Special untuk Mas Ervan, Mas Mawi dan Mba lila, yang sudah sering penulis repotkan selama menyusun skripsi.
12.
Last but not least, to all my friends in Fikom Jurnalistik, khususnya Kodink, Owcha, Fanny, Izmel, Aida dan Dian, thanx a lot 4 everything.
Semoga Allah selalu melimpahkanrahmat dan hidayah NYA kepada kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan khususnya penulis.
Jakarta, Juli 2009 Penulis
Muslia Rini
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ……………………………………………….………….. i KATA PENGANTAR ………………………………….……….… ii DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah ……………………………………………….. 1 1.2 Permasalahan ………………………………………………………….. 5 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 5 1.4 Signifikansi Penelitian ………………………………………………… 6 1.4.1
Signifikansi Akademis ………………………….…………. 6
1.4.2
Signifikansi Praktis …………………………….………….. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Komunikasi ……………………………………………………….. 7 2.1.1
Pengertian Ilmu Komunikasi ………………..……....……… 7
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa …………..……………… 9
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa …………………….………….. 12
iv
2.2 Televisi Sebagai Media Massa ………………………………………… 15 2.2.1
Pengertia Media Televisi ………………………………….. 15
2.2.2
Karakteristik Media Dan Televisi …………………………. 16
2.3 Program Televisi ……………………………………………………..... 19 2.3.1
Pengertian Program Televisi ……………………….……… 19
2.3.2
Jenis Program Televisi ………………..…………………… 20
2.4 Khalayak Televisi ……………………………………………………... 23 2.4.1
Pengertian Khalayak ………………………….………….. 23
2.4.2
Karakteristik Khlayak …………………….………………. 23
2.5 Teori Komunikasi ………………………………….………………….. 25 2.5.1 Teori S-O-R …………………………………….…………………… 25 2.6 Opini ……………………………………………….………………….. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian …………………………………….………………….. 30 3.2 Metode Penelitian …………………………………..…………………. 31 3.3 Tehnik Pengumpulan Data ………………………..………………….. 32 3.3.1
Data Primer …………………………..…………………… 32
3.3.2
Data Sekunder ……………………..……….……………… 32
3.4 Populasi Dan Sampel ……………………..…………………………… 32 3.4.1
Populasi ……………………..……………………………. 32
3.4.2
Sampel ………………………..……………..…………….. 33
3.5 Definisi Dan Operasionalisasi Konsep ……...……………….………... 35 3.6 Operasionalisasi Konsep ………………………………………..…….. 36 3.7 Analisis Data Dan Pengolahan Data ………………………………….. 40
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil TRANS 7 ……………………………………………………….. 42 4.1.1
Sejarah TRANS 7 ………………………………………… 42
4.1.2
Visi Dan Misi TRANS 7……………….………………….. 42
4.2 Gambaran Tayangan SELAMAT PAGI ……………………………… 43 4.3 Hasil Penelitian ……………………………………………………….. 44 4.3.1
Karakteristik Responden ………………………………… 44
4.3.2
Stimuli Menonton Televisi ………….…………………… 46
4.3.3
Opini Ibu-Ibu Terhadap Program Acara Soft News SELAMAT PAGI ……………………… 50
4.4 Analisis Dan Pembahasan ……………………………………………. 63
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 66 5.2 Saran …………………………………………………………………... 66
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ketika komunikasi sudah menjadi bagian penting dari suatu masyarakat, maka
komunikasi dapat menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya. Komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise) yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang manusia miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi manusia dapat memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru dan berbagi pengetehuan dan pengalaman. Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensinya. Sebagai contoh, ketika seseorang memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintetis, atau mengevaluasi sesuatu atau saat mendapat informasi baru, maka ia akan mengubah sikap lama, keyakinan, emosi, dan lainnya.
1
2 Ada beberapa jenis komunikasi dalam konteksnya, salah satunya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak oleh seseorang atau lebih maupun oleh suatu lembaga atau organisasi untuk pencapaian tujuan tertentu. Dalam melakukan proses komunikasinya, yaitu media massa. Media massa merupakan alat yang sangat efektif bagi kelangsungan
komunikasi massa untuk menyampaikan pesan-pesan kepada
khalayak yang ditujunya. Media massa saat ini sudah menjadi industri yang berkembang, saat ini orang dihadapkan kepada berbagai macam media massa tergantung kebutuhan mereka. Media massa dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan informasi, pengetahuan dan hiburan. Akan tetapi dewasa ini media massa juga tidak jarang memberikan efek negative kepada para pemirsa, pendengar maupun pembacanya. Salah satu media yang sangat diminati oleh khalayak adalah media televisi.
Televisi adalah media massa yang paling populer dan tersebar diseluruh dunia. Selama 10 atau 15 tahun yang lalu televisi telah berubah drastis. Selama 10 atau 15 tahun yang akan datang perubahannya mungkin akan lebih besar lagi. Televisi kabel pada mulanya dirancang untuk memperbaiki penerimaan siaran, tetapi saat ini ia telah menjadi program khusus yang dinikmati lebih dari 50 juta rumah. Satelit komunikasi sekarang merupakan komponen televisi yang sangat penting dan akan semakin besar pengaruhnya ditahun–tahun mendatang. Beberapa pesawat televisi sekarang dilengkapi dengan alat perekam video built-in, seperti halnya pesawat kaset audio yang terpasang pada kalkulator atau mesintik elektronik. Dalam beberapa tahun mendatang perkembangan televisi pasti akan lebih muktahir lagi.1
1
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia,Profesional Books, Jakarta 1997, hal.507.
3 Dalam suatu industri media, tayangan merupakan hal yang terpenting bagi kelangsungan hidup stasiun televisi. Suatu tayangan sangat menentukan tinggi rendahnya rating penonton televisi. Tayangan atau program acara yang baik dapat mengundang perhatian dan simpati para pemirsa televisi, tetapi sebaliknya, jika program acara suatu televisi tidak menarik maka televisi akan ditinggalkan pemirsannya sehingga para pemasang iklanpun enggan memasang iklannya di televisi tersebut. Salah satu jenis tayangan televisi adalah berita, berita adalah semua peristiwa yang sudah atau akan terjadi yang diketahui oleh manusia pembaca/ pendengar/pemirsa. Berita memiliki nilai berita tersendiri yang banyak dipengaruhi oleh berbagai fakta, bidang serta waktu. Berita yang lengkap harus mengandung 6 unsur berita yaitu 5W+1H (What: apa, Why: mengapa, Where: dimana, When: bilamana, Who: siapa dan How: bagaimana Trans 7 adalah salah satu televisi swasta yang ada di Indonesia, yang berkomitmen untuk menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, yang menghiasi layar kaca diruang keluarga pemirsa Indonesia. Trans 7 yang bermula bernama TV 7 berdiri dari Departemen perdagangan dan perindustrian Jakarta pusatdengan No 809/BH.09.05/III/2009. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV 7 telah diumumkan dalam berita Negara No 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukan Re-Lauch pada tanggal 15 Desember 2006, ditetapkannya sebagai hari lahir Trans 7. Dibawah naungan PT. Trans Copora yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, Trans 7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju dengan program In-House Production yang bersifat informatif, kreatif dan inovatif.
4 TRANS 7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsannya.2 Selamat Pagi adalah salah satu program acara Buletin & Current Affair yang lebih menitikberatkan pada layanan publik dengan mengkritisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara dan warga negaranya demi sebuah perbaikan. Program ini diantarkan oleh Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan. Ada 4 segmen setiap harinya. Segmen 1 dan 2 biasanya berisi indepth report dari kejadian terbaru atau terhangat (current). Di segmen ini kita selalu mencoba menghadirkan sejumlah narasumber yang berkaitan dengan topik yang sedang kita angkat. Di segmen ini biasanya selalu terselip LOT (Live On Tape). LOT khas Selamat Pagi adalah suatu bentuk peliputan mendalam yang dilakukan oleh seorang reporter lapangan. Isinya mulai dari tips mencegah terjadinya kejahatan, maraknya demo anti pelecehan agama, boomingnya perfilman di Tanah Air sampai liputan durian di negeri nenek moyangnya, Thailand. Saat ini host LOT (reporter lapangan) Selamat Pagi untuk wilayah DKI Jakarta adalah Rieska Arby akrab disapa 'Neng Rieska', Lucy Wiryono biasa dipanggil 'Tante Lucy' serta Donna Juwita. Sementara untuk wilayah Surabaya, Jawa Timur ada Nurul Intan dan Agus Subroto. Pada segmen 3 dan 4 biasanya kita akan mengusung tema-tema layanan publik dalam bentuk laporan peristiwa pelanggaran atau pengabaian aturan dan norma publik. Layanan publik khas Selamat Pagi selalu berangkat dari hal-hal sederhana yang terjadi sehari hari. Misalnya saja tidak tertibnya pengguna dan pemanfaat fasilitas publik, tak acuhnya aparat baik sipil dan polisi, hingga pembiaran sistematis
2
Definisi Trans 7 dari http//:www.trans7.co.id
5 pelanggaran peraturan. Selain itu ada pula laporan kerusakan sarana publik seperti jalan rusak dan berlubang, banjir, layanan kesehatan. Khusus di awal pekan, Selamat Pagi melakukan siaran langsung dari luar studio demi mendekatkan masalah dan peristiwa ke layar kaca. Dan di akhir pekan, kedua Host Selamat Pagi akan menyambangi layar kaca dengan tampilan penuh hiburan dan aksi di sejumlah kota dan tempat menarik. Tak hanya mengajak keluarga berwisata, aksi mereka bisa jadi menginspirasi anda untuk melakukan sesuatu tentunya bersama keluarga tercinta.3 Penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana dampak tayangan Selamat Pagi di Trans 7 terhadap keluarga di suatu lingkungan, yaitu lingkungan masyarakat Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru, Depok.
1.2
Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mencoba untuk meneliti opini dari
tayangan Selamat Pagi terhadap Ibu-ibu di Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru, Depok. Sehingga muncul pertanyaan sebagai berikut : “Bagaimana opini para Ibu rumah tangga di Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok terhadap tayangan Selamat Pagi di Trans 7 terhadap program Soft News Selamat Pagi di Trans 7 ?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas adalah :
“Pengetahuan Opini para ibu rumah tangga di asrama polri rangkapan jaya baru depok terhadap tayangan soft news Selamat Pagi di Trans 7”.
3
Definisi Selamat Pagi dari//:www.trans7.co.id
6 1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1
Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat diharapkan memberikan tambahan wawasan
mengenai ilmu komunikasi dalam opini sebuah program televisi. 1.4.2
Signifikansi Praktis Sebagai masukan bagi stasiun televisi Trans 7 dalam sebuah menciptakan
sebuah tayangan yang inovatif dan berbeda dengan acara-acara yang pada umumnya ditayangkan oleh stasiun televisi lainnya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ilmu Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise) yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang manusia miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi manusia dapat memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru dan berbagi pengetahuan serta pengalaman. Selain itu komunikasi juga selalu mempunyai efek atau dampak atau suatu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindakan komunikasi selalu ada konsekuensinya. Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya, semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi.4 Pengertian komunikasi menurut Richard Porter dan Larry Samovar sebagaiman telah dikutip oleh Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat adalah suatu dinamik transaksional yang memepengaruhi perilaku dalam nara sumber dan penerimannya dengan sengaja menyadari (to code) prilaku mereka yang
4
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 20
7
8 menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran dalam (channel) juga merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu.5 Ada beberapa jenis komunikasi dalam konteksnya, salah satunya komunikasi massa.
Komunikasi
massa
merupakan
jenis
komunikasi
manusia
(human
comunication), yang ditunjukkan kepada orang banyak atau khalayak oleh seseorang atau lebih maupun oleh sebuah lembaga atau organisasi untuk pencapaian tujuan tertentu. Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi.6 Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu : media massa cetak maupun media massa elektronik. Media massa cetak diantara lain meliputi surat kabar, majalah, bulletin. Sedangkan, media massa elektronik mencakup media audio (suara) seperti radio, dan media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.7 Definisi komunikasi massa lainnya dikemukakan oleh Gerbner adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi tersebut tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak dan waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proese memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh
5
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Wiryanto, Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal. 67 7 Sasa Djuarsa Sendjaja, ph.D., DKK. Pengantar Komunikasi, Universitas terbuka, Jakarta, 2001, hal 158-161
6
9 lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi maassa akan banyakdilakukan oleh masyarakat industri.8 2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Karekteristik komunuikasi massa disini dibatasi pada lima jenis media massa
dikenal sebagai the big five of mass media, yakni Koran, majalah, radio, televisi dan film. Berikut adalah penjelasan dari karakteristik komunikasi massa. 1)
Komunikasi melalui media masa pada dasarnya di tujukan kekhalayak yang luas, heterogen, anonym, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis cultural. Khalayak itu haterogen maksudnya adalah masyarakat luas yang bermacammacam, tidak dibatasi latar belakang pendidikan, penghasilan ataupun status sosialnya. Khalayak bersifat anonym artinya diantara satu dengan yang lain adalah terpisah dan tidak saling mengenal. Diantara pemirsa televisi satu dengan yang lain saling terpisah. Khalayak juga tersebar dan tidak mengenal batas usia, tempat tinggal, golongan, dan batasan-batasan yang lainnya.
2)
Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak hanya untuk kepentingan perorangan atau pribadi. Penngertian dari ciri ini, bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan operasi suatu media massa akan mencakup orang banyak yang terorganisasi didalam organisasi media. Misalnya pada media televisi, disamping memiliki stuktur organisasi sendiri, juga berkaitan dengan organisasi yang lain seperti Directorat Jendral Televisi, Production Hause atau studio-studio kecil yang memproduksi (cerita-cerita
8
Elvinaro Ardianto. Et.all, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media 2007 hal 3-4
10 sinetron, sandiwara, dan lain-lain.) disamping itu isi pesan media adalah peristiwa-peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 3)
Pola penyampaian pesan media massa Pola ini berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun cultural. Oleh karena itu, media mssa disebut sebagai messages multiplier (memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan menjangkau khalayak luas). Dlam hal ini diantara media cetak dan elektronika memiliki keunggulan menyampaikan pesan dalm bentuk gambar dan suara, sehingga khalyak dapat langsung melihat, membyangkan, dan menilai suatu kejadian tertentu.
4)
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah Umpan balik atau tanggapan dari khalayak lazimnya berlangsung secara tertunda. Disini pesan diliput dan diolah oleh sumber yakni organisasi elektronika dan disebarkan secara luas kepada khalayak. Khalayak luas menerima pesan-pesan itu sebagaimana adanya. Sedangkan umpan balik adalah tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh khalayak pada isi pesan suatu media massa dapat berupa tindakan-tindakan meneruskan atau berhentikan menonton atau mendengar. Umpan balik yang ditujukan kepada maedia massa dapat berupa mempermasalahkan kebenaran suatu berita, kritik atas cara-cara penyampaian
pesa atau dukungan. Biasanya pada televisi
menyediakan PO BOX khusus untuk surat-surat tanggapan dan komentar dari khalayak.
11 5)
Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan adalah identitas organisai atau kelompok. Dalam hal ini dapat diambil contoh pada program Selamat Pagi yang tayang asetiap hari senin samapai dengan jumat. Penayangan program ini dilakukan secara terencana dan terorganisasi melalui struktur organisasi yang jelas fungsinya.
6)
Penyampaian pesan melalui media massa Penyampaian pesan ini dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. Dalm televisi seperti TPI, RCTI, TRANS TV selalu menayangkan acaranya secara teratur.
7)
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa Isi pesan yang disampaikan dapat mencangkup berbagai aspek kehidupan manusia (social, ekonomi, budaya, dan lain-lain) baik yang bersifat informative dan edukatif maupun hiburan.9
9
Ibid 158-161
12 2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi yang dilakukan melalui media massa secara garis besar memiliki
dua fungsi pokok terhadap masyarakat (societal function) dan fungsi terhadap individu (Individual-function). Kedua fungsi ini terkait dalm proses pengolahan, pengiriman, dan penerimaan isi pesan media massa. Perbedaan yang nyata dari kedua fungsi tersebut adalah pada sifatnya. Fungsi terhadap masyarakat bersifat menyangkut orang banyak atau bersifat sosiologis. Dan fungsi terhadap individu bersifat psikologis. Berikut ini akan diuraikan masingmasing kedua komunikasi massa. a.Fungsi terhadap masyarakat Fungsi terhadap masyarakat memiliki pengertian yang luas,mencakup orang banyak, kelompok-kelompok, dan system-sistem budaya termasuk norma-norma sosial. Menurut Laswell dan Wrighth (1975) terdapat empat fungsi atas komunikasi massa , yaitu : 1. Pengawasan lingkungan Fungsi pengawasan lingkungan manunjukkan pada upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi didalam dan diluar lingkungan suatu masyarakat. Media massa seperti Koran, radio, televisi, dan film menyebarkan
segala kejadian atau periatiwa yang ada sehingga
menjadi informasi bagi khalayak luas. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya lelalui media massa. 2. Korelasi antar bagian didalam masyarakat untuk menanggapi lingkungannya Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi (memberi petunjuk atau hal untuk mencapai consensus dalam mencegah konsekuensi-
13 konsekuensi yang tidak diinginkan akan terjadi, karena adanyainformasi tentang lingkungan tersebut). 3. Sosialisasi atau pewarisa nilai-nilai Fungsi sosialisasi menunjukan pada upaya transmisi dan pendidikan nilai-nilai serta norma-norma dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat terhadap para anggota kelompoknya yang baru. Fungsi ini semacam fungsi yang telah dilakukan oleh para orang tua atau para guru di sekolah. Dalam fungsi ini media massa Koran, radio, televisi dan film yang telah memberikan kerangka berfikir umum yang sangat penting bagi masyarakat. 4.
Hiburan Fungsi hibursn menunjukkan pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas. Bentuk-bentuk hiburan ini pada media massa cetak mencakup hal-hal seperti kehidupan “glamour” para artis seni dan film, keindahan tempat-tempat wisata, kota-kota bersejarah musik, olah raga, atau permainan-permainan.
b.Fungsi terhadap individu Jika ditanyakan, “mengapa kita membaca Koran ?” sering kali kita menjawab, “Koran merupakan kebutuhan hidup”, jawaban tresebut terasa sangat sederhan auntuk pertanyaan yang lebih jauh tentang fungsi-fungsi komunikasi massa terhadap individu, sehingga terdapat beberapa fungsi komunikasi terhadap individu, yaitu : 1. pengawasan atau pencarian informasi Segala informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan melalui media massa. Oleh karena itu, hal ini telah memberikan pengetahuan bagi setiap orang. Disamping itu, Segala informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing orang akn membantu memberikan pemahaman yang lebih jauh.
14 2. Pengembangan konsep diri Setiap individu akan selalu mencari (Mengeksplorasi) segala informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya atau profesi yang disandangnya. Hal-hal ini dapat diperoleh dari media massa yang ada. Dengan demikian berkembangnya menjadi media massa, baik media massa cetak maupun elektronik. 3. Fasilitas dan hubungan sosial Media massa juga membantu kita dalam pergaulan social. Karena media massa selalu menyediakan topic-topik yang dapat menjadi pembicaraan hangat dalam setiap pergaulan kita dengan orang lain. 4. Subtitusi dalam hubungan sosial Dalam hubungan pergaulan kita dengan teman yang lain kita akan terlibat secara psikologis dengan hubungan akrab tersebut. Sering kali kita menyadari telah melakukan kesalahan dan merasa benar dalm hubungan tersebut. Aspe-aspek psikologis dalam hubungan social ini sering kita dapatkan atau temui dalam isi pesan media massa. Misalnya kita terlibat secara serius ketika menonton film keluarga, sampai-sampai kita mengeluarkan air mata karena terharu. Sebaliknya, sering kali kita benci dan gemes kepada tokoh tertentu dalam suatu film ditelevisi atau tokoh cerita diradio. 5.
Membantu melegakan emosi Dari berbagai jenis media massa yang ada seperti Koran, majalah , radio, televisi, dan film umumnya telah membantu kita dalam mencapai suasana menyenangkan, memberi hiburan, melepaskan emosi, atau membuat kita tertawa dan bergembira.
15 6.
Pelarian dari ketegangan dan keterasingan Dalam menghadapi pekerjaan dan aktivitas sehari-hari sering kita stress (tegang), bahkan kita merasa terasing dengan teman-teman atau lingkungan disekitar kita. Dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian dari tegang dan terasing.
7.
Bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi Dalam kehidupan rutin kita sehari-hari media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan kita. Setiap pagi kita tidak akan lupa menyempatkan waktu dalam membaca Koran. Sore dan malam hari kita akan selalu menonton film-film atau cerita-cerita tertentu ditelevisi.10
2.1.4 Proses Komunikasi Massa Proses dalam komunikasi massa. Pertama, proses mengalirnya pesan yang pada dasarnya merupakan proses satu arah. Kedua, proses seleksi, peoses dua arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber penerima. Pesan mengalir dari media penerima tetapi tidak kembali lagi, kecuali berupa umpan balik dalam bentuk surat pembaca, angket, dan semacamnya. Komunikasi massa juga merupakan proses dua arah. Baik media maupun khalayak melakukan seleksi. Pertama, media menyeleksi bagian dari total populasi yang akan mereka raih. Selanjutnya pemirsa atau pembaca atau pendengar menyeleksi dari semua media yang ada, pesan tertentu yang akan mereka ikuti.
10
Ibid 172-175
16 2.2
Televisi Sebagai Media Massa
2.2.1
Pengertian Media Televisi Dalam istilah bahasa Inggris disebut television. Berasal dari kata yunani, tele
artinya jauh dan vision atinya melihat. Jadi artitelevision secara harfiah adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa pada saat sekarang kita dapat melihat siaran langsungdari Jakarta atau kota lain dari rumah kita masing-masing, dengan demikian televises adalah salah satu massa media yang memencarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari pada kenyataan yang disiarkan, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah.11 Televisi secara harfiah artinya melihat dari jauh. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meleiputi dua bagian utama, yaitu pemancara televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar bersamasama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa ayang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan yang aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yag digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh.12 2.2.2
Karakteristik Media Televisi
Terdapat beberapa karakteristik media massa, yaitu : 1. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didenga sekaligus dapat dilihat. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada kata-kata.
11
Sunarjo dan djonaesih S sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, Liberty, Yogyakarta 1983, hal 125
17 Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatna yang audiovisual pula, maka acara siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita. Jadi, penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televise, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. 2. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertangung jawab atas kelancaran acara televise adalah pengarah acara. Bilaia membuat naskah acara, atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar. Begitu pula seorang kounikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berfikir dalam gambar. Ada dua tahap dalam proses berfikir dalam gambar. Tahap pertama adalah Visualisasi yakni, menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yakni, kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasisn Lebih konteks Pengaturan televise siaran leih kompleks, dan lebih banyak meibatkan orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah tehnik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, audio, juru suara, rias dan lain-lain.
18 2.2.3
Fungsi Televisi Sekarang ini fungsi televisi tidak lagi dilihat sebagai sarana pendidikan
saja, saat ini fungsi televisi sudah sangat berkembang. Berikut ini beberapa fungsi televisi : a.
Pengawasan situasi masyarakat Fungsi ini sering di sebut informasi. Namun disini istilah informasi sengaja tidak dipakai, agar tidak timbul salah faham seakan-akan fungsi televisi adalah saluran penerangan bagi penguasa untuk memperoleh informasi kepada rakyat sesuai dengan kepentingan pemerintah. Fungsi televisi yang sebenarnya adalah mengamati kejadian yang ada didalam masyarakat dan kemudian melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.
b.
Menghubungkan satu dengan yang lain Menurut Neil Postman televisi tidak berkeseimbang. Akan tetapi, televisi yang menyerupai sebuah mosaic dapat saja menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis. Misalnya gambar seorang menteri berapi-api bicara mengenai “tinggal landas” hasil rekaman beberapa tahun yang lalu dapat dijejerkan dengan berita terakhir tentang pengangguran massal akhir krisis moneter. Tanpa diberi komentar para pemirsa dapat mengambil kesimpulan sendiri.
c.
Menyalurkan kebudayaan Sebenarnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi berfungsi sebagai pengawas masyarakat. Akan tetapi, diharapkan televisi dalam hal ini lebih proaktif. Televisi sendiri tidak hanya
19 mencar, tetapi juga ikut memperkembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan. d.
Hiburan Didunia pendidikan hiburan sering dipandang negatif atau sebagai kurang bermakna. Tetapi dalam budaya lisan sebelum ada tulisan hiburan dan pendidikan menjadi satu. Demikian juga dengan kebudayaan audiovisual segala-galanya paling sedikit mempunyai unsur hiburan. Sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia. Hiburan ini merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi untuk kegiatan-kegiatan yang lain.
e.
Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Fungsi yang kelima ini sering menjadi bahan diskusi, karena mudah disalah gunakan oleh seorang penguasa. Akan tetapi, dalam situasi tertentu fungsi ini cukup masuk akal. Misalnya kalau terjadi wabah penyakit disuatu daerah, televisi bisa saja memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita mengenai wabah penyakit ini kemudian dapat dihubungkan dengan keterangan tentang vaksinasi. Tetapi hal tersebut tidaklah cukup, televisi juga harus proaktif memberikan motivasi dan mengajukan agar orang mau dibantu secara preventif.12 Fungsi yang paling penting dari semua fungsi diatas, dalam penelitian ini adalah fungsi televisi sebagai transmisi kebudayaan. Menurut Charles R. Wright, misalnya bagi masyarakat dan bagi anggota–anggotanya secara individual, dengan adanya aktivitas-aktivitas sosialisasi yaitu, penurunan kebudayaan kepada generasi-
12
Ruedi Hofmann,Dasar-dasar Apresiasi Program Televisi, Grasindo, Jakarta 1999. Hal. 5
20 generasi berikutnya yang ditangani oleh komunikasi massa. Dengan kata lain media massa mendispersonalkan proses sosialisasi.13 Maksud dari penjelasan Charles R. Wright diatas adalah, dengan adanya media massa proses sosialisasi menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan tanpa adanya tatap muka dan proses sosialisasi lainnya secara praktek.
2.3
Program Televisi
2.3.1
Pengertian Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara televisi
yang disajikan adalah factor yang membuat
audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat dilaksanakan dngan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian Program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. 2.3.2 Jenis Program Televisi Pada stasiun televisi, jenis program yang ditayangkan ada dua, yaitu: 16 1. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 13
Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, Remadja Karya CV, Bandung, 1986, hal 22.
21 a. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : a) Straight news berarti berita 'langsung' (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian 'menarik' disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. c)
Infotainment, adalah salah sate bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.
b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampalkan secara mendalam (indepth) namun fidak bersifat hares segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah: magazine, current affair, dokumenter dan talk show. a) Current Affair, adalah program yang menyajikan mformasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.
22 c) Dokumenter,
adalah
program
informasi
yang
bertujuan
untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. d) Talk Show, adalah program yang menampilkan sate atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). 2. Program Hiburan (entertainment) Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan atau games. I. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan
masyarakat
setelah
ditimpa
bencana
alam
dahsyat,
misalnyagempa bumf atau tsunami. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.
a.
Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan.
b.
Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film
2.
Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).
3. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok atau (tim) yang sating bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu
23
a. Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta sating bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. b.
Ketangkasan,
peserta
dalam
permainan
ini
harus,
menunjukkan
kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permaman yang membutuhkan perhitungan dan strategi. c. Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.
2.4 Khalayak Televisi 2.4.1 Pengertian Khalayak Khalayak bisa disebut dengan istilah penerima, sagaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akm gagal dalam mencapai tujuamya. Khalayak adalah sekumpulan orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama, Berta tujuan yang kurang lebih sama pula, yakni ingin memperoleh hiburan. Dengan demikian pads mass sekarang ini, konsepsi khalayak menunjuk pads sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau basil dari kegiatan
24 komunikasi yang dilakukan yang jumlahnya besar, tersebar secara luas, banyak diantaranya yang Baling fidak mengenal, satu dengan lainnya, dan jugs heterogen (beragam) dalam hal ciri –ciri sosial ekonomi dan geografisnya. 2.4.2 Karakteristik Khalayak 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya pengolahan informasi yang terjadi pads pihak khalayak bersifat selektif. Penerima, pesan pads saat berhadapan dengan suatu informasi tertentu akan melakukan pengmterpretasian atau pemecahan kode. Alhasil tidak seluruh isi informasi akan dapat diserap oleh si penerima, secara utuh. Satu dari beberapa bagian pesan tersebut mungkin tidak akan dicerna karma tidak masuk dalam kerangka pengetahuan, pengalaman hidupnya atau di pandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan orientasinya. 2. Khalayak sebagai problem solver Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan mereka masingmasing. Mereka jugs selalu berupaya mencari cars pemecahannya. Tujuan optimalnya tentu untuk memadakan keseluruhan permasalahan yang tengah dialaminya. Dari pihak khalayak salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapinya, dengan demikian pesan yang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahannya akan diabaikan dan tidak mendapatkan perhatian mereka. 3. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pads khalayak sasaran langsung, ada penyebaran informasi bisa melalui tahap dan barisan (multi step flow of communication) seorang khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan meneruskan
25 informasi tersebut ke orang-orang lainnya. Dan orang yang menerima informasi ini pun selanjutnya akan menyampaikannya kembali ke orang-orang lain. Demikianlah proses ini terns berlanjut. 4.
Khalayak yang mencari pembela Ketika seseorang mengalami krisis keyakman maka is akan mencari informasi yang dipandang bisa mendukung keyakinannya. Jadi seseorang memilih suatu medium karena informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung keyakinannya.
5.
Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang individu jugs terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya (ABRI, KORPRI, dan sebagainya). Dengan demikian informasi yang diperoleh khalayak melalui suatu medium akan diproses melalui dua dimensi. Pertania berkaitan dengan nilai-nilai yang dipegang secara pribadi, yang kedua berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota kelompok
6.
Khalayak sebagai kelompok Mengingat sifat keragaman khalayak maka diperlukan adanya segmentasi khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam.
7.
Selera khalayak Setiap khalayak mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, maka perlu diketahui apa dan bagaimana selera khalayak yang akan di jangkau.
26 8.
Khalayak sebagai khalayaknya suatu medium Boleh jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dalam satu atau beberapa media massa tertentu. Tingkat amanitas terhadap media massa tersebut sudah sangat ketatnya sehmgga sulit untuk beralih ke media massa lainnya.
2.5 Teori Komunikasi 2.5.1. TEORI S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari Psikologi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pecan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a.
Pecan (Stimulus, S)
b.
Komunikan (Organism, 0)
2.7 Opini Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 14 Definisi Hovland menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukkan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting.
14
Onong Uchjana Effendi, Kamus Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1989, hal 10
27 Dalam ilmu komunikasi istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampur baurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka atau terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan. Karenanya dinyatakan bahwa sikap perubahan reaksi yang tertutup, biasanya sikap seseorang mencerminkan sekaligus pendapat secara implisit. Tetapi belum tentu apa yang dinyatakan seseorang akan menentukan sikap yang sebenarnya. Karena itu dinyatakan pula, bahwa suatu pesan berhasil apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan komunikator. Opini menurut Carl I Hovland sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang dipermasalahkan. Opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai penyataan sikapnya terhadap sesuatu
hal atau peristiwa yang diungkapkan Leonard W Doob dalam
bukunya yang berjudul “Public Opinion and Propaganda” (1994) menyebutkan bahwa 15 Opini adalah sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama” Astrid Susanto menjelaskan tentang pendapat umum dalam bidang ilmu komunikasi atau publisistik dapat ditemukan dalam definisi yang dirumuskan oleh Bernands Barelson: “Some kind of communication on some kind of issue, brought to the attention of some kinds of people under some kind of conditions, have some kind of effects ”
15
Djonaesih S. Sunarjo. SU, Opini Publik, Jogjakarta, Liberty Offset, 1997, hal. 28
28 Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengenai soal tertentu, apabila dibawa dalam bentuk tertentu kepada orang-orang akan membawa efek tertentu pula.16 Komunikasi dalam bentuk ini memperlihatkan, bahwa komunikasi yang diadakan dan ditujukan kepada persoalan tertentu, akan menghasilkan adanya interpretasi dan pernyataan tertentu pula. R.P Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai unsure sebagai molekul opini, yaitu: 17 a. Belief (kepercayaan tentang sesuatu) b. Attitudde ( apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) c. Perseption (persepsi), yaitu proses memberi makna pada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan. Dalam buku dasar-dasar Public Relations Walter Lipman mendefinisikan unsure-unsur opini sebagai berikut : Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasakan dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.18 Kepercayaan persepsi mengenai sejumlah hubungan antara dua hal atau antara satu hal tertentu dengan karateristik dari hal yang dimaksud. 19
16
Astrid S. Susanto, Pendapat Umum, Bandung, Bina Cipta 1975, hal 90 Djonaesih S. Sunarjo. SU, Op Cip, hal. 89 18 DRS. Soleh Soemirat, M. S. dan DRS. Elvinaro Ardianto, M.Si./Dasar-dasar Publik Relations/ PT. Remaja Rosdakarya. 2002, hal 116 19 Dan Nimo./Komunikasi Publik Khalayak dan Efek/. Bandung. Remaja Karya CV. 1989 hal. 12 17
29 Perkembangan opini dan attitude selalu berdasarkan kepada kepercayaan yang dimiliki. Opini merupakan ekspresi dari attitude. Attitude adalah predisposisi seseorang dalam menilai suatu lambing atau objek. Opini lebih mudah berubah dibandingan dengan attitude yang bersifat lebih stabil.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Dalam penelitian ini bersifat deskriftif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriftif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguju hipotesis atau membuat prediksi.25 Dalam penelitian deskriftif, umumnya akan disajikan berbagai data atau grafik yang berguna untuk 26: 1.
Pengetahuan karakteristik dari objek penelitian.
2.
Menggambarkan aspek pada kondisi tertentu.
3.
Dapat memberikan ide bagi penelitian selanjutnya.
4.
Digunakan untuk mengambil keputusan sederhana. Penelitian deskriftif ditujukan untuk mengumpulkan informasi actual
secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlangsung. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan melukiskan secara sisitematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat27.
25
Jalaluddin rakhmat, “Metode Penelitian Komunikasi”, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001 hal 24 26 Mustafa Edwin Nasution & Hardius Usman, “Proses Penelitian Kuantitatif”, lembaga penerbit, Jakarta 2007, hal 83 27 Jalaluddin Rakhmat,”Metode penelitian Komunikasi” , Jakarta, Universitas Terbuka Depdikbud 1995, hal 114
30
31 Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alas an karena penulis ingin pengetahuan dan menyakini bahwa ibu-ibu rumah tangga di Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok, mampu memberikan respon terhadap penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik setiap individu masing-masing.
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.28 Metode Survey adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi social, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau daerah.29 Alasan peneliti menggunakan metode survey adalah karena dalam penelitian ini peneliti memerlukan pengumpulan data dan informasi dari beberapa pihak. Agar data lebih terarah dan akurat, maka peneliti membutuhkan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari responden.
28
Koentjaraningrat,”Metode-metode Penelitian Masyarakat”, Cetakan XII, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1991, hal 29 29 Moh.Nazir,”Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Jakarta 1998, hal 65
32 3.3
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.3.1
Data Primer Data primer yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh peneliti dari responden.30 Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, yaitu berupa pertanyaan yang disusun secara tertulis guna memperoleh data berupa jawaban dari responden.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder yaitu data peneliti tidak mengumpulkan secar langsung, tetapi data “diambil’ dari pihak lalin.31 Dalam penelitian data-data akan dijadikan pelengkap guna memperlancar proses penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan dari buku-buku referensi yang berhubunga dengan objek penelitian.
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.32 Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah para ibu rumah tangga Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok yang menyaksikan program acara soft News Selamat Pagi.
30
Ibid, Mustafa Edwin & Hardius Usman, hal 100 Ibid, Mustafa Edwin & Hardius Uswan, hal 100 32 Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Op. Cit, hal. 78 31
33 Populasi
Ibu-ibu yang peneliti peroleh dari data kependudukan
keluarga Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok, yaitu : Tabel 3.1 Tabel Distribusi Penduduk Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok Penduduk (Warga)
Total Penduduk
Kepala Keluarga
66
Ibu-ibu
66
Remaja
38
Anak-anak
68
Total
238
Sumber data : Penduduk Asrama Polri
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 238 orang, dari populasi tersebut maka didapat beberapa sampel yang memenuhi criteria penelitian ini sejumlah 66 orang. 3.4.2
Sampel Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang dianggap mewakili
populasi tersebut.33 Sedangkan sampel seringkali disebut contoh, yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampeling.34
33 34
Setiawan, Bambang, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995.Hal 54S W. Gulo, Metode Peneliitan, Grasindo, Jakarta 2002, hal.78
34 Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik populasi sampling atau total sampling, dimana yang menjadi sampel adalah jumlah keseluruhan dari populasi atau unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.35 Selanjutnya penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto “sekedar Ancer-ancer”, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30 % dari subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Akan tetapi apabila peneliti menggunakan tehnik wawancara (Interview) atau pengamatan (observasi), jumlah tersebut dapat dikurangi menurut tehnik pengambilan sampel sesuai dengan kemampuan peneliti.36 Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebesar 40 % dari jumlah populasi atau dengan perhitungan rumus : 40 X 238 100 66 Jadi jumlah sempel yang peneliti ambil adalah jumlah populasi keluarga Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru, Depok, sebanyak 238 orang terdiri dari 66 kepala keluarga, 66 ibu-ibu, 38 remaja dan 68 anak-anak berdasarkan pada target audience dari tayangan Selamat Pagi. SBerdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil penelitian ini berjumlah 66 responden.
35 36
Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, op. Cit, hal. 152 Suharsini Arikunto, Manajemen penelitian, Rineke Cipta, Jakarta, 2007
35
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep Definisi Konsep Yang dimaksud dengan konsep adalah suatu pernyataan singkat tentang suatu fenomena. Dalam penelitian ini yang dimaksud opini adalah sikap orang-oang mengenai sesuatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari masyarakat yang sama. a. Opini adalah sikap orang-orang mengenai suatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari masyarakat yang sama. b. Ibu Rumah Tangga adalah seorang wanita yang sudah menikah, serta mempunyai keturunan yang didalam keluarga serta dalam mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga.
36
3.6
Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep Konsep Opini
Dimensi
Indikator
Skala
Kepercayaan Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa “ Selamat Pagi” 2. Tidak Setuju adalah judul Soft News 3. Netral yang menarik dan unik
4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa “ Selamat Pagi” 2. Tidak Setuju adalah judul Soft News 3. Netral yang menarik
4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa Desy Ratnasari dan 2. Tidak Setuju Ferdi
Hasan
adalah 3. Netral
pembawa acara Soft News 4. Setuju yang
dapat
disemua kalangan
diterima 5. Sangat Setuju
37
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa program soft news 2. Tidak Setuju Selamat
Pagi
mengangkat
tema
actual
selalu 3. Netral yang 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa program soft news 2. Tidak Setuju Selamat
Pagi
selalu 3. Netral
menyajikan fakta
4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa program soft news 2. Tidak Setuju Selamat
Pagi
menghadirkan tamu yang menarik
selalu 3. Netral bintang 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat mempercayai 1. Sangat Tidak Setuju bahwa soft news Selamat 2. Tidak Setuju Pagi selalu menghadirkan 3. Netral nara
sumber
kompeten
yang 4. Setuju 5. Sangat Setuju
38
Informasi
Masyarakat
memperoleh 1. Sangat Tidak Setuju
informasi dari program soft 2. Tidak Setuju news Selamat Pagi
3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat
memperoleh 1. Sangat Tidak Setuju
hiburan dari program soft 2. Tidak Setuju news Selamat Pagi
3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat
memperoleh 1. Sangat Tidak Setuju
pelajaran dari program soft 2. Tidak Setuju news Selamat Pagi
3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat memperoleh
1. Sangat Tidak Setuju
informasi yang akurat dari
2. Tidak Setuju
program soft news Selamat
3. Netral
Pagi
4. Setuju 5. Sangat Setuju
39
Masyarakat memperoleh
1. Sangat Tidak Setuju
informasi yang adil dari
2. Tidak Setuju
program soft news Selamat
3. Netral
Pagi
4. Setuju 5. Sangat Setuju
Masyarakat
memperoleh 1. Sangat Tidak Setuju
informasi
yang
berpihak/
netral
tidak 2. Tidak Setuju dari 3. Netral
program soft news Selamat 4. Setuju
Menonton
Pagi
5. Sangat Setuju
Masyarakat menonton
1. Sangat Tidak Setuju
program soft news Selamat
2. Tidak Setuju
Pagi sampai habis setiap
3. Netral
episode
4. Setuju 5. Sangat Setuju
Pengaruh
Masyarakat
mendapat 1. Sangat Tidak Setuju
pengaruh setelah menonton 2. Tidak Setuju program soft news Selamat 3. Netral Pagi
4. Setuju 5. Sangat Setuju
40
3.7
Analisis Data dan Pengolahan Data Untuk kuantitatif, analisis statistic dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Data yang dihasilkan dari survey dengan menggunakan kuesioner merupakan data statistic. Oleh karena itu, analisis yang dilakukan haruslah mengikuti kaedah-kaedah statistic, secara garis besar, jenis analisis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Analisis Deskriptif Secara
konseptual,
analisis
deskriptif
merupakan
metode
untuk
menggambarkan data yang dikumpulkan secara sederhana. Penyajiannya dapat berbentuk tabel, grafis, termasuk juga perhitungan rata-rata, standar deviasi dan lain sebagainya. 2. Metode ini merupakan data sampel sebagai dasar interpretasi dan analisis agar didapat sustu kesimpulan yang digunakan untuk pengetahuan sesuatu tentang populasi. Sangat banyak tehnik yang tergolong analisi ini, sehingga tidak mungkin untuk dibahas secara keseluruhan.37
37
Mustafa Edwin Nasution & Hardius Usman, “Proses Penelitian Kuantitatif” , Lembaga Penerbit, Jakarta 2007, hal 121-122 dan 130
41
Rumusan Interval38 I = Jarak Pengukuran
( R )
Jumlah Interval
Keterangan : I
= Interval
R
= Nilai Tertinggi (NT) – Nilai Terendah (NR)
NT
= 15 X Jumlah Skor Tertinggi adalah 5 = 15 X 5 = 75
NR
= 15 X Jumlah Skor Terendah adalah 1 = 15 X 1 = 15
Jumlah Skala = 5 i =
75 - 15 5
i =
60 5
= 12
38
Rachmat Ryanton, Riset Komunikasi, Jakarta:2006,hal213
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Trans 7
4.1 .1 Sejarah Trans 7 Trans 7 adalah salah satu televisi swasta yang ada di Indonesia, yang berkomitmen untuk menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, yang menghiasi layar kaca diruang keluarga pemirsa Indonesia. Trans 7 yang bermula bernama TV 7 berdiri dari Departemen perdagangan dan perindustrian Jakarta pusatdengan No 809/BH.09.05/III/2009. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV 7 telah diumumkan dalam berita Negara No 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukan Re-Lauch pada tanggal 15 Desember 2006, ditetapkannya sebagai hari lahir Trans 7. Dibawah naungan PT. Trans Copora yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, Trans 7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju dengan program In-House Production yang bersifat informatif, kreatif dan inovatif. TRANS 7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsannya. 4.1.2
Visi dan Misi Trans 7 Trans 7 memiliki visi yaitu menjadi televisi
terbaik diindonesia maupun
ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berprilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholder serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Sedangkan Misinya 42
43 adalah wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokratis.
4.2
Gambaran Tayangan Selamat Pagi Selamat Pagi adalah salah satu program acara Buletin & Current Affair yang
lebih menitikberatkan pada layanan publik dengan mengkritisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara dan warga negaranya demi sebuah perbaikan. Program ini diantarkan oleh Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan. Ada 4 segmen setiap harinya. Segmen 1 dan 2 biasanya berisi indepth report dari kejadian terbaru atau terhangat (current). Di segmen ini kita selalu mencoba menghadirkan sejumlah narasumber yang berkaitan dengan topik yang sedang kita angkat. Di segmen ini biasanya selalu terselip LOT (Live On Tape). LOT khas Selamat Pagi adalah suatu bentuk peliputan mendalam yang dilakukan oleh seorang reporter lapangan. Isinya mulai dari tips mencegah terjadinya kejahatan, maraknya demo anti pelecehan agama, boomingnya perfilman di Tanah Air sampai liputan durian di negeri nenek moyangnya, Thailand. Saat ini host LOT (reporter lapangan) Selamat Pagi untuk wilayah DKI Jakarta adalah Rieska Arby akrab disapa 'Neng Rieska', Lucy Wiryono biasa dipanggil 'Tante Lucy' serta Donna Juwita. Sementara untuk wilayah Surabaya, Jawa Timur ada Nurul Intan dan Agus Subroto. Pada segmen 3 dan 4 biasanya kita akan mengusung tema-tema layanan publik dalam bentuk laporan peristiwa pelanggaran atau pengabaian aturan dan norma publik. Layanan publik khas Selamat Pagi selalu berangkat dari hal-hal sederhana yang terjadi sehari hari. Misalnya saja tidak tertibnya pengguna dan pemanfaat fasilitas publik, tak acuhnya aparat baik sipil dan polisi, hingga pembiaran sistematis
44 pelanggaran peraturan. Selain itu ada pula laporan kerusakan sarana publik seperti jalan rusak dan berlubang, banjir, layanan kesehatan. Khusus di awal pekan, Selamat Pagi melakukan siaran langsung dari luar studio demi mendekatkan masalah dan peristiwa ke layar kaca. Dan di akhir pekan, kedua Host Selamat Pagi akan menyambangi layar kaca dengan tampilan penuh hiburan dan aksi di sejumlah kota dan tempat menarik. Tak hanya mengajak keluarga berwisata, aksi mereka bisa jadi menginspirasi anda untuk melakukan sesuatu tentunya bersama keluarga tercinta.
4.3
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17
Agustus 2009 pada Ibu-ibu Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru, Depok adalah sebagai berikut : 4.3.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Usia Responden (Ibu-ibu Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru) No
Usia
Frekuensi
Persentase
Responden 1
21-25 Tahun
10
15.15 %
2
26-30 Tahun
14
21.21 %
3
31-35 Tahun
17
25.76 %
4
36-40 Tahun
12
18.18 %
5
41-45 Tahun
13
19.70 %
Total
66
100 %
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
45
Berdasarkan klasifikasi usia responden yaitu berusia antara 21 sampai 45 tahun, Kelompok responden yang berusia 31 hingga 35 tahun merupakan kelompok usia yang memiliki jumlah terbesar, yaitu sebesar 25.76 % sedangkan yang menjadi urutan kedua responden dengan kelompok usia 26 hingga 30 tahun yaitu sebesar 21.21 %, kemudian urutan ketiga dan keempat adalah responden dengan kelompok usia 41hingga 45 tahun dan kelompok usia 36 hingga 40 tahun, masing-masing sebesar 19.70 % dan 18.18 % yang menjadi urutan terakhir adalah kelompok usia 21 hingga 25 tahun, yakni sebesar 15.15 %.
Tabel 4.2 Pendidikan Responden (Ibu-ibu Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru) No
Pendidikan Responden
Frekuensi
Persentase
1
Lulusan SMU
37
56.06 %
2
Lulusan Diploma
8
12.12 %
3
Lulusan Strata I
21
31.82 %
Total
66
100 %
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Dari segi pendidikan responden dapat kita lihat tabel diatas, bahwa jumlah yang paling banyak adalah responden yang berstatus lulusan SMU dengan jumlah 56.06 %. Diikuti dengan responden yang berstatus sebagai lulusan strata I sebanyak 31.82 % dan lulusan Diploma 12.12 %. Hasil ini sebenarnya sudah diperkirakan dari jumlah klasifikasi pada tabel 4.1 yang menunjukan kelompok usia yang identik dengan pendidikan para responden baik
46 lulusan SMU, lulusan Strata I maupun lulusan Diploma. Akan twetapi untuk mengetahui pendidikan para responden secara detail maka dibuatlah klasifikasi ini. 4.3.2
Stimuli Menonton Televisi Stimuli menonton televisi responden digunakan untuk mengetahui frekuensi
responden menyaksikan acara Selamat Pagi di televisi, juga frekuensi responden menonton Soft News Selamat Pagi. Hal ini membantu untuk mengetahui kesenangan responden pada tayangan Selamat Pagiyang ditayangkan di TRANS 7.
Tabel 4.3 Pernah Menonton Soft News “Selamat Pagi” No
Pernah Menonton Selamat Pagi
Frekuensi
Persentase
1
Ya
66
100 %
2
Tidak
0
0%
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Pilihan mereka akan satu tayangan yentu yang benar-benar memenuhi kebutuhan hiburan dan informasi, sehingga semua responden pernah menonton acara Selamat Pagi. Walaupun belum tentu mereka selalu menonton acara Selamat Pagi, akan tetapi mereka sudah pernah melihat tayngan tersebut. Tidak menutup kemungkinaan responden juga menyukai acara Selamat Pagi ini.
47 Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka juga tidak menyukai tayangan acara Selamat Pagi. Responden yang menyaksikan tayangan acara Selamat Pagi belum tentu menyukai tayangan ini. Sehingga hal tersebut dapat terlihat pada frekuensi menonton acara Selamat Pagi pada table di bawah ini.
Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Soft News “Selamat Pagi” No
Frekuensi Menonton Acara
Frekuensi
Persentase
Selamat Pagi 1
Selalu (20 kali dalam 1 bulan)
18
27.27 %
2
Sering (15 kali dalam 1 bulan)
20
30.3 %
3
Jarang (10 kali dalam 1 bulan)
15
22.73 %
4
Sangat Jarang (5 kali dalam 1 bulan )
13
19.7 %
5
Tidak Pernah
0
0%
Total
66
100 %
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Pada tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa semua responden pernah menonton Soft News. Frekuensi responden yang sering menonton berjumlah 20 orang atau sebesar 30.3 %, angka tersebut menunjukan bahwa Hampir dari setengah responden sering menonton Acara Selamat Pagi sebanyak 15 kali.dari setiap 20 episode yang ditayangkan di televise. Responden yang menjawab jarang sebanyak 15 orang atau sebesar 22.73 %, sedangkan terdapat 18 responden yang menyatakan selalu setia menonton acara Selamat Pagi, para responden yang loyal untuk menonton acara Selamat Pagi sebesar 27.27 % dari total keseluruhan. Dan terdapat 13 orang responden yang menyatakan bahwa mereka sangat jarang menonton Selamat Pagi
48 sebesar 19.7 %. Dengan adanya tingkat loyalitas yang cukup tinggi ditunjukan oleh responden penelitian ini, maka hal tersebut dapoat terlihat bahwa para responden akan mengetahui durasi dari acara Selamat Pagi seperti yang terdapat di bawah ini
Tabel 4.5 Durasi Program Soft News “Selamat Pagi” No
Durasi Acara Selamat Pagi
Frekuensi
Persentase
1
60 menit
44
66.66 %
2
45 menit
13
19.7 %
3
30 menit
9
13.64 %
4
15 menit
0
0%
5
5 menit
0
0%
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Dari table diatas maka dinyatakan bahwa sekitar 66.67 % dari responden yang diteliti atau sebanyak 44 orang responden menyatakan bahwa durasi dari acara Selamat Pagi yaitu selama 60 menit sehingga angka tersebut dapat mewakili bahwa sebagia besar daru responden yag diteliti mengetahui lamanya tayang (durasi) acara Selamat Pagi yag disiartan di Trans 7. Sedangkan sebanyak 13 orang responden atau sebesar 19.7 % yang menyatakan bahwa durasi dari acara Selamat pagi selama 45 menit, dan terdapat 9 orang responden yang menyatakan bahwa durasi dari acara Selamat Pagi adalah sekama 30 menit atau sebesar 13.64 %, hal ini dapat terjadikarena 9 orang responden tersebut jarang menonton acara Selamat Pagi sehingga hal yang wajar bahwa mereka tidak mengetahui durasi dari acara Selamat Pagi.
49
Tabel 4.6 Frekuensi dari kegiatan yang dilakukan saat menonton soft news “Selamat Pagi” No
Kegiatan Yang
Frekuensi
Persentase
Dilakukan 1
Sangat Fokus
7
10.61 %
2
Fokus
12
18.18 %
3
Kurang fokus
22
33.33 %
4
Tidak Fokus
14
21.21%
5
Sangat Tidak Fokus
11
16.67%
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Dari table diatas maka dapat dinyatakan bahwa penonton program Selamat pagi sambil bercengrama sebanyak 22 orang atau setara dengan 33.33% dari responden yang menonyon acara Selamat Pagi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian dari responden yang menonton acara Selamat Pagi dalam menyaksikan program ini tidak sendirian. Namun tidak banyak juga responden menonton sambil mengerjakan sesuatu adalah sebanyak 14 orang responden atau setara dengan 21.21 %, namun tidak banyak juga responden yang senang menonton acara Selamat Pagi mengganti channel pada saat iklan, karena iklan yang mensponsori acara ini cukup banyak sehingga respoden lebih baik mengganti channel dibandingkan mereka harus menunggu lama. Sedangkan respoden yang menonton sambil makan 11 orang responden atau setara
50 dengan 16.67 % dan penonton yang sangat focus adalah 7 orang responden atau setara dengan 10.61 % 4.3.3
Opini Ibu-ibu Terhadap Program Acara Soft News “Selamat Pagi”
Opini Ibu-ibu terhadap tayangan program acara Soft News “Selamat Pagi” dapat dimulai dengan mengetahui opini pemirsa terhadap perhatian, pngatahuan dengan menonton acara tersebut. 1. Tahap Kepercayaan Terhadap Soft News “Selamat Pagi”
Tabel 4.7 Mempercayai bahwa Selamat Pagi judul Soft News yang menarik dan unik No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
3
4.54 %
4
Setuju
42
63.64 %
5
Sangat Setuju
21
31.82 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Hasil tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 63.64 % responden memilih jawaban setuju untuk mempercayai bahwa Selamat Pagi adalah judul soft news yang unik dan menarik dan sebanyak 31.82 % responden sangat setuju, serta hanya 4.54 % responden yang netral dalam mempercayai Selamat Pagi adalah judul soft News yang menarik dan unik. Alasan mereka setuju dalam mempercayai Selamat Pagi adalah judul Soft News yang menarik dan unik karena mereka melihat judul disetiap episode.
51
Tabel 4.8 Mempercayai bahwa Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan pembawa acara Soft News yang dapat di terima disemua kalangan No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
4
6.06 %
4
Setuju
52
78.79%
5
Sangat Setuju
10
15.15 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Tabel 4.8 menunjukkan 52 orang responden menjawab setuju bahwa Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan pembawa acara Soft News yang dapat diterima disemua kalangan dengan persentase sebesar 78.79 %, sedangkan sebanyak 15.15 % responden sangat setuju dan 6.06 % responden menjawab netral dalam berpendapat bahwa Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan pembawa acara Soft News yang dapat diterima disemua kalangan.
52 Tabel 4.9 Mempercayai bahwa program Soft news Selamat Pagi selalu mengangkat tema yang aktual No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
8
12.12 %
4
Setuju
43
65.15 %
5
Sangat Setuju
15
22.73 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Dari penelitian pada tabel 4. 9 menunjukkan sebanyak 12.12 % responden netral bahwa program Soft News “Selamat Pagi” selalu mengangkat tema yang actual sedangkan 65.15 % setuju. Dan 22.73 % sangat setuju. Persentase ini memperlihatkan bahwa setengah responden cukup setuju mempercayai program Soft News” Selamat Pagi” selalu mengangkat tema yang aktual.
53 Tabel 4.10 Mempercayai bahwa program Soft News “Selamat Pagi” selalu menyajikan fakta No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
6
9.09 %
4
Setuju
37
56.06%
5
Sangat Setuju
23
34.85 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Tabel 4. 10 menunjukkan responden setuju bahwa mempercayai program Soft News ‘Selamat Pagi” dengan persentse sebesar 56.06 %. Hasil yang lain, sebanyak 34.85 % responden sangat setuju dan 9.09 % responden netral dalam mempercayai bahwa program Soft News Selamat Pagi selalu menyajikan fakta.
54 Tabel 4. 11 Mempercayai bahwa program Soft News “Selamat pagi” selalu menghadirkan bintang tamu yang menarik No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
13
19.7 %
4
Setuju
35
53.03%
5
Sangat Setuju
18
27.27 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Hasil penelitian diatas menunjukkan sebesar 19.7 % responden netral mempercayai bahwa program Soft News” Selamat pagi” selalu menghadirkan bintang tamu yang menarik, sebesar 27.27 % responden menyatakan sangat setuju dan 53.03 % responden menyatakan setuju.
55 Tabel 4. 12 Mempercayai bahwa Soft News “Selamat Pagi” selalu menghadirkan nara sumber yang kompeten
No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
11
16.67 %
4
Setuju
39
59.09 %
5
Sangat Setuju
16
24.24 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Hasil tabel diatas menunjukkan sebesar 59.09 % responden setuju bahwa mempercayai Soft News “Selamat Pagi” selalu menghadirkan Nara Sumber yang kompeten, sebesar 24.24 % responden sangat setuju dan 16.67 % responden netral dalam mempercayai bahwa program Soft News “Selamat Pagi’ selalu menghadirkan Nara Sumber yang kompeten.
56 2. Tahap Informasi Terhadap Soft News “Selamat Pagi”
Tabel 4. 13 Memperoleh Informasi dari Program Soft News “Selamat Pagi”
No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
15
22.73 %
4
Setuju
38
57.57 %
5
Sangat Setuju
13
19.70 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Pada tabel 4. 13 menunjukkan 57.57 % responden setuju bahwa setelah menyaksikan program Soft News Selamat Pagi memperoleh informasi, 15 orang responden atau setara dengan 22.73 % responden netral dan 19.70 % responden menyatakan sangat setuju bahwa setelah menyaksikan Soft News Selamat pagi memperoleh informasi – informasi yang positif.
57 Tabel 4.14 Memperoleh hiburan dari Program Soft News “Selamat pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
9
13.63 %
4
Setuju
40
60.61 %
5
Sangat Setuju
17
25.76 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama polri
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa 13.63 % responden menyatakan netral memperoleh hiburan dari pogram Soft News “Selamat Pagi”, sedangkan 25.76 % responden sangat setuju dan 40 orang responden atau setara dengan 60.61 % responden setuju memperoleh hiburan.
Tabel 4. 15 Memperoleh pelajaran dari program Soft News “Selamat Pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
14
16.67 %
4
Setuju
39
59.09 %
5
Sangat Setuju
16
24.24 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
58
Hasil penelitian pada tabel 4. 15 menyatakan bahwa 59.09 % responden setuju bahwa memperoleh pelajaran dari program Soft News” Selamat Pagi”, para responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 24.24 % responden sedangkan responden yang berpendapat netral sebanyak 14 orang responden atau setara dengan 16.67 %.
Tabel 4. 16 Memperoleh informasi yang akurat dari program Soft News” Selamat Pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
5
7.58 %
4
Setuju
45
68.18 %
5
Sangat Setuju
16
24.24 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Hasil penelitian pada tabel 4.16 menyatakan bahwa 68.18 % responden yang menyatakan setuju dengan memperoleh informasi yang akurat dari program Soft News “Selamat Pagi”, responden yang menyatakan sangat setuju adalah 16 orang responden atau setara dengan 24.24 % dan yang menyatakan netral adalah 7.58 % responden.
59
Tabel 4.17 Memperoleh Informasi yang adil dari program Soft News ‘Selamat Pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
30
45.46 %
4
Setuju
14
21.21 %
5
Sangat Setuju
22
33.33 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 30 orang responden atau setara dengan 45.46 % responden yang menyatakan netral, 33.33 % responden yang menyatakan sangat setuju kemudian responen yang menyatakan setuju adalah 21.21 % responden dalam memperoleh informasi yang adil dari program Soft News “Selamat Pagi”.
60
Tabel 4. 18 Memperoleh Informasi yang tidak berpihak / netral dari Program Soft News “Selamat Pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
5
7.58 %
3
Netral
34
51.52 %
4
Setuju
16
24.24 %
5
Sangat Setuju
11
16.67 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Pada tabel diatas, responden yang tidak setuju terhadap adanya informasi yang tidak memihak / netral ada 7.58 % responden, 16.67 % responden menyatakan sangat setuju sedangkan 24.24 % responden menyatakan setuju, sedangkan 34 orang responden atau setara dengan 51.52 % responden menyatakan netral.
61 3. Tahap Menonton Terhadap “Soft News Selamat Pagi” Tabel 4.19 Menonton Program Soft News “Selamat Pagi” sampai habis setiap episode No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
0
0%
3
Netral
14
21.21 %
4
Setuju
42
63.64 %
5
Sangat Setuju
10
15.15 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Hasil penelitian pada tabel 4.19, bahwa respon yang menyatakan setuju dengan menonton program Soft News “Selamat pagi” sampai habis setiap episodenya sebanyak 63.64 %, 21.21 % responden menyatakan netral kemudian 15.15 % menyatakan sangat setuju.
62 4. Tahap Pengaruh Terhadap Soft News “Selamat Pagi” Tabel 4. 20 Pengaruh setelah menonton program “Soft News Selamat Pagi” No
Kategori Jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Sangat tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
3
4.55 %
3
Netral
23
34.85 %
4
Setuju
27
40.91 %
5
Sangat Setuju
13
19.7 %
66
100 %
Total
Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
Pada tabel diatas, responden yang menyatakan tidak setuju atas pengaruh terhadap program Soft News “Selamat Pagi” 4.55 % responden, yang menyatakan sangat setuju adalah 19.7 % responden dan 34.85 % responden yang menyatakan netral kemudian 40.91 % responden yang menyatakan setuju.
Tabel 4. 20 Akumulasi Opini terhadap program acara Soft News ”Selamat Pagi” No
Tingkat
Inteval
Frekuensi
Persentase
1
Positif
61-80
32
48.48 %
2
Netral
41-60
34
51.52 %
3
Negatif
21-40
0
0%
66
100 %
JUMLAH Sumber : Ibu-ibu Asrama Polri
63 Setelah memperoleh hasil dari kuesiner, peneliti dapat mengolah data dan hasilnya menunjukkan bahwa pada penelitian ini, responden memiliki tingkat pengetahuan yang netral terhadap program acara Soft News “Selamt Pagi” di stasiun TRANS 7, yang di peroleh dari 51.52 % RESPONDEN. Tingkat pengetahuan positif ditunjukan oleh 48.48 % responden, sedangkan responen yang memiliki tingkat pengetahuan negatif adalah 0 % terhadapprogram acara Soft News “Selamat Pagi” di Stasiun TRANS 7.
4.4
Analisis Dan Pembahasan Komunikasi Massa merupakan komunikasi dengan menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara masal, berjumlah banyak, dan bertempat tinggal jauh . Dari semua media komunikasi massa yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Karena banyak orang yang menghabiskan waktu lebih lama didepan pesawat televisi. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi juga menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu bagi pemirsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini para Ibu Asrama Polri Rangkapan Jaya Baru Depok terhadap tayangan Soft News “Selamat Pagi”, pada tahap kepercayaan, informasi, menonton dan pengaruh.
Pada penelitian ini, tahapan opini meliputi tahapan kepercayaan, informasi, menonton dan pengaruh. Kemudian penulis mengkombinasikan keempat tahapan tersebut dengan 7 point yang merupakan pengembangan dari program soft News “Selamat Pagi”.
64 Pada Tema program acara Soft News “Selamat Pagi” responden sangat memperhatikan tema acara “Selamat Pagi” karena tema selalu muncul diawal acara, responden juga menyatakan bahwa tema acara dalam Soft News “Selamat pagi” cukup sesuai dan responden mengganggap bahwa tayangan-tayangan yang dikemas dalam program acara Soft News “Selamat Pagi” merupakan tayangan yang aktual. Kepercayaan, Informasi, Menonton dan Pengaruh dalam program Soft News ‘Selamat Pagi” adalah sebagai berikut. Pada tingkat kepercayaan, responden menyatakan mempercayai bahwa Soft News “Selamat Pagi” selalu mengangkat tema yang aktual, seperti halnya kejadian sehari-hari yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dan responden juga mempercayai bahwa tayangan-tayangan yang dikemas dalam program Soft News “Selamat Pagi” adalah aktual, sangat menarik dan unik pada setiap segmen. Selain isi tayangan yang aktual pada setiap segmennya, Soft News “Selamat Pagi” juga menghadirkan bintang tamu yang menarik serta nara sumber yang kompeten sesuai dengan tema dalam setiap tayangannya. Responden juga mempercayai bahwa Soft News “Selamat Pagi” akan lebik menarik dan unik jika dipandu oleh Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan. Pada tingkat informasi, sebagian besar responden mendapatkan informasi yang akurat dari kejadian terbaru atau terhangat ditengah-tengah masyarakat. Responden menyatakan setuju bisa mendapatkan informasi seperti halnya informasi tentang layanan publik yang bisa terjadi setiap harinya. Pada tingkat menonton, separuh responden dapat menyaksikan tayangan ini sampai habis setiap harinya. Pada tingkat pengeruh, responden sebagian mempunyai pendapat masingmasing setelah menyaksikan tayangan-tayangan yang dikemas dalam program acara Soft News "Selamat Pagi”. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang diisi oleh
65 responden, mereka memiliki pengetahuan yang tinggi pada program acara Soft News “Selamat Pagi” yang ditayangkan di Trans 7. Setelah
memperoleh
hasil,
peneliti
kemudian
mengolahnya
untuk
mendapatkan satu kesatuan tentang opini, yang hasilnya adalah sebagai berikut : Sebanyak 48.48 %pada penelitian ini memberikan Opini yang positif terhadap program acara Soft News “Selamat pagi" di TRANS 7. Para responden yang memberikan opini positif karena kebanyakakn responden ini sering menonton. Responden yang menjawab Opini netral sebanyak 51.52 %, para responden yang memberikan opini netral, selain mereka sering menonton dan menganggap tayangan “Selamat Pagi” memberikan banyak informasi. Dan yang memberikan opini negative hanya 0 % responden terhadap program acara Soft News “Selamat Pagi” di stasiun TRANS 7
66
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti yang
ditunjukkan dalam bentuk tabel, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Pada tahap kepercayaan, judul menjadi hal yang paling diperhatikan oleh responden. Hal tersebut besar persentase yang mencapai angka 63.64 %. 2. Pada tahap informasi mencapai persentase 57.57 %. Pada hal ini responden mendapatkan banyak informasi yang fakta dan aktual pada setiap segmennya. 3. Pada tahap menonton mencapai persentase 63.64 %. Responden menyatakan bahwa program acara Soft News “Selamat Pagi” sangat menarik dan unik jika di saksikan dari awal acara sampai akhir acara setiap harinya. 4. Pada tahap pengaruh mencapai persentase 40.91 % .
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oelh peneliti yang ditunjukkan dalam bentuk tabel, maka dapat ditarik beberapa saran : 1.
Program
acara
Soft
News
“Selamat
Pagi”
diharapkan
dapat
mempertahankan konsep dari acara Soft News. 2.
Program acara Soft News “Selamat Pagi” di ubah jam tayang, agar tidak hanya mayoritas kaum ibu saja yang dapat menyaksikan tayangan ini.
66
DAFTAR PUSTAKA
A. Devito, Joseph. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books : Jakarta, 1997 Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Sumirat Soleh dan Ardianto, Elvinaro. Dasar-dasar Publik Relation, PT. Remaja Rosda Karya : 2002 Gulo, W. Metode Penelitian , Grasindo : Jakarta 2002 H. Assegaff, Djafa’ar. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Ke Praktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia : Jakarta 1982 Hofmann, Ruedi. Dasar-dasar Apresiasi Program Televisi, Grasindo : Jakarta 1999 Iskandar Muda, Deddy. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung 2003 Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia : Jakarta 1994 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung 2000 Morrisan, Jurnalistik Televisi : Mutakhir, Ramdina Prakarsa : Jakarta, 2004 __________ Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdani Prakarsa : Jakarta Nimo, Dan. /Komunikasi Publik Khalayak dan Efek/ . Bandung: Remaja Karya CV 1989 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung 2004 __________ Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung 2000 Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Publik Relationdan Komunikasi, PT. Raja Grasindo Persada : Jakarta 2004 R. Wright, Charles. Sosiologi Komunikasi Massa, Remaja Karya CV : Bandung 1986 Suharsimi, Ariskunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. PT. Rineka Cipta 2000 Soenarto, RM. Manajemen Penyiaran Televisi, Institut Kesenian Jakarta : Jakarta 2002
S. Sunarjo, Djoenasih, SV. Opini Publik, Jogjakarta, Liberty Offset Jogjakarta : 1997 S. Susanto, Astrid. Pendapat Umum, Bandung : Bina Cipta 1975 Uchana Effendy, Onong. Kamus Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya ; Bandung 1989 Wiryanto. Ilmu Komunikasi, Grasindo : Jakarta 2004 Sumber Lain : www.trans 7.co.id www.waspada.co.id www.Creasoft files.wordpress.com
No. Kuesioner :
(tidak perlu diisi)
Identitas Responden 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Usia
:
4. Pendidikan Terakhir : 5. Pekerjaan
:
Beri tanda ( √ ) pada kolom yang anda anggap sesuai dengan pilihan anda : STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
N
: Netral
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Menurut pendapat Anda, apakah …. No 1
Pertanyaan Mempercayai bahwa “Selamat Pagi” adalah judul Soft News yang menarik dan unik ?
2
Mempercayai bahwa Desy Ratnasari dan Ferdi Hasan adalah pembawa acara Soft News yang dapat diterima disemua kalangan ?
3
Mempercayai bahwa program acara Soft News “Selamat Pagi” selalu mengangkat tema yang aktual ?
4
Mempercayai bahwa program acara Soft News “Selamat Pagi” selalu menyajikan fakta ?
5
Mempercayai bahwa program acara Soft
STS
TS
N
S
SS
News “Selamat Pagi” selalu menghadirkan bintang tamu yang menarik ? 6
Mempercayai bahwa program acara soft News ‘Selamat
pagi”
selalu
menghadirkan
narasumber yang kompeten ? 7
Memperoleh informasi dari program acara Soft News ‘Selamt Pagi” ?
8
Memperoleh hiburan dari program acara Soft News “Selamat pagi” ?
9
Memperoleh pelajaran dari program acara Soft News “Selamat Pagi” ?
10
Memperoleh informasi yang akurat dari program acara Soft News ‘Selamat Pagi” ?
11
Memperoleh
informasi
yang
adil
dari
program acara Soft News “Selamat Pagi” ? 12
Memperoleh
informasi
yang
tidak
berpihak/netral dari program Soft News “Selamat Pagi” ? 13
Menonton program acara Soft News ‘Selamat Pagi” sampai habis setiap episode ?
14
Mendapat
pengaruh
setelah
menonton
program acara Soft News “Selamat Pagi” ? 15
Program
Soft
News
“Selamat
Pagi”
memberikan pengaruh kepada pemirsanya ?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Muslia Rini lahir di kota Jakarta pada tanggal 22 Juni 1984. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Muslik Sachman dan Sarini. Penulis menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1996 di Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah Depok, dan menyelesaikan sekolah menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah Depok, Sedangkan Sekolah Menengah Umum diselesaikan pada tahun 2002 di SMU BINTARA DEPOK. Minatnya terhadap bidang Jurnalistik
membuatnya
mengambil keputusan untuk meneruskan pendidikan di Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Jurnalistik, Universitas Mercu Buana pada tahun 2002 sampai sekarang. Selama menjalani pendidikan di Universitas Mercu Buana penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan, diantaranya FIKOM Photography Club dan Paduan Suara. Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan magang di PT. Global Informasi Bermutu sebagai reporter magang. Kegiatan magang ini merupakan salah satu mata kulliah
yang bertujuan agar seorang mahasiswa Jurnalistik memiliki pengalaman
jurnalistik secara langsung. Penulis berharap semoga seluruh ilmu baik teori maupun praktek yang telaah penulis terima dari pendidikannya tersebut dapat bermanfaat bagi masa depan penulis dan orang banyak.