BROADCASTING TV (Sinopsis Film Pendek)
Di Susun Oleh : Nama
: Ikrar
NIM
: 08.12.3109
Kelas
: S1SI5F
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER “AMIKOM” YOGYAKARTA 2011
JUDUL SKENARIO : “ANTARA CINTA DAN PERCAYAAN”. A. WATAK DAN KARAKTER TOKOH 1. HERMAN : Bapaknya Aparat Desa dan ibunya seorang guru. Pribadi Herman adalah sopan, sabar, pekerjakeras, konsekuen atas pilihan dan putusan, jiwa sosial yang tinggi, Kemauan teguh dan bijaksana menghadapi problem hidup, demokratis dan sring mengalah demi kebaikan bersama. Baginya ; sikap sopan, baik hati, rajin dan kosekuen adalah pilihan utama hidup. 2. FRAGI : Orang tuanya meninggal semasa ia masih kecil. Terpiara oleh kakeknya. Gemar tauran antar kampung. Pribadinya terkenal; egois, massa bodoh, cuek, mau menang sendiri, malas kerja, egosentris. Baginya; segala sesuatu bisa dihalalkan demi ambisi dan idealismenya. 3. Imron : Anak hartawan dan sejak SMP menjalani hidup sendiri jauh dari pengawasan dan kontrol orang tua. Gemar bergaul tanpa membedakan orang. Mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan situasi. Dengan mudah bersikap sopan dan rajin, tetapi situasi menuntut ia bisa bersikap kasar dan cuek. Baginya, hidup adalah kepuasaan dan kenikmatan alias ikut arus. 4. Leny : Putri sematawayang. Trampil dan berwibawa serta manja. Suka menolong, bijaksana dan sabar. Baginya : Bapak dan Ibunya adalah segala-galanya bagi dirinya. 5. Bapak Agust : Seorang kepala sekolah, yang terkenal disiplin, biajaksana dan bersahaja. Baginya; hukum dan peraturan adalah makhota kehidupan. 6. Ibu Agust : pegawai honorer di Koramil. Wataknya yang tegas dan disiplin. Namun sangat menghargai dan menghormati atasan. Baginya, kehidupan moral yang baik merupakan penghormatan terhadap harga diri dan martabat manusia. 7. Lili dan Inno : kehilangan ketahanan moral dalam diri dan hidup tanpa arah, Bagi mereka, kehidupan inilah beban dan ancaman bagi keselamatan jiwanya. 8. Sang Dukun : Malas, mau cari enak dan menghalalkan cara. Baginya; Uang adalah segalagalanya. B. INTRODUKSI : PERSAHABATAN BERUJUNG PETAKA Persahabatan yang terlampau akrab, …sangat sensitif terhadap kebohongan, penipuan dan pengkhianatan. Kekeliruan yang disengaja, kesalahan dan penipuan terasa menyayat hati. Kekecewaan dan kemarahan sulit dibentung karena diperlakukan tidak adil oleh sahabat karib. Jika tak ada sikap memaafkan, menimbulkan sakit hati dan kekecewaan yang dalam. Kekecewaan dan rasakit itu berbuah menjadi kebencian tiada tara, karena tak ada lagi siling memaafkan. Rasa sakit
dan kebencian yang paling dalam itu menyeret mereka pada prilaku saling menyusahkan dan mencelakakan. Herman sang person yang baik hati, sabar dan memiliki rasa sosialitas yang tinggi dengan sahabatnya Fragi dengan temparamen yang keras, egois, suka menghalalkan cara, adalah dua figur manusia yang saling bersahabat sejak kecil yang ditawarkan dalam Skenario ini. Sekalipun mereka puluan tahun bersahabat, namun semuanya sirna akibat pengaruh kehidup era Postmodern / Globaliasi yang menawarkan sejuta hedonisme dan individualistis. Hadirnya Imron ditengah persahabatan kedua manusia itu, semakin memperkeru dan menyret mereka pada kebencian yang dalam yang barujung pada pengkhiatan ngeri (Fragi menjual anak angkat Herman ke Tempat pelacuran dan Imro menjadikan Ino sebagai premang serta menghasut Ino menghajar ayahnya hingga babak belur (up name). Uang serta segala harta kekayaan (warisan) dipertarukan dalam ratap-tangis dan “sujud” Herman di kaki Fragi dan Imron, sambil memohon agar menunjuk dimana anaknya Lili dan Ino. Inilah suatu bukti betapa besar cinta dan kasih sayang seorang ayah (bapak angkat) yang rela mengorbankan uang-harta dan harga diri – kehormatanya bahkan nyawanya dipertarukan untuk menyelamatkan anak angkatnya. Kepercayaan menuntut penyerahan diri dan kesetiaan tanpa pamsih sedangkan cinta menuntut tanggapan dan balasan yang setimpal. Jika dalam persahabatan kehilangan cinta dan kepercayaan maka pengkhianatan dan kejahatan tak terelakan. Dalam kekecewaan tanpa tara dapat memungkinkan pelampiasan rasa sakit hati dalam bentuk timdakan kenekatan (saling menghancurkan bahkan saling membunuh) demi kertepuasan hati dan sekaligus terbebas dari penderitaan bathin. Pengorbanan sang ayah (bapak angkat)menunjukan kepada manusia zaman ini (dalam hubungan dengan berbagai tindakan kejahatan dalam rumah tangga) menyadarkan manusia bahka sang ayah, sang bapak, kaum laki-laki juga memiliki kasih sayang dan cinta serta perhatian yang sama seperti dimiliki kaum ibu dan mama terhadap anak-anaknya. Tugas dan pekerjaan kaum bapak / ayah yang lebih banyak di luar rumah mukan halangan untuk mengashi, menyayangi dan mendampingi anak dalam pendidikan dalam keluarga. Suatu pendididkan dan pelajran berharga bagi manusia zaman ini agar memanfaatkan kemajuan tenologi secara bertaggungjawab, bukan untuk menyusakan dan menghancurkan kebahagiaan dan hidup orang lain. Perlakukan kasar Ino dan Lili terhadap bapak angkatnya Herman, namun ia membalas dengan cinta, kasih sayang dan pengorbanan menyadarkan manusia bahwa tidak semua ibu dan bapak tiri itu jahat. Tetapi sebaliknya baik buruk perlakukan orang lain terhadap kita tergantung pula dari sikap atau cara kita yang memungabitkan sesuaru yang baryk terjadi pada kita sebagai akibat dari ulah kita sendiri.
“Kalunglah mutiara cinta pada leher manusia, maka ia akan menghargai apa arti persahabatan. Jangan mengalungi kalung berlian di leher kucing, karana akan putus terhancur karena kucing tak memahami artinya. Berilah kebaikan, cinta dan pengorbanan kepada sesama yang mampu menghargainya”. I. ADEGAN PENDAHULUAN Dua pemuda kampung yang mengadu nasib di kota metropolitan. Berkelana dalam pekerjaan sebagai buru dengan penghasilan minim. Kamar gubuk sempit, bocor, kebanjiran, dipenuhi kecoak, tikus dan semut. Keterbatasan keuangan, kesulitan makan, tagihan kontrakan menjadi persoalan besar. Fragi cuek dengan keadaan. Ia datang dan pergi seperti penghuni Hotel. Narator : (Pagi itu mendung. Fragi masih tidur, Herman pergi membeli nasi bungkus. Ketika ingin makan hujan deras, atap bacor. Herman naik memperbaiki atap yg bocor. Fragi bangun dan menghabiskan makanan. Menangkap kecoak menduk sisa nasi dan membukusnya kembali untuk Herman, kemudian kabur ke rumah tetangga. Ketika herman membukanya ia terkejut. Ditayangkan perjanjian persahabatan sewaktu mereka masih kecil di kampung dulu). Sumpah persahabatan: Herman dan Fragi melilit tali di sebatang pohon, keduanya memeluk pohon saling menggemang matangan dan berkata kita selalu bersama saling menyayangi dan menolongsehidup semati seperti saudara sekandung. Herman menyesal, sedih dan kecewa dengan ). Herman : Fragi…Fragi…ayo bangun perbagi atapnya yang bosor….Bangun …bangun….Fragi (sambil mengayunkan tubuh, kemudian Herman menaiki atap rumah). Fragi : Wah…ada rejeki nasi bungkus. Makan aja deh. (Setelah memasukan kecoak dan membukus kembali) Herman, sahabatku sayang, selamat menikamti. Herman : Lapar…lapar, aku makan dulu. Eh…dimana Fragi (ketika membuka ia terkejut), Fragi..Fragi..sampai hati, engkau selalu memperlakukan aku begini….hatiku sakit….sedih…Apakah anda sudah melupakan perjanjian dahulu ? (diputar klembali perjanjian persahabatan dulu). Herman mengeringkan air mati dan pergi mandi II. MENCARI JALAN SENDIRI. Tawaran dan bergabung dalam geng (premang) di bawah intimidasi. Fragi menerima tawaran dan herman menolak. Herman diusir dari kompleks. Herman mengais rejeki di pasar (dengan sukarela membersikan parit) Bapak agust dan Ibu menewarkan pekerjaan kepada Herman. Herman menerima tawaran bapak Agust bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Herman menjalani hidup baru, dengan honor yang memadai. Herman meminta Bapak Agust membuka rekening Bank atas namanya.
III. KELUARGA BAPAK AGUST DIPERDAYAKAN FRAGI. Fragi dan teman gengnya mencari Herman (menemukan alamat). Kunjungan Fragi dan temannya ke rumah Bapak Agust.. Fragi menyamar sebagai pengusaha bisnis (berpakaian pejabat). Fragi menawarkan kerjasama dengan bapak Agust dalam bisnis sambil menunjukan CD dan data uasahanya (suatu rekayasa teknologi modern). Bapak agust mengundang Fragi dan teman-temannya diundang menghadiri acara syukuran ulang tahun perkawinan Bapak Agust. Fragi menyanggupi untuk membantu mensukseskan acara syukur. Bapak Agus memberi dana untuk memperlancar kegiatan kepada Fragi Fragi meminta izin Herman untuk mengambil berkas di kantor. Fragi mengancam Herman untuk menutup mulut, dan mengikuti permainan Fragi. Acara syukuran yang meriah dihadiri teman dan kerabat keluarga bapak Agust.
IV. TRAGEDI RUMAH KELUARGA BAPAK AGUST Selama acara berlangsung Fragi dan teman-teman mengintai herta kekayaan keluarga Bapak Agust. Fragi dan teman-temannya menyusun stategi pencurian di rumah keluarga Bapak agust ( Kamera dan CD rakayasa). Bapak Agust dan keluarganya week and keluar kota, Fragi dan teman premang beraksi. Jam 12 malam, fragi dkk dengan mobil mengunjungi Herman. Herman diajak minum sampai teler. Herman dibimbing, dipaksa mencungkil pintu dan lemari di kamar Keluarga Bapak agust. Uang dan perhiasan diambilnnya. Semua aktivitas Herman dibadikan dalam kamera. Herman ditampar beberapa kali hingga bibir pecah. Fragi dan temannya kabur. Jam 7 pagi tatkala herman terlelap, Fragi menyusup masuk dan meninggalkan CD dan pesan singkat.
Siang harinya Herman pergi mencari Fragi dan teman-temanya, tetapi tidak menemukan mereka. Bapak Agus mendatangkan polisi. Herman ditahan sekian minggu. Herman memilih pasrah agar bebas dari ancaman di masa mendatang. Herman pun kembali ke rumah dengan perjanjian. Herman bebas, Fragi dan teman-temannya menyusun strategi baru.
V. IMRON, SANG PENGKHIANAT KEPERCAYAAN Ibu Ineng (sahabat ibu Agust dulu ) mengantar anaknya Imron untuk kuliah. Imron tinggal di rumah bapak Agust, kamarnya berdekatan dengan Herman. Imron berlaku sopan dan rajin dengan selalu membantu Herman Bapak Agust dan Ibu semakin simpati dan percaya kepada Imron. Bapak agust meminta Imron untuk menjaga dan menemani Leny anaknya yang kebetulan satu kampus. Kesibukan Imron dan Lenny baik di rumah maupun di kampus. Belajar bersama, belanja dan kamping bersama. Fragi mengajak Imron bersenang-senang ke bar dan diskotik. Fragi mencuci otak Imron Imron mulai mengacaukan keluarga bapak Agust. Fragi dan Imron berhasil mengajak Leny ke Bar dan Diskot. Imron dan Fragi mengantar Leny ke kompleks mereka, dengan memberi sumbangan sosial (suatu strategi agar lebih meyakinkan keluarga Bapak Agust). Mengamati gelagak Imron dan Fragi, Herman menginformasikan kepada bapak Agust. Bapak Agust dan Ibu memperingatkan Leny. Leny mngadu kepada Imron. Imron menghajar Herman dengan ancaman agar tutup mulut.
VI. BENCANA DAN AIB Atas rencana dan strategi Fragi, Imron terpedaya dan akhirnya merebut kehormatan Leny setelah pulang dari bar. Leny pun hamil, Imron tidak mau bertanggungjawab (dipaksa untuk menggurkan). Leny, mengancam melaporkan orang tua dan mendatangkan orang tua Imron untuk bertanggungjawab. Fragi hadir dengan strategi rekaya yang ampuh. Herman dijebak Fragi dan Imron . Herman (yang sementara berbadan telanjang) di antar Imron masuk ke kamar Leny untuk diskusi. Leny yang dalam kekalutan memeluk Herman sambil menangis terseduh-seduh. Fragi dan Imron mengabdikan dengan camera. Fragi dan Imron (bersadarkan Foto / CD) menuduh Herman yang menghamili Leny. Keributan dan perkelahian terjadi. Fragi dan Imron menghajar Herman hingga babak belur. Imron melaporkan Herman kepada Bapak Agust sambil menyerakan foto dan CD. Bapak Agust marah besar, Herman dihajar. Leny, berusaha untuk membela Herman dengan mengatakan cerita yang sesungguhnya, tetapi tidak digubris orang tuanya. v Herman dijebloskan ke penjara VII. LENY CUTI HAMIL (DISINGKIRKAN) VIII. LENNY LANJUT STUDI DI LUAR NEGERI X. PENCULIKAN LILI DAN INO XI. TRAGEDI YATIM / PIATU XII. JERITAN NURANI MENYSURI JEJAK LANGKAH BUAH HATI XIII. RINTIHAN PENYESALAN SANG DARAH DAGING XIV. HARGA SEBUAH CINTA DAN KEPERCAYAAN Pada akhirnya Kesabaran dan kebaikan pada akhirnya menang atas kejahatan Tamaaaaat
C. JANJI PERSAHABTAN FRAGI DAN HERMAN FRAGI : Her, lagi seminggu kita akan merantau mencari pekerjaan di kota. Kita berdua harus mengikat suatu perjanjian persahabatan sebelum berangkat, agar di tanah rantau kita selalu bersama dan bersatu. HERMAN : Oh..Aku setuju, Fragi. Tapi ingat, bahwa kita jauh dari orang tua, sanak-saudara dan kampung halaman, maka kita selalu bersatu dan bersama. FRAGI : Tapi, bagaimana caranya? Aku bingung Her. HERMAN : Nah,aku punya ide. Kita manusia berasal dari alam, kita menghirup udara juga dari alam. Kita makan dan minum juga dari alam. Yo..kita ke tanjung itu. NARATOR : Fragi dan Herman bergegas ke tanjung itu, kemudian mereka berdua menggabil (mencungkil) 2 jenis pohon tali yang kuat dan umur panjang. Mereka menanam di bawah sepohon kayu yang besar. Setelah itu saling memintal dua tali dan melilit pada batang pohon kayu itu agar tumbuh dan merayap di ohon kayu hingga keujungnya.. sambil mengucapkan kalimat berikut. FRAGI : Her, engkau adalah saudaraku dan engkau adalah sahabatku di kampung dan juga di tanah rantau (memintal tali pad pohon tali Herman) HERMAN : Fragi, engkau adalah saudaraku dan engkau adalah sahabatku di kampung dan juga di tanah rantau (memintal tali pad pohon tali Fragi) FRAGI : Herman, kita adalah saudara , satu darah sekandung, kita harus tolong menolong dan saling mengasihi. Ingat, tak ada dusta dan pengkhianatan di antara kita. (memintal) HERMAN : Fragi, kita adalah saudara, satu darah sekandung, kita harus tolong menolong dan saling mengasihi. Ingat, tak ada dusta dan pengkhianatan di antara kita. (memintal) NARATOR : Kemudian keduanya melilit pohon tali yang terpintal pada batang pohon kayu. FRAGI / HERMAN : Saya berjanji bahwa tetap setia pada perjanjian persahabatan ini. Herman / Fragi (sambil menyapa-berpegangan tangan memeluk pohon), Persahabatan kita tumbuh subur seperti tali yang melilit pohon ini. Dan, Alam dan laut yang jernih itu menjadi saksi persahabatan dan persaudaraan kita. Amin.(sambil berpelukan dan menangis dalam keharuan persahabatan). D. JERINTAN NURANI SANG AYAH (HERMAN) NARATOR : HERMAN : Fragi..hei Fragi…!!!. Sekarang katakan, Dimana anakku, Lili dan Ino. Dimana mereka sekarang ? FRAGI : Anak…Anakmu ? oh…Lili ..? Itu bukan anakmu, bukan darah dagingmu.
HERMAN : Aku mohon…Fragi, tolong beritahu aku dimana Lili sekarang ? FRAGI : Laaah…Lili lagi…Lili lagi. Sudah kukatakan bahwa Lili itu bukan anakmu, karena itu jangan ganggu aku dengan Lalimu itu. HERMAN : Fragi, aku tahu dan sadar bahwa Lili itu bukan darah dagingku, namun karena pernikahan yang sah, Lili sudah menjadi anakku. Sah secara hukum baik di dunia maupun aklhirat, karena itu hanya aku lebih berhak atasnya daripada siapapun, termasuk kamu. Karena ibunya dan Keluarganya telah tiada. Aku adalah Bapaknya…Akulah ibunya. Dan aku adalah segala-galanya bagi mereka. Mengerti. FRAGI : Baik.. Baiklah. sobatku. Aku akan memberitahukan dimana Lili sekarang., tapi ingat doi.hei.doi.. uang..uang dulu.. Ingat Herman, Anda harus membayar dengan mahal ..banyak..!! karena aku telah menghabiskan banyak uang selama ini untuk merawat kedua anakmu. Ha..ha.. kau harus tebus dengan banyak uang…banyak!! HERMAN : Fragi, ini uang 50 juta. Beritahukan dimana mereka. FRAGI : Wah..wah..Herman. 50 juta ? Wah..kecil… itu baru satu orang. HERMAN : Baiklah, aku tambahkan 50 juta lagi. Nah ambil. Sekarang dimana anakku ? Dimana..? FRAGI : Sabar…sabar.. Herman. Woaah senang berbisnis dengan anda. Luar biasa !! HERMAN : (sambil mencekik leher Fragi) Hei Keparat..dimana anakku ? Dimana ? (marah). FRAGI : Her..Her…perbaikki sikapmu. Aku minta perbaiki caramu. Caramu ini akan mempersulit anda menemukan anak-anakmu. Paham itu ? HERMAN : Paham…ya ..pahaammm. Aku sudah memberimu 100 juta, mau apa lagi kamu. Tepi Oke…oke…, sekarang dimana anakku? FRAGI : Nah.. cara yang sopan seperti ini, khan lebih enak dan lebih nyaman/ lebih santai, daripada teriak-teriak.. Dengar baik-baik Hermn, sahabatku sayang. (sambil menepuk bahu Herman) Silakan cari anakmu Inno di pasar-pasar sana. Ia lebih memilih jadi preman, (puas ?) Sedangkan Lili, Wow..Lili. luar biasa..top, kren. Sudah lama jadi pelacur. HERMAN Pelacur….Kau menjualnya pe…la..cur…Anakku seoran elacur…pelacur…pelacur… (.Herman jatuh tersungkur, menjerist meratap. FRAGI : Hai, bego. Mengapa menangis….cari sana. Herman memeluk kaki Fragi sambil menjerit. HERMAN : Fragi…Fragi… tolong aku. Dimana tempat lokalisasi itu ? Dimana.. (sambil menangis). FRAGI : Wah..kalau yang satu ini, harganya pasti lebih mahal.
HERMAN : Ambil semua…ambil semua uang di tas ini. Asal memberi tahukan dimana Lili berada. FRAGI : ha…ha…ha… Duit…duit.. Aku kaya…kaya…..Ha…ha… Herman semakin marah . HERMAN : (suara gerang). Fragi…dimana Lili. Ingat kejahatanmu terlampau banyak. Engkau tidak punya perasaan. Tuhan akan membalas kejatahanmu 2 kali lipat. Ingat Fragi: Apa yang ditanam orang tua akan dipanen oleh anak-anaknya. Apa yang ditaburkan oleh sang ayah akan dituai oleh anak perempuannya sebagai balasannya. Suatu saat engkau akan menangis dan menjerit 7 kali lipat dari aku sekarang ini. FRAGI : Aaah Itu mitos….Basi….Herman. Di saman Era Globalisasi ini mitos dan karma semacam itu tidak akan berlalu. Tapi karena aku sudah kau beri uang maka aku akan beitahu. 5 tahun lalu di Bar Melati. 3 Tahun kemudian di tempat pelacuran Angkasa dengan nama Ratna, Dua tahun terakhir ini aku tidak tahu dimana. Her..Nampaknya anakmu Lili mencintai dan bahagia dengan menjual diri.sebagai pelacur. Ha…ha.. pelacur…Selamat tinggal sobat. HERMAN : (berteriak histeris) Fragi …..dasar kecoak jahanam. Ingat, Tuhan akan membalas….membalas semua kejahatanmu. Uang itu akan menjadi uang darah….bagimu. Menjadi racun bagi tubuhmu dan jiwamu.